Anda di halaman 1dari 5

Proses Pengolahan Limbah Cair PT.

Indofood CBP Sukses Makmur


Tbk. Divisi Food Seasoning

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.


Divisi Food Seasoning merupakan perusahaan
yang memproduksi banyak ragam produk
seperti kecap, saus tomat dan sambal, dan
sirup yang dipasok ke Group Indofood maupun penjualan menuju
kondumen di Indonesia dan mancanegara
Limbah dari pabrik saus dan kecap mengandung bahan organik yang tergolong
tinggi yaitu 40 sampai 60% protein, 25 – 50 % karbohidrat dan 10% lemak. Apabila
limbah dengan bahan kandungan organik yang tinggi dibuang secara langsung menuju
perairan tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu, maka dapat menimbulkan berbagai
permasalahan pencemaran lingkungan. Kondisi ini mendorong pembangunan Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) dalam suatu industri dengan tujuan untuk menetralisir
dan menguraikan polutan yang ada di dalam limbah.
1. Metode Fisika
Merupakan tahapan pemisahan material pengotor berukuran besar daripada air
limbah tanpa menggunakan proses kimia maupun biokimia. Pemisahan secara fisik
diperlukan untuk memastikan tiada benda kasat mata, mengembalikan bahan-bahan
yang masih bermanfaat, mengurangi beban, maupun mencegah kerusakan peralatan
(kebuntuan pipa, valve, dan pompa). PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi
Food Seasoning memiliki dua metode fisika dalam pengolahan limbah, yaitu (1)
penyaringan oleh bar screen, rotary drum filter, maupun sand filter dan (2)
pengendapan dalam bak sedimentasi anaerob, bak sedimentasi aerob, bak post
sedimentation.
2. Metode Biologi
Merupakan proses pengolahan limbah secara aman dengan menggunakan biota
berkemampuan dalam penguraian limbah dan penghancuran kontaminan. Adapun
pengolahan secara biologi ditujukan untuk menghilangkan padatan koloid terapung
dimana bersifat biodegradable, mempertahankan keseimbangan zat organik, maupun
mengeliminasi unsur nitrogen beserta fosfor daripada air limbah sehingga mencapai
ketentuan ambang batas (Riffat, 2012) dalam (Adany, 2017). Keberlangsungan
penguraian biologis daripada PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Food
Seasoning berada di bak anaerob dan bak aerob (oxidation ditch).
3. Metode Kimia
Dalam pengolahan limbah cair secara khusus limbah dengan kandungan COD
tinggi, pengolahan dengan menggunakan bahan kimia merupakan bagian terpenting
(Alaerts & Santika, 1984) dalam (Susana & Suyaningsih, 2010). Pengolahan secara
kimia berperan dalam menetralisir limbah asam maupun basa, mengoptimalkan
proses pemisahan lumpur, mengurangi konsentrasi minyak dan lemak, maupun
mengoksidasi warna dan racun (Siregar, 2005) dalam (Sari, 2015). PT Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk. Divisi Food Seasoning memiliki dua metode pengolahan
limbah secara kimia, yaitu (1) netralisasi dan (2) koagulasi-flokulasi
Primary Treatment
1. Bar Screen
Bar screen terdiri atas beberapa batang yang disusun secara horizontal dimana
mampu menyisihkan pengotor seperti sampah maupun debris berukuran besar.
Pengotor kemudian ditampung dan dibuang menuju TPA
2. Rotary Drum Screen
Rotary drum screen berbentuk silinder berlubang dimana akan berputar secara
kontinyus dimana berkemampuan untuk menyaring partikel berukuran kecil seperti
biji cabai.
3. Bak Equalisasi
Bak equalisasi berfungsi untuk mengatur debit limbah sebagaimana akan dialirkan
menuju unit IPAL lanjutan
Secondary Treatment
1. Tangki Netralisasi
Proses Netralisasi untuk mengatur keasaman limbah dengan melibatkan pengadukan
agar membuat suasana bagi mikroorganisme untuk dapat bertahan hidup. Adapun
tiga komponen kimia ditambahkan dalam proses ini meliputi soda kaustik
(BaNaOH), FeCl3, dan Nutrien (NO3 dan PO4). Penambahan soda kaustik dengan
dosis 225 kg/hari berperan sebagai penetral suasana asam sehingga pH berada pada
kisaran 6,5 – 7,5. FeCl3 ditambahkan dengan dosis lebih rendah sebesar 37,5 kg/hari
untuk menambah berat jenis limbah sehingga mampu mendorong presipitasi dalam
proses sedimentasi. Sedangkan nutrient ditambahkan dengan dosis sebesar 15 kg/
hari untuk memberi nutrisi bagi mikroorganisme.
2. Bak Anaerob
Kandungan COD yang tinggi pada limbah dengan kisaran 15.000 – 25.000 mg/L
membuat limbah melalui proses pengolahan anaerob. Proses anaerob digunakan
utnuk menguraikan polutan organic secara optimum. Mikroorganisme yang
digunakan adalah Clostridium sp., Bacillus sp., dan Pseudomonas sp. Proses anaerob
menghasilkan gas metana (biogas) yang bermanfaat sehingga menguntungkan.
3. Bak Sedimentas Anaerob
Digunakan untuk mengendapkan lumpur dan mikroorganisme yang tersuspensi
sehingga tidak ada mikroorganisme yang masuk ke proses selanjutnya
4. Bak Aerob
Untuk menguraikan komponen organk secara optimum dan mengurangi sengatan bau
digunakan kombinasi proses mikroorganisme aerob dan lumpur aktif.
Mikroorganisme yang digunakan adalah Nitrosomonas sp., Nitrobacter sp., Bacillus
sp.. Pada bak ini dilengkapi dengan sistem aerasi untuk mencegah mikroorganisme
mengendap. Kebutuhan oksigen wajib untuk di control kisaran perhtungan
jumlahoksigen sebesar 2-4 mg/L. Suhu optimumnya antara 20 – 33 ⁰C .
5. Bak Sedimentasi Aerob
Merupakan proses pengendapan dan pemisahan lumpur lanjutan daripada limbah
hasil proses aerasi secara gravitasi. Lumpur hasil proses sedimentasi aerob
cenderung berwarna kecokelatan, dengan artian proses aerob berlangsung secara
optimal hingga memberikan perubahan warna
Tersier Treatment
1. Bak Koagulan
Bak ini digunakan untuk membantu mengendapkan komponen sehingga kandungan
TSS nya dapat menurun. Proses koagulasi secara khusus berperan dalam
penggumpalan koloid oleh penambahan bahan kimia disertai dengan proses
pengadukan secara cepat untuk mendestabilisasi koloid maupun suspended solid.
Bahan yang digunakan adalah SPT 300 dengan dosis 50 kg/hari dan DCA dengan
dosis 5 kg/ hari.
2. Bak Floakulan
Untuk membantu proses sedimentasi dengan membentuk gumpalan menjadi lebih
besar. Pada proses ini diberikan pengadukan secara lambat agar gumpalan saling
bertemu dan memperbesar ukuran sehingga mudah dipisahkan melalui proses
sedimentasi.
3. Tempat Sedimentasi
Digunakan untuk mengendapkan lumpur yang masih tersisa.
4. Tangki Sand Filter
Digunakan untuk memsisahkan gumpalan yang masih tesisa menggunakan pasir dan
activated carbon. Pada PT. Indofood terdapat regenerasi yang dilakukan setiap 5
tahun sekali dengan mengganti secaara keseluruhaan pasir dan activated carbón yang
ada di dalam tangki sand filter.
5. Bak Akhir
Limbah ditampung sementara di bak akhir untuk diuji terlebih dahulu. Jika
keseluruhan parameter membhi persyaratan, limbah siap dibuang.
Sludge Treatment
Lumpur ditaampung dalam karung dan didiamkan selama 12 jam agar pross
penirisan air limbah berlangsung. Kemudin lumpur akan dikeringkan. Ketka lumpsu
menerasdan membentuk lempenan ,lumpur akan diuji kandungan kalorinya
menggunakan oxygen calorimeter bomb.
Lumpur PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Food Seasoning
mengandung 2500-3000 kalori, dimana mampu dicampurkan bersamaan dengan bahan
bakar boiler berupa batu bara dan cangkang kelapa sawit untuk saving cost, disamping
mengurangi pembuangan lumpur menuju TPS. Sedangkan lumpur basah dengan
beragam kandungan nutrien mampu digunakan dalam menunjang pertumbuhan
tanaman, sehingga dimanfaatkan untuk media tumbuh tanaman dalam menjaga
kelestarian lingkungan dengan cost seminimum mungkin

Anda mungkin juga menyukai