Anda di halaman 1dari 27

PERAWATAN SISTEM PENDINGIN PADA MESIN UTAMA TIPE X DI

KAPAL Y MILIK PERUSAHAAN Z

PROPOSAL PRAKTEK KERJA

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Kelulusan Program Diploma III

Jurusan Permesinan Kapal

Disusun Oleh :

WAHYU PRASETIANTO

NRP.182041T

SEKOLAH TINGGI MARITIM YOGYAKARTA

MARET 2O2O

HALAMAN PERSETUJUAN

1
PROPOSAL PRAKTEK KERJA

1. Judul : PERAWATAN SISTEM PENDINGIN PADA


MESIN UTAMA TIPE X DI KAPAL Y
MILIK PERUSAHAAN Z
2. Diajukanoleh :
Nama : Wahyu Prasetianto
NRP : 182041T
Tempat/TglLahir : Banyumas, 06 November 1998
Jurusan : Teknika
Angkatan : 2018
Alamat : Desa Dermaji, Kec. Lumbir, Kab. Banyumas,
Prov. Jawa Tengah
3. Dosen Pembimbing : Ningrum Astriawati,S,Si.,M.Sc

Yogyakarta, Maret 2019


Penyusun

Wahyu Prasetianto
NRP.182041T

Mengetahui : Menyetujui :
Ketua ProdiTeknika, Dosen Pembimbing,

P. Suhardi Waluyo, ATT II Drs.P. Sigit.S, MPd


NIK : 000500181 NIK : 009200138
Mengetahui :
Direktur Akademi Maritim Yogyakarta
Dr. WegigPratama, M.Pd
NIP :196208271987031002

KATA PENGANTAR

2
Puja dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang mana telah memberikan

banyak nikmat serta karunia-Nya kepada kami semua, sehingga kami berhasil

menuntaskan Proposal ini dengan tepat pada waktunya. Proposal ini diharapkan

menjadi proses penyelesaian akhir belajar pada jenjang Program Diploma III di

lingkungan Sekolah Tinggi Maritim Yogyakarta Proposal Praktek Kerja ini

bertujuan untuk :

1. Mendapatkan pengalaman dan peluang untuk berlatih menangani

permasalahan didalam lingkungan kerja, melaksanakan studi perbandingan

antara teori yang didapat dikampus dengan penerapannya di lingkungan

kerja serta menambah wawasan dibidang kemaritiman.

2. Untuk mendekatkan hubungan antara perguruan tinggi dengan dunia

kemaritiman.

3. Untuk mengetahui dan memahami metode yang digunakan untuk merawat

sistem pembakaran mesin diesel.

Terimaksih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang

telahmendukung,membantu dan memfasilitasi penyusunan proposal ini sehingga

berjalan dengan lancar.

Diantaranya kepada :

1. Terimakasih kepada Bapak Drs. Wegig Pratama selaku direktur Sekolah

Tinggi Maritim Yogyakarta.

2. Bapak Paulus Suhardi Waluyo ATT II selaku Ketua Jurusan Teknik

3
Permesinan Kapal Sekolah Tinggi Maritim Yogyakarta

3. Ibu Ningrum Astriwati,Si,.M.Sc selaku Dosen Pembimbing Sekolah

Tinggi Maritim Yogyakarta.

4. Semua pihak yang telah membantu penyusunan dalam penyelesaian

proposal praktek kerja.

5. Kedua orang tua serta keluarga tercinta, yang terus menerus memberikan

semangat dan do’a.

Penulis sadar bahwa dalam penulisan proposal ini masih banyak kesalahan karena

kadang kalan ilmu penulis. Oleh karena itu kami siap menerima kritik dan saran

yang membangun sebagai bahan evaluasi.

Akhirnya atas segala kekurangan dari proposal praktek kerja ini, sangat

diharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari semua pembaca demi

sempurnanya proposal praktek kerja ini. Semoga proposal praktek kerja ini dapat

bermanfaat bagi kita semua,

Amin

Yogyakarta,10 Maret 2020-03-13

WAHYU PRASETIANTO

NRP 182041

DAFTAR ISI

4
Halaman

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
1. Judul Proposal 1
2. Penegasan Arti Judul 1
3. Alasan Pemilihan Judul 3
4. Latar Belakang Masalah 3
5. Rumusan Masalah4
6. Tujuan Penulisan Proposal 4
7. Manfaat Penulisan Proposal 5
8. Tinjuan Teoritis 6
9. Metodologi 17
DAFTAR PUSTAKA 19
RENCANA JADWAL KEGIATAN 21
1. JUDUL PROPOSAL

PERAWATAN SISTEM PENDINGIN PADA MESIN UTAMA TIPE “X” DI

KAPAL “Y” MILIK PERUSAHAAN “Z”

2. PENEGASAN ARTI JUDUL

2.1. Perawatan

Perawatan yaitu suatu aktivitas atau kegiatan yang perlu dilaksanakan

terhadap seluruh obyek, baik non teknik meliputi manajemen dan sumber daya

manusia agar dapat berfungsi dengan baik, maupun teknik meliputi suatu material

atau benda yang bergerak ataupun benda yang tidak bergerak sehingga material

5
tersebut dapat dipakai dan berfungsi dengan baik serta selalu memenuhi

persyaratan standar internasional. (J.H.Jusak 2005:134)

2.2. Sistem

Sistem adalah himpunan dari bagian-bagian yang saling berhubungan, dan

secara bersamaan mempunyai tujuan yang sama. (Suharto 1991 : 9)

2.3. Kapal “Y”

Kapal yaitu kendaraan atau alat transportasi pengangkut penumpang dan

barang. (Drs,Boenarto 1990 : 154)

2.4. Perusahaan “Z”

Perusahaan merupakan setiap bentuk usaha yang bersifat tetap,terus menerus

dan yang didirikan, bekerja serta berkependudukan dalam wilayah negara republik

indonesia yang bertujuan memperoleh keuntungan atau laba. (Undang Undang

Nomor 3 Tahun 1982)

2.5. Pendingin

Pendingin adalah suatu media yang berfungsi untuk menyerap panas. (Jusak

Johan Handoyo 2006 : 25)

2.6. Mesin Utama

Mesin utama adalah suatu penggerak utama untuk membangkitkan tenaga

penggerak sebagai pendorong kapal. (Jusak Johan Handoyo 2013 : 04)

2.7. Mesin Diesel

Mesin Diesel adalah suatu pesawat yang mengubah energi potensial panas

langsung menjadi energi mekanik, atau juga disebut Combustion Engine

System.(Jusak Johan Handoyo 2015:34)

6
Dengan demikian maksud dari judul diatas adalah suatu aktivitas atau kegiatan

yang perlu dilaksanakan terhadap seluruh obyek yang ada di kapal, dalam hal ini

adalah Perawatan Sistem Pendingin Pada Mesin Utama sebagai cara untuk

meningkatkan kinerja mesin utama supaya dalam keadaan baik dan memperlancar

jalannya kapal untuk menujang kebutuhan masyarakat sebagai kendaraan atau alat

transportasi pengangkut penumpang dan barang dilaut.

3. ALASAN PEMILIHAN JUDUL

3.1. Alasan ilmiah

Memperdalam ilmu pengetahuan mengenai sistem pendingin terutama mengenai

perawatan sistem pendingin.

3.2. Alasan umum

Agar pengoperasian di atas kapal berjalan dengan baik maka kondisi permesinan

yang ada di atas kapal harus benar-benar dalam kondisi yang baik, khususnya

pada sistem pendingin. Oleh karena itu pengetahuan tentang perawatan sistem

pendingin perlu ditingkatkan.

3.3. Alasan praktis

Mengetahui tata cara perawatan sistem pending di atas kapal, baik sistem

pendingin air tawar maupun sistem pendingin air laut.

7
4. LATAR BELAKANG MASALAH

Kapal adalah kendaraan atau alat transportasi pengangkut penumpang dan

barang yang sangat efisien. Mengikuti perkembangan jaman yang semakin maju

dan modern serta canggih, kapal juga dirancang sedemikian sehingga dapat

memenuhi kebutuhan yang diinginkan. Untuk menunjang operasional kapal

tersebut, diperlukan pula ABK (anak buah kapal) yang terampil dan siap kerja

diatas kapal.

Berkembangnya transportasi laut dimana makin banyaknya kapal yang

beroperasi sehingga keberadaan mesin diesel sebagai penggerak mesin utama

memegang peranan penting, mesin diesel penggerak utama kapal harus dapat

bekerja terus menerus pada saat dioperasikan. Untuk mendukung kerja mesin

tersebut ditunjang dengan beberapa bagian yang begitu penting. Bagian-bagian

tersebut antara lain sistem pendingin yang digunakan untuk menormalkan atau

menurunkan panas dari mesin.

Perawatan pada sistem pendingin harus dilaksanakan dengan baik oleh

tenaga ahli dibidangnya maka dapat mempengaruhi kelayakan

komponenkomponen mesin diesel menjadi lama, dan dapat menekan biaya

operasional yang besar, mengantisipasi kerusakan yang parah dan menjaga agar

tidak terjadi gangguan-gangguan pada waktu digunakan.

Dalam operasi mesin kapal tanpa didukung dengan sistem pendingin yang

baik, maka mesin akan cepat rusak disebabkan oleh over heating atau panas yang

8
berlebihan. Oleh karena itu perawatan sistem pendingin pada mesin tipe “ x”

sangat diperlukan dan dilaksanakan menurut prosedur operasional manual book .

5. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana perawatan sistem pendingin pada mesin utama tipe “x” di kapal

“y” milik perusahaan “z” ?

6. TUJUAN PENYUSUNAN PROPOSAL

6.1. Dari Segi Akademik

6.1.1. Sebagai salah satu kewajiban untuk memenuhi kurikulum pada jurusan

teknika dan sebagai persyaratan kelulusan Program diploma III Akademi Maritim

Yogyakarta.

6.1.2. Memberi bekal pengetahuan dan pengalaman praktek kerja bagi taruna

Akademi Maritim Yogyakarta, agar dapat memahami serta mempraktekkan secara

langsung sesuai dengan kemampuan dan ilmu pengetahuan.

6.2. Dari Segi Ilmiah

Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapat di perkuliahan dan dapat

menemukan prinsip-prinsip baru di dunia kerja atau cara-cara pengembangan pada

perusahaan atau instansi tempat praktek kerja.

6.3. Dari Segi Umum

9
Dengan praktek kerja lapangan penulis dilatih agar lebih terampil, percaya

diri dan mempunyai rasa tanggung jawab terhadap masalah-masalah yang terjadi

pada mesin kapal, terutama pada sistem pendingin.

7. MANFAAT PENYUSUNAN PROPOSAL

7.1. Dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan

7.1.1. Menambah ilmu pengetahuan dibidang permesinan kapal.

7.1.2. Menambah referensi yang akan berguna bagi taruna untuk melaksanakan

praktek kerja.

7,1.3. Menambah ilmu pengetahuan di bidang lapangan kerja.

7.1.3. Sebagai pengetahuan untuk meningkatkan sumber daya manusia yang

profesional dalam bidangnya.

7.2. Bagi Penyusun

7.2.1. melatih kerja sebelum turun ke lapangan kerja nyata.

7.2.2. Pengaplikasian ilmu yang telah didapat dalam perkuliahan.

8. TINJAUAN TEORITIS

8.1. Pengertian sistem pendingin

Sistem pendingin adalah suatu sirkulasi yang digunakan untuk

mendinginkan seluruh obyek yang ada di kapal termasuk mesin utama. Mesin

yang dipasang pada kapal dirancang untuk bekerja dengan efisien, maksimal dan

10
berjalan selama berjam – jam lamanya. Hilangnya energi paling sering dan

maksimum dari mesin adalah dalam bentuk energi panas. Untuk menghilangkan

energi panas yang berlebihan harus menggunakan media pendingin (Cooller)

untuk menghindari gangguan fungsional mesin atau kerusakan pada mesin. Untuk

itu, sistem air pendingin dipasang pada kapal. Ada dua sistem pendingin yaitu:

a) Sistem pendingin Air Laut

Air laut langsung digunakan dalam sistem mesin sebagai media pendingin

untuk penukar panas.

b) Air Tawar atau sistem pendingin utama

Air tawar digunakan dalam rangkaian tertutup untuk mendinginkan mesin

yang ada di kamar mesin. Air tawar kembali dari exchanger panas setelah

pendinginan mesin yang selanjutnya didinginkan oleh air laut pada pendingin air

laut.

Gambar 1. Sistem Pendingin pada Kapal


Sumber: KM. Pratiwi Indah

11
8.2. Macam – macam sistem pendingin yang di kapal

8.2.1. Sistem Pendingin Terbuka

Sistem pendingin terbuka merupakan sistem pendingin yang langsung

berhubungan dengan air laut. Sistem ini menggunakan air laut yang langsung

masuk untuk mendinginkan komponen yang perlu untuk didinginkan.

8.2.1.1. Keuntungan Pendingin Terbuka

a) Sistem cukup sederhana, tidak memerlukan tangki expansi, cooler sehingga

biaya berkurang.

b) Media pendingin atau air laut selalu tersedia.

8.2.1.2. Kerugian Pendingin Tebuka

a) Pada suhu lebih dari 50°c akan terjadi kerak yang akan mempersempit pipa.

b) Resiko terhadap proses korosi sangat besar sehingga motor akan cepat rusak.

c) Resiko berlayar di daerah dingin maka pengaturan suhu air masuk motor sulit

diatur karena suhu air laut terlalu rendah sehingga cylinder liner dapat retak

karena perbedaan suhu yang tinggi antara di dalam cylinder liner dan suhu air

laut di luar cylinder liner.

SEA FILTER POMPA COOLER MESIN OVER


CHAS UTAMA BOARD

12
Gambar 2 : sirkulasi sistem pendingin terbuka
Sumber: KM. Pratiwi Indah

8.2.2. Sistem Pendingin Tertutup

Sistem pendingin yang menggunakan air tawar yang disirkulasikan dalam

suatu sirkuit tertutup untuk mendinginkan komponen yang perlu didinginkan.

Kemudian air tawar tersebut didinginkan oleh air laut, kemudian air tawar tersebut

disirkulasikan kembali untuk mendinginkan komponen. Sistem ini dibagi menjadi

dua yaitu:

8.2.2.1. Sistem Independent

Sistem independent yaitu, dimana air tawar yang digunakan untuk

mendinginkan tiap-tiap komponen didinginkan secara terpisah, tidak bersama

dalam sebuah penukar panas.

8.2.2.2. Sistem Terpusat

Sistem terpusat yaitu, dimana air tawar yang digunakan untuk mendinginkan

komponen, dikumpulkan untuk didinginkan secara bersama, dalam sebuah heat

exchanger. Sistem pendingin ini didesain dengan hanya mempunyai satu heat

exchanger yang didinginkan dengan air laut, sedangkan untuk cooler yang lain

termasuk jacket water, minyak pelumas, udara bilas, didinginkan dengan air tawar

yang bertemperatur rendah. Sistem pendingin jenis ini sangat kecil peralatan yang

13
berhubungan langsung dengan air laut sehingga masalah korosi dapat dikurangi.

(Rikisanjaya 17:12)

8.2.2.3. Keuntungan Pendingin Tertutup

a)Dengan media air tawar maka resiko terhadap korosi dapat dicegah atau

dihindari.

b) Pengaturan suhu masuk dan suhu keluar dari air pendingin lebih mudah

diatur melalui cooler.

8.2.2.4. Kerugian Pendingin Tertutup

a)Ketergantungan terhadap persediaan air tawar pendingin (fresh water generator).

b) Konstruksi rumit karena memerlukan perlengkapan expansi tank maupun

cooler sehingga biaya perawatan lebih mahal.

8.3. Gangguan Pada Sistem Pendingin

Beberapa gangguan yang sering terjadi pada mesin pendingin (Suharto,1991).

8.3.1. Tersumbatnya pipa-pipa dan saluran-saluran pendinginan (pada

mantelmantel air) oleh kerak-kerak.

8.3.2. Terhambatnya aliran udara yang dihisap pada permukaan radiator oleh debu

atau kotoran-kotoran.

8.3.3. Berobahnya desain serta pemasangan pendingin Radiator.

14
8.3.4. Menurutnya kapasitas pendinginan disebabkan performasi engine yang

tidak bisa terimbangi oleh performasi pompa pensirkulasi airnya. Mungkin

hal ini untuk engine yang berkali-kali overhaul sementara pompanya tetap

lama.

Kekosongan Air Pendingin di Tangki Air Tawar.

8.3.5. Air Tawar ditangki Cepat Habis.

8.3.6. Air Ditangki Air Tawar Cepat Kotor .

8.4. Peralatan Pendingin

Peralatan meliputi perlengkapan yang diperlukan untuk pendinginan yang

efektif dari mesin diesel. Pada sistem pendingin tertutup memerlukan peralatan

terdiri atas :

8.4.1. Pompa sirkulasi air tawar beserta alat penduga tekanannya (isap dan tekan).

8.4.2. Saluran pipa untuk sirkulasi air tawar.

8.4.3. Tangki ekspansi untuk air tawar.

8.4.4. Penukar kalor

8.4.5. Termometer untuk air tawar masuk dan keluar mesin.

8.4.6. Alat pengaman (sistem alarm tanda bahaya) untuk melindungi mesin 8.4.7.

Pompa sirkulasi air laut beserta alat penduga tekanannya (isap dan tekan).

15
8.4.8. Saluran pipa air laut yang dilengkapi dengan bypass.

8.4.9. Termometer untuk pendingin air laut masuk dan keluar penukar kalor.

8.4.10. Alat penghenti mesin otomatis.

Bagian motor berikut dalam rangka pembakaran harus mendapatkan

pendinginan :

Bagian dari lapisan silinder.

a) Tutup silinder.

b) Bagian atas torak.

c) Rumah katup buang dan sejenis, termasuk juga katup buang.

d) Bagian dari katup bahan bakar disekeliling pengabut.

e) Rumah turbin gas buang.

8.5. Perawatan sistem pendingin

Perawatan adalah suatu aktifitas atau kegiatan yang perlu di laksanakan

terhadap seluruh obyek baik non-teknik meliputi manajemen dan sumber daya

manusia agar dapat berfungsi dengan baik, maupun teknik meliputi suatu material

atau benda yang tidak bergerak, sehingga material tersebut dapat di pakai dan

berfungsi dengan baik serta selalu memenuhi persyaratan standar internasional

(bukan standar perorangan ataupun standar perusahaan lokal) untuk menjamin

kapal dinyatakan laik laut, maka pemeriksaan secara terus menerus harus di

16
lakukan oleh biro klasifikasi (Nasional ataupun Internasioal) yang di nyatakan

dalam sertifikat-sertifikat atau dokumen-dokumen kapal. (Jusak j.h, 2005:1)

Sistim Perawatan Terencana (Planed Maintenance system) adalah salah

satu sarana untuk menuju kepada perawatan kapal yang lebih baik dan secara garis

besar tujuanya adalah:

1. Mengoptimumkan daya dan hasil guna material seeuai fungsi dan manfaatnya

(Efficiency Material).

2. Mencegah terjadinya kerusakan berat secara mendadak (Breakdown), serta

mencegah menurunya efisiensi.

3. Mengurangi yang mendadak atau pengangguran waktu berarti menambah hari-

hari efektif kerja kapal.

4. Mengurangi jumlah perbaikan dan waktu perbaikan pada waktu kapal

melaksanakan perbaikan dok tahunan. (jusak j.h, 2005:1)

Perawatan terbagi dalam jarak dan waktu (interval). Adapun jenis pemeliharaan

tersebut meliputi :

8.5.1. Perawatan Takterduga

Perawatan yang dilakukan saat terjadi kerusakan yang tak terduga atau tidak

direncanakan,salah satu contoh yang sering terjadi adalah tersumbatnya pipa-pipa

dan saluran-saluran pendinginan oleh kerak–kerak,sehingga dilakukan perawatan

tak terduga berupa pemberasihan pipa–pipa dan saluran – saluran pendingin yang

tersumbat oleh kerak - kerak. (Suharto, 1991)

17
8.5.2. Perawatan Periodik

Perawatan periodik yaitu perawatan yang di lakukan secara berencana, dengan

jeda waktu tertentu secara rutin dan sistematis (Suharto, 1991)

Pada sistem pendinginan tertutup, volume air harus selalu penuh dan

alirannya konstan perhatikan terhadap kekurangan atau kehilangan air oleh

penguapan. Tegangan panas dan beban mekanis pada motor diesel sangat

dipengaruhi oleh baik buruknya peredaran dan kebutuhan air pendingin. Selain itu

perawatan terhadap air pendingin akan mengurangi bahaya kavitasi dan korosi

pada komponen motor, itulah pentingnya memberikan bahan pelindung korosi,

yang bahannya bisah berupa bahan kimia atau minyak emulsi. Air tawar pendingin

motor diesel yang cocok adalah :

a) Air tanah.

b) Air kondensat.

c) Air deionisasi.

8.6. Bahan Pendingin

Sebagai bahan pendingin untuk motor diesel digunakan bahan sebagai berikut:

8.6.1. Air laut

Untuk kapal laut bahan pendingin tersebut dengan mudah sekali didapat dan

tersedia berlimpah-limpah. Air laut sebagai bahan pendingin, memiliki beberapa

sifat yang menguntungkan seperti panas jenis besar pada kepekatan relatif tinggi.

18
Berarti bahwa persatuan volume dapat ditampung panas yang besar,

sehingga kapasitas pompa dan dayanya dapat dibatasi. Ditinjau dari tersedianya

secara berlimpah digunakan sebagai bahan pendingin sehingga sistem pendinginan

menjadi sederhana dalam penataannya. Meskipun memiliki sifat yang

menguntungkan tersebut di atas, air laut tidak secara langsung digunakan untuk

pendinginan dari bagian motor. Air tersebut mengandung antara lain persentase

tinggi mineral yang larut di dalamnya ( ± 3% massa ). Mineral tersebut akan

menjadi kristal sewaktu dipanasi yang akan membentuk kerak keras di bagian

permukaan yang didinginkan. Kerak tersebut sangat keras sekali sehingga

mengganggu perpindahan panas dan akan membantu saluran pendingin yang

sempit. Disamping itu dengan kadar chlorida yang tinggi dari air laut maka

kemungkinan korosi dari bagian motor yang didinginkan menjadi besar. Dengan

alasan tersebut maka air laut sebagai bahan pendingin digunakan secara tidak

langsung, terkecuali kadang - kadang untuk pendinginan udara bilas dan udara

pembakaran. Dengan penggunaan material khusus, maka pendingin dapat dijaga

terhadap korosi dan oleh karena suhu air pendingin yang relatif rendah

pengendapan dari kerak juga akan berkurang. Demikian pula bidang hantar pada

motor kepala silang putaran rendah yang besar beberapa waktu lalu digunakan air

laut sebagai bahan pendingin.

Air laut selalu digunakan sebagai bahan pendingin secara tidak langsung,

bahan pendingin ( air tawar atau minyak pelumas ) yang mengambil panas dari

motor akan menyerahkan panas tersebut melalui sebuah alat pemindah panas ( alat

pendingin/cooler ) ke air laut lagi.

19
8.6.2. Air tawar

Air Tawar di atas kapal sangat mahal sekali harganya, sehingga tak

memiliki beberapa sifat yang kurang baik. Dengan menghilangkan udara yang ada

di dalamnya sebaik-baiknya serta dilunakkan (outhard ) maka air tawar akan

mengakibatkan sedikit atau tidak sama sekali dan juga tidak mengakibatkan

pengendapan kerak, sehingga dapat digunakan untuk pendinginan bagi semua

motor.

Air tawar di atas kapal sangat mahal sekali harganya sehingga selalu

diusahakan penggunaannya dalam suatu siklus tertutup untuk dapat digunakan

berulang kali. Siklus tertutup tersebut terdiri dari selain ruang pendingin dari

bagian motor yang harus didinginkan juga saluran, kerem penutup, pompa dan

pesawat pendingin ( cooler ).

8.6.3. Minyak pelumas

Dengan bantuan minyak pelumas dari sistem pelumas motor, torak pada

motor torak dan ada kalanya juga torak pada motor kepala silang dapat

didinginkan. Pada pelumasan dari berbagai bagian dari motor, minyak pelumas

tidak hanya digunakan sebagai bahan pelumas, tetapi juga sebagai penyalur panas

gesekan atau sebagai bahan pendingin. Pemilihan minyak pelumas sebagai bahan

pendingin untuk torak trank dapat dipahami, minyak tersebut dialirkan melalui

saluran dalam poros engkol dan dalam batang gerak, sedangkan pembuangan

daripadanya dianggap berlebihan. Minyak pelumas dengan mudah dapat mengalir

keluar dari torak ke dalam torak engkol. Untuk mencegah agar tidak terlalu

20
banyak pelumas terlempar pada dinding silinder, khusus pada motor besar, maka

minyak pelumas disalurkan melalui saluran dalam batang gerak ke bagian bawah

dari kotak engkol. Torak pada motor kepala silang juga didinginkan dengan

minyak pelumas. Keuntungan besar dari minyak pelumas sebagai bahan pendingin

dalam hal tersebut adalah seperti halnya pada torak trank bahwa kebocoran bahan

pendingin ke dalam kotak engkol tidak membawa permasalahan, sehingga pipa

teleskop yang mahal dan mudah rusak untuk pemasukkan dan pengeluaran air

pendingin ke torak tidak diperlukan lagi.

8.6.4. Udara

Sebagai bahan pendingin, seperti halnya untuk silinder dan tutup silinder

pada motor kecil, udara tidak digunakan pada motor diesel kapal. Sebagai akibat

massa jenis yang sangat rendah dan panas jenis yang rendah dari udara maka

diperlukan pemindahan volume yang sangat besar sekali sehingga vertilator yang

digunakan harus memiliki daya penggerak yang besar.

Pada pembilasan ruang pembakaran dari niotoa 4 tak dan seluruh silinder

pada motor 2 tak ditampung sejumlah besar panas dari udara bilas dan khusus

piringan katup buang dan tempat duduk didinginkan dengan udara. Bahwa

pendingin disalurkan ke dalam motor dengan tekanan tertentu, sehingga tidak

memungkinkan gelembung udara terbentuk, hal tersebut dikarenakan tekanan uap

air pada suhu yang berlangsung. (http// Alfa Laval Maintenance and Adjustment

Book).

21
Sistem pendingin pada kapal laut sangat berbeda dengan sistem pada mesin

diesel yang ada didarat misalnya otomotif, generator, diesel dan lain-lain.

Hakekat pendingin pada mesin diesel kapal laut, memiliki kombinasi sistem

pendingin terbuka dan sistem pendingin tertutup.

Sistem pendingin tertutup pada kapal laut dimaksud terdiri atas tangki

penampung air tawar, pompa, intercooler, mesin pendingin mirip radiator pada

mesin diesel di darat.

9. METODOLOGI

9.1. Data yang diperlukan

9.1.1. Gambaran umum dan letak perusahaan.

9.1.2. Data kapal.

9.1.3. Data perawatan sistem pendingin

9.1.4. Data struktur organisasi perusahaan.

9.1.5. Data struktur organisasi di kapal.

9.1.6. Data fasilitas perusahaan.

9.1.7. Data yang relevan.

9.2. Metode Pengumpulan Data

9.2.1. Metode Observasi (pengamatan)

22
Metode observasi adalah upaya untuk mengumpulkan data secara langsung dan

mengadakan pengamatan dengan objek-objek sambil mencatat semua yang

dibutuhkan. (Mardalis 2003:64)

9.2.2. Metode Interview (Wawancara)

Metode interview adalah upaya memperoleh informasi atau pendapat dengan cara

bertanya langsung kepada responden yang diajak atau sedang diwawancarai secara

bertatap muka. (Mardalis 2003:67)

9.2.3. Metode Dokumenter (Dokumentasi)

Metode dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan,

ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar

misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya

misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain. Studi

dokumen merupakan pelengkap dari penggunanaan metode observasi dan

wawancara dalam penelitian kualitatif. (Sugiyono, 2013:240)

9.3. Metode Menganalisa Data

Penganalisaan data yang penulis gunakan pada saat praktek kerja dilakukan

dengan analisa deskriptif yaitu mengadakan analisa yang diperlukan untuk

23
memperoleh gambaran yang jelas tentang suatu persoalan yang dialami sehingga

akan memberikan gambaran untuk menarik kesimpulan. (Bungin M.Burhan,2007)

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofjan. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Lembaga Penerbit


Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta

H. M. Subana, Sudrajat, S,Pendinginan., 2001, Dasar-Dasar Pelatihan Ilmiah,


CV. Pustaka Setia, Solo.

Ilyas S. 1993. Teknologi Refrigerasi Hasil Perikanan Jilid I Teknik Pendinginan


Ikan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Jakarta.

J. Trommel Mans, 1991, Siklus Kerja Motor Diesel 4 Tak

Jhon Lamb, 1978, Motor Diesel, Edisi II. ITB. Bandung

Jusak J.H.,MME.,SE., 2005, Perawatan dan Perbaikan Mesin. Edisi I . BP3IP.


Jakarta.

Munandar, Utami. 2002. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:


Rineka Cipta.

P. Van Maanen, 2002, Motor Diesel Kapal, Salinan Pertama.

Romney, dan Steinbart. 2015. Accounting Information Systems, 13thed.England:


Pearson Educational Limited.

Sudarminto, 1992, Motor Bakar Untuk STM Bagian Mesin dan Umum, Cahaya Remaja
Bandung.

Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, CV, Alfabeta,
Bandung

Suranto, 2004. Manajemen Operasional Angkutan Laut dan Kepelabuhanan Serta


Prosedur Impor Barang, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sutrisno Hadi, 1990, Metodologi Research, Jilid 1, Andi Offset, Yogyakarta.

24
Tim Penyusun BP31P, 2007, Motor Diesel Putaran Tinggi, PT. Pradya Paramita,
Bandung.

YB. Anang Suhardianto, 2016. Marine Diesel Engine, Bhakti Samudra, Jakarta

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Indonesia, Balai Pustaka,


Jakarta 1990.
http://www.maritimeworld.com/2011/02/gambaran-umum-sistem-pendingin-dikapal/.
Diakses pada tanggal 1Maret 2019.

25
I, II, III, IV = Minggu ke 1, 2, 3, 4

RENCANA JADWAL KEGIATAN

Januar Februar Mare


i i t
No Tahap I II III IV I
Kegiatan Yang Dilakukan II III IV I II III IV

Penyelsaian Administrasi

Penyusunan
Proposal
1 Persiapa Konsultasi Pembimbing
n
Pengurusan
Rekomendasi
Lain – Lain

Praktek Kerja Di Perusahaan

Menghimpun
Data
2 Pelaksanaa Mengolah
n Data
Menyusun Rencana
Laporan
Membaca
Referensi
3 PenyusunanKonsultasi Bimbingan
Laporan
Pengetikan
Laporan
Pengadaan
Laporan
Pelaksanaan Ujian Laporan

4 PenyelesaiaRevisi dan perbaikan


n
Pengadaan Dan
Penjilidan

Keterangan :

26
27

Anda mungkin juga menyukai