Anda di halaman 1dari 12

MATERI 1 : Jenis-Jenis Pekerjaan Pada Konstruksi

A. Pengertian Proyek Konstruksi


Proyek Konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali
dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek (Ervianto, 2005). Dalam
rangkaian kegiatan tersebut, terdapat suatu proses yang mengolah sumber daya proyek
menjadi suatu hasil kegiatan berupa bangunan. Proses yang terjadi dalam rangkaian
kegiatan tersebut tentunya melibatkan pihak-pihak yang terkait, baik secara langsung
maupun tidak langsung.

Proyek konstruksi mempunyai tiga karakteristik yang dapat dipandang secara tiga
dimensi (Ervianto, 2005), tiga karakteristik tersebut adalah :
1. Bersifat uniks
Keunikan dari proyek konstruksi adalah tidak pernah terjadi rangkaian kegiatan
yang sama persis ( tidak ada proyek identik, yang ada proyek sejenis), proyek
bersifat sementara dan selalu terlibat grup pekerja yang berbeda-beda.
2. Dibutuhkan sumber daya (resources)
Setiap proyek konstruksi membutuhkan sumber daya, yaitu pekerja, uang, mesin,
metode dan material (5M). Pengorganisasian semua sumber daya dilakukan oleh
manajer proyek.
3. Organisasi
Setiap organisasi mempunyai keragaman tujuan dimana didalamnya terlibat
sejumlah individu dengan keahlian yang bervariasi, perbedaan ketertarikan,
kepribadian yang bervariasi dan ketidakpastian. Langkah awal yang harus
dilakukan oleh manajer proyek adalah menyatukan visi menjadi satu tujuanyang
ditetapkan oleh organisasi.

B. Jenis-Jenis Konstruksi Bangunan


1. Konstruksi Bangunan Gedung
Ciri-ciri konstruksi bangunan gedung
- Proyek konstruksi menghasilkan tempat orang bekerja atau tinggal
- Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang relatif tidak terlalu luas dan kondisi
pondasi umumnya sudah diketahui
- Dibutuhkan manajemen terutama untuk progressing pekerjaan

Jenis-jenis konstruksi bangunan gedung:


a. Perumahan
b. Kantor
c. Rumah sakit
d. Pabrik
e. Sekolah
f. Kampus
g. Hotel
h. Apartemen
i. Mall

2. Jenis-Jenis konstruksi jalan


a. Jalan beton

Konstruksi jalan beton ini tergolong kuat, sebab


memiliki modulus elastisitas yang tinggi.
Modulus elastisitas merupakan angka yang
digunakan untuk mengukur objek atau
ketahanan bahan untuk mengalami deformasi
elastasi ketika gaya diterapkan pada benda itu. Tebal jalan beton minimal 20
cm
b. Jalan aspal

Jalan aspal atau biasa disebut hot mix,


merupakan konstruksi jalan yang menggunakan
bahan pengikat aspal panas

c. Paving block

Jalan ini juga biasa disebut dengan block beton.


Berdasarkan acuan pembuatan paving block
(SII.0819-88) paving block memiliki komposisi bahan bangunan yang terbuat
dari campuran semen portland atau bahan perekat lain. Jalan yang
menggunakan paving block biasanya memiliki warna-warna dan bentuk yang
menarik.

3. Konstruksi Jembatan
Fungsi utama sebuah jembatan adalah untuk menghubungkan dua wilayah yang
berbeda dan untuk mengatasi rintangan baik berupa air atau kemacetan. Fungsi
lainnya adalah dapat dijadikan sebagai tempat pariwisata. Dengan adanya jembatan
juga dapat menimbulkan berbagai macam kemajuan di kedua wilayah tersebut,
baik di bidang transportasi, ekonomi, budaya, dan bidang lainnya.

Jenis-jenis konstruksi jembatan


a. Menurut kegunaannya
1. Jembatan jalan raya

2. Jembatan pejalan kaki

3. Jembatan kereta api


4. Jembatan jalan air

5. Jembatan jalan pipa

b. Menurut jenis materialnya


1. Jembatan pasangan batu dan batu bata

Jembatan pasangan batu dan bata


merupakan jembatan yang konstruksi
utamanya terbuat dari batu dan bata. Namun
seiringnya perkembangan zaman jembatan
ini sudah tidak digunakan lagi.
2. Jembatan kayu

Jembatan kayu merupakan jembatan yang


berbahan kayu. Jembatan ini biasanya
mempunyai panjang relatif pendek dengan
beban yang diterima relatif ringan.
Meskipun terlihat sederhana, proses
pembuatan struktur jembatan kayu harus memperhatikan dan
mempertimbangkan ilmu gaya (mekanika) agar jembatan yang dibuat
menjadi lebih kokoh.
3. Jembatan baja
Jembatan ini berbahan dasar baja sebagai bahan konstruksi utamanya.
Jembatan ini umumnya digunakan untuk jembatan dengan bentang yang
cukup panjang dengan beban yang diterima cukup besar. Penggunaan
jembatan baja banyak digunakan dan bentuknya lebih bervariasi.

4. Jembatan beton bertulang dan jembatan pratekan


Jembatan ini biasanya digunakan untuk bentang jembatan yang panjang.

5. Jembatan komposit
Jembatan komposit merupakan sebuah jembatan yang dibuat dari
perpaduan dua bahan yang sama ataupun berbeda dengan
mempertimbangkan sifat kedua bahan tersebut sehingga dihasilkan struktur
jembatan yang lebih kuat

c. Menurut jenis struktural

MATERI 2 : Tahapan Pekerjaan pada Konstruksi Bangunan

Tahapan-Tahapan Pekerjaan pada Konstruksi Gedung

Kegiatan Pokok
 Dibuat dulu identifikasi pekerjaan
 Contoh :

Pekerjaan Persiapan / Preliminaries


Contoh :
 Soil Investigation  Pengukuran
 Temporary Site Office  Sample dan Testing
 Road Maintenance  Fire protection
 Ceremony  Mobilisasi dan Demobilisasi TK
 Contract Document  Izin-izin
 Shop & As-built Drawing  K3
 Astek  Biaya Bank
 Alat komunikasi dan komputer  Dsb.
 Pembersihan lapangan

Pek. Pondasi
Pekerjaan Struktur Bawah

Pekerjaan Struktur Atas

Pekerjaan Finishing
 Pasangan bata  Kusen Pintu dan jendela
 Plesteran dan acian  Pengecatan
 Pasangan tegel  Dst.
 Rangka plafond dan langit-langit

Pekerjaan Mekanikal Elektrikal / ME


 Plumbing  Fire Alarm System
 Hydrant/sprinkler  Sound System
 AC  Penangkal petir
 Lift  Security system
 Generator  Dst.
 Kabel-kabel
 Instalasi penerangan
Daftar Uraian Pekerjaan
1. Pekerjaan Persiapan/Pendahuluan
2. Pekerjaan Galian Tanah dan Pondasi
3. Pekerjaan Beton
4. Pekerjaan Dinding
5. Pekerjaan Pintu dan Jendela
6. Pekerjaan Lantai
7. Pekerjaan Langit-langit/Plafond
8. Pekerjaan Cat
9. Sanitasi Air
10. Pekerjaan Atap
11. Pekerjaan Listrik
12. Pekerjaan Lain-lain

MATERI 11 : Perhitungan Volume

Sub bab : Struktur Beton

A. Perhitungan volume beton bertulang sloof


1. Volume cor

h
Vsloof = b x h x p

Ket:

b= lebar penampang sloof b


h= panjang penampang sloof
p = panjang jalur (pondasi)

2. Volume bekisting

V = [2 x (Luas sisi b sloof + luas sisi h sloof)] - faktor pengurangan bekisting


= 2 x [(bsloof x Pj) + ( hsloof x Pj)] - faktor pengurangan bekisting

3. Volume besi / tulangan


a. Tulangan utama
1) Menghitung jumlah panjang tulangan utama
P tul. utama= n x Ptu

Ket: n = Jumlah tulangan utama sloof Ptu= Panjang total tulangan utama

Sebelumnya, Ptu dihitung lebih dulu

Ptu = panjang + (2 x panjang tekukan tulangan utama)

Ket:
Panjang Tekuk = 6x diameter besi

2) Menghitung Volume Besi


Vbesi sloof = Panjang x Luas Penampang besi x Berat Jenis Besi

= Ptu x (𝜋 𝑥 𝑟𝑥𝑟) x 7850 kg/m3

b. Tulangan Sengkang

1) Menghitung Panjang tiap tulangan sengkang

P sengkang = 2 ( bsengkang + hsengkang)

= 2 {[b – (2 x selimut beton)] +[h – (2 x selimut beton)]}

2) Menghitung Jumlah Sengkang


𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔
n= 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔
+1

3) Menghitung Panjang Total Besi Sengkang


Panjang total = P sengkang x n

4) Menghitung Volume Besi

V sengkang sloof = Panjang total x Luas Permukaan x Berat Jenis Besi

= Panjang total x (𝜋 𝑥 𝑟𝑥𝑟) x 7850 kg/m3

B. Perhitungan volume beton bertulang kolom


1. Volume cor
Vkolom= (b x h x t) x n

Ket:
b= lebar penampang kolom
h= panjang penampang kolom
t = tinggi kolom
n = jumlah kolom

2. Volume bekisting

V = 4 x p sisi x t x luas penampang

3. Volume besi / tulangan (untuk 1 kolom)


a. Tulangan utama
1) Menghitung Jumlah Panjang Tulangan Utama

P tul. utama= n x Ptu

Ket:
n = Jumlah tulangan utama kolom
Ptu= Panjang total tulangan utama

Sebelumnya, Ptu dihitung lebih dulu

Ptu = tinggi kolom + panjang tekuk

Ket:
Panjang Tekuk = 2 x 3d
= 2 x (3 x diameter besi

2) Menghitung Volume Besi

V kolom = Panjang x Luas Penampang besi x Berat Jenis Besi

= Ptu x (𝜋 𝑥 𝑟𝑥𝑟) x 7850 kg/m3

b. Tulangan Sengkang
1) Menghitung Panjang tiap tulangan sengkang
P sengkang= 2 ( bsengkang + hsengkang)

= 2 {[b – (2 x selimut beton)] +[h – (2 x selimut beton)]}


2) Menghitung Jumlah Sengkang
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔
n= +1
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔

3) Menghitung Panjang Total Besi Sengkang


Panjang total = P sengkang x n

4) Menghitung Volume Besi

V sloof = Panjang total x Luas Permukaan x Berat Jenis Besi

= Panjang total x (𝜋 𝑥 𝑟𝑥𝑟) x 7850 kg/m3

C. Perhitungan volume beton bertulang balok/ring balk (1 buah)


1. Volume cor

Vbalok = b x h x p

Ket: h
b= lebar penampang balok
h= panjang penampang balok
p = panjang balok
b

2. Volume bekisting
Vbalok = (∑ 2 luas sisi - f. pengurangan) x h + (∑1 luas sisi - f. pengurangan) x b)

Ket :

∑ luas sisi = luas sisi pada h atau b

= h x panjang balok

= b x panjang balok

f. pengurangan = pengurangan sisi pada titik pertemuan balok

3. Volume besi / tulangan


a. Tulangan utama
b. Tulangan Sengkang

Sub bab : Dinding


Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan kadang melindungi suatu area
Yang dihitung pada volume dinding yaitu batu bata, plesteran, dan acian.

1. Menghitung Pasangan Bata

Tinggi Batu Bata = 3 meter


Panjang Dinding = (3+3+3+3) + (4+3+4+3) + (2+2) +3
+3 + 3 + 9 + 3 + 1,5 = 52,5 meter

Volume = P x T
= 52.5 m x 3 m
= 157.5 m2

2. Menghitung Volume Plesteran dan Acian

Tinggi Batu Bata = 3 meter


Panjang Dinding = (3+3+3+3) + (4+3+4+3) + (2+2) + 3 +3 + 3 + 9 + 3 + 1,5 = 52,5 meter

Volume = 2 x Pek. Dinding


= 2 x (P x T)
= 2 x (52.5 m x 3 m)
= 315 m2

Anda mungkin juga menyukai