Anda di halaman 1dari 4

Horizon Waktu: Studi Cross-Sectional

Sebuah studi dapat dilakukan dengan data yang hanya sekali di kumpulkan,
mungkin selama periode hari, minggu atau bulan, dalam rangka menjawab
pertanyaan penelitian
Studi Longitudinal

• Dalam sejumlah kasus, peneliti mungkin ingin mempelajari orang atau fenomena pada lebih dari satu batas waktu dalam rangka
menjawab pertanyaan penelitian. Misalnya, peneliti mungkin ingin mempelajari perilaku karyawan sebelum dan sesudah pergantian
manajemen puncak untuk mengetahui pengaruh pergantian tersebut.
• Karena data dikumpulkan pada dua batas waktu yang berbeda, dilakukan secara longitudinal melintasi suatu periode waktu, data
pada variable terikat dikumpulkan pada dua batas waktu atau lebih untuk menjawab pertanyaan penelitian
• Studi longitudinal membutuhkan lebih banyak waktu, usaha, dan biaya dibandingkan studi cross sectional. Namun demikian, studi
longitudinal yang direncanakan dengan baik dapat, diantaranya, membantu mengidentifikasi hubungan sebab akibat.
Tinjauan Unsur-Unsur Desain Penelitian

• Bagian ini menyimpulkan pembahasan mengenai masalah desain dasar yang terkait dengan tujuan studi, jenis investigasi, tingkat
intervensi peneliti, keadaaan studi, unit analisis, dan horizon waktu.
• Peneliti menentukan pembuatan keputusan yang tepat dalam desain studi berdasarkan perspektif penelitian dari pengamat, definisi
masalah, tujuan penelitian, tingkat penelitian yang diinginkan dan pertimbangan praktis.
• Penyeimbangan antara ketelitian dan sumber daya ini akan menjadi keputusan yang diambil dengan sadar dan di sengaja oleh
manajer/peneliti berdasarkan cakupan dan alasan studi dan harus dinyatakan secara eksplisit dalam proposal penelitian tertulis.
Peneliti harus sangat memahami setiap aspek yang dibahas dalam bab ini sebelum memulai pengumpulan data.
Implikasi Manajerial

• Pengetahuan tentang persoalan desain penelitian membantu manajer untuk memahami apa yang berusaha dilakukan oleh peneliti.
Salah satu keputusan penting yang harus dibuat oleh manajer sebelum memulai studi berkaitan dengan seberapa teliti seharusnya
studi tersebut.
• Dengan mengetahui bahwa desain penelitian yang lebih teliti menggunakan sumber daya lebih banyak, manajer dapat
mempertimbangkan seberapa serius masalah yang terjadi dan memutuskan jenis desain seperti apa yang dapat memberikan hasil
yang dapat diterima secara efisien. Contohnya, manajer dapat memutuskan bahwa pengetahuan mengenai variable manakah yang
berkaitan dengan kinerja karyawan sudah cukup memadai untuk meningkatkan hasil kinerja, sehingga tidak perlu untuk menemukan
penyebabnya. Keputusan tersebut tidak hanya akan menyebabkan penghematan sumber daya, namun juga menyebabkan gangguan
yang lebih kecil pada kelancaran arus kerja karyawan dan menghindari keperluan untuk mengumpulkan data secara longitudinal.
• Pengetahuan mengenai rincian desain penelitian juga membantu manajer untuk mempelajari dan secara cerdas mengomentari
proposal penelitian.

Anda mungkin juga menyukai