LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Fakultas Kemaritiman
Universitas IVET
Disusun Oleh :
FAKULTAS KEMARITIMAN
UNIVERSITAS IVET
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Wawasan dari taruna/i tentang dunia kerja sangat diperlukan, sehingga dapat
diharapkan bahwa akhirnya taruna/i sebagai penerus akan lebih mengenal akan
perkmbangan dan kegiatan langsung di dunia industri dan bidang – bidang terkait.
Program studi D3 Fakultas Kemaritiman Universitas Ivet Semarang mewajibkan
taruna/i untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan di PT. DOK DAN
PERKAPALAN SURABAYA (PERSERO).
motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi,daftar gambar dan daftar
lampiran.
5
2.2.2 Misi Perusahaan
1) Melaksanakan kegiuatan usaha secara professional dan berdaya saing
untuk memenuhi kepuasan pelanggan.
2) Meningkatkan kemampuan SDM dalam penguasaan teknologi dan
perekayasaan secara berksinambungan.
3) Meningkatkan sinergi dengan perusahaan galangan kapal,pelayaran dan
industry lainnya untuk mewujudkan kemandirian dalam industry
perkapalan nasional.
Pada masa pendudukan Jepang yaitu tahun 1942 – 1945, Perusahaan ini
berganti nama menjadi Harima Zozen. Namun setelah Jepang mengalami
kekalahan dalam Perang Dunia II, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945, perusahaan
ini menjadi milik Pemerintah Republik Indonesia. Namun pada tahun 1945
sampai dengan tahun 1957, perusahaan tersebut kembali ke tangan Belanda yang
namanya diubah kembali menjadi nama awal pada waktu didirikan, yaitu N.V.
DROOGDOK MATSCHAPPIJ SOERABAIA.
b. Ship Convertion
Melakukan modifikasi bentuk maupun fungsi kapal dari kapal lama menjadi
baru sesuai denan yang diinginkan oleh owner.
c. Running Repair
PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) melayani perbaikan kapal yang
dilakukan pada saat kapal berlayar atau kapal mengalami kerusakan di pelabuhan
lain.
2) Mitra
PT. Dok Dan Perkapalan Surabaya menggunakan strategi pemasaran
sebagai berikut: Meeting the Costumers needs and long term partnerships. Dan
PT. Dok dan Perkapalan Surabaya bersama-sama dengan BUMN dan galangan
swasta kapal baru untuk membangun dan mengembangkan galangan baru yang
mampu menunjang kinerja PT. Dok dan Perkapalan Surabaya.
2.4 Ketenagakerjaan
2.3.1 Data Jumlah Karyawan Di PT. DOK Dan Perkapalan Surabaya (Persero)
Tabel 2.1 Data Jenjang pendidikan Karyawan PT DOK Dan Perkapalan Surabaya
(Persero).
Jenjang Jumlah
S1/D4 49
D3 33
SMA sederajat 146
SMP sederajat 5
Total 233
Tabel 2.2 data berbagai Departemen dan jumlah karyawan di PT. DOK Dan Perkpalan
Surabaya (Persero).
Dept. / Bagian Jumlah
Dept. SPI 0
Bagian Pengawas Kepatuhan 1
Dept. Logistik 0
Bagian Gudang 2
Bagian Pengadaan 5
Dept. Sekretaris Perusahaan 1
Bagian Admin, Humas & Pengendalian Mutu 8
Bagian Hukum 2
Dept Keuangan 1
Bagian Anggaran 4
Bagian Pembiayaan 2
Bagian Akuntansi 4
Dept. Sumber Daya Manusia & Umum 1
Bagian Personalia & Monitoring 7
Bagian Pemberdayaan, Diklat & Umum 6
Dept. Perencanaan & Pengendalian Produksi 1
Bagian Renwas Produksi 8
Bagian Quality Control 9
Koord. Pimpro 1
Bagian Pimpro 11
Dept Produksi 1
Bagian Konstruksi 20
Bagian Mesin 33
Bagian Listrik 14
Bagian Outfitting 13
Bagian Sarfas 24
Bagian Dock Master 26
Bagian K3L 8
Dept Pemasaran & Pengembangan Usaha 1
Bagian Pemasaran & Purna Jual 5
Bagian Kalkulasi 6
Bagian Engineering & Teknologi Informasi 8
Total 233
3. Keuangan
a. Manager Anggaran dan Akuntansi
Terkelolanya operasional anggaran dan akuntansi dengan sistem informasi di
bidang keuangan secara terpadu untuk menghasilkan laporan keuangan
perusahaan yang memenuhi ketentuan yang berlaku dan menghasilkan
informasi akuntansi yang diperlukan dalam proses managemen.
b. Manager Keuangan dan Kontrol Biaya
Terkelolanya unit kerja keuangan secara efectif dan effisien dalam
merencanakan, mengendalikan dan mengevaluasi managemen keuangan serta
terkendalinya fungsi kontrol biaya untuk menjamin pelaksanaan proyek
sesuai anggaran yang sudah ditentukan dengan tingkat efektivitas dan
effisiensi yang tinggi dan terevaluasinya biaya proyek untuk keperluan
pengembangan serta terlaporkannya hasil kegiatannya sesuai dengan
kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan.
6. Produksi
a. Manager Pemasaran
Terkelolanya kegiatan fungsi perencanaan proyek (master schedule capasity
planning) guna kelancaran pelaksanaan proyek berdasarkan kontrak bisnis (on
time & on quality) sesuai dengan kebijakan dan sasaran perusahaan yang telah
ditetapkan.
b. Manager Quality Control (QC)
Terkelolanya kegiatan pengendalian kualitas produk melalui pengontrolan
kualitas hasil ppekerjaan pelaksanaan proyek dan progressnya serta
terlaporkannya hasil kegiatan sesuai dengan kebijakan dan sasaran perusahaan
yang telah ditetapkan.
7. Satuan Pengawas Internal
a. Manager Auditor Keuangan & Produksi
Terkelolanya unit kerja satuan pengawas terhadap pelaksanaan tuga spokok dan
fungsi bidang keuangan dan produksi sesuai dengan kebijakan dan sasaran
perusahaan yang telah ditetapkan.
b. Manager Auditor Manager & GCG
Terkelolanya unit kerja satuan pengawas internal dalam pengawasan terhadap
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi bidang managemen dan GCG sesuai
dengan kebijakan dan sasaran perusahaan yang telah ditetepkan.
11. Utilities
a. Manager Fasilitas & Harkam
Terkelolanya kegiatan operasional unit fasilitas dan harkam yang meliputi
ketersediaan fasilitas untuk mendukung kelancaran produksi dan pemeliharaann
fasilitas sesuai dnegan kebijakan dan sasaran perusahaan yang telah ditetapkan.
b. Dock Master (manager)
Terkelolanya kegiatan operasional bagian Dock Master yang meliputi proses
peluncuran, pengedockan, dan pemindahan kapal sesuai dengan kebijakan dan
sasaran perusahaan yang telah ditetapkan.
c. Manager K3L
Terkelolanyya kegiatan operasional Bagian K3L yang meliputi penerapan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta Linkungan dan mencegak terjadinya
kebakaran sesuai dengan kebijakan dan sasaran perusahaan yang telah
ditetapkan.
PT. Dok & Perkapalan Surabaya memiliki 4 dermaga terapung, yang mampu
menampung kapal sampai dengan 290 m panjang dan approx. 135 000 dwt. Kami
juga memiliki kemungkinan perbaikan kapal sampai dengan 310 m panjang
sepanjang dermaga galangan kapal. Dermaga kami memiliki panjang sekitar 6000
m , termasuk 3500 m dari dermaga dilengkapi dengan infrastruktur dasar, pasokan
listrik dan pasokan gas teknis. 24 crane dapat mengangkat sampai dengan 300 ton.
PT.DPS mempunyai fasilitas pokok dan penunjang yang cukup mampu untuk
memenuhi pelayanan jasa perawatan dan pembangunan kapal baru.
Bengkel-bengkel yang ada di perusahaan PT. DPS terdiri dari berbabagai
macam bengkel beserta mesin-msin dan peralatannya antara lain :
2.5.5
Dari gambaran PT. Dps secara singkat, ada sebab kenapa PT. DPS
mendapatkan ISO 9001, salah satunya adalah fasilitas yang baik dari PT.
DPS sebagai pendukung pekerjaan dan manajemen dari PT. DPS sendiri.
PT. Dok dan Perkapalan Surabaya mempunyai beberapa fasilitas
galangan yang ada antara lain :
Mempumyai fasilitas 2 buah Crane yang berada di sisi kanan dan kiri
floating dok.
Menggunakan system perpompaan elektrik yang di operasikan dari control
house.
Mempunyai kapasitas agung 4000 TLC (Ton Lifting Capacity)
Mempunyai principal dimension sebagai berikut :
Dok apung iv
Gambar 4. Floating Dock V
2.2.8 CRANE
Rail WayCrane
Crane yang dapat berjalan dengan tinggi 20 meter . Kapasitas
maksimum crane mencapai 60 ton. Crane ini digunakan sebagai alat
transport block pada pembangunan kapal baru dan repair.
Floating Crane
Floating crane merupakan crane apung. Crane ini berada di samping
floating dock yang memiliki kapasitas maksimum 75 ton dan ketinggian 15
m. Crane ini dapat di pindahkan dengan menggunakan tug boat dan
mempunyai fungsi yang cukup baik dan sebagai pendukung reparasi di atas
air.
Gambar 5. Floating Crane
Apabila proses perbaikan selesai, maka kapal telah siap dikeluarkan dan
dapat melakukan prises finising di dermaga. Adapun proses pengeluaran kapal
dari dock adalah sebagai berikut:
Buka apasang dan ganti baru plat Borg/ pengunci baud-baud pengikat
Daun Kemudi ukuran 300 x 40 x 10 mm x 3 bh ( mat DKB)
Buka pasang & ganti baru Reamers packing poros Kemudi ¾’’ x 750 mm
x 3 lilit ( mat OS )
Buka pasang Ring penekan Reamers packing poros Kemudi uk 264 x 228
x 52 mm dan Flens uk. 310 x 20 mm
Buka pasang baud –baud pengikat Ring penekan Reamers packing
Kemudi M.20 X 110 mm x 4 bh
POS URAIAN PEKERJAAN
G BALING – BALING & POROS BALING- BALING
531,01 Telah dilaksanakan pengukuran Clearance poros Baling –baling dan
dibuatkan Record
Buka pasang Skeem/ pelindung poros Baling – baling uk. 685 x 280 x
10 mm ( pemasang Skerm ) dengan cara di Las
Buka pasang Bonet pelindung mur pengikat Baling – baling uk 440 x
325 x 350 mm
Buka pasang ganti baru mur baud pengikat Bonet pelindung mur
pengikat baling –baling uk. M 16 x 40 mm x 8 bh ( mat DKB )
Buka pasang Seal O – ring Bonet pelindung mur pengikat baling –
baling uk.341 x 325 x 8 mm
Buka pasang mur pengikat Baling – baling uk 310 x 175 x 120 mm
Buka pasang Bong / pengunci mur pengikat Baling –baling uk. 50 x 50
x 20 mm
Buka pasang Spie Baling –baling terhadap Baling – baling uk 420 x 60
x 33 mm
Buka pasang ganti baru baud – baud ( SS ) pengikat Ring penekan Seal
O- ring Baling – baling uk . M 16 x 40 x 8 bh ( mat DKB )
531,07 Buka pasang & ganti baru Reamers packing poros Baling – baling uk
1.1/2’’ x 1050 x 5 lilit ( mat OS )
Buka pasang Ring Penekan Reamers packing poros Baling – baling uk
363 x 307 x 115 mm dan Fllens uk 510 x 30 mm
Dilaksanakan uji keretakan poros Baling – baling Pada posisi alur Spie
bagian Depan dan Belakang dengan Dsystem MPI , disaksikan olej
Owner/ Class dengan Hasil BAIK
Dilaksanakan pendataan Fisik poros baling – baling sebelum dan
sesudah perbaikan, dibuatkan Record.
Dilaksanakan pendataan terhadap Flens Couple poros antara sebelum
dan sesudah perbaikan dibuatkan Record
Buka pasang dan ganti baru Bush poros Baling – baling bagian Depan
( mat OS ) uk 355 x 300,50 x 380 mm ( lama ) , 355 x 298,2 x 380 mm (
baru )
Buka pasang dan ganti baru Bush poros Baling – baling bagian
Belakang ( mat OS ) uk 355x 302,6 x 1080 ( lama ), 355 x 298,7 x 1085
mm ( baru )
Buka pasang Ring penekan Bush poros Baling – baling bagian Belakang
uk 460 x 333 x28 mm
Buka pasang ganti baru baud – baud ( SS ) pengikat Ring penahan Bush
poros Baling – baling bagian Belakang uk M. 20 x 65 mm x 8 bh ( mat
DKB )
Dilaksanakan buat baru Bush poros Baling – baling bagian Depan dan
Belakang :
Bush Belakang :
Bahan Bush Thordon uk. 380 x 275 x 690 mm dan uk 379 x 275 x 410
mm , dibubut menjadi uk 355 x 298,7 x 667 mm dan uk 355 x 298,7 x
425 mm dibuat alur pendingin uk (L) = 8 mm, Ketebalan = 6 mm,
Panjang = 1095 mm & Jumlah = 12 bh x 2 unit.
Pemasangan Bush dengan cara di Dry Ice, Sebanyak = 125 kg ( mat
DPS )
3.4.2.1 Melepas daun propeller dari poros propeller dengan langkah- langkah
sebaga berikut .
1) Melepas bracket (plat penyokong poros propeller) Melepas
bonet penutup baut propeller .
2) Melepas baut -baut propeller .
3) Memasang Takel untuk menurunkan propeller.
4) Menurunkan propeller dengan takel. .
5) Propeller yang sudah di turunkan di angkat dari dok
menggunakan crane dan di bawa ke bengkel mekanık dengan
mengunakan forclip untuk di reparasi.
0=
Gambar 3.10 Pengukuran Clearance
Untuk ukuran bantalan јugа tergantung dаrі as nya sendiri,dan nantinya аkаn
dihitung clearance terbesar, baru ѕеtеlаh diketahui ukuran diameter bantalan аkаn
disesuaikan.
KM MUNIC 1
PROPELLER
2,5 KR KN 0,3
B 0
PINTLE AS = 165
0,5 KR KN 3,0
B 2,0
CBR, 28.6.2018
Data hasil Penggukuran Clearance
Keterangan :
Pengukuran іnі dilakukan оlеh pihak galangan уаіtu bagian QC (Quaility Control)
уаng аkаn melakukan pemeriksaan dеngаn menggunakan alat :
a) Micrometer Outset
c) Jangka Luar, digunakan untuk mengukur diameter luar dаrі poros propeller,
d) Fuller
Alat yang dapat juga digunakan untuk pengukuran adalah dengan memakai baji
(bidang miring) yang terbuat dari kayu lunak, dengan cara memasukkan baji
kedalam gap diantara shaft dan bearing sampai batas maksimum masuknya
baji, kemudian bagian baji yang tepat berada diujung bearing ditandai dengan
maker. Selanjutnya baji ditarik keluar dan bagian yang diberi tanda diukur
dengan jangka sorong.
Alat lainnya yang dapat dipakai untuk mengukur clearance adalah taper gap
gauge alias taper welding gauge alias tapered feeler gauge. Alat ini berbentuk
bidang miring yang memiliki garis dimensi yang sesuai dengan tinggi bidang
miringnya. Pada prakteknya alat ini mudah digunakan dan cukup akurat, cara
menggunakannya; ujung alat dimasukkan kedalam cela antara bearing dan
shaft secara tegak lurus sampai batas maksimum masuknya alat, kemudian
baca hasil pengukurannya.
Gbr.3.13 Alat Inside Caliper.
Bantalan Lignum vitae dengan pelumasan air laut. Clearance maximum = 0,01
D + 3 mm.
Bantalan Sintetis dengan pelumasan air laut. Clearance maximum = 0,01 D + 3
mm.
Bantalan White metal dengan pelumasan minyak. Clearance maximum = 0,02 D + 0,3
mm.
Gbr.3.15 Lokasi pengukuran clearance pada Fwd propeller shaft.
Lignum vitae adalah kayu pok yaitu jenis kayu yang akan berlendir (licin)
jika terendam air. Contoh untuk bantalan berbahan sintetis adalah cuttles bearing
yang banyak digunakan saat ini, sedangkan bantalan berbahan white metal adalah
bantalan yang terbuat dari perunggu atau besi putih. Jika didapati hasil
pengukuran clearance sudah pada batas maksimumnya maka poros propeller harus
dikeluarkan dari stern tube. Umumnya yang terkikis adalah bantalan poros
propeller tetapi bisa juga kedua-duanya terkikis yaitu bantalan dan porosnya. Jika
bantalan poros saja yang terkikis sedangkan poros tidak terkikis, maka bantalan
poros harus diganti dengan yang baru yang memiliki ukuran yang sama dengan
ukuran originalnya. Jika poros propeller terkikis juga maka harus dilakukan
pengukuran pada diameter poros propeller untuk mengetahui batas maksimum
pengurangan diameter yang diijinkan.
Bantalan poros yang baru dari bahan lignum vitae dibuat dengan cara dibubut
sesuai ukuran yang dikehendaki, sedangkan bantalan berbahan sintetis yang baru dapat
dibeli langsung dengan berpedoman pada ukuran diameter poros propeller dan
disesuaikan dengan catalog product. Untuk bantalan berbahan white metal
pergantiannya agak sulit karena pembuatan bantalan baru harus dicor dan dibubut.
Batas maksimum clearance yang diijinkan untuk gap antara poros kemudi dengan
bantalan poros (intermediate / neck bearing) dihitung dengan formula :
Semua hasil pengukuran clearance tercatat dan dibukukan dalam docking record
kapal yang akan diberikan kepada wakil pemilik kapal atau owner surveyor dan
class surveyor.
3.5.3. Ada bеbеrара macam bahan bantalan уаng ѕеrіng digunakan, yaitu :
1) Bantalan Kayu Pokhout
Bantalan poros baling baling уаng bahannya terbuat dаrі kayu pokhout
dараt burupa Silinder dan dараt berupa segmen, bantalan уаng berupa
silinder kаdаng – kаdаng dараt langsung dimasukan pada tabung poros
baling – baling (tanpa rumah bantalan) ataupun dеngаn rumah bantalan
ѕеdаngkаn bantalan kayu уаng berupa segmen harus mempunyai rumah
bantalan.
Gambar 3.19 Bantalan Kayu Pokhout
4) Bantalan Brownze
Bantalan brownze merupakan bantalan уаng bіѕа bertahan lama, karena
terbuat dаrі perunggu, tеtарі bantalan іnі јugа memiliki harga уаng mahal
maka dаrі іtu jarang digunakan.
Periode penggantian bantalan :
a) Rubber : 2 tahun selama pemakaian (biasanya untuk tug boat)
b) Pokhout : minimal 2 tahun tergantung pemakaian
c) Thordon : minimal 2 tahun tergantung pemakaian
d) Bronze : minimal 2 tahun tergantung pemakaian
Gambar 3.21 Bantalan Brownze
Poros yang telah lama digunakan harus dirawat, untuk itu poros tersebut
harus dilepas dulu dari dudukannya untuk dibawa ke bengkel mekanik dan
Proses pengerjaan :
terdapat propeller).
bengkel mekanik.
Pada tahap ini dikerjakan oleh satu orang pekerja, yg bertugas untuk
membersihkan poros propeller dari karat dan minyak seperti oli. Pada proses ini
diperiksa kelurusannya, biasanya berjarak satu meter per titik kemudian poros yg
permukaannya rata kembali dengan permukaan yang tidak bengkok, halus dan
Penyebab dari lendutan pada poros dapat disebabkan oleh beberapa hal
antara lain pengaruh panas yang disebabkan terjepitnya poros oleh Ramers
packing yang fungsinya sebagai penahan air agar tidak masuk kedalam kamar
mesin, atau dapat juga disebabkan karena adanya gaya puntir yang bekerja pada
poros karena berputarnya Baling-baling kapal, atau dapat juga disebabkan karena
salah prosedur saat poros diangkat dan atau salah penempatan dudukan
/penyangga saat poros diletakkan. Material yang rawan mengalami lendutan
(bengkok) adalah poros dengan material Stainless steel sedangkan poros dengan
material Mild Steel jarang mengalami lendutan.
Besarnya penyimpangan lendutan yang terjadi berfariasi dan rata-rata
dibawah 8 mm, walaupun besarnya tidak seberapa tetapi besar pengaruhnya pada
komponen Propulsi lainnya seperti terhadap bantalan poros dan mesin induk /
mesin penggerak kapal.
Lendutan pada poros dengan nilai yang cukup besar bila dibiarkan akan
menyebabkan :
1) Bantalan Poros Propeller mudah aus dan keausannya tidak merata, cara
deteksinya dengan melihat langsung pada bantalan poros saat kapal
berada diatas Dock, bila keausannya tidak merata, misalkan dibagian
atasnya bantalan tampak lebih tebal sedangkan dibagian bawahnya
tampak lebih tipis, atau dapat terjadi pada variasi dua bagian lainnya
misalnya antara kiri dan kanan atau lainnya.
2) Dapat menyebabkan kerusakan pada Gear box dari Mesin induk, cara
deteksinya dengan mendengarkan suara dari Mesin induk terutama pada
Gear box akan terdengar lebih keras seperti tertahan pada saat Poros
Propeller berputar.
3) Kerusakan pada Flange pada bagian Coupling poros (sambungan antara
Poros Propeller dengan Gear box, tanda awal sebelum terjadi kerusakan
adalah baut dan mur pengikat pada pada Flange mengendur walaupun
berkali-kali dikencangkan.
2) Kavitasi ( Cavitasi )
Fenomena penguapan air karena penurunan ekstrim tekanan pada daun
baling-baling. Kavitasi biasanya terjadi pada sisi muka atau sisi isap daun
baling-baling.
Akibat dari fenomena ini maka daun baling-baling akan mengalami
kerusakan berupa cekungan-cekungan kecil (seperti lubang tapi tidak
tembus) pada permukaan daun baling-baling.
Jika jumlah cekungan ini banyak dan berkumpul pada satu area, maka akan
mengakibatkan menipisnya ketebalan dari daun baling-baling. Bila hal ini
dibiarkan daun baling-baling dapat patah jika terkena benturan.
Gambar 3.26 Contoh daun baling-baling dengan kavitasi
4) Faktor Usia
Tidak hanya manusia, baling-baling juga memiliki usia sama seperti halnya
baja. Pada suatu saat ada batasan atau tingkat kelelahan bahan / fatique, itu
juga berlaku pada baling-baling kapal. Akibat dari faktor usia ini baling-
baling menjadi rentan sehingga mudah rusak, dalam bentuk retakan, cavitasi
bahkan patah.
Gambar 3.37 KM. MUNIC 1 telah keluar dari dalam Dock dan akan
melaksanakan uji coba ( Sea Trial )
BAB VI
PENUTUP
BKI. Surveyor's Handbook. 2003. 2.Petunjuk Praktis - 2.1 Lambung dan Material
- Tongkat & Pena Kemudi. Halaman 77.
BKI. Surveyor's Handbook. 2003. 2.Petunjuk Praktis - 2.2 Mesin & Listrik -
Sistem Poros Utama - Propeller Shaft Clearance. Halaman 83.
https://smithship.blogspot.com/2016/07/pelurusan-poros-propeller
Jenis-Jenis Pengedokan Kapal; www.perkapalanku.com; Sunday,January 18,2015
Reparasi Kapalwww.s-fachrurrozi.blogspot.co.id
Gambar Dihalaman PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari cabang Cirebon