Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konstruksi jembatan adalah suatu konstruksi bangunan pelengkap sarana transportasi jalan
yang menghubungkan suatu tempat ke tempat yang lainnya. Jembatan juga befungsi untuk suatu
sistem transportasi. Jembatan mengalami perkembangan yang sejalan dengan sejarah perdaban
manusia, dari tipe yang sederhana sampai dengan material yang modern. Jenis jembatan terus
berkembang dan beraneka ragam mengakibatkan seorang perencana harus tepat memilih jenis
jembatan yang sesuai dengan tempat tertentu.

Perencanaan sebuah jembatan menjadi hal yang penting, terutama dalam menentukan jenis
jembatan apa yang tepat untuk dibangun di tempat tertentu dan metode pelaksanaan apa yang
digunakan. Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat dan aman, sangat membantu dalam
penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi. Sehingga target tepat mutu, tepat biaya dan
tepat waktu dapat tercapai. Pada makalah ini akan dibahas mengenai tahapan pelaksanaan
Jembatan Gantung Bentang Panjang.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana metode konstruksi bangunan bawah pada Jembatan Gantung Bentang Panjang?

2. Bagaimana metode konstruksi bangunan atas pada Jembatan Gantung Bentang Panjang?

3. Peralatan apa saja yang digunakan dalam proses konstruksi Jembatan Gantung Bentang
Panjang?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui metode konstruksi bangunan atas pada Jembatan Gantung Bentang


Panjang

2. Mengetahui metode konstruksi bangunan bawah pada Jembatan Gantung Bentang Panjang

3. Mengetahui peralatan apa saja yang digunakan dalam proses konstruksi Jembatan Gantung
Bentang Panjang

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Jembatan gantung adalah jembatan yang menggunakan hanger (kabel baja) dan kabel
utama untuk penggantung dan tarikan dari kedua sisi ujung jembatan. Jembatan gantung biasanya
memiliki kabel utama (kabel baja atau rantai yang lain) berlabuh di setiap ujung jembatan. Setiap
beban yang diterapkan ke jembatan berubah menjadi tegangan dalam kabel utama.
.

Steinman (1953), membedakan jembatan gantung menjadi 2 jenis yaitu:


 Jembatan gantung tanpa pengaku
Jembatan gantung tanpa pengaku hanya digunakan untuk struktur yang
sederhana (bukan untuk struktur yang rumit dan berfungsi untuk menahan beban
yang terlalu berat), karena tidak adanya pendukung lantai jembatan yang kaku atau

2
kurang memenuhi syarat utntuk diperhitungkan sebagai struktur kaku /balok
menerus.
Jembatan tampa pengaku adalah tipe jembatan gantung dimana seluruh
bebean sendiri dan lalulintas didukung penuh oleh kabel. Hal ini dikarenakan tidak
terdapatnya elemen struktur kaku pada jembatan. Dalam hal ini bagian lurus yang
berfungsi untuk mendukung lantai lalulintas berupa struktur sederhana, yaitu
berupa balok kayu biasa atau bahkan mungkin terbuat dari bambu. Dalam
perhitungan struktur secara keseluruhan, struktur pendukung lantai lalulintas ini
kekakuannya (EI) dapat diabaikan, sehingga seluruh beban mati dan beban
lalulintas akan didukung secara penuh oleh kabel baja melalui hanger
 Jembatan gantung dengan pengaku
Jembatan gantung dengan pengaku adalah tipe jembatan gantung yang
karena kebutuhan akan persyaratan keamanan dan kenyamanan, memiliki bagian
struktur dengan kekakuan tertentu.
Jembatan dengan pengaku adalah tipe jembatan gantung dimana pada
salah satu bagian strukturnya mempunyai bagian yang lurus yang berfungsi untuk
mendukung lantai lalu lintas (dek). Dek pada jembatan gantung jenis ini biasanya
berupa struktur rangka, yang mempunyai kekakuan (EI) tertentu. Dalam
perhitungan struktur secara keseluruhan, beban dan lantai jembatan didukung
secara bersama-sama oleh kabel dan gelagar pengaku berdasarkan prinsip
kompatibilitas lendutan (kerjasama antara kabel dan dek dalam mendukung
lendutan).
Jembatan gantung dengan pengaku mempunyai dua dasar bentuk umum yaitu:
1. Tipe rangka batang kaku (stiffening truss)
Pada tipe ini jembatan mempunyai bagian yang kaku atau diperkaku yaitu
pada bagian lurus pendukung lantai jembatan (dek) yang dengan hanger
dihubungkan pada kabel utama.
2. Tipe rantai kaku (braced chain)
Pada tipe ini bagian yang kaku atau diperkaku adalah bagian yang berfungsi
sebagai kabel utama.

3
Kelebihan Jembatan Gantung:
a) Seluruh struktur jembatan dapat dibangun tanpa perancah dari tanah.
b) Struktur utamanya nampak gagah dan mengekspresikan fungsinya dengan baik.
c) Merupakan pilihan yang ekonomis untuk jembatan dengan panjang bentang lebih
dari 600 meter.
Kelemahan Jembatan Gantung :
a) Apabila lantai kerja tidak cukup kaku, maka jembatan akan bergoyang dan menjadi
tidak stabil jika terkena angin dan getaran akibat resonansi.

2.2 Gaya Gaya yang Bekerja

Gaya tekan yang bekerja sebagai akibat dari beban kendaraan dan beban sendiri jembatan
akan menekan kebawah lantai jembatan/struktur jalur jalan jembatan, kemudian gaya dari beban
tersebut akan disalurkan pada kabel penyokong dan tower, lalu selanjutnya diteruskan ke dasar
tanah.
Kabel penyokong terbentang diantara dua angker yang berfungsi sebagai penerima gaya-
gaya tarik yang terjadi. Angker berfungsi untuk menerima tegangan tarik akibat dari gaya yang
bekerja dan diteruskan ke tanah. Sebagian jembatan gantung mendapat sokongan sistem rangka
dibawah lantai jembatannya, hal itu untuk menambah kekakuan lantai serta mengurangi
kecenderungan jalur jalan terayun dan terbanting.

2.3 Bagian Jembatan

Secara umum jembatan gantung terdiri dari:

a. Bangunan atas terdiri dari:

1. Lantai jembatan (dek), berfungsi untuk memikul beban lalu lintas yang melewati
jembatan serta menyalurkan beban dan gaya-gaya tersebut ke gelagar melintang.
2. Gelagar melintang berfungsi sebagai pemikul lantai dan sandaran serta menyalurkan
beban dan gaya-gaya tersebut ke gelagar memanjang.
3. Gelagar memanjang berfungsi sebagai pemikul gelagar serta menyalurkan beban dan
gaya-gaya tersebut ke batang penggantung.

4
4. Batang penggantung berfungsi sebagai pemikul gelagar utama serta melimpahkan
beban-beban dan gaya-gaya yang bekerja ke kabel utama.
5. Kabel utama berfungsi sebagai pemikul beban dan gaya-gaya yang bekerja pada batang
penggantung serta melimpahkan beban dan gaya-gaya tersebut ke menara pemikul dan
blok angkur.
6. Pagar pengaman berfungsi untuk mengamankan pejalan kaki.
7. Kabel ikatan angin berfungsi untuk memikul gaya angin yang bekerja pada bangunan
atas.
8. Menara berfungsi sebagai penumpu kabel utama dan gelagar utama, serta menyalurkan
beban dan gaya-gaya bekerja melalui struktur pilar ke fondasi.
b. Bangunan bawah terdiri dari:

1. Blok angkur merupakan tipe gravitasi untuk semua jenis tanah yang berfungsi sebagai
penahan ujung-ujung kabel utama serta menyalurkan gaya-gaya yang dipikulnya ke
fondasi.
2. Pondasi menara dan fondasi angkur berfungsi sebagai pemikul menara dan blok angkur
serta melimpahkan beban dan gaya-gaya yang bekerja ke lapisan tanah pendukung.
Bagian – bagian jembatan:

 Main Cable
Kabel utama yang merupakan kabel tarik, meneruskan gaya dan sadle tower menuju
angker
 Suspender
Berfungsi untuk menahan beban jembatan dan meneruskan gaya ke cable bound berupa
gaya tarik
 Cable Bound
Kabel tarik yang meneruskan gaya dari suspender menuju tower cable atau main tower
 Main Tower
Tower utama yang berfungsi menerima gaya dari cable bound dan gelagar serta
meneruskan gaya ke pondasi berupa gaya tekan. Menara pada sistem jembatan gantung akan
menjadi tumpuan kabel utama. Beban yang dipikul oleh kabel selanjutnya diteruskan ke menara

5
yang kemudian disebarkan ke tanah melalui pondasi. Konstruksi menara dapat juga berupa
konstruksi cellular, yang terbuat dari pelat baja lembaran, baja berongga, atau beton bertulang.

2.4 Metode Pelaksanaan Jembatan Gantung Bentang Panjang

2.4.1 Bangunan Bawah Jembatan

2.4.1.1 Metode Pondasi Caisson

Pondasi Caisson mempunyai kegunaan sebagai penopang, penumpu suatu


konstruksi atau beban yang ada diatasnya agar konstruksi tersebut posisinya tetap
stabil dan tidak mengalami kerusakan, Bahan utamanya adalah beton dengan
konstruksi tulangan di dalamnya. Cara pengerjaannya adalah dengan mengebor
ataupun menggali tanah sampai kedalaman tertentu hingga menemukan tanah keras
yang diijinkan untuk menumpu beban, kemudian dimasukan konstuksi beton
bertulang didalamnya, yang paling banyak digunakan adalah berbentuk tabung
ataupun box dimana ada ruang didalamnya yang bisa dimanfaatkan dan ruang ini
kedalamannya berada di bawah air.

Gambar Error! No text of specified style in document..1 Pondasi Caisson pada tengah
laut

Konstruksi Caisson banyak digunakan pada bangunan atau konstruksi yang


berada di atas laut, pantai danau ataupun tanah rawa seperti dermaga, bangunan di
atas laut, jembatan dan menara. Pondasi caisson memiliki 2 jenis dari bahan beton
dan baja.

6
Metode caisson pada Jembatan Gantung Bentang Panjang memiliki
kemungkinan untuk terjadi guling, karena adanya scouring yang disebabkan dari
arus deras dan pusaran air yang dihasilkan oleh kehadiran caisson itu sendiri.
Dengan demikian, perlindungan terhadap scouring dilakukan dengan meletakkan
filter dan batu koral besar di sekeliling caisson tersebut.

Gambar Error! No text of specified style in document..2 Scouring yang disebabkan oleh
arus deras dan pusaran air.

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

a. Melakukan pengerukan seabed pada dasar laut untuk meratakan dasar laut
yang akan dipasang pondasi caisson.

Gambar Error! No text of specified style in document..7 Pengerukan Seabed pada dasar
laut.

7
b. Mobilisasi Caisson yang telah dibuat pada galangan kapal yang dibangun
khusus, kemudian caisson diapungkan oleh bagian kedap air dari ruangan
lingkar luar dengan draft 10m, dengan menggunakan kapal dengan tug boat
menuju area yang telah ditentukan dan meletakkan filter dan batu koral besar
di sekeliling caisson sebagai perlindungan terhadap scouring.

Gambar Error! No text of specified style in document..8 Pelaksanaan Pondasi Caisson


pada Jembatan Gantung Bentang Panjang

c. Dewatering air yang berada di dalam pondasi caisson dan dilakukan


penimbunan tanah dasar pondasi caisson untuk selanjutnya dipadatkan
menggunakan alat berat.

Gambar Error! No text of specified style in document..9 Pelaksanaan Pondasi Caisson


pada Jembatan Gantung Bentang Panjang

d. Instal pembesian pada pondasi caisson dan dilakukan pembetonnan dengan


beton yang tidak mudah terurai air laut.

8
Gambar Error! No text of specified style in document..10 Pelaksanaan Pondasi Caisson
pada Jembatan Gantung Bentang Panjang

2.4.1.2 Angker Kabel Baja

Secara umum, struktur angkur didalamnya terdapat pondasi, blok angkur, blok
bengkok, struktur kabel jangkar, panel pracetak.

Kedua buah angker dirancang dengan jenis gravitasi konvensional. Bentuk angker
dirancang sedemikian rupa supaya dapat mengurangi tekanan. Panel pracetak digunakan
sebagai cover, karena memiliki tampilan yang unggul dan pola untuk menghindari
permukaan beton yang monoton. Panel ini juga bisa meningkatkan daya tahan pengecoran
beton yang besar.

Gambar Error! No text of specified style in document..11 Pemodelan Angkur Gravitasi

Angkur gravitasi bergantung pada massa angkur itu sendiri untuk menahan
ketegangan kabel utama. Tipe ini biasa di banyak jembatan suspensi.
9
Gambar Error! No text of specified style in document..12 Contoh Angkur Blok pada Jembatan

2.4.2 Bangunan Atas Jembatan

2.4.2.1 Konstruksi Pilar Utama

Pilar utama terbuat dari baja, dan poros memiliki penampang berbentuk menyilang
yang tidak sensitif terhadap guncangan yang disebabkan oleh angin. Massa peredam
dipasang di dalam shaft untuk menekan goyangan yang diantisipasi selama ereksi pilar
serta dalam proses penyelesaian jembatan. Shaft pilar dibuat di pabrik-pabrik dan diangkut
ke lokasi menggunakan ponton, kemudian diangkat untuk ereksi menggunakan tower
crane. Baut dengan tegangan tinggi digunakan sebagai sambungan di lapangan. Bagian luar
pilar dilapisi dengan cat fluor-resin yang memiliki daya tahan tinggi, dan dalam sistem
pelapisan ini cat yang kaya seng dimasukkan langsung pada permukaan baja yang peran
penting untuk mengerahkan kinerja anti korosi.

10
Gambar Error! No text of specified style in document..13 Tahapan Konstruksi Pilar
utama Jembatan Gantung Bentang Panjang

Gambar Error! No text of specified style in document..14 Metode pelaksanaan dan


peralatan pada saat pembangunan pilar jembatan.

2.4.2.2 Konstruksi Kabel

Kabel utama terbuat dari kabel paralel dengan metode standar pracetak, karena
keunggulannya terhadap daya tahan gaya angin dan jumlah pekerja yang dibutuhkan
selama ereksi tidak banyak. Seperti contoh pada Jembatan Gantung Bentang Panjang
11
sebuah kabel terdiri dari 290 helai setiap yang berisi 127 kabel dengan diameter 5.23mm.
Kawat galvanis kekuatan tinggi, yaitu 1800 N/mm2 dikembangkan dan digunakan untuk
kabel utama, yang bisa dihindari untuk penggunaan kabel ganda di tiap sisinya, bahkan
ketika rentang jembatan itu sangat panjang.

Dalam proses ereksi kabel, kabel serat dibawa melintasi selat dengan
menggunakan helikopter, menghilangkan sistem tali badai dari catwalk dan sebagainya
dipergunakan. Juga, sistem pencegahan korosi untuk kabel utama telah dikembangkan, di
mana alat pengering udara mengalir melalui kekosongan di dalam kabel utama, dengan
demikian dapat menghilangkan kelembaban.

Adapun tali suspender, helai kawat paralel yang dibungkus dengan tabung polietilen
dengan koneksi pin pada kedua ujungnya yang digunakan untuk meringankan beban masa depan
pekerjaan pemeliharaan.

Pemasangan kabel dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

1) Pembentangan kabel pengarah (Pilot Roper) diantara Tower sampai ke angker

2) Pemasangan kabel pengangkut/penarik dan alat pengangkut (carrier)

3) Pemasangan kabel jalan kerja dan sistem lantainya (Catwalk)

4) Pemasangan kabel kawat prategang dan tali penggantung

12
Gambar Error! No text of specified style in document..15 Tahapan Konstruksi Kabel

2.4.2.3 Konstruksi Girder dan Plat Lantai Jembatan

Girder merupakan sebuah struktur atas yang terbuat dari precast beton yang
terpasang diantara dua penyangga. Fungsi dari girder adalah untuk menyalurkan
beban berupa beban kendaraan diatasnya untuk di kirimkan ke struktur bawah yaitu
abutment agar bisa diredam dan tidak terjadi persimpangan beban atau gaya.

Girder dipilih sebagai gelagar karena jenis ini menguntungkan dari segi
keamanan, stabilitas, aerodinamis dan kemudahan ereksi yang akan dilakukan di
lapangan khususnya pada wilayah perairan. Ada dua pilihan girder yaitu baja dan
beton yang biasa digunakan dalam pembuatan jembatan, fly over, jalan tol dan lain-
lain. Balok girder mempunyai bentang panjang sekitar 20 meter sampai 40 meter.
13
2.4.2.3.1 Metode Girder Block Connection

Hubungan antara bagian gelagar kaku dapat diklasifikasikan


sebagai salah satu dari dua metode.

 Metode All Hinge

Dalam metode ini sambungan secara longgar terhubung


sampai semua bagian girder berada pada umumnya. Metode ini
memungkinkan analisis sederhana dan mudah dari perilaku balok
utama selama konstruksi. Beberapa penguatan anggota sementara
biasanya tidak diperlukan. Namun, sulit diperoleh stabilitas
aerodinamis yang cukup kecuali struktur untuk menahan gaya angin
diberikan ke sendi-sendi.

 Metode Rigid Connection

Dalam metode ini sambungan full-splice diselesaikan dengan


segera karena setiap blok girder akan dipasang pada tempat yang
telah ditentukan. Hal ini membuat girder yang kekar halus dan kaku,
memberikan stabilitas aerodinamis yang baik dan akurasi konstruksi
yang tinggi. Namun, penguatan sementara dari girder dan tali
gantungan untuk tahan tekanan berlebihan atau operasi terkontrol
untuk menghindari tekanan berlebihan kadang diperlukan.

2.4.2.3.2 Metode Ereksi Girder

Gelagar yang kaku biasanya dipasang menggunakan metode


girder-section atau metode cantlilevering dari menara atau jangkar.

 Metode Girder Section

14
Gambar Error! No text of specified style in document..16 Ereksi menggunakan Metode Girder
Section

 Metode Cantilevering

Gambar Error! No text of specified style in document..17 Ereksi menggunakan Metode


Cantilevering

15
Gambar Error! No text of specified style in document..18 Tahapan Konstruksi Deck Jembatan
Akash Kaikyo

Tahapan pemasangan girder dengan Metode Girder Section :

1. Menempatkan sepasang crane yang dapat mengapung untuk mengangkat


girder ke tempat perletakannya (dari sisi darat dan tower)

2. Sebagai tahap awal dilakukan pemasangan panel girder yang digantung


pada tali penggantung (hanger rope) yang sudah disiapkan

3. Pada saat yang bersamaan pada posisi tower dilakukan pemasangan panel
kearah darat dan ke arah tengah

4. Selanjutnya pada ujung masing-masing panel yang sudah terpasang tersebut


ditempatkan crane yang dapat bergerak (traveling crane) untuk melakukan
pemasangan girder secara bertahap per segmennya

5. Untuk bentang dari angker ke tower segmen akan bertemu didekat tower
dan pada bentang tower ke tower akan bertemu ditengah-tengah bentang.

16
Gambar Error! No text of specified style in document..19 Pemasangan Girder dengan metode
Girder Section

17
Tahapan pemasangan girder dengan Metode Cantilevering :

1. Setelah Tower, kabel strand dan tali penggantung terpasang kemudian


dipersiapkan untuk pemasangan girder.
2. Terlebih dahulu dilakukan pemasangan gantry pada tali pengarah dan
menyiapkan ponton/kapal pengangkut girder
3. Mempersiapkan tower crane di posisi tower serta crane yang mengapung di
arah darat.
4. Pemasangan Girder tiap blok per blok menggunakan gantry dan ponton
mulai dari tengah-tengah bentang tower ke tower menuju ke tower masing-
masing, serta girder dipasang dari arah darat/angker dengan menggunakan
crane terapung;
5. Pemasangan Girder dilanjutkan dengan menggunakan gantry dari tower ke
angker ataupun dari tower ke tengah yang pada akhirnya akan bertemu
disatu titik tertentu
6. Diselesaikan/disambung dengan blok/segmen penutup

18
Gambar Error! No text of specified style in document..20 Pemasangan Girder
dengan metode Cantilevering

19
2.5 Peralatan yang digunakan dalam Pelaksanaan Konstruksi Jembatan Gantung
Bentang Panjang

Agar metode pelaksanaan bisa terlaksana dengan baik pada saat proses konstruksi, maka
dibutuhkan alat-alat yang dapat menunjang proses konstruksi tersebut. Beberapa alat yang
digunakan pada proses konstruksi jembatan ini adalah :

- Tower crane

- Kapal ponton

- Kapal laut

- Helicopter

- Gondola magnet

- Excavator

- Bulldozer

- Dumptruck

- Scaffolding

- Kapal keruk / Bucket dreger

- Concrete pumping

- Crane

- Kapal bunker

- Gantry

20
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

a. Konstruksi bangunan bawah jembatan Gantung Bentang Panjang terdiri atas pekerjaan
pondasi yang menggunakan metode konstruksi caisson dalam pekerjaannya, dan
pekerjaan angker di kedua sisi jembatan.

b. Konstruksi bangunan atas jembatan Gantung Bentang Panjang terdiri atas pekerjaan
pilar utama, konsntruksi kabel, serta konstruksi girder dan decking jembatan.

c. Alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan konstruksi Jembatan Gantung Bentang


Panjang diantaranya : Tower crane, Kapal ponton, Kapal laut, Helicopter, Gondola
magnet, Excavator, Bulldozer, Dumptruck, Scaffolding, Kapal keruk / Bucket dreger,
Concrete pumping, Crane, Kapal bunker, dll.

3.2 Saran

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
pembahasan metode kerja Jembatan Gantung Bentang Panjang di Jepang. Kami berharap agar
penyusunan makalah di tugas selanjutnya dapat menjadi lebih baik lagi dan dapat
menyempurnakan dari pekerjaan sebelumnya.

21
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Giana R., (2018). “Metode Pelaksanaan Jembatan Akashi Kaikyo”. [Online].
https://www.scribd.com/document/340733231/Metode-Pelaksanaan-Jembatan-Akashi-Kaikyo#.

Harazaki, I., Suzuki, S., Okukawa, A., (2000). “Suspension Bridges”. [Online].
https://www.researchgate.net/file.PostFileLoader.html?id=59357327f7b67eb48a4f4f26&assetKe
y=AS%3A501905948659712%401496675111175.

22

Anda mungkin juga menyukai