Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KEBIJAKAN REWARD DAN PUNISHMENT SEBAGAI


INSTRUMEN DALAM MEMOTIVASI SDM
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia II
Dosen Pengampu: Dr. H. Budiman, S.E, M.Si, MM

Disusun Oleh:
Hasna Malikah 1209240095
Hilal Alfaro Rifqi 1209240098
Kusdini Andriani 1209240117
Maulida Dewi 1209240126
Muhammad Insan Kamil 1209240134

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta atas rahmat dan hidayah-
Nya lah penyusun dapat menyelesaikan makalah berjudul “Kebijakan Reward Dan
Punishment Sebagai Instrumen Dalam Memotivasi Msdm” ini dengan tepat waktu.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan besar kita,
Nabi Muhammad SAW. kepada para sahabatnya, keluarganya, tabiitnya, dan kepada
kita umatnya hingga akhir zaman. Aamiin.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah


Manajemen Sumber Daya Manusia II, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Sunan Gunung Djati.

Akhirul kalam penyusun akui makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan.
Akhirnya hanya kepada Allah penyusun meminta ampun atas segala kekurangan.
Semoga makalah ini dapat bernilai ibadah dan dapat membawa manfaat khususnya
bagi penulis pribadi dan umumnya bagi pembaca makalah ini.

Bandung, Mei 2022


Penyusun

Kelompok 9
Manajemen 4C

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I...........................................................................................................................iii
PENDAHULUAN.......................................................................................................iii
1.1 Latar Belakang...............................................................................................iii
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................iii
1.3 Tujuan Masalah..............................................................................................iv
BAB II...........................................................................................................................1
PEMBAHASAN...........................................................................................................1
2.1 Reward............................................................................................................1
2.1.1 Pengertian Reward Menurut Para Ahli....................................................1
2.1.2 Manfaat Reward......................................................................................1
2.1.3 Jenis-jenis Reward...................................................................................1
2.2 Punishment......................................................................................................3
2.2.1 Pengertian Punishment............................................................................3
2.2.2 Tujuan dan Fungsi Punishment...............................................................4
2.2.3 Jenis-jenis dan Bentuk Punishment.........................................................6
2.2.4 Prinsip dan Syarat Punishment................................................................8
2.2.5 Punishment Untuk Karyawan..................................................................9
2.3 Cara Memberikan Reward dan Punishment.................................................10
2.4 Sistem Reward dan Punishment Sebagai Alat Motivasi Karyawan.............11
BAB III.......................................................................................................................14
PENUTUP..................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan...................................................................................................14
3.2 Saran.............................................................................................................14

ii
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................15

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Reward adalah penghargaan atau apresiasi yang diberikan pada seseorang atas
prestasi atau hal positif yang telah dilakukan. Dan, Punishment didefinisikan sebagai
tindakan menyajikan konsekuensi yang tidak menyenangkan atau tidak diinginkan
sebagai hasil dari perilaku tertentu yang dilakukannya. Atau secara sederhana,
Punishment adalah konsekuensi yang tidak menyenangkan sebagai akibat dari
perilaku tertentu, punishment diberikan untuk tujuan memperlemah perilaku tersebut
dan mengurangi kemungkinan terjadinya perilaku yang sama pada berikutnya.
Reward dan punishmet merupakan dua hal yang sangat penting dan selalu ada
dalam sebuah organisasi/perusahaan. Dua kebijakan atau metode ini merupakan salah
satu faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja karyawan.
Pemberian reward dipakai sebagai penilaian kinerja bagi karyawan yang
berprestasi biasanya berbentuk bonus sebagai imbalan untuk kinerja atau pemenuhan
target perusahaan. Sedangkan pemberian punishment diberikan sebagai bentuk
konsekuensi pada seseorang.
Reward ini mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan sedangkan
punishment tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
Namun, dengan adanya reward dan punishment diharap dapat memberikan motivasi
maupun semangat kinerja bagi seorang karyawan serta karyawan dapat lebih
bertanggung jawab dalam menjalankan tugas yang diberikan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah penyusunan makalah ini adalah:

iii
1. Bagaimana kebijakan reward sebagai instrumen dalam memotivasi msdm?
2. Bagaimana kebijakan punishment sebagai instrumen dalam memotivasi
msdm?
3. Bagaimana cara memberikan reward dan punishment?
4. Bagaimana sistem reward dan punishment sebagai alat motivasi karyawan?

1.3 Tujuan Masalah


Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui kebijakan reward sebagai instrumen dalam memotivasi
msdm
2. Untuk mengetahui kebijakan punishment sebagai instrumen dalam
memotivasi msdm
3. Untuk mengetahui cara memberikan reward dan punishment
4. Untuk mengetahui sistem reward dan punishment sebagai alat motivasi
karyawan

iv
v
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Reward
2.1.1 Pengertian Reward Menurut Para Ahli
Menurut Sastrohadiwiryo (2009), reward adalah imbalan jasa
yang diberikan oleh perusahaan kepada para tenaga kerja, karena
tenaga kerja tersebut telah memberikan sumbangan tenaga dan pikiran
demi kemajuan perusahaan guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Leman (2000) juga menjelaskan reward adalah sesuatu
yang diberikan kepada perorangan atau kelompok jika mereka
melakukan suatu keunggulan di bidang tertentu.
Menurut dua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa
reward adalah penghargaan atau apresiasi yang diberikan pada
seseorang atas prestasi atau hal positif yang telah dilakukan. Dalam
dunia kerja reward biasanya berbentuk bonus sebagai imbalan untuk
kinerja atau pemenuhan target perusahaan.
2.1.2 Manfaat Reward
Berikut merupakan beberapa manfaat dari diberikannya reward
kepada karyawan:
a. Karyawan lebih produktif
b. Membentuk karyawan yang loyal
c. Membangun image perusahaan
d. Tercapainya target perusahaan
2.1.3 Jenis-jenis Reward
a. Ekstrinsik Reward
Extrinsic reward adalah diartikan sebagai penghargaan yang
datang dari luar atau dalam hal ini perusahaan memberikan
apresiasi terhadap pencapaian prestasi karyawan.

1
Penghargaan ekstrinsik sendiri terbagi menjadi dua bentuk, yaitu
finansial dan non finansial. 

1) Bentuk finansial dalam jenis ekstrinsik ini terdiri dari : 


 Gaji dan upah merupakan kewajiban perusahaan
memberikan tanda balas jasa tetap bagi karyawan yang
sudah memberikan daya dan upayanya untuk perusahaan.
Biasanya penghargaan ini diberikan berdasarkan jam kerja,
atau jumlah barang yang dihasilkan. 
 Tunjangan karyawan dari perusahaan berbentuk dana
pensiun, asuransi kesehatan, dan liburan. Besarannya
bukan dari kinerja bagus yang dihasilkan, tapi dari lamanya
bekerja atau senioritas. 
 Bonus atau insentif diberikan perusahaan sebagai imbalan
di luar gaji atau upah yang diberikan perusahaan.
Umumnya, posisi sales dan marketing yang mendapat
bonus atau komisi karena target tercapai. 
2) Bentuk non finansial, biasanya terdiri dari : 
 Penghargaan interpersonal seperti fasilitas-fasilitas
perusahaan.
 Penghargaan berbentuk promosi yang diukur dari
pencapaian target yang signifikan berturut-turut. 

b. Intrinsik Reward
Intrinsic reward adalah penghargaan yang dibuat untuk diri
sendiri. Atau target yang disusun oleh karyawan dan diberlakukan
untuk pencapaiannya sendiri. 
Ada beberapa penghargaan dalam jenis ini, yaitu : 
1) Penyelesaian

2
Kemampuan karyawan tersebut dalam memulai dan
menyelesaikan suatu pekerjaan yang dianggap penting bagi
perusahaan. Perusahaan pula yang akan menilai penyelesaian
akhir tersebut. 
2) Pencapaian
Penghargaan dalam diri sendiri ini bisa berbentuk kepuasan
atau rasa bangga, karena sudah menyelesaikan pekerjaan
dengan baik. 
3) Otonomi
Penghargaan otonomi akan muncul setelah karyawan
melakukan pencapaian penyelesaian pekerjaan. Misalnya
sistem kerja yang fleksibel atau bekerja tanpa pengawasan
langsung. 
2.2 Punishment
2.2.1 Pengertian Punishment
Istilah punishment berasal dari bahasa Latin, yaitu punire yang
berarti menjatuhkan hukuman kepada seseorang karena bersalah,
melakukan kejahatan atau pelanggaran dalam masalah ganjaran dan
hukuman. Kata punishment dalam bahasa Inggris, juga disamakan
dengan istilah law (hukuman) atau siksaan. Sedangkan dalam Kamus
Lengkap Bahasa Indonesia, punishment atau hukuman memiliki arti
peraturan resmi yang menjadi pengatur (Ananda dan Priyanto, 2010).
Secara umum, punishment dalam hukum adalah sanksi fisik
maupun psikis untuk kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan.
Punishment mengajarkan tentang apa yang tidak boleh dilakukan
(Tirtaatmidjaja, 1990). Pendapat tersebut senada dengan Ali, 1996
yang mengatakan bahwa punishment diartikan sebagai suatu
konsekuensi yang tidak menyenangkan terhadap suatu respon perilaku
tertentu dengan tujuan untuk memperlemah perilaku tersebut dan

3
mengurangi frekuensi perilaku yang berikutnya. Punishment
didefinisikan sebagai tindakan menyajikan konsekuensi yang tidak
menyenangkan atau tidak diinginkan sebagai hasil dari perilaku
tertentu yang dilakukannya. Hal ini merupakan strategi manajerial
yang semakin banyak digunakan (ivancevich, 2006:224). Diantaranya
faktor yang berhubungan dengan pekerjaan yang dipertimbangkan
sebagai hukuman ialah kritik oleh atasan atau diturunkannya jabatan.
Pada beberapa kondisi tertentu, penggunaan punishment dapat lebih
efektif untuk merubah perilaku pegawai, yaitu dengan
mempertimbangkan waktu, jadwal, klarifikasi, dan impersonalitas
tidak bersifat pribadi.
Punishment adalah suatu konsekuensi yang tidak
menyenangkan terhadap suatu respon perilaku tertentu dengan tujuan
untuk memperlemah perilaku tersebut dan mengurangi frekuensi
perilaku yang sama berikutnya. Hukuman punishment adalah sebuah
cara untuk mengarahkan sebuah tingkah laku agar sesuai dengan
tingkah laku yang berlaku secara umum. Hukuman memaksakan
dampaknya atas perilaku dengan melemahkan hubungan antara
stimulus dan tanggapan. Hukuman tidak berdampak melemahkan
tanggapan secara langsung, hal itu merupakan dampak tidak langsung.
Langkah-langkah tersebut bertujuan untuk meminimalisasi
pelanggaran dan memperbaiki kinerja pegawai agar tercipta
produktivitas yang semakin tinggi.
2.2.2 Tujuan dan Fungsi Punishment
Tujuan punishment adalah untuk mencegah, mengoreksi, dan
memberikan kesadaran kepada seseorang agar mereka memahami
kesalahannya sekaligus memperbaikinya dan tidak mengulanginya di
kemudian hari. Menurut Purwanto (2006), tujuan pemberian
punishment antara lain adalah sebagai berikut:

4
a. Teori Pembalasan
Menurut teori ini, punishment diadakan sebagai pembalasan
dendam terhadap terhadap pelanggaran yang telah dilakukan
seseorang. Tentu saja teori ini tidak boleh dipakai dalam
pendidikan di sekolah.
b. Teori Perbaikan.
Menurut teori ini, punishment diadakan untuk membasmi
kejahatan. Jadi asumsi ini ialah untuk memperbaiki si pelanggar
agar jangan berbuat kesalahan semacam itu lagi.
c. Teori Perlindungan
Menurut teori ini, punishment diadakan untuk melindungi
masyarakat dari perbuatan-perbuatan yang tidak wajar. Dengan
adanya hukuman ini, masyarakat dapat dilindungi dari kejahatan-
kejahatan yang telah dilakukan oleh si pelanggar.
d. Teori Ganti Kerugian
Menurut teori ini, punishment diadakan untuk menggantikan
kerugian yang telah diderita akibat kejahatan-kejahatan atau
pelanggaran itu. Punishment ini banyak dilakukan dalam
masyarakat atau pemerintahan. Dalam proses pendidikan, teori ini
masih belum cukup, sebab dengan punishment semacam itu anak
mungkin menjadi tidak merasa bersalah atau berdosa karena
kesalahannya itu telah terbayar dengan punishment.
e. Teori Menakut-nakuti
Menurut teori ini, punishment diadakan untuk menimbulkan
perasaan takut kepada si pelanggar akan akibat perbuatannya yang
melanggar itu sehingga ia akan selalu takut melakukan perbuatan
itu dan mau meninggalkannya.
Sedangkan fungsi diterapkannya punishment atau hukuman adalah
sebagai alat pendidikan terhadap seseorang sebagai pelaku

5
pelanggaran agar tidak mengulangi kesalahannya lagi dan
menghalangi untuk melakukan tindakan pelanggaran. Hukuman
juga digunakan sebagai bentuk motivasi untuk menghindari
perilaku atau sikap yang melanggar peraturan. Menurut Wiyani
(2013), fungsi punishment atau hukuman adalah sebagai berikut:
a. Hukuman adalah menghalangi. Hukuman menghalangi
pengulangan tindakan yang tidak diinginkan oleh masyarakat.
b. Hukuman adalah mendidik. Sebelum anak mengerti peraturan,
mereka dapat belajar bahwa tindakan tertentu benar dan yang
lain salah dengan mendapat hukuman.
c. Memberi motivasi untuk menghindari perilaku yang tidak
diterima oleh masyarakat. Pengetahuan tentang akibat-akibat
tindakan yang salah perlu sebagai motivasi untuk menghindari
kesalahan tersebut.
2.2.3 Jenis-jenis dan Bentuk Punishment
Menurut Tafsir (2004), berdasarkan tingkat perkembangan
anak, punishment atau hukuman dibagi dalam beberapa bentuk, yaitu:
a. Punishment Asosiatif
Umumnya, orang mengasosiasikan antara punishment (hukuman)
dan kejahatan atau pelanggaran, antara penderitaan yang
diakibatkan oleh punishment (hukuman) dengan perbuatan
pelanggaran yang dilakukan. Untuk menyingkirkan perasaan tidak
enak (hukum) itu, biasanya orang atau anak menjauhi perbuatan
yang tidak baik atau yang dilarang.
b. Punishment Logis
Punishment (hukuman) ini dipergunakan terhadap anak-anak yang
telah agak besar. Dengan punishment (hukuman) ini, anak
mengerti bahwa punishment (hukuman) itu adalah akibat yang
logis dari pekerjaan atau perbuatannya yang tidak baik.

6
c. Punishment Normatif
Punishment (hukuman) normatif adalah punishment (hukuman)
yang bermaksud memperbaiki moral anak-anak. Punishment
(hukuman) ini dilakukan terhadap pelanggaran-pelanggaran
mengenai norma-norma etika, seperti berdusta, menipu, dan
mencuri. Jadi, punishment (hukuman) normatif sangat erat
hubungannya dengan pembentukan watak anak-anak. Dengan
hubungan ini, pendidik berusaha mempengaruhi kata hati anak,
menginsafkan anak terhadap perbuatannya yang salah, dan
memperkuat kemauannya untuk selalu berbuat baik dan
menghindari kejahatan.

Menurut Purwanto (2006), berdasarkan fungsinya hukuman


atau punishment dibagi dalam dua jenis, yaitu:
1) Hukuman preventif, yaitu hukuman yang dilakukan dengan
maksud agar tidak atau jangan terjadi pelanggaran. Hukuman
ini bermaksud untuk mencegah jangan sampai terjadi
pelanggaran, sehingga hukuman ini dilakukan sebelum
pelanggaran itu dilakukan.
2) Hukuman represif, yaitu hukuman yang dilakukan oleh karena
adanya pelanggaran. Hukuman ini dilakukan setelah terjadi
pelanggaran atau kesalahan.

Menurut Hartono (2017), berdasarkan bentuk tindakan yang


diberikan, hukuman atau punishment dibagi dalam tiga jenis, yaitu:
1) Hukuman presentasi
Hukuman prestasi adalah penggunaan konsekuensi yang tidak
menyenangkan atau rangsangan yang tidak disukai, seperti
siswa disuruh menulis seperti "Saya tidak akan mengganggu

7
kelas" 100 kali atau cacian atau tamparan, serta bisa juga
bentakan.
2) Hukuman penghapusan
Hukuman penghapusan adalah menghapus penguatan,
contohnya yaitu siswa dihukum dengan tidak boleh
beristirahat, berdiri didepan kelas, atau dihilangkan hak-
haknya.
3) Time out
Time out adalah menghukum siswa yang tingkah lakunya
melanggar tata tertib kelas dengan menyuruh berdiri di sudut
kelas, dengan tujuan agar tingkah laku nakal itu dapat hilang
atau agar siswa lain terhindar dari tingkah lakunya yang nakal.

Menurut Sabri (1999), berdasarkan efek yang diberikan,


hukuman atau punishment dibagi dalam tiga bentuk, yaitu:
1) Punishment badan, yaitu hukuman yang dikenakan terhadap
badan seperti pukulan. Hukuman jenis ini memiliki efek yang
membekas berupa rasa sakit di badan atau fisik yang diberi
hukuman.
2) Punishment perasaan, seperti ejekan bagi siswa yang
melanggar, dipermalukan, dan dimaki. Hukuman jenis ini tidak
menciderai fisik atau badan seseorang namun lebih kepada
efek emosi dalam hati seseorang karena melakukan
pelanggaran.
3) Punishment intelektual, yaitu hukuman yang diberikan berupa
kegiatan tertentu sebagai punishment dengan pertimbangan
kegiatan tersebut dapat membawanya ke arah perbaikan.
Hukuman jenis ini tidak memberikan efek negatif baik cidera
badan ataupun melukai emosi.

8
2.2.4 Prinsip dan Syarat Punishment
Menurut M. J Langeveld (Kompri, 2016), dalam memberikan
suatu hukuman atau punishment, hendaknya berpedoman kepada
prinsip Punitur, Quia Peccatum est, yang artinya dihukum karena telah
bersalah, serta Punitur, ne Peccatum yang artinya dihukum agar tidak
lagi berbuat kesalahan. Selain itu terdapat beberapa prinsip yang harus
dipegang dalam pemberian hukuman atau punishment, yaitu sebagai
berikut:
1) Hukuman hendaknya dapat dirasakan sebagai suatu yang tidak
enak atau mencekam pada waktu dikenakan, sehingga subjek
hukuman menyadari bahwa pemberi hukuman berharap agar ia
menghentikan perbuatan yang menyimpang tersebut.
2) Pemberian hukuman hendaknya dengan bijaksana, hati-hati, dan
teliti agar subjek hukuman tidak menaruh sakit hati pada pemberi
hukuman.
3) Hukuman hendaknya dapat diberikan dalam ukuran yang sekecil-
kecilnya dengan bobot seringan-ringannya tetapi sudah cukup
dirasakan oleh subjek penerima hukuman sebagai alat untuk
memotivasi pengurangan perilaku menyimpang.
4) Pemberian hukuman hendaknya dikombinasikan dengan
pernyataan positif, seperti agar subjek menaati peraturan.
5) Hendaknya pemberian hukuman disertai dengan sesuatu yang
positif yang akan diberikan kepada subjek penerima hukuman
setelah mereka menunjukkan bahwa perilakunya sudah berubah.
2.2.5 Punishment Untuk Karyawan
Punishment sering juga disebut sanksi. Sebetulnya punishment
berguna untuk membuat semangat kerja dalam perusahaan. Jika ada
karyawan yang tidak suka terkena sanksi, secara otomatis karyawan
tersebut akan termotivasi secara pribadi untuk melakukan pekerjaan

9
dengan baik. Namun disarankan untuk berhati-hati dalam menerapkan
punishment yang berlebihan, karena hal ini justru dapat menjatuhkan
mental karyawan alias demotivasi. Sanksi juga sangat berperan jitu
dalam mendorong semangat kerja para karyawan dalam suatu
perusahaan. Secara umum, punishment atau sanksi yang dijatuhkan
kepada karyawan dapat digolongkan dalam tiga kategori, yaitu sanksi
berat, sanksi sedang, dan sanksi ringan. Sanksi berat dapat berakibat
pada turunnya jabatan atau bahkan dibebaskan dari jabatan alias PHK.
Sanksi sedang diberikan dalam bentuk pemotongan gaji dan
penundaan promosi. Sedangkan sanksi ringan biasanya diberikan
dalam bentuk teguran lisan maupun tulisan.
Mengingat dasar tujuan dari pemberian reward dan punishment
ini sebenarnya untuk memotivasi karyawan bekerja optimal, sebaiknya
setiap pemberian reward dan punishment harus dikaji dengan baik oleh
pihak perusahaan. Diusahakan agar pemberian reward ini adil, untuk
memastikan karyawan yang mendapatkan reward adalah karyawan
yang tepat. Demikian juga dengan punishment yang adil supaya dapat
memperbaiki kinerja karyawan ke depannya.
2.3 Cara Memberikan Reward dan Punishment
Ada beberapa cara yang efektif untuk dilakukan dalam memberikan reward
dan punishment yang baik kepada karyawan, seperti:
1) Pujian tulus
Bagi karyawan yang berhasil dan berprestasi Reward berupa pujian adalah hal
yang tidak bisa dibeli dengan uang. Pujian yang tulus dapat mengena dalam
hati dan membuat karyawan lebih termotivasi
2) Rayakan keberhasilan teman kantor
Jika ada pencapaian dalam kinerja perusahaan, dirayakan bersama tim terkait,
supaya semua orang turut merasakan hasil jerih lelah bersama-sama. Ini dapat

10
membangun kerja sama tim yang kuat. Jika tim kerja kuat maka menjadi
contoh bagi karyawan yang lain.
3) Penghargaan tahunan
Award tahunan sebagai ajang puncak keberhasilan perusahaan tahunan. Di
atas panggung penghargaan itu setiap mata melihat arti sebuah kerja keras dan
menghargai keseriusan dalam bekerja.
4) Memberikan bonus
Bonus bisa menjadi hadiah yang sangat menyenangkan karyawan. Mereka
merasa hasil kerja keras dihargai. Berikan Bonus atau hadiah yang berke
5) Berikan punishment secara lisan
Jika karyawan yang kedapatan melakukan pelanggaran, mungkin awalnya
berikan teguran lisan. Jelaskan arti dan maksud tujuan itu. Dengan teguran
ringan diharapkan karyawan mau berubah.
6) Memotong gaji atau tunjangan tidak tetap
Jika karyawan kedapatan melakukan pelanggaran dengan sengaja maka pihak
HRD boleh memberikan punishment berupa pemotongan gaji atau tunjangan
tidak tetap. Ini akan membuar karyawan lebih berhati-hati dalam bekerja
supaya tidak dipotong gajinya lagi. Jika karyawan kedapatan tidak mau
berubah maka pihak HRD dapat menetapkan Surat Peringatan (SP) bagi
karyawan tersebut.
7) Memberikan konseling khusus
Jika karyawan yang kedapatan pelanggaran dalam bekerja, dan setelah
pemberian SP pun tidak ada perubahan, maka karyawan tersebut perlu
dikonseling. Tujuannya adalah mengetahui problem apa yang dialami
karyawan, sehingga bisa kembali bekerja optimal.
2.4 Sistem Reward dan Punishment Sebagai Alat Motivasi Karyawan
Sistem pengendalian manajemen penting untuk diterapkan oleh setiap
perusahaan dengan segala jenis bisnis. Sistem pengendalian manajemen
membantu manajemen dalam mewujudkan visi, misi, strategi, dan tujuan

11
perusahaan. Selain itu, sistem pengendalian manajemen menjadi alat manajemen
untuk dapat memberikan pengaruh kepada karyawan agar bertindak positif guna
pencapaian tujuan perusahaan. Karyawan akan kooperatif apabila manajemen
dapat mengembangkan dan mengelola karyawan dengan tepat, sehingga
pengendalian manajemen dapat berjalan sesuai harapan manajemen.
Sistem pengendalian manajemen juga dirancang untuk memotivasi karyawan
agar tujuan perusahaan tercapai. Cara untuk memotivasi karyawan salah satunya
dengan menerapkan reward and punishment system. Reward merupakan salah
satu alat pengendalian penting yang digunakan oleh perusahaan untuk memotivasi
personel agar mencapai tujuan perusahaan dengan perilaku sesuai dengan yang
diharapkan oleh perusahaan. Sistem ini menjadi sangat dibutuhkan oleh
perusahaan jika perusahaan memasuki lingkungan bisnis yang menuntut
dipekerjakannya knowledge workers. Dalam lingkungan kerja seperti itu, antara
tenaga kerja dan alat produksinya terpadu menjadi satu dalam diri tenaga kerja,
karena knowledge workers menjadikan pengetahuan yang dimilikinya sebagai
alat produksi. Apabila reward and punishment system dijalankan dengan tepat dan
bijak, maka perusahaan akan memiliki karyawan berkualitas baik dan bekerja
lebih giat, sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan. Sedangkan
punishment merupakan sesuatu yang tidak disukai/disenangi oleh karyawan untuk
menghasilkan efek jera sehingga tidak akan melakukan perbuatan yang sama.
Bentuk-bentuk punishment antara lain kehilangan pekerjaan, tidak menerima
kenaikan gaji, dihapus dari daftar karyawan yang akan dipromosi, penghinaan
publik, kegagalan mendapatkan reward, ancaman pemecatan dan lain sebagainya.
Pemberian reward and punishment system didasarkan pada penilaian kinerja
karyawan (merit-based system). Setiap perusahaan telah menetapkan cara yang
digunakan untuk menilai kinerja karyawan-karyawannya, salah satu contoh
penggunaan balanced scorecard. Hasil penilaian kinerja berupa angka lebih
memudahkan perusahaan untuk memberikan reward and punishment system
kepada karyawan. Sebagai contoh, perusahaan mempunyai kebijakan untuk hasil

12
(skor) penilaian kinerja antara 65 sampai dengan 73 akan mendapatkan reward
berupa kenaikan gaji sebesar 70%.
Kriteria keberhasilan reward berdasarkan kinerja dapat menghasilkan motivasi
yang ideal apabila, pertama, reward yang diberikan mempunyai nilai (financial
and nonfinancial reward). Kedua reward mempunyai dampak yang cukup besar
kepada karyawan, sehingga karyawan dapat termotivasi atas reward tersebut.
Ketiga, reward harus dapat dimengerti oleh karyawan. Sebagai karyawan, harus
memahami alasan atau tujuan pemberian reward dengan harapan mampu
memotivasi karyawan. Keempat, pemberian reward harus tepat waktu dan
diberikan sesegera mungkin setelah penilaian kinerja karyawan. Kelima, efek dari
reward dapat bertahan lama. Jika karyawan dapat merasakan efek yang
ditimbulkan dari reward dan dapat bertahan lama, maka reward mempunyai nilai
yang besar. Keenam, reward harus mempertimbangkan efisiensi biaya.
Pemberian reward berdasarkan kinerja berupa gaji tergolong dalam extrinsic
reward, dimana reward tersebut berasal pekerjaan, tetapi bukan merupakan bagian
dari pekerjaan. Selain gaji, bentuk extrinsic reward lainnya berupa bonus, benefit,
interpersonal rewards (pengakuan/status), dan promosi. Bentuk reward yang lain
adalah intrinsic reward. Dikatakan intrinsic reward apabila perusahaan
memberikan otoritas kepada karyawan untuk membuat keputusan sendiri yang
dianggap penting dalam pencapaian target perusahaan, sehingga karyawan dapat
merasa dihargai kemampuannya dalam pembuatan strategi. Intrinsic reward
merupakan bentuk reward yang dinilai seseorang yang berhubungan dengan
pekerjaan (bagian dari pekerjaan itu sendiri). Intrinsic reward antara lain meliputi
pemberian kesempatan pada pekerja untuk menyelesaikan suatu tugas dan
mencapai tujuan tertentu, memberikan otonomi yang akan memungkinkan pekerja
melakukan tindakan bebas terbaik dalam situasi tertentu, dan kesempatan
bertumbuh misalnya dengan memperluas kemampuan dan keterampilan pekerja.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Reward dan punishment merupakan dua hal yang sangat penting dalam
mempengaruhi kinerja seorang karyawan, kedua kebijakan ini merupakan bentuk
motivasi yang diberikan organisasi/perusahaan bagi karyawannya agar karyawan
memiliki semangat kerja dan dapat lebih bertanggung jawab dalam menjalankan
tugas yang diberikan.
Pemberian reward dan punishment dapat membantu perusahaan dalam
mewujudkan visi, misi, strategi, dan tujuan perusahaan. Karena apabila reward dan
punishment dijalankan dengan tepat dan bijak, maka perusahaan akan memiliki
karyawan berkualitas baik dan bekerja lebih giat, sehingga dapat meningkatkan
kinerja karyawan.

3.2 Saran
1. Reward yang diberikan harus sesuai dengan kemampuan karyawan, jangan
sampai salah, pemberiannya haruslah secara adil dan bijak.
2. Punishment harus didasarkan pada fakta yang jelas dan sesuai dengan
kesalahan apa yang karyawan tersebut lakukan, konsekuensi pun haruslah
sesuai dengan aturan dan prosedur perusahaan, tidak boleh sewenang-wenang
karena akan bisa merusak hubungan antara karyawan dengan perusahaan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Juliawanti. Linda. 2022. Pengertian Reward, Manfaat, Jenis, dan Syarat


Pemberiannya. Diakses pada 26 Mei 2022. https://lifepal.co.id/media/reward-
adalah/#:~:text=Reward%20adalah%20penghargaan%20atau
%20apresiasi,kinerja%20atau%20pemenuhan%20target%20perusahaan.
Kinasih. Seruni Sekar. 2014. Reward And Punishment System Sebagai Alat Motivasi
Karyawan. Diakses pada 26 Mei 2022.
https://www.jtanzilco.com/blog/detail/8/slug/reward-and-punishment-system-
sebagai-alat-motivasi-karyawan.
Linov. 2018. 7 Strategi Efektif HRD dalam Penyusunan Sistem Reward dan
Punishment. Diakses pada 26 Mei 2022. https://www.linovhr.com/7-strategi-
hrd-untuk-sistem-reward-dan-punishment/.
Linov. 2022. Contoh Reward dan Punishment dalam Perusahaan. Diakses pada 26
Mei 2022. https://www.linovhr.com/contoh-reward-dan-punisment/
Riadi. Muchlisin. 2020. Punishment atau Hukuman (Pengertian, Tujuan, Bentuk dan
Prinsip). Diakses pada 26 Mei 2022.
https://www.kajianpustaka.com/2020/04/punishment-atau-hukuman-
pengertian-tujuan-bentuk-dan-prinsip.html?m=1.
Siahaan. Ruben Septian. 2022. Pengertian Punishment Fungsi dan Tujuan
Punishment. Diakses pada 26 Mei 2022.
https://text-id.123dok.com/document/myjon3d6z-pengertian-punishment-
fungsi-dan-tujuan-punishment.html.

15
16

Anda mungkin juga menyukai