ETIKA BISNIS
Jurnal Penelitian
Mata Kuliah Etika Bisnis
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
Nama : Effyanti Asti Lestari
NPM : 12211327
Kelas : 4EA22
Dosen : Bonar S. Panjaitan
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2014
ABSTRAK
Effyanti Asti Lestari, 4ea22, 12211327
Etika Bisnis
Kata Kunci : Keadilan, Bisnis, dan Pelaku Bisnis
Sudah menjadi kodratnya manusia itu dihadapkan pada sesuatu yang seimbang atau ideal,
lebih akan membuat terlalu memaksakan, dan jika kurang akan terlihat buruk. Keadilan, sudah
tidak asing dengan kata yang satu ini. Keadilan merupakan suatu unsur yang penting bagi setiap
kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Keadilan dapat diartikan kondisi kebenaran ideal
secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang. Jika disangkutpautkan
dengan yang namanya bisnis. Tentu semua pelaku bisnis harus berbuat adil dalam melakukan
bisnisnya tersebut. Bisnis yang baik adalah bisnis yang mampu menerapkan keadilan dalam etika
bisnisnya. Titik temu antara bisnis nyata dengan bisnis adil yaitu pada titik bernama aturan
(undang-undang). Kepastian undang undang yang mengatur keseluruhan proses bisnis. Kejelasan
undang-undang untuk member apresiasi bisnis yang manusiawi dan kejelasan hukuman bagi
pihak yang melanggar etika bisnis. Dalam penulisan ini akan dijelaskan tentang beberapa
keadilan dalam dunia bisnis.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Etika Bisinis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis yang mencakup seluruh
aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika bisnis dalam suatu
perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam
membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham,
masyarakat. Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni
bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidahkaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Keadilan berasal dari kata adil yang berarti benar dan patut atau tidak berat sebelah.
Keadilan sudah menjadi kebutuhan setiap manusia. Disitu ada tuntutan hak yang sama untuk
diperlakukan adil. Seorang anak ingin diperlakukan sama dengan saudara-saudara lainnya oleh
orang tuanya. Misalnya dalam hal kesempatan pendidikan, berkomunikasi internal keluarga,
kesamaan dalam memiliki asset dsb. Rakyat menuntut hak atas pelayanan kesehatan, pendidikan,
lapangan kerja, dari pemerintah, dan sebagainya. Masih banyak contoh lainnya termasuk hak
karyawan untuk diperlakukan adil oleh perusahaan.
Tidak jarang karyawan melakukan protes terhadap kebijakan perusahaan. Salah satu
penyebabnya adalah karena karyawan diperlakukan tidak adil oleh pimpinan perusahaan. Di
tingkat puncak, karyawan bisa diperlakukan tidak adil dalam hal proses rekrutmen dan seleksi,
kesempatan belajar, kebijakan kompensasi, dan peluang karir. Di tingkat unit, ketidakadilan yang
terjadi dalam bentuk perlakuan antarindividu, ketimpangan pengakuan prestasi, diskriminasi
penugasan, perbedaan peluang berpendapat, bias dalam solusi konflik antarindividu.
Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan
pelakuan yang seimbang antara hak-hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan
menuntuk hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila
setiap orang memperoleh apa yang menjadi hak nya dan setiap orang memperoleh bagian yang
sama dari kekayaan bersama.
Mengapa manusia membutuhkan keadilan? Karena manusia atau semua makhluk hidup
di dunia ini pada hakikatnya mempunyai hak untuk hidup, kehidupan dijalani dengan
menunaikan kewajiban. Jika hak yang diterima dengan kewajiban yang ditunaikan sudah
seimbang, maka itu sudah dinamakan adil.
Ketika ketidakadilan masih saja terjadi maka sama saja pimpinan perusahaan
membiarkan lingkungan kerja yang kurang sehat. Akibat berikutnya, motivasi kerja karyawan
semakin menurun dan dapat mengakibatkan kinerja mereka juga menurun. Tentu saja akan
mengganggu aktifitas bisnis dan kinerja perusahaan. Karena itu maka dibutuhkan reposisi
kepemimpinan yang menyeluruh. Posisi kepemimpinan perlu diperkuat dalam hal pemahaman
sistem nilai organisasi khususnya tentang pentingnya rasa keadilan bagi karyawan.
Pimpinan perusahaan harus terdorong untuk semakin memahami konsep diri dan
mengelola dirinya terutama dalam menerapkan prinsip keadilan. Untuk itu budaya organisasi
perlu dibuat dan sebaiknya yang mudah dipahami dan dikembangkan oleh semua elemen
organisasi. Sistem umpan balik dalam mengendalikan organisasi utamanya yang menyangkut
kasus ketidakadilan dinilai sangat perlu dalam rangka penyehatan internal organisasi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana keadilan dalam bisnis
2. Bagaimana contoh bisnis yang menerapkan keadilan
1.3 Batasan Masalah
Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas dan agar tidak menyimpang dari
persoalan makan penulis meberi batasan masalah hanya dalam ruang lingkup keadilan dalam
dunia bisnis.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui keadilan dalam bisnis ?
2. Mengetahui contoh bisnis yang menerapkan keadilan ?
1.5 Metode Penelitian
1.5.1 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah contoh - contoh keadilan dalam bisnis
1.5.2 Data
Data yang digunakan oleh penulis :
Data Sekunder berupa data kualitatif, yaitu dengan mencari data-data tentang keadilan dalam
bisnis dan contoh keadilan dalam bisnis
BAB II
Landasan Teori
2.1 Keadilan
Keadilan merupakan suatu hal yang abstrak, bagaimana mewujudkan suatu keadilan jika
tidak mengetahui apa arti keadilan. Untuk itu perlu dirumuskan definisi yang paling tidak
mendekati dan dapat memberi gambaran apa arti keadilan. Definisi mengenai keadilan sangat
beragam, dapat ditunjukkan dari berbagai pendapat yang dikemukakan oleh para pakar di bidang
hukum yang memberikan definisi berbeda-beda mengenai keadilan.
5. Keadilan dari sudut pandang bangsa Indonesia disebut juga keadilan sosial, secara jelas
dicantumkan dalam pancasila sila ke-2 dan ke-5 9, serta UUD 1945. Keadilan adalah penilaian
dengan memberikan kepada siapapun sesuai dengan apa yang menjadi haknya, yakni dengan
bertindak proposional dan tidak melanggar hukum. Keadilan berkaitan erat dengan hak, dalam
konsepsi bangsa Indonesia hak tidak dapat dipisahkan dengan kewajiban. Dalam konteks
pembangunan bangsa Indonesia keadilan tidak bersifat sektoral tetapi meliputi ideologi,
EKPOLESOSBUDHANKAM. Untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Adil
dalam kemakmuran dan makmur dalam keadilan.
6. Keadilan menurut Ibnu Taymiyyah (661-728 H) adalah memberikan sesuatu kepada setiap
anggota masyarakat sesuai dengan haknya yang harus diperolehnya tanpa diminta; tidak berat
sebelah atau tidak memihak kepada salah satu pihak; mengetahui hak dan kewajiban, mengerti
mana yang benar dan mana yang salah, bertindak jujur dan tetap menurut peraturan yang telah
ditetapkan. Keadilan merupakan nilai-nilai kemanusiaan yang asasi dan menjadi pilar bagi
berbagai aspek kehidupan, baik individual, keluarga, dan masyarakat. Keadilan tidak hanya
menjadi idaman setiap insan bahkan kitab suci umat Islam menjadikan keadilan sebagai tujuan
risalah samawi.
2.2 Bisnis
Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa
kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis
dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu,
komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang
mendatangkan keuntungan.
Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis dibentuk
untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan
operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha, atau kapital yang
mereka berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini, misalnya bisnis
koperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi
pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras
dengan sistem sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah, masyarakat
umum, atau serikat pekerja.
Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk
melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata "bisnis" sendiri memiliki tiga
penggunaan, tergantung skupnya penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan
usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau
keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya
"bisnis pertelevisian." Penggunaan yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang
dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa. Meskipun demikian, definisi "bisnis" yang
tepat masih menjadi bahan perdebatan hingga saat ini
BAB III
METODE PENULISAN
Pada penulisan ini penuli mencari informasi yang ada dari sumber-sumber di internet
sebanyak-banyaknya mengenai etika bisnis agar rumusan dan tujuan penulisan ini dapat
terjawab. Data penulisan ini mengunakan data sekunder. Dimana pengertian Data Sekunder
adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada
(peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro
Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Keadilan Dalam Bisnis
Dalam kaitan dengan keterlibatan sosial, tanggung jawab sosial perusahaan berkaitan
langsung dengan penciptaan atau perbaikan kondisi sosial ekonomi yang semakin sejahtera dan
merata. Tidak hanya dalam pengertian bahwa terwujudnya keadilan akan menciptakan stabilitas
sosial yang akan menunjang kegiatan bisnis, melainkan juga dalam pengertian bahwa sejauh
prinsip keadilan dijalankan akan lahir wajah bisnis yang lebih baik dan etis. Tidak mengherankan
bahwa hingga sekarang keadilan selalu menjadi salah satu topic penting dalam etika bisnis.
1. PAHAM TRADISIONAL DALAM BISNIS
a. Keadilan Legal
b. Keadilan Komutatif
c. Keadilan Distributif
2. KEADILAN INDIVIDUAL DAN STRUKTURAL
3. TEORI KEADILAN ADAM SMITH
a. Prinsip No Harm
b. Prinsip Non-Intervention
c. Prinsip Keadilan Tukar
4. TEORI KEADILAN DISTRIBUTIF JOHN RAWLS
a. Prinsip-prinsip Keadilan Distributif Rawls
b. Kritik atas Teori Rawls
kesediaan untuk dikritik, diprotes, dan digugat bila melakukan pelanggaran keadilan. Tanpa itu
ketidakadilan akan merajalela dlm masyarakat.
TEORI KEADILAN ADAM SMITH
Adam Smith hanya menerima satu konsep keadilan yaitu keadilan komutatif.
Alasannya:
1. Keadilan sesungguhnya hanya punya satu arti, yaitu keadilan komutatif yg menyangkut
kesetaraan, keseimbangan, keharmonisan hubungan antara satu orang dg orang lain.
Ketidakadilan berarti pincangnya hubungan antarmanusia karena kesetaraan yg terganggu.
2. Keadilan legal sudah terkandung dlm keadilan komutatif, karena keadilan legal hanya
konsekuensi lebih lanjut dari prinsip keadilan komutatif. Demi menegakkan keadilan komutatif,
negara harus bersikap netral dan memperlakukan semua pihak scr sama tanpa terkecuali.
3. Juga menolak keadilan distributif, karena apa yg disebut keadilan selalu menyangkut hak:
semua orang tidak boleh dirugikan haknya. Keadilan distributif justru tidak berkaitan dg hak.
Orang miskin tidak punya hak untuk menuntut dari orang kaya untuk membagi kekayaannya kpd
mereka. Orang miskin hanya bisa meminta, tidak bisa menuntutnya sbg sebuah hak. Orang kaya
tidak bisa dipaksa utk memperbaiki keadaan sosial ekonomi orang miskin.
Prinsip Komutatif Adam Smith:
1. Prinsip No Harm
2. Prinsip Non Intervention
3. Prinsip Keadilan Tukar
Prinsip No Harm
Yaitu prinsip tidak merugikan orang lain, khususnya tidak merugikan hak dan
kepentingan orang lain. Prinsip ini menuntuk agar dlm interaksi sosial apapun setiap orang harus
menahan dirinya untuk tidak sampai merugikan hak dan kepentingan orang lain, sebagaimana ia
sendiri tidak mau agar hak dan kepentingannya dirugikan oleh siapapun. Dalam bisnis, tidak
boleh ada pihak yg dirugikan hak dan kepentingannya, entah sbg konsumen, pemasok, penyalur,
karyawan, investor, maupun masyarakat luas.
Prinsip Non-Intervention
Yaitu prinsip tidak ikut campur tangan. Prinsip ini menuntut agar demi jaminan dan
penghargaan atas hak dan kepentingan setiap orang, tidak seorangpun diperkenankan untuk ikut
campur tangan dlm kehidupan dan kegiatan orang lain. Campur tangan dlm bentuk apapun akan
merupakan pelanggaran thd hak orang ttt yg merupakan suatu harm (kerugian) dan itu berarti
telah terjadi ketidakadilan.
semua orang. Karena itu kebebasan berusaha dan kebebasan dlm segala aspek kehidupan harus
diberi tempat pertama.
Negara dituntut untuk mengambil langkah dan kebijaksanaan khusus tertentu yang secara
khusus dimaksudkan untuk membantu memperbaiki keadaan sodial dan ekonomi kelompok yg
secara obyektif tidak beruntung bukan karena kesalahan mereka sendiri.Dengan mengandalkan
kombinasi mekanisme pasar dan kebijaksanaan selektif pemerintah yg khusus ditujukan utk
membantu kelompok yg secara obyektif tidak mampu memanfaatkan peluang pasar scr
maksimal. Dalam hal ini penentuan kelompok yang mendapat perlakuan istimewa harus
dilakukan scr transparan dan terbuka. Langkah dan kebijaksanaan ini mencakup pengaturan
sistem melalui pranata politik dan legal, sebagaimana diusulkan oleh Rawls, tetapi harus tetap
selektif sekaligus berlaku umum. Jalan keluar ini sama sekali tidak bertentangan dg sistem
ekonomi pasar karena sistem ekonomi pasar sesungguhnya mengakomodasi kemungkinan itu.
4.2 Contoh Keadilan Dalam Bisnis
Perlakuan yang adil oleh manajemen perusahaan terhadap karyawan akan menumbuhkan
sikap positif dalam perusahaan maupun berkerja. Semakin adil perusahaan memperlakukan
karyawan, komitmen dan kinerja karyawan semakin tinggi. Karyawan menghendaki perlakuan
adil baik dari sisi distribusi dan prosedur atau dikenal keadilan distributif dan keadilan
procedural. Ketika para karyawan merasa diperlukan adil, jiwa mereka akan tumbuh dua jenis
outcomes berupa kepuasan dan komitmen kerja.
Apabila karyawan menilai perlakuan yang mereka terima adil, maka hal ini akan
berpengaruh pada dua jenis hal, yaitu keputusan karyawan da komitmen karyawan. Semakin
tinggi mempersepsikan keadilan suatu kebijakan atau praktik manajemen, maka ini akan
berdampak pada peningkatan kepuasan dan komitmen karyawan (Heru Kurnianto
Tjahjono:Pikiran Rakyat, 14 Juli 2009). Perusahaan atau organisasi yang baik akan
mengeluarkan kebijakan yang mendorong karyawan berkomitmen dan merasa dalam lingkungan
yang diperlakukan secara adil oleh manajemen perusahaan atau organisasi tersebut.
Heru Kuminto menyatakan, karyawan menghendaki perlakuan adil baik dari sisi
distribusi dan prosedur atau dikenal keadilan distributif dan procedural. Ketika para karyawan
merasa diperlukan adil, jiwa mereka akan tumbuh dua jenis outcomes berupa kepuasan dan
komitmen kerja. Keadilan terhadap karyawan bukan berarti tidak boleh menurunkan gaji
karyawan. Hal itu boleh saja dilakukan asal dilakukan dengan seadil-adilnya. Pemimpin
perusahaan KLA Instrument, Ken Levy menggunakan prinsip keadilan yang penulis maksudkan,
ketika perusahaan tersebut mengalami kesulitan. Ia mengatakan dalam suatu rapat pada hari ini
saya menghendaki gaji karyawan dipotong 10%, tetapi karena saya mendapat yang paling
besar maka saya mohon dipotong 20 %. Diluar dugaan, orang yang menghadiri rapat tersebut
bukannya menjadi kesal karena pemotongan itu, tetapi mereka sepakat dan karyawan tetap
bekerja keras. Moral karyawan bukan menurun, tetapi justru meningkat tajam, karena
pemimpinnya menggunakan prinsip keadilan
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan dan teori-teori yang diungkapkan para ahli, bahwa keadilan
merupakan elemen penting dalam bisnis. Dari beberapa contoh diatas kita tahu bahwa keadilan,
perilaku etis dan kepercayaan dapat mempengaruhi operasi perusahaan. Kunci utama kesuksesan
bisnis adalah reputasinya sebagai pengusaha yang memegang teguh intergitas dan kepercayaan
pihak lain.
5.2 Saran
Semoga prinsip keadilan dalam bisnis ini bisa diterapkan oleh semua pelaku bisnis. Dan
bisa menjadikan bisnis adil menjadi suatu kenyataan, dan tidak menjadi suatu wacana belaka
yang menarik untuk di perbincangkan, namun tersendat dalam pelaksanaanya.
DAFTAR PUSTAKA
http://softskilletikabisnis.blogspot.com/2011/11/keadilan-dalam-etika-bisnis.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Bisnis
http://jamaluddinmahasari.wordpress.com/2012/04/22/pengertian-keadilan-diambil-daripendapat-para-ahli/
http://books.google.co.id/books?
id=DlzMRHlfQx8C&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepa
ge&q&f=false
Konsep dan Faktor-faktor Etika Bisnis dengan Beberapa Contoh Praktis. Jakarta: Grafindo.
Bartono, P.H., SE. 2005. Today Business Ethics, Jakarta: Elex Media Komputindo.