Anda di halaman 1dari 47

MODUL

BAHAN AJAR KLASIFIKASI JALAN DAN JEMBATAN

INFORMASI UMUM

A. Identitas Modul
Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 2 BANJARBARU
Tahun : 2022
Jenjang Sekolah : SMK
Bidang Keahlian : TEKNOLOGI KONSTRUKSI DAN PROPERTI
Program Keahlian : DESAIN PEMODELAN dan INFORMASI BANGUNAN
Mata Pelajaran : KEJURUAN DESAIN PEMODELAN dan
INFORMASI BANGUNAN
Judul Elemen : DESAIN PEMODELAN JALAN dan JEMBATAN
Diskripsi elemen : Meliputi menggambar 2D & 3D denah, potongan
dan detail-detail konstruksi jalan dan jembatan.
Membuat visualisasi animasi desain yang inovatif
dengan menggunakan perangkat lumak BIM di
bidang desain pemodelan dan informasi
bangunan.
Kelas : XI (SEBELAS) DPIB
Fase Capaian : F
Alokasi Waktu : 9 JP
Jumlah Pertemuan : 2 X Pertemuan X 45 Menit

B. Kompetensi Awal
1. Peserta Didik telah memahami dan mampu menerapkan ilmu gambar teknik dasar
2. Peserta Didik telah memahami dan mampu menerapkan ilmu ukur tanah (survey)
3. Peserta Didik telah Memahami konsep K3LH dan penerapannya dalam bidang desain
pemodelan dan informasi bangunan dan memahami budaya kerja industri

C. Profil Pelajar Pancasila


1. Peserta Didik Mengikuti Pembelajaran sebagai Insan yang Beriman, Bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia.
2. Peserta Didik Menerapkan Berkebhinekaan Global dalam Proses Pembelajaran Baik di
dalam kelas, Lingkungan Sekolah maupun di Luar Sekolah Terhadap Guru dan Peserta
Didik lainnya.
3. Peserta Didik Menbudayakan jiwa Bergotong royong dalam kegiatan bersama di Kelas dan
di Lingkungan Sekolah.
4. Peserta Didik Mengembangkan Potensi Diri Bernalar Kritis, Mandiri dan Kreatif dalam
Proses Pembelajaran guna mencapai Capaian Pembelajaran.

D. Sarana dan Prasarana


Sarana : Media Audio Visual, PC/Laptop, LCD Proyektor, Flashdisk,
Jaringan Internet (Wifi).
Prasarana : Buku Paket, Modul, Bahan Ajar yang Relevan dengan
Pembelajaran, Sumber Belajar lain dari Internet.

E. Target Peserta Didik


Peserta Didik Reguler/Tipikal
Peserta yang Didik dapat menerima, mencerna, memahami klasifikasi jalan, jembatan dan
drainasenya secara spesifik pada desain pemodelan dan informasi bangunan
Sehingga peserta didik dapat menggambarkan model rancangan gambar konstruksi jalan,
jembatan dan drainasenya yang sesuai dengan suatu keadaan suatu lahan sesuai dengan
ketentuan SKKNI.

F. Model Pembelajaran
Model Pembelajaran untuk Capaian Pembelajaran adalah discovery learning
KOMPETENSI INTI

G. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta Didik dapat memahami tentang klasifikasi jalan, jembatan dan drainase secara
spesifik
2. Peserta didik mampu menjelaskan persamaan dan perbedaan masing-masing
konstruksi jalan yang terdiri dari bahan yang berbeda
3. Peserta didik mampu menjelaskan keunggulan dan kekurangan masing-masing
konstruksi jalan yang terdiri dari bahan yang berbeda.
4. Peserta didik mampu menjelaskan keunggulan dan kekurangan masing-masing
konstruksi jembatan yang terdiri dari bahan yang berbeda.
5. Peserta didik mampu menjelaskan keunggulan dan kekurangan masing-masing
konstruksi jembatan yang dibuat dengan konstruksi yang berbeda.
6. Peserta didik mampu menjelaskan keunggulan dan kekurangan masing-masing
konstruksi drainase yang terdiri dari bahan yang berbeda.
7. Peserta didik mampu menjelaskan keunggulan dan kekurangan masing-masing
konstruksi drainase yang terbuat dari bentuk konstruksi yang berbeda.

H. Jenis Assesmen : Asesmen diagnostig dan kognitif

I. Pemahaman Bermakna
Setelah Proses Pembelajaran Peserta Didik dapat bermanfaat di masyarakat maupun dalam
organisasi dalam memberikan Informasi tentang klasifikasi jalan, jembatan dan rainasenya
secara spesifik pada bidang desain pemodelan dan informasi bangunan, termotivasi akan
penataan dan perancangan konstruksi jalan, jembatan dan drainase yang lebih baik untuk
bidang konstruksi pada khususnya sehingga bisa meningkatkan aspek kebermanfaatan yang
jauh lebih baik untuk masyarakat pada umumnya.
J. Pertanyaan Pemantik

1. Melihat dari gambar diatas. Perhatikan dan coba analisa klasifikasi jalan yang ada pada
gambar 1 dan 2 menurut penempatan dan kapasitas daya tampung jalan tersebut!
2. Apakah pada gambar 1 dan 2 terdapat drainase? Jelaskan kegunaannya!
3. Jika diperhatikan gambar no 3. Itu adalah gambar konstruksi.... yang berfungsi.....

K. Persiapan Pembelajaran
❖ Memeriksa ketersediaan fasilitas belajar

❖ Mempersiapkan Rambu-rambu, Skenario Pembelajaran.

❖ Mempersiapkan Metode Pembelajaran.


L. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan 1 Langkah Pembelajaran Durasi


Waktu
1. Mengawali Pembelajaran dengan Salam dan Berdoa. 2 Menit
Pendahuluan 2. Memeriksa Kehadiran Peserta Didik dengan Sikap disiplin. 3 Menit
(30 menit) 3. Melakukan Guru Melakukan Asesmen : Sikap (A-04) dan 10 Menit
menyakan keadaan kondisi peserta didik secara langsung
4. Melakukan Apersepsi tentang Materi 10 Menit
Contoh macam-macam jalan ( jalan desa, jalan kota, jalan
propinsi)
5. Menjelaskan Tujuan Pembelajaran. 5 Menit

1. Guru menayangkan slide/Gambar/Video Audio Visual yang 30 Menit


Inti berisi tentang Materi Klasifikasi jalan dan drainase
(355 Menit) 2. Guru Membagi Peserta Didik Menjadi 6 Kelompok. 5 Menit
3. Peserta Didik yang telah di kelompokkan di beri tugas berupa 5 Menit
Jobsheet KJJ-01.
4. Peserta Didik mengerjakan Jobsheet KJJ-01 dengan 90 Menit
mengumpulkan informasi dari berbagai media untuk
mengerjakan tugas yang telah disampaikan.
5. Peserta Didik Mengumpulkan Tugas Jobsheet KJJ- 185 Menit
01 dan mepresentasikannya.
6. Guru Melakukan Asesmen : Performa Presentasi (KJJ-01) 10 Menit
7. Guru Melakukan Asesmen : Tertulis (KJJ-01). 30 Menit

1. Siswa Melakukan Refleksi, mengajukan pertanyaan bila ada 5 Menit


Penutup yang belum jelas.
(20 Menit) 2. Guru Memberikan Kesimpulan terhadap Materi Pelajaran.
3. Guru Melakukan Briefing : Motivasi, Persiapan Materi 5 Menit
Selanjutnya.
5 Menit
4. Guru dan Siswa Mengakhiri Pertemuan dengan Do’a dan
Salam. 5 Menit
Kegiatan 2 Langkah Pembelajaran Durasi
Waktu

Pendahuluan 1. Mengawali Pembelajaran dengan Salam dan Berdoa. 2 Menit


(30 menit) 2. Memeriksa Kehadiran Peserta Didik dengan Sikap disiplin. 3 Menit
3. Melakukan Guru Melakukan Asesmen : Sikap (A-04) dan 10 Menit
menyakan keadaan kondisi peserta didik secara langsung
4. Melakukan Apersepsi tentang Materi 10 Menit
Contoh macam-macam konstruksi jembatan (Konstruksi
kayu, baja, beton)
5. Menjelaskan Tujuan Pembelajaran. 5 Menit

Inti 1. Guru menayangkan slide/Gambar/Video Audio Visual yang 30 Menit


(355 Menit) berisi tentang Materi Klasifikasi jembatan
2. Guru Membagi Peserta Didik Menjadi 6 Kelompok. 5 Menit
3. Peserta Didik yang telah di kelompokkan di beri tugas berupa 5 Menit
Jobsheet KJJ-02.
4. Peserta Didik mengerjakan Jobsheet KJJ-02 dengan 90 Menit
mengumpulkan informasi dari berbagai media untuk
mengerjakan tugas yang telah disampaikan.
5. Peserta Didik Mengumpulkan Tugas Jobsheet KJJ- 185 Menit
02 dan mepresentasikannya.
6. Guru Melakukan Asesmen : Performa Presentasi (KJJ-02) 10 Menit
7. Guru Melakukan Asesmen : Tertulis (KJJ-02). 30 Menit

Penutup 1. Siswa Melakukan Refleksi, mengajukan pertanyaan bila 5 Menit


(20 Menit) ada yang belum jelas.
2. Guru Memberikan Kesimpulan terhadap Materi Pelajaran. 5 Menit
3. Guru Melakukan Briefing : Motivasi, Persiapan Materi
Selanjutnya. 5 Menit
4. Guru dan Siswa Mengakhiri Pertemuan dengan Do’a dan
Salam. 5 Menit
Kegiatan 3 Langkah Pembelajaran Durasi
Waktu

Pendahuluan 1. Mengawali Pembelajaran dengan Salam dan Berdoa. 2 Menit


(30 menit) 2. Memeriksa Kehadiran Peserta Didik dengan Sikap disiplin. 3 Menit
3. Melakukan Guru Melakukan Asesmen : Sikap (A-04) dan 10 Menit
menyakan keadaan kondisi peserta didik secara langsung
4. Melakukan Apersepsi tentang Materi 10 Menit
Contoh macam-macam konstruksi jembatan (Konstruksi
kayu, baja, beton)
5. Menjelaskan Tujuan Pembelajaran. 5 Menit

Inti 1. Guru menayangkan slide/Gambar/Video Audio Visual yang 30 Menit


(355 Menit) berisi tentang Materi Klasifikasi jembatan
2. Guru Membagi Peserta Didik Menjadi 6 Kelompok. 5 Menit
3. Peserta Didik yang telah di kelompokkan di beri tugas berupa 5 Menit
Jobsheet KJJ-03.
4. Peserta Didik mengerjakan Jobsheet KJJ-03 dengan 90 Menit
mengumpulkan informasi dari berbagai media untuk
mengerjakan tugas yang telah disampaikan.
5. Peserta Didik Mengumpulkan Tugas Jobsheet KJJ- 185 Menit
03 dan mepresentasikannya.
6. Guru Melakukan Asesmen : Performa Presentasi (KJJ-03) 10 Menit
7. Guru Melakukan Asesmen : Tertulis (KJJ-03). 30 Menit

Penutup 1. Siswa Melakukan Refleksi, mengajukan pertanyaan bila 5 Menit


(20 Menit) ada yang belum jelas.
2. Guru Memberikan Kesimpulan terhadap Materi Pelajaran. 5 Menit
3. Guru Melakukan Briefing : Motivasi, Persiapan Materi
Selanjutnya. 5 Menit
4. Guru dan Siswa Mengakhiri Pertemuan dengan Do’a dan
Salam. 5 Menit
❖ Jenis Asesmen : Asesmen Formatif (Selama Proses Pembelajaran).
❖ Bentuk Asesmen : Sikap/Diagnostig (Observasi),

Kognitif (Jobsheet, Performa Presentasi, Tes Tertulis).


(Instrumen Asesmen terlampir).

M. Pengayaan dan Remedial


Pengayaan : Diberikan kepada Peserta Didik yang telah mencapai
Capaian Pembelajaran untuk mengoptimalkan Potensinya
(Instrumen Pengayaan).
Soal Pengayaan :
Siswa yang sudah mencapai kompeten di assesmen di atas maka kerjakanlah pengayaan berikut
1. Berikan contoh masing-masing 1 nama jalan kelas 1, kelas 2, kelas 3 dan kelas 4 yang
ada di propinsi Kalimantan Selatan!
2. Berikanlah alasan untuk jababan kalian!
3. Kumpulkan jawaban kalian dalam bentuk catatan di buku tugas!

Remedial : Diberikan kepada Peserta Didik yang membutuhkan


bimbingan untuk mencapai Capaian Pembelajaran atau
Pembelajaran Mengulang
(Instrumen Remidial (Diferensiasi)).
Soal Remedial :
Buatlah rangkuman materi tentang pengertian jalan, klasifikasi jalan menurut undang-undang
no.38 tahun 2004, klasifikasi jalan menurut fungsinya, klasifikasi jalan menurut wewenangnya
dan klasifikasi jalan menurut kelasnya. Dan berikan masing-masing 1 contoh nama jalan di
propinsi Kalimantan Selatan sesuai dengan klasifikasi tersebut!

Tindak lanjut :
1. Peserta didik dengan nilai rata rata akan di ajar oleh guru kelas / guru mapel
2. Peserta didik 1 tingkat dengan nilai di bawah rata rata akan mendapatkan tmabahan
pembelajaran dari guru kelas/mapel
3. Peserta didik 2 tingkat dengan nilai di bawah rata rata akan di ajarkan oleh guru
kelas/mapel dengan membentuk kelompok blelajar khusus yang di dampingi oleh orang
tua / wali
N. Refleksi
Peserta didik :
1. Apakah kalian memahami maksud dan tujuan dari mempelajari bab tentang klasifikasi
jalan, jembatan dan drainase?
2. Materi apa saja yang menarik menurut kalian?
3. Bagian mana kah dari materi ini yang sulit menurut kalian?
4. Apakah dampak yang kalian rasa kan setelah mempelajari materi ini?

Pendidik :
1. Siswa cukup mampu dan kreatif dalam mengerjakan tugasnya walaupun masih ada di
antaranya yang sedikit pasif.
2. Saya lebih mendalami penggunaan aplikasi aplikasi digital untuk pembelajaran.

KOMPETENSI PENUTUP

A. GLOSARIUM
Arsitektur : Proses dan produk dari perencanaan, perancangan, dan
konstruksi bangunan atau struktur lainnya
Orientasi bangunan : Pandangan terhadap bangunan
Utilitas : kelengkapan penting untuk bangunan yang mempermudah
pengguna gedung untuk mencapai kebutuhan dasar seperti
kenyamanan, keselamatan, kemudahan komunikasi,
kesehatan, dan mobilitas
Desain : seni yang dilakukan oleh setiap individu untuk menyatakan
imajinasi dan ilmu mereka ke dalam suatu rancangan
bangunan
B. DAFTAR PUSTAKA
Naniek Sulistyowati,ST.M.MPd,Dasar dasar Desain pemodelan informasi bangunan,
Kementrian pendidikan kebudayaan,riset dan teknologi, Direktorat Jenderal
pendidikan vokasi, Direktorat sekolah menengah kejuruan, 2021
Ridho erfan nugroho, ST, Suryaningrum, ST. Teknik pengukuran tanah ,Adi
Jogyakarta,
Klasifikasi Jalan, drainase dan jembatan

Klasifikasi Jalan
Pengertian jalan Definisi dari kata jalan juga tercantum dalam Undang-Undang Nomor 38
Tahun 2004 serta Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009. Berdasarkan UU Nomor 38 Tahun 2004,
jalan merupakan prasarana yang ditujukan untuk transportasi darat, termasuk bagian jalan, berbagai
bangunan serta perlengkapan untuk lalu lintas, berada di atas permukaan tanah serta di bawah
permukaan tanah dan atau air, terkecuali untuk jalan kereta api, jalan lori serta jalan kabel. Sedangkan
dalam UU Nomor 22 Tahun 2009, dijelaskan jika jalan adalah seluruh bagian jalan, bangunan
pelengkap serta perlengkapannya yang ditujukan untuk lalu lintas umum, berada di atas permukaan
tanah, di bawah permukaan tanah atau air, serta di atas permukaan air, terkecuali untuk jalan rel serta
jalan kabel. Prasarana lalu lintas dan angkutan jalan adalah ruang lalu lintas, terminal dan perlengkapan
jalan yang meliputi marka, rambu, alat pemberi isyarat lalu lintas, alat pengendali dan pengaman
pengguna jalan. Dalam buku Keselamatan Lalu Lintas (2018) karya Supriyono, jalan merupakan
penghubung dari satu titik ke titik lain atau dari suatu tempat ke tempat yang lain dari suatu kota ke kota
lain. Baca juga: Pembelajaran Makanan Bergizi Pengertian jalan raya Definisi dari kata jalan raya juga
tercantum dalam Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004. Disebutkan jika pengertian dari jalan raya
atau yang dalam Bahasa Inggris lebih dikenal sebagai highway merupakan jalan umum yang digunakan
untuk lalu lintas, disertai dengan pengendalian jalan masuk secara terbatas, serta dilengkapi dengan
paling sedikit dua lajur pada tiap arah. Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(kemdikbud), jalan raya merupakan jalan utama yang menghubungkan satu kawasan dengan kawasan
lain. Biasanya jalan raya memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Digunakan untuk kendaraan
bermotor Digunakan oleh masyarakat umum Dibiayai oleh perusahaan negara Penggunannya diatur
oleh undang-undang pengangkutan Baca juga: Pembelajaran Aktivitas Fisik Keberadaan jalan raya
sangat diperlukan untuk menunjang laju pertumbuhan ekonomi seiring dengan meningkatnya
kebutuhan sarana transportasi yang dapat menjangkau daerah-daerah terpencil. Keselamatan lalu
lintas merupakan suatu program untuk menurunkan angka kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan
karena faktor manusia. Sehingga langkah untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam berlalu
lintas, khususnya pengguna sistem lalu lintas.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pengertian Jalan dan Jalan Raya", Klik untuk
baca: https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/12/113000069/pengertian-jalan-dan-jalan-
raya?page=all.
Penulis : Vanya Karunia Mulia Putri
Editor : Ari Welianto
Inilah Klasifikasi Jalan Raya Berdasarkan Fungsinya
Apakah siswa sekalian mengetahui bahwa ada klasifikasi jalan raya berdasarkan fungsinya? Ya, jalan
raya memiliki klasifikasi berbeda-beda walaupun intinya digunakan sebagai prasarana berlalu lintas.
Dalam Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004, jalan dibagi menjadi dua jenis, yakni berdasarkan
fungsi dan jenisnya.
Pada dasarnya, ada empat klasifikasi jalan raya berdasarkan fungsi, yaitu jalan arteri, jalan kolektor,
jalan lokal, dan jalan lingkungan. Masing-masing dari klasifikasi ini juga dibagi dalam beberapa poin.
Penasaran apa saja fungsinya? Simak rangkuman selengkapnya bersama Auto2000.

Klasifikasi Jalan Raya


Seperti yang dijelaskan di atas, jalan dibedakan dalam empat jenis berdasarkan fungsinya, yaitu jalan
arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan lingkungan. Berikut penjelasan dari masing-masing jalan.

1. Jalan Arteri
Sesuai UU Nomor 38 Tahun 2004, jalan arteri adalah jalan umum yang dapat digunakan oleh
kendaraan angkutan. Ciri-ciri dari jalan ini seperti memiliki jarak perjalanan yang jauh, kecepatan
termasuk tinggi, hingga adanya pembatasan secara berdaya guna pada jumlah jalan masuk. Jalan
arteri terbagi dalam dua klasifikasi, yakni:
• Jalan arteri primer
Jalan arteri primer adalah jalan yang menghubungkan kegiatan nasional dengan wilayah. Kecepatan
kendaraan bermotor roda paling rendah di jalan ini adalah 60 kilometer per jam. Ukuran lebar badan
jalan pun minimal 11 meter. Tidak boleh ada gangguan oleh lalu lintas, kegiatan lokal, serta tak
diizinkan terputus di area perkotaan.
• Jalan arteri sekunder
Jalan arteri sekunder menghubungkan kawasan primer dengan sekunder. Begitu juga untuk kawasan
sekunder kesatu ke kedua. Kecepatan kendaraan paling rendah di sini adalah 30 kilometer per jam.
Lebar badan jalan juga minimal 11 meter serta tidak boleh terganggu oleh lalu lintas lambat.

2. Jalan Kolektor
Sesuai UU Nomor 38 Tahun 2004, jalan kolektor adalah jaringan jalan umum yang ditujukan untuk
kendaraan angkutan pembagi atau pengumpul. Ciri-cirinya adalah kecepatan kendaraan sedang,
pembatasan pada jalan masuk, dan jarak perjalanan sedang. Jalan kolektor terbagi dalam dua
klasifikasi, yaitu:
• Jalan kolektor primer
Jalan kolektor primer menghubungkan kegiatan nasional dengan wilayah. Kecepatan kendaraan paling
rendah 40 kilometer per jam dengan ukuran lebar badan jalan minimal 9 meter. Tetap ada
pemberlakuan pembatasan pada jalan masuk.

• Jalan kolektor sekunder


Jalan kolektor sekunder menghubungkan kawasan sekunder pertama dengan kawasan sekunder kedua
dan ketiga. Kecepatan paling rendah 20 kilometer per jalan dengan ukuran lebar badan jalan minimal 9
meter. Jalan ini tidak boleh terganggu lalu lintas lambat.

3. Jalan Lokal
Sesuai UU Nomor 38 Tahun 2004, jalan lokal adalah jalan umum untuk kendaraan angkutan lokal. ciri-
cirinya adalah jarak perjalanan dekat, kecepatan terhitung rendah, dan ada pembatasan pada jalan
masuk. Jalan lokal terbagi dua klasifikasi, yaitu:
• Jalan lokal primer
Jalan lokal primer menghubungkan kegiatan nasional dengan kegiatan lingkungan. Kecepatan paling
rendah adalah 20 kilometer per jalan dengan ukuran lebar badan jalan 7,5 meter. Jalan ini tak boleh
terputus pada area pedesaan.
• Jalan lokal sekunder
Jalan lokal sekunder menghubungkan kawasan sekunder kesatu, kedua, dan ketiga dengan kawasan
perumahan. Kecepatan paling rendah 10 kilometer per jam dengan ukuran lebar badan jalan 7,5 meter.

4. Jalan Lingkungan
Sesuai UU Nomor 38 Tahun 2004, jalan lingkungan adalah jalan umum untuk kendaraan angkutan
lingkungan. Ciri-cirinya terdiri dari jarak perjalanan dekat dengan kecepatan yang rendah. Ada dua
klasifikasi dari jalan lingkungan:
• Jalan lingkungan primer
Jalan lingkungan primer menghubungkan aktivitas kawasan pedesaan dengan lingkungan sekitarnya.
Kecepatan kendaraan paling rendah 15 kilometer per jam dengan ukuran lebar badan jalan 6,5 meter
serta bisa dilalui motor roda tiga.
• Jalan lingkungan sekunder
Jalan lingkungan sekunder menghubungkan kegiatan kawasan pedesaan dengan perkotaan.
Kecepatan paling rendah 10 kilometer per jam dengan ukuran lebar badan jalan 6,5 meter serta bisa
dilalui motor roda tiga. Untuk ukuran lebar jalan bagi kendaraan tidak bermotor dan non roda tiga
adalah 3,5 meter.
Klasifikasi Jalan Berdasarkan Status dan Kelas Jalan, Jangan Sampai Salah!
Bagi para pengguna jalan, tentu seringkali menemui kondisi jalanan yang rusak sehingga bisa
membahayakan pengendara. Kerusakan jalan paling umum adalah jalan berlubang, longsor, hingga
genangan air.

Ketika menemukan jalan rusak, masyarakat sebenarnya bisa mengadu atau melaporkan kondisi jalan
rusak. Namun yang perlu diketahui, jalan di Indonesia terbagi berdasarkan statusnya.

Status jalan menentukan jalan itu dikelola oleh siapa. Status jalan diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan, di mana status jalan terbagi menjadi 5 jenis antara lain jalan
nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa.

Karena ketidaktahuan status jalan, kadangkala ada masyarakat yang memprotes kerusakan jalan di
depan rumahnya ke Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten/Kota, padahal status jalan tersebut merupakan
jalan nasional yang wewenangnya berada di pemerintah pusat, yakni Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat (PUPR).

A. STATUS JALAN
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan dan
Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan, maka sesuai dengan kewenangan/status,
maka jalan umum dikelompokkan sebagai berikut:
1. Jalan Nasional
2. Jalan Provinsi
3. Jalan Kabupaten
4. Jalan Kota
5. Jalan Desa

Pengertian dari masing-masing status jalan tersebut adalah sebagai berikut:


1. Jalan Nasional
Jalan Nasional terdiri dari:
a. Jalan Arteri Primer
b. Jalan Kolektor Primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi
c. Jalan Tol
d. Jalan Strategis Nasional
Penyelenggaraan Jalan Nasional merupakan kewenangan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, yaitu di Direktorat Jenderal Bina Marga yang dalam pelaksanaan tugas
penyelenggaraan jalan nasional dibentuk Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional sesuai dengan
wilayah kerjanya masing-masing.

foto jalan pasar

Sesuai dengan kewenangannya, maka ruas-ruas jalan nasional ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat dalam bentuk Surat Keputusan (SK) Menteri PUPR.
2. Jalan Provinsi
Penyelenggaraan Jalan Provinsi merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi. Jalan Provinsi terdiri
dari:
a. Jalan Kolektor Primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten atau kota
b. Jalan Kolektor Primer yang menghubungkan antar ibukota kabupaten atau kota
c. Jalan Strategis Provinsi
d. Jalan di Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Ruas-ruas jalan provinsi ditetapkan oleh Gubernur dengan Surat Keputusan (SK) Gubernur.
3. Jalan Kabupaten
Penyelenggaraan Jalan Kabupaten merupakan kewenangan Pemerintah Kabupaten. Jalan Kabupaten
terdiri dari:
a. Jalan kolektor primer yang tidak termasuk jalan nasional dan jalan provinsi.
b. Jalan lokal primer yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, ibukota
kabupaten dengan pusat desa, antar ibukota kecamatan, ibukota kecamatan dengan desa, dan antar
desa.
c. Jalan sekunder yang tidak termasuk jalan provinsi dan jalan sekunder dalam kota.
d. Jalan strategis kabupaten.
Ruas-ruas jalan kabupaten ditetapkan oleh Bupati dengan Surat Keputusan (SK) Bupati.
4. Jalan Kota
Jalan Kota adalah jalan umum pada jaringan jalan sekunder di dalam kota, merupakan kewenangan
Pemerintah Kota. Ruas-ruas jalan kota ditetapkan oleh Walikota dengan Surat Keputusan (SK) Walikota
5. Jalan Desa
Jalan Desa adalah jalan lingkungan primer dan jalan lokal primer yang tidak termasuk jalan kabupaten
di dalam kawasan perdesaan, dan merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau
antar permukiman di dalam desa.

B. KELAS JALAN
Kelas jalan diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan.
Jalan dikelompokkan dalam beberapa kelas berdasarkan:
a. Fungsi dan intensitas lalu lintas guna kepentingan pengaturan penggunaan jalan dan kelancaran lalu
lintas angkutan jalan.
b. Daya dukung untuk menerima muatan sumbu terberat dan dimensi kendaraan bermotor.

Pengelompokan jalan menurut Kelas Jalan terdiri dari:


a. Jalan Kelas I
Jalan Kelas I adalah jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor dengan ukuran
lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 milimeter, ukuran paling
tinggi 4.200 milimeter, dan muatan sumbu terberat 10 ton.
b. Jalan Kelas II
Jalan Kelas II adalah jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor
dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 12.000 milimeter,
ukuran paling tinggi 4.200 milimeter, dan muatan sumbu terberat 8 ton.
c. Jalan Kelas III
Jalan Kelas III adalah jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui Kendaraan
Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 meter, ukuran panjang tidak melebihi 9.000
milimeter, ukuran paling tinggi 3.500 milimeter, dan muatan sumbu terberat 8 ton.
Dalam keadaan tertentu daya dukung Jalan Kelas III dapat ditetapkan muatan sumbu terberat kurang
dari 8 ton.
d. Jalan Kelas Khusus
Jalan Kelas Khusus adalah jalan arteri yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar
melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang melebihi 18.000 milimeter, ukuran paling tinggi 4.200
milimeter, dan muatan sumbu terberat lebih dari 10 ton.

DRAINASE
Pengertian Drainase

Sistem drainase yang baik akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sekitarnya. (Foto: Pexels –
Amar Preciado)
Secara sederhana, drainase adalah pembuangan massa air baik secara alami maupun buatan dari
permukaan atau bawah permukaan dari suatu tempat. Di bidang teknik sipil, drainase dibatasi sebagai
serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi atau membuang kelebihan air dari suatu
kawasan agar tidak tergenang. Dari pengertian tersebut, peran drainase sangatlah penting, terutama
ketika kawasan tersebut berada di daerah dengan curah hujan tinggi.
Untuk perumahan sendiri pengertian drainase menjadi lebih spesifik lagi. Drainase dalam perumahan
adalah sebuah sistem yang mengatur jalur keluar masuknya air, baik air bersih maupun kotor agar
berada pada jalur yang telah ditentukan.

Mengenal Manajemen Konstruksi, Fungsi, Tujuan, Serta Tahapannya


Fungsi Drainase

Banyak manfaat yang bisa diambil dari sistem drainase yang baik. (Foto: Pexels – Brixiv)
Drainase merupakan salah satu unsur dari prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat kota agar
dapat memiliki kehidupan yang aman, nyaman, bersih, dan sehat. Kehadirannya sangat penting bagi
sebuah kawasan, terutama kawasan perumahan.
Sistem drainase yang buruk dan tidak berfungsi dengan baik akan mendatangkan bencana bagi
masyarakat di sekitarnya. Betapa banyak fungsi drainase, inilah beberapa di antaranya:
• Membebaskan suatu area dari genangan air, banjir, maupun erosi, terutama pada daerah yang
memiliki kepadatan penduduk tinggi.
• Mengurangi risiko terjadinya penyakit akibat buruknya sanitasi di daerah tersebut, seperti
demam berdarah, malaria, disentri, dan penyakit lain yang disebabkan kurang sehatnya
lingkungan pemukiman tersebut.
• Membuat sistem tata guna lahan dengan kualitas yang baik dan optimal, serta mengurangi
kerusakan struktur tanah akibat pembangunan jalan atau karena bangunan lain.
• Melindungi alam dan lingkungan, seperti tanah, kualitas udara, dan kualitas air.
• Memperpanjang umur ekonomis sarana-sarana fisik, seperti jalan, kawasan pemukiman.
• Konservasi sumber daya air.

Jenis-jenis Drainase

Drainase dibagi beberapa jenis, tergantung dengan beberapa hal. (Foto: Unsplash – Matty Sievers)
Ada beberapa jenis drainase yang biasa digunakan di kawasan perumahan maupun di tempat-tempat
lain. Drainase ini dikelompokkan berdasarkan pembuatannya, peletakannya, fungsinya, konstruksi, dan
wilayahnya. Berikut jenis-jenis drainase tersebut:
Jenis drainase berdasarkan pembuatannya
• Drainase buatan. Drainase yang dirancang dan dibangun untuk tujuan tertentu. Biasanya
disesuaikan dengan pengelolaan air. Perlu pembangunan dan biaya khusus karena
membutuhkan bahan-bahan, seperti beton, pipa, atau batu. Contoh drainase buatan adalah
selokan, gorong-gorong, kanal, talang.
• Drainase alami. Sesuai dengan sebutannya, drainase alami terbentuk oleh alam tanpa campur
tangan manusia, bahkan umumnya tanpa penunjang apapun. Drainase ini terbentuk karena
adanya gerusan air yang bergerak karena gravitasi, yang lambat laun dan dalam waktu yang
lama membentuk jalan air yang permanen, seperti sungai.

Jenis drainase berdasarkan letak saluran


• Drainase permukaan tanah. Drainase ini dapat dilihat secara langsung karena ada di
permukaan tanah. Drainase permukaan tanah biasanya digunakan untuk mencegah terjadinya
genangan air pada area perumahan.
Air hujan yang turun langsung disalurkan oleh drainase ini ke pembuangan air, sehingga tidak ada air
tergenang.
• Drainase bawah tanah. Drainase ini dibangun di dalam tanah. Biasanya membutuhkan pipa-
pipa sebagai media untuk menyalurkan air.
Drainase bawah tanah umumnya dibuat agar tidak mengganggu estetika kawasan atau kota tersebut.
Lokasinya yang tersembunyi membuat drainase ini tidak mengganggu aktivitas di permukaan tanah.

Jenis drainase berdasarkan fungsi


• Drainase satu fungsi (single purpose). Saluran dari drainase ini hanya berfungsi untuk
mengalirkan satu jenis air pada saluran pembuangan, misalnya air hujan, air dari limbah rumah
tangga, atau limbah industri.
• Drainase multi-fungsi (multi purpose). Saluran dari drainase ini mampu mengalirkan
bermacam air buangan, baik secara bergiliran atau sekaligus, misalnya drainase yang
digunakan untuk membuang limbah rumah tangga sekaligus air hujan.

Jenis drainase berdasarkan konstruksi


• Drainase terbuka. Drainase ini berguna untuk mengalirkan air hujan di wilayah yang luas.
Selain itu juga berfungsi untuk menyalurkan air yang tidak membahayakan lingkungan.
• Drainase tertutup. Saluran di drainase tertutup berfungsi mengalirkan air yang mengandung
limbah. Drainase tersebut dibuat tertutup supaya limbah tersebut tidak berhubungan langsung
dengan manusia sehingga membahayakan masyarakat dan lingkungan.
Jenis drainase berdasarkan wilayah
• Drainase jalan raya. Saluran drainase di jalan raya umumnya ditutup dan dijadikan trotoar atau
bahu jalan, agar tidak mengganggu aktivitas pengguna jalan.
Fungsi drainase ini adalah untuk mengalirkan air agar tidak menggenang dan merusak konstruksi jalan
atau menyebabkan erosi pada pada badan jalan.
• Drainase bandara. Karena area bandara luas, mendatar, dan beraspal, air tidak mudah
mengalir. Padahal genangan air pada bandara sangat berbahaya bagi pesawat. Oleh karena itu
perlu sistem drainase yang baik untuk bandara.
• Drainase lapangan olahraga. Sama seperti drainase pada jalan raya, drainase di lapangan
olahraga bertugas untuk mengalirkan air agar tidak terjadi genangan yang dapat merusak
infrastruktur sarana olahraga.

Di daerah perkotaan, drainase dibuat untuk mengalirkan air hujan maupun air buangan agar tidak
terjadi genangan, atau banjir. Mau punya rumah yang tidak rawan banjir? Cek pilihan rumahnya di
kawasan Bekasi dengan harga di bawah Rp700 jutaan di sini!
Contoh-contoh Drainase yang Baik

Ada beberapa kriteria yang membuat drainase bisa disebut drainase yang baik. (Foto: Freepik –
wirestock)
Sebuah drainase yang ada di suatu daerah akan terlihat berfungsi dengan baik ketika air atau limbah
bisa mengalir lancar tanpa hambatan. Hal tersebut bisa terlihat jelas ketika tak ada air yang tergenang
meski curah hujan lebat, atau ketika ada banyak air di daerah tersebut.
Selain itu drainase yang baik adalah drainase yang menggunakan material yang sesuai dengan
peruntukkannya. Misalnya, untuk pembuatan gorong-gorong pada area yang luas dan membutuhkan
daya tahan beban tinggi dipilih material beton karena lebih kuat, bukan Polyvinyl Chlorida (PVC) yang
lebih cocok digunakan pada area sempit yang tidak membutuhkan beban yang besar.
Drainase yang baik juga bukan saja dapat mencegah terjadinya banjir, tapi juga mampu mencegah
erosi tanah dan mengendalikan permukaan air tanah. Selain itu drainase tersebut dapat mencegah
kerusakan jalan dan bangunan yang ada.
Dan tentu saja, sebuah drainase yang baik harus tahan lama, setidaknya hingga puluhan tahun. Untuk
mendapatkan drainase yang tahan lama perencanaannya harus memperhatikan lingkungan,
pertumbuhan masyarakat di tempat drainase tersebut, dan bahan bangunan yang sesuai dengan
spesifikasi teknis.
Dan terakhir, sebuah drainase akan mendapat nilai lebih baik lagi bila mampu membuat lingkungan
sekitarnya menjadi lebih cantik. Artinya, selain memperhatikan fungsi, pembangunan drainase tersebut
juga mempertimbangkan segi estetika atau keindahan lingkungan sekitar.
Klasifikasi Jembatan

Pada postingan ini saya menulis perihal jembatan, bukan dari perencanaan dan pelaksanaanya tetatpi
materi seputar jembatan diantaranya klasifikasi dan jenis – jenis jembatan itu, sebelumnya dibawah ini
adalah definisi secara umum pengertian dari jembatan.

Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang
berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain (jalan air atau jalan lalu lintas biasa). Jembatan
yang merupakan bagian dari jalan, sangat diperlukan dalam sistem jaringan transportasi darat yang akan
menunjang pembangunan pada daerah tersebut. Perencanaan pembangunan jembatan harus
diperhatikan seefektif dan seefisien mungkin, sehingga pembangunan jembatan dapat memenuhi
keamanan dan kenyamanan bagi para pengguna jembatan.
Keberadaan jembatan saat ini terus mengalami perkembangan, dari bentuk sederhana sampai yang
paling kompleks, demikian juga bahan – bahan yang digunakan mulai dari bambu, kayu, beton dan baja.
Penggunaaan bahan baja untuk saat – saat sekarang maupun di masa mendatang.

Macam - Macam Klasifikasi Jembatan


Apakah kalian mengetahui setiap jembatan itu mempunyai klasifikasi baik ditinjau dari bentur struktur
ataupun dari material jembatan itu sendiri, untuk itu saya postingkan gambar dan keterangan sebagai
alat bantu untuk memahami berbagai tipe jembatan.
Menurut Siswanto (1999), jembatan dapat diklasifikasikan menjadi bermacam-macam jenis/tipe menurut
fungsi, keberadaan, material yang dipakai, jenis lantai kendaraan dan lain-lain seperti berikut:
Jembatan Ditinjau Dari Material Yang Digunakan
Klasifikasi jembatan menurut material yang digunakan dibedakan atas bahan yang dominan
dipergunakan, terutama bahan sebagai struktur utama bangunan atas, berikut jembatan ditinjau dari
material yang digunakan dibedakan menjadi:
1) Jembatan Kayu (Log Bridge)

Jembatan kayu merupakan jembatan sederhana ditinjau dari segi konstruksi yang sangat mudah, atau
dapat diterjemahkan struktur terbuat dari material kayu yang sifatnya darurat atau tetap, dan dapat
dikerjakan/dibangun tanpa peralatan modern.
Jembatan ini sangat dikenal oleh manusia, ketika masa lampau untuk menghubungkan sungai cukup
menggunakan kayu, entah dari pohon yang tumbang atau sengaja dirancang, salah satu ahli mengatakan
bahwa jembatan yang terbuat dari material kayu, merupakan jembatan yang mudah diperbaharui.
Dari segi materialnya kayu memmpunyai beberapa keuntungan dan kekurangan, diantaranya sebagai
berikut ini:
a) Kayu relatif ringan, biaya transportasi dan konstruksi relatif murah, dan dapat dikerjakan dengan alat yang
lebih sederhana.
b) Pekerjaan-pekerjaan detail dapat dikerjakan tanpa memerlukan peralatan khusus dan tenaga ahli yang
tinggi. Sebagai contohnya pada sambungan konstruksi jembatan baja memerlukan peralatan dan
ketrampilan tenaga kerja tersendiri, sedangkan pada konstruksi kayu dapat menggunakan bor tangan.
c) Jembatan kayu lebih suka menggunakan dek dari kayu, yang mana menguntungkan untuk lokasi yang
terpencil dan jauh dari lokasi pembuatan beton siap pakai (ready mix concrete). Dek kayu dapat dipasang
tanpa bekisting dan tulangan, sehingga menghemat biaya.
d) Kayu tidak mudah dipengaruhi oleh korosi seperti pada baja atau beton.
e) Kayu merupakan bahan yang sangat estetik, bila didesain dengan benar dan dipadukan dengan
lingkungan sekitar.
Jadi dapat saya simpulkan bahwa jembatan kayu lebih sesuai untuk konstruksi sederhana dengan
bentang pendek, karena untuk jembatan dengan bentang yang panjang, material kayu sudah tidak
ekonomis lagi.

2) Jembatan Baja (Steel Bridge)


Jembatan yang menggunakan berbagai macam komponen dan sistem struktur baja: deck, girder, rangka
batang, pelengkung, penahan dan penggantung kabel, pada jembatan baja saya akan menerangkan
jembatan rangka baja, ialah jembatan yang terbentuk dari rangkarangka batang yang membentuk unit
segitiga dan memiliki kemampuan untuk mendistribusikan beban ke setiap rangka-rangkanya. Rangka
batang tersebut terdiri dari batang tarik dan batang tekan.
Batang tarik adalah batang yang menerima beban tarik. Desain untuk batang tarik didasarkan atas ijin
tegangan tarik dimana tegangan yang terjadi tidak boleh melampaui tegangan ijin. Apabila ada lubang
maka luas penampang adalah luas netto (luas brutto-luas lubang). Untuk menahan beban berguna
dipakai factor of safety (faktor keamanan) yang cukup terhadap kehancuran.
Batang tekan yang merupakan batang dari suatu rangka batang. Batang ini dibebani gaya tekan aksial
searah panjang batangnya. Kolom juga merupakan batang tekan tegak yang bekerja untuk menahan
balok-balok loteng, rangka atap, lintasan crane dalam bangunan pabrik dan sebagainya yang untuk
seterusnya akan melimpahkan semua beban tersebut ke pondasi.

3) Jembatan Beton (Concrete Bridge)


Jembatan yang terbuat dari material beton pertama kali digunakan pada abad ke 19, industry semen
mendominasi setelah tahun 1865, beton banyak digunakan untuk jembatan lengkung dan konstruksi
bagian bawah, jembatan beton bertulang pertama kali dibangun setelah ditemukannya teknik pembuatan
beton bertulang untuk struktur, yaitu di prancis pada tahun 1875.
Selama beberapa dekade jembatan beton bertulang dibangun untuk jembatan dengan bentang pendek,
terutama pada awal tahun 1890 dan semakin meningkat pada abad ke 20. Slab dan gelagar jembatan
beton bertulang secara luas digunakan untuk bentang-bentang pendek untuk beberapa dekade.

4) Jembatan Beton Prategang (Prestressed Concrete Bridge)


Pada tahun 1928 pengguanaan beton prategang modern dikemukaan pertama kali di prancis, ia
mengaplikasikan kawat – kawat baja berkualitas tinggi pada balok prategang dengan system penegangan
pra – penegangan (pre tensioning) dan pada tahun 1940 magnel mengembangkan system pasca
penegangan yang lebih dikenal dengan magnel system of Belgium.
Pada tahun 1950 dikembangkan jembatan beton prategang segmental (cast in place), jembatan
segmental ini bisa disebut juga pracetak (precast) atau cetak di tempat (cast in place) dengan
menggunakan metode konstruksi kantilever yang dikerjakan bentang demi bentang, dipasang tahap demi
tahap atau dipasang dengan system incremental launching.
Konstruksi jembatan beton prategang segmental dapat mencapai panjang bentang 800 ft yaitu 250 meter
atau bentang seri 1000 ft yaitu 300 meter. Bila digunakan dlam jembatan cable stayed jarak bentang
dapat mencapai 1500 ft yaitu 450 meter.
5) Jembatan Komposit (Composite Bridge)
jembatan yang mengkombinasikan dua material atau lebih dengan sifat bahan yang berbeda dan
membentuk satu kesatuan sehingga menghasilkan sifat gabungan yang lebih baik.
Jembatan komposit yang umum digunakan adalah kombinasi antara bahan konstruksi baja dengan beton
bertuang, yaitu dengan mengkombinasikan baja sebagai deck (gelagar) dan beton bertulang sebagai plat
lantai jembatan.

6) Jembatan Bambu
Merupakan jembatan sederhana yang materialnya terbuat dari bamboo, seperti yang sudah saya tulis
pada jembatan dengan material kayu, jembatan ini cukup dikenal oleh manusia dan banyak dijumpai,
pembuatanya juga tidak memerlukan perlatan modern sehingga mudah dirancang oleh manusia dengan
peralatan yang seadanya contohnya dibuat seperti anyaman, jembatan dengan material bambu
digunakan pada jembatan pendek dan tidak terlalu panjang.

7) Jembatan Pasangan Batu Kali/Bata


Jembatan jenis ini seluruh struktur baik srtuktur atas dan struktur bawah dibuat dari pasangan batu kali
atau bata merah yang merupakan jenis jembatan dengan system gravitasi yang
kekuatanyamengandalkan dari berat struktur. Bentuk dari jembatan ini sebagian besar berbentuk
struktur lengkung dibagian bentang yang harus menahan beban utama.
Jembatan Ditinjau Dari Analisa Struktur Konstruksi
1) Jembatan Statis Tertentu
Disebut statis tertentu karena bangunan tersebut mengunakan system yang paling sederhana, Suatu
konstruksi disebut statis tertentu jika bisa diselesaikan dengan syarat-syarat keseimbangan yaitu:
a) -∑V = 0 (jumlah gaya-gaya vertikal antara aksi (beban) dan reaksi harus sama dengan nol)
b) -∑H = 0 (jumlah gaya-gaya horisontal antara aksi (beban) dan reaksi sama dengan nol).
c) -∑M = 0 (jumlah gaya-gaya momen antara aksi (beban) dan reaksi harus sama dengan nol).
2) Jembatan Statis Tak Tentu
Dikatakan statis tak tentu ialah jika suatu struktur tidak bisa diselsaikan dengan hanya pertolongan
persamaan keseimbangan, dalam syarat keseimbangan ada 3 persamaan, apabila sebuah struktur yang
mempunyai reaksi perletakan lebih dari tiga, maka reaksi-reaksi perketakan tersebut tidak bisa dihitung
hanya dengan 3 persamaan keseimbangan.
Jembatan Ditinjau Dari Fungsi Atau Kegunaannya
1) Jembatan Untuk Lalu Lintas Kereta Api
Jembatan yang digunakan untuk menhubungkan rel yang leintasi rintangan seperti sungai, jalan untuk
dilewati kereta api.
2) Jembatan untuk lalu lintas biasa atau umum
Jembatan yang digunakan untuk menghubungkan jalan raya yang melintasi sungai atau jalan lain dengan
tujuan agar bisa dilintasi oleh kendaraan darat.
3) Jembatan Berfungsi Ganda
Jembatan dimana sisi atas dan bawah digunakan untuk melintasi dengan objek yang berbeda, seperti
jembatan cirahong, bagian atas digunakan untul rel perlintasan kereta api, sementara dibawah untuk
mobill, motor.
4) Jembatan Khusus
Jembatan khusus dibuat untuk pipa – pipa perusahaan minyak dari satu daerah ke daerah lainya, Karena
pipa tersebut tidak selamanya harus tertanam didalam tanah.

Jembatan Ditinjau Menurut Sifat – Sifat Jembatan


1) Jembatan Sementara Atau Darurat
Dikatan jembatan sementara atau darurat karena jembatan tersebut diperuntukan dan dibangun pada
keadaan tertentu, missal jembatan yang sedang di renovasi kemudian dibuatkan jembatan semnetara
yang terbuat dari material pohon kelapa dengan tujuan agar jembatan tersebut masih bisa difungsikan.
2) Jembatan Tetap Atau Permanen
Jembatan dikatakan tetap atau permanen ialah jembatan yang dirancang untuk keberadaannya dapat
dimanfaatkan terus atau sesuai umur rencana jembatan atau tidak terikat waktu, jembatan ini berupa
jembatan kayu, jembatan baja, jembatan beton bertulang.
3) Jembatan Bergerak
Disebut jembatan bergerak karena jembatan tersebut dirancang dapat dipindahkan atau dapat dibuka
untuk jalur air yang amat atau watercrafts atau jembatan dapat diputar, dibuka ditutup seperti jembatan
yang melintasi sungai atau lautan yang bisa dibuka untuk kapal lewat.
Jembatan bergerak biasanya dibuat pada sungai dimana kapal besar yang lewat memerlukan ketinggian
yang cukup tetapi pembuatan jembatan dengan pilar sangat tinggi dianggap tidak ekonomis. Ada tiga
macam tipe jembatan bergerak yaitu:
a. jembatan terbuka (bascule bridges),
b. jembatan terangkat vertikal (verticalift bridges),
c. jembatan berputar (swing bridges).
Jembatan terbuka atau bascule bridges biasanya digunakan untuk bentang yang tidak terlalu panjang
dengan bentang maksimum 100 m. Jembatan terangkat vertikal atau vertical lift bridges biasanya
digunakan untuk bentang yang lebih panjang yaitu sekitar 175 m, tetapi jarak bersih yang didapat
tergantung dari seberapa tinggi jembatan dapat dinaikan.
Pada umumnya ketinggian maksimum untuk mendapatkan jarak bersih adalah sekitar 40 m. Jembatan
berputar mempunyai keuntungan karena kapal yang akan lewat tidak dibatasi ketinggiannya. Jembatan
berputar dapat digunakan dengan bentang sampai dengan 160 m.
Jembatan Ditinjau Dari Bentuk Struktur Konstruksi
Struktur jembatan mempunyai berbagai macam tipe, baik dilihat dari bahan strukturnya maupun dari
bentuk strukturnya. Masing-masing tipe struktur jembatan cocok digunakan untuk kondisi yang berbeda.
Menurut Satyarno (2003), sesuai dengan perkembangan, bentuk jembatan berubah dari yang sederhana
menjadi yang sangat komplek. Secara garis besar terdapat sembilan macam perencanaan jenis jembatan
yang dapat digunakan, yaitu:
1) Jembatan Gelagar Biasa
Jembatan seperti ini digunakan pada jembatan bentang pendek sampai sedang dan beban hidup yang
lewat relative kecil seperti jembatan penyebrang orang dan sebagainya.
Gelagar induk jembatan ini merupakan struktur balok biasa yang menumpu pada kedua abutment dengan
susunan struktur. sperti pada jembatan gelagar biasa dengan material kayu dan baja atau beton.
Jembatan balok adalah jenis jembatan yang paling sederhana yang dapat berupa balok dengan
perletakan sederhana (simple spans) maupun dengan perletakan menerus (continous spans).
Jembatan balok terdiri dari struktur berupa balok yang didukung pada kedua ujungnya, baik langsung
pada tanah/batuan atau pada struktur vertikal yang disebut pilar atau pier. Jembatan balok tipe simple
spans biasa digunakan untuk jembatan dengan bentang antara 15 meter sampai 30 meter dimana untuk
bentang yang kecil sekitar 15 meter menggunakan baja (rolled-steel) atau beton bertulang dan bentang
yang berkisar sekitar 30 meter menggunakan beton prategang.
2) Jembatan Portal
Merupakan jembatan rangka baja yang sisi kiri kanan dan atasnya, memiliki konstruksi yang
menyambung dari batang satu ke batang lainya. Struktur portal adalah suatu sistem yang terdiri dari
bagian-bagian struktur yang saling berhubungan yang berfungsi menahan beban sebagai suatu kesatuan
lengkap yang berdiri sendiri dengan atau tanpa dibantu oleh diafragma-diafragma horisontal atau sistem-
sistem lantai.
3) Jembatan Rangka
Jembatan rangka batang mempunyai tipe rangka yang banyak jenisnya. Stuktur jembatan jenis ini terbuat
dari material baja digunakan untuk bentang jembatan yang relative panjang, biasanya yang umum
ditemukan struktur rangka batang dipasang di bagian kiri – kanan.
Jembatan rangka dibuat dari struktur rangka yang biasanya terbuat dari bahan baja dan dibuat dengan
menyambung beberapa batang dengan las atau baut yang membentuk pola-pola segitiga. Jembatan
rangka biasanya digunakan untuk bentang 20 m sampai 375 m. Ada banyak tipe jembatan rangka yang
dapat digunakan diantaranya sebagai berikut:
a. pratt truss,
b. parker pratt truss,
c. baltimore pratt truss,
d. pennsylvania-petit pratt truss,
e. warren truss,
f. subdivided warren truss,
g. howe truss,
h. whicert truss,
i. cantilever through top truss,
j. cantilever through top and bottom trus
4) Jembatan Gantung
Jembatan gantung merupakan struktur jembatan yang terdiri dari struktur penopang yang berupa tiang,
pilar atau menara, struktur jembatan berupa gelagar induk dan gelagar melintang, lantai kendaraan,
pejangkar kabel dan kabel penggantung yang membentang sepanjang bentang sejajar dengan arah
memanjang jembatan, dimana kabel sebagai struktur utama yang mentransfer seluruh beban ke bagian
bawah jembatan yang berupa abutment, penjangkar kabel dan tiang penopang.
Jembatan gantung terdiri dari dua kabel besar atau kabel utama yang menggantung dari dua pilar atau
tiang utama dimana ujung-ujung kabel tersebut diangkurkan pada fondasi yang biasanya terbuat dari
beton.
Dek jembatan digantungkan pada kabel uatma dengan mengunakan kabel-kabel yang lebih kecil
ukurannya. Pilar atau tiang dapat terbuat dari beton atau rangka baja. Struktur dek dapat terbuat dari
beton atau rangka baja. Kabel utama mendukung beban struktur jembatan dan mentransfer beban
tersebut ke pilar utama dan ke angkur. Jembatan gantung merupakan jenis jembatan yang digunakan
untuk betang-bentang besar yaitu antara 500 m sampai 2000 m atau 2 km.
5) Jembatan Kabel Penahan
Jembatan kabel merupakan suatu pengembangan dari jembatan gantung dimana terdapat juga dua pilar
atau tower. Akan tetapi pada jembatan kabel dek jembatan langsung di hubungkan ke tower dengan
menggunakan kabelkabel yang membentuk formasi diagonal, Kalau pada jembatan gantung struktur dek
dapat terbuat dari rangka baja maupun beton, pada jembatan kabel umumnya deknya terbuat dari beton.
Jembatan kabel ini juga digunakan untuk bentang-betang besar tetapi tidak sebesar bentang pada
jembatan gantung. Besar bentang maksimum untuk jembatan kabel sekitar 500 m sampai 900 m.
6) Jembatan Pelengkung/Busur
Merupakan suatu tipe jembatan yang menggunakan prinsip kestabilan dimana gaya-gaya yang bekerja
di atas jembatan di transformasikan ke bagian akhir lengkung atau abutment.
Jembatan lengkung dapat dibagi menjadi 11 macam yaitu:
a) fixed arch,
b) one-hinged arch,
c) two-hinged arch,
d) three-hinged arch,
e) solid ribbed arch (tied arch),
f) spandrel braced (cantilever) arch,
g) trussed deck arch,
h) trussed through arch (tied arc),
i) trussed through arch,
j) closed spandrel deck arch,
k) open spandrel deck arch.
Jembatan lengkung dapat dibuat dari bahan batu, bata, kayu, besi cor, baja maupun beton bertulang dan
dapat digunakan untuk bentang yang kecil maupun bentang yang besar. Jembatan lengkung tipe closed
spandrel deck arch biasa digunakan untuk bentang hanya sekitar 0.5 m sampai 2 m dan biasa disebut
dengan gorong-gorong. Untuk bentang besar jembatan lengkung dapat digunakan untuk bentang sampai
500 m.
7) Jembatan Pelat
Jembatan ini merupakan beton bertulang yang antara gelagar induk dan pelat lantai kendaraan dicor
bersamaan dan menyatu sebagai balok T.
8) Jembatan Kantilever (Cantilever Bridges)
Jembatan kantilever adalah merupakan pengembangan jembatan balok. Tipe jembatan kantilever ini ada
dua macam yaitu tipe cantilever dan tipe cantilever with suspended span. Pada jembatan kantilever,
sebuah pilar atau tower dibuat dimasing-masing sisi bagian yang akan disebrangi dan jembatan dibangun
menyamping berupa kantilever dari masing-masing pilar atau tower. Pilar atau tower ini mendukung
seluruh beban pada lengan kantilever.
9) Jembatan Terapung (Floating Bridges)
Jembatan terapung dibuat dengan mengikatkan dek jembatan pada pontonponton sebagaimana dilihat
pada Gambar 2.23. Ponton-ponton ini biasanya jumlahnya banyak sehingga jika salah satu ponton terjadi
kebocoran maka tidak begitu mempengaruhi atau membahayakan kestabilan jembatan apung secara
keseluruhan. Kemudian ponton yang terjadi kebocoran ini dapat diperbaiki.
Jembatan terapung pada mulanya banyak digunakan sebagai jembatan sementara oleh militer. Namun
kini jembatan terapung banyak digunakan apabila kedalaman air yang akan dibuat jembatan cukup dalam
dan kondisi tanah dasar sangat jelek sehingga sangat sulit untuk membuat fondasi jembatan. Saat ini
ponton-ponton yang digunakan pada jembatan terapung dapat dibuat dari beton dimana bentang total
dapat mencapai sebesar 2 km.
10) Jembatan Kombinasi (Combination Bridges)
Jembatan kombinasi adalah jembatan yang menggunakan lebih dari satu jenis jembatan. Hal ini terutama
untuk jembatan dengan bentang sangat besar dimana penggunaan s satu jenis jembatan tidak ekonomis.
Jembatan Yang Dapat Digerakkan (Umumnya Dari Baja)
1) Jembatan Yang Dapat Berputar Diatas Poros Mendatar, Seperti:
a) jembatan angkat
Jembatan angkat seperti yang melintasi lautan, kemudian jembatan bisa diangkat untuk perlintas kapal.
b) Jembatan Baskul
Jembatan baskus terbuat dari pelat baja, jembatan baskul banyak dijumpai pada truk sebagai pelat injak
turunnya kendaraan mobil, motor atau lainya dari truk.
c) jembatan lipat strauss.
Jembatan lipat strauss umumnya digunakan untuk pejalan kaki, banyak dijumpai di taman – taman luar
negri, tetati memungkinkan juga berada di tempat lain, lebar jembatan ini relative kecil, jembatan lipat
strauss terbuat dari baja, bentuknya seperti jembatan lainya tetapi ketika dilipat membentuk lingkaran
atau setengah lingkaran.
2) Jembatan yang dapat berputar diatas poros mendatar dan yang dapat berpindah sejajar mendatar,
3) Jembatan yang dapat berputar diatas poros tegak atau jembatan putar,
4) jembatan yang dapat bergeser kearah tegak lurus atau mendatar:
a) Jembatan Angkat
jembatan angkat juga termasuk jembatan yang dapat bergeser kea rah tegak lurus/mendatar dan
jembatan yang dapat diputar pada pros mendatar, jenis jembatan ini seperti yang melintasi lautan,
kemudian jembatan bisa diangkat untuk perlintas kapal.
b) Jembatan Beroda
Dikatakan beroda karena mempunya roda yang berdungsi untuk maju mundurnya dari abutment ke pilar
atau dari pilar satu ke pilar lainya, jembatan jenis seperti ini terbuat dari material baja dan banyak dijumpai
ketika instalasi girder, ketika launching girder di Tarik ke tengah menggunakan jembatan beroda atau
istilah lain dari jembatan beroda adalah bailey.
c) Jembatan Goyah
Dikatakan goyah karena jembatan ini lentur ketika di injak, jembatanya relative pendek atau sedang
sementara lebarnya rata rata 1 meter, jenis jembatan seperti ini biasanya untuk digunakan pejalan kaki
melintasi sungai, bentuk nya seperti jembatan gantung.

Klasifikasi Jembatan Menurut Kelas Bina Marga


1) Jembatan Kelas Standar (A/I)
Merupakan jembtan kelas standar dengan perencanaan 100% muatan “T” dan 100% muatan “D”. Dalam
hal ini lebar jembatan adalah (1,00 + 7,00 + 1,00) meter.
2) Jembatan Kelas Sub Standar (B/II)
Merupakan jembatan kelas standar dengan perencanaan 70% muatan “T” dan 70% muatan “D” dalam
hal ini lebar jembatan (0,50 + 6,00 + 0,50) meter.
3) Jembatan Kelas Low Standar (C/III)
Merupakan jembatan kelas standar dengan perencanaan 50% muatan “T” dan 50% muatan “D” dalam
hal ini lebar jembatan adalah (0,50 + 3,50 + 0,50) meter.
Klasifikasi Menurut Formasi Lantai Kendaraan
1. Jembatan lantai atas
2. Jembatan lantai tengah
3. Jembatan lantai bawah
4. Jembatan double deck
Klasifikasi Menurut Bidang Yang Dipotongkan
1. Jembatan tegak lurus
2. Jembatan lurus (Straight Bridge)
3. Jembatan menceng (Skewed Bridge)
4. Jembatan lengkung (Curved Bridge)
Klasifikasi Menurut Lokasi
1. Jembatan biasa
2. Jembatan viaduct
3. Jembatan layang (Overbridge /Roadway Crossing)
4. Jembatan kereta api
Demikian tulisan yang saya paparkan perihal dari klasifikasi jembatan, semoga tulisan ini menambah
wawasan saudara dan memberikan pengalaman yang berguna, sekian dan terimaksih
JOBSHEET KJJ 01
Kelas : XI DPIB Mapel : Kejuruan DPIB
Waktu : 185 Menit Materi Pokok : Klasifikasi Jalan & Jembatan

A. Tujuan
1. Peserta didik mampu menjelaskan bagian-bagian jalan raya dan fungsinya!
2. Peserta didik mampu menjelaskan bagian-bagian drainase dan fungsinya!
3. Peserta didik mampu menjelaskan bentuk-bentuk penampang drainase jalan!

B. Alat dan Bahan


1. Komputer / laptop
2. Jaringan internet
3. Alat tulis

C. Materi

a. Jalan
Jalan merupakan tempat yang digunakan untuk lalu lintas kendaraan baik
kendaraan bermotor maupun tidak bermotor. Selain itu, jalan seharusnya memiliki
fasilitas untuk mengakomodasi kepentingan pejalan kaki seperti trotoar, jembatan
penyeberangan orang, zebra/pelican cross dan lain-lain. Menurut PP No. 34 Tahun 2006
Tentang Jalan, jalan memiliki bagian-bagian yang diberi nama ruang manfaat jalan
(rumaja), ruang milik jalan (rumija), dan ruang pengawasan jalan (ruwasja).
Ruang manfaat jalan adalah suatu ruang yang dimanfaatkan untuk konstruksi jalan
dan terdiri atas badan jalan, saluran tepi jalan, serta ambang pengamannya. Badan jalan
meliputi jalur lalu lintas, dengan atau tanpa jalur pemisah dan bahu jalan, termasuk jalur
pejalan kaki. Ambang pengaman jalan terletak di bagian paling luar, dari ruang manfaat
jalan, dan dimaksudkan untuk mengamankan bangunan jalan.
D. Langkah Kerja
• Buatlah kelompok yang beranggotakan 6 orang!
• Buatlah power point tentang jalan dan darinase meliputi:
- Pengertian jalan
- Pengertian jalan Raya
- Bagian-bagian jalan beserta fungsinya (badan jalan, median
jalan, jalur, lajur, tratoar, saluran air dll) berikan contohnya!
- Menjelaskan kelas-kelas jalan dan contohnya!
• Silahkan brosing internet untuk menunjang pembuatan laporan yang di
perlukan.
• Diskusikan dengan teman kelompok tentang tugas ini!
• Presentasikan hasil power point di depan kelas!
• Buatlah dokumentasi berupa video pada saat kelompok
mempresentasikan laporan!
JOBSHEET KJJ 02
Kelas : XI DPIB Mapel : Kejuruan DPIB
Waktu : 185 Menit Materi Pokok : Klasifikasi Jalan & Jembatan

A. Tujuan
4. Peserta didik mampu menjelaskan bagian-bagian jembatan dan fungsinya!
5. Peserta didik mampu menjelaskan bentuk-bentuk jembatan dan fungsinya!
6. Peserta didik mampu memberikan contoh jembatan sesuai dengan bahannya!

B. Alat dan Bahan


1. Komputer / laptop
2. Jaringan internet
3. Alat tulis

C. Materi
Jenis Jembatan Menurut Struktur
Berdasarkan strukturnya, jembatan dapat dibedakan menjadi :
1. Jembatan sederhana
2. Jembatan menerus
3. Jembatan integral
4. Jembatan semi-integral
5. Jembatan kantilever
6. Jembatan pelengkung
7. Jembatan kerangka
8. Jembatan kabel
9. Jembatan gantung
10. Jembatan urung-urung
11. Jembatan alang
12. Jembatan penyangga
Bagian-bagian dari Konstruksi Jembatan
Berikut ini merupakan bagian-bagian dari struktur yang menyusun konstruksi
jembatan, antara lain :
1. Konstruksi Bagian Atas (superstructure) adalah bagian jembatan yang
berfungsi untuk menerima beban secara langsung. Beban-beban tersebut
meliputi beban sendiri, beban mati, beban mati tambahan, beban lalu-lintas
kendaraan, beban pejalan kaki, dan beban-beban lain yang berada di atas
jembatan tersebut. Struktur yang membentuk superstructure ini di antaranya:
o Trotoar
o Peninggian Trotoar
o Slab Lantai Trotoar
o Sandaran dan Tiang Sandaran
o Hand Rail
o Deck Slab
o Steel Girder
o Balok Gelagar
o Ikatan Pengaku (ikatan angin, ikatan rem, ikatan tumbukan)
o Perletakan (rod dan sendi)
2. Konstruksi Bagian Bawah (substructure) ialah bagian jembatan yang
berguna untuk mendukung konstruksi superstructure. Bagian-bagian yang
membentuk substructure ini antara lain :
o Pile Cap
o Abutment
o Pier (pilar)
o Wingwall
3. Pondasi (foundation) merupakan bagian jembatan yang berperan untuk
memikul keseluruhan dari beban jembatan. Contoh-contoh pondasi yang
biasa diterapkan untuk membangun jembatan meliputi :
o Pondasi Tiang Bor
o Pondasi Tiang Pancang (Klik untuk mengetahui pengertian, ukuran,
dan spesifikasi tiang pancang)

D. Langkah Kerja
• Buatlah kelompok yang beranggotakan 6 orang!
• Buatlah power point tentang jembatan meliputi:
- Pengertian jembatan
- Bagian-bagian jembatan beserta fungsinya
- Penjelasan tentang jenis-jenis bahan jembatan kekurangan dan
keunggulannya
- Contoh bentuk-bentuk jembatan
• Silahkan brosing internet untuk menunjang pembuatan laporan yang di
perlukan.
• Diskusikan dengan teman kelompok tentang tugas ini!
• Presentasikan hasil power point di depan kelas!
• Buatlah dokumentasi berupa video pada saat kelompok
mempresentasikan laporan!
JOBSHEET KJJ 03
Kelas : XI DPIB Mapel : Kejuruan DPIB
Waktu : 185 Menit Materi Pokok : Klasifikasi Jalan & Jembatan

A. Tujuan
1. Peserta didik mampu menjelaskan bagian-bagian drainase dan fungsinya!
2. Peserta didik mampu menjelaskan bentuk-bentuk penampang drainase jalan!
3. Peserta didik mampu menjelaskan kekurangan dan kelebihan masing-masing
penampang drainase!

B. Alat dan Bahan


1. Komputer / laptop
2. Jaringan internet
3. Alat tulis

C. Materi

Dainase
Drainase merupakan saluran yang digunakan untuk menyalurkan massa air berlebih dari sebuah
kawasan seperti perumahan, perkotaan, dan jalan. Sistem saluran ini memiliki peran penting
untuk menghindari terjadinya genangan air di permukaan. Oleh karena itu, apabila ditinjau secara
fungsional jangka panjang, drainase mampu meminimalkan terjadinya banjir.
Terdapat berbagai jenis drainase yang diklasifikasikan atas berbagai aspek dan sudut pandang.
Klasifikasi tersebut dapat didasarkan pada sejarah pembentukan, peletakan saluran, fungsi,
konstruksi, pola jaringan, dan bentuk saluran.
▪ Berdasarkan Sejarah Pembentukannya
1. Drainase Alami
2. Drainase Buatan
▪ Berdasarkan Peletakan Saluran
1. Drainase Permukaan
2. Drainase Bawah tanah
▪ Berdasarkan Fungsi Drainase
1. Single Purpose
2. Multi Purpose
▪ Berdasarkan Konstruksi
1. Saluran Terbuka
2. Saluran Tertutup
▪ Berdasarkan Pola Jaringan
1. Bentuk Siku
2. Bentuk Pararel
3. Bentuk Grid Iron
4. Bentuk alamiah
5. Bentuk Radial
6. Bentuk Jaring-jaring
▪ Berdasarkan Bentuk Saluran
1. Trapesium
2. Persegi panjang
3. Setengah Lingkaran

D. Langkah Kerja
• Buatlah kelompok yang beranggotakan 6 orang!
• Buatlah power point tentang jalan dan darinase meliputi:
- Pengertian drainase
- Penjelasan tentang jenis-jenis drainase dan fungsinya
- Contoh bentuk-bentuk drainase dan fungsinya
• Silahkan brosing internet untuk menunjang pembuatan laporan yang di perlukan.
• Diskusikan dengan teman kelompok tentang tugas ini!
• Presentasikan hasil power point di depan kelas!
• Buatlah dokumentasi berupa video pada saat kelompok mempresentasikan laporan!
RUBRIK ASSESMEN PERPORMA PRESENTASI (KJJ-01)
INSTRUMEN PENILAIAN : PROSES DAN PRODUK
ASPEK Belum kompeten Cukup Kompeten (8-9) Sangat kompeten
(0-6) kompeten(6-7) (10)
Proses Peserta didik tidak Peserta didik Peserta didik Peserta didik aktif
penyusunan terlibat dalam terlibat dalam terlibat aktif tetapi dalam pembuatan
wawancara pembuatan pembuatan menutup diri untuk wawancara dan
wawancara wawancara, namun didkusi terbuka untuk
tidak aktif diskusi
Proses hasil Peserta didik tidak Peserta didik mapu Peserta didik Peserta didik
presentasi mampu membuat mampu mampu
mempresentasikan pembuatan mempresentasikan mempresentasikan
hasil pembuatan wawancara, namun hasil pembuatan hasil pembuatan
wawancara ddengan sikap wawancara dengan wawancara dengan
yang kurang baik sikap yang baik sikap yang baik
tetapi tidak mampu dan terbuka untuk
berdiskusi diskusi
Hasil Peserta didik tidak Peserta didik Peserta didik Peserta didik
pembuatan membuat laporan kurang mapu mampu mampu
laporan wawancara mengidentifikasikan mengidentifikasikan mengidentifikasikan
wawancara topik dan kurang tofik dnegan baik , topik dan
mampu menyusun tetapi kurang menyusun laporan
laporan wawancara mampu wawancara dengan
dengan baik menyusunlaporan benar
wawancara dengan
baik

RUBRIK ASSESMEN PERPORMA PRESENTASI (KJJ-02)


INSTRUMEN PENILAIAN : PROSES DAN PRODUK

ASPEK Belum kompeten Cukup Kompeten (8-9) Sangat kompeten


(0-6) kompeten(6-7) (10)
Proses Peserta didik tidak Peserta didik Peserta didik Peserta didik aktif
penyusunan terlibat dalam terlibat dalam terlibat aktif tetapi dalam pembuatan
pembuatan power pembuatan power menutup diri untuk power point dan
point point, namun tidak didkusi terbuka untuk
aktif diskusi
Proses hasil Peserta didik tidak Peserta didik mapu Peserta didik Peserta didik
presentasi mampu membuat mampu mampu
mempresentasikan pembuatan power mempresentasikan mempresentasikan
hasil pembuatan point, namun hasil pembuatan hasil pembuatan
power point ddengan sikap power point dengan power point dengan
yang kurang baik sikap yang baik sikap yang baik
tetapi tidak mampu dan terbuka untuk
berdiskusi diskusi
Hasil Peserta didik tidak Peserta didik Peserta didik Peserta didik
pembuatan membuat laporan kurang mapu mampu mampu
laporan power point mengidentifikasikan mengidentifikasikan mengidentifikasikan
topik dan kurang tofik dengan baik , topik dan
mampu menyusun tetapi kurang menyusun laporan
laporan power point mampu power point dengan
dengan baik menyusunlaporan benar
power point dengan
baik

Skor /penilaian :
1. Peserta didik dengan nilai rata rata akan di ajar oleh guru kelas / guru mapel
2. Peserta didik 1 tingkat dengan nilai di bawah rata rata akan mendapatkan
tambahan pembelajaran dari guru kelas/mapel
3. Peserta didik 2 tingkat dengan nilai di bawah rata rata akan di ajarkan oleh guru
kelas/mapel dengan membentuk kelompok blelajar khusus yang di dampingi oleh
orang tua / wali
ASESMEN DIAGNOSTIK
KODE : Sikap (A-01)
Asesmen Jawaban
Bagaimana perasaanmu saat ini saat mengikuti pembelajaran
Kejuruan DPIB

Apakah kamu terlibat dalam pembuatan laporan kelompok?

Apakah orang tuamu mendukung pembelajaran ini? Bagaimana bentuk


dukungannya?

Apa tugas yang paling sulit dikerjakan selam belajar dari rumah?

a. Kisi kisi
No Sikap Indikator Kriteria

1. Kemampuan Paham

Cukup paham

Tidak paham

2. Emosi positif

negatif

Teknik penilaian : observasi


b. Instrumen dan Rubrik penilaian
No Nama siswa Kemampuan Emosi
1
2
3

Indikator :
• identifikasi siswa yang menunjukkan sikap /emoji negative dan ajak berdiskusi
empat mata.
• Identifikasi siswa yang kemampuaanya tidak paham dengan mendiskusikan
secara pribadi
• Kemudian menentukan tindak lanjut dan mengomunikasikan dengan siswa dan
bila perlu dengan orang tua.
• Ulangi asesmen nonkognitif pada awal pembelajaran.

a. ASESMEN FORMATIF

KODE : (E-01) Waktu asesmen 45 Menit Durasi asesmen Saat pembelajaran


berlangsung

Jawablah pertanyaan di bawah ini

1. Lajur adalah....
a. Bagian jalur lalu lintas yang memanjang
b. Bagian jembatan
c. Bagian utama
d. Bagian tepi jalan untuk penghijauan
e. Bagian tengah pembatas jalan

2. Freeway dan Highway adalah pengelompokkan jalan berdasarkan …


A. administrasi pemerintah
B. fungsi
C. kegunaan
D. kelas
E. muatan
3. yang bukan klasifikasi jalan adalah
A. Jalan lalu lintas
B. Jalan sekunder
C. Jalan kolektor
D. Jalan arteri
E. Jalan Raya

4. Konstruksi jalan raya terdiri dari beberapa bagian. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi
dari median jalan adalah ….
A. Menyediakan jarak yang cukup untuk membatasi/ mengurangi kesilauan terhadap lampu
besar dari kendaraan yang berlawanan arah
B. Menyediakan daerah netral yang cukup lebar dimana pengemudi masih dapat mengontrol
kendaraannya pada saat-saat darurat
C. Memberikan ruang untuk berhenti sejenak saat pengendara merasa lelah
D. Menambah rasa kelegaan, kenyamanan dan keindahan bagi setiap pengemudi
E. Mengamankan kebebasan samping dari masing-masing arah arus lalu lintas

4. Tipe struktur jembatan apa yang cocok untuk jembatan bentang panjang?
A. Jembatan rangka
B. Jembatan baja
C. Jembatan gelagar
D. Jembatan cable-stayed
E. Jembatan lengkung

5. Jalan … adalah jalan yang dapat melayani angkutan utama dengan tujuan perjalanan jarak
jauh, kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk yang dibatasi secara efisien
A. Freeway
B. Nasional
C. Arteri
D. Kolektor
E. Sekunder

6. Berikut ini yang merupakan klasifikasi jembatan menurut materialnya, kecuali …..
A. Jembatan bambu
B. Jembatan kayu
C. Jembatan beton
D. Jembatan baja
E. Jembatan aspal
7. Jalan yang menghubungkan antara dua ibukota provinsi serta jalan tol adalah …
A. jalan kota
B. jalan kabupaten
C. jalan provinsi
D. jalan nasional
E. jalan desa

8. Bahu jalan tidak difungsikan untuk . . . .


A. memberikan sokongan pada konstruksi perkerasan jalan dari arah samping.
B. ruang bebas samping bagi lalu lintas
C. lajur lalu lintas darurat, tempat berhenti sementara
D. lajur lalu lintas kecepatan tinggi
E. tempat parkir darurat

9. Fungsi jalan adalah untuk …


A. Sebagai lahan kosong
B. Sarana penghubung untuk menunjang perekonomian
C. Tempat menyebrang
D. Tempat melintas
E. Tempat jual beli

10.Berdasarkan susunan jenis komponen perkerasan jalan dibagi menjadi 2 macam yaitu ….
A. lentur dan kaku
B. lentur dan fleksibel
C. kaku dan permanen
D. beban kendaraan berat dan ringan
E. sementara dan tetap

11.Saluran di tepi jalan yang merupakan bagian dari damaja dan difungsikan untuk mengalirkan
air hujan adalah:
A. Sungai
B. Median jalan
C. Sipon
D. Talang
E. Drainase

12.yang bukan merupakan bagian-bagian jalan adalah…


A. Lebar jalur
B. Bahu jalan
C. Drainase
D. Irigasi
E. Median jalan

13.Jembatan yang digunakan pejalan kaki untuk menyebrang jalan adalah …..
A. Pedestrian bridge
B. Railway bridge
C. Highway bridge
D. Beam bridge
E. Slab bridge

14.Gambar tersebut adalah tipikal dari …


A. Pilar jembatan
B. Abutment
C. Sandaran
D. Tiang Sandaran
E. Trotoar

15.jenis perkerasan jalan raya, kecuali …


A. perkerasan kaku
B. perkerasan lentur
C. perkerasan komposit
D. perkerasan monolit
E. Perkerasan alami

16.Pengertian jembatan adalah …..


A. Jembatan adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk melewatkan lalu lintas udara yang
tersendat akibat kemacetan yang ditimbulkan akibat kepadatan lalu lintas
B. Jembatan adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk melewatkan lalu lintas air yang
tersendat akibat kemacetan yang ditimbulkan akibat kepadatan lalu lintas
C. Jembatan adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk melewatkan pejalan kaki yang
tersendat akibat kemacetan yang ditimbulkan kepadatan lalu lintas
D. Jembatan adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk melewatkan lalu lintas yang terputus
akibat adanya hambatan berupa sungai, lembah, dan jalan lain yang memiliki perbedaan
tinggi
E. Jembatan adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk mempermudah memperlancar lalu
lintas kendaraan
17. gambar berikut merupakan gambar jembatan …
A. kayu
B. bergerak
C. cable stayed
D. komposit
E. gantung

18.Konstruksi pemisah jalur lalu lintas pada gambar ini dikenal dengan istilah …
A. Trotoar
B. Badan Jalan
C. Bahu jalan
D. Median jalan
E. Saluran tengah

19.Dibawah ini yang bukan termasuk bentuk saluran pada drainase adalah …..
A. Segi lima
B. Trapesium
C. Persegi
D. Segitiga
E. Setengah lingkaran

20.Apa fungsi MEDIAN jalan …..


A. Untuk estetika
B. Pembatas samping jalan dengan saluran air
C. Untuk tempat berhenti kendaraan
D. Untuk pembatas jalan
E. Untuk penguat konstruksi jalan

Anda mungkin juga menyukai