I
MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
1.2. Pembersihan
- Bilamana pekerjaan sebagaimana tercantum dalam kontrak telah diselesaikan, Kontraktor
harus membongkar semua fasilitas, dan peralatan yang sifatnya tidak permanen.
Lapangan harus dibersihkan dari semua kotoran/sampah, material yang tidak terpakai dan
semua fasilitas sementara.
Lokasi Pekerjaan harus dalam kondisi bersih dan rapih sebagaimana permintaan Direksi
setelah pekerjaan sipil dinyatakan selesai 100 %.
1.3. Pembayaran
- Pembayaran pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi dibuat dalam harga satuan lump
sum sebagaimana tercantum dalam Surat Penawaran. Progress pembayaran
ditentukan sebagai berikut :
- Bilamana presentasi pekerjaan (fisik) telah mencapai 5 % dari total harga kontrak, maka
maksimal 45 % dari total harga item mobilisasi dan perapihan memenuhi syarat untuk
dibayarkan dengan ketentuan kontraktor memenuhi hal sebagai berikut :
(1) Semua peralatan pekerjaan atau penggantinya yang telah disetujui, memenuhi
syarat untuk menyelesaikan 0 – 50% dari kontrak kerja, sebagaimana dijelaskan
dalam Proposal Teknis yang diajukan Kontraktor dan tercantum pada Surat
Penawaran, telah berada dilapangan dan dioperasikan. Peralatan yang tercantum
dalam pengajuan tetapi tidak ada dilapangan, tidak dibayar.
- Bilamana prestasi pekerjaan (fisik) talah mencapai 50% dari total harga kontrak,
pembayaran dapat diberikan sampai persentase kumulatif dari progress fisik. Jumlah
pembayaran untuk mobilisasi & perapihan memenuhi syarat jika Kontraktor memenuhi
hal sebagai berikut :
(1) Semua peralatan pekerjaan atau penggantinya yang telah disetujui, memenuhi
syarat untuk melanjutkan pekerjaan diatas 50% dari kontrak kerja, sebagaimana
dijelaskan dalam Proposal Teknis yang diajukan Kontraktor dan tercantum pada
Surat Penawaran, telah berada di lapangan dan dioperasikan.
Peralatan yang tercantum dalam pengajuan tetapi tidak ada di lapangan, tidak
dibayar.
- Direksi dapat melakukan pencocokan untuk setiap kali pembayaran atau dapat juga
memotong/mengurangi secara total/kumulatif pembayaran yang diatur dalam Bab ini jika
mobilisasi alat, personil dan perlengkapan sebagaimana dijelaskan dalam Bab ini tidak
sama dengan kenyataan dan terlanjur dibayar.
Progress pembayaran pekerjaan mobilisasi dan perapihan harus mengikuti ketentuan sebagaimana
telah ditatapkan dalam Dokumen Kontrak. 5 % terakhir dari total pembayaran pekerjaan mobilisasi
dan perapihan tidak akan dibayar sebelum persyaratan-persyaratan dalam item pembersihan
dipenuhi.
BAB II
PAPAN NAMA PROYEK
2.2 Huruf
Huruf yang tertera pada papan nama Proyek harus rapi dengan memakai tulisan Balok selain
nama dari Perusahan yang mengerjakan pekerjaan juga dengan memuat semua jenis
pekerjaan inti yang akan dikerjakan oleh Kontraktor ( Nama Perusahan, Nama Pekerjaan yang
dikontrakkan, Jangka Waktu Pekerjaan, Nomor Kontrak, Nilai Pekerjaan ), dan yang sesuai
untuk ditulis.
3.2 Pasir
a. Didalam spesifikasi ini dipakai bermacam-macam jenis pasir untuk pekerjaan
bangunan yang ditetapkan sebagai berikut :
- Pasir Buatan : yaitu pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah
batu.
- Pasir Alam : yaitu pasir yang disediakan oleh Kontraktor dari
sungai atau pasir alam lain yang didapat dengan
persetujuan Direksi
- Pasir Paduan : yaitu paduan dari pasir buatan dan pasir alam
dengan perbandingan campuran tertentu sehingga
dicapai gradiasi (susunan butir) yang dirinci sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
c.
e.
d.
f.
Timbunan pasir alam harus dibersihkan oleh Kotnraktor dari semua tumbuh-
tumbuhan dari bahan-bahan lain yang tidak dikendaki. Segala macam pasir yang
tidak dapat dipakai harus disingkirkan.
Timbunan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga tidak
merugikan kegunaan dari timbunan. Bahannya harus diayak dan dicuci
sebagaimana diperlukan untuk menghasilkan pasir alam sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang ditetapkan disini.
Pasir untuk lantai kerja harus bersih dan bebas dari gumpalan tanah liat, gumpalan-
gumpalan kecil dan lunak dari tanah karang, alkali, bahan-bahan organik yang
merusak dalam jumlah yang merugikan.
Jumlah prosentase dari segala macam substansi yang merugikan beratnya tidak
boleh lebih dari 5 % terhadap berat kering.
Segala pasir yang akan dipakai untuk produksi beton dengan spesifikasi ini harus
pasir alam dan bila terpaksa di kehendaki harus campuran dalam proporsi
(bandingan) dengan tepat dari pasir buatan dan pasir alam.
Pasir harus mempunyai “modulus kehalusan butir” antara 2 sampai 32 atau jika
diselidiki dengan saringan standar sesuai dengan standar Indonesia.
Untuk beton menggunakan P.B.I. 1971, atau dengan ketentuan sebagai berikut :
SARINGAN PERSENTASI SATUAN TIMBANGAN
TERTINGGAL DI SARINGAN (%)
---------------- -------------------------------------------------
4 0 - 15
8 6 - 15
16 10 - 25
30 10 - 30
50 15 - 35
100 12 - 20
PAN 3-7
Jika persentase satuan tertinggal dalam saringan No. 16 adalah 20 % atau kurang,
batas maksimum untuk presentase satuan dalam saringan No. 8 dapat naik sampai
20 %.
g. Pasir untuk spesi/mortel yang dipergunakan untuk lapisan batu dan pleseteran batu
harus pasir alam dan bila diselidiki dengan saringan standar harus sesuai dengan
ketentuan-ketentuan berikut :
SARINGAN PERSENTASI SATUAN TIMBANGAN
TERTINGGAL DI SARINGAN (%)
-------------- --------------------------------------------------
8 100
100 15 (maksimum)
Dalam batas-batas tersebut diatas, pasir akan bermutu baik layak dipergunakan
untuk pasangan batu.
h. Segala pasir alam dan pasir campuran harus disediakan untuk penyelidikan Direksi
untuk menetapkan, apakah pasir yang dihasilkan sesuai dengan permintaan dalam
spesifikasi ini. Bila Direksi menghendaki contoh-contoh yang representatif untuk
tujuan-tujuan penyelidikan dan untuk pengawasan pekerjaan, segala biaya yang
timbul menjadi tanggung jawab Kontraktor.
b. Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus, mudah pecah,
tipis atau panjang, bersih dari alkali, bahan organik, atau dari substansi yang
merusak dalam jumlah yang merugikan. Besarnya persenetasi dari semu substansi
yang merusak tidak boleh mencapai jumlah 3 % berat. Agregat kasar harus keras,
pada, awet dan tidak berpori.
c. Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir antara 5 mm sampai
dengan 70 mm, atau sampai dengan ukuran dalam batas-batas sebagaimana dirinci
untuk pekerjaan-pekerjaan khusus.
Agregat kasar harus mempunyai modulus kehalusan butir antara 6 mm sampai
dengan 7.5 mm atau bila diselidiki dengan saringan standar harus sesuai dengan
standar Indonesia, untuk beton P.B.I. 1971.
d. Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi, dan jika diperiksa oleh Direksi, tidak
sesuai dengan ketentuan gradasi, maka Kontraktor harus menyaring kembali atau
mengolah kembali bahannya atas biaya sendiri untuk menghasilkan agregat yang
disetujui Direksi.
b. Untuk dipakai didalam pekerjaan pasangan (masonry), pasangan batu kosong (rip-
rap) dan sebagai perkerasan jalan, batu harus keras, kekar, kompak dan awet,
bebas dari cacat.
c. Batu untuk pasangan harus dibuat menurut ukuran dan bentuk sebagaimana
ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana ditunjukkan oleh Direksi.
3.5 Air
Air yang dipakai untuk semua beton, spesi/mortel dan spesi injeksi harus bebas dari lumpur,
minyak, asam, bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang
dapat merusak. Air tersebut harus diuji oleh Direksi untuk menetapkan sesuai tidaknya
dengan ketentuan-ketentuan ini.
d.
e.
f.
dari
saluran drainase permanen, atau mengganggu fungsi suatu saluran, dan dimana
tidak akan mengurangi penampilan dari proyek yang harus diselesaikan maupun
Material buangan yang tidak ditempatkan mengganggu kelancaran fungsi bangunan-bangunannya. Material buangan harus
pada spoil bank atau tanggul urugan
diratakan dan dirapihkan serta diberi talud (kemiringan lereng) secukupnya untuk
harus
drainase.
ditempatkan di tempat pembuangan
Kontraktor tidak disyaratkan untuk mengangkut material buangan lebih dari 50 m
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar
tanpa pembayaran tambahan.
atau
Biaya pengangkutan material galian dari tempat galian sampai tempat pembuangan
yang disetujui Direksi. Material buangan
didalam jarak 30 m, dan pembuangan semua material galian yang disingkirkan,
harus ditempatkan pada suatu termpat
sebagaimana ditentukan dalam paragraph ini, sudah termasuk dalam harga satuan
yang
pekerjaan galian yang tercantum dalam Surat Penawaran, kecuali jika Direksi
tidak menimbulkan gangguan yang
memerintahkan material buangan harus diangkut melibihi jarak angkut bebas,
membahayakan terhadap aliran yang ada
Kontraktor berhak atas pembayaran tambahan.
Pelaksanaan
a. Setelah pekerjaan stripping yang disyaratkan selesai dikerjakan, seluruh permukaan
tanah dibawah timbunan yang akan dipadatkan harus dipartu atau digaruk sedalam
tidak kurang dari 15 cm, harus dibasahi bila diperlukan, dan dipadatkan sebagaimana
ditentukan disini.
b. Untuk pekerjaan timbunan diatas tanggul lama, ketentuan berikut harus dikerjakan
sebelum pekerjaan timbunan dilaksanakan. Tanggul lama harus distripping dan
dibuatkan bangku/undakan. Bangku harus dikerjakan dengan ketentuan ke arah
vertikal, maksimum setinggi 50 cm dan ke arah horizontal minimum selebar 100 cm.
Setelah bangku selesai dikerjakan dibasahi jika diperlukan, kemudian dipadatkan
sebagaimana ditentukan.
c. Timbunan harus dikerjakan dalam lapisan-lapisan datar melintang seluruh lebar
timbunan sampai kemiringan yang disyaratkan. Timbunan tidak boleh diperlebar dengan
material lepas yang diambil dari ujung kaki timbunan. Pekerjaan timbunan dapat
dilaksanakan dengan tenaga manusia, alat mekanik penggali dan pengangkut tanah,
alat penggali yang menimbun material langsung dari tempat galian, atau dengan
metoda-metoda lain yang disetujui. Timbunan harus dibuat serata mungkin dan
penggerakan peralatan di atas timbunan selama pelaskanaan harus diatur
perjalanannya sedemikian rupa dengan tujuan mendistribusikan efek pemadatan dari
peralatan tersebut utnuk mendapatkan hasil kerja yang sebaik-baiknya. Timbunan yang
dikerjakan dengan alat/mesin gali yang menimbun material langsung dari tempat galian,
kecuali untuk timbunan yang harus dipadatkan, harus dibuat dalam lapisan-lapisan
horisontal dengan ketebalan yang kira-kira sama dengan kedalaman material yang
ditimbulnkan oleh mesin penggali tersebut.
d. Material galian yang basah, kecuali menerut Direksi tidak memenuhi syarat, akan
dipergunakan untuk timbunan. Suatu kadar kelembaban yang berlebihan, jika disetujui
Direksi, tidak merupakan alasan untuk penolakan. Kontraktor harus merencanakan
pelaksanaan penempatan timbunan termasuk kelambatan-kelambatan yang wajar,
penimbunan sementera baru kemudian penempatannya, pencampuran dengan material
kering atau prosedur lain atau kombinasi dari prosedur-prosedur, bilamana diperlukan
untuk mendapatkan material yang mempunyai kadar kelambatan yang cukup untuk
dipasang sebagai timbunan yang ditentukan.
Pemadatan
a. Timbunan harus dipadatkan sampai batas-batas, elevasi dan kemiringan seperti terlihat
pada gambar, atau menurut yang ditetapkan oleh Direksi. Pelaksanaan penimbunan
oleh kontraktor dengan memakai material galian yang telah disetujui untuk
dipergunakan sebagai bahan timbunan haruslah sedimikian rupa sehingga pada waktu
ditimbunkan menghasilkan gradasi yang memenuhi syarat. Bagian timbunan yang
ditetapkan dalam gambar sebagai timbunan padat harus dilaksanakan dengan material
yang memenuhi syarat. Bagian timbunan yang ditetapkan dalam gambar sebagai
timbunan padat harus dilaksanakan dengan material yang lebih halus dan yang paling
memenuhi syarat untuk menghasilkan impermeabilitas/kekedapan dan kestabilan yang
lebih besar pada waktu dipadatkan.
b. Sebelum dan selama pelaksanaan penimbunan, material timbunan harus mempunyai
kadar kelembaban optimum yang disyaratkan untuk tujuan pemadatan sebagaimana
ditentukan Direksi, dan kadar kelembabannya harus seragam pada semua bagian
disetiap lapisan. Material ditempat galian diusahakan untuk memiliki kadar kelembaban
yang cukup. Jika kadar kelembaban terlalu rendah untuk pekerjaan pemadatan yang
efisien, pelsakaan pemadatan harus ditunda, kecuali dengan persetujuan khusus dari
Direksi, dan kadar kelembaban harus ditambah dengan penyiraman dan material diolah
kembali ditempat pemadatan. Jika kadar kelembaban terlalu tinggi untuk pekerjaan
pemadatan yang efisien, pelaksanaan pemadatan harus ditunda beberapa waktu
sampai material memperoleh kadar kelembaban opimum, atau material harus
dikeringkan dengan pencampuran dengan material kering, atau dengan cara-cara lain
yang disetujui.
c. Material yang dipadatkan aharus dihamparkan dalam lapisan-lapisan datar dengan
ketebalan, setelah dipadatkan, tidak lebih dari 20 cm dan distribusi material harus
sedemikian sehingga material yang dipadatkan menjadi homogen dan bebas dari
cembungan-cembungan, kantong-kantong, patahan atau ketidak sempurnaan lain.
Pelaksanaan penggalian dan penimbunan harus sedemikian sehingga material, pada
waktu dipadatkan, menjadi tercampur dengan baik untuk memperolah derajat
kepadatan, kekedapan dan kestabilan yang optimal.
d. Apabila material telah disiapkan dan dihamparkan sebagaimana ditentukan, harus
dipadatkan memakai alat pemadat dengan berat dan ukuran yang sesuai. Tipe, ukuran
dan berat alat peamadatan pada syarat-syarat teknik ini dipenuhi dan kemajuan
pekerjaan yang memuaskan tercapai. Apabila ada peralatan atau cara kerja yang
dalam pelaksanaaannya tidak memperolah hasil yang memuaskan tercapai. Apabila
ada peralatan atau cara kerja yang dalam pelaksanaannya tidak memperolah hasil yang
memuaskan, Direksi akan memerintahkan supaya cara kerja harus diubah atau peralatn
yang tidak memuaskan harus ditarik. Semua tipe alat gilas harus dilengkapi dengan
batang-batang pembersih. Apabila Sheep Foot Roller diperguanakan dengan baik dan
ruang antara kami pemadat harus dijaga supaya tetap bersih dari material yang
mengganggu efektifitas dari alat pemadat tertentu.
e. Material timbunan yang dipadatkan harus dipadatkan sampai diperoleh kepadatan
kering dari material yang dipadatkan tidak kurang dari 92 % kepadatan kering
maksimum laboratorium, sebagaimana ditentukan dalam Standar Proctor Compaction
Teset (ASTM Designation : D698, method A), untuk material yang dipadatkan kecuali
jika ditentukan lain untuk suatu bagian khusus dari pekerjaan itu dari Direksi akan
mengambil contoh material yang dipadatkan dan akan melaksanakan tes yang
disyaratkan untuk menentukan bahwa hasil pemadatan memenuhi dari syarat-syarat
teknik ini, Kontrkator harus membantu Direksi dalam mendapatkan contoh yang
repersentatif untuk pengetesan, dan segala biaya yang timbul atas pekerjaan ini
menjadi tanggungjawab Kontraktor.
5.2 Bahan
Bahan-bahan yang dipakai dalam pekerjaan ini harus sesuai dengan masuk dalam
ketentuan-ketentuan spesifikasi teknis ini sebagaimana disebutkan dalam BAB I tentang
bahan umum.
Dalam keadaan memaksa bahan-bahan tersebut dapat diganti bahan yang lain dengan
ketentuan mutu lebih baik atau sama dengan ketentuan spesifikasi teknik ini dengan
persetujan Direksi.
5.4 Pengadukan
Spesi diaduk dengan mesin pengaduk (mixer). Cara dan alat yang dipergunakan untuk
mencampur adukan harus sedemikian agar mudah ditentukan dan diawasi seteliti mungkin
dan harus menurut persetujun Direksi.
Jika mesin pengaduik (mixer) dipergunakan maka pencampurannya dilakukan sesudah
semua bahan berada dalam alat pengaduk dan pengadukannya tidak boleh kurang dari 2
(dua) menit.
Adukan yang harus dicampur hanya dalam jumlah yang sesuai untuk segera
dipergunakan. Semua adukan yang tidak dipergunakan sampai 30 menit tidak boleh
dipergunakan.
Penumbukan ulang atas adukan yang mengeras tidak diijinkan. Ember-ember adukan
harus dibersihkan dan dicuci pada akhir tiap hari kerja. Tempat dimana pasangan batu
akan diletakkan harus kering dan bersih dari lumpur.
5.5 Pemasangan
a. Sebelum pemasangan dilakukan, semua batu yang dipergunakan dalam
pekerjaan pasangan batu kali harus betul-betul bersih dari kotoran-kotoran dan
disetujui oleh Direksi.
b. Pelaksanaan pekerjaan padangan batu kali tidak boleh dilanjutkan selama hujan
yang cukup lebat atau cukup lama kecuali bila ada usaha-usaha lain yang
memungkinkan sehingga lokasi pekerjaan tidak terkena oleh hujan.
Adukan yang meleleh atau mencair karena air hujan harus dibuang dan diganti
sebelum pekerjaan dilanjutkan. Pekerja tidak diperkenankan berada di atas
pasangan batu sebelum pasangan batu benar-benar mengeras.
c. Semua batu yang dipergunakan dalam pasangan batu atau pasangan dengan
siaran spesi, harus dibasahi dengan air sebelum dipergunakan.
Pembasahan dengan cara yang terjamin sehingga masing-masing batu dibasahi
seluruhnya dan merata.
5.8 Siaran.
a. Spesi untuk semua siaran terdiri dari 1 (satu) bagian semen portland dan 2 (dua)
bagian pasir (keadaan lepas) ditambahkan air secukupnya untuk menghasilkan
kekentalan yang cocok untuk penggunaan dimaksud.
b. Sebelum pekerjaan siaran dimulai, sambungan-sambunan dari semua permukaan
batu harus dikasarkan, dibersihkan dengan sikat kawat dan dibasahi.
Pekerjaan siaran dapat berupa :
- Siar terbenam : Pengisi sambungan dengan tebal rata-rata 1
cm dari permukaan batu.
- Siar rata : Siaran diratakan dengan permukaan batu
- Siar timbul : Siaran setebal 1 cm, lebar tidak kurang dari 2
cm.
Semua pekerjaan siaran dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Direksi.
5.9 Pleseteran
Pekerjaan plesteran dilaksanakan hanya menurut garis-garis seperti yang ditunjukkan
dalam gambar atau ditentukan oleh Direksi secara tertulis. Harga satuan yang ditawarkan
mencakup biaya-biaya untuk air, semen, pasir, batu, pengangkutan, penyiapan untuk
pemasangan, perawatan, perlindungan, penyelesaian dan pembetulan permukaan batu
(batu muka). Pembuatan pipa-pipa whoephole dengan filternya, penyiapan fondasi untuk
pasangan dan keperluan lainnya untuk penyelesaian pekerjaan pasangan dan keperluan
lainnya untuk penyelesaian pekerjaan pasangan batu sesuai dengan spesifikasi ini.
Pembayaran dilakukan sesuai harga satuan per meter kubik.
- Pengukuran siaran untuk pembayaran akan dilaksanakan berdasarkan luas
permukaan padangan batu yang terbuka/tampak.
- Pengukuran plesteran untuk pembayaran akan dilaksanakan berdasarkan luas
pekerjaan plesteran tersebut.
BAB VI
PEKERJAAN BETON
b
bm = -------------
N
Dimana :
N S
b
= Ju yang harus diuji minimum 20
= mla Kekuatan tekan tiap contoh (kg/cm2)
h
= kub Kekuatan tekan rata-rata (kg/cm2)
= us Deviasi standar (kg/cm2)
c. Apabila dianggap, sehubungan dengan julah kubikasi, pembuatan tanda uji
sebanyak 20 buah terlalu banyak, Bab 4, Pasal 7, PBI – 1971 – NI - 2
- Untuk mutu K-175 dan mutu lainnya yang lebih tinggi harus dipakai “campuran
yang direncanakan : (designed mix). Campuran yang direncanakan ditemukan
dari percobaan–percobaan campuran yang memenuhi kekuatan karekteristik yang
disyaratkan.
Banyaknya semen untuk tiap m3 beton paling tidak harus 325 kg.
- Ukuran maksimal agregat kasar dalam beton untuk bagian-bagian dari pekerjaan
tidak boleh melampaui ukuran yang ditetapkan oleh Direksi.
Ukuran tersebtu harus ditetapkan sepraktis mungik hingga tercapai pengecoran
yang tepat dan memuaskan.
- Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai
pekerjaan (sesuai kelas mutu) harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama
berlangsungnya pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan
beton yang dihasilkan.
Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akan ditatapkan atas
dasar beton yang dihasilkan, yang mempunyai kepadatan yang tepat, kekedapan,
keawetean dan kekuatan yang dikehendaki, dengan tidak memakai semen terlalu
banyak.
Faktor air semeen dari beton (tidak terhitung air yang diisap oleh agregat) tidak
boleh melampaui 0.53 (dari beratnya) untuk kelas lain-lainnya.
Perbandingan-perbandingan campuran harus dirubah jika perlu untuk tujuan atau
penghematan yang dikehendaki, dalam kepadatan, kekedapan, keawetan atau
kekuatan dan Kontraktor tidak berhak penambahan atau kompensasi yang
disebabkan oleh perubahan tersebut.
6.5 Pengujian
- Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keperluan untuk
menjamin beton dengan konsistensi yang baik dan untuk menyesuaikan variasi
kandungan lembab atau gradasi (perbutiran) dari agregat waktu masuk dalam
mesin pengaduk (mixer). Penambahan air untuk mencairkan beton kaku hasil
pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi kering sebelum dipasang adalah
tidak perkenankan.
Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump), sesuai Tabel 4.4.1. PBI –
1971. Direksi berhak untuk menuntut nilai slump yang lebih kecil bila hal tersebut
dapat dilaksanakan (praktis) dan akan menghasilkan beton berkwalitas lebih tinggi
untuk alasan penghematan.
- Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan oleh Direksi melalui pengujian biasa
dengan silinder berukuran 15 x 30 cm atau kubus 15 x 15 cm atau kubus 20 x 20
cm, dibuat dengan diuji sesuai dengan N.I.2 – PBI 1971,
dengan kekecualian untuk semua beton yang akan dibuat contoh-contoh silinder,
potongan-potongan dari agregat kasar lebih besar dari 3.8 cm harus dibuang
dengan menyaring atau memungut.
Apabila hasil pemeriksaan benda uji menunjukkan mutu beton yang tidak
memenuhi syarat, diadakan tindakan-tindakan sesuai PBI – 71 Bab 4, Pasal 8
atau menurut perintah Direksi. Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang
diperlukan untuk mengerjakan contoh-contoh pemerisaan yang representatif.
Frekuaensi pemeriksaan akan ditetapkan oleh Direksi berdasarkan tingkat
pengecoran dan strukutr, tetapi tidak lebih serting dari pada yang diperlukan untuk
mendapatkan kapasitas bahwa beotn yang diapasang adalah sesuai dengan
spesifikasi dan ketentuan rencana.
6.7 Mengaduk
a. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam “mesin
pengaduk beton” yaitu “Batch Mixer” atau Portable Contunous Mixer selama
sedikit-sedikitnya 1.5 menit sesudah semua bahan ada dalam mixer.
b. Waktu pengadukan ditambah, bila mesin pengaduk berkapasitas lebih dari 1.5 m3.
Direksi berwewenang untuk menambah waktu pengaduk jika pemasukan bahan
dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan
kekentalan dan warna yang merata. Beton harus seragam dalam komposisi atau
konsistensi. Air harus dituangkan lebih dahulu, dan selama pekerjaan mencampur.
Pengadukan yang lamanya berlebihan yang membutuhkan penambahan air untuk
mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki tidak diperkenankan.
c. Truk pengaduk (truck mixer) hanya diperkenankan jika pengaduk dan
pengerjaannya adalam sedemikian, sehingga beton dari adukan ke adukan
mempunyai konsistensi dan mutu yang merata dan sama.
d. Beton yang tertinggal dalam truk yang memerlukan tambahan air yang cukup
untuk memungkinkan pemasangan yang memuaskan harus dibuang atas biaya
Kontraktor. Pengadukan yang selalu memproduksi hasil yang tidak memuaskan
haruslah diperbaiki. Mesin Pengaduk yang disentralisir (batching, maxing plant)
harus diatur sedemikian, hingga pekerjaan mengaduk dapat diawasi dengan
mudah dari stasiun operator. Mesin pengaduk tidak boleh dibebani melebihi
kapasitas yang telah ditentukan kecuali apabila telah myata-nyata diperkenankan.
Tiap mesin pengaduk dilengkapi dengan alat mekanis untuk mengatur dan
menghitung jumlah adukan.
6.11 Pengecoran
a. Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus
sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang
diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan, tanpa adanya pemisahan dan
kehilangan bahan yang menyebabkan perubahan nilai slump.
b. Beton dicor hanya waktu Direksi atau wakilnya yang ditunjuk serta pengawas
Kontraktor yang setaraf ada ditempat kerja. Setelah permukaan disiapkan baik-
baik, permukaan-permukaan Construction Joints dimana beton baru akan dicor
harus dilapisi dengan penutup yang terbuat dari adukan semen atau ditutup
dengan lapisan spesi kira-kira setebal 2 cm. Spesi harus mempunyai
perbandingan semen dan pasir seperti campuran beton yang bersangkutan
kecuali ditentukan lain, demikian juga konsistensinya. Adukan harus dihamparkan
merata dan harus rata juga pada permukaan-permukaan yang tidak beraturan.
Beton harus segera dicor pada adukan yang baru. Dalam pengecoran beton pada
construction joints yang telah terbentuk, penyangga khusus harus dibuat untuk
menjamin agar beton yang baru mejadi rapat betul dengan permukaan joints
(sambungan) lewat pembobokan dengan memakai alat-alat yang cocok.
c. Pencampuran/pembukaan kembali beton tidak diperkenankan. Beton yang sudah
mengeras dan tidak sesuai dengan spesifikasi harus dibuang dan Kontraktor tidak
dibayar untuk pekerjaan terbuang semacam itu.
Dalam semua hal, beton yang akan dituang/dicor harus diusahakan agar
pengangkatannya ke tempat posisi terakhir sedekat mungkin, sehingga pada
waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesinya.
Pemisahan yang berlebihan dari agergat kasar dalam beton yang disebabkan
jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi, atau sudut yang terlalu tinggi, atau
sudut yang terlalu kasar atau bertumpuk dengan baja tulangan, tidak diijinkan dan
apabila pemisahan yang demikain itu mungkin terjadi, Kontraktor harus
mempersiapkan alat yang cocok untuk mengontrol jatuhnya beton.
d. Kecuali ada penyetopan/pemotongan oleh siar (joints), semua penuangan beton
harus selalu berlapis-lapis horizontal dan umumnya tebalnya tidak lebih dari 50
cm. Direksi mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran
dengan tebal lapisan-lapisan 50 cm tidak dapat memenuhi spesifikasi-spesifikasi
ini.
e. Dalam mengecor beton pada daerah terbuka yang luas dan tebal, Kontraktor
harus menjaga agar daerah beton yang terbuka menjadi seminimum mungkin,
dengan cara pertama-tama menuang beton menurut lebar yang penuh dan sampai
tinggi yang penuh pada daerah yang terbatas pada ujung bangunan dan kemudian
melanjutkan ke tahap kelanjutan dengan cara yang sama sampai keseluruhan
bangunan. Lereng yang terbentuk oleh pinggiran pengecoran yang tidak dibatasi
dengan cetakan (masih akan dilanjutkan) harus dijaga agar berbentuk lereng yang
terjal (securam mungkin) supaya luasnya tetap minim. Beton sekitar tepi lereng ini
tidak boleh bergetar (dengan vibrator) sebelum beton yang berdampingan
terhadap dituang kecuali kondisinya sudah mengeras sedemikian rupa sehingga
beton berikutnya akan sempurna pemadatan dan penyatuannya dengan beton
yang terdahulu yang sudah dituang. Agregat kasar harus disebarkan dahulu
sebelum beton baru dicor padanya.
Setiap tahap penuangan beton harus dipadatkan betul-betul (dengan vibbrator
atau dengan alat lain) seluruhnya sebelum tahap berikutnya dimulai.
f. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau terlalu lama
sedemikan sehingga spesi/mortel terpisah dari agregat kasar, kecuali ada usaha-
usaha sehingga lokasi/tempat kerja terlindung dari hujan dan atas persetujuan
Direksi. Selama hujan, air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada
Construciton Joints dan air semen atau spesi yang hanyut dan terhampar harus
dibuang dan diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan. Pengecoran yang sudah
dimulai pada suatu bagian bangunan, tidak boleh terputus sebelum bagian tesebut
selesai.
g. Ember-ember beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat pada
slump yang rencana dan memenuhi syarat-syarat campuran dimana mekanisme
pembuangan harus dibuat dengan kapasitas sedikitnya 0,35 cm sekali tuang.
Ember beton harus mudah untuk diangkat/diletakkan dengan alat-alat lainnya
dimana diperlukan terutama bagi lokasi-lokasi yang terbatas.
h. Construction Joints harus horizontal jika tidak ada ketentuan lain dari yang
ditunjukkan pada gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi.
i. Jika beton dicor menjadi satu kesatuan (monolit) disekitar celah-celah yang
mempunyai dimensi-dimensi vertikal lebih dari 60 cm, beton pada plat lantai,
berbagai balok atau bagian-bagian kesatuan bangunan yang harus dicor dengan pendukungnya, petunjuk-petunjuk
yang sejenis yang harus dicor berikut ini harus betul-betul diperhatikan.
menjadi satu
- Pengecoran beton harus ditunda antar satu sampai tiga jam pada puncak
celah-celah dan pada dasar-dasar dari lereng (bevel) dibawah, lantai,
balok-balok atau bagian lain yang serupa tetapi tidak berarti pengecoran
harus ditunda begitu lama sehingga unit penggetar dengan berat sendiri
tidak sanggup menembus beton yang dicor sebelum penundaan. Jika
mendapatkan beton sesudah penundaan, unit penggetear harus
menembus dan menggetarkan beton yang ditempatkan sebelum
penundaan.
- Beton terakhir setebal 60 cm lebih yang segera dicor sebelum
penundaan, harus dicor sedapat mungkin dengan slump rendah dan
ketelitian khusus harus dilaksanakan untuk mendapatkan kepadatan yang
baik secara menyeluruh.
- Permukaan-permukaan beton dimana penundaan-penundaan
dilaksanakan harus bersih dan bebas dari bahan-bahan asing pada waktu
pengecoran beton dimulai sesudah dipenundaan.
- Beton yang dicor pada celah-celah, lantai-lantai, balok-balok, dan bagian-
bagian lain yang harus dicor sedapat mungin dengan slump rendah dan
pemeliharaan khusus dilaksanakan untuk mendapatkan kepadatan yang
baik secara menyeluruh.
Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar type immersion
beroperasi dengan kecepatan paling sediti 7.000 putaran/menit ketika
dibenamkan dalam beton.
6.13 Perawatan
a. Semua beton harus dirawat dengan air seperti ditentukan dalam bab ini.
Direksi berhak menentukan cara perawatan bagaimana yang harus digunakan
pada bagian-bagian pekerjaan.
b. Beton yang dirawat dengan air harus tetap basah paling sedikit 14 (empat belas)
hari terus menerus segera sesudah beton sudah cukup keras untuk mencegah
kerusakan, dengan cara menutupinya dengan bahan yang dibasahi air atau
dengan pipa-pipa berlubang-lubang, penyiraman mekanis atau cara-cara yang
disetujui yang akan menjaga agar permukaan harus memenuhi spesifikasi air
untuk campuran beton.
6.14 Perlindungan
Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum
penerimaan terakhir oleh Direksi. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi
terhadap sinar-sinar metahari yang langsung paling sedikit 3 (tiga) haris sesudah
pengecoran. Perlindungan semacam itu harus dibuat efektif segera sesudah pengecoran
beton tanpa cetakan atau sesudah pembukaan cetakan-cetakan.
7.1 Uraian
Pekerjaan ini termasuk dari menyiapkan dan memasang besi beton yang sesuai dengan
spesifikasi ini dan mengikuti gambar rencana atau petunjuk Direksi.
7.2 Material
a. Besi Beton
Setiap jenis besi beton yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik baja yang terkenal
dapat dipakai dan mengutamakan produksi Dalam Negeri.
Pada umumnya setiap pabrik baja mempunyai standard mutu dan jenis baja,
sesuai dengan yang berlaku. Mutu besi beton yang dipakai menurut gambar
rencana atau petunjuk Direksi. Mutu besi yang dipergunakan :
- Besi Beton Polos : U24 = ; ( a = 1400 kg / cm2)
- Besi Beton berulir : U 32 = ; ( a = 1850 kg / cm2)
b. Kawat Pengikat
Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1 mm
yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh.
7.3 Pelaksanaan
a. Umum
Sebelum mendatangkan besi beton, seluruh daftar ukuran dan daftar bengkokan
besi baton harus disiapkan oleh Kontraktor dan diminta persetujuan kepada
Direksi. Besi yang digunakan sebagai tulangan hendaknya menurut persyaratan.
Besi tersebut hendaknya bersih, bebas dari karat, kotoran-kotoran, bahan-bahan
lepas, gemuk, minyak, cat, lumpur, bahan-bahan aduk ataupun bahan lain yang
menempel. Besi tulangan hendaknya disimpan ditempat terlindung, ditumpu agar
tidak menyentuh tanah dan dijaga agar tidak berkarat ataupun rusak karena
cuaca.
b. Pembengkokan
Besi-besi tulangan hendaknya dipotong, dibengkokan atau diluruskan secara hati-
hati. Terutama pada besi tulangan dengan sifat secara hati-hati. Terutama pada
besi tulangan dengan sifat yang getas (hard grade) tidak diperbolehkan untuk
pembengkokan kedua kalinya. Pemanasan besi tulangan tidak diijinkan, kecuali
Direksi menentukan lain, atau itupun harus dilaksanakan dengan temperatur yang
serendah mungkin bila radius pembengkokan besi tulangan harus paling seditit 4
x diamter dari batang yang bersangkutan (untuk besi-besi dengan sifat getas).
c.
d.
Penempatan
Besi-besi tulangan harus cermat ditempatkan sesuai dengan gambar rencana,
dipegang teguh pada posisinya dan didudukan pada landasan-landasan yang
berukuran 6 x 5 x 3 cm, dengan bahan campruan 1 PC : 3 PS, diikat antar
sesamanya dengan kawat baja, atau cara-cara lain yang disetujui oleh Direksi.
Bagaimanapun tulangan tidak boleh didudukkan pada bahan metel, atau tulangan
duduk langsung pada acuan yang akan menyebabkan bagian besi nanti langsung
berhubungan dengan udara luar. Tulangan juga tidak boleh duduk pada kayu
atau pertikel koral/agregat. Sebelum dimulainya pengecoran maka Direksi harus
diberitahu dan diberikan waktu yang cukup untuk melakukan pemeriksaan besi-
besi tulangan.
Penyambungan
Dilakukan harus sesuai dengan dan pada tempat yang tertera pada gambar
rencana, kecuali atas ijin dari Direksi.
Penyambungan tidak dibolehkan pada tempat-tempat dengan tegangan
maksimum dan sedapat mungkin diselang seling, sehingga tidak
semuanya/sebagian besar terjadi disuatu tempat. Bila ruangan memungkinkan,
pada sambungan dimana batan-batang saling melalui (overlapping) diganjal
dengan potongan-potongan tulangan agar tidak saling menempel dan kemudian
harus diikat kuat-kuat minimum di dua tempat tiap sambungan. Panjang
sembungan harus seperti yang diterngkan pada gambar rencana.
Bila tidak ditentukan dalam gambar rencana, maka panjang sambungan
overlapping diambil 40 kali diameter besi yang bersangkutan. Penyambungan
besi beton dengan cara pengelasan tidak dibenarkan, kecuali telah ditentukan
pada gambar rencana atau ada perintah tertulis dari Direksi. Cara pengelasan
mengikuti ketentuan-ketentuan pengelasan yang berlaku
Berat
per - m 0.222 0.395 0.617 0.300 1.21 1.5 2.00 2.47 2.98 3.55 4.17 4.93 5.55 6.31 7.12
lari (kg)
Tidak ada pembayaran terhadap overlapping yang ditambahkan oleh Kontraktor
atau terhadap overlapping yang tidak ditunjukkan pada gambar rencana dan tidak
disetujui oleh Direksi.
Volume yang disetujui dari besi beton, seperti yang ditentukan diatas, akan
dibayar menurut harga satuan per kilogram, terpasang ditempat. Tidak ada biaya
untuk kawat pengikat atau material lain yang mengokohkan besi beton pada
tempatnya.
b. Untuk Besi Beton Berulir
Diameter 10 13 16 19 22 25 29 32 36
(mm)
Berat per
meter la- 0.560 0.994 1.552 2.235 3.042 3.973 5.059 6.403 7.906
ri (kg)
2. Rencana
a. Sebelum memulai dengan pekerjaan pengadaan dan penggunaan air, Kontraktor
harus menyerahkan dahulu rencana detail instalasi air untuk pengadaan dan
penggunaan air. Instalasi air boleh dibawa untuk dijalankan atas persetujan,
tetapi tidak ada dalam pasal ini yang bisa membebaskan pemborong dari
tanggung jawab penuh untuk mengadakan dan penggunaan air air mencukupi.
b. Pemborong harus memasukkan rencana instalasi air dalam waktu 30 (tiga puluh)
hari setelah menerima Surat Perintah Kerja.
3. Pemeliharaan Aliran
a. Pemborong tidak akan mengganggu ataupun mencampuri aliran normal dari
setiap saluran irigasi atau sumber air untuk suatu alasan atau maksud, tanpa
persetujuan tertulis dari Direksi.
b. Pemborong akan berusaha untuk memelihara aliran dalam saluran yang telah ada
dan yang dialihkan. Jika saluran dan bangunan diversi sementara telah selesai, ari
dapat dialirkan ke bangunan tersebut, untuk membangun saluran dan bangunan
yang permanen.
5. Pembayaran
Pembayaran untuk pengadaan dan penggunaan air dibayar secara lamp sum dan
didalamnya sudah termasuk penyediaan semua tenaga, alat dan bahan untuk keperluan
pembayaran coffer dam, saluran-saluran, talang, saluran pembuangan dan lain-lain
pekerjaan darurat dan termasuk didalam biaya umum.
BAB. XII
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
1. Lingkup Pekerjaan
- Uraian pekerjaan (item) mobilisasi/demobilisasi sebagaimana tercantum dalam Surat
Penawaran adalah mencakup semua penyediaan/pengadaan sebagai kegiatan
awal/akhir dari pelaksanaan pekerjaan. Item mobilisasi/demobilisasi ini merupakan
kompensasi bagi kotraktor untuk kegiatan-kegiatan yang meliputi :
keperluan mobilisasi/demoblisasi alat, dan fasilitas kegiatan perlengkapan.
- Semua peralatan yang didatangkan ke lapangan harus memenuhi ketentuan -
ketentuan/persyaratan dalam paragraph ini, kecuali jika Direksi secara tertulis
menentukan ketentuan lain (untuk satu atau lebih uraian pekerjaan). Kontraktor
bertanggungjawab atas tercukupinya, efisiensi, pemakaian, perlindungan, perawatan,
perbaikan dan pemeliharaan semua fasilitas dan peralatan. Fasilitas dan peralatan
yang dimaksud didalam paragraph ini tidak boleh dibongkar atau dipindahkan dari
lapangan, sebelum selesainya pekerjaan sebagaimana tercantum dalam kontrak, tanpa
ijin tertulis dari Direksi.
2. Pembersihan
Bilamana pekerjaan sebagaimana tercantum dalam kontrak telah diselesaikan, Kontraktor
harus membongkar semua fasilitas, dan peralatan yang sifatnya tidak permanen. Lapangan
harus dibersihkan dari semua kotoran/sampah, material yang tidak terpakai dan semua
fasilitas sementara.
Lokasi Pekerjaan harus dalam kondisi bersih dan rapih sebagaimana permintaan Direksi
setelah pekerjaan sipil dinyatakan selesai 100 %.
3. Pembayaran
Pembayaran pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi dibuat dalam harga satuan lump sum
sebagaimana tercantum dalam Surat Penawaran. Progress pembayaran ditentukan sebagai
berikut :
- Bilamana presentasi pekerjaan (fisik) telah mencapai 5 % dari total harga
kontrak, maka maksimal 45 % dari total harga item mobilisasi dan perapihan
memenuhi syarat untuk dibayarkan dengan ketentuan kontraktor memenuhi hal
sebagai berikut :
(1) Semua peralatan pekerjaan atau penggantinya yang telah disetujui,
memenuhi syarat untuk menyelesaikan 0 – 50% dari kontrak kerja,
sebagaimana dijelaskan dalam Proposal Teknis yang diajukan Kontraktor
dan tercantum pada Surat Penawaran, telah berada dilapangan dan
dioperasikan. Peralatan yang tercantum dalam pengajuan tetapi tidak
ada dilapangan, tidak dibayar.
- Bilamana prestasi pekerjaan (fisik) talah mencapai 50% dari total harga kontrak,
pembayaran dapat diberikan sampai persentase kumulatif dari progress fisik.
Jumlah pembayaran untuk mobilisasi & perapihan memenuhi syarat jika
Kontraktor memenuhi hal sebagai berikut :
(1) Semua peralatan pekerjaan atau penggantinya yang telah disetujui,
memenuhi syarat untuk melanjutkan pekerjaan diatas 50% dari kontrak
kerja, sebagaimana dijelaskan dalam Proposal Teknis yang diajukan
Kontraktor dan tercantum pada Surat Penawaran, telah berada di
lapangan dan dioperasikan.
Peralatan yang tercantum dalam pengajuan tetapi tidak ada di lapangan,
tidak dibayar.
- Direksi dapat melakukan pencocokan untuk setiap kali pembayaran atau dapat
juga memotong/mengurangi secara total/kumulatif pembayaran yang diatur
dalam Bab ini jika mobilisasi alat, personil dan perlengkapan sebagaimana
dijelaskan dalam Bab ini tidak sama dengan kenyataan dan terlanjur dibayar.
- Progress pembayaran pekerjaan mobilisasi dan perapihan harus mengikuti
ketentuan sebagaimana telah ditatapkan dalam Dokumen Kontrak. 5 % terakhir
dari total pembayaran pekerjaan mobilisasi dan perapihan tidak akan dibayar
sebelum persyaratan-persyaratan dalam item pembersihan dipenuhi.