Nim : 3402200328
Kelas : Manajemen M
1.Kemiskinan subjektif, adalah kemiskinan yang disebabkan oleh seseorang memiliki dasar
pemikiran bahwa kebutuhannya belum tercukupi.
2.Kemiskinan absolut, adalah kemiskinan yang disebabkan oleh penghasilan seseorang atau
keluarga dibawah standar kelayakan sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup.
3.Kemiskinan relatif, adalah kemiskinan yang disebabkan oleh kebijakan pembangunan belum
menyentuh semua lapisan masyarakat sehingga antara pengangguran dan lapangan pekerjaan
tidak seimbang
4.Kemiskinan alamiah, adalah kemiskinan yang disebabkan oleh sumber daya alam disekitar
tempat tinggalnya belum mencukupi.
Menurut Bank Dunia (2003), menyatakan bahwa penyebab dasar kemiskinan adalah:
d. adanya perbedaan kesempatan di antara anggota masyarakat dan sistem yang kurang
mendukung;
e. adanya perbedaan sumber daya manusia dan perbedaan antara sektor ekonomi (ekonomi
tradisional versus ekonomi modern);
g. budaya hidup yang dikaitkan dengan kemampuan seseorang mengelola sumber daya alam
dan lingkungannya;
h. tidak adanya tata pemerintahan yang bersih dan baik (good governance);
i. pengelolaan sumber daya alam yang berlebihan dan tidak berwawasan lingkungan.
Weber (Swasono, 1987) menyatakan bahwa ideologi bukan hanya menentukan masalah yang
dianggap penting, tetapi juga mempengaruhi cara mendefinisikan masalah sosial ekonomis dan
bagaimana masalah tersebut diatasi. Ada tiga cara pandang untuk memahami suatu ideologi,
yaitu pandangan menurut pemikiran:
(1). Konservatisme ,
(2). liberalisme, dan
(3). radikalisme.
Kaum konservatif memandang bahwa kemiskinan bermula dari karakteristik orang miskin itu
sendiri. Orang miskin karena tidak mau bekerja keras, boros, tidak mempunyai rencana, kurang
memiliki jiwa wiraswasta, fatalis, dan tidak ada hasrat untuk berprestasi. Orang miskin karena
memiliki budaya kemiskinan yang mencakup karakteristik psikologis, sosial dan ekonomi
(Lewis, 1983).
Pandangan konservatif cenderung melihat bahwa program-program pemerintah yang dirancang
untuk mengubah sikap mental masyarakat miskin merupakan usaha yang sia-sia karena akan
memancing manipulasi kenaikan jumlah kaum miskin yang ingin menikmati program
pemerintah. Dalam hal ini pemerintah juga dilihat sebagai pihak yang justeru merangsang
timbulnya kemiskinan.
Kaum liberal memandang manusia sebagai makhluk yang baik tetapi sangat dipengaruhi oleh
lingkungan. Budaya kemiskinan hanyalah semacam realistic and situation adaptation pada
lingkungan yang penuh diskriminasi dan peluang yang sempit; sedangkan kaum radikal
mengabaikan budaya kemiskinan. Mereka menekankan peranan struktur ekonomi, sosial dan
politik dan memandang sebagai manusia makhluk yang kooperatif, produktif dan kreatif.
Kaum liberal memandang orang miskin sebagai pihak yang mengalami kekurangan kesempatan
untuk memperoleh pendidikan, pelatihan, pekerjaan dan perumahan yang layak, cenderung
merasa optimis dengan kaum miskin dan menganggap mereka sebagai sumberdaya yang dapat
berkembang seperti orang-orang kaya. Bantuan pemerintah dipandang sangat bermanfaat untuk
direalisasikan.
Departemen Sosial (2005) mengkategorikan faktor penyebab kemiskinan ke dalam dua hal, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor Internal sebagai faktor yang berasal dari dalam diri
individu atau keluarga fakir miskin itu sendiri yang menyebabkan terjadinya kemiskinan. Faktor
internal tersebut berupa kekurang mampuan dalam hal:
c). Mental emosional, misalnya kemalasan, mudah menyerah, putus asa, dan tempramental,
d). Spritual, misalnya sifat tidak jujur, penipu, serakah, dan tidak disiplin,
e). Sosial psikologis, misalnya kurang motivasi, kurang percaya diri, depresi/ stres, kurang
relasi, kurang mampu mencari dukungan,
f). Keterampilan, misalnya tidak mempunyai keahlian yang sesuai dengan permintaan
lapangan pekerjaan,
g). Asset, yakni tidak memiliki stok kekayaan dalam bentuk tanah, rumah, tabungan, kendaraan
dan modal kerja.
Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berada diluar diri individu atau
keluarga fakir miskin yang menyebabkan terjadinya kemiskinan, antara lain:
c). Terbatasnya lapangan pekerjaan formal dan kurang terlindunginya usaha-usaha sektor
informal,
d). Kebijakan sektor perbankan terhadap layanan kredit mikro dan tingkat bunga yang tidak
mendukung sektor usaha mikro,
e). Belum terciptanya sistim ekonomi kerakyatan dengan prioritas sektor riil masyarakat banyak,
f). Sistem mobilisasi dan pendayagunaan dana sosial masyarakat yang belum optimal,
g). Dampak sosial negatif program penyesuaian struktural (structural adjusment program)
budaya yang kurang mendukung kemajuan dan kesejahteraan,
h). Kondisi geografis yang sulit, tandus, terpencil, atau daerah bencana,
(9) memburuknya kondisi lingkungan hidup dan sumberdaya alam, serta terbatasnya akses
masyarakat terhadap sumber daya alam;
(12) besarnya beban kependudukan yang disebabkan oleh besarnya tanggungan keluarga;
(13) tata kelola pemerintahan yang buruk yang menyebabkan inefisiensi dan inefektivitas
dalam pelayanan publik, meluasnya korupsi dan rendahnya jaminan sosial terhadap
masyarakat.
Indikator utama kemiskinan menurut Bank Dunia adalah kepemilikan tanah dan modal yang
terbatas, terbatasnya sarana dan prasarana yang dibutuhkan, pembangunan yang bias kota,
perbedaan kesempatan di antara anggota masyarakat, perbedaan sumber daya manusia dan sektor
ekonomi, rendahnya produktivitas, budaya hidup yang jelek, tata pemerintahan yang buruk, dan
pengelolaan sumber daya alam yang berlebihan.
Sementara indikator keluarga fakir miskin yang dikeluarkan oleh Departemen Sosial RI
(2005: 15-16), yaitu :.
(1). Penghasilan rendah, atau berada di bawah garis kemiskinan yang dapat diukur dari tingkat
pengeluaran per orang per bulan berdasarkan standar BPS per wilayah propinsi dan
kabupaten/kota.
(3). Keterbatasan kepemilikan pakaian yang cukup setiap anggota keluraga per tahun (hanya
mampu memiliki 1 stel pakaian lengkap per orang per tahun).
(4). Tidak mampu membiayai pengobatan jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit.
(6). Tidak memiliki harta yang dapat dijual untuk membiayai kebutuhan hidup selama tiga
bulan atau dua kali batas kemiskinan.
(7). Ada anggota keluarga yang meninggal dalam usia muda atau kurang dari 40 tahun akibat
tidak mampu mengobati penyakit sjak awal.
(8). Ada anggota keluarga usia 15 tahun ke atas yang buta huruf.
(9). Tinggal di rumah yang tidak layak huni.
Secara umum jika 3 (tiga) kriteria tersebut di atas terpenuhi, maka sebuah keluarga sudah
dapat dikategorikan sebagai keluarga miskin yang layak untuk memperoleh pelayanan. Semakin
banyak kriteria yang terpenuhi semakin fakir keluarga tersebut dan harus diprioritaskan
penanganannya. Untuk indikator rumah yang tidak layak huni
(sebagai indikator ke-9 di atas), dapat dilihat dari kriteria berikut :
(1). Luas bangunan sempit atau hanya mendukung fungsi ruang yang terbatas (memiliki
bagian ruangan yang tidak membedakan fungsi untuk ruang tamu, ruang tidur, ruang makan, dan
dapur) atau luas lantai per orang untuk keperluan sehari-hari kurang dari 4 m2.
(4). Tidak memiliki tempat mandi, cuci pakaian dan membuang air besar (MCK) di rumah
sendiri yang memenuhi syarat kesehatan.
(5). Tidak mempunyai sirkulasi udara yang dapat memungkinkan sinar matahari dan udara
masuk rumah dengan baik.
Secara umum jika 2 (dua) kriteria tersebut di atas terpenuhi, maka sebuah rumah sudah dapat
dikategorikan sebagai rumah tidak layak huni. Semakin banyak kriteria yang terpenuhi semakin
tidak layak huni rumah tersebut, dan harus diprioritaskan penanganannya.
2. Pajak degresif (degressive tax) Yaitu pajak yang dikenakan semakin berat kepada
mereka yang pendapatannya semakin kecil. Contoh : pajak penjualan, pajak tontonan dan
sebagainya.
c. Redistribusi Pendapatan secara lebih baik Negara akan ikut bertanggungjawab terhadap
mekanisme distribusi dengan mengedepankan
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?q=pengertian+kemiskinan&oq=&aq
s=chrome.6.69i59i450l8.615789j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF -8
https://www.google.com/search?q=jenis+jenis+kemiskinan+dan+jela
skan&oq=&aqs=chrome.3.69i59i450l8.19493j0j7&sourceid=chrome&i
e=UTF-8
https://www.google.com/search?q=jelaskan+indikator+kemiskinan&
oq=&aqs=chrome.3.69i59i450l8.12257j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF
-8
https://www.google.com/search?q=jelaskan+bagaimana+cara+meng
atasi+kemiskinan&oq=&aqs=chrome.3.69i59i450l8.9120j0j7&sourceid
=chrome&ie=UTF-8
https://drive.google.com/file/d/1vu2PYSJkT_MMeQwf5eYWZtkajv5P
w0so/view
https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/24/172143169/kemis
kinan-definisi-jenis-dan-faktor-penyebabnya?page=all