Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

RIP-OFF / HIT AND RUN STRATEGY


EKONOMI MANAJERIAL

Nama
NIM
Dosen

Disusun Oleh
: Salman Ansori
: 1322061005
: Dr. Tipri Rose Kartika

PROGRAM MAGISTER MANAGEMENT


INSTITUT BISNIS NUSANTARA
JAKARTA
2014

STRATEGI HARGA
Perkembangan dunia bisnis saat ini semakin pesat, sehingga persaingan
usaha juga semakin ketat, hal ini disebabkan karena kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Kondisi ini mendorong para pelaku bisnis untuk
memproduksi barang atau jasa. Selain dari mendirikaan perusahaan, para
pengusaha juga berkopetensi agar perusahaannya tetap hidup, tumbuh, dan
berkembang. Pernyataan ini tentunya sangat erat kaitanya dengan tujuan
perusahaan. Tujuan perusahaan pada dasarnya untuk mencari laba /
keuntungan yang maksimal dengan memanfaatlkan sumber daya dan
kemampuan yang tersedia, sehingga dalam upaya dalam mencapai satu
tujuan tersebut perusahaan harus memperkenalkan produk yang dihasilkan
kepada konsumen melalui kegiatan pemasaran dengan meningkatkan
promosi, kualitas, distribusi serta pelayanan untuk memberikan kepuasan
pada konsumen.
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang
dilakukan oleh perusahaan untuk melangsungkan kelangsungan hidupnya,
berkembang, dan mendapatkan laba. Teknik dan strategi pemasaran adalah
faktor yang sangat penting dalam siklus permulaan. Perusahaan harus
mengidentifikasi kebutuhan konsumen untuk mengetahui informasi pasar
yang ada. Data yang tersedia akan menjadi sumber informasi penting untuk
menyusun strategi yang tepat.
Secara umum, penentuan strategi yang tepat bagi perusahaan yang
dimulai dengan mengenali peluang dan ancaman yang terkandung dalam
lingkungan eksternal serta memahami kekuatan dan kelemahan pada aspek
internal perusahaan. Dengan demikian, perusahaan mampu bersaing dan
mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

RIP-OFF (HIT AND RUN) STRATEGY


Rip-Off Strategy : Ini adalah strategi di mana produk yang dijual dengan harga
yang tinggi akan tetapi berkualitas rendah.
Strategi rip off / hit & run ini bisa juga diartikan sebagai perilaku pelanggan
yang melakukan pemesanan barang/order/booked/deal, tapi kemudian tidak
melakukan pembayaran/transfer (selamanya) tanpa ada penjelasan.
Sebagai contoh bisnis rental mobil yang saya jalani kurang lebih hampir 5
tahun. Ada kalanya penyewa yang jujur maupun yang nakal. Diawal
penyewaan mobil, calon pelanggan begitu bersemangat untuk bertanya-tanya
perihal

mobil

yang

ingin

disewa,

bertanya

tentang

harga

per-

hari/minggu/bulan dan persyaratan untuk penyewaan mobil. Pihak rental


sudah menjelaskan serta memberikan informasi untuk penyewaan mobil nya
dan mereka menyanggupi. Lalu si calon pelanggan memutuskan menyewa
mobil untuk 1 bulan, Dan kami pun melakukan prosedur rental kami yaitu
dengan men-survey tempat tinggal si calon pelanggan dan meminta berkasberkas pendukungnya. Keesokan harinya si pelanggan ini datang ke rental
mobil kami untuk menyelesaikan administrasi penyewaan. Setelah semua
dilakukan, berjalanlah penyewaan selama 1 bulan lamanya. pada saat
kontrak sewa mobil nya habis di bulan pertama, si pelanggan rental mobil
kami ini ingin perpanjang kontrak sewa nya kembali selama 1 s/d 2 bln
kedepan lagi dan pelanggan melakukan administrasi dengan lancar. Kami
pun memantau dengan berbekal GPS tracker mobil rental kami. Kemudian
setelah kontrak sewa di bulan ketiga habis, kami mencoba untuk
menghubungi pelanggan yang menyewa mobil kami. Si pelanggan janji akan
membayar kontrak sewa mobilnya di bulan ke-4 dan bahkan kemungkinan
akan diperanjang konrak sewa nya.
Pada akhir bulan ke-4 kami terus melakukan penagihan uang sewa mobilnya
ke pelanggan kami. Singkat cerita, kami melakukan penagihan baik melalui
telfon maupun mendatangi langsung ke rumah tinggal si pelanggan ternyata
kosong (padahal waktu di awal sewa, keadaan rumah lengkap beserta
keluarga). Kami mencoba menelusuri dari GPS tracker mobil rental kami dan
sampailah kami dilokasi mobil rental kami. Ternyata mobil rental tersebut

sudah pindah tangan (digadaikan). Kasus dalam bisnis rental mobil yang saya
jalani ini bisa dibilang RIP-OFF / HIT AND RUN. Karena bisa dibilang si
pelanggan kami berniat untuk menyewa mobil tapi tidak bertanggung jawab
untuk menyelesaikan pembayaran kontrak sewa mobil rental kepada kami.
Dalam hal ini kami sudah rugi materi dan juga waktu.
Berikut beberapa pemahaman saya kenapa pelanggan melakukan rip-off / hit
and run :
1. Sudah menjadi hobi atau kesenangan, dalam pengertian pemain /
sudah biasa melakukan penggadaian unit rental.
2. Ada hal mendesak lain (bersifat tak terduga) yang harus diprioritaskan.
Rip-off / hit and run ini adalah masalah etika, sudah jelas apabila menyewa
mobil itu harus melunasi pembayaran untuk mobil yang disewa. Bukan hanya
sekedar janji tp pada kenyataannya tidak melakukan pembayaran / transfer.
Pelaku sesungguhnya sedang menunjukkan kualitas moralnya, bahwa dia
orang yang tidak bertanggungjawab.
Ketika kita berhadapan dengan pelanggan yang tidak beretika dan bermoral,
kita bisa memberikan sanksi / hukuman seberat-beratnya kepada pelaku.

Cara mengenali pelanggan yang hobi atau berpotensi melakukan rip-off / hit
and run berdasarkan feeling dan pola-pola tertentu :
Calon pelanggan memang sudah mengetahui situasi dan kondisi para
pekerja di rental mobil
Pelanggan suka membesar-besarkan apa yang dia punya (harta
kekayan / posisi pekerjaan / koneksi)
Melibatkan orang ke-3, dalam pengertian bahwa memanfaatkan orang
dan membayarnya dengan hasil kotor yang dilakukan.
Menyewa mobil dalam kurun waktu yang cukup lama dan meminta
harga murah.

Pelanggan yang berpotensi melakukan rip-off / hit and run memang agak
sulit untuk dideteksi, tetapi kita bisa meminimalisasikan kasus tersebut
dengan cara sebagai berikut :
1. Membuat aturan yang jelas dan tegas; Sounding secara kontinyu
kepada pelanggan tentang aturan-aturan / proseedur yang telah
ditentukan.
2. Tidak cukup membuatnya, kita juga harus menegakkan aturan yang
kita buat sendiri; seperti membuat perjanjian / klausa tentang
penyewaan mobil. Karena perjanjian adalah undang-undang bagi
para pihak yang membuatnya, Wajib untuk ditaati. Apabila pihak
penyewa tidak setuju dengan aturan main di rental kami, maka
pihak penyewa bisa mencari tempeat penyewaan mobil lain.
3. Menetapkan sanksi / hukuman bagi pelaku rip-off / hit and run;
peraturan tanpa adanya sanksi / hukuman bagi pelanggan ibarat
macan ompong. Dalam kasus rip-off / hit and run ini, apabila ada
pelanggan yang melakukannya, otomatis akan saya laporkan ke
pihak yang berwajib dan otomatis akan masuk daftar blacklist.

*Strategi rip-off / hit and run ini harus dihindari, agar setiap perusahaan dapat
bersaing.

Anda mungkin juga menyukai