Disusun Oleh :
Alif Musthofa
NIM : 16222011013
Dosen Pembimbing
SATINI, SH.MM.MH
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Dzat penguasa alam semesta yang telah memberikan
taufiq, rahmat, hidayah serta inayahnya sehingga saya dapat beraktivitas untuk menyusun dan
menyelesaikan makalah yang berjudul Konstruksi Jembatan Baja ini. Walaupun banyak isi
dari rangkuman karya ilmiah ini saya kutip langsung dari sumber. Tapi saya berharap karya
ilmiah ini dapat membantu dan menambah wawasan saudara-saudari yang ingin lebih memahami
atau mengetahui sekilas tentang Konstruksi Jembatan Baja .
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas pembuatan makalah yang
diberikan oleh ibu sartini selaku Dosen Bahasa Indonesia.
Makalah ini berisi informasi tentang Konstruksi Jembatan Baja . Yang kami harapkan
pembaca dapat mengertahui berbagai aspek yang berhubungan dengan rotasi benda tegar yang
akan kami bahas ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini di masa yang akan datang.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa meridhoi segala usaha kita.Amin.
Dan akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi pembaca.
Terimakasih,
Bojonegoro, 09 November 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul
.. I
Kata Pengantar
...... II
Daftar Isi
.......... III
BAB I
PENDAHULUAN
...... 1
BAB II
.. 1
B. Rumusan Masalah
.. 1
C. Tujuan Penelitian
...... 1
PEMBAHASAN
.......................... 2
Berdasarkan Fungsi
b)
Berdasarkan Lokasi
c)
d)
e)
PENUTUP
A. Kesimpulan
.......................7
.......... 7
B. Saran .......................7
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Jembatan adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk meneruskan jalan
melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini dapat berupa
jalan lain (jalan air atau jalan lalu lintas biasa). Jika jembatan berada diatas jalan
lalu lintas maka disebut sebagai viaduct (struyk dan van der veen, 1984).
Perkembangan trasportasi yang semakin erat kaitannya dengan pembangunan,
baik berupa pembangunan jalan maupun jembatan yang berfungsi untuk
memperlancar arus kendaraan sehingga tercipta efisiensi waktu dalam
beraktifitas.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan digunakan sebagai pedoman dalam penelitian adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimanakah konsep perencanaan konstruksi jembatan baja?
2. Bagaimanakah langkah-langkah metode pelaksanaan konstruksi jembatan
baja?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi hal-hal sebagi berikut :
Mahasiswa mengetahui dan memahami pengertian jembatan, material yang
digunakan, pembagian jenis jembatan, struktur dan anatomi jembatan khusus
jembatan baja
Mulai
Survey Data
Peta Lokasi
- Topograf
Data Sondir
- Kedalaman Tanah
Perhitungan Pembebanan
Perhitungan Abutment
Perhitungan Pondasi
Tidak
Kontrol Stabilitas
Ya
Gambar Rencana
Selesai
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kelebihan dan Kekurangan Mengguanakan Struktur Baja Untuk Jembatan
Pembangunan jembatan sudah mengambil banyak variasi bentuk struktural dari
tahun ke tahun,yang berakibat jumlah pemakaian besi baja dalam membuat jembatan
semakin meningkat. Walaupun besi sudah umum digunakan dalam konstruksi jembatan
tapi kemajuan terakhir di teknologi material besi baja telah memberikan dampak yang
besar terhadap perkembangan perencanaan jembatan.
Keuntungan pemakaian material besi baja dalam pembangunan jembatan
dibandingkan material beton dan kayu adalah :
a. Baja mempunyai kekuatan dan keliatan yang tinggi,
b. Ada jenis baja yang tahan terhadap cuaca, bahkan tidak perlu di cat.
c. Dari segi kekuatannya, bahan baja lebih murah dari beton ataupun kayu, sebab
antara lain :
c1). Jembatan kayu (log bridge),
c2). Jembatan beton (concrete bridge),
c3). Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge),
c4). Jembatan baja (steel bridge),
c5). Jembatan komposit (compossite bridge), gabungan dua jenis material, yaitu baja
Gambar 3 : Jembatan baja multi girder, dengan cross bracing dan stiffener, komposit.
Sumber : Bridge Inspector's Reference Manual, Federal Highway Administration, U.S. Department of
Transportation, 2006
Sumber : Internet.d2).
Jembatan gelagar pelat (plate girder bridge), atau sering juga disebut
jembatan
dinding penuh, tersusun dari 2 (dua) atau lebih gelagar, yang terbuat dari pelat
pelat baja dan baja siku yang diikat dengan paku keling atau di las. Panjang bentang
berkisar 30 meter sampai dengan 90 meter.
Gambar 5 : Jembatan gelagar pelat multi span, dengan cross bracing dan stiffener, komposit.
Sumber : Bridge Inspector's Reference Manual, Federal Highway Administration, U.S. Department of Transportation, 2006..
Gambar 7 : Bentuk anatomi jembatan gelagar I atau gelagar pelat, dengan istilah-istilah.
Gambar 8 : Jembatan kereta api gelagar pelat (plate girder), dengan dek dibawah.
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Girder_bridge
Gambar 9 : Jembatan kereta api gelagar pelat (plate girder), dengan dek diatas, multi span.
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Girder_bridged3).
Jembatan gelagar
d4). Jembatan rangka (truss bridge), tersusun dari batang-batang yang dihubungkan
satu sama lain dengan pelat buhul, dengan pengikat paku keling, baut atau las.
Batang batang rangka ini hanya memikul gaya dalam aksial (normal) tekan atau
tarik, tidak seperti pada jembatan gelagar yang memikul gaya-gaya dalam momen
lentur dan gaya lintang.
Jembatan rangka telah menjadi kekuatan yang efektif dan efisien untuk jembatan
bentang panjang lebih dari 150 tahun. Sebagai jembatan rangka dengan,
- Gelagar pelat telah digunakan dengan bentang sekitar 550 ft (167,6 m)
- Gelagar kotak untuk bentang hingga 750 ft (228,6 m).
-Gelagar segmental kotak beton untuk bentang sampai sekitar 800 ft (243,8 m).
- Jembatan struktur kabel untuk bentang sekitar 500 ft (152,4 m) sampai 2000 ft
(609,6 m), (John M. Kulicki, Bridge Engineering Hand Book, 2000).
Jembatan Sungai Ular pada gambar 22 diatas merupakan jembatan untuk lalu
lintas kereta api yang terletak pada kabupaten Serdang-Bedagai, propinsi Sumatera
Utara. Tipe struktur adalah pelengkung tiga sendi, dimana sendi ketiga terletak pada
puncak atas. Keistimewaan dari struktur pelengkung tiga sendi ini adalah momen
yang terjadi lebih kecil karena tereduksi oleh adanya gaya horisontal pada perletakan
yang menghasilkan momen negatip.
5. Struktur Jembatan.
Secara umum struktur jembatan terbagi menjadi 3 (tiga) bagian utama yaitu struktur
atas (superstructures) dan struktur bawah (Substructures) dan Pondasi.
5.1). Struktur Atas.
Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban langsung yang
meliputi berat sendiri, beban mati, beban mati tambahan, beban lalu-lintas kendaraan,
gaya rem, beban pejalan kaki, dll.
Struktur atas jembatan umumnya meliputi :
a) Trotoar :
Tumpuan (Bearing).
Struktur bawah jembatan berfungsi memikul seluruh beban struktur atas dan
beban lain yang ditumbulkan oleh tekanan tanah, aliran air dan hanyutan, tumbukan,
gesekan pada tumpuan dsb. untuk kemudian disalurkan ke fondasi. Selanjutnya bebanbeban tersebut disalurkan oleh fondasi ke tanah dasar.
Struktur bawah jembatan umumnya meliuputi :
a). Pangkal jembatan (Abutment),
Tumpuan (Bearing).
Tumpuan (Bearing).
c). Pondasi
Pondasi jembatan berfungsi meneruskan seluruh beban jembatan ke tanah dasar.
Berdasarkan sistimnya, pondasi abutment atau pier jembatan dapat dibedakan
menjadi
beberapa macam jenis, antara lain :
c.1). Pondasi telapak (spread footing)
c.2). Pondasi sumuran (caisson)
c.3). Pondasi tiang (pile foundation)
Tiang beton cetak di tempat (Concrete Cast in Place), borepile, franky pile,
2)
Daerah sekitar dan jalan yang menyambung ke jembatan, lurus, rata, miring,
berbelok, berada pada dasar suatu galian atau berada diatas timbunan, tinggi,
rendah, dan sebagainya.
3)
4)
Bagaimana cara untuk mencapai lokasi jembatan, baik untuk orang, material
maupun peralatan, melalui darat, sungai atau udara.
5)
Menggunakan Perancah.
Metode menggunakan perancah dipilih bila keadaan sungai sebagai berikut :
Dasar Sungai berpasir, atau lempung atau tanah keras, sehingga memudahkan
pemasangan tiang perancha.
Dangkal, atau tidak terlalu dalam, sehingga tidak memerlukan tiang perancah yang
terlalu tinggi.
Kecepatan arus rendah, yang akan mengurangi gaya gaya mendatar terhadap tiang
perancah.
Bebas dari barang hanyutan, yang bisa merusak atau merobohkan tiang perancah.
Terdapat bangunan lama, yang dapat dipakai sebagai penyangga sementara bagi
bangunan/jembatan baru yang akan dibangun.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari data diatas kita dapat menyimpulkan bahwa :
Jembatan rangka baja adalah struktur jembatan yang terdiri dari rangkaian batang batang
baja yang dihubungkan satu dengan yang lain.
Beban atau muatan yang dipikul oleh struktur ini akan diuraikan dan disalurkan kepada
batang batang baja struktur tersebut, sebagai gaya gaya tekan dan tarik, melalui titik titik
pertemuan batang (Titik Buhul). Gaya gaya eksentrisitas yang dapat menimbulkan momen
sekunder selalu dihindari. Oleh karena itu garis netral tiap tiap batang yang bertemu pada titik
buhul harus saling berpotongan pada satu titik saja, untuk menghindari timbulnya momen
sekunder.
Dengan demikian ada hal hal penting yang perlu diperhatikan pada konstruksi rangka
baja yaitu :
Mutu dan dimensi tiap tiap batang harus kuat menahan gaya yang timbul. Batang batang
dalam keadaan tidak rusak/bengkok dan sebagainya. Oleh karena itu batang batang
rangka jembatan harus dijaga selama pengangkutan, penyimpanan, dan pemasangan.
Kekuatan pelat penyambung harus lebih besar daripada batang yang disambung (Struktur
sambungan harus lebih kuat dari batang utuh).
panjangnya dilebihi, untuk keperluan penyambungan dengan linking steel bila diperlukan.
B. Saran
Penulis makalah ini tentulah banyak sekali kekuranganya,sehingga diharapkan adanya
saran dan kritik yang bersifat membangun baik dari dosen mata kuliah Study Teknologi Bahan
Bangunan maupun dari rekan-rekan mahasiswa.