CHAPTER 2 & 6
Disusun oleh :
Bella Sabilla Yusup (201880103)
JURUSAN MANAJEMEN
TRISAKTI SCHOOL OF MANAGEMENT
BEKASI
2019
CHAPTER 2
UTILITARIANISME TRADISIONAL
Suatu tindakan dianggap benar dari sudut pandang etis jika jumlah total utilitas yang
dihasilkan dari tindakan tersebut lebih besar dari jumlah utilitas total yang dihasilkan oleh
tindakan lain yang dapat dilakukan.
Prinsip utilitarianisme mengatakan bahwa tindakan yang benar dalam suatu situasi adalah
tindakan yang menghasilkan utilitas lebih besar dibandingkan kemungkinan tindakan
lainnya, namun hal ini tidak berarti tindakan yang benar adalah tindakan menghasilkan
utilitas paling besar bagi orang yang melakukan tindakan.
Masalah Pengukuran
Satu rangkaian masalah dalam kaitannya dengan utilitarian terfokus pada hambatan –
hambatan yang dihadapi saat menilai atau mengukur utilitas, “salah satunya adalah
bagaimana nilai utilitas dari berbagai tindakan yang berbeda pada orang – orang yang
berbeda dapat diukur dan dibandingkan seperti yang dinyatakan dalam utilitarianisme.
Misalnya saya dan anda sama-sama menikmati pekerja; para kritikus berpendapat bahwa
penilain komparatif atas nilai dari segala segala sesuatu bagi orang-orang yang berbeda
tidak dapat diperoleh, jadi kita ada acara sama sekali untuk mengetahui apakah utilitas
dapat dimaksimalkan dengan memberikan suatu pekerja tertentu pada anda atau saya.
Sifat HAM adalah umum dan universal. HAM pada dasarnya adalah fitrah/anugrah yang
memang sudah ada sejak manusia itu lahir/eksis di dunia.
Teori Kant didasarkan pada prinsip moral yang ia sebut imperative kategoris dan yang
mensyaratkan bahwa setiap orang harus diperlakukan sebagai orang bebas yang setara
dengan orang lain.
“Saya seharusnya tidak pernah bertindak kecuali sedemikian rupa sehingga saya juga akan
dapat bahwa pepatah saya harus menjadi hukum universal.”
“Bertindak/berperilaku dengan hati-hati dan manusiawi, entah kepada dirimu sendiri atau
orang lain, tidak pernah sebagai sarana tetapi (selalu pada saat yang sama) sebagai tujuan.”
Jangan pernah menggunakan orang sebagai sarana untuk mencapai tujuan Anda, karena
mereka secara bebas dan tidak terpaksa, menyetujui untuk membantu. Sekaligus, membantu
mereka untuk mengejar tujuan yang bebas dan rasional. Berdasarkan gagasan, bahwa
manusia memiliki martabat yang membuat mereka berbeda dari objek belaka.
Kantian Rights
Teori Kant menyiratkan bahwa individu pada umumnya harus dibiarkan bebas secara setara
Suatu minat cukup penting untuk menjadi hak jika: kita tidak mau semua orang dirampas
kebebasannya untuk mengejar minat itu.
Teori Kant tidak cukup tepat untuk selalu bermanfaat. Salah satu hambatannya adalah saat
menentukan apakah seseorang bersedia jika semua orang mengikuti suatu kebijakan tertentu.
Meskipun arti penting dari persyaratan ini biasanya cukup jelas, namun kadang mengarah ke
sejumlah masalah. Juga kadang sulit menentukan apakah seseorang memanfaatkan orang lain
hanya sebagai sarana. Para kritikus mengeluh bahwa mereka tidak dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan serupa karna teori ini terlalu samar.
Filsuf Amerika, Robert Nozick mengklaim bahwa satu-satunya hak asasi yang dimiliki semua
orangadalah hak negatif untuk tidak mendapat paksaan atau tekanan dari orang lain.
Menurutnya, melarang orang-orang untuk tidak saling memaksa merupakan sebuah perintah
moral yang sah dengan berdasarkan pada prinsip kant bahwa individu adalah tujuan, bukan
hanya sarana, mereka tidak boleh dikorbankan atau dimanfaatkan untuk mencapai tujuan lain
tanpa persetujuan mereka.
Pertentangan antar individu dalam bisnis seringkali dikaitkan dengan masalah keadilan dan
kewajaran/kesamaan. Hal ini terjadi misalnya saat seseorang menuduh orang lain melakukan
diskriminasi terhadapnya, menunjukan sikap berat sebelah, atau tidak memperoleh bagian
yang wajar/sama dari beban yang ditanggungnya dalam suatu perjanjian kerja.
Distributive Justice
Prinsip kontribusi ini mungkin merupakan prinsip yang paling banyak digunakan dalam
menentukan gaji dan upah di perusahaan-perusahaan Amerika. Para pekerja di negara-negara
yang dikarakteristikan memiliki budaya yang lebih individualistik, seperti Amerika, lebih
memilih prinsip kontribusi ini dibandingkan para pekerja di negara budaya kolektivis seperti
Jepang.
Prinsip ini didasarkan pada gagasan bahwa orang-orang menyadari potensi mereka dengan
menunjukkan kemampuan dalam bekerja yang produktif. Karena perwujudan dari
potensialitas yang dimiliki seseorang merupakan suatu nilai, maka hal ini mengimplikasikan
bentuk distribusi pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang dia miliki. Kebutuhan dan
kemampuan memang harus dipertimbangkan dalam menentukan distribusi keuntungan dan
beban diantara anggota suatu kelompok atau masyarakat.
Teori John Rawl didasarkan pada asumsi bahwa konflik yang melibatkan masalah keadilan
pertama-pertama haruslah ditangani dengan membuat sebuah metode yang tepat dalam
memilih prinsip-prinsip untuk menanganinya.
1. Salah satunya kata mereka teori ini mempertahankan nilai-nilai dasar yang ada di
dalam keyakinan-moral kita
2. Teori ini cocok dengan lembaga-lembaga ekonomi masyarakat Barat
3. Teori ini mencakup tidak-tidak komunitarian dan individualistik yang berkaitan
dengan budaya barat
4. Teori rawls juga mempertimbangkan kriteria kebutuhan, kemampuan usaha, dan
menyetujui.
5. Para pendukung teori mentah menyetujui pembenaran moral yang diberikan oleh
posisi awal.
Retributive Justice
Keadilan retribusi berkaitan dengan keadilan dalam menyalahkan atau menghukum orang
yang melakukan kesalahan.Bab pertama membahas kondisi di mana seseorang
mempertimbangkan tidak dapat dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dia lakukan.
Kondisi kedua dari hukuman yang adil adalah kepastian bahwa orang yang menolak benar-
benar melakukan apa yang dituduhkan. Syarat dari hukuman yang adil dan harus
proporsional dengan kesalahan.
Compensantory Justice
Dalam hal ini etika perhatian menekankan pada dua syarat moral, yaitu :
1. Kita hidup dalam suatu rangkaian hubungan dan wajib mempertahankan serta
menyetarakan hubungan yang konkret dan bernilai dengan orang lain.
2. Kita memberikan perhatian khusus pada orang-orang yang menjalin hubungan
baik dengan kita.
Objection to Care
Keuntungan etika perhatian adalah mendorong untuk fokus pada nilai moral dari sikap parsial
terhadap orang dekat dan arti penting moral dalam memberikan tanggapan pada mereka
secara khusus yang tidak kita berikan pada orang lain.
Standar utilirian wajib digunakan saat kita tidak memiliki sumber daya yang mampu
memenuhi tujuan atau kebutuhan semua orang. Dengan mempertimbangkan keuntungan dan
biaya sosial, mempertimbangkan masalah kesejahteraan secara sosial dan keseluruhan.
CHAPTER 6
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
STATUS PERUSAHAAN
Perusahaan adalah sebuah badan hukum. Artinya, perusahaan dibentuk berdasarkan hukum
tertentu dan disahkan dengan hukum atau aturan legal tertentu. Karena itu, keberadaannya
dijamin dan sah menurut hukum tertentu. Itu berarti perusahaan adalah bentukan manusia,
yang eksistensinya diikat berdasarkan aturan hukum yang sah.
Sebagai badan hukum, perusahaan mempunyai hak – hak legal tertentu sebagaimana
dimiliki oleh manusia. Misalnya, hak milik pribadi, hak paten, hak atas merek tertentu, dan
sebagainya. Sejalan dengan itu, perusahaan juga mempunyai kewajiban legal untuk
menghormati hak legal perusahaan lain, tidak boleh merampas hak milik orang lain.
De George secara khusus membedakan dua macam pandangan mengenai status
perusahaan, yaitu:
1. Pandangan Legal Creator
Menurut pandangan ini, perusahaan diciptakan oleh Negara dan tidak mungkin ada
tanpa Negara. Negara dan hukum sendiri adalah ciptaan masyarakat, maka
perusahaan juga adalah ciptaan masyarakat. Perusahaan diciptakan oleh masyarakat
demi kepentingan masyarakat. Maka, kalau perusahaan tidak lagi berguna bagi
masyarakat, masyarakat bisa saja mengubah atau meniadakannya.
2. Pandangan Legal Recognition
Menurut pandangan ini, perusahaan terbentuk oleh orang atau oleh kelompok orang
tertentu untuk melakukan kegiataan tertentu dengan cara tertentu bebas demi
kepentingan orang atau orang – orang tadi. Dalam hal ini, perusahaan tidak dibentuk
oleh Negara. Negara hanya mendaftarkan, mengakui, dan mensahkan perusahaan
itu berdasarkan hukum tertentu. Ini sekaligus juga berarti perusahaan bukan
organisasi bentukan masyarakat.
Karena, menurut pandangan kedua, perusahaan bukan bentukan negara atau masyarakat,
maka perusahaan menetapkan sendiri tujuannya dan beroperasi sedemikian rupa untuk
mencapai tujuannya itu. Ini berarti, karena perusahaan dibentuk untuk mencapai
kepentingan para pendirinya, maka dalam aktivitasnya perusahaan memang melayani
masyarakat, tapi bukan itu tujuan utamanya.
Bagaimanapun perusahaan tetap punya tanggung jawab moral dan social. Pada tingkat
operasional, tanggung jawab social dan moral ini diwakili secara formal oleh staf
manajemen. Karena seluruh keputusan dan kegiatan bisnis perusahaan ada di tangan para
manajer, maka pada tempatnya tanggung jawab social dan moral perusahaan juga dipikul
oleh mereka. Ini bukan soal melemparkan tanggung jawab, justru sebaliknya adalah
konsekuensi logis dari pelimpahan seluruh keputusan dan kegiatan bisnis perusahaan pada
para manajer. Karena mereka telah menerima kepercayaan untuk menjalankan perusahaan
itu, maka mereka jugalah yang memikul tanggung jawab social dan moral perusahaan itu.