1. Utilitarianisme Tradisional
Utilitarianisme merupakan teori etika yang memandang bahwa satu tindakan atau kebijakan
dianggap benar atau etis jika mampu menekan biaya sosial dan memberikan manfaat sosial yang
lebih besar. Dalam kacamata bisnis, prinsip utilitarianisme sering digunakan untuk mengevaluasi
keputusan bisnis dengan mengandalkan pada analisas biaya-manfaat utilitarian.
- Kelemahan prinsip utilitarianisme yaitu:
1. Menilai manfaat atau keuntungan hanya dari sisi pelaku
2. Menganggap hanya dinilai dari satu tindakan saja yang memberikan keuntungan paling besar
di antara alternatif lain.
3. Hanya mempertimbangkan konsekuensi langsung dari tindakan yang diambil
- Langkah-langkah dalam prinsip utilitarianisme yaitu:
1. Menentukan tindakan/alternatif tindakan yang dapat dilakukan.
2. Menilai manfaat yang akan diperoleh dan biaya yang dikeluarkan dari tiap alternatif.
3. Mengukur manfaat bersih masing alternatif tindakan.
4. Memilih tindakan yang menghasilkan manfaat paling besar di antara alternatif tindakan.
2. Masalah Pengukuran
Masalah yang terjadi dalam utilitarianisme yaitu mengenai pengukuran utilitas dimana:
1. Penilaian utilitas oleh masing-masing individu berbeda sehingga sulit diperbandingan.
2. Terdapat beberapa jenis manfaat/keuntungan dan biaya yang tidak dapat diukur seperti
kesehatan atau nyawa.
3. Tidak ada kejelasan tentang apa yang dimaksud dengan manfaat dan biaya.
4. Utilitarianisme menganggap semua barang dapat dipertukarkan satu sama lain padahal tidak
semua sama nilainya.
1. Sebuah tindakan akan benar dari sudut pandang etika jika dan hanya jika tindakan
tersebut diperlukan oleh aturan moral yang benar.
2. Aturan moral dikatakan benar jika dan hanya jika jumlah total utilitas yang dihasilkan jika
setiap individu mengikuti aturan tersebut lebih besar dibandingkan jika setiap individu
mengikuti alternatif lain.
1. Konsep Hak
Hak adalah klaim atau kepemilikan individu atas sesuatu. Jenis hak berdasarkan sumbernya:
1. Hak hukum yaitu hak yang berasal dari sistem hukum yang memungkinkan/mengizinkan
seseorang untuk bertindak dalam suatu cara tertentu atau yang mewajibkan orang lain
bertindak dengan cara tertentu terhadapnya.
2. Hak Moral atau Hak Asasi Manusia yaitu hak yang didasarkan pada prinsip atau aturan moral
yang menegaskan semua manusia diizinkan atau diberi kewenangan untuk melakukan suatu
tindakan atau berhak memiliki sesuatu.
2. Hak Positif dan Negatif
- Hak negatif adalah suatu hak yang berkaitan dengan kewajiban orang lain untuk tidak ikut
campur dalam aktifitas-aktifitas tertentu dari orang yang memiliki hak tersebut.
- Hak positif adalah pihak lain memiliki kewajiban positif pada pemilik hak untuk memberikan
apa yang dia perlukan untuk mencari atau mengejar kepentingannya secara bebas.
1) Manusia memiliki keinginan yang jelas untuk memiliki pekerjaan, makanan, pakaian,
rumah, dan perawatan kesehatan yang mereka butuhkan untuk hidup.
2) Manusia memiliki keinginan yang jelas untuk bebas dari dilukai dan bebas dalam hidup
dan bebas berfikir sesuai keinginan mereka.
3) Manusia memiliki keinginan yang jelas untuk mempertahankan hubungan kontraktual.
- Masalah yang terdapat pada Teori Kant yaitu:
1) Teori Kant tidak cukup jelas untuk selalu dapat digunakan.
2) Ada ketidaksepakatan yang cukup besar tentang apa saja batasanbatasan hak dan
bagaimana masing masing hak diseimbangkan dengan hak hak yang saling berkonflik.
3) Teori Kant terkadang salah.
Keberatan Libertarian : Nozick
Libertarian berpandangan bahwa kebebasan dari pemaksaan adalah sesuatu yang baik dan
pemaksaan kepada seseorang oleh orang lain adalah kejahatan kecuali jika pemaksaan
tersebut dibutuhkan untuk mencegah pemaksaan kepada lebih banyak orang. Menurut
Nozick, satu satunya hak dasar yang dimiliki semua orang adalah hak negatif untuk tidak
mendapatkan paksaan atau tekanan dari orang lain.
Masalah yang ada pada pandangan Libertarian yaitu Nozick dan kaum libertarian lainnya
agaknya mengabaikan fakta bahwa kebebasan seseorang berarti batasan bagi orang lain.
Keadilan dan kesamaan merupakan hal yang berkaitan dengan perbandingan kepada anggota
masyarakat saat pendistribusian manfaat/keuntungan dan beban, saat aturan dan hukum
diberlakukan, saat anggota masyarakat bekerjasama atau bersaing satu sama lain, dan saat
seseorang dihukum karena kesalahan yang dilakukan atau sebagai kompensasi dari kerugian yang
diakibatkan oleh tindakannya. Terdapat tiga kategori terkait dengan keadilan yaitu:
1. Distributive Justice
Keadilan distributif menekankan pada kewajaran distribusi manfaat dan beban masyarakat.
Prinsip dasar keadilan distributif adalah bahwa yang sederajat haruslah diperlakukan secara
sederajat dan yang tidak sama juga harus diperlakukan dengan cara yang tidak sama. Terdapat
beberapa pandangan tentang kriteria yang relevan dalam menentukan perbedaan derajat
seseorang yaitu:
- Keadilan Sebagai Kesamaan : Egalitarianism
Menurut Egalitarianism, semua manfaat/keuntungan dan beban haruslah didistribusikan
dalam jumlah yang sama atau merata kepada setiap orang. Pandangan Egalitarianism ini
meskipun popular juga mendapatkan sejumlah kritik yaitu bahwa karakteristik fisik dan
mental manusia tidaklah sama seperti adanya perbedaan kemampuan fisik, intelegensia, sifat,
dan lain sebagainya. Selain itu, pandangan ini mengabaikan fakta bahwa kebutuhan,
kemampuan, dan usaha masing-masing orang berbeda.
- Keadilan Berdasarkan Kontribusi : Keadilan Kapitalis
2. Retributive Justice
Keadilan retributif mengacu pada pengenaan denda dan hukuman kepada seseorang yang telah
melakukan kesalahan. Kondisi yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan keadilan
pengenaan hukuman yaitu:
a. Jika seseorang tidak tahu atau tidak bisa memilih secara bebas apa yang dia lakukan, maka
dia tidak bisa dihukum secara adil.
b. Kepastian bahwa orang yang dihukum benar-benar melakukan apa yang dituduhkan.
c. Hukum harus konsisten dan proporsional dengan kesalahannya.
3. Compensatory Justice :
Etika Perhatian
Etika Perhatian adalah etika yang mewajibkan memberi perhatian kepada orang lain yang berjasa
dan memiliki hubungan dekat. Kasih sayang, perhatian, cinta, persahabatan adalah kebaikan yang
merupakan perwujudan moral. Etika Perhatian mencakup juga Etika Komunitarian yaitu etika yang
melihat komunitas dan hubungan hubungan yang ada di dalamnya sebagai suatu yang memiliki
nilai fundamental dan perlu dipertahankan.
Kritik utama terhadap etika perhatian yaitu Etika Perhatian dapat berubah menjadi ketidakadilan
karena favoritisme dan dapat menyebabkan burnout (pengorbanan atas kebutuhan dan keinginan
pribadi demi perhatian kepada orang lain).
Untuk melakukan penilaian moral yang tepat, diperlukan penggabungan empat prinsip etika di atas.
strategi sederhana untuk memastikan keempat pertimbangan dimasukkan dalam melakukan
penalaran moral yaitu dengan mempelajari secara sistematis keterkaitan aspek-aspek utilitas, hak,
keadilan dan perhatian.
Pendekatan etika yang dibahas sebelumnya lebih difokuskan kepada tindakan sebagai pokok
permasalahan dan mengabaikan karakter pelakunya. Oleh karena itu, ahli etika memberikan
pendekatan lain yang mempertimbangkan aspek kebaikan dan keburukan seseorang sebagai awal
dalam melakukan penalaran etika. Dalam kebaikan moral (moral virtue), sifat seseorang merupakan
bagian bernilai dari seorang yang dikatakan bermoral baik yang ditunjukan dengan kebiasaan dan
perilakunya
Teori Kebaikan mengatakan bahwa tujuan dari kehidupan bermoral adalah untuk mengembangkan
kebaikan dan melaksanakannya. Suatu tindakan dinilai benar secara moral jika, dan hanya jika, dalam
pelaksanaanya, pelaku melaksanakan, membiasakan, dan mengembangkan karakter kebaikan.
Sebaliknya, suatu tindakan dinilai salah secara moral jika, dan hanya jika, dalam pelaksanaanya,
pelaku melaksanakan, membiasakan, dan mengembangkan karakter yang jahat.
Kritik atas Teori Kebaikan yaitu berdasarkan hasil studi psikologi perilaku seseorang ditentukan oleh
situasi eksternal, bukan karakter moral. Sementara itu, respon dari pendukung teori kebaikan yaitu
bahwa studi tersebut meletakkan individu pada tempat yang tidak biasa dan tidak pada situasi yang
familiar bagi mereka.
5
Ahli psikologi mengatakan bahwa kita memiliki dua cara dalam membuat keputusan moral yaitu
melalui penalaran secara sadar dan melalui penalaran bawah sadar. Namun, seringkali kita telah
melakukan tindakan beretika tanpa berfikir melalui penalaran moral secara sadar. Proses penalaran
bawah sadar penting untuk diketahui karena proses ini paling banyak kita lakukan dalam keputusan
moral kita dan untuk mengetahui apakah keputusan moral kita tidak terkait dengan kesadaran dan
proses penalaran logis yang ada. Proses bawah sadar ini didasarkan pada penggunaan Prototype
yaitu memori yang tersimpan di otak kita terkait dengan situasi, pihak yang terlibat, emosi, cara kita
berperilaku, norma yang kita ikuti, dan lain sebagainya. Sementara itu, penalaran moral secara sadar
dapat kita gunakan dalam situasi yang baru, aneh atau tidak biasa dimana dalam otak kita tidak
terdapat prototype yang cocok. Penalaran moral secara sadar ini mengevaluasi kewajaran intuisi,
keyakinan budaya, dan norma-norma yang tersimpan dalam prototype kita.