BAB I
PENDAHULUAN
Dalam hal ini di Universitas Ivet sebagai salah satu lembaga Perguruan
Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan dengan Progam Pendidikan Diploma
Ahli Madya Perkapalan yang turut dalam mengemban, menstimulasi, dan
menciptakan Sumber Daya Manusia yang profesional dan berkualitas khususnya
dibidang Perkapalan. Salah satu bentuknya adalah mengadakan praktek permata
kuliah dan memberi sertifikat keahlian kepada Taruna/ Taruni sebagai
pendamping Ijazah.
Mengingat akan pentingnya hal itu, para Taruna-Taruni di Fakultas
Kemaritiman Universitas Ivet mengadakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang di
tujukan untuk memenuhi sistem kredit semester dan syarat untuk mengikuti
Praktek Kerja Lapangan (PKL) sekaligus untuk memperkenalkan kampus
Universitas Ivet pada masyarakat luas serta mengenalkan para Taruna-Taruni
tentang Industri Perkapalan dan Pengklasan Kapal. Nantinya setelah Taruna-
Taruni menyelesaikan studinya mampu menjadi tenaga kerja yang terampil,
berkualitas dan profesional dengan bidangnya masing-masing dan turut serta
membawa industri Perkapalan Indonesia ke kelas dunia Perkapalan Internasional.
1
2
1. Tujuan Akademis
1) Sebagai persyaratan untuk memenuhi beban sistem kredit semester
(SKS) di semester IV dan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti
Praktek Kerja Lapangan (PKL) Jurusan Teknik Permesinan Kapal
Fakultas Kemaritiman Universitas Ivet.
2) Memperkenalkan Fakultas Kemaritiman Universitas Ivet pada
masyarakat luas khususnya PT. Dok Dan Perkapalan Kodja Bahari
Jakarta(Persero) dan PT. Biro Klasifikasi Indonesia Jakarta(Persero).
Menjalin hubungan kerja sama antara Fakultas Kemaritiman
Universitas Ivet dengan Instasi-Instasi yang telah dikunjungi.
2. Tujuan Ilmiah
Berisi tentang tujuan yang dapat di ambil secara keilmuan atau
pengetahuan sesuai dengan pengamatan yang dilakukan para Taruna/ Taruni
pada saat melakukan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di PT. Dok Dan
Perkapalan Kodja Bahari Jakarta(Persero) dan PT. Biro Klasifikasi
Indonesia Jakarta(Persero), adapun tujuannya sebagai berikut:
1) Mengetahui secara langsung proses produksi dan penerapan Teknologi
yang sedang berkembang di Industri Perkapalan sekarang.
2) Mengaplikasikan teori yang disampaikan di kampus dengan kenyataan
di lapangan kerja atau praktek langsung dengan cara pengamatan.
3) Mengetahui proses produksi pembuatan kapal di PT. Dok dan
Perkapalan Kodja Bahari Jakarta(Persero) secara langsung.
4) Mengetahui jenis-jenis survey badan klasifikasi kapal di PT. Biro
Klasifikasi Indonesia Jakarta(Persero).
5) Menambah nilai-nilai kebangsaan Taruna-Taruni untuk mencintai dan
memajukan dunia maritim Indonesia.
4
BAB II
DOK DAN PERKAPALAN KODJA BAHARI JAKARTA
(PERSERO)
Gambar 2.2 Denah Lokasi PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari
Jakarta(Persero)
6
7
2.5. Ketenagakerjaan
Struktur ketenagakerjaan PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari
Pemimpin
Quality Assurance
Repair of
Welding Electrical
Component
Gambar 2.3 Alur Struktur ketenagakerjaan PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari
Jakarta(Persero)
2.5.4. Divisi Electrical. Divisi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu :
1. Air Conditioner, yaitu bagian yang menangani perbaikan sistem pendingin
di kapal, antara lain : Gandroom, A/C Control room, A/C Central, dan
lain-lain.
2. Electrical, yaitu bagian yang menangani kerusakan pada sistem kelistrikan
di kapal, purifier, panel control heater, dan lain-lain.
3. Hydraulic atau Crane, yaitu bagian yang menangani kerusakan pada
perlengkapan crane, antara lain : Perbaikan Hydraulic Plunger, perbaikan
Hydrolic Motor, perbaikan Hydrolic Pump, penanganan kerusakan
Electronic Card untuk control kerja crane di kapal, dan lain-lain.
11
2.5.5. Divisi Mechanical. Divisi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu :
1. Machining, yaitu bagian yang menangani perbaikan dan pembuatan spare
part yang turun dari kapal, antara lain : perbaikan valve seat dan valve
spindle M/E, perbaikan segala macam pompa, perbaikan cylinder head,
cleaning intercooler, perbaikan turbo charge, dan lain-lain.
2. Repair of Component, bagian ini berkolaborasi dengan bagian Machining
dalam menangani perbaikan spare part, antara lain : perbaikan valve seat
dan valve spindle M/E, perbaikan segala macam pompa, perbaikan
cylinder head, cleaning intercooler, perbaikan turbo charge, dan lain-lain.
3. Field Mechanic, yaitu bagian yang menangani Overhaul A/E baik di kapal
maupun di Workshop. Termasuk perbaikan atau rekondisi bagian-bagian
terkait dari mesin bantu tersebut, antara lain : Cylinder head, Intercooler,
Fresh water, oil pump, dan lain-lain.
Las busur listrik atau pada umumnya disebut las listrik termasuk suatu
proses penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai
sumber panas. Jadi surnber panas pada las listrik ditimbulkan oleh busur api
arus listrik, antara elektroda las dan benda kerja. Benda kerja merupakan
bagian dari rangkaian aliran arus listrik las. Elektroda mencair bersama-sama
dengan benda kerja akibat dari busur api arus listriik. Gerakan busur api diatur
sedemikian rupa, sehingga benda kerja dan elektroda yang mencair, setelah
dingin dapat menjadi satu bagian yang sukar dipisahkan.
Mesin las adalah alat yang digunakan untuk menyambung logam.
Pengelasan (welding) adalah tenik penyambungan logam dengan cara
mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa
penekanan dan menghasilkan sambungan yang continue. Lingkup penggunaan
teknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas, meliputi perkapalan, jembatan,
rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa saluran dan sebagainya.
Mesin bubut adalah salah satu jenis mesin perkakas yang digunakan untuk
proses pemotongan benda kerja yang dilakukan dengan membuat sayatan pada
benda kerja dimana pahat digerakkan secara translasi dan sejajar dengan sumbu
dari benda kerja yang berputar.
Mesin bubut merupakan mesin perkakas yang memiliki populasi terbesar
di dunia ini dibandingkan mesin perkakas lain seperti mesin freis, drill, sekrap
dan mesin perkakas lainnya.
14
1) Tailstock
Untuk memegang atau menyangga benda kerja pada bagian ujung yang
berseberangan dengan chuck (pencekam) pada proses pemesinan di mesin
bubut.
2) Lead crew
Poros panjang berulir yang terletak agak dibawah dan sejajar dengan
bangku, memanjang dari kepala tetap sampai ekor tetap. Dihubungkan
dengan roda gigi pada kepala tetap dan putarannya bisa dibalik. Dipasang ke
15
Brander potong memiliki kontruksi yang berbeda dengan brander las Oxy-
Acetyline. Pada brander potong selain terdapat saluran untuk gas acetyline dan
oksigen yang dicampur untuk menghasilkan nyala api pemanas, terdapat pipa
saluran oksigen potong tersendiri, yang berfungsi untuk meniup lelehan logam
yang terbentuk oleh pemanasan dari nyala api pemanas. Dengan terlepasnya
cairan dari benda kerja, terjadilah proses pemotongan. Pemotongan logam
dengan menggunakan alat potong Oxy-Acetyline akan menimbulkan percikan
api yang cukup besar, sehingga potongan harus dilakukan pada meja potong
khusus.
18
2. Teknik pemotongan :
1) Pemotongan dimulai dengan cara memanaskan tepi benda kerja yang
akan dipotong. Tuas potong dalam keadaan bebas (tidak ditekan)
sehingga oksigen potong tidak mengalir keluar melalui nozzel ke
permukaan benda kerja diatur ± 10 mm, nozzle diposisikan tegak lurus
terhadap benda kerja.
2) Setelah benda kerja dipanaskan hingga berwarna merah kekuningan, tuas
potong pada brander ditekan untuk mengalirkan oksigen potong.
Keluarnya oksigen potong bertekanan tinggi melalui nozzel akan
mengeluarkan suara yang cukup keras. Pemotongan benda kerja segera
dimulai, tekan nozzel ke bawah dan gerakan perlahan dengan kecepatan
yang konstan mengikuti garis potong
adalah faktor keamanan dan keselamatan kerja dari alatnya sendiri maupun
terhadap operator yang menggunakan. Dalam merencanakan konstruksi girder
overhead travelling crane ini tergantung dari sarat yang harus dipenuhi untuk
kebutuhannya. Hal tersebut dimaksudkan untuk memperoleh kondisi yang
efisien dan peralatan yang efektif.
5) Roda penggerak
Roda pengerak berfungsi sebagai roda dari palang crane tersebut.
6) Motor pengerak naik/turun (hoist)
Berfungsi untuk menaikan dan menurunkan benda yang di kaitkan pada
pengait.
7) Tali baja
Tali baja digunakan secara luas pada mesin-mesin pengangkut sebagai
perabot pengangkat.
8) Puli
Puli dibuat dengan desain tetap dan bebas. Puli digunakan sebagai
penuntun karena berfungsi sebagai pengubah arah peralatan. Pada puli
bebas terdapat gander yang bergerak dan dibebani dengan muatan.
Gabungan beberapa puli bebas dan puli tetap merpakan suatu sistem puli
yang digunakan untuk mengubah gaya yang terdapat pada sistem crane.
9) Pengait
Di dalam peralatan pengangkat, untuk mengangkat beban digunakan
rantai tali baja yang dihubungkan dengan kait. Jenis kait tunggal dan kait
tanduk merupakan kait yang paling banyak digunakan pada sistem crane.
2) Gerakan transversal
Gerakan ini adalah berpindah arah melintang. Untuk gerakan tersebut
diperlukan motor troli, dimana motor troli ini akan bergerak pada gelagar
utama. Jarak pemindahan bahan dapat diatur sesuai yang diinginkan. Rem
pengontrol dipasang pada poros motor dan bekerja menurut prinsip
elektromagnet.
3) Gerakan longitudinal
Gerakan ini adalah gerakan memanjang (longitudinal) disepanjang rel
yang terdapat dilokasi dimana portal crane berada. Gerakan ini diperoleh
dengan pemakaian motor ke roda jalan.
37
BAB III
PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA
3.1.1. Lokasi
PT. Biro Klasifikasi Indonesia Jakarta(Persero) terletak di Jalan Yos
Sudarso No.38-40, Tanjung Priok, RW.10, Kebon Bawang, RW.10, Kb. Bawang,
Tj. Priok, Kota Jkt Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14320
35
38
3.1.4. Ketenagakerjaan
Kebijakan ketenagakerjaan yang dimiliki oleh PT. Biro Klasifikasi
Indonesia Jakarta(Persero) adalah sebagai berikut:
Kebijakan Mutu Perusahaan
Sebagai perusahaan yang menerapkan sistem manajemen mutu berdasarkan ISO
9001:2000, BKI berkomitmen memberikan kepuasan kepada pemakai jasa dan
terus melakukan penyempurnaan.
Kebijakan mutu perusahaan secara keseluruhan adalah:
"mengutamakan pelayanan jasa bagi para pengguna jasa berdasarkan kepedulian
yang tinggi terhadap masalah keselamatan dan mutu".
Dalam mewujudkan komitmen tersebut PT. Biro Klasifikasi Indonesia
Jakarta(Persero) memiliki nilai-nilai perusahaan yang diterapkan pada seluruh
jajaran organisasi, meliputi:
1. Moto perusahaan "TEPERCAYA", yang berarti jasa yang diberikan adalah
berkualitas, dapat diandalkan, efisien, tepat waktu dan memiliki reputasi.
2. Nilai - nilai perusahaan yaitu:
Integritas, profesionalisme, kepuasan pengguna jasa, kepemimpinan dan
penghargaan pada karya / prestasi karyawan.
3. Budaya Perusahaan "TERTIB", yaitu:
Taqwa kepada Tuhan YME: Etos kerja yang tinggi; Reputasi yang
senantiasa ditingkatkan; Tertib dalam menerapkan kebijakan manajemen
dan sikap pribadi; Ilmu pengetahuan dan Teknologi yang dikuasai; Baik
dalam pelayanan dan hasil kerja.
41
BKI sebagai publikasi teknik. Kapal yang didesain dan dibangun berdasarkan
standar BKI akan mendapatkan Sertifikat Klasifikasi dari BKI, di mana
penerbitan sertifikat dilakukan setelah BKI menyelesaikan serangkaian survei
klasifikasi yang dipersyaratkan.
Sebagai Badan Klasifikasi yang independen dan mengatur diri sendiri,
BKI tidak memiliki kepentingan terhadap aspek komersial terkait dengan desain
kapal, pembangunan kapal, kepemilikan kapal, operasional kapal, manajemen
kapal, perawatan/perbaikan kapal, asuransi atau persewaan. BKI juga melakukan
penelitian dan pengembangan dalam rangka peningkatan mutu dan standar teknik
yang dipublikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan jasa
klasifikasi kapal.
Melihat peningkatan kegiatan dan perkembangan serta prospek usaha yang
cukup cerah, pada tahun 1977 Pemerintah RI selaku pemilik BKI mengupayakan
peningkatan kemandirian usaha BKI dengan melakukan perubahan status badan
organisasi menjadi Perseroan Terbatas, atau PT (Persero) yang diperkuat melalui
Peraturan Pemerintah (PP) No.1 Tahun 1977 tentang Pengalihan Bentuk
Perusahaan Negara Biro Klasifikasi Indonesia Menjadi Perusahaan Perseroan
(Persero).
BKI didirikan untuk menghemat devisa Negara bagi layanan inspeksi
kapal-kapal nasional dan mendukung kemandirian dunia industri maritim
Indonesia. Melalui dukungan kerja sama dengan Germansicher Lloyd, German,
BKI saat ini telah menjadi sebuah badan klasifikasi nasional yang besar. Hingga
saat ini, selain kegiatan usaha klasifikasi, BKI juga mengembangkan kegiatannya
di bidang jasa Konsultansi dan Supervisi. Berkantor pusat di Jakarta, BKI
memiliki jaringan kantor cabang di pelabuhan besar seluruh Indonesia dan
Singapura. Selain itu BKI juga memiliki kerja sama dengan Badan Klasifikasi
Asing, baik dalam bentuk Mutual Representative maupun Dual Class.
43
4. Pemeriksaan total thd Propeller, stern tube, sistem perporosan, dan bow-
thruster
5. Crank web deflection dari ME dan AE
6. General overhaul thd ME & AE
7. Pemeriksaan pompa & kompresor
c.2.7. Continuous Hull Survey & Continuous Machinery Survey.
Ada dua jenis survei pembaruan kelas bersambung ,yaitu :
1. Survey bersambung lambung (Continuous Hull Survey)
2. Survey bersambung mesin (Continuous Machinery Survey)
Survey bersambung lambung & mesin ini dapat dilaksanakan bersamaan
dengan survey jenis lainnya (survei memeperttahankan kelas dan survei khusus).
Jangka waktu antara dua survei yang berurutan dari tiap bagian yang disurvei
tidak boleh lebih dari 5 tahun.
Survei bersambung lambung (CHS) adalah item pemeriksaan survei
pembaharuan kelas lambung yang dilaksanakan secara bertahap sejak setelah
melaksankan SS sampai SS berikutnya. CHS ini dapat diikuti oleh berbagai jenis
kapal kecuali kapal tanki minyak / produk minyak, kapal tangki minyak dan
kapal curah dengan notasi “ESP”
Survey bersambung mesin (CMS) adalah item pemeriksaan pembaruan
kelas instalasi mesin yang dilaksanakan secara bertahap dan harus selesai pada
kurun waktu 5 (lima) tahun. Instalasi sistem poros baling – baling, ketel uap dan
botol angin tidak termasuk item survey CMS dan disurvei terpisah.
Sebagian item CMS pemeriksaan pada waktu dibuka lengkap dapat
diwakili oleh KKM dengan ijazah minimal ATT-II dan laporan pemeriksaan
diserahkan kepada Surveyor pada saat survei (survei konfirmatori) paling lambat
3 (tiga) bulan setelah pemeriksaan. Sebagian item CMS dapat diwakili kecuali
pemeriksaan crank pin & bearing, crank-journal & bearing dan crosshead &
bearing.
49
2. Mengeluarkan peraturan Garis Muat. Dalam hal ini BKI bertindak atas
nama Pemerintah Indonesia.
3. Mencabut kelas suatu kapal.
3. Administrasi
1) Mengadakan pengadaan terhadap permohonan survei dan meneruskan
kepala cabang.
2) Mencatat kegiatan survei dalam buku produksi.
3) Mendistribusikan dokumen yang masuk.
4) Mengetik Survey Competision Notice (SCN) dan mengirimkannya.
BKI memiliki dua usaha yaitu Usaha Klasifikasi dan Usaha Non
Klasifikasi, yang memberikan pelayanan jasa kepada badan pemerintah, pemilik
kapal, galangan kapal, perusahaan asuransi, industri baja, industi permesinan dan
sebagainya.
1. Pemerintah
Berkepentingan atas keselamatan jiwa dan barang dilaut sehubungan
dengan pelaksanaan dilapangan akan undang-undang keselamatan kapal
dan peraturan nasional maupun konvensi Internasional seperti; ILLC,
SOLAS dan lain-lain.
56
Tugas pokok dan fungsi subsektor Perhubungan Laut yaitu antara lain :
2. Cara mengatasi :
1) Menambah jumlah tenaga kerja.
2) Mulai mencoba menggunakan peralatan dan kelengkapan kerja yang
otomatis atau robot agar lebih cepat dalam pengkerjaannya.
3) Memperluas lokasi.
4) Menambah fasilitas-fasilitas yang baru.
5) Memberi pelatihan kepada tenaga kerja agar selalu update mengenaik
teknologi-teknologi modern.
59
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dengan disusunnya laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini, kami dapat
menyimpulkan :
1. PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari Jakarta(Persero) adalah perusahaan
galangan kapal milik Pemerintah Indonesia yang berkantor pusat di Jakarta,
yang menerima pembuatan kapal dan perbaikan kapal.
2. PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari Jakarta(Persero) semakin menambah
kualitas dari segi jasa maupun produk yang dihasilkan, dan juga PT. Dok dan
Perkapalan Kodja Bahari Jakarta(Persero) merupakan perusahaan yang
memiliki peralatan dan kelengkapan kerja yang baik dan juga memiliki
tenaga kerja yang handal di bidangnya sehingga memberikan kepuasan
terhadap pemilik kapal.
3. PT. Biro Klasifikasi Indonesia Jakarta(Persero) Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) Indonesia yang ditunjuk sebagai satu – satunya badan klasifikasi
nasional untuk melakukakn pengklasan kapal niaga indonesia maupun asing
yang secara regular beroperasi di Indonesia.
4. PT. Biro Klasifikasi Indonesia Jakarta(Persero) memiliki dua bidang usaha
yaitu Usaha Klasifikasi dan Usaha Non Klasifikasi, yang memberikan
pelayanan jasa kepada kepada badan pemerintah, pemilik kapal, galangan
kapal, perusahaan asuransi, industri baja, industri permesinan dan sebagainya.
57
60
4.2. Saran
Setelah pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan kami menyadari bahwa masih
sangatlah banyak wawasan dan pengetahuan yang harus di cari dalam bidang
Perkapalan. Sebagai para calon Ahli Madya Perkapalan haruslah memiliki ide -
ide yang baru untuk dapat mendalami dunia Perkapalan. Jika hanya
mengandalkan ilmu yang didapatkan di Lembaga Pendidikan sangatlah kurang
karena keterbatasan fasilitas.
Diharapkan untuk kunjungan berikutnya dapat memperoleh Perusahaan atau
industri galangan dan tempat kunjungan yang lebih baik dan lebih berkualitas.
Selain itu keseriusan para partisipan yang paling diutamakan. Kami sebagai
penulis perlu memberikan saran-saran antara lain:
1. Untuk lebih mendisiplinkan diri sendiri dan juga Taruna - Taruni
mempersiapkan lebih awal tentang Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang pada
akhirnya tidak menyulitkan diri sendiri.
2. Sebaiknya ada kerjasama yang konduktif antara lembaga pendidikan industri-
industri dan biro perjalanan.
3. Keterbatasan waktu yang tersedia dalam Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang
seharusnya dapat dimanfaatkan sebaik mungkin bagi para Taruna – Taruni
dalam memahami dan menyerap Ilmu Pengetahuan.