Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SUSPENSION BRIDGE (JEMBATAN GANTUNG)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
DEPOK
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jembatan merupakan suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melalui
suatu rintangan yang berada lebih rendah, dimana rintangan ini biasanya jalan berupa lain
yaitu jalan air atau jalan lalu lintas biasa (Struyk, 1995). Jembatan memiliki arti penting bagi
setiap orang, dengan tingkat kepentingan yang berbeda-beda tiap orangnya (Supriyadi, 2000).
Menurut Dr. Ir. Bambang Supriyadi, jembatan bukan hanya kontruksi yang berfungsi
menghubungkan suatu tempat ke tempat lain akibat terhalangnya suatu rintangan, namun
jembatan merupakan suatu sistem transportasi, jika jembatan runtuh maka sistem akan
lumpuh.

Bermula dari Jembatan gantung rantai besi pertama di dunia Barat yaitu Jembatan
Jacob's Creek (1801) di Westmoreland County, Pennsylvania , yang dirancang oleh penemu
James Finley. Jembatan Finley adalah yang pertama yang menggabungkan semua komponen
yang diperlukan dari jembatan gantung modern, termasuk dek gantung yang digantung
dengan gulungan. Finley mematenkan desainnya pada tahun 1808, dan mempublikasikannya
dalam jurnal Philadelphia, The Port Folio , pada tahun 1810.

Dan dilanjutkan dengan penemuan jembatan gantung kabel-kabel pertama yaitu Spider
Bridge di Falls of Schuylkill (1816) jembatan penyangga sederhana dan temporer yang
dibangun setelah runtuhnya Jembatan Rantai James Finley di Falls of Schuylkill (1808).
Rentang jembatan itu 124 m, meskipun deknya hanya selebar 0,45 m. Pengembangan
jembatan gantung kabel-kawat tanggal ke jembatan gantung sederhana sementara di Annonay
dibangun oleh Marc Seguin dan saudara-saudaranya pada tahun 1822. Ini membentang hanya
18 m. Jembatan gantung kabel permanen pertama adalah Guillaume Henri Dufour 's Saint
Antoine Bridge di Jenewa tahun 1823, dengan dua bentang 40 m. Yang pertama dengan kabel
yang dirakit di udara dalam metode modern adalah Grand Pont Suspendu Joseph Chaley di
Fribourg
, pada tahun 1834.

Tipe jembatan mengalami perkembangan yang sejalan dengan sejarah peradaban


manusia, dari tipe yang sederhana sampai dengan tipe yang kompleks, dengan material yang

1
sederhana sampai dengan material yang modern. Jenis jembatan yang terus berkembang
dan beraneka

2
ragam mengakibatkan seorang perencana harus tepat memilih jenis jembatan yang sesuai
dengan tempat tertentu.

Perencanaan sebuah jembatan menjadi hal yang penting, terutama dalam menentukan
jenis jembatan apa yang tepat untuk dibangun di tempat tertentu dan metode pelaksanaan apa
yang akan digunakan. Penggunaan metode yang tepat,praktis, cepat dan aman, sangat
membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi. Sehingga, target 3T
yaitu tepat mutu/kualitas, tepatbiaya/kuantitas dan tepat waktu sebagaimana ditetapkan, dapat
tercapai.

Tentunya pada pembahasan kali ini jembatan yang akan dipaparkan yaitu Jembatan
Gantung dimana Jembatan Gantung ini sebagai dasar dari implementasi jembatan jembatan
modern yang sehari-hari dapat kita perhatikan seiring melakukan nya perjalanan yang
memiliki destinasi melewati jurang, lembah, sungai, dan lain lain.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan suspension bridge?
2. Apa saja jenis-jenis suspension bridge?
3. Bagaimana tahapan konstruksi untuk suspension bridge?
4. Apa saja komponen yang terdapat dalam suspension bridge?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui maksud dari suspension bridge.
2. Mengetahui jenis-jenis suspension bridge.
3. Mengetahui tahapan pekerjaan konstruksi suspension bridge.
4. Mengetahui komponen yang terdapat dalam suspension bridge.

3
BAB II

PEMBAHASA

2.1 Pengertian Suspension Bridge

Suspension bridge atau jembatan gantung adalah jenis jembatan yang menggunakan
tumpuan ketegangan kabel daripada tumpuan samping. Sebuah jembatan gantung biasanya
memiliki kabel utama (kabel baja atau rantai yang lain) berlabuh di setiap ujung jembatan.
Setiap beban yang diterapkan ke jembatan berubah menjadi ketegangan dalam kabel utama.

Pada mulanya Jembatan gantung memiliki kabel berlabuh di tanah di kedua ujung
jembatan, tetapi beberapa jembatan suspensi yang modern jangkar kabel ke ujung jembatan
itu sendiri. Jembatan gantung awal tidak memiliki menara.

Saat ini jembatan gantung bertumpu pada kabel vertikal yang terikat pada tali antara
menara tumpuan. Setiap beban yang diterapkan ke jembatan berubah menjadi ketegangan
dalam kabel utama. Jembatan suspensi awal memiliki kabel berlabuh di tanah di kedua ujung
jembatan, tetapi beberapa jembatan suspensi yang modern jangkar kabel ke ujung jembatan
itu sendiri. Jembatan suspensi awal tidak memiliki menara atau dermaga, tetapi ini hadir di
sebagian besar jembatan suspensi yang lebih besar.

2.2 Jenis-Jenis Suspension Bridge


2.2.1. Berdasarkan strukturnya

Steinman (1953), membedakan jembatan gantung menjadi 2 jenis yaitu:

2.2.1.1. Jembatan gantung tanpa pengaku

Jembatan gantung tanpa pengaku hanya digunakan untuk struktur yang sederhana
(bukan untuk struktur yang rumit dan berfungsi untuk menahan beban yang terlalu berat),
karena tidak adanya pendukung lantai jembatan yang kaku atau kurang memenuhi syarat
utntuk diperhitungkan sebagai struktur kaku /balok menerus.

Jembatan tampa pengaku adalah tipe jembatan gantung dimana seluruh bebean sendiri
dan lalulintas didukung penuh oleh kabel. Hal ini dikarenakan tidak terdapatnya elemen
struktur kaku pada jembatan. Dalam hal ini bagian lurus yang berfungsi untuk mendukung
lantai lalulintas berupa struktur sederhana, yaitu berupa balok kayu biasa atau bahkan

4
mungkin terbuat dari bambu. Dalam perhitungan struktur secara keseluruhan, struktur
pendukung lantai

5
lalulintas ini kekakuannya (EI) dapat diabaikan, sehingga seluruh beban mati dan beban
lalulintas akan didukung secara penuh oleh kabel baja melalui hanger.

2.2.1.2. Jembatan gantung dengan pengaku

Jembatan gantung dengan pengaku adalah tipe jembatan gantung yang karena
kebutuhan akan persyaratan keamanan dan kenyamanan, memiliki bagian struktur dengan
kekakuan tertentu.

Jembatan dengan pengaku adalah tipe jembatan gantung dimana pada salah satu
bagian strukturnya mempunyai bagian yang lurus yang berfungsi untuk mendukung lantai
lalu lintas (dek). Dek pada jembatan gantung jenis ini biasanya berupa struktur rangka, yang
mempunyai kekakuan (EI) tertentu. Dalam perhitungan struktur secara keseluruhan, beban
dan lantai jembatan didukung secara bersama-sama oleh kabel dan gelagar pengaku
berdasarkan prinsip kompatibilitas lendutan (kerjasama antara kabel dan dek dalam
mendukung lendutan).

2.2.2. Berdasarkan bentuknya


2.2.2.1. Jembatan Suspensi Sederhana (Simple Suspension Bridge)

Gambar 2.1 Simple Suspension Bridge

Jembatan jenis ini adalah tipe pertama dari Jembatan Suspensi yang telah dibangun.
Jangkar di kedua sisinya mendukung dek/ lantai jembatan dan tidak memiliki menara/
dermaga untuk dukungan tambahan di tengahnya. Jembatan ini biasanya memiliki busur ke
atas dan ke bawah, yang terbentuk karena dek/ lantai jembatan. Jembatan ini termasuk
jembatan fleksibel yang didukung oleh kabel suspensi. Jenis jembatan ini tidak digunakan
untuk menahan beban
6
yang sangat berat karena lantai jembatan memiliki kapasitas beban yang terbatas, biasanya
hanya pejalan kaki yang hendak menyeberang sungai, lembah maupun jurang.

2.2.2.2. Underspanned Suspension Bridge

Gambar 2.2. Underspanned Suspension Bridge

Jenis Jembatan Gantung ini juga dikenal sebagai jembatan gantung dek atas. Struktur
jembatan ini berbeda dengan pendahulunya, jembatan gantung sederhana. Dek / lantai
jembatan ini berada di atas kabel utamanya. Jembatan jenis ini sangat jarang dibangun karena
tidak memiliki kestabilan dikarenakan kabel utamanya yang berada di bawah dek jembatan.
Tumpuan kabel utama dari jembatan ini sama seperti jembatan suspensi sederhana (Simple
Suspension Bridge) yaitu pada ujung ujung jembatan, ditanam ke dalam tanah.

7
2.2.2.3. Stressed Ribbon Bridge

Gambar 2.3. Stressed Ribbon Bridge

Struktur dari jembatan ini mirip dengan Jembatan Gantung Sederhana. Kabel sebagai
unsur struktur penahan ditanam di Dek. Dek/ lantai jembatan tersebut membentuk huruf “U”
pada bentang antar tumpuannya. Ini terbentuk karena Kabel/pita dikenai kompresi, dengan
begitu jembatan ini menjadi kaku dan tidak bergoyang atau memantul. Jembatan ini dibuat
dengan memperkuat beton dengan diberi kabel tegangan baja. Ini adalah salah satu jenis
jembatan suspensi terkuat dan juga bisa digunakan untuk lalu lintas kendaraan.

2.2.2.4. Suspension Deck Suspension Bridge

Gambar 2.4. Suspension Deck Suspension Bridge

8
Jembatan ini juga disebut jembatan gantung yang paling umum digunakan dari
beberapa jenisnya. Menggunakan kabel suspensi yang ditanam di tanah. Suspender jembatan
ini menyuport dek/ lantai jembatan yang ada di bawah kabel suspensi utama. Dek jembatan
ini dibuat kaku dan bisa dilalui oleh kendaraan berat dan lalu lintas rel. Jembatan ini juga
menggunakan menara/ tiang untuk membantu kabel suspensi menyalurkan beban ke pondasi
jembatan.

2.2.2.5. Self Anchored Suspension Bridge

Gambar 2.5. Self Anchored Suspension Bridge

Jembatan ini hampir sama dengan jembatan berjenis Suspended Deck Suspension
Bridge. Bedanya hanya pada penanaman ujung kabel suspensi utama. Ujung dari kabel
suspensi utama dari jembatan gantung ini melekat pada masing masing ujung dek dan tidak
ditanam ke tanah melainkan menggunakan jangkar buatan untuk menanamnya. Untuk itu
jembatan jenis ini sangat cocok dibangun pada daerah yang tidak mempunyai struktur tanah
yang stabil dan sulit membuat penahan jembatan. Seperti contoh di Negara Jepang.

2.3. Keunggulan dan Kelemahan Suspension Bridge


2.3.1. Keunggulan
1. Rentang utama yang lebih panjang dapat dicapai dibandingkan dengan jenis jembatan
lainnya
2. Bahan yang lebih sedikit mungkin diperlukan daripada jenis jembatan lain, bahkan
pada rentang yang dapat mereka capai, yang mengarah pada pengurangan biaya
konstruksi
3. Kecuali untuk pemasangan kabel sementara awal, sedikit atau tidak ada akses dari
bawah diperlukan selama konstruksi, misalnya memungkinkan jalur air untuk tetap
terbuka saat jembatan dibangun di atas

9
4. Mungkin lebih mampu menahan pergerakan gempa daripada jembatan yang lebih
berat dan lebih kaku
5. Dek jembatan dapat diganti dengan bagian dek untuk memperlebar jalur lalu lintas
untuk kendaraan yang lebih besar atau menambahkan lebar tambahan untuk jalur
bersepeda / pejalan kaki terpisah.
2.3.2. Kelemahan
1. Kekakuan yang cukup atau profil aerodinamis mungkin diperlukan untuk mencegah
geladak jembatan bergetar di bawah angin kencang.
2. Kekakuan dek yang relatif rendah dibandingkan dengan tipe jembatan lain (non-
suspensi) membuatnya lebih sulit untuk membawa lalu lintas kereta api yang padat di
mana beban hidup terkonsentrasi tinggi terjadi.
3. Beberapa akses di bawah mungkin diperlukan selama konstruksi, untuk mengangkat
kabel awal atau untuk mengangkat unit dek. Akses ini sering dapat dihindari dalam
pembangunan jembatan kabel-tinggal.
2.4. Komponen Suspension Bridge

Gambar 2.6. Komponen Suspension Bridge

1. Kabel Utama : Kabel yang membentang di bagian atas jembatan dan berlabuh di
ujungnya. Kabel ini pernah dibangun sebagai rantai raksasa sampai ditemukan bahwa
kabel yang terbuat dari ribuan kawat baja akan jauh lebih kuat. Beberapa jembatan
suspensi mengandung lebih dari 10.000 kabel di setiap kabel. Kabel-kabel ini
menciptakan jembatan suspensi terkuat di luar sana.

10
2. Kabel Suspender : Kabel ini juga dibuat mirip dengan kabel utama, namun mereka
tidak setebal. Kabel ini membantu menangguhkan dek dan dibuat secara modern dari
baja.
3. Dek : Dek adalah area utama jembatan tempat kendaraan dan orang bepergian. Bagian
dari jembatan ini terdiri dari beberapa rangka baja dan merupakan rentang jembatan.
4. Menara : Menara adalah tempat kabel dipasang untuk menciptakan bentuk parabola
yang sempurna dengan menara berikutnya untuk menciptakan pertahanan terkuat.
5. Pondasi : bagian yang ditinggali menara, ini bisa berada di tanah atau bahkan di
bawah air. Di bawah fondasi air membutuhkan lebih banyak waktu dan upaya untuk
membuat berhasil.
6. Jangkar : tempat kabel utama menempel pada ujung jembatan. Jangkar dapat dibuat
dengan batu atau jika tidak ada batu yang cukup kuat, pondasinya dapat dibuat dari
ton beton.
2.5. Tahapan Pengerjaan Konstruksi Suspension Bridge
1. Mempersiapkan Pondasi dan Blok Angkur
a. Arah jembatan diusahakan tegak lurus dengan aliran sungai
b. Letakkan bangunan bawah blok angkur pada bagian tanah yang sudah stabil.
c. Jarak bangunan bawah dari tepi sungai harus cukup aman terhadap erosi atau
tanah longsor dengan jarak +5,00 meter dari bibir sungai. Pada saat pengecoran
blok angkur utama, harus diperhatikan sudut kemiringan batang as waltermur
utama yaitu 21,80 derajat terhadap bidang mendatar.
2. Merakit dan mendirikan Portal
a. Cor angkur portal pada bangunan bawah
b. Dirikan box bantu
c. Dirikan kaki portal atau menara pada angkurnya
d. Pasang batang pengaku
e. Lanjutkan menyambung kaki menara atau portal ke segmen berikutnya.
f. Kencangkan semua baut yang ada.
g. Pasang dudukkan kabel ( sadel / roller)
3. Menginstalasi kabel utama
a. Kuncikan ujung kabel utama pada blok angkur.
b. Tarik ujung kabel ke seberang sungai dengan bantuan seling yang dibentang.
c. Naikan kabel ke atas sadel atau dudukkan kabel dan pasang tutupnya.
d. Pasang ujung kabel ke blok angkur ujung yang satunya

11
e. Stel kabel utama dengan pesediaan resistan atau persediaan lenturan kabel
sebelum dan sesudah dibebani
4. Memasang Hanger Utama dan Girder
a. Buatlah tangga gantung dari tambang atau bambu dan pasang pengait pada
ujungnya.
b. Gantungkan tangga pada kabel utama dan tali erat erat
c. Pasang hanger utama
d. Pasang angkur ujung jembatan
e. Stel rangkaian batang bawah
f. Stel batang vertikal ke batang bawah sekaligus pasangkan plat buhul
g. Stel batang melintang dan pagar.
h. Stel rangkaian batang bawah, batang vertikal dan batang melintang tersebut
dengan hanger utama.
i. tel batang rangkaian atas ke rangkaian yang sudah tergantung tersebut, sekaligus
batang tegak sandaran.
j. Pasang batang-batang diagonal dan kencangkan semua baut.
k. Lanjutkan pada segmen berikutnya dangan langkah awal merangkai batang bawah
terlebih dahulu
l. Pelaksanaan pemasangan dapat dilakukan dari dua arah atau dari kedua ujung
jembatan
m. Kencangkan semua baut
5. Menginstalasi Railling dan Stel Kelengkungan menggunakan Walfer Mur utama
6. Memasang Kabel Angin
a. Bentangkan kabel angin dan Tarik kesebrang sungai. Pasang ikatan angin pada
kabel angin
b. Kencangkan kabel kanan kiri
7. Memasang papan lantai Jembatan
8. Pemeriksaan dan Testing
a. Periksa kembali ukuran-ukuran jembatan yang jelas, buat daftar penyimpangan
penyimpangan yang terjadi, kemudian dibuat gambar jembatan terpasang (As
Built Drawing). Dokumen ini disimpan baik-baik mungkin akan berguna
dikemudian hari.
b. Periksa kembali kekencangan baut maupun klem-klem kabel.

12
c. Periksa kabel utama apakah telah berada pada kedudukan kabel (sadel) dengan
tepat dan lumasilah dengan gemuk untuk mengurangi keausan akibat gesekan.
d. Periksa kembali elevasi jembatan dan atur sesuai elevasi yang direncanakan
e. Periksa goyangan jembatan, dengan mengecek kekencangan ikatan angina
f. Cat kembali bagian-bagian yang lecet akibat pelaksanaan pemasangan.
g. Adakan uji pembebanan sederhana dengan uji beban 350 kg/m2.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan materi pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Suspension


bridge atau jembatan gantung adalah jenis jembatan yang menggunakan tumpuan
ketegangan kabel daripada tumpuan samping. Jembatan gantung dapat di
klasifikasikan berdasarkan strukur dan bentuknya. Jembatan gantung memiliki
keunggulan yaitu lebih kuat dalam menahan beban namun memiliki kelemahan yaitu
kekakuannya relatif rendah.

14

Anda mungkin juga menyukai