Anda di halaman 1dari 4

A.

Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan dan
kesehatan. Secara konvensional, kemiskinan dapat diartikan sebagai suatu
keadaan individu atau masyarakat yang berada di bawah garis tertentu.
1) Levitan (1980) mendefinisikan kemiskinan sebagai kekurangan
barangbarang dan pelayanan-pelayanan yang dibutuhkan untuk mencapai
suatu standar hidup yang layak.
2) Schiller (1979), kemiskinan adalah ketidaksanggupan untuk
mendapatkan barangbarang dan pelayanan-pelayanan yang memadai
untuk memenuhi kebutuhan sosial yang terbatas.
3) Menurut Friedman (1979), kemiskinan adalah ketidaksamaan untuk
mengaku - mulasi basis kekuasaan sosial.

B. Indikator Kemiskinan
a. Versi Badan Pusat Statistik (BPS)
Di Indonesia BPS melihat indikator kemiskinan berdasarkan pada kebutuhan
akan kalori perhari sebesar 2100 kalori/hari serta pengeluaran non makanan
lainnya. Kebutuhan pokok selain makanan adalah perumahan (bahan bakar, air
bersih, dan penerangan), pakaian dan beberapa barang tahan lama serta berbagai
jasa terutama pendidikan dan Kesehatan.
b. Versi BAPPENAS (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
Indikator kemiskinan menurut BAPPENAS dapat di lihat dari:
1) Kurangnya sandang, pangan dan perumahan yang tidak layak.
2) Terbatasnya kepemilikan tanah dan alat – alat produktif.
3) Kurangnya kemampuan membaca dan menulis.
4) Kurangnya jaminan dan kesejahteraan hidup.
5) Kerentanan dan ketepurukan dalam bidang sosial dan ekonomi.
6) Akses terhadap ilmu pengetahuan yang terbatas.
c. Versi Bank Dunia Menurut Bank Dunia indikator kemiskinan yaitu:
1) Kepemilikan tanah dan modal yang terbatas.
2) Terbatas sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
3) Perbedaan kesempatan di antara anggota masyarakat.
4) Perbedaan sumber daya manusia dan sektor ekonomi.
5) Rendahnya produktivitas.
6) Budaya hidup yang jelek.
7) Tata pemerintah yang buruk.
8) Pengelolaan sumber daya alam yang berlebihan
d. Versi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional)
Keluarga prasejahtera adalah keluarga yang belum dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya secara minimal, seperti sandang, pangan, papan, kesehatan
dan pendidikan. Mereka digolongkan keluarga miskin atau prahsejahtera apabila
tidak mampu memenuhi salah satu indikator sebagai berikut:
1) Menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya.
2) Makan minimal dua kali sehari.
3) Pakaian lebih dari satu pasang.
4) Sebagian lantai rumahnya tidak dari tanah.
5) Jika sakit dibawah kesarana Kesehatan

C. Faktor-faktor menyebab kemiskinan


Kemiskinan di desa terutama disebabkan oleh faktor-faktor antara lain:
1) Ketidakberdayaan, kondisi ini muncul karena kurangnya lapangan
pekerjaan, rendahnya harga produk yang dihasilkan, dan tingginya biaya
pendidikan.
2) Keterkucilan, rendahnya tingkat pendidikan, kurangnya keahlian, sulitnya
transportasi, serta ketiadaan akses terhadap kredit menyebabkan mereka
terkucil dan menjadi miskin.
3) Kemiskinan materi, kondisi ini diakibatkan kurangnya modal, dan
minimnya lahan pertanian yang dimiliki menyebabkan penghasilan relatif
rendah.
4) Kerentanan, sulitnya mendapatkan pekerjaan, pekerjaan musiman, dan
bencana alam, menyebabkan mereka menjadi rentan dan miskin.
5) Sikap, sikap yang menerima apa adanya dan kurang termotivasi untuk
bekerja keras membuat mereka menjadi miskin.
Untuk kasus Indonesia, Ginanjar mengemukakan empat faktor kemiskinan, yaitu
a. Rendahnya taraf pendidikan
b. Rendahnya taraf kesehatan
c. Terbatasnya lapangan pekerjaan
d. Kondisi terisolisasi
Both dan Firdausy dalamstudi empirisnya menyimpulkan beberapa faktor yang
mempengaruhi
kemiskinan masyarakat di pedesaan Asia. Faktor tersebut antara lain:
a. Faktor ekonomi terdiri dari, modal, tanah, dan tekonologi.
b. Faktor sosial dan budaya terdiri dari, pendidikan, budaya miskin, dan
kesempatan kerja.
c. Faktor geografis dan lingkungan.
d. Faktor pribadi terdiri dari, jenis kelamin, kesehatan, dan usia.

D. Jenis-jenis Kemiskinan
1. Kemiskinan Absolut
Kemiskinan absolut adalah kemiskinan yang mendeskripsikan individu-
individu yang tingkat pendapatannya di bawah garis kemiskinan yang ditetapkan oleh
negara. juga diartikan seperti keadaan individu yang penghasilannya tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan primernya.
2. Kemiskinan Relatif
Kemiskinan relatif adalah kemiskinan yang diakibatkan oleh kebijakan
pembangunan yang belum merata sehingga belum dapat menjangkau seluruh
masyarakat.
3. Kemiskinan Kultural
Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang terbentuk karena kebiasaan
masyarakat yang sudah menjadi budaya, baik itu dari nilai-nilai yang diusung,
pemikiran, maupun cara kerja. Contoh
 Malas
 Etos kerja yang rendah
 Mudah menyerah pada nasib
 Budaya masyarakat yang suka korupsi, kolusi, dan nepotisme
 Menolak adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
 Menggantungkan bantuan dari pihak lain, termasuk pemerintah
 Minder
 Suka foya-foya dan konsumtif berlebihan
 Suka mencuri dan memilih jalan pintas untuk sukses
 Mengandalkan harta warisan orang tua
 Tidak berdiri di atas kaki sendiri alias tidak mandiri

4. Kemiskinan Struktural
Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang berasal dari struktur sosial
yang tersemat pada golongan masyarakat tertentu dan memungkinan terjadinya
kondisi di mana mereka tidak dapat menggunakan sumber daya yang sebenarnya
tersedia untuk mereka.Contoh Sebuah daerah yang memiliki sumber daya alam
melimpah, tetapi masyarakatnya tidak dapat menikmati kekayaan tersebut.

E. Dampak kemiskinan
a) Meningkatnya angka pengangguran
b) Banyaknya kasus putus sekolah
c) Muncul berbagai masalah kesehatan di masyarakat
d) Meningkatnya aksi kriminalitas
e) Angka kematian meningkat
f) Konflik di masyarakat akan bermunculan

Referensi :
https://lestari.kompas.com/read/2023/05/10/140000586/pengertian-
kemiskinan-jenis-dan-dampaknya.

https://pustakauinib.ac.id/repository/files/original/9c686cf35fa398a457dcef158
ea4da53.pdf#page=21

http://journal.unair.ac.id/filerPDF/_3_%20Bagong.pdf

Anda mungkin juga menyukai