BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Metanol
Metanol di hasilkan dari sintesis gas alam. Dimana Indonesia merupakan salah satu
Negara penghasil gas alam terbesar di dunia yang belum dimanfaatkan secara maksimal.
Meningkatnya impor metanol mengindikasikan akan kebutuhan methanol. Metanol sedikit
larut dalam lemak dan minyak. Secara fisika metanol mempunyai afinitas khusus terhadap
karbon dioksida dan hidrogen sulfida. Metanol digunakan sebagai bahan baku pembuatan
bahan formalin dan methylester, campuran bahan anti beku (anti freezing), metanol
digunakan sebagai bahan baku pembuatan cairan pembersih, metanol adalah bahan baku
pembuatan MTBE (methyl tertiary butyl ether), digunakan sebagai pelarut, Metanol adalah
bahan baku pembuatan dimethyl ether.
CO
H2 Me
tanol
CuO/ZnO/Al 2O3
Reaktor Destilasi
1.3 Pemurnian
Pemurnian dilakukan untuk mendapatkan zat yang lebih murni dari suatu zat yang
tercemar oleh zat lain. Pemurnian merupakan suatu senyawa atau sekelompok senyawa
yang mempunyai susunan kimia yang berkaitan Proses pemurnian merupakan salah satu
pertimbangan dalam pemilihan proses dalam perancangan pabrik. Pada proses Lurgi
pemurniannya menggunakan menara distilasi untuk memurnikan metanol.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Neraca massa dan neraca energi adalah dua konsep dan Chemical Engineering
Tools yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan dibidang teknik kimia. Seringkali
konsep keduanya dijumpai dalam evaluasi efisiensi suatu proses yang sudah ada maupun
perancangan suatu proses atau desain suatu alat. Neraca massa dan neraca energi suatu
sistem proses dalam industri merupakan perhitungan kuantitatif dari semua bahan-bahan
Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Gas Alam Kelompok 3. Ganjil/2018-2019
Dibuat Diperiksa Disetujui
3
Kelompok III/ Semester Ganjil / 2018-2019
yang masuk, keluar dan terakumulasi (tersimpan) dan yang terbuang dalam sistem itu.
Perhitungan neraca digunakan untuk mencari variabel proses yang belum diketahui. Oleh
karena itu, perlu disusun persamaan yang menghubungkan data variabel proses yang telah
diketahui dengan variabel proses yang ingin dicari.
Neraca massa merupakan dasar dalam perancangan proses sebuah pabrik. Dari
neraca massa dapat diketahui jumlah bahan baku yang dibutuhkan dan produk yang
dihasilkan. Selain itu, neraca massa juga merupakan hal sangat penting untuk mempelajari
operasi pabrik, memeriksa rancangan pabrik, memeriksa instrumen kalibrasi dan
mengetahui sumber lokasi material yang hilang (Coulson, 1999).
Menurut Coulson (1999), neraca massa dibedakan atas dua jenis yaitu neraca massa
physic dan neraca massa kimia. Pada neraca massa physic, tidak terjadi reaksi antara
komponen di dalam sistem tersebut. Sedangkan pada neraca massa kimia, terjadi reaksi
komponen di dalam sistem.
a. Secara Langsung
Penyelesaian secara langsung dapat dilakukan bila hanya satu besaran atau satu
komponen yang tidak diketahui.
b. Penyelesaian Menggunakan Metode Aljabar
Pada pemecahan secara langsung, bilangan yang tidak diketahui hanya pada satu
aliran. Pemecahan bisa langsung dengan penambahan atau pengurangan. Pada cara
aljabar, bilangan yang tidak diketahui lebih dari 1. Yang tidak diketahui
diumpamakan dengan suatu huruf. Kalau sistem terdiri dari beberapa peralatan,
neraca dibuat untuk tiap alat. Neraca untuk seluruh sistem adalah jumlah neraca
tiap alat. Memecah masalah besar menjadi kecil lebih memudahkan perhitungan,
bisa dilakukan neraca terhadap titik pencampuran (pertemuan 3 atau lebih aliran).
2. Keadaan Steady dan Unsteady
Proses dalam keadaaan steady adalah proses dimana semua aliran yang masuk dan
keluar, laju dan komposisinya tetap (tidak bergantung dari waktu). Pada keadaan seperti ini
jumlah massa yang menumpuk juga tetap (laju akumulasi = 0) dan tidak turut
diperhitungkan. Pada keadaan ini persamaan neraca massa menjadi :
Laju alir masuk ke dalam sistem - laju alir keluar dari sistem + laju alir massa
yang terproduksi di dalam sistem - laju alir massa yang terkonsumsi di dalam
sistem = laju alir massa yang terakumulasi di dalam sistem
Energi dapat ditukar atau di ubah antara sistem dan sekitarnya dengan empat cara,
yaitu dengan:
1. Perpindahan massa
2. Melakukan kerja
3. Perpindahan panas
4. Efek medan
1. Unit energi
2. Skala temperature
3. Unit tekanan
4. Unit konversi
1. Kerja (work)
𝐾𝑒𝑎𝑑𝑎𝑎𝑛 2
W = ∫𝐾𝑒𝑎𝑑𝑎𝑎𝑛 1 𝐹. 𝑑𝑠
Dimana F adalah gaya eksternal dan s adalah arah vector gaya bekerja Work atau kerja
positif (+) saat sistem menerima kerja dari lingkungan Work atau kerja nehatif (-) saat
sistem melakukan kerja terhadap lingkungan (Reklaitis, 1983).
2. Panas (Heat)
Energi total mengalir pada sistem boundary yang disebabkan oleh perbedaan
temperature antara sistem dengan lingkungan. Pada proses adiabatic, Q=0, Heat akan
bertanda positif (+) saat ditansfer ke sistem:
𝑄 = 𝑈𝐴 (𝑇2 − 𝑇1 )
Dimana :
(T2 - T1) = perbedaan temperature antara lingkungan (T2) dan sistem (T1) oC
(Reklaitis, 1983)
Reaksi kimia yang bersifat eksotermis (menghasilkan panas), maka energi yang
dihasilkan disebut sebagai energi yang terbangkitkan sistem.
Reaksi kimia yang bersifat endodermis (membutuhkan panas), maka energi yang
dihasilkan disebut sebagai energi yang terkonsumsi oleh sistem.
Untuk sistem dengan proses steady state, maka energi yang terakumulasi = 0.
2.2.1 Neraca Energi Total pada Sistem Alir (Flow Sistem) pada Keadaan Steady
State
Gambar 2.1 Sistem Alir pada Keadaan Steady State (Reklaitis, 1983)
𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡 = 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
∆𝑉 2
𝑔∆𝑍 + + ∆𝑈 + ∆𝑃𝑉 = 𝑄 − 𝑊
2𝑔
Persamaan diatas sering dipakai untuk kasus transportasi fluida, yaitu persamaan Bernoulli.
Non flow system dianggap terjadi di dalam alat-alat proses, misalnya alat penukar
panas heat exchanger, reaktor, dan alat-alat transfer massa lainnya. Pada sistem ini,
biasanya EP dan EK < Q dan W, sehingga EP dan EK dapat diabaikan dan neraca energi
menjadi :
𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡 = 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
∆𝑈 + ∆𝑃𝑉 = 𝑄 − 𝑊
∆𝐻 = ∆𝑈 + ∆𝑃𝑉 = 𝑄 − 𝑊
Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Gas Alam Kelompok 3. Ganjil/2018-2019
Dibuat Diperiksa Disetujui
8
Kelompok III/ Semester Ganjil / 2018-2019
∆𝐻 = 𝑄 − 𝑊
𝐻2 − 𝐻1 = 𝑄 − 𝑊
𝑄 = 𝑚. 𝐶𝑝. 𝑇
𝑄 = 𝑚. 𝐶𝑝. (𝑇 − 𝑇𝑟𝑒𝑓)
Dimana :
Q = Laju alir energi (kkal/jam)
m = Laju alir massa zat (kg/jam)
Tref = Suhu referensi (250C = 298K)
T = Suhu operasi (0C atau K)
Cp = Kapasitas panas (kj/kmol.K atau kkal/kg0C)
Q = m (kkal/kg)
c. Reaksi (panas yang dihasilkan atau dibuthkan pada proses yang melibatkan reaksi
kimia). Macam-macam entalpi reaksi :
Heat of Reaction (panas reaksi)
Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Gas Alam Kelompok 3. Ganjil/2018-2019
Dibuat Diperiksa Disetujui
9
Kelompok III/ Semester Ganjil / 2018-2019
𝑠 𝑇
𝑄 = ∑ 𝑁𝑠 ∫ 𝐶𝑝𝑠 𝑑𝑇
𝑠=1 𝑇𝑟𝑒𝑓
(Reklaitis, 1983)
𝑇𝑟𝑒𝑓
∆𝐻𝑅 (𝑇𝑟𝑒𝑓) =∆𝐻𝑅 (𝑇𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟) + ∑ 𝜎𝑠 ∫𝑇𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐶𝑝 𝑑𝑇
Multiple Reaction
𝑑𝑄 𝑇
= 𝑟1 ∆𝐻𝑅1 (𝑇𝑟𝑒𝑓) + 𝑟2 ∆𝐻𝑅2 (𝑇𝑟𝑒𝑓) − ∑ 𝑁𝑖𝑛
𝑠 ∫ 𝐶𝑝𝑠 𝑑𝑇
𝑑𝑡 𝑇𝑟𝑒𝑓 𝑠
(Reklaitis, 1983)
(Smith, 1987)
∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇 = ∫ ( 𝑎 + 𝑏𝑇 + 𝑐𝑇2 + 𝑑𝑇3 ) 𝑑𝑡
𝑇1 𝑇1
𝑇2
𝑏 2 2 𝑐 3 3 𝑑 4
∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇 = 𝑎 (𝑇2 − 𝑇1 ) + (𝑇2 − 𝑇1 ) + (𝑇2 − 𝑇1 ) + (𝑇 − 𝑇41 )
2 3 4 2
𝑇1
(Reklaitis, 1983)
III. Persamaan untuk sistem yang melibatkan perubahan fasa persamaan yang digunakan
adalah :
𝑇2 𝑇2 𝑇2
(Reklaitis, 1983)
IV. Persamaan energi untuk sistem yang melibatkan reaksi :
𝑇2 𝑇2
𝑑𝑄
= 𝑟∆𝐻𝑟 (𝑇) + 𝑁 ∫ 𝐶𝑝𝑑𝑇𝑜𝑢𝑡 − 𝑁 ∫ 𝐶𝑝𝑑𝑇𝑜𝑢𝑡
𝑑𝑇
𝑇1 𝑇1
(Reklaitis,1983)
BAB III
Pabrik yang akan didirikan dengan laju produksi 100.000 ton metanol/tahun.
Berdasarkan laju produksi tersebut akan diperoleh umpan atau bahan baku yang
dibutuhkan untuk menghasilkan produksi tersebut. Pada perhitungan neraca massa
digunakan basis umpan yaitu 19.678 kg/jam, dan diperoleh laju produksi per tahun dalam
untuk basis tersebut. Laju alir umpan gliserol untuk memperoleh laju produksi yaitu 12.626
Kg/jam. Berikut penggunaan asumsi dan pendekatan pada perhitungan neraca massa untuk
setiap unit :
3.1.1 Desulfurisasi.
Pada unit ini adalah desulfurisasi. Pada unit ini merupakan unit untuk menghilang
sulfur yang terkandung dengan suhu 35˚C-55 ˚C dan tekanan 2.000 kPa.
Pada unit ini adalah primary reformer. Pada unit ini untuk mengkonversi karbos gas
alam dengan suhu 800 ˚C dan tekanan 2.000 kPa
Pada unit ini adalah secondary reformer. Pada unit ini untuk mengkonversi karbos
gas alam dengan suhu 800 ˚C dan tekanan 2.000 kPa
Pada unit ini pembentukan metanol dilakukan dengan konversi 98% dengan suhu
200˚C dan 5.000 kPa (Khayoon, 2011).
Pada unit ini metanol dan air akan dipisahkan dari produk yang dihasilkan pada
proses lurgi, karena asam asetat dan air memiliki titik didih yang rendah dengan
kondisi proses 100˚C dan 1.200 kPa
Pada perhitungan neraca energi, dibutuhkan panas kalor dari setiap komponen dari
CPO, serta suhu operasi dari setiap unit produksi. Berikut asumsi-asumsi dari
perhitungan neraca energi :
Pada unit ini bertujuan untuk memanaskan aliran umpan dari desulfurisasi dari
suhu 55˚C ke suhu 800 ˚C.
Unit ini digunakan untuk menjaga reactor agar tetap pada suhu 200 ˚C.
Unit ini digunakan untuk memisahkan air dan syngas dan menurunkan suhu dari
keluaran steam reformer pada bagian top dari 800 ˚C ke suhu 200 ˚C.
Unit ini digunakan untuk menurunkan suhu dari keluaran steam reformer pada
bagian top dari 200 ˚C ke suhu 100 ˚C.
LAMPIRAN
PERHITUNGAN
LAMPIRAN
NERACA MASSA
H2O
CH3OH
CH4
CH4
CO2
CO2
N2
CO
H2O
Diketahui :
= 12.62626 ton/jam
= 12626.26 kg/jam
Rasio massa
Reaksi :
Reaksi 1
Reaksi 2
CO 2H2 CH3OH
M 314.4837251 634.4296
B 308.1940506 616.3881 308.1941
S 6.289674502 18.04151 308.1941
Reaksi 3
1. CH4
3 𝑖𝑛 1
𝑁𝐶𝐻4 = 𝑁𝐶𝐻4 - 𝜎𝐶𝐻4 . r(1)
3 𝑖𝑛
𝑁𝐶𝐻4 = 𝑁𝐶𝐻4 – r1
r1 = 334.5571544 - 20.07342926
= 314.4837
2. CO
3 𝑖𝑛 1 2
𝑁𝐶𝑂 = 𝑁𝐶𝑂 + 𝜎𝐶𝑂 . r(1) - 𝜎𝐶𝑂 . r(2)
3 𝑖𝑛
𝑁𝐶𝑂 = 𝑁𝐶𝑂 + r1 – r2
3
𝑁𝐶𝑂 = r1 – r2
3
𝑟2 = r1 - 𝑁𝐶𝑂
𝑟2 = 314.4837 - 6.289674502
= 308.1941
3. CO2
3 𝑖𝑛 3
𝑁𝐶𝑂2 =𝑁𝐶𝑂2 - 𝜎𝐶𝑂2 . r(3)
3 𝑖𝑛
𝑁𝐶𝑂2 =𝑁𝐶𝑂2 – r3
3 𝑖𝑛
r3 = 𝑁𝐶𝑂2 - 𝑁𝐶𝑂2
= 308.4877657 - 107.970718
= 200.517
ZnO
CH4
CO2 CH4
H2S CO2
N2 N2
ZnS
H2O
ZnO
Reaksi :
Rasio massa
H2O
CO
CH4
CH4
CO2
CO2
N2
H2O
H2
X reaksi = 94%
Rasio massa
Tabel 11. Perhitungan Input Neraca Massa pada SR (F5 = 43014.49 kg/jam)
𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐻2𝑂
F5 =𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑚𝑎𝑠𝑎 𝐶𝐻4 𝑥 𝐹4
Reaksi :
Tabel 12. Perhitungan Output Neraca Massa pada SR (F6 = 35503.20522 kg/jam)
CO CH3OH
CO2 CO
H2 CH4
H2O CO2
CH4 H2O
Reaksi 1
CO 2H2 CH3OH
M 314.4837 634.4296
B 308.1941 616.3881 308.1941
S 6.289675 18.04151 308.1941
Reaksi 2
CO2 3H2 CH3OH H2O
M 308.4878 634.4296
B 200.517 601.5511 200.517 200.517
S 107.9707 32.87846 200.517 200.517
Tabel 14. Perhitungan Output Neraca Massa pada R (F7 = 25136.05935 kg/jam)
H2O
CH3OH
CO
CO2
CH4
CH3OH
H2O
CO
CO2
CH4
CH3OH
H2O
Tabel 15. Perhitungan Input Neraca Massa pada DC (F7= 36681.14881 kg/jam)
Tabel 16. Perhitungan Output Neraca Massa pada DC (F8 = 16233.78079 kg/jam)
Tabel 17. Perhitungan Output Neraca Massa pada DC (F9 = 20447.36802 kg/jam)
Laju alir CH3OH = lajur alir massa CH3OH di F7 – laju alir massa CH3OH di F8
Laju alir H2O = laju alir massa H2O di F7 – laju alir massa H2O di F8
Kondisi Operasi
Suhu = 100 oC
Komponen A B C Log P P Ki
CH3OH 8.09126 1582.91 239.096 3.423230887 2649.908555 0.294434284
CH4 6.84566 435.621 271.361 5.672620828 470566.3068 52.2851452
CO2 7.58828 861.82 271.883 5.270830695 186565.2243 20.72946937
CO 6.72527 295.228 268.243 5.923549397 838589.4551 93.17660612
H2O 29.8605 -3152.2 -7.3037
logP=A-(B/(T+C))
𝑃
Ki = 𝑇𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
Dew Point
Suhu = 154.4274758 oC = 427.5774758 K
𝐾𝑖
Alfa = 𝐾𝑖 𝐶𝐻3𝑂𝐻
𝑋𝑑
yi/alfa = 𝐴𝑙𝑓𝑎
𝑦𝑖/𝑎𝑙𝑓𝑎
Xi = 𝐾𝑖
Buble Point
Suhu = 81.53238132 oC = 355.0323813 K
Psat = logP=A-(B/(T+C))
𝐾𝑖
Alfa = 𝐾𝑖 𝐶𝑂
yi/alfa = Xw x alfa
Yi = xi.alfa x Ki