Anda di halaman 1dari 37

BAB.

I
MOBILISASI DAN DEMOBILISASI

1.1 Lingkup Pekerjaan


- Uraian pekerjaan (item) mobilisasi/demobilisasi sebagaimana tercantum dalam Surat
Penawaran adalah mencakup semua penyediaan/pengadaan sebagai kegiatan awal/akhir
dari pelaksanaan pekerjaan. Item mobilisasi/demobilisasi ini merupakan kompensasi bagi
kontraktor untuk kegiatan-kegiatan yang meliputi : keperluan mobilisasi/demoblisasi alat,
dan fasilitas kegiatan perlengkapan.
- Semua peralatan yang didatangkan ke lapangan harus memenuhi ketentuan-ketentuan/
persyaratan dalam paragraph ini, kecuali jika Direksi secara tertulis menentukan ketentuan
lain (untuk satu atau lebih uraian pekerjaan). Kontraktor bertanggungjawab atas
tercukupinya, efisiensi, pemakaian, perlindungan, perawatan, perbaikan dan pemeliharaan
semua fasilitas dan peralatan. Fasilitas dan peralatan yang dimaksud didalam paragraph
ini tidak boleh dibongkar atau dipindahkan dari lapangan, sebelum selesainya pekerjaan
sebagaimana tercantum dalam kontrak, tanpa ijin tertulis dari Direksi.

1.2. Pembersihan
- Bilamana pekerjaan sebagaimana tercantum dalam kontrak telah diselesaikan, Kontraktor
harus membongkar semua fasilitas, dan peralatan yang sifatnya tidak permanen.
Lapangan harus dibersihkan dari semua kotoran/sampah, material yang tidak terpakai dan
semua fasilitas sementara.
Lokasi Pekerjaan harus dalam kondisi bersih dan rapih sebagaimana permintaan Direksi
setelah pekerjaan sipil dinyatakan selesai 100 %.

1.3. Pembayaran
- Pembayaran pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi dibuat dalam harga satuan lump
sum sebagaimana tercantum dalam Surat Penawaran. Progress pembayaran
ditentukan sebagai berikut :
- Bilamana presentasi pekerjaan (fisik) telah mencapai 5 % dari total harga kontrak, maka
maksimal 45 % dari total harga item mobilisasi dan perapihan memenuhi syarat untuk
dibayarkan dengan ketentuan kontraktor memenuhi hal sebagai berikut :
(1) Semua peralatan pekerjaan atau penggantinya yang telah disetujui, memenuhi
syarat untuk menyelesaikan 0 – 50% dari kontrak kerja, sebagaimana dijelaskan
dalam Proposal Teknis yang diajukan Kontraktor dan tercantum pada Surat
Penawaran, telah berada dilapangan dan dioperasikan. Peralatan yang tercantum
dalam pengajuan tetapi tidak ada dilapangan, tidak dibayar.

- Bilamana prestasi pekerjaan (fisik) talah mencapai 50% dari total harga kontrak,
pembayaran dapat diberikan sampai persentase kumulatif dari progress fisik. Jumlah
pembayaran untuk mobilisasi & perapihan memenuhi syarat jika Kontraktor memenuhi
hal sebagai berikut :
(1) Semua peralatan pekerjaan atau penggantinya yang telah disetujui, memenuhi
syarat untuk melanjutkan pekerjaan diatas 50% dari kontrak kerja, sebagaimana
dijelaskan dalam Proposal Teknis yang diajukan Kontraktor dan tercantum pada
Surat Penawaran, telah berada di lapangan dan dioperasikan.
Peralatan yang tercantum dalam pengajuan tetapi tidak ada di lapangan, tidak
dibayar.
- Direksi dapat melakukan pencocokan untuk setiap kali pembayaran atau dapat juga
memotong/mengurangi secara total/kumulatif pembayaran yang diatur dalam Bab ini jika
mobilisasi alat, personil dan perlengkapan sebagaimana dijelaskan dalam Bab ini tidak
sama dengan kenyataan dan terlanjur dibayar.
Progress pembayaran pekerjaan mobilisasi dan perapihan harus mengikuti ketentuan sebagaimana
telah ditatapkan dalam Dokumen Kontrak. 5 % terakhir dari total pembayaran pekerjaan mobilisasi
dan perapihan tidak akan dibayar sebelum persyaratan-persyaratan dalam item pembersihan
dipenuhi.
BAB II
PAPAN NAMA PROYEK

2.1 Balok Kayu dan Papan


Kontraktor harus membuat/mendirikan satu buah Papan Nama Proyek, kayu yang akan dibuat
papan nama proyek harus sesuai dengan yang isyaratkan dalam Bill of Quantity yaitu dengan
memakai kayu kelas II yang akan dipasang pada tiang papan nama proyek, begitu juga untuk
papan yang akan ditulis harus memakai papan kelas II dan pada penulisan sesuai dengan
Paket Pekerjaan yang dikerjakan, tenaga kerja yang disediakan Kontraktor juga harus sesuai
dengan kebutuhan Proyek.
Papan maupun Balok Kayu yang dipergunakan terlebih dahulu di skaf dengan skaf manual
kemudian di ampelas sampai benar-benar licin , sehingga tidak terlihat kasar pada bagian luar
kayu papan dan balok.pemilihan paku sesuai dengan ukuran yang akan dipergunakan dengan
memakai palu sedang sehingga tidak terjadi kerusakan pada papan yang telah di
bersihkan/skaf/di ampelas.

2.2 Huruf
Huruf yang tertera pada papan nama Proyek harus rapi dengan memakai tulisan Balok selain
nama dari Perusahan yang mengerjakan pekerjaan juga dengan memuat semua jenis
pekerjaan inti yang akan dikerjakan oleh Kontraktor ( Nama Perusahan, Nama Pekerjaan yang
dikontrakkan, Jangka Waktu Pekerjaan, Nomor Kontrak, Nilai Pekerjaan ), dan yang sesuai
untuk ditulis.

2.3 Cat dan Minyak cat


Cat yang digunakan sesuai dengan spesifikasi, dengan memakai cat kayu berkwalitas baik yaitu
cat kayu mengkilap sehingga dapat dilihat dengan jelas dan bersih,atau sesuai dengan pilihan
warna dari Kontraktor tetapi harus terlihat jelas, bersih dan Rapi. Pada pengecetan juga
diperlukan minyak cat sehingga tidak terjadi kelebihan kekentalan dalam pengecetan sehingga
tidak nampak rusak dalam pengecatan.

2.4 Penilaian dan pembayaran


Penilaian dan pembayaran untuk Papan nama proyek apabila Kontraktor telah selesai
mengerjakan yang di instruksikan oleh Direksi, pembayaran pada pekerjaan ini sesuai dengan
harga Kontrak/Lumpsum dimana harga telah mencakup seluruh pekerjaan dimaksud.
Tidak ada pembayaran tambahan apabila terjadi kerusakan pada Balok kayu maupun Papan
diakibatkan kelalaian dari Kontraktor maupun tidak adanya pemeliharaan sehingga
mengakibatkan kerusakan pada Balok maupun Papan dan lainnya.
BAB III
BAHAN UMUM

3.1 Semen Portland


a. Persyaratan
Semua semen Portland harus sesuai dengan persyaratan dalam standard Indonesia N.I.8
atau ASTM C-150 type I.
b. Pemeriksaan dan Pengujian
- Direksi dapat memeriksa semen yang disimpan dalam gudang pada setiap waktu
sebelum dipergunakan. Contoh pemeriksaan dan Pengujian dari semen harus sesuai
dengan N.I.8 atau ASTM C-150 atau sesaui dengan petunjuk Direksi. Direksi berhak
untuk memeriksa bahan-bahan, untuk pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan
yang diadakan di tempat penimbunan semen dengan mengambil contoh-contoh dari
semen untuk pemeriksaan.
- Semen yang tidak dapat diterima harus diafkir. Jika semen yang telah
dinyatakan afkir telah dipergunakan untuk beton, spesi atau spesi injeksi, maka
spesi atau spesi injeksi demikian harus diperintahkan untuk dibuang dan diganti
dengan semen yang telah disetujui atas beban kontraktor.
- Semen dapat diafkir oleh Direksi apabila tidak memenuhi spesifikasi-spesifikasi
yang berlaku. Semen yang diafkir harus dikeluarkan dari tempat kerja dan tidak
boleh dipakai lagi.
c. Tempat Penyimpanan
- Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk semen pada
tempat-tempat yang baik yang memudahkan pada pekerjaan, dan semen tiap saat
harus dengan cermat terlindungi terhadap kelembaban dan mendapatkan udara.
Gudang- gudang semen harus tahan terhadap iklim, harus berlantai kuat dibuat
dengan jarak minimal 30 cm dari tanah, harus cukup besar untuk mencegah
kelambatan dan kemacetan dalam pekerjaan dan harus mempunyai ruang lantai yang
cukup untuk menyimpan tiap muatan truck semen secara terpisah-pisah dan memberi
jalan yang mudah untuk mengambil contoh, menghitung zak-zak dan
memindahkannya. Timbunan semen dalam zak jangan lebih tinggi dari 2 meter.
- Untuk mencegah semen dalam zak yang disimpan terlalu lama dari saat
penerimaan. Kontraktor hendaknya menggunakan semen zak-zakan menurut
urut-urutan kronologis sesuai dengan waktu penerimaannya.
- Tiap kiriman semen zak-zakan harus disimpan sedemikian, sehingga mudah
dibedakan dari kiriman lainnya.
- Timbangan yang baik dan teliti harus diadakan oleh kontraktor untuk menimbang
semen didalam gudang dimanapun dipekerjaan untuk keperluan pemeriksaan
dan penyelidikan.

- Kontraktor harus mempekerjakan penguasa gudang yang cakap, yang mampu


mengawasi gudang-gudang semen dan mengadakan catatan-catatan yang
cocok dari penerimaan dan pemakaian semen seluruhnya. Tindakan dari
catatan-catatan harus disediakan untuk semen yang dipergunakan selama hari itu ditiap bagian pekerjaaan.
Direksi, bila diinginkan, dari jumlah
d. Pengukuran dan Pembayaran
Harga - harga satuan yang ditawarkan dalam Rencana Anggaran Biaya untuk suatu
jenis pekerjaan dimana semen merupakan bahan komponennya, maka harga
semen sdudah meliputi harga pembelian semen, pengangkutan, pembongkaran,
penyimpanan dan penempatan pada tempat-tempat penyiapan untuk pekerjaan
beton, spesi pasangan tidak diperbolehkan untuk semen yang dipergunakan untuk
beton yang terbuang, semen yang terbuang, hilang atau tidak dibukukan karena
akibat pemborosan atau ketidaktermapilan, semen yang dipergunakan untuk beton
yang dituangkan oleh Keontraktor untuk perluasan bangunan atau dimanapun juga
dengan tujuan memudahkan pekerjaan.
Semua biaya untuk semen yang ada harus dimasukkan dalam harga satuan yang
diajukan dalam harga penawaran setiap item pekerjaan dimana semen merupakan
bahan komponennya.

3.2 Pasir
a. Didalam spesifikasi ini dipakai bermacam-macam jenis pasir untuk pekerjaan
bangunan yang ditetapkan sebagai berikut :
- Pasir Buatan : yaitu pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah
batu.
- Pasir Alam : yaitu pasir yang disediakan oleh Kontraktor dari
sungai atau pasir alam lain yang didapat dengan
persetujuan Direksi
- Pasir Paduan : yaitu paduan dari pasir buatan dan pasir alam
dengan perbandingan campuran tertentu sehingga
dicapai gradiasi (susunan butir) yang dirinci sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

b. Semua pasir alam yang dibutuhkan untuk pekerjaan pembangunan harus


disediakan oleh Kontraktor dan dapat diperoleh dari sungai atau dari sumber alam
lain dan dapat diperoleh dari sungai I atau dari sumber alam lain yang terlah
disetujui. Jika pasir alam didapat dari sumber-sumber yang tidak dimiliki atau tidak
dikuasai oleh pemberi tugas, Kontraktor harus mengadakan persetujuan yang perlu
dengan pemiliknya dan harus membayar semua persewaan atau lain-lain biaya
yang bersangkutan dengan hal tersebut.

c.

e.

d.
f.

Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan sebagai


persetujuan dasar (pokok) untuk semua bahan yang diambil dari sumber tersebut.
Kontraktor harus bertanggungjawab untuk kualitas satu demi satu dari semua bahan
sejenis yang dipakai dalam pekerjaan.
Kontraktor harus menyerahkan pada Direksi, sebagai pemeriksaan pendahuluan
dan persetujuan, contoh yang cukup seberat 15 kilogram pasir alam yang diusulkan
untuk dipakai paling sedikit 14 hari sebelum diperlukan.

Timbunan pasir alam harus dibersihkan oleh Kotnraktor dari semua tumbuh-
tumbuhan dari bahan-bahan lain yang tidak dikendaki. Segala macam pasir yang
tidak dapat dipakai harus disingkirkan.
Timbunan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga tidak
merugikan kegunaan dari timbunan. Bahannya harus diayak dan dicuci
sebagaimana diperlukan untuk menghasilkan pasir alam sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang ditetapkan disini.

Pasir untuk lantai kerja harus bersih dan bebas dari gumpalan tanah liat, gumpalan-
gumpalan kecil dan lunak dari tanah karang, alkali, bahan-bahan organik yang
merusak dalam jumlah yang merugikan.
Jumlah prosentase dari segala macam substansi yang merugikan beratnya tidak
boleh lebih dari 5 % terhadap berat kering.

Segala pasir yang akan dipakai untuk produksi beton dengan spesifikasi ini harus
pasir alam dan bila terpaksa di kehendaki harus campuran dalam proporsi
(bandingan) dengan tepat dari pasir buatan dan pasir alam.
Pasir harus mempunyai “modulus kehalusan butir” antara 2 sampai 32 atau jika
diselidiki dengan saringan standar sesuai dengan standar Indonesia.
Untuk beton menggunakan P.B.I. 1971, atau dengan ketentuan sebagai berikut :
SARINGAN PERSENTASI SATUAN TIMBANGAN
TERTINGGAL DI SARINGAN (%)
---------------- -------------------------------------------------
4 0 - 15
8 6 - 15
16 10 - 25
30 10 - 30
50 15 - 35
100 12 - 20
PAN 3-7
Jika persentase satuan tertinggal dalam saringan No. 16 adalah 20 % atau kurang,
batas maksimum untuk presentase satuan dalam saringan No. 8 dapat naik sampai
20 %.

g. Pasir untuk spesi/mortel yang dipergunakan untuk lapisan batu dan pleseteran batu
harus pasir alam dan bila diselidiki dengan saringan standar harus sesuai dengan
ketentuan-ketentuan berikut :
SARINGAN PERSENTASI SATUAN TIMBANGAN
TERTINGGAL DI SARINGAN (%)
-------------- --------------------------------------------------
8 100
100 15 (maksimum)

Dalam batas-batas tersebut diatas, pasir akan bermutu baik layak dipergunakan
untuk pasangan batu.

h. Segala pasir alam dan pasir campuran harus disediakan untuk penyelidikan Direksi
untuk menetapkan, apakah pasir yang dihasilkan sesuai dengan permintaan dalam
spesifikasi ini. Bila Direksi menghendaki contoh-contoh yang representatif untuk
tujuan-tujuan penyelidikan dan untuk pengawasan pekerjaan, segala biaya yang
timbul menjadi tanggung jawab Kontraktor.

3.3 Agregat Kasar/Kerikil


a. Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui. Ini harus terdiri dari
agregat, atau batu pecahan atau bahan pengisi lain atau semua kombinasi dari
semua yang telah diperinci diatas.

b. Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus, mudah pecah,
tipis atau panjang, bersih dari alkali, bahan organik, atau dari substansi yang
merusak dalam jumlah yang merugikan. Besarnya persenetasi dari semu substansi
yang merusak tidak boleh mencapai jumlah 3 % berat. Agregat kasar harus keras,
pada, awet dan tidak berpori.

c. Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir antara 5 mm sampai
dengan 70 mm, atau sampai dengan ukuran dalam batas-batas sebagaimana dirinci
untuk pekerjaan-pekerjaan khusus.
Agregat kasar harus mempunyai modulus kehalusan butir antara 6 mm sampai
dengan 7.5 mm atau bila diselidiki dengan saringan standar harus sesuai dengan
standar Indonesia, untuk beton P.B.I. 1971.

d. Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi, dan jika diperiksa oleh Direksi, tidak
sesuai dengan ketentuan gradasi, maka Kontraktor harus menyaring kembali atau
mengolah kembali bahannya atas biaya sendiri untuk menghasilkan agregat yang
disetujui Direksi.

3.4 Bahan Pasangan Batu


a. Batu harus didapat dari tempat pengambilan gunung batu atau batu kali yang telah
disetujui. Batu yang akan dipergunakan adalah batu-batu yang mempunyai berat
jenis minimal 2,4.

b. Untuk dipakai didalam pekerjaan pasangan (masonry), pasangan batu kosong (rip-
rap) dan sebagai perkerasan jalan, batu harus keras, kekar, kompak dan awet,
bebas dari cacat.

c. Batu untuk pasangan harus dibuat menurut ukuran dan bentuk sebagaimana
ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana ditunjukkan oleh Direksi.

d. Batu harus bersih, dibasahi sebelum dipasang.

3.5 Air
Air yang dipakai untuk semua beton, spesi/mortel dan spesi injeksi harus bebas dari lumpur,
minyak, asam, bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang
dapat merusak. Air tersebut harus diuji oleh Direksi untuk menetapkan sesuai tidaknya
dengan ketentuan-ketentuan ini.

3.6 Pengukuran dan Pembayaran


Harga satuan yang ditawarkan dalam penawaran untuk jenis pekerjaan dimana terdapat
pasir, kerikil dan bahan pasangan batu, pasangan baut kosong harus meliputi harga
pembelian, pengolahan, pengangkutan, penimbunan, penyimpanan, penyaringan dan
pencucian kembali.
Semua biaya untuk menyediakan pasir, kerikil dan bahan-bahan pasangan batu harus
dimasukkan dalam harga satuan yang diajukan dalam penawaran untuk jenis-jenis
pekerjaan yang dikehendaki, dimana bahan itu dipergunakan.
BAB IV
PEKERJAAN GALIAN DAN PEKERJAAN TANAH

4.1 Uraian Umum


a. Pekerjaan galian tanah dibagi dalam beberapa jenis :
i). Galian tanah biasa
Galian tanah biasa mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan
kedalam galian tanah berbatu dan galian batu.
ii). Galian tanah berbatu
Galian tanah berbatu mencakup galian tanah yang bercampur batu dengan
komposisi setiap m3 terdiri dari minimal 40 % batu (termasuk batu mangga dan
kerikil) dan 60 % tanah biasa. Galian tanah keras berupa tanah cadas
dimasukkan kedalam galian tanah berbatu..
iii). Galian batu
Galian batu mencakup galian bongkahan batu dengan volume 1 m 3 atau lebih
dan seluruh batu atau bahan lainnya yang menurut Direksi tidak praktis
menggali tanpa menggunakan alat bertekanan udara atau pemboran dan
peledakan.
b. Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan penampang melintang dan
memanjang sebagaimana ditunjukkan dalam gambar, atau sesuai dengan yang
ditetapkan oleh Direksi. Pengambilan batas galian adalah sebagaimana tertera
dalam gambar, tetapi galian yang sebenarnya dapat berbeda dari garis yang
ditunjukkan. Dalam hal diperlukan atau dikehendaki suatu perubahan kemiringan
atau dinesi galian dari atau pengurangan akibat perubahan itu akan dibayar sesuai
dengan harga satuan yang tercantum dalam penawaran yang tidak terpengaruh oleh
adanya perubahan tersebut, kecuali secara khusus ditentukan lain didalam
Dokumen Kontrak. Jika Direksi menganggap bahwa pengeluaran Kontraktor dalam
melaksanakan pekerjaan bertambah akibat adanya perubahan dimensi atau
perubahan kemiringan suatu penyesuaian yang wajar dapat dibuat untuk setiap
penambahan biaya yang memang diperlukan sesuai dengan ketentuan yang ada
dalam Dokumen Kontrak.
c. Galian untuk bangunan harus dibuat sampai kedalaman yang cukup untuk
memperoleh pondasi yang kuat, bebas dari material yang mudah lapuk, lapisan
terbuka atau keadaan yang tidak sempurna lainnya
sebagaimana ditentukan Direksi. Usaha-usaha penyelidikan terhadap pondasi tidak
hanya sekedar menentukan secara tepat luas galian yang diperlukan, atau untuk
memperlihatkan cacat-cacat yang mungkin ada dalam pondasi. Penentuan garis-
garis akhir untuk galian yang tertera dalam gambar tidak boleh ditafsirkan sebagai
petunjuk garis galian yang akurat ataupun batas yang sebenarnya. Jika terjadi
kerusakan harus diperbaiki dengan membuat parit-parit diperintahkan Direksi. Kalau
tidak, semua galian harus dikerjakan sepanjang tidak dilaksanakan, sesuai dengan
garis - garis yang ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana ditentukan.
d. Semua tindakan pencegahan yang diperlukan harus diambil untuk menjaga material
pondasi dibawah dan diluar batas galian dalam kondisi yang paling stabil/kuat.
Semua pekerjaan galian peledakan, kedalaman dan ukuran lubang, ukuran dan
sifat-sifat isiannya harus disetujui Direksi. Bahan peledak harus cukup jumlah dan
kekuatannya dan harus digunakan di lokasi yang tidak akan membuka lapisan-
lapisan tanah maupun meratakan atau merusak batuan-batuan diluar batas-batas
galian yang ditentukan.
Apabila dasar suatu galian mencapai batuan, kedalaman lubang peledakan dan
jumlah bahan peledak yang dipakai perlubang harus dikurangi secara bertahap.
Apabila menurut pendapat Direksi, peledakan selanjutnya akan merusakkan batuan
dimana beton akan ditempatkan, penggunaan bahan peledak harus dihentikan dan
galian harus diselesaikan dengan cara mengiris, membongkar, membuat saluran,
mengebor dan melubangi atau dengan metoda - metoda lain yang dapat
dilaksanakan.
e. Setiap kerusakan terhadap pekerjaan yang disebabkan karena pelaksanaan oleh
Kontraktor, termasuk penghancuran material melebihi batas galian yang ditentukan,
harus diperbaiki oleh dan atas biaya Kontraktor. Kemiringan yang rusak atau hilang
akibat peledakan harus diperbaiki dan merupakan tanggung jawab Kontraktor.
f. Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan persetujuan Direksi. Tidak ada
biaya tambahan diluar harga satuan pekerjaan galian sebagaimana tercantum
dalam penawaran yang disebabkan oleh basahnya material galian.
g. Dibagian yang tidak diselumuti beton atau mortar, galian harus dibuat tepat sesuai
dengan ukuran yang disyaratkan dan harus diselesaikan sampai garis dan
kemiringan yang ditentukan, kecuali tempat-tempat yang tajam dan batuan asli akan
diijinkan sampai tidak lebih dari 5 cm dalam batas-batas yang ditentukan.
h. Setiap dan semua kelebihan galian untuk memudahkan kerja Kontraktor, atau galian
yang terlalu dalam yang dilaksanakan Kontraktor dengan tujuan atau alasan
apapun, kecuali diperintahkan secara tertulis oleh Direksi, dan apakah disebabkan
oleh kesalahan Kontraktor maupun tidak, akan menjadi tanggungan Kontrktor.
Apabila disyaratkan untuk penyelesaian pekerjaan, semua kelebihan galian dan
galian yang terlalu dalam seperti itu harus diisi kembali dengan material yang
disetujui yang disedikiakan dan keierjakan oleh dan atas biaya Kontraktor.

4.2 Galian Pondasi dan Bangunan


Material yang tidak cukup kokoh untuk dilaksanakan menurut kemiringan yang ditunjukkan
dalam gambar, atau yang ditentukan oleh Direksi dan material longsoran diluar batas galian
yang ditentukan oleh direksi dan material longsoran diluar batas galian yang ditentukan
semula, yang masuk kedaerah galian, harus disingkirkan oleh Kontraktor dengan suatu cara
yang disetujui sebagaimana diperintahkan Direksi, dan kemiringan harus diselesaikan
sampai batas dan kedalaman akhir yang ditentukan Direksi. Kontraktor diharuskan untuk
menggali daerah longsoran yang potensial melibihi batas dari galian yang direncanakan
semula dimana dalam pertimbangan Direksi, galian tersebut diperlukan untuk menjaga
kerusakan terhadap pekerjaan. Pembuangan longsoran dan penggalian pada daerah
longsoran yang potensial hanya diijinkan dengan pengarahan dan persetjuan Direksi.

4.3 Penggunaan Material Galian


a. Kontraktor harus menggunakan semua material yang dapat dipakai/memenuhi
syarat, sebagaimana ditetapkan Direksi, hasil pekerjaan galian baik yang permanen
ataupun sementara yang harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan menurut
syarat-syarat teknik ini. Material yang memenuhi syarat dapat ditimbunkan langsung
dari tempat galian, atau dapat ditempatkan sebagai timbunan sementara dan
kemudian baru ditimbunkan langsung dari tempat galian, atau dapat ditempatkan
sebagai timbunan sementara dan kemudian baru ditimbunkan pada lokasi yang
ditentukan Direksi. Material galian yang tidak memenuhi syarat untuk digunakan
dalam pelaksanaan pekerajaan permanen, sebagaimana ditetapkan Direksi, harus
disingkirkan ke lokasi yang disetujui Direksi.
b. Bilamana material hasil galian yamg memenuhi syarat volumenya tidak mencukupi
untuk melaksanakan pekerjaan timbunan, pengurugan, urugan kembali dan
pekerjaan tanah lain yang disyaratkan, maka material yang memenuhi syarat harus
diambil dari tempat pengambilan (Borrow Area) yang telah disetujui Direksi.

4.4 Pembuangan Material Galian


a. Material galian yang tidak memenuhi syarat atau material kelebihan yang tidak akan
dipakai dalam pekerjaan yang harus dilaksanakan, harus dibuang.
b. Pembuangan material galian yang harus disingkirkan harus menurut persetujuan
Direksi. Pemadatan material buangan tidak disyaratkan.
c. Tanah buangan hendaknya ditempatkan pada spoil bangk dipinggir saluran
pembuangan, atau pada tanggul dipinggir anak sungai yang terletak didalam jalur
kejra (ROW) yang diperintahkan untuk diurug, atau ditempat pembuangan lain yang
ditunjuk atau disetujui oleh Direksi. Spoil bank pada saluran pembuang harus
menerus kecuali untuk bukaan pada bangunan dan celah jarak-jarak yang
memenuhi syarat untuk drainase dari daerah sekitarnya, sebagaimana ditunjukkan
dalam gambar atau atas petunjuk Direksi. Semua spoil bank harus diratakan dan
dirapihkan serta diberi talud (kemiringan lereng) secukupnya untuk drainase.

d.

e.

f.
dari
saluran drainase permanen, atau mengganggu fungsi suatu saluran, dan dimana
tidak akan mengurangi penampilan dari proyek yang harus diselesaikan maupun
Material buangan yang tidak ditempatkan mengganggu kelancaran fungsi bangunan-bangunannya. Material buangan harus
pada spoil bank atau tanggul urugan
diratakan dan dirapihkan serta diberi talud (kemiringan lereng) secukupnya untuk
harus
drainase.
ditempatkan di tempat pembuangan
Kontraktor tidak disyaratkan untuk mengangkut material buangan lebih dari 50 m
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar
tanpa pembayaran tambahan.
atau
Biaya pengangkutan material galian dari tempat galian sampai tempat pembuangan
yang disetujui Direksi. Material buangan
didalam jarak 30 m, dan pembuangan semua material galian yang disingkirkan,
harus ditempatkan pada suatu termpat
sebagaimana ditentukan dalam paragraph ini, sudah termasuk dalam harga satuan
yang
pekerjaan galian yang tercantum dalam Surat Penawaran, kecuali jika Direksi
tidak menimbulkan gangguan yang
memerintahkan material buangan harus diangkut melibihi jarak angkut bebas,
membahayakan terhadap aliran yang ada
Kontraktor berhak atas pembayaran tambahan.

4.5 Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan galian dibuat berdasarkan volume
material galian sampai batas yang ditunjukkan dalam gambar atau ditetapkan dalam
syarat-syarat teknik ini, dan hanya akan meliputi material yang betul-betul digali
sesuai dengan petunjuk Direksi. Bilamana batas-batas galian tidak ditunjukkan
dalam gambar, galian akan diukur sampai batas-batas yang ditetapkan dalam
syarat-syarat teknik ini, atau sampai batas elevasi dan dimensi yang diperintahkan
Direksi.
b. Kontraktor harus sudah memperkirakan semua tanggungjawab dalam pengambilan
keputusan dan kesimpulan mengenai kondisi sesungguhnya dari material yang digali
dan kesulitan-kesulitan dalam pembuatan dan pemeliharaan galian yang disyaratkan
selama masa pelaksanaan dan masa pemeliharaan sebagaimana tercantum dalam
kontrak.
c. Pembayaran untuk pekerjaan galian dibuat berdasarkan harga satuan per meter
kubik yang ditawarkan dalam Surat Penawaran untuk masing-masing item pekerjaan
galian, harga mana sudah termasuk seluruh biaya dari :
(i). Pekerjaan galian
(ii). Pengangkutan dan pembuangan material kelebihan dan material yang tidak
terpakai .
(iii). Pengangkutan material yang dapat dipergunakan dari tempat galian ke
tempat penimbunan sementara, bilamana disetujui Direksi.

(iv). Pengangkutan material yang dapat dipergunakan dari tempat galian ke


tempat penimbunan sementara, bilamana disetujui Direksi.
(v). Pengangkutan melibihi jarak 50 m akan dibayar sesuai dengan ketentuan
dalam pembuangan material galian.

4.6 Overhoul (Pengangkutan)


1. Galian Borrow
a.
Pekerjaan ini terdiri dari pembersihan tanah dan pembongkaran akar-akar
tanaman yang ada, penggalian dan menaikkannya ke atas truck. Hasil galian
untuk tanah timbunan harus terdiri dari lempung, lempung kepasiran, lempung
kedanauan atas campuran dari pada itu dan tidak mengandung bahan organik
atau bahan lain yang bisa merusak atau menurut petunjuk Direksi.

b. Areal tanah untuk bahan timbunan harus dibersihkan sedalam ± 5 cm sebelum


penggalian dimulai serta hasil stripping harus dikumpulkan. Penggalian harus
diusahakan sedemikian rupa sehingga diperoleh campuran yang merata dari
berbagai macam tanah yang dijumpai sepanjang penggalian.
Pemborongan harus membuat drain (saluran pembuang) jika perlu dan menata
dengan baik untuk menghindarkan genangan air.
Tidak ada pengukuran dan pembayaran yang terpisah-pisah untuk pekerjaan
pasal tersebut diatas.
2. Pengangkutan
Jika material diangkut untuk memenuhi spesifikasi ini, harus diangkut melibihi 50 m
jaraknya untuk dipakai atau untuk ditimbun, maka Pemborong berhak mendapat
bayaran tambahan untuk angkutan.
Angkutan diukur dalam satuan m3 dengan jarak angkut tiap 1 km yang melibihi 50 m
jarak angkut bebas.
3. Pembayaran
Pembayaran untuk angkutan ini dihitung menurut harga satuan per m 3 yang ditawarkan
dalam daftar volume, harga tersebut sudah termasuk pekerjaan yang terdapat dalam
item pekerjaan galian borrow.
Ongkos material yang diangkut hanya sampai jarak 50 m sudah termasuk dalam harga
satuan untuk berbagai penggalian yang ditawarkan dalam daftar volume atau yang
terdapat dalam BAB V.

4.7 Tanggul Timbunan Padat


Uraian pekerjaan tanggul timbunan yang dipadatkan adalah seperti ditunjukkan dalam
gambar, biasanya sepanjang sungai atau aliran air, atau menurut petunjuk Direksi.
Penyiapan lapisan-lapisan timbunan, pelaksanaan pekerjaan dan pemadatannya harus
sesuai dengan ketentuan dalam paragraph ini.
Biaya galian material pada tanah pengambilan (Borrow Area) sudah harus termasuk dalam
harga satuan per meter kubik pekerjaan tanggul timbunan yang dipadatkan.

Pelaksanaan
a. Setelah pekerjaan stripping yang disyaratkan selesai dikerjakan, seluruh permukaan
tanah dibawah timbunan yang akan dipadatkan harus dipartu atau digaruk sedalam
tidak kurang dari 15 cm, harus dibasahi bila diperlukan, dan dipadatkan sebagaimana
ditentukan disini.
b. Untuk pekerjaan timbunan diatas tanggul lama, ketentuan berikut harus dikerjakan
sebelum pekerjaan timbunan dilaksanakan. Tanggul lama harus distripping dan
dibuatkan bangku/undakan. Bangku harus dikerjakan dengan ketentuan ke arah
vertikal, maksimum setinggi 50 cm dan ke arah horizontal minimum selebar 100 cm.
Setelah bangku selesai dikerjakan dibasahi jika diperlukan, kemudian dipadatkan
sebagaimana ditentukan.
c. Timbunan harus dikerjakan dalam lapisan-lapisan datar melintang seluruh lebar
timbunan sampai kemiringan yang disyaratkan. Timbunan tidak boleh diperlebar dengan
material lepas yang diambil dari ujung kaki timbunan. Pekerjaan timbunan dapat
dilaksanakan dengan tenaga manusia, alat mekanik penggali dan pengangkut tanah,
alat penggali yang menimbun material langsung dari tempat galian, atau dengan
metoda-metoda lain yang disetujui. Timbunan harus dibuat serata mungkin dan
penggerakan peralatan di atas timbunan selama pelaskanaan harus diatur
perjalanannya sedemikian rupa dengan tujuan mendistribusikan efek pemadatan dari
peralatan tersebut utnuk mendapatkan hasil kerja yang sebaik-baiknya. Timbunan yang
dikerjakan dengan alat/mesin gali yang menimbun material langsung dari tempat galian,
kecuali untuk timbunan yang harus dipadatkan, harus dibuat dalam lapisan-lapisan
horisontal dengan ketebalan yang kira-kira sama dengan kedalaman material yang
ditimbulnkan oleh mesin penggali tersebut.
d. Material galian yang basah, kecuali menerut Direksi tidak memenuhi syarat, akan
dipergunakan untuk timbunan. Suatu kadar kelembaban yang berlebihan, jika disetujui
Direksi, tidak merupakan alasan untuk penolakan. Kontraktor harus merencanakan
pelaksanaan penempatan timbunan termasuk kelambatan-kelambatan yang wajar,
penimbunan sementera baru kemudian penempatannya, pencampuran dengan material
kering atau prosedur lain atau kombinasi dari prosedur-prosedur, bilamana diperlukan
untuk mendapatkan material yang mempunyai kadar kelambatan yang cukup untuk
dipasang sebagai timbunan yang ditentukan.

Pemadatan
a. Timbunan harus dipadatkan sampai batas-batas, elevasi dan kemiringan seperti terlihat
pada gambar, atau menurut yang ditetapkan oleh Direksi. Pelaksanaan penimbunan
oleh kontraktor dengan memakai material galian yang telah disetujui untuk
dipergunakan sebagai bahan timbunan haruslah sedimikian rupa sehingga pada waktu
ditimbunkan menghasilkan gradasi yang memenuhi syarat. Bagian timbunan yang
ditetapkan dalam gambar sebagai timbunan padat harus dilaksanakan dengan material
yang memenuhi syarat. Bagian timbunan yang ditetapkan dalam gambar sebagai
timbunan padat harus dilaksanakan dengan material yang lebih halus dan yang paling
memenuhi syarat untuk menghasilkan impermeabilitas/kekedapan dan kestabilan yang
lebih besar pada waktu dipadatkan.
b. Sebelum dan selama pelaksanaan penimbunan, material timbunan harus mempunyai
kadar kelembaban optimum yang disyaratkan untuk tujuan pemadatan sebagaimana
ditentukan Direksi, dan kadar kelembabannya harus seragam pada semua bagian
disetiap lapisan. Material ditempat galian diusahakan untuk memiliki kadar kelembaban
yang cukup. Jika kadar kelembaban terlalu rendah untuk pekerjaan pemadatan yang
efisien, pelsakaan pemadatan harus ditunda, kecuali dengan persetujuan khusus dari
Direksi, dan kadar kelembaban harus ditambah dengan penyiraman dan material diolah
kembali ditempat pemadatan. Jika kadar kelembaban terlalu tinggi untuk pekerjaan
pemadatan yang efisien, pelaksanaan pemadatan harus ditunda beberapa waktu
sampai material memperoleh kadar kelembaban opimum, atau material harus
dikeringkan dengan pencampuran dengan material kering, atau dengan cara-cara lain
yang disetujui.
c. Material yang dipadatkan aharus dihamparkan dalam lapisan-lapisan datar dengan
ketebalan, setelah dipadatkan, tidak lebih dari 20 cm dan distribusi material harus
sedemikian sehingga material yang dipadatkan menjadi homogen dan bebas dari
cembungan-cembungan, kantong-kantong, patahan atau ketidak sempurnaan lain.
Pelaksanaan penggalian dan penimbunan harus sedemikian sehingga material, pada
waktu dipadatkan, menjadi tercampur dengan baik untuk memperolah derajat
kepadatan, kekedapan dan kestabilan yang optimal.
d. Apabila material telah disiapkan dan dihamparkan sebagaimana ditentukan, harus
dipadatkan memakai alat pemadat dengan berat dan ukuran yang sesuai. Tipe, ukuran
dan berat alat peamadatan pada syarat-syarat teknik ini dipenuhi dan kemajuan
pekerjaan yang memuaskan tercapai. Apabila ada peralatan atau cara kerja yang
dalam pelaksanaaannya tidak memperolah hasil yang memuaskan tercapai. Apabila
ada peralatan atau cara kerja yang dalam pelaksanaannya tidak memperolah hasil yang
memuaskan, Direksi akan memerintahkan supaya cara kerja harus diubah atau peralatn
yang tidak memuaskan harus ditarik. Semua tipe alat gilas harus dilengkapi dengan
batang-batang pembersih. Apabila Sheep Foot Roller diperguanakan dengan baik dan
ruang antara kami pemadat harus dijaga supaya tetap bersih dari material yang
mengganggu efektifitas dari alat pemadat tertentu.
e. Material timbunan yang dipadatkan harus dipadatkan sampai diperoleh kepadatan
kering dari material yang dipadatkan tidak kurang dari 92 % kepadatan kering
maksimum laboratorium, sebagaimana ditentukan dalam Standar Proctor Compaction
Teset (ASTM Designation : D698, method A), untuk material yang dipadatkan kecuali
jika ditentukan lain untuk suatu bagian khusus dari pekerjaan itu dari Direksi akan
mengambil contoh material yang dipadatkan dan akan melaksanakan tes yang
disyaratkan untuk menentukan bahwa hasil pemadatan memenuhi dari syarat-syarat
teknik ini, Kontrkator harus membantu Direksi dalam mendapatkan contoh yang
repersentatif untuk pengetesan, dan segala biaya yang timbul atas pekerjaan ini
menjadi tanggungjawab Kontraktor.

Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran dan pembayaran pekerjaan pemadatan timbunan sudah termasuk seluruh
pekerjaan dilokasi tanah pengambilan (Borrow Area) yang meliputi pekerjaan
penggalian, pemuatan stripping, angkutan dan pekerjaan perbaikan lokasi Borrow.
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pemadatan timbunan dibuat berdasarkan
volume material yang dipadatkan sampai batas, elevasi dan dimensi yang ditunjukkan
dalam gambar, atau ditetapkan oleh Direksi, dan hanya berdasarkan material yang
dipadatkan atas petunjuk Direksi.
Bentuk akhir dari batas-batas, elevasi dan dimensi konstruksi timbunan yang dipadatkan
adalah sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar.
b. Pembayaran untuk pekerjaan timbunan yang dipadatkan sudah termasuk pekerjaan
galian tanah pengambilan, pemuatan, stripping, angkutan dan perbaikan kembali pada
lokasi tanah pengambilan (Borrow Area). Pembayaran tersebut dibaut dalam harga
satuan per meter kubik sebagaimana tercantum dalam Surat Penawaran, harga mana
sudah termasuk biaya semua pekerjaan yang disyaratkan untuk pekerjaan timbunan
yang dipadatkan dan kelengakapan akhir konstruksi timbunan. Tidak ada pengukuran
dan pembayaran terpisah untuk pekerjaan galian “Borrow”, pemuatan, stripping,
angkutan atau perbaikan kembali pada Borrow Area.
Tanggul timbunan yang dipadatkan akan diukur dan dibayar bilamana elevasi puncak
dari tanggul yang dikerjakan telah sesuai dengan elevasi rencana sebagaimana
ditunjukkan dalam gambar. Tidak ada pengukuran dan pembayaran parsial untuk setiap
bagian timbunan yang belum selesai diluar dari yang dijelaskan dalam paragraph 4 (a)
dan 4 (b).

4.8 Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan timbunan tanggul pasang surut dibuat
berdasarkan volume urugan sampai batas-batas, ketinggian dan dimensi sebagaimana
ditunjukkan dalam gambar atau ditetapkan oleh Direksi.
Survey (pengukuran) awal dari tanggul pasang surut yang telah ada (asli) dan survey
akhir setelah pekerjaan tanggul pasang surut diselesaikan akan merupakan prosedur
yang dipergunakan untuk menentukan volume timbunan. Tidak ada pembayaran untuk
galian drain atau tanah pengembalian lain yang dipakai untuk pekerjaan tanggul pasang
surut.
b. Pembayaran pekerjaan timbunan tanggul pasang surut dibuat dalam harga satun per
meter kubik sebagaimana tercantum di dalam Surat Penwaran, harga mana telah
termasuk semua biaya untuk pelaksanaan pekerjaan timbunan tanggul pasang surut
sebagaimana disyaratkan disini.
BAB V
PEKERJAAN PASANGAN BATU (STONE MASONRY)

5.1 Lingkup Pekerjaan


Semua pasangan batu kali (stone masonry) menurut spesifikasi ini dan semua tujuan-
tujuan yang bersangkutan dan untuk hal yang mungkin diperintahkan oleh Direksi, harus
terdiri dari bahan-bahan yang dispesifikasikan disini dan harus dicampur teratur, dibentuk
dan ditempatkan sesuai dengan persyaratan dan ketentuannya.
Persyaratan dan ketentuan ini selanjutnya harus ditetapkan pada semua pekerjaan baut,
kecuali bila dirubah secara khusus oleh Direksi untuk bagian-bagian pekerjaan tertentu.

5.2 Bahan
Bahan-bahan yang dipakai dalam pekerjaan ini harus sesuai dengan masuk dalam
ketentuan-ketentuan spesifikasi teknis ini sebagaimana disebutkan dalam BAB I tentang
bahan umum.
Dalam keadaan memaksa bahan-bahan tersebut dapat diganti bahan yang lain dengan
ketentuan mutu lebih baik atau sama dengan ketentuan spesifikasi teknik ini dengan
persetujan Direksi.

5.3 Susunan spesi/adukan


Adukan untuk memasang batu kecuali ada ketentuan lain dari spesifikasi disini atau atas
petunjuk Direksi terdiri dari 1 (satu) bagian semen portland dan 4 (empat) bagian pasir
(keadaan lepas) dan air secukupnya untuk membuat kekentalan yang cocok untuk
penggunaan yang dimaksudkan.

5.4 Pengadukan
Spesi diaduk dengan mesin pengaduk (mixer). Cara dan alat yang dipergunakan untuk
mencampur adukan harus sedemikian agar mudah ditentukan dan diawasi seteliti mungkin
dan harus menurut persetujun Direksi.
Jika mesin pengaduik (mixer) dipergunakan maka pencampurannya dilakukan sesudah
semua bahan berada dalam alat pengaduk dan pengadukannya tidak boleh kurang dari 2
(dua) menit.
Adukan yang harus dicampur hanya dalam jumlah yang sesuai untuk segera
dipergunakan. Semua adukan yang tidak dipergunakan sampai 30 menit tidak boleh
dipergunakan.
Penumbukan ulang atas adukan yang mengeras tidak diijinkan. Ember-ember adukan
harus dibersihkan dan dicuci pada akhir tiap hari kerja. Tempat dimana pasangan batu
akan diletakkan harus kering dan bersih dari lumpur.

5.5 Pemasangan
a. Sebelum pemasangan dilakukan, semua batu yang dipergunakan dalam
pekerjaan pasangan batu kali harus betul-betul bersih dari kotoran-kotoran dan
disetujui oleh Direksi.
b. Pelaksanaan pekerjaan padangan batu kali tidak boleh dilanjutkan selama hujan
yang cukup lebat atau cukup lama kecuali bila ada usaha-usaha lain yang
memungkinkan sehingga lokasi pekerjaan tidak terkena oleh hujan.
Adukan yang meleleh atau mencair karena air hujan harus dibuang dan diganti
sebelum pekerjaan dilanjutkan. Pekerja tidak diperkenankan berada di atas
pasangan batu sebelum pasangan batu benar-benar mengeras.
c. Semua batu yang dipergunakan dalam pasangan batu atau pasangan dengan
siaran spesi, harus dibasahi dengan air sebelum dipergunakan.
Pembasahan dengan cara yang terjamin sehingga masing-masing batu dibasahi
seluruhnya dan merata.

5.6 Perawatan (curing)


a. Semua pasangan batu termasuk siaran dan plesterannya harus dirawat dengan
air atau cara-cara lain yang dapat diterima menurut persetujuan Direksi.
b. Jika perawatan dilaksanakan dengan air, pasangan batu harus dijaga agar tetap
basah paling tidak 14 hari kecuali ada petunjuk lain dari Direksi.
Pembasahan dengan cara menutupi pasangan dengan bahan-bahan yang
direndam air atau dengan pipa-pipa alat penyiram, pipa berpori, menggenanginya
atau cara lain yang disetujui agar permukaan yang dirawat selalu basah.
Air yang dipakai untuk perawatan harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada
spesifikasi untuk air.

5.7 Perbaikan Pasangan Batu


Jika sesudah penyelesaian pekerjaan, pasangan batu berada diluar garis ketentuan atau
tidak datar, atau tidak sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar rencana, pasangan
batu tersebut harus dibuang dan diganti atas biaya Kontraktor.

5.8 Siaran.
a. Spesi untuk semua siaran terdiri dari 1 (satu) bagian semen portland dan 2 (dua)
bagian pasir (keadaan lepas) ditambahkan air secukupnya untuk menghasilkan
kekentalan yang cocok untuk penggunaan dimaksud.
b. Sebelum pekerjaan siaran dimulai, sambungan-sambunan dari semua permukaan
batu harus dikasarkan, dibersihkan dengan sikat kawat dan dibasahi.
Pekerjaan siaran dapat berupa :
- Siar terbenam : Pengisi sambungan dengan tebal rata-rata 1
cm dari permukaan batu.
- Siar rata : Siaran diratakan dengan permukaan batu
- Siar timbul : Siaran setebal 1 cm, lebar tidak kurang dari 2
cm.
Semua pekerjaan siaran dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Direksi.

5.9 Pleseteran
Pekerjaan plesteran dilaksanakan hanya menurut garis-garis seperti yang ditunjukkan
dalam gambar atau ditentukan oleh Direksi secara tertulis. Harga satuan yang ditawarkan
mencakup biaya-biaya untuk air, semen, pasir, batu, pengangkutan, penyiapan untuk
pemasangan, perawatan, perlindungan, penyelesaian dan pembetulan permukaan batu
(batu muka). Pembuatan pipa-pipa whoephole dengan filternya, penyiapan fondasi untuk
pasangan dan keperluan lainnya untuk penyelesaian pekerjaan pasangan dan keperluan
lainnya untuk penyelesaian pekerjaan pasangan batu sesuai dengan spesifikasi ini.
Pembayaran dilakukan sesuai harga satuan per meter kubik.
- Pengukuran siaran untuk pembayaran akan dilaksanakan berdasarkan luas
permukaan padangan batu yang terbuka/tampak.
- Pengukuran plesteran untuk pembayaran akan dilaksanakan berdasarkan luas
pekerjaan plesteran tersebut.
BAB VI
PEKERJAAN BETON

6.1 Lingkup Pekerjaan


Semua beton yang akan dipakai untuk bangunan yang akan dikerjakan harus terdiri dari
bahan-bahan yang dirinci disini dan harus dicampur dengan perbandingan yang sesuai,
dicor dan dituang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tersebut disini.
Peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan yang disebutkan disini akan berlaku kecuali
bila secara khusus diubah oleh Direksi. Setiap syarat dan ketentuan yang baik termaktub
disini harus sesuai dengan Standar Indonesi untuk beton, N.I.2 PBI – 1971.
6.2 Bahan
a. Semen Portland harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan dalam Bab Bahan Umum 1.1.
b. Semua besi beton harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan
yang ditetapkan dalam Bab Besi Beton.
c. Semua pasir dan agregat kasar yang digunakan dalam beton, spesi/mortar dan
spesi injeksi dalam spesifikasi ini, harus disediakan oleh Kontraktor sesuai dngan
syarat-syarat dan ketentuan untuk pasri dan agragat kasar yang terinci alam
Bahan Umum.
6.3 Kelas dan Mutu Beton
a. Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan standar Beton Indonesia N.I.2,
PBI – 1971, menurut Tabel dibawah ini :
Kelas Mutu  bk  bm Kategori Pengawasan terhadap
( kg/cm2 ) ( kg/cm2 ) dari
Bangunan Kualitas Kekuatan
( tujuan ) Agregat Beton
I Bo - - Non Kualitas dgn Tidak ada
Struktural data pengujian
II - B1  bk adalah - kekuatan -tekan karakteristik
Struktural yangPemeriksaan Tidakhasil
ditentukan dari hasil- ada
dgn teliti pengujian
sejumlah besar percobaan-percobaan benda uji.
K125 bm adalah
125 harga kekuatan
200 tekanSda
rata-rata. Pengujian Memerlukan
-
terinci dgn pengujian
Bilamana tidak ditentukan lain, kekuatan tekan beton adalah merupakan
analisa kekuatan
tekan hancur dari contoh kubus yang bersisi 15 ( +0.06 )ayakan
cm diuji pada umur 28
K175
hari. 175 250 Sda Sda
Sda
b. Rumus untuk perhitungan  bk adalah sebagai berikut :

bkK225 = 225bm – 1.64 300


 s Sda Sda Sda

III SK>225= >225 N ( >300


b – bm )2 Sda Sda Sda
-------------
1 N-1

b
 bm = -------------
N
Dimana :
N S
b 
= Ju yang harus diuji minimum 20
= mla Kekuatan tekan tiap contoh (kg/cm2)
h
= kub Kekuatan tekan rata-rata (kg/cm2)
= us Deviasi standar (kg/cm2)
c. Apabila dianggap, sehubungan dengan julah kubikasi, pembuatan tanda uji
sebanyak 20 buah terlalu banyak, Bab 4, Pasal 7, PBI – 1971 – NI - 2

6.4 Komposisi/Campuran Beton


- Beton harus dibnetuk dari Semen Portlan, pasir, kerikil/batu pecah, air seperti
yang ditentukan sebelumnya, semuanya dicampur dalam perbandingan yang
sesuai dan diolah sebaik-baiknya sampai pada kekentalan yang tepat.
- Spesi injeksi (grout) harus terdiri dari Semen Portland, pasir dan air dan suatu
bahan pengisi yang tidak susut yang disetujui oleh Direksi, semua dicampur
dengan perbandingan yang sesuai dan kekentalan yang disetujui oleh Direksi.
- Untuk beton mutu Bo, campuran yang biasa untuk pekerjaan non-struktural
dipakai perbandingan dari Semen Portland, terhadap jumlah pasir dan agregat
kasar yang tidak boleh kurang dari 1 : 8.
Banyaknya semen untuk tiap m3 seditinya harus 225 kg
- Untuk beton mutu BI dan K125, campruan nominal dari Semen Protland pasir dan
kerikil/batu pecahan harus digunakan dengan perbandingan 1 : 2 : 3.
Banyaknya semen untuk tiap m3 beton harus antara 300 sampai 325 kg.

- Untuk mutu K-175 dan mutu lainnya yang lebih tinggi harus dipakai “campuran
yang direncanakan : (designed mix). Campuran yang direncanakan ditemukan
dari percobaan–percobaan campuran yang memenuhi kekuatan karekteristik yang
disyaratkan.
Banyaknya semen untuk tiap m3 beton paling tidak harus 325 kg.
- Ukuran maksimal agregat kasar dalam beton untuk bagian-bagian dari pekerjaan
tidak boleh melampaui ukuran yang ditetapkan oleh Direksi.
Ukuran tersebtu harus ditetapkan sepraktis mungik hingga tercapai pengecoran
yang tepat dan memuaskan.
- Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai
pekerjaan (sesuai kelas mutu) harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama
berlangsungnya pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan
beton yang dihasilkan.
Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akan ditatapkan atas
dasar beton yang dihasilkan, yang mempunyai kepadatan yang tepat, kekedapan,
keawetean dan kekuatan yang dikehendaki, dengan tidak memakai semen terlalu
banyak.
Faktor air semeen dari beton (tidak terhitung air yang diisap oleh agregat) tidak
boleh melampaui 0.53 (dari beratnya) untuk kelas lain-lainnya.
Perbandingan-perbandingan campuran harus dirubah jika perlu untuk tujuan atau
penghematan yang dikehendaki, dalam kepadatan, kekedapan, keawetan atau
kekuatan dan Kontraktor tidak berhak penambahan atau kompensasi yang
disebabkan oleh perubahan tersebut.

6.5 Pengujian
- Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keperluan untuk
menjamin beton dengan konsistensi yang baik dan untuk menyesuaikan variasi
kandungan lembab atau gradasi (perbutiran) dari agregat waktu masuk dalam
mesin pengaduk (mixer). Penambahan air untuk mencairkan beton kaku hasil
pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi kering sebelum dipasang adalah
tidak perkenankan.
Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump), sesuai Tabel 4.4.1. PBI –
1971. Direksi berhak untuk menuntut nilai slump yang lebih kecil bila hal tersebut
dapat dilaksanakan (praktis) dan akan menghasilkan beton berkwalitas lebih tinggi
untuk alasan penghematan.
- Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan oleh Direksi melalui pengujian biasa
dengan silinder berukuran 15 x 30 cm atau kubus 15 x 15 cm atau kubus 20 x 20
cm, dibuat dengan diuji sesuai dengan N.I.2 – PBI 1971,
dengan kekecualian untuk semua beton yang akan dibuat contoh-contoh silinder,
potongan-potongan dari agregat kasar lebih besar dari 3.8 cm harus dibuang
dengan menyaring atau memungut.
Apabila hasil pemeriksaan benda uji menunjukkan mutu beton yang tidak
memenuhi syarat, diadakan tindakan-tindakan sesuai PBI – 71 Bab 4, Pasal 8
atau menurut perintah Direksi. Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang
diperlukan untuk mengerjakan contoh-contoh pemerisaan yang representatif.
Frekuaensi pemeriksaan akan ditetapkan oleh Direksi berdasarkan tingkat
pengecoran dan strukutr, tetapi tidak lebih serting dari pada yang diperlukan untuk
mendapatkan kapasitas bahwa beotn yang diapasang adalah sesuai dengan
spesifikasi dan ketentuan rencana.

6.6 Perlengkapan Mengaduk


Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian
cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari maisng-masing bahan pembentuk
beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara mengerjakannya selalu harus
mendapatkan persetujuan Direksi.

6.7 Mengaduk
a. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam “mesin
pengaduk beton” yaitu “Batch Mixer” atau Portable Contunous Mixer selama
sedikit-sedikitnya 1.5 menit sesudah semua bahan ada dalam mixer.
b. Waktu pengadukan ditambah, bila mesin pengaduk berkapasitas lebih dari 1.5 m3.
Direksi berwewenang untuk menambah waktu pengaduk jika pemasukan bahan
dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan
kekentalan dan warna yang merata. Beton harus seragam dalam komposisi atau
konsistensi. Air harus dituangkan lebih dahulu, dan selama pekerjaan mencampur.
Pengadukan yang lamanya berlebihan yang membutuhkan penambahan air untuk
mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki tidak diperkenankan.
c. Truk pengaduk (truck mixer) hanya diperkenankan jika pengaduk dan
pengerjaannya adalam sedemikian, sehingga beton dari adukan ke adukan
mempunyai konsistensi dan mutu yang merata dan sama.
d. Beton yang tertinggal dalam truk yang memerlukan tambahan air yang cukup
untuk memungkinkan pemasangan yang memuaskan harus dibuang atas biaya
Kontraktor. Pengadukan yang selalu memproduksi hasil yang tidak memuaskan
haruslah diperbaiki. Mesin Pengaduk yang disentralisir (batching, maxing plant)
harus diatur sedemikian, hingga pekerjaan mengaduk dapat diawasi dengan
mudah dari stasiun operator. Mesin pengaduk tidak boleh dibebani melebihi
kapasitas yang telah ditentukan kecuali apabila telah myata-nyata diperkenankan.
Tiap mesin pengaduk dilengkapi dengan alat mekanis untuk mengatur dan
menghitung jumlah adukan.

6.8 Rencana Cetakan


Cetakan harus sesuai dengan berbagai bentuk, bidang, batas dan ukuran dari hasil beton
yang diinginkan sebagaimana tercantum pada gambar-gambar atau seperti yang telah
ditetapkan oleh Dieksi.
Bahan yang akan dipakai dan rencana cetakan harus mendapat persetujuan demikian
tidak akan menngurangi tanggung jawab Kontraktor terhadap keserasian bentuk maupun
terhadap perlunya perbaikan kerusakan-kerusakan yang mungkin dapat timbul sewaktu
pemakaian. Sewaktu-waktu Direksi dapat mengafkir sesuatu bagian dari bentuk yang tidak
dapat diterima dalam segi apapun dan Kontraktor harus segera menggantinya atas beban
sendiri.

6.9 Konstruksi Cetakan


a. Cetakan untuk beton yang sesuai dengan model yang dikehendaki harus
digunakan bila perlu. Cetakan dapat terbuat dari logam, lembaran plywood,
papan kayu yang dipres atau dari papan yang disertu halus, dan dalam keadaan
baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan permukaan yang sempurnya
seperti terinci disini.
b. Permukaan beton yang rata diperlukan untuk bagian dari jalan air. Cetakan untuk
permukaan yang demikian dapat dibuat dari kayu maupun dari logam dan harus
dalam bentuk dan ukuran yang dikehendaki. Cetakan tersebut harus berkekuatan
dan berkekakuan tetap dalam tempat dan bentuk selama berlangsungnya
pekerjaan penggetaran untuk pemadatan beton. Semua cetakan kayu pada
permukaan jalan air harus disertu rata/gosok dengan kertas pasir untuk
menghilangkan tanda-tanda bekas dari cetakan sejauh hal ini dapat dikerjakan.
c. Usaha-usaha yang sesuai dan efektif harus dikerahkan dalam pekerjaan cetakan
untuk menguatkan pinggiran batas dan ujung lainnya dalam arah yang tepat untuk
menghindari terbentuknya pelengkungan-pelengkungan sisi-sisi pinggiran tersebut
atau kerusakan-keruskan permukaan beton yang telah diselesaikan.
d. Semua cetakan yang dibangun harus teguh.
Alat-alat dan usaha-usaha yang sesuai dan cocok untuk membuka cetakan-
cetakan tanpa merusak permukaan dari beton yang telah selesai harus tersedia.
Sebelum beton dicor, permukaan dari cetakan-cetakan harus diminyaki dengan
minyak biasa yang dipergunakan untuk mencegah secara efektif lekatnya beton
pada cetakan dan tidak akan mengotori beton. Semua material untuk melepaskan
lekatan harus dipakai hanya setelah disetujui oleh Direksi. Penggunaan minyak
cetakan harus hati-hati untuk mencegah kontak dengan besi beton dan
mengakibatkan kurangnya daya lekat.
e. Semua cetakan harus betul-betul teliti dan aman pada kedudukannya sehingga
dicegah pengembangan atau gerakan lain selama pengecoran beton. Cetakan ini
dapat disangga selama pengecoran beton pada pilar-pilar beton (concrete piers),
kaki-kaki logam (metal pedestrial) atau oleh cara-cara lain yang disetujui.
Penyangga cetakan (perancah) harus berdiri pada pondasi yang baik sehingga
tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan.

6.10 Persiapan Pengecoran


a. Beton tidak beleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan beton,
pemasangan instalasi-instalasi yang harus ditanam, pengokong, pengikatan
penyiapan permuakaan yang berhubungan dengan pengecoran telah disetujui
oleh Direksi. Kecuali untuk pondasi-pondasi sumuran, beton tidak boleh dicor
dalam air tanpa ijin tertulis dari Drieksi, dan cara mengecor harus meneurut
peresetujuan. Beton tidak boleh dicor pada air yang mengalir dan tidak beleh
berhubungan dengan air yang mengalir sebelum beton itu cukup keras. Semua
permukaan cetakan dan material tertanam yang dilekati spesi/mortel adukan
beton yang lebih dahulu dicor harus dibersihkan dari adukan-adukan tersebut
sebelum pengcoran dilanjutkan.
b. Sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran beton
(cetakan, lantai kerja) harus bersih dari air yang menggenang, reruntuhan atau
bahan lepas. Permukaan-permukaan dengan bahan-bahan yang menyerap pada
tempat-tempat yang akan dicor, harus dibasahi dengan rata hingga kelembaban
dari beton yang baru dicor tidak akan berkurang.
c. Pada permukaan-permukaan yang harus ditutup beton yang mempunyai sifat
penyerapan yang tinggi dan dimana perlu untuk memudahkan pemasangan
tulangan dan pengecoran beton diatas dasar pondasi tanah, seperti ditentukan
oleh Direksi, Kontraktor harus memasang lantai kerja yang terdiri dari lapisan
beton setebal 5 cm.
Lantai kerja harus dihamparkan secara merata di atas tanah pondasi dan
dibiarkan mengeras selama sedikitnya 24 jam sebelum beton dicor.
d. Permukaan-permukaan yang telah lebih dahulu dicor dimana beton baru akan
dicor, sehingga beton baru tidak dapat berpadu dengan sempurna, haruslah beton
baru tersebut dihubungkan melalui “Construction Joints” (Siar Konstruksi).
Permukaan-permukaan Construction Joints harus bersih dan lembab ketika
ditutup dengan beton baru atau adukan baru. Pembersihan harus berupa
pembuangan semua kotoran, beton-beton yang mengelupas atau rusak dan
bahan-bahan asing yang menutupinya.
Permukaan-permukaan Construction Joints harus dibersihkan dengan sand
blastin atau cara-cara lain yang disetujui dan kemudian dicuci seluruhnya dengan
penyemprotan air dengan tekanan udara, segera sebelum penyemprotan air
dengan tekanan udara, segera sebelum pengecoran beton baru. Sand blasting
dan pencucian harus dilaskanakan pada kesempatan terakhir dari pengecoran
beton. Semua genagan air dibuatkan dari permukaan Construction Joints sebelum
beton baru di cor.
e. Semua Construction Joints atau Expansion Joints (siar muai) seperti yang
ditunjukkan pada gambar harus dibersihkan seluruhnya dari kelebihan-kelebihan
beton atau material lain dengan menggaruk atau cara lain yang disetujui Direksi.

6.11 Pengecoran
a. Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus
sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang
diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan, tanpa adanya pemisahan dan
kehilangan bahan yang menyebabkan perubahan nilai slump.
b. Beton dicor hanya waktu Direksi atau wakilnya yang ditunjuk serta pengawas
Kontraktor yang setaraf ada ditempat kerja. Setelah permukaan disiapkan baik-
baik, permukaan-permukaan Construction Joints dimana beton baru akan dicor
harus dilapisi dengan penutup yang terbuat dari adukan semen atau ditutup
dengan lapisan spesi kira-kira setebal 2 cm. Spesi harus mempunyai
perbandingan semen dan pasir seperti campuran beton yang bersangkutan
kecuali ditentukan lain, demikian juga konsistensinya. Adukan harus dihamparkan
merata dan harus rata juga pada permukaan-permukaan yang tidak beraturan.
Beton harus segera dicor pada adukan yang baru. Dalam pengecoran beton pada
construction joints yang telah terbentuk, penyangga khusus harus dibuat untuk
menjamin agar beton yang baru mejadi rapat betul dengan permukaan joints
(sambungan) lewat pembobokan dengan memakai alat-alat yang cocok.
c. Pencampuran/pembukaan kembali beton tidak diperkenankan. Beton yang sudah
mengeras dan tidak sesuai dengan spesifikasi harus dibuang dan Kontraktor tidak
dibayar untuk pekerjaan terbuang semacam itu.
Dalam semua hal, beton yang akan dituang/dicor harus diusahakan agar
pengangkatannya ke tempat posisi terakhir sedekat mungkin, sehingga pada
waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesinya.
Pemisahan yang berlebihan dari agergat kasar dalam beton yang disebabkan
jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi, atau sudut yang terlalu tinggi, atau
sudut yang terlalu kasar atau bertumpuk dengan baja tulangan, tidak diijinkan dan
apabila pemisahan yang demikain itu mungkin terjadi, Kontraktor harus
mempersiapkan alat yang cocok untuk mengontrol jatuhnya beton.
d. Kecuali ada penyetopan/pemotongan oleh siar (joints), semua penuangan beton
harus selalu berlapis-lapis horizontal dan umumnya tebalnya tidak lebih dari 50
cm. Direksi mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran
dengan tebal lapisan-lapisan 50 cm tidak dapat memenuhi spesifikasi-spesifikasi
ini.
e. Dalam mengecor beton pada daerah terbuka yang luas dan tebal, Kontraktor
harus menjaga agar daerah beton yang terbuka menjadi seminimum mungkin,
dengan cara pertama-tama menuang beton menurut lebar yang penuh dan sampai
tinggi yang penuh pada daerah yang terbatas pada ujung bangunan dan kemudian
melanjutkan ke tahap kelanjutan dengan cara yang sama sampai keseluruhan
bangunan. Lereng yang terbentuk oleh pinggiran pengecoran yang tidak dibatasi
dengan cetakan (masih akan dilanjutkan) harus dijaga agar berbentuk lereng yang
terjal (securam mungkin) supaya luasnya tetap minim. Beton sekitar tepi lereng ini
tidak boleh bergetar (dengan vibrator) sebelum beton yang berdampingan
terhadap dituang kecuali kondisinya sudah mengeras sedemikian rupa sehingga
beton berikutnya akan sempurna pemadatan dan penyatuannya dengan beton
yang terdahulu yang sudah dituang. Agregat kasar harus disebarkan dahulu
sebelum beton baru dicor padanya.
Setiap tahap penuangan beton harus dipadatkan betul-betul (dengan vibbrator
atau dengan alat lain) seluruhnya sebelum tahap berikutnya dimulai.
f. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau terlalu lama
sedemikan sehingga spesi/mortel terpisah dari agregat kasar, kecuali ada usaha-
usaha sehingga lokasi/tempat kerja terlindung dari hujan dan atas persetujuan
Direksi. Selama hujan, air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada
Construciton Joints dan air semen atau spesi yang hanyut dan terhampar harus
dibuang dan diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan. Pengecoran yang sudah
dimulai pada suatu bagian bangunan, tidak boleh terputus sebelum bagian tesebut
selesai.
g. Ember-ember beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat pada
slump yang rencana dan memenuhi syarat-syarat campuran dimana mekanisme
pembuangan harus dibuat dengan kapasitas sedikitnya 0,35 cm sekali tuang.
Ember beton harus mudah untuk diangkat/diletakkan dengan alat-alat lainnya
dimana diperlukan terutama bagi lokasi-lokasi yang terbatas.
h. Construction Joints harus horizontal jika tidak ada ketentuan lain dari yang
ditunjukkan pada gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi.

i. Jika beton dicor menjadi satu kesatuan (monolit) disekitar celah-celah yang
mempunyai dimensi-dimensi vertikal lebih dari 60 cm, beton pada plat lantai,
berbagai balok atau bagian-bagian kesatuan bangunan yang harus dicor dengan pendukungnya, petunjuk-petunjuk
yang sejenis yang harus dicor berikut ini harus betul-betul diperhatikan.
menjadi satu
- Pengecoran beton harus ditunda antar satu sampai tiga jam pada puncak
celah-celah dan pada dasar-dasar dari lereng (bevel) dibawah, lantai,
balok-balok atau bagian lain yang serupa tetapi tidak berarti pengecoran
harus ditunda begitu lama sehingga unit penggetar dengan berat sendiri
tidak sanggup menembus beton yang dicor sebelum penundaan. Jika
mendapatkan beton sesudah penundaan, unit penggetear harus
menembus dan menggetarkan beton yang ditempatkan sebelum
penundaan.
- Beton terakhir setebal 60 cm lebih yang segera dicor sebelum
penundaan, harus dicor sedapat mungkin dengan slump rendah dan
ketelitian khusus harus dilaksanakan untuk mendapatkan kepadatan yang
baik secara menyeluruh.
- Permukaan-permukaan beton dimana penundaan-penundaan
dilaksanakan harus bersih dan bebas dari bahan-bahan asing pada waktu
pengecoran beton dimulai sesudah dipenundaan.
- Beton yang dicor pada celah-celah, lantai-lantai, balok-balok, dan bagian-
bagian lain yang harus dicor sedapat mungin dengan slump rendah dan
pemeliharaan khusus dilaksanakan untuk mendapatkan kepadatan yang
baik secara menyeluruh.
Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar type immersion
beroperasi dengan kecepatan paling sediti 7.000 putaran/menit ketika
dibenamkan dalam beton.

6.12 Waktu dan Cara Pembukaan Cetakan


a. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus sesuai dengan
petunjuk Direksi dan pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati-hati untuk
menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang masih muda tidak diijinkan
untuk dibebani.
Segera sesudah cetakan-cetakan dibuang, permukaan beton harus diperiksa
dengan hati-hati dan permukaan yang tidak beraturan harus segera diperbaiki
sampai disetujui Direksi.
b. Umumnya diperlukan waktu minimum 2 (dua) hari sebelum cetakan-cetakan
dibuka untuk dinding-dinding yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan sampai
lainnya, 7 (tujuh) hari untuk dinding-dinding pemikul dan saluran-saluran, 14
(empat belas) hari untuk lantai, jembatan.

6.13 Perawatan
a. Semua beton harus dirawat dengan air seperti ditentukan dalam bab ini.
Direksi berhak menentukan cara perawatan bagaimana yang harus digunakan
pada bagian-bagian pekerjaan.

b. Beton yang dirawat dengan air harus tetap basah paling sedikit 14 (empat belas)
hari terus menerus segera sesudah beton sudah cukup keras untuk mencegah
kerusakan, dengan cara menutupinya dengan bahan yang dibasahi air atau
dengan pipa-pipa berlubang-lubang, penyiraman mekanis atau cara-cara yang
disetujui yang akan menjaga agar permukaan harus memenuhi spesifikasi air
untuk campuran beton.

6.14 Perlindungan
Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum
penerimaan terakhir oleh Direksi. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi
terhadap sinar-sinar metahari yang langsung paling sedikit 3 (tiga) haris sesudah
pengecoran. Perlindungan semacam itu harus dibuat efektif segera sesudah pengecoran
beton tanpa cetakan atau sesudah pembukaan cetakan-cetakan.

6.15 Penyelesaian dan Penyempurnaan


a. Penyempurnaan permukaan-permukaan beton harus dilaksanakan oleh tukang
yang ahli dan disaksikan oleh Direksi. Permukaan-permukaan beton akan diuji
oleh Direksi dimana perlu untuk menentukan apakah ketidakberaturan permukaan
berada dalam batas-batas yang masih diijinkan.
b. Permukaan dalam yang tidak bercetakan harus dibuat miring untuk drainase
seperti ditunjukkan pada gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi.
Permukaan luar harus dibuat miring untuk drainase. Permukaan sempit,
umpamanya puncak tembok dan pinggiran trotoar, harus dimiringkan kira-kira 20
mm tiap meter, lebar permukaan yang lebih luas seperti lantai harus dimiringkan
kira-kira 10 mm tiap meter. Bila tidak ditentukan secara lain tingkat-tingkat
penyelesaian untuk permukaan yang tidak bercetakan adalah sebagai berikut :
- Permukaan yang tidak bercetakan yang akan ditutup dengan urugan
(backfill) atau dengan beton harus diselesaikan dengan meratakannya
secara memuaskan untuk menghasilkan permukaan yang sama

- Penyelesaian dengan sendok baja yang keras harus dipakai terhadap


permukaan yang tidak bercetakan yang terbuka atau mudah terkena air
yang mengalir, kecuali permukaan lantai jembatan yang akan menjadi
jalan lalu lintas pejalan kaki atau kendaraan sendok baja harus dimulai
yang harus diselesaikan segera sesudah permukaan yang diratakan telah cukup keras dan
dengan sapu yang ringan. Perataan dengan minimal telah cukup keras untuk mnghasilkan permukaan yang bebas dari
bekas-bekas plesteran.

6.16 Perbaikan Permukaan Beton


a. Apabila sesudah pembukaan cetakan masih ada beton yang tidak tercetak
menurut gambar atau diluar garis atau permukaan, atau ternyata ada permukaan
yang rusak atau keluar dari garis, atau menunjukkan permukaan yang rusak, hal
itu dianggap sebagai tidak sesuai dengan spesifikasi dan harus dibuang serta
diganti oleh Kontraktor atas bebannya sendiri kecuali bila Direksi memberikan
ijinnya untuk menambal tempat yang rusak, dalam hal mana penambalan harus
dikerjakan seperti yang dicantumkan dalam ketentuan berikut.
b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah terdiri dari
sarang kerikil, kerusakan karena cetakan, lubang-lubang karena keropos, lubang-
lubang batu, ketidakrataan oleh pengaruh sambungan-sambungan cetakan dan
bergeraknya cetakan.
c. Ketidak rataan harus dibuang dengan pemahatan atau dengan alat lain
seterusnya digosok dengan batu garinda. Sarang kerikil dan beton rusak lainnya
harus dipahat. Lubang-lubang pahatan harus diberi pinggiran akan terikat
(terkunci) ditempatnya.
Semuanya harus terus menerus dibasahi selam 24 jam sebelum dicor.
d. Cacat lubang-lubang batu angker dan empat cukilan dari serang kerikil yang akan
diperbaiki, harus diisi dengan spesi/mortel tambahan yang kering yang disusun
dari 1 (satu) bagian Semen Prtland dengan 2 (dua) bagian pasir beton bersama
dengan bhan pengisi yang tidak susut, yang disetujui oleh Direksi, dalam sesudah
bahan-bahan spesi dicampur akan melekat atau sama lain dan apabila diremas-
remas menjadi bola ditekan dengan tangan tidak akan mengeluarkan air.
BAB VII
PEKERJAAN BESI TULANGAN BETON

7.1 Uraian
Pekerjaan ini termasuk dari menyiapkan dan memasang besi beton yang sesuai dengan
spesifikasi ini dan mengikuti gambar rencana atau petunjuk Direksi.

7.2 Material
a. Besi Beton
Setiap jenis besi beton yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik baja yang terkenal
dapat dipakai dan mengutamakan produksi Dalam Negeri.
Pada umumnya setiap pabrik baja mempunyai standard mutu dan jenis baja,
sesuai dengan yang berlaku. Mutu besi beton yang dipakai menurut gambar
rencana atau petunjuk Direksi. Mutu besi yang dipergunakan :
- Besi Beton Polos : U24 = ; ( a = 1400 kg / cm2)
- Besi Beton berulir : U 32 = ; ( a = 1850 kg / cm2)
b. Kawat Pengikat
Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1 mm
yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh.

7.3 Pelaksanaan
a. Umum
Sebelum mendatangkan besi beton, seluruh daftar ukuran dan daftar bengkokan
besi baton harus disiapkan oleh Kontraktor dan diminta persetujuan kepada
Direksi. Besi yang digunakan sebagai tulangan hendaknya menurut persyaratan.
Besi tersebut hendaknya bersih, bebas dari karat, kotoran-kotoran, bahan-bahan
lepas, gemuk, minyak, cat, lumpur, bahan-bahan aduk ataupun bahan lain yang
menempel. Besi tulangan hendaknya disimpan ditempat terlindung, ditumpu agar
tidak menyentuh tanah dan dijaga agar tidak berkarat ataupun rusak karena
cuaca.
b. Pembengkokan
Besi-besi tulangan hendaknya dipotong, dibengkokan atau diluruskan secara hati-
hati. Terutama pada besi tulangan dengan sifat secara hati-hati. Terutama pada
besi tulangan dengan sifat yang getas (hard grade) tidak diperbolehkan untuk
pembengkokan kedua kalinya. Pemanasan besi tulangan tidak diijinkan, kecuali
Direksi menentukan lain, atau itupun harus dilaksanakan dengan temperatur yang
serendah mungkin bila radius pembengkokan besi tulangan harus paling seditit 4
x diamter dari batang yang bersangkutan (untuk besi-besi dengan sifat getas).

c.
d.

Penempatan
Besi-besi tulangan harus cermat ditempatkan sesuai dengan gambar rencana,
dipegang teguh pada posisinya dan didudukan pada landasan-landasan yang
berukuran 6 x 5 x 3 cm, dengan bahan campruan 1 PC : 3 PS, diikat antar
sesamanya dengan kawat baja, atau cara-cara lain yang disetujui oleh Direksi.
Bagaimanapun tulangan tidak boleh didudukkan pada bahan metel, atau tulangan
duduk langsung pada acuan yang akan menyebabkan bagian besi nanti langsung
berhubungan dengan udara luar. Tulangan juga tidak boleh duduk pada kayu
atau pertikel koral/agregat. Sebelum dimulainya pengecoran maka Direksi harus
diberitahu dan diberikan waktu yang cukup untuk melakukan pemeriksaan besi-
besi tulangan.
Penyambungan
Dilakukan harus sesuai dengan dan pada tempat yang tertera pada gambar
rencana, kecuali atas ijin dari Direksi.
Penyambungan tidak dibolehkan pada tempat-tempat dengan tegangan
maksimum dan sedapat mungkin diselang seling, sehingga tidak
semuanya/sebagian besar terjadi disuatu tempat. Bila ruangan memungkinkan,
pada sambungan dimana batan-batang saling melalui (overlapping) diganjal
dengan potongan-potongan tulangan agar tidak saling menempel dan kemudian
harus diikat kuat-kuat minimum di dua tempat tiap sambungan. Panjang
sembungan harus seperti yang diterngkan pada gambar rencana.
Bila tidak ditentukan dalam gambar rencana, maka panjang sambungan
overlapping diambil 40 kali diameter besi yang bersangkutan. Penyambungan
besi beton dengan cara pengelasan tidak dibenarkan, kecuali telah ditentukan
pada gambar rencana atau ada perintah tertulis dari Direksi. Cara pengelasan
mengikuti ketentuan-ketentuan pengelasan yang berlaku

7.4 Pengukuran dan Pembayaran


Besi beton dihitung dalam kilogram, dimana ukuran besi ditentukan di dalam gambar
rencana atau menurut perintah. Volume dari besi diterima dalam keadaan jadi dan
terpasang, dasar perhitungan berat besi beton mengikuti ketentuan spesifikasi ini dan
tabel dibawah ini :
a. Untuk Besi Beton Polos
Diamter
6 9 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34
(mm)

Berat
per - m 0.222 0.395 0.617 0.300 1.21 1.5 2.00 2.47 2.98 3.55 4.17 4.93 5.55 6.31 7.12

lari (kg)
Tidak ada pembayaran terhadap overlapping yang ditambahkan oleh Kontraktor
atau terhadap overlapping yang tidak ditunjukkan pada gambar rencana dan tidak
disetujui oleh Direksi.
Volume yang disetujui dari besi beton, seperti yang ditentukan diatas, akan
dibayar menurut harga satuan per kilogram, terpasang ditempat. Tidak ada biaya
untuk kawat pengikat atau material lain yang mengokohkan besi beton pada
tempatnya.
b. Untuk Besi Beton Berulir

Diameter 10 13 16 19 22 25 29 32 36

(mm)

Berat per

meter la- 0.560 0.994 1.552 2.235 3.042 3.973 5.059 6.403 7.906
ri (kg)

PENGADAAN DAN PENGGUNAAN AIR


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pemborong harus membuat dan memelihara semua coffer dam yang diperlukan,
saluran-saluran, talang-talang saluran pembuang, parit-parit dan lain-lain yang
bersifat sementara dan bangunan pelindung. Pemborong harus menyediakan
semua material yang diperlukan. Pemborong harus memasang, memelihara,
menjalankan pompa untuk :
- Memelihara aliran di semua saluran pembawa, pembuang, parit-parit dan
sumber-sumber air yang berada dalam atau memotong jalur pembebasan
selama periode pelaksanaan.
- Melindungi bangunan sementara dan permanen terhadap keerusakan
karena hujan, limpasan air permukaan dan perlindungan mencukupi
terhadap banjir dan lain kejadian.
- Usaha dewatering dan pengurasan air agar usaha penggalian tanah
bebas air seperti keharusan dalam melaksanakan pembangunan
sebenarnya.
b. Setelah tujuan melayani air selesai, maka semua coffer dan dan lain-lain
pekerjaan perlindungan sementara harus disingkirkan kecuali ditentukan lain,
dapat juga diratakan untuk mendapatkan penampakan yang indah dan dengan
begitu tidak mengganggu pengoperasian proyek. Bahan untuk konstruksi coffer
dam diperoleh secara cuma-cuma dari penggalian yang diperlukan atau dari
sumber lain yang disetujui Direksi.
c. Pemborong bertanggung jawab atas kerusakan pondasi atau bangunan atau
bagian lain dari pekrjaan yang disebabkan oleh kesalahannya seperti kondisi
aliran pada bangunan pembelokan air atau bangunan pelindung banjir dan
kegagalan bangunan-bangunan tersebut diatas yang dibangun oleh pemborong

2. Rencana
a. Sebelum memulai dengan pekerjaan pengadaan dan penggunaan air, Kontraktor
harus menyerahkan dahulu rencana detail instalasi air untuk pengadaan dan
penggunaan air. Instalasi air boleh dibawa untuk dijalankan atas persetujan,
tetapi tidak ada dalam pasal ini yang bisa membebaskan pemborong dari
tanggung jawab penuh untuk mengadakan dan penggunaan air air mencukupi.

b. Pemborong harus memasukkan rencana instalasi air dalam waktu 30 (tiga puluh)
hari setelah menerima Surat Perintah Kerja.

3. Pemeliharaan Aliran
a. Pemborong tidak akan mengganggu ataupun mencampuri aliran normal dari
setiap saluran irigasi atau sumber air untuk suatu alasan atau maksud, tanpa
persetujuan tertulis dari Direksi.
b. Pemborong akan berusaha untuk memelihara aliran dalam saluran yang telah ada
dan yang dialihkan. Jika saluran dan bangunan diversi sementara telah selesai, ari
dapat dialirkan ke bangunan tersebut, untuk membangun saluran dan bangunan
yang permanen.

4. Perlindungan Saluran dan Bangunan


Pemborong akan melindungi bangunan-bangunan terhadap kerusakan-kerusakan akibat
hujan, air limpasan permukaan banjir, saluran air umum, saluran irigasi dan sungai-sungai
saluran masuk dan pekerjaan permanen, saringan lumpur.

5. Pembayaran
Pembayaran untuk pengadaan dan penggunaan air dibayar secara lamp sum dan
didalamnya sudah termasuk penyediaan semua tenaga, alat dan bahan untuk keperluan
pembayaran coffer dam, saluran-saluran, talang, saluran pembuangan dan lain-lain
pekerjaan darurat dan termasuk didalam biaya umum.
BAB. XII
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

1. Lingkup Pekerjaan
- Uraian pekerjaan (item) mobilisasi/demobilisasi sebagaimana tercantum dalam Surat
Penawaran adalah mencakup semua penyediaan/pengadaan sebagai kegiatan
awal/akhir dari pelaksanaan pekerjaan. Item mobilisasi/demobilisasi ini merupakan
kompensasi bagi kotraktor untuk kegiatan-kegiatan yang meliputi :
keperluan mobilisasi/demoblisasi alat, dan fasilitas kegiatan perlengkapan.
- Semua peralatan yang didatangkan ke lapangan harus memenuhi ketentuan -
ketentuan/persyaratan dalam paragraph ini, kecuali jika Direksi secara tertulis
menentukan ketentuan lain (untuk satu atau lebih uraian pekerjaan). Kontraktor
bertanggungjawab atas tercukupinya, efisiensi, pemakaian, perlindungan, perawatan,
perbaikan dan pemeliharaan semua fasilitas dan peralatan. Fasilitas dan peralatan
yang dimaksud didalam paragraph ini tidak boleh dibongkar atau dipindahkan dari
lapangan, sebelum selesainya pekerjaan sebagaimana tercantum dalam kontrak, tanpa
ijin tertulis dari Direksi.

2. Pembersihan
Bilamana pekerjaan sebagaimana tercantum dalam kontrak telah diselesaikan, Kontraktor
harus membongkar semua fasilitas, dan peralatan yang sifatnya tidak permanen. Lapangan
harus dibersihkan dari semua kotoran/sampah, material yang tidak terpakai dan semua
fasilitas sementara.
Lokasi Pekerjaan harus dalam kondisi bersih dan rapih sebagaimana permintaan Direksi
setelah pekerjaan sipil dinyatakan selesai 100 %.

3. Pembayaran
Pembayaran pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi dibuat dalam harga satuan lump sum
sebagaimana tercantum dalam Surat Penawaran. Progress pembayaran ditentukan sebagai
berikut :
- Bilamana presentasi pekerjaan (fisik) telah mencapai 5 % dari total harga
kontrak, maka maksimal 45 % dari total harga item mobilisasi dan perapihan
memenuhi syarat untuk dibayarkan dengan ketentuan kontraktor memenuhi hal
sebagai berikut :
(1) Semua peralatan pekerjaan atau penggantinya yang telah disetujui,
memenuhi syarat untuk menyelesaikan 0 – 50% dari kontrak kerja,
sebagaimana dijelaskan dalam Proposal Teknis yang diajukan Kontraktor
dan tercantum pada Surat Penawaran, telah berada dilapangan dan
dioperasikan. Peralatan yang tercantum dalam pengajuan tetapi tidak
ada dilapangan, tidak dibayar.
- Bilamana prestasi pekerjaan (fisik) talah mencapai 50% dari total harga kontrak,
pembayaran dapat diberikan sampai persentase kumulatif dari progress fisik.
Jumlah pembayaran untuk mobilisasi & perapihan memenuhi syarat jika
Kontraktor memenuhi hal sebagai berikut :
(1) Semua peralatan pekerjaan atau penggantinya yang telah disetujui,
memenuhi syarat untuk melanjutkan pekerjaan diatas 50% dari kontrak
kerja, sebagaimana dijelaskan dalam Proposal Teknis yang diajukan
Kontraktor dan tercantum pada Surat Penawaran, telah berada di
lapangan dan dioperasikan.
Peralatan yang tercantum dalam pengajuan tetapi tidak ada di lapangan,
tidak dibayar.
- Direksi dapat melakukan pencocokan untuk setiap kali pembayaran atau dapat
juga memotong/mengurangi secara total/kumulatif pembayaran yang diatur
dalam Bab ini jika mobilisasi alat, personil dan perlengkapan sebagaimana
dijelaskan dalam Bab ini tidak sama dengan kenyataan dan terlanjur dibayar.
- Progress pembayaran pekerjaan mobilisasi dan perapihan harus mengikuti
ketentuan sebagaimana telah ditatapkan dalam Dokumen Kontrak. 5 % terakhir
dari total pembayaran pekerjaan mobilisasi dan perapihan tidak akan dibayar
sebelum persyaratan-persyaratan dalam item pembersihan dipenuhi.

4. Pekerjaan Pengukuran dan Pembuatan Mutual Check (MC)


Pekerjaan pembuatan mutual check dilakukan oleh pihak kontraktor berupa MC 0% atau
pengukuran lapangan selama kurang lebih 15 hari kerja, selanjutnya untuk pencairan/termin
I atau II pihak kontraktor wajib melampirkan data-data pekerjaan seperti MC 0%, MC100%,
Beck Up Data 0%, Beck Up Data 100%, Gambar kerja seperti Shop Drawing, As Built
Drawing, Laporan Bulanan, Mingguan, Harian dan Foto Dokumentasi harus disiapkan dan
mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai