Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata "miskin" diartikan sebagai tidak berharta benda,
serba kekurangan (berpenghasilan rendah). Sedangkan fakir diartikan sebagai orang yang sangat
berkekurangan atau sangat miskin. Dari bahasa aslinya (Arab) kata miskin terambil dari kata
sakana yang berarti diam atau tenang, sedang faqir dari kata faqr yang pada mulanya berarti
tulang punggung.
Fakir adalah orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk
memenuhi penghidupannya.
1. Syafi'i: Fakir ialah orang yang tidak mempunyai harta dan usaha; atau mempunyai usaha
atau harta yang kurang dari seperdua kecukupannya, dan tidak ada orang yang
berkewajiban memberi belanjanya.
2. Hanafi: Fakir ialah orang yang mempunyai harta kurang dari senishab atau mempunyai
senishab atau lebih, tetapi habis untuk memenuhi kebutuhannya
3. Hambali: Fakir ialah orang yang tidak mempunyai harta, atau mempunyai harta kurang
dari seperdua keperluannya.
4. Maliki: Fakir ialah orang yang mempunyai harta, sedang hartanya tidak mencukupi untuk
keperluannya dalam masa satu tahun, atau orang yang memiliki penghasilan tetapi tidak
mencukupi kebutuhannya, maka diberi zakat sekadar mencukupi kebutuhannya.
Menurut al-Fairuz Abadi dalam Al-Qamus miskin adalah orang yang tidak punya apa-apa atau
orang-orang yang sangat butuh pertolongan. Dan boleh dikatakan miskin orang yang dihinakan
oleh kemiskinan atau selainnya.
Miskin adalah sebagai orang yang mempunyai sesuatu tetapi kurang dari nisab, tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan mereka atau orang-orang yang memiliki harta tetapi tidak mampu untuk
mencukupi kebutuhan hidup mereka sendiri tanpa ada bantuan - See more at:
2. Karakteristik/Ciri- ciri Fakir Miskin
Kriteria berdasarkan Peraturan Menteri Sosila Nomor 8 Tahun 2012 :
a. tidak mempunyai sumber mata pencaharian; dan/atau
b. mempunyai sumber mata pencarian tetapi tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan
dasar yang layak bagi kehidupan dirinya dan/ atau keluarganya.
Berdasarkan studi SMERU, Suharto (2006 : 132) menunjukkan sembilan kriteria yang menandai
kemiskinan :
1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (pangan, sandang dan papan);
2. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental;
3. Ketidakmampuan dan ketidakberuntungan sosial (anak terlantar, wanita korban tindak
kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marjinal dan terpencil);
4. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia (buta huruf, rendahnya pendidikan dan
ketrampilan, sakit-sakitan) dan keterbatasan sumber alam (tanah tidak subur, lokasi
terpencil, ketiadaan infrastruktur jalan, listrik, air);
5. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual (rendahnya pendapatan dan aset),
maupun massal (rendahnya modal sosial, ketiadaan fasilitas umum);
6. Ketiadaan akses terhadap lapangan kerja dan mata pencaharian yang memadai dan
berkesinambungan;
7. Ketiadaan akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi,
air bersih dan transportasi);
8. Ketiadaan jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk pendidikan dan keluarga
atau tidak adanya perlindungan sosial dari negara dan masyarakat);
9. Ketidakterlibatan dan kegiatan sosial masyarakat
Kriteria Gakin menurut BKKBN :keluarga yang tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih dari
enam indikator penentu kemiskinan alasan ekonomi.
Di bawah ini beberapa penyebab kemiskinan menurut pendapat Karimah Kuraiyyim, yang antara
lain adalah:
1. Merosotnya standar perkembangan pendapatan per-kapita secara global.
Yang penting digaris bawahi di sini adalah bahwa standar pendapatan per-kapita bergerak
seimbang dengan produktivitas yang ada pada suatu sistem. Jikalau produktivitas berangsur
meningkat maka pendapatan per-kapita pun akan naik. Begitu pula sebaliknya, seandainya
produktivitas menyusut maka pendapatan per-kapita akan turun beriringan. Berikut beberapa
faktor yang mempengaruhi kemerosotan standar perkembangan pendapatan per-kapita:
Naiknya standar perkembangan suatu daerah.
Politik ekonomi yang tidak sehat.
Faktor-faktor luar negeri, diantaranya:
1) Rusaknya syarat-syarat perdagangan
2) Beban hutang
3) Kurangnya bantuan luar negeri, dan
4) Perang
2. Menurunnya etos kerja dan produktivitas masyarakat.
Terlihat jelas faktor ini sangat urgent dalam pengaruhnya terhadap kemiskinan. Oleh
karena itu, untuk menaikkan etos kerja dan produktivitas masyarakat harus didukung dengan
SDA dan SDM yang bagus, serta jaminan kesehatan dan pendidikan yang bisa
dipertanggungjawabkan dengan maksimal
3. Biaya kehidupan yang tinggi.
Melonjak tingginya biaya kehidupan di suatu daerah adalah sebagai akibat dari tidak
adanya keseimbangan pendapatan atau gaji masyarakat. Tentunya kemiskinan adalah
konsekuensi logis dari realita di atas. Hal ini bisa disebabkan oleh karena kurangnya tenaga kerja
ahli, lemahnya peranan wanita di depan publik dan banyaknya pengangguran.
4. Pembagian subsidi in come pemerintah yang kurang merata.
Hal ini selain menyulitkan akan terpenuhinya kebutuhan pokok dan jaminan keamanan
untuk para warga miskin, juga secara tidak langsung mematikan sumber pemasukan warga.
Bahkan di sisi lain rakyat miskin masih terbebani oleh pajak negara.
Selain itu, ada juga penyebab utama lain dari timbulnya kemiskinan ini, diantaranya :
Terbatasnya kecukupan dan mutu pangan
Terbatasnya akses serta rendahnya mutu layanan kesehatan, pendidikan, dan sempitnya
lapangan pekerjaan
Kurangnya pengawasan serta perlindungan terhadap asset usaha
Kurangnya penyesuaian terhadap gaji upah yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang
dilakukan seseorang
Memburuknya kondisi lingkungan hidup dan sumberdaya alam
Besarnya beban kependudukan yang disebabkan oleh besarnya tanggungan keluarga.
Tata kelola pemerintahan yang buruk yang menyebabkan inefisiensi dan inefektivitas
dalam pelayanan publik, meluasnya korupsi dan rendahnya jaminan sosial terhadap masyarakat.
Keadaan Ekonomi
Keadaan Ekonomi RJ hanya lah seorang pekerja serabutan dahulu ia seorang wiraswasta tetapi
saat ini dia bisa disebut sebagi montir karena ia sering melakukan bongkar pasang mesin.
Penghasilan RJ tidak seberapa diperkirakan kurang dari Rp. 500.000 sehingga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga ia sangat merasa kesulitan,RJ memiliki istri dan 2 orang anak yang duduk
dibangku sekolah dasar.
Dapat kami simpulkan RJ merupakan fakir miskin dan memenuhi kriteria berdasarkan Peraturan
Menteri Sosial Nomor 8 Tahun 2012