Anda di halaman 1dari 5

1.

Pengertian Fakir Miskin


Fakir Miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan/atau
mempunyai sumber mata pencarian tetapi tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan
dasar yang layak bagi kehidupan dirinya dan/atau keluarganya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata "miskin" diartikan sebagai tidak berharta benda,
serba kekurangan (berpenghasilan rendah). Sedangkan fakir diartikan sebagai orang yang sangat
berkekurangan atau sangat miskin. Dari bahasa aslinya (Arab) kata miskin terambil dari kata
sakana yang berarti diam atau tenang, sedang faqir dari kata faqr yang pada mulanya berarti
tulang punggung.
Fakir adalah orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk
memenuhi penghidupannya.

1. Syafi'i: Fakir ialah orang yang tidak mempunyai harta dan usaha; atau mempunyai usaha
atau harta yang kurang dari seperdua kecukupannya, dan tidak ada orang yang
berkewajiban memberi belanjanya.
2. Hanafi: Fakir ialah orang yang mempunyai harta kurang dari senishab atau mempunyai
senishab atau lebih, tetapi habis untuk memenuhi kebutuhannya
3. Hambali: Fakir ialah orang yang tidak mempunyai harta, atau mempunyai harta kurang
dari seperdua keperluannya.
4. Maliki: Fakir ialah orang yang mempunyai harta, sedang hartanya tidak mencukupi untuk
keperluannya dalam masa satu tahun, atau orang yang memiliki penghasilan tetapi tidak
mencukupi kebutuhannya, maka diberi zakat sekadar mencukupi kebutuhannya.

Menurut al-Fairuz Abadi dalam Al-Qamus miskin adalah orang yang tidak punya apa-apa atau
orang-orang yang sangat butuh pertolongan. Dan boleh dikatakan miskin orang yang dihinakan
oleh kemiskinan atau selainnya.

Miskin adalah sebagai orang yang mempunyai sesuatu tetapi kurang dari nisab, tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan mereka atau orang-orang yang memiliki harta tetapi tidak mampu untuk
mencukupi kebutuhan hidup mereka sendiri tanpa ada bantuan - See more at:
2. Karakteristik/Ciri- ciri Fakir Miskin
Kriteria berdasarkan Peraturan Menteri Sosila Nomor 8 Tahun 2012 :
a. tidak mempunyai sumber mata pencaharian; dan/atau
b. mempunyai sumber mata pencarian tetapi tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan
dasar yang layak bagi kehidupan dirinya dan/ atau keluarganya.
Berdasarkan studi SMERU, Suharto (2006 : 132) menunjukkan sembilan kriteria yang menandai
kemiskinan :
1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (pangan, sandang dan papan);
2. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental;
3. Ketidakmampuan dan ketidakberuntungan sosial (anak terlantar, wanita korban tindak
kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marjinal dan terpencil);
4. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia (buta huruf, rendahnya pendidikan dan
ketrampilan, sakit-sakitan) dan keterbatasan sumber alam (tanah tidak subur, lokasi
terpencil, ketiadaan infrastruktur jalan, listrik, air);
5. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual (rendahnya pendapatan dan aset),
maupun massal (rendahnya modal sosial, ketiadaan fasilitas umum);
6. Ketiadaan akses terhadap lapangan kerja dan mata pencaharian yang memadai dan
berkesinambungan;
7. Ketiadaan akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi,
air bersih dan transportasi);
8. Ketiadaan jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk pendidikan dan keluarga
atau tidak adanya perlindungan sosial dari negara dan masyarakat);
9. Ketidakterlibatan dan kegiatan sosial masyarakat

Kriteria Gakin menurut BKKBN :keluarga yang tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih dari
enam indikator penentu kemiskinan alasan ekonomi.

1. Enam indikator penentu kemiskinan tersebut adalah:Pada umumnya seluruh anggota


keluarga makan dua kali sehari atau lebih
2. Anggota keluarga memiliki pakaian berbeda untuk dirumah, bekerja/sekolah dan bepergian
3. Bagian lantai yang terluas bukan dari tanah
4. Paling kurang sekali seminggu keluarga makan daging/ikan/telor
5. Setahun terakhir seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian
baru
6. Luas lantai rumah paling kurang delapan meter persegi untuk tiap penghuni
3. Faktor Penyebab
Secara umum ada beberpa faktor yang menyebabkan terjadinya msalah kemiskinan,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Rendahnya tingkat pendidikan
Rendahnya tingkat pendidikan seseorang dapat memicu terjadinya kemiskinan. Hal ini karena
individu tersebut tidak memiliki pengetahuan atau pendidikan, keterampilan yang memadai yang
dapat digunakan untuk mencari penghasilan dan dapat menaikkan taraf hidup individu tersebut
serta mampu memenuhi kebutuhannya.
2. Kurangnya kreativitas individu
Jika seseorang dapat menggunakan kretivitasnya, tidak dipungkiri mereka dapat memiliki
penghasilan yang dapat menaikkan taraf hidup mereka. Mereka dapat menggunakan sarana
prasarana dan segala aspek yang ada untuk mencari dan mendapatkan sumber penghasilan.
3. Tingkat kelahiran yang tinggi
Tingkat kelahiran yang tinggi ini juga dapat memicu terjadinya kemiskinan di Indonesia. Hal ini
disebabkan oleh adanya pengeluaran biaya yang lebih besar, sehingga dapat dimungkinkan harta
kekayaannya lama kelamaan akan terkuras. Namun hal ini berbeda untuk kelompok sosial yang
memiliki penghasilan yang cukup bahkan lebih atau tetap. Mereka menganggap masih mampu
menghidupi anggota keluarganya. Maka mereka tidak dianggap sebagai kelompok sosial miskin.
Hal ini tampak sebagian besar di kota-kota besar.
4. Pengaruh lingkungan hidup atau tempat tinggalnya
Lingkungan hidup dapat mempengaruhi tingkat kemiskinan. Seseorang yang berada di
lingkungan miskin pasti akan ikut terbawa arus kemiskinan. Apalagi individu-individu dalam
kelompok tersebut adalah individu-individu yang tidak mampu mengurusi dirinya sendiri dan
tidak mampu memenuhi kebutuhannya serta berada dalam gelombang kebodohan atau kelompok
yang anggota kelompoknya senantiasa malas untuk bekerja.
5. KeturunanTingkat ekonomi dari kelompok sosialnya dapat mempengaruhi dengan jelas. Individu
yang berasal dari golongan miskin, tidak menutup kemungkinan akan memyebabkan ia ikut
miskin. Karena orang tuanya tidak mampu mencukupi segala kebutuhannya, sehingga mereka
menganggap kehidupannya adalah takdir yang telah digariskan oleh Yang Maha Kuasa. Sehingga
kurang adanya kemauan dan usaha untuk mengubah keadaannya.
Hal-hal lain yang tampak nyata menyebabkan kemiskinan banyak terjadi di kota-kota besar
yaitu antara lain arus urbanisasi. Banyak para urban dari desa datang ke kota, kebanyakan dari
mereka bertujuan mencari pekerjaan. Namun banyak juga dari mereka gagal mendapatkan
pekerjaan, karena mereka tidak memiliki keahlian atau keterampilan tertentu untuk bekerja di
kota.Dan juga mereka tidak mempunyai sanak famili yang tinggal di kota. Sehingga hidupnya
terkatung-katung tidak menentu, dan merekapun hidup di tempat yang tidak layak dihuni. Dan
menyebabkan tingkat kemiskinan di kota meningkat, karena mereka tidak memiliki penghasilan
dan tidak dapat memenuhi segala kebutuhannya.

Di bawah ini beberapa penyebab kemiskinan menurut pendapat Karimah Kuraiyyim, yang antara
lain adalah:
1. Merosotnya standar perkembangan pendapatan per-kapita secara global.
Yang penting digaris bawahi di sini adalah bahwa standar pendapatan per-kapita bergerak
seimbang dengan produktivitas yang ada pada suatu sistem. Jikalau produktivitas berangsur
meningkat maka pendapatan per-kapita pun akan naik. Begitu pula sebaliknya, seandainya
produktivitas menyusut maka pendapatan per-kapita akan turun beriringan. Berikut beberapa
faktor yang mempengaruhi kemerosotan standar perkembangan pendapatan per-kapita:
Naiknya standar perkembangan suatu daerah.
Politik ekonomi yang tidak sehat.
Faktor-faktor luar negeri, diantaranya:
1) Rusaknya syarat-syarat perdagangan
2) Beban hutang
3) Kurangnya bantuan luar negeri, dan
4) Perang
2. Menurunnya etos kerja dan produktivitas masyarakat.
Terlihat jelas faktor ini sangat urgent dalam pengaruhnya terhadap kemiskinan. Oleh
karena itu, untuk menaikkan etos kerja dan produktivitas masyarakat harus didukung dengan
SDA dan SDM yang bagus, serta jaminan kesehatan dan pendidikan yang bisa
dipertanggungjawabkan dengan maksimal
3. Biaya kehidupan yang tinggi.
Melonjak tingginya biaya kehidupan di suatu daerah adalah sebagai akibat dari tidak
adanya keseimbangan pendapatan atau gaji masyarakat. Tentunya kemiskinan adalah
konsekuensi logis dari realita di atas. Hal ini bisa disebabkan oleh karena kurangnya tenaga kerja
ahli, lemahnya peranan wanita di depan publik dan banyaknya pengangguran.
4. Pembagian subsidi in come pemerintah yang kurang merata.
Hal ini selain menyulitkan akan terpenuhinya kebutuhan pokok dan jaminan keamanan
untuk para warga miskin, juga secara tidak langsung mematikan sumber pemasukan warga.
Bahkan di sisi lain rakyat miskin masih terbebani oleh pajak negara.
Selain itu, ada juga penyebab utama lain dari timbulnya kemiskinan ini, diantaranya :
Terbatasnya kecukupan dan mutu pangan
Terbatasnya akses serta rendahnya mutu layanan kesehatan, pendidikan, dan sempitnya
lapangan pekerjaan
Kurangnya pengawasan serta perlindungan terhadap asset usaha
Kurangnya penyesuaian terhadap gaji upah yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang
dilakukan seseorang
Memburuknya kondisi lingkungan hidup dan sumberdaya alam
Besarnya beban kependudukan yang disebabkan oleh besarnya tanggungan keluarga.
Tata kelola pemerintahan yang buruk yang menyebabkan inefisiensi dan inefektivitas
dalam pelayanan publik, meluasnya korupsi dan rendahnya jaminan sosial terhadap masyarakat.

Hasil Observasi Fakir Miskin yang berada di RW 4 kelurahan cicadas


Jumlah Fakir Miskin yang berada di Kelurahan Cicadas berjumlah 219 orang. Dengan Fakir
Miskin terbanyak berada di wilayah RW 4 tempat dimana kami mengobservasi dengan jumlah 42
Orang Fakir Miskin
Keadaan Fisik rumah
Keadaan rumah RJ tidak layak huni. Dalam satu rumah dihuni 4 kepala keluarga,sehingga mereka
harus berbagi tempat dengan yang lainnya.Keadaan lantai memakai lantai,tidak ada perabotan
yang berharga,dindingnya mulai using dan kotor,pencahayaan yang minim sehingga sirkulasi
udara yang masuk terbatas.
Keadaan Sosial
Hubungan dengan keluarga lain yang ada dirujmah RJ tidak pernah mengalami masalah yang
begitu berat hanya saja sering terjadi pertengkaran kecil yang terjadi akan tetapi dapat diselesaikan
dengan baik
Hubungan dengan tetangga pun cukup baik,RJ tidak pernah mengalami pertengkaran yang hebat
dengan tetangganya

Keadaan Ekonomi
Keadaan Ekonomi RJ hanya lah seorang pekerja serabutan dahulu ia seorang wiraswasta tetapi
saat ini dia bisa disebut sebagi montir karena ia sering melakukan bongkar pasang mesin.
Penghasilan RJ tidak seberapa diperkirakan kurang dari Rp. 500.000 sehingga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga ia sangat merasa kesulitan,RJ memiliki istri dan 2 orang anak yang duduk
dibangku sekolah dasar.

Dapat kami simpulkan RJ merupakan fakir miskin dan memenuhi kriteria berdasarkan Peraturan
Menteri Sosial Nomor 8 Tahun 2012

Anda mungkin juga menyukai