Anda di halaman 1dari 2

Teori Kant didasarkan pada prinsip moral yang disebut kategoris impremative yang mengharuskan setiap

orang harus diperlakukan sama dengan yang lainnya.


Rumusan perintah kategoris Kant mencakup 2 kriteria dalam menentukan apa yang benar dan salah secara
moral yaitu:
1. Universalisabilitas
Alasan seseorang melakukan suatu tindakan haruslah alasan yang dapat diterima semua orang,
setidaknya dalam prinsip.
2. Reversibilitas
Alasan seseorang melakukan suatu tindakan haruslah alasan yang dapat dia terima jika orang
lain menggunakannya, bahkan sebagai dasar dari bagaimana mereka memerlakukan dirinya.
Masalah pada Pandangan Kant
Berbagai kritikan terhadap teori Kant antara lain:
Teori Kant tidak cukup tepat untuk bisa selalu bermanfaat.
Contoh:
Seorang pembunuh haruskah dihukum atau tidak. Tentunya bagi pembunuh menolaknya, namun
di sisi lain mereka sepakat daripada harus dibunuh oleh orang lain nantinya.
Batasan hak dan bagaimana hak tersebut diseimbangkan dengan hak yang berkonflik lainnya.
Misalnya saat sekelompok orang memainkan alat musik dengan sangat keras, yang mengganggu
orang lain atau suatu organisasi yang mencemari udara atau air dimana kesehatan pihak lain
tergangu dari hal tersebut.
Kriteria universalisabilitas dan reversibilitas.
Misalnya saat pimpinan perusahaan yang melakukan diskriminasi pada pekerja kulit hitam
dengan memberikan upah rendah dibandingkan pekerja kulit putih. Hal ini sangat tidak benar
tentunya karena tindakan tersebut tidak bermoral, namun menurut Kant benar.
The Libertarian Objection: Nozick
Filsuf libertarian memiliki anggapan umum bahwa batasan dari kebebasan manusia relatif baik, mereka
mengklaim bahwa kebebasan tersebut diperlukan dengan baik dan batasan bahwa semua diberlakukan
oleh orang lain adalah kejahatan yang diperlukan, kecuali bila diperlukan untuk mencegah pengenaan
batasan manusia yang lebih besar.
misalnya, mengklaim bahwa satu-satunya hak dasar yang memiliki setiap individu adalah hak untuk
bebas dari paksaan dari manusia lain

2.3 Justice and Fairness


Pertentangan antara individu dalam bisnis sering dikaitkan dengan masalah keadilan dan
kewajaran/kesamaan. Penyelesaian masalah ini kerap kali megharuskan membandingkan dan
menimbang klaim-klaim yang saling bertentanganserta mencari keseimbangan. Keadilan dan
kewajaran pada dasarnya bersifat kooperatif. Keduanya berkaitan dengan komparatif yang dilakukan
oleh anggota saat dilakukan distribusi keuntungan, beban, saat perturan-peraturan diberlakukan.
Meskipun istilah keadilan dan kesamaan dalam penggunaanya tidak banyak berbeda.
Norma keadilan secara umum dianggap lebih penting dibandingkan pertimbanganpertimbangan-pertimbangan utilitarian. Jika suatu kelompok masyarakat bersikap tidak adil pada
beberapa anggotanya, maka kita dapat mengecam masayarakat tersebut sekalipun ketidak adilan itu
memberikan keuntungan-keuntungan utilitarian yang lebih besar bagi semua orang. Jika kita berpikir
bahwa perbudakan itu tidak adil.
Norma keadilan secara umum tidak menolak hak-hak moral individu. Sebagai alasannya adalah:
dalam tingkatan tertentu, keadilan didasarkan pada hak-hak moral individu. Hak moral untuk
diperlakukan sebagai individu yang sederajat dan bebas. Namun yang lebih penting adalah fakta
bahwa hak moral menunjukan kepentingan individu yang bersangkutan, di mana usaha untuk meraih
kepentingan atau tujuan tersebut tidak boleh dikesampingkan demi kepentingan orang lain kecuali
dengan alasan-alasan yang khusus. Ini berarti hak moral individu tidak boleh dikorbanka hanya
untuk menjamin distribusi keuntungan yang lebih baik bagi pihak lain.
Masalah-masalah yang berkaitan dengan keadilan dan kewajiban biasanya, dapat dibagi ke
dalam tiga kategori:
A. Keadilan Distributif
Keadilan yang mendistribusikan manfaat dan masalah sosial secara adil. Prinsip dasar keadilan
distributif adalah bahwa sederajat harus diperlukukan sederajat dan yang tidak sama juga harus
diperlakukan dengan cara yang yang tidak sama. Namun demikian, prinsip dasar keadilan
distributif sepenuhnya bersifat formal, prinsip ini didasarkan pada gagasan logis bahwa kita
haruslah konsisten dalam menghadapi masalah-masalah yang serupa. Prinsip ini tidak
menjelaskan aspek-aspek relevan yang bisa dipakai sebagai dasar dalam menentukan kesamaan
dan ketidaksamaan perlakuan
B. Keadilan Retributif.
Keadilan retributif berkaitan dengan keadilan dalam menyalahkan atau menghukum seseorang
yang telah melakukan kesalahan. Bab pertama membahas kondisi di mana seseorang dianggap
tidak dapat dimintai pertanggung jawaban atas apa yang dia lakukan. Kondisi kedua dari
hukuman yang adil adalah kepastian bahwa orang yang dihukum benar-benar melakukan apa
yang dituduhkan. Kondisi ketiga dari hukuman yang adil adalah hukuman tersebut haruslah
konsisten dan proporsional dengan kesalahan.
C. Keadilan Kompensasif
Keadilan Kompensasif yaitu berkaitan dengan cara yang adil dalam memberikan kompensasi
pada seseorang atas kerugian yang meraka alami akibat perubahan orang lain, kompensasi yang
adil adalah kompensasi yang dalam artian tertentu proporsional dengan nilai kerugian yang
diderita.

Anda mungkin juga menyukai