Defenisi Sistem ekonomi adalah Cara suatu negara mengatur Kehidupan ekonominya dalam rangka
mencapai Kemakmuran. Pelaksanaan sistem ekonomi suatu negara tercermin dalam Keseluruhan
lembaga- lembaga ekonomi yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sistem
perekonomian negara dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain ideologi / falsafah hidup bangsa,
Sifat Lambdan jati diri bangsa, serta struktur ekonomi.
Sistem ekonomi Liberal yaitu Sistem ekonomi dimana ekonom diatur oleh Kekuatan pasar (permintaan
dan Penawaran Permintaan Apabila harga naik permintaan turun Penawaran Apabila harga naik
permintaan halk. Yang menentukan harga adalah pasar. tele Sistem ekonomi Liberal menghendaki
adanya kebebasan Individu melakukan kegiatan ekonomi. Sistem ekonomi Irberat banyak dianut negara-
negara Eropa dan Amerika Serikat.
Ciri-Ciri Sistem ekonomi Liberal, yaitu Adanya pengakuan terhadap hak individu, Kedaulatan Konsumen
dan Kebebasan dalam Konsumsi Konsumsi itu bebas, Menerapkan sistem persaingan bebas, Peranan
modal Sangat penting.
Kelebihan Sistem Ekonomi Liberal, yaitu Setiap individu bebas menentukan perekonomiannya sendiri
akibatnya bisa jadi perekonomian mereka bisa kacau bentrok, Setiap individu bebas memiliki alat
produksi sendiri, Kegiatan ekonomi lebih cepat maju Karena adanya Persaingan, Kualitas barang lebih
terjamin, dan Kualitas Pelayanan terjamin
Kelemahan Sistem ekonomi Liberal yaitu : Menimbulkan Monopoli, Terjadi Kesenjangan, Rentan
terhadap Krisis ekonomi.
Sistem ekonomi Sosialis Yaitu: Sistem ekonomi dimana ekonomi diatur negara, dalam Sistem ini,
Jalannya perekonomian Sepenuhnya menjadi tanggung Jawab negara /pemerintah Pusat. Sistem
ekonomi Sosialis banyak diterapkan di negara Eropa Timur yang pada umumnya menganut Paham
Komunis. Semua diatur oleh pemerintah terpusat dan pemerintah. Contoh: Rusia, , memakai ekonomi
pusat.
Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Sosialis yaitu : Hak milk individu tidak diakui, Seluruh Sumber daya dikuasai
negara, Jalannya Kegiatan Perekonomian sepenuhnya tanggung Pemerintah. Kegiatan ekonomi
direncanakan dan diatur pemerintah, Produksi dilakukan untuk Kebutuhan masyarakat, kebijakan
perekonomian disusun dan dilaksanakan Pemerintah.
Kelebihan Ekonomi Sosialis yaitu : Pemerintah Sepenuhnya bertanggung jawab terhadap perekono-
mian, Pemerintah mengatur distribusi, Mudah dalam Pengelolaan, Pengendalian Pelaksanaan
Pembangunan lebih Cepat, dan Kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi secara merata.
Kelemahan Statem Ekonomi Sosialis yaitu : Hak mik individu tidak diakui, Individu tidak mempunyai
Kebebasan dalam berusaha. Potensi dan Kreatifitas masyarakat tidak berkembang, Jalur Birokrasi
panjang.
Sistem ekonomi Campuran merupakan Penggabungan atau Campuran antara sistem ekonomi liberal
dan sosialis. Dalam sistem ini pemerintah bekerja sama dengan pihak swasta dalam menjalankan
Kegiatan perekonomian.. Sistem ini banyak diterapkan dinegara yang sedang berkembang.
Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Camporan, yaitu : Kegiatan ekonomi dilakukan oleh pemerintah dan Swasta,
Transaksi ekonomi terjadi melalui mekanisme Pasar, Ada Campur tangan Pemerintah, Ada persaingan
tetapi masih ada Kontrol pemerintah.
Kelebihan Sistem ekonomi Campuran yaitu : Kestabilan ekonomi terjamin, Pemerintah dapat
memfokuskan perhatian untuk memajukan Sektor usaha menengah dan Kecil, Adanya Kebebasan
berusaha dapat mendorong Kreativitas individu, Hak milk individu atas sumber produksi diakui
walaupun ada Pembatasa, Lebih mementingkan Kepentingan umum daripada Kepentingan Pribadi
Kelemahan Sistem Ekonomi Campuran, Suit menentukan batas antara Kegiatan ekonomi yang dilakukan
pemerintah dan swasta, Sulit menentukan batas antara Sumber produksi Yang dapat dikuasai oleh
pemerintah dan swasta.
Sejak berdirings Negara Republik Indonesia, banyak Sudah tokoh negara pada saat itu telah
merumuskan bentuk Perekonomian tepat bagi bangsa Indonesia, baik Secara individu maupun melalui
diskusi Kelompok.
Berdasarkan Demokrasi Pancasila, yaitu Sistem ekonomi yang diterapkan di Indonesia adalah sistem
ekonomi Dancasila yang didalamnya terkandung demokrasi ekonomi Demokrasi ekonomi berarti bahwa
Kegiatan ekonomi dilakukan dari, oleh, dan untuk rakyat di bawah Pengawasan pemerintah.
a.Landasan pokok perekonomian Indonesia adalah Pasal 33 UUD 1945 b) Demokrasi ekonomi menjadi
dasar Kehidupan Perekonomian Indonesia dengan Ciri-Ciri Positif Demokrasi Pancasila dipilih. Karena
memiliki Ciri-Ciri Positif yang diantaranya adalah (Suroso, 1993).
Pasal 33 UUD 194 Sistem Perekonomian Indonesia.
Ayat 1: Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas Kekeluargaan.
Ayat 2 : Cabang produksi Yang penting bagi negara dan Menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai
oleh negara.
Ayat 3 : Bumi, air, dan Kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk Sebesar-besarnya Kemakmuran rakyat.
Ayat 4 : Sumber- Sumber Kekayaan dan Keuangan negara digunakan dalam permufakatan Lembaga-
lembaga perwakilan rakyat.
Ayat 5: Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih Pekerjaan Yang dikehendaki serta mempunyai
hak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak.
Maka dalam perekonomian Indonesia dikenal 3 pelaku ekonomi Pokok (sering disebut agen- agen
pemerintah dalam Pembangunan ekonomi Yakni :
Dalam ilmu ekonomi mikro kita mengenai tiga pelaku ekonomi, Yaitu
*Konsumen
*Produsen
*Sector Swasta
*Sektor Pemerintah
* Sector luar negeri-
Ciri- ciri ekonomi Kerakyatan diantaranya: Berkeadilan dengan prinsip persaingan sehat, Memperhatikan
pertumbuhan ekonomi, Kepentingan sosial, dan nital Keadian serta Kualitas hidup, Mewujudkan
pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, Menjamin Kesempatan bekerja dan
berusaha.
Iklim Kebangsaan setelah orde baru menunjukkan suatu Kondisi yang sangat mendukung untuk mulai
dilaksanakan- nya sistem ekonomi yang sesungguhnya diinginkan rakyat Indonesia. Setelah melalui
masa-masa penuh tantangan pada Periode 1945- 1985, Semua tokoh negara yang dalam pemerintahan
sebagai wakil rakyat duduk untuk Kembali menempatan sistem ekonomi kita pada nilai yang telah
fersirat dalam UUD 1945.
Pengangguran:
Salah satu ukuran keberhasilan pengelolaan ekonomi suatu negara tingkat pengangguran
Pengangguran (unemployment), tidak berkaitan dengan mereka yang tidak bekerja, tetapi dengan
mereka yang belum mendapatkan pekerjaan.
1. Penganggur friksional menganggur karena sedang dalam proses peralihan dari suatu pekerjaan
ke pekerjaan lainnya. Alasan: pindah perusahaan, pindah lokasi/kota penganggur sukarela (voluntary
unemployment).
3. Penganggur musiman karena kondisi ekonomi sedang mengalami resesi atau dalam kondisi
menurun.
Adapun inti strategi kebijakan untuk membangun pariwisata secara berkelanjutan yakni:
- Destination Management
- Strategi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Era Kenormalan Baru
Beberapa Kosakata Standart dalam Kajian Kemiskinan. 1. Powerty Line (Garis Kemikiran) Yaitu, tingkat
Konsumsi rumah tangga minimum ý dapat diterima secara sosial. la biasanya dihitung berdasarkan
income dua pertiganya digunakan untuk Kesenjangan fangan dihitung bioh ali Statistik Kesejahteraan
sebagai persediaan Katori dan Protein utama y paving murah. 2. Absolute and relative poverty
(Komiskinan absolut dan relatif). Kemiskinan absolut adalah: Kemiskinan 7 Jaluh dibawah standar
Konsumsi minimum dan Karenanya tergantung pada Kebaikan (Karitas amal) Sedangkan relatif adalah.
Kemiskinan yersis di atas garis kemiskinan
2. Kriminalitas merupakan: Dampak lain dan Kemiskinan. Kesulitan mencari nafkah mengakibatkan
orang tupa diri sehingg mencan Jalan Cepat tanpa meme duilkan harai / haramnya tang Sebagai alat
ukur guna memenuhi kebutuhan. Misainya perampo- kan, penodongan, Pencurian, Penipuan.
INVESTASI
Investasi sebagai pengeluaran yang dilakukan investor/penanam modal/perusahaan untuk
membeli barang modal dan perlengkapan produksi demi menambah kemampuan memproduksi
barang serta jasa yang tersedia dalam perekonomian.
Faktor yang mempengaruhi investasi:
1. Tingkat keuntungan yang diramalkan akan diperoleh
2. Suku bunga
3. Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang
4. Kemajuan teknologi
5. Tingkat pendapatan nasional dan perubahannya
6. Keuntungan yang diperoleh perusahaan
Investasi langsung (direct investment) berarti perusahaan dari negara penanam modal
secara the facto atau the jure melakukan pengawasan atas aset (aktiva) yang ditanamkan di
negara pengimpor modal dengan cara investasi. Investasi tidak langsung (indirect investment)
lebih dikenal sebagai investasi portofolio atau rentiler yang sebagian besar terdiri dari
penguasaan atas saham yang dapat dipindahkan (yang dikeluarkan atau dijamin oleh pemerintah
atau negara pengimpor modal), dan atas saham atau surat utang oleh warga negara dari beberapa
negara lain.
Menurut pasal 3 ayat 2 UU Nomor 25 Tahun 2007 bahwa tujuan penyelenggaraan
penanaman modal antara lain:
- Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional
- Menciptakan lapangan kerja
- Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan
- Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional
- Meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional
- Mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan
- Mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan dana
yang berasal baik dari dalam negeri maupun luar negeri
- Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Pemerintah menetapkan kebijakan dasar penanaman modal dalam pasal 4 UU Nomor 25
Tahun 2007 yang antara lain untuk:
Mendorong terciptanya iklim usaha nasional yang kondusif bagi penanaman modal untuk
penguatan daya saing perekonomian nasional
Mempercepat peningkatan penanaman modal
Analisis tren merupakan metode analisis yang ditujukan untuk melakukan estimasi atau
peramalan di masa yang akan datang.
Penanaman Modal Asing (PMA) merupakan suatu bentuk investasi dengan jalan membangun,
membeli total atau mengakuisisi perusahaan
Pemerintah selalu mengusahakan agar aliran modal yang masuk ke Indonesia semakin tinggi, hal
ini agar sesuai dengan harapan yaitu semakin besarnya dana yang diperlukan dalam
pembangunan, utamanya bagi pembangunan dalam bidang ekonomi.
Investasi asing di Indonesia dapat dilakukan dalam dua bentuk investasi, yaitu:
1. Investasi Portofolio: Investasi portofolio dilakukan melalui pasar modal dengan instrumen
surat berharga seperti saham dan obligasi
2) Investasi Langsung: Penanaman modal asing (PMA) atau Foreign direct investment (FDI)
terdiri dari aset - aset nyata yaitu pembelian tanah yang digunakan sebagai sarana produksi,
pembangunan pabrik, pembelanjaan peralatan inventaris didampingi dengan fungsi - fungsi
manajemen yang ada (Ningrum dan Indrajaya, 2018)
Menurut Muchammad Zaidun, dalam ilmu hukum investasi terdapat 3 ragam pemikiran dalam
menafsirkan kebijakan investasi yang dapat dipilih menjadi dasar pertimbangan atau kebijakan
hukum investasi dari kepentingan negara penerima modal (home country), yakni :
Indonesia adalah negara dengan penduduk terbanyak keempat di dunia dengan jumlah tenaga
kerja yang besar dan sumber daya alam yang berlimpah. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai
salah satu negara yang sangat menjanjikan untuk berinvestasi.
Secara garis besar, berikut adalah pengaruh investasi asing terhadap perekonomian
Indonesia:
pasar
• Meningkatkan industri ekspor, daya saing pasar, dan merangsang pertumbuhan ekonomi pada
sektor keuangan dan jasa
• Memajukan teknologi yang ada dalam negeri dengan edukasi teknologi maju dari
perusahaan asing
Pro Dan Kontra Peranan Arus Modal Asing Bagi Perekonomian Di Indonesia
Pendapat yang Pro terhadap PMA Argumen yang mendukung penanaman modal asing sebagian
besar berasal dari analisis teori neoklasik tradisional dan teori pertumbuhan yang baru yang
memusatkan 16 perhatiannya pada berbagai determinan pertumbuhan ekonomi (Todaro, 2006).
Menurut teori ini, PMA (dan juga bantuan luar negeri) merupakan sesuatu yang sangat positif,
karena hal tersebut dapat mengisi kesenjangan antara persediaan tabungan, cadangan devisa,
penerimaan pemerintah, dan keahlian manajerial yang terdapat di negara penerimanya dengan
tingkat persediaan yang dibutuhkan untuk dapat mencapai target-target pertumbuhan dan
pembangunan (Todaro. 2006).
Secara umum argumen dasar yang menentang penanaman modal swasta asing mengatakan
bahwa PMA dapat mengakibatkan kesenjangan, antara lain: (Todaro,2006).
• Walaupun dampak awal dari penanaman modal perusahaan multinasional memang dapat
memperbaiki posisi devisa negara yang menerima mereka (negara tuan rumah), tetapi dalam
jangka panjang dampaknya justru negatif, yakni dapat mengurangi penghasilan devisa itu, baik
dari sisi neraca transaksi berjalan maupun neraca modal.
Inti sari perdebatan antara pihak yang pro dan kontra terhadap penanaman modal asing berpusat
pada perbedaan ideologis dan pertimbangan tata nilai mengenai hakikat dan makna dasar dari
pembangunan ekonomi dan sumber-sumber pokok yang menjadi titik tolaknya untuk tumbuh.
Manfaat dari IPM adalah IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam
upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk), dapat menentukan peringkat atau
level pembangunan suatu wilayah/negara, IPM merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran
kinerja Pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator penentuan Dana Alokasi Umum
(DAU). Indeks pembangunan manusia (IPM) merupakan indikator komposit tunggal yang digunakan
untuk mengukur pencapaian pembangunan manusia yang telah dilakukan disuatu wilayah tidak dapat
mengukur semua dimensi dari pembangunan manusia yang dinilai mencerminkan status kemampuan
dasar (basic capabilities) penduduk. Ketiga kemampuan dasar itu adalah umur panjang, dan sehat yang
diukur melalui angka harapan hidup waktu lahir, berpengetahuan dan berketerampilan yang diukur
dengan angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah, serta akses terhadap sumber daya yang
dibutuhkan untuk mencapai standar hidup layak yang diukur dengan pendapatan perkapita yang
disesuaikan .
Harapan lama sekolah (expected years of schooling) adalah lamanya sekolah yang diharapkan
akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang. Penghitungan dilakukan
pada penduduk yang berusia 7 tahun ke atas karena adanya kebijakan program wajib belajar
untuk usia tersebut. Batas nilai harapan lama sekolah adalah minimum 0 dan maksimum 18
tahun.
4. Pengeluaran Perkapita
Pengeluaran perkapita dihitung menggunakan rata-rata pengeluaran perkapita konstan/rill yang
disesuaikan dengan paritas daya beli (purchasing power parity) berbasis forumula Rao. Sebelum
penghitungan IPM, semua indeks dari dimensi penyusun IPM harus dihitung terlebih dahulu. IPM
dihitung menggunakan rata-rata ukur (geometrik) karena rata-rata ukur (geometrik) lebih responsif
dengan adanya ketimpangan capaian pembangunan, dimana jika terdapat satu indikator yang rendah,
maka indikator tersebut tidak akan tertutupi oleh indikator yang lain yang memiliki nilai yang tinggi. Nilai
IPM dikelompokkan menjadi 4 kelompok untuk melihat capaian pembangunan manusia di suatu
wilayah. Kelompok nilai IPM tersebut adalah , Kelompok "sangat tinggi": IPM ≥ 80, Kelompok "tinggi": 70
≤ IPM < 80, Kelompok "sedang": 60 ≤ IPM < 70, dan Kelompok "rendah": IPM < 60. Data yang digunakan
untuk menghitung IPM adalah sesnsus penduduk, survey sosial ekonomi nasional (susenas) dan PNB per
kapita.
IPM menjadi salah satu tolok ukur kesejahteraan masyarakat di suatu negara secara
komprehensif yang melibatkan berbagai dimensi. Adapun pengukuran IPM di Indonesia
menggunakan 3 dimensi yakni umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, serta standard
hidup layak. Tiap dimensi kemudian juga dijabarkan dengan indikatornya masing-masing. Umur
panjang dan hidup sehat dihitung berdasarkan angka harapan hidup saat lahir, pengetahuan
dihitung berdasarkan harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah, serta standard hidup
layak dihitung berdasarkan pengeluaran per kapita.
Materi Kelompok 3
KONSEP KETENAGAKERJAAN
Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu
sebelum,selama,dan sesudah masa kerja Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun untuk masyarakat.
1.Angakatan Kerja
Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja secara umum yaitu suatu keadaan yang mencerminkan jumlah dari total
angkatan kerja yang dapat diserap atau ikut secara aktif dalam kegiatan perekonomian.
Kesempatan kerja adalah penduduk berusia 15 tahun ke atas yang bekerja atau disebut pula
pekerja
Kondisi Tenaga Kerja Indonesia Pada saat ini sektor pertanian masih memegang porsi terbesar
dalam menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia. Berdasarkan laporan
International Labour Organization (ILO) Indonesia pada 2019, sebanyak 31,9 persen penduduk
Indonesia bekerja di sektor pertanian. Disusul sector dengan jasa sebanyak 24,2 persen, dan
sektor perdagangan sebesar 22,5 persen. Meskipun datanya demikian, nyatanya sektor pertanian
tidak mampu memberi kesempatan kerja yang banyak pada beberapa tahun terakhir. Terhitung
sejak 2015-2021, jumlah pekerja yang mampu ditampung sektor pertanian mengalami penurunan
sebesar sembilan persen. Sedangkan pada bidang lain seperti industri, manufaktur, dan jasa
mengalami pertumbuhan positif
Dilihat dari sudut pandang positif tenaga kerja merupakan salah satu sumberdaya yang sangat
penting dalam mendorong pertumbuhan dan kemajuan ekonomi suatu negara. Namun dari sudut
pandang yang lain meningkatnya tenaga kerja justru sering kali menjadi persoalan ekonomi yang
sulit untuk diselesaikan oleh pemerintah. Sebagai akibat dari kurangnya pemerintah dalam
menyediakan lapangan pekerjaan sebagai dampak dari meningkatnya jumlah penduduk yang
ada, sehingga tenaga kerja yang ada tidak terserap secara penuh, konsekuensinya terciptalah
pengangguran.
Berdasarkan data yang dirilis (World Bank), disebutkan bahwa jumlah angkatan kerja atau
tenaga kerja diIndonesia merupakan yang terbesar keempat didunia. Artinya jumlah angkatan
kerja di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup tinggi seiring dengan bertambahnya
jumlah penduduk. Berdasarkan data dari BPS (2019) angkatan kerja Indonesia berjumlah
122.742.601 jiwa, dan mengalami peningkatan menjadi 125.316.991 jiwa pada tahun 2020.
Dalam hal ini pemanfaatan tenaga kerja secara maksimal wajib dilakukan oleh pemerintah, jika
pemerintah ingin survive dalam pembangunan, jika tidak perlahan tapi pasti bertambahnya
jumlah angkatan kerja yang tidak terserap (pengangguran) akan menjadi beban dan penghambat
dalam dalam perekonomian dan pada akhirnya menjadi masalah. Selain menjadi beban dan
penghambat dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara, pengangguran juga digunakan
menjadi salah satu indikator dari pasar tenaga kerja yang ada.
Rendahnya pengangguran sering dianggap menjadi suatu prestasi dalam suatu negara demikian
juga sebaliknya. Namun pada kenyataannya belum mencerminkan masalah ketenagakerjaan yang
sebenarnya. Konsep pengangguran disini diartikan sebagai penduduk yang memasuki usia kerja
(15–65 tahun) yang sedang mencari kerja, mempersiapkan usaha, putus asa dan sudah punya
pekerjaan tapi belum memulai bekerja. Secara umum upaya pemerintah dalam mengatasi
pengangguran yang terjadi di negeri ini cukup berhasil, khususnya dalam menyediakan lapangan
kerja meskipun tidak semua mampu terserap. Berdasarkan data dari BPS RI dalam 10 tahun
terakhir trend penurunan tingkat pengangguran di Indonesia cukup tinggi, yang mana pada tahun
2020 pengangguran di Indonesia sebesar 10,3 persen (dari total jumlah usia kerja) ada
mengalami pemenurunan menjadi 7,0 persen (dari total jumlah usia kerja) pada tahun berikutnya.
Namun dalam perjalananya ada beberapa permasalahan yang menyebabkan masih belum
maksimalnya penyerapan tenaga kerja yang terjadi tersedianya lapangan pekerjaan tersebut.
Suatu kebijakan, terutama kebijakan pembangunan akan menyita biaya dan pengorbanan yang
tidak kecil baik materi, waktu dan tenaga, termasuk opportunity cost (Biaya Kesempatan)
lainnya. Suatu kebijakan diawali dengan berbagai persiapan, perencanaan yang matang,
pembahasan yang intens, sebelum akhirnya dituangkan dalam suatu naskah atau sebagai
dokumen kebijakan. Bila tahapan ini diikuti secara konsisten dan konsekuen, maka arah
kebijakan yang dihasilkan akan memberi kontribusi terhadap pembangunan nasional khususnya
dalam Produk Domestik Bruto Indonesia. Tetapi sebaliknya, bila tahapan ini tidak dilakukan
secara konsisten, maka arah kebijakan yang dihasilkan akan memberi arah yang salah dan
berakibat pada kebijakan yang akan diterapkan menemui kegagalan (loss development) dan tidak
memberikan sumbangsih terhadap Produk Domestik Bruto