Anda di halaman 1dari 172

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT RI

D I RE KTO R A T J E N DE RA L C I PT A KARYA
PUSAT PENGEMBANGAN SARANA PRASARANAPENDIDIKAN OLAHRAGA DAN PASAR

PEMBANGUNAN REVITALISASI
PASAR BALERONG - BALIGE
KABUPATEN TOBA
PROVINSI SUMATERA UTARA

SPESIFIKASI TEKNIK
PEKERJAAN UMUM
SPESIFIKASI TEKNIK

BAB I
PERSYARATAN UMUM

1. UMUM
1.1. NAMA DAN TEMPAT PEKERJAAN
Pekerjaan : Perencanaan Penataan Dan Revitalisasi Kawasan Pasar Balerong Balige
Kabupaten Toba
Pekerjaan yang dimaksud dalam Rencana Kerja dan Syarat -Syarat ini adalah :
Pekerjaan meliputi Perencanaan Penataan dan Revitalisasi Struktur dan Arsitektur.
a. Perencana
Perencana adalah pihak tim ahli yang mempunyai kapasitas dan keahlian dalam bidang
arsitektur, struktur maupun utilitas bangunan yang ditunjuk oleh PSPPOP Kementerian
PUPR sesuai definisi dalam Syarat-syarat Kontrak, yang dalam hal ini adalah bagian dari
PT. Hardja Moekti Consultant.

1.2. Dokumen Kontrak


Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan, Ketentuan Umum dan Syarat-syarat Kontrak,
Persyaratan Umum, Gambar-gambar, Rencana Anggaran Biaya, Daftar Harga Satuan,
semuanya harus dibaca menjadi satu kesatuan dengan Spesifikasi ini, hal-hal yang
memang berhubungan, ditunjukkan atau diuraikan di dalam salah satu dokumen-
dokumen tersebut di atas, tidak perlu diulang lagi di dalam dokumen yang lainnya.Tanpa
melupakan adanya pembagian bab-bab dengan judul masing-masing bab yang berbeda
di dalam Spesifikasi ini, masing-masing bab tetap dianggap saling melengkapi dan saling
menunjang satu sama lain. Semua referensi yang dipakai dalam Spesifikasi ini merupakan
referensi-referensi terhadap pasal atau sub-pasal itu sendiri, kecuali jika secara tegas
dinyatakan lain.

1.3. Urutan-Urutan Dalam Mengutamakan Berbagai Informasi


Jika ada perbedaan informasi yang terdapat dalam Gambar dengan yang terkandung
dalam Spesifikasi Teknis ini, maka ketentuan dalam Spesifikasi Teknis dinyatakan yang
berlaku dan mengikat. Apabila terjadi perbedaan antara gambar dan Bill of Quantity (BQ),
maka yang dilaksanakan adalah yang mempunyai kualitas tertinggi atau pilihan paling
baik. Apabila terdapat kata-kata "Sesuai dengan gambar" "Lihat
gambar MEP/INTERIOR/dll.....", atau "sesuai atau sama dengan" berarti pemilihan harus
dengan persetujuan, diketahui, oleh pihak Konsultan Perencana / Konsultan
MK/Pengawas, kecuali dituliskan/disebutkan lain.

1.4. Lokasi Pekerjaan/Proyek


Lokasi pekerjaan ini terletak di Jalan Sisingamangaraja, Kecamatan Balige, Kab. Toba
Samosir, Provinsi Sumatera Utara. Lokasi proyek ditunjukkan dalam gambar.

1.5. Jalan Masuk Ke Lokasi Proyek dan Lapangan


Kontraktor dan orang-orang yang diberi wewenang olehnya harus selalu bebas memasuki
tempat kerja dan lapangan, termasuk semua bengkel (workshop) dan tempat-tempat
dimana pekerjaan disiapkan atau material diproduksi, perlengkapan dan mesin-mesin
diperoleh untuk digunakan dalam proyek ini dan Kontraktor harus mengurus semua
fasilitas dan bantuan untuk mendapatkan hak memasuki daerah- daerah tersebut.
Kontraktor harus mengurusnya sendiri dan mengajukan usulan mengenai pengadaan
I-2
SPESIFIKASI TEKNIK

fasilitas memasuki daerah-daerah tersebut melalui kerjasama dengan Balai Prasarana


Permukiman Wilayah Sumatera Utara maupun MK/Pengawas. Tidak ada fasilitas
tambahan yang dapat dilaksanakan tanpa adanya persetujuan dari MK/Pengawas.

1.6. Elevasi dan Patok


Semua elevasi dalam satuan meter dengan ketepatan 3 desimal dengan titik acuan "Chart
Datum". Apabila tidak terdapat titik acuan maka Kontraktor harus menetapkan sendiri
berdasarkan LWS. Kontraktor harus bertanggung jawab dan menjamin bahwa pekerjaan
yang dilaksanakan didasarkan atas data-data tersebut di atas. Patok atau titik lain yang
ada disekitar lokasi tidak ditunjukkan dalam gambar. Jika diperlukan, data yang lebih
tepat dapat diberikan kepada Kontraktor sebelum pekerjaan dilaksanakan di lapangan.

1.7. Data Tentang Proyek


Data sebagai informasi tentang ketinggian permukaan dan dimensi tentang proyek
ditunjukkan dalam gambar-gambar. Detail-detail, jika tidak disebutkan, akan ditentukan
oleh MK/Pengawas dalam masa pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

1.8. Dimensi
Semua ukuran dimensi, jarak, dan ketinggian dalam perencanaan, kecuali yang
disebutkan secara khusus, selalu menggunakan satuan milimeter. Kontraktor harus
memeriksa semua ukuran dimensi yang ada dalam gambar. Tidak ada biaya tambahan
yang akan dibayarkan untuk mengganti kerugian yang terjadi sebagai akibat dari
kesalahan dalam ukuran dimensi. Apabila diperlukan gambar tambahan, Kontraktor
harus mengajukan gambar-gambar tambahan tersebut dengan menggunakan satuan
ukuran dalam meter untuk diperiksa oleh MK/Pengawas sebelum pekerjaan dapat
dilaksanakan di lapangan. Apabila dimensi yang diajukan tidak sesuai dengan ukuran
standard yang telah ditetapkan, maka dapat diganti dengan standard lain yang sesuai dan
yang telah disetujui oleh MK/Pengawas. Tidak ada pembayaran tambahan yang dapat
diberikan untuk perubahan dimensi dengan alasan tersebut diatas tanpa ada persetujuan
khusus dari MK/Pengawas.
1.9. Pemberitahuan Tentang Kegiatan Operasi yang Penting
Kontraktor harus mengajukan pemberitahuan secara tertulis dan lengkap tentang akan
adanya kegiatan operasi yang penting kepada MK/Pengawas dalam jangka waktu yang
cukup sebelum operasi tersebut dapat dilaksanakan untuk memberi kesempatan kepada
MK/Pengawas untuk mengaturnya karena mungkin MK/Pengawas memandang perlu
melakukan inspeksi atau untuk maksud-maksud yang lain. Kontraktor dilarang melakukan
kegiatan operasi yang penting tersebut tanpa adanya persetujuan tertulis dari
MK/Pengawas.

1.10. Kabel, Saluran Pipa dan atau Berbagai Hambatan Lainnya


a. Pendahuluan
Gambar yang menunjukkan jaringan kabel tenaga listrik, kabel telepon, dan sistim
perpipaan yang terdapat dalam lokasi proyek tidak dicantumkan dalam Dokumen Tender.
Usaha untuk memperoleh data dari lembaga-lembaga terkait sehubungan dengan
informasi tersebut diatas akan dilakukan oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah
Sumatera Utara atau MK/Pengawas. Gambar atau informasi lain yang dapat
menunjukkan adanya jaringan kabel dan atau perpipaan jika dapat diperoleh akan
diberikan pada Kontraktor.
b. Informasi Dan Instruksi
Informasi dan instruksi untuk mencegah timbulnya bahaya sehubungan dengan jaringan
I-3
SPESIFIKASI TEKNIK

kabel dan saluran tersebut, jika sistim-sistim tersebut memang ada, harus dilakukan
sebelum dan selama pekerjaan berlangsung, dan akan diberitahukan oleh Balai Prasarana
Permukiman Wilayah Sumatera Utara atau MK/Pengawas dengan kerja sama dengan
lembaga-lembaga yang berwenang. Dalam hal ini, Kontraktor harus mengikuti semua
instruksi yang diberikan oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sumatera Utara,
MK/Pengawas, instansi atau badan yang berwenang. Kontraktor harus menjaga,
menyediakan, menunjang semua usaha yang perlu untuk menjamin agar jaringan utilitas
yang ada tidak terganggu selama pekerjaan berlangsung. Jika terjadi kerusakan terhadap
jaringan dimaksud atau bagian daripadanya sebagai akibat dari kegiatan Kontraktor atau
seseorang yang ditunjuk oleh Kontraktor untuk melakukan pekerjaan ini, maka
Kontraktor harus bertanggung jawab sepenuhnya untuk segera memperbaiki kerusakan
yang terjadi oleh seseorang yang memang ahli dibidang tersebut dan disetujui oleh
MK/Pengawas untuk memperbaikinya, dibawah supervisi MK/Pengawas. Semua biaya
yang timbul untuk memperbaiki kerusakan jaringan utilitas (perpipaan dan kabel-kabel)
yang merupakan milik Pemda Kabupaten Tobasa di lapangan maupun milik orang lain
yang melintasi lapangan, termasuk biaya-biaya yang timbul dipihak-pihak lain tersebut
diatas sebagai akibat kerugian yang timbul karena rusaknya jaringan tersebut harus
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
c. Menyingkirkan Rintangan
Kegiatan menyingkirkan rintangan besar yang tidak didiuga yang diketemukan oleh
Kontraktor di bawah tanah tidak termasuk dalam Kontrak ini dan harus dirundingkan
kembali oleh Kontraktor (atau perusahaan lain) dengan Balai Prasarana Permukiman
Wilayah Sumatera Utara. Dalam hal ini Kontraktor harus mengikuti instruksi yang
diberikan oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sumatera Utara atau MK/Pengawas.
d. Izin
Izin untuk menyingkirkan rintangan yang ada seperti yang diuraikan dalam pasal tersebut
diatas harus disampaikan secara tertulis oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah
Sumatera Utara (atau MK/Pengawas) dan harus menjadi tanggung jawabnya.
Izin untuk menyingkirkan rintangan tersebut harus diberikan sesuai dengan jadwal waktu
yang disepakati oleh Kontraktor. Usaha menyingkirkan rintangan tersebut tidak dapat
dilaksanakan sebelum kawasan tempat rintangan tersebut berada dilengkapi dengan
struktur-struktur sementara dan/atau rambu-rambu peringatan yang sesuai yang telah
disetujui oleh MK/Pengawas.
e. Perlindungan Terhadap Sesuatu Obyek
Kontraktor tidak boleh membongkar atau memindahkan suatu obyek tertentu baik yang
ditunjukkan maupun yang tidak ditunjukkan dalam gambar, kecuali ada perintah khusus
dari MK/Pengawas. Kontraktor harus menjaga dan memelihara agar obyek-obyek yang
berada di dalam atau di sekitar lokasi proyek tidak rusak. Setiap harta (obyek yang
berharga) yang ada yang terletak di kawasan proyek harus dilindungi agar tidak rusak
terhadap gangguan yang timbul. Jika sampai terjadi kerusakan, maka kerusakan tersebut
harus diperbaiki kembali oleh Kontraktor sehingga mencapai kondisi seperti keadaan
semula.

1.11. Peralatan dan Perlengkapan Kontraktor


a. Persyaratan Umum Tentang Peralatan dan Perlengkapan
Kontraktor harus menyediakan semua peralatan dan perlengkapan yang perlu untuk
melaksanakan pekerjaan ini dan memenuhi semua persyaratan Kontrak. Kontraktor
diharuskan membuat Daftar Bahan dan Peralatan (checklist) sebelum melaksanakan
setiap jenis pekerjaan, yang harus disetujui terlebih dahulu oleh Balai Prasarana
Permukiman Wilayah Sumatera Utara / MK/Pengawas. Kontraktor harus menggunakan
peralatan dan perlengkapan yang benar-benar lengkap, dapat beroperasi penuh, dan
I-4
SPESIFIKASI TEKNIK

terpelihara dengan baik, secara mekanis berfungsi dengan sempurna dan sesuai untuk
proyek ini sehingga Kontraktor dapat melaksanakan tugasnya dengan aman, dalam waktu
yang tepat dan efisien sesuai dengan persyaratan dalam kontrak. Peralatan yang
disebutkan dalam Daftar Peralatan yang disampaikan oleh Kontraktor dalam
penawarannya merupakan jumlah peralatan minimum yang Kontraktor sendiri setuju
untuk mengadakan dan menggunakannya, kecuali ditetapkan lain oleh MK/Pengawas.
Dengan adanya daftar tersebut tidak berarti bahwa Balai Prasarana Permukiman Wilayah
Sumatera Utara mengakui jumlah peralatan tersebut mencukupi untuk melaksanakan
pekerjaan ini.
b. Penggantian Peralatan dan Perlengkapan
Kontraktor harus selalu dan segera melaporkan kepada MK/Pengawas secara tertulis jika
terjadi cacat, kerusakan atau hal-hal lain yang mungkin menyebabkan peralatan tersebut
tidak dapat berfungsi sesuai dengan kapasitas kerjanya. Kontraktor dalam hal tersebut
diatas harus membicarakannya dengan MK/Pengawas dan bersama dengan
MK/Pengawas meninjau kembali program kerja untuk pekerjaan ini, dan jika perlu
membicarakan penggantian peralatan yang tidak berfungsi sesuai rencana.
MK/Pengawas dalam kondisi seperti tersebut di atas dapat memerintahkan agar
peralatan dan/atau perlengkapan tersebut disingkirkan dan diganti sesuai dengan
ketentuan dalam Syarat-syarat Kontrak.
c. Penambahan Peralatan Dan Perlengkapan
Kontraktor harus segera mengatur tambahan peralatan yang perlu agar dapat
menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
untuk menyelesaikan pekerjaan ini, sesuai dengan Dokumen Kontrak.
d. Biaya Penambahan dan atau Penggantian Peralatan
Dengan mendasarkan kepada pasal penambahan dan / atau penggantian peralatan
dan/atau perlengkapan, jika Kontraktor diminta untuk mengganti peralatan dan / atau
perlengkapan kerjanya atau untuk menambah Peralatan dan / atau perlengkapan yang
perlu, maka penambahan biaya tersebut dapat dilaksanakan dengan usulan
MK/Pengawas yang telah disetujui terlebih dahulu oleh Balai Prasarana Permukiman
Wilayah Sumatera Utara.

2. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan pembangunan Pasar Balige dengan ukuran sesuai dengan yang tertera pada
dokumen gambar dan meliputi pekerjaan Arsitektur, Struktur dan MEP yang dilaksanakan
secara simultan.

3. KONDISI LAPANGAN
Data hydrografi termasuk peil banjir dapat diberikan oleh Balai Prasarana Permukiman
Wilayah Sumatera Utara atau MK/Pengawas apabila dikehendaki.

4. BAHAN BANGUNAN DAN MUTU PEKERJAAN


4.1. Sumber dan Jenis Dari Bahan dan Peralatan
Kontraktor harus mengurus semua hal yang perlu untuk menetapkan letak maupun
memilih dan memproses bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan Spesifikasi Teknis
ini dan jauh hari sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan, harus menyerahkan contoh-
contohnya kepada MK/Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya, informasi yang
lengkap tentang lokasi sumber bahan material yang diusulkannya. Persetujuan yang
diberikan MK/Pengawas sehubungan dengan lokasi tersebut tidak dapat diartikan bahwa
semua material yang berasal dari tempat tersebut telah disetujui. Sebelum melakukan
pemesanan bahan atau peralatan yang akan digunakan dalam proyek ini, Kontraktor
I-5
SPESIFIKASI TEKNIK

harus menyerahkan kepada MK/Pengawas untuk disetujui nama- nama pemasok dan
produsennya termasuk negara asal barang, spesifikasi yang diterbitkan oleh produsen,
mutu barang, berat, kekuatan, dan keterangan-keterangan lainnya tentang bahan
maupun peralatan yang akan dipesan tersebut. Kontraktor harus menyerahkan satu
salinan dari setiap surat pemesanan yang diterbitkan dan salinan tersebut akan selalu
disimpan oleh MK/Pengawas. Tidak boleh ada barang/bahan yang dipesan atau
diperoleh oleh Kontraktor dari sesuatu perusahaan yang belum disetujui secara tertulis
oleh MK/Pengawas.

4.2. Standard
a. Standard Umum
Yang diambil sebagai pedoman adalah terbitan terakhir dari standard-standard di
bawah ini :
- Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI) 1983.
- Standar Industri Indonesia (SII).
- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) 1961.
- Peraturan tentang Penanggulangan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung di
Indonesia.
- American National Standard Institute (ANSI)
- American Society for Testing and Material (ASTM)
- Marble Institute of America (MIA)
b. Standard Spesifikasi
Jika tidak dinyatakan secara khusus, semua standard material dan mutu kerja harus
berdasarkan pada Standar Nasional Indonesia yang berlaku, yang dijadikan pedoman
dalam penulisan spesifikasi ini, atau berdasarkan Standard maupun manual lainnya yang
sesuai untuk diterapkan dalam pekerjaan ini. Standard dan Manual yang dianggap
menentukan adalah standard yang berlaku dalam waktu 30 hari sebelum kontrak ditanda
tangani. Apabila ada standard atau manual selain dari Standard Nasional maka standard
ini dapat diusulkan untuk mendapat persetujuan dari MK/Pengawas.
c. Standard Di Lapangan
Kontraktor harus memiliki dan menyediakan di lapangan paling tidak 1 copy Standard
maupun Manual yang digunakan dan menjadi referensi Spesifikasi ini dan/atau standard
Nasional atau standard lain yang telah disetujui, dan sebagai tambahan, juga harus
disiapkan di lapangan Standard dan Manual tentang peralatan dan material yang
digunakan atau mutu kerja yang harus dicapai dalam pekerjaan ini. Standard ini harus
selalu tersedia untuk sewaktu-waktu diperiksa oleh MK/Pengawas.
d. Hal-hal yang Tidak Tercakup Dalam Standard
Semua bahan, peralatan dan mutu kerja yang tidak dinyatakan dalam standard atau
manual, harus memiliki pembuktian dari balai penelitian yang diakui sedemikian rupa
sehingga dapat dikatakan bermutu tinggi. MK/Pengawas akan menilai apakah material
atau peralatan yang akan dipakai telah sesuai untuk proyek ini dan keputusan
MK/Pengawas adalah mutlak dan harus dipatuhi. Keterlambatan penyelesaian pekerjaan
yang merupakan akibat dari kegagalan berfungsinya suatu peralatan tidak membebaskan
Kontraktor dari tanggung jawabnya untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal waktu
yang telah ditetapkan. Semua peralatan harus selalu berada dalam kondisi baik dan
dapat berfungsi. Jika menurut MK/Pengawas ada peralatan atau bagian peralatan yang
rusak, tidak dapat berfungsi dengan baik, dan menurut pendapat MK/Pengawas tidak
I-6
SPESIFIKASI TEKNIK

dapat diperbaiki, maka Kontraktor harus menggantinya dengan segera dengan peralatan
yang baru setelah diterimanya perintah secara tertulis dari MK/Pengawas.
e. Penggantian
Jika Kontraktor mengajukan penggantian material, peralatan atau cara konstruksi yang
berbeda dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam spesifikasi, maka mutu material,
peralatan atau cara konstruksi pengganti tersebut harus mempunyai mutu yang setara
dengan yang tercantum dalam spesifikasi. Beban biaya dalam memberikan informasi
yang diperlukan untuk dapat mengajukan usul penggantian material, peralatan atau cara
konstruksi tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor. Material atau peralatan yang
diusulkan sebagai pengganti harus memenuhi semua persyaratan perencanaan, kriteria
desain dan ketentuan-ketentuan lain yang berlaku. Kontraktor perlu memperhatikan
pertimbangan-pertimbangan minimal seperti di bawah ini yang akan dijadikan bahan
pertimbangan MK/Pengawas sebelum menyetujui penggantian material, peralatan atau
bagian peralatan, maupun cara konstruksinya:
1) Harus memenuhi kriteria standard kriteria disain, konsep-konsep perencanaan dan
penampilannya.
2) Dimensi fisik yang diperlukan untuk memenuhi ukuran seperti yang tercantum
dalam gambar.
3) Dapat ditukarnya komponen dan suku cadang.
4) Kemudahan dalam pemeliharaan dan kemungkinan penggantiannya.
5) Kecocokan dengan bahan dan komponen yang lain dan pemasangannya.
6) Sesuai dengan persyaratan test yang ditetapkan.
7) Sesuai dengan jaminan yang ditetapkan.
Peralatan yang dirancang berdasarkan standard Indonesia yang diakui dan memenuhi
kriteria desain maupun persyaratan penampilan yang telah ditetapkan disini dapat
diterima. Tanggung jawab untuk membuktikan bahwa standard tersebut memang setara
adalah tanggung jawab Kontraktor. Diterimanya usul penggantian material tersebut tidak
membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya berdasarkan kontrak ini, termasuk
semua jaminan yang terkandung di dalamnya.
4.3. Pemasokan, Pengiriman dan Pemasangan Komponen Siap Pakai
a. Umum
Pemasokan, pengiriman dan pemasangan barang-barang, yang tidak difabrikasi di
lapangan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Proyek (komponen-
komponen siap pasang) harus dikerjakan sesuai dengan Spesifikasi ini dan ketentuan-
ketentuan atau standard- standard lain yang diterbitkan oleh produsen dan sesuai untuk
digunakan dalam proyek.
b. Pemasokan dan Pengiriman
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperoleh ijin import, pembelian, fabrikasi,
inspeksi, asuransi dan transportasi ke lapangan tepat pada waktunya. Kontraktor harus juga
mengajukan proposal dari produsen komponen- komponen siap pasang yang telah
dipilihnya kepada MK/Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya, 1 bulan sebelum
melakukan pemesanan. Dokumen-dokumen asli, termasuk jaminan keawetan dan
operasinya, pemeliharaan dan manual operasi setelah peralatan tersebut selesai dipasang
di tempat yang telah ditentukan, harus diserahkan kepada Balai Prasarana Permukiman
Wilayah Sumatera Utara sebagai arsip dan referensi. Pengepakan, "crating", pemberian
tanda-tanda dan pengamanan lainnya harus dilakukan secara profesional untuk mencegah
terjadinya kerusakan atau kehilangan selama transportasi komponen- komponen tersebut
ke lapangan.
I-7
SPESIFIKASI TEKNIK

c. Pembongkaran Muatan, Transportasi dan Penyimpanan


Pembongkaran muatan, transportasi dan penyimpanan barang harus dilaksanakan oleh
orang- orang yang terampil dan dengan suatu cara sedemikian rupa supaya tidak merusak
sesuatu bagian dari komponen tersebut. Penyimpanannya harus ditempatkan di kawasan
yang telah disediakan untuk itu dan dengan cara sedemikian rupa sehingga seluruh
komponen terlindung dari sinar matahari secara langsung, dan dari debu maupun air hujan.
Biaya yang timbul untuk memperbaiki komponen-komponen yang rusak selama
pembongkaran muatan, transportasi dan penyimpanan ini harus menjadi tanggung jawab
Kontraktor. Kontraktor harus menjamin bahwa jalan masuk ke kantor lapangan
MK/Pengawas, kantor lapangan Kontraktor, dan lapangan tempat penimbunan material
harus selalu bebas dan tidak terhalang walaupun pada saat penyimpanan barang-barang
sedang dilakukan.
d. Lapisan Cat dari Pabrikan yang Rusak
Kerusakan yang terjadi pada lapisan cat dari pabrikan yang mungkin disebabkan karena
pembongkaran muatan, transportasi atau penyimpanan, harus diperbaiki di lapangan
sesuai dengan petunjuk MK/Pengawas. Kerusakan terhadap coating galvanis harus
diperbaiki sesuai dengan standar semula. Semua biaya yang timbul untuk pengecatan
kembali ini harus ditanggung oleh Kontraktor.
e. Pemasangan dan Operasi
Pemasangan harus dilakukan sesuai dengan spesifikasi dan standard yang ditentukan oleh
produsen. Angker-angker harus dicor oleh Kontraktor di tempat-tempat yang benar seperti
yang ditentukan dalam gambar-gambar dari produsen. Tidak boleh ada sekrup, mur atau
baut dan lain-lain selain dari yang telah dirancang secara khusus untuk itu sistem
tersebut, yang digunakan untuk menghubungkan sesuatu bagian dengan bagian yang
lain.

5. PROGRAM / JADWAL KEGIATAN


Sesuai ketentuan dalam Syarat-syarat Kontrak, Kontraktor harus mengajukan jadwal
rencana kerjanya untuk mendapat persetujuan dari MK/Pengawas. Jadwal tersebut harus
disajikan dalam kegiatan mingguan yang menunjukkan rencana operasi untuk seluruh
pekerjaan lengkap dengan rencana masing-masing komponen pekerjaan, sehingga
tampak dengan jelas kapan suatu kegiatan akan dimulai dan kapan akan selesai. Program
kegiatan tersebut sekurang- kurangnya harus mengandung informasi berikut ini:
1) Jumlah, golongan dan jangka waktu kegiatan masing-masing kelompok seperti
golongan supervisor, pelaksana, buruh kasar dan pembantu lainnya yang
direncanakan dalam program.
2) Jumlah dan jenis peralatan berat dan peralatan lain yang penting dalam proyek
ini termasuk kendaraan berat, jangka waktu penggunaan dan tempat dimana
peralatan tersebut direncanakan akan digunakan.
3) Volume atau jumlah termasuk jadwal pengiriman masing-masing bahan bangunan
yang direncanakan akan digunakan di proyek ini.
Dengan disetujuinya program atau rencana atau jadwal kerja Kontraktor ini tidak
mengurangi tanggung jawab Kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan. Oleh karena itu apabila menurut pendapat MK/Pengawas
jumlah personel, peralatan dan bahan bangunan yang telah disetujui dalam jadwal
tersebut ternyata tidak mencukupi untuk dapat mencapai target waktu yang telah
ditetapkan, maka MK/Pengawas dapat memerintahkan Kontraktor untuk menambahnya
untuk menghindarkan terjadinya keterlambatan. Biaya yang timbul sebagai akibat dari
penambahan personel, peralatan maupun material tersebut sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
I-8
SPESIFIKASI TEKNIK

6. GAMBAR-GAMBAR DAN PERHITUNGAN


6.1. Gambar Kontrak
Terdiri dari Gambar-gambar Konstruksi yang tercantum dalam Dokumen Kontrak dan
pada prinsipnya menunjukkan Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor.

6.2. Gambar Tambahan


Kontraktor harus melengkapi gambar-gambar tambahan untuk pelaksanaan dan
pemeliharaan pekerjaan. Gambar tambahan tersebut harus berdasarkan data dari
Gambar Kontrak dan harus diserahkan pada MK/Pengawas dalam waktu yang sesuai
dengan jadwal untuk mendapat persetujuan.

6.3. Gambar Kerja dan Perhitungan-Perhitungan Konstruksi


Kontraktor harus menyerahkan gambar kerja berikut ini kepada MK/Pengawas untuk
mendapat persetujuannya, jika memang perlu sesuai dengan pasal-pasal yang relevan,
menyerahkan juga:
1) Gambar-gambar kerja (shop drawing) dalam skala yang tepat yang mengindikasikan
ukuran-ukuran khusus dan metode-metode pemasangan sesuai dengan gambar-
gambar petunjuk yang disediakan oleh MK/Pengawas dengan aplikasi dan lokasi yang
dispesifikasikan dalam proyek.
2) Gambar kerja dan perhitungan-perhitungan dari semua pekerjaan sementara yang
perlu untuk proyek ini.
3) Jika ada desain alternatif, Kontraktor harus mengikuti prosedur yang ada dalam
persyaratan Kontrak. Kontraktor harus mengajukan desain alternatif lengkap dengan
gambar dan perhitungannya untuk mendapat persetujuan MK/Pengawas.

6.4. Gambar Pekerjaan yang Dilaksanakan (As-Built)


Kontraktor harus menyerahkan gambar dari pekerjaan yang dilaksanakan (as-built)
kepada MK/Pengawas sebelum penyerahan pekerjaan secara resmi terutama dari gambar
detail struktur yang dibangun. Oleh karena gambar tersebut akan disimpan sebagai
gambar dokumentasi yang permanen, maka gambar tersebut harus dibuat di atas
kertas yang dapat dicetak kembali, dengan mutu kertas yang baik dan juga dalam bentuk
file Autocad Format CD dan disetujui MK/Pengawas.

6.5. Prosedur Untuk Gambar dan Perhitungan


Gambar dan perhitungan yang dibuat oleh Kontraktor harus dibuat dan diserahkan sesuai
dengan ketentuan di bawah ini:
1) Semua gambar yang menunjukkan bagian-bagian dari seluruh pekerjaan harus dibuat
dengan jelas dan lengkap. Skala yang digunakan dalam gambar-gambar kontrak pada
umumnya harus dipakai. Skala yang disarankan dalam satuan ukuran meter adalah
1:200, 1:100, 1:50, 1:10, 1:5, tergantung pada jenis dan/atau detail yang digambar.
Ukuran kertas gambar harus sama dengan standard ukuran kertas seperti yang dipakai
pada dokumen Kontrak.
2) Jika perlu mendapat persetujuan MK/Pengawas, Kontraktor harus menyerahkan 2
copy dari setiap gambar dan perhitungan yang dibuatnya. Dalam waktu 2 minggu
sejak diserahkannya gambar-gambar tersebut oleh Kontraktor, MK/Pengawas harus
sudah mengembalikan kepada Kontraktor 1 copy dari gambar dan perhitungan
tersebut di atas lengkap dengan persetujuannya atau dengan komentar-komentar
yang harus diperhatikan oleh Kontraktor untuk dapat disetujui.
3) Perubahan dan/atau komentar yang dibuat oleh MK/Pengawas pada gambar dan
perhitungan yang dibuat oleh Kontraktor harus segera dicantumkan dan diajukan
I-9
SPESIFIKASI TEKNIK

kembali dalam 2 copy sampai mendapat persetujuan dari MK/Pengawas.


4) Dari gambar dan perhitungan yang telah disetujui, harus diserahkan kembali kepada
MK/Pengawas sejumlah 4 copy untuk setiap setnya.
5) Semua biaya yang berkaitan dengan penyerahan gambar-gambar dan perhitungan
tersebut di atas kepada MK/Pengawas harus sudah termasuk dalam Bills of Quantities
untuk pekerjaan mobilisasi.
6) Dimulainya kegiatan pelaksanaan untuk setiap bagian pekerjaan hanya diizinkan
setelah gambar dan perhitungannya disetujui oleh MK/Pengawas.
7) Persetujuan gambar dan perhitungan oleh MK/Pengawas termasuk perubahan yang
dibuat oleh MK/Pengawas, tidak berarti membebaskan Kontraktor dari tanggung
jawabnya dalam proyek ini, sesuai dengan persyaratan dan kelengkapan pekerjaan
yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
8) h. Semua perubahan harus dilaksanakan tanpa ada tambahan biaya. Jika ada
ketidaksepakatan dengan perubahan yang dilakukan, maka Kontraktor harus
mengajukan pernyataan tertulis kepada MK/Pengawas dalam waktu 7 hari setelah
diterimanya perubahan gambar-gambar tersebut. Dalam hal ini Kontraktor harus, jika
perlu, menyerahkan kembali gambar dan perhitungan tersebut, dalam 2 copy kepada
MK/Pengawas sebagai tambahan pertimbangan.
7. PEKERJAAN SEMENTARA DI LAPANGAN
7.1. Fasilitas Sementara untuk Kegiatan Konstruksi
Kontraktor harus mengatur, menyediakan dan membangun serta memelihara semua
utilitas dan fasilitas pelayanan lain, jalan konstruksi dan sebagainya, dimana Direksi
MK/Pengawas, Kontraktor dan para pimpinan maupun personel termasuk insinyur lain
yang memerlukannya baik di lapangan maupun di dekat lapangan yang secara langsung
atau tidak berhubungan dengan pekerjaan seperti yang diuraikan dalam dokumen
spesifikasi ini, namun tidak termasuk perumahan untuk MK/Pengawas dan/atau
Wakilnya. Kontraktor harus memenuhi kewajibannya seperti yang tercantum dalam pasal
ini dan disetujui oleh MK/Pengawas. Tidak kurang dari 14 hari sebelum memulai kegiatan
dari bagian pekerjaan ini, Kontraktor, jika diminta, harus mengajukan kepada
MK/Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya, gambar-gambar yang lengkap
mengenai bangunan sementara yang mungkin akan diperlukan oleh Kontraktor untuk
melaksanakan bagian pekerjaan.

7.2. Lokasi, Tata Letak dan Perencanaan Jalan Sementara serta Fasilitas Lainnya
Dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, namun tidak lebih dari satu bulan setelah
pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menyerahkan gambar detail,
spesifikasi, dan semua data terinci mengenai lokasi, tata letak dan konstruksi struktur
bangunan, konstruksi jalan, jaringan utilitas, dan perlengkapan lainnya, termasuk segala
sesuatu perlengkapan yang memang harus disediakan, dipasang dan dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan dalam pasal ini untuk mendapat persetujuan dari MK/Pengawas
sebelum material tersebut dipesan atau pekerjaannya dilaksanakan.

7.3. Tempat Tinggal Sementara untuk Kontraktor


Kontraktor harus mengusahakan sendiri penyelenggaraan tempat tinggal atau fasilitas
mess untuk staff dan karyawannya.

7.4. Kantor, Bengkel, Fasilitas Konstruksi untuk Kontraktor


Kontraktor harus menyediakan, mendirikan, membangun dan melengkapi seluruh ruang
kantor, bengkel, gudang, tempat kerja, dan memasang semua fasilitas yang diperlukan
untuk memulai dan menyelenggarakan kegiatan pelaksanaan termasuk semua sarana
I-10
SPESIFIKASI TEKNIK

penunjang yang diperlukannya (termasuk peralatan, mesin-mesin, jalan masuk dll) yang
memang diperlukan Kontraktor, personel-personelnya, atau MK/Pengawas, baik secara
langsung maupun tidak langsung yang berhubungan dengan kegiatan konstruksi,
pemeliharaan dan perbaikan pekerjaan ini, dengan konsultasi bersama MK/Pengawas.
Kontraktor diperbolehkan juga menggunakan sebagian dari kawasannya untuk
mendirikan fasilitas pengecoran komponen beton pra- cetak termasuk fasilitas "batching
plant"-nya.
7.5. Lampu Penerangan Sementara, Penjagaan, Pagar dan Rambu-Rambu Lainnya
Dalam kaitannya dengan pekerjaan ini, Kontraktor harus menyediakan dan memelihara
atas tanggungan biayanya sendiri semua fasilitas penerangan, penjaga keamanan, pagar
dan MK/Pengawasan lainnya dimana dan jika memang diperlukan atau diminta oleh
MK/Pengawas atau oleh lembaga resmi yang berwenang dalam masalah tersebut untuk
melindungi proyek ini atau demi keamanan dan keselamatan masyarakat atau pihak
ketiga lainnya. Kontraktor harus menyediakan fasilitas sementara seperti yang
disebutkan dalam Sub Bab ini, dan pekerjaan sementara ini harus dianggap sebagai
bagian dari fasilitas Kontraktor di lapangan.
a. Lampu Penerangan dan Pagar
Kontraktor harus melindungi lokasi proyek ini dengan lampu penerangan sementara,
pagar dan rambu-rambu keamanan sedemikian rupa sehingga menurut pendapat
MK/Pengawas cukup memuaskan.
b. Rambu-rambu Lalu Lintas
Rambu-rambu lalu lintas harus dipasang ditempat-tempat yang telah ditentukan oleh
MK/Pengawas. Bentuk dan cara pemasangan rambu-rambu lalu lintas harus sesuai
dengan ketentuan dan standard yang berlaku untuk lalu lintas di Indonesia. Pondasi
beton untuk rambu-rambu lalu lintas termasuk dalam lingkup pengadaan ini. Semua
rambu- rambu lalu lintas harus dipasang dengan tegak dan rapi sesuai ketentuan yang
berlaku.

7.6. Masa Beroperasi dan Pemeliharaan Fasilitas Lapangan


Kontraktor harus mengoperasikan, memelihara dan memperbaiki semua fasilitas
lapangan yang ada, sejak dimulainya pelaksanaan pekerjaan di lapangan sampai
berakhirnya masa pemeliharaan pekerjaan atau dalam waktu yang lebih pendek sesuai
pengarahan MK/Pengawas. Setelah selesainya Kontrak, Kontraktor harus membongkar
kembali fasilitas lapangannya dari lokasi proyek, kecuali yang memang diperintahkan oleh
MK/Pengawas untuk tidak dibongkar.

7.7. Pemeliharaan dan Asuransi


Kontraktor harus menjaga agar keadaan selalu bersih dan rapi, memelihara, mencat
kembali, memperbaharui dan memperbaiki seluruh bangunan yang didirikan, dipasang,
dioperasikan atau disediakan oleh Kontraktor sesuai dengan ketentuan dalam pasal ini.
Semua struktur dan layanan termasuk apa saja yang dibangun, disediakan, dioperasikan
atau dipasang oleh Kontraktor sesuai dengan ketentuan dalam pasal ini adalah tanggung
jawab dan resiko yang harus ditanggung oleh Kontraktor sepenuhnya walaupun
penggunaannya dipakai oleh pihak- pihak lain dan tidak terbatas pada ketentuan-
ketentuan yang tercantum dalam Syarat-syarat Kontrak saja. Pada akhir masa
pemeliharaan, kantor dengan segala perlengkapan, furniture, peralatan, layanan dan
sebagainya harus dikembalikan kepada Kontraktor.

7.8. Papan Nama


Papan nama harus dibuat dan dipasang di lokasi yang ditentukan oleh MK/Pengawas.
Desain papan nama yang menunjukkan judul dan nama Proyek, nama Balai Prasarana
I-11
SPESIFIKASI TEKNIK

Permukiman Wilayah Sumatera Utara, nama Konsultan Perencana, nama Konsultan


MK/Pengawas dan perusahaan Konsultan-konsultan yang lain yang terlibat dalam proyek
ini beserta nama Kontraktornya, termasuk jenis dan warna cat, harus disetujui oleh
MK/Pengawas setelah berkonsultasi dengab Balai Prasarana Permukiman Wilayah
Sumatera Utara sebelum dipasang.

7.9. Foto-Foto dan Pengambilan Rekaman Dengan Video


Kontraktor harus menyiapkan empat (4) set dari 100 lembar foto berwarna berukuran
125 x 90 mm yang dipasang didalam album-album sebagai catatan tentang kemajuan
pekerjaan setiap bulan dengan menunjukkan kemajuan secara umum dari proyek dan
detail-detail struktur atau kegiatan yang diarahkan oleh MK/Pengawas. Di samping foto-
foto tersebut di atas, Kontraktor harus juga melakukan pengambilan rekaman dengan
video untuk menunjukkan kemajuan pekerjaan secara umum tentang proyek ini dan
detail-detail struktur atau kegiatan yang diarahkan oleh MK/Pengawas. Setelah
pekerjaan selesai, seluruh klise film dari foto-foto tersebut dan rekaman video yang berisi
catatan tersebut harus diserahkan kepada Balai Prasarana Permukiman Wilayah
Sumatera Utara.

8. FASILITAS SEMENTARA UNTUK BALAI PRASARANA PERMUKIMAN WILAYAH


SUMATERA UTARA DAN MK/PENGAWAS
8.1. Ruang Kantor Untuk Pemberi Tugas dan Mk/Pengawas
Kontraktor harus menyediakan kantor lapangan seluas minimal ± 48 m² untuk Balai
Prasarana Permukiman Wilayah Sumatera Utara dan MK/Pengawas. Kantor tersebut harus
berdekatan dengan kantor lapangan Kontraktor dan harus mempunyai fasilitas seperti
yang tercantum dalam daftar terlampir. Kantor tersebut harus mempunyai lantai yang
kokoh dengan dinding dan pintu-pintunya dapat dikunci, dan mempunyai jendela yang
dapat ditutup. Ruangan dalam bangunan kantor dibatasi dengan dinding partisi yang
penuh sampai ke plafond dan cukup kedap suara. Kontraktor juga harus melengkapinya
dengan lampu-lampu penerangan, tenaga listrik, serta persediaan kopi, teh dan minuman
ringan yang dibutuhkan sehari-hari untuk kantor MK/Pengawas. Kontraktor harus
mengurus agar kantor dibersihkan setiap hari dan Kontraktor juga harus menyediakan
keperluan rumah tangga lain seperti sabun, handuk dan kain lap dan lain-lain. Ruang
kantor dan perlengkapannya termasuk tenaga listrik dan suplai air harus sudah tersedia
dalam waktu 30 hari setelah pekerjaan dimulai. Ruang kantor dilengkapi dengan Air
Conditioning (AC) seperti yang tercantum dalam Rencana Daftar Anggaran Biaya
lengkap dengan semua penunjang dan tenaga listrik yang diperlukannya. Kantor lapangan
juga harus dilengkapi dengan pelataran parkir, paling sedikit untuk 2 kendaraan.
Kontraktor harus mengatur sedemikian rupa agar jalan masuk ke kantor lapangan tidak
pernah terganggu. Kontraktor harus mengurus ke PT. Telekomunikasi Indonesia
(Telkom) untuk mendapatkan sambungan telepon ke kantor MK/Pengawas agar dapat
berhubungan dengan pihak luar dan menyediakan dan memelihara adanya sambungan
telepon internal (extensions) untuk keperluan di dalam kantor. Kontraktor harus
membayar semua rekening yang ditagih sehubungan dengan sambungan telepon
tersebut termasuk keperluan untuk pembicaraan lokal maupun internasional. Kontraktor
harus mengajukan rencana tata-letak fasilitas kantor tersebut kepada MK/Pengawas
untuk mendapat persetujuannya sebelum melaksanakan pembangunan kantor tersebut.

8.2. Furniture, Perlengkapan dan Peralatan Yang Perlu Untuk Kantor MK/Pengawas
Kantor lapangan dan/atau semua tambahannya harus diserahkan menjadi milik Pemberi
Tugas.

I-12
SPESIFIKASI TEKNIK

9. TEST DAN PENGUJIAN


9.1. Laboratorium
Semua contoh-contoh, jika diminta, harus diuji di laboratorium yang diusulkan oleh
Kontraktor dan disetujui oleh MK/Pengawas. Urusan dengan pegawai laboratorium untuk
prosedur pengujiannya akan diselenggarakan oleh Kontraktor atau oleh MK/Pengawas.
Biaya yang berkaitan dengan adanya ketentuan dalam pasal ini harus sudah termasuk
dalam harga Kontrak.

9.2. Inspeksi
Kontraktor harus selalu mengawasi dan melakukan inspeksi sejak muatan beban mulai
dibongkar. Jika menurut pendapat Kontraktor ada bagian-bagian yang kurang sempurna
atau rusak maka Kontraktor harus segera memberi tahu MK/Pengawas. MK/Pengawas
harus memutuskan bahwa komponen tersebut harus diperbaiki atau tidak. Jika ternyata
kerusakan tersebut tidak dapat diperbaiki kembali , maka Kontraktor harus
mengambil langkah-langkah yang perlu untuk menggantinya dengan biaya dari
Kontraktor sepenuhnya. Tidak akan ada perpanjangan waktu yang akan diberikan untuk
penggantian komponen-komponen ini, kecuali telah disetujui oleh MK/Pengawas secara
tertulis. Kontraktor harus mengikuti instruksi yang diberikan oleh Direksi/ MK/Pengawas.

I-13
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT RI
D I RE KTO R A T J E N DE RA L C I PT A KARYA
PUSAT PENGEMBANGAN SARANA PRASARANAPENDIDIKAN OLAHRAGA DAN PASAR

PEMBANGUNAN REVITALISASI
PASAR BALERONG - BALIGE
KABUPATEN TOBA PROVINSI
SUMATERA UTARA

BAB II
SPESIFIKASI TEKNIK
PEKERJAAN ARSITEKTUR
Spesifikasi Teknik

BAB II
PEKERJAAN ARSITEKTUR

10. BETON SEBAGAI ELEMEN PENDUKUNG PEKERJAAN ARSITEKTUR


10.1. Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dispesifikasikan dalam pasal ini yaitu : Pekerjaan beton yang bukan
merupakan struktur utama dari bangunan, tetapi sebagai elemen pendukung atau lainnya
untuk dinding bata lokal seperti kolom praktis, balok pengikat, balok pengaku (lintel),
balok keliling (ring beam, dll), dan bagian-bagian bangunan non-struktural lainnya yang
menggunakan beton diaduk di tempat yang mana dapat disyaratkan. Termasuk pekerjaan
bekisting, pembesian (reinforcement). Perluasan pekerjaan seperti yang terlihat di
gambar atau tergantung pada persyaratan praktek bangunan setempat dan sistem
dinding pekerjaan bata.

b. Standar/Undang-Undang (Codes)
Standar undang-undang memenuhi persyaratan standar sebagai
berikut :
- PBI 1971, NI2 dari beton berkualitas maksimal K-350
- SNI 2002 : Standar Nasional Indonesia 2002
- Standar-standar yang relevan seperti diuraikan dalam Spesifikasi Teknis Pekerjaan Struktur
Beton

c. Gambar-Gambar Kerja
Kontraktor harus menyediakan gambar-gambar kerja yang dibuat dengan tepat dibawah
supervisi dari Direksi Pengawas yang berkualifikasi yang memungkinkan detail-detail yang
lengkap dari :
1) Pembesian dalam semua beton elemen pendukung arsitektur lainnya.
2) Angkur, ikatan-ikatan antara pekerjaan beton lainnya dengan pekerjaan beton structural.
3) Posisi dalam pekerjaan pasangan (batu).
4) Lokasi dari sambungan-sambungan konstruksi.

10.2. Produk
a. Material
Semen : SNI 15-2049-1994-Semen Portland
Semen kantungan (bagged cement): jangan menggunakan semen kantung lebih dari 6 bulan
usianya dan harus dijamin oleh supplier dengan jaminan tertulis.

10.3. Pelaksanaan
a. Pengadukan Di Lapangan
Aduklah beton dalam alat yang disetujui yang ditempatkan di tapak
pekerjaan, dibatasi jumlah adukan pada tiap satu kali gilingan untuk

II-1
Spesifikasi Teknik

menyesuaikan kebutuhan pekerjaan pada areal konstruksi tertentu.

b. Pembesian Umum
Standar : PBI yang dapat dipakai pemotongan (splicing) : seperti di atas. Penutup
beton : tidak kurang dari 25 mm dari permukaan besi tulangan.

c. Pemasangan Pembesian
1) Persyaratan : Buatlah pembesian tulangan terhadap geseran dengan mengikat pada
perpotongannya dengan ikatan kawat besi yang kuat tidak lebih kecil dari diameter 1,25
mm atau penjepit yang disetujui. Bengkokan ujung kawat menjauhi dari permukaan
bekisting yang didekatnya.
2) Balok pengikat dan balok praktis (practical and bracing beams) : Ikatkan pengikat pada
batang besi di setiap sudut atau ikatan. Pasanglah batang besi longitudinal lainnya pada
ikatan yang tidak lebih dari 600 mm intervalnya (pekerjaan pendukung pasangan batang).
3) Tiang atau kolom praktis : perkuatlah pembesian longitudinal kolom pada semua ikatan
pada setiap perpotongan.

d. Pengecoran dan Pemadatan Beton

1) Standar : Seperti yang dapat diaplikasikan dalam standar PBI.


2) Material : Beton K-100, K-175, K-225, K-300, K-350
3) Pengecoran : Gunakan metode pengecoran yang meminimumkan penurunan plastis dan
keretakan akibat penyusutan.
4) Lapisan : Corlah beton secara berlapis sehingga setiap lapisan yang terjadi tercampur dalam
pengecoran yang pertama dengan proses pemadatan.
5) Hujan : Beton yang terkena hujan sebelum kering, termasuk selama pengadukan, transport
atau pengecoran akan dapat ditolak.
6) Pemadatan : Gunakanlah vibrator tenggelam dan pemerata dan dibantu dengan metoda
tangan yang benar untuk menghilangkan gelembung udara dan memadatkan adukan beton.
Jangan gunakan vibrator untuk memindahkan adukan beton sepanjang bekisting.

Catatan Pengecoran : Simpanlah di tapak dan dapat diperiksa buku harian yang mencatat
setiap pencoran beton termasuk :
- Tanggal
- Porsi pekerjaan
- Sumber dan kekuatan beton yang dispesifikasikan
- Pengukuran slump
- Volume pengecoran
- Persyaratan-persyaratan lain dari Direksi/MK/Pengawas

e. Pematangan
1) Umum : Melindungi beton yang baru dari pengeringan yang terlalu dini dan dari
temperature yang dingin atau panas yang berlebihan. Jagalah beton pada temperature
sekonstan mungkin dengan kehilangan kelembaban seminimum

II-2
Spesifikasi Teknik

untuk periode curing.


2) Periode pematangan : Mulailah pematangan sesegera mungkin setelah finishing, den cure
terus menerus hingga jumlah kumulatif hari atau bagiannya, tidak perlu
bertalian/berurutan, selama jika temperature udara yang berhubungan dengan beton di
atas 10˚ C, secara total tidak kurang dari 7 hari sebelum dibuka atau seperti petunjuk
Direksi Pengawas.
3) Metode Pematangan : Metode pematangan yang dapat diterima termasuk sebagai
berikut :
- Pemercikan air secara terus menerus atau dalam jumlah besar (pondasi)
- Karung/kain terbuat dari goni/rami dan harus dibasahi secara terus menerus.

11. PEKERJAAN PASANGAN BATA RINGAN


11.1. Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan dari pasal ini termasuk semua tenaga kerja, material, peralatan dan layanan yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan pasangan bata ringan sebagaimana diindikasikan
dalam gambar-gambar, termasuk, tetapi tidak terbatas pada hal – hal berikut :
1) Pasangan bata ringan digunakan untuk pemisah ruang dan kios serta meja lapak
2) Pekerjaan pasangan lainnya (sebagai bagian yang diintegralkan dari dinding bata ringan
dengan menggunakan unit-unit bata ringan yang diproduksi lokal, dan untuk aplikasi non-
struktural lainnya dan yang berhubungan dengan elemen pendukung arsitektural.
b. Jaminan Kualitas
1) Karakteristik ketahanan terhadap api: Jika diindikasikan, sediakan material dan konstruksi
yang identik dengan yang dirakit memiliki ketahanan terhadap api yang telah ditentukan oleh
pengetesan dalam pemenuhan persyaratan ASTM E119 oleh organisasi pengetesan dan
pemeriksaan atau cara lain, yang dapat diterima oleh yang berkuasa secara juridis atau telah
memperoleh pembakuan setempat.

2) Tanggung jawab tunggal untuk material adukan: Menyediakan bahan-bahan dari kualitas
yang uniform, termasuk warna untuk pasangan batu terbuka, dari satu pabrikan untuk
setiap komponen yang mengandung semen dan dari satu sumber dan produsen untuk setiap
agregat.

3) Test prakonstruksi untuk setiap unitnya dengan metode yang ditetapkan sebagai berikut :
− Batu bata: Ujilah setiap tipe dan tingkat bata per SII 0021-78 apabila dipandang perlu oleh
Direksi/MK/Pengawas.
− Test adukan: Ujilah setiap tipe adukan per SNI-15-3758-1995-Semen aduk pasangan.
c. Ajuan
1) Data produk : ajukan data produk dari pabrikan untuk setiap tipe unit pasangan, kelengkapan
dari produk yang dihasilkan lainnya, termasuk sertifikasi setiap tipe yang memenuhi
persyaratan yang dispesifikasikan.

II-3
Spesifikasi Teknik

2) Gambar-gambar kerja: Ajukan gambar-gambar penyetelan dan pemotongan lembaran batu


yang memperlihatkan ukuran, profil dan lokasi setiap unit yang disyaratkan. Jika hal serupa
tidak umum dalam praktek setempat. Dan juga mengirimkan pemasangan lengkap
pendukung beton lainnya untuk dinding batu yang termasuk posisi, layout dan penulangan
kolom praktis, balok pengikat, ring balok, balok pengaku yang persyaratkan dengan kualitas
dan standardaya sudah dinyatakan dalam RKS ini.
d. Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganan Pemeliharaan
1) Kirimlah bahan untuk pasangan batu bata ke proyek dalam keadaan tidak rusak.
2) Simpanlah dan peliharalah unit-unit pasangan batu untuk menghindari penurunan kualitas
atau kerusakan karena kelembaban perubahan temperatur, kontaminasi, korosi atau kasus
lain.
3) Simpanlah bahan yang mengandung semen jauh di atas tanah, dengan penutup dan dalam
lokasi yang kering.
4) Simpanlah agregat dalam hal penentuan tingkat dan karakteristik lain yang disyaratkan dapat
dijaga.
5) Simpanlah kelengkapan pasangan bata ringan termasuk item-item logam untuk mencegah
penurunan kualitas akibat korosi/pengkaratan dan akumulasi kotoran/ debu.
e. Kondisi Proyek
1) Perlindungan pekerjaan: Selama pemasangan, tutuplah bagian atas dinding dengan lembaran
penutup yang kedap air pada saat setiap pekerjaan harian selesai. Tutuplah struktur yang
telah selesai sebagian jika pekerjaan tidak sedang dikerjakan, agar tidak terkena pengaruh
cuaca.
2) Perluaslah penutup ke bawah minimum 600 mm pada kedua sisinya dan ikatlah penutup
dengan aman di tempatnya.
3) Jangan kenakan beban atap dan atau lantai sekurang-kurangnya 12 jam setelah pembuatan
dinding dan kolom pasangan batu.
4) Jangan kenakan beban terpusat sekurang-kurangnya 3 hari setelah pembuatan dinding dan
kolom pasangan batu.
5) Cacat/Noda : Cegahlah grout atau adukan atau tanah dari noda pada permukaan pasangan
batu yang terbuka atau dicat. Buanglah dengan segera sisa-sisa grout atau adukan yang
berhubungan dengan pasangan batu tersebut.
6) Lindungi dasar dinding dari lumpur bekas percikan air hujan dan percikan adukan dengan
cara penutup yang dibentangkan pada tanah dan sepanjang permukaan dinding.
7) Lindungi ambang (sills), birai (ledges) dan bentuk-bentuk proyeksi lain dari percikan adukan
(dropping montar).
8) Perlindungan terhadap cuaca basah : untuk unit pasangan batu bata dari tanah liat dengan
tingkat awal absorbsi (pengisapan) yang mensyaratkan mereka untuk direndam sebelum
ditempatkan.

11.2. Produk
a. Bata Ringan
1) Umum : Bata harus dipress secara manual atau oleh mesin dengan penekanan (pressure)
yang sama dengan memenuhi standard dan persyaratan

II-4
Spesifikasi Teknik

lain yang diindikasikan/dinyatakan dibawah untuk setiap bentuk bata yang disyaratkan.
▪ Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI-1982/NI-3).
▪ Standard Industri Indonesia (SII)-0021-78
▪ Ukuran : Menyediakan bata yang diproduksi dengan dimensi nyata sebagai berikut :
Modul Standard :
- Bata Ringan (PRIMACON/Ziegel) 7,5 x 200 x 600
▪ Semua bata yang akan digunakan pada daerah tahan api harus dilengkapi dengan sertifikat
tahan api yang disyaratkan seperti dinyatakan pada gambar kompartemen kebakaran.
b. Material Adukan (Mortar) dan Grout
Semen Portland : SNI 15-2049-1994 atau Type I/PBI/PUBI-1982. Menyediakan warna
natural/alamiah atau semen putih seperti disyaratkan untuk menghasilkan warna adukan
yang disyaratkan.
c. Campuran Adukan Dan Grout (Mortar And Grout Mixes)
1) Umum : Jangan menambah bahan campuran tambahan termasuk pigmen pewarna, bahan-
bahan anti udara (air-entraining agents), akselerator, penghambat, bahan-bahan
penolak/anti air, bahan tambahan lain dan atau, kecuali dinyatakan lain.
2) Pencampuran/Pengadukan (Mixing) : Campur dan aduk dengan rata material- material yang
mengandung semen, air dan agregat dalam pengaduk mekanis (mollen), yang memenuhi
standard SNI yang direferensikan untuk waktu pengadukan dan kadar air.

11.3. Pelaksanaan
a. Pemasangan, Umum
1) Gunakan metode pembasahan yang menjamin setiap unit pasangan bata ringan hampir
terjenuhi tetapi permukaannya kering pada saat ditempatkan.
2) Pembersihan Tulangan : Sebelum penempatan, buanglah karat-karat, kotoran dan lapisan-
lapisan lainnya dari tulangan.
3) Ketebalan : Buatlah dinding "single-sythe" (jika ada) dengan ketebatan sebenarnya dari unit
pasangan batu bata dengan menggunakan unit dari ketebalan nominal yang diindikasikan.
4) Buatlah bukaan untuk peralatan yang akan dipasang sebelum penyelesaian pekerjaan
pasangan. Setelah pemasangan peralatan, lengkapi pekerjaan pasangan untuk
menyelesaikannya segera pembukaan tersebut.
5) Potonglah unit pasangan dengan menggunakan gergaji mesin untuk menghasilkan sisi- sisi
ujung yang rata, tajam dan bersih. Potonglah unit-unit seperti yang disyaratkan untuk
menghasilkan pola yang kontinu dan untuk menyesuaikan dengan pekerjaan sekitarnya.
Gunakan unit berukuran penuh tanpa pemotongan jika mungkin.
b. Perletakan Dinding Pasangan Batu
1) Rencanakan perletakan dinding segera untuk pembuatan spasi yang akurat dari pola ikat
permukaan dengan lebar sambung yang uniform dan penempatan
bukaan yang tepat, sambungan tipe pergerakan, belokan dan pengakhirannya. Hindarkan
penggunaan unit-unit yang kurang dari setengah pada sudut-sudut, jamb dan tempat
manapun yang memungkinkan.
2) Buatlah dinding untuk memenuhi toleransi konstruksi yang dispesifikasikan, dengan bagian-
bagian yang diberi jarak dengan akurat dan dikoordinasikan dengan pekerjaan lain.

II-5
Spesifikasi Teknik

c. Memperbaiki, Membatasi (Pointing) dan Pembersihan


1) Singkirkan/Buanglah dan gantikan unit pasangan yang tercecer, terkikis, pecah, cacat atau
kerusakan lainnya, atau jika unit tidak cocok dengan unit yang berhubungan tersebut.
Sediakan unit baru untuk menyesuaikan unit yang berhubungan dan pasanglah dengan
adukan baru atau grout baru, dibatasi untuk mengeliminasi bekas penggantian.
2) Pembatasan : Selama perapihan sambungan, perbesarlah setiap lubang atau void, kecuali
lubang pipa, dan isilah sepenuhnya dengan adukan. Pembatasan semua sambungan
termasuk sudut-sudut, bukaan dan pekerjaan yang berbatasan dengannya untuk
menghasilkan aplikasi sealant yang disediakan, hasil yang uniform dan rapih.
3) Pembersihan Terakhir : Setelah adukan telah dipasang dan dicure dengan teliti, bersihkan
pasangan batu sebagai berikut :
▪ Buanglah partikel-partikel adukan yang besar dengan tangan dibantu dengan tongkat kayu
(wooden paddles) dan pahat atau alat pengerik non- metal (bukan logam).
▪ Lembabkan permukaan dinding dengan air sebelum aplikasi pembersihan: buanglah alat
pembersih dengan segera dengan membilasnya dengan air bersih.
4) Perlindungan : Menyediakan perlindungan terakhir dan memelihara keadaan yang dapat
diterima oleh pemasang, yang menjamin pekerjaan unit pasangan ini tanpa kerusakan dan
penurunan mutu pada saat serah terima.

12. LAPISAN PERATAAN (SCREED) DAN PENUTUP (TOPPING) LANTAI BETON


(FLOOR HARDENER)
12.1. Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan dari bab ini termasuk semua tenaga kerja, material, peralatan dan layanan yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan lapisan penutup lantai beton (nonmetalik floor
hardener) sebagaimana ditunjukkan dalam gambar- gambar dan ditentukan di Spektek ini.

12.2. Produk
a. Lapisan Penutup Lantai Beton Heavy Duty yang Nonmetalik
1) Menyediakan bahan yang merupakan campuran partikel-partikel hancuran agregat keras
yang non metalik, portland semen dan bahan aditive yang bersifat meningkatkan daya kerja.
Formulasikan, proses dan paketkan campuran bahan tersebut dibawah kontrol/pengawasan
kwalitas yang ketat pada pabrik yang terkontrol.
2) Sediakan bahan yang akan menghasilkan lapisan penutup lantai beton dengan
kekuatan tekan 70 N/mm2 dan kekerasan 7 skala Mohs.
3) Dosis aplikasi minimal 5 kg/m2 untuk semua area Kios dan Lapak.
4) Produk-produk yang dapat dipakai : Nitrofloor
Hardtop (Fosroc), SIKA HITCHIN / GRACE

5) Produk yang dipilih harus bisa menyesuaikan dengan color finish floor hardener yang dipilih
oleh Direksi/MK/Pengawas dan Perencana.

II-6
Spesifikasi Teknik

12.3. Pelaksanaan
a. Pengecoran Beton
Beton harus dicor dan dipadatkan sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam
spesifikasi teknis pekerjaan beton structural. Dalam pelaksanaan harus diusahakan untuk
mendapatkan profil permukaan akhir yang akurat, tiap sisi dan sudut perlu mendapatkan
perhatian khusus agar bisa dicapai kepadatan maksimal.

b. Persiapan Permukaan
Aplikasikan bahan floor hardener pada saat permukaan beton mulai mengering, dengan
perkiraan bila permukaan beton diinjak dengan kaki ringan meninggalkan bekas sedalam
kurang lebih 3 mm. Air yang keluar dari adukan beton harus diuapkan.

c. Finish Akhir
Penyelesaian finish akhir permukaan bisa dilakukan pada saat beton mulai mengeras dengan
menggunakan alat mekanis (power driven trowels), teruskan penghalusan hingga
menghasilkan permukaan finish yang tidak mengandung tanda- tanda penghalusan, uniform
dalam tekstur.

d. Perawatan
Gunakan bahan membrane curing concrete atau bahan lain yang setara.

e. Perlindungan
Lindungi beton dari kerusakan hingga penerimaan pekerjaan. Bersihkan dan cucilah
permukaan dari noda, pemudaran warna, kotoran dan bahan asing lainnya sebelum inspeksi
terakhir.

13. PEKERJAAN PLESTERAN DAN SCREED LANTAI


13.1. Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan bahan plester dan screed beserta pelaksanaan pekerjaannya yang
lengkap dan sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam Dokumen Kontrak.

b. Penanganan Bahan

Untuk penyimpanan semen (Portland Cement) atau bahan adukan instan harus pada ruang
berventilasi baik, kering dan tidak terkena cuaca tanah.

13.2. Bahan
a. Bahan Dasar
1) Pasir
▪ Pasir yang akan digunakan adalah pasir yang bersih, tidak mengandung tanah liat, lumpur
dan kotoran-kotoran lainnya.
▪ Mempunyai bentuk yang sama besarnya/merata. Pasir harus dicuci sebelum dipakai kalau
dianggap kotor. Untuk pekerjaan plesteran dinding-dinding yang membutuhkan ketelitian
dan kerapihan pekerjaan, maka pasir tersebut harus disaring sebelum digunakan .
2) Portland Cement (PC)
Untuk semua pekerjaan plesteran dipakai perekat Portland Cement (PC) setara
ex–Tiga Roda.

II-7
Spesifikasi Teknik

3) Dapat pula menggunakan adukan instan Skim Coat

b. Komposisi Campuran Adukan


Untuk plesteran mempunyai komposisi campuran adukan yang sama dengan pasangannya,
dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Dinding dalam; 20 cm dari lantai 1pc : 2ps.
2) Dinding luar; 50 cm dari lantai 1pc : 2 ps (terlindung dari luifel).
3) Dinding luar tidak terlindung luifel, seluruh permukaan 1pc : 2ps
4) Dinding kamar mandi/WC, tempat-tempat cuci sampai 150 cm dari lantai 1pc : 2ps.
5) Dinding-dinding lain, 1pc : 5ps.
6) Sudut-sudut, naad dan bagian-bagian yang berada dibagian pinggir-pinggir, 1pc : 2ps.
7) Tebal plesteran rata-rata 15mm (tidak kurang dari 1cm dan tidak lebih dari 2cm, kecuali
ditetapkan lain oleh pengawas.)
8) Dinding tahan api, 1pc : 3ps.

13.3. Syarat Pelaksanaan


a. Tinjauan Lapangan
Plesteran dilaksanakan hanya bila bidang kerja telah selesai dengan benar/atau telah
diperbaiki dari segala kerusakan yang ada.
b. Persiapan
Terlebih dahulu Kontraktor harus membuat contoh plesteran 4 cm2 atau diameter 4 cm
dengan ketebalan sesuai pedoman ketebalan dan kerataan plesteran. Kerjakan titik plesteran
pedoman ini setiap jarak 150 cm.
c. Pencampuran Adukan
Sesuai dengan yang diterangkan pada spesifikasi komposisi adukan pasangan dan plesteran.

d. Pemasangan Plesteran
1) Pada permukaan beton (kolom, balok, dinding) yang akan diplester harus dibuat kasar,
sedangkan untuk permukaan dinding bata atau bata ringan, adukan pasangan sebelumnya
harus dikerok sedalam 1 cm untuk memberikan pegangan pada plesteran.
2) Pekerjaan plesteran harus rapih menurut bentuk dan ukuran didalam gambar.
3) Pekerjaan harus lurus, datar, tidak bergelombang, tajam pada bagian-bagian sudut- sudut,
tidak keropos, tidak retak-retak.
4) Singkirkan sisa-sisa plesteran yang mungkin masuk kedalam lobang sparing yang disiapkan
untuk pekerjaan listrik.
5) Apabila plesteran tidak menunjukkan hasil seperti diatas, maka bagian tersebut harus
dibongkar untuk diperbaiki. Hal ini menjadi tanggung jawab kontraktor.
6) Dalam hal plesteran berpotongan dengan bahan lain (seperti kusen pintu/jendela, rangka
besi dan sebagainya), maka garis perpotongan tersebut harus diselesaikan dengan vee-
groove (naad, alur) untuk menyamarkan retak pengeringan yang mungkin terjadi.
7) Untuk penggunaan adukan plester instan untuk dinding plester dalam (interior) mengikuti
langkah dan tahapan berikut :
▪ Pasang lapisan dasar (scratch/base coat) dengan ketebalan minimal 10 mm. Kemudian
finish coat ditambahkan di atasnya, minimal 5 mm.
II-8
Spesifikasi Teknik

▪ Aplikasikan lapisan dasar pertama, dengan bahan - bahan secukupnya dan tekan untuk
menjamin adanya ikatan dengan bidang kerja/dasar.
▪ Lapisan dasar yang telah kering harus dibasahi lebih dahulu sebelum menerima lapisan
akhir. Dengan air sesuai dengan yang diperlukan untuk mendapatkan penyerapan yang
merata.
a.1. Pasang lapisan dasar (scratch/base coat) setebal minimal 10 mm, Kemudian ditambahkan
5 mm untuk lapisan berikutnya guna menerima pasangan finishing tile. Kerjakan 20 mm
kemudian 10 mm untuk setting bed lantai.
a.2. Aplikasi lapisan dasar dengan bahan yang cukup dan tekan untuk menjamin adanya ikatan
degan bahan dasar/bidang kerja. Lapisan dasar harus rata. Setelah lapisan dasar setengah
mengering, baru kemudian dilakukan pengerjaan lapisan berikutnya sambil menempelkan
bahan finishing tile.
b. Thin set methode :
b.1. Pasangkan lapisan dasar (scratch/base coat) setebal max. 10 mm. Kemudian finish coat
ditambahkan diatasnya setebal max. 5 mm.
b.2. Aplikasikan lapisan dasar dengan bahan yang cukup dan tekan untuk menjamin adanya
ikatan dengan dasar/bidang kerja.
b.3. Lapisan dasar yang telah kering harus dibasahi terlebih dahulu untuk menerima lapisan
akhir. Kerjakan lapisan akhir dengan permukaan yang cukup rata untuk menerima bahan
perekat finishing.
e. Pemasangan Screed
1) Pasangan screed digunakan untuk pelindung waterproofing dan leveling lantai, dengan
ketebalan minimum 2 cm. Harus diperhatikan kemiringan permukaan untuk menyesuaikan
dengan elevasi finishing yang direncanakan.
2) Gunakan jenis adukan seperti yang dijelaskan pada spesifikasi komposisi adukan
pasangan dan plesteran.
f. Perlindungan Setelah Pemasangan
Hasil pekerjaan harus dilindungi dari jamahan orang atau benturan keras. Bila terjadi
kerusakan, maka perbaikan menjadi beban Kontraktor. Perbaikan tidak boleh mengurangi
mutu pekerjaan. Saat melaksanakan pekerjaaan, bagian-bagian pekerjaan lain yang tidak
boleh terkena plester harus dilindungi.

14. PEKERJAAN KUSEN ALUMUNIUM


14.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen, daun
pintu dan jendela dengan bahan-bahan dari Aluminium, termasuk menyediakan bahan,
tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.

14.2. Standar dan Rujukan


a. Standar Nasional Indonesia (SNI)
SNI 07-0603-1989 – Produk Aluminium Ekstrusi untuk Arsitektur.

b. British Standard (BS)


− BS 5368 (Part 1) – Air Inflitration
− BS 5368 (Part 2) – Water Inflitration
− BS 5368 (Part 3) – Structural Performance
II-9
Spesifikasi Teknik

c. American Society for Testing and Materials (ASTM)


− ASTM B221M-91 – Specification for Aluminium-Alloy Extruded Bars, Rods, Wire Shapes
and Tubes.
− ASTM E-283 – Metode Pengujian Kebocoran Udara untuk Jendela dan Curtain Wall
− ASTM E-330 – Metode Pengujian Struktural untuk Jendela dan Curtain Wall
− ASTM E-331 – Metode Pengujian Kebocoran Air untuk Jendela dan Curtain Wall
d. American Architectural Manufactures Association (AAMA).
AAMA – 101 – Spesifikasi untuk Jendela dan Pintu Alumunium
e. Japanese Industrial Standard (JIS)
− JIS H – 4100 – Spesifikasi Komposisi Alumunium Extrusi
− JIS H – 8602 – Spesifikasi Pelapisan Anodise untuk Alumunium

14.3. Deskripsi Sistem


a. Kriteria Perencanaan
− Faktor Pengaman
Kecuali disebutkan lain, bagian – bagian aluminium termasuk ketahanan kaca, memenuhi
faktor keamanan tidak kurang dari 1,5 x maksimum tekanan angin yang disyaratkan.
− Modifikasi
Dapat dimungkinkan tanpa merubah profil atau merubah penampilan,
kekuatan atau ketahanan dari material dan harus tetap memenuhi kriteria perencanaan.

b. Pergerakan Karena Temperatur


Akibat pemuaian dari material yang berhubungan tidak boleh menimbulkan suara
maupun terjadi patahan atau sambungan yang terbuka, kaca pecah, sealant yang tidak
merekat dan hal – hal lain. Sambungan kedap air harus mampu menampung pergerakan
ini.
c. Persyaratan Struktur
Defleksi : AAMA = Defleksi yang diijinkan maksimum L / 175 atau 2 cm.
Beban Hidup : Pada bagian – bagian yang menerima hidup terutama pada waktu perawatan,
seperti : meja (stool) dan cladding diharuskan disediakan penguat dan angkur dengan
kemampuan menahan beban terpusat sebesar 62 kg tanpa terjadi kerusakan.
d. Kebocoran Udara
ASTM E – 283 – Kebocoran udara tidak melebihi 2,06 m3/hari pada setiap m’ unit panjang
penampang bidang bukaan pada tekanan 75 Pa.
e. Kebocoran Air
ASTM E – 331 – Tidak terlihat kebocoran air masuk ke dalam interior bangunan sampai
tekanan 137 Pa dalam jangka waktu 15 menit, dengan jumlah air minimum 3,4 L/m2/minimal.

14.4. Prosedur Umum


a. Contoh Bahan dan Data Teknis
1) Contoh profil dan penyelesaian permukaan yang harus meliputi tipe aluminium ekstrusi,
pelapisan, warna dan penyelesaian, harus diserahkan kepada MK/Pengawas Lapangan untuk
disetujui sebelum pengadaan bahan kelokasi pekerjaan.

II-10
Spesifikasi Teknik

2) Contoh bahan produk aluminium harus diuji di laboratorium yang ditunjuk MK/Pengawas
atau harus dilengkapi dengan data-data pengujian dan sertifikat dari pabrik pembuatnya.
Data-data ini harus meliputi pengujian untuk:
▪ Ketebalan lapisan,
▪ Keseragaman warna,
▪ Berat,
▪ Karat,
▪ Ketahanan terhadap air dan angin minimal 100kg/m2 untuk masing-masing tipe.
▪ Ketahanan terhadap udara minimal 15m3/jam,
▪ Ketahanan terhadap tekanan air minimal 15kg/m2.
b. Spesifikasi Teknis
1) Dimensi : 3” x 1 ¾” / 4” x 1 ¾“ (untuk kusen pintu dan
jendela bukan curtain wall)
2) Tebal profil aluminium : 1.2 mm (minimal)
3) Ultimate strength : 28.000 pci
4) Yield strength : 22.000 pci
5) Shear strength : 17.000 pci
6) Finishing pelapis luar permukaan aluminium adalah powder coating dengan ketebalan
minimal 50 mikron di seluruh permukaan aluminium dengan warna sesuai persetujuan
Perencana Arsitektur.
c. Biaya Pengadaan Contoh Bahan Menjadi Tanggung Jawab Kontraktor
d. Gambar Detail Pelaksanaan
1) Gambar detail pelaksanaan yang harus meliputi detail-detail, pemasangan rangka dan
bingkai, pengencangan dan sistem pengukuran seluruh pekerjaan, harus disiapkan oleh
Kontraktor dan diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui sebelum pelaksanaan
pekerjaan.
2) Semua dimensi harus diukur dilokasi pekerjaan dan di tunjukkan dalam Gambar Detail
Pelaksanaan.
3) Kontraktor bertanggung jawab atas setiap perbedaan dimensi dan akhir penyetelan semua
pekerjaan lain yang diperlukan untuk menyempurnakan pekerjaan yang tercakup dalam
Spesifikasi Teknis ini, sehingga sesuai dengan ketentuan Gambar Kerja.
e. Pengiriman dan Penyimpanan
1) Pekerjaan aluminium dan kelengkapan harus diadakan sesuai ketentuan Gambar Kerja,
bebas dari bentuk puntiran, lekukan dan cacat.
2) Segera setelah didatangkan, pekerjaan aluminium dan kelengkapan harus ditumpuk dengan
baik ditempat yang bersih dan kering dan dilindungi terhadap kerusakan dan gesekan, sebelum
dan setelah pemasangan.
3) Semua bagian harus dijaga tetap bersih dan bebas dari ceceran adukan, plesteran, cat dan
lainnya.
f. Garansi
Kontraktor harus memberikan kepada Pemilik Proyek, garansi tertulis yang meliputi
kesempurnaan pemasangan, pengoperasian dan kondisi semua pintu, jendela dan lainnya
seperti ditunjukkan dalam spesifikasi ini untuk periode selama 1 tahun setelah pekerjaan yang
II-11
Spesifikasi Teknik

rusak dengan biaya Kontraktor.


14.5. Bahan – Bahan dan Produk
a. Aluminium
1) Aluminium untuk kusen pintu/jendela dan untuk daun pintu/jendela adalah dari jenis
aluminium alloy yang memenuhi ketentuan SNI 07-0603-1989 dan ATSM B221 M, dalam
bentuk profil jadi yang dikerjakan di workshop, dengan lapisan powder coating minimal 50
mikron dalam warna sesuai Skema warna yang ditentukan kemudian.
2) Tebal profil minimal 1,2 mm, merek YKK, Indalex,, Alexindo, atau yang setara dengan ukuran
dan bentuk sesuai Gambar Rencana. Dimensi profil dapat berubah tergantung jenis profil
yang nanti disetujui.
3) Kecuali ditentukan lain, semua pintu dan jendela harus dilengkapi dengan perlengkapan
standar dari pabrik pembuatan.

b. Alat Pengencang dan Aksesori


1) Alat pengencang harus terdiri dari sekrup baja anti karat ISIA seri 300 dengan pemasangan
kepala tertanam untuk mencegah reaksi elektronik antara alat pengencang dan komponen
yang dikencangkan.
2) Angkur harus dari baja anti karat AISI seri 300 dengan tebal minimal 2mm.
3) Penahan udara dari bahan vinyl.
4) Bahan penutup sekrup agar tidak terlihat yang memenuhi ketentuan
5) Spesifikasi Teknis.

c. Kaca dan Neoprene/Gasket


1) Kaca untuk pintu dan jendela aluminium harus memenuhi ketentuan.
2) Neoprene/Gasket untuk pelindung cuaca pada pemasangan kaca pekerjaan aluminium harus
memenuhi ketentuan.
3) Bahan : Neophrene / EPDM
4) Sifat Material : Tahan terhadap perubahan cuaca

d. Perlengkapan Pintu dan Jendela


Perlengkapan pintu dan jendela seperti kunci, engsel dan lainnya sesuai ketentuan.
e. Sealant Dinding (Tembok)
▪ Bahan : Single komponen
▪ Type : Silicone Sealant
f. Screw
▪ Bahan : Galvanized screw
g. Joint Sealer
Sambungan antara profile horisontal dengan vertikal diberi sealer yang berserat guna
menutup celah sambungan profile tersebut, sehingga mencegah kebocoran udara, air dan
suara.
▪ Bahan : Butyl Rubber

14.6. Pelaksanaan Pekerjaan


a. Fabrikasi
1) Pekerjaan fabrikasi atau pemasangan tidak boleh dilaksanakan sebelum Gambar Detail
II-12
Spesifikasi Teknik

Pelaksanaan yang diserahkan Kontraktor disetujui MK/Pengawas Lapangan.


2) Semua komponen harus difabrikasi dan dirakit secara tepat sesuai bentuk dan ukuran aktual
dilokasi serta dipasang pada lokasi yang telah ditentukan.
b. Pemasangan
1) Bagian pertama yang terpasang harus disetujui Pengawas Lapangan sebagai acuan dan contoh
untuk pemasangan berikutnya.
2) Kontraktor bertanggung jawab atas kualitas konstruksi komponen-komponen.
3) Bila suatu sambungan tidak digambarkan dalam Gambar Kerja, sambungan- sambungan
tersebut harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa sehingga sambungan-sambungan
tersebut dapat meneruskan beban dan menahan tekanan yang harus diterimanya.
4) Semua komponen harus sesuai dengan pola yang ditentukan.
5) Bila di pasang langsung ke dinding atau beton, kusen atau bingkai harus dilengkapi dengan
angkur pada jarak setiap 500mm.
6) Semua bagian aluminium yang berhubungan dengan semen atau adukan harus dilindungi
dengan cat transparan atau lembaran plastik.
7) Semua bagian aluminium yang berhubungan dengan elemen baja harus dilapisi dengan cat
khusus yang direkomendasikan pabrik pembuat, untuk mencegah kerusakan komposisi
aluminium.
8) Berbagai perlengkapan bukan aluminium yang akan dipasang pada bagian aluminium harus
terdiri dari bahan yang tidak menimbulkan reaksi elektronik, seperti baja anti karat, nilon,
neophrene dan lainnya.
9) Semua pengencangan harus tidak terlihat, kecuali ditentukan lain.
10) Semua sambungan harus rata pemotongan dan pengeboran yang dikerjakan sebelum
pelaksanaan dilokasi.
11) Pemasangan kaca pada profil aluminium harus dilengkapi dengan Gasket atau sealant.
12) Kunci dan engsel harus dipasang sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja dan memenuhi
ketentuan.
13) Penutup celah harus digunakan sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat dan memenuhi
ketentuan.
14) Semua bahan kusen, daun pintu dan jendela aluminium, boleh dibawa kelapangan/halaman
pekerjaan jikalau pekerjaan konstruksi benar-benar mencapai tahap pemasangan kusen, pintu
dan jendela.
15) Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah sedikitpun.
16) Semua detail pertemuan daun pintu dan jendela harus runcing (adu manis) halus dan rata, serta
bersih dari goresan-goresan serta cacat-cacat yang mempengaruhi permukaan.
17) Detail Pertemuan Kusen Pintu dan Jendela harus lurus dan rata serta bersih dari goresan-
goresan serta cacat yang mempengaruhi permukaan.
18) Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan brosur serta persyaratan
teknis yang benar.
19) Setiap sambungan atau pertemuan dengan dinding atau benda yang berlainan sifatnya
harus diberi “sealant”.
20) Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam galvanized sedemikian
rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air.
21) Semua aluminium yang akan dikerjakan maupun selama pengerjaan harus tetap dilindungi
II-13
Spesifikasi Teknik

dengan “Lacquer Film”.


22) Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding dan bila kosen; aluminium telah
terpasang maka kosen tersebut harus tetap terlindungi oleh Lacquer Film atau plastic tape agar
kosen tetap terjamin kebersihannya.

15. JENDELA ALUMUNIUM


15.1. Umum
a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini termasuk semua tenaga kerja, material,peralatan dan
layanan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan Jendela Alumunium dan Besi
sebagaimana diindikasikan dalam gambar.
2) Unit jendela aluminium dan baja yang disyaratkan adalah jendela arsitektural yang
difabrikasikan dari potongan "extruded" standard untuk jendela aluminium dan lembaran baja
untuk jendela baja, dan komponen-komponen dengan tingkat yang sama dari modifikasi
fabrikan.
b. Tipe Unit Jendela Arsitektural yang disyaratkan termasuk berikut ini :
1) Jendela Dorong Keluar (Casement Window)
2) Jendela dengan engsel diatas (Projected top hinged windows)
3) Louver/Kisi aluminium untuk jendela

c. Aplikasi Jendela Arsitektur


Termasuk :
1) Unit-unit individual yang dipasang secara konvensional pada konstruksi dinding.
2) Unit - unit dalam arah horizontal yang kontinu sejalan dengan "mullions".

d. Pengajuan

1) Gambar Kerja
Kontraktor harus mengajukan gambar kerja (shop drawing) untuk setiap tipe jendela
termasuk informasi yang tidak dirinci benar dalam data produk standard dari pabrikan,
termasuk pula meliputi gambar berikut ini:
1) Tampak (Elevation) dari pekerjaan yang menerus/kontinu pada skal 1:10.
2) Tampak unit tipikal pada skala 1:5
3) Detail potongan berukuran sebenarnya dari setiap bagian komposit yang tipikal.
i. Angkur
ii. Hardware
iii. Pengoperasian/Pergerakan (Operations)
iv. Assesori
v. Detail pemasangan kaca (Glazing Details).

e. Data Produk
Kontraktor harus mengajukan pula spesifikasi produk pabrikan, data teknik produk, detail
standard dan rekomendasinya untuk tipe-tipe unit jendela arsitektur yang disyaratkan.
Termasuk informasi berikut :
II-14
Spesifikasi Teknik

1) Metode Fabrikasi
2) Finishing
3) Hardware
4) Assesori
5) Berat per "fort" tiap potongan baja untuk jendela baja.

f. Contoh Produk
Kontraktor berkewajiban pula mengajukan pasangan contoh dari finish yang dispesifikasikan
pada panjang 300 mm dari bagian jendela. Yang memperlihatkan
range ekstrim dari variasi penampilannya. Direksi/MK/Pengawas berhak untuk
mensyaratkan contoh tambahan, yang memperlihatkan teknis fabrikan dan pengerjaannya,
dan disain hardware dan asserosi.

g. Jaminan Kualitas

1) Tanggung Jawab Satu Sumber


Menyediakan jendela yang diproduksi oleh pabrikan tunggal yang mampu memperlihatkan
sebelum produksi unit-unit sejenis yang disyaratkan.

2) Kriteria Disain
Gambar-gambar berdasarkan pada tipe dan model khusus untuk jendela arsitektur oleh
pabrikan tunggal. Tipe yang serupa/ekuivalen oleh pabrikan lain yang didaftarkan mungkin
dapat diterima asalkan perbedaan/deviasi dalam dimensi dan profilnya kecil/minor dan
tidak mengubah material konsep desainnya atau mengurangi persyaratan performa
minimum yang dinyatakan yang diputuskan/ditentukan sepenuhnya oleh Engineer.
3) Pengetesan
Setiap tipe dan ukuran unit jendela yang disyaratkan harus ditest oleh laboratorium
pengetesan yang dikenal yang dipercaya untuk jendela aluminium, kapanpun/bilamana
diminta oleh Direksi/MK/Pengawas.

h. Keadaan/Kondisi Proyek

Pengukuran lapangan : Koordinasikan skedul fabrikasi dengan kemajuan konstruksi untuk


menghindari keterlambatan pekerjaan. Ceklah bukaan jendela sebenarnya dalam pekerjaan
konstruksi dengan pengukuran lapangan yang akurat sebelum fabrikasi, perlihatkan
pengukuran-pengukuran yang tercatat pada gambar kerja akhir (final shop drawings).

i. Jaminan

1) Jaminan Khusus Proyek


Mengirimkan jaminan tertulis, dilakukan oleh Kontraktor, pemasang dan pabrikan jendela,
yang menyetujui untuk memperbaiki atau mengganti unit- unit yang gagal material atau
pengerjaannya dalam waktu/periode jaminan yang dispesifikasikan. Kegagalan termasuk,
tapi tidak terbatas pada kegagalan struktural termasuk defleksi berlebihan, kebocoran atau
unfiltrasi udara yang berlebihan, kesalahan pengoperasian dari sash dan hardware dan
penurunan kualitas logam, finish logam dan material lain diatas cuaca normal. Jaminan ini
sebagai tambahan pada dan tidak membatasi hak-hak lain dari Pemilik yang mungkin
bertentangan dengan Kontraktor dalam Dokumen Kontrak.\

II-15
Spesifikasi Teknik

2) Periode Jaminan
Periode jaminan adalah 3 tahun setelah tanggal penyelesaian akhir.

15.2. Produk
a. Pabrikan
Pabrikan yang dapat digunakan : Tergantung pada pemenuhan persyaratan, produk yang
ditawarkan pabrikan yang dapat disudutkan dalam pekerjaan, harus mengikuti prosedur
tertentu (shortlisting procedure) yang dibuat oleh Direksi
Pengawas sebelum nominasi/penunjukan supplier/sub-kontraktor.
b. Material
Material untuk jendela Aluminium :
1) Aluminium Extrusion : Menyediakan campuran dan "temper" yang direkomendasikan oleh
pabrikan jendela untuk kekuatan, ketahanan terhadap korosi/karat, dan aplikasi finish yang
disyaratkan.
2) Fasteners : Sediakan aluminium, stainless steel non magnetik, adhesif epoxy, atau
material lainya yang dijamin oleh pabrikan akan non korosif dan sesuai dengan bagian-
bagian jendela, "trim", hardware, angkur dan komponen unit jendela lainnya.
a) Penulangan (reinforcement) : Ditempat sekrup fastener diangkurkan kedalam aluminium
kurang dari 3.1 mm tebalnya, perkuatlah bagian dalamnya dengan aluminium atau stainless
steel non magnetik untuk mendapatkan sekrup berulir, atau menyediakan "splined grommet
nuts" yang ditekan kedalam, dan non korosit standard.
b) Fastener yang terbuka : Jangan menggunakan fastener yang diekspos, kecuali jika tak mungkin
dihindari untuk aplikasi hardwarenya. Untuk aplikasi hardware, gunakan fastener yang cocok
(sesuai dengan finish bagiannya atau hardware dikencangkan sehingga sesuai/tepat.
3) Angkur, jepitan (clips) dan assesori jendela : Tergantung pada kekuatan dan persyaratan
penghambat korosi/karat, angkur fabrikasi, jepitan dan assesori jendela dari aluminium atau
stainless steel non magnetik. Angkur, jepitan dan assesori jendela difabrikasikan dari baja
atau besi lapis seng hot-dip yang memenuhi syarat dapat digunakan untuk pekerjaan yang
tertutup/tersembunyi. Kompresi/Tekanan tipe "Weatherstripping" : Sediakan gasket
weatherstripping dari neo prene yang dapat mengembang berbentuk (molded expanded)
yang bersifat kompresif.
4) Sealant : Untuk sealant disyaratkan dalam unit jendela yang difabrikasikan, sediakan tipe
yang direkomendasikan oleh pabrikan jendela untuk ukuran sambungan dan pergerakannya.
Sealant harus tetap elastis secara permanen, tidak menciut, dan tidak berpundak

c. Hardware
1) Umum : Kecuali jika persyaratan khusus atau yang lebih berat dinyatakan, sediakan
hardware standard pabrikan yang difabrikasikan dari aluminium, stainless steel, atau
material tahan korosi/kerat yang cocok dengan aluminium dan dari kekuatan yang cukup
untuk menghasilkan fungsi yang dimaksud.
2) Tipe-tipe Jendela : Paragraf berikut ini mendifinisikan hardware yang disyaratkan untuk
pengoperasian tipe jendela yang dinyatakan :
a) Jendela Dorong Keluar (Casement Windows) : Sediakan peralatan dan hardware
pengoperasian berikut:
▪ Peralatan Pengoperasian (Operating Device) : Gigi tersembunyi tipe rotary diletakkan
pada jamb di sillnya.
▪ Kunci : Diangkat tipe sisir (cam) penggerak grendel (latch) dan pengungkit
II-16
Spesifikasi Teknik

▪ (lever) dan didorong (Full Handle)


▪ ngsel : Engsel atau pasak yang mengembang, tipe non-friksi/gesek (2 per sash/daun
jendela).
▪ Peralatan Pengoperasian (Operating Device) : Kombinasi pegangan (handle) tarik dan
pengungkit dengan sisir-tipe grendel (latch).
▪ Peralatan Pengoperasian (Operating Device) : Dengan tarikan jari pada lubang pengudaraan
(vent) dengan grendel tipe pisau pada rangka.
▪ Engsel : Engsel atau pasak yang mengembang, tipe gesek (friksi) (2 per sash/daun
jendela).
▪ Peralatan Pembatas (Limit Device) : tipe "simplex" untuk batang friksi (friction stay bar)
dengan peralatan pembuka pegangan yang dapat disesuaikan.
▪ Sediakan 2 titik mekanisme grendel dan 3 engsel atau engsel sumbu untuk daun jendela
yang tingginya 5' (kaki) - 6" (inci).

b) Jendela mati (Fixed Windows) adalah unit yang tidak bergerak. Kecuali untuk persediaan
khusus yang dinyatakan untuk perawatan, pembersihan dan penggantian, tidak ada
hardware atau peralatan untuk penggerak disyaratkan.
d. Finish
1) Umum : Sediakan pra-perawatan standar pabrikan dan finishing pabrik yang memenuhi
persyaratan termasuk standar yang dispesifikasikan. Lindungi finish pabrik dari kerusakan
akibat pengiriman, pemindahan dan tindakan lainnya sebelum aplikasi finish lapangan atau
sebelum waktu penyerahan akhir dimana finish pabrik merupakan finish akhir.
2) Untuk Jendela Alumunium :
Finish jendela alumunium untuk menyesuaikan komponen-komponen alumunium lainnya
dari sistem tampak berkaca proyek atau sistem dinding curtain. Lihat bagian "Dinding Tirai
dan Sistem Penutupannya" untuk persyaratan finish.

15.3. Pelaksanaan
a. Pemeriksaan
Periksalah bukaan-bukaan sebelum memulai pemasangan, ceklah bahwa bukaan
pasangan batu atau kasar telah benar dan plat sill telah benar levelnya.
1) Permukaan pasangan batu harus terlihat kering dan bebas dari adukan yang berlebihan,
pasir atau kotoran konstruksi lainnya.
2) Dinding rangka kayu harus kering, bersih, kuat dan dipaku dengan baik, bebas dari lubang
dan tanpa tonjolan pada sambungan. Yakinkan bahwa kepala paku dipukul rata dengan
permukaan bukaan dan dalam jarak 3 inci dari bukaan, jika posisinya dinyatakan berdekatan
dengan rangka jendela alumunium.
3) Permukaan logam harus kering, bersih, bebas dari minyak, kotoran, karat dan korosi dan
bebas lasan, tanpa ujung-ujung tajam atau tonjolan pada sambungan, jika posisinya
dinyatakan berdekatan dengan rangka jendela alumunium.
b. Pemasangan
1) Lihat "Dinding Tirai dan Sistem Pemasangannya" atau sistem tampak berkaca untuk
persyaratan dasar untuk pemasangan unit jendela alumunium dan baja.
2) Memenuhi rekomendasi dan spesifikasi pabrikan untuk pemasangan unit jendela, hardware,
operator, dan komponen lain dari pekerjaan ini.
3) Pasanglah unit tegak lurus, level dan benar-benar garisnya, tanpa melebihi atau merusak
rangka atau daun pintu. Sediakan pendukung dan angkur yang tepat yang dipasangkan
II-17
Spesifikasi Teknik

dengan aman.
4) Pisahkan baja lapis seng atau alumunium dan permukaan yang dapat karat dengan sumber
karat atau aksi elektrolistrik pada saat berhubungan dengan material lain dengan
menyisipkan lapisan bitumen atau material lembaran plastik dan atau memenuhi
persyaratan yang dispesifikasikan dalam paragraf.

c. Kontrol Kualitas Lapangan


Lakukan test di lapangan untuk infiltrasi udara dan air dengan kehadiran wakil pabrikan
jendela. Direksi Pengawas akan memilih unit yang akan ditest. Test yang tidak memenuhi
persyaratan yang dispesifikasikan dan unit-unit yang memiliki kekurangan serupa harus
diperbaiki tanpa adanya biaya terhadap Pemilik. Pengetesan harus dilaksanakan oleh badan
pengetesan yang dipercaya yang dipilih oleh Direksi/MK/Pengawas.
1) Test Infiltrasi Udara : Lakukan test. Memungkinkan infiltrasi yang tidak melebihi
1.5 kali dari jumlah yang dinyatakan.
2) Test infiltrasi Air : Lakukan test infiltrasi air. Kebocoran air tidak diijinkan.
d. Penyesuaian
Menyesuaikan pengoperasian daun jendela dan hardware untuk menyediakan
pemasangan yang rapat pada titik-titik hubungan dan pada weatherstripping untuk operasi
yang halus dan kerapatan udara.
e. Pembersihan
Bersihkan permukaan alumunium dengan segera setelah pemasangan jendela. Periksalah
dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan pada lapisan pelindung dan finish. Buanglah
kelebihan material pemasangan pelindung dan finish. Buanglah kelebihan material
pemasangan kaca dan campuran sealant, kotoran dan bahan bahan lainnya. Berikan
pelumas untuk hardware dan bagian-bagian lain yang dapat bergerak.
f. Perlindungan
Mulailah dan pertahankan perlindungan dan tindakan pencegahan lain yang disyaratkan
melalui sisa masa/periode konstruksi, untuk menjamin bahwa, kecuali untuk cuaca normal,
unit-unit jendela akan terbebas dari kerusakan atau penurunan kualitas pada saat penyerah
terimaan akhir.

16. KOMPONEN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI PINTU (HARDWARE)

16.1. Umum
a. Persyaratan Umum
1) Kontraktor harus menyediakan semua "hardware" pintu yang diberikan dari supplier-
supplier dan finish yang disetujui oleh Direksi/MK/Pengawas sesuai dengan kualitas yang
telah dan disetujui.
2) Kontraktor harus mengkoordinasikan dan melengkapi semua cetakan hardware kepada
pabrikan pintu sebelum semua pintu difabrikasi dan bekerja sama dengan pabrikan pintu
dan supplier hardware untuk meyakinkan pemasangan yang lengkap dan tepat.
3) Kontraktor harus bekerja sama dengan supplier hardware dan semua subkontraktor M & E
yang ditunjuk untuk menjamin pekerjaannya jika selesai memenuhi semua persyaratan
pemasangan dengan persetujuan dari pihak Direksi/MK/Pengawas.
4) Masing-masing hardware harus dibungkus dan diberi label dengan tepat dengan nomor
pintu, pasangan hardware, referensi masterkeying dan lokasi pintu.
5) Semua alat bantu pemasangan harus dipasang tersembunyi dengan benar dan dengan
II-18
Spesifikasi Teknik

penguat sekrup.

b. Pengiriman Penawaran
1) Kontraktor harus mengirimkan daftar hardware jika diminta oleh Direksi/MK/ Pengawas
yang mengidentifikasikan setiap item hardware oleh pabrikan, nomor dan referensi katalog
pabrikan.
2) Kontraktor harus mengirimkan skedul dan daftar pasangan hardware (hardware set) dan
menyusun semua sistem masterkey. Pemeriksaan skedul hardware oleh
Direksi/MK/Pengawas tidak melepaskan Kontraktor dari tanggung jawab untuk menjamin
bahwa semua masterkey telah lengkap dan bekerja dengan baik.
3) Kontraktor harus, jika diminta oleh Direksi/MK/Pengawas untuk mengirimkan contoh dari
setiap dan seluruh item hardware yang dispesifikasikan.
4) Semua contoh harus memenuhi spesifikasi.
5) Kontraktor harus mengkoordinasikan seluruh mock-up pintu dan hardware seperti
disyaratkan oleh Direksi/MK/Pengawas.
6) Semua laporan test yang berhubungan dengan skedul dan daftar pasangan hardware harus
dikirimkan untuk persetujuan Direksi/MK/Pengawas sebelum pemesanan item hardware
dan dimulainya pekerjaan hardware.
7) Semua hardware untuk pintu memiliki rating ketahanan terhadap api harus diproduksi dan
dipasang untuk memenuhi spesifikasi yang ditetapkan dalam spesifikasi untuk pintu tahan
api. Sertifikat pengetesan terhadap api yang disetujui juga harus dikirimkan.
c. Persyaratan Dan Standar
1) Semua hardware harus disetujui oleh Direksi/MK/Pengawas apakah akan dipasang pada
pintu tahan api atau tidak tahan api. Sertifikat pengetesan item-item hardware yang akan
dikirim harus memenuhi standar yang dispesifikasikan.
2) Kontraktor harus memenuhi persyaratan peraturan dan standar yang berlaku di dalam
negeri.
d. Perlindungan Terhadap Hardware
Kontraktor harus melindungi semua hardware dari kerusakan/cacat dan mengambil
tindakan perlindungan untuk mencegah pengrusakan terhadap semua pintu dan hardware.

16.2. Produk
a. Finish
1) Semua hardware harus difinish sesuai dengan permintaan/persetujuan
Direksi/MK/Pengawas.
2) Finish hardware yang dipilih oleh Direksi/MK/Pengawas harus tahan terhadap karat.
b. Penghenti Kunci
Semua penghenti kunci harus dari disain moduler dan harus memiliki
bibir/tepi dengan panjang yang cukup untuk melindungi trim dan jamb pintu.
c. Kunci dan Kunci Induk (Masterkey)

1) Semua silinder harus dilengkapi dengan kunci konstruksi, kunci individu, kunci sub-induk,
kunci induk, grand master key dan great grand master key dalam sistem yang sama,
kecuali apabila ditentukan lain.
2) Semua kunci harus terbuat dari perak nikel, datar, dapat dibalik dan seperti
disisipkan/dimasukkan dari dua arah.
II-19
Spesifikasi Teknik

3) Kunci-kunci harus memiliki blanko kunci khusus dan pelepas kunci (keyways) untuk
menyulitkan reproduksi yang tidak diotorisasikan dan harus memiliki perlindungan hak
cipta dari badan pelindung hak cipta hingga tahun 2005.
4) Produksi kunci hanya dapat dilakukan melalui permintaan dengan hak dari pemilik dan
identitas pada kunci yang diproduksi oleh mesin Glutz.
5) Semua silinder harus difinish dengan 3 kunci yang diserahkan pada Direksi Pengawas.
6) Kunci seperti silinder harus dilengkapi dengan 12 kunci.
7) Enam nomor dari setiap kunci sub-induk, kunci induk dan grand master keys harus
disediakan.
8) H. Harus diperhatikan bahwa kontraktor telah menghitung harga yang mencakup
kebutuhan kunci dan sistem kunci induk yang dispesifikasikan (minimum 5 hirarki) dalam
harga satuan untuk silinder.

d. Penanganan Duplikasi Kunci


Kontraktor harus menjaga adanya catatan yang terbaru di site untuk kunci-kunci yang
dikeluarkan dan satu copy dari catatan tersebut harus dikirimkan pada Direksi Pengawas.
Kunci silinder harus diganti sebelum serah terima pada siapapun untuk kunci-kunci
tersebut yang dilaporkan hilang yang ditanggung oleh kontraktor. Tidak ada duplikasi
kunci yang diijinkan tanpa persetujuan awal dari Direksi Pengawas.
e. Engsel
1) Semua engsel yang disuplai harus dari pabrikan yang sama dan tersedia dalam
frekuensi tinggi, menengah dan rendah.
2) Engsel-engsel harus dengan tipe tumpuan yang tersembunyi untuk bebas masalah dan
tahan lama, tidak perlu minyak, tidak perlu pelumas dan tidak perlu pemeliharaan khas yang
disyaratkan.
3) Lubang di ujung bawah engsel untuk penggantian penjepit dengan mudah.
4) Engsel harus berbentuk silinder yang langsung dengan ujung & penjepit yang rata.
5) Kecuali dinyatakan lain, semua engsel harus dari stainless steel dengan finish satin sesuai
US32D, kelas 304 ujung kancing, engsel penahan tumpuan yang tersembunyi dengan
cetakan kunci sepenuhnya (full mortice template).
6) Semua engsel harus disuplai dengan sekrup kayu untuk pintu kayu dan sekrup mesin untuk
pintu logam
7) Engsel listrik harus disuplai dengan 8 kabel.
8) Engsel-engsel untuk pintu eksternal harus dari stainless steel penjepit tidak menonjol dan
tahan karat. Pintu eksternal harus diarahkan keluar.
f. Penutup Pintu dan Pemilih Pintu
1) Semua penutup pintu (door closer) yang disuplai harus dari satu pabrikan yang sama, ex.
DEKKSON, KEND, DORMA, atau setara.
2) Penutup pintu harus dari dimensi badan yang padat tanpa lebih besar dari 44.5 mm
proyeksi dari permukaan pintunya.
3) Penutup pintu harus memiliki termostat built-in dan cairan hidrolik khusus untuk
menjamin kecepatan konstan bahkan selama temperatur yang berbeda dan dengan kelep
pembebas tekanan untuk mencegah kelebihan beban, kebocoran oli dan merusak kelep
pengecek belakang.
4) Penutup pintu harus ditest untuk pembuktian dengan tingkat efisiensi dengan siklus 1.5 juta
(gaya penutup dalam hubungannya dengan gaya membuka melebihi 60 %) dan memiliki gaya
II-20
Spesifikasi Teknik

pengancing (latching force) yang dapat disetel untuk menjamin pintu tertutup dan terkancing
dengan benar.
5) Penutup pintu harus benar-benar dapat berbalik tanpa penyesuaian dan memiliki tenaga
penyesuaian untuk pintu yang lebarnya antara 750 mm hingga 1200 mm.
6) Pemilih pintu harus dari tipe tersembunyi sepenuhnya dan memenuhi persyaratan
FSB/SISIR atau standar lain negara yang setara.
7) Bagian-bagian pengisi harus disuplai untuk menyesuaikan lebar pintu antara 900 mm
hingga 1200 mm.
g. Pegas Lantai
1) Kedalaman pegas lantai harus tidak lebih dari 60 mm. Kontraktor harus menjamin bahwa
paras atas dari pegas lantai yang lengkap sama dengan paras lantai finish di sekitarnya
(dengan bahan finishing).
2) Semua pegas lantai harus disediakan dengan kelep pelepas tekanan untuk melindungi
kelebihan beban dan kebocoran oli.
3) Pegas lantai harus disediakan dengan alat penahan bukaan belakang yang dapat disetel
dari 75° hingga 175°.
4) Pegas lantai harus dapat menunda penutupan hingga 45 detik.
5) Pegas lantai harus tersedia dalam dengan daya penutupan 53 NM, 35 NM atau 15 NM.
6) Pegas lantai harus tersedia dengan kumparan yang dapat ditukar/pindahkan dari 5 mm
hingga 50 mm yang sesuai untuk pintu kayu, logam dan pintu kaca.

h. Pasangan Pengunci (Locksets)


1) Semua pasangan pengunci yang disuplai harus disetujui oleh Direksi Pengawas. Kesemua
ini harus lulus test ketahanan terhadap api atau test laboratorium underwriter 10 B.
2) Kunci-kunci harus memiliki semua fungsi yang ada dalam satu ukuran wadah, yang
diproduksi dari baja ukuran tebal.
3) Spesifikasi detail dari pengunci adalah sbb:
a) Jenis berat (heavy duty).
b) Pegas lever tebal mengikuti pegangan pintu untuk mencegah
lenturan menggantung.
c) Baut berfungsi anti dorong untuk keamanan.
d) 60 mm penyetel belakang.
e) 8 mm persegi tambahan dibuat dari baja keras.
f) Minimum 20 mm lemparan untuk baut mati.
g) Pegangan lever satu sisi yang dipasang bilamana perlu.
h) Lubang silinder berprofil "Swiss", 72 mm jarak pusatnya dari lever ke silinder.
i) Harus memakai kancing pintu yang anti gesek untuk kancingan pintu yang lancar.
4) Pasangan pengunci harus disuplai lengkap dengan plat pendorong, perisai silinder, "roses"
yang disyaratkan untuk fungsinya.
5) Alat dan plat pendorong yang bertekuk harus disediakan untuk semua pintu berdaun ganda.
6) Fungsi pasangan pengunci adalah:
a) Pengancing mortis "malam" yang bekerja tanpa suara.
b) Mortis baut mati.
c) Mortis pengunci (kunci dengan baut mati dan kancing).

II-21
Spesifikasi Teknik

d) Mortis pengunci pribadi.


i. Sistem Kunci Induk (Masterkey)
1) Semua silinder yang diajukan harus memenuhi tingkat keamanan yang diinginkan untuk
pemasangannya.
2) Silinder harus menyesuaikan ketebalan pintu biasa antara 40 hingga 45 mm tetapi
tambahan mendadak harus dapat dilakukan untuk pintu yang berketebalan lebih dari 60
mm.
3) Semua silinder diseal di pabrik yang tidak memungkinkan merusak permutasi/urutan
angka-angka dalam silinder.
4) Semua silinder yang disuplai di bawah "grand masterkey" lengkap dengan system kunci
konstruksi. Kontraktor harus bekerja sama dengan sub- kontraktornya yang bertanggung
jawab untuk memproduksi pilihan kunci dalam sistem "grand masterkey" untuk
persetujuan Direksi Pengawas sebelum pemasangan.
j. Pegangan
1) Gertz Lever Handle
2) Gertz Panic Bar sets
3) Gertz Pull handle
4) Tembaga tempa, dan kuningan, bentuk dan ukuran sesuai dengan gambar
perencanaan (pintu kayu double ruang serbaguna)
k. Engsel
Engsel tumpuan bola stainless steel :
1) Gertz Stainless Hinge
2) Ex Kend atau setara (pintu kayu double)
3) Yang setara lainnya dan disetujui oleh Direksi/MK/Pengawas.
l. Pengunci
Kunci mati dan penahan
1) Glutz
2) Nemef Panic Lockcase
3) Ex Yale atau setara (pintu kayu double)

17. KACA DAN PEMASANGANNYA


17.1 Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan dari pasal ini termasuk semua tenaga kerja, material, peralatan dan perlengkapan
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan kaca dan pemasangannya sebagaimana
diindikasikan dalam gambar-gambar, termasuk, tetapi tidak terbatas pada hal berikut :
1) Kaca jernih dengan ketebalan sesuai gambar dan skedul pintu jendela untuk konstruksi pintu
kaca dan alumunium.
2) Kaca jernih "clear float glass" dengan ketebalan sesuai gambar dan skedul pintu jendela.
3) Kaca cermin dengan tebal 6 mm untuk cermin tanpa rangka di toilet.
4) Asesori untuk pemasangan kaca.
II-22
Spesifikasi Teknik

17.1. Produk
a. Kaca Umum
1) Ketebalan kaca yang digunakan adalah 3 s/d 8 mm, sesuai spesifikasi pada gambar, tidak retak
atau pecah.
2) Semua kaca harus ada label dari pabrikannya dan harus memenuhi semua persyaratan yang
berlaku di dalam negeri.
▪ Kaca jernih "indofloat clear glass" : sediakan kaca jernih sesuai dengan persyaratan seperti
diatas dengan ketebalan minimum 6 mm U value:5.8 sc:0.95 dan 8 mm U value 5.7 sc:0.93
untuk pintu dan jendela.
3) Kaca Cermin : 1/4 kualitas "QL" kaca "clear float"; dilapis dengan perak seluruhnya, dilapis
dengan tembaga dan lapis organik. Sisi-sisi dari cermin harus diperhalus dan dipoles.
b. Pelengkap Pemasangan Kaca
1) Sealant Silikon: Satu bagian sealant silikon yang dicuring. Gunakan di tempat seal basah
disyaratkan.
2) Gasket untuk Pemasangan Kaca:
Material harus terdiri dari sedikitnya 50 % dari berat hidrokarbon karet dasar, dan harus
tidak mengandung karet mentah atau olahan. Juga harus homogen, bebas dari kerusakan dan
harus dicampur dan dirawat untuk memenuhi persyaratan yang dispesifikasikan ini.
3) Lembaran Perantara Pemasangan Kaca yang Kontinu : Material harus terdiri dari sedikitnya
50 % berat dari hidrokarbon karet dasar dan harus tidak mengandung karet mentah atau
olahan. Juga harus homogen, bebas dari cacat/kerusakan, dan harus difabrikasikan dari EPDM
atau neoprene dengan kekerasan 50 "Shore A".
4) Material Pemasangan Kaca Lainnya :
a) Blok Pemasangan: Neoprene atau EPDM 70 - 90 kekerasan durometer, memiliki kekuatan
yang terbukti dengan sealant yang digunakan.
b) Blok Ujung atau Perantara: Neoprene atau EPDM, 40 - 60 kekerasan durometer, memiliki
kekuatan yang terbukti dengan sealant yang digunakan.
c) Batangan Pengisi yang Dapat Ditekan: Batangan yang dilapisi/ditutup kedap air atau sel
tertutup dengan stok foam plastik atau karet sintetis, yang terbukti kuat dengan sealant yang
digunakan. Tidak boleh digunakan pada "Rabbet" pemasangan kaca.
d) Pembersih, Lapisan Primer dan Sealer: Tipe yang direkomendasikan oleh pabrikan sealant
atau gasket.
e) Asesori Cermin:
i. Bahan Tambahan : "Mastik Cermin" dibuat oleh bahan tambahan palmer.
ii. Klip : No. 4 difinis dengan stainless steel.
17.2. Pelaksanaan
a. Pemeriksaan
1) Periksalah daerah dan kondisi dimana kaca dan pemasangan kaca akan dipasang dan
memberitahukan Direksi Pengawas tentang kondisi yang mengganggu penyelesaian
pekerjaan yang tepat dan benar. Jangan memulai pekerjaan hingga kondisi yang tidak
memuaskan telah diperbaiki untuk memungkinkan pemasangan pekerjaan yang tepat.
2) Ceklah pengukuran yang diambil pada lapangan semua dimensi yang berpengaruh pada
pekerjaan. Bawalah dimensi lapangan yang dapat bervariasi untuk perhatian Direksi
II-23
Spesifikasi Teknik

Pengawas. Buatlah keputusan yang berkaitan dengan pengukuran korektif sebelum


memulai pemasangan.
3) Ceklah semua ukuran kaca dan jaraknya.
b. Standar dan Hasil
1) Pemasangan kedap air dan kedap udara setiap produk kaca yang disyaratkan, kecuali
dinyatakan lain. Setiap pemasangan harus dapat tahan perubahan temperatur normal,
beban angin, beban akibat pengaruh (untuk pengoperasian ash dan pintu), tanpa
kegagalan termasuk kehilangan atau pecahnya kaca, kegagalan sealant atau gasket untuk
menahan kedap air dan kedap udara, pemudaran material kaca dan cacat/kerusakan lain
dalam pekerjaan.
2) Memenuhi gabungan rekomendasi dan laporan teknis dari pabrikan kaca dan produk
pemasangan kaca yang digunakan dalam setiap kanal pemasangan kaca, dan dengan
rekomendasi Assosiasi Pemasangan Kaca Datar
"Manual Pemasangan Kaca", kecuali jika persyaratan yang lebih berat dinyatakan.
c. Pemasangan Kaca
1) Pindahkan penghentian dengan hati-hati agar tidak merusak finish, dan setelah
penyetelan kaca, gantikan dalam posisi aslinya dengan peralatan fastening yang sama,
dan/atau dilakukan di tempat.
2) Pasanglah unit kaca pada setiap serinya dengan pola yang seragam, bidang, tekukan
dan karakteristik yang serupa.
3) Aturlah sealant ke dalam kanal/alur untuk mengeliminasikan void dan untuk menjamin
"pembasahan" sepenuhnya dari ikatan atau sealant pada kaca dan permukaan kanal/alur.
4) Bersihkan dan ratakan material pemasangan kaca dari kaca dan penghentiannya atau
rangkanya dengan segera setelah pemasangan, dan mengeliminasikan noda atau
pemudaran warna.
5) Gasket untuk Pemasangan Kaca : Potong miring dan kaitkan ujung- ujungnya pada sudut-
sudut dimana gasket digunakan untuk pemasangan kaca bentuk kanal/alur sehingga
gasket tidak dapat ditarik keluar dari sudutnya dan tidak menghasilkan bidang kosong atau
kebocoran dalam sistem pemasangan kaca.
6) Cermin
a) Aplikasikan mastik pada bagian belakang cermin ulasan berjarak 4 ulasan/0.100 m²;
sesuaikan cermin sehingga posisinya tegak lurus dan ditempatkan untuk menghindari
distorsi dari imajinasi refleksi/pantulan. Sediakan jarak 3 mm antara bagian belakang
cermin dengan permukaan dinding.
b) Aplikasikan "ulasan" dengan menggunakan Aplikator Listrik dari Palmer (Palmer Electric
Applicator).
c) Aplikasikan jepitan stainless steel pada bagian atas dan bawah cermin, kaitkan jepitan agar
menyatu dengan menggunakan angkur non-korosif pada angkur pendukung dinding kering
harus dikaitkan dengan tiang atau plat dinding dari baja yang membentang dari tiang ke
tiang.

d. Perawatan, Perlindungan dan Pembersihan


1) Lindungi kaca eksterior dari kerusakan segera setelah pemasangan, dengan
menggunakan pita-pita silang yang ditempelkan pada perangkaan dan dijauhi dari kaca.
Jangan menggunakan tanda-tanda pada permukaan kaca. Buanglah label non-
permanen dan bersihkan permukaannya. Rawatlah sealant untuk kekuatan dan ketahanan
yang tinggi.

II-24
Spesifikasi Teknik

2) Buang dan pindahkan kaca yang pecah, terkikis, retak, tergores atau rusak dengan cara lain
selama periode/masa konstruksi, termasuk sebab-sebab alami, kecelakaan dan kekerasan.
3) Cuci dan poleslah kaca pada kedua permukaannya tidak lebih dari 4 (empat) hari
sebelum tanggal yang diskedulkan untuk inspeksi/pemeriksaan yang dimaksudkan untuk
mengembangkan tanggal penyelesaian akhir pada setiap daerah di proyek. Memenuhi
rekomendasi pabrikan produk kaca untuk pembersihan akhir.

18. PEKERJAAN PENGECATAN DAN FINISHING PINTU DAN KUSEN


18.1. Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Umum:
Pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan pintu kusen kayu yang lengkap pada ruang- ruang yang
ditunjukkan dalam gambar dan sesuai/memenuhi Dokumen Kontrak.
b. Pekerjaan Lain yang Terkait
Pekerjaan Penyelesaian (Finishing)
1) Seperti dijelaskan dalam spesifikasi pekerjaan pengecatan.
2) Pekerjaan Perakitan
3) Seperti dijelaskan dalam spesifikasi Pekerjaan Kayu.
4) Pekerjaan Pintu Khusus
5) Seperti dijelaskan dalam spesifikasi pekerjaan Interior.

c. Submittals
1) Contoh bahan
Sebagian atau bagian tertentu dari pekerjaan yang memperlihatkan :
- konstruksi sambungan dan detail
- tampilan bidang (faces)
- penyelesaian (finishing)
- lainnya jika dinyatakan perlu.
2) Shop Drawing
▪ Skedule pintu berikut lokasi penempatannya
▪ Dimensi dan detail potongan
▪ Kelengkapan lain yang disyaratkan untuk memungkinkan pemasangan yang sempurna.
3) Sertifikat
Sertifikat yang menyatakan bahwa pintu dan kusen-kusen yang terpasang sudah sesuai dengan
spesifikasi baik type, jenis, ukuran serta kelas ketahanan api seperti yang terlihat pada
skedule pintu yang berlaku.
d. Penanganan Produk
1) Pengiriman
Pintu dan kusen harus dikirimkan dalam keadaan terlindung, diberi keterangan jenis dan lokasi
pemasangan
2) Penyimpanan

II-25
Spesifikasi Teknik

Pintu dan kusen-kusen disimpan pada bidang yang rata, bersih, kering dan bersirkulasi udara
baik serta aman dari benturan-benturan yang dapat mengakibatkan kerusakan.
18.2. Bahan
a. Bahan
1) Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas dari cacat
seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.
2) Kayu harus kering udara, diproses dengan cara dry clean mempunyai kelembaban
maksimum 12 %. Kayu diberi zat anti rayap dengan sistem Impregnated Vacuum.
3) Kusen pintu dan jendela dibuat dari kayu Jati seperti disyaratkan dalam Dokumen Kontrak.
Kayu mutu Kelas A.
4) Daun pintu dan panel-panel : Dimensi sesuai gambar.
1. Pintu Panel kayu , kayu jati texture baik, tidak retak dan tidak mengandung mata kayu.
2. Pintu lapis teak wood dengan permukaan kayu jati, dengan texture yang baik, tidak retak
ataupun berlubang, dengan rangka kayu kamper.
b. Standard Pekerjaan
1) Seluruh permukaan kayu yang terlihat harus diserut halus, sebelum difinish lakukan
pekerjaan dempul untuk menutup lubang-lubang kemudian diampelas sampai halus hingga
siap untuk finishing.
2) Digunakan perekat kayu jenis Water Resistant Adhesive dengan kekuatan geser 14 kg/cm².
3) Tidak dibenarkan menggunakan sistim penyambungan dengan sistim "jari" atau "rusuk".
4) Penuhi syarat-syarat untuk mendapat kwalitas serta kelas ketahanan terhadap kebakaran
dengan standard-standard yang berlaku bagi pekerjaan ini.
5) Lampirkan keterangan dari standard-standard yang akan di pergunakan untuk mendapat
persetujuan dari MK/Pengawas.
c. Ukuran dan Jarak
Perhatikan ukuran-ukuran kusen dan daun pintu untuk memberikan jarak-jarak yang
normal agar tidak mengganggu pergerakan, khususnya untuk mengatasi adanya
perubahan temperatur udara.
d. Finishing
Seluruh permukaan daun pintu dan kusen daerah Service difinish Cat Enamel dan didaerah
Publik area di cat Transparent atau Melamic sesuai dengan kebutuhan seperti yan g
ditunjukan dalam schedule warna dan finishing.
e. Perlengkapan lain
Semua perlengkapan pintu sesuai dengan yang disetujui Arsitek/Perencana.
18.3. Pelaksanaan
a. Persiapan
Kontraktor pelaksana, sebelum mulai pekerjaan sudah harus :
1) Menerima shop drawing yang telah disetujui oleh Arsitek/ Konsultan MK
2) Menerima keputusan tentang ketahanan, jenis, warna, tekstur dan produk yang telah
disetujui oleh Konsultan Perencana atau MK
b. Fabrikasi
1) Umum :
Kerjakan dengan baik sesuai dengan syarat-syarat yang berlaku, buatkan sudut siku yang tepat,
II-26
Spesifikasi Teknik

kokoh dan kuat dalam ketebalan pintu seperti yang direncanakan.


2) Rangka :
Pasangkan rangka pintu sesuai dengan persyaratan yang berlaku untuk kebutuhan dari setiap jenis
pintu.
3) Ukuran :
Perhatikan ukuran lebar , tinggi dan ketebalan pintu untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang
tepat sehingga dapat berfungsi dengan baik.
c. Pemasangan
1) Daun pintu harus terpasang dengan sempurna, hubungan sudut harus benar-benar 90
derajat.
2) Semua sistim mekanis dari daun pintu harus dapat bekerja dengan sempurna.
3) Bila ada daun pintu panil yang melintir pada saat dibuka dan ditutup, dan/atau ada bidang
permukaan daun pintu yang tidak rata dengan permukaan kusen, maka daun pintu
tersebut harus dibongkar dan diganti dengan yang baik/memenuhi persyaratan.
4) Pembongkaran dan penggantian adalah atas beban kontraktor.
5) Pintu hanya dipasang bila semua pekerjaan dengan bahan dasar semen didaerah tersebut
telah selesai dan kering.
d. Pengamanan
1) Daun pintu yang terpasang, sebelum menerima finishing akhir harus diamankan dari cacat-
cacat dan noda-noda.
2) Pada saat pelaksanan finishing daun pintu, daerah pelaksanaan daun pintu harus
dilokalisir dari pekerjaan lain dan dari lalu lintas orang.
3) Setelah pemasangan atau finishing selesai, berikan perlindungan atas seluruh permukaan
pekerjaan agar dapat terhindar dari kemungkinan pengaruh atau kerusakan-kerusakan yang
diakibatkan aktifitas pekerjaan lain.
4) Pengamanan ini sepenuhnya dibawah tanggung jawab dan atas beban kontraktor.

19 PEKERJAAN PLAFOND
19.1. Umum
a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini hingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2) Pekerjaan plafond yang dikerjakan ini terdiri dari pekerjaan plafond gypsum meliputi area yang
bersifat kering dan pekerjaan plafond panel berbahan campuran pasir silica, semen dan serat
selulosa (kalsiboard) untuk area yang bersifat basah (toilet), sesuai yang tertera dalam gambar
perencanaan dan disetujui oleh Direksi/MK/Pengawas.

19.2. Pelaksanaan
a. Persyaratan Bahan
1) Gypsum Board: Produk ex. Jaya Board, Knauff, Elephant atau setara, tebal 9 mm
berikut rangka penggantungnya.
2) Kalsiboard : Produk ex. Kalsiboard tebal 6 mm berikut rangka penggantungnya
II-27
Spesifikasi Teknik

3) Untuk semua rangka penggantung menggunakan Metal Furring.


4) Pola pemasangan : Sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar rencana.
5) Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan
persyaratan dalam PUBI 82 pasal 38, memenuhi SII.0404 - 81 dan NI-5.
b. Syarat-syarat Pelaksanaan
1) Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi/MK/Pengawas.
2) Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas, tetapi diperlukan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, memiliki kualitas
terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Direksi/MK/Pengawas.
3) Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish).
4) Pada pekerjaan plafond/langit - langit ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang
dalam pelaksanaannya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan langit-langit ini.
5) Sebelum dilaksanakan pemasangan plafond/langit-langit, pekerjaan lain yang terletak di
atas plafond/langit- langit harus sudah terpasang dengan sempurna.
6) Harus diperhatikan terhadap disiplin lain diantaranya pekerjaan elektrikal dan
perlengkapan instalasi yang diperlukan. Bila pekerjaan- pekerjaan tersebut diatas tidak
tercantum digambar rencana plafond/langit- langit harus diteliti terlebih dahulu pada
gambar- gambar instalasi yang lain (Elektrikal, AC dan lain-lain). Untuk detail pemasangan
harus konsultasi dengan Direksi/MK/Pengawas.
7) Pola pemasangan plafon gypsum maupun kalsiboard sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar perencanaan.
8) Penggantung rangka utama harus dapat diatur ketinggiannya, jarak
penggantung maksimum 120 cm.
9) Rangka pembagi berjarak maksimum 60 cm.
10) Pemasangan gypsum pada rangka dengan galvanize "self tapping screw" berjarak 30 cm.
11) Pada sambungan gypsum atau kalsiboard digunakan semen pengisi sesuai rekomendasi
pabrik, yang sebelumnya ditutup dengan non fabric material minimum lebar 5 cm.
12) Pada bagian tepi langit-langit dipasang list bentuk profil ukuran sesuai yang ditunjukkan
dalam detail gambar, dari bahan gypsum yang difinish cat sesuai yang disyaratkan.

20. PEKERJAAN FLOOR HARDENER UNTUK LANTAI


20.1. Umum
a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini hingga tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2) Pekerjaan finishing lantai meliputi ruang janitor, wudlu & pantry yang tertera dalam gambar
perencanaan dan yang disetujui Direksi Pengawas/MK.
3) Pekerjaan finishing lantai disetujui Direksi Pengawas/MK. Dilakukan pada ruang-ruang sesuai
gambar serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

II-28
Spesifikasi Teknik

b. Persyaratan Bahan
1) FLOOR HARDENER
a) Jenis : Menggunakan semen tipe I, yaitu tipe semen yang sering digunakan pada
bangunan gedung secara umum. Pasir Silika atau pasir kuarsa adalah salah satu
material tambang yang mempunyai rumus kimia SiO2
b) Pengendalian pekerjaan Floor Hardener ini harus sesuai dengan peraturan- peraturan yang
ada.

c) Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir harus memenuhi PUBI 1982 pasal 11 dan air
harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 9.

20.2. Pelaksanaan
a. Syarat-syarat Pelaksanaan Pasangan Lantai
1) Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contohnya kepada Direksi Pengawas/MK.

21. PENGERJAAN PENGECATAN


21.1. Umum
a. Lingkup Pekerjaan
1) Pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan pengecatan yang lengkap dan sesuai dengan yang
dipersyaratkan dalam Dokumen Kontrak.
2) Definisi pekerjaan cat adalah semua pelapisan permukaan pada berbagai material untuk maksud-
maksud perlindungan, pemberian warna, pemberian teksture dan memberi kemungkinan untuk dicuci
dari material tersebut.
3) Perincian pekerjaan cat :
a) Pekerjaan pengecatan dasar atau primer dan pendempulan
b) Pekerjaan pengecatan dinding bata ringan/celcon
c) Pekerjaan cat langit-langit (gypsum, beton)
d) Pekerjaan cat kayu, meliputi :
− yang kelihatan
− yang tidak kelihatan
e) Pekerjaan pengecatan logam
f) Dan semua pengecatan seperti diuraikan dalam spesifikasi ini maupun yang ditunjukkan dalam
gambar

b. Pekerjaan Lain yang Terkait


1) Pekerjaan kayu
2) Pekerjaan dinding
3) Pekerjaan plafond/langit-langit
4) Pekerjaan logam
Semua seperti diuraikan dalam spesifikasi teknis masing-masing pekerjaan tersebut.
c. Standard
II-29
Spesifikasi Teknik

1) NI - 3, NI – 4, SII yang berlaku untuk pekerjaan pengecatan/cat.


2) Standar bahan, prosedur pengecatan yang ditentukan oleh pabrik pembuat.
d. Submittals
1) Contoh bahan : setiap jenis 3 buah dalam ukuran 60 x 90 cm yang menunjukkan :
− warna
− type
− tekstur dan penampilan akhir
− tahap-tahap pelapisan
2) Data produk : Spesifikasi teknis, petunjuk penggunaan dari pabrik.

e. Penanganan Bahan
1) Pengiriman
Bahan dikirim ke lokasi kerja dalam kemasan asli dengan mencatumkan nama pabrik, merk, type,
warna dan petunjuk penggunaan.
2) Penyimpanan
Ditempat yang terlindung, tertutup, kering, sesuai persyaratan pabrik.

21.2. Material

a. Produk
1) Standard produk yang ditentukan tanpa subtitusi :
a) Cat tembok (dasar sement/cemmentitious) diluar dan didalam; ICI, Dana Paint, Pacific Paint,
Jotun.
b) Cat kayu khusus untuk jendela dikulit bangunan; ICI, Dana Paint, Pacific Paint, Jotun.
c) Cat Logam/Besi untuk Railing dan Struktur Baja ekspose; ICI, Dana Paint, Pacific Paint, Jotun.
2) Standard produk untuk cat sistem lainnya, setara dengan PT. ICI Paint Indonesia (Warna Putih,
tipe ditentukan kemudian)

b. Bahan
1) Cat tembok/cemmentitious (tembok, beton, plafond drywall)
a) PT-1 Exterior, sesuai dengan efek cat Bonecoat, Limewash Bahan diajukan oleh
spesialis.
b) PT-1c Interior, Acrylic Latex (100%)
▪ 1 lapis Alkali Resisting Primer A 931 – 1050
▪ 2 lapis Vinyl Acrylic Emulsion A 921
c) PT-1b Interior/Exterior Epoxy/Polyurethane System
▪ 1 lapis Epoxy Primer Undercoat Danapaint Redox EP 3223
▪ 1 lapis Danapaint Polyurethane PUR 3355
▪ 1 lapis Danapaint PUR 3355 texture
2) Cat kayu
a) Transparan PT-2b Melamine (Impra System)
II-30
Spesifikasi Teknik

▪ Wood Filler, SH - 113


▪ Wood Stain sesuai contoh
▪ Sanding sealer MSS - 123
▪ Melamin Lack ML - 131 Clear Dof - 20
b) Transparant, PT-2c Wood Wash / Bleached (Impra System)
▪ Impra Wood Filler, warna sesuai contoh
▪ Impra Sealer, sesuai contoh
▪ Impra Acrylic sanding Sealer NYSS - 155
▪ Impra Acrylic Top Coat, NYL - 175 - Clear Dof
c) Transparant, Bonecoat Woodwash oleh spesialis
3) Logam (Besi/Baja)
a) Black Antique Paint ( PT-3b )
Urutan dan bahan oleh spesialis agar hasil sesuai contoh.
b) Acrylic Latex System (PT-3a)
▪ 1 lapis ICI Quick Drying Metal Primer Chromate A 540 - 49014 atau 1 lapis Red Oxide Primer A
540 - 49014
▪ 1 lapis ICI Undercoat A 543 - 101
▪ 2 lapis ICI Synthetic Supergloss A 365

c. Warna Akhir
Semua warna akhir cat ditentukan kemudian, atau sesuai contoh Perencana.

21.3. Pelaksanaan
a. Umum
1) Kontraktor harus memenuhi semua submittals sebelum pelaksanaan, dan pernyataan bahwa
komposisi cat telah sesuai untuk pengecatan.
2) Bidang kerja harus benar-benar siap untuk menerima pengecatan :
− bersih dari debu, karat, minyak dan kotoran-kotoran lain.
− bidang yang mengandung semen, harus diratakan, ditambal dan dihaluskan.
3) Prosedur lengkap pengecatan pada segala dasar harus sesuai dengan rekomendasi petunjuk
penggunaan dari pabrik. Penambahan prosedur hanya
dengan persetujuan Perencana dan MK/Pengawas.
4) Pengecatan dengan roller, kecuali untuk bidang yang tidak mungkin menggunakan roller, digunakan
kuas yang halus.

21.4. Pengecatan
a. Cat Tembok
1) Prosedur lengkap pengecatan pada segala dasar harus sesuai dengan rekomendasi petunjuk
penggunaan dari pabrik. Penambahan prosedur hanya dengan persetujuan Perencana dan
MK/Pengawas.
2) Bila terjadi pengkristalan, permukaan disapu dengan kain kering kemudian kain basah dan dibiarkan
selama 48 jam.
II-31
Spesifikasi Teknik

3) Untuk permukaan yang sangat menyerap, beri lapis penutup dari cat emulsi yang diencerkan dengan
air sebanyak 50 %.
4) Pengecatan ulang tembok existing
Bila cat lama masih dalam keadaan baik dan kuat daya lekatnya maka bersihkan saja permukaannya.
Permukaan cat dalam keadaan buruk maka hilangkan lapisan cat lama yang mengelupas atau
mengapur hingga hanya tersisa bagian yang baik.
Perbaiki bagian - bagian yang rusak dan biarkan mengering. Kemudian beri cat dasar 1 lapis Masonry
Sealer A 200-743, baru kemudian diberi lapisan akhir sesuai kebutuhan.
5) Prosedur pengecatan untuk cat khusus diajukan dan diatur sesuai kebutuhan agar dapat menghasilkan
efek akhir sesuai cat Bone Coat, limewash.

b. Cat Logam
1) Aplikasikan minimal 4 lapis terdiri dari 1 lapis meni, 1 lapis cat dasar, 2 lapis cat akhir.
2) Dalam hal ada logam galbani yang harus segera dicat, maka harus digunakan meni khusus :
Quick Drying Metal Primer Chromate A 540 - 49020. Lapisan selanjutnya sesuai petunjuk pabrik.
3) Prosedur cat untuk hasil Black Antique Paint pada logam disesuaikan seperlunya oleh spesialis.
c. Pengecatan Pintu & Jendela Kayu
1) Persyaratan teknis pengecatan dengan warna/cat harus mengikuti aturan pengecatan dari petunjuk
pabrik yang bersangkutan, kecuali untuk menghasilkan akhiran sesuai dengan efek akhiran dari
Bone Coat limewash.
2) Semua permukaan kayu yang diberi warna dari wood stain keluaran Impra/setara yang disetujui
perencana.
3) Cara penggunaan warna (wood stain) harus diaduk benar-benar sebelum dan selama penggunaan
untuk mencegah pengendapan.
4) Untuk mendapatkan stabilitas dimensi yang optimum dan perlindungan maximum, lapisan harus
diulas merata pada seluruh permukaan / disemprotkan dengan spray gun I bertekanan 3 kg / cm¨.
5) Semua cat warna, meni, dempul untuk kayu harus satu merk pabrik kualitas terbaik yang disetujui
perencana.
6) Sebelum pekerjaan dimulai, pelaksana harus membuat contoh pewarnaan dalam bidang bahan seluas
60 x 90 cm.
21.5. Perlindungan
1) Setiap kali lapisan cat akhir dilaksanakan, hindarkan terkena sentuhan selama 1/2 jam.
2) Pada waktu penyerahan, Pabrik dan Kontraktor harus memberi jaminan selama 2 tahun atas semua
pekerjaan pengecatan, terhadap kemungkinan cacat karena cuaca, warna dan kerusakan cat
lainnya.

22. PEKERJAAN WATERPROOFING MEMBRANE


22.1. Umum
a. Ketentuan Umum
Sebelum pekerjaan waterproofing dilakukan, maka :
1) Pemborong wajib mengadakan pemeriksaan dilapangan, agar mendapat
gambaran luas yang presisi atas bidang yang akan dilapisi bahan waterproofing.
2) Pemborong harus mengajukan terlebih dahulu contoh-contoh bahan water-proofing yang akan digunakan.
3) Contoh-contoh bahan waterproofing harus disertai brosur yang memuat data teknis dan cara pemasangan.
II-32
Spesifikasi Teknik

b. Lingkup Pekerjaan
1) Menyediakan bahan, menyiapkan dan mengerjakan waterproofing baik jenis membrane maupun
fluid pada bagian-bagian yang sesuai dengan gambar rencana.
2) Aplikasi pemasangan fluid waterproofing pada lokasi-lokasi seperti : pemasangan Epoxy Lining
Waterproofing System pada daerah toilet.
3) Aksesori / perlengkapan lain untuk mendukung pekerjaan terkait yang dibutuhkan dalam
pemasangan.
4) Bagian yang terkait :
▪ Pekerjaan Slab Beton
▪ Pekerjaan Plesteran
▪ Pekerjaan Sanitari
c. Reference
1) Semua pekerjaan harus merefer ke standar :
▪ ASTM D 146 : Piability
▪ ASTM D 412-80 : Tensile strength
▪ ASTM D 882
▪ ASTM E 154 : Puncture Resistance
▪ ASTM G 54
▪ ASTM C 836-81 : Adhesive strength
▪ ASTM D 624-76 : Tear Resistance
2) Quality Assurance :
a) Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan yang
sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan diterima oleh Arsitek.
b) Spesialisasi perusahaan dalam penerapan spesifikasi waterproofing minimal 5 tahun pengalaman
tertulis.
3) Kualifikasi pekerja :
a) Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini selama pelaksanaan,
paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta metode yang dibutuhkan
selama pelaksanaan.
b) Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan.
c) Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, MK/Pengawas dan Pemberi Tugas tidak mengijinkan
tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.
d. Pengiriman (Submittals)
1) Kontraktor harus mengirimkan technical spesifikasi dari fabrikator serta contoh bahan.
2) Instalasi manufaktur : kirimkan copy asli instruksi pemasangan dari pabrik untuk setiap produk,
termasuk batas-batas (range) temperatur yang diijinkan.
3) Kontraktor harus mengirimkan shop drawing yang menunjukkan cara penerapan yang benar, untuk
persetujuan MK/Pengawas dan Pemberi Tugas.
4) Kontraktor harus membuat mock-up untuk area-area yang sulit, metode finishing dan sebagainya
untuk persetujuan Pengawas dan Pemberi Tugas.

II-33
Spesifikasi Teknik

e. Perawatan, Pengiriman dan Penyimpanan


1) Kirimkan, simpan, rawat dan lindungi produk sesuai rekomendasi pabrik.
2) Jangan menumpuk gandakan (double stock) membrane pallets.
3) Simpan primer, mastics dan adhesive pada area yang kering jauh dari kebakaran, loncatan api dan
panas yang tinggi.
4) Lindungi produk dan beri ventilasi secukupnya.
f. Garansi
1) Sediakan garansi tertulis dari pabrik selama 10 tahun.
2) Garansi pemasangan sistem yang bebas dari bocor dan rusak dalam pengerjaan (workmanship)
dan material adalah 10 tahun terhitung dari tanggal penyelesaian proyek
g. Tahapan (Sequence) dan Schedule
1) Koordinasikan dan buat schedule pekerjaan untuk memastikan bahwa harus ada
pemberitahuan pada 7 hari sebelum pemasangan bila terdapat hal- hal/penempatan material-
material konstruksi yang kurang sesuai dan bertentangan.
2) Perlindungan dengan papan/board selama 24 jam setelah pemasangan jenis membrane.
22.2. Bahan
a. Bahan Waterproofing Jenis Membrane
Adhesive waterproofing membrane :
Produksi : Volclay Bentonite, Bituthene 3000 atau setara
Untuk bidang : dinding, atap, pondasi, teras, waste pits, struktur plat basement.
b. Material
1) Lembaran Membrane
Lembaran membrane untuk atap dak dan struktur beton GWT bagian luar harus memenuhi
persyaratan berikut :
▪ Self adhesive dan cold applied.
▪ Buatan pabrik, produk komposit dengan ketebalan minimum 1,5 mm terdiri dari 1,4 mm
rubberized asphalt dan 0,1 mm cross laminated polyethylene film.
▪ Tensile strength tidak kurang dari 2800 kpa (ASTM D.412)
▪ Setara dengan Grace Bituthene 3000.
2) Primer
Untuk semua area yang akan ditutup dengan waterproofing membrane memakai :
Rubber Based Liquid Type, setara dengan Grace Bituthene Primer.
3) Mastic
Untuk semua perlengkapan yang menembus bagian waterproofing membrane dan retak- retak
kecil pada beton sebelum pemasangan material waterproofing harus memakai : Rubberized
Asphaltic Type, setara dengan Grace Bituthene EM- 300 Mastic.
4) Cement Mortar
Komposisi epoxy atau latex modified cementitions. Produksi Laticrete atau setara.
5) Concrete Patching Compound
Pemasangan cepat, non-shrinking patching compound. Produksi Laticrete atau setara.
II-34
Spesifikasi Teknik

6) Wire Mesh
Material : Hotdip, galvanized welded mesh
Spasi : 200 mm x 200 mm, 4,0 mm
Produksi yang dianjurkan : BRC Lysaght Indonesia atau setara
7) Polystyrene Protection Board
Expanded high density polystyrene board, sesuai FSHH-1-524 C, type I, class A, tebal 30 mm.
8) Protection Board Adhesive
Tipe yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat waterproofing membrane dan sesuai
dengan membrane.
c. Bahan Waterproofing
1) Bahan Waterproofing jenis Semen Base (jenis coating) dan tidak beracun (scope pekerjaan
Arsitektur) untuk bak air bagian dalam.
Produksi : - VANDEX (ex Hitchins) / GRACE
- FOSROC atau setara
2) Bahan Waterproofing jenis coating untuk toilet :
Produksi : - FOSROC
- HITCHINS / GRACE
d. Material
1) Epoxy Linning.
a) Epoxy material harus dari 2 komponen, sistem pelarut yang bebas dari epoxy resin.
b) Epoxy material harus dari tipe yang non-kontiminasi terhadap potable water dan harus memiliki
sertifikat laboratorium untuk bukti.
c) Karakter material :
▪ Compressive strength tidak kurang dari 600 kg/cm2
▪ Flexural strength intension tidak kurang dari 250 kg/cm2
▪ Adesi terhadap beton tidak kurang dari 40 kg/cm2
▪ Setara dengan Araldite – Top Coat 020, Sealocrete.
2) Polyurethane lining : single komponen, bitument – modified moisture – curing polyurethane.
3) Pembersih, primer dan material aksesori : tipe dan komposisi yang
direkomendasikan oleh pabrik.
4) Air : bersih dan dapat diminum.

22.3. Penerapan
a. Pemeriksaan
1) Periksa permukaan terhadap kondisi-kondisi yang berpengaruh merugikan pelaksanaan.
Jangan diproses/ditindaklanjuti sebelum kondisi-kondisi yang tidak
menguntungkan telah diisi beton.
2) Periksa bahwa item-item yang penetrasi ke sistem waterproofing sudah terpasang dengan baik dan kuat.
3) Pastikan permukaan sudah halus dan bebas dari lubang-lubang, retak, atau perkiraan yang mungkin
mengganggu pemasangan.
II-35
Spesifikasi Teknik

4) Perhitungkan bahwa permukaan beton telah terawat dalam jangka waktu tertentu yang disetujui oleh
pabrik waterproofing membrane.
5) Perhitungkan bahwa hubungan pasangan bertemu rata dengan efflorescence, minyak, lemak, partikel-
partikel asing, dan kontaminasi bahan-bahan asing.
6) Jaga area pekerjaan yang masih aktif dan gunakanlah prosedur khusus yang direkomendasikan oleh pabrik.
7) Rencanakan luas area permukaan yang akan dipasang waterproofing termasuk bagian pemasangan yang
harus naik ke dinding/parapet.
b. Persiapan
1) Lindungi area yang tidak dimaksudkan untuk terpasang dengan waterproofing.
2) Bersihkan dan siapkan permukaan sesuai instruksi pabrik.
3) Isilah celah dan hubungan yang retak sesuai instruksi pabrik. Gunakan ratio panjang dan lebar yang
direkomendasikan oleh pabrik sealant.
4) Pindahkan barang-barang yang tajam, lempengan, dan material lepas lain. Lepaskan ikatan-ikatan
dan tempatkan pada jarak minimum 18 mm dibelakang muka dinding. Isi lubang, rongga, dan sisir
haluskan area rata dengan tambahan compound atau adukan semen.
5) Penetrasi harus di sealant dengan mastic.
6) Gunakanlah potongan tipis atau bekas barang tertentu pada pertemuan- pertemuan vertikal dan
horisontal dengan menggunakan cast-in-place adukan semen dengan konfigurasi yang
direkomendasikan oleh pabrik membrane
7) Gunakanlah alat mekanis untuk menghaluskan permukaan yang halus sampai menghasilkan
kehalusan “medium” dalam ukuran amplas kertas.
8) Bersihkan, gosok, kasarkanlah permukaan, dan padatkan dengan grouting disekitar drain, pipa-pipa,
conduit dan bagian-bagian lain yang penetrasi ke waterproofing dan tamballah sesuai dengan
instruksi pabrik.
9) Perbaiki retak dan joint-joint dengan material dan prosedur yang direkomendasikan oleh pabrik
waterproofing. Hentikan bila ada aliran air menuju retakan dan joint dengan sumbat.
c. Pemasangan
1) Pasanglah waterproofing dengan tenaga kerja yang terampil sesuai dengan instruksi tertulis dari
pabrik. Gunakanlah teknik, prosedur, dan peralatan yang direkomendasikan oleh Pabrik.
2) Gunakan primer dengan kadar yang ditunjukkan oleh pabrik. Pakailah primer hanya sebatas area yang
dapat ditutup dalam hari yang sama.
3) Sebelum menempatkan membrane strip penuh pada sisi dalam pojokan, sisa luar pojokan, dan sambungan
kerja, paskan strip ditengah-tengah sepanjang garis pojok dan sambungan.
4) Pasanglah lembaran dengan sisi dan akhiran yang overlap dengan ukuran yang direkomendasikan oleh
pabrik. Pemasangan pada ruang harus naik sampai ke dinding setinggi + 60 cm termasuk tutup bagian atap
beton.
5) Bukalah kertas pelapisnya, gelarkan lembaran dengan memakai mechanical roller untuk mendapatkan
rekatan yang penuh.
6) Rekatkanlah lembaran dengan penuh pada permukaan, kecuali bila area tersebut terdapat expansion joints
dengan lebar 7,5 cm atau lebih.
7) Pasanglah mastic pada sisi-sisi sambungan dan lokasi yang direkomendasikan oleh pabrik.
8) Jepitlah sisi-sisi dan akhiran perimeter dengan permukaan yang bersatu.
9) Jepitlah bagian-bagian yang penetrasi ke waterproofing membrane dengan bahan flashing membrane dan
membrane cair. Pastikan terjepit dengan baik dan penetrasi ke bahan membrane.
II-36
Spesifikasi Teknik

10) Untuk tipe fluid, lembabkan lantai dengan air bersih.


11) Terapkan campuran waterproofing fluid minimum 2 lapis dengan kadar tertentu untuk menghasilkan
ketebalan yang dibutuhkan sesuai petunjuk pabrik. Biarkan selama 24 jam antara satu lapis dengan
lapisan yang lain. Basahkanlah dengan cairan lapisan sebelumnya, sebelum menerapkan lapisan
berikutnya.
12) Jika akan dilakukan testing aliran air, pemasangan membrane harus sudah siap minimum 36 jam
sebelumnya.

d. Protection Board Screed


Pasanglah screed pelindung dengan tebal 25 mm diatas membrane dan biarkan sedemikian rupa
sesuai petunjuk dari pabrik.
e. Protection Board
Pasanglah Polystyrene Board pada dinding vertikal basement dan tangki air.
f. Field Quality Control
Flood test (tes aliran) – Permukaan horizontal
1) Sebelum semua permukaan ditutup dengan protection board untuk pekerjaan lain, lekukan
test untuk kebocoran dengan kedalaman air minimum 5 cm selama 48 jam.
2) Perbaiki bila ada kerusakan-kerusakan yang tersembunyi dengan memeriksa sub- structure,
dan ulangi test ini sampai tidak ada lagi kebocoran yang teramati.
g. Perlindungan dan Pembersihan
1) Lindungi permukaan benda-benda yang berdekatan dari kerusakan dan cacat.
2) Bersihkan material waterproofing pada permukaan lapisan benda-benda yang disebabkan
penerapan yang kurang hati-hati.

23. PEKERJAAN ATAP


23.1. Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pada pasal ini termasuk semua tenaga kerja, bahan, peralatan dan layanan yang
diperlukan untuk menyelesaikan atap metal, flashing dan insulasi atap sebagaimana tertera di
dalam gambar-gambar dan ditentukan dalam spesifikasi ini, termasuk tetapi tidak terbatas
kepada, hal-hal sebagai berikut :
1) Atap Spandek
2) Atap Dak beton
3) Insulasi atap di bawah atap tersebut di atas
b. Jaminan Kualitas
1) Kualifikasi pemasang :
a) Pemasang atap harus pada saat ini masih memegang rekomendasi dari pabrikan untuk pekerjaan
atap.
b) Untuk pelaksanaan pemasangan atap, gunakan hanya tukang atap yang kompeten dan ahli yang
benar-benar sudah terbiasa dengan produk dan metode pemasangan yang direkomendasikan oleh
pabrikan.
c) Pemasang: Sebuah perusahaan yang dapat menunjukkan bukti pengalaman yang berhasil sebelumnya
untuk pemasangan atap metal dari jenis yang sama dan dalam lingkup yang setara.

II-37
Spesifikasi Teknik

2) Koordinasi :
Koordinasikan pemasangan atap metal dengan pekerjaan drainase air hujan, flashing, sisi tepi dan
pembuatan pelat, parapet, dinding dan pekerjaan lain
disebelah menyebelahnya, untuk mendapatkan kekedapan yang permanen, terjamin dan instalasi
non-korosif.
3) Persyaratan Kinerja :
a) System atap harus mampu menahan gaya angkat angin tidak kurang dari 2,5 kPa.
b) Sediakan dan / atau buat tambahan untuk gerakan muai panas dan susut dingin vertikal dan
horizontal, bebas dan tidak bersuara dan ekspansi bagian-bagian komponen, dan suhu operasi
normal dari 15 derajat sampai 85 derajat C. Tekukan, bukaan sambungan akibat tegangan pengikat,
kerusakan dari sealant atau efek yang merusak lain karena gerakan termal dari bagian-bagian
komponen tidak boleh terjadi. Pabrikasi, perakitan dan prosedur ereksi harus diperhitungkan
dengan keadaan suhu yang ada pada waktu pelaksanaan.
c. Pengajuan
1) Data Pabrikan : Untuk informasi , ajukan spesifikasi pabrikan mengenai metal, instruksi pemasangan
dan rekomendasi umum untuk pelaksanaan konstruksi atap. Sertakan sertifikasi pabrikan atau
data yang lain bahwa bahan memenuhi persyaratan.
Tunjukkan dengan rekaman dari ajuan bahwa pabrikator/pemasang telah menerima rekaman dari
instruksi dan rekomendasi pabrikan.

2) Contoh : Ajukan contoh 300 mm persegi masing-masing bahan yang ditentukan dan ketebalan yang
digunakan untuk atap. Sampel akan diperiksa oleh arsitek mengenai ketebalan dan teksturnya.
Pemenuhan semua persyaratan yang lain adalah tanggungjawab utama dari Kontraktor.
3) Gambar Kerja: Ajukan gambar kerja yang menunjukkan cara pembentukan, penyambungan dan
pengikatan atap metal, dan pola dari sambungan dan reng. Tunjukkan rincian siar ekspansi dan
sambungan kedap air kepada pekerjaan sambungannya dan pada opstraksi dan penetrasi.
Tunjukkan semua penetrasi atap yang diperlukan dari semua pelaksana.

d. Jaminan
Setelah penyelesaian dari bagian pekerjaan ini dan sebagai kondisi penerimaannya, kirimkan
kepada Direksi Pengawas/MK jaminan tertulis yang ditanda tangani oleh kontraktor atap, dan
jaminan oleh pabrikan bahan atap yang menjamin bahwa atap yang telah dipasang akan tetap kuat
dan bebas dari bocor untuk jangka waktu paling tidak 10 tahun.
e. Penanganan Produk
1) Perlindungan: Gunakan semua cara yang diperlukan untuk melindungi bahan dalam lingkup Bab ini
sebelum, selama dan sesudah pemasangan dan untuk melindungi pekerjaan yang telah dipasang
dan bahan dari pelaksana yang lain.
2) Penggantian: Dalam hal kerusakan, segera lakukan semua perbaikan dan penggantian yang diperlukan.

23.2. Bahan
a. Bahan Atap Baja (Zinc Alum Steel)
1) Bahan atap lembaran baja zinc coated (zinc alum steel) yang dibentuk dengan press pabrik, ukuran
dan segala kelengkapan peralatan fasteners, capping, flashing, dan lain- lain disesuaikan ketentuan
pabrik, dengan warna yang
ditetepkan Perancana.
2) Bahan penutup atap ini harus SPANDEK produksi Blue Scope Indonesia atau setara dengan
ketebalan 0,45mm type standar, warna akan ditentukan oleh Pemberi Tugas/MK/Pengawas
II-38
Spesifikasi Teknik

Lapangan.
b. Bahan Rockwool
1) Bahan ini untuk isolasi panas dan suara, dengan density 120kg/m3 tebal : 50mm
2) Standard kwalitas ex.Roxul, CSR, Tombo atau setara
c. Bahan Aluminium Sisalation
Jenis yang digunakan dibawah ini atap baja adalah Double Sided Aluminium Sisalation, standard
kwalitas setara produksi ACI SISALATION – 436 ex Australia, AirCell, RNG Foil, Foilindo atau setara.
d. Bahan Wiremesh
Jenis yang digunakan adalah wiremesh dengan spacing 5 cm dan penampang 3 mm. Standard
kwalitas setaraf BHP, LIONMESH atau setara.

23.3. Syarat Pelaksanaan Atap Spandek


a. Persyaratan Pra-Konstruksi
1) Pemasangan menurut cara-cara petunjuk serta syarat yang ditentukan pabrik dan dikerjakan oleh
tenaga ahli yang berpengalaman dalam pemasangan jenis bahan tersebut dengan pedoman
pelaksanaan sesuai dengan gambar urutan lapisan penutup atap adalah sebagai berikut (dari atas
ke bawah) : atap baja, glasswool, aluminium foil dan wiremesh.
2) Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan pemasangan atap
aluminium, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan Syarat) .
3) Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang dilampirkan pada dokumen
tender.
4) Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail dan bertanggung jawab
terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi
profil, panjang profil , detail gambar.
5) Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan Pengawas, Konsultan
Perencana dan Pihak Direksi untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.
6) Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan/sertifikat material sesuai standard.
7) Kontraktor wajib memberikan garansi resmi untuk material dan kebocoran minimal 25 tahun, untuk
warna minimal 15 tahun.

b. Persyaratan Pelaksanaan
1) Pemasangan atap dilakukan setelah konstruksi baja selesai.
2) Sebelum pemasangan, harus diperiksa dulu pemasangan gording baja, yang harus sesuai dengan
gambar rencana, berjarak teratur, dan rapi (elevasi sesuai).
3) Pembuatan/dan pemasangan atap aluminium dan bahan lain terkait, harus dilaksanakan sesuai
gambar dan desain yang telah direncanakan.
4) Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
5) Forming (pembentukan) atap harus dilakukan di lapangan dengan menggunakan mesin forming.
6) Pihak kontraktor harus menyiapkan semua bentuk material atap sesuai dengan desain sistem rangka
atap dan sesuai dengan gambar perencana.
7) Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang dipakai pada
pemasangan atap. Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan ataupun tenaga ahli berhak meminta
informasi mengenai perhitungan beban yang ditimbulkan oleh atap.

II-39
Spesifikasi Teknik

c. Pelaksanaan
1) Sebelum pemasangan lembaran atap aluminium, harus diperiksa dulu pemasangan gording baja,
yang harus lurus, gelombang, berjarak teratur, penyesuaian elevasi, dan rapih.
2) Jarak holder yang dipasang di atas purlin, disesuaikan dengan hasil perhitungan load static,
mengenai beban-beban apa saja yang akan ditimbulkan. Holder dipasang bersama thermo cap, dan
baut. Jenis thermo cap dan baut yang digunakan adalah yang memenuhi standard pabrikasi.
3) Untuk pemasangan atap, yang dilakukan pertama adalah, memasang holder di purlin, Dilakukan
dengan holder dengan thermo cap, yg dipasang di atas purlin dengan menggunakan baut. Jarak
holder yang dipasang di atas purlin, disesuaikan dengan hasil perhitungan load static, mengenai
beban-beban apa saja yang akan ditimbulkan. Holder dipasang bersama thermo cap, dan baut.
Kemudian lapisan atap seperti roofmesh, kemudian aluminium foil, rockwool, dan penutup atap.
Setelah pemasangan tersebut selesai, atap yang dikoneksikan dengan holder harus di seaming
dengan menggunakan seaming machine. Ini berfungsi untuk mengikat antara lembaran atap yang
satu dengan lainnya dan dengan struktur yang ada di bawahnya. Pada holder juga harus dibuatkan
fixed point. Apabila berjalan di atas atap, harus pada lembah lembaran atap.
4) Perlu diperhatikan bahwa paku, rivet dan kotoran lainnya harus dibersihkan dari atap selama
pekerjaan berlangsung dan pada akhir pekerjaan setiap harinya.
5) Pemasangan lembaran penutup atap (aluminium) harus dilakukan sesuai pedoman dari pabrik, dan
dipasang dengan rapih dan kuat.
6) Kerjakan finishing seperti yang disyaratkan.

23.4. Syarat Pelaksanaan Atap Dak Beton


a. Ketentuan Umum
Sebelum pekerjaan finishing atap dilakukan, maka:
1) Kontraktor wajib mengadakan penelitian terhadap kemiringan atap agar sesuai gambar
rencana/petunjuk Konsultan Pengawas.
2) Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan untuk mengajukan
gambar kerja pelaksanaan terlebih dahulu.
b. Pemasangan
1) Pada pemasangan pipa-pipa instalasi air yang menembus pelat beton, beton harus dicor kembali
dengan non shrink concrete, sebelum dilapis water proofing.
2) Pada pertemuan-pertemuan sudut diisi dulu dengan bidang miring (45 ˚) dari plester sebelum lapisan
waterproofing.
3) Setelah lapisan waterproofing selesai dipasang, lalu ditutup dengan plesteran
(screed) 1
4) PC : 3 Psr tebal minimum 2 cm, dan dibuat dengan kemiringan minimum 5% untuk penyaluran air
hujan dengan arah sesuai gambar rencana.

23.5. Serba-Serbi
Siar muai dan susut : Siar muai dan susut harus disediakan pada interval yang diperlukan untuk
memenuhi standar kinerja termal. Siar muai dan susut harus jenis geser atau dikunci bebas.
Penutup sambungan harus bahan dengan ketebalan yang sama seperti flashing.

23.6. Pembersihan
Semua pekerjaan metal bila selesai harus dibersihkan secara menyeluruh terhadap semua cairan-
cairan, potongan-potongan dan kotoran. Pada area yang luas, hal ini harus dikerjakan sebagaimana
tiap bagian dari pekerjaan diselesaikan. Cairan yang berkelebihan harus dinetralkan dengan
II-40
Spesifikasi Teknik

mencuci dengan 5 % sampai 10 % soda cuci. Sesudah pembersihan, metal harus dicuci dengan air
yang jernih.

24. PEKERJAAN BATU ALAM


24.1. Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan bahan dan pelaksanaan pemasangan pekerjaan batu alam secara lengkap
sesuai dokumen kontrak.
b. Pekerjaan Dispesifikasi Di Tempat Lain
Adukan/mortar : Diterangkan pada spesifikasi pekerjaan adukan.
c. Submittal
1) Contoh bahan: Blok dan veneer, dalam ukuran salah satu unit terpasang.
2) Contoh finishing: Alternative contoh warna, tekstur dan penampilan permukaan sesuai yang
dikehendaki designer.
3) Shop drawing: Rencana lay-out unit-unit sesuai yang direncanakan dan detail pemasangan serta
pengangkuran, dalam skala yang jelas.
d. Handling
Bahan dibawa ke lokasi proyek pada waktu akan dipasangkan, simpan bahan tidak di atas tanah
langsung, dan tidak mengganggu aktivitas kegiatan pekerjaan lainnya.
e. Persyaratan Pekerjaan
Kordinasikan dengan pekerjaan lainnya yang bersinggungan, koordinasikan pada masa pemotongan
dan masa pemasangan, perhatikan kondisi cuaca yang disyaratkan untuk pekerjaan pemasangan.

24.2. Produk
a. Material Batu
Thumbled Stone : ditentukan kemudian, sesuai contoh Designer, ukuran dan pola pemasangan
seperti yang ditentukan dalam gambar perencanaan. Ex. Cisangkan, Centro, atau setara.

b. Adukan/Mortar
Seperti yang diterangkan pada spesifikasi pekerjaan adukan; digunakan campuran 1 pc : 2 pasir
untuk pasangan di kolam dan tempat-tempat air lainnya, dan campuran 1 pc : 4 pasir untuk
pasangan di tempat umum, tambahkan sejenis adhesive untuk pemasangan pada dinding, gunakan
adhesive sesuai yang disyaratkan pabrik pembuat.
c. Angkur
Digunakan baja galvanis dengan type dan ukuran angkur atas persetujuan designer.
d. Latex Mortar Additive
Laticrete 4237 mortar, atau yang disetujui setara melalui hasil pengujian, gunakan dengan
perbandingan seperti yang disyaratkan pabrik pembuat.
e. Sealer
Digunakan Masonry Silicone Water-Repellent, jernih, produk Danapaint, pemakaian 5 m²/liter,
kecuali disyaratkan lain.

II-41
Spesifikasi Teknik

24.3. Pelaksanaan
a. Persiapan
Periksa bidang kerja, lakukan pengukuran bidang kerja, bersihkan permukaan, buang kotoran atau
benda-benda lain yang dapat mengganggu daya lekat adukan, perbaiki permukaan hingga sesuai
dengan yang disyaratkan untuk pemasangan.
b. Pelaksanaan
1) Umum: pasangkan dengan pola dan pattern seperti yang direncanakan, atur kesamaan
pattern dan warna pada unit-unit yang berdekatan, kecuali ditentukan secara khusus untuk
menyesuaikan design, pasangkan dengan lurus, rata, tegak lurus, dengan pola dan lebar naat
(joint) seperti yang direncanakan, lekatkan dengan adukan yang penuh dan padat.
2) Thumbled Stone
Architrave: tambahkan bahan perekat, gunakan perbandingan sesuai yang diinstruksikan pabrik
pembuat, pasangkan adukan minimal tebal 3 cm, tambahkan angkur untuk pemasangan unit yang
besar.
c. Pembersihan dan Perlindungan
Segera bersihkan adukan dan segala kotoran yang melekat pada permukaan batu, lindungi hasil
pekerjaan dari benturan keras yang dapat mengganggu pasangan, perbaiki kerusakan atas beban
Kontraktor.

25. SANITARY DAN PERLENGKAPAN


25.1. Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Pengadaan dan pemasangan saniter dan kelengkapan saniter sesuai dengan persyaratan dokumen
kontrak.
b. Pekerjaan yang Terkait
1) Plumbing : Dijelaskan dalam pekerjaan plumbing.
2) Finishing : Dijelaskan dalam pekerjaan finishing.
c. Submittal
1) Sample
Sesuai dengan list di bawah dengan perlengkapannya, setiap jenis 1 buah. (lampiran 1 tipe produk
)
2) Data Produk : spesifikasi, catalog, data teknis dan petunjuk pemasangan dari pabrik pembuat.
Lampirkan gambar teknisnya juga
3) Shop Drawing
Menunjukkan lokasi, dimensi, metoda dan detail pemasangan; serta hubungannya dengan
pekerjaan lain yang terkait dan atau berada didekatnya, seperti: perpipaan, lampu, counter,
finishing dinding dan lantai.
d. Pengiriman Bahan
Dikirim dalam kemasan asli pabrik, belum dibuka, mencantumkan nama pabrik, nomor type, warna,
lokasi pemasangan.
e. Penjadwalan
1) Template dan Backplate: sediakan sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan lengkap dengan
titik-titik pemasangan.
II-42
Spesifikasi Teknik

2) Mengadakan koordinasi cara pemasangan sebelum pelaksanaannya.

25.2. Produk
a. Produk yang Diadakan
Sanitaryware + Aksesories (Complete) ex. American Standart, Toto atau setara. Produk
terpasang di bangunan sesuai dengan gambar perencanaan.
N Item Kode Tipe
o
Winplus Close Coupled Toilet
CCW06000-1CACTST1B with Slim Smart Washer
Water saving for ecological
1 Closet and economical sense, slow
CCN01000-1CACTST2B close seat,
gentle and quiet closing action
CW 840 J Single Bowl Toilet Difable
CWR011N1- Closet jongkok
XXAWDSTTS
Length – 450mm Width - 450mm
2 Washtafel CCASF445-1010410F0 Height
- 177mm
3 Floor Drain F030A261 Floor Drain w/ Square Flange
4 Handspray FFTP404-WTFB0 Shower Spray w/ Stop Walve
5 Tissue Holder F020A032 Tisu holder
6 Hook K-13282X-CP TULIP Double Robe Hook
7 Hand Dryer HD4000M Automatic Hand Dryer
8 Box Tissue Box Tisu
Holder
9 Urinal CUW02000- Moslem Type Urinal
1CAWDTI3B
10″ Round Stainless Steel Airnegize
1 Head Shower F40002-CHANDY Rain Shower Head (w/o Shower
0 Arm)
Perencanaan Penataan dan Revitalisasi Kawasan Pasar Balerong, Balige Kabupaten Toba Samosir
1 Wall Shoer FFAS9909-000500BC0 Wall Mount Shower Arm
1
1 Faucet Mixer FFAS0321-609500BF0 Cygnet Concealed Bath & Shower
2 Mixer
1 Faucet F20002G3-0GADY0000 Garden Faucet with Rossete
3
b. Kelengkapan Pekerjaan
Semua bahan yang disebutkan adalah berarti lengkap dengan segala keperluan untuk
pemasangan sehingga siap dan dapat dioperasikan dengan baik dan benar.
25.3. Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Periksa bidang kerja, apakah pekerjaan plumbing sudah selesai dan siap menerima pekerjaan
sanitary. Lakukan pengukuran permukaan pekerjaan plumbing untuk disesuaikan dengan rencana
penempatan sanitary dan perlengkapannya.
2) Pekerjaan sanitary dan perlengkapannya tidak boleh dimulai sebelum koordinasi penempatan
II-43
Spesifikasi Teknik

mendapat persetujuan MK/Pengawas.


b. Pemasangan
1) Kerjakan seperti yang disyaratkan dalam dokumen kontrak, ikuti petunjuk- petunjuk teknis dari
pabrik pembuat.
2) Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman.
3) Untuk material yang dipasang ke dinding bata/beton dilakukan dengan memasang fiser terlebih
dahulu.
4) Sekrup-sekrup harus terbuat dari stainless steel.
5) Pada pemasangan wastafel dinding terlebih dahulu di bor kemudian diberi fiser yang disesuaikan
dengan berat wastafel itu sendiri.
6) Tempat yang akan dipasang alat-alat saniter tersebut di atas harus diperiksa kembali, apakah masih
sesuai dengan gambar perencana apabila alat-alat tersebut kelak sudah terpasang.
7) Khusus untuk type kloset, lubang yang tersedia harus diukur kembali posisinya terhadap ruang toilet
apakah sudah tepat seperti yang tertera dalam gambar penjelas.
8) Cermin dipasang pada dinding dengan menggunakan kait-kait pemegang, hasil pemasangan
harus benar-benar horizontal dan vertikal.
c. Pembersihan
1) Umum
Setelah pekerjaan selesai, bersihkan kaca, keramik dan elemen-elemen metal dari kotoran, sidik
jari, bercak air dan sebagainya. Pembersih alkaline atau yang bersifat abrasif tidak diperkenankan,
tidak dibenarkan adanya goresan-goresan hasil pembersihan.
2) Metal
Sapu dengan pembersih metal yang disetujui oleh pabrik pembuat bahan, tidak mengandung zat
abrasif, asam, lilin. Lengkapi dengan membrane pelindung transparan yang tahan terhadap air.

26. RAILING
26.1. Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan Railing/Handrail, dari besi termasuk steel mesh beserta alas pendukungnya
angkur dan baut - baut, dengan atau tanpa finishing dan lapisan- lapisan pelindung, sesuai dengan
dokumen kontrak.
b. Pekerjaan yang dispesifikasi ditempat lain
1) Finishing : pada spesifikasi pengecatan
2) Pengelasan : pada spesifikasi pengelasan
3) Beton Cor : pada spesifikasi beton cor ditempat
c. Submittal
1) Contoh bahan
Berikan contoh-contoh bahan dengan memperlihatkan pengelasan penyambungan, pelapisan
pelindung serta penyelesaian akhir (finishing) dari bahan-bahan sebagai berikut:
a) Railing/Handrail : sepanjang 100 cm dengan memperlihatkan bagian- bagian sambungan /
tekukan, dan profil yang direncanakan.
b) Baut dan mur : masing-masing 2 buah (masing-masing atas dan bawah).
II-44
Spesifikasi Teknik

2) Produk Data
Data teknis, petunjuk teknis serta saran-saran teknis lainnya.

d. Penanganan Bahan
Bawa bahan-bahan ke lokasi proyek dengan memberikan perlindungan sehingga tidak merusak
permukaan. Lakukan penyimpanan dengan cara seperti yang disarankan pembuat.

26.2. Produk
a. Umum
1) Material:
Bebas dari cacat dan kerusakan lainnya yang mengganggu penampilan; mempunyai kesamaan
texture dan warna.
2) Fastener:
Untuk expose digunakan bahan, warna dan type finish yang sama dengan bahan utama, baut type
countersunk, rata permukaan; untuk pekerjaan tersembunyi digunakan galvanized.
3) Pengelasan:
Digerinda halus sampai rata permukaan tanpa merusak bahan utama; buang dan bersihkan sisa-
sisa gerinda sebelum pekerjaan finishing; buat bentuk, tekukan dan radius dengan tepat, bersih
tanpa rongga atau tonjolan, tidak retak atau cacat lainnya.
b. Bahan Dasar :
1) Pipa stainless steel Ø 3” dan Plat Stainles Steel t=8mm
− Proses tempa dan asembling, bentuk dan motif sesuai dengan dokumen yang ditentukan
Perencana.
− Bahan Baku: besi solid ukuran 16/16 dan 38/38 dan Plal ukuran 8mm
− Finishing dan Warna : cat P3 sesuai standar supplier, warna sesuai dengan contoh dari Perencana .
2) Fasteners:
Bahan yang sama dengan bahan utama.
3) Angkur:
Sesuai kebutuhan utnuk mengangkurkan dan menguatkan pemasangan; zinc chromate coating
untuk bagian angkur yang bersinggungan dengan bahan utama; galvanized untuk yang tertanam
dalam beton.
c. Fabrikasi
1) Persiapan
Lakukan pengukuran-pengukuran lapangan, berikan catatan jika ada kelainan terhadap rencana,
lakukan penyesuaian atas persetujuan dari wakil perancang.
2) Pembuatan
a) Pergunakan jenis bahan, ukuran dan tipe pekerjaan sesuai dengan perencanaan atau yang disetujui
wakil perancang.
b) Lakukan pemotongan-pemotongan yang lurus dan tepat agar didapat penyambungan sudut yang
benar-benar siku atau sudut-sudut dan lengkungan seperti yang direncanakan.
c) Lakukan pengelasan elektris. Gunakan pengelasan yang menerus, tidak diperkenankan
mempergunakan las titik kecuali jika disyaratkan secara khusus.
d) Pasangkan angkur dan baut dimana diperlukan untuk mendapatkan kekakuan bentuk dan pola-
II-45
Spesifikasi Teknik

pola yang dikehendaki.


3) Finishing/pengecatan
Lakukan pekerjaan finishing/ pengecatan di workshop dengan cara-cara yang benar dan sistimatis.
Berikan pelapisan-pelapisan primer, undercoat dan finish coat sesuai dengan ketentuan dan syarat-
syarat yang dikeluarkan pembuat bahan finishing. Lihat pada spesifikasi pekerjaan finishing
pengecatan.

26.3. Pelaksanaan
a. Pemeriksaan dan Persiapan
Sebelum memulai pemasangan lakukan pemeriksaan terhadap sambungan- sambungan dan
persiapan pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan rencana pemasangan.
b. Pemasangan Elemen Struktural
1) Umum
Lakukan pemasangan seperti yang direncanakan, tambahkan angkur-angkur atau baut-baut untuk
mendapatkan pekerjaan yang kaku, kuat, tepat dan benar seperti yang direncanakan.
2) Penanaman dalam tiang / landasan beton
Sebelum dilakukan pengecoran beton landasan/pengikat, pastikan rencana pemasangan dalam
kedudukan yang dibantu penyangga sementara tetapi cukup
kuat untuk menahan benturan ringan. Lakukan pengecoran dengan hati-hati hingga mendapatkan
bentuk dan ukuran sesuai yang direncanakan.
3) Pemasangan pada dinding
Lakukan pemasangan dengan mengangkurkan/membautkan pada posisi yang sesuai rencana.
Bila pada usaha membautkan ternyata terjadi pengeroposan bidang kerja maka lakukan
pembongkaran, kemudian isikan bidang kerja dengan adukan. Kerjakan perbaikan bidang kerja ini
dengan luas secukupnya.
c. Pemasangan Handrail
Umum:
1) Pasangkan pada tempatnya, lurus, rata dan level, ukur dari bagian-bagian yang sudah permanen,
lakukan pemotongan, pengeboran dan keperluan lain untuk pemasangan; pasangkan sesuai dengan
shop drawing.
2) Kerjakan seperti yang dispesifikasikan dalam toleransi yang diizinkan; pasangkan sambungan benar-
benar rapat, tanpa celah.
d. Pembersihan dan Perlindungan
Periksa hasil pekerjaan, perbaiki atau ganti pekerjaan yang rusak atau kotor akibat pekerjaan lain-
lain; buang bahan pelapis/pelindung dari pabrik; bersihkan dengan alat dan cara yang diinstruksikan
pabrik pembuat.

27. PEKERJAAN VERTICAL GARDEN


27.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Rangka Penguat
Struktur Rangka terbuat dari besi yang dilapisi galvanis atau material lain yang kuat dan tahan
terhadap karat dalam waktu yang lama (lebih dari 10 tahun)
b. Pekerjaan Media Tanam Vertical Garden

II-46
Spesifikasi Teknik

Meliputi :
1) Pemasangan PVC Foam Board dan sealent (pelapis tahan air) di celah antara dua lembaran PVC
Foam Board terpasang
2) Pemasangan karpet Glasswool
c. Pekerjaan Instalasi Irigasi Tetes Otomatis
1) Pemasangan pipa LDPE di dalam media karpet glasswool
2) Pemasangan instalasi irigasi dari sumber air sumur sampai media tanam seperti yang ditunjukkan
dalam gambar.
3) Pemasangan system draenase (pembuangan) berupa talang air dan pipa pembuangan
d. Pekerjaan Penanamann Tanaman (vegetasi)
Sesuai dengan gambar rencana dengan pola yang telah ditentukan.
Jenis tanaman berupa:
1) Tanaman Ground Cover (Penutup tanah)
2) Tanaman hias daun
3) Tanaman hias bunga
Tanaman tersebut harus merupakan bibit terbaik, berasal dari pusat budidaya tanaman yang harus
dapat ditunjukkan oleh Kontraktor Pelaksana kepada Pemberi Tugas atau MK/Pengawas.
27.2. Bahan-bahan
a. Pekerjaan Rangka Penguat
1) Bahan struktur rangka terbuat dari besi rangka siku 40x40 tebal 3mm yang dihubungkan satu
dengan lain dengan las listrik sesuai gambar rencana.
2) Besi rangka diberi pelapis anti karat karena akan bersinggungan dengan air bernutrisi pupuk
(bersifat garam mirip air laut). Semua bahan sebelum digunakan harus seijin Konsultan
MK/Pengawas.
b. Pekerjaan Media Tanam Vertical Garden
1) Bahan PVC Foam Board minimal setebal 10mm, dipasang pada rangka penguat besi menggunakan
paku Rivet Large Flange.
2) Sealent (pelapis tahan air)
3) Karpet Glasswool lebar 2m tebal 5 mm dua lapis.
4) Staples stainless steel mempunyai lebar minimal 13mm, dengan ukuran lebih tinggi 4 mm dari
ukuran pvc foam board yaitu staples ukuran 14mm. Aplikasi staples harus menggunakan staples
pneumatic (tenaga tekanan angin dari kompresor).
c. Pekerjaan Instalasi Irigasi Tetes Otomatis
1) Bahan-bahan irigasi otomatis adalah :
- Pompa air jet otomatis
- Timer otomatis bertenaga listrik AC
- Selenoid Valve
- Regulator tekanan 30 psi
- Injector Nutrisi Pupuk
- Tangki air untuk nutrisi
- Disk Filter
- Adaptor Pipa PVC to Pipa LDPE
II-47
Spesifikasi Teknik

- Pipa PVC 1.5” dan Pipa LDPE 19 mm


- Regstake 12 liter/jam Netafim atau sejenis
- Talang air PVC
2) Urutan pemasangan bahan irigasi sitem otomatis seperti terlihat di gambar rencana.
d. Pekerjaan Pengadaan Tanaman (Vegetasi) dan Penanaman
1) Kelompok vegetasi yang akan ditanam terdiri dari: tanaman penutup tanah, tanaman hias daun dan
tanaman hias bunga.
2) Jenis tanaman meliputi : Rhoeo discolor, Ararea sp, Schleffera sp, Ophiopogon sp, Nephrolepis sp,
Widelia biflora, Dracaena, sp, Kadaka, Paperomia sp, Piper sp, Spathoglottis plicata, Medinilla
cummingii, Singonium podhophyllum, Philodendron sp, Pellargonium dan Palisota sp.
3) Bentuk, jumlah, dan persyaratan fisik dari tanaman-tanaman tersebut akan ditentukan kemudian.
4) Media Rockwool dan Cocopeat disertakan didalam media tanam untuk mempertahankan area
perakaran mendapatkan nutrisi yang sesuai
27.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pekerjaan Rangka Penguat
1) Struktur rangka harus mampu menahan beban maksimal 50 kg/m2 dari beban PVC Foam Board,
Karpet Glasswool ketika basah dan tanaman.
2) Pekerjaan Struktur Rangka harus tahan terhadap karat dalam waktu yang lama (lebih dari 10 tahun)
mengingat vertical garden menggunakan air ber nutrisi yang bersifat seperti air laut.
3) Posisi rangka pada ketinggian lebih dari 13 meter dari atas permukaan tanah, sehingga kontraktor
pelaksana harus memperhatikan faktor keselamatan pekerja dan kemacetan lalulintas jalan selama
pemasangan rangka penguat.
4) Kontraktor Pelaksana harus menjamin rangka penguat tersebut terpasang dengan kokoh, tegak,
dan sempurna pada tempatnya.
b. Pekerjaan Media Tanam Vertical Garden
1) Kontraktor Pelaksana harus memastikan pemasangan PVC Foam Board, dan karpet Glasswool
terpasang dengan kuat dan rapi ke rangka besi di belakangnya.
2) Kontraktor Pelaksana harus meminta petunjuk Konsultan Pengawas dalam hal pemasangan media
tanam vertical garden ini agar sesuai dengan rencana.
3) Selama pemasangan, harus menggunakan peralatan standar vertical garden yang telah ditentukan
yaitu staples pneumatic dengan kekuatan tekanan angin.
c. Pekerjaan Instalasi Irigasi Tetes Otomatis
1) Pekerjaan Pemasangan instalasi irigasi dari sumber air sumur sampai media tanam dilaksanakan
kontraktor pelaksana sesuai dengan rekomendasi produsen melalui koordinasi aktif dengan
konsultan pengawas.
2) Sumber air berasal dari air sumur di kedalaman tanah dan area penyiraman diatas setinggi lebih
dari 13 meter, maka kontraktor pelaksana harus menjamin aliran air bisa mengaliri seluruh
permukaan vertical garden dengan baik sebanyak 12 liter/jam/m2 sepanjang tahun terutama saat
musim kemarau.
3) Pekerjaan instalasi air irigasi harus terlihat rapi dan tersembunyi dari pemandangan visual
pengamat vertical garden dari Jalan Raya.
d. Pekerjaan penanaman tanaman (vegetasi)
1) Jenis tanaman yang akan ditanam harus diajukan contohnya kepada Pejabat Pembuat Komitmen
dan/atau Penanggungjawab Kegiatan sebelum dilakukan penanaman dan pekerjaan penanaman
II-48
Spesifikasi Teknik

dapat dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan dari Konsultan MK/Pengawas.


2) Mengingat lokasi penanaman mempunyai ketinggian lebih dari 5 meter diatas permukaan tanah,
Kontraktor Pelaksana harus menjamin keamanan dan keselamatan pekerja dan semua pihak terkait
pekerjaan ini.
3) Kontraktor Pelaksana harus menjamin penempatan tanaman pada lokasi yang tepat dan tidak
mudah jatuh dari media tanam vertical garden karena angin,
hujan dan faktor alam lainnya.
4) Kontraktor Pelaksana bertanggungjawab atas kehidupan dan pertumbuhan tanaman setelah
penanaman sampai dengan masa pemeliharaan.
5) Kontraktor Pelaksana bertanggungjawab atas pencegahan tanaman yang hilang dari pencurian atau
layu/rusak/mati. Tanaman yang hilang atau layu/ rusak/mati harus diganti oleh Kontraktor
Pelaksana tanpa tambahan biaya.
6) Sebelum memulai pekerjaannya, Kontraktor Pelaksana harus memeriksa dan memahami
pelaksanaan pekerjaan ini serta senantiasa mengadakan konsultasi/koordinasi dengan Konsultan
MK/Pengawas.

28. PEMBUATAN DAN PEMASANGAN LOGO ”PU” DAN TULISAN ”PASAR BALIGE”
28.1. Umum
a. Uraian Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup pengangkutan, pengadaan bahan, tenaga kerja dan alat kerja serta
pemasangan papan nama, sesuai petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
Pekerjaan ini meliputI hal-hal berikut:
1) Pembuatan dan pemasangan papan nama tulisan “PASAR BALIGE” dan logo Kementerian PUPR.
2) Dan tanda-tanda lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai dengan petunjuk
Pemberi Tugas.
28.2. Material
Bahan yang digunakan adalah Stainless Stell ukuran 0,6 mm dengan bentuk dan dimensi serta
ketebalan sesuai dengan ketentuan dalam Gambar Rencana atau shop drawing yaitu:
1. Huruf “PASAR BALIGE” :
• Ukuran tinggi huruf : 94 cm (proporsional)
• Tebal huruf : 15 cm
• Jumlah huruf : 11 huruf
2. Logo Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat :
• Ukuran tinggi huruf : 94 cm (proporsional)
• Tebal Dimensi Logo : 15 cm
• Jumlah : 1 Unit
28.3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Persiapan
Periksa keadaan lokasi dan permukaan bidang dimana papan nama akan dipasang. Pemasangan
baru dapat dilakukan setelah semua cacat atau kesalahan pada permukaan bidang tersebut telah
diperbaiki dan disetujui MK/Pengawas Lapangan.

II-49
Spesifikasi Teknik

b. Pemasangan
Pasang huruf-huruf stainless stell tersebut dan susun hingga membentuk tulisan “PASAR BALIGE”
pada lokasi dengan ketinggian sebagaimana yang telah ditentukan. Kontraktor harus memastikan
semua huruf pada tulisan tersebut, terpasang lurus dan benar, pada ketinggian dan dengan cara
sesuai ketentuan.
c. Perlindungan
1) Perlindungan pekerjaan dan pekerjaan sekitarnya serta bahan-bahan dari kerusakan selama
pekerjaan berlangsung sampai selesai. Bungkus pekerjaan yang telah selesai dengan lembaran
plastik atau bahan yang kedap air untuk pengiriman dan penyimpanan dan dilindungi dari kerusakan
selama pemasangan.
2) Mengingat lokasi penanaman mempunyai ketinggian lebih dari 7 meter diatas permukaan tanah,
Kontraktor Pelaksana harus menjamin keamanan dan keselamatan pekerja dan semua pihak terkait
pekerjaan ini.
d. Perbaikan dan Pembersihan
Setiap kerusakan yang terjadi selama pemasangan harus diperbaiki. Signage yang tidak dapat
diperbaiki harus diganti dengan yang baru. Bersihkan bingkai dan permukaan tiap huruf agar
diperoleh hasil yang baik.

29. PEKERJAAN LANSEKAP


29.1. Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan pekerjaan penanaman vegetasi
perindang dan ground cover seperti tertera dalam gambar. Pekerjaan ini mencakup pekerjaan
persiapan lahan, penanaman dan pemeliharaan hingga tanaman sepenuhnya hidup.
29.2. Pekerjaan Persiapan
a. Perlindungan tanaman sebelum ditanam
1) Sebelum ditanam, bagian tanaman terutama akar dan batang harus mendapat perlindungan,
terutama pada saat penggalian, pengangkutan, pengiriman dan penyimpanan, terhadap kelebihan
cahaya matahari, angin yang kencang, kekeringan ataupun kondisi-kondisi berlawanan lainnya.
2) Pohon dan semak biasanya dikirim ke lokasi dengan tunas-tunas dan cabang- cabangnya
terbungkus, hal ini dilakukan untuk memudahkan pengangkutan. Semua bibit tanaman hendaknya
secepatnya dipindahkan, untuk mencegah pengguguran daun. Penanaman bibit tanaman
secepatnya setelah pengiriman,
3) Sebelum ditanam, sebaiknya bola akar direndam atau ditempatkan dalam wadah sampai tidak
ada gelembung udara.
4) Pada saat penanaman semua pembungkus akar atau wadah lainnya dibuang.
b. Pemilihan dan Penentuan lokasi penanaman
1) Kontraktor bertanggung jawab terhadap persiapan area yang akan ditanami, penentuan titik-titik
penanaman pohon serta penggalian lubang tanam dengan kedalaman yang sesuai pekerjaan
tersebut harus lewat persetujuan manajer poyek, dan manajer proyek berhak mengubah lokasi-
lokasi penanaman yang berbeda dengan rencana semula. Perubahan-perubahan ini tidak dapat
digunakan untuk pedoman ganti rugi kepada kontraktor.
2) Kontraktor akan memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam penempatan dengan biaya sendiri.
Semua perbedaan antara rencana dan kenyataan kondisi di
II-50
Spesifikasi Teknik

lapangan hendaknya diberitahukan oleh kontraktor kepada manajer proyek sehingga syarat-syarat
penambahan atau pengurangan dari jumlah kontrak dapat diperbaiki.
3) Semua lahan yang terkontaminasi oleh bensin, minyak atau substansi-substansi toxic lainnya
hendaknya diberitahukan kepada manajer proyek dengan usulan- usulan lokasi bebas dari
kontaminasi zat-zat tersebut untuk dipindahkan.
c. Pemilihan Bibit Tanaman yang Sesuai Dengan Spesifikasi
Semua bibit tanaman yang akan digunakan harus memiliki karakter yang sesuai dengan species dan
varietasnya, memiliki batang dan bentuk tajuk yang baik, sehat dan bebas dari penyakit, misalnya
penyakit sampar. Semua tanaman yang dikirim harus dapat dibiakkan dan baru diangkat dari media
tanamnya.
d. Penambahan Campuran Bahan untuk Media Tanam
Penanaman yang menggunakan tanah campuran hendaknya menggunakan bahan- bahan
campuran yang alami dan subur. Top soil hendaknya bebas dari gumpalan keras, tanah liat, batu-
batuan yang tidak diinginkan, kapur semen, abu, bara, atau bahan-bahan lain yang tidak diinginkan.
Pada campuran tanah tersebut hendaknya mencakup :
1) Sisa tanah biasa yang baik berasal dari batuan yang telah diuraikan → 80% volume.
2) Kompos (terdiri dari campuran pupuk kandang, serbuk gergaji, dll) didapat dari agrobisnis atau
sumber-sumber lain. → 20% volume.
3) Tanah anorganik yang subur → 22m3
e. Pembuatan Lubang-Lubang Penanaman
Untuk pembuatan lubang penanaman pohon dibedakan menjadi 3 kategori :
a. Untuk penanaman pohon kecil (diameter batang kurang dari 5 cm), lubang tanaman dibuat
berdiameter minimum 30 cm dengan kedalaman 30 cm.
b. Untuk penanaman pohon sedang (diameter batang lebih dari 5 cm dan kurang dai 10 cm), lubang
tanam dibuat berdiameter minimum 70 cm dengan kedalaman 80 cm.
c. Untuk penanaman pohon besar (diameter lebih dari 10 cm), lubang tanam dibuat berdiameter
minimum 100 cm dengan kedalaman 120 cm, bila diameter penanaman melebihi diameter lubang
perlu diadakan pemangkasan akar pohon.
Tanah hasil galiannya ditempatkan disisi lubang tanam dan sebaiknya dicampur dengan batuan yang
maksimum sebesar 4 cm, kompos, serta 1,36 kg pupuk yang harus disediakan oleh kontraktor. Perlu
juga ditambahkan campuran tanah merah pada lubang penanaman.
Untuk penanaman semak dan tanaman penutup tanah, area yang akan ditanami diberi tanah
campuran. Lubang tanaman digali dengan kedalaman 20 cm. Semua bahan yang tidak berguna
untuk penanaman disingkirkan.
Area yang akan ditanami rumput hendaknya dirapikan dengan menggunakan penggaruk tangan.
Semua batuan yang lebih besar dari 3 cm disingkirkan. Sebelum penanaman, area tanam hendaknya
diberi pupuk ±40 gr/m2 yang disebarkan secara merata ke seluruh permukaannya.
29.3. Pekerjaan Penanaman
a. Penanaman pohon
1) Tanaman diletakkan dalam lubang tanam dengan sistem perakaran yang menyebar. Harus dapat
dipastikan bahwa tanah yang ditimbun dapat tersebar secara merata di antara akar.
2) Harus dapat dipastikan bahwa ketinggian dari permukaan tanah di sekitar tanaman sama dengan
tinggi muka tanah pada saat tanaman masih dalam pembibitan. Pohon-pohon yang masih kecil,
tinggi pohon minimal 2 m, harus persetujuan MK/Pengawas.
3) Setelah ditanam pohon diberi steger dengan ukuran yang layak, dengan cara mengikatkan steger
II-51
Spesifikasi Teknik

pada pohonnya. Hal ini dilakukan untuk membantu pohon tersebut menahan batangnya sebelum
dapat ditopang sendiri oleh akarnya. Batang pohon sebaiknya dibungkus dengan cara memilinnya
hingga percabangan kedua atau sampai ketinggian yang telah ditentukan.
4) Bahan pembungkus diikat dengan tali yang baik dan harus dipastikan terbungkus kuat dan rapi
setiap pohon sebaiknya dilindungi dengan pagar pengaman berukuran 0.90 m2. Pohon-pohon harus
disiram dan dirawat untuk menjamin pertumbuhannya hingga akhir masa perawatan.
5) Jenis dan jumlah tanaman yang di tanam sesuai yang tertera pada gambar lansekap: meliputi:
Pohon Palem ( Dia 10. Cm ) 20 batang, Penanaman Pohon Ketapang Kencana ( Dia 5 cm ) 11 Batang
Penanaman Pohon Bungur 18 Batang, Penanaman Pohon Tanjung 30 Batang.
b. Penanaman perdu, semak dan ground cover
1) Tanaman diletakkan dalam lubang tanam yang telah disiapkan. Seperti halnya pohon, akar tanaman
diletakkan menyebar dalam lubang tanam dan tanah timbunan harus dapat dipastikan tersebar
secara merata di sekitar akar. Setelah tanaman disiram secukupnya, letakkan diatasnya humus
minimum setebal 5 cm secara merata pada seluruh area penanaman.
2) Permukaan tanah tertinggi pada area penanaman sebelum ditambahkan humus sebaiknya 15 cm
lebih rendah dari area yang tidak ditanami yang letaknya berdampingan dengan area tersebut
misalnya permukaan paving.
c. Penanaman rumput
1) Rumput yang ditanam adalah rumput gajah mini. Media tanam digemburkan, lapisan bawah
diangkat dan lapisan atas ditimbun dengan leapisan bawah, kemudian ditaburkan pupuk kandang
pada permukaannya (±40 gram/m2).
2) Lahan penanaman yang telah disiapkan harus disirami terus untuk memastikan tanah yang akan
ditanami dalam keadaan basah. Hal ini penting, untuk mempercepat akar rumput mengikat tanah
sebagai media tanamnya.
3) Lempengan rumput ditanam dengan cara memukul-mukul lempengan tersebut agar menempel
pada tanahnya. Lempengan tersebut disusun dengan jarak 35 cm.
4) Ketinggian areal penanaman setelah ditanami rumput sebaiknya lebih tinggi 2,5 cm dari pada area
dengan perkerasan yang letaknya berdampingan.
5) Kontraktor hendaknya menyirami rumput sesering mungkin untuk memastikan agar akarnya segera
mengikat tanah.
6) Semua celah yang terjadi akibat penanaman yang tidak rapat harus segera ditambal dengan
penambahan lempengan rumput pada bagian tersebut agar dihasilkan pemukaan yang penuh
tertanam rumput.
7) Kontraktor bertanggung jawab terhadap segala bentuk perawatan selama masa kontrak termasuk
pemotongan rumput setinggi 10 cm dan disiangi setiap 1 bulan sekali (rumput liar dicabuti).
8) Pada kesempatan khusus, yaitu pemindahan rumput existing ke lahan penanaman baru, lempeng
rumput lama dikupas dari tanah hingga akarnya tetap utuh dengan ukuran ± 30 x 30 cm.
9) Jika lokasi penanaman baru belum siap, pembentukan level tanah masih dalam pengerjaan, maka
lempengan rumput dapat disimpan dalam tumpukan yang teratur.
10) Tumpukan rumput tersebut tidak lebih dari 1 m dan dilindungi dengan peneduh berupa kassa ayam
atau dibawah pohon peneduh. Tumpukan rumput ini hanya dapat bertahan selama ± 3 minggu
dengan penyiraman 2 – 3 kali sehari.
d. Penyiraman setelah penanaman
1) Segera setelah penanaman, semua tanaman hendaknya disiram secukupnya hingga kebutuhan akar
tercukupi.
2) Adalah tanggungjawab kontraktor untuk memastikan persediaan air yang cukup untuk keperluan
penyiraman selama masa kontrak berlangsung.
II-52
Spesifikasi Teknik

3) Rumput harus mendapat perhatian lebih karena setelah penanaman merupakan masa dimana
kondisi tanah harus selalu lembab. Kekeringan akan mengakibatkan rumput-rumput tersebut mati.
29.4. Pekerjaan Pemeliharaan
a. Pembersihan
Setelah pelaksanaan penanaman ulang atau pelaksanaan lainnya selama masa
pertanggungjawaban kerusakan, kontraktor hendaknya secara berkala membersihkan seluruh area
perkerasan dan memperbaiki daerah-daerah yang rawan akibat pekerjaannya. Kontraktor
bertanggungjawab untuk menyingkirkan bahan- bahan yang tersisa akibat penyimpanan pada lahan
dan hendaknya meninggalkan lokasi dan seluruh area penanaman dalam keadaan yang rapi.
b. Masa Pertanggungjawaban Kerusakan
1) Masa pertanggung jawaban kerusakan adalah 3 bulan terhitung setelah seluruh penanaman selesai
dilaksanakan.
2) Selama masa ini, seluruh area penanaman hendaknya dijaga dan dibersihkan oleh kontraktor
sehingga bebas dari rumput-rumput liar dan sampah.
3) Seluruh tanaman disiram secukupnya untuk memastikan pertumbuhan yang sempurna.
Penyiraman hanya dilakukan pagi dan sore hari.
4) Steger pohon dan tali pengikatnya harus diperiksa ulang agar tetap terikat kuat. Jika steger dan
talinya ada yang merusak kulit kayu, kedudukannya harus diperbaiki untuk menghindari kerusakan
yang lebih dalam dan membuang daerah yang luka.
5) Kontraktor harus bertanggung jawab atas penggantian tanaman-tanaman yang mati, akibat
kesalahannya, sebagai tanggung jawabnya atas pekerjaan yang jelek, kualitas bahan yang jelek atau
karena kelalaiannya.
6) Kontraktor tidak harus bertanggung jawab untuk mengganti tanaman yang rusak disebabkan oleh
angin topan, banjir atau bencana alam lainnya.
7) Pada akhir dari masa pertanggung jawab kerusakan, pekerjaan akan diperiksa dan pengecekan
formal dilakukan bersama-sama antara kontraktor dengan manajer proyek. Pelaksaan penanaman
ulang akan disetujui sebelum penyerahan lahan kepada kontraktor.
c. Pemeliharaan Berkala
Setelah masa pertanggung jawaban kerusakan selesai, kontraktor bertanggung jawab untuk
meneruskan kegiatan pemeliharaan. Adapun kegiatan-kegiatan pemeliharaan tersebut mencakup :
1) Pembabatan rumput
Pembabatan rumput dilakukan 1 – 2 minggu sekali tergantung pada kecepatan tumbuhnya.
Kecepatan tumbuh ini tergantung pada kerapatn tanam, pemupukan dan penyiraman yang sesuai.
2) Penyiangan, Pendangiran dan Pengetrikan
Pada dasarnya tujuan dari pendangiran adalah untuk menggemburkan tanah agar air dengan
mudah dapat mencapai akar dan agar tanaman-tanaman liar yang mengganggu dapat diatasi.
Penyiangan, pendangiran dan pengetrikan ini rata-rata dilakukan 1 x sebulan.
3) Pemangkasan
Pemangkasan pada tanaman diperlukan untuk memelihara bentuk tanaman agar segi keindahannya
dapat dipertahankan. Pemangkasan dilakukan pada pertumbuhan tanaman yang sudah melebihi
batas maksimal ukuran tanaman yang dierencanakan atau telah tumbuh ranting-ranting yang tidak
diinginkan, dilakukan dengan membuang tunas liar, cabang-cabang yang tumbuh tidak teratur dan
tanaman yang rusak oleh hama atau penyakit.
Tujuan dari pemangkasan :
• Membatasi pertumbuhan tanaman
II-53
Spesifikasi Teknik

• Memperbaiki kulaitas bunga, buah, daun, batang dan bentuk dari tanaman.
• Mendapatkan keseimbangan antara pertumbuhan vegetatif dan generatif
• Menguatkan tanaman.

Car pemangkasan :
• Pemangkasan sebaiknya dilakukan tepat diatas mata tunas yang diharapkan tumbuh.
• Pada pemangkasan untuk pembentukan tanaman, pertumbuhan tanaman dapat diarahkan ke
dalam atau ke luar.
• Luka tanaman harus membentuk 45°, dengan tujuan mencegah pembusukan akibat air yang
tergenang dan mencegah berkumpulnya bibit penyakit.
• Arah memangkas dari bagian bawah ke atas.
Alat pangkas : gunting pangkas, sabit dan alat pemangkas rumput (secara mekanis maupun yang
menggunakan tenaga pendorong)
Waktu pemangkasan :
• Saat menggugurkan daun (tanaman deciduous)
• Saat bunga layu / awal pertumbuhan daun baru
• Sewaktu-waktu
4) Penyiraman dan pemberantasan hama
a) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyiraman ialah waktu, jumlah teratur, tidak menunggu
tanaman mengalami kekeringan dan tidak menyebabkan tanah menjadi padat.
b) Penyiraman dilakukan 2x sehari untuk rumput dan tanaman hias yaitu pada pagi dan sore hari
kecuali bila hujan, pagi hari antara jam 07.00-09.00 dan sore hari antara jam 15.00-18.00.
c) Tanaman dapat diserang berbagai jenis hama serta penyakit yang menyebabkan rusaknya tanaman
yang kita tanam. Untuk pemberantasan hama dilakukan penyemprotan dengan obat-obatan
pemberantas hama (insektisida) secara berulang-ulang tiap 1 minggu sekali, sampai tanaman
tersebut bebas dari hama.
5) Pemupukan
Pemupukan jenis tanaman pohon, perdu dan semak dapat dipakai urea dan NPK dengan dosis yang
tercantum dalam kemasannya dan juga pupuk kandang, sedangkan untuk rumput setelah berumur
2 minggu penanaman dengan menggunakan pupuk buatan, untuk selanjutnya pemupukan
dilakukan setiap 1 bulan sekali. Jenis pupuk yang diapakai adalah : urea dengan dosis 0,1 kg/m dan
NPK 0,075 kg/m.
Pemupukan dilakukan dengan cara :
- Disebar dalam tanah (broadcast), tanah didangir sedalam 15-20 cm dan pupuk disebarkan dalam
tanah lalu ditutup dan disiram agar cepat larut.
- Ditabur dalam lajur diantara barisan tanaman (band placement/furrow placement).
- Disebar sekeliling tanaman (metode perforasi), untuk tanaman yang tidak terlalu besar dibuat
saluran sekeliling tanaman. Pupuk ditabur dalam saluran tersebut dan kemudian ditutup dengan
tanah. Untuk pohon yang besar dibuat saluran sekeliling proyrksi tajuk dan pohon.
- Disiram disekeliling tanaman, contoh pupuk pokon dan hyponex.
Pupuk dilarutkan dalam air dan disemprotkan pada daun (foliar fertilizer/foliar application), contoh
: pupuk wuxal, bayfolan, welgro, hyponex, dan trimogreen.

II-54
Spesifikasi Teknik

30. PEKERJAAN PEMASANGAN ROLLING DOOR


30.1. Umum
a. Ketentuan Umum
Sebelum pekerjaan ini dilakukan, maka :
1) Pemborong wajib mengadakan pemeriksaan dilapangan, agar mendapat gambaran luas yang
presisi atas bidang yang akan dikerjakan.
2) Pemborong harus mengajukan terlebih dahulu contoh-contoh bahan pekerjaan ini yang akan
digunakan.
3) Contoh-contoh bahan tersebut harus disertai brosur yang memuat data teknis dan cara
pemasangan.
b. Lingkup Pekerjaan
1) Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat (bahan, pengiriman, penyimpanan, pemasangan
dan penerimaan) untuk pekerja, material dan peralatan.
2) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan alat- alat bantu
lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
3) Pekerjaan pembuatan rolling door dialokasikan pada pintu-pintu Kios dan ruang pembuangan
sampah, atau posisi yang ditentukan dalam gambar arsitektur.
c. Referensi
1) Quality Assurance :
Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan yang sudah
terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan diterima oleh perencana. Pemasangan rolling
door menggunakan peralatan sesuai rekomendasi dari pabriknya.
2) Kualifikasi pekerja :
a) Pekerjaan ini harus dikerjakan/dilaksanakan oleh tenaga ahli dan telah berpengalaman dalam
bidang pasangan rolling door.
b) Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, konsultan MK/Pengawas dan Pemberi Tugas tidak
mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.
d. Persyaratan Bahan
1) Material :
- Rolling door ex.Joff Metal atau setara
- Dimensi bukaan pintu :
lebar : lihat gambar arsitektur tinggi : lihat gambar
arsitektur
- Tebal daun pintu : 0,43 mm
- Material pintu : Roll A Door Sheet System Perforated 3 baris Ø lubang 3mm dari Prepainted Steel,
warna Cream, termasuk acessoris (Kunci dan Rantai), di lengkapi dengan cover box dari alumunium
plat anodized
- Sistem buka tutup : Rolling door
30.2. Persyaratan Pelaksanaan

a. Pengiriman (Submittals)
1) Kirimkan setiap item dalam penjelasan spesifikasi ini sesuai dengan kondisi kontrak.
II-55
Spesifikasi Teknik

2) Data-data produk termasuk spesifikasi manufaktur untuk fabrikasi dan instalasi. Sediakan data-
data yang penting dimana produk telah sesuai dengan persyaratan- persyaratan.
3) Shop drawing yang menunjukkan fabrikasi dan instalasi pekerjaan automatic rolling door. Juga
detail-detail dari setiap tipe frame, elevasi persyaratan- persyaratan pemasangan angker pada kosen,
pintu-pintu dan hardware dari kosen dan perkuatannya, detail-detail sambungan dan hubungan.
Perlihatkan anchor dan item aksesori. Sediakan schedule dari pintu-pintu dan kosen yang
menggunakan nomor- nomor referensi yang sama untuk detail-detail dan bukaan seperti yang
tercantum dalam gambar.
b. Persiapan dan Pemeriksaan
1) Sebelum pemasangan rolling door, lakukan persiapan lokasi pasang dengan mengukur dimensi
yang dibutuhkan (tinggi dan lebar pintu)
2) Periksa bahwa tidak ada pekerjaan-pekerjaan lain yang sedang berlangsung disekitar area agar
tidak terganggu.
c. Pelaksanaan
1) Tempatkan peralatan-peralatan sesuai rekomendasi dari pabrik.
2) Hasil pasangan pintu harus berfungsi sesuai dengan rencana (dapat terbuka dan tertutup secara
otomatis)
d. Persyaratan Pemeliharaan
1) Penyimpanan dan Perawatan
a) Produk dikirim dalam kemasan asli tertutup dari pabrik, tanpa cacat, rusak, dan sebagainya.
b) Produk disimpan dalam gudang yang aman, terhindar dari air, kering, dan cukup ventilasi
2) Perbaikan
a) Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat, sampai dengan perbaikkan pekerjaan
tersebut diterima oleh Konsultan MK/Pengawas. Perbaikan dilaksanakan sedemikian rupa hingga tak
mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
b) Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
3) Pengamanan
a) Kontraktor wajib mengadakan perlindungan dan pengamanan terhadap pekerjaan yang telah
dilaksanakan.
b) Sesudah pekerjaan rolling door, permukaan pintu harus dijaga terhadap kemungkinan-
kemungkinan terkena cairan-cairan dan benda-benda lain yang mungkin bisa menimbulkan cacat,
noda-noda dan sebagainya.
c) Apabila hal ini terjadi, Kontraktor harus memperbaiki cacat tersebut hingga pulih kembali seperti
semula, sampai hasil perbaikan tersebut dapat diterima dan disetujui oleh Konsultan MK/Pengawas.
Biaya perbaikan ditanggung oleh Kontraktor.
4) Persyaratan Penerimaan
Kontraktor harus mengirimkan garansi-garansi sebagai berikut :
a) Garansi tertulis dari fabrikator rooling door.
b) Garansi juga harus menyangkut kegagalan pekerjaan atau material, hilangnya properti mekanis
(loss of mechanical properties), kebocoran air, kegagalan struktural, non uniformity of surfaces,
korosi/karat, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan persyaratan performance.
c) Kontraktor harus mengirimkan bukti-bukti mengenai sumber dari material dan aksesorinya dalam
bentuk sertifikat "Certificate of Origin" dari manufaktur yang disetujui oleh Konsultan MK/Pengawas
dan Pemberi Tugas.
II-56
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT RI
D I RE KTO R A T J E N DE RA L C I PT A KARYA
PUSAT PENGEMBANGAN SARANA PRASARANAPENDIDIKAN OLAHRAGA DAN PASAR

PEMBANGUNAN REVITALISASI
PASAR BALERONG - BALIGE
KABUPATEN TOBA SAMOSIR PROVINSI
SUMATERA UTARA

BAB III
SPESIFIKASI TEKINIK
PEKERJAAN STRUKTUR
Spesifikasi Teknik

BAB III PEKERJAAN STRUKTUR

31. PERSYARATAN PEMBERSIHAN DAN PEMBONGKARAN


Semua benda dan permukaan seperti pohon akar dan tonjolan serta rintangan- rintangan bangunan
beserta pondasinya dan lain-lain yang berada di dalam batas daerah pembangunan yang tercantum
dalam gambar harus dibersihkan dan dibongkar kecuali untuk hal-hal di bawah ini :
1) Sisa-sisa pohon yang tidak mengganggu dan akar-akar serta benda-benda yang tidak mudah rusak
yang letaknya minimum ± 1 meter di bawah dasar pondasi.
2) Pembongkaran tiang-tiang saluran-saluran dan selokan-selokan hanya sedalam yang diperlukan
dalam penggalian ditempat tersebut.
3) Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali lubang-lubang bekas pepohonan dan lubang-lubang
lain harus diurug kembali dengan bahan-bahan yang baik dan dipadatkan.
4) Kontraktor bertanggung jawab untuk membuang sendiri tanaman-tanaman dan puing-puing
ketempat yang ditentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
5) Kontraktor bertanggung jawab untuk melakukan evakuasi / pemindahan instalasi / saluran eksisting
yang berada di dalam lokasi tapak proyek sehingga instalasi / saluran tersebut kembali bisa
berfungsi seperti sebelumnya.
6) Semua berangkal dan kotoran dari bekas pembongkaran konstruksi existing galian dan lain-lain
harus segera dikeluarkan dari tapak dan dibuang ke tempat yang ditentukan oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi. Semua peralatan yang diperlukan pada paket pekerjaan ini harus tersedia
di lapangan dalam keadaan siap pakai.
7) Kontraktor harus tetap menjaga kebersihan diarea pekerjaan dan disekitarnya yang diakibatkan
oleh semua kegiatan pekerjaan ini serta menjaga keutuhan terhadap material/barang-barang yang
sudah terpasang (existing).

32. PEKERJAAN TANAH


32.1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan galian tanah adalah semua pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan tanah meliputi :
1) Penggalian, perataan, pengurugan kembali jika diperlukan.
2) Pemadatan Tanah
32.2. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan
a. Penggalian
1) Tenaga Ahli Lapangan
Pemborong harus mengajukan daftar nama tenaga ahli yang akan ditempatkan di lapangan. Tenaga
ahli tersebut harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Pengawas dan tenaga ahli
tersebut harus kontinyu berada di lapangan untuk pengawasan.
2) Penggalian
Pemborong harus melakukan pengukuran untuk menetapkan lokasi dan elevasi galian sesuai
dengan gambar kerja yaitu sdalam 1,55 m, hasil pengukuran harus disetujui oleh Pengawas sebelum
melanjutkan pekerjaan berikutnya.
3) Pergeseran as kolom yang direncanakan maksimum 5 cm ke segala arah. Dasar pondasi harus
horisontal. Deviasi maksimum 5 cm.
4) Penggalian harus dikerjakan secara terus menerus sampai mencapai elevasi yang dipersyaratkan
dan harus mendapatkan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh Pengawas.
5) Material lepas dan lumpur harus dibersihkan dari dalam lubang pondasi. Lubang harus bersih setiap
saat.
6) Pemadatan galian harus dilakukan sesuai dengan elevasi yang ditentukan pada gambar
III-58
Spesifikasi Teknik

perencanaan.
7) Sebelum dilanjutkan pada pekerjaan lantai kerja, Kontraktor harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas bahwa galian dan pemadatan sudah sesuai.
b. Pemadatan Tanah
1) Pemadatan dilakukan pada peil yang ditentukan sesuai Gambar Kerja.
2) Sebelum pemadatan, harus dibersihkan dari semua kotoran, humus dan akar tanaman serta bekas
bongkaran.
3) Pelaksanaan pemadatan dilakukan lapis demi lapis, tiap lapisan tidak boleh lebih dari 20 cm tebal
sebelum dipadatkan atau 15 cm setelah dipadatkan.
4) Pemadatan tanah dan pembentukan permukaan (shaping) dilakukan dengan blade graders /
stemper atau lainnya dengan mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas. Sebelumnya
tanah harus digaru dengan sheep foot rollers.
5) Selama pemadatan harus dikontrol terus kadar airnya, sebelum pemadatan kadar air dari fill
material harus sama dengan kadar air optimum dari hasil test Compaction Modified Proctor dari
contoh fill material.
6) Apabila kadar air bahan timbunan/fill material lebih kecil dari bahan optimum, maka fill material
harus diberi air sehingga menyamai kadar air optimum. Sebaliknya bila kadar air bahan
timbunan/fill material lebih besar dari kadar air optimum, maka fill material harus dikeringkan
terlebih dahulu atau ditambah dengan bahan timbunan yang lebih kering.
7) Pemadatan harus dilakukan pada cuaca baik, bila hujan dan air tergenang, pemadatan dihentikan.
Diusahakan air dapat mengalir dengan membuat saluran- saluran drainage / dewatering sehingga
daerah pemadatan selalu kering.
8) Setiap lapis dari daerah yang dipadatkan harus ditest dengan 'Field Dry Density Test' untuk
mengetahui kepadatan tanah yang dicapai serta Moisture Content. Satu test untuk setiap 400 m2
untuk tanah yang dipadatkan.
9) Apabila tanah yang dipadatkan telah mencapai nilai 90% compacted dari modified proctor (untuk
lapisan sub grade setebal 30 cm di bawah base) tetapi tidak mencapai soaked CBR minimum = 4,
maka tanah (sub grade) tersebut harus diganti dengan fill material yang pada 90% maksimum
compacted mencapai nilai soaked CBR = 4.
c. Penyelesaian
1) Pemborong harus membersihkan kembali daerah yang telah selesai dikerjakan terhadap segala
kotoran, sampah bekas adukan, bobokan, tulangan dan lain-lain.
2) Kelebihan tanah bekas galian pondasi dan bobokan maupun material yang tidak diperlukan lagi
harus dibawa keluar proyek atau ke tempat lain dengan persetujuan Pengawas.
3) Pemborong harus tetap menjamin susunan tanah pada daerah di sekitar pondasi terhadap
kepadatannya maupun terhadap peil semula.
4) Pada pelaksanaan pembersihan, Pemborong harus berhati-hati untuk tidak mengganggu setiap
patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda lainnya.
33. PEKERJAAN TIANG BORE PILE
33.1. Umum
a. Lingkup Pekerjaan
1) Pengadaan semua tenaga kerja, material, peralatan dan semua perlengkapan yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan pekerjaan ini.
2) Penyediaan dan pengecoran tiang bor.
3) Pondasi Bore Pile diameter 30 cm, kedalaman 6 m dari dasar pile cap.
b. Standar
Untuk semua pekerjaan, bahan-bahannya harus dilaksanakan sesuai dengan Persyaratan Umum
Bahan Bangunan di Indonesia (PUBBI-1982), Spesifikasi Teknis dan Uraian yang tertera pada
gambar kerja. Semua pekerjaan beton bertulang harus dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi
III-59
Spesifikasi Teknik

pekerjaan beton bertulang dan SK.SNI 1991, kecuali bila ada perubahan-perubahan khusus yang
akan disebutkan kemudian.
Sebelum melaksanakan pekerjaan Kontraktor berkewajiban meneliti gambar- gambar konstruksi
dan gambar-gambar arsitektur. Bila terdapat perbedaan atau keganjilan Kontraktor wajib
melaporkan hal tersebut kepada MK/Pengawas.
c. Kontraktor Spesialis
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor spesialist tiang bor dan yang mempunyai staff
pengawas yang berpengalaman untuk pekerjaan ini, sehingga dapat dihasilkan mutu pekerjaan
seperti yang disyaratkan dengan daya dukung yang sesuai dengan yang tercantum dalam
spesifikasi serta gambar rencana yang dibuat oleh MK/Pengawas.
d. Organisasi Personil
Kontraktor harus melampirkan struktur organisasi dengan personil-personil yang berpengalaman
untuk pekerjaan ini yang ditunjukan dengan Daftar Riwayat Hidup dari personil-personil yang
bersangkutan. Juga kontraktor harus memberikan surat pernyataan yang menjamin bahwa
personil yang bersangkutan akan selalu berada di tempat pekerjaan selama masa pekerjaan ini
berlangsung.
e. Metode Pelaksanaan
Kontraktor harus melampirkan metode pelaksanaan serta alat-alat yang akan digunakan dalam
proyek ini dengan memperhatikan kondisi lapangan tanah yang ada, lokasi permukaan air tanah,
sifat dan jumlah tanah yang dihadapi, sifat peralatan yang akan dipergunakan serta fasilitas yang
dibutuhkan pada tahap preliminary maupun pada tahap selanjutnya.
Kontraktor sebelum mulai pekerjaan harus menyerahkan :
1) Equipment schedule.
2) Rencana pembuatan tiang per hari per alat.
3) Manpower schedule.
4) Material schedule
f. Tanggung Jawab
Kontraktor bertanggung jawab untuk melaksanakan pembuatan tiang bor dengan jumlah, ukuran
dan letak seperti yang terlihat dalam gambar denah tiang pondasi yang dibuat oleh Perencana.
g. Tiang Bor
Tiang bor yang digunakan adalah bore pile dengan Ø 300 mm dengan panjang 6 m dari
dasar pile cap.
33.2. Bahan Material
a. Beton
Beton yang digunakan dalam pengecoran Bored Pile dengan mutu K-300
1) Bahan-bahan (Aggregates)
Harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam code SK.SNI-1991 kecuali yang disebut lain
pada instruksi tertulis. Aggregate kasar harus berupa batu pecah dengan ukuran tidak lebih dari 4.0
cm, sedangkan aggregate halus berupa pasir beton yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis.
2) Portland Cement
Digunakan Portland Cement type 1 menurut NI.8-1985 atau S-400 menurut NI.8-1972. Portland Cement
harus dari satu merek dan penggantian merek harus dengan persetujuan tertulis.
33.3. Pelaksanaan
a. Pengenalan Lapangan atau Site
1) Kontraktor harus mengenal lapangan sebaik-baiknya sebelum memulai pekerjaannya yang
antara lain :

III-60
Spesifikasi Teknik

- Peil existing dihubungkan dengan peil dalam gambar rencana.


- Keadaan atau kondisi lapisan-lapisan tanah.
- Bangunan-bangunan atau fasilitas-fasilitas yang ada dan atau berdekatan dengan site.
- Kedalaman muka air tanah.
- Peralatan dan fasilitas-fasilitas yang diperlukan guna kelancaran pekerjaan.
- Hal-hal lain yang mungkin berpengaruh terhadap pelaksanaan pekerjaan.
2) Kontraktor juga harus mengenal kondisi jalan-jalan umum, batasan-batasan beban jalan dan batasan
atau ketentuan-ketentuan lainnya yang mungkin mempengaruhi lancarnya transportasi atau alat-alat
dari dan ke site.
3) Kontraktor wajib untuk mencocokkan kondisi lapangan dengan gambar rencana dan wajib untuk
melaporkan secara tertulis kepadaMK/Pengawas.
b. Pengukuran Lapangan atau Setting Out
1) Kontraktor sebelum memulai pekerjaan harus melakukan pengukuran layout dengan
menggunakan Surveyor yang teliti serta berpengalaman.
2) Kontraktor wajib untuk melaporkan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas, apabila
ditemukan perbedaan elevasi atau ukuran lapangan dengan yang tercantum dalam gambar
rencana.
3) Kontraktor wajib untuk mengukur atau menentukan fasilitas atau utilitas yang ada di lapangan
serta melaporkannya secara tertulis kepada MK/Pengawas.
4) Segala biaya yang diperlukan untuk melindungi atau memelihara fasilitas atau utilitas yang ada,
termasuk memasang kembali yang rusak karena kesalahan Kontraktor, menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
c. Mesin atau Alat Bor
1) Alat bor yang digunakan adalah jenis Bor Mesin atau rotary machines.
2) Pemborong harus bisa menunjukkan bahwa alat yang digunakan telah tersedia dan dapat digunakan
pada waktu yang telah ditentukan.
3) Pada waktu pengeboran, lubang bor harus dilindungi dengan casing, dimana panjang
casing ini harus disetujui dahulu oleh MK/ Pengawas.
d. Pekerjaan Tiang Bor
1) Pemborong diwajibkan mengadakan pengukuran lokasi dari pada letak lubang bor dengan
menggunakan alat ukur theodolite.
2) Pemborong perlu mengadakan penjagaan keamanan terhadap bahaya - bahaya akibat pelaksanaan-
pelaksanaan pekerjaan pengeboran tersebut, segala akibat dari kelalaian- kelalaian tersebut menjadi
tanggung jawab Pemborong.
3) Perlu diadakan pengamanan-pengamanan terhadap adanya saluran drainage, pipa- pipa gas, ground
cable dan sebagainya yang masih berfungsi. Penyelesaian pelaksanaan dapat diselesaikan setempat
dengan MK/ Pengawas.
4) Untuk pekerjaan pengeboran harus dilakukan pengukuran-pengukuran yang cermat dan teliti sesuai
dengan gambar untuk menjamin tepatnya letak as bangunan dan posisi tiang bor dimasing-masing
lokasi.
5) Pengeboran harus dilakukan betul-betul vertikal tegak lurus seperti yang disyaratkan dan pada waktu
pengeboran harus dicegah terjadinya gerakan - gerakan lateral horizontal.
6) Lubang-lubang yang dibor secara tidak baik menurut garis vertikal dan dianggap bisa membahayakan
atau mengurangi kegunaan tiang bor, maka tiang bor tersebut harus diperbaiki atau tiang bor lainharus
ditambahkan.
7) Pengecoran masing-masing tiang bor segera dilakukan sesaat pengeboran telah mencapai kedalaman
yang diinginkan. Lubang bor tidak boleh dibiarkan terbuka tanpa casing lebih dari 24 (dua puluh empat)
jam. Kedalaman tiang bor mengikuti gambar perencanaan.
III-61
Spesifikasi Teknik

8) Pengecoran tiang bor harus sampai + 100 cm diatas cut off level.
9) Lubang-lubang bor yang rusak pada waktu pengeboran ataupun pengecoran sehingga mengurangi
kegunaaan dari tiang tersebut nantinya harus diganti dengan tiang bor baru atau dilakukan perbaikan
pada bagian-bagian yang rusak, dan seluruh biaya yang diperlukan untuk ini merupakan beban
Kontraktor.
e. Toleransi
1) Kecuali jika ada pengeboran yang miring, lubang harus dibor vertikal tegak lurus dengan
toleransi kemiringan maksimum 1 : 200.
2) Posisi titik bor tidak boleh bergeser/menyimpang lebih dari 5 cm dari lokasi yang ditentukan.
3) Bila ternyata toleransi tersebut tidak dipenuhi, Kontraktor wajib melakukan
perbaikan/penambahan atas beban Kontraktor.

34. PEKERJAAN STRUKTUR BAGUNAN BARU DAN EKSISTING


34.1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan pondasi ialah :
1) Pembuatan urugan pasir dan lantai kerja setebal 5 cm dan dipadatkan.
2) Pembuatan semua pondasi tapak sesuai Gambar Kerja.
3) Pemasangan semua stek dan angker yang diperlukan sesuai Gambar Kerja.
34.2. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan
a. Persyaratan Umum
1) Semua pekerjaan pondasi baru boleh dikerjakan apabila galian tanah telah diperiksa ukuran dan
kedalamannya dan disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi.
2) Bila pada lubang-lubang galian terdapat banyak air tergenang karena air tanah dan air hujan, maka
sebelum pasangan dimulai terlebih dahulu air harus dipompa dan dibuang di daerah lain yang tidak
mengganggu pekerjaan dan dasar lubang dikeringkan.
3) Jika pemasangan pondasi terpaksa dihentikan, maka ujung penghentian pondasi harus bergigi agar
penyambungan berikutnya terjadi ikatan yang kokoh dan sempurna.
4) Di dalam pondasi sama sekali tidak boleh terdapat rongga-rongga udara/celah- celah.
34.3. Pasangan Pondasi Tapak Bangunan Baru
1) Menggunakan mutu beton K 300
2) Tulangan Utama Dia, 16 mm dan 19 mm.
3) Tulangan Begel Dia, 13 mm
4) Pondasi Tapak 200x200x35 cm ( P1 ) , Pondasi tapak 220x220x35 cm ( P2 ), Pondasi tapak
180x180x35 cm ( P3 ), Pondasi Tapak 160x160x35 cm ( P4 ), PondasiTapak 150x310x30 cm ( P5 ),
Pondasi tapak 150x310x40 ( P6 ), Pondasi tapak tapak 100x100x30cm ( P7 ), Pondasi tapak
120x220x35 cm ( P-Tg ), Pondasi tapak 150x200x35 cm ( P-Tg2 ), Pondasi tapak 100x120x35 cm ( P-
Tg3 ), Pondasi tapak konstruksi fasad 120x120x30.
34.4. Pasangan Pondasi Tapak Eksisting
1) Menggunakan mutu beton K 300
2) Tulangan Utama Dia, 16 mm dan 19 mm.
3) Tulangan Begel Dia, 13 mm
4) Pondasi tapak perkuatan 240x240x60 cm ( PJ1 ), Pondasi tapak perkuatan 240x240x60 cm ( PJ1a
dan PJ1b ), Pondasi tapak perkuatan 315x240x140x160 cm ( PJ1c ), Pondasi tapak perkuatan
240x240xx40 cm ( PJ2 ), Pondasi tapak perkuatan 180x180x14 cm ( PJ3 ), Pondasi tapak shearwall
840x840x240x60 cm ( PSW1 ), Pondasi tapak shearwall 540x540x240x60 cm ( PSW3 ),

III-62
Spesifikasi Teknik

35. PEKERJAAN BETON BERTULANG


35.1. Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang termasuk meliputi :
1) Penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, instalasi konstruksi dan
perlengkapan-perlengkapan untuk semua pembuatan dan mendirikan semua baja tulangan,
bersama dengan semua pekerjaan pertukangan/keahlian lain yang ada hubungannya dengan itu,
lengkap sebagaimana diperlihatkan, dispesifikasikan atau sebagaimana diperlukannya.
2) Tanggung jawab "kontraktor" atas instalasi semua alat-alat yang terpasang, selubung-selubung dan
sebagainya yang tertanam di dalam beton. Syarat-syarat umum pada pekerjaan ini berlaku penuh
Peraturan Beton Indonesia 1971 (PBI 1971), ASTM dan ACI.
3) Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tidak termasuk pada gambar-
gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam garis besar. Ukuran-ukuran
yang tepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam gambar-gambar struktur konstruksi
beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam ukuran antara kedua macam gambar itu, maka ukuran
yang harus berlaku harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan perencana atau Direksi Lapangan
guna mendapatkan ukuran yang sesungguhnya disetujui oleh perencana.
4) Jika karena keadaan pasaran, besi penulangan perlu diganti guna kelangsungan pelaksanaan maka
jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan memperhatikan syarat-syarat lainnya yang
termuat dalam PBI 1971. Dalam hal ini Direksi Lapangan harus segera diberitahukan untuk
persetujuannya, sebelum fabrikasi dilakukan.
5) Penyediaan dan penempatan tulangan baja untuk semua pekerjaan beton yang berlangsung dicor
di tempat, termasuk penyediaan dan penempatan batang-batang dowel ditanamkan di dalam
beton seperti terlihat dan terperinci di dalam gambar atau seperti petunjuk Direksi Lapangan dan,
bila disyaratkan, penyediaan penulangan untuk dinding blok beton.
6) "Kontraktor" harus bertanggungjawab untuk membuat dan membiayai semua desain campuran
beton dan test-test untuk menentukan kecocokan dari bahan dan proporsi dari bahan-bahan
terperinci untuk setiap jenis dan kekuatan beton, dari perincian slump, yang akan bekerja/berfungsi
penuh untuk semua teknik dan kondisi penempatan, dan akan menghasilkan yang diijinkan oleh
Direksi Lapangan.
Kontraktor berkewajiban mengadakan dan membiayai Test Laboratorium.
7) Pekerjaan-pekerjaan lain yang termasuk adalah :
- semua pekerjaan beton yang tidak terperinci di luar ini
- pemeliharaan dan finishing, termasuk grouting
- mengatur benda-benda yang ditanam di dalam beton, kecuali tulangan beton
- koordinasi dari pekerjaan ini dengan pekerjaan dari lain bagian
- sparing dalam beton untuk instalasi M/E
- penyediaan dan penempatan stek tulangan pada setiap pertemuan dinding bata dengan
kolom/dinding beton struktural dan dinding bata dengan pelat beton struktural seperti yang
ditunjukkan oleh Direksi Lapangan.
b. Referensi dan Standar-Standar
Semua pekerjaan yang tercantum dalam bab ini, kecuali tercantum dalam gambar atau diperinci,
harus memenuhi edisi terakhir dari peraturan, standard dan spesifikasi berikut ini :
1) PBI - 1971 Peraturan Beton Bertulang Indonesia - 1971
2) SKSNI - 1991 Tatacara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung
3) PUBI – 1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
4) ACI - 304 ACI 304.1R-92, State-of-the Art Report on Preplaced Aggregate Conc. for
Structural and Mass Concrete, Part 2
5) ACI 304.2R-91, Placing Concrete by Pumping Methods, Part 2
III-63
Spesifikasi Teknik

6) ASTM - C94 Standard Specification for Ready-Mixed Concrete


7) ASTM - C33 Standard Specification for Concrete Aggregates
8) ACI - 318 Building Code Requirements for Reinforced Concrete
9) ACI - 301 Specification for Structural Concrete of Building
10) ACI - 212 ACI 212.IR-63, Admixture for Concrete, Part 1
11) ACI 212.2R-71, Guide for Use of Admixture in Concrete, Part 1
12) ASTM - C143 Standard Test Method for Slump of Portland Cement Concrete
13) ASTM - C231 Standard Test Method for Air Content of Freshly Mixed Concrete by the Pressure
Method
14) ASTM - C171 Standard Specification for Sheet Materials for Curing Concrete
15) ASTM - C172 Standard Method of Sampling Freshly Mixed Concrete
16) ASTM - C31 Standard Method of Making and Curing Concrete Test Specimens in the Field
17) ASTM - C42 Standard Method of Obtaining and Testing Drilled Cores and Sawed Beams of
Concrete
18) ASTM - C309 Standard Specification for Liquid Membrane Forming Compounds for Curing Concrete
19) ASTM - D1752 Standard Specification for Performed Spange Rubberand Cork Expansion Joint Fillers
for Concrete Paving and Structural Construction
20) ASTM - D1751 Standard Specification for Performed Expansion Joint Fillers for Concrete Paving and
Structural Construction (Non-extruding and Resilient Bituminous Types)
21) SII Standard Industri Indonesia
22) ACI – 315 Manual of Standard Practice for Reinforced Concrete
23) ASTM - A185 Standard Specification for Welded Steel Wire Fabric for Concrete Reinforcement.
24) ASTM - A165 Standard Specification for Deformed and Plain Billet Steel Bars for Concrete
Reinforcement, Grade 40, deformed, for reinforcing bars, Grade 40, for stirrups and ties.
25) Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis yang diberikan oleh pengawas.
c. Penyerahan-penyerahan
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilaksanakan oleh Kontraktor kepada Direksi Lapangan
sesuai dengan jadwal yang telah disetujui untuk menyerahkan dan dengan segera sehingga tidak
menyebabkan keterlambatan pada pekerjaan sendiri maupun pada pekerjaan kontraktor lain.
c1. Gambar pelaksanaan
Merupakan gambar tahapan pelaksanaan yang harus diserahkan oleh Kontraktor kepada Direksi
Lapangan untuk mendapat persetujuan ijin.
Penyerahan harus dilakukan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum jadwal pelaksanaan
pekerjaan beton.
c2. Data dari pabrik/sertifikat
Untuk mendapat jaminan atas mutu beton ready-mix, maka sebelum pengiriman; Kontraktor harus
sudah menyerahkan kepada Direksi Lapangan sedikitnya 5 hari kerja sebelum pengiriman; hasil-
hasil percobaan laboratorium, baik hasil percobaan bahan maupun hasil percobaan campuran (Mix
Design dan Trial Mix) yang diperuntukan proyek ini.
c3. Harus diajukan minimal 2 (dua) supplier beton ready-mix untuk memperlancar pelaksanaan dan
mendapat persetujuan Direksi Lapangan sebelum memulai pengecoran.
d. Percobaan Bahan dan Campuran Beton
d1. Umum
Test bahan : Sebelum membuat campuran, test laboratorium harus dilakukan untuk test berikut,
sehubungan dengan prosedur-prosedur ditujukan ke standard referensi untuk menjamin
pemenuhan spesifikasi proyek untuk membuat campuran yang diperlukan.
III-64
Spesifikasi Teknik

d2. Semen : berat jenis semen

d3. Agregat :
Analisa tapis, berat jenis, prosentase dari void (kekosongan), penyerapan, kelembaban dari agregat
kasar dan halus, berat kering dari agregat kasar, modulus terhalus dari agregat halus.
d4. Adukan/campuran beton
1) Adukan beton harus didasarkan pada trial mix dan mix design masing-masing untuk umur 7, 14 atau
21 dan 28 hari yang didasarkan pada minimum 20 hasil pengujian atau lebih sedemikian rupa
sehingga hasil uji tersebut dapat disetujui oleh Direksi Lapangan.
Hasil uji yang disetujui tersebut sudah harus disertakan selambat-lambatnya 3 minggu sebelum
pengerjaan dimulai, dan selain itu mutu betonpun harus sesuai dengan mutu standard PBI 1971.
Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diperiksa Direksi Lapangan tentang
kekuatan/kebersihannya.
Semua pembuatan dan pengujian trial mix dan design mix serta pembiayaannya adalah sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor. Trial mix dan design mix harus diadakan lagi bila agregat yang
dipakai diambil dari sumber yang berlainan, merk semen yang berbeda atau supplier beton yang
lain.
2) Ukuran-ukuran
Campuran desain dan campuran percobaan harus proporsional semen terhadap agregat
berdasarkan berat, atau proporsi yang cocok dari ukuran untuk rencana proposional atau
perbandingan yang harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
3) Percobaan adukan untuk berat normal beton
Untuk perincian minimum dan maximum slump untuk setiap jenis dan kekuatan dari berat normal
beton, dibuat empat (4) adukan campuran dengan memakai nilai faktor air-semen yang berbeda-
beda.
4) Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji silinder beton diameter 15
cm x tinggi 30 cm sesuai PBI 1971, ACI Committee
- 304, ASTM C 94-98.
5) Benda uji (setiap pengambilan terdiri dari 3 buah dengan pengetesan dilakukan pada hari yang
tercantum pada item 6) dari satu adukan dipilih acak yang mewakili suatu volume rata-rata tidak
lebih dari 10 m3 atau 10 adukan atau 2 truck drum (diambil yang volumenya terkecil). Disamping
itu jumlah maximum dari beton yang dapat terkena penolakan akibat setiap satu keputusan adalah
30 m3, kecuali bila ditentukan lain oleh Direksi Lapangan.
6) Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk umur 7, 14 atau 21 dan 28 hari.
7) Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan PBI'71, dilakukan di lokasi pengecoran dan harus
disaksikan oleh Direksi Lapangan. Apabila digunakan metoda pembetonan dengan menggunakan
pompa (concrete pump), maka pengambilan contoh segala macam jenis pengujian lapangan harus
dilakukan dari hasil adukan yang diperoleh dari ujung pipa "concrete-pump" pada lokasi yang akan
dilaksanakan.
8) Pengujian bahan dan beton harus dilakukan dengan cara yang ditentukan dalam Standard Industri
Indonesia (SII) dan PBI'71 NI-2 atau metoda uji bahan yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
9) Rekaman lengkap dari hasil uji bahan dan beton harus disediakan dan disimpan dengan baik oleh
tenaga pengawas ahli, dan selalu tersedia untuk keperluan pemeriksaan selama pelaksanaan
pekerjaan dan selama 5 tahun sesudah proyek bangunan tersebut selesai dilaksanakan.
d5. Pengujian slump
1) Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana nilai slump harus dalam batas-
batas yang diisyaratkan dalam PBI 1971 dan sama sekali tidak diperbolehkan adanya penambahan
air/additive, kecuali ditentukan lain oleh Direksi Lapangan.
2) "Kontraktor" harus menjamin bahwa ia mampu dengan slump berikut, beton dengan mutu dan
kekuatan yang memuaskan, yang akan menghasilkan hasil akhir yang bebas keropos, ataupun
berongga-rongga. Pelaksanaan dari persetujuan kontrak adalah bahwa "Kontraktor" bertanggung
III-65
Spesifikasi Teknik

jawab penuh untuk produksi dari beton dan pencapaian mutu, kekuatan dan penyelesaian yang
memenuhi syarat batas slump.
Bila dipakai pompa beton, slump harus didasarkan pada pengukuran di pelepasan pipa, bukan di
truk mixer. Maximum slump harus 150 mm.
3) Rekomendasi slump untuk variasi beton konstruksi pada keadaan atau kondisi normal :

Slump pada (cm)


Konstruksi Beton Maksimum Minimum
Dinding, pelat fondasi dan fondasi telapak bertulang. 12.50 10.00

Fondasi telapak tidak bertulang, kaison dan konstruksi 9.00 7.50


di bawah tanah.
Pelat, balok, kolom dan dinding. 15.00 12.50
Pembetonan massal. 7.50 7.50

Untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, slump dapat dinaikkan sampai maksimum 1,5 cm.
d6. Percobaan tambahan
1) Kontraktor, tanpa membebankan biaya kepada pemilik, harus mengadakan percobaan
laboratorium selaku percobaan tambahan pada bahan-bahan beton dan membuat desain adukan
baru bila sifat atau pemilihan bahan diubah atau apabila beton yang ada tidak dapat mencapai
kekuatan spesifikasi.
2) Hasil pengujian beton harus diserahkan sesaat sebelum tahapan pelaksanaan akan dilakukan, yaitu
khususnya untuk pekerjaan yang berhubungan dengan pelepasan perancah/acuan. Sedangkan
untuk pengujian di luar ketentuan pekerjaan tersebut, harus diserahkan kepada Direksi Lapangan
dalam jangka waktu tidak lebih dari 3 hari setelah pengujian dilakukan.
35.2. Bahan-Bahan/Produk
Sedapat mungkin, semua bahan dan ketenagaan harus disesuaikan dengan peraturan- peraturan
Indonesia.
a. Semen
a1. Mutu semen
1) Semen portland harus memenuhi persyaratan standard Internasional atau Spesifikasi Bahan
Bangunan Bagian A SK SNI 3-04-1989-F atau sesuai SII-0013- 82, Type-1 atau NI-8 untuk butir
pengikat awal kekekalan bentuk, kekuatan tekan aduk dan susunan kimia. Semen yang cepat
mengeras hanya boleh dipergunakan dimana jika hal tersebut dikuasakan tertulis secara tegas oleh
Direksi Lapangan.
2) Jika mempergunakan semen portland pozolan (campuran semen portland dan bahan pozolan)
maka semen tersebut harus memenuhi ketentuan SII 0132 Mutu dan Cara Uji Semen Portland
Pozoland atau spesifikasi untuk semen hidraulis campuran.
3) Di dalam syarat pelaksanaan pekerjaan beton harus dicantumkan dengan jelas jenis semen yang
boleh dipakai dan jenis semen ini harus sesuai dengan jenis semen yang digunakan dalam ketentuan
persyaratan mutu (semen tipe 1).
a2. Penyimpanan Semen
1) Penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat penyimpanan dan dijaga agar semen tidak
lembab, dengan lantai terangkat bebas dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan
semen dan menurut urutan pengiriman. Semen yang telah rusak karena terlalu lama disimpan
sehingga mengeras ataupun tercampur bahan lain, tidak boleh dipergunakan dan harus disingkirkan
dari tempat pekerjaan. Semen harus dalam zak-zak yang utuh dan terlindung baik terhadap
pengaruh cuaca, dengan ventilasi secukupnya dan dipergunakan sesuai dengan urutan
pengiriman. Semen yang telah disimpan
III-66
Spesifikasi Teknik

lebih 60 hari tidak boleh digunakan untuk pekerjaan.


2) Curah semen harus disimpan di dalam konstruksi silo secara tepat untuk melindungi terhadap
penggumpalan semen dalam penyimpanan.
3) Semua semen harus baru, bila dikirim setiap pengiriman harus disertai dengan sertifikat test dari
pabrik.
4) Semen harus diukur terhadap berat untuk kesalahan tidak lebih dari 2,5 %.
5) "Kontraktor" harus hanya memakai satu merek dari semen yang telah disetujui untuk seluruh
pekerjaan. "Kontraktor" tidak boleh mengganti merk semen selama pelaksanaan dari pekerjaan,
kecuali dengan persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan.
b. Agregat
Agregat untuk beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-80 "Mutu dan Cara
Uji Agregat Beton" dan bila tidak tercakup dalam SII 0052-80, maka harus memenuhi spesifikasi
agregat untuk beton.
b1. Agregat halus (Pasir)
1) Mutu pasir untuk pekerjaan beton harus terdiri dari : butir-butir tajam, keras, bersih, dan tidak
mengandung lumpur dan bahan-bahan organis.
2) Agregat halus harus terdiri dari distribusi ukuran partikel-partikel seperti yang ditentukan di pasal
3.5. dari NI-2. PBI '71.
3) Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan terhadap berat kering).
Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0.063 mm. Apabila
kadar lumpur melampaui 5 %, maka agregat halus harus dicuci. Sesuai PBI'71 bab 3.3. atau SII 0051-
82.
4) Ukuran butir-butir agregat halus, sisa di atas ayakan 4 mm harus minimum 2 % berat; sisa di atas
ayakan 2 mm harus minimum 10 % berat; sisa di atas ayakan 0,25 mm harus berkisar antara 80 %
dan 90 % berat.
5) Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton.
6) Penyimpanan pasir harus sedemikian rupa sehingga terlindung dari pengotoran oleh bahan-bahan
lain.
b2. Agregat Kasar (Kerikil dan Batu Pecah)
1) Yang dimaksud dengan agregat kasar yaitu kerikil hasil desintegrasi alami dari batu-batuan atau
batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu, dengan besar butir lebih dari 5 mm sesuai PBI 71
bab 3.4.
2) Mutu koral : butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah jumlah butir-butir pipih
maksimum 20 % bersih, tidak mengandug zat-zat alkali, bersifat kekal, tidak pecah atau hancur oleh
pengaruh cuaca.
3) Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (terhadap berat kering) yang diartikan lumpur
adalah bagian-bagian yang melalui ayakan 0.063 mm apabila kadar lumpur melalui 1 % maka
agregat kasar harus dicuci.
4) Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif alkali yang dapat merusak beton.
5) Ukuran butir : sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat; sisa diatas ayakan 4 mm, harus berkisar
antara 90 % dan 98 %, selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan, adalah
maksimum 60 % dan minimum 10 % berat.
6) Kekerasan butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari Rudeloff dengan beban
penguji 20 t, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
▪ tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9.5 - 19 mm lebih dari 24 % berat
▪ tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari 22 % atau dengan mesin pengaus Los
Angeles, tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih dari 50 % sesuai SII 0087-75, atau PBI-71
7) Penyimpanan kerikil atau batu pecah harus sedemikian rupa agar terlindung dari pengotoran
bahan-bahan lain.
III-67
Spesifikasi Teknik

c. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam
alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton serta baja
tulangan atau jaringan kawat baja. Untuk mendapatkan kepastian kelayakan air yang akan
dipergunakan, maka air harus diteliti pada labora- torium yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
d. Bahan Campuran Tambahan (Admixture)
Admixture harus disimpan dan dilindungi untuk menjaga kerusakan dari container. Admixture harus
sesuai dengan ACI 212.2R-71 dan ACI 212 2R-64. Segala macam admixture yang akan digunakan
dalam pekerjaan harus disetujui oleh Direksi Lapangan. Admixture yang mengandung chloride atau
nitrat tidak boleh dipakai.
e. Mutu dan Konsistensi dari Beton
Kekuatan ultimate tekan beton silinder 150 mm X 300 mm umur 28 hari, kecuali ditentukan lain,
harus seperti berikut :
1) Semua pelat, balok, pile-cap dan dinding basement : K-300
2) Semua kolom dan dinding beton : K-300
3) Untuk semua beton non-struktural seperti lantai kerja dan sebagainya : Beton Klas – B
4) Jaketing menggunakan K-350

35.3. Pembesian
a. Percobaan dan Pemeriksaan (Test and Inspections)
1) Setiap pengiriman harus berasal dari pemilihan yang disetujui dan harus disertai surat keterangan
percobaan dari pabrik.
2) Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan pengujian periodik minimal 4 contoh
yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1 benda uji untuk uji lengkung untuk setiap diameter
batang baja tulangan. Pengambilan contoh baja tulangan akan ditentukan oleh Direksi Lapangan.
3) Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus dilakukan di laboratorium
Lembaga Uji Konstruksi BPPT atau laboratorium lainnya direkomendasi oleh Direksi Lapangan dan
minimal sesuai dengan SII-0136-84 salah satu standard uji yang dapat dipakai adalah ASTM A-615.
Semua biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh Kontraktor.
4) Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang merugikan terhadap
kekuatan rekatan harus dibersihkan.
5) Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat dengan kawat dari baja
lunak.
6) Sambungan mekanis harus ditest dengan percobaan tarik.
7) Sebelum pengecoran beton, lakukan pemeriksaan dan persetujuan dari pembesian, termasuk
jumlah, ukuran, jarak, selimut, lokasi dari sambungan dan panjang penjangkaran dari penulangan
baja oleh Direksi Lapangan.
8) Sertifikat : Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka pada saat
pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi dari Laboratorium.
Khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.
b. Bahan-bahan/Produk
b1. Tulangan
1) Sediakan tulangan berulir mutu BJTD-40, sesuai dengan SII 0136-84 dan tulangan polos mutu BJTP-
24, sesuai dengan SII 0136-84 seperti dinyatakan pada gambar-gambar struktur.
2) Tulangan polos dengan diameter lebih kecil 13 mm harus baja lunak dengan tegangan leleh 2400
kg/cm2.
3) Tulangan ulir dengan diameter lebih besar atau sama dengan 13 mm harus baja tegangan tarik
tinggi, batang berulir dengan tegangan leleh 4000 kg/cm2.

III-68
Spesifikasi Teknik

b2. Tulangan Anyaman (Wire mesh)


Sediakan tulangan anyaman , mutu U-50, mengikuti SII 0784-83. b3.
Penunjang/Dudukan Tulangan (Bar Support)
Dudukan tulangan haruslah tahu beton yang dilengkapi dengan kawat pengikat yang ditanam, atau
batang kursi tinggi sendiri (Individual High Chairs).
b4. Bolstern, kursi, spacers, dan perlengkapan-perlengkapan lain untuk mengatur jarak.
1) Pakai besi dudukan tulangan menurut rekomendasi CRSI, kecuali diperlihatkan lain pada gambar.
2) Jangan memakai kayu, bata atau bahan-bahan lain yang tidak direkomendasi.
3) Untuk pelat di atas tanah, pakai penunjang dengan lapisan pasir atau horizontal runners dimana
bahan dasar tidak akan langsung menunjang batang kursi (chairs legs). Atau pakai lantai kerja yang
rata.
4) Untuk beton ekspose, dimana batang-batang penunjang langsung berhubungan/ mengenai
cetakan, sediakan penunjang dengan jenis hot-dip- galvanized atau penunjang yang dilindungi
plastik.
b5. Kawat Pengikat
Dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng.
c. Jaminan Mutu
1) Bahan-bahan harus dari produk yang sama seperti yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
2) Sertifikat dari percobaan (percobaan giling atau lainnya) harus diperlihatkan untuk semua tulangan
yang dipakai. Percobaan-percobaan ini harus memperlihatkan hasil-hasil dari semua kom- posisi
kimia dan sifat-sifat fisik.
d. Persiapan Pekerjaan/Perakitan Tulangan
d1. Pembengkokkan dan pembentukan.
Pemasangan tulangan dan pembengkokan harus sedemikian rupa sehingga posisi dari tulangan
sesuai dengan rencana dan tidak mengalami perubahan bentuk maupun tempat selama
pengecoran berlangsung.
d2. Pembuatan dan pemasangan tulangan sesuai dengan PBI 1971.
Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan disesuaikan dengan persyaratan PBI 1971 atau
A.C.I. 315.
d. Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganannya
1) Pengiriman tulangan ke lapangan dalam kelompok ikatan ditandai dengan etiket/label yang
mencantumkan ukuran batang, panjang dan tanda pengenal.
2) Pemindahan tulangan harus hati-hati untuk mengindari kerusakan. Gudang di atas tanah harus
kering, daerah yang bagus saluran-salurannya, dan terlindung dari lumpur, kotoran, karat dsb.
35.4. Pelaksanaan Pemasangan Tulangan, Pembengkokan dan Pemotongan
a. Persiapan
a1. Pembersihan
Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling (mill steel) dan karat lepas, serta bahan-bahan
lain yang mengurangi daya lekat. Bersihkan sekali lagi tonjolan pada tulangan atau pada sambungan
konstruksi untuk menjamin rekatannya.
a2. Pemilihan/seleksi
Tulangan yang berkarat harus ditolak dari lapangan.
b. Pemasangan Tulangan
b1. Umum
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan PBI 1971 Koordinasi dengan bagian lain dan
kelancaran pengadaan bahan serta tenaga perlu diadakan untuk mengindari keterlambatan.
III-69
Spesifikasi Teknik

Adakan/berikan tambahan tulangan pada lubang-lubang (openings) / bukaan.


b2. Pemasangan
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja, hingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempatnya.
1) Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus dipasang pada posisi yang benar dan untuk
menjaga jarak bersih digunakan spacers/penahan jarak.
2) Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus ditunjang untuk memperoleh lokasi yang tepat
selama pengecoran beton dengan penjaga jarak, kursi penunjang dan penunjang lain yang
diperlukan.
3) Tulangan-tulangan yang langsung di atas tanah dan di atas agregat (seperti pasir, kerikil) dan pada
lapisan kedap air harus dipasang/ditunjang hanya dengan tahu beton yang mutunya paling sedikit
sama dengan beton yang akan dicor.
4) Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton. Untuk itu tulangan
harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama
dengan mutu beton yang akan dicor. Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi
atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 4 buah setiap m^2 cetakan atau lantai
kerja. Penahan-penahan jarak ini harus tersebar merata.
5) Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang pada tulangan bawah
oleh batang-batang penunjang atau ditunjang langsung pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh
blok-blok beton yang tinggi. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan letak dari
tulangan-tulangan pelat yang dibengkok yang harus melintasi tulangan balok yang berbatasan.
b3. Toleransi pada Pemasangan Tulangan
1) Terhadap selimut beton (selimut beton) : ± 6 mm
2) Jarak terkecil pemisah antara batang : ± 6 mm
3) Tulangan atas pada pelat dan balok :
- balok dengan tinggi sama atau lebih kecil dari 200 mm : ± 6 mm
- balok dengan tinggi lebih dari 200 mm tapi kurang dari 600 mm : ± 12 mm
- balok dengan tinggi lebih dari 600 mm : ± 12 mm
- panjang batang : ± 50 mm
4) Toleransi pada pemasangan lainnya sesuai PBI '71. b4. Pembengkokan
Tulangan, Sesuai Dengan PBI '71.
1) Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-cara yang merusak tulangan
itu.
2) Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan kembali tidak boleh dibengkok
lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan sebelumnya.
3) Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh dibengkokkan atau diluruskan
di lapangan, kecuali apabila ditentukan di dalam gambar-gambar rencana atau disetujui oleh
perencana.
4) Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin, kecuali
apabila pemanasan diijinkan oleh perencana.
5) Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak (polos atau diprofilkan) dapat
dipanaskan sampai kelihatan merah padam tetapi tidak boleh mencapai suhu lebih dari 850 oC.
6) Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan dingin dalam pelaksanaan
ternyata mengalami pemanasan di atas 100 oC yang bukan pada waktu las, maka dalam
perhitungan-perhitungan sebagai kekuatan baja harus diambil kekuatan baja tersebut yang tidak
mengalami pengerjaan dingin.
7) Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali diijinkan oleh perencana.
8) Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh didinginkan dengan jalan disiram
III-70
Spesifikasi Teknik

dengan air.
9) Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak
8 kali diameter (diameter pengenal) batang dari setiap bagian dari bengkokan.
b5. Toleransi pada Pemotongan dan Pembengkokan Tulangan
1) Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar-
gambar rencana dengan toleransi-toleransi yang disyaratkan oleh perencana. Apabila tidak
ditetapkan oleh perencana, pada pemotongan dan pembengkokan tulangan ditetapkan toleransi-
toleransi seperti tercantum dalam ayat-ayat berikut.
2) Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurun ukuran dan terhadap panjang total
dan ukuran intern dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi sebesar ± 25 mm, kecuali
mengenai yang ditetapkan dalam ayat (3) dan (4).
3) Terhadap panjang total batang yang diserahkan menurut sesuatu ukuran ditetapkan toleransi
sebesar + 50 mm dan - 25 mm.
4) Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi sebesar ± 6 mm untuk
jarak 60 cm atau kurang dan sebesar ± 12 mm untuk jarak lebih dari 60 cm.
5) Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan ditetapkan toleransi sebesar ± 6 mm.
b6. Panjang penjangkaran dan panjang penyaluran
1) Baja tulangan mutu U-24 (BJTP-24)
Panjang penjangkaran = 30 diameter dengan kait Panjang penyaluran
= 30 diameter dengan kait
2) Baja tulangan mutu U-40 (BJTD-40)
Panjang penjangkaran = 40 diameter tanpa kait Panjang penyaluran= 40
diameter tanpa kait
3) Penyambungan tidak boleh diadakan pada titik dimana terjadi tegangan terbesar. Sambungan
untuk tulangan atas pada balok dan pelat beton harus diadakan di tengah bentang, dan tulangan
bawah pada tumpuan. Sambungan harus ditunjang dimana memungkinkan.
4) Ketidak-lurusan rangkaian tulangan kolom tidak boleh melampaui perbandingan 1 terhadap 10.
5) Standard Pembengkokan
Semua standar pembengkokan harus sesuai dengan SKSNI-91 ( Tata Cara Penghitungan Struktur
Beton untuk Bangunan Gedung), kecuali ditentukan lain.
c. Pemasangan Wire Mesh
1) Pemasangan pada kepanjangan terpanjang yang memungkinkan dilakukan.
2) Jangan melakukan penghentian / pengakhiran lembar wire mesh antara tumpuan balok atau tepat
diatas balok dari struktur menerus.
3) Keseimbangan pengakhiran dari lewatan dalam arah lebar yang berdampingan untuk mencegah
lewatan yan menerus.
4) Wire mesh harus ditahan pada posisi yang benar selama pengecoran.
d. Las
Bila diperlukan atau disetujui, pengelasan tulangan beton harus sesuai dengan Reinforcement Steel
Welding Code (AWS D 12.1). Pengelasan tidak boleh dilakukan pada pembengkokan di suatu
batang, pengelasan pada persilangan (las titik) harus diijinkan kecuali seperti di anjurkan atau
disahkan oleh Direksi Lapangan. ASTM specification harus dilengkapi dengan keperluan jaminan
kehandalan kemampuan las dengan cara ini.
e. Sambungan Mekanik
Bila jumlah luas tulangan kolom melampaui 3% dari luas penampang kolom dengan menggunakan
diameter 32 mm, sambungan mekanik untuk tulangan (pada kolom) harus disediakan dan dipakai.

III-71
Spesifikasi Teknik

36. PEKERJAAN CETAKAN DAN PERANCAH


36.1. Pekerjaan Pemasangan Papan Bangunan ( Bouwplank)
a. Umum
a1. Persyaratan Umum
1) Kecuali ditentukan lain pada gambar atau seperti terperinci disini, Cetakan dan Perancah untuk
pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam PBI-1971 NI-2, ACI 347, ACI 301, ACI 318.
2) Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan perhitungan-perhitungan serta gambar-gambar
rancangan cetakan dan perancah untuk mendapatkan persetujuan Direksi Lapangan sebelum
pekerjaan tersebut dilaksanakan. Dalam gambar-gambar tersebut harus secara jelas terlihat
konstruksi cetakan/acuan, sambungan-sambungan serta kedudukan serta sistem rangkanya,
pemindahan dari cetakan serta perlengkapan untuk struktur yang aman.
a2. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk
Bab ini termasuk perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran dari semua cetakan beton serta
penunjang untuk semua beton cor seperti diperlukan dan diperinci berikut ini.
2) Pekerjaan yang berhubungan
• Pekerjaan Pembesian
• Pekerjaan Beton
a3. Referensi-Referensi
Pekerjaan yang terdapat pada bab ini, kecuali ditentukan lain pada gambar atau diperinci berikut,
harus mengikuti peraturan-peraturan, standard-standard atau spesifikasi terakhir sebagai berikut :
1) PBI-1971 NI-2 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971
2) SII Standard Industri Indonesia
3) ACI-301 Specification for Structural Concrete Building
4) ACI-318 Building Code Requirement for Reinforced Concrete
5) ACI-347 Recommended Practice for Concrete Formwork
a4. Penyerahan
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilakukan oleh "Kontraktor" sesuai dengan jadwal yang
telah disetujui untuk penyerahannya dengan segera, untuk menghindari keterlambatan dalam
pekerjaannya sendiri maupun dari kontraktor lain.
1) Kwalifikasi Mandor Cetakan Beton (Formwork Foreman)
"Kontraktor" harus mempekerjakan mandor untuk cetakan beton yang berpengalaman dalam hal
cetakan beton. Kwalifikasi dari mandor harus diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk diperiksa
dan disetujui, selambat- lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum memulai pekerjaan.
2) Data Pabrik
Data pabrik tentang bahan-bahan harus diserahkan oleh "Kontraktor" kepada Direksi Lapangan
dalam waktu 7 hari kerja setelah "Kontraktor" menerima surat perintah kerja, juga harus diserahkan
instruksi pemasangan untuk kepentingan bahan-bahan dari lapisan-lapisan, pengikat-pengikat, dan
asesoris serta sistem cetakan dari pabrik bila dipakai.
3) Gambar kerja
Perhatikan sistem cetakan beton seperti pengaturan perkuatan dan penunjang, metode dari
kelurusan cetakan, mutu dari semua bahan-bahan cetakan, sirkulasi cetakan.
Gambar kerja harus diserahkan kepada Direksi Lapangan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja
sebelum pelaksanaan, untuk diperiksa.
4) Contoh
Lengkapi cetakan dengan "cone" untuk mengencangkan cetakan.
III-72
Spesifikasi Teknik

b. Bahan-bahan/Produk
Bahan-bahan dan perlengkapan harus disediakan sesuai keperluan untuk cetakan dan penunjang
pekerjaan, juga untuk menghasilkan jenis penyelesaian permukaan beton seperti terlihat dan
terperinci.
b1. Perancangan Perancah
1) Definisi Perancah
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang belum mengeras. Kontraktor
harus mengajukan rancangan perhitungan dan gambar perancah tersebut untuk disetujui oleh
Direksi Lapangan. Segala biaya yang perlu sehubungan dengan perancangan perancah dan
pengerjaannya harus sudah tercakup dalam perhitungan biaya untuk harga satuan perancah.
2) Perancangan/Desain
• Perancangan/desain dari acuan dan perancah harus dilakukan oleh tenaga ahli resmi yang
bertanggungjawab penuh kepada kontraktor.
• Beban-beban untuk perancangan perancah harus didasarkan pada ketentuan ACI-347.
• Perancah dan acuan harus dirancang terhadap beban dari beton waktu masih basah, beban-beban
akibat pelaksanaan dan getaran dari alat penggetar. Penunjang-penunjang yang sepadan untuk
penggetar dari luar, bila digunakan harus ditanamkan kedalam acuan dan diperhitungkan baik- baik
dan menjamin bahwa distribusi getaran-getaran tertampung pada cetakan tanpa konsentrasi
berlebihan.
3) Acuan
• Acuan harus menghasilkan suatu struktur akhir yang mempunyai bentuk, garis dan dimensi
komponen yang sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar rencana serta uraian dan syarat
teknis pelaksanaan.
• Acuan harus cukup kokoh dan rapat sehingga mampu mencegah kebocoran adukan.
• Acuan harus diberi pengaku dan ikatan secukupnya sehingga dapat menyatu dan mampu
mempertahankan kedudukan dan bentuknya.
• Acuan dan perancahnya harus direncanakan sedemikian sehingga tidak merusak struktur yang
sudah selesai dikerjakan.
• Dilarang memakai galian tanah sebagai cetakan langsung untuk permukaan tegak dari beton.
b2. Cetakan untuk Permukaan Beton Ekspose
1) Cetakan Plastic-Faced Plywood (Penyelesaian Halus dan Penyelesaian dengan Cat/Smooth Finish
and Painted Finish) Gunakan potongan/lembaran utuh. Pola sambungan dan pola pengikat harus
seragam dan simetris. Setiap sambungan antara bidang panel ataupun sudut maupun pertemuan-
pertemuan bidang, harus disetujui dahulu oleh Direksi Lapangan untuk pola sambungannya.
2) Cetakan sambungan panel untuk sambungan beton ekspose antara panel- panel cetakan harus
dikencangkan untuk mencegah kebocoran dari grout (penyuntikan air semen) atau butir-butir halus
dan harus diperkuat dengan rangka penunjang untuk mempertahankan permukaan-permukaan
yang berhubungan dengan panel-panel yang bersebelahan pada bidang yang sama.
3) Gunakan bahan penyambung cetakan antara beton ekspose yang diperkeras dengan panel-panel
cetakan untuk mencegah kebocoran dari grout atau butir- butir halus dari adukan beton baru ke
permukaan campuran beton sebelumnya. Tambahan pada cetakan tidak diijinkan.
b3. Penyelesaian Beton dengan Cetakan Papan
1) Cetakan dengan jenis ini (papan) harus terdiri dari papan-papan yang kering dioven dengan lebar
nominal 8 cm dan tebal min. 2.5 cm. Semua papan harus bebas dari mata kayu yang besar, takikan,
goncangan kuat, lubang-lubang dan perlemahan-perlemahan lain yang serupa.
2) Denah dasar dari papan haruslah tegak seperti tercantum pada gambar. Cetakan dari papan
haruslah penuh setinggi kolom-kolom, dinding dan permukaan-permukaan pada bidang yang sama
tanpa sambungan mendatar dengan sambungan ujung yang terjadi hanya pada sudut-sudut dan
perubahan bidang.

III-73
Spesifikasi Teknik

3) Lengkapi dengan penunjang plywood melewati cetakan papan untuk stabilitas dan untuk mencegah
lepas/terurainya adukan. Cetakan papan harus dikencangkan pada penunjang plywood dengan
kondisi akhir dari paku yang ditanam tidak terlihat.
Pola dari paku harus seragam dan tetap seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
b4. Cetakan untuk Beton yang Terlindung (Unexposed Concrete)
1) Cetakan untuk beton terlindung haruslah dari logam (metal), plywood atau bahan lain yang
disetujui, bebas dari lubang-lubang atau mata kayu yang besar. Kayu harus dilapis setidak-tidaknya
pada satu sisi dan kedua ujungnya.
2) Lengkapi dengan permukaan kasar yang memadai untuk memperoleh rekatan dimana beton
diindikasikan menerima seluruh ketebalan plesteran.
b5. Perancah, Penunjang dan Penyokong (Studs, Wales and Supports)
Kontraktor harus bertanggung jawab, bahwa perancah, penunjang dan penyokong adalah stabil
dan mampu menahan semua beban hidup dan beban pelaksanaan.
b6. Jalur Kayu
Jalur kayu diperlukan untuk membentuk sambungan jalur dan chamfer.

b7. Melapis Cetakan


1) Melapis cetakan untuk memperoleh penyelesaian beton yang halus, harus tanpa urat kayu dan
noda, yang tidak akan meninggalkan sisa-sisa/bekas pada permukaan beton atau efek yang
merugikan bagi rekatan dari cat, plester, mortar atau bahan penyelesaian lainnya yang akan dipakai
untuk permukaan beton.
2) Bila dipakai cetakan dari besi, lengkapi cetakan dengan form-oil (bahan untuk melepaskan beton)
dari pabrik khusus untuk cetakan dari besi. Pakai lapisan sesuai dengan spesifikasi perusahaan
sebelum tulangan dipasang atau sebelum cetakan dipasang.
b8. Pengikat Cetakan
1) Pengikat cetakan haruslah batang-batang yang dibuat di pabrik atau jenis jalur pelat, atau model
yang dapat dilepas dengan ulir, dengan kapasitas tarik yang
cukup dan ditempatkan sedemikian sehingga menahan semua beban hidup dari pengecoran beton
basah dan mempunyai penahan bagian luar dari luasan perletakan yang memadai.
2) Untuk beton-beton yang umum, penempatannya menurut pendapat Direksi Lapangan.
3) Pengikat untuk dipakai pada beton dengan permukaan yang diekspose, harus dari jenis dengan
kerucut (cone snap off type). Kemiringan kerucut haruslah
2.5 cm maximum diameter pada permukaan beton dengan 3.8 cm tebal/tingginya ke pengencang
sambungan. Pengikat haruslah lurus ke dua arah baik mendatar maupun tegak di dalam cetakan
seperti terlihat pada gambar atau seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
b9. Penyisipan Besi
Penanaman/penyisipan besi untuk angker dari bahan lain atau peralatan pada pelaksanaan beton
haruslah dilengkapi seperti diperlukan pada pekerjaan.
1) Penanaman/Penyisipan Benda-benda Terulir
Penanaman jenis ini haruslah seperti telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
2) Pemasangan langit-langit (ceiling)
Pemasangan langit-langit untuk angkur penggantung penahan penggantung langit-langit,
konstruksi penggantung haruslah digalvani, atau type yang diijinkan oleh Direksi Lapangan.
3) Pengunci Model Ekor Burung
• Pengunci model ekor burung haruslah dari besi dengan galvani yang lebih baik/tebal, dibentuk
untuk menerima angkur ekor burung dari besi seperti dispesifikasikan.
• Pengunci harus diisi dengan bahan pengisi yang mudah dipindahkan untuk mengeluarkan gangguan
dari mortar/adukan.

III-74
Spesifikasi Teknik

b10. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan.


Bahan cetakan harus dikirim ke lapangan sedemikian jauhnya agar praktis penggunaannya, dan
harus secara hati-hati ditumpuk dengan rapi di tanah dalam cara memberi kesempatan untuk
pengeringan udara (alamiah).
b11. Pemasangan Benda-benda yang Akan Ditanam di dalam Beton
Pemasangan pipa saluran listrik dan lain-lain yang akan tertanam di dalam beton :
1) Penempatan saluran/pemimpaan harus sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi kekuatan
struktur dengan memperhatikan persyaratan di dalam PBI 1971 NI-2 Bab 5.7.
2) Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain di dalam bagian- bagian struktur beton bila
tidak ditunjuk secara detail di dalam gambar. Di dalam beton perlu dipasang sleeve/selongsong
pada tempat-tempat yang dilewati pipa.
3) Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan didalam gambar, tidak dibenarkan untuk
menanam saluran listrik di dalam struktur beton.
4) Apabila dalam pemasangan pipa-pipa, saluran listrik, bagian-bagian yang tertanam dalam beton
dan lain-lain terhalang oleh adanya baja tulangan yang terpasang, maka kontraktor segera
mengkonsultasikan hal ini dengan Direksi Lapangan.
5) Tidak dibenarkan untuk membengkokkan/memindahkan baja tulangan tersebut dari posisinya
untuk memudahkan dalam melewatkan pipa-pipa saluran tersebut tanpa ijin tertulis dari Direksi
Lapangan.
6) Semua bagian-bagian/peralatan tersebut yang ditanam dalam beton seperti angkur-angkur, kait
dan pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan beton, harus sudah dipasang sebelum
pengecoran beton dilaksanakan.
7) Bagian-bagian/peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada posisinya dan diusahakan agar
tidak bergeser selama pengecoran dilakukan.
8) Kontraktor Utama harus memberitahukan serta memberikan kesempatan kepada pihak lain untuk
memasang bagian-bagian/peralatan tersebut sebelum pelaksanaan pengecoran beton.
9) Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong pada benda/peralatan yang
akan ditanam dalam beton yang mana rongga tersebut diharuskan tidak terisi beton harus ditutupi
dengan bahan lain yang mudah dilepas nantinya setelah pelaksanaan pengecoran beton.
c. Pelaksanaan
c1. Umum
1) Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar dari bahaya
kemiringan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri harus juga kokoh terhadap
pembebanan yang akan ditanggungnya, termasuk gaya-gaya prategang dan gaya-gaya sentuhan yang
mungkin ada.
2) Kontraktor harus memperhitungkan dan membuat langkah-langkah persiapan yang perlu
sehubungan dengan lendutan perancah akibat gaya yang bekerja padanya sedemikian rupa hingga
pada akhir pekerjaan beton, permukaan dan bentuk konstruksi beton sesuai dengan kedudukan (peil)
dan bentuk yang seharusnya.
3) Perancah harus dibuat dari baja atau kayu yang bermutu baik dan tidak mudah lapuk. Pemakaian
bambu untuk hal ini tidak diperbolehkan. Bila perancah itu sebelum atau selama pekerjaan
pengecoran beton berlangsung menunjukan tanda-tanda penurunan > 10 mm sehingga menurut
pendapat Direksi Lapangan hal ini akan menyebabkan kedudukan (peil) akhir sesuai dengan gambar
rancangan tidak akan dapat dicapai atau dapat membahayakan dari segi konstruksi, maka Direksi
Lapangan dapat memerintahkan untuk membongkar pekerjaan beton yang sudah dilaksanakan dan
mengharuskan kontraktor untuk memperkuat perancah tersebut sehingga dianggap cukup kuat.
Biaya sehubungan dengan itu sepenuhnya menjadi tanggungan kontraktor.
4) Gambar rancangan perancah dan sistem pondasinya atau sistem lainnya secara detail (termasuk
perhitungannya) harus diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk disetujui dan pekerjaan
pengecoran beton tidak boleh dilakukan sebelum gambar tersebut disetujui.
5) Perancah harus diperiksa secara rutin sementara pengecoran beton berlangsung untuk melihat
III-75
Spesifikasi Teknik

bahwa tidak ada perubahan elevasi, kemiringan ataupun ruang/rongga. Bila selama pelaksanaan
didapati perlemahan yang berkembang dan pekerjaan perancah memperlihatkan penurunan atau
perubahan bentuk, pekerjaan harus dihentikan, diberlakukan pembongkaran bila kerusakan
permanen, dan perancah diperkuat seperlunya untuk mengurangi penurunan atau perubahan
bentuk yang lebih jauh.
6) Pada saat pengecoran, pelaksana dan surveyor harus memantau terus menerus agar bisa dicegah
penyimpangan-penyimpangan yang mungkin ada.
7) Rancangan perancah dan cetakan sedemikian untuk kemudahan pembongkaran untuk
mengeliminasi kerusakan pada beton apabila cetakan & perancah dibongkar.
8) Aturlah cetakan untuk dapat membongkar tanpa memindahkan penunjang
utama dimana diperlukan untuk disisakan pada waktu pengecoran. c2. Pemasangan
1) Perancah dan cetakan harus sesuai dengan dimensi, kelurusan dan kemiringan dari beton seperti
yang ditunjukkan pada gambar; dilengkapi untuk bukaan (openings), celah-celah, pengunduran
(recesses), chamfers dan proyeksi- proyeksi seperti diperlukan.
2) Cetakan-cetakan harus dibuat dari bahan dengan kelembaban rendah, kedap air dan
dikencangkan secukupnya dan diperkuat untuk mempertahankan posisi dan kemiringan serta
mencegah tekuk dan lendutan antara penunjang- penunjang cetakan.
3) Pekerjaan denah harus tepat sesuai dengan gambar dan kontraktor bertanggung jawab untuk
lokasi yang benar. Garis bantu yang diperlukan untuk menentukan lokasi yang tepat dari cetakan,
haruslah jelas, sehingga memudahkan untuk pemeriksaan.
4) Semua sambungan/pertemuan beton ekspose harus selaras dan segaris baik pada arah mendatar
maupun tegak, termasuk sambungan-sambungan konstruksi kecuali seperti diperlihatkan lain pada
gambar.
5) Toleransi untuk beton secara umum harus sesuai PBI-71 atau ACI 347-78.3.3.1, Tolerances for
Reinforced Concrete Building.
6) Cetakan harus menghasilkan jaringan permukaan yang seragam pada permukaan beton yang
diekspose.
7) Pembuatan cetakan haruslah sedemikian rupa sehingga pada waktu pembongkaran tidak
mengalami kerusakan pada permukaan.
8) Kolom-kolom sudah boleh dipasang cetakannya dan dicor (hanya sampai tepi bawah dari balok
diatasnya) segera setelah penunjang dari pelat lantai mencapai kekuatannya sendiri. Bagaimanapun,
jangan ada pelat atau balok yang dicetak atau dicor sebelum balok lantai dibawahnya bekerja penuh.
9) Pada waktu pemasangan rangka konstruksi beton bertulang, Kontraktor harus benar-benar yakin
bahwa tidak ada bagian dari batang tegak yang mempunyai "plumbness"/kemiringan lebih atau
kurang dari 10 mm, yang dibuktikan dengan data dari surveyor yang diserahkan sebelum pengecoran.
c3. Pengikat Cetakan
Pengikat cetakan harus dipasang pada jarak tertentu untuk ketepatannya memegang/menahan
cetakan selama pengecoran beton dan untuk menahan berat serta tekanan dari beton basah.
c4. Jalur Kayu, Blocking dan Pencetakan Bentuk-bentuk Khusus (Moulding)
Pasanglah di dalam cetakan jalur kayu, blocking, moulding, paku-paku dan sebagainya seperti
diperlukan untuk menghasilkan penyelesaian yang berbentuk khusus/berprofil dan permukaan
seperti diperlihatkan pada gambar dan bentuk melengkapi pemasangan paku untuk batang-batang
kayu dari ciri-ciri lain yang dibutuhkan untuk ditempelkan pada permukaan beton dengan suatu cara
tertentu. Lapislah jalur kayu, blocking dan pencetakan bentuk khusus dengan bahan untuk
melepaskan.
c5. Chamfers
Garis/lajur chamfers haruslah hanya dimana ditunjukkan pada gambar-gambar arsitek saja.
c6. Bahan untuk Melepas Beton (Release Agent)
1) Lapisilah cetakan dengan bahan untuk pelepas beton sebelum besi tulangan dipasang. Buanglah
kelebihan dari bahan pelepas sehingga cukup membuat permukaan dari cetakan sekedar berminyak
III-76
Spesifikasi Teknik

bila beton maupun pada


pertemuan beton yang diperkeras dimana beton basah akan dicor/dituangkan.
2) Jangan memakai bahan pelepas dimana permukaan beton dijadwalkan untuk menerima
penyelesaian khusus dan/atau pakailah penutup dimana dimungkinkan.
c7. Pekerjaan Sambungan
Untuk mencegah kebocoran oleh celah-celah dan lubang-lubang pada cetakan beton ekspose, perlu
dilengkapi dengan gasket, plug, ataupun caulk joints. Cetakan sambungan-sambungan hanya
diijinkan dimana terlihat pada gambar kerja. Dimana memungkinkan, tempatkan sambungan
ditempat yang tersembunyi. Laksanakan perawatan sambungan dalam 24 jam setelah jadwal
pengecoran.
c8. Pembersihan
1) Untuk beton pada umumnya (termasuk cetakan untuk permukaan terlindung dari beton yang
dicat). Lengkapi dengan lubang-lubang untuk pembersihan secukupnya pada bagian bawah dari
cetakan-cetakan dinding dan pada titik- titik lain dimana diperlukan untuk fasilitas pembersihan dan
pemeriksaan dari bagian dalam dari cetakan utama untuk pengecoran beton. Lokasi/tempat dari
bukaan pembersihan berdasar kepada persetujuan Direksi Lapangan.
2) Untuk beton ekspose sama dengan beton pada umumnya, kecuali bahwa pembersihan pada
lubang-lubang tidak diijinkan pada cetakan beton ekspose untuk permukaan ekspose tanpa
persetujuan Direksi Lapangan.
3) Dimana cetakan-cetakan mengelilingi suatu potongan beton ekspose dengan permukaan ekspose
pada dua sisinya, harus disiapkan cetakan yang bagian- bagiannya dapat dilepas sepenuhnya seperti
disetujui oleh Direksi Lapangan.
4) Memasang jendela, bila pemasangan jendela pada cetakan untuk beton ekspose, lokasi harus
disetujui oleh Direksi Lapangan.
5) Perancah; batang-batang perkuatan penyangga cetakan harus memadai sesuai dengan metoda
perancah. Pemeriksaan perancah secara sering harus dilakukan selama operasi pengecoran sampai
dengan pembongkaran. Naikkan bila penurunan terjadi, perkuat/kencangkan bila pergerakan terlihat
nyata. Pasanglah penunjang-penunjang berturut-turut, segera, untuk hal-hal tersebut diatas.
Hentikan perkerjaan bila suatu perlemahan berkembang dan cetakan memperlihatkan pergerakan
terus menerus melampaui yang dimungkinkan dari peraturan.
6) Pembersihan dan pelapisan dari cetakan; sebelum penempatan dari tulangan- tulangan,
bersihkan semua cetakan pada muka bidang kontak dan lapisi secara seragam/merata dengan
release agent untuk cetakan yang spesifik sesuai dengan instruksi pabrik yang tercantum. Buanglah
kelebihan dan tidak diijinkan pelapisan pada tempat dimana beton ekspose akan dicor.
7) Pemeriksaan cetakan; Beritahukan kepada Direksi Lapangan setidaknya 24 jam sebelumnya dalam
pengajuan jadwal pengecoran beton.
c9. Penyisipan dan Perlengkapan
1) Buatlah persediaan/perlengkapan untuk keperluan pemasangan atau perlengkapan-
perlengkapan, baut-baut, penggantung, pengunci angkur dan sisipan di dalam beton.
2) Buatlah pola atau instruksi untum pemasangan dari macam-macam benda.
3) Tempatkan expansion joint fillers seperti dimana didetailkan. c10. Dinding-
dinding
Buatlah dinding-dinding beton mencapai ketinggian, ketebalan dan profil seperti diperlihatkan pada
gambar-gambar. Lengkapi bukaan/lubang-lubang sementara
pada bagian bawah dari semua cetakan-cetakan untuk kemudahan pembersihan dan pemeriksaan.
Tutuplah bukaan/lubang-lubang tersebut setepatnya, segera sebelum pengecoran beton ke dalam
cetakan-cetakan dari dinding. Lengkapi dengan keperluan pengunci di dalam dinding untuk
menerima tepian dari lantai- lantai beton.
c11. Waterstops
1) Untuk setiap sambungan pengecoran yang mempunyai selisih waktu pengecoran lebih dari 4
(empat) jam dan sambungan tersebut berhubungan langsung dengan tanah atau air di bawah lapisan
III-77
Spesifikasi Teknik

tanah dan dimana diperlihatkan pada gambar-gambar, harus dilengkapi dengan waterstop.
2) Letak/posisi waterstop harus akurat dan ditunjang terhadap penurunan. Penampang sambungan
kedap air sesuai dengan rekomendasi dari perusahaan. Untuk tipe waterstop dapat digunakan ”
Expandable Water Stop “ berbahan dasar “ Bentonite Clay “ ex. Fosroc atau yang setara.
c12. Cetakan untuk Kolom
Cetakan-cetakan untuk kolom haruslah dengan ukuran dan bentuk seperti terlihat pada gambar-
gambar. Siapkan bukaan-bukaan sementara pada bagian bawah dari semua cetakan-cetakan kolom
untuk kemudahan pembersihan dan pemeriksaan, dan tutup kembali dengan cermat sebelum
pengecoran beton.
c13. Cetakan untuk Pelat dan Balok-balok
1) Buatlah semua lubang-lubang pada cetakan lantai beton seperti diperlukan untuk lintasan tegak
dari duct, pipa-pipa, conduit dan sebagainya.
2) Puncak dari chamber (penunjang) harus sesuai dengan gambar. Lengkapi dengan dongkrak-
dongkrak yang sesuai, baji-baji atau perlengkapan lainnya untuk mendongkrak dan untuk mengambil
alih penurunan pada cetakan, baik sebelum ataupun pada waktu pengecoran dari beton.
c14. Pembongkaran Cetakan dan Pengencangan Kembali Perancah (Reshoring)
1) Pembongkaran cetakan harus sesuai dengan PBI-71 NI-2.
2) Secara hati-hati lepaslah seluruh bagian dari cetakan yang sudah dapat dibongkar tanpa
menambah tegangan atau tekanan terhadap sudut-sudut, offsets ataupun bukaan-bukaan (reveals).
Hati-hati lepaskan dari pengikat. Pengikatan terhadap segi arsitek atau permukaan beton ekspose
dengan menggunakan peralatan ataupun description ataupun tidak diijinkan. Lindungi semua ujung-
ujung dari beton yang tajam dan secara umum pertahankan keutuhan dari desain.
3) Bersihkan cetakan-cetakan beton ekspose secepatnya setelah pembongkaran untuk mencegah
kerusakan pada bidang kontak.
4) Pemasangan kembali perancah segera setelah pembongkaran cetakan, topang/tunjang kembali
sepenuhnya semua pelat dan balok sampai dengan sedikitnya tiga lantai dibawahnya. Pemasangan
perancah kambali harus tetap tinggal ditempatnya sampai beton mencapai kriteria umur kekuatan
tekan 28 hari. Periksa dengan teliti kekuatan beton dengan test silinder dengan biaya kontraktor.
5) Penunjang-penunjang sementara, sebelum pengecoran beton; tulangan menerus balok-balok
dengan bentang panjang (12 m) haruslah ditunjang dengan penopang-penopang sementara
sedemikian untuk me"minimum"kan lendutan akibat beban dari beton basah.
6) Penunjang-penunjang sementara harus diatur sedemikian selama pengecoran beton dan selama
perlu untuk mencegah penurunan dari penunjang karena tingkatan kerja. Perancah harus tidak boleh
dipindahkan sampai beton mencapai kekuatan yang mencukupi ( > 80 % f’c).
c15. Pemakaian Ulang Cetakan
1) Cetakan-cetakan boleh dipakai ulang hanya bila betul-betul dipertahankan dengan baik dan dalam
kondisi yang memuaskan bagi Direksi Lapangan. Cetakan-cetakan yang tidak dapat benar-benar
dikencangkan dan dibuat kedap air, tidak boleh dipakai ulang. Bila pemakaian ulang dari cetakan
disetujui oleh Direksi Lapangan, bagian pembersihan cetakan, dan memperbaiki kerusakan
permukaan dengan memindahkan lembaran- lembaran yang rusak.
2) Plywood sebelum pemakaian ulang dari cetakan plywood, bersihkan secara menyeluruh, dan lapis
ulang dengan lapisan untuk cetakan. Janganlah memakai ulang plywood yang mempunyai tambalan,
ujung yang usang, cacat/kerusakan akibat lapisan damar pada permukaan atau kerusakan lain yang
akan mempengaruhi tekstur dari penyelesaian permukaan.
3) Cetakan-cetakan lain dari kayu, persiapkan untuk pemakaian ulang dengan membersihkan secara
menyeluruh dan melapis ulang dengan lapisan untuk cetakan. Perbaiki kerusakan pada cetakan dan
bongkar/buanglah papan-papan yang lepas atau rusak.
4) Agar supaya cetakan yang dipakai ulang tidak akan ada tambalannya yang diakibatkan oleh
perubahan-perubahan, cetakan untuk beton ekspose pada bagian yang terlihat hanya boleh dipakai
ulang hanya pada potogan-potongan yang identik.
5) Cetakan tidak boleh dipakai ulang bila nantinya mempengaruhi mutu dan hasil pada bagian
III-78
Spesifikasi Teknik

permukaan yang tampak dari beton ekspose akibat cetakan akan ada bekas jalur akibat dari plywood
yang robek atau lepas seratnya.
6) Sehubungan dengan beban pelaksanaan, maka beban pelaksanaan harus didukung oleh struktur-
struktur penunjangnya dan untuk itu kontraktor harus melampirkan perhitungan yang berkaitan
dengan rancangan pembongkaran perancah.
c16. Cetakan untuk Beton Prestress
Cetakan haruslah dari konstruksi sedemikian sehingga tidak akan membatasi regangan-regangan di
dalam beton sementara tarikan mulai dilakukan, dan kekuatannnya harus ditentukan sehubungan
dengan pertimbangan dari perubahan-perubahan dalam distribusi tegangan bila penarikan dimulai.
c17. Pembongkaran dari Cetakan untuk Pekerjaan Prestress
1) Cetakan harus dibongkar secara hati-hati tanpa menimbulkan getaran, dan hanya boleh dilakukan
dibawah pengawasan Direksi Lapangan. Beton harus diperiksa sebelum pembongkaran dari cetakan.
Cetakan dapat dibongkar hanya bila beton telah mencapai kekuatan yang mencukupi untuk memikul
berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan lainnya. Bila diperkirakan ada beban lain yang
merupakan tambahan beban terhadap beban yang direncanakan, perancah-perancah harus
disediakan dalam jumlah yang diperlukan, segera setelah pembongkaran cetakan.
2) Untuk perancah yang menyangga balok prategang, perancah balok prategang boleh dibongkar
setelah balok prategang 2 (dua) lantai di atasnya selesai ditarik.
c18. Hal Lain-lain
1) Buatlah cetakan untuk semua bagian pekerjaan beton yang diperlukan dalam hubungan dengan
kelengkapan pekerjaan proyek, meskipun setiap bagian diperlihatkan secara terperinci atau dialihkan
ke "Referred to" ataupun tidak.
2) Dilarang menanamkan pipa di dalam kolom atau balok kecuali pipa-pipa tersebut diperlihatkan
pada gambar-gambar struktur atau pada gambar kerja.

37. KONSTRUKSI BAJA RANGKA ATAP DAN KOLOM


37.1. Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material, peralatan, dan alat bantu
pengerjaan rangka atap simple porta, sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan optimal.
37.2. Bahan
a. Macam-macam Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada proyek ini harus memenuhi mutu sebagai berikut :
1) Member atau Batang Profil baja H, I, U, C dan plat dengan spesifikasi :
• Memiliki kemampuan menahan gaya tarik dan gaya tekan.
• Kualitas baja = SS 41
2) Bolt/ Baut struktur baja dengan spesifikasi :
• Memiliki kemampuan menahan gaya tarik
• Kualitas baja = ASTM A325, JIS F10T
b. Bahan-bahan yang Dipergunakan
Seluruh baja yang dipergunakan harus memenuhi SNI atau standar lainya yang sederajat atau lebih
tinggi (lengkap). Sebelum mulai dengan mendatangkan bahan- bahan, penyedia jasa diwajibkan untuk
memberikan keterangan detail-detail seperlunya mengenai bahan-bahan baja yang akan dipakai
kepada pengawas proyek untuk mendapat persetujuan. Seluruh bahan-bahan baja ini harus lurus dan
tanpa cacat sebelum dikerjakan. Bahan-bahan baja yang sudah ada cacatnya dan tidak dapat diperbaiki
harus diganti / tidak dipergunakan. Kolom Pedestal 50x50cm K1, Kolom Pedestal 50x50cm K2,
Kolom Pedestal 35x35cm K3, Kolom Pedestal Fasad 50x50cm KFd1, Kolom Atap Baja HB 200 x
200 x 8 x 12, Balok Ring Baja WF 200 x 100 x 5,5 x 8, Purlin CNP 125 x 50 x 20 x 2,3, Rafter WF 200 x
III-79
Spesifikasi Teknik

100 x 5,5 x 8, Overstek Rafter WF 200 x 100 x 5,5 x 8. Lantai 1 Kolom Baja K1 HB 350x350x12x19,
Kolom Baja K2 HB 300x300x10x15, Kolom Baja K3 HB 250x250x9x14, Kolom Baja K-Tg1 HB
300x150x6,5x9, Kolom Baja K-Tg2 HB 300x300x10x15, Lantai 2 Kolom Baja K1 HB 350x350x12x19,
Kolom Baja K2 HB 300x300x10x15, Kolom Baja K3 HB 250x250x9x14, tangga kolom penyangga 400 x
200 x8 x13
c. Supply Dari Bahan-bahan Baja
Penyedia jasa bertanggung jawab dalam mencari / mensupply bahan-bahan baja. Harga penawaran
harus didasarkan pada harga dimana dapat dijamin sumber supply yang kontinyu. Waktu
pelaksanaan tidak dapat diperpanjang dengan adanya bahan- bahan baja yang belum diterima dan
tidak ada pembayaran ekstra sebagai biaya tambahan untuk perantara dalam mensupply baja
tersebut.
d. Baja Uji
Pengawas proyek mewajibkan penyedia jasa untuk terlebih dahulu menguji / mengecek bahan-bahan
baja yang akan dipergunakan dalam struktur. Bahan-bahan yang gagal memenuhi persyaratan dalam
test harus seluruhnya ditolak atau sebagai alternatif lain, pengawas proyek memerintahkan untuk
digunakan hanya terbatas pada bagian-bagian tertentu dari struktur baja saja.
37.3. Persiapan Fabrikasi
a. Gambar Kerja
1) Penyedia jasa harus menyiapkan gambar kerja menyeluruh untuk struktur, dalam 3 copy untuk
pengawas proyek dalam waktu paling lambat 1 minggu sebelum pelaksanaan untuk mendapat
persetujuan pengawas proyek.
2) Gambar kerja (Shop Drawings) harus mengacu pada gambar rencana dan mencantumkan semua
informasi lengkap sambungan-sambungan yang tidak tercantum dalam gambar kontrak dan semua
penjelasan dilapangan, termasuk detail-detail pemasangan, dasar-dasar perhitungan lubang baut,
ketebalan, tipe, grade, kelas baja, angker dan semua yang berhubungan dengan members, dan alat
pengikat lainya.
3) Gambar kerja harus mencantumkan semua informasi walaupun tidak tercantum dalam gambar.
4) Gambar kerja harus memuat detail-detail seperti ketebalan, tipe, grade, angker dan semua yang
berhubungan dengan batang dan alat pengikat lainya.
5) Gambar yang perlu dibuat antara lain detail-detail sambungan, cara-cara erection, dan lain-lain.
6) Penyedia jasa boleh mengajukan alternatif detail-detail sambungan dengan menyertakan
perhitungan yang diperlukan dan dipertimbangkan oleh pengawas proyek.
7) Sedapat mungkin dihindarkan pengelasan dilapangan kecuali yang ditetapkan dalam gambar.
8) Setelah mendapat persetujuan, tidak boleh diadakan perubahan gambar lagi kecuali dengan
persetujuan pengawas proyek.
9) Skala yang dipakai untuk gambar kerja adalah :
• Denah dan potongan tidak kurang dari 1 : 500.
• Detail potongan dan sambungan tidak kurang dari 1 : 15.
b. Gambar Jadi (As – Build Drawing)
Penyedia jasa harus membuat dan meyerahkan As-Build Drawings sebanyak 3 copy pada saat akhir
pekerjaan untuk dokumentasi pemilik, serta sudah harus mendapatkan persetujuan dari pengawas
proyek.
c. Perubahan-perubahan dan Tambahan-tambahan
Perubahan-perubahan pada bagian-bagian atau tambahan-tambahan pada detail, atau keduanya
berserta alasannya harus diberikan dan disertai gambar kerja untuk disetujui pengawas proyek.
Perubahan-perubahan yang telah disetujui harus dikoordinasikan oleh penyedia jasa dan
dilaksanakan tanpa penambahan biaya.
d. Tanggung Jawab Atas Kesalahan-kesalahan
Penyedia jasa harus bertanggung jawab atas semua kesalahan-kesalahan dalam detail pembuatan
III-80
Spesifikasi Teknik

dan pemasangan yang tidak sempurna dari bagian-bagian struktur.


e. Contoh-contoh
Semua material dan contoh hasil kerja harus diperlihatkan kepada pengawas proyek berupa contoh
untuk disetujui. Pengajuan contoh-contoh untuk persetujuan pengawas proyek harus diserahkan
dalam waktu yang secepat mungkin (minimal ½ bulan sebelum jadwal pelaksanaan) sesuai dengan
jadwal pekerjaan yang telah disetujui.
f. Fabrikasi
Penyedia jasa harus mengijinkan pengawas proyek setiap saat untuk melihat cara pengerjaan /
fabrikasi ditempat kerja ( workshop ) penyedia jasa. Penyedia jasa harus menyerahkan program kerja
yang menunjukan semua item kegiatan pekerjaan fabrikasi dan ereksi bersama dengan pekerjaan-
pekerjaan yang sifatnya sementara. Pekerjaan pembuatan harus sesuai dengan standar SNI atau yang
sederajad.
g. Toleransi
Toleransi dimensi dari elemen struktur harus mengikuti SNI dan AISE. Kelurusan, groove angle, root
opening dan cleanliness dari permukaan yang akan dilas harus diperiksa terlebih dahulu sebelum
dilas dan toleransi ini harus sesuai dengan AWS.
37.4. Pelaksanaan
a. Penyedia jasa harus mengajukan usulan metode pelaksanaan pada Pengawas proyek sesuai
dengan gambar rencana pada saat mengajukan penawaran.
b. Pelaksanaan baru dapat dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari Pengawas proyek.
c. Jika stabilitas dari struktur lengkap tergantung juga pada elemen-elemen lainya, seperti lantai
beton, dinding bata dan lain-lainya yang mana dibangun setelah struktur baja didirikan, maka
penguat sementara harus tetap dipasang ditempat sampai seluruh elemen-elemen tersebut lengkap
didirikan dan juga setelah mendapat ijin Pengawas proyek.
d. Penyedia jasa harus mematuhi segala petunjuk Pengawas proyek yang berhubungan dengan
pelaksanaan/pendirian segala bagian struktur.
e. Sambungan-sambungan baut sebelumnya harus dikontrol oleh Pengawas proyek.
f. Bila diinginkan penyedia jasa harus membuat perancah-perancah tambahan untuk
memungkinkan Pengawas proyek menginspeksi setiap unit sambungan dan biaya ini dianggap sudah
dimasukan dalam harga tender.
g. Pekerjaan baut dan las harus selalu diawasi selama pelaksanaan dan bilamana Pengawas proyek
menganggap adanya kesalahan dalam pekerjaan harus segera diganti atau diperbaiki dengan biaya
penyedia jasa.
h. Penyedia jasa harus menyimpan dan menjaga semua bahan-bahan menurut lazimnya dan
melindungi terhadap kontak langsung dengan tanah ataupun terhadap gangguan lainya.
i. Baja tidak boleh ditempatkan atau dipasang diatas pondasi beton atau lantai sampai beton
mempunyai kekuatan minimum 50% dari kekuatan beton umur 28 hari.
j. Setelah semua struktur ragka baja terpasang, pembersihan pada komponen2 struktur baja
dilakukan sebelum pekerjaan finishing (pengecatan).

38. PEKERJAAN KEDAP AIR/WATERPROOFING


38.1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan dan pemasangan waterproofing pada permukaan plat beton atap, plat
lantai beton basement, tempat daerah basah (toilet) dan tanki / ground reservoar penampungan air
atau sesuai dengan gambar kerja.
38.2. Bahan
a. Standar Mutu Bahan
1) Berdasarkan : ASTM 828, ASTME, TAPP I 803 DAN 407.
2) Untuk pelat atap dan daerah basah lainnya seperti toilet dan sebagainya menggunakan lembaran
III-81
Spesifikasi Teknik

dari Produk Awazseal, Sintaproof, Isobond, Bituthene 2000 atau sejenisnya yang setara.
b. Bahan Utama
b1. Jenis bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1) Untuk struktur pelat dan dinding basement, ground tank menggunakan bahan additive yang
dicampurkan ke dalam adukan beton di batching plant. Produk yang digunakan dari Cementaid, Sika
atau sejenisnya yang setara.
2) Untuk pelat atap dan daerah basah lainnya seperti toilet dan sebagainya menggunakan lembaran
dari Produk Bituthene 2000 atau sejenisnya yang setara.
b2. Jenis bahan membrane yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Pekerjaaan Pemasangan Waterproofing lapis 2 membran 3 mm ( di bakar )
2) Kedap air dan uap termasuk bagian-bagian yang akan disusun overlapping nanti
3) Memiliki ketahanan yang baik terhadap gesekan dan tekanan.
4) Susunan polimer tidak berubah akibat perubahan cuaca.
c. Pengujian
1) Bila diperlukan Kontraktor wajib mengadakan test bahan sebelum dipasang, pada laboratorium
yang ditunjuk pengawas. Dan sebelum dimulai pemasangannya Kontraktor harus menunjukkan
sertifikat keaslian barang dari supplier disertai data- data teknis komposisi unsur material
pembentuknya.
2) Sewaktu penyerahan hasil pekerjaan, kontraktor wajib memberikan jaminan atas produk yang
digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya, selama 10 (sepuluh) tahun
termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi. Jaminan yang diminta
adalah jaminan dari pihak pabrik untuk mutu material, serta jaminan dari pihak pemasang
(applicator) untuk mutu pelaksanaan pemasangannya.
3) Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan/pengujian dengan melakukan penyemprotan
langsung dengan air serta menggenanginya dengan air di atas permukaan yang diberi
lapisan/additive kedap air.
d. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
1) Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan tertutup (belum dibuka) dan masih
tersegel dan berlabel sesuai pabriknya.
2) Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup, tidak lembab, kering dan bersih.
3) Kontraktor bertanggungjawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpannya,baik sebelum atau
selama pelaksanaan.
e. Jenis bahan membrane yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1) Tebal bahan minimum 1,50 mm, karakteristik fisik, kimiawi dan kepadatan yang merata dan
konstan.
2) Kedap air dan uap, termasuk bagian-bagian yang akan disusun overlapping nanti.
3) Memiliki ketahanan yang baik terhadap gesekan dan tekanan.
4) Susunan polimer tidak berubah akibat perubahan cuaca.
5) Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan tertutup (belum dibuka) dan masih
tersegel dan berlabel sesuai pabriknya.
6) Untuk pelat lantai, sloof, pile cap, dinding penahan tanah (sirwall) dan beton ground reservoar
menggunakan beton kedap air (waterproofing dengan sistem integral), merk yang direkomendasikan
setara Fosroc, Degusa, Slury.
7) Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup, tidak lembab, kering dan bersih.
8) Kontraktor bertanggungjawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpannya, baik sebelum atau
selama pelaksanaan.

III-82
Spesifikasi Teknik

f. Pengujian
1) Bila diperlukan Kontraktor wajib mengadakan test bahan sebelum dipasang, pada laboratorium
yang ditunjuk pengawas. Dan sebelum dimulai pemasangannya Kontraktor harus menunjukkan
sertifikat keaslian barang dari supplier disertai data- data teknis komposisi unsur material
pembentuknya.
2) Sewaktu penyerahan hasil pekerjaan, kontraktor wajib memberikan jaminan atas produk yang
digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya,
selama 10 (sepuluh) tahun termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang
terjadi. Jaminan yang diminta adalah jaminan dari pihak pabrik untuk mutu material, serta jaminan
dari pihak pemasang (applicator) untuk mutu pelaksanaan pemasangannya.
3) Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan/pengujian dengan melakukan penyemprotan
langsung dengan air serta menggenanginya dengan air di atas permukaan yang diberi
lapisan/additive kedap air.
38.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1). Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada pengawas, lengkap dengan
ketentuan / persyaratan pabrik yang bersangkutan untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.
2). Material yang tidak disetujui harus diganti segera tanpa biaya tambahan. Jika dipandang perlu
diadakan penukaran/penggantian maka bahan-bahan pengganti harus telah mendapat persetujuan
dari pengawas.
3). Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi lapisan harus dibersihkan
sampai kondisi yang dapat disetujui oleh pengawas. Peil dan ukuran harus sesuai dengan gambar.
4). Cara-cara dan pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan serta petunjuk dari pengawas.
5). Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya, kontraktor harus
segera melaporkan kepada pengawas sebelum pekerjaan dimulai.
6). Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan dalam hal terdapat kelainan/perbedaan
ditempat itu.
38.4. Gambar Detail Pelaksanaan / Shop-Drawing
1). Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan gambar
dokumen kontrak dan keadaan lapangan, untuk memperjelas detai-detail khusus yang diperlukan
pada saat pelaksanaan di lapangan.
2). Shop drawing harus mencantumkan semua data termasuk tipe bahan keterangan produk, cara
pemasangan atau persyaratan khusus.
3). Shop drawing belum dapat dilaksanakan sebelum mendapatkan persetujuan dari pengawas.
38.5. Contoh
1). Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, disertai brosur lengkap dan jaminan
keaslian material dari pabrik.
2). Contoh bahan harus diserahkan minimal sebanyak 2 (dua) buah yang setara mutunya.
3). Keputusan bahan jenis, warna, tekstur dan merk akan diberitahukan oleh pengawas dalam
jangka waktu tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak penyerahan contoh-contoh
bahan tersebut.
4). Pengawas mempunyai hak untuk meminta kontraktor mengadakan mock-up guna memperjelas
usulan material yang diajukannya.
38.6. Pelaksanaan
1). Persiapan permukaan yang dilapis waterproofing lantai beton harus bebas dari kotoran yang
melekat seperti bitumen, oli, bercak-bercak cat, lemak dan lain-lain.
2). Lapisan dasar primer untuk meratakan permukaan lantai beton dan membuat kemiringan
dengan screeding beton campuran 1 : 2 ditambahkan 0,5 kg/m2 dengan semen slurry bonding
agent lain yang setara. Kemiringan screeding beton sekurang- kurangnya 2%, selanjutnya
Kontraktor melapor Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan.
3). Seluruh lapisan waterproofing, jika tidak ditentukan lain harus pula menutupi kaki-kaki bidang-
III-83
Spesifikasi Teknik

bidang tegak sampai ketinggian permukaan air (minimal 30 cm). Pertemuan bidang horizontal dan
vertikal harus dipasang polyster mesh. Disekeliling pipa-pipa pembuang harus dibobok untuk
kemudian diisi dengan semen non shrink.
4). Aplikasi pemasangan oleh tenaga ahli dan persyaratan dari produsen :
Campuran waterproofing adalah semen slurry 3 kg/m2 dicampur dengan bonding agent (additive)
sehingga mencapai ketebalan minimum 3 mm.
5). Waterproofing membrane dilaksanakan pada pekerjaan beton daerah terbuka yang
besinggungan dengan air seperti atap dak beton.
6). Pada pekerjaan beton yang bersinggungan dengan air dan digunakan untuk lalu lintas manusia,
water proofing yang digunakan harus memiliki campuran butiran berbatu keras.
7). Untuk semua waterproofing yang terpasang harus diadakan uji coba terhadap kebocoran selama
24 jam atau hingga dapat dipastikan tidak terdapat bukti adanya kebocoran.
8). Pekerjaan waterproofing harus mendapat sertifikat pemeliharaan cuma-cuma selama 2 (dua)
tahun.
9). Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman dan sesuai dengan
"metode pelaksanaan" berdasarkan spesifikasi pabrik.
10). Khusus untuk bahan water proofing yang dipasang di tempat yang berhubungan langsung
dengan matahari tetapi tidak mempunyai lapis pelindung terhadap ultra violet maka di atasnya
harus diberi lapisan pelindung sesuai gambar pelaksanaan, atau petunjuk pengawas, lapisan ini
dapat berupa screed maupun material finishing lain.

39. PEKERJAAN LANTAI


39.1 Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan dan pemasangan lantai pada Struktur bangunan
39.2 Bahan
a. Bahan Utama
a1. Jenis bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1). Untuk lantai ruangan dan lantai koridor menggunakan floor hardener, lantai keramik toilet HT
30 X 30 unpolish, dinding toliet keramik tile 30 X 30 cm polished, lantai tangga HT 30 X 30
unpolished.
b). Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
b1. Pengiriman dan penyimpanan bahan adalah sebagai berikut :
1). Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan tertutup (belum dibuka) dan
masih tersegel dan berlabel sesuai pabriknya.
2). Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup, tidak lembab, kering dan bersih.
3). Kontraktor bertanggungjawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpannya,baik sebelum
atau selama pelaksanaan.
39.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada pengawas, lengkap dengan
ketentuan / persyaratan pabrik yang bersangkutan untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.
b. Material yang tidak disetujui harus diganti segera tanpa biaya tambahan. Jika dipandang perlu
diadakan penukaran/penggantian maka bahan-bahan pengganti harus telah mendapat persetujuan
dari pengawas.
2. Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi lapisan harus dibersihkan
sampai kondisi yang dapat disetujui oleh pengawas. Peil dan ukuran harus sesuai dengan gambar.
3. Cara-cara dan pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan serta petunjuk dari pengawas.
4. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya, kontraktor harus
segera melaporkan kepada pengawas sebelum pekerjaan dimulai.
5. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan dalam hal terdapat kelainan/perbedaan
ditempat itu.
III-84
Spesifikasi Teknik

39.4 Gambar Detail Pelaksanaan / Shop-Drawing


1). Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan gambar
dokumen kontrak dan keadaan lapangan, untuk memperjelas detai-detail khusus yang diperlukan
pada saat pelaksanaan di lapangan.
2). Shop drawing harus mencantumkan semua data termasuk tipe bahan keterangan produk, cara
pemasangan atau persyaratan khusus.
3. Shop drawing belum dapat dilaksanakan sebelum mendapatkan persetujuan dari pengawas.
39.5 Pelaksanaan
1). Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, disertai brosur lengkap dan jaminan
keaslian material dari pabrik.
2). Contoh bahan harus diserahkan minimal sebanyak 2 (dua) buah yang setara mutunya.
3). Keputusan bahan jenis, warna, tekstur dan merk akan diberitahukan oleh pengawas dalam
jangka waktu tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak penyerahan contoh-contoh
bahan tersebut.
4). Pengawas mempunyai hak untuk meminta kontraktor mengadakan mock-up guna memperjelas
usulan material yang diajukannya.

40. PEKERJAAN BALOK


40.1 Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan dan pemasangan balok Struktur bangunan
40.2 Bahan
a. Bahan Utama
a1. Jenis bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1). Balok Baja B1 WF 400x200x8x13, Balok Baja B2 WF 350x175x7x11, Balok Baja B3 WF
300x150x6,5x9, Balok Baja BA1 WF 300x150x6,5x9, Balok Baja BA2 WF 300x150x6,5x9, untuk
tangga menggunakan Balok Ramp 300 x150 x6,5 x 9, Balok Utama Ramp 400 x200 x8 x13
b Supply Dari Bahan-bahan Baja
Penyedia jasa bertanggung jawab dalam mencari / mensupply bahan-bahan baja. Harga penawaran
harus didasarkan pada harga dimana dapat dijamin sumber supply yang kontinyu. Waktu
pelaksanaan tidak dapat diperpanjang dengan adanya bahan- bahan baja yang belum diterima dan
tidak ada pembayaran ekstra sebagai biaya tambahan untuk perantara dalam mensupply baja
tersebut.
c. Baja Uji
Pengawas proyek mewajibkan penyedia jasa untuk terlebih dahulu menguji / mengecek bahan-bahan
baja yang akan dipergunakan dalam struktur. Bahan-bahan yang gagal memenuhi persyaratan dalam
test harus seluruhnya ditolak atau sebagai alternatif lain, pengawas proyek memerintahkan untuk
digunakan hanya terbatas pada bagian-bagian tertentu dari struktur baja saja.
40.3 Pelaksanaan
1). Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, disertai brosur lengkap dan jaminan
keaslian material dari pabrik.
2). Contoh bahan harus diserahkan minimal sebanyak 2 (dua) buah yang setara mutunya.
3). Keputusan bahan jenis, warna, tekstur dan merk akan diberitahukan oleh pengawas dalam
jangka waktu tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak penyerahan contoh-contoh
bahan tersebut.
4). Pengawas mempunyai hak untuk meminta kontraktor mengadakan mock-up guna memperjelas
usulan material yang diajukannya.

41. PEKERJAAN STRUKTUR RAMP DAN TANGGA RAMP


41.1 Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan dan pemasangan Struktur Ramp dan Tangga Ramp
III-85
Spesifikasi Teknik

41.2 Bahan
a. Bahan Utama
a1. Jenis bahan yang digunakan struktur ramp dan tangga ramp adalah sebagai berikut :
1). Balok Ramp 300 x150 x6,5 x 9, Balok Utama Ramp 400 x200 x8 x13, kolom penyangga 400 x
400 x 13 x 21, HTB 8.8 Ø19mm termasuk ring/washer dan mur, Stiffner, Pengecatan baja
dengan zinchromate

a2. Tannga timur adalah sebagai berikut :


1). Balok baja B3 300 x150 x6.5 x9 , HTB 8.8 Dia 19 mm termasuk ring/washer dan mur,
Stiffner, Pengecatan baja dengan zinchromate

a3. Tangga Barat adalah sebagai berikut :


1). Balok baja B3 WF 300 x150 x6.5 x9 , HTB 8.8 Dia 19 mm termasuk ring/washer dan mur,
Stiffner, Pengecatan baja dengan zinchromate

a3. Tangga Selatan adalah sebagai berikut :


1). Kolom utama 250 x250 x9 x14, Balok utama 250 x125 x6 x9, HTB 8.8 Dia 19 mm termasuk
ring/washer dan mur, Stiffner, Pengecatan baja dengan zinchromate
b Supply Dari Bahan-bahan Baja
Penyedia jasa bertanggung jawab dalam mencari / mensupply bahan-bahan baja. Harga penawaran
harus didasarkan pada harga dimana dapat dijamin sumber supply yang kontinyu. Waktu
pelaksanaan tidak dapat diperpanjang dengan adanya bahan- bahan baja yang belum diterima dan
tidak ada pembayaran ekstra sebagai biaya tambahan untuk perantara dalam mensupply baja
tersebut.
c. Baja Uji
Pengawas proyek mewajibkan penyedia jasa untuk terlebih dahulu menguji / mengecek bahan-bahan
baja yang akan dipergunakan dalam struktur. Bahan-bahan yang gagal memenuhi persyaratan dalam
test harus seluruhnya ditolak atau sebagai alternatif lain, pengawas proyek memerintahkan untuk
digunakan hanya terbatas pada bagian-bagian tertentu dari struktur baja saja.
41.3 Pelaksanaan
1). Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, disertai brosur lengkap dan jaminan
keaslian material dari pabrik.
2). Contoh bahan harus diserahkan minimal sebanyak 2 (dua) buah yang setara mutunya.
3). Keputusan bahan jenis, warna, tekstur dan merk akan diberitahukan oleh pengawas dalam
jangka waktu tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak penyerahan contoh-contoh
bahan tersebut.
4). Pengawas mempunyai hak untuk meminta kontraktor mengadakan mock-up guna memperjelas
usulan material yang diajukannya.

42. PEKERJAAN STRUKTUR RANGKA FASAD BARU


42.1 Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan dan pemasangan struktur rangka fasad baru.
42.2 Bahan
a. Bahan Utama
a1. Jenis bahan `yang digunakan struktur ramp dan tangga ramp adalah sebagai berikut :
1). Kolom Utama Pipa Seamless Sch.40 dia.12', Rangka Ruang Segitiga Pipa Seamless Sch.40
dia.8', Batang Pengikat pada Atap Dak, Pipa Seamless Sch.40 dia, HTB 8.8 Ø19mm termasuk
ring/washer dan mur, Stiffner, Pengecatan baja dengan zinchromate

III-86
Spesifikasi Teknik

42.3 Pelaksanaan
1). Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, disertai brosur lengkap dan jaminan
keaslian material dari pabrik.
2). Contoh bahan harus diserahkan minimal sebanyak 2 (dua) buah yang setara mutunya.
3). Keputusan bahan jenis, warna, tekstur dan merk akan diberitahukan oleh pengawas dalam
jangka waktu tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak penyerahan contoh-contoh
bahan tersebut.
4). Pengawas mempunyai hak untuk meminta kontraktor mengadakan mock-up guna memperjelas
usulan material yang diajukannya.

43. PEKERJAAN STRUKTUR ATAP


43.1 Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan dan pemasangan struktur atap.
43.2 Bahan
a. Bahan Utama
a1. Jenis bahan `yang digunakan struktur atap adalah sebagai berikut :
1). Kolom atap baja HB 200x200x8x12, Balok ring baja WF 200x100x5,5x8, Purlin CNP
125x50x20x2,3, Rafter WF 200x100x5,5x8, overstek Rafter WF 200x100x5,5x8, Roof bracing,
besi beton polos dia 16 mm, Miscellaneous Plate, Turn Buckle M19, Trekstang dia 12 mm
L=1200mm, HTB dia 19,16,12 mm termasuk ring/washer dan mur, Pengecatan baja denga
zinchromate.

43.3 Pelaksanaan
1). Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, disertai brosur lengkap dan jaminan
keaslian material dari pabrik.
2). Contoh bahan harus diserahkan minimal sebanyak 2 (dua) buah yang setara mutunya.
3). Keputusan bahan jenis, warna, tekstur dan merk akan diberitahukan oleh pengawas dalam
jangka waktu tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak penyerahan contoh-contoh
bahan tersebut.
4). Pengawas mempunyai hak untuk meminta kontraktor mengadakan mock-up guna memperjelas
usulan material yang diajukannya.

44. PEKERJAAN PAVING BLOK


43.1 Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan dan pemasangan Paving Blok.
43.2 Bahan
a. Bahan Utama
a1. Jenis bahan `yang digunakan untuk paving blok adalah sebagai berikut :
1). Paving Blok Diamond segi enam dengan Mutu Beton K 225
43.3 Pelaksanaan
1). Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, disertai brosur lengkap dan jaminan
keaslian material dari pabrik.
2). Contoh bahan harus diserahkan minimal sebanyak 2 (dua) buah yang setara mutunya.
3). Keputusan bahan jenis, warna, tekstur dan merk akan diberitahukan oleh pengawas dalam
jangka waktu tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak penyerahan contoh-contoh
bahan tersebut.
4). Pengawas mempunyai hak untuk meminta kontraktor mengadakan mock-up guna memperjelas
usulan material yang diajukannya.

III-87
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT RI
D I RE KTO R A T J E N DE RA L C I PT A KARYA
PUSAT PENGEMBANGAN SARANA PRASARANAPENDIDIKAN OLAHRAGA DAN PASAR

PEMBANGUNAN REVITALISASI
PASAR BALERONG - BALIGE
KABUPATEN TOBA SAMOSIR
PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB IV
SPESIFIKASI TEKNIK

PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL


SPESIFIKASI TEKNIK

BAB IV
PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PLUMBING

41. PERSYARATAN UMUM ME


41.1. Umum
a. Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis Mekanikal & Elektrikal pada bab-bab
selanjutnya. Apabila ada klausul dari persyaratan ini yang dituliskan kembali dalam persyaratan
teknis ini, berarti menuntut perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti
menghilangkan klausul-klausul tersebut dan bukan berarti pula menghilangkan klausul lainnya dari
syarat-syarat umum.
b. Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan satu kesatuan dan tidak dapat
dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan atau peralatan yang diperlukan
agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan dalam salah satu gambar
perencanaan atau spesifikasi perencanaan saja, Pemborong harus tetap melaksanakannya tanpa ada
biaya tambahan.
41.2. Gambar-Gambar
a. Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua accessories dan
fixture secara terperinci. Semua bagian diatas walaupun tidak digambarkan atau disebutkan secara
spesifik harus disediakan dan dipasang oleh Pemborong, sehingga sistem dapat bekerja dengan baik.
b. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan instalasi.Sedang
pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi lapangan dari proyek. Gambar-
gambar arsitektur dan struktur/sipil harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail
“finishing” dari proyek.
c. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar-gambar kerja dan detail
(working drawing) yang harus diajukan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan. Setiap shop
drawing yang diajukan Pemborong untuk disetujui Direksi dianggap bahwa Pemborong telah
mempelajari situasi dan telah berkonsultasi dengan pekerjaan instalasi lainnya.
d. Pemborong harus membuat catatan-catatan yang cermat dari penyesuaian - penyesuaian
pelaksanaan pekerjaan di lapangan, catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set
lengkap gambar (kalkir) dan tiga set lengkap gambar blue print sebagai gambar - gambar sesuai
pelaksanaan (as built drawings).
e. As Build Drawing harus diserahkan kepada direksi pada saat akan dilakukan Serah Terima I
pekerjaan. As Build Drawing ada salah satu persyaratan yang harus diberikan pemborong sebagai
lampiran Serah Terima I pekerjaan.
41.3. Koordinasi
a. Pemborong pekerjaan instalasi dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus bekerja sama dengan
Pemborong bidang atau disiplin lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai
dengan jadwal waktu yang telah ditentukan.
b. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang satu tidak
menghalangi/menghambat pekerjaan lainnya.
41.4. Daftar Bahan dan Contoh
a. Dalam waktu tidak lebih dari 10 (sepuluh) hari setelah Pemborong menerima pemberitahuan
melaksanakan pekerjaan, kecuali apabila ditunjuk lain oleh Direksi,

IV-1
SPESIFIKASI TEKNIK

Pemborong diharuskan menyerahkan daftar dari material-material yang akan digunakan.


b. Daftar ini harus dibuat rangkap 4 (empat) yang didalamnya tercantum nama-nama dan alamat
manufacture, katalog dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu oleh Direksi. Persetujuan
oleh Direksi akan diberikan atas dasar diatas.
c. Pemborong harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan dipasang kepada Direksi. Semua
biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian contoh- contoh ini adalah menjadi
tanggungan Pemborong.
d. Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud di dalam spesifikasi teknis ini dan
harus dalam keadaan baru. Pekerjaan haruslah dilakukan oleh orang- orang yang ahli.
e. Pemborong diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran/kapasitas peralatan
(equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keragu-raguan, Pemborong harus segera
menghubungi Direksi untuk berkonsultasi.
f. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas equipment, yang sebelumnya tidak
dikonsultasikan dengan Direksi, apabila terjadi kekeliruan maka hal tersebut menjadi beban
tanggung jawab Pemborong. Untuk itu pemeliharaan equipment dan material harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi.
g. Pengajuan peralatan dan material Cataloque harus dilengkapi dengan data teknis yang
mendukung. Selain juga harus dilengkapi dengan unit seleksi peralatan yang diajukan, lengkap
dengan rekomendasi dari pabrik pembuat.
41.5. Commisioning dan Testing
a. Pemborong pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran - pengukuran
yang dianggap perlu untuk memeriksa/mengetahui apakah seluruh instalasi yang dilaksanakan dapat
berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang berlaku.
b. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan testing tersebut
merupakan tanggung jawab Pemborong. Hal ini termasuk pula peralatan khusus yang diperlukan
untuk testing dari sistem ini seperti yang dianjurkan oleh pabrik, juga harus disediakan oleh
Pemborong.
41.6. Peralatan Yang Disebut dengan Merk dan Penggantinya
Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, accessories dan lain-lain yang disebut dan dipersyaratkan
dengan nama dan dipersyaratkan ini, maka Pemborong wajib menyediakan sesuai dengan
peralatan/merk tersebut diatas. Penggantian dapat dilakukan dengan persetujuan dan ketentuan-
ketentuan dari Direksi.
41.7. Perlindungan Pemilik
Atas penggunaan bahan material, sistem dan lain-lain oleh Kontraktor, Pemilik dijamin dan
dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.
41.8. Contoh
Persetujuan harus menyerahkan contoh/brosur dari bahan-bahan/material yang akan dipasang
disini untuk dimintakan persetujuan Direksi. Semua biaya berkenaan dengan penyerahan dan
pengambilan contoh-contoh ini menjadi tanggungan pemborong.

IV-2
SPESIFIKASI TEKNIK

41.9. Pengetesan
a. Pemborong harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan disini dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh Direksi.
b. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan tersebut, merupakan
tanggung jawab Pemborong.
41.10. Pengujian dan Penerimaan
a. Jika semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini sudah dikirim dan dipasang dan
telah memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan dengan baik, Kontraktor harus melaksanakan
pengujian secara keseluruhan dari peralatan- peralatan yang terpasang, dan jika sudah ditest dan
ternyata memenuhi fungsi- fungsinya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari kontrak, maka
seluruh unit lengkap dengan peralatannya dapat diserahkan kepada Direksi.
b. Semua pengetesan dan pengujian harus dibuatkan Berita Acaranya secara lengkap mulai dari
pengadaan barang, peralatan tiba dilapangan sampai pada saat dilakukan pengetesan dilapangan
secara parsial sampai pada test keseluruhan system dan peralatan.
c. Semua kegiatan tersebut harus dilakukan dan dihadiri oleh pihak-pihak yang ditunjuk dalam hal
tersebut.
41.11. Masa Garansi dan Serah Terima Pekerjaan
a. Peralatan-peralatan instalasi harus digaransikan selama satu tahun dan garansi
compressor/motor penggerak selama 3 tahun terhitung dari penyerahan kedua.
b. Selama masa garansi, Pemborong pekerjaan instalasi ini diwajibkan untuk mengatasi segala
kerusakan-kerusakan dari pada instalasi yang dipasangnya tanpa ada biaya tambahan.
c. Selama masa garansi tersebut, Pemborong pekerjaan instalasi ini masih harus menyediakan
tenaga-tenaga yang diperlukan yang dapat dihubungi setiap saat. Dalam masa ini Pemborong masih
bertanggung jawab penuh terhadap seluruh instalasi yang telah dilaksanakan.
d. Penyerahan pekerjaan pertama baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti- bukti hasil
pemeriksaan atas instalasi, dengan pernyataan baik yang ditandatangani bersama oleh instalatur
yang melaksanakan pekerjaan tersebut dan Direksi pengawas lapangan serta dilampirkan sertifikat
pengujian yang sudah disahkan oleh Badan Instansi yang berwenang.
e. Jika pada masa garansi tersebut, Pemborong pekerjaan instalasi tidak melaksanakan atau tidak
memenuhi teguran-teguran atas perbaikan, penggantian, kekurangan selama masa garansi, maka
Direksi pengawas lapangan berhak menyerahkan pekerjaan perbaikan/kekurangan tersebut pada
pihak lain atas biaya dari Pemborong yang melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut.
f. Sebelum Penyerahan Kedua (Final Acceptance), Pemborong harus mengadakan semacam
pendidikan dan latihan selama periode tersebut kepada calon operator untuk setiap pekerjaan yang
ditunjuk oleh Pemberi Tugas (customer).
g. Pendidikan dan pelatihan diberikan pemborong kepada pemilik/calon operator yang ditunjuk,
dilakukan sampai calon operator tersebut dapat memahami dan menguasai dalam mengoperasikan
peralatan, dan dapat menanggulangi trouble shuting yang terjadi.

h. Pemborong dalam hal ini harus terlebih dahulu mengajukan jadwal sebelum training dilakukan,
berikut melengkapi terlebih dahulu buku-buku panduan petunjuk pengoperasian dan perawatan.
i. Sebelum melakukan Serah Terima II Pemborong wajib mengajukan rencana biaya pemeliharaan
terhadap semua peralatan yang dipasang.
41.12. Laporan
a. Laporan Harian :
Pemborong wajib membuat “Laporan Harian” & “Laporan mingguan” yang memberikan gambaran
IV-3
SPESIFIKASI TEKNIK

dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lapangan secara jelas. Laporan tersebut dibuat dalam
rangkap 3 meliputi :
- Kegiatan Fisik.
- Catatan dan perintah Direksi yang disampaikan secara tertulis.
- Hal-hal yang menyangkut masalah :
1. Material (masuk/ditolak)
2. Jumlah tenaga kerja
3. Keadaan cuaca
4. Pekerjaan tambahan / kurang
Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan dimana laporan tersebut berisi ikhtisar dan
catatan prestasi atas pekerjaan minggu lalu dan rencana pekerjaan minggu depan. Laporan ini harus
ditandatangani oleh Manager Proyek dan diserahkan pada Direksi untuk diketahui/disetujui.
b. Laporan Pengetesan
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi dalam rangkap 4 (empat) mengenai hal- hal sebagai
berikut :
- Hasil pengetesan kabel-kabel (megger dan pemberian tegangan)
- Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi
- Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain.
Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Direksi pekerjaan ini.
41.13. Penanggung Jawab Pelaksana
a. Sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan Pemborong harus menempatkan seorang
penanggung jawabpelaksanaan yang ahli dan berpengalaman dan harus selalu berada di
lapangan/site, yang bertindak selaku wakil dari Pemborong dan mempunyai kemampuan untuk
memberikan keputusan teknis, dan bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi-
instruksi dari Direksi.
b. Penanggung jawab tersebut harus berada di tempat pekerjaan selama jam kerja dan pada saat
diperlukan dalam pelaksanaan, atau pada saat yang dikehendaki oleh Direksi dan perintah pengawas
di dalam pelaksanaan harus disampaikan langsung kepada pihak Pemborong melalui penanggung
jawab Pemborong.

41.14. Perubahan, Penambahan dan Pengurangan Pekerjaan


a. Pelaksanaan pekerjaan yang menyimpang dari gambar-gambar rencana yang disesuaikan
dengan kondisi di lapangan harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Direksi.
b. Dalam merubah gambar rencana tersebut, Pemborong harus menyerahkan gambar perubahan
yang dimaksud Direksi pengawas lapangan dalam rangkap 4 untuk disetujui.
c. Pengaduan dan perubahan material, gambar rencana dan lain sebagainya, harus diajukan oleh
Pemborong kepada Direksi secara tertulis. Perubahan-perubahan material dan gambar rencana yang
mengakibatkan pekerjaan tambah kurang harus disetujui secara tertulis oleh Direksi.
41.15. Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran
a. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang dilakukan dalam rangka pemasangan
instalasi ini maupun pengembaliannya seperti keadaan semula adalah termasuk pekerjaan
Pemborong instalasi ini.
b. Pembobokan, pengelasan dan pengeboran hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat izin
tertulis dari Direksi.
IV-4
SPESIFIKASI TEKNIK

c. Pengelasan, pengeboran dan sebagainya pada konstruksi bangunan hanya dapat dilaksanakan
setelah memperoleh izin/persetujuan tertulis dari Direksi.
41.16. Pekerjaan Listrik
a. Pekerjaan listrik yang termasuk pekerjaan instalasi ini adalah seluruh sistem listrik secara lengkap,
sehingga instalasi ini dapat bekerja dengan sempurna dan aman.
b. Pekerjaan tersebut harus dapat menjamin bahwa pada saat penyerahaan pertama (serah terima
pekerjaan pertama), instalasi pekerjaan tersebut sudah dapat dipergunakan pemilik.
41.17. Pemeriksaan Rutin
a. Selama masa pemeliharaan, harus diselenggarakan kegiatan pemeliharaan dan pemeriksaan
rutin.
b. Pekerjaan pemeliharaan dan pemeriksaan rutin tersebut, harus dilaksanakan tidak kurang dari
dua minggu sekali, selama 3 bulan.
c. Selama/setiap melakukan pemeriksaan pemborong harus membuatkan laporan, yang berupa log
sheet yang memuat catatan-catatan kecil pemeriksaan.
d. Hasil pemeriksaan rutin tersebut harus diketahui dan disaksikan oleh petugas/pemilik gedung,
dengan dimintakan tanda tangannya.
e. Dari hasil catatan-catatan yang diperoleh agar dibuatkan hasil evaluasinya yang berupa
kesimpulan-kesimpulannya.
41.18. Penjagaan
a. Pemborong wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus selama
berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin dan alat-alat kerja yang disimpan di tempat
kerja (gudang lapangan).
b. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang tersebut diatas,
menjadi tanggungjawab Pemborong.

41.19. Penerangan dan Sumber Daya


a. Pada kantor, los kerja, gudang dan tempat-tempat pelaksanaan pekerjaan yang dianggap perlu,
harus diberi penerangan yang cukup.
b. Daya listrik baik untuk keperluan penerangan maupun untuk sumber tenaga/daya kerja harus
diusahakan oleh Pemborong.
41.20. Kebersihan dan Ketertiban
a. Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, kantor, gudang, los kerja dan tempat pekerjaan
dilaksanakan dalam bangunan, harus selalu dalam keadaan bersih.
b. Penimbunan/penyimpanan barang, bahan dan peralatan baik di dalam gudang maupun di luar
(halaman), harus diatur sedemikian rupa agar memudahkan jalannya pemeriksaan dan tidak
mengganggu pekerjaan dari bagian lain.
c. Peraturan-peraturan yang lain tentang ketertiban akan dikeluarkan oleh Direksi pada waktu
pelaksanaan.
41.21. Kecelakaan dan Kotak PPPK
a. Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, maka Pemborong
diwajibkan segera mengambil segala tindakan guna kepentingan si korban atau para korban, serta
melaporkan kejadian tersebut kepada instansi dan departemen yang bersangkutan/berwenang
(dalam hal ini polisi dan Departemen Tenaga Kerja) dan mempertanggungjawabkan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
b. Kotak PPPK dengan isinya yang selalu lengkap, guna keperluan pertolongan pertama pada
IV-5
SPESIFIKASI TEKNIK

kecelakaan harus selalu ada di tempat pekerjaan.


41.22. Pegawai Penyelenggara dari Pemborong
a. Pimpinan harian pada pelaksanaan pekerjaan oleh Pemborong harus diserahkan kepada
penyelenggara kepala dengan kualifikasi ahli, berpengalaman dan mempunyai wewenang penuh
untuk mengambil keputusan.
b. Site Manager harus berada ditempat pekerjaan selama jam-jam kerja dan setiap saat yang
diperlukan pemberi tugas.
c. Site Manager mewakili Pemborong di tempat pekerjaan, dapat bertindak penuh kepada Direksi.
d. Petunjuk dan perintah Direksi di dalam pelaksanaan, disampaikan langsung kepada Pemborong
atau melalui Site Manager, sebagai penanggungjawab di lapangan.
e. Pemborong diwajibkan untuk menjalankan disiplin yang ketat terhadap semua pekerja (buruh)
danpegawainya, kepada mereka yang melanggar terhadap peraturan umum, mengganggu ataupun
merusak ketertiban, berlaku tidak wajar, melakukan perbuatan yang merugikan terhadap
pelaksanaan pekerjaan, harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan atas perintah pengawas
harian. Bila Pemborong lalai, maka akan dikenakan tindakan sesuai dengan yang dimaksud dalam
pasal denda.
41.23. Pengawasan
a. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh Direksi.
b. Pada setiap saat Direksi atau petugas-petugasnya harus dapat mengawasi, memeriksa dan
menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Pemborong harus mengadakan fasilitas-
fasilitas yang diperlukan.

c. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetap luput dari pengamatan Direksi adalah
menjadi tanggung jawab Pemborong.
d. Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas harian diluar jam-jam kerja (08.00 sampai dengan
16.00), dan hari libur maka segala biaya yang diperlukan untuk hal tersebut menjadi beban
Pemborong yang perhitungannya disesuaikan dengan peraturan pemerintah (cipta karya).
Permohonan untuk mengadakan pemeriksaan tersebut harus dengan surat yang disampaikan
kepada Direksi
e. Di tempat pekerjaan, Direksi menempatkan petugas-petugas pengawas yang bertugas setiap saat
untuk mengawasi pekerjaan Pemborong, agar pekerjaan dapat dilaksanakan atau dilakukan sesuai
dengan isi surat perjanjian pemborong serta dengan cara-cara yang benar dan tepat serta cermat.
41.24. Bagan Kemajuan Pekerjaan
a. Dua minggu setelah dinyatakan sebagai pemenang lelang, harus siap dengan bagan
kemajuanpekerjaan (Time Schedule/Network Planning) sesuai dengan batas waktu maksimal yang
telah ditetapkan. Bagan tersebut disusun secara konvensional (barchart) dengan network planning.
b. Di dalam bagan kemajuan pekerjaan ini dicantumkan volume masing-masing bagian pekerjaan
serta mandays yang diperlukan
c. Dalam progress schedule harus dibuat juga kurva gambaran mengenai nilai dan harga pekerjaan-
pekerjaan sesuai dengan volume dan harga penawaran serta schedule yang dibuat oleh
Pemborong.
d. Pemborong harus secara terpisah menyusun Bagian pengerahan tenaga dan bagian penyediaan
bahan, peralatan dan mesin yang diperlukan.
e. Bagan-bagan tersebut diatas harus mendapatkan persetujuan dan pengesahannya dari Direksi.
f. Pemborong harus memiliki semua izin resmi yang diperlukan untuk pekerjaan instalasi listrik.

IV-6
SPESIFIKASI TEKNIK

42. PEKERJAAN ELEKTRIKAL


42.1. Sistem Elektrikal
a. Umum
a1. Penjelasan
Pekerjaan-pekerjaan yang tercakup dalam bidang keahlian ini meliputi :
1) Menyediakan seluruh pekerjaan system listrik sehingga dapat beroperasi secara sempurna.
2) Gambar-gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang saling melengkapi dan sesuatu
yang tercantum di dalam gambar dan spesifikasi bersifat mengikat.
3) Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang dilaksanakan harus dikerjakan oleh sub kontraktor
instalatur yang dapat dipercaya, mempunyai reputasi yang baik dan mempunyai pekerja-pekerja
yang cakap dan berpengalaman dalam bidangnya, serta perusahaan tersebut terdaftar sebagai
instalatir resmi PLN yang masih berlaku untuk tahun terakhir yang berjalan.
4) Seluruh pekerjaan instalasi harus dikerjakan menurut "Peraturan Umum Instalasi Listrik di
Indonesia edisi terakhir tahun 2000 (PUIL) dan Peraturan PLN (SPLN)" sebagai petunjuk dan juga
peraturan yang berlaku pada daerah setempat dan standar-standar/kode-kode lainnya yang diakui
(VDE, DIN).
5) Kontraktor harus menempatkan seorang sarjana atau yang dianggap ahli sebagai wakil dari
perusahaan dan dapat memberikan keputusan-keputusan apabila sewaktu-waktu diperlukan.
a2. Gambar-gambar
1) Pemborong wajib memeriksa design terhadap kemungkinan kesalahan/ ketidakcocokan baik dari
segi besaran-besaran listriknya maupun pemasangan dan lain-lain. Hal-hal diatas harus diajukan
dalam bentuk tertulis atau gambar pada waktu penjelasan tender/aanwijzing.
2) Sebelum pekerjaan diserahkan seluruhnya ataupun secara bertahap, pem-borong wajib
menyerahkan kepada MK sebanyak 4 (empat) set gambar yang disebut "as build drawing" yaitu
gambar dari semua material, peralatan dan instalasi sistem listrik.
3) Gambar listrik menunjukkan keseluruhan besaran dan jumlahnya serta persyaratan dari
keperluan instalasi, instalasi harus menyesuaikan kondisi setempat pada proyek. Gambar-gambar
arsitektur dan struktur harus berkaitan dengan kontruksi dan detail akhir dari proyek, sedangkan
gambar-gambar lainnya harus berkaitan dengan kontruksi detail yang berhubungan dengan masing-
masing pekerjaan. Pemborong harus melengkapi seluruh keperluan lebih lanjut seperti "shop
drawing" dan gambar-gambar detail.
a3. Bidang Pekerjaan yang Dikerjakan
1) Listrik
2) Motor listrik

a4. Klausal Yang Disebutkan


1) Apabila ada hal-hal yang disebutkan kembali pada bagian/bab/gambar yang lain maka ini harus
diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadap yang lain tetapi malah untuk lebih menegaskan
masalahnya.
2) Bila terjadi hal yang saling bertentangan antar gambar atau terhadap spesifikasi teknis, maka yang
diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau yang mempunyai bobot
biaya yang paling tinggi.
a5. Koordinasi Pekerjaan
Untuk kelancaran pekerjaan ini harus diadakan koordinasi dari seluruh bagian yang terlibat di dalam
kegiatan proyek ini. Seluruh aktivitas yang menyangkut di dalam proyek harus dikoordinir lebih
IV-7
SPESIFIKASI TEKNIK

dahulu agar gangguan dan konflik satu dengan lainnya dapat dihindarkan. Melokalisasi/memperinci
setiap pekerjaan sampai dengan detail untuk mendapat persetujuan MK/Perencana.
a6. Material dan "Workmanship"
Seluruh peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru dan material harus
tahan terhadap iklim tropik. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan cara yang benar dan
setiap pekerja harus mempunyai ketrampilan yang memuaskan. Dimana latihan khusus bagi pekerja
adalah diperlukan dan Pemborong harus melaksanakannya. Pemborong harus melengkapi surat
sertifikat yang sah untuk setiap personal ahli, yang menyatakan bahwa personal tersebut telah
mengikuti latihan-latihan khusus ataupun mempunyai pengalaman-pengalaman khusus dalam
bidang keahlian masing-masing.
a7. Daftar Material
1) Pada waktu mengajukan penawaran, Pemborong harus menyertakan/melam- pirkan "Daftar
Material" yang lebih dahulu diperinci dari semua bahan yang akan dipasang pada proyek dan harus
disebutkan pabrik, merk, manufacturer, type, lengkap dengan brosur/katalog. Ini adalah mengikat
dan harus diajukan lengkap tidak boleh sebagian- sebagian.
2) Daftar peralatan dan material yang diajukan hendaknya dilampirkan juga hasil seleksi (Unit
Selection) yang sudah direkomendasikan oleh pabrik pembuatnya (untuk peralatan-peralatan
tertentu/khusus).
a8. Nama Pabrik / Merk yang Ditentukan
1) Apabila pada spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu jenis bahan/komponen,
maka Pemborong wajib menawarkan dan memasang sesuai dengan yang ditentukan. Jadi tidak ada
alasan bagi Pemborong pada waktu pemasangan menyatakan barang tersebut sudah tidak terdapat
lagi pada pasaran ataupun sukar didapat dipasaran.
2) Untuk barang-barang yang harus diimport, segera setelah ditunjuk sebagai pemenang,
Pemborong harus sesegera mungkin memesannya pada keagenannya di Indonesia. Apabila
Pemborong telah berusaha untuk memesannya, namun pada saat pemesanan bahan/merk tersebut
tidak/sukar diperoleh, maka Perencana dan atau Pemberi Tugas akan menentukan sendiri alternatif
merk lain dengan spesifikasi minimal yang sama. Jadi setelah 1 (satu) bulan penunjukkan pemenang,
Pemborong harus memberikan foto copy dari pemesanan material lainnya, yang menyatakan bahwa
material-material tersebut telah dipesan (order import).

a9. Shop Drawing


1) Setelah persetujuan, dalam hal ini sebelum daftar spesifikasi material, Pemborong diharuskan
menyerahkan shop drawing untuk disetujui MK/Pengawas. Shop Drawing harus termasuk katalog
data dari pabriknya, literatur mengenai uraian- uraian, diagram pengkabelan, data ukuran dimensi,
data pembuatan dan nama serta alamat yang terdekat dari service dan group perusahaan
pemeliharaan yang tetap menyediakan persediaan/stock suku cadang yang terus menerus, shop
drawings harus diberi catatan dari Pemborong, yang menyatakan bahwa apa yang diajukan sudah
sesuai dengan spesifikasi dan kondisi ruang yang disediakan.
2) Data untuk setiap sistem harus menunjukkan pemasangan yang lengkap dari seluruh koordinasi
komponen untuk peninjauan keseluruhan yang sebenarnya dari keseluruhan sistem, penyerahan
sebagian-sebagian tidak akan diperhatikan.
3) Gambar shop drawing harus dibuat sebanyak 3 (tiga) set.
a10. Subsitusi
1) Produk yang disebutkan nama pabriknya
Material, peralatan, perkakas, accessoriesnya yang disebutkan nama pabriknya dalam spesifikasi,
Pemborong harus melengkapi produk yang disebutkan dalam spesifikasi, atau dapat mengajukan
produk pengganti yang setara, disertai data- data yang lengkap untuk mendapatkan persetujuan
IV-8
SPESIFIKASI TEKNIK

MK/Pengawas sebelum pemesanan.


2) Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya
Material, peralatan, perkakas, accessories dan produk-produk yang tidak disebutkan nama pabriknya
dalam spesifikasi, Pemborong harus mengajukan secara tertulis nama negara dari pabrik yang
menghasilkan-nya, katalog dan selanjutnya menguraikan data yang menunjukkan secara benar
bahwa produk-produk yang dipergunakan adalah sesuai dengan spesifikasi dan kondisi proyek.
a11. C o n t o h
Pemborong harus menyerahkan contoh-contoh dari seluruh material untuk mendapatkan
persetujuan sebelumnya. Seluruh biaya ditanggung atas biaya Pemborong. Contoh-contoh tersebut
(mock-up) dimasukkan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja, terhitung setelah dikeluarkannya
SPK.
a12. P r o t e k s i
Seluruh material dan peralatan harus dengan sebenarnya dan diproteksi secara memadai oleh
Pemborong, sebelum selama pengerjaan dan sesudah selesai instalasi (dalam masa garansi).
Material dan peralatan yang mana mengalami kerusakan sebagai akibat dari pemasangan yang
ceroboh dan proteksi yang tidak memadai tidak dapat diterima untuk instalasi proyek.
a13. Acces Opening
Pemborong harus menyediakan access opening (bukaan-bukaan) untuk instalasi dan pemeliharaan
dari instalasi listrik. Bukaan-bukaan (access opening) yang terdapat pada konstruksi bangunan
seperti dinding-dinding, langit-langit, dan seterusnya begitu pembukaan harus dilengkapi dengan
fasilitas penutup yang tepat bagi permukaan peralatan, penutup harus dapat dilepaskan dan
dipindahkan tanpa mengakibatkan kerusakan pada permukaan yang berdekatan.

a14. Pengecatan
1) Apabila peralatan-peralatan sudah dicat dari pabrik dan tambahan pengecatan di lapangan tidak
dispesifikasikan maka seluruh permukaan yang cacat harus diperbaiki ataupun pengecatan kembali
untuk memperoleh hasil pengecatan yang sempurna. Apabila peralatan belum dicat dari pabrik,
Pemborong harus bertanggung jawab atas pengecatan tersebut.
2) Seluruh rangka, penutup, cover plate dan pintu panel listrik seluruhnya harus diberi cat dasar atau
prime coat dan diberi pelapis cat akhir (finishing paint). Cat akhir ini dengan warna sementara
ditentukan "abu-abu" kecuali kalau diadakan perubahan warna. Penentuan jenis warna abu-abu dan
merk cat, sebelumnya harus dimintakan persetujuan pada MK/Perencana. Pengecatan dikerjakan
dengan proses "stove ennameled" untuk lampu, sedangkan untuk panel listrik harus dibuat tahan
karat dengan cara "galvanized cadmium plating" atau dengan "zinc chromatic primer" harus dicat
dengan powder coating.
a15. Gambar Pemasangan yang Sebenarnya
Pemborong harus mempergunakan secara baik satu set lengkap gambar-gambar di lapangan yang
mana harus diberi tanda yang tepat pada lokasi dari seluruh jenis sistem outlet panel/kabinet,
peralatan, pengkabelan dan seterus-nya dengan dimensi yang diambil dari patokan center kolom (as
coloum). Pemborong harus melengkapi gambar pemasangan yang sebenarnya.
a16. Pengetesan
Pemborong harus melakukan seluruh pengetesan seperti disebutkan dan harus melakukan
percobaan seperti operasi sesungguhnya secara tepat dari seluruh sistem. Peralatan, material dan
cara bekerjanya peralatan yang mengalami kerusakan/cacat/salah harus diganti/dibetulkan dan
percobaan diulangi. Seluruh peng-kabelan, instalasi "keur" Pemborong harus bertanggung jawab
untuk mem- peroleh persetujuan PLN bagi pemasangan sistem jaringan listrik dan seluruh biaya
ditanggung atas beban Pemborong.

IV-9
SPESIFIKASI TEKNIK

a17. Data Suku Cadang


1) Sejak pengiriman dari bagian-bagian dan peralatan ke tempat lapangan Pemborong harus
menyerahkan kepada MK daftar lengkap dari suku cadang (spare parts) dan menyerahkan untuk
masing-masing bagian.
2) Pemborong harus memberikan jaminan pengadaan suku cadang terhadap peralatan minimal 5
tahun kedepan masih tersedia.
a18. Peraturan Hak Patent
Pemborong harus melindungi Pemilik Proyek atau Pemberi Tugas (owner) terhadap semua klaim
atau tuntutan, biaya dan kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan dengan semua dagang
atau nama produksi, hak cipta, pada semua material, peralatan yang dipergunakan dalam proyek ini.
a19. K e b e r s i h a n
Pemborong harus membersihkan seluruh kotoran/sampah dan sisa-sisa material yang tidak terpakai
yang diakibatkan oleh pekerjaannya dan harus menyelesaikan tiap bagian dari instalasi secara teratur
serta rapi.
a20. Built in Insert, Sleeves dan Perlengkapannya
Lengkapi insert, sleeves dan perlengkapan lainnya bagi keperluan built in dalam beton atau
pekerjaan konstruksi.

a21. Buku Petunjuk (Manual) dan Instruksi


Pemborong harus melengkapi buku petunjuk (manual) pemeliharaan dan manual cara
mengoperasikannya, dan bahasa dari instruksi bagi seluruh bagian peralatan ini harus dalam bahasa
Inggris dan Indonesia.
a22. Kelengkapan Instalasi
Dalam spesifikasi teknis ini maupun di dalam penggambaran untuk suatu sistem atau suatu
perangkat peralatan listrik, dimaksudkan adalah sebagai suatu sistem yang dapat beroperasi dengan
baik sedemikian rupa sehingga apabila ada bagian atau komponen dari sistem instalasi yang tidak
disebutkan di dalam spesifikasi teknis ini maupun pada gambar, maka ini berarti Pemborong harus
mengadakan dan menjamin sistem/instalasi tersebut akan bekerja dengan baik.

42.2. Spesifikasi Teknis


a. Instalasi Kabel/Wiring
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi persyaratan PUIL/LMK.
Semua kabel/kawat harus baru dan harus jelas ditandai mengenai ukurannya, jenis kabelnya, nomor
dan jenis pintalannya. Semua kawat dengan penampang 6 mm² ke atas haruslah terbuat secara
dipilin (stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan penampang lebih kecil 2,5 mm²
kecuali untuk pemakaian remote control.
Kabel yang dipergunakan harus dari produk : ex.Empat Besar.

a1. "Splice" / Pencabangan


1) Tidak diperkenankan adanya "splice" ataupun sambungan-sambungan baik dalam feeder maupun
cabang-cabang kecuali pada outlet atau kotak-kotak penghubung yang bisa dicapai (accessible).
2) Semua sambungan kabel baik di dalam junction box, panel ataupun tempat lainnya harus
mempergunakan connector yang terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan porselein atau bakelite
ataupun PVC, yang diameternya disesuaikan dengan diameter kabel.
a2. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes, gelas, tape
IV-10
SPESIFIKASI TEKNIK

sintetis, resin, splice case, compostion dan lain-lain tertentu itu harus dipasang memakai cara yang
disetujui menurut anjuran perwakilan pemerintah dan atau manufacturer.
b. Instalasi Sakelar dan Stop Kontak (Outlet)

b1. Sakelar-Sakelar
1) Sakelar-sakelar harus dari jenis rocker mekanisme dengan rating 10 A / 250 V, sakelar pada
umumnya dipasang inbow kecuali disebutkan lain pada gambar. Jika tidak ditentukan lain, sakelar-
sakelar tersebut bingkainya harus dipasang rata pada tembok pada ketinggian 150 cm diatas lantai
yang sudah selesai kecuali ditentukan lain oleh MK.
2) Sakelar-sakelar tersebut harus dipasang dalam kotak-kotak dan ring, (standar). Sambungan-
sambungan hanya diperbolehkan antara kotak-kotak yang berdekatan.

b2. Stop Kontak


Semua pasangan stop kontak dengan tegangan kerja 220 V harus diberi saluran ke tanah
(grounding). Stop kontak harus dipasang rata dengan permukaan dinding dengan ketinggian 30 cm
dari atas lantai yang sudah selesai atau wall duct outlet sesuai gambar rencana atau petunjuk MK.
c. Instalasi Fixtures Penerangan

c1. U m um
Fixture penerangan harus dari jenis yang tertera dalam gambar. Harus dibuat dari bahan yang sesuai
dan bentuknya harus menarik dan pekerjaannya harus rapih dan baik, tebal plat baja yang dipakai
untuk housing fixture minimum 0,7 mm. Pemborong harus menyediakan contoh-contoh dari semua
fixture yang akan dipasang kepada MK/Pengawas dan Perencana untuk disetujui.
c2. Kabel-Kabel untuk Fixture
1) Kecuali ditunjuk atau dipersyaratkan lain, kabel-kabel untuk "fixture" harus ditutup asbestos dan
tahan panas. Tidak boleh ada kabel yang lebih kecil dari 2,5 mm², kawat- kawat harus dilindungi
dengan "tape" atau "tubing" disemua tempat dimana mungkin ada abrasi.
2) Semua kabel-kabel harus disembunyikan dalam konstruksi armature kecuali dimana diperlukan
penggantungan rantai atau kalau pemasangan/ perencanaan fixture menunjuk lain.
3) Tidak boleh ada sambungan kabel dalam suatu armature dan penggantungan dan harus terus
menerus utuh mulai dari kotak sambung ke terminal- terminal khusus pada armature-armature
lampu.
4) Saluran-saluran kabel harus tidak tajam dan dilindungi sehingga tidak merusak kabel.
d. Lampu-lampu
1) Semua fixture harus dilengkapi dengan lampu-lampu dan dipasang sesuai dengan persyaratan
dan gambar. Untuk lampu pijar memakai lamp holder dan base type edison screw, untuk lamp holder
type edison screw, kabel netral tidak boleh dihubungkan ke centre control, kecuali dipersyaratkan
lain. Lampu fluorescent haruslah dari jenis cool white.
2) Semua lampu fluorescent atau lampu lainnya yang memerlukan perbaikan factor daya harus
dilengkapi dengan capacitor. Dalam spesifikasi ini besarnya "microfarad" dari kapasitor untuk setiap
lampu tidak terlalu ditekankan karena yang dibutuhkan adalah hasil akhir dari power factor menjadi
sekurang-kurangnya 0,95.
e. Instalasi/Konstruksi Panel

e1. Kabinet
1) Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan tebal minimum 0,2 mm, atau dibuat dari bahan
lain seperti polyester atau bakelite. Kabinet untuk "panel board" mempunyai ukuran yang
IV-11
SPESIFIKASI TEKNIK

proposionil seperti dipersyaratkan untuk panel board, yang besarnya sesuai dengan ukuran pada
gambar perencana atau menurut kebutuhan sehingga untuk jumlah dan ukuran kabel yang dipakai
tidak terlalu penuh/ padat.

2) Frame/rangka panel harus digrounding/ditanahkan pada kabinet harus ada cara-cara yang baik
untuk memasang, mendukung dan menyetel "panel board" serta tutupnya.
3) Kabinet dengan kabel-kabel "trough feeder" harus diatur sedemikian sehingga ada saluran
dengan lebar tidak kurang dari 10 cm untuk branch circuit panel board. Setiap kabinet harus
dilengkapi dengan kunci-kunci. Untuk satu kabinet harus disediakan 2 (dua) buah anak kunci, dengan
sistem master key.
e2. Finishing
1) Semua kabinet harus dicat dengan warna yang ditentukan oleh Perencana/MK.
2) Semua kabinet dari pintu-pintu untuk panel listrik, harus dibuat tahan karat dengan dengan cara
"galvanized cadmium plating" atau dengan "zinc chromate primer". Selain yang tersebut diatas,
bagian yang harus dilapisi dengan lapisan anti karat yaitu sebagai berikut :
a) Bagian dalam dari box dan pintu.
b) Bagian luar dari box yang digalvanisir atau cadmium plating tak perlu dicat kalau seluruhnya
terpendam, kalau dipakai zinc chromate primer harus dicat dengan cat bakar.
e3. Pemasangan Panel
Pemasangan panel sedemikian rupa sehingga setiap peralatan dalam panel dengan mudah masih
dapat dijangkau, tergantung dari pada macam/tipe panel. Maka bila dibutuhkan
alas/pondasi/penumpu/penggantung maka pemborong harus menyediakannya dan memasangnya
sekalipun tidak tertera pada gambar.

e4. Panel Distribusi Utama


1) Panel distribusi utama harus seperti tertera pada gambar, kecuali ditunjuk lain.
2) Seluruh assembly termasuk housing, busbar, alat-alat pelindung harus direncanakan, dibuat,
dicoba dan dimana perlu diperbaiki sesuai dengan persyaratan.
3) Panel distribusi utama harus dari jenis indoor type terbuat dari plat baja tebal minimum 2mm.
4) Konstruksi harus terbuat dari rangka baja struktur yang kaku, yang bisa mempertahankan
strukturnya oleh strees mekanis pada waktu hubung singkat. Rangka ini secara lengkap dibungkus
pada bagian bawah, atas dan sisi dengan plat - plat penutup (metal clad) harus cukup louvers untuk
ventilasi dimana perlu untuk mengatasi kenaikan suhu dari bagian-bagian yang mengalirkan arus dan
bagian- bagian yang bertegangan sesuai dengan persyaratan PUIL, LMK/ VDE untuk peralatan yang
tertutup.
5) Material-material yang bertegangan harus dicegah dengan sempurna terhadap kemungkinan
percikan air.
6) Semua meteran dan tombol transfer yang dipersyaratkan harus dikelompokkan pada satu papan
panel yang berengsel yang tersembunyi.
e5. Papan Nama
1) Seluruh kabinet, panel kontrol, panel listrik, pemutus daya (CB), saklar, dan bagian-bagian lainnya
dari peralatan, jika tidak disebutkan dalam hal –hal lain,

harus dibuatkan papan nama untuk mengindikasi/mengindentifikasi/ penggunaan nama alat


tersebut.
2) Papan nama harus terbuat dari back plat stainless steel dengan huruf digravier timbul.

IV-12
SPESIFIKASI TEKNIK

3) Untuk keseluruhan, papan nama harus berukuran 1,5 inches (3,81 cm) tinggi dengan lebar
seperlunya dengan tinggi huruf 1,0 inches (2,54 cm), untuk ukuran yang lebih kecil dimana
penutupnya terbatas gunakan 1,5 inches (3,81 cm) tinggi dari plat. Dan ketebalan plat minimum 3
mm.
e6. Busbar/Rel
1) Busbar minimal harus dari bahan tembaga yang lapisan luarnya dilapis dengan lapisan perak
dengan ukuran sesuai dengan kemampuan arus 150 % dari arus beban terpasang yang ukurannya
disesuaikan dengan aturan PUIL (daftar no. 630-DI- D4/PUIL).
2) Semua busbar/rel harus dicat dan dipegang oleh bahan isolator dengan kuat dan baik ke rangka
panel. Semua busbar/rel harus dicat dengan warna yang sesuai dengan disebutkan pada PUIL.
3) Cat-cat tersebut harus tahan sampai temperatur 75 °C.
4)
kawat seperti ditunjuk dalam gambar.
5) Setiap panel harus mempunyai bus netral yang diisolir terhadap tanah dan sebuah bus
penatanahan yang telanjang diklem dengan kuat pada frame dan panel dilengkapi klem untuk
pentanahan dari panel peralatan perlu
.
6) Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) harus menunjukkan ukuran- ukuran dari bus-bus
dan susunannya. Ukuran dari bus harus ukuran sepanjang panel dan harus disediakan cara-cara
untuk penyambungan dikemudian hari.
e7. Teminal dan Mur-baut
Semua terminal cabang harus diberi lapisan tembaga (vertin) dan disekrup dengan menggunakan
mur-baut ring dari bahan tembaga atau mur-baut yang diberi nikel (atau stainless) dengan ring
tembaga.
e8. Cadangan/Penyambungan dikemudian hari
Bila dalam gambar dinyatakan adanya cadangan maka ruangan-ruangan tersebut harus dilengkapi
dengan bus, klem-klem pemasangan, pendukung dan sebagainya, untuk peralatan yang dipasang
dikemudian hari dapat berupa equipment busbar, panel baru, switch, circuit breaker dan lain-lain.

e9. Alat-alat Ukur


Setiap panel harus dilengkapi dengan alat-alat ukur seperti pada gambar. Meter- meter adalah dari
type "moving iron vane type" khusus untuk panel, dengan scale sirkular, flush atau semi flush, dalam
kotak tahan getaran, dengan ukuran 144 x 144 mm atau 96 x 96 mm, dengan skala linier dan
ketelitian 1,5%. Posisi dari saklar putar untuk voltmeter (Voltmeter Selector Switch) harus ditandai
dengan jelas.

e10. Transformator Arus


Trafo arus adalah dari type kering, dalam ruangan type jendela dengan perbandingan kumparan yang
sesuai dengan ketelitian 0,3 dengan burden sesuai dengan standar- standar VDE. Pemasangan harus
kuat dan dapat menahan gaya- gaya dan mekanis pada waktu terjadinya hubungan singkat.
e11. Kabel-kabel Pengontrol
Kabel pengontrol dari panel-panel harus dipasang di pabrik/ bengkel secara lengkap serta dibundel
dan dilindungi terhadap kerusakan mekanis. Ukuran minimum adalah 1,5 mm2 dari type 600 Volt.
e12. Merk Pabrik
Semua peralatan pengaman harus diusahakan buatan satu pabrik, peralatan- peralatan sejenis harus
dapat saling dipindahkan dan ditukar tempatnya pada frame.

IV-13
SPESIFIKASI TEKNIK

e13. Pilot lamp


Semua tutup muka panel dilengkapi dengan :
- Pilot lamp untuk menyatakan adanya tegangan R, S dan T.
Warna-warna untuk pilot lamp :
- Untuk phasa R : warna merah
- Untuk phasa S : warna kuning
- Untuk phasa T : warna hijau

42.3. Kabel Tegangan Rendah ( NYY, NYFGbY, NYM ) 380 V


a. U m u m
Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan bagi kabel tegangan rendah yang harus memenuhi
persyaratan kemampuan melakukan arus pada temperature 35°C, temperatur maximum kabel
dalam keadaan berbeban tidak boleh melebihi 70°C dan temperatur maksimum kabel untuk arus
hubung singkat tidak boleh lebih 250°C.
b. Konstruksi
Kabel harus terdiri atas :
1) Dua atau empat penghantar yang terbuat dari kawat tembaga pilin atau tembaga
"compacted" yang dipilin.
2) Lapisan isolasi bahan PVC pada setiap penghantar phasa maupun penghantar netral.
3) Lapisan pengendap yang tahan air dikelilingi urat-urat penghantar phasa dan pengisi ruangan
diantara kawat phasa.
4) Lapisan pengendap kedua diluar lapisan pengendap diatas.
5) Pelindung dari pita bahan diatas lapisan pengendap kedua sesuai dengan persyaratan IEC
(NYFGbY).
6) Diluar lapisan pelindung pipa baja diberi lapisan plastik sebagai pelindung.
c. Penandaan / Warna
Warna permukaan kabel sebagai tanda-tanda untuk setiap urat adalah :

▪ Phasa : merah
▪ netral : biru kuning hitam

42.4. Peralatan Listrik


a. Peralatan Panel
a1. Moulded Case Circuit Breaker
1) Insulation Rating : 380 V
2) Dilengkapi dengan : Thermal release dan electromagnetic over
3) Rating Arus In : 10 A Breaking cap 10 kA.
: 16 A Breaking cap 10 kA.
: 25 A Breaking cap 10 kA.
: 32 A Breaking cap 10 kA.
: dan lain-lain sesuai gambar rencana.

IV-14
SPESIFIKASI TEKNIK

a2. Trafo Arus


1) Insulation Rating : 630 Volt
2) C l a s s : 1,5
3) I therm : 60 x In
4) Rated secondary current :5A
5) Rated burden cap : 10 VA
a3. Rotary Switch (On-Off Cam Switch)
1) Rated Tegangan : 500 V ZC
2) Rated Arus max. : 63 A Pemasangan pada "base plate"
3) Jumlah pole : 4 pole
a4. Ampere Meter
1) C l a s s : 1,5
2) Over load cap : 1,2 x In Continue
3) Ukuran : 90 x 90 mm
4) Skala : 0 - 2.500 A
5) Type : Moving Iron, untuk pengukuran AC
6) Ketelitian : ± 1,5 % untuk pengukuran AC
a5. Volt Meter
1) C l a s s : 1,5
2) Over load cap : 1,2 x In Continue
3) Ukuran : 90 x 90 mm
4) Skala : 0 - 500 A
5) Ketelitian : ± 1,5 % untuk pengukuran AC

a6. KWH Meter


1) Rated voltage : 3 x 380 Volt
2) Rated current output transformer : 5 A
3) Ocuracy class Baseplate of
moulded plastic
The register : 2,0 : 6 (six) cipher rollers double pengukuran
a7. Lampu Indikator
1) Tublar lamp, pijar 5 watt, diameter 54 mm
2) Warna : merah, kuning, biru
a8. Push Button
Panel mounting, double on - 1, off - 0. Semua push button dilengkapi dengan lampu indikator untuk
menyatakan sistem dalam on atau off.
a9. Miniature Circuit Breaker
1) Rated voltage : 380 Volt, 50 Hz

IV-15
SPESIFIKASI TEKNIK

2) Breaker cap : 10,0 kA (380 V) minimum


3) T y p e : yang mempunyai "Instantheous tripping valve " sebesar 12 (dua belas) kali arus
In
4) Model : G breaker
a10. Relay-Relay
1) Untuk panel LVMDP, circuit breaker untuk feeder PLN, dilengkapi dengan relay proteksi OL (over
load), SC (short circuit) dan UV (under voltage).
2) Sedangkan untuk generator, dilengkapi dengan relay OL, SC, UV, EF (earth fault) dan RP (reverse
power).
a11. Selector Switch
Dari type rotary switch, untuk switching. Rated voltage 380 Volt AC insulation 660 V.
b. Material Untuk Instalasi
b1. Sakelar Tunggal / Ganda
1) Rocker mekanisme, modular, rating 10 A, 220 Volt AC.
2) T y p e : Decorative push-push, flush, segi empat
3) P l a t e s : Steel
b2. Socket Outlet/Outlet dan Swicth Type Dinding
1) Type : Flush
2) Terminal : 2 P + e, 220 V, AC 10 A
3) Untuk outlet + swicth : 10 A / 16 A
4) Bentuk : Persegi dengan outlet, swicth, pilot lamp

42.5. Fixtures dan Armature


a. Armature Lampu / Fixtures TL
a1. Armature TL 1 x 18 Watt, type outbow/v-shape LED, panjang 1200mm
1) Armature merupakan jenis outbow/v-shape LED, panjang 1200 mm .
2) Konstruksi rumahan harus kuat dan kokoh serta dibuat sedemikian rupa agar mudah dapat
dibuka/dilepas untuk perbaikan/penggantian komponen yang berada di dalamnya. Rumahan dan
reflector harus dilengkapi dengan sekrup, agar dapat dilepas pada waktu memerlukan perbaikan.
3) Seluruh rumahan dan reflector harus dilapisi dengan cat dasar, serta diberi lapisan cat akhir
berwarna putih. Pengecatan dengan cara "stove enamelled/bake enamelled" (powder coating).
4) Seluruh armature harus lengkap dengan rangka dudukan/gantunganya.
a2. Down Light Recessed Mounting
Housing allumunium cylinder, brown polycarbonate dibagian dalam, dilengkapi dengan black
bayonet fitting diaphram dan reflector.
a3. Lampu Tanda Arah Kebakaran / Emergency Exit Lamp
1) Dipasang pada beberapa tempat sesuai dengan gambar perencanaan lampu tersebut
2) Ditandai dengan arah panah dan tanda "KELUAR" dengan warna merah/atau lainnya, untuk
lampu yang dipasang ditengah coridor dipasang 2 (dua) sisi (double side) sedang lampu pada dinding
1 (satu) sisi (single side).
3) Dilengkapi dengan Ni Cad battery, charger dan peralatan kontrol lainnya, lampu tetap menyala
IV-16
SPESIFIKASI TEKNIK

baik pada saat sumber PLN ada gangguan. Instalasi dipasang sebelum switch / CB utama pada
incoming feeder panel sedemikian rupa sehingga sejauh masih ada tegangan pada kabel feeder
utama, maka lampu tersebut tetap nyala dan sebaliknya untuk emergency exit lamp atau diambil
dari rangkaian stop kontak.
4) Spesifikasi Teknis :
• Type : Maintained Free
• Durasi : 2 jam
• Daya Lampu : PL 10 Watt Exit Lamp, 10 Watt DC Emergency
• Input Voltage : 220 V, 50 Hz
• Power Comsumption : 20 VA
• Body : Epoxy coated zintec sheet steel.
5) Dilengkapi dengan monitor charging current dan battery dapat bekerja selama ± 5 tahun dan
diberikan garansi minimum 2 tahun.
b. K a b e l
1) Kabel instalasi penerangan dan general outlet jenis NYM, penampang 2,5 mm² dipasang dalam
konduit jenis 3/4" standar lengkap accessories.
2) Kabel yang digunakan harus memenuhi persyaratan SNI dan SPLN.

3) Kabel tahan api : seperti dalam daftar material


c. Panel Penerangan
1) Panel harus dibuat dari plat baja galvanized tebal plat 2 mm, lipatan dan bentuk sudut plat
melalui proses mekanis.
2) Peralatan panel penerangan :
a) Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)
▪ Rating Tegangan : 380 V, 50 Hz
▪ Breaking Cap. : 22 kA
b) Kontaktor
▪ Rating Arus : 10 A, 16 A, 25 A
▪ Rating Tegangan : 380 V, 50 Hz
▪ Pole : 3 pole
42.6. Sistem Pentanahan
a. Lingkup Pekerjaan
1) Pengadaan dan pemasangan sistem pentanahan body (tegangan sentuh) terhadap seluruh
peralatan listrik yang terbuat dari metal, yaitu : panel TM, transformator, panel penerangan, daya
pintu-pintu dan lain-lain.
2) Penyambungan pentanahan netral dari terminal transformator ke elektroda pentanahan.
3)
4) Penyambungan sistem pentanahan Mesh/Loop dengan Bare Standard Copper Conductors
2x1x120 mm² didalam pipa konduit menuju ke Elektroda Rod di dalam bak kontrol.
b. Standar dan Kode-Kode yang Berlaku
Sistem pentanahan yang dilaksanakan harus berdasarkan standar-standar dan kode- kode yang
IV-17
SPESIFIKASI TEKNIK

berlaku, antara lain :


1) British Standard, BS.CP.1013 mengenai pentanahan.
2) Dan lain-lain standar yang berlaku di Indonesia.
c. Sistem Pentanahan
1) Pemborong harus melaksanakan pekerjaan pentanahan ini sesuai gambar perencanaan.
2) Sistem pentanahan menggunakan beberapa Elektroda Rods/Earth Rod dan satu sama lain saling
dihubungkan sehingga membentuk hubungan secara Mash.
3) Pemborong harus memperhatikan kondisi tahanan jenis tanah yang ada agar didapatkan satu
sistem pentanahan yang baik.
d. Pekerjaan dan Alat Bantu
Setiap penyambungan/pencabangan dari konduktor harus menggunakan "Cadweld Connection".
Dapat juga menggunakan klem penyambung sistem jepit dengan gigi banyak dengan memperhatikan
hal-hal :

1) Bahan klem harus bahan yang telah digalvanized atau di Treatment tertentu sehingga tidak
akan berproses apabila kontak dengan jenis metal yang lain.
2) BC pada titik/tempat penyambungan harus di "tinned".
3) Disarankan agar tempat penyambungan setelah selesai disambung, dibungkus dengan bahan
tertentu, misalnya sejenis epoxy dan lain sebagainya.
Bila ada terminasi yang menggunakan terminal jenis sepatu kabel maka harus memperhatikan
hal-hal :
1) Sepatu kabel yang digunakan harus mempunyai 2 (dua) lubang baut.
2) Harus dari bahan anti karat dan telah di treatment agar tidak akan ber- proses bila kontak dengan
jenis metal lainnya.
Seluruh bahan termasuk sambungan-sambungan sebelum dipesan agar diberikan contoh untuk
mendapat persetujuan Pemilik dan Perencana serta diketahui MK.

42.7. Material List


Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut :
Konduktor
No. Bahan/Perlatan Merk/Pembuat
1 Panel Tegangan Rendah
Komponen Panel :
- Circuit Breaker Siemens, LG/LS, MGex.Schneider, setara
- Metering AEG, Crompton, Tyco Electronic.
- Contactor Telemecanique, Omron, ABB.
- Capacitor Bank MG, Nokian, Alpivar.
- Pembuat Panel Siemens, Schneider, Simetri, local
2 Kabel Distribusi :
- Kabel Tegangan Menengah Kabelindo, Supreme, Kabelmetal, Voksel,
Jembo.
- Kabel Power Kabelindo, Supreme, Kabelmetal, Voksel,
Jembo.
-Kabel Lampu & Stop Kontak Kabelindo, Supreme, Kabelmetal, Voksel,
Jembo.
3 Konduit High Impact Double-H, Ega, G-Visi, Clipsal.

IV-18
SPESIFIKASI TEKNIK

4 Metal Conduit Maruichi, Matshusita, Wahana, Cakra.

5 Lampu TLD
- Fluorescent Philips, Osram, GE, Sylvania, Sanex,
Sinyoku
Philips, Osram.
- Starter Philips, Atco, Vosloh, Aid Electronic.
- Condensor
- Fitting Philips, Vosloh, BJB.
- Ballast Low Loss Philips, National, May + Christy, Atco.
- Electronic Balast Philips, Osram, May & Christie, GE.
Phillips,
- Pabrik Pembuat Artolite,Interlite, Spectra,Javalite
6 Down Light
- Tube Philips, Osram, Artolite.
- Pabrik Pembuat Phillips, Artolite, Interlite, Spectra,
Javalite
7 Lampu High bay/Industrial
- Lampu metal halide Philips, Osram, Artolite.
- Pabrik Pembuat Philips,Citilite, Artolite, Spectra, Javalite
8 Kotak Kontak Clipsal, Panasonic, MK

9 Saklar Clipsal, Panasonic, MK

10 Lampu Emergency Phillips, WA, Hokito, Artolite.


.Javalite

11 Rak Kabel Interack, Elpro, Tree Star

12 Fire Resistance Cable Sigma, Triangle, Shan, Draka.

13 Fire Stop Fuji, Promat, Hilti

14 Lightning Protection EF, Viking, Leader, Prevectron, Kurn.

15 Busduct GE, Henikwon, LS.

43. PEKERJAAN INSTALASI PENANGKAL PETIR


43.1. Lingkup Pekerjaan
Yang dicakup dalam lingkup pekerjaan instalasi penangkal petir ini meliputi :
a. Pengadaan/penyediaan dan Pemasangan Protector Head (terminal) dari instalasi Penangkal Petir
b. Pengadaan/penyediaan dan pemasangan konduktor
IV-19
SPESIFIKASI TEKNIK

c. Pengadaan/penyediaan dan pemasangan sistem pentanahan


43.2. Ketentuan-ketentuan Teknis
a. Protector Head (terminal)
Protector head yang dipakai adalah "Sistem Electrostatic" yang mempunyai bentuk perlindungan
sampai dengan radius 90 m.
b. Konduktor
Konduktor untuk instalasi penangkal petir digunakan kabel NYA 1 x 70 mm². Atau coaxial 1x70 mm²
c. Grounding/Pentanahan
Dalam sistem pentanahan digunakan electroda pentanahan yang terbuat dari batang tembaga
dengan Ø 3/4" massif. Pada ujung bawah batang ini harus dibuat runcing sepanjang 50 cm. Panjang
batang tembaga sebagai electroda pentanahan minimal 12 (dua belas) meter. Maksimum tahanan
pentanahannya 2 Ω.
43.3. Pemasangan
a. Protector Head (terminal)
Protector head (terminal) harus dipasang pada ujung batang peninggi yang kuat, dimana terminal
harus dapat dilepas dari batang peninggi bila diperlukan untuk pemeriksaan. Protector head harus
disanggah oleh pipa yang cukup kuat dan dapat berdiri dengan kokoh dan tegak lurus pada ketinggian
seperti terlihat pada gambar perencanaan.
b. Protector Head (terminal)
Konduktor yang digunakan adalah kabel NYA 1 x 70 mm² atau coaxial 1x70 mm² dipasang pada
bangunan dan diklem secara rapat dan lurus tanpa ada sambungan menuju bak kontrol.
1) Sebelum sampai pada bak kontrol, konduktor supaya diberi perlindung dari PVC Ø 1 ½ " sehingga
± 2 meter dari permukaan tanah.

2) Sambungan konduktor dengan grounding menggunakan klem yang dapat dibuka


/ dilepas didalam bak kontrol.
c. Bak kontrol
Bak kontrol terbuat dari pasangan batu bata dengan ukuran 40 x 40 x 40 dan diberi tutup dari beton
sehingga dapat dibuka untuk pemeriksaan.
43.4. Pengujian
1) Pengujian/pengetesan digunakan untuk mengetahui baik tidaknya system pentanahan agar
dapat dipakai sebagai jaminan.
2) Pengujian dilakukan dengan metode yang dikeluarkan oleh PLN, LMK,PUIL, atau PUIPP (Peraturan
Umum Instalasi Penangkal Petir).

PASAL 44. PEKERJAAN CCTV


44.1. U m u m
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi ini
ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara
spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada
pasal ini, merupakan kewajiban pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut
sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
44.2. Ruang Lingkup Pekerjaan
IV-20
SPESIFIKASI TEKNIK

Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, pemborong pekerjaan Sistem CCTV ini harus
melakukan pengadaan dan pemasangan instalasi sistem serta menyerahkan dalam keadaan baik dan
siap untuk dipergunakan.
Garis besar scope pekerjaan Sistem CCTV yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Peralatan Master Control Unit, meliputi fungsi Switcher,
Processor/Controller, dan Multiplexer.
b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian VCD, VCR dan Video Monitor.
c. Pengadaan, pemasangan dan pengujian unit Kontrol & Monitor dan Alarm Contact serta Sistem
Rak peralatan-peralatan Master Control unit berupa Indicator Lamp dan Buzzer/ Alert.
d. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Camera Color CCTV.
e. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel Video antara Camera CCTV dengan Master
Central unit di ruang Monitor.
f. Melakukan Testing, Commissioning & Training.

44.3. Ketentuan Bahan dan Peralatan


Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi dan atau mendekati
persyaratan teknis sebagai berikut :
a. K a b e l
1) Signal video menggunakan frekuensi 10 MHz atau lebih rendah frekuensinya dan kabel
maksimum untuk transmisi diperkirakan rugi-rugi transmisi-nya pada frekuensi 10 MHz, 13-100 dB.

2) Ukuran kabel Coaxial disesuaikan dengan attenuasi signal video antara kamera dan monitor,
dengan impedance karakteristik 75 Ohm.
▪ Video input : 0.5 - 2 Vp-p, Composite video
▪ Video output : 1.0 - 1.4 Vp-p, Internal adjustable
▪ Attenuasi dan jarak maksimum diperkirakan :

DIAMTER ATTENUA JARAK


TYPE KABEL LUAR SI MAXIMU
(mm) (dB/1000 M
M) TRANS.(
10 Mhz M)
5C - 2V or RG 6/u 7.5 27 500

7C - 2V or RG 1 1/u 10.5 22 600

10C - 2V or RG 15/u 13.2 18 750

b. K o n d u i t
Jenis konduit yang dipakai adalah PVC high impact dengan diameter 1,5 kali diameter kabel.

44.4. Material dan Peralatan Utama


a. Indoor Fixed Dome Camera
▪ Model : Color system – PAL B
IV-21
SPESIFIKASI TEKNIK

▪ Image Device : ¼” inch image format, interline transfer CCD


▪ Pixel : 500 H x 582 V
▪ Resolution : Horizontal PAL color 330 TVL
▪ Sensitivity : Usable picture 0,45 fc – 4,5 lux
▪ Full video 2,2 fc – 22 lux
▪ Signal to Noise : > 46 dB
▪ AGC : 18 dB
▪ Lens : 6 mm f/2,0 integral lens
▪ Voltage Range/Power : 12 to 28 VAC or VDC/2 watt
▪ Video Output : 1,0 Vp-p, 75 ohm
▪ Construction : - Polycarbonate (PC) or moulded PC/ABS Housing
- Wall or Ceiling mounting, adjustable viewing position 120° horizontal, 120° vertical, 360° rotation.
b. Indoor Pan/Tilt/Dome Camera
▪ Model : Color System PAL
▪ Image Device : ¼ inch interline transfer CCD
▪ Pixel : 752x596 pixels

▪ Resolution : Horizontal PAL color, 450 TVL


▪ Sensitivity : Usable video 10 fc/1,0 lux
▪ Signal-to-Noise : > 50 dB
▪ Lens : 12 x zoom/4.0 mm – 48 mm)
▪ Voltage Range/Power : 24 VDC/15 watt
▪ Video Output : 1,0 Vp-p, 75 ohm
▪ Automatic : Focus and Iris
▪ Feature : - Setup control RS-232
- Preposition 99 each with 16 character titles.
- Sector/titling 16 independent sectors with 16 character titles/sector.
▪ Pan/Tilt : 360° Continuous/0° - 90° tilt
▪ Pre Posision Speed : 360°/sec
▪ Variable Speed : 120°/sec

c. Digital Video Multiplexer Recorder


c1. Fungsi
1) Mampu mengendalikan dua atau lebih camera kedalam Monitor sehingga operator bisa memilih
tampilan yang diinginkan untuk ditampilkan ke monitor baik dalam bentuk full screen, sequential
atau multiscreen 3x3 dan 4x4 dan perekaman dapat dilakukan dalam waktu yang bersamaan.
2) Merubah format Video Analog ke format digital, sehingga perekam dapat disimpan kedalam
harddisk yang terdapat didalam multiplexer.
3) Mempunyai sistem operasi duplex yang mempunyai dua output yang berbeda, yaitu tampilan
multi screen dan full screen dan pada saat yang bersamaan merekam secara multi screen dan dapat
IV-22
SPESIFIKASI TEKNIK

diplay back tanpa mengganggu perekaman.


c2. Spesifikasi
1) Motion detector,untuk mendeteksi gerakan dan otomatis memunculkan gambar full screen pada
monitor dari camera yang mendeteksi adanya suatu perubahan gerakan.
2) Alarm activation, untuk memunculkan gambar bila ada trigger dari alarm- contact misal dari
door-contact atau sistem security lainnya.
3) Mempunyai password untuk merubah setting.
4) Kualitas gambar dapat di-setting per camera.
5) Teknis :
- Input : 8 channel camera input
- Storage Capacity : 500 GB (internal) expandable
- Compression : Wavelet
- Resolution : 720 x 576/PAL

- Alarm Input : 8 NO/NC, max 40 VDC


- Alarm Output : 4 relay outputs
- Control : RS-232 dan RS 485
d. Video Matrix – Switch Processor
d1. Fungsi
Menghubungkan/menggabungkan lebih dari satu multiplexer sehingga antar satu multiplexer
dengan multiplexer lainnya saling berhubungan dan centralized monitor.
d2. Spesifikasi
1) Centralized monitor & multiplexer operation
2) Control up to 16 multiplexer
3) User up to 4 digital keyboard/PC
4) Power : 108 – 253 VAC/50 Hz – 10 watt
e. Monitor Display
1) Picture Tube : 14" and 20” diagonal
2) Resolution : 700 TVL dan 450 TVL
3) Input Impedance : High Impedance atau 75 ohm
4) Input Signal Level: Composite Video Signal 0,5 to 1,5 Vp-p
5) Voltage Range : 207 to 264 VAC/75 watt
f. Time Lapse VTR
f1. Operasional
- Time Format : VHS - 1/2 mcs
- Display Format : Month/Date/Year/Day
- Display Position : Terdapat pada 4 pojok
- Video Input : 0.5 to 2.0 up-p 25 ohm
- Video Output : 1.0 Vp-p composite Video 75 ohm
IV-23
SPESIFIKASI TEKNIK

f2. Signal to Noise Ratio


- Video : Better than 4 dB
- Audio : Better than 43 dB
g. AC Power surge Arrestor
- Surge arrestor
- High impulse rating :4–
- Filtering : EMI/ RFI

- Indicator : LED

IV-24
SPESIFIKASI TEKNIK

44.5. Persyaratan Teknis Pemasangan


a. Peralatan
1) Rak peralatan sistem CCTV ini ditempatkan di ruang sesuai dengan gambar rencana.
2) Supply listrik untuk peralatan ini dimasukan dalam kelompok emergency power genset.
3) Rak peralatan sistem CCTV ini harus ditanahkan (ground) dengan hambatan max. ohm dan kebal
terhadap gangguan (interferensi) dari gelombang radio (RFI) maupun terhadap gelombang
elektromagnetik (EMI) yang ada disekitarnya.
b. Kabel dan Konduit
1) Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang di trunking/tray dan instalasinya
menggunakan pipa conduit.
2) Semua kabel yang dipasang dishaft secara vertikal harus dipasang pada tangga kabel dan diklem
ke struktur bangunan dengan sadle klem.
3) Pemakaian pipa konduit untuk instalasi ini menggunakan pipa konduit PVC High Impact.
4) Semua kabel yang keluar dari rak peralatan ini harus melalui kabel gland dan memakai flexible
konduit.
5) Isolasi antara urat-urat kabel terhadap tanah minimum 20 M Ohm.

44.6. Pengujian dan Jaminan


1) Semua peralatan dalam Sistem CCTV ini harus diuji oleh perusahaan pemegang keagenan
peralatan tersebut dimana perusahaan tersebut harus memberikan surat jaminan atas bekerjanya
sistem setelah ternyata hasil pengujian adalah baik.
2) Kontraktor menjamin dengan masa pemeliharaan selama masa 6 (enam) bulan untuk instalasi
dan jaminan peralatan selama masa 1 (satu) tahun setelah masa pemeliharaan.
44.7. Produk
1) Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi.
2) Pemborong dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang
dispesifikasikan.
3) Pemborong baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari direksi dan
perencana.
Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut :

No. Bahan/Peralatan Merk/Pembuat/Produsen


1. Camera Bosch, Pelco, Sony, Hikvision,
Samsung
2. TV Monitor LG, Sony, Samsung, Panasonic
3. Kabel Co-axial Belden, Nexan
4. Kabel Daya Supreme, Kabelindo, Voksel, Jembo
5. Conduit High Impact EGA, Clipsal, Double-H, G - Visi

IV-25
SPESIFIKASI TEKNIK

45. PEKERJAAN PLUMBING


45.1. Umum
a. Persyaratan Pelaksanaan
1) Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai dengan undang-undang
& peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta tidak bertentangan dengan
ketentuan-ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja.
2) Semua syarat-syarat penerimaan bahan-bahan, peralatan, cara-cara pemasangan, kwalitas
pekerjaan dan lain-lain untuk sistem instalasi ini harus sesuai dengan Standard Internasional maupun
Nasional seperti ASTM, NFPA-12, 13 & 20 dengan senantiasa mengutamakan
peraturan/standard/persyaratan Nasional.
3) Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistem ini, selain dari persyaratan persyaratan
tersebut di atas, juga tidak boleh menyimpang dari persyaratan yang dikeluarkannya oleh pabrik
pembuatnya.
b. P e m b o r o n g
1) Yang dimaksud dengan pemborongan dalam spesifikasi ini adalah badan pelaksana yang telah
terpilih & memperoleh Kontrak Kerja untuk menyediakan dan pemasangan instalasi Peralatan
Pemadam kebakaran ini sampai selesai.
2) Pemborong wajib mempelajari & memahami semua undang - undang dan peraturan peraturan,
persyaratan umum maupun suplementernya, persyaratan pabrik pembuat, buku-buku dokumen
pelelangan, bundel gambar dan adendum serta petunjuk-petunjuk tertulis yang telah dikeluarkan.
3) Pemborong dapat meminta penjelasan kepada Direksi, Konsultan atau pihak yang ditunjuk
bilamana menurut pendapatnya pada dokumen-dokumen pelelangan, gambar-gambar atau hal-hal
lainnya, ada yang kurang jelas.
4) Pemborong wajib mempelajari & memeriksa juga pekerjaan pihak-pihak lain yang dapat
mempengaruhi kelancaran pekerjaannya. Bilamana sampai terjadi gangguan maka Pemborong wajib
mengerjakan saran-saran perbaikan untuk segenap pihak.
c. Koordinasi dengan Pihak Lain
1) Pemborong wajib berkoordinasi dengan pihak-pihak lainnya demi kelancaran pelaksanaan
pekerjaan proyek ini. Terutama koordinasi dengan pihak Pemborong Sipil/Arsitek, Elektrikal, untuk
menentukan jalur pipa dan sebagainya.
2) Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan atau disesuaikan oleh pihak lain atau yang
diberikan dari pihak lain yang termasuk dalam lingkup instalasi ini, Pemborong bertanggung jawab
penuh atas segala peralatan dan pekerjaan ini.
d. I z i n
1) Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk melaksanakan instalasi ini
harus dilakukan oleh Pemborong atas tanggungan dan biaya Pemborong.
2) Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain beserta keterangan-keterangan resminya yang
mungkin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini harus dilakukan oleh pemborong atas tanggung
jawab & biaya Pemborong.
3) Pemborong pekerjaan ini harus sudah berpengalaman dalam pemasangan instalasi sistem
Pemadam kebakaran dibuktikan dengan surat selesai pekerjaan (berita acara) dari proyek yang telah
ditangani sebelumnya.

IV-26
SPESIFIKASI TEKNIK

4) Pemborong harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang dipatenkan/keagenan, dari
tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang diperlukan dan untuk ini. Bila diperlukan Pemborongan
wajib menyerahkan surat pernyataan.
45.2. Penjelasan Lingkup Pekerajaan
a. Pekerjaan Air Bersih
1) Pengadaan dan pemasangan secara sempurna peralatan utama yang diperlukan dalam sistem
penyediaan air bersih berupa pompa-pompa transfer dari Groundtank ke Towertank, beserta
perlengkapan, dan Pompa Sumur Dalam & perlengkapannya.
2) Pengadaan dan pemasangan sistem pemipaaan beserta perlengkapan yang meliputi Instalasi
pemipaan ke setiap titik pemakian.
3) Instalasi pompa dan pemipaan distribusi pada setiap titik pemakaian.
4) Pemasangan pipa distribusi ke setiap peralatan sanitary seperti halnya closet, wastafel, urinal dan
lain-lain yang sesuai dengan gambar perencanaan.
b. Pekerjaan Air Kotor dan Air Buangan
1) Pengadaan dan pemasangan peralatan beserta perlengkapan yang diperlukan dalam sistem
pembuangan air kotor dan air buangan dari toilet dan pembuangan.
2) Pemasangan pemipaan pada peralatan sanitary seperti halnya closed, wastafel, urinal, floor drain
dan lain-lain.
3) Pengadaan dan pemasangan Instalasi pipa air kotor dan air buangan serta pipa ventilasi, serta
kelengkapannya.
4) Instalasi pipa air kotor dari closet dan urinoir di salurkan ke STP.
c. Kelistrikan
Pengadaan dan pemasangan panel daya dan panel kontrol beserta pengabelannya.
d. Testing / Pengujian
Mengadakan testing dan commissioning semua sistem pekerjaan yang terpasang, sehingga
berjalan dengan baik dan sempurna sesuai dengan spesifikasi teknis.
45.3. Penjelasan Persyaratan Teknis Umum
a. Waktu Pelaksanaan
Lamanya waktu pelaksanaan pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan disesuaikan dengan tahap-
tahap pembangunan atau disesuai dengan jadwal yang ditentukan kemudian.
b. M a t e r i a l
1) Kontraktor harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan adalah baru bebas dari
cacat/rusak material, dan menjamin terhadap kualitas atau mutu barang sesuai dengan tujuan
spesifikasi ini.
2) Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi harus diganti dengan yang sesuai
dalam jangka waktu tidak lebih dari 1 (satu) minggu setelah ditanda tangani berita acara penerimaan
barang.
3) Seluruh biaya yang timbul akibat penggantian material / peralatan menjadi tanggungan / beban
kontraktor.

IV-27
SPESIFIKASI TEKNIK

c. Gambar-gambar dan Spesifikasi


Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan suatu kesatuan yang saling mendukung
dan tidak dipisah-pisahkan.
d. Gambar-gambar Perencanaan
1) Di dalam gambar perencanaan ini tidak dimaksudkan untuk menunjukan semua pipa-pipa, fitting-
fitting, katup-katup dan fixture lain secara terperinci.
2) Semua bagian-bagian tersebut di atas walaupun tidak digambarkan atau disebutkan secara
spesifik harus disesuaikan dan dipasang oleh Kontraktor, apabila diperlukan agar instalas ini lengkap
dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan pelaksanaan yang wajar.
e. Gambar Kerja
1) Gambar-gambar kerja (For Constrution) untuk seluruh pekerjaan harus selalu berada di lapangan
(site), gambar pengembangan/gambar untuk tender tanpa persetujuan perencana tidak boleh
digunakan.
2) Termasuk perubahan-perubahan atau usulan-usulan dan lain sebagainya.
3) Selama pelaksanaan instalasi ini berjalan, Kontraktor harus memberikan tanda- tanda dengan
pinsil/tinta merah pada set gambar atas segala perubahannya, penghapusan atau penambahan pada
instalasi tersebut.
f. Gambar Pelaksanaan
1) Kontraktor harus membuat gambar instalasi secara mendetail (Shop Drawing) untuk disetujui
oleh Direksi, juga harus menyerahkan Gambar Pelaksanaan (As Built Drawing) yang meliputi denah,
instalasi yang terpasang, detail pemasangan, detail peralatan dari seluruh instalasi.
2) Pelaksanaan pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang umum berlaku dan mengikuti
Pedoman Plumbing Indonesia tahun 1979.
g. Contoh-contoh Barang
1) Pemborong wajib mengirimkan semua contoh-contoh bahan/material, atau brosur-brosur dari
alat-alat yang akan digunakan dalam pelaksanaan, kepada direksi dan menunggu persetujuan dari
Direksi Lapangan sebelum alat-alat tersebut dipasang.
2) Bila bahan-bahan tersebut diragukan kualitasnya akan dikirimkan ke kantor penyelidikan bahan-
bahan atas biaya Pemborong/Kontraktor.
3) Bila ternyata dalam pelaksanaan terdapat bahan-bahan yang dinyatakan tidak baik/tidak sesuai
dengan contoh yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan, maka pemborong harus mengangkut
bahan/material tsb ke luar lapangan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari.
h. Tenaga Pelaksanaan
1) Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh orang/ tenaga-tenaga ahli dalam
bidangnya (Skilled Labour), agar dapat memberikan hasil kerja yang terbaik dan rapi.
2) Untuk melaksakan pekerjaan yang khusus,maka pemborong harus memberikan surat pernyataan
yang membuktikan / menjamin bahwa tukang - tukangnya yang melaksanakan pekerjaan tersebut
memang mempunyai pengalaman dan kecakapan.

IV-28
SPESIFIKASI TEKNIK

3) Kontraktor wajib mempunyai PAS INSTALATUR yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang
sesuai dengan domisili Pemborong/Kontraktor tersebut.
i. Pengamanan
1) Kontraktor bertanggung jawab atas pencegahan bahan/ peralatan - peralatan untuk instalasi ini
dari pencurian atau kerusakan.
2) Bahan-bahan/peralatan-peralatan yang hilang atau rusak harus diganti oleh Kontraktor tersebut
tanpa tambahan biaya.
j. Koordinasi
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Pemborong diwajibkan mengadakan koordinasi dengan
Pemborong lain yang mengerjakan pekerjaan Struktur, Elektrikal, Interior dan sebagainya, sehingga
kemungkinan terjadinya kesalahan-kesalahan dalam pemasangan dapat diperkecil/dihilangkan.
k. Korelasi Perkerjaan
1) Semua perkerjaan galian dan penimbunan yang ada berhubungan dengan pekerjaan plumbing
baik untuk ukuran dan kesesuaian gambar pelaksanaan merupakan tanggung jawab kontraktor
plumbing.
2) Semua perkerjaan pembuatan dudukan/pondasi untuk Pompa/Mesin dilakukan oleh kontraktor
Plumbing,termasuk pembuatan tali air disekitar pondasi pompa dan terkoordinasi dengan
kontraktor lain yang terkait dan hal ini sudah termasuk dalam penawaran.
3) Semua penarikan kabel listrik sampai ke panel pekerjaan plumbing yang dilakukan oleh pihak lain,
kontraktor plumbing wajib memberikan data-data dan gambar- gambar yang diperlukan pihak lain
yang mengerjakannya.
4) Seluruh fasilitas Air, Listrik, Sanitair sementara/darurat hendaknya diusahakan oleh kontraktor
dan telah dimasukan dalam penawaran.
l. Jaminan dan pemeliharaan
1) Kontraktor harus memberikan jaminan Pabrik (Guaranted of product) kepada pemilik proyek,
terhadap peralatan yang digunakan pada proyek ini.
2) Kontraktor harus memberikan Maintenance service dalam 1 tahun untuk peralatan dan 6 bulan
untuk Instalasi, semenjak serah terima pekerjaan untuk pertama kali, kecuali yang dinyatakan lain
secara tersendiri.
3) Kontraktor wajib mengganti setiap bagian pekerjaannya yang ternyata cacat atau rusak selama
jangka waktu jaminan/yang tersebut diatas setelah proyek ini diserah terimakan untuk pertama
kalinya atas biaya sendiri, kecuali dinyatakan lain secara tersendiri.
m. Petunjuk Operasi dan Pemeliharaan
1) Pada saat penyerahan untuk pertama kalinya gambar-gambar, data-data peralatan, petunjuk
operasi dan cara-cara perawatan dari mesin-mesin yang terpasang dalam bahasa indonesia, data-
data tersebut harus diserahkan kepemilik proyek sebanyak 3 set dan kepada perencana 1 set.
2) Pada saat penyerahan pertamakalinya harus diserahkan antara lain: Instruction manual,
instalation manual, maintenance guide operating instruction, trable shooting instruction dan brosur-
brosur mesin/peralatan yang asli.

3) Kontaktor harus memberikan pula 2 set singkatan petunjuk operasi dan perawatan kepada
pemilik proyek
45.4. Persyaratan Teknis Pekerjaan Air Bersih, Air Kotor dan Air Buangan
Peraturan-peraturan/Persyaratan

IV-29
SPESIFIKASI TEKNIK

1) Tata cara pelaksanaan dan lain-lain petunjuk yang berhubungan dengan peraturan- peraturan
pembangunan yang sah berlaku di Republik Indonesia.
2) Selama pelaksanaan Kontrak ini harus betul-betul ditaati. Pada umumnya peraturan-peraturan
berikut ini berkenan dengan pasal sebagai berikut :
a) Perusahaan-perusahaan Air Minum Negara, tentang instalasi air.
b) Pedoman Peraturan Plumbing Indonesia yang dikeluarkan oleh Direktorat Teknik Penyehatan
Dit.Jen. Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum.
c) Pemeriksaan Umum untuk Pemeriksaan bahan-bahan bangunan NI-3 (PUBB) 1956 NI-3 1963.
PUBB 1969.
d) Peraturan Beton Indonesia PBI-NI-2/1955. PBI-NO-2/1971.
e) Peraturan Perburuhan Indonesia, tentang penggunaan tenaga kerja harian, mingguan, bulanan
dan borongan.
f)Pemborong dianggap telah cukup mengerti dan mengetahui akan isi dan maksud dari
peraturan-peraturan dan syarat-syarat tersebut diatas.
g) Peraturan – peraturan tambahan Peraturan Dept. Kesehatan RI
h) Peraturan-peraturan International (WHO)
45.5. Material/Bahan-Bahan Yang Dipakai
a. Untuk pipa-pipa jaringan Air Bersih yaitu pipa-pipa PPR dan harus memenuhi persyaratan atau
standard-standard lainnya yang disetujui oleh Managemen Konstruksi (MK)/Pengawas.
b. Untuk pipa air kotor, air bangunan dan pipa vent, yaitu dipakai pipa PVC, merk Wavin atau Pralon
atau yang sejenis. Pipa PVC yang dipakai berkatagori class AW (10 kg
/cm2) JIS K 6742.
1) Pipa dan fitting yang digunakan dalam sistem pemipaan ini harus jenis pvc dan berasal dari satu
merk pembuat dan mengikuti standard SNI
2) Fitting dapat juga dari merk lain selama ada jaminan dari pabrik pembuat pipa bahwa pipa yang
diproduksi oleh pabrik itu menggunakan fitting standard yang diproduksi oleh pabrik lain yang
ditentukan oleh pabrik pembuat pipa tersebut.
c. Untuk hal tersebut diatas kontraktor harus menyediakan potongan pipa dari berbagai ukuran
yang akan digunakan dan membuat contoh sambungan (mock up) antara pipa dengan pipa, dan
antara pipa dengan fitting untuk ditunjukan kepada Direksi Pengawas dan membuat persetujuan
untuk penggunaan pipa dan fitting tersebut, serta memberikan jaminan purna jual untuk pipa dan
fitting tersebut. Tebal dindingnya tidak boleh kurang dari ukuran sebagai berikut :
Diameter dalam Tebal dinding Minimum
ø. 50 s/d 80 mm 3, - 4,05 mm
15
ø. 100 s/d 125 mm 4, - 5,4 mm
5
ø. 150 s/d 200 mm 5, - 6,4 mm
4
ø. 200 s/d 250 mm 6, - 8,3 mm
4
ø. 250 s/d 300 mm 3,15 - 4,05 mm

a. Pengujian Sistem Pembuangan Air Kotor dan Air Buangan.


1) Seluruh sistem pembuangan air harus mempunyai lubang-lubang yang dapat ditutup (Plugged)
agar seluruh sistem tersebut dapat diisi dengan air sampai dengan lubang vent tertinggi.

IV-30
SPESIFIKASI TEKNIK

2) Sistem tersebut harus dapat menahan air yang diisikan tersebut di atas, untuk jangka 24 jam dan
penurunan air selama waktu tersebut tidak turun
3) Apabila pemilik menginginkan pengujian lain di samping pengujian di atas, Kontraktor harus
melakukannya tanpa tambahan biaya.

b. Pengujian Sistem Distribusi Air Bersih


1) Sebelum dipasang fixtures-fixtures seluruh sistem distribusi air harus diuji dengan tekanan 1,5
kali tekanan kerja untuk pipa sanitary tanpa mengalami kebocoran dalam waktu 24 jam terus
menerus dengan penurunan tekanan maksimum 5 % dari harga tersebut.
2) Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian demi bagian dari panjang pipa
maximum 100 meter.
3) Biaya pengetesan serta alat-alat yang diperlukan adalah menjadi tanggung jawab Pemborong
/ Kontraktor.
4) Pengetesan pipa harus dilaksanakan dengan disaksikan oleh Pengawas Lapangan, selanjutnya
apabila telah diterima/memenuhi syarat akan dibuatkan Berita Acaranya.
45.6. Sistem Pemipaan
a. Sistem Penyambungan Pipa Air Bersih
1) Untuk bahan sambungan seperti socket, elbow, tee dan lain-lain dari bahan yang sama,
sedangkan untuk sistem penyambungannya digunakan alat pemanas khusus.
b. Pemasangan Fixtures, Fitting dan sebagainya
1) Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan di dalamnya bebas dari kotoran yang akan
mengganggu aliran atau kebersihan air, dan harus terpasang dengan kokoh (Rigit) ditempatnya
dengan tumpuan yang mantap.
2) Semua fixtures, fitting, pipa-pipa air dilaksanakan harus rapi tidak mengganggu waktu
pemasangan-pemasangan/dinding porselent dan sebagainya.
3) Dengan pemasangan fixtures yang baik dan serasi, juga kuat dalam kedudukannya untuk
komponen, misalnya fixture, fitting dan sebagainya. Kontraktor bertanggung jawab untuk
melengkapi komponen tersebut di dalam kelengkapan jaringan instalasi tersebut.
4) Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya tinggi/pipa induk, dipasang balok-balok dari beton dengan
campuran yang kuat dan dipasang setiap ada sambungan pipa, tee, elbow, valve dan sebagainya.
c. Penggantung /Penumpu Pipa
1) Semua pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat dengan penggantung atau angker yang kokoh
(ringit), agar inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya getaran.

2) Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur dengan jarak antara tidak
lebih dari 2,5 m.
3) Penggantung atau penumpu pipa harus disekrup/terikat pada konstruksi bangunan dengan
insert/angker yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau dengan Ramset.
4) Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan clem/clam dan dibuat dengan jarak tidak lebih dari 3 m'.
5) Fitting harus dari jenis ‘ injection moulded ‘ sedangkan ‘ welded fitting ‘ sama sekali tidak
diperkenankan untuk dipergunakan dalam sistem pemipaan.
6) Setiap sambungan berubah arah dibuat dengan WYE-45, TEE Sanitair atau Combination WYE-45
atau long radius bend dengan Clean out.
7) Pipa vent service harus dipasang tidak kurang 15 cm diatas muka banjir alat sanitair tertinggi dan
dibuat dengan kemiringan minimum sebesar 1%
IV-31
SPESIFIKASI TEKNIK

8) Kemiringan pipa dibuat sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar dan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
9) Pipa Vent yang menembus atap harus dipasang sekurang-kurangnya 15 cm diatas atap dan tidak
boleh digunakan untuk keperluan lain.
10) Untuk pipa vent mendatar, jarak tumpuan sama dengan jarak tumpuan pada pipa air kotor.
11) Pemasangan dan penempatan pipa-pipa ini disesuaikan dengan gambar pelaksanaan dan
dimensi dari masing-masing pipa tercakup pula dalam gambar tersebut.
12) Disetiap Floor drain dilengkapi dengan U-Trap, untuk mencegah masuknya gas yang berbau
dalam ruangan.
13) Pada saluran buangan dari preparation area dapur, sebelum masuk ke Inlet, sistem pemipaan
air kotor bangunan, harus dipasang penyaring kotoran dari bahan Stailess steel untuk mencegah
penyumbatan didalam pipa.
14) Pada jalur pemipaan air kotor yang mengandung lemak dipasang clean out di setiap belokan dan
pada pipa vertikal utama ( disetiap pintu shaft ).
15) Pipa air buangan & air kotor harus mempunyai kemiringan atau sloope yang besarnya mengacu
ke buku pedoman Plumbing Indonesia 1979.
d. Valve-Valve dan peralatan bantu Pompa (Accessories )
1) Water valve sampai dengan 2" adalah jenis "Screwed bronze body dengan external spindle".
2) - 3" adalah bronze flanged body dengan "internal screwed
spindle".
3) Water valve lebih besar dari 3" adalah "flanged steel body" dengan external spindle yoke".
4) Tekanan kerja dari valve-valve harus disesuaikan dengan fungsinya, untuk pekerjaan air
bersih sanitari digunakan tekanan kerja 125 psi .
5) Check Valve Ø ½” – 2” valve body steam disc bronze material, female thead. Ø 2
½” keatas Cast Iron body, Flanged end, Cast steel disc.
6) Strainer ukuran ½” - 2” Valve body, Steam disc bronze material, female thread, Y type.
7) Ukuran Ø 2 ½” keatas, Cast iron body, stainless steel screen, flanged end, Y type.
8) Flexible Connection ukuran Ø 2” - 8” material Synthetic rubber material flanged end.
9) Pressure Gauge Dial type 4” pressure range 0 s/d 10 kg/cm2.
10) Floater Valve bronze body, plastic ball , male thread
11) Foot Valve bronze body material.
12) Jenis valve (katup) dan perlengkapannya dari klass 150 Psi.
e. Pipa-pipa dalam Tanah
1) Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman 60 cm untuk pipa 4" ke bawah dan 80 -
100 cm untuk pipa 5" ke atas.
2) Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa terletak tertumpu
dengan baik.
3) Untuk pipa-pipa air bersih dan pipa-pipa sambungan tidak boleh diletakan pada lubang-lubang
yang sama.
4) Setelah pipa terpasang pada lubang galian dan setelah diperiksa oleh Pengawas yang ditunjuk,
semua kotoran dibuang dari lubang galian ditimbun kembali dengan baik pasir urug atau tanah bekas
galian atau dengan bahan yang ditentukan Direksi Lapangan dengan izin yang disetujui.
5) Patokan / pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian adalah diukur dari garis tengah pipa (as
IV-32
SPESIFIKASI TEKNIK

pipa) sampai kepermukaan jalan/ tanah asli atau bila tidak akan digunakan ketentuan-ketentuan
persyaratan minimal menurut buku petunjuk untuk dalamnya galian.
6) Pipa diletakan diatas landasan pasir yang tidak dipadatkan dengan posisi sesuai dengan ‘ line
& grade ‘ yang tertera pada gambar.
7) Landasan pasir dibawah pipa dibuat setebal 19 cm dan pada posisi tepat dibawah sambungan
harus diletakan alur berukuran 5 x 15 cm sehingga pipa memperoleh tekanan secara merata.
8) Urugan pasir dilakukan pada sisi pipa sampai setinggi setengah pipa dan pasir dipadatkan dengan
alat penimbris dari kayu dan selama pekerjaan berlangsung pipa harus tetap pada posisi semula tidak
diperkenankan adanya pergeseran.
9) Urugan selanjutnya dengan mempergunakan tanah urug dan dipadatkan secara merata dengan
tanah urug seperti pada persyaratan pekerjaan sipil.
10) Pemadatan hanya boleh dilakukan pada sisi sebelah-menyebelah pipa saja.
11) Pemadatan dengan mesin hanya boleh dilakukan setelah pipa tertanam.
f. Pengecatan
1) Untuk pipa-pipa terlihat (exposed) harus diberi tanda dengan warna atau cat yang warnanya
akan ditentukan kemudian oleh Direksi Lapangan.
2) Untuk pipa-pipa dalam ceiling agar mudah dikenali diberikan tanda warna/cat pada setiap jarak
ñ 4 m pada pipa-pipa induk begitu pula pipa-pipa pada shaft dimana terletak pintu pemeriksaan.

g. Warna Cat Pipa


Sebagai patokan dipakai warna cat sebagai berikut :
1) Untuk jaringan pipa air bersih dipakai warna biru.
2) Untuk jaringan pipa air kotor dipakai warna hijau.
3) Untuk jaringan pipa air buangan dan drain dipakai warna Abu-abu
4) Untuk jaringan pipa yang expose tandah-tandah berupa arah panah yang menunjukan arah aliran
(warna arah panah berwarna putih )

45.7. Penjelasan Spesifikasi Teknis Peralatan Utama


a. Pekerjaan Air Bersih
a1. Pompa Transfer Air Bersih
1) Ketentuan Umum.
a) Pompa harus dipilih dengan kapasitas dan tinggi tekan air seperti yang ditentukan pada pasal
berikutnya.
b) Pompa yang hendak dipasang / ditawarkan harus merupakan pompa yang akan berkerja pada
effesiensi tertingginya dan pada daerah kerja Impeller yang stabil.
c) Effisiensi pada kondisi operasi tidak boleh kurang dari 60% .
d) Impeller harus disesuaikan dengan kebutuhan akan kerja seperti yang ditentukan tanpa harus
melakukan pengurangan diameter Impeller dari apa yang telah diberikan oleh pabrik pembuat.
e) Motor Horse-power (Nameplate HP) rating harus dipilih sesuai dengan kebutuhan motor horse-
power bila pompa berkerja dengan ukuran Impeller maksimum (full size impeller) agar motor tidak
menjadi ‘overloading’
f)Motor, pompa dan baseplate harus ‘shop aligned’ oleh pabrik/ agen pemasaran pompa tersebut di
indonesia, sehingga tidak perlu melakukan pensejajaran (aligning) kembali di tapak sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
IV-33
SPESIFIKASI TEKNIK

2) Spesifikasi Teknis
a) Jenis : Cenrtifugal , end suction Pumps
b) Stage : Single stage
c) Kapasitas : sesuai gambar skedul peralatan
d) Discharge head : sesuai gambar skedul peralatan
e) Konstruksi : Cast iron casing, bronze Impeller 1500 rpm, 380v, 3 ph , direct coupled,
balance secara statik dan dinamik, cast iron baseplate.
f)Kelengkapan : Sistem pompa harus dilengkapi dengan Panel
control start-stop.
g) Seal harus sesuai dengan ketentuan sebagai berikut :
▪ Untuk shut-off head kurang dari 10 kg/cm2 boleh menggunakan ‘stuffing- box with gland packing
seal’

▪ Untuk shut-off head 10 kg/cm2 atau lebih harus menggunakan ‘Mechanical seal’
3) C a s i n g
Harus dari bahan cast-iron dan mampu menahan tekanan minimum sebesar
1.5 kali *‘shut-off head’, dengan sambungan sisi isap dan tekan dari jenis flange standard.
4) Coupling And Baseplate
a) Harus dari jenis kopel langsung dengan ‘flexible coupling’ yang sesuai untuk torsi dan HP dari
motor penggerak dan dilengkapi dengan pelindung (coupling guard).
b) Pompa dan motor harus didudukan di atas plat landasan (baseplate) dengan konstruksi pabrik
dari bahan baja shell atau besi tuang dengan dudukan peredam getar untuk setiap alat.
c) Harus tersedia perlengkapan untuk pengaturan kesejajaran antara Pompa dan Motor serta
dilengkapi dengan pasak untuk mematikan posisi pompa.
5) Kelengkapan
a) Setiap pompa harus dilengkapi dengan katup searah pada posisi tekan, katup penutup dan
flexible connection pada posisi hisap maupun posisi tekannya dan dilengkapi strainer pada sisi hisap
pompa.
b) Setiap pompa harus dilengkapi dengan pengukur tekanan (pressure gauge) dengan katup isolasi,
dipasang sesuai dengan gambar.
c) Setiap pompa harus dilengkapi dengan pemipaan drain untuk penampungan drain dari casing dan
seal, yang dialirkan melalui saluran ada baseplate, menuju ke saluran air hujan terdekat.
d) Setiap pompa harus dilengkapi dengan katup pelepas udara, penutup poros, flange dan mur baut
pengikat, baut untuk pondasi dan kelengkapan lainnya.
6) Penyesuaian Impeller
a) Kontraktor harus menghitung kembali tinggi tekan nominal sistem pemipaan untuk mendapatkan
besar kebutuhan tinggi tekan aktual.
b) Dalam hal ini, pompa didatangkan harus dalam keadaan dengan impeller/sudu-sudu yang utuh
dan motor penggerak yang mampu untuk menjalankan pompa dengan kondisi full-size impeller
tanpa terjadi ‘overloading’
c) Sesudah ‘test-run’, kontraktor harus menghitung aliran pada setiap sistem dan dengan seijin
Konsultan Pengawas/ MK dapat melakukan pemotongan impeller untuk penyesuaian dengan kondisi
pembebanan sesuai dengan kurva pompa

IV-34
SPESIFIKASI TEKNIK

a2. Panel Kontrol Start-Stop dan Monitor


1) Konstruksi Panel
a) Panel harus terbuat dari pelat baja dengan ketebalan minimum 2 mm , rangka pelat baja
konstruksi las dicat meni tahan karat dan cat finish (cat bakar) warna abu-abu.

b) Tekukan-tekukan dan sambungan-sambungan antara pelat satu dan yang lainnya harus dibuat
rapi sehingga tidak terdapat tonjolan-tonjolan bekas las.
c) Panel dilengkapi dengan pintu luar , pintu dalam , kunci dan handle sehingga aman tetapi mudah
pemeliharaan.
d) Komponen-komponen panel harus satu merk.
e) Motor-motor listrik yang mempunyai rating 5,5 HP keatas harus dilengkapi dengan ‘ wye-delta
starting unit ‘ .
f)Hal tersebut diatas tidak berlaku bagi mesin-mesin yang telah memiliki bult-in starting device.
g) Pemasangan komponen-komponen panel harus diatur rapi dan diperkuat sehingga tahan oleh
ganguan mekanis.
h) Kabel yang digunakan dari jenis NYAF dan harus mempunyai kemampuan hantar arus setingkat
lebih besar dari rating pengaman rangkaian dimana kabel digunakan.
i) Pemasangan kabel instalasi harus menggunakan sepatu kabel.
j) Komponen-komponen switching pada panel seperti magnetic contactor, timer switch,
disconnecting switch dan lain-lain harus mempunyai rating setingkat lebih tinggi dari rating
pengaman rangkaian komponen- komponen tersebut.
k) Untuk pemasangan kabel instalasi di dalam panel harus disediakan terminal penyambung yang
disusun rapi dan ditempatkan pada lokasi yang tepat dalam arti kata pada bagian panel dimana kabel
instalasi tersebut masuk dan keluar dari terminal penyambungan.
l) Pada setiap komponen panel , sepatu kabel, kabel instalasi serta terminal penyambungan kabel
harus diberi indikasi/lebel/sign plates mengenai nama terminal/ peralatan yang diatur instalasi
listriknya, label itu harus terbuat dari pelat alluminium atau sesuai standard DIN 4070.
2) Kemampuan Operasi
a) Panel kontrol Start-stop dan Monitor pompa air bersih
b) Panel kontrol pompa harus dapat beroperasi untuk:
▪ Menjalankan dan mematikan pompa
▪ Mengatur pengoperasian sistem pompa distribusi air bersih secara bergantian
▪ Mengatur seperti tersebut diatas harus dapat dilakukan baik secara otomatis maupun secara
manual
c) Pemilihan tersebut harus dapat dilakukan melalui saklar pilih /selektor switch
d) Panel kontrol harus dilengkapi dengan alat peraga visual (wiring diagram yang dilengkapi dengan
indicator lamp, sehingga dari panel kontrol tersebut dapat dimonitor operasi sistem pompa
distribusi air bersih.
e) Dari panel kontrol harus dapat diketahui bila kondisi air didalam ground reservoir telah mencapai
level yang paling rendah.
f)Operasi otomatis dengan menggunakan sensor tekanan (pressure switch) yang dipasang pada
pressure tank dan pressure switch yang dipasang didalam pipa instalasi air bersih, sehingga bila
tekanan menurun pada nilai tertentu (nilai setting pressure switch yang paling kecil), maka salah satu
pompa akan beroperasi, sebaliknya bila tekanan telah mencapai nilai tertentu (nilai setting yang
besar), maka pompa yang sedang beroperasi akan berhenti.
IV-35
SPESIFIKASI TEKNIK

g) Operasi sistem pompa distribusi air bersih seperti tersebut diatas akan terus berlangsung selama
persediaan air didalam ground reservoir berada pada batas-batas tertentu (maximum level),
sedangkan apabila level air didalam ground reservoir telah mencapai batas-batas tertentu (minimum
level) maka pompa akan berhenti secara otomatis.
h) Kondisi air yang paling rendah seperti disebutkan diatas harus dapat di monitor pada panel
kontrol secara visual berupa diagram instalasi yang dilengkapi dengan lampu indikator.
b. Pekerjaan Air Kotor
b1. Sistem Pembuangan Air Kotor
1) Diadakan pemisahan antara pemipaan air kotor dari closet dan urinal dengan air buangan dari
lavatory dan floor drain (sistem terpisah).
2) Pengumpulan digunakan pipa-pipa cabang horizontal pada setiap lantai yang kemudian
diteruskan ke pipa induk vertical dalam shaft yang telah disediakan.
3) Pembuangan air kotor dari closet atau urinal ke Sewage Treatment Plant (STP) menggunakan
sistem Extended Aeration.
4) Spesifikasi Teknis Umum
Pipa-pipa air kotor, air buangan dan ventilasi digunakan pipa-pipa plastic (PVC) kualitas kelas AW (10
kg/cm2 ).
b2. Pemipaan Ventilasi
a) Untuk pipa ventilasi dipasang bersatu dengan dinding dengan diameter 1-1 1/2" untuk masing-
masing fictures yang membutuhkan.
b) Kemudian diteruskan oleh pipa induk ventilasi yang berada pada shaf
dimana perlepasan akhir pada lantai atap dilengkapi dengan vent-cup.
b3. Penyambungan Pipa
a) Gelang karet / rubber ring untuk perapat sambungan pipa harus disimpan secara baik pada
tempat kering dan sejuk sehingga tidak terjadi perunahan sifat fisika dan kimia karet tersebut.
b) Pipa harus dipasang secara sentris pada sambungannya .
c) Gelang karet tidak boleh terpuntir pada saat pemasangan dan pipa harus ditekan dengan alat
khusus untuk mendapatkan tekanan yang merata pada setiap sambungan.
b4. Penanaman pipa
1) Pipa diletakkan dilandasan pasir yang tidak dipadatkan dengan posisi sesuai dengan " line & grade
" yang tertera pada gambar .

2) Landasan pasir dibawah pipa dibuat setebal 10 cm dan pada posisi tepat dibawah sambungan
harus disediakan alur ber-ukuran 5 x 15 cm sehingga pipa mendapat tekanan yang merata.
3) Urugan pasir dilakukan pada sisi pipa sampai setinggi setengah pipa dan pasir dipadatkan dengan
alat penimbris dari kayu dan selama pekerjaan berlangsung pipa harus tetap pada posisi semula tidak
diperkenankan adanya pergeseran.
4) Urugan selanjutnya dengan menggunakan tanah urug dan dipadatkan secara merata dengan
tanah urug seperti pada persyaratan pekerjaan sipil.
5) Pemadatan hanya boleh dilakukan pada sisi sebelah-menyebelah pipa saja.
6) Pemadatan dengan mesin hanya boleh dilakukan setelah pipa tertanam.
c. Pekerjaan Drainase
c1. Lingkup Pekerjaan
1) Pengadaan dan pemasangan talang air hujan
IV-36
SPESIFIKASI TEKNIK

2) Pembuatan saluran air hujan gedung ke saluran drainase luar bangunan.


3) Pembuatan sumur resapan sesuai dengan Gambar
c2. Pekerjaan Talang Air Hujan
1) Persyaratan bahan dan peralatan bantu :
a) Bahan Pipa Talang
▪ Jenis : pipa PVC
▪ Kelas : AW
▪ Tekanan : 10 kg/cm2
b) Roof Drain
▪ Jenis : Cast Iron cor
▪ Konstruksi : sesuai gambar
c) Sumur resapan
▪ Jenis : Beton Cetak
▪ Konstruksi : sesuai gambar
2) Persyaratan Pelaksanaan Pemipaan :
a) Pipa Tegak
▪ Pipa harus dipasang dengan dudukan baja dan klem dari baja.
▪ Jarak maximum antara klem adalah 300 cm atau pada setiap jarak sejauh jarak lantai ke lantai.
▪ Pipa tegak terpasang didalam shaft sesuai dengan gambar.
b) Pipa Datar
▪ Pipa harus dipasang dengan penggantung dari baja seperti penggantung pipa air bersih
▪ Jarak antara penggantung harus mengikuti ketentuan berikut ini :
* dia. 2 inch atau lebih kecil, setiap 200 cm
* dia. 2 inch atau lebih besar, setiap 300 cm

* dengan kemiringan minimum sebesar 1 %.


c) Pipa yang Ditanam Dalam Tanah
▪ Pada sisi bawah dari pipa tegak yang dihubungkan dengan pipa datar harus diberi dudukan dari
blok beton.
▪ Kedalaman pipa dari titik awal penanaman bervariasi sampai ke bak titik sambung dengan
saluran drainase tapak dengan kemiringan minimum 0.5 %.
3) Sambungan,
a) Sambungan untuk pipa dengan diameter lebih kecil dari 2 inch menggunakan Solvent Cement.
b) Sambungan untuk pipa dengan diameter lebih besar dari 2 inch menggunakan sambungan
Rubber-Ring.
d. Persyaratan Teknis Pemasangan
1) Semua pipa yang berada di dalam bangunan harus dipasang di dalam dinding/baian dari
bangunan pada arah vertikal maupun horizontal.
2) Sudut belokan yang diperbolehkan adalah 90 dan 45 derajad

IV-37
SPESIFIKASI TEKNIK

3) Sebelum pipa dipasang, support harus dipasang dahulu dalam keadaan sempurna.
4) Sebelum support dipasang harus dicat dengan zinchomate primer pintu.
5) Semua pemasangan harus rapih dan sebaik mungkin.
6) Pada waktu pemasangan, ujung pipa yang belum akan disambungkan harus ditutup dengan plug
atau dop.
7) Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada support.
8) Pipa dan fitting harus bebas dari tegangan dalam yang diakibatkan dari bahan yang dipaksakan.
9) Pemborong ini harus dapat berkerja sama dengan pemborong lain
10)Semua pemasangan yang berhubungan (menggantung) menembus pada Konstruksi bangunan,
kontraktor ini menghubungi direksi untuk minta persetujuan.
11)Pemborong harus menyediakan Sleeve dilengkapi dengan sayap untuk pipa-pipa yang menembus
bangunan.
12)Pipa besi yang ditanamdalam tanah harus dicat dengan Aspal tiga kali dan dilapisi karung sebelum
ditanamkan.
13)Klos-klos kayu harus kayu jati yang sudah tua dan kering , baut-baut serta murnya dari bahan
logam yang tidak berkarat
14)Dempul karet atau seal dengan kwalitas baik agar digunakan untuk mencegah kebocoran dan
perembesan.
e. Penyambungan Pipa dan Fitting
1) Semua sambungan ulir sampai dengan 2” harus menggunakan Seal tape.
2) Semua sambungan ulir 2 ½” ke atas boleh memakai Henep dan zinkwite dengan campuran minyak
cat.

3) Semua potongan pipa harus menggunakan Pipe cutter dengan pisau roda.
4) Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersikan dari bekas cutter dengan reamer.
5) Setiap pipa sesudah valve harus dipasang union untuk pipa sampai dengan 2”
6) dan menggunakan flens untuk pipa 2 ½” keatas.
7) Pada jaringan pipa harus dipasang union atau flens pada jarak minimal 60 cm
8) untuk memudahkan pemasangan dan perbaikan.
9) Semua pipa harus bersih dari bekas bahan preparat sambungan.
10)Pekerjaan pengelasan dilakukan oleh tenaga yang mempunyai sertifikat pekerjaan pengelasan
dari Instansi yang berwenang.
f. Testing & Commisioning
1) Setelah semua pemipaan selesai dipasang, maka perlu diadakan pengujian kebocoran atas
seluruh bagian dari instalasi ini, sehingga sistim dapat berfungsi dengan baik.
2) Kebocoran, kerusakan yang timbul harus diperbaiki oleh pemborong tanpa tambahan biaya.
a) Pengujian tekanan Hydrostatic
Semua sistim pemipaan harus diuji dengan tekanan Hydrostatic minimal 1,5 kali tekanan kerja
selama 24 jam terus menerus dengan penurunan maksimal sebesar 5% dari harga tersebut.
b) Pembilasan Pipa
▪ Setelah pengujian selesai maka diperlukan pembilasan terhadap seluruh jaringan pipa dengan cara
menjalakan sistim distribusi dan mengeluarkan air yang sudah diberikan bahan disinfectan dari tiap
IV-38
SPESIFIKASI TEKNIK

titik masing-masing .
▪ Disinfeksi dilakukan dengan memasukan Chlorine kedalam sistem dengan cara injeksi.Dosis
Chlorine adalah 50 ppm.
▪ Setelah 16 jam, seluruh sistem pipa harus dibilas dengan air bersih sehingga kadar Chlor tidak
melebihi 0,2 ppm.
g. Masa Jaminan, Pemeliharaan dan Serah Terima

g1. Masa Jaminan


Semua pekerjaan instalasi maupun peralatannya harus dijamin akan bekerja dengan sempurna.
Semua pekerjaan yang masuk dalam lingkup pekerjaan ini harus diberi masa jaminan selama 1 (satu)
tahun setelah masa penyerahan pekerjaan tersebut.
g2. Masa Pemeliharaan
1) Masa pemeliharaan ditetapkan 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak tanggal penyerahan
pertama pekerjaan dengan disertai Berita Acara. Pemborong harus memperbaiki segala kerusakan-
kerusakan atau kekurangan- kekurangan yang disebabkan kurang sempurnanya pelaksanaan dan
atau bahan-bahan yang digunakan.
2) Pekerjaan perbaikan ini harus segera dikerjakan oleh Pemborong pada peringatan pertama dari
Direksi. Kontraktor harus memperbaiki segala kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh
pelaksanaan pekerjaan ini.

3) Jika Pemborong melalaikan peringatan ini atau pekerjaan perbaikan kurang sempurna, maka
Manajemen Konstruksi dapat meminta orang lain untuk memperbaiki atau mengganti dengan biaya
Pemborong.
4) Setelah jangka waktu pemeliharaan ini berlalu dan segala kerusakan atau kekurangan itu telah
diselesaikan dengan baik oleh Pemborong, maka pekerjaan dapat diserahkan untuk kedua kalinya.
g3. Serah Terima Pekerjaan
Pekerjaan tersebut harus selesai seluruhnya dan diserahkan untuk pertama kalinya pada waktu
seperti tersebut diatas. Pemberitahuan penyerahan pekerjaan, harus dinyatakan secara tertulis oleh
Pemborong dengan menyebutkan secara tertulis oleh Pemborong dengan menyebutkan tanggal
penyerahan yang dikehendaki, dalam waktu 1 minggu sebelum penyerahan yang dikehendaki
kepada Manajemen Konstruksi. Jika pekerjaan telah memenuhi syarat, maka Manajemen Konstruksi
akan menerima pekerjaan tersebut untuk yang pertama kali, dinyatakan secara tertulis dalam Berita
Acara Penyerahan Pertama.
h. Material List
Kecuali ditentukan lain referensi merk untuk peralatan Plumbing adalah sbb :

No. Bahan/Peralatan Merk/Pembuat


1 Pompa Ideal Bombas, E.Qual,
Smoothfloo, Ebara,
2 Electro Motor ABB, Teco, Hitachi.
3 Pipa air bersih GIP Med. PPI / Bakri, Spindo.
4 Pipa PVC Class AW Wavin, Paralon, Unilon, Vinilon.
5 Pipa PPR Vesbo, Polytherm, SD, Genova.
6 Fitting PVC Pipe Aaron Kasey, Rucika, Vinilon.
7 Fitting GIP Pipe Med. Benkan, JZ, Ricon, Galunggung.
Class
8 Gate Valve Kitz, Toyo, Showa, AFA.
9 Globe Valve Kitz, Toyo, Showa, AFA.
IV-39
SPESIFIKASI TEKNIK

10 Check Valve Kitz, Toyo, Showa, AFA.


11 Strainer Kitz, Toyo, Showa, AFA.
12 Ball Valve Kitz, Toyo, Showa, AFA.
13 Butterfly Valve Kitz, Toyo, Showa, AFA.
14 Flexible Connection Tozen, Omega, Procco, Muraflex,
Armflex.
15 Pressure Reducing Valve KKK, Singer, Socla.
16 Floating Valve KKK, Singer, Yuta.
17 Foot Valve Nagano, Mizu, Socla.
18 Water Meter B&R, Onda, Actaris.
19 Safety Valve Yoshitake, setara
20 Pressure Gauge Nagano, VPG, Wise.
21 Air Vent Valve San-ei, Antasan, Onda, Kharisma,
Samyang.
22 Clean Out San-ei, Antasan, Onda, Kharisma.
23 Floor Drain San-ei, Toto, Onda, Kharisma.
24 Faucet / Kran taman San-ei, Toto, Onda.
25 WLC Omron, Setara.
26 Sand Filter / Carbon Pevasa, Betaqua.
Filter
27 Fiberglass Tank Induro, Whell Panel.
28 Sewage Treatment Plant Bioseptic, Kimia Sakti Kalista,
Southern.
29 Panel Maker Simetri, Siemens, Rajawali Panel.
30 Electric Cable Supreme, Kabelindo. Voksel.
31 Electrical Component LG/LS, MG ex Schneider, ABB.
32 Conduit High Impact Clipsal, Ega, G-Visi.

46. PEKERJAAN PEMADAM KEBAKARAN


46.1. Uraian Singkat Sistem
Secara umum system pemadam kebakaran pada bangunan ini dibagi dalam 1 (Satu) zone yaitu LOW
Zone.
Sistem pemadam kebakaran ini melayani lantai basement sampai dengan lantai 6 (Enam) serta
hidran halaman. Sistem pemadam kebakaran sprinkler atau pun hidran dilayani oleh 1 (satu) set
pompa pemadam kebakaran yang terdiri dari :
1) 1 buah pompa kebakaran dengan penggerak motor listrik,
2) 1 buah pompa kebakaran dengan penggerak mesin diesel,
3) 1 buah pompa pacu.
a. Proteksi kebakaran
1) Sistem yang digunakan : Sistem Hydrant
2) Pipa tegak (riser) hidran terletak dilokasi yang sudah ditentukan. Setiap kotak hidran harus
tersedia katup 40 mm lengkap dengan selang dan nozzlenya dan katup 65 mm untuk penyambungan
katup barisan pemadam kebakaran.
3) Untuk penempatan hidran luar, jarak antara 2 hidran luar berkisar antara 90 m sampai 150 m,
harus dipasang kembar siam (siamesse connection) didaerah yang mudah terjangkau oleh barisan
pemadam kebakaran.

IV-40
SPESIFIKASI TEKNIK

b. Sistem Pemadam Api Ringan


1) Pemadam api ringan disediakan sebagai sarana pemadam awal yang dapat dilakukan oleh setiap
penghuni dan untuk daerah umum dalam bangunan disediakan PAR dry chemical yang terpasang di
dinding.
2) Lokasi penempatan PAR diberi petunjuk yang dapat mudah dibaca.
3) Untuk bagian ruang mekanikal dan elektrikal utama seperti ruang panel utama ditempatkan alat
pemadam api jenis CO.
46.2. Spesifikasi Perpipaan
a. Umum
1) Lingkup pekerjaan sistem Perpipaan meliputi :
a) Pipa
b) Sambungan
c) Katup
d) Strainer
e) Sambungan ekspansi
f)Sambungan fleksibel
g) Penggantung dan penumpu
h) Sleeve
i) Lubang Pembersihan
j) Bak kontrol
k) Blok beton
l) Galian
m) Pengecatan
n) Pengakhiran
o) Pengujian
p) Peralatan bantu.
2) Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter nominal dari sistem pipa dan letak serta arah dari
masing-masing sistem pipa.
3) Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan atau spesifikasi dipasang terintegrasi dengan
kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian lainnya.
4) Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air, karat dan stress sebelum,
selama dan sesudah pemasangan.
5) Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut diatas harus juga terlindung dari
cahaya matahari.
6) Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik pembuat.
7) Material yang diajukan dan akan digunakan pada proyek ini harus asli atau original bukan hasil
modifikasi.
8) Semua spesifikasi peralatan yang digunakan dalam proyek ini tidak boleh diganti dengan merek
atau kualitas yang lebih rendah. Bila ada pergantian merek harus dengan ijin MK/Pemberi Tugas.

IV-41
SPESIFIKASI TEKNIK

b. Spesifikasi Bahan Perpipaan


b1. Daftar Spesifikasi Bahan Perpipaan
TEKAN
TEKAN TEKANA SPESIFIKASI
KODE SISTEM AN
SISTEM AN N UJI
STAND
KERJA (BAR) PIPA I
AR S
(BAR)
BAHA O
N
(BAR)
HIDRAN 4.5 – max
FF FH S
DALAM 6.9 25 10.5 I
C
GEDUNG 14 21 A
H
4
0
23 34
HIDRAN FF FH max Max SC
25 I
LUAR 14 21 H
B
GEDUNG 40
SPRINKLER FF FS Max 8 Max SC
14 12 H
23 25 21 40 I
34 A
DRAIN DR - 15 M
10 I
SPRINKLER ed
A
Cla
ss

IA = TIDAK DIISOLASI IB = DIISOLASI TEK. dalam “bar”

b2. Spesifikasi SCH 40


1) Penggunaan : Hidran & Sprinkler
2) Tekanan Standard max 23 bar
Uraian Keterangan
Pipa Black Steel Sch.40 ASTM A 53. Dia. ≤ 40mm Screwed end.
Dia. ≥ 50mm Plain end.
Sambungan/fitting Dia. ≤ 40mm Malleable iron ANSI B 16.3 Class 300 lbs.
Screwed end.
Dia. ≥ 50 mm Wrought steel
Butt weld fitting ANSI B 16.9, Sche. 40.

Flange Dia. ≤ 40mm Black Malleable


Cast iron RF Class 300 lbs atau yang sesuai.
Screwed end.
Dia. ≥ 50mm Forged steel
RF Class 300 lbs. Welding
join.
Valve & Strainer Dia. ≤ 40mm Malleable cast iron Class 300 lbs.
D/ sambungan ulir BS 21 / ANSI B 2.1.
Dia. ≥ 50mm Cast iron body atau yang sesuai
Class 300 lbs. D/ sambungan flens.

IV-42
SPESIFIKASI TEKNIK

46.3. Skedul Valve


ISOLATING REGULATING CHECK
SERVICE UP 2” UP 2” UP 2” AND
TO AND TO AN TO ABOVE
1 ½” ABO 1 ½” D 1 ½”
VE AB
OVE
HIDRAN / SPRINKLER GA GAT GL GL SWI ANTI
TE E OB OB NG WATER
VAL VAL E E VAL HAMMER
VE VE VAL VAL VE
VE VE

a. Persyaratan Jenis Peralatan


Jenis peralatan yang boleh dipergunakan disini adalah sebagai berikut:

FUNGSI PERALATAN UKURAN & JOINT WATER

Katup penutup s/d 65 mm (screwed) Ball


Gate
(OS&Y)
Diaphrag Diatas 80 mm (flanged) Butterfly (worn gear)
m

IV-43
SPESIFIKASI TEKNIK

Katup Pengatur (Regulating Valve) s/d 40 mm (screwed) Globe

Diaphragm Diatas 50 mm
(flanged) Globe

Non return Valve s/d 40 mm (screwed) Swing Check


Globe Check
Diatas 50 mm (flanged) Double Swing Check
Disc Check

Strainer “Y” Type

Pressur Reducer Die and Flow Type


Pressure Indicator dial Ø Dial type
100 mm

IV-44
SPESIFIKASI TEKNIK

b. Persyaratan Pemasangan

b1. Umum
1) Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan, kerapihan,
ketinggian yang benar minimum 250 mm dari lantai, serta memperkecil banyaknya penyilangan.
2) Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 50 mm diantara
pipa-pipa atau dengan bangunan & peralatan.
3) Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum dipasang,
membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/ runcing serta penghalang lainnya.
4) Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan antara lain
katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan yang
diperlihatkan digambar.
5) Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi dengan Union atau
Flange.
6) Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan cabang pada pekerjaan
perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik yang berkualitas baik.
7) Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun kearah titik buangan.
8) Drains dan vents harus disediakan guna mempermudah pengisian maupun pengurasan.
9) Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan
penggantian.
10)Pegangan katup (valve handle) tidak boleh menukik.
11)Sambungan-sambungan fleksibel harus dipasang sedemikian rupa dan angkur pipa secukupnya
harus disediakan guna mencegah tegangan pada pipa atau alat-alat yang dihubungkan oleh gaya
yang bekerja kearah memanjang.
12)Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah pompa dengan
proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan.
13)Katup-katup dan fittings pada pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh.
14)Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur-angkur pipa dan pengarah- pengarah pipa harus
secukupnya disediakan agar pemuaian serta perenggangan terjadi pada alat-alat tersebut, sesuai
dengan permintaan &persyaratan pabrik.
15)Untuk Sleeves/sparing, jika tidak dinyatakan dalam gambar tetapi terdapat dalam spesifikasi, pipe
sleeves harus disediakan dimana pipa-pipa menembus dinding-dinding, lantai, balok, kolom atau
langit-langit.
16)Dimana pipa-pipa melalui dinding tahan api, ruang-ruang kosong diantara sleeves dan pipa-pipa
harus diisi dengan bahan rock-wool atau bahan penahan api.
17)Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan perpipaan
yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup

dengan menggunakan caps atau plugs untuk mencegah masuknya benda- benda lain.
18)Semua galian, harus juga termasuk penutupan kembali serta pemadatan.
a) Untuk pipa kebakaran minimum 75 cm dibawah tanah dan dibalut dengan LAPISAN ANTI KARAT
dengan merek DENSOPOL/DENSOTAPE/ KARUNG GONI sebanyak 2 (dua) lapisan dengan overlapping
sebesar 2 cm
b) Semua pipa diberi pasir 10 - 30 mm dibawah pipa dan 15 - 30 mm diatas pipa dan baru diurug
dengan tanah tanpa batu-batuan.
IV-45
SPESIFIKASI TEKNIK

c) Untuk pipa dibawah tanah pada tanah yang labil, harus dibuat dudukan beton pada jarak 2 - 2 ½
m dan pada belokan-belokan atau fitting-fitting.
d) Untuk pipa-pipa yang menyeberangi jalan harus diberi pipa pengaman (selubung) baja atau beton
dengan diameter minimum 2 x diameter pipa tersebut.
19)Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.
b2. Penggantung dan Penunjang Pipa
1) Perpipaan harus ditunjang atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel dengan tepat dan
sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau perenggangan pada jarak yang tidak
boleh melebihi jarak yang diberikan dalam tabel berikut ini :

Batas Maksimum Ruang


Jenis Pipa
Ukuran Pipa Interval Interval Tegak
Mendatar (m)
(m)
Sampai 20 1.8 2
25 s/d 40 2.0 3
GIP
50 s/d 80 3.0 4
(Steel)
100 s/d 150 4.0 4
Diatas 200 5.0 4

2) Penunjang atau penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini
:
- Perubahan perubahan arah
- Titik percabangan.
- Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang sejenis.
3) Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut:
a) Diameter Batang
UKURAN PIPA BATANG
Sampai 20mm 6 mm
25mm s/d 50mm 9 mm
65mm s/d 150mm 13 mm
200mm s/d 300mm 15 mm
Diatas 300mm Dihitung dengan faktor keamanan 5
Gantungan Ganda 1 ukuran lebih kecil dari ukuran diatas
Penunjang Pipa lebih dari 2 Dihitung dengan faktor keamanan 5
terhadap kekuatan puncak

b) Bentuk gantungan
▪ Bentuk gantungan dari Split ring type atau Clevis type.
▪ Penggapit pipa baja yang digalvanis atau Black Steel harus disediakan untuk pipa tegak.
▪ Semua gantungan dan penumpu harus dicat dengan cat dasar zinchromat sebelum dipasang dan
dicat dengan warna sesuai dengan peraturan- peraturan yang berlaku.

No. Jenis Cairan Warna Pipa

1. Air pemadam kebakaran merah


2. Drain Galvanis + indikator

IV-46
SPESIFIKASI TEKNIK

b3. Cara Pemasangan Pipa Air Dalam Tanah


a) Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup minimum 75 cm dibawah tanah,
dihitung dari permukaan tanah sampai dengan titik teratas dari pipa.
b) Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda-benda keras/tajam.
c) Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada dasar galian dengan adukan semen.
d) Urugan pasir minimum 10 cm dibawah dan 15 cm diatas pipa diurug dengan tanah tanpa benda
keras.
e) Pipa yang telah tersambung diletakkan diatas dasar ( dudukan ) dibuat blok beton atau/dan bata
semen setiap interval 2 meter.
f)Pengurugan bertahap dengan pasir 10 cm, tanah halus, kemudian tanah kasar tanpa benda keras.
b4. Katup
Katup yang digunakan adalah jenis OS&Y valve dan/atau indicating valve.
b5. Pemasangan Katup-katup
Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar, spesifikasi dan untuk bagian - bagian
sambungan masuk dan keluar peralatan.
b6. Pemasangan strainer
Strainer harus disediakan sesuai gambar, spesifikasi dan untuk Katup-katup Pengurang tekanan.
b7. Pemasangan Katup-Katup Pelepasan Tekanan
Katup-katup Pelepasan Tekanan harus disediakan ditempat-tempat yang mungkin timbul kelebihan
tekanan.
b8. Pemasangan Katup-katup Pengaman
Katup-katup Pengaman harus disediakan di tempat-tempat yang dekat dengan sumber tekanan.
b9. Pemasangan Ven Udara Otomatis
Ven udara otomatis harus disediakan ditempat-tempat tertinggi dan kantong udara bilamana
diperlukan.
b10. Katup-katup Pengurangan Tekanan
Katup-katup Pengurangan Tekanan harus disediakan ditempat-tempat dimana tekanan pemakai lebih
rendah dari tekanan suplai.
b11. Pemasangan Sambungan Fleksibel
1) Sambungan fleksibel harus disediakan untuk menghilangkan getaran dari sumber getaran.
2) Setiap instalasi dari dalam bangunan yang menembus dinding retaining dan menuju ke halaman
harus dipasang fleksible stainless steel
b12. Pemasangan Pengukur Tekanan
Pengukur tekanan harus disediakan ditempatkan yang perlu untuk mengukur, antara lain:
a) Katup-katup pengurang tekanan. b) Katup-katup pengontrol.
c) Setiap pompa
d) Setiap bejana tekan

maximum 2 kali tekanan kerja.

IV-47
SPESIFIKASI TEKNIK

b13. Sambungan Ulir


1) Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir berlaku untuk ukuran
sampai dengan 40 mm.
2) Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada pipa dengan diputar
tangan sebanyak 3 ulir.
3) Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat Henep dan zinkwite dengan campuran
minyak dan dapat memakai exposi.
4) Semua pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau roda (tidak boleh dengan
pengelasan).
5) Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter dengan reamer.
6) Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.
b14. Sambungan Las
1) Sistem sambungan las hanya berlaku untuk saluran bukan air minum.
2) Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las.
3) Kawat las atau elektrode yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang dilas.
4) Sebelum pekerjaan las dimulai Pemborong harus mengajukan kepada Pemberi Tugas / MK
contoh hasil las untuk mendapat persetujuan tertulis.
5) Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk itu.
6) Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang berkondisi baik menurut penilaian
Pemberi Tugas/MK.

7) Setiap lokasi yang hendak melaksanakan pengelasan mutlak disediakan/disiapkan 1 buah PAR 3
kg.
b15. Sambungan khusus pada Pipa Tegak/Riser
1) Jalur pipa tegak yang masuk ke dalam shaft dari basement harus menggunakan Vitaulic Coupling.
2) Sistem penyambungan pipa tersebut disyaratkan pada setiap 3 batang pipa yang akan disambung,
sedangkan sambungan yang terjadi antara 3 batang pipa tetap menggunakan system penyambungan
flange.
3) Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari pabrik pipa.
b16. Sleeves
1) Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus
konstruksi beton.
2) Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran diluar pipa
ataupun isolasi harus mengikuti gambar.
3) Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk yang mempunyai kedap
air harus digunakan sayap.
4) Untuk pipa - pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap air
(water proofing) harus dari jenis "Sleeves jadi" dari jenis Fiber dengan ketebalan 10mm.
5) Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber sealed atau "Caulk".
6) Khusus pada daerah yang menyeberangi daerah unit hunian, koridor, ruang pompa harus diberi
bahan anti api.
7) Untuk sleeves yang menembus lantai harus mengikuti gambar yang disampaikan.

IV-48
SPESIFIKASI TEKNIK

b17. Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di setia service
harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara- cara/metoda-metoda yang disetujui sampai
semua benda-benda asing disingkirkan.
c. Pengujian
Sistem Hydrant :
1) Kalau tidak dinyatakan lain, semua pemipaan harus diuji dengan tekanan air dengan tekanan
tidak kurang dari tekanan kerja ditambah 50 % atau lebih tinggi lagi dalam jangka waktu 24 jam.
2) Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji kembali.
3) Peralatan-peralatan yang rusak akibat uji tekanan harus dilepas (diputus) dari hubungan-
hubungannya selama uji tekanan berlangsung.
4) Setelah pengujian system pmipaan selesai maka harus dilaksanakan final flushing dengan bahan
chemical dengan persetujuan Pemberi Tugas/MK.

d. Pengecatan

d1. Umum
Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut :
- Pipa servis.
- Support pipa dan peralatan Konstruksi besi dan gantungan.
- Flens.
- Peralatan yang belum dicat dari pabrik.
- Peralatan yang catnya harus diperbaharui.

d2. Persyaratan Pengecatan


Pengecatan harus dilakukan seperti berikut :

Lokasi Pengecatan Pengecatan


Pipa dan plafond peralatan Zinchromate primer 2 lapis
dalam
Pipa dan peralatan expose Zinchro pri 2 lapis dan cat
mate mer
akhir 2
lapis
Pipa Besi dalam tanah 2 lapis pelapis khusus anti karat Merk
Densopol/Densotape/Karung Goni

e. Testing & Commissioning


1) Pemborong pekerjaan instalasi harus melakukan semua testing pengukuran secara partial dan
secara system, untuk mengetahui apakah seluruh instalasi yang sudah dilaksanakan berfungsi
dengan baik dan memenuhi persyaratan yang ditentukan.
2) Semua tenaga, bahan, perlengkapan yang perlu untuk testing merupakan tanggung jawab
pemborong, sehingga semua persyaratan test yang ditentukan dapat dilakukan, termasuk yang
dianjurkan oleh pabrik agar dilakukan pengetesan juga dan dapat diketahui hasil test-nya sesuai
persyaratan yang ditentukan.
3) Hal lebih lengkap dapat dilihat pada pasal lainnya di buku spesifikasi ini.

IV-49
SPESIFIKASI TEKNIK

f. Label Katup (Valve Tag)


1) Tags untuk katup harus disediakan ditempat-tempat penting guna operasi dan pemeliharaan.
2) Fungsi-fungsi seperti "Normally Open" atau "Normally Close" harus ditunjukkan ditags katup.
3) Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan rantai atau kawat.
4) Identifikasi pipa splinkler dan pipa hydrant harus jelas (di label/ diberi tanda pada pipa).
5) Instalasi hydrant luar dilengkapi dengan Siamese Connection yang couplingnya harus applicable
terhadap Dinas Kebakaran.
46.4. Lingkup Pekerjaan Pemadam Kebakaran
a. Umum
Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi Pemadam Kebakaran secara keseluruhan adalah
pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan dari peralatan-

peralatan/bahan-bahan utama dan pembantu termasuk juga instalasi elektrikal dari panel sampai ke
pompa serta pengujian, ijin-ijin dari dari instansi yang berwenang sehingga diperoleh instalasi yang
lengkap dan baik sesuai dengan spesifikasi, gambar dan Bill of Quantity.
b. Uraian Pekerjaan
Lingkup pekerjaan secara garis besar sebagai berikut :
1) Sistem Pemadam Api Ringan (FE)
2) Sistem Hidran
3) Pemasangan , pengadaan dan instalasi pompa kebakaran lengkap dengan asesories pendukung
(terlepas dari kekurangan pada gambar), pengkabelan, panel sehingga sistem bekerja dengan baik,
4) Pemasangan, pengadaan instalasi supply air cadangan dari tiap main drain kolam renang lengkap
dengan penyambungan dari main drain,
5) Valve OS&Y di main drain kolam renang sampai dengan titik hydran pillar diluar bangunan type
van der heyde .
6) Perijinan dari Dinas Pemadam Kebakaran setempat.
7) Perijinan dari Dinas kebakaran setempat.
c. Gambar Kerja
Sebelum kontraktor melaksanakan suatu bagian pekerjaan lapangan, harus menyerahkan gambar
kerja antara lain sebagai berikut:
1) Denah tata ruang dan detail pemasangan dari peralatan, dan perleng- kapannya.
2) Detail denah perpipaan
3) Detail denah perkabelan
4) Detail penempatan sparing, sleeve yang menembus lantai, dinding, atap, tembok dll.
5) Detail lain yang diminta oleh Pemberi Tugas.
6) Gambar koordinasi dengan pekerjaan yang lain.
d. Gambar Instalasi Terpasang
Setiap tahapan penyelesaian pekerjaan, kontraktor harus memberi tanda sesuai jalur terpasang pada
gambar tender maupun gambar kerja, sehingga pada akhir penyelesaian pemasangan sudah tersedia
gambar terpasang yang mendekati keadaan sebenarnya.
46.5. Sistem Pemadam Kebakaran
a. Lingkup Pekerjaan
IV-50
SPESIFIKASI TEKNIK

Uraian singkat lingkup pekerjaan sistem Pemadam Kebakaran antara lain adalah sbb :
1) Valve connection ke main water supply
2) Sprinkler Control valve set (safety valve)
3) Valves
4) Sprinkler Heads
5) Boks Hidran

6) Pilar hidran
7) Fire Brigade connections / Siamesse connections
8) Pemadam Api Ringan (PAR/PFE) dengan Accessories
9) Piping
10) Pekerjaan Elektrikal seperti control panel, pengkabelan, dll.
11) Pekerjaan yang berhubungan seperti pondasi, Concrete block, pengecatan, dll.
b. Sprinkler Control Valve Set
1) Sprinkler control valve set terdiri dari dua keperluan yaitu Main Control valve set dan Branch
control valve set.
2) Main Control Valve Set
a) Main control valve set harus dipasang setiap maksimum 500 kepala sprinkler untuk bahaya
kebakaran ringan dan 1000 kepala sprinkler untuk bahaya kebakaran sedang.
b) Main control valve set harus mampu memberikan signal listrik kepada control alarm system
maupun dengan mechanical alarm gong apabila terjadi suatu aliran air sebesar satu kepala sprinkler.
c) Main control valve set antara lain harus terdiri dari peralatan sebagai berikut :
▪ Main Stop Valve Lockable
▪ Wet Alarm Valve
▪ Alarm Gong Set
▪ Flow Switch
▪ Pressure Indicators
▪ Test Valve Set
3) Branch Control Valve Set
a) Branch control valve set harus dipasang seperti tertera dalam gambar perencanaan.
b) Branch control valve set harus mampu memberikan signal listrik kepada control alarm system
apabila terjadi aliran air sebesar satu kepala sprinkler, sehingga BCV harus lengkap dengan Temper
switch secara built in bukan modifikasi.
c) Branch control valve set
Branch control valve harus original manufactured dan bukan buatan atau modifikasi sedemikian rupa
sehingga menyerupai branch control valve asli.
d) Branch control valve set antara lain harus terdiri dari peralatan sbb:
▪ Branch Stop Valve Lockable
▪ Flow Switch, Calibrated
▪ Temper Switch.

IV-51
SPESIFIKASI TEKNIK

▪ Test Valve Lockable


▪ Drain Valve Lockable

4) Sprinkler Flushing
a) Sprinkler flushing harus dipasang dibagian ujung dari branch main pipe atau branch sub main
pipe.
b) Sprinkler flushing dimaksud untuk membuang air mati dalam jaringan pipa sprinkler.
c) Sprinkler flushing terdiri dari pipa drain diameter 25 mm yang ditap dari ujung branch main atau
submain ke sprinkler drain riser melalui valve.
5) Sprinkler Head
a) Sprinkler head yang dipergunakan disini dari jenis glass bulb dengan temperatur pecah 56°C
(dipasang pada daerah hunian, lobby, coridor) dan 68°C (dipasang pada daerah pantry/dapur,
parkir), dibuat dari Chromium plated brass yang dilengkapi dengan flushing flange, kecuali daerah
gudang dan parkir boleh mempergunakan bronze finish.
b) Untuk jenis glass bulb lain dan dengan temperature pecah tertentu harus mengacu pada
peraturan yang berlaku dan dengan persetujuan perencana.
6) Sprinkler Test Valve & Drain (STV & D)
a) STV & D harus dipasang seperti tertera dalam gambar perencanaan.
b) Test valve harus diset pada laju aliran sebesar satu kepala sprinkler terkait.
c) Drain Valve harus dapat mengalirkan air mati dalam jaringan pipa sprinkler.
d) STV & D terdiri dari Lockable Test Valve dan Lockable Drain Valve.
c. Box Hidrant
c1. Indoor Hydrant
Indoor Hydrant Box (class III NFPA) harus terdiri dari peralatan sbb. :
1) Steel box recessed type, ukuran (L) 750 mm, (T) 1250 mm & (D) 180 mm dicat duco warna
merah dengan tulisan warna putih HIDRANT pada tutup yang dapat dibuka 180 0 dan dilengkapi
Stopper.
2) Posisi engsel yang akan diterapkan akan ditentukan kemudian dimana penentuan titik engsel
disesuaikan dengan arah aliran dari sistem evakuasi bangunan.
3) Box harus dilengkapi sarana penempatan : Alarm Push Button, Speaker, Alarm Lamp dan Alarm
Horn dan Jack phone.
4) Hose rack untuk slang 40 mm, chronium plated bronze dengan jumlah gigi disesuaikan dengan
lebar box.
5) Hydrant valve, chronium plated 40 mm dan 65 mm sambungan dan bentuk valve disesuaikan
dengan posisi pipa.
6) Firehose A-one type size 40 mm x 30 meter" termasuk couplings. (tahan test tekan 10 bar).
7) Hydrant nozzle spray fix type, size 40 mm.
8) Tebal plat minimum 0.8 mm sebelum dicat.
c2. Outdoor Hydrant
Outdoor hydrant box (class III NFPA) harus terdiri dari peralatan sbb. :

1) Steel box outdoor type, ukuran 660 mm L, 950 mm T & 200 mm D dicat duco warna merah dengan
tulisan warna putih HIDRAN pada tutup yang dapat dibuka 180 derajat, dilengkapi stopper dan
IV-52
SPESIFIKASI TEKNIK

dilengkapi pula dengan kaki.


2) Firehose A-one type size 65 mm x 30 meter" including couplings. (tahan test tekan 10 bar).
3) Hydrant nozzle spray fix type, size 65 mm.
4) Tebal plat minimum 1.8 mm sebelum dicat.
d. Pilar Hidrant
Pilar hidrant yang dipergunakan disini adalah jenis short type two way dengan main valve dan
branch valves ukuran 100 x 65 x 65 mm. Jenis coupling harus disesuaikan dengan model yang
dipergunakan oleh Mobil Dinas Kebakaran Kota.
e. Fire Brigade Connection
1) Fire brigade connection yang dipergunakan disini adalah two way siamese connection untuk
pemasangan free standing dengan ukuran 100 x 65 x 65 mm.
2) Siamese connection dibuat dari STAINLESS STEEL lengkap dengan built-in check valve dan outlet
coupling serta Van Der Heide connection (terhubung dengan pipa PDAM) yang sesuai dengan
standard yang dipergunakan oleh Dinas Pemadam Kota.
f. Pemadam Api Ringan (PAR/PFE)
1) PAR disediakan sebagai sarana pemadaman awal yang dapat dilakukan oleh setiap penghuni
bangunan.
2) Untuk daerah umum dalam bangunan disediakan 1 bh PAR jenis bubuk kering kapasitas minimal
3 kg setiap luas 200 m2.
3) Untuk setiap ruang mesin, ruang mesin lift, ruang panel, ruang trafo disediakan 1 bh PAR jenis
CO2 kapasitas 5 kg untuk setiap luas 100 m2.
4) Untuk ruangan genset disediakan minimum 1 buah PAR CO2, yang dilengkapi dengan roda dan
berkapasitas 25 kg.
5) Setiap lokasi penempatan PAR harus diberikan petunjuk atau tulisan yang mudah dibaca.
6) Setiap PAR jenis Dry Chemical yang ditempatkan pada lokasi penempatan disarankan untuk
tersimpan dalam kotak yang mempunyai dinding kaca pada ketiga sisinya dan dikunci dengan baik.
7) PAR harus dilengkapi dengan bracket dan dipasang sesuai dengan ketentuan atau gambar yang
menunjukkan posisi penempatannya.
8) PAR harus dilengkapi dengan visual indicator yang dapat memperlihatkan jika PAR sudah
digunakan.
9) Guna memudahkan maintenance dalam hal Refill tabung atau pekerjaan lain terhadap tabung
pemadam, diwajibkan product yang dipilih mempunyai pabrik di Jakarta.
Setiap PAR yang dipilih harus dilengkapi dengan Sertifikat Country of Origine.

g. Kabel FRC
Kabel penghubung POMPA untuk POWER EMERGENCY harus menggunakan kabel FRC dengan
penempatan kabel seperti yang tercantum pada WIRING PANEL POMPA PK.
46.6. Pengujian dan Komissioning
a. Umum
1) Pada dasarnya keseluruhan pekerjaan Instalasi Pemadam Kebakaran harus diuji dan di
commissioning.
2) Pemeriksaan harus dilaksanakan sehubungan dengan sistem operasi dari sistem tersebut dan
bilamana perlu maka pengujian ulang perlu dilakukan. Keseluruhan hasil pengujian tersebut harus
dicatat, dan bila mana hasilnya telah cukup baik, maka Pemborong wajib melaporkannya kepada
IV-53
SPESIFIKASI TEKNIK

Pemberi Tugas/MK.
3) Bila pada keadaan tertentu sehingga pengujian dan commisioning secara keseluruhan sistem
tidak mungkin dilaksanakan secara serempak, maka pada kesempatan pertama berikutnya
Pemborong wajib mengulang pekerjaan tersebut diatas.
4) Bila ada bagian pekerjaan yang telah diuji dan dikomisioning secara terpisah, maka pada saat
tahap akhir penyelesaian pekerjaan Pemborong wajib membuktikan bahwa bagian pekerjaan
tersebut dapat berfungsi dengan baik secara terus menerus, dimana hal ini merupakan persyaratan
yang harus dipenuhi dalam kontrak. Di dalam jadwal pelaksanaan secara keseluruhan bila ada bagian
pekerjaan yang telah diserah terimakan dan MK yang ditunjuk memandang perlu untuk dilaksanakan
pengujian dan Commissioning ulang maka Pemborong wajib melaksanakannya. Untuk hal ini
Pemborong wajib menaruh perhatian yang cukup sehingga pelaksanaan pengujian dan
commisioning bagian pekerjaan tersebut tidak mengganggu dan membahayakan aktivitas pemilik
bila bekerja pada lokasi tersebut.
5) Untuk keperluan pengujian dan commissioning Pemborong harus menyediakan bahan/peralatan
serta tenaga kerja yang diperlukan. Demikian pula Pemborong harus menyediakan air, listrik kerja
dan bahan bakar serta alat-alat lainnya yang diperlukan. Hal ini sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan dalam kontrak.
6) Bilamana pengujian system gagal, padahal peralatan dan perlengkapannya yang terpasang telah
berfungsi, maka Pemberi Tugas wajib segera memerintahkan Pemborong untuk memeriksa apakah
bagian yang tidak berfungsi tersebut merupakan kesalahan Sub-Pemborong Pemasok peralatan
sehingga pengujian ulang dapat segera dilaksanakan.
b. Test Kerapatan Pipa Untuk Bahan Cair b1.
Umum
1) Sebelum jalur pipa untuk bahan cair akan dipergunakan, maka terlebih dahulu harus diperiksa
dengan teliti. Hal ini berlaku pula untuk jalur pipa didalam atau diatas tanah, juga berlaku apakah
jalur pipa ini merupakan bagian dari sistem secara keseluruhan.
Pengujian ini termasuk :
▪ Pemeriksaan hasil pengelasan
▪ Penilaian terhadap keamanan pemasangan
▪ Pengujian kekuatan

▪ Pengujian kebocoran
▪ Pemeriksaan hasil pengecatan dan pelapisan
▪ Pemeriksaan kebenaran fungsi dari sistem yang dipasang
2) Berdasarkan atas peraturan mengenai bejana bertekanan, begitu pula alat penyambung pipa, dan
perlengkapannya juga harus memenuhi standar yang berlaku baik peraturan internasional atau
setempat. Hal ini akan berkaitan erat untuk pemasangan, pengelasan, pengujian kekuatan dan
pengawasan, hal ini harus diperhitungkan pula oleh Pemborong.
3) Peraturan standar ini terdiri dari persyaratan umum yang berhubungan dengan pengujian dan
pemeriksaan mengenai kebocoran. Untuk pelaksanaan pemeriksan dan pengujian berdasarkan atas
peraturan internasional ataupun peraturan setempat.
4) Pengujian dan pengetesan tersebut diatas juga harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang
lebih khusus, salah satu cara tersebut adalah pengujian dengan sinar X, yang dilaksanakan oleh
petugas yang ditunjuk oleh yang berwenang bilamana sekiranya diperlukan termasuk diantaranya
pengujian atas hasil pengelasan pipa-pipa bila menggunakan metode “complong”. Metode
“complong” ini merupakan penyambungan 2 (dua) buah tanpa menggunakan fitting.
b2. Teknis
IV-54
SPESIFIKASI TEKNIK

1) Seluruh pelaksanaan pengujian dan pemeriksan yang dilaksanakan oleh Pemborong harus
disaksikan oleh MK yang ditunjuk.
2) Sebelum pelaksanaan pengujian, pipa harus diglontor dan dibersihkan dengan benar.
3) Pengujian disini dilaksanakan mempergunakan air bertekanan.
4) Pengujian ini dilaksanakan untuk menguji kerapatan sambungan pipa, alat sambung dan
perlengkapan yang lain secara benar.
5) Pipa yang diletakkan dalam tanah tidak boleh diurug sebelum pelaksanaan pengujian selesai
dilaksanakan.
6) Pada sambungan-sambungan pipa tidak boleh diisolasi, diaspal atau dibungkus, sebelum
pengujian dilaksanakan. Lokasi penyambungan, katup- katup sambungan las, sambungan flens,
sambungan ulir harus mudah diperiksa untuk memudahkan pelaksanaan pengujian.
7) Pada saat dilaksanakan pengujian, seluruh pipa yang tersambung keperalatan harus dilepas dan
ditutup dengan alat penutup (dop/flens buntu).
8) Kebocoran yang terjadi pada saat pengujian harus dilaksanakan pengujian ulang.
9) Pengujian ini dianggap memenuhi setelah mendapat persetujuan dari MK yang ditunjuk.
10) Selama pengujian dilaksanakan, harus dilengkapi alat pengukur dan alat pengaman yang
memadai, sehingga cukup aman bagi lingkungan sekitarnya.
11) Prosedur pengujian dan pengujian peralatan benar-benar memperlihatkan hasil pengetesan
yang sedang berlangsung pada jalur pipa atau bagian dari jalur tersebut.

12) Catatan hasil pengujian dan pemeriksaan yang telah selesai dilaksanakan harus diserahkan
kepada MK yang ditunjuk. Hasil pengujian ini tetap berlaku sampai dengan dipergunakannya sistem
tersebut atau dilanjutkan dengan pengujian yang berikutnya.
13) Catatan hasil pengujian yang berhubungan dengan uji kebocoran sekurang – kurangnya harus
terdiri dari hal-hal sebagai berikut :
- Tekanan kerja
- Bahan/media penguji yang dipergunakan
- Tekanan pengujian
- Jangka waktu pengujian
- Temperatur sekitarnya pada saat dilaksanakan pengujian
- Atau informasi lain yang diperlukan yang dianggap penting
- Nama MK yang ditunjuk mewakili Pemilik guna menghadiri pengujian serta menandatangani
berita acara pengujian tersebut
14) Semua alat ukur yang akan dipakai untuk pengetesan harus ditera dahulu (harus ada lisensi dari
instansi terkait).
c. Pipa Air
1) Tekanan pengujian sekurang-kurangnya 1.5 kali dari tekanan kerja selama 1 x 24 jam.
2) Tekanan pipa minimum, tekanan pengujian harus dipertahankan sekurang- kurangnya 24 jam
dengan jumlah toleransi tekanan sebesar 5%.
46.7. Skedul Pompa
a. Nomor : EFP 01 A
1) Nama Pompa : Pompa Kebakaran dengan Penggerak Motor Listrik
2) Jenis Pompa : Centrifugal split case NFPA 20.
IV-55
SPESIFIKASI TEKNIK

3) Kapasitas : 750 gpm, 9.5 bar, 2950 rpm

4) 4) Daya : 85 kW/3ph/380V/50 Hz
5) Total Head : 110 meter
6) Operasi : Start otomatis, Stop Manual
7) Lokasi : Ruang Pompa
b. Nomor : DFP 01 B
1) Nama Pompa : Pompa Kebakaran dengan Penggerak Diesel
2) Jenis Pompa : Centrifugal split case NFPA 20
3) Kapasitas : 750 gpm, 9.5 bar, 2950 rpm

4) 4) Daya : 110 HP/3ph/380/50 Hz


5) Total Head : 110 meter.
6) Operasi : Start otomatis, Stop Manual
7) Lokasi : Ruang Pompa

c. Nomor : JP
1) Nama Pompa : Pompa Pacu Kebakaran dengan Penggerak Motor
2) Jenis Pompa : Vertical Multi Stages Pump
3) Kapasitas : 50 gpm, 10.5 bar, 2950 rpm
4) Total Head : 120 meter
5) Daya : 8.0 kW/3ph/380V/50 Hz
6) Operasi : Start otomatis, Stop Otomatis
7) Lokasi : Ruang Pompa.
46.8. Panel Pengendali Pompa
a. Panel Pengendali Pompa Kebakaran Elektrik
Kelengkapan yang harus dimiliki oleh panel pengendali pompa elektrik sesuai dengan
NFPA 20 adalah :
1) Surge arrester (penjelasan ini sesuai dengan NFPA 20 Section 7.4.1) digunakan untuk melindungi
pompa elektrik dari kenaikan tegangan dan arus yang berlebihan yang mengalir dengan tiba-tiba
sehingga dapat menyebabkan terganggunya system kendali. Gangguan ini dapat berupa sambaran
petir atau terjadinya gangguan dari luar panel kendali.
Adapun syarat-syarat yang harus dimiliki oleh komponen ini adalah :
▪ Harus dipasang pada setiap phasa ke ground
▪ Harus mempunyai tegangan kerja maksimum 600 V
2) Circuit Breaker (penjelasan ini sesuai dengan NFPA 20 Section 7.4.3) Digunakan untuk melindungi
pompa elektrik dari kenaikan tegangan dan arus yang mengalir yang diakibatkan oleh gangguan yang
terjadi dari pompa elektrik ataupun system pada panel kendali.
Adapun syarat-syarat yang harus dimiliki oleh komponen ini adalah :
▪ Harus dapat menahan arus yang mengalir sebesar 300 % dari arus beban penuh selama 30 menit
▪ Penahan arus yang terpasang dibreaker tidak boleh membuka pada kondisi arus rotor terkunci
(LOCKED ROTOR CURRENT)
IV-56
SPESIFIKASI TEKNIK

3) Rotor Current Protection (Penjelasan ini sesuai dengan NFPA 20 Section 7.4.4).
Digunakan untuk melindungi pompa elektrik dan gangguan-gangguan yang terjadi pada pompa
elektrik yang dikontrol. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh komponen-komponen ini
adalah :
▪ Menggunakan Type Off Delay dengan waktu tripp antara 8 detik sampai 30 detik pada saat kondisi
arus rotor terkunci.
▪ Dikalibrasi dan disetting pada kondisi minimum 300% dari arus beban penuh.
4) Motor Protection Relay (Penjelasan ini sesuai dengan NFPA 20 Section 7.4.7)
Digunakan untuk melindungi pompa elektrik dari gangguan-gangguan phasa yang terjadi. Adapun
syarat-syarat yang ahrus dimiliki oleh komponen ini adalah :
▪ Dapat memonitor terjadinya kehilangan salah satu phasa dari tegangan pada panel kendali.

▪ Dapat memonitor terjadinya urutan phasa yang terbalik pada panel kendali.
5) Emergency Mechanical Run (Penjelasan ini sesuai dengan NFPA 20 Section 7.5.3.2)
Digunakan untuk menjalankan pompa elektrik secara mekanik jika secara elektrik pompa elektrik tidak
dapat dioperasikan.
6) Step Down Tranformer (Penjelasan ini sesuai dengan NFPA 20 Section 2.6.3)
Digunakan sebagai proteksi terhadap operator yang menangani panel kendali ini. Sehingga tidak
terjadi tegangan sentuh yang berlebihan apabila bagian yang bertegangan tersentuh oleh operator.
Adapun syarat-syarat yang harus dimiliki oleh komponen ini adalah :
▪ Tegangan rendah untuk rangkaian kontrol harus disupply dari tegangan tinggi yang masuk ke panel
kendali menggunakan sebuah trafo penurun tegangan (Step down transformer).
▪ Diproteksi dengan menggunakan Fuse pada setiap tegangannya.
b. Panel Pengendali Pompa Kebakaran Diesel
Komponen-komponen yang harus dimiliki oleh panel pengendali pompa diesel sesuai dengan NFPA
20 adalah :
b1. Alarm dan lampu-lampu tanda pada panel.
1) Low oil pressure
Untuk mengetahui kondisi tekanan bahan bakar pada mesin diesel tanpa menyebabkan alarm
berbunyi.
2) Water coolant temperature
Untuk mengetahui kondisi temperatur air pendingin pada radiator atau heat exchanger.
3) Failure of engine to start automatically
Untuk mengetahui kondisi engine saat start secara automatic.
4) Shutdown from overspeed
Untuk mengetahui kondisi engine saat kecepatannya melebihi batas yang telah di setting.
5) Battery failure
Untuk mengetahui kondisi battery yang digunakan apakah batere aki masih mempunyai tegangan
yang cukup untuk menjalankan engine. Fungsi ini harus disediakan untuk setiap batere yang
digunakan dalam mensupply tegangan ke starter engine.
6) Battery charger failure
Untuk mengetahui kondisi battery charger yang digunakan apakah masih terus mengisi tegangan
IV-57
SPESIFIKASI TEKNIK

ke battery. Fungsi ini harus disediakan untuk setiap battery charger yang digunakan. Alarm tidak
boleh bekerja saat terjadi gangguan pada battery charger yang menyebabkan fungsi ini bekerja.
7) Engine run and stop

Untuk mengetahui kondisi engine pada keadaan running atau tidak. Fungsi ini biasanya akan
diparalel dengan sebuah panel yang diletakkan pada tempat yang mudah diketahui (Ruang security
atau ruang maintenance).
8) Manual switch not in auto position
Untuk mengetahui kondisi selector switch pada panel apakah berada dalam keadaan Auto atau pada
keadaan Manual.
9) Engine trouble
(Penjelasan diatas sesuai dengan NFPA 20 Section 9.4) Fungsi ini tidak diletakkan pada panel kendali
utama. Fungsi ini biasanya akan diparalel dengan sebuah panel yang diletakkan pada tempat yang
mudah diketahui (Ruang security atau ruang maintenance).
b2. Instrument ukur panel
(Penjelasan ini sesuai dengan NFPA 20 Section 9.4.5). Untuk mengetahui tegangan yang ada pada
battery yang digunakan.
1) Ammeter
Untuk mengetahui besar arus yang mengalir dan battery charger yang terjadi.
b3. Pressure recorder
(Penjelasan ini sesuai dengan NFPA 20 Section 9.4.4). Digunakan untuk mengetahui kondisi tekanan
pada system pemipaan selama seminggu.
b4. Weekly program timer
(Penjelasan ini sesuai dengan NFPA 20 Section 9.5.2.7). Digunakan untuk memastikan bahwa engine
harus dijalankan seminggu sekali selama 30 menit. Solenoide valve untuk drain pada kontrol tekanan
diperlukan untuk menjalankan fungsi ini.
b5. Battery charger
Digunakan untuk menjaga kondisi battery yang digunakan agar tetap mempunyai tegangan sehingga
dapat digunakan untuk memberi tegangan ke starter untuk menjalankan engine. Fungsi ini harus
disediakan untuk setiap battery yang digunakan.
46.9. Produk
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi.
Produk bahan dan peralatan yang direkomendasikan adalah sebagai berikut :

No. Bahan/Peralatan Merk/Pembuat


1. Black Steel Pipe Sch. 40 A 120 Bakrie, PPI, Spindo.
2. Fitting Class 10K, 16K, 20 K Benkan, JZ, Ricon.
3. PRV (Constant Pressure) UL/FM Cla-Val, OCV, WATTS
4. Safety Valve CLA-VAL, MUESCO,
FUSHIMAN, OCV
5. Flow Switch POTTER,JHONSON CONTROL,
SYSTEM SENSOR.
6. Pressure Gauge NAGANO, POTTER, CENTRAL, VPG
7. Gate Valve UL/FM Class 10K - 20K KITAZAWA, AFA, SHOWA, TOYO.
8. Globe Valve UL/FM Class 10K - 20K KITAZAWA, AFA, SHOWA, TOYO.

IV-58
SPESIFIKASI TEKNIK

9. Check Valve Class 10K, 20K KITAZAWA, AFA, SHOWA, TOYO.


10. Y – Strainer Class 10K, 20K KITAZAWA, AFA, SHOWA, TOYO.
11. Gate Valve (Non UL/FM) Class 10K, 20K KITAZAWA, AFA, SHOWA, TOYO.
12. Globe valve (Non UL/FM) Class 10K, 20K KITAZAWA, AFA, SHOWA, TOYO.
13. Automatic Air Vent CLA-VAL, TOYO, SAMYANG.
14. Pressure Control Valve CLA-VAL, OCV
15. Flexible Rubber Joint Screwed Union PROCO, TOZEN, MURAFLEX,
Class
Class 10K, 20K ARMFLEX.
16. PILLAR HYDRANT OZEKI,SRI, APPRON.
17. OUTDOOR HYDRANT BOX & accessories OZEKI, SRI, APPRON.
18. INDOOR HYDRANT BOX & accessories OZEKI, APPRON, SRI
19. SIAMESSE CONNECTION OZEKI, APPRON, SRI
20. HYDRANT HOSE (30 M) & OZEKI, APPRON, SRI.
hydrant accesories
21. HYDRANT EQUIPMENT & ACCESSORIES OZEKI, APPRON,SRI.
22. FIRE EXTINGUISHER UL/FM APPRON,
YAMATO, CHUBB, CITI
FIRE.
23. FIRE STOP PYROPANEL, SIGNUM, PROMAT,
HILTI
24. MAIN CONTROL VALVE VIKING, TYCO, GLOBE.
25. BRANCH CONTROL VALVE VIKING, TYCO, GLOBE.
26. SPRINKLER TYCO, VIKING, PROTECTOR.
27. MAIN FIRE PUMPS (Gland ARTHUR PUMP, MARSH PUMP,
Packing), WILO
HORIZONTAL SPLIT CASE
NFPA 20 STANDARD
28. DIESEL ENGINE FIRE PUMPS (Gland CLARK,
Packing), HORIZONTAL SPLIT CASE ARMSTRONG, ARTHUR
NFPA 20 STANDARD PUMP, MARSH PUMP, WILO
29. JOCKEY PUMP VERTICAL GRUNDFOS, SPP, ARMSTRONG,
MULTISTAGE PUMP WILO
30. Joint Coupling VICTOULIC, GRINNEL

32. FLEKSIBLE STAINLESS STEEL PROCO, SETARA


SCREWED UNION CLASS 10 K FLANGED
END
CLASS 10K - 20K
33. FLEKSIBLE STAINLESS
STEEL SCREWED UNION CLASS TOZEN, PROCO
10 K FLANGEDEND
CLASS 10K - 25K
34. Flow Meter GERAND, PRESSO, TYCO
35. NOISE & VIBRATION CONTROL
PRODUCT
FLOOR MOUNTING, SPRING ISOLATOR TOZEN, EMBELTON, KINETEC
SPRING VIBRATION ISOLATOR HANGER
TOZEN, EMBELTON, KINETEC
(PIPE HANGER)
36. Fire Panel STANDAR NFPA-20, Lokal.
37. Butterfly Valve HATTERSLEY, KEYSTONE, OKM
38. ORRIFICE BRONZE BODY HATTERSLEY, GRINNEL,
TYCO, VICTAULIC
IV-59
SPESIFIKASI TEKNIK

47. PEKERJAAN SUMUR DALAM ( DEEP WEEL )


47.1. Lingkup Pekerjaan

Bagian ini meliputi penyediaan bahan-bahan, tenaga kerja dan jasa-jasa lainnya sehubungan dengan
pemasangan pompa deep weel dan perlengkapannya, termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah
:
1) Pelaksanaan pembuatan sumur dalam/deep well yang sesuai dengan perencanaan sehingga
mendapatkan air bersih yang layak.
2) Pengadaan dan pemasangan instalasi listrik dan panelnya untuk fasilitas sumur dalam ground
tank dari pompa deepwell.
3) Mengadakan record dan pengetesan pada waktu pengeboran sumur yang berkaitan dengan
pekerjaan sumur dalam, seperti logging, draw down test, time recovery test dan sebagainya.
4) Pengadaan dan pemasangan pipa dari sumur dalam sampai ke reservoir beserta seluruh
kelengkapannya, termasuk bak meter.
5) Pengurusan ijin dari instansi daerah yang berwenang, PAM dan Kementerian ESDM.
6) Pemborong harus memberikan jaminan sumur deepwell yang berfungsi dengan baik selama 3
tahun dan melakukan maa pemliharaan Cuma-cuma selama 12 bulan.
47.2. Bahan-Bahan
1) Bahan yang diperlukan dan disediakan oleh pemborong untuk pekerjaan sumur dalam adalah
(tapi tidak terbatas) dibawah ini :
a) Larutan Bor
Pemborong harus memakai cara Rotary Drilling, oleh sebab itu harus menyediakan larutan bor.
Pemborong bertanggung jawab pada pemilihan larutan.
b) Pipa Casing
Pipa casing harus disediakan oleh pemborong, yang terbuat dari pipa baja/ Galvanized dan dalam
keadaan baru, dengan diameter pipa casing adalah 150 mm dan 100 mm.
c) Pipa discharge pompa adalah galvanis medium class dengan diameter 50 mm.
d) Saringan yang dipasang harus terbuat dari stainless steel denga type continous slot seperti :
Johnson Sceern atau yang setara. Diameter screen adalah 4” dan jumlah screen yang disediakan
luasnya lebih besar 10% dari luas dinding pipa, letak penempatan screen/ saringan harus
berdasarkan logging.
e) Semen Grouting, Gravel Pack dan lain-lain.
f)Alat pengeboran dengan sisem rotary drilling dengan segala kelengkapannya.
g) Deep well pump, type Submersible dengan :
▪ Kapasias : 60 liter/menit
▪ Head : Sesuai kondisi di lokasi
▪ Kelengkapan : Valve dan kelengkapannya, termasuk panel listrik dan panel Control
▪ Merk pompa : Lowara, Grundfos, CNP, Pedrollo atau Setara
2) Pemborong harus mengajukan brosur-brosur dan contoh bahan-bahan (sebelum pekerjaan
dilakukan) kepada Konsultan Managemen Konstruksi untuk mendapat persetujuan.
47.3. Pemasangan
1) Pemborong harus melakukan pengeboran pada lokasi yang ditentukan oleh Pengawas atau yang
tertera pada gambar. Kedalamam pengeboran kurang lebih antara 50 s/d 100 meter. Dalam
IV-60
SPESIFIKASI TEKNIK

penawaran, Pemborong harus mencantumkan biaya pengeboran per meter, dengan penawaran
pada kedalaman maksimal 100 meter. Hal ini dimaksudkan bila kebutuhan kedalaman kurang dari
100 meter, maka perhitungan penawaran didasarkan pada kedalaman pengeboran.
2) Deviasi vertikal yang diijinkan ialah 20mm untuk setiap 100 meter kedalaman, hal ini akan dicek
setelah casing selesai dipasang.
3) Pemborong harus melakukan catatan pengeboran (Drilling Log) sekaligus mengumpulkan contoh-
contoh lapisan tanah/ batuan pada setiap lokasi catatan pengeboran. Hasil-hasil ini harus selalu
tersedia bila sewaktu-waktu diperiksa oleh Konsultan Managemen Konstruksi.
4) Pemasangan perlengkapan sumur dalam, harus dengan cara terbaik, umum dan wajar, yang biasa
dilakukan dalam pembuatan sumur bor.
5) Pengisian kerikil (Gravel Pack) antara lubang bor dengan pipa naik harus menggunakan pipa
pengantar. Volume yang diijinkan harus sesuai dengan volume yang diajukan dalam penawaran dan
kontrak tersebut.
6) Sub-Surface Geophysical Methode Test (Electric Logging)
Sub-Surface Geophysical Methode Test dimaksudkan untuk mengetahui secara tepat perubahan
susunan bantuan, sifat relative porositas dan permeabilitas, Ionic concentration dan lain-lain.Hasil
pengukuran ini harus digambarkan dalam profil atau penampang kolom. Pekerjaan vertical electrical
logging dimaksudkan untuk mengukur spontaneous potensial dan sifat relative tahan jenis susunan
batuan, yang selanjutnya dipakai sebagai kontrol untuk pemasangan saringan, sehingga tepat pada
lapisan equifer yang berpoensi.
Pekerjaan ini dilakukan setelah kedalaman pengeboran tercapai sesuai dengan kontrak dan sebelum
pemasangan casing dilaksanakan.
Hasil evaluasi vertical electrical logging ini harus segera dilaporkan kepada Pengawas untuk
didiskusikan mengenai letak, tebal dan jumlah total dari saringan yang akan dipasang.
7) Penyelesaian Sumur
Penyelesaian Sumur dimaksudkan untuk menghilangkan :
a) Kotoran dan Lumpur yang masuk ke dalam lapisan equfier pada waktu pengeboran dilaksanakan.
b) Lumpur bor/ drilling mud
c) Pasir halus
Yang kesemuanya dimaksudkan agar dapat diperoleh kapasitas maksimal sumur bor.

Penyempurnaan sumur dapat dilakukan dengan cara Jetting, Suging, Billing, Backwashing, High Rate
pumping dan sebagainya.
8) Pengetesan Sumur
Pemborong wajib melaksanakan pengetesan hasil pekerjaannya atas biaya sendiri, termasuk
pengadaan peralatan test, listrik dan perlengkapan lainnya. Sumur yang telah disempurnakan akan
diuji hasilnya dengan cara - cara seperti persyaratan dibawah ini .
Untuk hal ini disyaratkan agar Pemborong menngunakan pompa submersible yang berkapasitas
minimal 60 lpm. Banyaknya air yang dipompakan dari sumur akan diukur dengan alat ukur yang
disediakan oleh Pemborong.
Demikian pula muka air didalam sumur harus selalu diukur secara teliti. Letak pompa untuk
mengetest sumur sedemikian rupa, sehingga didapat hasil maksimal, seperti yang ditentukan oleh
Pemberi Tugas/Konsultan Managemen Konstruksi.
Pemompaan uji ini terdiri dari :
- Step DrawDown Test

IV-61
SPESIFIKASI TEKNIK

- Time Recovery Test


Pemberi tugas /Pengawas akan menentukan lama pemompaan sampai tercapai hasil yang
memuaskan.
9) Step Draw Down Test
Kapasitas pemompaan dilakukan secara bertahap pada setiap tahap lama, pemompaan dua jam atau
lebih.
Prosedur Pengukuran :
Sebelum pompa dijalankan, muka air statis di dalam sumur harus diukur dan dicatat. Pada saat mulai
dilakukan pemompaan diatur seteliti mungkin, sesuai dengan yang dikehendaki. Setelah kapasitas
pemompaan tertentu tercapai, maka muka air dalam sumur akan diukur setiap 1 menit selama 5
menit, anatara 5 sampai 60 menit, kemudian setiap 10 menit antara 60 sampai 120 menit. Segera
setelah tahap pertama pemompaan uji selesai dilakukan, maka kapasitas pemompaan dan prosedur
pengukuran sama dengan tahap pemompaan berikutnya serta prosedur pengukuran sama dengan
tahap pertama tersebut.
Prosedur ini harus diikuti sampai tahap terakhir selesai. Apabila pompa mengalami kerusakan pada
waktu pengetesan sedang berlangsung, maka diperlukan waktu secukupnya untuk memulihkan
muka air kembali seperti sediakala dan kemudian ditulang.
10) Time Draw Down Test
a) Kapasitas pompa adalah 60 lpm, tergantung dari kapasitas maksimal test yang dapat dicapai.
b) Lama pengetesan 3 x 24 jam Prosedur
Pengetesan :
Mengukur muka air statis didalam sumur. Pemompaan inidilakukan selama 3 x 24 jam. Untuk waktu
2 jam pertama agar diikuti cara pengukuran seperti Step Draw Down Test yang tersebut diatas, dan
kemudian pengukuran muka air didalam sumur dilakukan setiap selang 30 menit. Jam pada waktu
pemompaan dimulai dan jam-jam sewaktu dilakukan pengukuran muka air harus dicatat dengan
benar.
11) Time Recovery Test
Segera setelah Time Draw Down Test selesai dan pada saat pemompaan tepat berhenti, maka Time
Recovery Test dilakukan selama10 menit pertama. Pengukuran terhadap kenaikan muka air di dlam
sumur bor dilakukan setiap selang 1 menit selama 2 jam, selanjutnya pengukuran muka air tiap
selang 30 menit.
Test ini terus dilakukan sampai muka air sama seperti sebelum dimulainya Time Draw Down Test
tersebut diatas.
12) Catatan Test
Setelah pengetesan sumur selesai, Pemborong harus menyerahkan catatan test kepadaPemberi
Tugas/Managemen Konstruksi termasuk semua copy ctatan harian pelaksanaan pekerjaan.
13) Pembuangan Air
Selama pengetesan sumur berlangsung Pemborong harus membuang air kedalam saluran air
buangan terdekat atau ke tempat lain yang telah disetujui oleh pemberi tugas/pengawas.
Pemborong harus bertanggung jawab unuk mencegah agar air buangan idak akan merusak jalan,
bangunan dan lain-lain.
Pembuangan air diusahakan agar tidak masukkedalam sumur bor, baik secara langsung maupun
tidak langsung.
14) Penutup Sumur
Yang dimaksud dengan penutup sumur adalah penyemenan seperti tertera pada gambar dokumen.
IV-62
SPESIFIKASI TEKNIK

Pekerjaan ini dapat dilakukan setelah Pumping Test atau sebelumnya.


47.4. Spesifikasi Teknis Peralatan
Selain yang dispesifikasikan disini, maka semua peralatan utama dan peralatan Bantu harus dalam
keadaan baru, baik, benar, tidak cacat dan telah disetujui Konsultan Managemen Konstruksi.
a. Valve
Semua valve yang dipergunakan adalah dari merk KITZ, TOYO, SHOWA, AFA atau setara.
b. Panel
Panel harus dapat memonitor bekerjanya pompa terhadap hal-hal sebagai berikut ini :
1) Permukaan air dalam sumur turun sampai batas minimal pengisapan yang diijinkan.
2) Permukaan air dalam ground reservoir telah sampai batas maksimal
3) Phasa terbalik atau phasa terputus
4) Tegangan listrik tidak seimbang
5) Daya motor tidak sesuai dengan daya pompa, beban motor berlebihan atau motor macet
6) Pompa berputar balik atau terlalu sering hidupmati
7) Overload
8) Aliran pendingin di sekitar pompa kurang
9) Kejutan terhadap tegangan tinggi yang berasal dari petir tidak langsung.
10) Kontrol start bila sumber air dari PAM mati.

48. INSTALASI PENGOLAHAN AIR KOTOR ( STP )/BIO FILTRATION


48.1. Penjelasan dan Spesifikasi Umum
1) Pekerjaan instalasi pengolahan Air Kotor ini harus dilaksanakan oleh Instalatur Spesialis yang
berpengalaman.
2) Pada dasarnya untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi pengolahan Air Kotor ini, disamping
Rencana Kerja dan syarat-syarat ini, berlaku :
a) Peraturan/persyaratan yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan Pemerintah daerah
setempat.
b) Peraturan/persyaratan yang dikeluarkan oleh Dinas Keselamatan Kerja pemerintah daerah
setempat.
c) Ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh Dinas Keselamatan Kerja Pemerintah Daerah
setempat.
d) Ketentuan yang dikeluarkan oleh pabrik dimana mesin, peralatan dan material tersebut dibuat.
e) Peraturan/persyaratan lainnya yang berlaku sah di Indonesia.
3) Semua gambar-gambar kerja atau shop drawing yang dibuat oleh Kontraktor/Instalatur maka
sebelum dilaksanakan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Pengawas/ Construction
Management.
4) Setelah pekerjaan selesai, Kontraktor/Instalatur diharuskan menyerahkan gambar instalasi yang
telah direvisi dan disahkan oleh Pemilik & Manejemen Konstruksi, dalam rangkap lima.
5) Dalam perhitungan biaya penawaran, harus sudah termasuk :
1) Biaya perizinan dan pengetesan untuk bahan-bahan dan peralatan-peralatan yang dipasang.

IV-63
SPESIFIKASI TEKNIK

2) Biaya keur dan biaya tanggungan instalasi.


3) Semua biaya yang diakibatkannya dan biaya resiko rusaknya peralatan.
4) Biaya testing dan izin layak buang air buangan hasil pengolahan.
6) Semua instalasi, peralatan-peralatan dan mesin-mesin yang telah terpasang, sebelum diserahkan
harus ditest mengenai kemampuan bekerjanya, sesuai dengan ketentuan- ketentuan yang
dipersyaratkan.
48.2. Ruang Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan meliputi pengadaan, pemasangan, penyetelan dan pengetesan dari semua
peralatan/material yang disebutkan dalam spesifikasi ini, maupun pengadaan dan pemasangan dari
peralatan/ material yang kebetulan tidak tersebutkan, akan tetapi secara umum dianggap perlu agar
dapat diperoleh sistim instalasi pengolahan air kotor, dimana setelah diuji, dicoba dan distel dengan
teliti, siap untuk dipakai.
2) Pemasangan instalasi udara dari Blower sampai ke bagian-bagiannya.
3) Pengadaan & pemasangan Blower dan pompa Submersible (effluent pump) berikut perlengkapan
dan kontrolnya.
4) Pengadaan dan pemasangan peralatan & perlengkapan lainnya dari sistim pengolahan air kotor
tersebut, termasuk penyedian chemical dan perlengkapannya.
5) Pengadaan dan pemasangan Bio Media ( Media Biofilm ) serta vennya.
6) Pengadaan dan pemasangan panel kontrol & perlengkapannya.
7) Melakukan testing secara periodik dalam masa pemeliharaan.
8) Melakukan izin pembuangan air hasil pengolahan dari instansi terkait / berwenang
48.3. Bahan/Material
1) Semua material/bahan yang digunakan/dipasang harus dari jenis material berkwalitas terbaik,
dalam keadaan baru (tidak dalam keadaan rusak atau afkir), sesuai dengan mutu dan standard yang
berlaku (SII) atau standard international seperti B.S., J.I.S., A.S.A. DIN atau yang setaraf.
2) Instalatur dalam hal ini Kontraktor bertanggung jawab penuh atas mutu dan kwalitas material
yang akan dipakai, setelah mendapat persetujuan Pemilik Proyek / MK dan Konsultan Perencana.
3) Sebelum dilakukan pemasangan-pemasangan, instalatur harus menyerahkan contoh-contoh
(sample) dari bahan-bahan yang akan dipasang/digunakan untuk diminta persetujuannya kepada
Pemilik Proyek dan konsultan Perencana.
48.4. Pengecatan dan Label
1) Semua pipa-pipa yang tidak tertanam didalam tembok/tanah harus diberi tanda- tanda dengan
mengecat pipa-pipa tersebut dengan warna 2 (dua) lapis bahan anti karat dan tanda arah aliran
warna akan ditentukan kemudian (kecuali pipa PVC).
2) Pipa-pipa air yang tidak tertanam didalam bagian bangunan harus dicat dengan lapisan cat dasar
yang tahan karat dan kemudian difinish dengan cat finish.
3) Sebelum dilakukan pengecatan/pelapisan dengan bahan anti karat, semua bagian pipa harus
dibersihkan dari kotoran, lemak dan karat dengan menggunakan alat yang sesuai dengan untuk itu.
48.5. Spesifikasi Sistim Instalasi Air Buangan
a. Umum
1) Kapasitas STP : 30 m³ / hari
2) Sistem : Sistem Bio Filtration
Mutu Air Masuk :
IV-64
SPESIFIKASI TEKNIK

1) BOD 5 hari : 350 ppm


2) COD : 300 ppm
3) Suspended Solid : 300 ppm
Mutu Air Keluar :
1) BOD : 20 ppm
2) COD : 40 ppm
3) Suspended Solid : 30 ppm
b. Uraian Sistem
Unit-unit pengolahan/bak-bak pengolahan dan proses yang terjadi pada masing- masing unit
tersebut adalah sebagai berikut :

Unit STP ( Bio Filtration )


1) Solid Separation Chamber
2) Anaerobic Chamber by Bio-Media
3) Aerobic Chamber by Bio-Media
4) Sedimentation Chamber
5) Discharge Chamber
c. Uraian Tahapan STP Bio Filtration

c1. Solid Separation Chamber


Chamber ini menerima masukan air kotor dan air bekas dari gedung. Chamber ini untuk menyaring
benda-benda non-organic seperti Pembalut Wanita, Karet Kondom, Plastik, Kayu, dll supaya tidak
masuk kedalam system. Chamber ini juga menampung Sludge/Lumpur.
c2. Anaerobic Chamber by Bio-Media
Pada Chamber ini diisi Honeycomb Media Filtration. Bakteri ANAEROBE akan hidup dan berkembang
biak dengan cara menepel pada permukaan Honeycomb Media. Pada chamber ini kondisinya
ANAEROBIC dan untuk menurunkan parameter BOD, COD, SS, dsbnya.
c3. Aerobic Chamber by Bio-Media
1) Pada chamber ini diisi Enviroball Media Filter. Bakteri AEROBE akan hidup dan berkembang biak
dengan cara menempel pada permukaan media filter.
2) Chamber Aerobic ini dipasang Diffuser untuk injeksi udara (Oksigen) sehingga terjadilah proses
AERASI. Pada chamber ini kondisinya AEROBIC dan untuk menurunkan parameter BOD, COD, SS,
Ammoniak, dsbnya.
3) Chamber ini dipasang system airlilt pump untuk proses Return Sludge. Jadi Sludge/lumpur di
chamber ini akan dipompa masuk kedalam Solid Separation Chamber.
4) Kerja Airlift pump menggunakan Air Blower.
c4. Sedimentation Chamber
1) Tahap ini akan memisahkan air bersih dengan sludge/lumpur. Sludge akan tersedimentasi
sedangkan air yang bersih overflow ke Discharge Chamber.
2) Chamber ini dipasang system Airlift Pump untuk memompa Sludge yang sudah tersedimentasi
masuk kedalam Solid Separation Chamber.
3) Kerja Airlift pump menggunakan Air Blower.

IV-65
SPESIFIKASI TEKNIK

c5. Discharge Chamber


Chamber ini untuk menampung air yang sudah diproses dan siap
overflow/dipompa keluar ke Drainage.
d. Peralatan yang digunakan dan Spesifikasi Teknis Peralatan d1.
Fiberglass (FRP) Capsule Tank Package tank
Dimensi : 2250 MM (Dia) x 10200 MM (P) x 2550 MM (T)

d2. FRP Manhole


Dimensi : 550 (Dia) Quantity : 6 unit

d3. Pipe, Fitting's & Valve


Material : Polyvinyl Chloride (PVC)
Brand : Pralon, Wawin & Rucika
d4. Air lift Pump
Material : Polyvinyl Chloride (PVC)
Brand : Pralon, Wawin & Rucika
d5. Aeration System
Diffuser : Disc Fine Bubble Size : 250
mm (10") Material : EPDM
Bubble : 1-3 mm
Brand : Standard masing-masing Produk Spesialis.
d6. Bio Media ENVIRO-BALL Specification Type :
Ball, Jepanese Type Material : Poly Propylene (PP)
Diameter : 100 mm
Surface area : 103.38 m2/m3
d7. Bio Media BIOdek Specification
Type : Honey Comb, India
Material : PVC
Surface area : 157 m2/m3
d8. Air Blower
Model : Sesuaikan dengan kebutuhan produk
System : Helical Rotor Blower ( Roots Type )
Capacity : 1.04 M3/min ; 0.2 kgf/cm2
Power : 1.5 kW., 380 V., 3 Ph., 50 Hz
Brand : Sesuai Standard Produk dari Spesialis.
Accessories : Check Valve, Gate Valve, Pipa & Fitting's, etc
Quantity : 2 unit
Operation : 1 unit Duty, 1 unit Standby

IV-66
SPESIFIKASI TEKNIK

48.6. Pemasangan Instalasi Pemipaan


a. Persyaratan Pemipaan
1) Pemasangan instalasi pemipaan harus dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan lokasi yang telah
ditentukan didalam gambar kerja.
Untuk seluruh pipa Bio Filtration pipa yang digunakan harus dari jenis polyvinyl chloride (P.V.C)
klass/ kwalitas terbaik (class A.W.) tidak rapuh.
Untuk vent dan semua fittingsnya menggunakan pipa PVC dengan bentuk sambungan monolit
(solit), sambungan dengan las tidak dibenarkan untuk dipakai.
2) Fitting yang digunakan harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a) Semua perubahan ukuran pipa harus menggunakan reducing fitting.
b) Pembelokan arah aliran harus menggunakan "Y" fitting kombinasi dari "Y" dan 1/8 "bend", long
sweep 1/4, 1/6, 1/8 dan 1/16.
c) Untuk pipa - pipa vertikal dipakai cabang "Tee" dengan short weep 1/4 bend, untuk arah aliran
horizontal ke vertikal.
d) Fitting yang digunakan harus sesuai dengan standard PVC conection.
e) Fittings, merknya harus sesuai dengan merk pipa yang dipakai.
3) Pemasangan pipa harus dilakukan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a) Pipa-pipa dan fitting harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan kebocoran,
rembesan atau retakan-retakan pada sambungannya.
b) Cara proteksi, pemotongan dan pembersihan disesuaikan dengan cara sebelumnya.
c) Penyambungan pipa atau Fitting harus mengikuti petunjuk dan instruksi dari pabrik produsen via
yang bersangkutan.
4) Pengujian dari seluruh sistim pemipaan ini dilakukan setelah pemasangan selesai dan dilaksanakan
sesuai dengan petunjuk MK/CM/Perencana.
5) Pemborong harus menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk keperluan pengujian tersebut dan
segala biaya menjadi tanggung jawab Pemborong.
6) Pemasangan/Perletakan pipa-pipa ini disesuaikan dengan gambar pelaksanaan dan dimensi dari
masing-masing pipa tertera jelas dalam gambar.
7) Pada jalur pemipaan setelah keluar dari STP harus dipasang inspection chamber dengan konstruksi
sesuai dengan persyaratan/standard.
48.7. Pompa Effluent, Motor & Pemasangan
a. Pompa Sump & Sewage
1) Jenis pompa submersible, motor explosion proof.
2) Material, casing : Cast Iron, Shaft : stainless steel, Impeller : cast steel.
3) Pompa submersible yang digunakan dari type discharge coupling dan dilengkapi dengan rantai
pengangkatan (lifting chain), guide rail, gate & check valve, floating level control switches.
4) Pompa bekerja secara otomatis dengan sensor level control.
5) Floating level control switches terdiri dari 3 (tiga) posisi yaitu : Pump off, Pump on dan warning.
b. Motor Listrik
1) Semua motor yang disupply dan dipasang adalah jenis squirrell cage induction motor, kecuali
dinyatakan lain.
2) Semua motor diatas 1 KW harus mempunyai sistim tegangan 3 phase.
IV-67
SPESIFIKASI TEKNIK

3) Motor diatas 5 HP harus mempunyai starter jenis "Star Delta", sedang motor dibawah 5 HP dapat
dijalankan langsung ke jaringan listrik.
4) Semua motor harus dipilih sesuai dengan kebutuhan dengan torsi yang cukup besar untuk dapat
memutar beban yang tersambung sampai putaran normal dengan waktu sesingkat mungkin dan
tidak menarik arus listrik yang berlebihan.
5) Motor harus direncanakan untuk bekerja terus menerus dan dapat bekerja pada power factor dan
effisiensi yang tinggi pada semua kondisi beban yang mungkin ada.
c. Pemasangan
1) Blower harus dipasang lengkap dengan dudukan yang terbuat dari profil baja dan didudukkan diatas
pondasi.
2) Profil baja yang diatasnya diletakkan Blower dan motor harus didudukkan diatas peredam getaran
yang terbuat dari pegas baja.
3) Kontraktor harus menyediakan dan memasang peredam getaran tersebut, dengan kemampuan
deflection sesuai dengan berat motor dan Blower.
Pegas peredam getaran harus dibuat oleh perusahaan yang khusus ahli dalam pembuatan peredam
getaran.
Pegas peredam getaran buatan sendiri tidak boleh dipasang.
4) Disetiap hubungan pipa masuk dan keluar dari pompa harus dilengkapi dengan flexible pipe
connection, untuk mencegah rambatan getaran melalui pipa.
5) Kabel listrik yang menuju terminal motor harus dipasang menggunakan galvanized flexible conduit,
yang diklem dengan kuat ke terminal box disatu sisi dan conduit disisi lain.
6) Pemasangan conduit ke setiap Blower harus dibuat sedemikian sehingga tidak mengganggu lalu
lintas operator disekeliling Blower.
Pemasangan conduit diatas lantai yang mengganggu lalu lintas tidak diperkenankan.
Bilamana pemasangan diatas lantai tidak bisa dihindarkan, diatas conduit harus dipasang jembatan
dari bahan steel chequred plate.
7) Konduit harus dari bahan heavy duty berlapis galvanis, lengkap dengan junction box, adaptor,
konduit flexible yang semua berlapis galvanis.
Merk Konduit : Clipsal, National, Double H.
48.8. Panel Starter/Kontrol & Kabel
1) Kontraktor harus menyediakan dan memasang panel starter/kontrol untuk semua motor-motor.
Panel ini berbentuk kotak terbuat dari pelat besi dengan tebal tidak kurang dari 1,6 mm, dengan
pintu disisi depan, finish : Enamel Bake.
Type & Model : Wall Mounted, Out Door.
2) Panel ini harus berisi starter dari motor listrik lengkap dengan kontrolnya.
3) Sistim : Fully Automatic Operation with Program Timer.
4) Pada sisi depan panel harus diletakkan lampu indikator berwarna hijau (unit bekerja) dan warna
merah (keadaan tidak normal atau trip).
a) Bila unit berhenti bekerja, kedua lampu tersebut harus padam.
b) Pada panel kontrol minimal harus terdapat peralatan sebagai berikut :
▪ Pump Selector Starter & Switch
▪ Change Over Relay untuk Effluent & Defoaming Pump
▪ Blower Selector Starter
IV-68
SPESIFIKASI TEKNIK

▪ Blower Selector Switch


▪ Change Over Relay untuk Blower dan In & Exhaust Fan
▪ Start P.B. Station
▪ Comminutor Starter & Rotating Clarifier
▪ Indicator Light
▪ General Purpose Outlet
c) Unit ini harus weather/water proof.
5) Semua komponen panel harus dalam keadaan baru dan baik. Merk
komponen panel : Siemens, AEG atau setaraf.
6) Kabel
a. Kabel jenis NYA, NYMHY dan NYM harus ditarik didalam konduit atau cable-duct, sedangkan kabel
NYY dan NYFGbY dapat ditarik dengan klem, dalam cable duct atau dipasang di cable tray/rak kabel.
b. Kabel yang dipasang harus telah lulus uji dengan bukti sertifikat dari PLN, buatan Kabelindo, kabel
Metal, Supreme dan datang ke proyek masih dalam gulungan lengkap dengan tanda-tanda pabrik
pembuatnya dan disertai salinan sertifikat dari PLN.
c. Warna kabel harus sesuai dengan Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) dan instalasi dilaksanakan
sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan PLN.
d. Apabila warna kabel harus dirubah sesuai dengan keseimbangan beban yang ada maka Kontraktor
harus mengganti seluruh kabel tersebut sesuai dengan warna phasenya, atas biaya Kontraktor.
e. Pemberian warna menggunakan adhesive tape tidak dibenarkan.
f. Semua kabel harus dipasang tanpa adanya kerusakan pada ioslasinya dan tanpa melintir atau
melekuk.
g. Kabel yang terpasang dengan isolasi yang rusak harus diganti atas biaya Kontraktor.
h. Pada ujung dari kabel harus dipersiapkan untuk pemasangan pada terminal tanpa merusak
penghantarnya.
i. Penggunaan sepatu kabel harus sesuai dengan persyaratan.
j. Semua kabel harus mempunyai ukuran penghantar sesuai dengan persyaratan PUIL dan sesuai
dengan kebutuhan.
k. Apabila kapasitas dan ukuran penghantar kabel tidak dicantumkan didalam gambar maka kapasitas
kabel harus dipilih sesuai dengan kapasitas circuit breaker atau sekring.
48.9. Petunjuk Kerja dan Petunjuk Pemeliharaan Instalasi
1) Setelah selesai pemasangan seluruh instalasi dan setelah selesai pelaksanaan pengujian, Kontraktor
harus menempatkan tenaga terdidik dan ahli dalam mengoperasikan serta memelihara seluruh
sistim perlengkapan instalasi yang dilaksanakan.
2) Kontraktor diharuskan melatih orang-orang yang ditunjuk Pemilik Bangunan sehingga mahir dalam
mengoperasikan serta memelihara semua peralatan dari instalasi yang dilaksanakan.
3) Kontraktor wajib membuat laporan tertulis sehubungan dengan hal ini kepada Direksi Pengawas.
4) Kontraktor harus bertanggung jawab penuh untuk mengoperasikan seluruh peralatan dan sistim
instalasi yang dilaksanakan, sampai orang yang ditunjuk Pemilik Bangunan tersebut benar-benar
mahir dan sanggup menggantikannya.

IV-69

Anda mungkin juga menyukai