Anda di halaman 1dari 3

Tugas Rangkuman Mata Kuliah Etika Bisnis

AG U N G W AH Y U L AK S O N O

Absen : 01 | MM UGM Kelas Reg 73D

Chapter 2 Prinsip-prinsip Etis dalam Bisnis


2.1 Utilitarianisme : Menimbang Biaya dan Keuntungan Sosial
Utilitarianisme adalah sebuah istilah umum untuk semua pandangan yang menyatakan bahwatindakan dan
kebijakan perlu dievaluasi berdasarkan keuntungandan biaya yang dibebankan pada masyarakat. Dalam situasi
apapun, tindakan yang ‘benar’ adalah yang memberikan keuntungan paling besar atau biaya paling kecil (bila
semua alternative hanya membebankan biaya, tidak ada kuntungan). Istilah inklusif yang digunakan untuk
mengacu hanya pada keuntungan yang diperoleh dari suatu tindakan adalah utilitas. Jadi istilah utilitarianisme
digunakan untuk semua teori yang mendukung pemilihan tindakan atau kebijakan yang memaksimalkan
keuntungan (atau menekan biaya)
Utilitarianisme Tradisional, Prinsip utilitarian mengatakan bahwa tindakan yang benar dalam suatu situasi adalah
tindakan yang menghasilkan utilitas lebih besar dibandingkan kemungkinan tindakan lainnya, namun bukan berarti
tindakan yang benar adalah tindakan menghasilkan utilitas paling besar bagi orang yang melakukan tindakan
tersebut.
Masalah Pengukuran dalam kaitannya dengan utilitarianisme terlalu focus pada hambatan-hambatan yang dihadapi
saat menilai utilitas. Pendapat pertama jika kita tidak tahu tindakan apa yang memberikan nilai utilitas paling
tinggi, maka kita juga tidak dapat menerapkan prinsip utilitarian. Kedua sejumlah biaya tertentu tampak sangat
sulit dinilai. Ketiga karena banyak keuntungan dan biaya dari suatu tindakan tidak dapat diprediksi dengan baik,
maka penilaian pun juga tidak dapat dilakukan dengan baik. Keempat adalah sampai saat ini masih belum jelas
apa yang dapat dihitung sebagai keuntungan dan apa yang dihitung sebagai biaya. Kelima asumsi utilitarian
menyatakan bahwa semua barang dapat diperdagangkan; jadi, untuk suatu barang tertentu, ada barang lain barang
lain dalam jumlah tertentu yang nilainya sebanding.
Tanggapan Utilitarian Terhadap Masalah Penilaian, Pertama utilitarianisme ideal mensyaratkan penilaian-
penilaian yang akurat dan dapat dikuantifikasikan atas biaya dan keuntungan, namun persyaratan ini dapat
diperlonggar jika persyaratan seperti itu tidak dapat dilakukan. Utilitarianisme juga merujuk ke akal untuk
membedakan kategori suatu barang nilainya tergantung pada intrinsik dan instrumental. Kemudian membedakan
antara keinginan dan kebutuhan. Terakhir jika metode tersebutm masih sulit untuk menilai maka dapat
menggunakan survey sosiologis untuk mengukur intensitas. Metode tersebut guna membantu jika metode
kuantitatif gagal melakukannya.
Masalah Hak dan Keadilan, utilitarian adalah tidak mampu menghadapi dua jenis permasalahan moral, yaitu ;
permasalahan mengenai hak dan yang berkaitan dengan keadilan.
Tanggapan Utilitarian Terhadap Pertimbangan Hak dan Keadilan, Konsep utilitarianisme alternative
memperkenalkan rule utilitarianisme sebagai dasar untuk membatasi analisis utilitarian hanya pada evaluasi atas
peraturan moral. a. suatu tindakan dianggap benar dari sudut pandang etis jika dan hanya jika tindakan tersebut
dinyatakan dalam peraturan moral yang benar, b. sebuah peraturan moral dikatakan benar jika hanya jumlah utilitas
total yang dihasilkannya; jika semua orang yang mengikuti peraturan tersebut lebih besar dari jumlah utilitas total
yang diperoleh; jika semua orang mengikuti peraturan moral alternative lainnya.
2.2 Hak dan Kewajiban
korelasi antara hak dan kewajiban merupakan inti dari sebagian besar wacana moral.
Konsep Hak adalah klaim atau kepemilikan individu atau sesuatu. Hak bisa berasal dari undang-undang dan
standar moral. hak moral ada tiga fungsi ‘pemungkinan’ dan ‘perlindungan’. Pertama hak moral erat kaitannya
dengan kewajiban. Kedua, hak moral memberikan otonomi dan kesetaraan bagi individu dalam mencari
kepentingan mereka. Ketiga hak moral memberikan dasar untuk membenarkan tindakan yang dilakukan seseorang
dan untuk melindungi atau membantu orang lain. Ketiga dasar tersebut hak moral berarti memberikan dasar dalam
membuat keputusan moral yang secara substansial berbeda dari standar utilitarian. Meskipun secara umum
menolak standar utilitarian, namun tidak berarti terbebas dari pertimbangan utilitarian.
Hak Negatif dan Positif, Hak negative digambarkan adri fakta bahwa hak yang termasuk didalamnya dapat
didefinisikan sepenuhnya dalam kaitannya dengan kewajiban orang lain untuk tidak ikut campur dalam aktivitas
tertentu dari orang yang memiliki hak tersebut. Hak positif tidak hanya memberikan kewajiban negative, namun
juga mengimplikasi bahwa pihak lain memiliki kewajiban positif pada si pemilik hak untuk memberikan apa yang
dia perlukan untuk dengan bebas mencari dan mengejar kepentingannya.
Hak dan Kewajiban Kontraktual, Adalah hak terbatas dan kewajiban korelatif yang muncul saat sesorang membuat
perjanjian dengan orang lain
Dasar Hak Moral : Kant, mmanuel Kant (1724-1804) menjelaskan teori prinsip moral yang dia sebut perintah
kategoris(categorical imperative) dan mewajibkan semua orang diperlakukan sebagai makhluk yang bebas dan
sederajat dengan orang lain. Kant membagi kedalam dua rumusan :
Rumusan Pertama Perintah Kategoris Kant, bahwa sebuah tindakan secara moral benar bagi seseorang dalam suatu
jika, dan hanya jika, alasan orang tersebut melakukan tindakan itu adalah alasan yang dipilih semua orang dalam
situasi yang sama.
Rumusan Kedua Perintah Kategoris Kant, bahwa suatu tindakan secara moral benar jika dalam melakukannya
orang tersebut tidak hanya memanfaatkan orang lain sebagai sarana dalam meraih kepentingannya, namun juga
menghargai dan mengembangkan kapasitas mereka untuk memilih secara bebas bagi diri mereka sendiri.
Hak Menurut Kant, manusia memiliki hak positif atas pekerjaan, makanan, perumahan, dan perawatan kesehatan
yang mereka perlukan untuk bertahan hidup apabila mereka tidak dapat memperolehnya sendiri dan bila yang
dibutuhkan tersebut tidak tersedia. Manusia memiliki hak negatif berikut hak atas kebebasan untuk tidak dirugikan
atau ditipu, hak atas kebebasan berpikir, hak berorganisasi dan kebebasan berbicara, dan ha katas privasi. Terakhir
manusia memiliki hak kontraktual atas apa yang dijanjikan pada mereka seperti dalam perjanjian kontrak.
Masalah pada Pandangan Kant, masalah pertama tidak cukup tepat untuk selalu bermanfaat, pada rumusan pertama
sulit menentukan apakah seseorang bersedia jika semua orang mengikuti kebijakan tertentu.
Keberatan Liberian : Filsuf amreika Robert Nozick mengklaim bahwa satu-satunya hak asasi yang dimiliki semua
orang adalah hak negatif untuk tidak mendapat paksaan atau tekanan orang lain.
2.3 Keadilan dan Kesamaan
Keadilan Distributif adalah bahwa yang sederajat haruslah diperlakukan secara sederajat dan yang tidak sama juga
harus diperlakukan dengan cara yang tidak sama.
Keadilan sebagai Kesamaan : Egalitarian, semua orang harus memperoleh bagian keuntungan dan beban
masyarakat atau kelompok dalam jumlah yang sama.
Keadilan Berdasarkan Kontribusi : Keadilan Kapitalis, keuntungan haruslah didistribusikan sesuai dengan nilai
sumbangan individu yang diberikan pada masyarakat, tugas, kelompok atau pertukaran.
Keadilan Berdasarkan Kebutuhan dan Kemampuan : Sosialisme, beban kerja haruslah didistribusikan sesuai
dengan kemampuan orang-orang dan keuntungan harus didistribusikan sesuai dengan kebutuhan mereka.
Keadilan Sebagai Kebebasan : Libertarianisme, dari setiap orang sesuai dengan apa yang dipilih untuk dilakukan,
bagi setiap orang sesuai dengan apa yang mereka lakukan untuk diri mereka sendiri(bantuan orang lain), dan apa
yang dipilih orang lain untuk dilakukan baginya dan mereka pilih untuk diberikan padanya atas apa yang telah
mereka berikan sebelumnya dan belum diperbanyak atau dialihkan.
Keadilan Sebagai Kewajaran : John Rawls, a. setiap orang memiliki hak yang sama atas kebebasan dasar paling
ekstensif yang dalam hal ini nirip dengan kebebasan untuk semua orang, b. ketidakadilan social dan ekonomi diatur
sehingga keduanya : - mampu memberikan keuntungan terbesar bagi orang-orang yang kurang beruntung dan
ditangani dalam lembaga dan jabatan yang terbuka bagi semua orang berdasarkan prinsip persamaan hak dalam
memperoleh kesempatan.
2
Keadilan Retributif, berhubungan dengan keadilan dalam menyalahkan atau menghukum seseorang yang telah
melakukan kesalahan. Membahas kondisi dimana pihak tidak mampu bertanggung jawab, tidak tahu. Kondisi
dimana yang dihukum adalah yang benar-benar salah serta tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Keadilan Kompensatif, berkaitan dengan keadilan dalam memperbaiki kerugian yang dialami seseorang akibat
perbuatan orang lain.
2.4 Etika Memberi Perhatian
Parsialitas dan Perhatian, Moralitas memberikan perhatian didasarkan pada pemahaman atas hubungan sebagai
tanggapan terhadap orang lain. Menurut pandangan etika ‘perhatian’, tugas moral seorang bukanlah mengikuti
prinsip-prinsip moral universal dan imparsial. Namun menerima dan menanggapi tindakan orang lain dimana dia
menjalin hubungan baik dengan mereka. Dengan dua syarat a. kita hidup dalam satu rangkaian hubungan dan
wajib mempertahankan serta mengembangkan hubungan yang kongkret dan bernilai dengan orang lain, b. kita
memberikan perhatian khusus pada orang yang menjalin hubungan baik dengan kita memperhatikan kebutuhan,
nilai, keinginan dan keberadaan mereka dari prespektif pribadi mereka dengan memberikan tanggapan secara
positif pada kebutuhan, nilai, keinginan, dan keberadaan orang yang membutuhkan dan bergantung pada perhatian
kita. Hambatan dalam Etika Perhatian, pertimbangan utilitarian berkonflik dengan pertimbangan keadilan dan hak-
hak moral. persyaratan etika perhatian dapat menyebabkan kebosanan.
2.5 Memadukan Utilitas, Hak, Keadilan dan Perhatian
pertimbangan keadilan umumnya mendapat bobot lebih besar dari utilitarian. Etika perhatian juga berbobot lebih
besar dibandingkan dengan prinsip imparsialitas dalam situasi yang melibatkan hubungan erat keluarga dan
penggunaan sumber daya pribadi.
2.6 Prinsip Moral Alternatif : Etika Kebaikan, pendekatan etika yang telah kita bahas focus pada masalah etika dan
mengabaikan karakter pelaku tindakan itu sendiri. Utilitarian menyatakan bahwa tindakan benar jika meningkatkan
kebahagiaan. Sehingga kebaikan tidak boleh menjadi alternatif kelima terhadap pendekatan utilitas, hak, keadilan
dan perhatian. Perspektif utilitas, hak, keadilan dan perhatian dari evaluasi tindakan, sementara etika dari evaluasi
karakter. Sifat Kebaikan, suatu yang diperoleh dan bukan karakteristik alami seperti kecerdasan, kecantikan atau
kekuatan tubuh.
Kebaikan Moral adalah sebuah jalan tengah antara dua hal yang buruk, yang satu terlalu banyak dan yang satu
terlalu sedikit dan tujuannya adalha mencari jalan tengah dalam perasaan, keinginan dan tindakan. Kebaikan,
Tindakan dan Institusi, kebaikan-kebaikan lain adalah disposisi dalam kecenderungan untuk bertindak menurut
prinsip-prinsip moral umum. Kebaikan dan Prinsip, etika kebaikan tidak menyarankan tindakan yang berbeda dari
yang disarankan etika prinsip, kemudian etika prinsip tidak menyarankan disposisi moral yang berbeda adri etika
kebaikan.
2.7 Moralitas dalam Konteks Internasional.
Terdapat dua pendapat bahwa perusahaan dari Negara maju yang beroperasi dinegara berkembang wajib
menerapkan standar dari Negara maju, akan tetapi hal tersebut tidak selalu menguntungkan. Oleh karena itu
terdapat pendapat yang kedua yakni bahwa perusahaan dari Negara maju perlu menyesuaikan peraturan di Negara
berkembang, namun hal tersebut juga belum tentu relevan karena dibanyak Negara pejabat pemerintah mencoba
memperkaya diri dengan melonggarkan aturan. Sehingga setiap manajer perusahaan multi nasional tetap perlu
mempertanyakan tindakan atau kebijakan perusahaan yang beroperasi dinegara asing.

Anda mungkin juga menyukai