Pengaruh work overload terhadap stress kerja yang berdampak pada kepuasan kerja keryawan
pada PT tjiwi kimia
Latar belakang Dengan digulirkannya program reformasi birokrasi di pemerintahan, kinerja yang tinggi dalam setiap organisasi pemerintahan menjadi suatu kewajiban. Dengan sumber daya manusia yang tersedia diperlukan suatu pengelolaan yang tepat untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Sehingga tuntutan kinerja yang tinggi tidak menjadi beban dan tekanan bagi setiap pegawai. Tuntutan Pemerintah terhadap Badan Pusat Statistik (BPS) dalam menyediakan data yang beragam, tepat waktu, dan akurat merupakan tantangan. Dari tahun ke tahun jenis survei yang harus dilakukan bertambah, batas waktu penyelesaian semakin singkat, dan tuntutan terhadap kualitas data tinggi. Pelaksanaan survei tersebut terdiri dari beberapa tahapan yaitu pengumpulan data, pemeriksaan, pengawasan ke lapangan/daerah, pengolahan, analisis, penyajian hasil, dan administrasi. Masing-masing tahapan tersebut dilakukan berjenjang dari tingkat kabupaten dan provinsi serta dibatasi oleh waktu penyelesaian. Dengan ketersediaan dan keterbatasan SDM, tahapan pekerjaan dibagi sesuai dengan pengalaman, keterampilan, dan kemampuan individu.
Menurut Martono (2013) konsepnya kinerja dapat didefinisikan sebagai
prestasi dari hasil. Menghadapinya Dar et al. (2011) dan Kusumawardani dkk 2[ \ Al. (2014) menyatakan bahwa keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja individu atau karyawan. Setiap organisasi atau perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan. Penelitian Fitriastuti (2013); Septyaningsih dan Palupiningdyah (2017) menyatakan bahwa kinerja merupakan faktor kunci penting dalam hal kontribusi karyawan untuk organisasi. Tuten dan Neidermeyer (2004) menyatakan bahwa Kinerja juga berkaitan dengan kemampuan pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya dengan baik atau tidak. Jika karyawan melakukan pekerjaannya dengan baik, itu berarti mereka puas dengan pekerjaannya. Yang lain Sebaliknya, jika karyawan memiliki kinerja yang buruk, mereka biasanya akan merasa tidak puas dengan pekerjaan mereka. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan seperti motivasi, kepemimpinan, lapangan kerja, budaya disiplin, komitmen, beban kerja yang berlebihan, kelelahan emosional dan kompensasi (Setyadi & Wartini, 2016). Menurut Mathis dan Jackson (2006) indikator kinerja karyawan yang merupakan kuantitas hasil, kualitas hasil, ketepatan waktu, kehadiran dan kemampuan untuk bekerja sama