Disusun Oleh :
NAMA NIM
RIA BUDIARTI : 2020174201030
AKHDIAT KARTHA WALINDRA : 2020174201006
BAIQ DEWI FEBRIANTI : 2020174201010
AYU MINARTI : 2020174201039
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Perbandingan Hukum Acara
Pidana Dan Hukum Acara Pidana Militer”.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas
dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran
serta masukan maupun kritikan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum acara pidana militer merupakan tata cara penyelesaian
perkara pidana khususnya di lingkungan anggota militer. Materi terkait
dengan acarapidana militer tidak atau kurang disebarluaskan termasuk
juga di lembaga pendidikan hukum kecuali di AH –PTHM. Namun
demikian pada kenyataannya KUHAPMIL merupakan studi yang
relevan dan menarik, terutama ada hal-hal yang berbeda dengan
KUHAP Karena keKhasannya di lingkungan dan kehidupan militer di
samping dalam kaitnya dengan adanya perkara-perkara koneksitas
yang penyelesaiannya perkaranya di atur dalam acara pidana yang
khusus.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1. Apa yang menjadi dasar hukum acara peradilan pidana dan hukum
acara peradilan pidana militer?
2. Siapa subyek hukum acara pidana peradilan dan hukum acara
peradilan pidana militer?
3. Apa sajakah objek hukum acara peradilan pidana dan hukum acara
peradilan pidana militer?
4. Bagaimana azas-azas hukum acara peradilan pidana dan hukum
acara peradilan pidana militer?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Dasar hukum acara peradilan pidana dan hukum acara peradilan
pidana militer.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1985
tentang Mahkamah Agung.
f. Undang-Undang RI No. 2 Tahun 1986 tentang Peradilam
Umum,
kemudian diubah dengan Undang-Undang RI No. 8 Tahun 2004
dan
Undang-Undang RI No. 49 Tahun 2009 tentang Perubahan
Kedua
Undang-Undang RI No. 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum
g. Undang-Undang RI No. 28 Tahun 1997 tentang Kepolisian
Negara
Republik Indonesia, kemudian diubah dengan Undang-Undang
RI
No. 2 Tahun 2002
h. Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1991 tentang Kejaksaan
Republik
Indonesia, kemudian diubah dengan Undang-Undang RI No. 16
Tahun 2004
i. Undang-Undang RI No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat
j. Undang-Undang RI No. 22 Tahun 2002 tentang Grasi yang
kemudian diubah dengan Undang-Undang RI No. 5 Tahun
2010.
k. Segala peraturan perundang-undangan yang terkait dengan
proses
hukum acara pidana dan Pedoman Pelaksanaan KUHAP.
l. Surat edaran atau fatwa Mahkamah Agung Republik Indonesia
terkait masalah hukum acara pidana
m. Yurisprudensi atau putusan-putusan Mahkamah Agung atau
pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap, yang terkait
masalah hukum acara pidana.
n. Doktrin atau pendapat para ahli hukum di bidang hukum acara
pidana.1
2. Dasar Hukum Pidana Militer
Berlakunya Hukum Pidana dalam Kitab Undang-undang
Hukum Pidana (KUHP) apabila dihubungkan dengan tempat dan
orang mengenai beberapaasas, dimana menurut Prof. Moelyatno
dalam seminar Hukum Nasional pada tahun 1963, yang sejalan
dengan pendapat Pompe mengatakan bahwa asa-sasas yang
terdapat dalam pasal 2 sampai dengan pasal 8 KUHP, dianggap
sebagai batas perlintasan antara hukum pidana dan hukum acara
pidana, dikatakan bahwa berlakunya ketentuan dalam pasal 1
1 Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2005,
hlm. 27-31
5
a. Pancasila;
b. UUD 1945;
c. Saptamarga;
d. Sumpah Prajurit dan;
e. Dokteri-doktrin Militer yang berlaku bagi TNI.
Sumber-sumber formilnya adalah:
2
Nikmah Rosidah, Hukum Peradilan Militer, Anugrah Utama Raharja, Lampung:2019, hlm 6-9
8
3
Wirjono Prodjodikoro. Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia. Refika Aditama Bandung: 2003
hlm 5
9
4
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2014 Tentang Hukum Disiplin Militer.
Hlm. 6
10
l. Upaya Hukum
Prosedur hukum yang dapat dilakukan oleh terdakwa atau
jaksa untuk mengajukan banding, kasasi, atau PK (Peninjauan
Kembali) terhadap putusan hakim yang telah dijatuhkan.
5
Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, Sapta Artha Jaya, Jakarta, 1996,
hlm. 12-13
6
M. Press, Bakri, Pengantar Hukum Indonesia, UB Malang, 2011, hlm. 148
15
7
Hma Kuffal, Penerapan KUHAP dalam Praktik Hukum, Malang 200, hlm.281
18
memintanya.8
2. Azas-Azas Hukum pidana Militer
Keterlibatan Ankum dalam hal penyidikan pada sistem
peradilan pidanamiliter, sangat berkaitan dengan asas dan ciri-ciri
tata kehidupan militer, yaitu:
a. Asas Kesatuan Komando
Dalam kehidupan militer dengan struktur organisasinya,
seseorang komandan mempunyai kedudukan sentral dan
bertanggungjawab penuh terhadap kesatuan dan anak
buahnya, oleh karena itu seseorang komandan diberi
wewenang penyerahan perkara dalam penyelesaian perkara
pidana. Sesuai dengan asas kesatuan komando tersebut diatas,
dalam Hukum Acara Pidana Militer tidak dikenal adanya
lembaga ganti rugi dan rehabilitasi
b. Asas Komandan bertanggungjawab terhadap anak buahnya
Tatakehidupan militer dan ciri-ciri organisasi Angkatan
Bersenjata terdapat fungsi dari seorang komandan sebagai
pimpinan, guru, bapak, teman, saudara dan pelatih, sehingga
seorang komandan harus bertanggung jawab penuh terhadap
kesatuan dan anak buahnya.
c. Asas kepentingan Militer.
Untuk menyelenggarakan pertahanan dan keamanan negara,
kepentingan militer diutamakan melebihi daripada kepentingan
golongan dan perorangan. Namun. khusus dalam proses
peradilan, kepentingan militer selalu diseimbangkan dengan
kepentingan hukum. Asas-asas tersebut merupakan
kekhususan dari asas hukum Acara Pidana umum. Meskipun
demikian, Hukum Acara Pidana Militer tetap berpedoman pada
asas-asas yang tercantum dalam UURI Nomor 14 Tahun 1970
(tanpa mengabaikan asas-asas dan ciri- ciri tata kehidupan
militer). Begitu pula Hukum Acara Pidana Militer disusun
8
S.j. Fockema Andrea, Rechtgeleerd Handwoordenboek.Groningen, J.B Wolters,
Jakarta, hlm 8
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat disampaikan adalah:
1. Dasar hukum acara peradilan pidana dan hukum acara peradilan
pidana militer memiliki kesamaan dan perbedaan
2. Subyek hukum acara pidana peradilan dan hukum acara peradilan
pidana militer terdapat persamaan dan perbedaan
3. Obyek hukum acara peradilan pidana dan hukum acara peradilan
pidana militer terdapat persamaan dan perbedaan
4. Azaz-azas hukum acara peradilan pidana dan hukum acara
peradilan pidana militer berbeda satu sama lainnya.
B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, kritik dan saran yang
bersifat kontruktif diharapkan kepada pembaca guna kesempurnaan
makalah ini.
21
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, Sinar Grafika,
Jakarta, 2005,
Nikmah Rosidah, Hukum Peradilan Militer, Anugrah Utama
Raharja, Lampung:2019
Wirjono Prodjodikoro. Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia.
Refika Aditama Bandung: 2003
Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, Sapta Artha Jaya,
Jakarta, 1996
M. Press, Bakri, Pengantar Hukum Indonesia, UB Malang, 2011
Hma Kuffal, Penerapan KUHAP dalam Praktik Hukum, Malang 200,
hlm.281
Fockema Andrea, Rechtgeleerd Handwoordenboek.Groningen, J.B
Wolters,Jakarta,
Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2014
Tentang Hukum Disiplin Militer