Anda di halaman 1dari 31

PERAWATAN SISTEM PENDINGINAN MESIN

UTAMA PADA KAPAL “X”

PROPOSAL PRAKTEK KERJA

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan


Kelulusan Program Diploma III
Prodi Permesinan Kapal

Oleh:

Andika Tri Nugraha

NRP: 182003

PROGRAM STUDI PERMESINAN KAPAL

SEKOLAH TINGGI MARITIM YOGYAKARTA

2020
HALAMAN PERSETUJUAN

PROPOSAL PRAKTEK KERJA

1. JUDUL :PERAWATAN SISTEM PENDINGIN


MESIN UTAMA DI KAPAL “X’’
2. DIAJUKAN OLEH :
2.1 Nama : Andika Tri Nugraha
2.2 NRP : 182003
2.3 Tempat/tanggal lahir : Timika, 27 Mei 2000
2.4 Jurusan : Permesinan Kapal
2.5 Angkatan : 2018
2.6 Alamat : :Desa Giwangan Rt, 033/Rw,011 Kec, Umbulharjo
Kab, Yogyakarta
3. Dosen Pembimbing : Dr. Wegig Pratama, M.Pd

Yogyakarta, November 2020


Penyusun,

Andika Tri Nugraha


NRP, 182003

Mengetahui : Menyetujui :
Ketua Prodi Permesinan Kapal Dosen Pembimbing

Paulus Suhardi Waluyo, ATT II Dr. Wegig Pratama, M.Pd


NIK. 00.0400.181 NIP. 1962827198703.1.002

Mengetahui:
Ketua STIMARYO

Dr.Wegig Pratama,M.Pd
NIP.1962827198703.1.002
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan

proposal praktek kerja ini dengan tepat waktu. Adapun tujuan penyusun Proposal

Praktek Kerja ini diantaranya adalah untuk syarat Kelulusan Program Studi

Diploma III jurusan Permesinan Kapal, serta untuk menerapkan ilmu yang

penyusun dapat selama di bangku perkuliahan.

Dalam penyusun proposal praktek Kerja ini penyusun mengambil judul

PERAWATAN SISTEM PENDINGINAN MESIN UTAMA PADA KAPAL

“X”

Selama penyusunan proposal praktek kerja ini penyusun mendapat banyak bantuan

secara moral maupun material dari berbagai pihak. Padankesempatan ini penyusun

tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Dr. Wegig Pratama, M,pd, selaku direktur Ketua Sekolah Tinggi Maritim

Yogyakarta.

2. Paulus Suhardi Waluyo, ATT. II Selaku Ketua Program Pendidikan

Permesisnan Kapal Sekolah Tinggi Maritim Yogyakarta.

3. Bapak / Ibu dosen , serta staf dan karyawan Sekolah Tinggi Maritim

Yogyakarta.

4. Dr. Wegig Pratama, M.Pd selaku Dosen Pembimbing, yang telah membarikan

arahan kepeda Penyusun, memberikan bekal ilmu pengetahuan dan mendukung

dalam gambaran kerja nantinya.


5. Semua pihak yang telah membantu penyusun dalam menyelesainkan proposal

praktek Kerja.

Yogyakarta, November 2020

Andika Tri Nugraga


NRP, 182003
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................i

KATA PENGANTAR ....................................................................................ii

DAFTAR ISI .................................................................................................iv

1. Judul Proposal...........................................................................................1

2. Penegasan Arti Judul....................................................................................

3. Alasan Pemilihan Judul................................................................................

4. Latar Belakang masalah...............................................................................

5. Rumusan masalah........................................................................................

6. Tujuan Penyusulan Laporan.........................................................................

7. Manfaat Penyusulan Laporan.......................................................................

8. Tujuan Teoritis.............................................................................................

9. Metodologi...................................................................................................
1. JUDUL PROPOSAL PRAKTEK KERJA

PERAWATAN SISTEM PENDINGINAN MESIN UTAMA PADA KAPAL

“X”

2. PENEGASAN ARTI JUDUL

2.1 Perawatan adalah suatu proses, pembuatan,cara merawat, pemeliharaan,

untuk menambah umur atau masa kerja dari alat,(Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Balai Pustaka. 1990:736)

2.2 Sistem adalah suatu unsur perawatan yang secara teratur saling berkaitan

sehingga membentuk suatu totalitas (Depdikbud, 1990:849)

2.3 Pendingin adalah alat yang digunakan untuk mendinginkan bagian bagian

komponen mesin yang terlalu panas (Wiranto Aris Munandar. 1983:5)

2.4 Mesin Utama adalah suatu perkakas untuk mengerakan yang digerakan oleh

motor pengerak mengunakan bahan bakar solar (Wiranto Aris Munadar

1975:5)

2.5 Kapal adalah kendaraan atau alat transportasi pengangkut penumpang dan

barang di laut (sungai dan sebagianya) (Depdikbud, 1990:388)

Pendingin pada mesin utama kapal yang dibuat agar mesin dapat bekerja pada

temperature yang regular setelah mesin hidup dan menjaga agar mesin dapat

bekerja pada temperature kerja secara maksimal.


3. ALASAN PEMILIHAN JUDUL

3.1 Alasan Ilmiah

Memperdalam ilmu pengetahuan dan pengembangan ilmu pengetahian

kemaritiman pada khusunya tentang perawatan pada sistem pendingin.

3.2 Alasan Praktis

Penyusun ingin mempelajari lebih jauh tentang perawatan sistem

pendingin khususnya mesin utama yang digunakan pada kapal.

4. LATAR BELAKANG MASALAH

Sistem pendingin pada mesin induk adalah salah satu bagian penting pada

sebuah kapal yang memerlukan perhatian yang cukup, karena lancar tidaknya

pengoperasian kapal sangat tergantung pada hasil kerja mesin induk, agar

komponen mesin induk terpelihara dari tegangan akibat panas, maka panas yang

timbul harus dapat dikendalikan. Keadaan tersebut bisa diatasi dengan cara

mengedarkan (mensirkulasi) media pendingin dengan tekanan yang konstan ke

seluruh komponen mesin induk seperti cylinder jacket cooling, cylinder head, dan

injector. Sistem ini harus menjadi pengawasan bagi para crew mesin agar aliran

pendingin selalu lancar. Sebagai media pendingin pada motor diesel dapat

digunakan seperti udara, air dan minyak. Dari ketiga media pendingin ini air

merupakan media pendingin yang sangat baik untuk menyerap panas. Air laut

biasa digunakan dalam sistem pendingin tetapi dapat mengakibatkan timbulnya

korosi pada permukaan yang dikenai air pendingin dan juga akan terjadi

pembentukan kerak keras pada bagian permukaan yang didinginkan sehingga

mengganggu perpindahan panas dan membuat saluran pendingin yang sempit dan

menjadi tersumbat, oleh karena itu sekarang yang lebih banyak digunakan adalah
air tawar sebagai pendingin sebab memiliki keuntungan yaitu semua permukaan

logam yang dikenai air pendingin terhindar dari karat (korosi) material tersebut

mempunyai daya tahan lebih lama dan juga tidak mengakibatkan pengendapan

kerak pada suatu permukaan logam.

Sesuai uraian di atas pentingnya sistem pendinginan maka penulis sangat tertarik

untuk mengetahui dan mendalami tentang sistem ini

penulis mengambil judul “Perawatan Sistem Mesin Pendingin” Pengoperasian

mesin utama tanpa didukung dengan sistem pemeliharaan pendinginan yang

baik/bagus, maka mesin utama akan cepat rusak, karena overheating ,Salah satu

penyebabnya adalah kurangnya perawatan sistem pendinginan yang tidak sesuai.

Supaya mesin utama dapat dimanfaatkan secara optimal, dibutuhkan sistem

pendinginan yang berkelanjutan, salah satunya pada sistem pendinginan untuk

menunjang agar mesin utama dapat beroperasi dengan baik. Sehingga mesin dapat

di andalkan dan digunakan untuk jangka waktu yang panjang, namun kenyataan

nya masih ada mesin utama yang jika digunakan tidak sesuai dengan target waktu

yang telah ada .

Apabila pada suatu sistem yang bekerja di mesin utama yaitu sistem pelumasan,

sistem bahan bakar, dan sistem pendingin dilaksanakan dengan baik, maka

mempengaruhi masa operasi komponen - komponen lebih lama dapat

mengantisipasi kerusakan yang parah. Engine akan mudah rusak dan konsumsi

bahan bakar akan lebih banyak atau boros maka pemeliharaan sistem pendingin

pada mesin utama itu penting. (Masri dan Sofian Effendi (ed.).1989)
5. RUMUSAN MASALAH

5.1 Bagaimanakah aktivitas Perawatan Sistem Pendingin Mesin Utama pada

kapal“X” ?

6. TUJUAN PENYUSUNAN PROPOSAL

6.1 Tujuan Akademik

Pengajuan praktek lapangan sebagai persyaratan kelulusan Program Studi

Diploma III Jurusan Permesinan Kapal

6.2 Tujuan Ilmiah

Memperdalam ilmu pengetahuan yang telah diperoleh di bangku

perkuliahan dalam melakukan praktek kerja (PK), didalamnya memiliki

berbagai macam tujuan diantaranya, menghasilkan tenaga kerja yang

memiliki keahlian dengan seimbang yaitu tenaga kerja yang memiliki

kemampuan kerja, mendorong taruna berjiwa mandiri. Untuk mendapat

wawasan dan pengalaman sebagai bahan perbandingan antara teori yang

didapat dikampus dengan tempat praktek kerja yang sesungguhnya.

6.3 Tujuan Lain - Lain

Melatih taruna untuk berdisiplin dalam menghadapi dunia kerja dan

sebagai bekal untuk terjun ke masyarakat dan siap bersaing di dunia kerja.

7. MANFAAT PENYUSUNAN PROPOSAL

Penyusun proposal sudah menjadi kewajiban bagi taruna Sekolah Tinggi

Maritim Yogyakarta yang akan menyelesaikan studinya pada tingkat akhir ini

untuk praktek kerja sebagai petanggung jawab sebagai seorang Taruna dalam
menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama kuliah. Adapun manfaat dari

penyusunan proposasl nanti adalah:

7.1 Bagi penyusun

7.1.1 Untuk menmbah wawasan dan pengalaman sebagai latihan sebelum terjun

kelapangan.

7.1.2 Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah didapat selama

kuliah

7.2 Bagi Akademik

Untuk menambah perbendaharaan buku – buku perpustakaan sebagai bahan

bacaan.

7.3 Bagi Pembangunan

Diharapkan dapat memperdalam ilmu pengetahuan dari apa yanga pernah

didapat dari pendidikan dan praktek kerja lapangan yang sesuai dengan keahlian

yang dimiliki dan mampu memberikan jawaban atas permasalahan yang terjadi

pada perawatan system pendingin mesin utama pada kapal

8. TINJAUAN TEORITIS

8.1 Pengertian Sistem Pendingin

Sistem pendinginan dalam mesin kendaraan adalah suatu sistem yang berfungsi

untuk menjaga supaya temperatur mesin dalam kondisi yang ideal. Mesin

pembakaran dalam (maupun luar) melakukan proses pembakaran untuk

menghasilkan energi dan dengan mekanisme mesin diubah menjadi tenaga

gerak. Mesin bukan instrumen dengan efisiensi sempurna, panas hasil

pembakaran tidak semuanya terkonversi menjadi energi, sebagian terbuang

melalui saluran pembuangan dan sebagian terserap oleh material disekitar ruang
bakar. Mesin dengan efisiensi tinggi memiliki kemampuan untuk konversi

panas hasil pembakaran menjadi energi yang diubah menjadi gerakan mekanis,

dengan hanya sebagian kecil panas yang terbuang. Mesin selalu dikembangkan

untuk mencapai efisiensi tertinggi, tetapi juga mempertimbangkan faktor

ekonomis, daya tahan, keselamatan serta ramah lingkungan.

Proses pembakaran yang berlangsung terus menerus dalam mesin

mengakibatkan mesin dalam kondisi temperatur yang sangat tinggi. Temperatur

sangat tinggi akan mengakibatkan desain mesin menjadi tidak ekonomis,

sebagian besar mesin juga berada di lingkungan yang tidak terlalu jauh dengan

manusia sehingga menurunkan faktor keamanan. Temperatur yang sangat

rendah juga tidak terlalu menguntungkan dalam proses kerja mesin. Sistem

pendinginan digunakan agar temperatur mesin terjaga pada batas temperatur

kerja yang ideal. (Wiranto Aris Munandar, 1983:5)

https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pendinginan

8.2 Bagian - Bagian yang Didinginkan

Sistem pendinginan pada mesin kendaraan akan mengalami pemindahan

panas melalui air pendingin, ini sangat besar pengaruhnya terhadap panas yang

berguna pada pembakaran pada silinder.

Panas pada motor induk sebagian besar dihasilkan dari proses pembakaran di

dalam silinder. Pembakaran akan berlangsung dalam ruang bakar sehingga

apabila proses pembakaran berlangsung maka bagian silinder akan menjadi

panas sekali.

Sedangkan untuk bagian bawah silinder, perpindahan panas ke media pendingin

tidak secara langsung melainkan melalui torak dan cincin torak. Berdasarkan
uraian tersebut di atas, maka bagian yang perlu didinginkan adalah sebagai

berikut :

8.2.2 Kepala silinder

8.2.3 Katup pemasukan dan katup buang

Hampir semua bagian menjadi panas, terutama bagian kepala silinder dan

dinding silinder. Untuk itu perlu pendingin pada bagian tersebut Pendingin

silinder Bagian atas silinder merupakan bagian yang terpanas dan sebagian

panas gas pembakaran itu dipindahkan secara langsung ke fluida pendinginnya.

Sedangkan untuk bagian bawah silinder, perpindahan panas ke fluida pendingin

terjadi secara tak langsung, jadi melalui torak dan cincin torak. Jika pendinginan

tidak dapat dilakukan dengan sebaik - baiknya, maka temperatur dari setiap

bagian silinder akan naik. Keadaan tersebut akan mengakibatkan kerusakan

dinding ruang bakar karena terjadinya tegangan termal atau kerusakan katup -

katup, puncak torak dan kemacetan cincin torak. Di samping itu, minyak

pelumas akan menguap dan terbakar sehingga terjadi keausan cepat pada torak

dan dinding silinder, tetapi juga mengakibatkan gangguan kerja mesin. (Wiranto

Aris Munandar, 1983:5)

8.2.4 Tujuan utama dari pendinginan adalah sebagai berikut :

8.2.4.1 Mencegah terbakarnya lapisan pelumas pada dinding silinder.

8.2.4.2 Mereduksi tegangan - tegangan thermis pada bagian - bagian silinder,

torak, cincin torak dan katup - katup.

8.2.4.3 Menaikkan efisiensi thermal dan pendinginan itu memungkinkan

sebagai pelumasan motor.

8.3 Jenis Sistem Pendingin


Pada umumnya di kapal - kapal ada dua cara untuk mendinginkan mesin utama

maupun motor bantunya, yaitu dengan menggunakan sistem pendinginan secara

langsung (terbuka) dan sistem pendinginan secara tidak langsung (tertutup).

(Suharto, 1991)

8.3.1 Sistem Pendinginan Langsung (Terbuka)

Sistem pendinginan langsung adalah sistem pendinginan yang menggunakan

satu media pendingin saja yakni dengan media pendingin air laut. Proses

pendinginannya dengan cara air laut diambil dari katup kingstone melalui filter

dengan pompa air laut, kemudian air laut disirkulasikan ke seluruh bagian -

bagian mesin yang membutuhkan pendinginan melalui pendingin minyak

pelumas dan pendingin udara untuk mendinginkan kepala silinder, dinding

silinder dan katup pelepas gas kemudian air laut dibuang keluar kapal.

Berikut ini dapat dilihat skema gambar dari sistem pendinginan secara langsung

(tertutup). Pada gambar 1 adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Sistem pendinginan langsung


Sumber : Manajemen Perawatan Mesin, 2004
Keterangan :

A. Katup / valve (dari pompa ke tangki pendingin)

B. Katup / valve (dari katup pengaman ke termometer)

C. Katup / valve (dari sea chest ke pipa buang)

D. Katup / valve (di pipa buang)

1. Saringan laut (Sea chest) 6. Tangki pendingin

2. Katup/ valve 7. Thermostat

3. Saringan 8. Mesin induk

4. Pompa 9. Pipa buang

5. Katup pengaman

Bila ditinjau dari segi konstruksi sistem pendinginan langsung

mempunyai keuntungan yaitu lebih sederhana dan daya yang diperlukan

untuk sirkulasi air lebih kecil dibandingkan dengan sistem pendinginan tidak

langsung. Selain itu dapat menghemat pemakaian peralatan, karena pada

sistem ini tidak memerlukan tangki air dan tidak memerlukan banyak pompa

untuk mensirkulasikan air pendingin. Adapun kerugian dari sistem

pendinginan langsung ini adalah pada instalasi perpipaannya mudah sekali

terjadi pengerakan (karat) karena air laut ini bersifat korosif serta air

pendingin sangatterpengaruh dengan temperatur air laut.

8.3.2 Sistem Pendinginan Tidak Langsung (tertutup)

Sistem pendinginan tidak langsung menggunakan dua media pendingin, yang

digunakan adalah air tawar dan air laut. Air tawar dipergunakan untuk

mendinginkan bagian-bagian mesin, sedangkan air laut digunakan untuk

mendinginkan air tawar, setelah itu air laut langsung dibuang keluar kapal

dan air tawar bersirkulasi dalam siklus tertutup.


Untuk dapat sirkulasi air yang baik maka sambungan antara jaket mesin dan

radiator tahanannya harus kecil terhadap aliran air, serta harus luas, pendek

dan mempunyai belokan sekecil mungkin. Meskipun dalam keadaan

menguntungkan, sirkulasi tetap lambat, terutama kalau perbedaan suhunya

kecil, misalnya pada beban ringan. Pada beban berat maka panas dapat

melebihi panas yang dibuang oleh radiator dan air dalam ruangan dapat

mendidih.

Gambar 2. Sistem pendinginan tidak langsung


Sumber : Manajemen Perawatan Mesin, 2004

Keterangan :

A. Bak persediaan air tawar

B. Bejana pendingin

C. Pompa untuk air tawar

D. Saringan-saringan

E. Saluran buang untuk air laut

F. Saluran pemasuk untuk permukaan air yang rendah

G. Saluran pemasuk untuk permukaan air yang tinggi/keruh

H. Pompa untuk air lauut

Sistem pendinginan tidak langsung ini memiliki efisiensi yang lebih tinggi

daripada sistem pendinginan langsung dan dapat mendinginkan secara

merata. Keuntungan lain yang didapat dari sistem pendingin ini adalah
kecilnya resiko terjadinya karat. Kerugian sistem pendinginan tidak langsung

adalah terlalu banyak menggunakan ruangan untuk penempatan alat - alat

utamanya, sehingga konstruksi menjadi rumit. Daya yang dipergunakan

untuk mensirkulasikan air pendingin lebih besar, karena sistem ini

menggunakan banyak pompa sirkulasi.

8.4 Macam - Macam Media Pendinginan

Pada sistem pendinginan motor dapat dilakukan dengan beberapa media

pendingin, yaitu dengan media pendingin air, udara dan minyak. (Wiranto

Aris Munandar, 1983:5)

8.4.1 Media Pendingin Air

Air merupakan media pendingin yang baik karena air dapat mengambil 1

kkal pada tiap kg dan tiap derajat celcius. Sedangkan volume dari 1 kg air

hanya 1 dm³. media pendingin air juga dibagi menjadi 2 diantaranya :

8.4.2 Media pendingin air tawar

Media pendingin dengan menggunakan air tawar ini digunakan pada sistem

pendinginan tak langsung. Proses pendinginannya dilakukan dengan proses

pendinginan air tawar terlebih dahulu yang terletak di tangki penampung air

tawar dengan menggunakan air laut. Setelah temperatur air tawar pada tangki

penampung menurun selanjutnya air tawar disirkulasikan ke bagian - bagian

mesin yang memerlukan pendinginan, terutama ke bagian yang bergerak

yang memiliki resiko kerusakan besar.

Untuk menjaga agar proses pendinginan pada motor dapat berjalan dengan

lancar maka perlu diperhatikan sirkulasi pendinginan tersebut. Biasanya akan

terdapat karat yang terjadi akibat dari endapan - endapan mineral yan

terkandung di dalam air. Apabila ini dibiarkan terus-menerus, maka seiring


berjalannya waktu maka karat tersebut akan menyebabkan tersumbatnya

sirkulasi air pendingin.

8.4.3 Media pendingin air laut

Media pendingin dengan menggunakan air laut ini digunakan pada sistem

pendinginan secara langsung (terbuka). Proses pendinginannya dengan

mensirkulasikan air laut secara langsung ke bagian - bagian mesin yang

memerlukan pendinginan. Pada sistem pendinginan jenis ini diperlukan

bahan

pencegah pembentukan korosi terutama pada bagian di dalam blok silinder

yang sering disebut zinc anode.

8.4.4 Media Pendingin Udara

Udara adalah bahan pendingin yang buruk karena dalam 1 kg udara atau 0,77

m³ udara hanya dapat menerima 1 kJ tiap derajat Celcius. Panas jenis udara ±

1 kJ/ kg derajat celcius. Oleh karena itu bahan pendingin ini hanya dapat

dipergunakan jika :

8.4.4.1 Udara tersedia dalam jumlah yang besar.

8.4.4.2 Jumlah panas yang harus dikeluarkan adalah terbatas, seperti pada

motor yang kecil.

Pada umumnya semua motor dengan pendinginan udara, silinder -silindernya

dilengkapi dengan rusuk - rusuk pendingin. Rusuk - rusuk pendingin ini

memperbesar luas permukaan yang dapat menyerahkan panas kepada udara

pendingin. (Masri dan Sofian Effendi 1989)

8.4.5 Media Pendingin Minyak

Minyak lumas juga dapat dipakai sebagai pendingin, akan tetapi minyak

tersebut hanya dapat mengambil 0,4 kkal pada tiap kg dan tiap derajat
celcius. Sehingga kita harus menyediakan minyak yang cukup banyak agar

dapat mengeluarkan panas yang besarnya sama dengan media pendingin air.

Pada motor diesel, penggunaan minyak lumas hanya untuk melumasi bagian

yang bergesekan seperti gesekan pada torak, poros engkol, bantalan, dan lain

- lain. Bila ditinjau dari segi penyerapan panas, maka media pendingin

minyak lumas memiliki lebih kecil dan rendah dibanding media pendingin

air. Minyak pelumas digunakan sebagai media pendinginan permukaan yang

panas dengan cara disemprotkan atau dialirkan pada bagian tersebut. Selain

itu juga dapat digunakan untuk melumasi bagian - bagian yang saling

bergesekan agar tidak cepat aus.

8.5 Sirkulasi pendinginan

Mesin yang di pasang pada kapal dirancang untuk bekerja dengan efisien dan

berjalan selama berjam – jam. Hilangnya energi paling sering dari mesin

adalah dalam bentuk energi panas. Untuk menghilangkan energi panas yang

berlebihan harus menggunakan media pendingin (cooler) untuk menghindari

gangguan fungsional mesin atau kerusakan pada mesin. Untuk itu, sistem air

pendingin dipasang pada kapal.

Air pendingin dipompa melalui pompa sentrifugal masuk kedalam mesin

yaitu menuju bagian silinder. Air pendingin yang sudah panas kemudian

keluar melalui cylinder head. Kemudian air pendingin akan dialirkan menuju

radiator untuk didinginkan dan setelah dingin dikembalikan lagi masuk ke

mesin utama untuk mendinginkan komponen–komponen yang akan

didinginkan. Seperti gambar 3 berikut ini :


Gambar 3. Sirkuit Aliran Pendingin
Sumber : Manajemen Perawatan Mesin,2004

8.6 Komponen – komponen sistem pendingin :

8.6.1 Sea chest, hubungan ke laut

Sekurang-kurangnya dua sea chest harus ada. Bilamana mungkin sea chest

diletakan serendah mungkin pada masing-masing sisi kapal. Untuk daerah

pelayaran yang dangkal, disarankan bahwa harus terdapat sisi pengisapan air

laut yang lebih tinggi, untuk mencegah terhisapnya umpur atau pasir yang

ada di perairan dangkal tersebut. Diharuskan suplai air laut secara

keseluruhan untuk main engine dapat diambil hanya dari satu buah sea chest.

Tiap sea chest dilengkapi dengan satu ventilasi yang efektif. Pengaturan

ventilasi tersebut haruslah disetujui yang meliputi :

Suatu pipa udara sekurang-kurangnya berdiameter dalam 32 mm yang dapay

diputuskan hingga atas deck bulk head. Adanya tempat dengan ukuran yang

cukup di bagian dinding plat. Saluran udara bertekanan atau saluran uap

melengkapi kelengkapan sea chest untuk pembersihan sea chest dari kotoran.

Saluran tersebut dilengkapi dengan katup shut off yang dipasang di sea chest.

Udara yang dihembuskan ke sea chest dapat melebihi 2 bar jika sea chest

dirancang untuk tekanan yang lebih tinggi.


8.6.2 Katup

Katup sea chest dipasang sedemikian sehingga dapat dioperasikan dari atas

pelat lantai (floor plates) pipa tekanan untuk sistem pendingin air laut

dipasangi suatu katup shut off pada shell pating.

8.6.3 strainer

Sisi hisap pompa air laut di pasangi strainer. Strainer tersebut juga diatur

sehingga dapat di bersihkan selama pompa beroprasi. Bila mana air

pendingin disedot oleh corong yang dipasang dengan penyaringannya, maka

pemasangan strainer dapat diabaikan.

8.6.4 Pompa pendingin air laut

Pembangkit penggerak utama kapal dengan menggunakan motor diesel harus

dilengkapi dengan pompa utama dan pompa cadangan. Pompa pendingin

motor induk yang diletakkan pada pembangkit penggerak (propulsion plant)

dipastikan bahwa pompa itu dapat memenuhi kapasitas air pendingin yang

layak untuk keperluan motor induk dan Bantu pada berbagai jenis kecepatan

dari propulsion plant (untuk pompa cadangan digerakkan oleh motor yang

independent).

Pompa air pendingin utama dan cadangan masing-masing kapasitasnya

merupakan kapasitas maksimal air pendingin yang diperlukan oleh

pembangkit. Atau sebagai alternatif tiga buah pompa air pendingin dengan

kapasitas yang sama dapat dipasang. Bahwa dua dari pompa adalah cukup

untuk menyuplai air pendingin yang diperlukan pada kondisi operasi beban

penuh pada temperatur rancangan. Dengan pengaturan ini dimungkinkan

untuk pompa yang kedua secara otomatis mengambil alih operasi hanya pada

temperatur yang lebih tinggi dengan dikendalikan oleh thermostat. Pompa


ballast atau pompa air laut lainnya dapat digunakan sebagai pompa

pendingin cadangan. Bilamana air pendingin dipasok oleh corong hisap

(Scoop), pompa air pendingin utama dan cadangan harus dipastikan memiliki

kapasitas yang menjamin keandalan pada operasinya pada pembangkit di

bawah kondisi pembebanan parsial. Pompa air pendingin utama secara

otomatis dibangkitkan sesegera mungkin bila kecepatan turun di bawah

kecepatan yang diperlukan oleh corong.

8.6.5 Penukar panas (Cooler)

Pendingin dari system air pendingin, mesin, dan peralatannya dipasang untuk

menjamin bahwa temperatur air pendingin yang telah ditentukan dapat

diperoleh pada berbegai jenis kondisi.Temperatur air pendingin dipasang

sesuai untuk keperluan yang dibutuhkan oleh motor dan peralatan. Penukar

panas untuk peralatan bantu pada sirkuit air pendingin utama jika

memungkinkan dilengkapi dengan jalur by pass, bilamana terjadi gangguan

pada penukar panas, untuk menjaga kelangsungan operasi system.

Dipastikan bahwa peralatan bantu dapat tetap bekerja saat perbaikan pada

peralatan pendingin utama. Bilamana perlu diberikan pengalih aliran ke

penukar panas yang lain, permesinan, atau peralatan sepanjang suatu

penukaran panas sementara dapat diperoleh.

8.6.6 Tangki ekspansi

Tangki ekspansi diatur pada ketinggian yang cukup untuk tiap sirkuit air

pendingin. Sirkuit pendingin lainnya hanya dapat dihubungkan ke suatu

tangki ekspansi umum jika tidak saling mempengaruhi satu sama lainnya,
perhatian harus diberikan untuk memastikan bahwa kerusakan dan kegagalan

dari system tidak dapat mempengaruhi system lain. Tangki ekspansi

dihubungkan dengan jalur pengisi, peralatan aerasi atau de aerasi, pengukur

tinggi air, dan corong kuras.

8.7 Jenis sirkulasi pendingin

8.7.1 Sirkulasi Gravitasi

Sistem ini biasanya disebut sistem sirkulasi thermosiphon, dibuat tanpa

menggunakan pompa, ruang pendingin penuh dengan air, sehingga air lebih

tinggi dari mulut air yang diatas.

Berdasarkan perbedaan massa jenis air, dimana massa jenis air yang panas

lebih kecil dari pada massa jenis air yang dingin, maka pada sistem gravitasi

ini partikel air yang panas cenderung untuk naik, sedangkan partikel air yang

dingin cenderung untuk tenggelam, dengan demikian akan terjadi sirkulasi

air secara alami bila air disatu titik mengalami pemanasan dan titik lain

mengalami pendinginan. Sistem ini kurang efektif karena sirkulasi air

berlangsung kurang cepat sehingga kecepatan aliran tidak sesuai dengan

kecepatan putar motor.

8.7.2 Sirkulasi Tekan

Sistem ini menggunakan pompa yang berfungsi untuk mengalirkan air

pendingin. Pompa ini akan menekan air melalui pelapis silinder dan

berkeliling ke tempat penampung air, sehingga akan terjadi sirkulasi yang

lebih cepat bila dibandingkan dengan sirkulasi thermosiphon, dan proses

pendinginan akan berjalan dengan cepat pula. (Masri dan Sofian Effendi

1989)
8.8 Gangguan Pada Sistem Pendingin

Beberapa gangguan yang sering terjadi pada engine/mesin

8.8.1 Kendornya V - Belt

8.8.2 Tersumbatnya pipa - pipa dan saluran - saluran pendinginan (pada

mantel- mantel air) oleh kerak - kerak. Terhambatnya aliran udara yang

dihisap oleh fan pada permukaan radiator oleh debu atau kotoran - kotoran.

Berubahnya desain serta pemasangan fan pendingin.

Menurunnya kapasitas pendinginan disebabkan performasi engine yang

tidak bisa terimbangi oleh performasi pompa pensirkulasi airnya. Mungkin

hal ini untuk engine yang berkali - kali overhaul sementara pompanya tetap

lama.

Kekosongan air pendingin di tangki air tawar

Air tawar ditangki cepat habis

Air di tangki air tawar cepat kotor. (Suharto,1991).

8.9 Pemeliharaan / Perawatan Sistem Pendingin

Pemeliharaan sistem pendinginan dapat dilakukan dengan mengikuti

prosedur sesuai dengan buku petunjuk dari pabrik pembuatan mesin itu

sendiri. Pemeliharaan sistem pendinginan dapat dilakukan dengan cara

sebagai berikut: (Anonymous, 1985)

8.9.1 Memeriksa isi air pendingin yang ada di tanki

8.9.2 Supaya proses pendinginan dapat berlangsung dengan baik,

membersihkan mesin dari kerak atau kotoran setiap 250 jam atau dua kali

dalam setahun dengan membuka keran pembuangan dan masukkan air yang

bersih.
Seperti yang telah diketahui bahwa sistem pendingin merupakan salah satu

bagian yang paling vital dalam mesin diesel. Bila terjadi kerusakan pada

sistem pendingin, maka seluruh mesin diesel juga tidak dapat digunakan.

Karena apabila mesin diesel dipaksa untuk bekerja tanpa sistem pendingin,

maka akan terjadi kerusakan yang serius pada seluruh bagian mesin diesel.

Oleh sebab itu harus

dilakukan pemeriksaan dan perawatan yang teratur dan teliti untuk mencegah

hal - hal yang tidak diinginkan. Adapun pemeriksaan yang dilakukan adalah

sebagai berikut: (Anonymous, 1985)

8.9.3 Pemeriksaan pada pipa - pipa penyalur air pendingin meliputi

pemeriksaan korosi, kebocoran, kotoran pada pipa - pipa, sambungan pipa -

pipa, dan perubahan bentuk pipa.

8.9.4 Pemeriksaan pada pompa air pendingin meliputi pemeriksaan putaran

pompa, tekanan, dan daya pompa.

8.9.5 Pemeriksaan pada air pendingin meliputi pemeriksaan PH air

pendingin, air berat, dan temperatur air pendingin.

8.9.6 Sedangkan perawatan yang diperlukan terbagi atas tiga bagian yaitu:

8.9.7 Penggantian komponen yang sudah tidak layak pakai dan komponen

yang mempunyai jangka waktu pemakaian.

8.9.8 Melakukan overhaul untuk membersihkan bagian atau komponen dari

sistem pendingin.

8.9.9 Melakukan perbaikan pada bagian-bagian yang membutuhkan

perbaikan.

8.10 Sifat - sifat pendingin yang baik


8.10.1 Bersih

Artinya bersih dari kotoran - kotoran yang dapat menyumbat mesin

pendingin sehingga menghambat pemindahan panas dari bagian - bagian

atau komponen - komponen mesin kepada mesin pendingin.

8.10.2 Keasaman air (PH)

Keasaman air pendingin (PH) penting dalam sistem pendingin. Keasaman air

pendingin (PH) kurang lebih 7. Bila PH air pendingin kurang dari 7 maka

akan bersifat asam, ini sangat berpengaruh pada mesin dan akan membuat

bagian mesin mudah terjadi korosi. Bila PH air pendingin lebih dari 7 maka

akan bersifat basah, ini akan mempengaruhi air pendingin dan menyebabkan

kurang baiknya penyerapan panas oleh air pendingin. (Anonymous, 1985)

8.10.3 Tidak mengandung mineral

Air pendingin yang mengandung mineral mudah membentuk kotoran -

kotoran/partikel dalam air yang selanjutnya akan menempel pada dinding

saluran air (instalasi), dan akan menghambat pemindahan panas dari bagian

mesin ke air pendingin. Maka air pendingin mesin yang baik tidak

mengandung mineral.

8.10.4 Dapat menyerap panas dengan baik

Pendingin air mempunyai sifat pendingin yang baik karena mempunyai daya

serap panas yang banyak, mudah di alirkan dan pendinginan yang merata.

(Anonymous, 1985).

8.11 Jenis kegiatan perawatan


Pekerjaan pemeliharaan agar efektif harus dilakukan secara menyeluruh dan

teratur. Perlu suatu jadwal terperinci mengenai bagian - bagian mesin induk,

agar memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan perawatan. Jarak dan waktu

(interval) dalam melakukan perawatan hanya merupakan standar umum.

(Suharto, 1991)

Perawatan mesin terbagi dalam jarak dan waktu (interval). Adapun jenis

pemeliharaan tersebut meliputi :

8.11.1 Perawatan tak terduga

Perawatan yang dilakukan saat terjadi kerusakan yang tak terduga atau tidak

direncanakan, salah satu contoh yang sering terjadi adalah tersumbatnya pipa

- pipa dan saluran - saluran pendinginan oleh kerak – kerak, sehingga

dilakukan perawatan tak terduga berupa pembersihan pipa – pipa dan saluran

- saluran pendingin yang tersumbat oleh kerak – kerak. (Suharto, 1991)

8.11.2 Perawatan periodik

Perawatan setiap 50 - 250 jam kerja, Perawatan periodik adalah perawatan

yang dilakukan menurut batas waktu yang ditentukan, dan biasanya

mengikuti petunjuk dari buku manual. Perawatan periodik ini biasanya

dilakukan setiap 50 - 250 jam kerja. Adapun jenis - jenis perawatan periodik

adalah sebagai berikut :

8.11.3 Perawatan Cooler

Agar cooler dapat dipakai dalam jangka waktu yang lama, maka perlu

mendapat pemeliharaan yang baik dan teratur ataupun berkala. Pemeliharaan

sistem pendingin ini dilakukan untuk mencegah kerusakan-kerusakan secara

dini sebelum melampaui batas pemakaiannya. Perawatan cooler yang baik

dan teratur merupakan suatu usaha penghematan serta menjaga agar


komponen - komponen lainnya tetap dapat dipakai serta stabil dalam

kerjanya. Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan cooler

adalah :

8.11.4 Membersihkan bagian luar cooler dengan dilap dengan majun agar

bila terjadi kebocoran dapat terlihat dari tetesan atau resapan air keluar dari

cooler.

8.11.5 Memeriksa apakah terjadi kebocoran di air pendingin melalui pipa

- pipa

cooler, dengan melihat adakah tetasan dari pipa atau diraba bagian flends.

8.11.6 Membersihkan melalui saluran pendingin, dengan dibersihkannya

cooler bagian dalam maka akan menambah daya serap panas dari cooler dan

kerja dari cooler lebih efektif. Agar pemindahan panas berjalan lancar

(normal), maka permukaan pendingin harus dibersihkan secara teratur satu

bulan sekali atau bila terjadi ketidak normalan kerja cooler.

8.11.7 Memeriksa seluruh bagian cooler yang dapat dilihat dari luar

terhadap kerusakan yang mungkin terjadi.

8.11.8 Pemeriksaan terhadap zink anode secara berkala setiap 1 tahun.

8.11.9 Membersihkan ruang sisi air laut setiap 6 bulan sampai satu tahun

atau setiap terjadi masalah mendadak. (Suharto, 1991)

8.11.10 Perawatan Air Tawar

Pokok persoalannya yang timbul dalam sistem air pendingin sirkulasi

tertutup adalah serangan korosi, terutama jika air pendingin yang digunakan

sangat lunak yang PH nya rendah. Laju serangan korosi ini tergantung

banyak hal seperti suhu konsentrasi zat asam yang larut dan karbondioksida

juga tergantung dari hubungan antar PH rendah. Sistem-sistem yang


menggunakan beragam material sangat sulit untuk dicegah korosinya dan

cara mengatasinya untuk menjaga agar air tawar tetap dalam kualitas yang

baik, dan terbebas dari korosi, salah satunya air tawar harus diberi zat kimia.

(Anonymous, 1985).

8.11.11 Perawatan Pompa

Jika pompa semacam ini (centrifugal) tidak mau menghisap yang dapat

diperiksa dengan bantuan manometer hisap penyebabnya antara lain:

8.11.12 Motor penggerak tidak normal, Pada saluran dari pompa terdapat

kebocoran udara. Kemungkinan katup pada kota pembagi ada kebocoran

dikarenakan katup tidak duduk pada seatingnya/dudukannya pipa hisapan

ada kebocoran.

8.11.13 Tabung packing pompa bocor dikarenakan air yang ke tabung

packing tersumbat.

8.1.14 Keran dan aliran tersumbat sehingga pompa vacum air tidak

menerima supply air.

8.11.15 Saringan pompa tersumbat sehingga pompa air tidak dapat

menghisap udara dalam ruangan pompa.

8.11.16 Perawatan Saringan Air Laut Masuk (Sea Chest)

Saringan air laut masuk adalah bagian yang cukup penting dalam sistem

pendinginan karena langsung berhubungan dengan luar. Saringan air laut

masuk sering juga disebut dengan Sea Chest. Karena Sea Chest semua yang

ada di laut dapat masuk kedalam mesin induk oleh karena itu dipasang filter

atu penyaring. Plat penyering sering kali terdapat masalah seperti mampet

atau buntu oleh kotoran atau sampah yang terhisap masuk, sehingga aliran

air laut yang seharusnya mendinginkan cooler menjadi kurang efektif, maka
Sea Chest perlu sedikit perhatian dalam perawatannya. Urutan kerja

membersihkan Sea Chest adalah : (Anonymous, 1985)

8.11.17 Menutup keran masuk dan keluar Sea Chest.

8.11.18 Menandai penutup Sea Chest atau deck sheet dan buka semua baut

pengikat deck sheet, bila sudah terbuka dilanjutkan membuka deck sheet

nya, saat membuka agar hati - hati karena ada packing yang mudah rusak

bila ditarik kuat.

8.11.19 Air laut yang ada pada kota Sea Chest dikuras untuk mengetahui

apakah ada sampah yang terselip masuk, bila ada diambil dan dibersihkan.

8.11.20 Pelat penyaring atau filter diambil dan dicek, bila masih bagus

dibersihkan dengan disemprot dengan air dan disikat dengan sikat baja, bila

sudah kurang bagus diganti dengan yang baru, bila sudah bersih atau diganti

pasang kembali ke tempat semula.

8.11.21 Packing dan deck sheet nya dipasang pada posisi yang sudah

ditandai.

8.11.22 Memasang semua baut tetapi tidak diikat.

8.11.23 Keran air laut masuk dibuka, bila air laut sudah keluar dari celah

packing segera ikat dua baut yang bersilangan, dan ikat semua baut bersilang

dan merata.

8.11.24 Bersihkan deck sheet dan olesi dengan grace atau gemuk beserta

baut pengikatnya, untuk mencegah terjadinya karat.

8.11.25 Buka keran air laut keluar Sea Chest.


8.11.26 Menyalakan pompa untuk running test, bila baik dan berjalan

normal bersihkan alat dan tempat sekitar. (Anonymous, 1985)

9. METODOLOGI

9.1 Data Yang Diperlukan

Sejarah singkat perusahaan

Lokasi perusahaan

Struktur organisasi

Fasilitas perusahaan

Pengaruh perusahaan terhadap lingkungan

Buku buku sistem pendingin mesin di kapal

Perawatan sistem pendingin mesin utama

9.2 Cara pengumpulan data

9.2.1 Metode Observasi

Adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan,

mencatat apa yang di amati secara langsung di kapal tempat penyusun

praktek kerja sejelas–jelasnya.

9.2.2 Metode Interview (wawancara)

Adalah mendapatkan data yang di perlukan dengan bertanya langsung

kepada orang yang lebih menguasai bidangnya sehingga dapat diketahui

secara nyata kondisi obyek maupun hal - hal yang berhubungan denganya.

9.2.3 Metode dokumenter


Adalah metode berdasarkan atas data atau bahan yang sudah dihimpun

oleh pihak lain di tempat melakukan praktek kerja.

9.3 Cara menganalisa data

Penganalisaan data yang penyusun gunakan dalam penyusunan proposal

ini adalah analisa diskriptif yaitu mengadakan analisa yang diperlukan untuk

memperoleh gambaran yang jelas tentang suatu persoalan yang dialami

sehingga akan memberikan gambaran untuk menarik kesimpulan (Bungin,

M. Burhan. 2007).

Anda mungkin juga menyukai