Anda di halaman 1dari 3

1.

Explain how Apples philosophy and organizational culture have


impacted how it handles
ethical decisions.
Culture organisasi Apple sebelum Steve Jobs resign dan kemudian
kembali lagi dapat dikatakan berbeda jauh. Ketika Jobs kembali ke
Apple untuk menyelamatkan perusahaan tersebut, ia mulai merubah
kultur dan kebijakan-kebijakan pada organisasi perusahaan itu.
Sebelum Jobs kembali, para karyawan lebih terbuka pada proyek-
proyek Apple, setelah kembali ia menerapkan closed door policy,
untuk tetap waspada dalam melindungi teknologi-teknologi yang Apple
miliki dan memastikan informasi-informasi perusahaan tetap
terlindung di dalam perusahaan. Ia juga merancang struktur organisasi
yang lebih flat, daripada merancang struktur manajemen yang
berlapis-lapis untuk para karyawan. Salah satu komponen penting dari
kultur organisasi adalah diterapkannya konsep evangelism, yang para
karyawannya disebut sebagai evangelists. Para evangelists ini adalah
orang-orang yang secara gencar menyebarkan tentang Apple dan
produk-produknya dan menambah dukungan untuk produk-produk
Apple. Suksesnya konsep envangelism dapat terjadi karena adanya
dedikasi dan antusiasme para karyawan terhadap perusahaan. Ketika
Jobs kembali untuk merubah struktur organisasinya, ia menerapkan 2
perubahan. Pertama, ia mendukung adanya perdebatan untuk ide-ide
yang muncul dan visi-visi yang bisa dipercaya oleh karyawan. Dengan
penerapan 2 perubahan ini, para karyawan akan merasa bahwa
mereka merupakan asset penting perusahaan, Karena ide-ide dan
pendapat mereka dapat didengarkan dan merupakan masukan yang
penting, sehingga akan muncul rasa loyalitas mereka terhadap
perusahaan. Dengan penerapan ini, memungkinkan setiap ada isu atau
masalah terkait yg muncul, semua karyawan, bukan hanya para
petinggi perusahaan dapat memberikan masukan dan solusinya.
Sehingga semua lapisan organisasi dapat merasakan dampaknya dan
keputusan dapat dipertimbangkan bersama dengan solusi-solusi yang
diberikan.

2. Why is Apples industry so competitive, and how could this affect the
ethical risk in Apples operations?

Karena, industry Apple adalah salah satu industry yang paling


kompetitif. Saat ini, orang ingin perangkat yang bukan hanya hidup
tetapi juga mengefesienkan waktu mereka. Mereka ingin perangkat
mobile inovatif yang akan memungkinkan mereka untuk melakukan
pekerjaan mereka dan berkomunikasi tanpa pembatasan. Sering kali,
bisnis berakhir mengorbankan etika mereka sehingga mereka hanya
mengkedepankan persaingan. Dalam beberapa kasus, hal ini
mengakibatkan menurunkan kualitas produk mereka untuk
menghemat biaya. Bisnis yang mereka lakukan sehingga mereka dapat
menawarkan harga murah kepada konsumen. Perusahaan memastikan
bahwa pelanggan memiliki pengalaman yang optimal saat
menggunakan produk-produknya, desain Apple yang elegan. Tidak ada
kata yang lebih baik untuk itu. Persaingan yang ketat menghadapi
Apple Inc. dari perusahaan seperti Samsung, Sony dan Toshiba menjadi
alasan mengapa perusahaan dikompromikan produknya. Tapi rata-rata,
Apple memiliki hardware terbaik yang dirancang dari sudut pandang
estetika pandang vendor Apple untuk menahan reputasi mereka dan
terus-menerus akan menyediakan produk diperbarui baru untuk
konsumen mereka. Mereka memastikan bahwa bisnis yang mereka
dagangkan adalah yang teradil. Kompetisi yang tinggi di industri dapat
mempengaruhi risiko etika dalam operasi perusahaan. Misalnya,
masalah etika yang dihadapi produk perusahaan, iPhone 4, mungkin
karena persaingan yang ketat di industri. Perusahaan tidak mengambil
cukup waktu untuk memastikan bahwa produknya bekerja secara
efisien. Manufaktur produk-produk berkualitas tinggi adalah salah satu
elemen yang paling penting dari operasi perusahaan. Hal ini karena
perusahaan telah menanamkan kepada karyawannya untuk melakukan
hal yang tepat terlepas dari keadaan.

3. How do you think Apple has handled the various ethical issues that it
has faced in the past?
Menurut saya, dalam mengangani berbagai macam isu / masalah yang
terjadi, Apple cukup tanggap dalam merespon dan menanggulanginya
masalahnya. Untuk beberapa masalah yang terjadi, seperti tentang
kualitas produk dan masalah sustainability-nya, Apple cukup solutif
dalam menanggapi dan merespon masalah tersebut. Untu kualitas
produk, masalah muncul ketika para consumer mulai complain tentang
gangguan antenna yang ada di iPhone 4 yang baru saja rilis dan tidak
akan menggunakan produk tersebut lagi. Menanggapi hal itu Apple
langsung merespon dengan menawarkan free bumpers dan casing
selama periode tertentu sampai masalah tersebut diselesaikan. Namun
isu produk ini tidak menurunkan minat para konsumen untuk tetap
membeli iPhone4 tersebut.

Isu lainnya terkait masalah sustainability. Apple telah mengambil


langkah untuk menjadi perusahaan yang ramah lingkungan. Namun
bagaimanapun, Apple telah mengakui bahwa sebagian besar emisi
lingkungan berasal dari produknya. Dengan presentase 3% dari
pabriknya dan 97% berasal dari siklus produksinya. Menanggulangi
masalah tersebut, Apple menggunakan pendekatan yang berbeda
untuk masalah ini. Dengan mebuat produk dari material yang cocok
dan sesuai untuk bisa didaur ulang. Untuk memberi dukungan pada
konsumen agar mau turut serta dalam merecycle produk Apple,
perusahaan tersebut membentuk recycling program di setiap store
untuk produk-produk seperti iPod, iPhone dan Mac yang sudah lama.
Konsumen yang menukar produk lamanya akan mendapatkan diskon
10% untuk pembelian produk terbarunya. Solusi lainnya, dengan
mengurangi pemakaian bahan kimia pada produknya, dan Apple
sendiri telah mengumumkan hal ini.

Dengan melihat berbagai isu yang telah terjadi tersebut, dapat dilihat
bahwa Apple cukup bertanggung jawab dalam menanggapi dan
menanggulangi masalah yang terjadi dengan cepat.
Namun ada juga beberapa masalah yang masih belum terselesaikan
sepenuhnya karena berkaitan dengan pemerintah dan juga hokum.
Seperti masalah tekait intellectual property, hak paten dan juga terkait
privasi para konsumernya.

Anda mungkin juga menyukai