Anda di halaman 1dari 4

BUSINESS ETHICS

ETHICAL PRINCIPLE IN BUSINESS


PAGE 113 - 116

Oleh:
RACHMA RESPATIAYU

EKSEKUTIF A 37 B

MASTER OF MANAGEMENT PROGRAM


FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS
GADJAH MADA UNIVERSITY
JAKARTA
2015

ETHICAL IN PRINCIPLES IN BUSINESS :


DISTRIBUTIVE JUSTICE
Summary and Analysis of Page 113 to 116 Velasques, Manuel G. 2014. Business Etchis

7th Edition. England.

Terdapat tiga kategori keadilan :

Justice (Keadilan)

Distributive Justice
(Keadilan Distributif)

Keadilan yang mendistribusikan manfaat


dan masalah sosial secara adil

Retributive Justice
(Keadilan Restributif

Membutuhkan keadilan dalam


memberikan hukuman atau menyatakan
suatu kesalahan

Compensatory Justice
(Keadlinan
Kompensasi)

Keadilan yang membutuhkan pengembalian


kepada seseorang atas kerugian/kehilangan
yang dialami orang tersebut atas kesalahan yg
terjadi

Dalam pembahasan ini akan dibahas lebih spesifik mengenai keadilan yang
pertama yaitu Distributive Justice. Distributive Justice pada dasarnya adalah teori
keadilan yang mendistribusikan suatu manfaat dan masalah (Hak dan Kewajiban)
secara adil merata. Prinsipnya adalah : Mendistribusikan suatu keadilan secara
merata (adil) dan ketidakadilan secara tidak merata (tidak adil). Contohnya adalah
Ketika kita memiliki karyawan maka idealnya, Gaji mereka dibagikan secara merata
atau sama pada setiap orang (keadilan dibagikan merata), namun ketika karyawan
A bekerja lebih giat dibandingkan karyawan B maka gaji karyawan B tidak bisa
disamakan dengan karyawan A (Ketidak adilan dibagikan tidak rata).
Pada dasarnya yang menjadi tantangan dalam teori ini adalah tidak mencukupinya
(Scarcity) dari manfaat dan masalah di bandingkan dengan pihak yang

Distributive Justice

Justice as Equality
(Egalitarianism)

Justice based on
Contribution
(Capitalist Justice)

Justice based on Needs


and Abilities
(Socialism)

Justice as Freedom
(Libertarianism)

berkepentingan. Maka kemudian pertanyaan selanjutnya adalah apa yang menjadi


dasar dari adil dan tidak adil. Terdapat 4 prisip dalam penentuannya :

JUSTICE AS EQUALITY

Teori ini memegang prinsip bahwa tidak ada perbedaan yang


relevan untuk dijadikan justifikasi keadilan, Maka keadilan
harus dibagikan secara merata dan tepat untuk segala
manfaat dan masalahnya.

Egalitarianism (-)

Beberapa argumen yang menentang :

(+)

Beberapa argumen yang mendukung :

Justice based on

Para Egalitarianism menyatakan bahwa semua mahluk


hidup memiliki kesetaraan dalam fundamental respect,
ini ditentang dalam argumentasi bahwa tidak mungkin
terdapat kesetaraan yang tepat tingkatannya. Mereka
beda dari segi keinginan, kemampuan dll
Para Egalitarianism mengabaikan beberapa karakteristik
yang seharusnya dimasukan dalam distribusi hak suatu
kelompok sosial dan group : kebutuhan, kemamuan dan
usaha. Jika semua dianggap sama maka yang malas
akan mendapat keuntungan sebaliknya pihak yang
cacat menlakukan hal yang sama dengan yang mampu.

Political Equality : Partisipasi yang setara dalam dan


perlakuan sistem politik Termasuk sistem pengendalian
dan pengarahan. Dalam hal ini juga termasuk keadilan
proses legislatif, keadilan sipil, dan hak yang setara
dalam proses.
Economic Equality : Persamaan dalam pendapatan,
kesejahteraan dan kesempatan. Contohnya adalah
standard minimum kebutuhan hidup (Minimum standard
of Living)

Teori ini menyatakan bahwa Manfaat


harus didistribusikan sesuai dengan
besarnya nilai kontribusi setiap
individu terharap sebuah lingkungan,
Contribution
Capitalist Justice
pekerjaan atau grup. Puritan Ethic
menyatakan bahwa setiap individu
memiliki kewajiban religi terhadap tuhan dan bahwa kerja keras
merupakan suatu panggilan setiap individu. Kemudian menjadi
work ethic, yang menempatkan nilai yang tinggi pada usaha
setiap individu.

(-)

Masalah atas hal ini :

Dalam memberikan nilai atas usaha seseorang tanpa


referensi, adalah dengan menilai ketidakmampuan dan
ketidakefektifannya
Jika menghargai seseorang hanya dengan usahanya dan
mengabaikan kemampuan dan produktifitasnya, maka
orang yang bertalenta dan produktifitas tinggi akan
mendapat insentif yang kecil.

Maka kemudian dinilai dari Produktivitas, banyaknya hasil


produksi dari individu atau group per setiap orang. Masalahnya
kemudian adalah bangaimana menilai berapa nilai atas produk
yang di hasilkan, terutama ketika merupakan Seni dsb. Maka
pada akhirnya penilaian berdasarkan prinsip supply & deman di
pasar.

Justice based on Needs and

Teori
ini
menyatakan
bahwa
keadilan
didistribusikan berdasarkann kebutuhan dan
Abilities kemapuan. Di munculkan oleh Louis Blanc (1811Socialism 1882) kemudian Karl Marx (1818-1883) dan
Nikolai Lenon (1870-1924), intinya adala :
Kesulitan pekerjaan didistribusikan sesuai
dengan
kemampuan,
dan
keuntungan
didistribusikan berdasarkan kebutuan

Contonya adalah dalam suatu kantor, pekerjaan yang sulit


diberikan kepada pekerja yang lebih mampu sedangkan
remunerasi
diberikan
kepada
pekerja
yang
lebih
membutuhkan.
Kritis terhadap teori ni adalah, tidak memperhatikan
effort/usaha yang dilakukan seseorang namun hanya pada
kemampuannya. Kritis lain menyebutkan bahwa tidak adanya
kebebasan memilih. Contoh seorang pegawai mampu menjadi
guru, namun ia ingin menjadi akuntan. Maka orang tersebut
harus menjadi guru, dan tidak menjadi akuntan. Sehingga
biaya atas kehilangan kebebasan tersebut, melebihi keadilan
itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai