2.1 Utilitarianisme : Menimbang Biaya dan Keuntungan Sosial Utilitarianisme adalah sebuah istilah umum untuk semua pandangan yang menyatakan bahwatindakan dan kebijakan perlu dievaluasi berdasarkan keuntungandan biaya yang dibebankan pada masyarakat. Dalam situasi apapun, tindakan yang ‘benar’ adalah yang memberikan keuntungan paling besar atau biaya paling kecil (bila semua alternative hanya membebankan biaya, tidak ada kuntungan). Istilah inklusif yang digunakan untuk mengacu hanya pada keuntungan yang diperoleh dari suatu tindakan adalah utilitas. Jadi istilah utilitarianisme digunakan untuk semua teori yang mendukung pemilihan tindakan atau kebijakan yang memaksimalkan keuntungan (atau menekan biaya) Utilitarianisme Tradisional, Prinsip utilitarian mengatakan bahwa tindakan yang benar dalam suatu situasi adalah tindakan yang menghasilkan utilitas lebih besar dibandingkan kemungkinan tindakan lainnya, namun bukan berarti tindakan yang benar adalah tindakan menghasilkan utilitas paling besar bagi orang yang melakukan tindakan tersebut. Masalah Pengukuran dalam kaitannya dengan utilitarianisme terlalu focus pada hambatan-hambatan yang dihadapi saat menilai utilitas. Pendapat pertama jika kita tidak tahu tindakan apa yang memberikan nilai utilitas paling tinggi, maka kita juga tidak dapat menerapkan prinsip utilitarian. Kedua sejumlah biaya tertentu tampak sangat sulit dinilai. Ketiga karena banyak keuntungan dan biaya dari suatu tindakan tidak dapat diprediksi dengan baik, maka penilaian pun juga tidak dapat dilakukan dengan baik. Keempat adalah sampai saat ini masih belum jelas apa yang dapat dihitung sebagai keuntungan dan apa yang dihitung sebagai biaya. Kelima asumsi utilitarian menyatakan bahwa semua barang dapat diperdagangkan; jadi, untuk suatu barang tertentu, ada barang lain barang lain dalam jumlah tertentu yang nilainya sebanding. Tanggapan Utilitarian Terhadap Masalah Penilaian, Pertama utilitarianisme ideal mensyaratkan penilaian- penilaian yang akurat dan dapat dikuantifikasikan atas biaya dan keuntungan, namun persyaratan ini dapat diperlonggar jika persyaratan seperti itu tidak dapat dilakukan. Utilitarianisme juga merujuk ke akal untuk membedakan kategori suatu barang nilainya tergantung pada intrinsik dan instrumental. Kemudian membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Terakhir jika metode tersebutm masih sulit untuk menilai maka dapat menggunakan survey sosiologis untuk mengukur intensitas. Metode tersebut guna membantu jika metode kuantitatif gagal melakukannya. Masalah Hak dan Keadilan, utilitarian adalah tidak mampu menghadapi dua jenis permasalahan moral, yaitu ; permasalahan mengenai hak dan yang berkaitan dengan keadilan. Tanggapan Utilitarian Terhadap Pertimbangan Hak dan Keadilan, Konsep utilitarianisme alternative memperkenalkan rule utilitarianisme sebagai dasar untuk membatasi analisis utilitarian hanya pada evaluasi atas peraturan moral. a. suatu tindakan dianggap benar dari sudut pandang etis jika dan hanya jika tindakan tersebut dinyatakan dalam peraturan moral yang benar, b. sebuah peraturan moral dikatakan benar jika hanya jumlah utilitas total yang dihasilkannya; jika semua orang yang mengikuti peraturan tersebut lebih besar dari jumlah utilitas total yang diperoleh; jika semua orang mengikuti peraturan moral alternative lainnya. 2.2 Hak dan Kewajiban korelasi antara hak dan kewajiban merupakan inti dari sebagian besar wacana moral. Konsep Hak adalah klaim atau kepemilikan individu atau sesuatu. Hak bisa berasal dari undang-undang dan standar moral. hak moral ada tiga fungsi ‘pemungkinan’ dan ‘perlindungan’. Pertama hak moral erat kaitannya dengan kewajiban. Kedua, hak moral memberikan otonomi dan kesetaraan bagi individu dalam mencari kepentingan mereka. Ketiga hak moral memberikan dasar untuk membenarkan tindakan yang dilakukan seseorang dan untuk melindungi atau membantu orang lain. Ketiga dasar tersebut hak moral berarti memberikan dasar dalam membuat keputusan moral yang secara substansial berbeda dari standar utilitarian. Meskipun secara umum menolak standar utilitarian, namun tidak berarti terbebas dari pertimbangan utilitarian. Hak Negatif dan Positif, Hak negative digambarkan adri fakta bahwa hak yang termasuk didalamnya dapat didefinisikan sepenuhnya dalam kaitannya dengan kewajiban orang lain untuk tidak ikut campur dalam aktivitas tertentu dari orang yang memiliki hak tersebut. Hak positif tidak hanya memberikan kewajiban negative, namun juga mengimplikasi bahwa pihak lain memiliki kewajiban positif pada si pemilik hak untuk memberikan apa yang dia perlukan untuk dengan bebas mencari dan mengejar kepentingannya. Hak dan Kewajiban Kontraktual, Adalah hak terbatas dan kewajiban korelatif yang muncul saat sesorang membuat perjanjian dengan orang lain Dasar Hak Moral : Kant, mmanuel Kant (1724-1804) menjelaskan teori prinsip moral yang dia sebut perintah kategoris(categorical imperative) dan mewajibkan semua orang diperlakukan sebagai makhluk yang bebas dan sederajat dengan orang lain. Kant membagi kedalam dua rumusan : Rumusan Pertama Perintah Kategoris Kant, bahwa sebuah tindakan secara moral benar bagi seseorang dalam suatu jika, dan hanya jika, alasan orang tersebut melakukan tindakan itu adalah alasan yang dipilih semua orang dalam situasi yang sama. Rumusan Kedua Perintah Kategoris Kant, bahwa suatu tindakan secara moral benar jika dalam melakukannya orang tersebut tidak hanya memanfaatkan orang lain sebagai sarana dalam meraih kepentingannya, namun juga menghargai dan mengembangkan kapasitas mereka untuk memilih secara bebas bagi diri mereka sendiri. Hak Menurut Kant, manusia memiliki hak positif atas pekerjaan, makanan, perumahan, dan perawatan kesehatan yang mereka perlukan untuk bertahan hidup apabila mereka tidak dapat memperolehnya sendiri dan bila yang dibutuhkan tersebut tidak tersedia. Manusia memiliki hak negatif berikut hak atas kebebasan untuk tidak dirugikan atau ditipu, hak atas kebebasan berpikir, hak berorganisasi dan kebebasan berbicara, dan ha katas privasi. Terakhir manusia memiliki hak kontraktual atas apa yang dijanjikan pada mereka seperti dalam perjanjian kontrak. Masalah pada Pandangan Kant, masalah pertama tidak cukup tepat untuk selalu bermanfaat, pada rumusan pertama sulit menentukan apakah seseorang bersedia jika semua orang mengikuti kebijakan tertentu. Keberatan Liberian : Filsuf amreika Robert Nozick mengklaim bahwa satu-satunya hak asasi yang dimiliki semua orang adalah hak negatif untuk tidak mendapat paksaan atau tekanan orang lain. 2.3 Keadilan dan Kesamaan Keadilan Distributif adalah bahwa yang sederajat haruslah diperlakukan secara sederajat dan yang tidak sama juga harus diperlakukan dengan cara yang tidak sama. Keadilan sebagai Kesamaan : Egalitarian, semua orang harus memperoleh bagian keuntungan dan beban masyarakat atau kelompok dalam jumlah yang sama. Keadilan Berdasarkan Kontribusi : Keadilan Kapitalis, keuntungan haruslah didistribusikan sesuai dengan nilai sumbangan individu yang diberikan pada masyarakat, tugas, kelompok atau pertukaran. Keadilan Berdasarkan Kebutuhan dan Kemampuan : Sosialisme, beban kerja haruslah didistribusikan sesuai dengan kemampuan orang-orang dan keuntungan harus didistribusikan sesuai dengan kebutuhan mereka. Keadilan Sebagai Kebebasan : Libertarianisme, dari setiap orang sesuai dengan apa yang dipilih untuk dilakukan, bagi setiap orang sesuai dengan apa yang mereka lakukan untuk diri mereka sendiri(bantuan orang lain), dan apa yang dipilih orang lain untuk dilakukan baginya dan mereka pilih untuk diberikan padanya atas apa yang telah mereka berikan sebelumnya dan belum diperbanyak atau dialihkan. Keadilan Sebagai Kewajaran : John Rawls, a. setiap orang memiliki hak yang sama atas kebebasan dasar paling ekstensif yang dalam hal ini nirip dengan kebebasan untuk semua orang, b. ketidakadilan social dan ekonomi diatur sehingga keduanya : - mampu memberikan keuntungan terbesar bagi orang-orang yang kurang beruntung dan ditangani dalam lembaga dan jabatan yang terbuka bagi semua orang berdasarkan prinsip persamaan hak dalam memperoleh kesempatan. 2 Keadilan Retributif, berhubungan dengan keadilan dalam menyalahkan atau menghukum seseorang yang telah melakukan kesalahan. Membahas kondisi dimana pihak tidak mampu bertanggung jawab, tidak tahu. Kondisi dimana yang dihukum adalah yang benar-benar salah serta tidak mengulangi kesalahan yang sama. Keadilan Kompensatif, berkaitan dengan keadilan dalam memperbaiki kerugian yang dialami seseorang akibat perbuatan orang lain. 2.4 Etika Memberi Perhatian Parsialitas dan Perhatian, Moralitas memberikan perhatian didasarkan pada pemahaman atas hubungan sebagai tanggapan terhadap orang lain. Menurut pandangan etika ‘perhatian’, tugas moral seorang bukanlah mengikuti prinsip-prinsip moral universal dan imparsial. Namun menerima dan menanggapi tindakan orang lain dimana dia menjalin hubungan baik dengan mereka. Dengan dua syarat a. kita hidup dalam satu rangkaian hubungan dan wajib mempertahankan serta mengembangkan hubungan yang kongkret dan bernilai dengan orang lain, b. kita memberikan perhatian khusus pada orang yang menjalin hubungan baik dengan kita memperhatikan kebutuhan, nilai, keinginan dan keberadaan mereka dari prespektif pribadi mereka dengan memberikan tanggapan secara positif pada kebutuhan, nilai, keinginan, dan keberadaan orang yang membutuhkan dan bergantung pada perhatian kita. Hambatan dalam Etika Perhatian, pertimbangan utilitarian berkonflik dengan pertimbangan keadilan dan hak- hak moral. persyaratan etika perhatian dapat menyebabkan kebosanan. 2.5 Memadukan Utilitas, Hak, Keadilan dan Perhatian pertimbangan keadilan umumnya mendapat bobot lebih besar dari utilitarian. Etika perhatian juga berbobot lebih besar dibandingkan dengan prinsip imparsialitas dalam situasi yang melibatkan hubungan erat keluarga dan penggunaan sumber daya pribadi. 2.6 Prinsip Moral Alternatif : Etika Kebaikan, pendekatan etika yang telah kita bahas focus pada masalah etika dan mengabaikan karakter pelaku tindakan itu sendiri. Utilitarian menyatakan bahwa tindakan benar jika meningkatkan kebahagiaan. Sehingga kebaikan tidak boleh menjadi alternatif kelima terhadap pendekatan utilitas, hak, keadilan dan perhatian. Perspektif utilitas, hak, keadilan dan perhatian dari evaluasi tindakan, sementara etika dari evaluasi karakter. Sifat Kebaikan, suatu yang diperoleh dan bukan karakteristik alami seperti kecerdasan, kecantikan atau kekuatan tubuh. Kebaikan Moral adalah sebuah jalan tengah antara dua hal yang buruk, yang satu terlalu banyak dan yang satu terlalu sedikit dan tujuannya adalha mencari jalan tengah dalam perasaan, keinginan dan tindakan. Kebaikan, Tindakan dan Institusi, kebaikan-kebaikan lain adalah disposisi dalam kecenderungan untuk bertindak menurut prinsip-prinsip moral umum. Kebaikan dan Prinsip, etika kebaikan tidak menyarankan tindakan yang berbeda dari yang disarankan etika prinsip, kemudian etika prinsip tidak menyarankan disposisi moral yang berbeda adri etika kebaikan. 2.7 Moralitas dalam Konteks Internasional. Terdapat dua pendapat bahwa perusahaan dari Negara maju yang beroperasi dinegara berkembang wajib menerapkan standar dari Negara maju, akan tetapi hal tersebut tidak selalu menguntungkan. Oleh karena itu terdapat pendapat yang kedua yakni bahwa perusahaan dari Negara maju perlu menyesuaikan peraturan di Negara berkembang, namun hal tersebut juga belum tentu relevan karena dibanyak Negara pejabat pemerintah mencoba memperkaya diri dengan melonggarkan aturan. Sehingga setiap manajer perusahaan multi nasional tetap perlu mempertanyakan tindakan atau kebijakan perusahaan yang beroperasi dinegara asing.
Pengambilan keputusan dalam 4 langkah: Strategi dan langkah operasional untuk pengambilan keputusan dan pilihan yang efektif dalam konteks yang tidak pasti