Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR

PERHITUNGAN KEBUTUHAN ALAT GALI MUAT ANGKUT


SERTA ESTIMASI BIAYA PADA KEGIATAN PENGUPASAN
OVERBURDEN DI PT. PUTRA PERKASA ABADI SITE PT.
MULTI HARAPAN UTAMA, KABUPATEN KARTANEGARA,
KALIMANTAN TIMUR

Disusun oleh:
DIRGANTARA SYAH ADITAMA
NIM 710018024

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2022

i
PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR

PERHITUNGAN KEBUTUHAN ALAT GALI MUAT ANGKUT


SERTA ESTIMASI BIAYA PADA KEGIATAN PENGUPASAN
OVERBURDEN DI PT. PUTRA PERKASA ABADI SITE PT.
MULTI HARAPAN UTAMA, KABUPATEN KARTANEGARA,
KALIMANTAN TIMUR

Oleh
Dirgantara Syah Aditama
Nim : 710018024

Yogyakarta, Maret 2022


Mengetahui Menyetujui

Ketua Program Studi Mahasiswa


Teknik Pertambangan

(Bayurohman Pangacella Putra, S.T., M.T.) (Dirgantara Syah Aditama)


NIK : 1973 0296 NIM : 710018024

ii
PROPOSAL PENILITIAN
PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKLONOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

I. JUDUL
PERHITUNGAN KEBUTUHAN ALAT GALI MUAT ANGKUT
SERTA ESTIMASI BIAYA PADA KEGIATAN PENGUPASAN
OVERBURDEN DI PT PUTRA PERKASA ABADI SITE PT.
MULTI HARAPAN UTAMA, KABUPATEN KARTANEGARA,
KALIMANTAN TIMUR

II. Mahasiswa Peserta Tugas Akhir


Mahasiswa perserta pada saat penelitian tugas akhir merupakan mahasiswa
semester VIII atau sedang menjalani pendidikan pada tahun empat di Program
Studi Teknik Pertambangan Institut Teknologi Nasional Yogyakarta (ITNY),
dengan rincian sebagai berikut:
Nama : Dirgantara Syah Aditama
NIM : 710018024
Jurusan : S1 Teknik Pertambangan
Program Studi : Program Studi Teknik Pertambangan Institut Teknologi
Nasional Yogyakarta
Alamat : Jalan Margoarum, No. 4 RT. 04/ RW. 17, Krapyak,
Sidoarum, Godean, Sleman.
No. Telepon : 0896 0979 8879

Email : syahditama@gmail.com
III. LATAR BELAKANG
Perkembangan dunia teknologi dan ilmu pengetahuan berlangsung dengan
sangatcepat pada era saat ini. Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi tersebut
perlu ditunjang dengan ketersediaan ilmuwan, enginer, teknisi dan para ahli di
bidangnya masing-masing di semua sektor kehidupan. Namun mengingat Indonesia
saat ini merupakan sebuah negara berkembang, dirasa akan sulit dan banyak
kendala untuk memenuhi hal tersebut.
Butuh banyak persiapan dan waktu yang tidak sebentar untuk mengembangkan
sumber daya manusia tersebut. Berbagai macam persiapan harus dilakukan untuk
meningkatkan daya saing dalam hal sumber daya manusia, terutama dengan negara-
negara berkembang lainnya. Karena alasan tersebut, perguruan tinggi yang
merupakan tempat dimana sumber daya manusia dilatih dan dikembangkan
kemampuan intelektualnya harus dapat memiliki lulusan yang memenuhi syarat,

1
PROPOSAL PENILITIAN
PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKLONOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

agar dapat melepas stigma yang ada mengenai ketegantungan negara ini terhadap
tenaga ahlidari luar negeri.
Sebagai salah satu perguruan tinggi di Indonesia, Institut Teknologi Nasional
Yogyakarta yang berbasis ilmu dan teknologi senantiasa berusaha untuk
mengembangkan sumber daya manusia serta ilmu pengetahuan, untuk mendukung
perkembangan disektor peridustrian di Indonesia, oleh sebab itu untuk mencapai
hal tersebut, perlu adanya kerjasama yang baik antara perguruan tinggi dengan
industri itu sendiri Kalau dilihatkondisi saat ini, pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki oleh mahasiswa terkaitdengan dunia kerja masih sangat minim atau bahkan
belum ada sama sekali. Padahal sesungguhnya mahasiswa butuh pengalaman
tersebut, untuk mengaplikasikan ilmu dan teori yang didapat dari bangku
perkuliahan perguruan tinggi di dunia industri yang sesungguhnya. Melalui
Program Penelitian ini diharapkan mahasiswa bisa mendapatkan kesempatan
tersebut, sehingga lebih terbiasa dalam menghadapai dunia kerja. Dengan adanya
program penelitian, mahasiswa diharapkan dapat memiliki kesempatan untuk
menganalisa, membandingkan, dan mengaplikasikan teori yang selama ini didapat
dari perguruan tinggi dengan kondisi yang ada pada dunia industri yang
sesungguhnya. Serta agar mahasiswa mampu menambah ilmu sekaligus dapat
membantu menyelesaikan permasalahan yang ada di perusahaan tersebut.
Berangkat dari pemikiran tersebut, kami mengajukan proposal Penelitian ini ke PT.
Putra Perkasa Abadi site PT. Multi Harapan Utama dan kami sangat berharap PT.
Putra Perkasa Abadi site PT. Multi Harapan Utama dapat menerima proposal ini
dengan baik. Kami percaya bahwa ilmu yang kami pelajari di Jurusan Teknik
Pertambangan dapat digunakan di perusahaan bapak/ibu. Dengan bantuan dari
perusahaan dengan memberi izin kepada mahasiswa untuk melaksanaan penelitian
ini, diharapkan akan terjalin hubungan yang baik dan harmonis bagi perusahaan
dan pihak Institusi serta mahasiswa diharapkan dapat memberikan feedback
kepada perusahaan untuk memberikan optimalisasi dan peningkatan kualitas
performa perusahaan.

2
PROPOSAL PENILITIAN
PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKLONOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

IV. RUMUSAN MASALAH


Adapun pemasalahan yang di angkat dalam penelitian ini antara lain:
1. Mengetahui kebutuhan alat muat dan angkut yang digunakan pada operasi
penambangan dengan memperhatikan hal-hal yang berpengaruh terhadap faktor
kebutuhan teknis, mekanis, lingkungan dan manusia.
2. Mengombinasikan penggunaan alat muat dan alat angkut, yaitu untuk mencapai
keserasian kerja alat yang sangat ditentukan oleh pemilihan alat yang akan
digunakan
3. Mengetahui total biaya yang dibutuhkan untuk melalukan kegiatan pengupasan
overburden mencakup biaya bahan bakar, maintenance, sparepart dan gaji
operator..
V. TUJUAN PENELITIAN
Berikut adalah tujuan yang di harapakan dari pelaksanaan pelelitian tugas akhir:
1. Melakukan kajian untuk mendapatkan informasi yang mengenai faktor – faktor
jenis dan jumlah alat yang di gunakan
2. Mengetahui dan memahani penerapan secara nyata dari teori – teori yang diperoleh
selama belajar di kelas pada saat berada di lapangan.
3. Membandingkan antara teori yang ada dengan implementasinya dalam
pengoperasian kegiatan pertambangan.
4. Melakukan analisa biaya yang dikeluarkan pada kegiatan pengupasan
overburden.
5. Melakukan upaya peningkatan produksi pengupasan overburden dengan
memperbaiki hambatan agar target produksi yang ditetapkan dapat tercapai.
VI. BATASAN MASALAH
Batasan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian hanya mengkaji pengupasan overburden pada area tambang PT. Putra
Perkasa Abadi site PT. Multi Harapan Utama
2. Alat mekanis yang diteliti adalah yang gali muat dan alat angkut yang digunakan
untuk pengupasan overburden pada area tambang PT. Putra Perkasa Abadi site PT.
Multi Harapan Utama
3. Penelitian ini hanya memperhatikan segi teknis tanpa menganalisa segi lainnya
VII. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian terhadap Perhitungan Kebutuhan Alat Gali Muat Dan Alat

3
PROPOSAL PENILITIAN
PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKLONOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
Angkut Serta Estimasi Biaya Pada Kegiatan Pengupasan Overburden Di PT. Putra
Perkasa Abadi site PT. Multi Harapan Utama , Kabupaten Kartanegara,
Kalimantan Timur adalah dapat memberikan saran dan rekomendasi Mengenai
usaha yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan penggunaan alat gali muat dan
alat angkut serta untuk meningkatkan target produksi yang telah ditetapkan.

4
PROPOSAL PENILITIAN
PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKLONOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

STUDY LITERATUR

METODE PENELITIAN

OBSERVASI LAPANGAN

DATA PRIMER DATA SEKUNDER


1) Data kondisi kerja 1. Peta geologi dan kesampaian
daerah
2) Data waktu edar alat gali muat
2. Data target produksi
dan alat angkut pengupasan overburden
3) Data produktivitas alat mekanis 3. Data jumlah alat mekanis
yang tersedia
4) Data waktu kerja dan shift kerja
4. Data curah hujan
5. Data spesifikasi alat
mekanis
6. Densitas Batuan
7. Data biaya bahan bakar,
pelumas, perawatan dan
sparepart alat.

PENGOLAHAN DATA

ANALISIS DATA

PEMBAHASAN

KESIMPULAN

5
PROPOSAL PENILITIAN
PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKLONOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

VIII. DASAR TEORI


Peralatan produksi pada operasi penambangan merupakan sarana
produksi yang vital untuk menunjang target produksi akhir yang telah
ditentukan oleh manajemen perusahaan. Ditinjau dari fungsinya, peralatan
produksi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1) alat gali muat adalah alat-alat produksi untuk menggali dan memuat
material hasil galiannya ke alat angkut. Contoh : power shovel, backhoe,
dragline, front-end loader, claimshell, bucket wheel excavator (BWE),
bucket chain excavator (BCE), dsb.
2) alat angkut adalah alat-alat produksi untuk mengangkut material menuju
proses berikutnya. Contoh : Truck, lori-lokomotif (train), belt conveyor,
pipa Lumpur (slurry), scrapper, dsb.
3) alat bantu, adalah alat-alat berat yang digunakan untuk kelancaran produksi
Contoh : bulldozer, ripper, grader, lubrication truck, water truck, fuel
truck, dsb.
Dalam menganalisa alat mekanis maka sangatlah penting meperhitungkan
biaya yang dikeluarkan untuk sebuah alat bekerja (cost of the job) dengan
demikian untuk mengetahui efisien dan tidaknya dari segi biaya kita harus
meninjau kembali cost factor dari suatu alat mekanis (Indonesianto, 2012).
Secara garis besar, biaya dikelompokan menjadi 2 (dua) jenis yaitu:
1) Biaya Tetap, adalah biaya yang cenderung konstan terlepas dari tingkat
aktivitas pada jumlah unit yang diproduksi
2) Biaya Variabel, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk biaya tenaga
kerja, biaya pengoperasian alat dan biaya lainnya yang langsung
berpengaruh terhadap produksi

1.1 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Produksi Peralatan


Produksi alat gali muat dan alat angkut dapat diihat dari kemampuan alat
tersebut saat digunakan. Penggunaan peralatan mekanis yang efektif dan efisien
tentunya akan dapat memenuhi produksi yang sudah ditargetkan. Namun
sebaliknya apabila penggunaan peralatan mekanis tersebut belum efektif maka
akan mempengaruhi besarnya produksi yang akan dicapai. Adapun faktor-
faktor yang mempengaruhi produksi alat gali muat dan alat angkut adalah :
1.1.1 Jenis Material
5
PROPOSAL PENILITIAN
PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKLONOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
Karena perbedaan kekerasan dari material yang akan digali sangat bervariasi.
Maka sering dilakukan pengelompokkan sebagai berikut:
1) Lunak (soft) atau mudah digali (easy digging), misalnya tanah atas atau top soil,
pasir (sand), lempung pasiran (sandclay), pasir lempungan (clayedsand).
2) Agak keras atau Medium hard digging, misalnya tanah liat atau lempung (clay)
yang basah dan lengket. Batuan yang sudah lapuk (wheathered rock).
3) Sukar digali atau keras (hard digging), misalnya batu sabak (slate), material
yang kompak (compacted material), batuan sedimen (sedimentary rock),
konglomerat, breksi (breccia).

6
PROPOSAL PENILITIAN
PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKLONOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

4) Sangat sukar digali atau sangat keras (very hard digging) atau batuan segar
(fresh rock) yang memerlukan pemboran dan peledakan sebelum dapat digali,
misalnya batuan beku segar (fresh igneous rock), batuan malihan segar (fresh
metamorphic rock).
1.1.2 Coefficient Of Traction
Merupakan suatu faktor yang menunjukkan berapa bagian dari seluruh berat
kendaraan itu pada ban atau track yang dapat dipakai untuk menarik atau
mendorong. Faktor ini akan mempengaruhi kondisi kendaraan seperti slip atu
tidaknya kendaraan tersebut ketika tenaga yang dibutuhkan tidak seimbang
dengan tenaga yang diberikan.
1.1.3 Percepatan
Merupakan waktu yang diperlukan untuk mempercepat kendaraan dengan
memakai kelebihan rimpull yang tidak dipergunakan untuk menggerakkan
kendaraan pada jalur jalan tertentu. Biasanya hal ini terjadi disaat kendaraan
menempuh jalan yang menurun.
1.1.4 Ketinggian dari permukaan air laut (Altitude)
Ketinggian letak suatu daerah ternyata berpengaruh terhadap hasil kerja
mesin mesin, karena mesin-mesin tersebut bekerja dipengaruhi tekanan dan
temperatur. Semakin tinggi tempat bekerja maka kekeurangan tenaga terhadap
mesin mesin akan berkurang pula. Untuk kendaraan 4 tak maka akan berkurang
sebesar 3% pada ketinggian setelah 1000 ft pertama. Untuk kendaraan 2 tak akan
berkurang 1 %.
1.1.5 Effisiensi Operator
Merupakan faktor manusia yang menggerakkan alat-alat yang sangat sukar
untuk ditentukan effisiensinya secara tepat karena selalu berubah-ubah dari hari
kehari bahkan dari jam ke jam tergantung dari keadaan cuaca, keadaan alat yang
dikemudikan, suasana kerja dan lainnya. Sebenarnya effisiensi operator tidak hanya
disebabkan oleh kemalasan pekerja itu sendiri, tetapi juga karena kelambatan-
kelambatan dan hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindari seperti : melumasi
kendaraan, mengganti yang aus, membersihkan bagian-bagian terpenting sesudah
sekian jam dipakai, memindahkan ketempat lain, tidak adanya keseimbangan antara
alat gali muat dan alat angkut, menunggu peledakan, perbaikan jalan dan
sebagainya.

7
PROPOSAL PENILITIAN
PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKLONOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

1.1.6 Faktor pengembangan (Swell Factor)


Pemberaian merupakan prosentase pengembangan volume material dari
volume asli, yang dapat mengakibatkan bertambahnya jumlah material yang harus
dipindahkan dari kedudukan aslinya. Ketika digali, material akan lepas dan terberai
sedemikian rupa dan tidak akan kembali ke bentuk semula. Pemberaian tejadi
karena terbentuk ronggarongga udara di antara partikel-partikel material lepas
tersebut. Misalnya, satu kubik material pada kondisi asli (bank) setelah digali
volumenya mengembang atau bertambah 30%, artinya volume bertambah
1.3 kali volume aslinya, namun beratnya tetap sama sebelum dan sesudah digali.
Rumus-rumus yang berkaitan dengan pemberaian material sebagai berikut:

% Sweel = ( )

Swell Factor = ( )

1.1.7 Berat Material


Berat material yang akan diangkut oleh alat-alat angkut mempengaruhi :
a. Kecepatan kendaraan.
b. Membatasi kemampuan kendaraan untuk mengatasi tahanan kemiringan dan
tahanan gulir dari jalur jalan yang dilaluinya.
c. Membatasi volume material yang dapat diangkut.
Oleh sebab itu berat jenis material pun harus diperhitungkan pengaruhnya
terhadap kapasitas alat muat maupun alat angkut karena dapat mengurangi
kecepatan dari alat angkut itu sendiri.

1.1.8 Bentuk Material


Faktor ini harus dipahami, karena akan berpengaruh terhadap banyak
sedikitnya material tersebut dapat menempati suatu ruang tertentu. Material yang
kondisi butirnya kecil kemungkinan besar isinya dapat sama ( senilai ) dengan
volume ruang yang ditempatinya. Sedangkan material yang berbongkah-bongkah
akan lebih lebih kecil dari nilai volume ruang yang ditempatinya.
1.1.9 Daya Dukung Tanah

8
PROPOSAL PENILITIAN
PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKLONOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

Daya dukung tanah adalah kemampuan tanah untuk mendukung alat berat
yang berlalu lalng di atasnya. Apabila suatu alat berat berada di atas tanah, maka
alat berat tersebut akan memberikan ground pressure , sedangkan perlawanan yang
diberikan adalah daya dukung tanah. Jika ground pressure alat lebih besar dari daya
dukung tanah maka akan berakibat alat berat akan terbenam/amblas.
1.1.10 Iklim dan Curah Hujan
Dalam memilih alat-alat berat yang harus diperhatikan juga adalah tentang
iklim dan curah hujan. Iklim dan curah hujan perlu diperhatikan, karena hal ini
dapat digunakan untuk mengetahui sampai batasan mana kerusakan landasan kerja
yang ditimbulkan saat terkena air hujan dan apakah nantinya hal ini cukup
mengganggu kelangsungan kerja alat-alat berat, sehingga dapat diketahui berapa
waktu yang tersedia ( jam kerja efektif ) sebenarnya.
1.1.11 Waktu Edar
Waktu edar adalah waktu yang diperlukan oleh alat mekanis untuk
menyelesaikan sekali putaran kerja, dari mulai kerja sampai dengan selesai dan
bersiap-siap memulainya kembali.
a. Waktu edar alat gali-muat
Waktu edar alat gali-muat dapat dirumuskan sebagai berikut :

CT = T1 + T2 + T3 + T4
Keterangan :
CT = Waktu edar alat gali-muat, detik
T1 = Waktu menggali material, detik
T2 = Waktu putar dengan bucket terisi, detik
T3 = Waktu menumpahkan muatan, detik
T4 = Waktu putar dengan bucket kosong, detik
b. Waktu edar alat angkut
Waktu edar alat angkut dapat dirumuskan sebagai berikut :
CT = T1 + T2 + T3 + T4 + T5 + T6
Keterangan :
CT = Waktu edar alat angkut, menit
T1 = Waktu mengambil posisi untuk dimuati, menit
T2 = Waktu diisi muatan, menit
T3 = Waktu mengangkut muatan, menit

9
PROPOSAL PENILITIAN
PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKLONOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

T4 = Waktu mengambil posisi untuk penumpahan, menit


T5 = Waktu pengosongan muatan, menit
T6 = Waktu kembali kosong, menit

1.2 Geometri dan Kondisi Jalan Angkut


Fungsi jalan adalah untuk menujang operasi tambang terutama dalam
kegiatan pengangkutan. Beberapa faktor penunjang dalam mengoperasikan
alat angkut adalah kondisi dimensi jalan yang meliputi lebar, besarnya
tikungan, maupun kemiringan.
1.2.1 Lebar jalan angkut
1. Lebar jalan angkut lurus
Penentuan lebar jalan angkut minimum untuk jalan lurus didasarkan
pada rule of thumb yang dikemukakan oleh AASHTO (American
Associationof State Highway and Transportation Officials) Manual Rural
Highway Design. Dengan persamaan sebagai berikut :
L = (n  Wt)  (n  1)(0,5  Wt) ; meter
Keterangan:
L = Lebar minimum jalan angkut lurus, meter
n = Jumlah jalur
Wt = Lebar alat angkut total, meter
Nilai 0,5 pada rumus diatas menunjukkan bahwa ukuran aman kedua
kendaraan berpapasan adalah sebesar 0,5 Wt, yaitu setengah lebar terbesar dari
alat angkut yang bersimpangan. Ukuran 0,5 Wt juga digunakan untuk jarak
dari tepi kanan atau kiri jalan ke alat angkut yang melintasi secara berlawanan
(Gambar 3.6).

10
PROPOSAL PENILITIAN
PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKLONOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

Sumber : Awang Suwandhi, 2004


Gambar 3.6
Lebar Minimum Jalan Angkut Lurus
2. Lebar pada jalan tikungan
Lebar jalan angkut pada tikungan selalu lebih besar daripada lebar pada jalan
lurus (Gambar 3.7). Untuk jalur ganda, lebar minimum pada tikungan dihitung
berdasarkan pada :
a. Lebar jejak ban
b. Lebar juntai atau tonjolan (overhang) alat angkut bagian depan dan belakang
roda saat membelok
c. Jarak antara alat angkut yang bersimpangan
d. Jarak (spasi) alat angkut terhadap tepi jalan.

Sumber : Awang Suwandhi, 2004


Gambar 3.7
Lebar Jalan Angkut Pada Tikungan

11
PROPOSAL PENILITIAN
PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKLONOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

Perhitungan terhadap lebar jalan angkut pada tikungan atau belokan dapat
menggunakan persamaan (Yanto Indonesianto,2013) :
W= n (U + Fa + Fb + Z) +C)
C = Z = ½ (U + Fa + Fb)
Keterangan :
W = Lebar jalan angkut minimum pada tikungan,( meter)
n = Jumlah jalur
U = Jarak jejak roda kendaraan, (meter)
Fa = Lebar juntai depan (meter) = Ad x sin α
Fb = Lebar Juntai belakang (meter) Fb = Ab x sin α
Ad = Jarak as roda depan dengan bagian depan truk (meter)
Ab = Jarak as roda belakang dengan bagian belakang truk (meter)
C = Z = Jarak antara dua truk yang akan bersimpangan (meter)
α = Sudut penyimpangan (belok) roda depan
Lebar jalan angkut pada tikungan lebih besar dari lebar pada jalan lurus karena
untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja seperti alat angkut terguling
ke luar jalan, tergelincir dan faktor-faktor lain yang dapat menimbulkan
terganggunya proses penambangan.
1.2.2. Kemiringan Jalan Angkut
1. Kemiringan jalan
Kemiringan atau grade jalan angkut merupakan satu faktor penting yang harus
diamati secara detil dalam kajian terhadap kondisi jalan angkut . Hal ini dikarenakan
kemiringan jalan angkut berhubungan langsung dengan kemampuan alat angkut,
baik dari pengereman maupun dalam mengatasi tanjakan pada lokasi. (Gambar
3.8).

12
PROPOSAL PENILITIAN
PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKLONOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

Δh
α
A Δx B

h = beda tinggi antara dua titik yang diukur (m)


x = jarak datar antara dua titik yang diukur (m)
α = sudut kemiringan jalan pada tanjakan (o)

Sumber: Waterman Sulistyana, 2015


Gambar 3.8
Kemiringan Jalan Angkut

Kemiringan jalan angkut biasanya dinyatakan dalam persen (%). Dalam


pengertiannya, kemiringan 1 % berarti jalan tersebut naik atau turun 1 meter atau
1 ft untuk jarak mendatar 100 m atau 100 ft. Kemiringan jalan dapat dihitung
dengan persamaan (Yanto Indonesianto, 2013) :
H
Grade (%) =
x

Keterangan:
ΔH = Beda tinggi antara 2 titik yang diukur, meter
Δx = Jarak datar antara dua titik yang diukur, meter
Secara umum kemiringan jalan maksimum yang dapat dilalui dengan baik
oleh alat angkut besarnya berkisar antar 10% - 18%. Akan tetapi untuk jalan
naik maupun turun pada bukit, lebih aman kemiringan jalan maksimum sebesar
8%.
2. Kemiringan jalan pada tikungan (superelevasi)
Superelevasi merupakan kemiringan jalan pada tikungan yang terbentuk oleh
batas antara tepi jalan terluar dengan tepi jalan terdalam karena perbedaan
kemiringan. Tujuan dibuat super elevasi pada daerah tikungan jalan angkut
yaitu untuk menghindari atau mencegah kendaraan kergelincir keluar jalan atau
terguling. Kemiringan tikungan tersebut tergantung tajamnya tikungan dan
kecepatan maksimal kendaraan yang diijinkan pada waktu melintasi tikungan
(Gambar 3.9) .

12
PROPOSAL PENILITIAN
PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKLONOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

Gambar 3.9
Superelevasi Tikungan Jalan Angkut

Secara matematis kemiringan tikungan jalan angkut merupakan perbandingan


antara tinggi jalan dengan lebar jalan.
menentukan besarnya kemiringan tikungan jalan dihitung berdasarkan
kecepatan rata-rata kendaraan dengan koefisien friksinya.
Persamaan yang digunakan untuk menghitung superelevasi yaitu:

�2
� +� =
127 � �
Keterangan :
e = superelevasi
v = kecepatan kendaraan km/jam)
R= radius/ jari-jari tikungan (m)
f = koefisien gesekan melintang
Besarnya angka superelevasi untuk beberapa jari-jari tikungan dengan
berbagai variasi kecepatan alat angkut dapat bermacam-macam, untuk itu
penentuan superelevasi selain dengan menggunakan rumus juga dapat
dilakukan dengan penggunaan tabel seperti ditunjukan dalam Tabel 3.2. Pada
Tabel 3.2 terdapat angka superelevasi yang sama untuk kecepatan dan jari-jari
yang berbeda. Untuk perencanaan, AASHTO menganjurkan pemakaian
beberapa nilai superelevasi yaitu 0,02, 0,04, 0,06, 0,08, 0,010 dan 0,012.
Untuk daerah tambang yang berupa pegunungan umumnya mengambil nilai
0,02 karena kendaraan bergerak relatif lambat.

13
PROPOSAL PENILITIAN
PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKLONOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

1.2.3 Kemiringan Melintang (Cross Slope)


Maksud dari pembuatan cross slope adalah agar jika terdapat air pada jalan,
maka air tersebut akan mengalir pada tepi jalan (Gambar 3.10). Nilai yang
umum dari kemiringan melintang (cross slope) yang direkomendasikan adalah
sebesar 20 sampai 40 mm/m jarak bagian tepi jalan ke bagian tengah / pusat
jalan.
Jika jalan belum memenuhi cross slope diatas, maka perlu menimbun bagian
tengah jalan, sehingga memenuhi persyaratan cross slope.

Keterangan :
1 = Permukaan jalan (m)
2 = Bahu Jalan (m)
3 = Parit
α = Cross slope
X = Lebar Jalan (m)
Y = Beda tinggi antara tepi jalan dengan bagian tengah jalan (m)

Sumber: Waterman Sulistyana, 2015


Gambar 3.10
Penampang Cross Slope
1.3. Produksi Alat Mekanis
Kemampuan produksi alat dapat digunakan untuk menilai kinerja dari alat gali
muat dan alat angkut. Semakin baik tingkat penggunaan alat maka semakin
besar produksi yang dihasilkan alat tersebut
Secara umum perhitungan untuk memperkirakan produksi alat mekanis dapat
dirumuskan sebagai berikut :

P = C x Jumlah Trip/jam x SF x Fp x Ek

Keterangan :
P = Produksi alat (BCM/jam)
C = Kapasitas alat (m3 )

Trip per jam =

Ct = Cycle time (menit)

14
PROPOSAL PENILITIAN
PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKLONOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

Ek = Efisiensi kerja (%)


Fp = Faktor pengisian (%)
SF = Swell factor
Pada dasarnya hampir semua produksi alat mekanis dapat dihitung
dengan persamaan diatas, walaupun terdapat sedikit modifikasi karena
sifat pemakaian alat yang spesifik.

1.3.1 Produksi Alat Muat


Perhitungan untuk produksi alat gali muat adalah :
60
Pm = x Cb x Fp x Ek x SF , BCM/jam
CTm
Keterangan :
Qtm = Kemampuan produksi alat muat (BCM/jam)
CTm = Waktu edar alat muat sekali pemuatan (menit)
Cb = Kapasitas baku mangkuk alat muat (m3)
Fp = Faktor pengisian (%)
Ek = Efisiensi kerja (%)
SF = Swell factor

1.3.2 Produksi Alat Angkut


Perhitungan produksi untuk alat angkut adalah :
60
Pa = x Cb x SF x Ek , BCM/jam
CTa
Keterangan :
Pa = Kemampuan produksi alat angkut (BCM/jam)
Cta = Waktu edar alat angkut (menit)
Cb = Kapasitas bak alat angkut (m3)
= n x Cm x Fp
n = Jumlah pengisian bucket alat muat untuk penuhi bak alat angkut
Cm = Kapasitas mangkuk alat muat (m3)
Fp = Faktor pengisian (%)
Ek = Efisiensi kerja (%)
SF = Swell factor

1.4. Biaya Operasi Penambangan


15
PROPOSAL PENILITIAN
PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKLONOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

biaya operasi atau operating cost adalah biaya-biaya yang harus


dikeluarkan untuk bisa mempekerjakan suatu alat PTM. Operating Cost
merupakan variable cost, sehingga besar kecilnya biaya tersebut bergantung
pada output (produksi) yang dikehendaki. Biaya Operasi ini terdiri dari biaya
sewa alat, fuel, maintenance dan gaji operator.

1.4.1. Biaya Bahan Bakar

Biaya bahan bakar dapat dirumuskan sebagai berikut :

Biaya bahan bakar = Konsumsi bahan bakar (L/jam) X Harga Solar Industri(Rp/L)

1.4.2. Biaya Sewa Alat

Biaya sewa alat = Biaya sewa alat per jam (Rp) X Jam kerja alat (Jam)

1.4.3. Biaya Upah Operator

Biaya Upah Operator = Upah Operator per ritase (Rp) X Jam kerja alat (Jam)

16
PROPOSAL PENILITIAN
PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKLONOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

2 RENCANA JADWAL PENELITIAN


Waktu pelaksanaan penelitian tugas akhir ini dimulai pada tanggal Maret
2022. Mahasiswa akan melakungan pengambilan data primer mulai dari
pengamatan langsung, interview kepada pihak expert di perusahaan. Serta
pengambilan data sekundet seperti Peta geologi dan kesampaian daerah, data target
produksi pengupasan overburden, data jumlah alat mekanis yang tersedia, data curah
hujan dan data spesifikasi alat mekanis dan lain-lainnya. Untuk runtutan kegiatan
penelitian lebih jelasnya sebagai berikut

Mar-22 Apr-22 Mei-22


NO KEGIATAN MINGGU KE MINGGU KE MINGGU KE
IV I II III IV I II III
1 Studi Literatur
2 Pengamatan
3 Pengambilan Data
4 Pengolahan Data
5 Penyusunan Draf

3 PENUTUP
4. Demikianlah proposal ini saya buat sebagai bahan pertimbangan agar dapat
diterima untuk melaksanakan Penelitian di PT. Putra Perkasa Abadi site PT. Multi
Harapan Utama. Melihat keterbatasan dan kekurangan yang saya miliki, maka
saya sangat mengharapkan bantuan dan dukungan baik secara moril maupun
materil dari pihak perusahaan untuk kelancaran penelitian tugas akhir ini.
Semoga hubungan baik antara pihak industri pertambangan dengan pihak institusi
pendidikan pertambangan di Indonesia tetap berlangsung secara harmonis demi
kemajuan dunia pendidikan dan perkembangan industry pertambangan Indonesia.
Atas perhatian dan bantuan yang diberikan, kami ucapkan terima kasih.

17
PROPOSAL PENILITIAN
PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKLONOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

4 DAFTAR PUSTAKA
4.3 Awang Suwandhi. 2004. Perencanaan Jalan Tambang. Diktat Perencanaan
Tambang Terbuka, UNISBA. Bandung.

4.4 Hartman H. 1987. Introductory Mining Enginering. The University of


Alabama. Tuscaloska Alabama.

4.5 Martin, J., Martin, T., Bennett, T., and Martin, K., 1982, Surface Mining
Equipment, Colorado: Martin Consultants Inc.

4.6 Partanto Projosumarto. 1983. Pemindahan Tanah Mekanis. Departemen


Tambang, Institut Teknologi Bandung. Bandung.

4.7 Waterman Sulistyana. 2015. Perencanaan Tambang. Prodi Teknik


Pertambangan. UPN ”Veteran” Yogyakarta. Yogyakarta.

4.8 Yanto Indonesianto. 2017. Pemindahan Tanah Mekanis. Program Studi


Teknik Pertambangan, UPN “Veteran” Yogyakarta. Yogyakarta.

18
PROPOSAL PENILITIAN
PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKLONOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

LAMPIRAN
A. Transkip Nilai

19
PROPOSAL PENILITIAN
PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKLONOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

B. Surat Pemohonan Ijin Penelitian

20

Anda mungkin juga menyukai