Anda di halaman 1dari 22

Laporan Tugas Besar Teknik Pengairan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara agraris dimana pembangunan di bidang
pertanian menjadi prioritas utama. Berdasarkan UU No.7 tahun 1996 tentang
pangan menyatakan bahwa perwujudan ketahanan pangan merupakan
kewajiban pemerintah bersama masyarakat (Partowijoto, 2003).
Pembangunan saluran irigasi sebagai penunjang penyediaan bahan
pangan nasional tentu sangat diperlukan, sehingga ketersediaan air di lahan
akan terpenuhi walaupun lahan tersebut berada jauh dari sumber air
permukaan. Hal tersebut tidak terlepas dari usaha teknik irigasi yaitu
memberikan air dengan kondisi tepat mutu, tepat ruang dan tepat waktu dengan
cara yang efektif dan ekonomis (Sudjarwadi, 1990).
Air merupakan sumber daya alam yang terbaharui melalui daur
hidrologi. Namun keberadaan air sangat bervariasi tergantung lokasi dan
musim. Ketersediaan air di daerah tropis (dekat dengan katulistiwa) sangat
besar dibandingkan dengan daerah lain misalnya daerah gurun atau padang
pasir. Ketersediaan air pada saat musim basah (Oktober s/d April) lebih besar
dibandingkan pada saat musim kering (April s/d Oktober), dikarenakan pada
musim kering ketersediaan airnya sudah mulai berkurang.
Rekayasa manusia untuk lebih mengoptimalkan pemanfaatan sumber
daya air adalah dengan merubah distribusi air alami menjadi distribusi air
secara buatan yaitu diantaranya dengan membangun waduk. Waduk merupakan
suatu bangunan air yang digunakan untuk menampung debit air berlebih pada
saat musim basah supaya kemudian dapat dimanfaatkan pada saat debit rendah
saat musim kering. Distribusi kebutuhan air irigasi pada tiap daerah akan diatur
melalui waduk tersebut. Dengan perencanaan saluran dan pintu air sepanjang
wilayah penyaluran, air irigasi kemudian di salurkan.

Dewa Made Bagus Widhi Putra - 1715124084 1


Laporan Tugas Besar Teknik Pengairan

Analisis kebutuhan air irigasi merupakan salah satu tahap penting yang
diperlukan dalam perencanaan dan pengelolaan sistern irigasi. Kebutuhan air
tanaman didefinisikan sebagai jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman pada
suatu periode untuk dapat tumbuh dan produksi secara normal. Kebutuhan air
nyata untuk areal usaha pertanian meliputi evapotranspirasi (ET), sejumlah air
yang dibutuhkan untuk pengoperasian secara khusus seperti penyiapan lahan
dan penggantian air, serta kehilangan selama pemakaian.
Dalam tugas besar ini kami menganalisa kebutuhan air irigasi di daerah
Kusamba Bali, dengan wilayah petak sawah keseluruhan yang harus di aliri
seluas 1049 ha. Perencanaan tersebut meliputi perencanaan debit saluran air,
perencanaan dimensi saluran, perencanaan pintu air, skema irigasi dan juga
diagram alir perencanaan.

1.2 DEFINISI IRIGASI


Irigasi didefinisikan sebagai suatu cara pemberian air, baik secara
alamiah ataupun buatan kepada tanah dengan tujuan untuk memberi
kelembapan yang berguna bagi pertumbuhan tanaman.
Secara alamiah :
1. Secara alamiah air disuplai kepada tanaman melalui air hujan.
2. Cara alamiah lainnya, adalah melalui genangan air akibat banjir dari sungai,
yang akan menggenangi suatu daerah selama musim hujan, sehingga tanah
yang ada dapat siap ditanami pada musim kemarau.

Secara buatan :
Ketika penggunaan air ini mengikutkan pekerjaan rekayasa teknik
dalam skala yang cukup besar, maka hal tersebut disebut irigasi buatan
(Artificial Irrigation).
Irigasi buatan secara umum dapat dibagi dalam 2 (dua) bagian, yaitu :
1. Irigasi Pompa (Lift Irrigation), dimana air diangkat dari sumber air yang
rendah ke tempat yang lebih tinggi, baik secara mekanis maupun manual.

Dewa Made Bagus Widhi Putra - 1715124084 2


Laporan Tugas Besar Teknik Pengairan

2. Irigasi Aliran (Flow Irrigation), dimana air dialirkan ke lahan pertanian


secara gravitasi dari sumber pengambilan air.

1.2.2. Manfaat Irigasi.


Adapun manfaat dari suatu sistem irigasi, adalah :
a. Untuk membasahi tanah, yaitu pembasahan tanah pada daerah yang
curah hujannya kurang atau tidak menentu.
b. Untuk mengatur pembasahan tanah, agar daerah pertanian dapat
diairi sepanjang waktu pada saat dibutuhkan, baik pada musim
kemarau maupun musim penghujan.
c. Untuk menyuburkan tanah, dengan mengalirkan air yang
mengandung lumpur dan zat-zat hara penyubur tanaman pada
daerah pertanian tersebut, sehingga tanah menjadi subur.
d. Untuk kolmatase, yaitu meninggikan tanah yang rendah / rawa
dengan pengendapan lumpur yang dikandung oleh air irigasi.
e. Untuk pengelontoran air , yaitu dengan mengunakan air irigasi,
maka kotoran / pencemaran / limbah / sampah yang terkandung di
permukaan tanah dapat digelontor ketempat yang telah disediakan
(saluran drainase) untuk diproses penjernihan secara teknis atau
alamiah.
f. Pada daerah dingin, dengan mengalirkan air yang suhunya lebih
tinggi dari pada tanah, sehingga dimungkinkan untuk mengadakan
proses pertanian pada musim tersebut.

1.3. KELEBIHAN IRIGASI


Kelebihan dari pada dibangunannya suatu sistem irigasi dan bangunan-
nya, secara umum adalah sebagai berikut :
a. Mengatasi kekurangan pangan.
b. Meningkatkan produksi dan nilai jual hasil tanaman.
c. Peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Dewa Made Bagus Widhi Putra - 1715124084 3


Laporan Tugas Besar Teknik Pengairan

d. Pembangkit Tenaga Listrik.


e. Transportasi Air (Inland Navigation).
f. Efek terhadap Kesehatan.
g. Supply Air Baku.
h. Peningkatan Komunikasi / Transportasi.

1.4. DIAGRAM POHON IRIGASI


Data mengenai luas lahan pertanian dan debit aliran irigasi dapat
disajikan dalam bentuk diagram pohon dan tabel ( lihat pada halaman gambar
pendukung ).

Dewa Made Bagus Widhi Putra - 1715124084 4


Laporan Tugas Besar Teknik Pengairan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Irigasi


Irigasi merupakan suatu usaha teknis untuk mengontrol kandungan air pada
tanah di dalam zona akar dengan maksud agar tanaman dapat tumbuh secara baik.
Dimana usaha teknis yang dimaksud adalah penyediaan sarana dan prasarana irigasi
untuk membawa, membagi air secara teratur dengan jumlah yang cukup, waktu yang
tepat ke petak irigasi untuk selanjutnya diberikan dan dipergunakan oleh tanaman.

Dalam perkembangannya sampai saat ini, ada 4 jenis sistem irigasi yang biasa
digunakan. Keempat sistem irigasi itu adalah sebagai berikut :

1. Irigasi Gravitasi
Sistem ini memanfaatkan efek dari gravitasi untuk mengalirkan air. Bentuk
rekayasa ini tidak memerlukan tambahan energi untuk mengalirkan air sampah ke
petak sawah.

2. Irigasi Bawah Tanah


Tanah akan dialiri dibawah permukaannya. Saluran yang ada disisi petak sawah
akan mengalirkan air melalui pori-pori tanah. Sehingga air akan sampai ke akar
tanaman.

3. Irigasi Siraman
Air akan disemprotkan ke petak sawah melalui jaringan pipa dengan bantuan
pompa air. Penggunaan air akan lebih efektif dan efisien karena dapat dikontrol
dengan sangat mudah.

Dewa Made Bagus Widhi Putra - 1715124084 5


Laporan Tugas Besar Teknik Pengairan

4. Irigasi Tetesan
Sistem ini mirip dengan irigasi siraman. Hanya saja air akan langsung
diteteskan/ disemprotkan ke bagian akar. Pompa air dibutuhkan untuk mengalirkan
air.

Selain itu jaringan irigasi mempunyai klasifikasi yang didasarkan pada hal-hal seperti
dijelaskan dalam tabel berikut.

Tabel 2.1 Klasifikasi Jaringan Irigasi


Klasifikasi Jaringan Irigasi
No Uraian
Teknis Semi Teknis Sederhana
Bangunan permanen
1 Bangunan Utama Bangunan permanen Bangunan sementara
atau semipermanen
Kemampuan
bangunan dalam
2 Baik Sedang Jelek
mengukur dan
mengatur debit
Saluran irigasi dan
Saluran irigasi dan Saluran irigasi dan
3 Jaringan saluran pembuang tidak
pembuang terpisah pembuang jadi 1
sepenuhnya terpisah
Belum dikembangakan
Belum ada jaringan
Dikembangkan atau densitas
4 Petak tersier terpisah yang
seluruhnya bangunan tersier
dikembangkan
jarang
Efisiensi secara
5 50%-60% 40-50% <40%
keseluruhan
6 Ukuran Tak ada batasan < 2000 Ha < 500 Ha

a. Jaringan Irigasi Sederhana

Prasarana yang ada seperti bangunan pengatur debit atau pembagi sama sekali
tidak ada. Hal ini terjadi karena sumber air sangat berlimpah sehingga hampir sama
sekali tidak diperlukan rekayasa irigasi. Jaringan utama air hanya perlu disadap
sesuai keinginan sehingga petak-petak sawah dapat tergenangi air. Selain itu tidak
ada pembagi antara saluran pembuang dan irigasi.

Dewa Made Bagus Widhi Putra - 1715124084 6


Laporan Tugas Besar Teknik Pengairan

Kelemahan dari tipe jaringan ini adalah pemborosan air, karena penyadapan
yang sesuka hati. Selain itu biaya untuk penyadapan sangat mahal karena saluran
tersebut harus dapat mengairi seluruh petak sawah tanpa sebelum direkayasa
sehingga efisiensinya sangat rendah.

b. Jaringan Irigasi Semi Teknis

Tidak banyak perbedaan dengan jaringan sederhana kecuali bangunan-


bangunan irigasi mulai digunakan pada jaringan ini. Jaringan pembuangan dan
irigasi masih menyatu. Akan tetapi sudah dapat mengairi petak sawah yang lebih
besar daripada irigasi sederhana.

c. Jaringan Irigasi Teknis

Jaringan ini jauh lebih maju daripada 2 jaringan lainnya dalam hal rekayasa
irigasi. Bangunan air banyak digunakan pada jaringan ini. Sepenuhnya saluran
irigasi dan pembuang bekerja secara terpisah. Sehingga pembagian air dan
pembuangan air optimum. Selain itu ada petak tersier yang menjadi ciri khas
jaringan teknis. Petak tersier kebutuhannya diserahkan petani dan hanya perlu
disesuaikan dengan saluran primer dan sekunder yang ada.

Keuntungan dari jaringan ini adalah pemakaian air yang efektif dan efisien,
menekan biaya perawatan, dan dibuat sesuai kondisi dan kebutuhan.
Kelemahannya adalah biaya pembuatan yang mahal dan pegoperasian yang tidak
mudah.

2.2 Teori Perencanaan Petak, Saluran dan Bangunan Air

2.2.1 Teori perencanaan petak


Petak irigasi adalah petak sawah atau daerah yang akan dialiri dari suatu sumber
air, baik waduk maupun langsung dari satu atau beberapa sungai melalui bangunan
pengambilan bebas. Petak irigasi dibagi 3 jenis, yaitu sebagai berikut.

Dewa Made Bagus Widhi Putra - 1715124084 7


Laporan Tugas Besar Teknik Pengairan

a. Petak Tersier

Petak ini menerima air yang disadap dari saluran tersier. Karena luasnya yang
tergolong kecil maka petak ini menjadi tanggung jawab individu untuk
eksploitasinya. Idealnya daerah yang ditanami berkisar 50-100 Ha. Jika luas petak
lebih dari itu dikhawatirkan pembagian air menjadi tidak efisien.

Petak tersier dapat dibagi menjadi petak kuarter, masing-masing seluas 8-15
Ha. Dimana bentuk dari tiap petak kuarter adalah bujur sangkar atau segi empat.

Petak tersier haruslah juga berbatasan dengan petak sekunder. Yang harus
dihindari adalah petak tersier yang berbatasan langsung dengan saluran irigasi
primer. Selain itu disarankan panjang saluran tersier tidak lebih dari 1500 m.

b. Petak Sekunder

Petak sekunder adalah petak yang terdiri dari beberapa petak tersier yang
berhubungan langsung dengan saluran sekunder. Petak sekunder mendapatkan
airnya dari saluran primer yang airnya dibagi oleh bangunan bagi dan dilanjutkan
oleh saluran sekunder. Batas sekunder pada umumnya berupa saluran drainase.
Luas petak sekunder berbeda-beda tergantung dari kondisi topografi.

c. Petak Primer

Petak primer merupakan gabungan dari beberapa petak sekunder yang dialiri
oleh satu saluran primer. Dimana saluran primer menyadap air dari sumber air
utama. Apabila saluran primer melewati daerah garis tinggi maka seluruh daerah
yang berdekatan langsung dilayani saluran primer.

2.2.2 Teori perencanaan saluran


Dalam mengalirkan dan mengeluarkan air ke dan dari petak sawah dibutuhkan
suatu saluran irigasi. Saluran pembawa itu dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan

Dewa Made Bagus Widhi Putra - 1715124084 8


Laporan Tugas Besar Teknik Pengairan

fungsinya, saluran pembawa yang membawa air masuk ke petak sawah dan saluran
pembuang yang akan mengalirkan kelebihan air dari petak-petak sawah.

a. Saluran Pembawa
Berfungsi untuk mengairi sawah dengan mengalirkan air dari daerah yang
disadap. Berdasarkan hierarki saluran pembawa dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Saluran Primer
Saluran ini merupakan saluran pertama yang menyadap air dari
sumbernya. Dan selanjutnya dibagikan kepada saluran sekunder yang ada.
Saluran ini dapat menyadap dari sungai, waduk, atau waduk. Bangunan sadap
terakhir yang terdapat di saluran ini menunjukan batas akhir dari saluran ini
2. Saluran Sekunder
Air dari saluran primer akan disadap oleh saluran sekunder. Saluran
sekunder nantinya akan memberikan air kepada saluran tersier. Akan sangat
baik jika saluran sekunder dibuat memotong atau melintang terhadap garis
tinggi tanah. Sehingga air dapat dibagikan ke kedua sisi dari saluran.
3. Saluran Tersier
Merupakan hierarki terendah yang berfungsi mengalirkan air yang
disadap dari saluran sekunder ke petak-petak sawah. Saluran ini dapat mengairi
kurang lebih 75-125 Ha.
b. Saluran Pembuang
Fungsinya membuang air yang telah terpakai ataupun kelebihan air yang terjadi
pada petak sawah. Umumnya saluran ini menggunakan saluran lembah. Saluran
lembah tersebut memotong garis tinggi sampai ketitik terendah daerah sekitar.

2.3 Dimensi Saluran

Pada saluran terbuka dikenal berbagai macam bentuk saluran seperti persegi,
setengah lingkaran, elips , dan trapesium. Untuk pengaliran air irigasi, penampang
saluran yang digunakan adalah trapesium karena umum dipakai dan ekonomis. Dalam
mendesain saluran digunakan rumus-rumus sebagai berikut.

Dewa Made Bagus Widhi Putra - 1715124084 9


Laporan Tugas Besar Teknik Pengairan

a. Debit rencana (Q)


Q = A*a/(1000*eff.) m3/dt
b. Rumus Strickler
V = k.R2/3.S1/2
Keterangan :
V = Kecepatan aliran
R = Jari-jari hidraulik
S = Kemiringan saluran
K = Koefisien saluran
c. Nilai V diperoleh melalui persamaan
V = 0,42.Q0,182 m/dt
d. Luas penampang basah
A = Q/V m2
e. Kemiringan talud (m) diperoleh dari tabel
f. Nilai perbandingan b/h (n)
N = (0,96*Q0,25)+m
g. Ketinggian air (h)
h = 3*V1,56 m
h. Lebar dasar saluran
b = n*h m
i. Lebar dasar saluran di lapangan (b’) dengan pembulatan 5 cm dari b
j. Luas basah rencana (A’)
A’ = (b+t*h)h m2
k. Keliling basah
P = b+(2*h((1+m2)0,5) m
l. Jari-jari hidraulis
R = A’/P m
m. Koefisien Strickelr diperoleh melalui tabel
n. Kecepatan aliran rencana (V’)
V’ = Q/A’ m/s

Dewa Made Bagus Widhi Putra - 1715124084 10


Laporan Tugas Besar Teknik Pengairan

o. Kemiringan saluran pada arah memanjang (i)


I = V2/(k2*R4/3)
p. Tinggi jagaan diperoleh melalui tabel
q. Tinggi saluran ditambah freeboard (H)
H=h+W
r. Lebar saluran yang ditambah freeboard (B)
B = b+2*(h+W) m

Tabel 2.2 Nilai n dan m dari Fungsi Q

Tabel 2.3 Kekasaran Saluran

Tabel 2.4 Nilai W

Dalam merencanakan debit rencana efisiensi yang digunakan untuk saluran


tersier adalah 80%, sekunder 70%, dan primer 70%. Dalam penggunaan a (kebutuhan

Dewa Made Bagus Widhi Putra - 1715124084 11


Laporan Tugas Besar Teknik Pengairan

air) dihitung berdasarkan pada perhitungan yang sudah dibahas pada pembahasan
sebelumnya. Dalam merencanakan lebar saluran yang dipergunakan di lapangan, dari
b (b perhitungan), dibulatkan 5 cm terdekat. Perhitungan dimensi saluran dimaksudkan
untuk memperoleh dimensi dari saluran yang dipergunakan dalam jaringan irigasi serta
untuk menentukan tinggi muka air yang harus ada pada bendung agar kebutuhan air
untuk seluruh wilayah irigasi dapat terpenuhi.

Perhitungan dimensi saluran ini ada dua tahap yaitu tahap penentuan dimensi
untuk setiap ruas saluran dan tahan perhitungan ketinggian muka air pada tiap-tiap ruas
saluran. Hasil perhitungan tersebut lebih efisien ditampilkan dalam bentuk tabel
dimana urutan pengerjaan sudah diurutkan perkolom.

2.4 Sistem Tata Nama ( Nomenklatur )


Pemberian nama pada daerah, petak, bangunan dan saluran irigasi haruslah jelas,
pendek, dan tidak multitafsir. Nama-nama dipilih sedemekian sehingga jika ada
penambahan bangunan baru tidak perlu untuk mengganti nama yang telah diberikan.

a. Daerah Irigasi
Nama yang diberikan sebaiknya menggunakan nama daerah atau desa terdekat
dengan bangunan air atau dapat juga menggunakan nama sungai yang airnya
disadap. Akan tetapi ketika sumber air yang disadap lebih dari satu maka sebaiknya
menggunakan nama daerah.

b. Jaringan Irigasi Utama


Saluran primer sebaiknya dinamai dengan nama daerah irigasi yang dilayani.
Saluran sekunder menggunakan nama desa yang dialiri airnya. Petak sekunder
sebaiknya menggunakan nama saluran sekunder.

c. Jaringan Irigasi Tersier


Jaringan irigasi tersier sebaiknya dinamai sesuai dengan bangunan bagi air
tersier.

Dewa Made Bagus Widhi Putra - 1715124084 12


Laporan Tugas Besar Teknik Pengairan

Syarat-syarat dalam menentukan indeks adalah sebagai berikut :


 Sebaiknya terdiri dari satu huruf,
 Huruf itu dapat menyatakan petak, saluran atau bangunan,
 Letak objek dan saluran beserta arahnya,
 Jenis saluran pembawa atau pembuang,
 Jenis bangunan untuk membagi atau member air, sipon, talang dan lain-lain,
 Jenis petak, primer atau sekunder.

Cara pemberian nama :


a. Bangunan utama diberi nama sesuai dengan desa terdekat daerah irigasi yang
sungainya disadap.
b. Saluran induk diberi nama sungai atau desa terdekat dengan diberi indeks 1,2,3 dan
seterusnya yang menyatakan ruas saluran.
c. Saluran sekunder diberi nama sesuai kampong terdekat.
d. Bangunan bagi/sadap diberi nama sesuai dengan nama saluran di hulu dengan
diberi indeks 1,2,3 dan seterusnya.
e. Bangunan silang seperti sipon, talang jembatan, dan sebagainya diberi indeks 1a,
1b, 2a, 2b, dan seterusnya

Didalam petak tersier diberi kotak dengan ukuran 4cm x 1,25 cm. Dalam kotak ini
diberi kode dari saluran mana petak itu mendapat air. Arah saluran tersier kanan/kiri
dari bangunan sadap melihat aliran air. Kotak dibagi 2, atas dan bawah. Bagian atas
dibagi kanan dan kiri. Bagian kiri menunjukan luas petak (Ha) dan bagian kanan
menunjukan besar debit (l/dtk) untuk menentukan dimensi saluran ters

Dewa Made Bagus Widhi Putra - 1715124084 13


Laporan Tugas Besar Teknik Pengairan

BAB III

PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN

3.1 Perencanaan Saluran


Pada pelaksanaannya, perencanaan saluran perlu ditinjau terlebih dahulu dari
beberapa segi, yaitu:
1. Ditinjau dari segi ekonomis, untuk saluran irigasi umumnya dipergunakan
saluran tanah meskipun demkian pada tempat-tempat tertentu dimana tidak
memungkinkan dipergunakan saluran tanah, maka saluran tanah tersebut
diproteksi dengan cara-cara perbaikan tanah (pudel,blanket) diberi pasangan
batu atau beton.
2. Penampang saluran biasanya berbentuk trapesium.
3. Kecepatan aliran yang dipergunakan adalah:
 v = 0,25 -0,70 m/det. (untuk saluran tanah)
 v = 0,25 -3,00 m/det. (untuk saluran pasangan)
4. Lebar dasar saluran minimum (b) = 0,3 meter.
5. Perbandingan antara lebar dasar saluran (b), dalamnya air (h), kecepatan (v),
minimum freeboard /waking (f), talud saluran serta koefisien kekasaran saluran
tergantung dari besarnya debit yang akan dialirkan.
6. Lengkung saluran yang diperkenankan sebenarnya tergantung dari:
 ukuran dan kapasitas saluran
 jenis tanah
 kecepatan aliran
Untuk saluran tanah, minimum radius kelengkungan pada as saluran diambil
tujuh kali lebar permukaan air rencana.
7. Freeboard/waking pada saluran harus diperhitungkan agar kapasitas saluran
cukup untuk menampung debit rencana maksimum.

Dewa Made Bagus Widhi Putra - 1715124084 14


Laporan Tugas Besar Teknik Pengairan

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam perencanaan saluran adalah:

a. Dimensi saluran didasarkan pada kapasitas terbesar, yaitu kapasitas pada musim
kemarau.
b. Letak saluran pembuangan sedemikian rupa sehingga seluruh areal dapat dialiri.
Untuk itu sedapat mungkin saluran diletakkan di punggung bukit.
c. Saluran pembawa sedapat mungkin dipisah dari saluran pembuang. Kecepatan
saluran pembawa kecil, sedangkan pada saluran pembuang kecepatannya besar.
d. Saluran primer mempunyai syarat:
 panjang maksimum 5 kilometer
 kemiringannya kecil dan lurus.

Dalam bab ini akan dijelaskan perencanaan saluran irigasi Gadungan Lambuk.
Flowchart Perencanaan Jaringan Irigasi

Dewa Made Bagus Widhi Putra - 1715124084 15


Laporan Tugas Besar Teknik Pengairan

3.2 PERENCANAAN PETAK

Petak yang terdapat pada daerah irigari Gadungan Lambuk adalah sebanyak
21 petak sawah dengan perencanaan sebagai berikut :
1) Ukuran luas petak masing – masing yaitu , 15 Ha, 27 Ha, 34 Ha, 38
Ha, 43 Ha, 47 Ha, 35 Ha, 8 Ha, 9 Ha, 87 Ha, 41 Ha, 124 Ha, 135
Ha, 74 Ha, 85 Ha, 49 Ha, 1 Ha, 57 Ha, 29 Ha, 59 Ha, dan 52 Ha,
jadi total luas daerah irigasi Gandungan Lambuk ialah 1049 Ha.

3.3 PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN

Gambar 2.1 Skema gandungan lambuk

Dewa Made Bagus Widhi Putra - 1715124084 16


Laporan Tugas Besar Teknik Pengairan

3.4 Pendimensian Saluran


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pendimensian saluran :
a. Dalam penggunaanan (kebutuhan air) dihitung berdasarkan pada
perhitungan yang sudah dibahas pada bab sebelumnya.
b. Dalam merencanakan lebar saluran yang dipergunakan di lapangan, dari b’
(b perhitungan), dibulatkan ke 5 centimeter terdekat.
c. Perhitungan dimensi saluran dimaksudkan untuk memperoleh dimensi dari
saluran yang akan dipergunakan dalam jaringan irigasi serta untuk
menentukan tinggi muka air yang harus ada pada bendung agar kebutuhan
air untuk seluruh wilayah cakupan pengairan dapat terpenuhi.
d. Perhitungan dimensi saluran ini ada dua tahap yaitu tahap penentuan
dimensi untuk setiap ruas saluran dan tahap perhitungan keetinggian muka
air pada tiap-tiap ruas saluran. Hasil perhitungan tersebut lebih efisien
ditampilkan dalam bentuk tabel dimana urutan pengerjaan sudah diurutkan
per kolom.
Tujuan perencanaan saluran adalah untuk mengetahui dimensi saluran yang
akan dibangun. Saluran yang direncanakan adalah saluran pasangan dengan
jalan inspeksi. Hal ini akan mempengaruhi lebar tanggul. Dari petak yang
telah direncanakan dan penentuan dimensi saluran rencana yang telah
dilakukan di atas, maka tinggi muka air yang akan melewati saluran bisa
dihitung. Didalam perhitungan dimensi suatu saluran baik itu saluran
pembawa (saluran primer, sekunder, tersier dan kwartener) maupun saluran
pembuangan, pada dasarnya sama. Rumus yang saat ini biasa digunakan
adalah rumus Strickler :
Q=vA R=

v = k.R2/3 . I1/2 A = bh + mh2

I= O = b + 2h √1 +
.

b/h=n

Dewa Made Bagus Widhi Putra - 1715124084 17


Laporan Tugas Besar Teknik Pengairan

3.4.1 Pendimensian Saluran Daerah Irigasi Gandungan Lambuk Dengan Cara


Manual
Perhitungan dimensi saluran dengan cara manual dilakukan dengan langkah
berikut:
1. Diketahui :
- Bentuk Saluran Trapesium
- Kemiringan Talud ( M ) = 1
- s = 0,005
- n = 0,025

2. Luas kumulatif untuk saluran merupakan penjumlahan dari luas petak-petak


tersier yang mendapat aliran air dari saluran primer tersebut. Luas kumulatif
dihitung dengan menjumlakan luas petak untuk tiap saluran yaitu : 15 Ha +
27 Ha + 34 Ha + 38 Ha + 43 Ha +47 Ha + 35 Ha + 8 Ha + 9 Ha + 87 Ha + 41
Ha+ 124 Ha + 135 Ha + 74 Ha + 85 Ha + 49 Ha + 1 Ha +57 Ha + 29 Ha + 59
Ha + dan 52 Ha.Jadi luas kumulatif untuk saluran gadungan lambuk adalah
1049 ha.
3. Kebutuhan air irigasi = 2,84 l/dt
4. Perhitungan debit air (Q)
=
dimana : DR = kebutuhan pengambilan air
A = luas petak (ha)

Debit Saluran adalah sebagai berikut.


= 2.84 1049 = 2979,16 l/det
= 2.84 1049 = 2,98 l/det
5. Lebar rata - rata dari keempat cross
b rata – rata = 2,819 m
Pakai = 2,800 m
6. Menghitung dimensi saluran
=
1
=( + ℎ) ℎ ( )

Dewa Made Bagus Widhi Putra - 1715124084 18


Laporan Tugas Besar Teknik Pengairan

1 ( + ℎ)ℎ
=( + ℎ) ℎ
+ 2ℎ √ +1
1 (2,8 + 1 0,60) 0,60
2,98 = (2,8 + 1 0,60) 0,60 0,005
0,025 2,8 + 2 0,60 √1 + 1
2,0514
2,98 = 2,0514 40 0,0707
5.019
2,98 = 82,056 (0,5540) 0,0707106781
2,98 = 2,98
ℎ = 0,60

Dewa Made Bagus Widhi Putra - 1715124084 19


Laporan Tugas Besar Teknik Pengairan

3.5.2 Pendimensian Saluran Daerah Irigasi Gadungan Lambuk Dengan Bantuan


Software, Yaitu Exel

CROOS SECTION
CROOS LB1 3.351
CROOS LB2 2.658
CROOS LB3 2.658
CROOS LB4 2.612
B RATA RATA 2.81975

Luas = 1049 ha
Ke butuhan air irigasi = 2.84 l/dt
Q kebutuhan air = 2979.16 lt/dt  2.98 m3/dt
H = 0.80

kekasaran lebar Talud


Debit Kemiringan kemiringan Tinggi luas keliling Jari2 kecepatan Debit
dasar dasar (tabel
aliran dasar saluran talud aliran penampang basah hidrolis aliran aliran
saluran saluran saluran)
Q (m3/det) S (m) n m (m) h (m) b (m) A (m2) P (m) R (m) V (m/det) Q (m3/det) W (m)
2.98 0.01 0.03 1.00 0.60 2.82 2.07 5.70 0.36 1.44 2.98 0.2

Dewa Made Bagus Widhi Putra - 1715124084 20


Laporan Tugas Besar Teknik Pengairan

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari pengumpulan serta pengolahan data yang dilakukan untuk merencanakan


dimensi saluran daerah irigasi Gandungan Lambuk, dapat diperoleh beberapa hal
sebagai berikut.
1. Sistem irigasi yang direncanakan untuk daerah irigasi Gndungan Lambuk dan
sekitarnya adalah sistem irigasi gravitasi.
2. Luas daerah irigasi yang dialiri adalah 1049 Ha.
3. Perencanaan dimensi saluran disesuaikan dengan efisiensi tiap saluran
direncanakan sebesar 2.84 l/det/ha ( 84 diambil dai 2 anggka belakang NIM ).
Perhitungan biaya atau RAB beserta dimensi saluran dan tinggi muka air untuk tiap
saluran dan petak dapat dilihat di lampiran.

4.2 Saran

Dari pengerjaan tugas besar ini penulis dapat menyarankan beberapa hal sebagai
berikut.
1. Untuk memperoleh perencanaan dan perhitungan yang lebih akurat, maka
perlu diperhitungkan kebutuhan air yang lebih teliti, mengingat pada
kenyataan di lapangan sulit sekali menemukan kondisi ideal, di mana semua
kebutuhan air untuk semua areal sawah bisa dipenuhi secara bersamaan.
2. Data-data yang digunakan sebaiknya data-data yang aktual dan lengkap,
sehingga penyimpangan dapat diperkecil.
3. Waktu pengerjaan sebaiknya diperpanjang dan perlu diadakan asistensi rutin
di setiap minggu.

Dewa Made Bagus Widhi Putra - 1715124084 21


Laporan Tugas Besar Teknik Pengairan

Lampiran

Dewa Made Bagus Widhi Putra - 1715124084 22

Anda mungkin juga menyukai