Anda di halaman 1dari 6

FAKULTAS HUKUM

UNIKA SANTO THOMAS MEDAN


Matakuliah : Hukum Acara Pidana (3 SKS)
Dosen : Dr. Berlian Simarmata, SH, MHum

Petunjuk Tugas :
1. Kerjakan soal ini dengan baik dan benar.
2. Tulis Nama, NPM, dan tanda tangan di sudut kanan atas.
3. Sebutkan sumber jawaban saudara dengan jelas dengan menyebut nama pengarang buku,
tahun terbit, judul buku, dan halamannya, atau menyebut nama UU, dan
Pasalnya/Penjelasannya, atau internet.
4. Jawaban ditulis berkelang satu baris setelah nama, dan setiap nomor berkelang satu baris.
5. Tugas UTS, sampai materi terakhir sebelum UTS (kuliah ke VII), dan Tugas UAS, materi
sesudah UTS.
6. Tuliskan terlebih dahulu soal, dan jawaban pada baris berikutnya.

Pertanyaan :
1. Membuat definisi Hukum Acara Pidana (HAP) tidaklah mudah dan sederhana, melainkan
merupakan suatu pekerjaan yang sulit. Jelaskanlah mengapa demikian?
2. Pada dasarnya definisi Hukum Acara Pidana mengacu/mengarah kepada dua hal, sebutkan
dan jelaskanlah.
3. Apa tujuan Hukum Acara Pidana (KUHAP), dan apa perbedaannya dengan tujuan Hukum
Acara Perdata, jelaskan dengan memberikan contoh.
4. Apa yang dimaksud dengan kebenaran material, sebutkanlah.
5. Jelaskan tentang hubungan antara KUHAP dengan KUHP.
6. Jelaskan tentang hubungan antara definisi Hukum Acara Pidana dengan Sumber-sumber
Hukum Acara Pidana.
7. Mengapa KUHAP dan Peraturan pelaksanaannya disebut sebagai sumber HAP yang utama,
jelaskanlah.
8. Jelaskan hubungan antara Inlandsch Reglement 1848 (IR), Rechtsreglement voor de
Buitengewesten 1927 (RBg), Het Herziene Indonesische Reglemen 1941 HIR dan KUHAP
(1981).
9. Bagaimana perbedaan pengaturan hak-hak tersangka/terdakwa antara HIR dengan KUHAP,
jelaskanlah.
10. Apakah hak-hak tersangka/terdakwa yang diatur dalam KUHAP merupakan hak asasi
manusia atau hak asasi tersangka/terdakwa, jelaskanlah.
11. Sebutkan asas-asas yang menjadi pedoman dasar dalam memproses suatu perkara pidana.
12. Jelaskan perbedaan antara asas legalitas menurut Hukum Pidana Formal dengan Hukum
Pidana Material.
13. Sebutkan Ilmu-Ilmu Pembantu dalam HAP, dan jelaskan juga dengan contoh bantuan apa
yang dapat diberikannya untuk HAP.
14. Sebutkanlah tahapan penyelesaian suatu perkara dari awal hingga akhir, dan dari tahapan itu
sebutkanlah tahapan mana yang bersifat fakultatif serta mana yang bersifat imperatif.
15. Penyidik dapat disebut sebagai ujung tombak untuk mengetahui (awal) terjadinya suatu
tindak pidana. Dari mana seorang penyidik (dapat) mengetahui bahwa suatu tindak pidana
telah terjadi, sebutkan dan jelaskanlah.
16. Apa yang dimaksud dengan Laporan?
17. Apa yang dimaksud dengan Pengaduan?
18. Di mana letak perbedaan antara Laporan dengan Pengaduan, jelaskanlah.
19. Apa yang dimaksud dengan tertangkap tangan? Sebutkan juga masing-masing contohnya.
20. Apa gunanya kita mengetahui bahwa seseorang melakukan suatu tindak pidana dalam
keadaan tertangkap tangan, sebutkanlah.
21. Di mana letak perbedaan antara penyelidikan dengan penyidikan, jelaskanlah.
22. Siapa yang disebut sebagai penyelidik, penyidik pembantu dan penyidik, sebutkanlah.
23. Apa perbedaan antara PP No. 27/1983 dengan PP No. 58/2010 mengenai pangkat penyidik,
sebutkanlah.
24. Apa perbedaan antara PP No. 27/1983 dengan PP No. 92/2015 mengenai ganti kerugian,
sebutkanlah.
25. Menurut Pasal 5 KUHAP, ada 2 jenis wewenang penyelidik, sebutkan dan jelaskan
perbedaan antara keduanya dengan memberikan contoh.
26. Sebutkan 4 cara yang dapat dilakukan oleh penyelidik dalam melakukan penyelidikan.
27. Dalam melakukan penyelidikan dan penyidikan, seorang penyelidik ataupun penyidik dapat
mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggungjawab. Jelaskan apa maksudnya
serta apa batasannya.
28. Dalam sistem pemeriksaan pendahuluan dalam Hukum Acara Pidana dikenal sistem
inquisitoir, sistem accusatoir, dan sistem inquisatoir yang diperlunak. Jelaskan apa
maksudnya, dan dari ketiga sistem tersebut, sistem mana yang dianut oleh KUHAP,
jelaskanlah.
29. Menurut KUHAP, Polri merupakan penyidik tunggal tetapi bukan satu-satunya penyidik di
Indonesia. Jelaskan apa maksudnya dan mengapa disebut demikian.
30. Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan.
a. Apa pentingnya seorang penyidik harus menyampaikan SPDP kepada Kejaksaan (JPU)
padahal JPU bukanlah atasan dari penyidik, jelaskanlah.
b. Kepada siapa saja penyidik harus menyampaikan SPDP tersebut.
c. Kapan SPDP tersebut harus disampaikan oleh Penyidik kepada para pihak.
d. Apa akibat hukumnya jika SPDP tidak disampaikan atau terlambat disampaikan kepada
para pihak.
e. Apa pendapat Mahkamah Konstitusi dalam putusannya Nomor 130/PUU-XIII/2015
tentang SPDP, sebutkanlah.
31. Sebutkanlah hubungan koordinasi antara Penyidik Polri dengan Kejaksaan Negeri,
Pengadilan Negeri, serta Penyidik PNS.
32. Apakah seorang penyidik dapat menghentikan penyidikan, dan JPU menghentikan
penuntutan, sebutkan dengan memberikan dasar hukumnya. Jika ”Ya”, apa alasan untuk
menghentikannya oleh penyidik dan JPU.
33. Pelaksanaan Upaya Paksa bertentangan dengan HAM, tetapi ternyata KUHAP
memperbolehkan dilakukannya Upaya Paksa. Apakah dengan diperbolehkannya upaya paksa
oleh KUHAP membuktikan bahwa KUHAP kurang/tidak menjunjung tinggi HAM,
jelaskanlah.
34. Buktikanlah dengan memberikan contoh bahwa pelaksanaan Upaya Paksa menurut KUHAP
merupakan bukti bahwa KUHAP menjunjung tinggi HAM.
35. Mengapa penangkapan, penahanan, penggeledahan, penyitaan, dan pemeriksaan surat disebut
sebagai Upaya Paksa, jelaskanlah.
36. Upaya Paksa Penangkapan.
a. Apa artinya/definisinya.
b. Untuk (kepentingan) apa dilakukan?
c. Supaya dapat dilakukan harus didasarkan pada kecukupan bukti, apa maksudnya.
d. Bagaimana prosedur pelaksanaannya, jelaskanlah.
e. Apa saja isi SP Penangkapan, sebutkanlah.
37. Upaya Paksa Penahanan.
a. Apa artinya/definisinya.
b. Mengapa perlu dilakukan?
c. Untuk (kepentingan) apa dilakukan?
d. Apakah semua pelaku tindak pidana dapat dikenakan penahanan, jelaskanlah.
e. Sebutkan jangka waktu maksimum seseorang dapat dikenakan penahanan.
f. Sebutkan alasan mengapa suatu penahanan dapat diperpanjang.
g. Kapan suatu penahanan dapat diperpanjang menurut Pasal 29, serta apa alasannya,
jelaskanlah.
h. Apa saja isi SP Penahanan, sebutkanlah.
i. Ada berapa jenis penahanan, serta apa konsekuensinya jika kelak tersangka/terdakwa
dipidana dengan pidana penjara atau kurungan, sebutkanlah.
j. Siapa yang bertanggungjawab jika seorang tahanan kejaksaan yang dititipkan di
Rutan/Lapas melarikan diri, jelaskanlah.
k. Jelaskan tentang penangguhan penahanan menurut Pasal 31 KUHAP?
l. Apa makna yang terkandung dalam Pasal 31 KUHAP, sebutkanlah.
38. Upaya Paksa Pengeledahan.
a. Apa yang dimaksud dengan Penggeledahan Badan dan Penggeledahan Rumah,
sebutkanlah.
b. Bagaimana prosedur pelaksanaan penggeledahan dalam keadaan biasa dan dalam
keadaan memaksa/darurat.
c. Di dalam ijin penggeledahan sudah termasuk di dalamnya ijin penyitaan dan
penangkapan. Jelaskan apa maksudnya.
39. Upaya Paksa Penyitaan.
a. Apa yang dimaksud dengan Penyitaan, sebutkanlah.
b. Bagaimana prosedur pelaksanaan penyitaan dalam keadaan biasa dan dalam keadaan
darurat.
c. Benda sitaan dapat disimpan di Rupbasan. Siapa yang bertanggungjawab atas benda
sitaan yang disimpan di Rupbasan, jelaskanlah.
d. Apakah benda sitaan dapat dipergunakan (dipakai), jelaskanlah.
e. Apabila penyidik menggunakan benda sitaan (misalnya sebuah mobil), kemudian mobil
tersebut hilang dicuri maling. Jelaskanlah, kejahatan apa yang dilakukan oleh si penyidik
tersebut.
f. Benda sitaan ada kalanya dipinjampakaikan oleh penyidik kepada tersangka sebagai
pemilik. Berikan komentar saudara.
g. Kapan suatu benda sitaan harus dikembalikan, sebutkanlah.
40. Penggeledahan dan penyitaan memerlukan ijin dari ketua PN setempat, sedangkan
pemeriksaan surat harus dengan ijin khusus, jelaskan apa maksudnya dan mengapa demikian,
jelaskanlah.
41. Apa yang harus diilakukan oleh penyidik atas surat yang telah dibuka, jelaskanlah.
42. Jelaskan perbedaan bantuan hukum menurut Pasal 54 dan Pasal 56 KUHAP.
43. Bantuan Hukum prodeo telah diatur tersendiri menurut UU No. 16/2011 tentang Bantuan
Hukum. Apa tujuan diberikannya BH Prodeo tersebut, serta sebutkanlah syarat yang harus
dipenuhi oleh (lembaga) pemberi bantuan hukum prodeo tersebut.
44. UU Advokat No. 18/2003 mengatur hak, larangan dan kewajiban bagi seorang advokat,
sebutkanlah.
45. Menurut Pasal 8 KUHAP, penyerahan perkara oleh penyidik kepada JPU dilakukan melalui
dua tahap. Mengapa penyerahan perkara tersebut harus dilakukan dua tahap, jelaskanlah.
46. Setelah memeriksa BAP dari penyidik, jaksa peneliti akan memeriksa kelengkapan berkas.
Tanggapan jaksa peneliti dapat berupa mengeluarkan surat P.19 atau P.21. Apa maksud serta
konsekuensinya, jelaskanlah.
47. Apa yang dimaksud dengan Praperadilan, sebutkanlah.
48. Siapa saja yang menjadi subyek Praperadilan, sebutkanlah berikut dasar hukumnya.
49. Apa saja yang menjadi obyek Praperadilan menurut KUHAP, sebutkanlah berikut dasar
hukumnya.
50. Bedakan obyek Praperadilan sebelum dan sesudah Putusan MK Nomor : 21/PUU/XII/2014.
51. SEMA No. 4/2016 melarang PK terhadap Permohonan Praperadilan, dan Ketua PN
mengeluarkan Penetapan bahwa permohonan itu ”tidak dapat diterima”. Apakah terhadap
penetapan tersebut dapat diajukan Upaya Hukum, jelaskanlah.
52. Apakah masalah pokok perkara dapat dibicarakan dalam praperadilan, jelaskanlah.
53. Apakah hakim dapat dipraperadilkan, jelaskanlah.
54. Apakah putusan dalam praperadilan dapat dimintakan upaya hukum banding dan kasasi,
jelaskan dengan menyebutkan dasar hukumnya.
55. Jelaskan hubungan antara pengaturan praperadilan dengan hak asasi tersangka/ terdakwa
dalam KUHAP.
56. Kapan suatu tuntutan praperadilan akan diterima, tidak dapat diterima, dikabulkan, dan
ditolak oleh pengadilan, sebutkanlah.
57. Apa yang dimaksud dengan perkara koneksitas, dan pengadilan mana yang berwenang untuk
mengadilinya, jelaskanlah.
58. Apa yang dimaksud dengan prapenuntutan, jelaskanlah.
59. Apa yang dimaksud dengan asas oportunitas, jelaskanlah.
60. Sebutkan perbedaan antara perkara yang dihentikan penuntutannya, ditutup demi hukum, dan
asas oportunitas.
61. Sebutkan dan jelaskan tentang syarat-syarat Surat Dakwaan, dan apa akibat hukumnya jika
syarat tersebut tidak dipenuhi.
62. Jelaskan tentang Surat Dakwaan pada Acara Pemeriksaan Biasa, AP Singkat dan AP Cepat.
63. Kapan penuntut umum akan membuat Surat Dakwaan Tunggal, SD Alternatif, SD Berlapis,
atau SD Kumulatif, jelaskan dengan memberikan contohnya masing-masing.
64. Sebutkan fungsi Surat Dakwaan bagi terdakwa/advokat, penuntut umum, dan hakim.
65. Apa perbedaan pemeriksaan terhadap SD Alternatif, SD Berlapis, dan SD Kumulatif,
jelaskanlah.
66. Apakah pemeriksaan/persidangan dengan menggunakan sarana teleconfrence dapat
dibenarkan menurut KUHAP, jelaskanlah.
67. Apa yang dimaksud dengan kompetensi relatif dan kompetensi absolut, sebutkan dengan
memberikan contoh.
68. Perkara mana saja yang diperiksa menurut Acara Pemeriksaan Biasa, AP Singkat, dan AP
Cepat, sebutkan dengan memberikan dasar hukumnya.
69. Apa perbedaan antara Nota Pembelaan dengan Klimensi, sebutkanlah.
70. Kapan hakim akan menjatuhkan putusan bebas, putusan pemidanaan, dan putusan lepas dari
segala tuntutan hukum, sebutkanlah.
71. Sebutkan syarat/isi dari suatu putusan pemidanaan, serta apa akibat hukumnya jika syarat
tersebut tidak dipenuhi, atau terjadi kesalahan penulisannya, sebutkanlah.
72. Isi (syarat) putusan pemidanaan dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu syarat
umum, syarat yang harus ada, dan syarat yang tidak boleh salah ketik. Sebutkanlah masing-
masing syarat tersebut.
73. Sebutkan hak-hak seorang terdakwa yang diputus dengan putusan pemidanaan.
74. Kapan suatu putusan dapat dieksekusi, dan siapa yang melaksanakannya, sebutkanlah.
75. Sebutkan perbedaan antara alat pembuktian (bewijsmiddel), penguraian pembuktian
(bewijsvoering), kekuatan pembuktian (bewijskracht), dasar pembuktian (bewijsgrond), dan
beban pembuktian (bewijslast).
76. Sebutkan 4 teori/sistem pembuktian yang dikenal dalam Hukum Acara Pidana, dan dari
teori/sistem tersebut teori mana yang dianut oleh KUHAP, jelaskan dengan memberikan
dasar hukumnya.
77. Alat Bukti Keterangan Saksi.
a. Sebutkan dan jelaskan tentang syarat-syarat agar keterangan saksi dapat menjadi alat
bukti.
b. Apakah keterangan saksi pada saat penyidikan dapat diterima menjadi alat bukti,
jelaskanlah.
c. Apa yang dimaksud dengan asas unus testis nullus testis, dan apakah asas tersebut
berlaku secara mutlak, jelaskan berikut dasar hukumnya.
d. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hetting bewijs, dan berikan contohnya.
e. Apa yang dimaksud dengan testimonium de auditu, dan mengapa testimonium de auditu
tersebut tidak bisa menjadi alat bukti, jelaskanlah.
f. Apa yang menjadi alat ukur bagi hakim untuk menerima/menolak sesuatu Keterangan
Saksi menjadi alat bhukti, jelaskan dengan satu contoh.
g. Apakah semua orang dapat didengar keterangannya sebagai saksi, jelaskanlah.
h. Sebutkanlah syarat-syarat agar keterangan saksi dapat diterima sebagai alat bukti.
i. Apa yang dimaksud dengan penyumpahan secara promissoris dan penyumpahan secara
assertoris, sebutkanlah.
j. Apakah pengecualian menjadi saksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 168, Pasal 170,
dan Pasal 171 KUHAP bersifat mutlak, jelaskanlah.
k. Apa yang dimaksud dengan saksi a charge, dan saksi a decharge, sebutkanlah.
l. Apa yang dimaksud dengan saksi mahkota, sebutkanlah.
m. Apa yang dimaksud dengan saksi Verbalisme, sebutkanlah.
n. Apa yang dimaksud dengan collaborator justice, sebutkanlah.
o. Di mana letak perbedaan antara orang yang dikecualikan menjadi saksi menurut Pasal
168, Pasal 170, dan Pasal 171 KUHAP, jelaskanlah.
78. Apa yang dimaksud dengan Keterangan Ahli sebagai alat bukti, dan apakah seorang ahli
harus seorang sarjana, jelaskanlah.
79. Apa perbedaan keterangan yang diberikan oleh seorang ahli sebagai alat bukti menurut
KUHAP dengan HIR, jelaskanlah.
80. Dimana letak perbedaan surat sebagai alat bukti menurut Hukum Acara Pidana dengan
Hukum Acara Perdata, jelaskanlah.
81. Mengapa P.A.F. Lamintang mengatakan bahwa ‘petunjuk’ itu bukan sebagai alat bukti,
melainkan hanya sebagai dasar pembuktian, jelaskanlah.
82. Kapan suatu keterangan terdakwa dapat diterima sebagai alat bukti, sebutkanlah.
83. Apa akibat hukumnya bagi pembuktian jika keterangan terdakwa pada saat penyidikan
(tersangka) dan pada saat persidangan berbeda, jelaskanlah.
84. Apakah seorang Terdakwa dapat mencabut keterangannya saat Penyidikan di persidangan,
jelaskanlah.
85. Apa yang dimaksud dengan Upaya Hukum, sebutkanlah.
86. Sebutkan perbedaan antara upaya hukum Biasa dengan upaya hukum luar biasa.
87. Apakah semua putusan PN dapat dimintakan Banding, jelaskanlah.
88. Apakah semua putusan PT dapat dimintakan kasasi, jelaskanlah.
89. Apakah pemohon banding wajib mengajukan memori banding, dan bagaimana pula tentang
memori kasasi pada kasasi, sebutkanlah.
90. Kapan suatu putusan pengadilan dikatakan telah berkekuatan hukum tetap, sebutkanlah.
91. Upaya Hukum Herziening.
a. Apa maksudnya, sebutkanlah.
b. Mengapa diperbolehkan padahal sifat putusannya telah berkekuatan hukum tetap (in
kracht), jelaskan (latar belakangnya).
c. Apa alasan yang dapat digunakan untuk mengajukannya.
d. Apakah putusan dalam herziening dapat merugikan terpidana, jelaskan berikut dasar
hukumnya.
e. Siapa yang dapat mengajukannya, dan apakah semua putusan dapat diajukan herziening,
jelaskanlah.
f. Kapan suatu herziening akan diterima, tidak dapat diterima, dikabulkan, atau ditolak,
sebutkanlah.
g. Apakah putusan dalam herziening dapat merugikan terpidana/pemohon, jelaskanlah.
92. Apa yang saudara ketahui tentang kasus Muchtar Pakpahan, dan bagaimana tanggapan
saudara dilihat dari sudut pandang KUHAP, jelaskanlah.
-----------------selamat bekerja----------------

Anda mungkin juga menyukai