NPM : 2206837965
Tanda Tangan :
Nama : Alif Rizki Takuada
NPM : 2206837593
Tanda Tangan :
Nama : Dzaky Winata
NPM : 2206835846
Tanda Tangan :
Nama : Chamida Nurmala Chusna
NPM : 2206839333
Tanda Tangan :
Nama : Lerano Anzha Ahmadi
NPM : 2206835650
Tanda Tangan :
Nama : Novia Wulan Sri Rahmi
NPM : 2206
Tanda Tangan :
Analisis Vertikal, Horizontal, dan Rasio Keuangan Perusahaan pada
Sektor Infrastruktur
Karin Viola Br Sembiring1, Alif Rizki Takuada2, Dzaky Winata3, Chamida Nurmala Chusna4, Lerano
Anzha Ahmadi5, Novia Wulan Sri Rahmi6
Administrasi Keuangan & Perbankan, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia, Depok,
16424, Indonesia
e-mail : karin.viola@ui.ac.id, alif.rizki21@ui.ac.id, dzaky.winata@ui.ac.id,
chamida.nurmala@ui.ac.id, lerano.anzha@ui.ac.id, novia.wulan@ui.ac.id
Abstrak
Analisis vertikal, horizontal, dan Rasio Keuangan pada laporan keuangan setiap perusahaan diperlukan untuk
menyajikan akuntabilitas dari kesehatan finansial suatu perusahaan, terutama perusahaan yang berkorelasi
dengan indikasi kemajuan suatu negara yaitu dari segi infrastrukturnya. Analisis ini dilakukan dengan menarget
tiga perusahaan pada sektor infrastruktur negara Indonesia yaitu PT Wijaya Karya Tbk., PT PP Tbk., dan PT
Adhi Karya Tbk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyajikan informasi beserta perhitungan mengenai
analisis vertikal & horizontal serta beberapa rasio keuangan terkait dengan leverage, likuiditas, profitabilitas,
dan efektivitas berdasarkan tiga laporan keuangan perusahaan tersebut. Metode yang digunakan untuk
menganalisis ialah dengan mengimplementasikan formula pada ilmu manajemen keuangan dan mengkomparasi
data laporan keuangan secara vertikal dan horizontal. Dengan menggunakan metode tersebut, diharapkan level
of trust untuk mengkonfirmasi kesehatan finansial 3 perusahaan tersebut pada sektor infrastruktur dapat
meningkat dengan disajikannya perhitungan yang lebih komprehensif.
Kata kunci: analisis vertikal & horizontal, rasio keuangan, sektor infrastruktur
Abstract
Vertical, horizontal, and Financial Ratio analysis on the financial statements of each company is needed to
present the accountability of the financial health of a company, especially companies that correlate with
indications of a country's progress in terms of its infrastructure. This analysis was conducted by targeting three
companies in the infrastructure sector of Indonesia, namely PT Wijaya Karya Tbk, PT PP Tbk, and PT Adhi
Karya Tbk. The purpose of this study is to present information and calculations regarding vertical & horizontal
analysis as well as several financial ratios related to leverage, liquidity, profitability, and effectiveness based on
the three companies' financial statements. The method used to analyze is by implementing formulas in financial
management science and comparing financial statement data vertically and horizontally. By using this method,
it is expected that the level of trust to confirm the financial health of these 3 companies in the infrastructure
sector can increase with the presentation of more comprehensive calculations.
Keywords: vertical & horizontal analysis, financial ratios, infrastructure sector
I. Pendahuluan
Rasio keuangan adalah salah satu pilar penting dalam laporan keuangan yang umumnya terdiri
dari Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio Efektivitas. Pada
penelitan ini, objek penelitian yang kami analisis adalah rasio keuangan yang meliputi Rasio
Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio Efektivitas serta analisis vertikal
dan horizontal dari tiga Perusahaan pada sektor infrastruktur yaitu PT Wijaya Karya Tbk., PT PP
Tbk., dan PT Adhi Karya Tbk dalam rentang periode 2017 - 2022.
1. Rasio Profitabilitas
Net Income
Return on Aset (ROA) = x 100%
Total Assets
Net Income
Return on Equity (ROE) = x 100%
Common Equity
2. Rasio Likuiditas
Current Asset−Inventory
Quick Ratio = x 100%
Current Liabilities
Current Asset
Current Ratio = x 100%
Current Liabilities
Account Receivable
Average Collection Periode = x 365
Sales
3. Rasio Leverage
Total Liabilities
Debt to Aset Ratio = x 100%
Total Assets
Total Liabilities
Debt to Equity Ratio = x 100%
Common Equity
4. Rasio Efektivitas
Operating Income
Operating Income Return on Investment =
Total Assets
Operating Income
Operating Profit Margin =
Sales
Sales
Total Aset Turnover =
Total Assets
Credit Sales
Account Receivable Turnover =
Account Receivable
Cost of Goods Sold
Inventory Turnover =
Inventory
Sales
Fixed Aset Turnover =
¿ Assets
Analisis Vertikal
Rata-Rata tiap tahun dari hasil rumus :
proporsi terbesar pada pos keuangan
x 100%
total pos keuangan
Analisis Horizontal
Rata-Rata tiap tahun dari hasil rumus :
(total pos keuangan tahun ini−total pos keuangan tahun sebelumnya)
x 100%
total pos keuangan tahun sebelumnya
IV. Pembahasan
1. Analisis Horizontal
Pada Liabilitas
Rata-rata pertumbuhan total liabilitas setiap tahun
meningkat berkisar 9,92%, mengimplikasikan
bahwa setiap tahunnya perusahaan masih cukup
dapat menjaga stabilitas hutangnya.
Pada Ekuitas
Rata-rata pertumbuhan total ekuitas setiap tahun
meningkat berkisar 1,50%, hal tersebut
mengimplikasikan bahwa kepercayaan investor
meningkat karena terjadinya pertumbuhan
penambahan modal setiap tahunnya.
Analisis Horizontal Pada Asset
Rata-rata pertumbuhan total asset setiap tahun
berkisar 10,84 % , sehingga terlihat
perkembangan asset tiap tahunnya semakin baik.
Walaupun pertumbuhan yang terlihat fluktuatif
tapi tiap tahunnya ke arah yang lebih baik.
Pada Liabilitas
Rata-rata pertumbuhan total liabilitas setiap tahun
meningkat berkisar 13,83%, mengimplikasikan
bahwa setiap tahunnya perusahaan menggunakan
PT. WIKA
hutangnya dengan baik serta dapat menjaga
stabilitas hutangnya.
Pada Ekuitas
Rata-rata pertumbuhan total ekuitas setiap tahun
meningkat berkisar 4,19%, hal tersebut
mengimplikasikan bahwa kepercayaan investor
meningkat, walau ada penurunan tapi perusahaan
akhirnya bisa menstabilkan kembali modal karna
peningkatan yang terjadi tiap tahunnya.
Pada Liabilitas
Rata-rata pertumbuhan total liabilitas setiap tahun
meningkat berkisar 7,30%, mengimplikasikan
bahwa setiap tahunnya perusahaan masih cukup
dapat menjaga stabilitas hutangnya.
Pada Ekuitas
Rata-rata pertumbuhan total ekuitas setiap tahun
meningkat berkisar 10,96%, hal tersebut
mengimplikasikan bahwa perusahaan
membutuhkan banyak modal dan menarik banyak
investor untuk mendapat modal .
2. Analisis Vertikal
Analisis Vertikal
Analisis Horizontal
PT. PP
PT. WIKA
Analisis Vertikal
Analisis Horizontal
3. Rasio Likuiditas
PT PP
Current Ratio dari PT. PP mengalami penurunan dalam kurun waktu 2017-2022 dengan penurunan
sebesar 23,47%, hal ini mengindikasikan stabilitas aset lancar kurang bisa mengimbangi liabilitas
lancar yang dimilikki oleh PT. PP. Quick Ratio dari PT. PP mengalami penurunan yang cukup drastis
hingga 50%, hal ini mengindikasikan bahwa PT. PP belum cukup mampu untuk menekan jumlah
persediaan pada Gudang dan belum cukup mampu untuk meningkatkan pertumbuhan aset lancar.
Average Collection Period pada PT. PP berkisar di nilai rata-rata sebesar 121 hari, hal ini menunjukan
bahwa kemampuan rata-rata pertahun PT. PP untuk mengumpulkan pendapatan usaha yang diukur
dari jumlah hari untuk menagih piutang usahanya selama 121 hari.
PT WIKA
Current Ratio dari PT. WIKA mengalami penurunan dalam kurun waktu 2017-2022 dengan
penurunan sebesar 20%, hal ini mengindikasikan bahwa stabilitas aset lancar kurang bisa
mengimbangi liabilitas lancar yang dimilikki oleh PT. WIKA. Quick Ratio dari PT. WIKA
mengalami penurunan yang cukup drastis hingga 52%, hal ini mengindikasikan bahwa PT. WIKA
belum cukup mampu untuk menekan jumlah persediaan pada Gudang dan belum cukup mampu untuk
meningkatkan pertumbuhan aset lancar. Average Collection Period pada PT. WIKA berkisar di nilai
rata-rata sebesar 37 hari, hal ini menunjukan bahwa kemampuan rata-rata pertahun PT. WIKA untuk
mengumpulkan pendapatan usaha yang diukur dari jumlah hari untuk menagih piutang usahanya
selama 37 hari.
PT Adhi Karya
Current Ratio dari PT. Adhi Karya mengalami penurunan dalam kurun waktu 2017-2022 dengan
penurunan sebesar 30%, hal ini mengindikasikan bahwa stabilitas aset lancar kurang bisa
mengimbangi liabilitas lancar yang dimilikki oleh PT. Adhi Karya. Quick Ratio dari PT. Adhi Karya
mengalami penurunan hingga 30,1%, hal ini mengindikasikan bahwa PT. Adhi Karya belum cukup
mampu untuk menekan jumlah persediaan pada Gudang dan belum cukup mampu untuk
meningkatkan pertumbuhan aset lancar. Average Collection Period pada PT. Adhi Karya berkisar di
nilai rata-rata sebesar 88 hari, hal ini menunjukan bahwa kemampuan rata-rata pertahun PT. Adhi
Karya untuk mengumpulkan pendapatan usaha yang diukur dari jumlah hari untuk menagih piutang
usahanya selama 88 hari.
Analisis Tiga Perusahaan
Perusahaan yang berkapabilitas untuk menekan penurunan Current Ratio yaitu PT. WIKA yang
memiliki penurunan terkecil sebesar 20%, mengindikasikan bahwa PT. WIKA setidaknya mampu
menjaga stabilitas aset lancar terhadap liabilitas lancar dibanding kedua perusahaan lainnya.
Perusahaan yang berkapabilitas untuk menekan penurunan Quick Ratio yaitu PT. Adhi Karya yang
memiliki penurunan terkecil sebesar 30,1%, mengindikasikan bahwa PT. Adhi Karya setidaknya
mampu menjaga stabilitas aset lancar terhadap liabilitas lancar dibanding kedua perusahaan lainnya.
Perusahaan yang berkapabilitas untuk mengumpulkan pendapatan usaha dari jumlah hari untuk
menagih piutangnya adalah PT. WIKA yaitu selama 37 hari dan kurun waktu tersebut lebih cepat
dibanding kedua perusahaan lainnya
4. Rasio Efektivitas
PT PP
Pada periode 2017-2022, Operating Income Return on Investment (OIROI) mengalami penurunan
sebesar 10%, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan efektivitas untuk menghasilkan laba
operasional atas aset PT. PP berkurang. Operating Profit Margin mengalami kenaikan sebesar 0,16
atau 16%, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan efektivitas untuk menghasilkan laba operasional
atas penjualan pada PT. PP meningkat. Total Asset Turnover mengalami penurunan sebesar 0,19 kali,
hal ini menunjukkan bahwa perputaran aset terhadap penjualan semakin cepat atau semakin baik.
Account Receivable Turnover mengalami penurunan sebesar 0,02 kali, hal ini menunjukkan bahwa
perputaran piutang usaha terhadap penjualan semakin cepat atau semakin baik. Inventory Turnover
mengalami penurunan signifikan sebesar 4,81 kali, hal ini menunjukkan bahwa perputaran persediaan
pada gudang terhadap penjualan semakin lambat atau semakin buruk. Fixed Asset Turnover
mengalami kenaikan sebesar 0,05 kali, hal ini menunjukkan bahwa perputaran aset tetap terhadap
penjualan semakin lambat atau semakin buruk.
PT WIKA
Pada periode 2017-2022, Operating Income Return on Investment (OIROI) mengalami penurunan
sebesar 28%, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan efektivitas untuk menghasilkan laba
operasional atas aset PT. PP berkurang. Operating Profit Margin mengalami kenaikan sebesar 0,26
atau 26%, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan efektivitas untuk menghasilkan laba operasional
atas penjualan pada PT. PP meningkat. Total Asset Turnover mengalami penurunan sebesar 0,29 kali,
hal ini menunjukkan bahwa perputaran aset terhadap penjualan semakin cepat atau semakin baik.
Account Receivable Turnover mengalami penurunan sebesar 4,78 kali, hal ini menunjukkan bahwa
perputaran piutang usaha terhadap penjualan semakin cepat atau semakin baik. Inventory Turnover
mengalami penurunan signifikan sebesar 3,21 kali, hal ini menunjukkan bahwa perputaran persediaan
pada gudang terhadap penjualan semakin lambat atau semakin buruk. Fixed Asset Turnover
mengalami penurunan sebesar 2,96 kali, hal ini menunjukkan bahwa perputaran aset tetap terhadap
penjualan semakin cepat atau semakin baik.
PT Adhi Karya
Pada periode 2017-2022, Operating Income Return on Investment (OIROI) mengalami penurunan
sebesar 29%, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan efektivitas untuk menghasilkan laba
operasional atas aset PT. PP berkurang. Operating Profit Margin mengalami kenaikan sebesar 0,02
atau 2%, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan efektivitas untuk menghasilkan laba operasional
atas penjualan pada PT. PP meningkat. Total Asset Turnover mengalami penurunan sebesar 0,19 kali,
hal ini menunjukkan bahwa perputaran aset terhadap penjualan semakin cepat atau semakin baik.
Account Receivable Turnover mengalami penurunan sebesar 0,74 kali, hal ini menunjukkan bahwa
perputaran piutang usaha terhadap penjualan semakin cepat atau semakin baik. Inventory Turnover
mengalami penurunan signifikan sebesar 5,41 kali, hal ini menunjukkan bahwa perputaran persediaan
pada gudang terhadap penjualan semakin lambat atau semakin buruk. Fixed Asset Turnover pada
tahun 2017 tidak tersedia karena write-off dari akun fixed asset laporan keuangan tahunan. Oleh
karena itu data awal yang digunakan adalah tahun 2018 dimana mengalami penurunan sebesar 3,62
kali, hal ini menunjukkan bahwa perputaran aset tetap terhadap penjualan semakin cepat atau semakin
baik.
Analisis Tiga Perusahaan
Perusahaan yang memiliki keunggulan dari segi OIROI yaitu PT. PP yang memiliki penurunan
terkecil sebesar 10%, mengindikasikan bahwa PT. PP setidaknya mampu menjaga kemampuan
efektivitas untuk menghasilkan laba operasional atas aset dibanding kedua perusahaan lainnya.
Perusahaan yang memilikki keunggulan dari segi Operating Profit Margin yaitu PT. WIKA yang
memiliki kenaikan terbesar yaitu 26%, mengindikasikan bahwa PT. WIKA mampu memaksimalkan
kemampuan efektivitas untuk menghasilkan laba operasional atas penjualan dibanding kedua
perusahaan lainnya. Perusahaan yang memilikki keunggulan dari segi Total Asset Turnover yaitu PT.
WIKA yang memiliki penurunan terbesar yaitu 0,29 kali, mengindikasikan bahwa PT. WIKA mampu
memaksimalkan kemampuan perputaran aset terhadap penjualan. Perusahaan yang memilikki
keunggulan dari segi Account Receivable Turnover yaitu PT. WIKA yang memiliki penurunan
terbesar yaitu 4,78 kali, mengindikasikan bahwa PT. WIKA mampu memaksimalkan kemampuan
perputaran piutang usaha terhadap penjualan. Perusahaan yang memilikki keunggulan dari segi
Inventory Turnover yaitu PT. WIKA yang memiliki penurunan terkecil yaitu 3,21 kali,
mengindikasikan bahwa PT. WIKA setidaknya mampu menjaga perputaran persediaan pada gudang
terhadap penjualan. Perusahaan yang memilikki keunggulan dari segi Fixed Asset Turnover yaitu
5. Rasio Profitabilitas
PT PP
Pada periode 2017-2022, Return on Asset (ROA) mengalami penurunan sebesar 409% kali, hal ini
menunjukkan bahwa terjadi penurunan kemampuan yang signifikan untuk menghasilkan laba bersih
perusahaan atas aset yang digunakan PT. PP. Return on Equity (ROE) mengalami penurunan sebesar
1.231%, hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan kemampuan yang signifikan untuk
memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham PT.PP.
PT WIKA
Pada periode 2017-2022, Return on Asset (ROA) mengalami penurunan sebesar 350%, hal ini
menunjukkan bahwa terjadi penurunan kemampuan yang signifikan untuk menghasilkan laba bersih
perusahaan atas aset yang digunakan PT. WIKA. Return on Equity (ROE) mengalami penurunan
sebesar 1.045%, hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan kemampuan yang signifikan untuk
memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham PT. WIKA.
PT Adhi Karya
Pada periode 2017-2022, Return on Asset (ROA) mengalami penurunan sebesar 334%, hal ini
menunjukkan bahwa terjadi penurunan kemampuan yang signifikan untuk menghasilkan laba bersih
perusahaan atas aset yang digunakan PT. Adhi Karya. Return on Equity (ROE) mengalami penurunan
sebesar 760%, hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan kemampuan yang signifikan untuk
memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham PT. Adhi Karya.
Analisis Tiga Perusahaan
Perusahaan yang berkapabilitas untuk menekan penurunan Return on Asset (ROA) yaitu PT. Adhi
Karya yang memiliki penurunan terkecil sebesar 334%, mengindikasikan bahwa PT. Adhi Karya
setidaknya mampu mempertahankan kemampuannya untuk menghasilkan laba bersih perusahaan atas
aset yang digunakan dibanding kedua perusahaan lainnya. Perusahaan yang berkapabilitas untuk
menekan penurunan Return on Equity (ROE) yaitu PT. Adhi Karya yang memiliki penurunan terkecil
sebesar 760%, mengindikasikan bahwa PT. Adhi Karya setidaknya mampu mempertahankan
kemampuannya untuk memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham dibanding kedua perusahaan
lainnya.
6. Rasio Leverage
PT PP
Pada periode 2017-2022, Debt to Asset mengalami penurunan sebesar 7,83%, hal ini menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan kemampuan perusahaan untuk menggunakan utang dibandingkan dengan
penggunaan asset untuk membiayai kegiatan perusahaan. Debt to Equity mengalami kenaikan sebesar
0,84%, hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan kemampuan perusahaan untuk menggunakan
utang dibandingkan dengan penggunaan modal saham atau ekuitas untuk membiayai kegiatan
perusahaan.
PT WIKA
Pada periode 2017-2022, Debt to Asset mengalami kenaikan sebesar 8,73%, hal ini menunjukkan
bahwa terjadi penurunan kemampuan perusahaan untuk menggunakan utang dibandingkan dengan
penggunaan asset untuk membiayai kegiatan perusahaan. Debt to Equity mengalami kenaikan sebesar
116,92%, hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan kemampuan perusahaan untuk menggunakan
utang dibandingkan dengan penggunaan modal saham atau ekuitas untuk membiayai kegiatan
perusahaan.
PT Adhi Karya
Pada periode 2017-2022, Debt to Asset mengalami penurunan sebesar 1,35%, hal ini menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan kemampuan perusahaan untuk menggunakan utang dibandingkan dengan
penggunaan asset untuk membiayai kegiatan perusahaan. Debt to Equity mengalami penurunan
sebesar 29,51%, hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan perusahaan untuk
menggunakan utang dibandingkan dengan penggunaan modal saham atau ekuitas untuk membiayai
kegiatan perusahaan.
Analisis Tiga Perusahaan
Perusahaan yang memilikki performa baik pada Debt to Asset Ratio yaitu PT. PP yang memiliki
penurunan terbesar yaitu 7,83%, mengindikasikan bahwa PT. PP mampu mempertahankan
kemampuannya untuk menggunakan utang dibandingkan dengan penggunaan asset untuk membiayai
kegiatan perusahaan dibanding kedua perusahaan lainnya. Perusahaan yang memilikki performa baik
pada Debt to Equity Ratio yaitu PT. PP yang memiliki penurunan terbesar yaitu 29,51%,
mengindikasikan bahwa PT. PP mampu mempertahankan kemampuannya untuk menggunakan utang
dibandingkan dengan penggunaan modal saham atau ekuitas untuk membiayai kegiatan perusahaan
dibanding kedua perusahaan lainnya.
VI. Referensi
WIKA. (2023). Laporan Keuangan Tahunan PT WIKA. Diakses 19 Oktober 2023, dari
https://www.ptWIKA.co.id/en/investor/company-report/annual-report
WIKA. (2023). Laporan Keuangan Tahunan PT WIKA. Diakses 19 Oktober 2023, dari
https://investor-id.wika.co.id/ar.html
Adhi Karya. (2023). Laporan Keuangan Tahunan PT Adhi Karya. Diakses 19 Oktober 2023, dari
https://adhi.co.id/laporan-tahunan/
Nilamsari, Natalina. (2014). Memahami Studi Dokumen dalam Penilitian Kualitatif. Jurnal
Wacana,8(2), 177-181.
Tamplin, True. (2023). Leverage Ratios Definition. Diakses pada 22 Oktober 2023, dari
https://www.financestrategists.com/wealth-management/accounting-ratios/leverage-ratios/
Salvucci, Jeremy. (2022). What is Leverage Ratio? Definition, Calculation, and Examples. Diakses
pada 22 Oktober 2023, dari
https://www.financestrategists.com/wealth-management/accounting-ratios/leverage-ratios/
Hayes, Adam. (2020). Leverage Ratio, What it is, What it Tells You, How to Calculate. Diakses pada
22 Oktober 2023, dari https://www.investopedia.com/terms/l/leverageratio.asp
Baltova, Antoniya. (2023). Profitability Ratios – Definitions, Types, Formulas. Diakses pada 22
Oktober 2023, dari
https://365financialanalyst.com/knowledge-hub/financial-analysis/profitability-ratios/
Hayes, Adam. (2023). Profitability Ratios: What They Are, Common Types, and How Business Use
Them. Diakses pada 22 Oktober 2023, dari
https://www.investopedia.com/terms/p/profitabilityratios.asp
CFI Team. Efficiency Ratios. Diakses pada 22 Oktober 2023, dari
https://corporatefinanceinstitute.com/resources/accounting/efficiency-ratios/
Nickolas, Steven. (2021). What Do Efficiency Ratios Measure?. Diakses pada 22 Oktober 2023, dari
https://www.investopedia.com/ask/answers/040715/what-do-efficiency-ratios-measure.asp
Tomasetti, Brooke (2023). Efficiency Ratios. Diakses pada 22 Oktober 2023, dari
https://www.carboncollective.co/sustainable-investing/efficiency-ratios
Iswanto, E. R., Indrawati, Y., & Riyanto, T. A. (2019). Studi Mikrotremor dengan Metode Horizontal
to Vertical Spectral Ratio (HVSR) di Tapak RDE, Serpong. Eksplorium, 40(2), 105.
https://doi.org/10.17146/eksplorium.2019.40.2.5489
Mathews, Mary., Nurbayah, Siti, Kaur Dihlvinder (2021). The Relationship between Liquidity Ratios
and EPS. International Journal of Academic Research in Business and Social Science 11(8),
1450 – 1457.