Sekarang ini hanya gaji pokok dan across the board increases lah yang tidak
dikategorikan sebagai pay for performance plan. Selain itu, merit pay juga
mulai dihapuskan.
Minat perusahaan yang tinggi untuk menggunakan skema variable pay ini
muncul karena adanya 2 tren. Tren yang pertama adalah kompetisi yang
meningkat dari produsen luar negeri yang memaksa perusahaan dalam
negeri untuk mengurangi biaya atau meningkatkan produktivitas. Variable
pay plans yang didesain dengan baik telah memiliki jejak yang terbukti
meningkatkan kinerja sekaligus memangkas biaya. Tren yang kedua adalah
lingkungan bisnis yang berubah dengan cepat mengindikasikan bahwa
pegawai harus mampu menyesuaikan apa yang mereka kerjakan dan
bagaimana mereka mengerjakannya. Semakin banyak teknologi, proses, dan
hubungan kerja yang baru sehingga mendesak pegawai untuk dapat
beradaptasi dengan cepat. Kegagalan untuk dapat bergerak dengan cepat
dapat memangkas pangsa pasar yang dimiliki oleh perusahaan. Jika hal ini
terjadi, maka pegawai akan menghadapi PHK. Untuk dapat menghindari
skenario ini, ahli kompensasi berfokus pada penyusunan sistem imbalan
sehingga pegawai dapat dan mau (able and willing) untuk bergerak dengan
cepat ke dalam pekerjaan baru atau menggunakan cara baru dalam
mengerjakan pekerjaan lama. Insentif untuk dapat mendorong hal ini secara
parsial datang dari sistem imbalan.
2
Sistem ini menghubungkan peningkatan pada gaji pokok pada seberapa
tinggi pegawai dinilai di dalam evaluasi kinerja. Pada akhir tahun kinerja,
pegawai akan dievaluasi oleh (biasanya) supervisor. Tabel di bawah ini
menunjukkan ukuran dari peningkatan gaji yang ditambahkan pada gaji
pokok pegawai. Dampaknya, apa yang pegawai lakukan tahun ini di dalam
hal kinerja di-reward tiap tahunnya selama pegawai bekerja di dalam
perusahaan. Oleh karena itulah, merit pay dianggap sangat mahal dan
banyak yang berargumen bahwa merit pay tidak membantu perusahaan
3
Pesan yang ingin disampaikan oleh perusahaan adalah: Jangan berharap
untuk memperoleh peningkatan pada gaji pokok dari tahun ke tahun,
pegawai harus berjuang untuk mendapat imbalan baru setiap tahunnya.
(“Don’t expect to receive increases in base pay year after year—new
4
Semua rencana insentif memiliki satu fitur umum: standar yang
ditetapkan yang dibandingkan dengan kinerja pekerja untuk
menentukan besarnya upah insentif.
Namun, rencana insentif individu tidak dapat diterapkan untuk
setiap pekerjaan. Karena seringkali sulit untuk menemukan pengukuran
individual atas pekerjaannya. Contoh: susahnya mengukur pay bagi pekerja
konstruksi karena ia melakukan berbagai macam pekerjaan. Mungkin jika
mereka melakukan hal yang sama sepanjang hari, tugas itu tidak akan
sulit: Misal, pekerjaan mereka adalah menggali parit sepanjang 5 kaki.
Tetapi pekerja konstruksi tidak terbatas pada pekerjaan gali
menggali. Mereka juga membantu menuangkan beton, membantu tukang
kayu dan tukang batu membingkai bangunan, dll. Pekerjaan itu terlalu rumit
untuk rencana insentif individu.
Karena ada kendala ini, sejumlah rencana insentif individu yang
berbeda ada. Penentuan jenis insentif dilakukan dengan menentukan dua
dimensi dan dapat diklasifikasikan menjadi satu dari empat sel. Terdapat 2
dimensi dalam tabel tersebut, yaitu:
5
untuk tugas siklus yang lebih lama, standar biasanya ditetapkan dalam
hal waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu unit
produksi. Insentif Individu didasarkan pada apakah pekerja
menyelesaikan tugas dalam periode waktu yang ditentukan atau tidak.
Dimensi Kedua: Relationship between Production Level and Pay.
Alternatif pertama adalah mengikat upah dengan hasil atas dasar
satu-ke-satu, sehingga upah konstan. (lebih sering tidak
memperhatikan kualitas). Sebaliknya, beberapa rencana upah
bervariasi sebagai fungsi dari tingkat produksi. Sebagai contoh,
memberikan tingkat insentif yang lebih tinggi untuk produksi di atas
standar daripada untuk produksi di bawah standar.
1. Sel 1
Sistem insentif yang paling sering diterapkan
Penentuan tarif didasarkan pada unit produksi per periode waktu,
dan upah bervariasi secara langsung sebagai fungsi dari tingkat
produksi.
Keuntungan:
Mudah dipahami oleh pekerja dan, mungkin akibatnya, lebih mudah
diterima daripada beberapa sistem insentif lainnya
2. Sel 2
b. Rencana Bedeaux
6
Menurut Henry L. Grant, Pemberian insentif yang diberikan pada
karyawan adalah sebesar 70% dari upah normal per jam dikalikan
dengan waktu yang dihemat.
3. Sel 3
a. Taylor Plan
b. Merrick Plan
4. Sel 4
7
Advantages Individual Incentive Plans
Meningkatkan produktivitas, menurunkan biaya produksi, dan
meningkatkan pendapatan pekerja.
Dibutuhkan lebih sedikit pengawasan langsung untuk dapat
mempertahankan tingkat output dibandingkan dengan pembayaran
berdasarkan waktu.
Sistem pembayaran berdasarkan hasil, jika disertai dengan
peningkatan pengukuran organisasi dan pekerjaan, memungkinkan
pengukuran biaya tenaga lebih akurat daripada yang dibayar
berdasarkan waktu.
8
Berdasarkan penelitian ttg free-rider mengatakan bahwa free-rider adalah tipe2
orang yg harus dikasih tugas yg spesifik (baik standardnya, deadlinenya kapan, dll)
sehingga mereka istilahnya gapunya waktu untuk bermalas-malasan.
- Group Incentive plans → cucok digunakan dalam situasi dimana terdapat
permasalahan dalam koordinasi team. Berikut beberapa alternatif dalam
menentukan untuk menggunakan individual/group plans
9
pekerjaan yang efisien → intinya kalau mau ngasih kerjaan jangan berlebihan
karena bisa ngecelakain karyawan. Pekerjaan boleh dikasih banyak2 asal ngotak
dan yang penting bisa mencapai bottom-line goal
6. Perceived fairness of the formula → Kalau formula yang perus buat mau
dilihat sebagai bentuk yang adil oleh karyawan maka kita harus memberikan ruang
untuk karyawan memberikan saran dan juga menyertakan serikat kerja dalam
mendesain program.
7. Ease of administration → sistem informasi perusahaan yang rumit dapat
menyulitkan karyawan mengerti sehingga membutuhkan komunikasi yang lebih
efektif dan tingkat kepercayaan yang lebih tinggi diantara karyawan dan
perusahaan. Makanya bikin rencana yang mudah dimengerti karyawan!
8. Production variability → salah satu sumber utama permasalahan dalam group
incentive plans adalah kegagalan dalam menentukan target. Kadang perusahaan
membuat targetnya gak tepat karena banyak faktor yang kurang diperhatikan
misalnya volatility dalam penjualanan.
Dibawah ini ada 3 contoh bentuk Gain-Sharing:
Scanlon Plan
Scanlon Plans dirancang untuk menurunkan biaya tenaga kerja tanpa menurunkan
tingkat aktivitas perusahaan. Insentif diperoleh sebagai fungsi rasio antara biaya
tenaga kerja dan Sales value of production (SVOP). Contoh Scanlon Plan:
Rucker Plans
Rucker Plans melibatkan formula yang agak lebih rumit daripada rencana Scanlon
menentukan bonus insentif pekerja. Pada dasarnya, rasio dihitung yang
menyatakan nilai produksi yang diperlukan untuk setiap dolar dari total tagihan
wage. Contoh soal:
10
Implementation of the Scanlon/Rucker Plans
Komponen penting yang membuat Scanlon/Rucker Plans sukses:
● norma produktivitas
pengembangan norma produktivitas membutuhkan pengukuran efektif dari
data base-year serta penerimaan oleh karyawan dan manajemen terhadap
standar pengukuran insentif bonus.
● komite pekerja yang efektif (nama lain: productivity committees/bonus
committees)
Fungsi komite ini adalah untuk mengevaluasi karyawan dan saran
manajemen mengenai cara untuk meningkatkan produktivitas dan atau
mengurangi biaya.
Scanlon/Rucker menumbuhkan iklim seperti ini, dan hal tersebut merupakan elemen
paling vital dari kesuksesan mereka. Berbagai studi menunjukkan bahwa plan ini
memiliki peluang besar untuk sukses di perusahaan dengan supervisi yang
kompeten, perilaku serikat pekerja-manajemen yang kooperatif, minat top-
management yang kuat dan partisipasi dalam pengembangan program serta
manajemen terbuka terhadap kritik dan bersedia untuk mendiskusikan strategi
operasi yang berbeda.
11
Improshare
Improved Productivity through sharing. adalah rencana gain-sharing yang terbukti
mudah dijalankan dan dikomunikasikan. Standar (yang datang dari studi time-and-
motion atau pengukuran base-period dari faktor performa) dikembangkan untuk
mengidentifikasi perkiraan waktu (jam) yang dibutuhkan untuk memproduksi
tingkat output yang dapat diterima. contoh, ketika 100 pekerja bisa memproduksi
50.000 unit dalam 50 minggu, dijadikan 200.000 jam (40 jam x 50 minggu) untuk
50.000 units, atau 4 jam per unit. Ketika kita mengimplementasikan improshare
plan, gain yang didapat dari waktu yang kurang dari 4 jam per unit dibagikan 50-50
antara karyawan dan manajemen (gaji x waktu yang dihemat).
Profit-Sharing Plans
Profit Sharing memiliki dampak yang cukup konsisten pada produktivitas, sekitar
sama dengan gain sharing. hasil studi menunjukkan sekitar 3.5-5.0 persen
perusahaan yang memakai profit sharing mencetak profit yang lebih tinggi
dibandingkan yang tidak, dan plan ini lebih cocok digunakan di perusahaan kecil
(kurang dari 775 karyawan).
Walaupun perusahaan tidak memakai profit sharing plans (misalnya karena
perusahaan merasa belum bisa mencetak profit), perusahaan bisa memakai
variable-pay plans lain yang juga membutuhkan profit sebagai target yang harus
dipenuhi, contohnya adalah earnings per share atau return on capital. Kelemahan
dari profit sharing, banyak karyawan merasa kalau pekerjaan mereka tidak
berkontribusi langsung terhadap profit sehingga tidak merasa termotivasi.
Tren penggunaan desain variable-pay yang populer belakangan ini adalah dengan
menggabungkan gain-sharing dan profit-sharing. Perusahaan akan menentukan
formula funding untuk variable payout apa pun yang terkait dengan beberapa
ukuran lprofit. Seperti yang dikatakan para ahli, rencana itu harus swadaya. Dolar
yang didapatkan pekerja dihasilkan oleh profit tambahan yang diperoleh dari
efisiensi operasional. Seiring dengan memiliki insentif keuangan, karyawan merasa
mereka memiliki ukuran kendali (measure of control).
Earnings-at-Risk Plans
Bukan kategori yang terpisah, karena semua incentive plan bisa menjadi risk plan.
Incentive plans terbagi 2: success sharing atau risk sharing. Jika kondisi perusahaan
sedang baik, base pay karyawan konstan dan mereka mendapat sejumlah variable
pay tambahan. Jika kondisi perusahaan sedang buruk, karyawan tidak mendapat
variable pay dan tidak ada pengurangan pada base pay. Tapi kalau di risk-sharing
plan, base pay dikurangi dengan jumlah yang relatif terhadap tingkat yang akan
ditawarkan dalam sucess-sharing plan.
12
Group Incentive Plans: Advantages and
Disadvantages
13
EXPLOSIVE INTEREST IN LONG-TERM
INCENTIVE PLANS
yang dibahas sebelumnya fokus ke jangka pendek. sekarang kita fokus ke jangka
panjang (lebih dari setahun). Exhibit 10.7 menunjukkan berbagai macam insentif
jangka panjang dan definisinya. insentif jangka panjang fokus kepada performa
lebih dari setahun digunakan sebagai cutoff dari insentif jangka pendek.
Pertumbuhan eksplosif baru-baru ini dalam rencana jangka panjang tampaknya
didorong sebagian oleh keinginan untuk memotivasi penciptaan nilai jangka
panjang.
Employee Stock Ownership Plans (ESOP)
ESOP bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan karyawan dalam organisasi, yang
akan mempengaruhi kinerja melalui rencana kepemilikan saham karyawan.
- Dampak Positif ESOP: meningkatkan komunikasi karyawan dengan
manajemen, dan partisipasi yang lebih besar dalam pengambilan keputusan
oleh karyawan.
- Dampak Negatif ESOP: Turunnya harga saham di pasar akan ikut
mempengaruhi semangat kerja karyawan.
Performance Plans (Performance Share and Performance Unit)
14
- Broad-Based Option Plans
BBOP adalah hibah saham dimana Perusahaan memberikan karyawan saham-
saham selama periode waktu yang ditentukan. Kekuatan BBOP adalah
keserbagunaannya yang tergantung pada cara perusahaan mendistribusikan
kepada karyawan, mereka dapat menggunakannya untuk memperkuat kinerja
(budaya kinerja) atau menginspirasi komitmen dan retensi yang lebih besar (budaya
kepemilikan) karyawan.
- Combination Plans: Mixing Individual and Group
Tujuannya adalah untuk memotivasi perilaku individu dan memastikan bahwa
karyawan bekerja bersama. Program kombinasi ini dimulai dengan standar individu
(mis., Penilaian kinerja, jumlah output) dan tindakan kelompok (mis., Laba,
pendapatan operasional). Tingkat pembayaran variabel tergantung pada seberapa
baik kinerja individu dan seberapa baik perusahaan (atau divisi / unit bisnis
strategis) melakukan pengukuran makro (mis., Laba).
15