D I RE KTO R A T J E N DE RA L C I PT A KARYA
PUSAT PENGEMBANGAN SARANA PRASARANAPENDIDIKAN OLAHRAGA DAN PASAR
PEMBANGUNAN REVITALISASI
PASAR BALERONG - BALIGE
KABUPATEN TOBA
PROVINSI SUMATERA UTARA
SPESIFIKASI TEKNIK
PEKERJAAN UMUM
SPESIFIKASI TEKNIK
BAB I
PERSYARATAN UMUM
1. UMUM
1.1. NAMA DAN TEMPAT PEKERJAAN
Pekerjaan : Perencanaan Penataan Dan Revitalisasi Kawasan Pasar Balerong Balige
Kabupaten Toba
Pekerjaan yang dimaksud dalam Rencana Kerja dan Syarat -Syarat ini adalah :
Pekerjaan meliputi Perencanaan Penataan dan Revitalisasi Struktur dan Arsitektur.
a. Perencana
Perencana adalah pihak tim ahli yang mempunyai kapasitas dan keahlian dalam bidang
arsitektur, struktur maupun utilitas bangunan yang ditunjuk oleh PSPPOP Kementerian
PUPR sesuai definisi dalam Syarat-syarat Kontrak, yang dalam hal ini adalah bagian dari
PT. Hardja Moekti Consultant.
1.8. Dimensi
Semua ukuran dimensi, jarak, dan ketinggian dalam perencanaan, kecuali yang
disebutkan secara khusus, selalu menggunakan satuan milimeter. Kontraktor harus
memeriksa semua ukuran dimensi yang ada dalam gambar. Tidak ada biaya tambahan
yang akan dibayarkan untuk mengganti kerugian yang terjadi sebagai akibat dari
kesalahan dalam ukuran dimensi. Apabila diperlukan gambar tambahan, Kontraktor
harus mengajukan gambar-gambar tambahan tersebut dengan menggunakan satuan
ukuran dalam meter untuk diperiksa oleh MK/Pengawas sebelum pekerjaan dapat
dilaksanakan di lapangan. Apabila dimensi yang diajukan tidak sesuai dengan ukuran
standard yang telah ditetapkan, maka dapat diganti dengan standard lain yang sesuai dan
yang telah disetujui oleh MK/Pengawas. Tidak ada pembayaran tambahan yang dapat
diberikan untuk perubahan dimensi dengan alasan tersebut diatas tanpa ada persetujuan
khusus dari MK/Pengawas.
1.9. Pemberitahuan Tentang Kegiatan Operasi yang Penting
Kontraktor harus mengajukan pemberitahuan secara tertulis dan lengkap tentang akan
adanya kegiatan operasi yang penting kepada MK/Pengawas dalam jangka waktu yang
cukup sebelum operasi tersebut dapat dilaksanakan untuk memberi kesempatan kepada
MK/Pengawas untuk mengaturnya karena mungkin MK/Pengawas memandang perlu
melakukan inspeksi atau untuk maksud-maksud yang lain. Kontraktor dilarang melakukan
kegiatan operasi yang penting tersebut tanpa adanya persetujuan tertulis dari
MK/Pengawas.
kabel dan saluran tersebut, jika sistim-sistim tersebut memang ada, harus dilakukan
sebelum dan selama pekerjaan berlangsung, dan akan diberitahukan oleh Balai Prasarana
Permukiman Wilayah Sumatera Utara atau MK/Pengawas dengan kerja sama dengan
lembaga-lembaga yang berwenang. Dalam hal ini, Kontraktor harus mengikuti semua
instruksi yang diberikan oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sumatera Utara,
MK/Pengawas, instansi atau badan yang berwenang. Kontraktor harus menjaga,
menyediakan, menunjang semua usaha yang perlu untuk menjamin agar jaringan utilitas
yang ada tidak terganggu selama pekerjaan berlangsung. Jika terjadi kerusakan terhadap
jaringan dimaksud atau bagian daripadanya sebagai akibat dari kegiatan Kontraktor atau
seseorang yang ditunjuk oleh Kontraktor untuk melakukan pekerjaan ini, maka
Kontraktor harus bertanggung jawab sepenuhnya untuk segera memperbaiki kerusakan
yang terjadi oleh seseorang yang memang ahli dibidang tersebut dan disetujui oleh
MK/Pengawas untuk memperbaikinya, dibawah supervisi MK/Pengawas. Semua biaya
yang timbul untuk memperbaiki kerusakan jaringan utilitas (perpipaan dan kabel-kabel)
yang merupakan milik Pemda Kabupaten Tobasa di lapangan maupun milik orang lain
yang melintasi lapangan, termasuk biaya-biaya yang timbul dipihak-pihak lain tersebut
diatas sebagai akibat kerugian yang timbul karena rusaknya jaringan tersebut harus
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
c. Menyingkirkan Rintangan
Kegiatan menyingkirkan rintangan besar yang tidak didiuga yang diketemukan oleh
Kontraktor di bawah tanah tidak termasuk dalam Kontrak ini dan harus dirundingkan
kembali oleh Kontraktor (atau perusahaan lain) dengan Balai Prasarana Permukiman
Wilayah Sumatera Utara. Dalam hal ini Kontraktor harus mengikuti instruksi yang
diberikan oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sumatera Utara atau MK/Pengawas.
d. Izin
Izin untuk menyingkirkan rintangan yang ada seperti yang diuraikan dalam pasal tersebut
diatas harus disampaikan secara tertulis oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah
Sumatera Utara (atau MK/Pengawas) dan harus menjadi tanggung jawabnya.
Izin untuk menyingkirkan rintangan tersebut harus diberikan sesuai dengan jadwal waktu
yang disepakati oleh Kontraktor. Usaha menyingkirkan rintangan tersebut tidak dapat
dilaksanakan sebelum kawasan tempat rintangan tersebut berada dilengkapi dengan
struktur-struktur sementara dan/atau rambu-rambu peringatan yang sesuai yang telah
disetujui oleh MK/Pengawas.
e. Perlindungan Terhadap Sesuatu Obyek
Kontraktor tidak boleh membongkar atau memindahkan suatu obyek tertentu baik yang
ditunjukkan maupun yang tidak ditunjukkan dalam gambar, kecuali ada perintah khusus
dari MK/Pengawas. Kontraktor harus menjaga dan memelihara agar obyek-obyek yang
berada di dalam atau di sekitar lokasi proyek tidak rusak. Setiap harta (obyek yang
berharga) yang ada yang terletak di kawasan proyek harus dilindungi agar tidak rusak
terhadap gangguan yang timbul. Jika sampai terjadi kerusakan, maka kerusakan tersebut
harus diperbaiki kembali oleh Kontraktor sehingga mencapai kondisi seperti keadaan
semula.
terpelihara dengan baik, secara mekanis berfungsi dengan sempurna dan sesuai untuk
proyek ini sehingga Kontraktor dapat melaksanakan tugasnya dengan aman, dalam waktu
yang tepat dan efisien sesuai dengan persyaratan dalam kontrak. Peralatan yang
disebutkan dalam Daftar Peralatan yang disampaikan oleh Kontraktor dalam
penawarannya merupakan jumlah peralatan minimum yang Kontraktor sendiri setuju
untuk mengadakan dan menggunakannya, kecuali ditetapkan lain oleh MK/Pengawas.
Dengan adanya daftar tersebut tidak berarti bahwa Balai Prasarana Permukiman Wilayah
Sumatera Utara mengakui jumlah peralatan tersebut mencukupi untuk melaksanakan
pekerjaan ini.
b. Penggantian Peralatan dan Perlengkapan
Kontraktor harus selalu dan segera melaporkan kepada MK/Pengawas secara tertulis jika
terjadi cacat, kerusakan atau hal-hal lain yang mungkin menyebabkan peralatan tersebut
tidak dapat berfungsi sesuai dengan kapasitas kerjanya. Kontraktor dalam hal tersebut
diatas harus membicarakannya dengan MK/Pengawas dan bersama dengan
MK/Pengawas meninjau kembali program kerja untuk pekerjaan ini, dan jika perlu
membicarakan penggantian peralatan yang tidak berfungsi sesuai rencana.
MK/Pengawas dalam kondisi seperti tersebut di atas dapat memerintahkan agar
peralatan dan/atau perlengkapan tersebut disingkirkan dan diganti sesuai dengan
ketentuan dalam Syarat-syarat Kontrak.
c. Penambahan Peralatan Dan Perlengkapan
Kontraktor harus segera mengatur tambahan peralatan yang perlu agar dapat
menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
untuk menyelesaikan pekerjaan ini, sesuai dengan Dokumen Kontrak.
d. Biaya Penambahan dan atau Penggantian Peralatan
Dengan mendasarkan kepada pasal penambahan dan / atau penggantian peralatan
dan/atau perlengkapan, jika Kontraktor diminta untuk mengganti peralatan dan / atau
perlengkapan kerjanya atau untuk menambah Peralatan dan / atau perlengkapan yang
perlu, maka penambahan biaya tersebut dapat dilaksanakan dengan usulan
MK/Pengawas yang telah disetujui terlebih dahulu oleh Balai Prasarana Permukiman
Wilayah Sumatera Utara.
2. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan pembangunan Pasar Balige dengan ukuran sesuai dengan yang tertera pada
dokumen gambar dan meliputi pekerjaan Arsitektur, Struktur dan MEP yang dilaksanakan
secara simultan.
3. KONDISI LAPANGAN
Data hydrografi termasuk peil banjir dapat diberikan oleh Balai Prasarana Permukiman
Wilayah Sumatera Utara atau MK/Pengawas apabila dikehendaki.
harus menyerahkan kepada MK/Pengawas untuk disetujui nama- nama pemasok dan
produsennya termasuk negara asal barang, spesifikasi yang diterbitkan oleh produsen,
mutu barang, berat, kekuatan, dan keterangan-keterangan lainnya tentang bahan
maupun peralatan yang akan dipesan tersebut. Kontraktor harus menyerahkan satu
salinan dari setiap surat pemesanan yang diterbitkan dan salinan tersebut akan selalu
disimpan oleh MK/Pengawas. Tidak boleh ada barang/bahan yang dipesan atau
diperoleh oleh Kontraktor dari sesuatu perusahaan yang belum disetujui secara tertulis
oleh MK/Pengawas.
4.2. Standard
a. Standard Umum
Yang diambil sebagai pedoman adalah terbitan terakhir dari standard-standard di
bawah ini :
- Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI) 1983.
- Standar Industri Indonesia (SII).
- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) 1961.
- Peraturan tentang Penanggulangan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung di
Indonesia.
- American National Standard Institute (ANSI)
- American Society for Testing and Material (ASTM)
- Marble Institute of America (MIA)
b. Standard Spesifikasi
Jika tidak dinyatakan secara khusus, semua standard material dan mutu kerja harus
berdasarkan pada Standar Nasional Indonesia yang berlaku, yang dijadikan pedoman
dalam penulisan spesifikasi ini, atau berdasarkan Standard maupun manual lainnya yang
sesuai untuk diterapkan dalam pekerjaan ini. Standard dan Manual yang dianggap
menentukan adalah standard yang berlaku dalam waktu 30 hari sebelum kontrak ditanda
tangani. Apabila ada standard atau manual selain dari Standard Nasional maka standard
ini dapat diusulkan untuk mendapat persetujuan dari MK/Pengawas.
c. Standard Di Lapangan
Kontraktor harus memiliki dan menyediakan di lapangan paling tidak 1 copy Standard
maupun Manual yang digunakan dan menjadi referensi Spesifikasi ini dan/atau standard
Nasional atau standard lain yang telah disetujui, dan sebagai tambahan, juga harus
disiapkan di lapangan Standard dan Manual tentang peralatan dan material yang
digunakan atau mutu kerja yang harus dicapai dalam pekerjaan ini. Standard ini harus
selalu tersedia untuk sewaktu-waktu diperiksa oleh MK/Pengawas.
d. Hal-hal yang Tidak Tercakup Dalam Standard
Semua bahan, peralatan dan mutu kerja yang tidak dinyatakan dalam standard atau
manual, harus memiliki pembuktian dari balai penelitian yang diakui sedemikian rupa
sehingga dapat dikatakan bermutu tinggi. MK/Pengawas akan menilai apakah material
atau peralatan yang akan dipakai telah sesuai untuk proyek ini dan keputusan
MK/Pengawas adalah mutlak dan harus dipatuhi. Keterlambatan penyelesaian pekerjaan
yang merupakan akibat dari kegagalan berfungsinya suatu peralatan tidak membebaskan
Kontraktor dari tanggung jawabnya untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal waktu
yang telah ditetapkan. Semua peralatan harus selalu berada dalam kondisi baik dan
dapat berfungsi. Jika menurut MK/Pengawas ada peralatan atau bagian peralatan yang
rusak, tidak dapat berfungsi dengan baik, dan menurut pendapat MK/Pengawas tidak
I-6
SPESIFIKASI TEKNIK
dapat diperbaiki, maka Kontraktor harus menggantinya dengan segera dengan peralatan
yang baru setelah diterimanya perintah secara tertulis dari MK/Pengawas.
e. Penggantian
Jika Kontraktor mengajukan penggantian material, peralatan atau cara konstruksi yang
berbeda dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam spesifikasi, maka mutu material,
peralatan atau cara konstruksi pengganti tersebut harus mempunyai mutu yang setara
dengan yang tercantum dalam spesifikasi. Beban biaya dalam memberikan informasi
yang diperlukan untuk dapat mengajukan usul penggantian material, peralatan atau cara
konstruksi tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor. Material atau peralatan yang
diusulkan sebagai pengganti harus memenuhi semua persyaratan perencanaan, kriteria
desain dan ketentuan-ketentuan lain yang berlaku. Kontraktor perlu memperhatikan
pertimbangan-pertimbangan minimal seperti di bawah ini yang akan dijadikan bahan
pertimbangan MK/Pengawas sebelum menyetujui penggantian material, peralatan atau
bagian peralatan, maupun cara konstruksinya:
1) Harus memenuhi kriteria standard kriteria disain, konsep-konsep perencanaan dan
penampilannya.
2) Dimensi fisik yang diperlukan untuk memenuhi ukuran seperti yang tercantum
dalam gambar.
3) Dapat ditukarnya komponen dan suku cadang.
4) Kemudahan dalam pemeliharaan dan kemungkinan penggantiannya.
5) Kecocokan dengan bahan dan komponen yang lain dan pemasangannya.
6) Sesuai dengan persyaratan test yang ditetapkan.
7) Sesuai dengan jaminan yang ditetapkan.
Peralatan yang dirancang berdasarkan standard Indonesia yang diakui dan memenuhi
kriteria desain maupun persyaratan penampilan yang telah ditetapkan disini dapat
diterima. Tanggung jawab untuk membuktikan bahwa standard tersebut memang setara
adalah tanggung jawab Kontraktor. Diterimanya usul penggantian material tersebut tidak
membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya berdasarkan kontrak ini, termasuk
semua jaminan yang terkandung di dalamnya.
4.3. Pemasokan, Pengiriman dan Pemasangan Komponen Siap Pakai
a. Umum
Pemasokan, pengiriman dan pemasangan barang-barang, yang tidak difabrikasi di
lapangan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Proyek (komponen-
komponen siap pasang) harus dikerjakan sesuai dengan Spesifikasi ini dan ketentuan-
ketentuan atau standard- standard lain yang diterbitkan oleh produsen dan sesuai untuk
digunakan dalam proyek.
b. Pemasokan dan Pengiriman
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperoleh ijin import, pembelian, fabrikasi,
inspeksi, asuransi dan transportasi ke lapangan tepat pada waktunya. Kontraktor harus juga
mengajukan proposal dari produsen komponen- komponen siap pasang yang telah
dipilihnya kepada MK/Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya, 1 bulan sebelum
melakukan pemesanan. Dokumen-dokumen asli, termasuk jaminan keawetan dan
operasinya, pemeliharaan dan manual operasi setelah peralatan tersebut selesai dipasang
di tempat yang telah ditentukan, harus diserahkan kepada Balai Prasarana Permukiman
Wilayah Sumatera Utara sebagai arsip dan referensi. Pengepakan, "crating", pemberian
tanda-tanda dan pengamanan lainnya harus dilakukan secara profesional untuk mencegah
terjadinya kerusakan atau kehilangan selama transportasi komponen- komponen tersebut
ke lapangan.
I-7
SPESIFIKASI TEKNIK
7.2. Lokasi, Tata Letak dan Perencanaan Jalan Sementara serta Fasilitas Lainnya
Dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, namun tidak lebih dari satu bulan setelah
pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menyerahkan gambar detail,
spesifikasi, dan semua data terinci mengenai lokasi, tata letak dan konstruksi struktur
bangunan, konstruksi jalan, jaringan utilitas, dan perlengkapan lainnya, termasuk segala
sesuatu perlengkapan yang memang harus disediakan, dipasang dan dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan dalam pasal ini untuk mendapat persetujuan dari MK/Pengawas
sebelum material tersebut dipesan atau pekerjaannya dilaksanakan.
penunjang yang diperlukannya (termasuk peralatan, mesin-mesin, jalan masuk dll) yang
memang diperlukan Kontraktor, personel-personelnya, atau MK/Pengawas, baik secara
langsung maupun tidak langsung yang berhubungan dengan kegiatan konstruksi,
pemeliharaan dan perbaikan pekerjaan ini, dengan konsultasi bersama MK/Pengawas.
Kontraktor diperbolehkan juga menggunakan sebagian dari kawasannya untuk
mendirikan fasilitas pengecoran komponen beton pra- cetak termasuk fasilitas "batching
plant"-nya.
7.5. Lampu Penerangan Sementara, Penjagaan, Pagar dan Rambu-Rambu Lainnya
Dalam kaitannya dengan pekerjaan ini, Kontraktor harus menyediakan dan memelihara
atas tanggungan biayanya sendiri semua fasilitas penerangan, penjaga keamanan, pagar
dan MK/Pengawasan lainnya dimana dan jika memang diperlukan atau diminta oleh
MK/Pengawas atau oleh lembaga resmi yang berwenang dalam masalah tersebut untuk
melindungi proyek ini atau demi keamanan dan keselamatan masyarakat atau pihak
ketiga lainnya. Kontraktor harus menyediakan fasilitas sementara seperti yang
disebutkan dalam Sub Bab ini, dan pekerjaan sementara ini harus dianggap sebagai
bagian dari fasilitas Kontraktor di lapangan.
a. Lampu Penerangan dan Pagar
Kontraktor harus melindungi lokasi proyek ini dengan lampu penerangan sementara,
pagar dan rambu-rambu keamanan sedemikian rupa sehingga menurut pendapat
MK/Pengawas cukup memuaskan.
b. Rambu-rambu Lalu Lintas
Rambu-rambu lalu lintas harus dipasang ditempat-tempat yang telah ditentukan oleh
MK/Pengawas. Bentuk dan cara pemasangan rambu-rambu lalu lintas harus sesuai
dengan ketentuan dan standard yang berlaku untuk lalu lintas di Indonesia. Pondasi
beton untuk rambu-rambu lalu lintas termasuk dalam lingkup pengadaan ini. Semua
rambu- rambu lalu lintas harus dipasang dengan tegak dan rapi sesuai ketentuan yang
berlaku.
8.2. Furniture, Perlengkapan dan Peralatan Yang Perlu Untuk Kantor MK/Pengawas
Kantor lapangan dan/atau semua tambahannya harus diserahkan menjadi milik Pemberi
Tugas.
I-12
SPESIFIKASI TEKNIK
9.2. Inspeksi
Kontraktor harus selalu mengawasi dan melakukan inspeksi sejak muatan beban mulai
dibongkar. Jika menurut pendapat Kontraktor ada bagian-bagian yang kurang sempurna
atau rusak maka Kontraktor harus segera memberi tahu MK/Pengawas. MK/Pengawas
harus memutuskan bahwa komponen tersebut harus diperbaiki atau tidak. Jika ternyata
kerusakan tersebut tidak dapat diperbaiki kembali , maka Kontraktor harus
mengambil langkah-langkah yang perlu untuk menggantinya dengan biaya dari
Kontraktor sepenuhnya. Tidak akan ada perpanjangan waktu yang akan diberikan untuk
penggantian komponen-komponen ini, kecuali telah disetujui oleh MK/Pengawas secara
tertulis. Kontraktor harus mengikuti instruksi yang diberikan oleh Direksi/ MK/Pengawas.
I-13
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT RI
D I RE KTO R A T J E N DE RA L C I PT A KARYA
PUSAT PENGEMBANGAN SARANA PRASARANAPENDIDIKAN OLAHRAGA DAN PASAR
PEMBANGUNAN REVITALISASI
PASAR BALERONG - BALIGE
KABUPATEN TOBA PROVINSI
SUMATERA UTARA
BAB II
SPESIFIKASI TEKNIK
PEKERJAAN ARSITEKTUR
Spesifikasi Teknik
BAB II
PEKERJAAN ARSITEKTUR
b. Standar/Undang-Undang (Codes)
Standar undang-undang memenuhi persyaratan standar sebagai
berikut :
- PBI 1971, NI2 dari beton berkualitas maksimal K-350
- SNI 2002 : Standar Nasional Indonesia 2002
- Standar-standar yang relevan seperti diuraikan dalam Spesifikasi Teknis Pekerjaan Struktur
Beton
c. Gambar-Gambar Kerja
Kontraktor harus menyediakan gambar-gambar kerja yang dibuat dengan tepat dibawah
supervisi dari Direksi Pengawas yang berkualifikasi yang memungkinkan detail-detail yang
lengkap dari :
1) Pembesian dalam semua beton elemen pendukung arsitektur lainnya.
2) Angkur, ikatan-ikatan antara pekerjaan beton lainnya dengan pekerjaan beton structural.
3) Posisi dalam pekerjaan pasangan (batu).
4) Lokasi dari sambungan-sambungan konstruksi.
10.2. Produk
a. Material
Semen : SNI 15-2049-1994-Semen Portland
Semen kantungan (bagged cement): jangan menggunakan semen kantung lebih dari 6 bulan
usianya dan harus dijamin oleh supplier dengan jaminan tertulis.
10.3. Pelaksanaan
a. Pengadukan Di Lapangan
Aduklah beton dalam alat yang disetujui yang ditempatkan di tapak
pekerjaan, dibatasi jumlah adukan pada tiap satu kali gilingan untuk
II-1
Spesifikasi Teknik
b. Pembesian Umum
Standar : PBI yang dapat dipakai pemotongan (splicing) : seperti di atas. Penutup
beton : tidak kurang dari 25 mm dari permukaan besi tulangan.
c. Pemasangan Pembesian
1) Persyaratan : Buatlah pembesian tulangan terhadap geseran dengan mengikat pada
perpotongannya dengan ikatan kawat besi yang kuat tidak lebih kecil dari diameter 1,25
mm atau penjepit yang disetujui. Bengkokan ujung kawat menjauhi dari permukaan
bekisting yang didekatnya.
2) Balok pengikat dan balok praktis (practical and bracing beams) : Ikatkan pengikat pada
batang besi di setiap sudut atau ikatan. Pasanglah batang besi longitudinal lainnya pada
ikatan yang tidak lebih dari 600 mm intervalnya (pekerjaan pendukung pasangan batang).
3) Tiang atau kolom praktis : perkuatlah pembesian longitudinal kolom pada semua ikatan
pada setiap perpotongan.
Catatan Pengecoran : Simpanlah di tapak dan dapat diperiksa buku harian yang mencatat
setiap pencoran beton termasuk :
- Tanggal
- Porsi pekerjaan
- Sumber dan kekuatan beton yang dispesifikasikan
- Pengukuran slump
- Volume pengecoran
- Persyaratan-persyaratan lain dari Direksi/MK/Pengawas
e. Pematangan
1) Umum : Melindungi beton yang baru dari pengeringan yang terlalu dini dan dari
temperature yang dingin atau panas yang berlebihan. Jagalah beton pada temperature
sekonstan mungkin dengan kehilangan kelembaban seminimum
II-2
Spesifikasi Teknik
2) Tanggung jawab tunggal untuk material adukan: Menyediakan bahan-bahan dari kualitas
yang uniform, termasuk warna untuk pasangan batu terbuka, dari satu pabrikan untuk
setiap komponen yang mengandung semen dan dari satu sumber dan produsen untuk setiap
agregat.
3) Test prakonstruksi untuk setiap unitnya dengan metode yang ditetapkan sebagai berikut :
− Batu bata: Ujilah setiap tipe dan tingkat bata per SII 0021-78 apabila dipandang perlu oleh
Direksi/MK/Pengawas.
− Test adukan: Ujilah setiap tipe adukan per SNI-15-3758-1995-Semen aduk pasangan.
c. Ajuan
1) Data produk : ajukan data produk dari pabrikan untuk setiap tipe unit pasangan, kelengkapan
dari produk yang dihasilkan lainnya, termasuk sertifikasi setiap tipe yang memenuhi
persyaratan yang dispesifikasikan.
II-3
Spesifikasi Teknik
11.2. Produk
a. Bata Ringan
1) Umum : Bata harus dipress secara manual atau oleh mesin dengan penekanan (pressure)
yang sama dengan memenuhi standard dan persyaratan
II-4
Spesifikasi Teknik
lain yang diindikasikan/dinyatakan dibawah untuk setiap bentuk bata yang disyaratkan.
▪ Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI-1982/NI-3).
▪ Standard Industri Indonesia (SII)-0021-78
▪ Ukuran : Menyediakan bata yang diproduksi dengan dimensi nyata sebagai berikut :
Modul Standard :
- Bata Ringan (PRIMACON/Ziegel) 7,5 x 200 x 600
▪ Semua bata yang akan digunakan pada daerah tahan api harus dilengkapi dengan sertifikat
tahan api yang disyaratkan seperti dinyatakan pada gambar kompartemen kebakaran.
b. Material Adukan (Mortar) dan Grout
Semen Portland : SNI 15-2049-1994 atau Type I/PBI/PUBI-1982. Menyediakan warna
natural/alamiah atau semen putih seperti disyaratkan untuk menghasilkan warna adukan
yang disyaratkan.
c. Campuran Adukan Dan Grout (Mortar And Grout Mixes)
1) Umum : Jangan menambah bahan campuran tambahan termasuk pigmen pewarna, bahan-
bahan anti udara (air-entraining agents), akselerator, penghambat, bahan-bahan
penolak/anti air, bahan tambahan lain dan atau, kecuali dinyatakan lain.
2) Pencampuran/Pengadukan (Mixing) : Campur dan aduk dengan rata material- material yang
mengandung semen, air dan agregat dalam pengaduk mekanis (mollen), yang memenuhi
standard SNI yang direferensikan untuk waktu pengadukan dan kadar air.
11.3. Pelaksanaan
a. Pemasangan, Umum
1) Gunakan metode pembasahan yang menjamin setiap unit pasangan bata ringan hampir
terjenuhi tetapi permukaannya kering pada saat ditempatkan.
2) Pembersihan Tulangan : Sebelum penempatan, buanglah karat-karat, kotoran dan lapisan-
lapisan lainnya dari tulangan.
3) Ketebalan : Buatlah dinding "single-sythe" (jika ada) dengan ketebatan sebenarnya dari unit
pasangan batu bata dengan menggunakan unit dari ketebalan nominal yang diindikasikan.
4) Buatlah bukaan untuk peralatan yang akan dipasang sebelum penyelesaian pekerjaan
pasangan. Setelah pemasangan peralatan, lengkapi pekerjaan pasangan untuk
menyelesaikannya segera pembukaan tersebut.
5) Potonglah unit pasangan dengan menggunakan gergaji mesin untuk menghasilkan sisi- sisi
ujung yang rata, tajam dan bersih. Potonglah unit-unit seperti yang disyaratkan untuk
menghasilkan pola yang kontinu dan untuk menyesuaikan dengan pekerjaan sekitarnya.
Gunakan unit berukuran penuh tanpa pemotongan jika mungkin.
b. Perletakan Dinding Pasangan Batu
1) Rencanakan perletakan dinding segera untuk pembuatan spasi yang akurat dari pola ikat
permukaan dengan lebar sambung yang uniform dan penempatan
bukaan yang tepat, sambungan tipe pergerakan, belokan dan pengakhirannya. Hindarkan
penggunaan unit-unit yang kurang dari setengah pada sudut-sudut, jamb dan tempat
manapun yang memungkinkan.
2) Buatlah dinding untuk memenuhi toleransi konstruksi yang dispesifikasikan, dengan bagian-
bagian yang diberi jarak dengan akurat dan dikoordinasikan dengan pekerjaan lain.
II-5
Spesifikasi Teknik
12.2. Produk
a. Lapisan Penutup Lantai Beton Heavy Duty yang Nonmetalik
1) Menyediakan bahan yang merupakan campuran partikel-partikel hancuran agregat keras
yang non metalik, portland semen dan bahan aditive yang bersifat meningkatkan daya kerja.
Formulasikan, proses dan paketkan campuran bahan tersebut dibawah kontrol/pengawasan
kwalitas yang ketat pada pabrik yang terkontrol.
2) Sediakan bahan yang akan menghasilkan lapisan penutup lantai beton dengan
kekuatan tekan 70 N/mm2 dan kekerasan 7 skala Mohs.
3) Dosis aplikasi minimal 5 kg/m2 untuk semua area Kios dan Lapak.
4) Produk-produk yang dapat dipakai : Nitrofloor
Hardtop (Fosroc), SIKA HITCHIN / GRACE
5) Produk yang dipilih harus bisa menyesuaikan dengan color finish floor hardener yang dipilih
oleh Direksi/MK/Pengawas dan Perencana.
II-6
Spesifikasi Teknik
12.3. Pelaksanaan
a. Pengecoran Beton
Beton harus dicor dan dipadatkan sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam
spesifikasi teknis pekerjaan beton structural. Dalam pelaksanaan harus diusahakan untuk
mendapatkan profil permukaan akhir yang akurat, tiap sisi dan sudut perlu mendapatkan
perhatian khusus agar bisa dicapai kepadatan maksimal.
b. Persiapan Permukaan
Aplikasikan bahan floor hardener pada saat permukaan beton mulai mengering, dengan
perkiraan bila permukaan beton diinjak dengan kaki ringan meninggalkan bekas sedalam
kurang lebih 3 mm. Air yang keluar dari adukan beton harus diuapkan.
c. Finish Akhir
Penyelesaian finish akhir permukaan bisa dilakukan pada saat beton mulai mengeras dengan
menggunakan alat mekanis (power driven trowels), teruskan penghalusan hingga
menghasilkan permukaan finish yang tidak mengandung tanda- tanda penghalusan, uniform
dalam tekstur.
d. Perawatan
Gunakan bahan membrane curing concrete atau bahan lain yang setara.
e. Perlindungan
Lindungi beton dari kerusakan hingga penerimaan pekerjaan. Bersihkan dan cucilah
permukaan dari noda, pemudaran warna, kotoran dan bahan asing lainnya sebelum inspeksi
terakhir.
b. Penanganan Bahan
Untuk penyimpanan semen (Portland Cement) atau bahan adukan instan harus pada ruang
berventilasi baik, kering dan tidak terkena cuaca tanah.
13.2. Bahan
a. Bahan Dasar
1) Pasir
▪ Pasir yang akan digunakan adalah pasir yang bersih, tidak mengandung tanah liat, lumpur
dan kotoran-kotoran lainnya.
▪ Mempunyai bentuk yang sama besarnya/merata. Pasir harus dicuci sebelum dipakai kalau
dianggap kotor. Untuk pekerjaan plesteran dinding-dinding yang membutuhkan ketelitian
dan kerapihan pekerjaan, maka pasir tersebut harus disaring sebelum digunakan .
2) Portland Cement (PC)
Untuk semua pekerjaan plesteran dipakai perekat Portland Cement (PC) setara
ex–Tiga Roda.
II-7
Spesifikasi Teknik
d. Pemasangan Plesteran
1) Pada permukaan beton (kolom, balok, dinding) yang akan diplester harus dibuat kasar,
sedangkan untuk permukaan dinding bata atau bata ringan, adukan pasangan sebelumnya
harus dikerok sedalam 1 cm untuk memberikan pegangan pada plesteran.
2) Pekerjaan plesteran harus rapih menurut bentuk dan ukuran didalam gambar.
3) Pekerjaan harus lurus, datar, tidak bergelombang, tajam pada bagian-bagian sudut- sudut,
tidak keropos, tidak retak-retak.
4) Singkirkan sisa-sisa plesteran yang mungkin masuk kedalam lobang sparing yang disiapkan
untuk pekerjaan listrik.
5) Apabila plesteran tidak menunjukkan hasil seperti diatas, maka bagian tersebut harus
dibongkar untuk diperbaiki. Hal ini menjadi tanggung jawab kontraktor.
6) Dalam hal plesteran berpotongan dengan bahan lain (seperti kusen pintu/jendela, rangka
besi dan sebagainya), maka garis perpotongan tersebut harus diselesaikan dengan vee-
groove (naad, alur) untuk menyamarkan retak pengeringan yang mungkin terjadi.
7) Untuk penggunaan adukan plester instan untuk dinding plester dalam (interior) mengikuti
langkah dan tahapan berikut :
▪ Pasang lapisan dasar (scratch/base coat) dengan ketebalan minimal 10 mm. Kemudian
finish coat ditambahkan di atasnya, minimal 5 mm.
II-8
Spesifikasi Teknik
▪ Aplikasikan lapisan dasar pertama, dengan bahan - bahan secukupnya dan tekan untuk
menjamin adanya ikatan dengan bidang kerja/dasar.
▪ Lapisan dasar yang telah kering harus dibasahi lebih dahulu sebelum menerima lapisan
akhir. Dengan air sesuai dengan yang diperlukan untuk mendapatkan penyerapan yang
merata.
a.1. Pasang lapisan dasar (scratch/base coat) setebal minimal 10 mm, Kemudian ditambahkan
5 mm untuk lapisan berikutnya guna menerima pasangan finishing tile. Kerjakan 20 mm
kemudian 10 mm untuk setting bed lantai.
a.2. Aplikasi lapisan dasar dengan bahan yang cukup dan tekan untuk menjamin adanya ikatan
degan bahan dasar/bidang kerja. Lapisan dasar harus rata. Setelah lapisan dasar setengah
mengering, baru kemudian dilakukan pengerjaan lapisan berikutnya sambil menempelkan
bahan finishing tile.
b. Thin set methode :
b.1. Pasangkan lapisan dasar (scratch/base coat) setebal max. 10 mm. Kemudian finish coat
ditambahkan diatasnya setebal max. 5 mm.
b.2. Aplikasikan lapisan dasar dengan bahan yang cukup dan tekan untuk menjamin adanya
ikatan dengan dasar/bidang kerja.
b.3. Lapisan dasar yang telah kering harus dibasahi terlebih dahulu untuk menerima lapisan
akhir. Kerjakan lapisan akhir dengan permukaan yang cukup rata untuk menerima bahan
perekat finishing.
e. Pemasangan Screed
1) Pasangan screed digunakan untuk pelindung waterproofing dan leveling lantai, dengan
ketebalan minimum 2 cm. Harus diperhatikan kemiringan permukaan untuk menyesuaikan
dengan elevasi finishing yang direncanakan.
2) Gunakan jenis adukan seperti yang dijelaskan pada spesifikasi komposisi adukan
pasangan dan plesteran.
f. Perlindungan Setelah Pemasangan
Hasil pekerjaan harus dilindungi dari jamahan orang atau benturan keras. Bila terjadi
kerusakan, maka perbaikan menjadi beban Kontraktor. Perbaikan tidak boleh mengurangi
mutu pekerjaan. Saat melaksanakan pekerjaaan, bagian-bagian pekerjaan lain yang tidak
boleh terkena plester harus dilindungi.
II-10
Spesifikasi Teknik
2) Contoh bahan produk aluminium harus diuji di laboratorium yang ditunjuk MK/Pengawas
atau harus dilengkapi dengan data-data pengujian dan sertifikat dari pabrik pembuatnya.
Data-data ini harus meliputi pengujian untuk:
▪ Ketebalan lapisan,
▪ Keseragaman warna,
▪ Berat,
▪ Karat,
▪ Ketahanan terhadap air dan angin minimal 100kg/m2 untuk masing-masing tipe.
▪ Ketahanan terhadap udara minimal 15m3/jam,
▪ Ketahanan terhadap tekanan air minimal 15kg/m2.
b. Spesifikasi Teknis
1) Dimensi : 3” x 1 ¾” / 4” x 1 ¾“ (untuk kusen pintu dan
jendela bukan curtain wall)
2) Tebal profil aluminium : 1.2 mm (minimal)
3) Ultimate strength : 28.000 pci
4) Yield strength : 22.000 pci
5) Shear strength : 17.000 pci
6) Finishing pelapis luar permukaan aluminium adalah powder coating dengan ketebalan
minimal 50 mikron di seluruh permukaan aluminium dengan warna sesuai persetujuan
Perencana Arsitektur.
c. Biaya Pengadaan Contoh Bahan Menjadi Tanggung Jawab Kontraktor
d. Gambar Detail Pelaksanaan
1) Gambar detail pelaksanaan yang harus meliputi detail-detail, pemasangan rangka dan
bingkai, pengencangan dan sistem pengukuran seluruh pekerjaan, harus disiapkan oleh
Kontraktor dan diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui sebelum pelaksanaan
pekerjaan.
2) Semua dimensi harus diukur dilokasi pekerjaan dan di tunjukkan dalam Gambar Detail
Pelaksanaan.
3) Kontraktor bertanggung jawab atas setiap perbedaan dimensi dan akhir penyetelan semua
pekerjaan lain yang diperlukan untuk menyempurnakan pekerjaan yang tercakup dalam
Spesifikasi Teknis ini, sehingga sesuai dengan ketentuan Gambar Kerja.
e. Pengiriman dan Penyimpanan
1) Pekerjaan aluminium dan kelengkapan harus diadakan sesuai ketentuan Gambar Kerja,
bebas dari bentuk puntiran, lekukan dan cacat.
2) Segera setelah didatangkan, pekerjaan aluminium dan kelengkapan harus ditumpuk dengan
baik ditempat yang bersih dan kering dan dilindungi terhadap kerusakan dan gesekan, sebelum
dan setelah pemasangan.
3) Semua bagian harus dijaga tetap bersih dan bebas dari ceceran adukan, plesteran, cat dan
lainnya.
f. Garansi
Kontraktor harus memberikan kepada Pemilik Proyek, garansi tertulis yang meliputi
kesempurnaan pemasangan, pengoperasian dan kondisi semua pintu, jendela dan lainnya
seperti ditunjukkan dalam spesifikasi ini untuk periode selama 1 tahun setelah pekerjaan yang
II-11
Spesifikasi Teknik
d. Pengajuan
1) Gambar Kerja
Kontraktor harus mengajukan gambar kerja (shop drawing) untuk setiap tipe jendela
termasuk informasi yang tidak dirinci benar dalam data produk standard dari pabrikan,
termasuk pula meliputi gambar berikut ini:
1) Tampak (Elevation) dari pekerjaan yang menerus/kontinu pada skal 1:10.
2) Tampak unit tipikal pada skala 1:5
3) Detail potongan berukuran sebenarnya dari setiap bagian komposit yang tipikal.
i. Angkur
ii. Hardware
iii. Pengoperasian/Pergerakan (Operations)
iv. Assesori
v. Detail pemasangan kaca (Glazing Details).
e. Data Produk
Kontraktor harus mengajukan pula spesifikasi produk pabrikan, data teknik produk, detail
standard dan rekomendasinya untuk tipe-tipe unit jendela arsitektur yang disyaratkan.
Termasuk informasi berikut :
II-14
Spesifikasi Teknik
1) Metode Fabrikasi
2) Finishing
3) Hardware
4) Assesori
5) Berat per "fort" tiap potongan baja untuk jendela baja.
f. Contoh Produk
Kontraktor berkewajiban pula mengajukan pasangan contoh dari finish yang dispesifikasikan
pada panjang 300 mm dari bagian jendela. Yang memperlihatkan
range ekstrim dari variasi penampilannya. Direksi/MK/Pengawas berhak untuk
mensyaratkan contoh tambahan, yang memperlihatkan teknis fabrikan dan pengerjaannya,
dan disain hardware dan asserosi.
g. Jaminan Kualitas
2) Kriteria Disain
Gambar-gambar berdasarkan pada tipe dan model khusus untuk jendela arsitektur oleh
pabrikan tunggal. Tipe yang serupa/ekuivalen oleh pabrikan lain yang didaftarkan mungkin
dapat diterima asalkan perbedaan/deviasi dalam dimensi dan profilnya kecil/minor dan
tidak mengubah material konsep desainnya atau mengurangi persyaratan performa
minimum yang dinyatakan yang diputuskan/ditentukan sepenuhnya oleh Engineer.
3) Pengetesan
Setiap tipe dan ukuran unit jendela yang disyaratkan harus ditest oleh laboratorium
pengetesan yang dikenal yang dipercaya untuk jendela aluminium, kapanpun/bilamana
diminta oleh Direksi/MK/Pengawas.
h. Keadaan/Kondisi Proyek
i. Jaminan
II-15
Spesifikasi Teknik
2) Periode Jaminan
Periode jaminan adalah 3 tahun setelah tanggal penyelesaian akhir.
15.2. Produk
a. Pabrikan
Pabrikan yang dapat digunakan : Tergantung pada pemenuhan persyaratan, produk yang
ditawarkan pabrikan yang dapat disudutkan dalam pekerjaan, harus mengikuti prosedur
tertentu (shortlisting procedure) yang dibuat oleh Direksi
Pengawas sebelum nominasi/penunjukan supplier/sub-kontraktor.
b. Material
Material untuk jendela Aluminium :
1) Aluminium Extrusion : Menyediakan campuran dan "temper" yang direkomendasikan oleh
pabrikan jendela untuk kekuatan, ketahanan terhadap korosi/karat, dan aplikasi finish yang
disyaratkan.
2) Fasteners : Sediakan aluminium, stainless steel non magnetik, adhesif epoxy, atau
material lainya yang dijamin oleh pabrikan akan non korosif dan sesuai dengan bagian-
bagian jendela, "trim", hardware, angkur dan komponen unit jendela lainnya.
a) Penulangan (reinforcement) : Ditempat sekrup fastener diangkurkan kedalam aluminium
kurang dari 3.1 mm tebalnya, perkuatlah bagian dalamnya dengan aluminium atau stainless
steel non magnetik untuk mendapatkan sekrup berulir, atau menyediakan "splined grommet
nuts" yang ditekan kedalam, dan non korosit standard.
b) Fastener yang terbuka : Jangan menggunakan fastener yang diekspos, kecuali jika tak mungkin
dihindari untuk aplikasi hardwarenya. Untuk aplikasi hardware, gunakan fastener yang cocok
(sesuai dengan finish bagiannya atau hardware dikencangkan sehingga sesuai/tepat.
3) Angkur, jepitan (clips) dan assesori jendela : Tergantung pada kekuatan dan persyaratan
penghambat korosi/karat, angkur fabrikasi, jepitan dan assesori jendela dari aluminium atau
stainless steel non magnetik. Angkur, jepitan dan assesori jendela difabrikasikan dari baja
atau besi lapis seng hot-dip yang memenuhi syarat dapat digunakan untuk pekerjaan yang
tertutup/tersembunyi. Kompresi/Tekanan tipe "Weatherstripping" : Sediakan gasket
weatherstripping dari neo prene yang dapat mengembang berbentuk (molded expanded)
yang bersifat kompresif.
4) Sealant : Untuk sealant disyaratkan dalam unit jendela yang difabrikasikan, sediakan tipe
yang direkomendasikan oleh pabrikan jendela untuk ukuran sambungan dan pergerakannya.
Sealant harus tetap elastis secara permanen, tidak menciut, dan tidak berpundak
c. Hardware
1) Umum : Kecuali jika persyaratan khusus atau yang lebih berat dinyatakan, sediakan
hardware standard pabrikan yang difabrikasikan dari aluminium, stainless steel, atau
material tahan korosi/kerat yang cocok dengan aluminium dan dari kekuatan yang cukup
untuk menghasilkan fungsi yang dimaksud.
2) Tipe-tipe Jendela : Paragraf berikut ini mendifinisikan hardware yang disyaratkan untuk
pengoperasian tipe jendela yang dinyatakan :
a) Jendela Dorong Keluar (Casement Windows) : Sediakan peralatan dan hardware
pengoperasian berikut:
▪ Peralatan Pengoperasian (Operating Device) : Gigi tersembunyi tipe rotary diletakkan
pada jamb di sillnya.
▪ Kunci : Diangkat tipe sisir (cam) penggerak grendel (latch) dan pengungkit
II-16
Spesifikasi Teknik
b) Jendela mati (Fixed Windows) adalah unit yang tidak bergerak. Kecuali untuk persediaan
khusus yang dinyatakan untuk perawatan, pembersihan dan penggantian, tidak ada
hardware atau peralatan untuk penggerak disyaratkan.
d. Finish
1) Umum : Sediakan pra-perawatan standar pabrikan dan finishing pabrik yang memenuhi
persyaratan termasuk standar yang dispesifikasikan. Lindungi finish pabrik dari kerusakan
akibat pengiriman, pemindahan dan tindakan lainnya sebelum aplikasi finish lapangan atau
sebelum waktu penyerahan akhir dimana finish pabrik merupakan finish akhir.
2) Untuk Jendela Alumunium :
Finish jendela alumunium untuk menyesuaikan komponen-komponen alumunium lainnya
dari sistem tampak berkaca proyek atau sistem dinding curtain. Lihat bagian "Dinding Tirai
dan Sistem Penutupannya" untuk persyaratan finish.
15.3. Pelaksanaan
a. Pemeriksaan
Periksalah bukaan-bukaan sebelum memulai pemasangan, ceklah bahwa bukaan
pasangan batu atau kasar telah benar dan plat sill telah benar levelnya.
1) Permukaan pasangan batu harus terlihat kering dan bebas dari adukan yang berlebihan,
pasir atau kotoran konstruksi lainnya.
2) Dinding rangka kayu harus kering, bersih, kuat dan dipaku dengan baik, bebas dari lubang
dan tanpa tonjolan pada sambungan. Yakinkan bahwa kepala paku dipukul rata dengan
permukaan bukaan dan dalam jarak 3 inci dari bukaan, jika posisinya dinyatakan berdekatan
dengan rangka jendela alumunium.
3) Permukaan logam harus kering, bersih, bebas dari minyak, kotoran, karat dan korosi dan
bebas lasan, tanpa ujung-ujung tajam atau tonjolan pada sambungan, jika posisinya
dinyatakan berdekatan dengan rangka jendela alumunium.
b. Pemasangan
1) Lihat "Dinding Tirai dan Sistem Pemasangannya" atau sistem tampak berkaca untuk
persyaratan dasar untuk pemasangan unit jendela alumunium dan baja.
2) Memenuhi rekomendasi dan spesifikasi pabrikan untuk pemasangan unit jendela, hardware,
operator, dan komponen lain dari pekerjaan ini.
3) Pasanglah unit tegak lurus, level dan benar-benar garisnya, tanpa melebihi atau merusak
rangka atau daun pintu. Sediakan pendukung dan angkur yang tepat yang dipasangkan
II-17
Spesifikasi Teknik
dengan aman.
4) Pisahkan baja lapis seng atau alumunium dan permukaan yang dapat karat dengan sumber
karat atau aksi elektrolistrik pada saat berhubungan dengan material lain dengan
menyisipkan lapisan bitumen atau material lembaran plastik dan atau memenuhi
persyaratan yang dispesifikasikan dalam paragraf.
16.1. Umum
a. Persyaratan Umum
1) Kontraktor harus menyediakan semua "hardware" pintu yang diberikan dari supplier-
supplier dan finish yang disetujui oleh Direksi/MK/Pengawas sesuai dengan kualitas yang
telah dan disetujui.
2) Kontraktor harus mengkoordinasikan dan melengkapi semua cetakan hardware kepada
pabrikan pintu sebelum semua pintu difabrikasi dan bekerja sama dengan pabrikan pintu
dan supplier hardware untuk meyakinkan pemasangan yang lengkap dan tepat.
3) Kontraktor harus bekerja sama dengan supplier hardware dan semua subkontraktor M & E
yang ditunjuk untuk menjamin pekerjaannya jika selesai memenuhi semua persyaratan
pemasangan dengan persetujuan dari pihak Direksi/MK/Pengawas.
4) Masing-masing hardware harus dibungkus dan diberi label dengan tepat dengan nomor
pintu, pasangan hardware, referensi masterkeying dan lokasi pintu.
5) Semua alat bantu pemasangan harus dipasang tersembunyi dengan benar dan dengan
II-18
Spesifikasi Teknik
penguat sekrup.
b. Pengiriman Penawaran
1) Kontraktor harus mengirimkan daftar hardware jika diminta oleh Direksi/MK/ Pengawas
yang mengidentifikasikan setiap item hardware oleh pabrikan, nomor dan referensi katalog
pabrikan.
2) Kontraktor harus mengirimkan skedul dan daftar pasangan hardware (hardware set) dan
menyusun semua sistem masterkey. Pemeriksaan skedul hardware oleh
Direksi/MK/Pengawas tidak melepaskan Kontraktor dari tanggung jawab untuk menjamin
bahwa semua masterkey telah lengkap dan bekerja dengan baik.
3) Kontraktor harus, jika diminta oleh Direksi/MK/Pengawas untuk mengirimkan contoh dari
setiap dan seluruh item hardware yang dispesifikasikan.
4) Semua contoh harus memenuhi spesifikasi.
5) Kontraktor harus mengkoordinasikan seluruh mock-up pintu dan hardware seperti
disyaratkan oleh Direksi/MK/Pengawas.
6) Semua laporan test yang berhubungan dengan skedul dan daftar pasangan hardware harus
dikirimkan untuk persetujuan Direksi/MK/Pengawas sebelum pemesanan item hardware
dan dimulainya pekerjaan hardware.
7) Semua hardware untuk pintu memiliki rating ketahanan terhadap api harus diproduksi dan
dipasang untuk memenuhi spesifikasi yang ditetapkan dalam spesifikasi untuk pintu tahan
api. Sertifikat pengetesan terhadap api yang disetujui juga harus dikirimkan.
c. Persyaratan Dan Standar
1) Semua hardware harus disetujui oleh Direksi/MK/Pengawas apakah akan dipasang pada
pintu tahan api atau tidak tahan api. Sertifikat pengetesan item-item hardware yang akan
dikirim harus memenuhi standar yang dispesifikasikan.
2) Kontraktor harus memenuhi persyaratan peraturan dan standar yang berlaku di dalam
negeri.
d. Perlindungan Terhadap Hardware
Kontraktor harus melindungi semua hardware dari kerusakan/cacat dan mengambil
tindakan perlindungan untuk mencegah pengrusakan terhadap semua pintu dan hardware.
16.2. Produk
a. Finish
1) Semua hardware harus difinish sesuai dengan permintaan/persetujuan
Direksi/MK/Pengawas.
2) Finish hardware yang dipilih oleh Direksi/MK/Pengawas harus tahan terhadap karat.
b. Penghenti Kunci
Semua penghenti kunci harus dari disain moduler dan harus memiliki
bibir/tepi dengan panjang yang cukup untuk melindungi trim dan jamb pintu.
c. Kunci dan Kunci Induk (Masterkey)
1) Semua silinder harus dilengkapi dengan kunci konstruksi, kunci individu, kunci sub-induk,
kunci induk, grand master key dan great grand master key dalam sistem yang sama,
kecuali apabila ditentukan lain.
2) Semua kunci harus terbuat dari perak nikel, datar, dapat dibalik dan seperti
disisipkan/dimasukkan dari dua arah.
II-19
Spesifikasi Teknik
3) Kunci-kunci harus memiliki blanko kunci khusus dan pelepas kunci (keyways) untuk
menyulitkan reproduksi yang tidak diotorisasikan dan harus memiliki perlindungan hak
cipta dari badan pelindung hak cipta hingga tahun 2005.
4) Produksi kunci hanya dapat dilakukan melalui permintaan dengan hak dari pemilik dan
identitas pada kunci yang diproduksi oleh mesin Glutz.
5) Semua silinder harus difinish dengan 3 kunci yang diserahkan pada Direksi Pengawas.
6) Kunci seperti silinder harus dilengkapi dengan 12 kunci.
7) Enam nomor dari setiap kunci sub-induk, kunci induk dan grand master keys harus
disediakan.
8) H. Harus diperhatikan bahwa kontraktor telah menghitung harga yang mencakup
kebutuhan kunci dan sistem kunci induk yang dispesifikasikan (minimum 5 hirarki) dalam
harga satuan untuk silinder.
pengancing (latching force) yang dapat disetel untuk menjamin pintu tertutup dan terkancing
dengan benar.
5) Penutup pintu harus benar-benar dapat berbalik tanpa penyesuaian dan memiliki tenaga
penyesuaian untuk pintu yang lebarnya antara 750 mm hingga 1200 mm.
6) Pemilih pintu harus dari tipe tersembunyi sepenuhnya dan memenuhi persyaratan
FSB/SISIR atau standar lain negara yang setara.
7) Bagian-bagian pengisi harus disuplai untuk menyesuaikan lebar pintu antara 900 mm
hingga 1200 mm.
g. Pegas Lantai
1) Kedalaman pegas lantai harus tidak lebih dari 60 mm. Kontraktor harus menjamin bahwa
paras atas dari pegas lantai yang lengkap sama dengan paras lantai finish di sekitarnya
(dengan bahan finishing).
2) Semua pegas lantai harus disediakan dengan kelep pelepas tekanan untuk melindungi
kelebihan beban dan kebocoran oli.
3) Pegas lantai harus disediakan dengan alat penahan bukaan belakang yang dapat disetel
dari 75° hingga 175°.
4) Pegas lantai harus dapat menunda penutupan hingga 45 detik.
5) Pegas lantai harus tersedia dalam dengan daya penutupan 53 NM, 35 NM atau 15 NM.
6) Pegas lantai harus tersedia dengan kumparan yang dapat ditukar/pindahkan dari 5 mm
hingga 50 mm yang sesuai untuk pintu kayu, logam dan pintu kaca.
II-21
Spesifikasi Teknik
17.1. Produk
a. Kaca Umum
1) Ketebalan kaca yang digunakan adalah 3 s/d 8 mm, sesuai spesifikasi pada gambar, tidak retak
atau pecah.
2) Semua kaca harus ada label dari pabrikannya dan harus memenuhi semua persyaratan yang
berlaku di dalam negeri.
▪ Kaca jernih "indofloat clear glass" : sediakan kaca jernih sesuai dengan persyaratan seperti
diatas dengan ketebalan minimum 6 mm U value:5.8 sc:0.95 dan 8 mm U value 5.7 sc:0.93
untuk pintu dan jendela.
3) Kaca Cermin : 1/4 kualitas "QL" kaca "clear float"; dilapis dengan perak seluruhnya, dilapis
dengan tembaga dan lapis organik. Sisi-sisi dari cermin harus diperhalus dan dipoles.
b. Pelengkap Pemasangan Kaca
1) Sealant Silikon: Satu bagian sealant silikon yang dicuring. Gunakan di tempat seal basah
disyaratkan.
2) Gasket untuk Pemasangan Kaca:
Material harus terdiri dari sedikitnya 50 % dari berat hidrokarbon karet dasar, dan harus
tidak mengandung karet mentah atau olahan. Juga harus homogen, bebas dari kerusakan dan
harus dicampur dan dirawat untuk memenuhi persyaratan yang dispesifikasikan ini.
3) Lembaran Perantara Pemasangan Kaca yang Kontinu : Material harus terdiri dari sedikitnya
50 % berat dari hidrokarbon karet dasar dan harus tidak mengandung karet mentah atau
olahan. Juga harus homogen, bebas dari cacat/kerusakan, dan harus difabrikasikan dari EPDM
atau neoprene dengan kekerasan 50 "Shore A".
4) Material Pemasangan Kaca Lainnya :
a) Blok Pemasangan: Neoprene atau EPDM 70 - 90 kekerasan durometer, memiliki kekuatan
yang terbukti dengan sealant yang digunakan.
b) Blok Ujung atau Perantara: Neoprene atau EPDM, 40 - 60 kekerasan durometer, memiliki
kekuatan yang terbukti dengan sealant yang digunakan.
c) Batangan Pengisi yang Dapat Ditekan: Batangan yang dilapisi/ditutup kedap air atau sel
tertutup dengan stok foam plastik atau karet sintetis, yang terbukti kuat dengan sealant yang
digunakan. Tidak boleh digunakan pada "Rabbet" pemasangan kaca.
d) Pembersih, Lapisan Primer dan Sealer: Tipe yang direkomendasikan oleh pabrikan sealant
atau gasket.
e) Asesori Cermin:
i. Bahan Tambahan : "Mastik Cermin" dibuat oleh bahan tambahan palmer.
ii. Klip : No. 4 difinis dengan stainless steel.
17.2. Pelaksanaan
a. Pemeriksaan
1) Periksalah daerah dan kondisi dimana kaca dan pemasangan kaca akan dipasang dan
memberitahukan Direksi Pengawas tentang kondisi yang mengganggu penyelesaian
pekerjaan yang tepat dan benar. Jangan memulai pekerjaan hingga kondisi yang tidak
memuaskan telah diperbaiki untuk memungkinkan pemasangan pekerjaan yang tepat.
2) Ceklah pengukuran yang diambil pada lapangan semua dimensi yang berpengaruh pada
pekerjaan. Bawalah dimensi lapangan yang dapat bervariasi untuk perhatian Direksi
II-23
Spesifikasi Teknik
II-24
Spesifikasi Teknik
2) Buang dan pindahkan kaca yang pecah, terkikis, retak, tergores atau rusak dengan cara lain
selama periode/masa konstruksi, termasuk sebab-sebab alami, kecelakaan dan kekerasan.
3) Cuci dan poleslah kaca pada kedua permukaannya tidak lebih dari 4 (empat) hari
sebelum tanggal yang diskedulkan untuk inspeksi/pemeriksaan yang dimaksudkan untuk
mengembangkan tanggal penyelesaian akhir pada setiap daerah di proyek. Memenuhi
rekomendasi pabrikan produk kaca untuk pembersihan akhir.
c. Submittals
1) Contoh bahan
Sebagian atau bagian tertentu dari pekerjaan yang memperlihatkan :
- konstruksi sambungan dan detail
- tampilan bidang (faces)
- penyelesaian (finishing)
- lainnya jika dinyatakan perlu.
2) Shop Drawing
▪ Skedule pintu berikut lokasi penempatannya
▪ Dimensi dan detail potongan
▪ Kelengkapan lain yang disyaratkan untuk memungkinkan pemasangan yang sempurna.
3) Sertifikat
Sertifikat yang menyatakan bahwa pintu dan kusen-kusen yang terpasang sudah sesuai dengan
spesifikasi baik type, jenis, ukuran serta kelas ketahanan api seperti yang terlihat pada
skedule pintu yang berlaku.
d. Penanganan Produk
1) Pengiriman
Pintu dan kusen harus dikirimkan dalam keadaan terlindung, diberi keterangan jenis dan lokasi
pemasangan
2) Penyimpanan
II-25
Spesifikasi Teknik
Pintu dan kusen-kusen disimpan pada bidang yang rata, bersih, kering dan bersirkulasi udara
baik serta aman dari benturan-benturan yang dapat mengakibatkan kerusakan.
18.2. Bahan
a. Bahan
1) Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas dari cacat
seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.
2) Kayu harus kering udara, diproses dengan cara dry clean mempunyai kelembaban
maksimum 12 %. Kayu diberi zat anti rayap dengan sistem Impregnated Vacuum.
3) Kusen pintu dan jendela dibuat dari kayu Jati seperti disyaratkan dalam Dokumen Kontrak.
Kayu mutu Kelas A.
4) Daun pintu dan panel-panel : Dimensi sesuai gambar.
1. Pintu Panel kayu , kayu jati texture baik, tidak retak dan tidak mengandung mata kayu.
2. Pintu lapis teak wood dengan permukaan kayu jati, dengan texture yang baik, tidak retak
ataupun berlubang, dengan rangka kayu kamper.
b. Standard Pekerjaan
1) Seluruh permukaan kayu yang terlihat harus diserut halus, sebelum difinish lakukan
pekerjaan dempul untuk menutup lubang-lubang kemudian diampelas sampai halus hingga
siap untuk finishing.
2) Digunakan perekat kayu jenis Water Resistant Adhesive dengan kekuatan geser 14 kg/cm².
3) Tidak dibenarkan menggunakan sistim penyambungan dengan sistim "jari" atau "rusuk".
4) Penuhi syarat-syarat untuk mendapat kwalitas serta kelas ketahanan terhadap kebakaran
dengan standard-standard yang berlaku bagi pekerjaan ini.
5) Lampirkan keterangan dari standard-standard yang akan di pergunakan untuk mendapat
persetujuan dari MK/Pengawas.
c. Ukuran dan Jarak
Perhatikan ukuran-ukuran kusen dan daun pintu untuk memberikan jarak-jarak yang
normal agar tidak mengganggu pergerakan, khususnya untuk mengatasi adanya
perubahan temperatur udara.
d. Finishing
Seluruh permukaan daun pintu dan kusen daerah Service difinish Cat Enamel dan didaerah
Publik area di cat Transparent atau Melamic sesuai dengan kebutuhan seperti yan g
ditunjukan dalam schedule warna dan finishing.
e. Perlengkapan lain
Semua perlengkapan pintu sesuai dengan yang disetujui Arsitek/Perencana.
18.3. Pelaksanaan
a. Persiapan
Kontraktor pelaksana, sebelum mulai pekerjaan sudah harus :
1) Menerima shop drawing yang telah disetujui oleh Arsitek/ Konsultan MK
2) Menerima keputusan tentang ketahanan, jenis, warna, tekstur dan produk yang telah
disetujui oleh Konsultan Perencana atau MK
b. Fabrikasi
1) Umum :
Kerjakan dengan baik sesuai dengan syarat-syarat yang berlaku, buatkan sudut siku yang tepat,
II-26
Spesifikasi Teknik
19 PEKERJAAN PLAFOND
19.1. Umum
a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini hingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2) Pekerjaan plafond yang dikerjakan ini terdiri dari pekerjaan plafond gypsum meliputi area yang
bersifat kering dan pekerjaan plafond panel berbahan campuran pasir silica, semen dan serat
selulosa (kalsiboard) untuk area yang bersifat basah (toilet), sesuai yang tertera dalam gambar
perencanaan dan disetujui oleh Direksi/MK/Pengawas.
19.2. Pelaksanaan
a. Persyaratan Bahan
1) Gypsum Board: Produk ex. Jaya Board, Knauff, Elephant atau setara, tebal 9 mm
berikut rangka penggantungnya.
2) Kalsiboard : Produk ex. Kalsiboard tebal 6 mm berikut rangka penggantungnya
II-27
Spesifikasi Teknik
II-28
Spesifikasi Teknik
b. Persyaratan Bahan
1) FLOOR HARDENER
a) Jenis : Menggunakan semen tipe I, yaitu tipe semen yang sering digunakan pada
bangunan gedung secara umum. Pasir Silika atau pasir kuarsa adalah salah satu
material tambang yang mempunyai rumus kimia SiO2
b) Pengendalian pekerjaan Floor Hardener ini harus sesuai dengan peraturan- peraturan yang
ada.
c) Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir harus memenuhi PUBI 1982 pasal 11 dan air
harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 9.
20.2. Pelaksanaan
a. Syarat-syarat Pelaksanaan Pasangan Lantai
1) Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contohnya kepada Direksi Pengawas/MK.
e. Penanganan Bahan
1) Pengiriman
Bahan dikirim ke lokasi kerja dalam kemasan asli dengan mencatumkan nama pabrik, merk, type,
warna dan petunjuk penggunaan.
2) Penyimpanan
Ditempat yang terlindung, tertutup, kering, sesuai persyaratan pabrik.
21.2. Material
a. Produk
1) Standard produk yang ditentukan tanpa subtitusi :
a) Cat tembok (dasar sement/cemmentitious) diluar dan didalam; ICI, Dana Paint, Pacific Paint,
Jotun.
b) Cat kayu khusus untuk jendela dikulit bangunan; ICI, Dana Paint, Pacific Paint, Jotun.
c) Cat Logam/Besi untuk Railing dan Struktur Baja ekspose; ICI, Dana Paint, Pacific Paint, Jotun.
2) Standard produk untuk cat sistem lainnya, setara dengan PT. ICI Paint Indonesia (Warna Putih,
tipe ditentukan kemudian)
b. Bahan
1) Cat tembok/cemmentitious (tembok, beton, plafond drywall)
a) PT-1 Exterior, sesuai dengan efek cat Bonecoat, Limewash Bahan diajukan oleh
spesialis.
b) PT-1c Interior, Acrylic Latex (100%)
▪ 1 lapis Alkali Resisting Primer A 931 – 1050
▪ 2 lapis Vinyl Acrylic Emulsion A 921
c) PT-1b Interior/Exterior Epoxy/Polyurethane System
▪ 1 lapis Epoxy Primer Undercoat Danapaint Redox EP 3223
▪ 1 lapis Danapaint Polyurethane PUR 3355
▪ 1 lapis Danapaint PUR 3355 texture
2) Cat kayu
a) Transparan PT-2b Melamine (Impra System)
II-30
Spesifikasi Teknik
c. Warna Akhir
Semua warna akhir cat ditentukan kemudian, atau sesuai contoh Perencana.
21.3. Pelaksanaan
a. Umum
1) Kontraktor harus memenuhi semua submittals sebelum pelaksanaan, dan pernyataan bahwa
komposisi cat telah sesuai untuk pengecatan.
2) Bidang kerja harus benar-benar siap untuk menerima pengecatan :
− bersih dari debu, karat, minyak dan kotoran-kotoran lain.
− bidang yang mengandung semen, harus diratakan, ditambal dan dihaluskan.
3) Prosedur lengkap pengecatan pada segala dasar harus sesuai dengan rekomendasi petunjuk
penggunaan dari pabrik. Penambahan prosedur hanya
dengan persetujuan Perencana dan MK/Pengawas.
4) Pengecatan dengan roller, kecuali untuk bidang yang tidak mungkin menggunakan roller, digunakan
kuas yang halus.
21.4. Pengecatan
a. Cat Tembok
1) Prosedur lengkap pengecatan pada segala dasar harus sesuai dengan rekomendasi petunjuk
penggunaan dari pabrik. Penambahan prosedur hanya dengan persetujuan Perencana dan
MK/Pengawas.
2) Bila terjadi pengkristalan, permukaan disapu dengan kain kering kemudian kain basah dan dibiarkan
selama 48 jam.
II-31
Spesifikasi Teknik
3) Untuk permukaan yang sangat menyerap, beri lapis penutup dari cat emulsi yang diencerkan dengan
air sebanyak 50 %.
4) Pengecatan ulang tembok existing
Bila cat lama masih dalam keadaan baik dan kuat daya lekatnya maka bersihkan saja permukaannya.
Permukaan cat dalam keadaan buruk maka hilangkan lapisan cat lama yang mengelupas atau
mengapur hingga hanya tersisa bagian yang baik.
Perbaiki bagian - bagian yang rusak dan biarkan mengering. Kemudian beri cat dasar 1 lapis Masonry
Sealer A 200-743, baru kemudian diberi lapisan akhir sesuai kebutuhan.
5) Prosedur pengecatan untuk cat khusus diajukan dan diatur sesuai kebutuhan agar dapat menghasilkan
efek akhir sesuai cat Bone Coat, limewash.
b. Cat Logam
1) Aplikasikan minimal 4 lapis terdiri dari 1 lapis meni, 1 lapis cat dasar, 2 lapis cat akhir.
2) Dalam hal ada logam galbani yang harus segera dicat, maka harus digunakan meni khusus :
Quick Drying Metal Primer Chromate A 540 - 49020. Lapisan selanjutnya sesuai petunjuk pabrik.
3) Prosedur cat untuk hasil Black Antique Paint pada logam disesuaikan seperlunya oleh spesialis.
c. Pengecatan Pintu & Jendela Kayu
1) Persyaratan teknis pengecatan dengan warna/cat harus mengikuti aturan pengecatan dari petunjuk
pabrik yang bersangkutan, kecuali untuk menghasilkan akhiran sesuai dengan efek akhiran dari
Bone Coat limewash.
2) Semua permukaan kayu yang diberi warna dari wood stain keluaran Impra/setara yang disetujui
perencana.
3) Cara penggunaan warna (wood stain) harus diaduk benar-benar sebelum dan selama penggunaan
untuk mencegah pengendapan.
4) Untuk mendapatkan stabilitas dimensi yang optimum dan perlindungan maximum, lapisan harus
diulas merata pada seluruh permukaan / disemprotkan dengan spray gun I bertekanan 3 kg / cm¨.
5) Semua cat warna, meni, dempul untuk kayu harus satu merk pabrik kualitas terbaik yang disetujui
perencana.
6) Sebelum pekerjaan dimulai, pelaksana harus membuat contoh pewarnaan dalam bidang bahan seluas
60 x 90 cm.
21.5. Perlindungan
1) Setiap kali lapisan cat akhir dilaksanakan, hindarkan terkena sentuhan selama 1/2 jam.
2) Pada waktu penyerahan, Pabrik dan Kontraktor harus memberi jaminan selama 2 tahun atas semua
pekerjaan pengecatan, terhadap kemungkinan cacat karena cuaca, warna dan kerusakan cat
lainnya.
b. Lingkup Pekerjaan
1) Menyediakan bahan, menyiapkan dan mengerjakan waterproofing baik jenis membrane maupun
fluid pada bagian-bagian yang sesuai dengan gambar rencana.
2) Aplikasi pemasangan fluid waterproofing pada lokasi-lokasi seperti : pemasangan Epoxy Lining
Waterproofing System pada daerah toilet.
3) Aksesori / perlengkapan lain untuk mendukung pekerjaan terkait yang dibutuhkan dalam
pemasangan.
4) Bagian yang terkait :
▪ Pekerjaan Slab Beton
▪ Pekerjaan Plesteran
▪ Pekerjaan Sanitari
c. Reference
1) Semua pekerjaan harus merefer ke standar :
▪ ASTM D 146 : Piability
▪ ASTM D 412-80 : Tensile strength
▪ ASTM D 882
▪ ASTM E 154 : Puncture Resistance
▪ ASTM G 54
▪ ASTM C 836-81 : Adhesive strength
▪ ASTM D 624-76 : Tear Resistance
2) Quality Assurance :
a) Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan yang
sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang sukses dan diterima oleh Arsitek.
b) Spesialisasi perusahaan dalam penerapan spesifikasi waterproofing minimal 5 tahun pengalaman
tertulis.
3) Kualifikasi pekerja :
a) Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini selama pelaksanaan,
paham terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta metode yang dibutuhkan
selama pelaksanaan.
b) Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan.
c) Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, MK/Pengawas dan Pemberi Tugas tidak mengijinkan
tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.
d. Pengiriman (Submittals)
1) Kontraktor harus mengirimkan technical spesifikasi dari fabrikator serta contoh bahan.
2) Instalasi manufaktur : kirimkan copy asli instruksi pemasangan dari pabrik untuk setiap produk,
termasuk batas-batas (range) temperatur yang diijinkan.
3) Kontraktor harus mengirimkan shop drawing yang menunjukkan cara penerapan yang benar, untuk
persetujuan MK/Pengawas dan Pemberi Tugas.
4) Kontraktor harus membuat mock-up untuk area-area yang sulit, metode finishing dan sebagainya
untuk persetujuan Pengawas dan Pemberi Tugas.
II-33
Spesifikasi Teknik
6) Wire Mesh
Material : Hotdip, galvanized welded mesh
Spasi : 200 mm x 200 mm, 4,0 mm
Produksi yang dianjurkan : BRC Lysaght Indonesia atau setara
7) Polystyrene Protection Board
Expanded high density polystyrene board, sesuai FSHH-1-524 C, type I, class A, tebal 30 mm.
8) Protection Board Adhesive
Tipe yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat waterproofing membrane dan sesuai
dengan membrane.
c. Bahan Waterproofing
1) Bahan Waterproofing jenis Semen Base (jenis coating) dan tidak beracun (scope pekerjaan
Arsitektur) untuk bak air bagian dalam.
Produksi : - VANDEX (ex Hitchins) / GRACE
- FOSROC atau setara
2) Bahan Waterproofing jenis coating untuk toilet :
Produksi : - FOSROC
- HITCHINS / GRACE
d. Material
1) Epoxy Linning.
a) Epoxy material harus dari 2 komponen, sistem pelarut yang bebas dari epoxy resin.
b) Epoxy material harus dari tipe yang non-kontiminasi terhadap potable water dan harus memiliki
sertifikat laboratorium untuk bukti.
c) Karakter material :
▪ Compressive strength tidak kurang dari 600 kg/cm2
▪ Flexural strength intension tidak kurang dari 250 kg/cm2
▪ Adesi terhadap beton tidak kurang dari 40 kg/cm2
▪ Setara dengan Araldite – Top Coat 020, Sealocrete.
2) Polyurethane lining : single komponen, bitument – modified moisture – curing polyurethane.
3) Pembersih, primer dan material aksesori : tipe dan komposisi yang
direkomendasikan oleh pabrik.
4) Air : bersih dan dapat diminum.
22.3. Penerapan
a. Pemeriksaan
1) Periksa permukaan terhadap kondisi-kondisi yang berpengaruh merugikan pelaksanaan.
Jangan diproses/ditindaklanjuti sebelum kondisi-kondisi yang tidak
menguntungkan telah diisi beton.
2) Periksa bahwa item-item yang penetrasi ke sistem waterproofing sudah terpasang dengan baik dan kuat.
3) Pastikan permukaan sudah halus dan bebas dari lubang-lubang, retak, atau perkiraan yang mungkin
mengganggu pemasangan.
II-35
Spesifikasi Teknik
4) Perhitungkan bahwa permukaan beton telah terawat dalam jangka waktu tertentu yang disetujui oleh
pabrik waterproofing membrane.
5) Perhitungkan bahwa hubungan pasangan bertemu rata dengan efflorescence, minyak, lemak, partikel-
partikel asing, dan kontaminasi bahan-bahan asing.
6) Jaga area pekerjaan yang masih aktif dan gunakanlah prosedur khusus yang direkomendasikan oleh pabrik.
7) Rencanakan luas area permukaan yang akan dipasang waterproofing termasuk bagian pemasangan yang
harus naik ke dinding/parapet.
b. Persiapan
1) Lindungi area yang tidak dimaksudkan untuk terpasang dengan waterproofing.
2) Bersihkan dan siapkan permukaan sesuai instruksi pabrik.
3) Isilah celah dan hubungan yang retak sesuai instruksi pabrik. Gunakan ratio panjang dan lebar yang
direkomendasikan oleh pabrik sealant.
4) Pindahkan barang-barang yang tajam, lempengan, dan material lepas lain. Lepaskan ikatan-ikatan
dan tempatkan pada jarak minimum 18 mm dibelakang muka dinding. Isi lubang, rongga, dan sisir
haluskan area rata dengan tambahan compound atau adukan semen.
5) Penetrasi harus di sealant dengan mastic.
6) Gunakanlah potongan tipis atau bekas barang tertentu pada pertemuan- pertemuan vertikal dan
horisontal dengan menggunakan cast-in-place adukan semen dengan konfigurasi yang
direkomendasikan oleh pabrik membrane
7) Gunakanlah alat mekanis untuk menghaluskan permukaan yang halus sampai menghasilkan
kehalusan “medium” dalam ukuran amplas kertas.
8) Bersihkan, gosok, kasarkanlah permukaan, dan padatkan dengan grouting disekitar drain, pipa-pipa,
conduit dan bagian-bagian lain yang penetrasi ke waterproofing dan tamballah sesuai dengan
instruksi pabrik.
9) Perbaiki retak dan joint-joint dengan material dan prosedur yang direkomendasikan oleh pabrik
waterproofing. Hentikan bila ada aliran air menuju retakan dan joint dengan sumbat.
c. Pemasangan
1) Pasanglah waterproofing dengan tenaga kerja yang terampil sesuai dengan instruksi tertulis dari
pabrik. Gunakanlah teknik, prosedur, dan peralatan yang direkomendasikan oleh Pabrik.
2) Gunakan primer dengan kadar yang ditunjukkan oleh pabrik. Pakailah primer hanya sebatas area yang
dapat ditutup dalam hari yang sama.
3) Sebelum menempatkan membrane strip penuh pada sisi dalam pojokan, sisa luar pojokan, dan sambungan
kerja, paskan strip ditengah-tengah sepanjang garis pojok dan sambungan.
4) Pasanglah lembaran dengan sisi dan akhiran yang overlap dengan ukuran yang direkomendasikan oleh
pabrik. Pemasangan pada ruang harus naik sampai ke dinding setinggi + 60 cm termasuk tutup bagian atap
beton.
5) Bukalah kertas pelapisnya, gelarkan lembaran dengan memakai mechanical roller untuk mendapatkan
rekatan yang penuh.
6) Rekatkanlah lembaran dengan penuh pada permukaan, kecuali bila area tersebut terdapat expansion joints
dengan lebar 7,5 cm atau lebih.
7) Pasanglah mastic pada sisi-sisi sambungan dan lokasi yang direkomendasikan oleh pabrik.
8) Jepitlah sisi-sisi dan akhiran perimeter dengan permukaan yang bersatu.
9) Jepitlah bagian-bagian yang penetrasi ke waterproofing membrane dengan bahan flashing membrane dan
membrane cair. Pastikan terjepit dengan baik dan penetrasi ke bahan membrane.
II-36
Spesifikasi Teknik
II-37
Spesifikasi Teknik
2) Koordinasi :
Koordinasikan pemasangan atap metal dengan pekerjaan drainase air hujan, flashing, sisi tepi dan
pembuatan pelat, parapet, dinding dan pekerjaan lain
disebelah menyebelahnya, untuk mendapatkan kekedapan yang permanen, terjamin dan instalasi
non-korosif.
3) Persyaratan Kinerja :
a) System atap harus mampu menahan gaya angkat angin tidak kurang dari 2,5 kPa.
b) Sediakan dan / atau buat tambahan untuk gerakan muai panas dan susut dingin vertikal dan
horizontal, bebas dan tidak bersuara dan ekspansi bagian-bagian komponen, dan suhu operasi
normal dari 15 derajat sampai 85 derajat C. Tekukan, bukaan sambungan akibat tegangan pengikat,
kerusakan dari sealant atau efek yang merusak lain karena gerakan termal dari bagian-bagian
komponen tidak boleh terjadi. Pabrikasi, perakitan dan prosedur ereksi harus diperhitungkan
dengan keadaan suhu yang ada pada waktu pelaksanaan.
c. Pengajuan
1) Data Pabrikan : Untuk informasi , ajukan spesifikasi pabrikan mengenai metal, instruksi pemasangan
dan rekomendasi umum untuk pelaksanaan konstruksi atap. Sertakan sertifikasi pabrikan atau
data yang lain bahwa bahan memenuhi persyaratan.
Tunjukkan dengan rekaman dari ajuan bahwa pabrikator/pemasang telah menerima rekaman dari
instruksi dan rekomendasi pabrikan.
2) Contoh : Ajukan contoh 300 mm persegi masing-masing bahan yang ditentukan dan ketebalan yang
digunakan untuk atap. Sampel akan diperiksa oleh arsitek mengenai ketebalan dan teksturnya.
Pemenuhan semua persyaratan yang lain adalah tanggungjawab utama dari Kontraktor.
3) Gambar Kerja: Ajukan gambar kerja yang menunjukkan cara pembentukan, penyambungan dan
pengikatan atap metal, dan pola dari sambungan dan reng. Tunjukkan rincian siar ekspansi dan
sambungan kedap air kepada pekerjaan sambungannya dan pada opstraksi dan penetrasi.
Tunjukkan semua penetrasi atap yang diperlukan dari semua pelaksana.
d. Jaminan
Setelah penyelesaian dari bagian pekerjaan ini dan sebagai kondisi penerimaannya, kirimkan
kepada Direksi Pengawas/MK jaminan tertulis yang ditanda tangani oleh kontraktor atap, dan
jaminan oleh pabrikan bahan atap yang menjamin bahwa atap yang telah dipasang akan tetap kuat
dan bebas dari bocor untuk jangka waktu paling tidak 10 tahun.
e. Penanganan Produk
1) Perlindungan: Gunakan semua cara yang diperlukan untuk melindungi bahan dalam lingkup Bab ini
sebelum, selama dan sesudah pemasangan dan untuk melindungi pekerjaan yang telah dipasang
dan bahan dari pelaksana yang lain.
2) Penggantian: Dalam hal kerusakan, segera lakukan semua perbaikan dan penggantian yang diperlukan.
23.2. Bahan
a. Bahan Atap Baja (Zinc Alum Steel)
1) Bahan atap lembaran baja zinc coated (zinc alum steel) yang dibentuk dengan press pabrik, ukuran
dan segala kelengkapan peralatan fasteners, capping, flashing, dan lain- lain disesuaikan ketentuan
pabrik, dengan warna yang
ditetepkan Perancana.
2) Bahan penutup atap ini harus SPANDEK produksi Blue Scope Indonesia atau setara dengan
ketebalan 0,45mm type standar, warna akan ditentukan oleh Pemberi Tugas/MK/Pengawas
II-38
Spesifikasi Teknik
Lapangan.
b. Bahan Rockwool
1) Bahan ini untuk isolasi panas dan suara, dengan density 120kg/m3 tebal : 50mm
2) Standard kwalitas ex.Roxul, CSR, Tombo atau setara
c. Bahan Aluminium Sisalation
Jenis yang digunakan dibawah ini atap baja adalah Double Sided Aluminium Sisalation, standard
kwalitas setara produksi ACI SISALATION – 436 ex Australia, AirCell, RNG Foil, Foilindo atau setara.
d. Bahan Wiremesh
Jenis yang digunakan adalah wiremesh dengan spacing 5 cm dan penampang 3 mm. Standard
kwalitas setaraf BHP, LIONMESH atau setara.
b. Persyaratan Pelaksanaan
1) Pemasangan atap dilakukan setelah konstruksi baja selesai.
2) Sebelum pemasangan, harus diperiksa dulu pemasangan gording baja, yang harus sesuai dengan
gambar rencana, berjarak teratur, dan rapi (elevasi sesuai).
3) Pembuatan/dan pemasangan atap aluminium dan bahan lain terkait, harus dilaksanakan sesuai
gambar dan desain yang telah direncanakan.
4) Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
5) Forming (pembentukan) atap harus dilakukan di lapangan dengan menggunakan mesin forming.
6) Pihak kontraktor harus menyiapkan semua bentuk material atap sesuai dengan desain sistem rangka
atap dan sesuai dengan gambar perencana.
7) Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang dipakai pada
pemasangan atap. Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan ataupun tenaga ahli berhak meminta
informasi mengenai perhitungan beban yang ditimbulkan oleh atap.
II-39
Spesifikasi Teknik
c. Pelaksanaan
1) Sebelum pemasangan lembaran atap aluminium, harus diperiksa dulu pemasangan gording baja,
yang harus lurus, gelombang, berjarak teratur, penyesuaian elevasi, dan rapih.
2) Jarak holder yang dipasang di atas purlin, disesuaikan dengan hasil perhitungan load static,
mengenai beban-beban apa saja yang akan ditimbulkan. Holder dipasang bersama thermo cap, dan
baut. Jenis thermo cap dan baut yang digunakan adalah yang memenuhi standard pabrikasi.
3) Untuk pemasangan atap, yang dilakukan pertama adalah, memasang holder di purlin, Dilakukan
dengan holder dengan thermo cap, yg dipasang di atas purlin dengan menggunakan baut. Jarak
holder yang dipasang di atas purlin, disesuaikan dengan hasil perhitungan load static, mengenai
beban-beban apa saja yang akan ditimbulkan. Holder dipasang bersama thermo cap, dan baut.
Kemudian lapisan atap seperti roofmesh, kemudian aluminium foil, rockwool, dan penutup atap.
Setelah pemasangan tersebut selesai, atap yang dikoneksikan dengan holder harus di seaming
dengan menggunakan seaming machine. Ini berfungsi untuk mengikat antara lembaran atap yang
satu dengan lainnya dan dengan struktur yang ada di bawahnya. Pada holder juga harus dibuatkan
fixed point. Apabila berjalan di atas atap, harus pada lembah lembaran atap.
4) Perlu diperhatikan bahwa paku, rivet dan kotoran lainnya harus dibersihkan dari atap selama
pekerjaan berlangsung dan pada akhir pekerjaan setiap harinya.
5) Pemasangan lembaran penutup atap (aluminium) harus dilakukan sesuai pedoman dari pabrik, dan
dipasang dengan rapih dan kuat.
6) Kerjakan finishing seperti yang disyaratkan.
23.5. Serba-Serbi
Siar muai dan susut : Siar muai dan susut harus disediakan pada interval yang diperlukan untuk
memenuhi standar kinerja termal. Siar muai dan susut harus jenis geser atau dikunci bebas.
Penutup sambungan harus bahan dengan ketebalan yang sama seperti flashing.
23.6. Pembersihan
Semua pekerjaan metal bila selesai harus dibersihkan secara menyeluruh terhadap semua cairan-
cairan, potongan-potongan dan kotoran. Pada area yang luas, hal ini harus dikerjakan sebagaimana
tiap bagian dari pekerjaan diselesaikan. Cairan yang berkelebihan harus dinetralkan dengan
II-40
Spesifikasi Teknik
mencuci dengan 5 % sampai 10 % soda cuci. Sesudah pembersihan, metal harus dicuci dengan air
yang jernih.
24.2. Produk
a. Material Batu
Thumbled Stone : ditentukan kemudian, sesuai contoh Designer, ukuran dan pola pemasangan
seperti yang ditentukan dalam gambar perencanaan. Ex. Cisangkan, Centro, atau setara.
b. Adukan/Mortar
Seperti yang diterangkan pada spesifikasi pekerjaan adukan; digunakan campuran 1 pc : 2 pasir
untuk pasangan di kolam dan tempat-tempat air lainnya, dan campuran 1 pc : 4 pasir untuk
pasangan di tempat umum, tambahkan sejenis adhesive untuk pemasangan pada dinding, gunakan
adhesive sesuai yang disyaratkan pabrik pembuat.
c. Angkur
Digunakan baja galvanis dengan type dan ukuran angkur atas persetujuan designer.
d. Latex Mortar Additive
Laticrete 4237 mortar, atau yang disetujui setara melalui hasil pengujian, gunakan dengan
perbandingan seperti yang disyaratkan pabrik pembuat.
e. Sealer
Digunakan Masonry Silicone Water-Repellent, jernih, produk Danapaint, pemakaian 5 m²/liter,
kecuali disyaratkan lain.
II-41
Spesifikasi Teknik
24.3. Pelaksanaan
a. Persiapan
Periksa bidang kerja, lakukan pengukuran bidang kerja, bersihkan permukaan, buang kotoran atau
benda-benda lain yang dapat mengganggu daya lekat adukan, perbaiki permukaan hingga sesuai
dengan yang disyaratkan untuk pemasangan.
b. Pelaksanaan
1) Umum: pasangkan dengan pola dan pattern seperti yang direncanakan, atur kesamaan
pattern dan warna pada unit-unit yang berdekatan, kecuali ditentukan secara khusus untuk
menyesuaikan design, pasangkan dengan lurus, rata, tegak lurus, dengan pola dan lebar naat
(joint) seperti yang direncanakan, lekatkan dengan adukan yang penuh dan padat.
2) Thumbled Stone
Architrave: tambahkan bahan perekat, gunakan perbandingan sesuai yang diinstruksikan pabrik
pembuat, pasangkan adukan minimal tebal 3 cm, tambahkan angkur untuk pemasangan unit yang
besar.
c. Pembersihan dan Perlindungan
Segera bersihkan adukan dan segala kotoran yang melekat pada permukaan batu, lindungi hasil
pekerjaan dari benturan keras yang dapat mengganggu pasangan, perbaiki kerusakan atas beban
Kontraktor.
25.2. Produk
a. Produk yang Diadakan
Sanitaryware + Aksesories (Complete) ex. American Standart, Toto atau setara. Produk
terpasang di bangunan sesuai dengan gambar perencanaan.
N Item Kode Tipe
o
Winplus Close Coupled Toilet
CCW06000-1CACTST1B with Slim Smart Washer
Water saving for ecological
1 Closet and economical sense, slow
CCN01000-1CACTST2B close seat,
gentle and quiet closing action
CW 840 J Single Bowl Toilet Difable
CWR011N1- Closet jongkok
XXAWDSTTS
Length – 450mm Width - 450mm
2 Washtafel CCASF445-1010410F0 Height
- 177mm
3 Floor Drain F030A261 Floor Drain w/ Square Flange
4 Handspray FFTP404-WTFB0 Shower Spray w/ Stop Walve
5 Tissue Holder F020A032 Tisu holder
6 Hook K-13282X-CP TULIP Double Robe Hook
7 Hand Dryer HD4000M Automatic Hand Dryer
8 Box Tissue Box Tisu
Holder
9 Urinal CUW02000- Moslem Type Urinal
1CAWDTI3B
10″ Round Stainless Steel Airnegize
1 Head Shower F40002-CHANDY Rain Shower Head (w/o Shower
0 Arm)
Perencanaan Penataan dan Revitalisasi Kawasan Pasar Balerong, Balige Kabupaten Toba Samosir
1 Wall Shoer FFAS9909-000500BC0 Wall Mount Shower Arm
1
1 Faucet Mixer FFAS0321-609500BF0 Cygnet Concealed Bath & Shower
2 Mixer
1 Faucet F20002G3-0GADY0000 Garden Faucet with Rossete
3
b. Kelengkapan Pekerjaan
Semua bahan yang disebutkan adalah berarti lengkap dengan segala keperluan untuk
pemasangan sehingga siap dan dapat dioperasikan dengan baik dan benar.
25.3. Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Periksa bidang kerja, apakah pekerjaan plumbing sudah selesai dan siap menerima pekerjaan
sanitary. Lakukan pengukuran permukaan pekerjaan plumbing untuk disesuaikan dengan rencana
penempatan sanitary dan perlengkapannya.
2) Pekerjaan sanitary dan perlengkapannya tidak boleh dimulai sebelum koordinasi penempatan
II-43
Spesifikasi Teknik
26. RAILING
26.1. Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan Railing/Handrail, dari besi termasuk steel mesh beserta alas pendukungnya
angkur dan baut - baut, dengan atau tanpa finishing dan lapisan- lapisan pelindung, sesuai dengan
dokumen kontrak.
b. Pekerjaan yang dispesifikasi ditempat lain
1) Finishing : pada spesifikasi pengecatan
2) Pengelasan : pada spesifikasi pengelasan
3) Beton Cor : pada spesifikasi beton cor ditempat
c. Submittal
1) Contoh bahan
Berikan contoh-contoh bahan dengan memperlihatkan pengelasan penyambungan, pelapisan
pelindung serta penyelesaian akhir (finishing) dari bahan-bahan sebagai berikut:
a) Railing/Handrail : sepanjang 100 cm dengan memperlihatkan bagian- bagian sambungan /
tekukan, dan profil yang direncanakan.
b) Baut dan mur : masing-masing 2 buah (masing-masing atas dan bawah).
II-44
Spesifikasi Teknik
2) Produk Data
Data teknis, petunjuk teknis serta saran-saran teknis lainnya.
d. Penanganan Bahan
Bawa bahan-bahan ke lokasi proyek dengan memberikan perlindungan sehingga tidak merusak
permukaan. Lakukan penyimpanan dengan cara seperti yang disarankan pembuat.
26.2. Produk
a. Umum
1) Material:
Bebas dari cacat dan kerusakan lainnya yang mengganggu penampilan; mempunyai kesamaan
texture dan warna.
2) Fastener:
Untuk expose digunakan bahan, warna dan type finish yang sama dengan bahan utama, baut type
countersunk, rata permukaan; untuk pekerjaan tersembunyi digunakan galvanized.
3) Pengelasan:
Digerinda halus sampai rata permukaan tanpa merusak bahan utama; buang dan bersihkan sisa-
sisa gerinda sebelum pekerjaan finishing; buat bentuk, tekukan dan radius dengan tepat, bersih
tanpa rongga atau tonjolan, tidak retak atau cacat lainnya.
b. Bahan Dasar :
1) Pipa stainless steel Ø 3” dan Plat Stainles Steel t=8mm
− Proses tempa dan asembling, bentuk dan motif sesuai dengan dokumen yang ditentukan
Perencana.
− Bahan Baku: besi solid ukuran 16/16 dan 38/38 dan Plal ukuran 8mm
− Finishing dan Warna : cat P3 sesuai standar supplier, warna sesuai dengan contoh dari Perencana .
2) Fasteners:
Bahan yang sama dengan bahan utama.
3) Angkur:
Sesuai kebutuhan utnuk mengangkurkan dan menguatkan pemasangan; zinc chromate coating
untuk bagian angkur yang bersinggungan dengan bahan utama; galvanized untuk yang tertanam
dalam beton.
c. Fabrikasi
1) Persiapan
Lakukan pengukuran-pengukuran lapangan, berikan catatan jika ada kelainan terhadap rencana,
lakukan penyesuaian atas persetujuan dari wakil perancang.
2) Pembuatan
a) Pergunakan jenis bahan, ukuran dan tipe pekerjaan sesuai dengan perencanaan atau yang disetujui
wakil perancang.
b) Lakukan pemotongan-pemotongan yang lurus dan tepat agar didapat penyambungan sudut yang
benar-benar siku atau sudut-sudut dan lengkungan seperti yang direncanakan.
c) Lakukan pengelasan elektris. Gunakan pengelasan yang menerus, tidak diperkenankan
mempergunakan las titik kecuali jika disyaratkan secara khusus.
d) Pasangkan angkur dan baut dimana diperlukan untuk mendapatkan kekakuan bentuk dan pola-
II-45
Spesifikasi Teknik
26.3. Pelaksanaan
a. Pemeriksaan dan Persiapan
Sebelum memulai pemasangan lakukan pemeriksaan terhadap sambungan- sambungan dan
persiapan pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan rencana pemasangan.
b. Pemasangan Elemen Struktural
1) Umum
Lakukan pemasangan seperti yang direncanakan, tambahkan angkur-angkur atau baut-baut untuk
mendapatkan pekerjaan yang kaku, kuat, tepat dan benar seperti yang direncanakan.
2) Penanaman dalam tiang / landasan beton
Sebelum dilakukan pengecoran beton landasan/pengikat, pastikan rencana pemasangan dalam
kedudukan yang dibantu penyangga sementara tetapi cukup
kuat untuk menahan benturan ringan. Lakukan pengecoran dengan hati-hati hingga mendapatkan
bentuk dan ukuran sesuai yang direncanakan.
3) Pemasangan pada dinding
Lakukan pemasangan dengan mengangkurkan/membautkan pada posisi yang sesuai rencana.
Bila pada usaha membautkan ternyata terjadi pengeroposan bidang kerja maka lakukan
pembongkaran, kemudian isikan bidang kerja dengan adukan. Kerjakan perbaikan bidang kerja ini
dengan luas secukupnya.
c. Pemasangan Handrail
Umum:
1) Pasangkan pada tempatnya, lurus, rata dan level, ukur dari bagian-bagian yang sudah permanen,
lakukan pemotongan, pengeboran dan keperluan lain untuk pemasangan; pasangkan sesuai dengan
shop drawing.
2) Kerjakan seperti yang dispesifikasikan dalam toleransi yang diizinkan; pasangkan sambungan benar-
benar rapat, tanpa celah.
d. Pembersihan dan Perlindungan
Periksa hasil pekerjaan, perbaiki atau ganti pekerjaan yang rusak atau kotor akibat pekerjaan lain-
lain; buang bahan pelapis/pelindung dari pabrik; bersihkan dengan alat dan cara yang diinstruksikan
pabrik pembuat.
II-46
Spesifikasi Teknik
Meliputi :
1) Pemasangan PVC Foam Board dan sealent (pelapis tahan air) di celah antara dua lembaran PVC
Foam Board terpasang
2) Pemasangan karpet Glasswool
c. Pekerjaan Instalasi Irigasi Tetes Otomatis
1) Pemasangan pipa LDPE di dalam media karpet glasswool
2) Pemasangan instalasi irigasi dari sumber air sumur sampai media tanam seperti yang ditunjukkan
dalam gambar.
3) Pemasangan system draenase (pembuangan) berupa talang air dan pipa pembuangan
d. Pekerjaan Penanamann Tanaman (vegetasi)
Sesuai dengan gambar rencana dengan pola yang telah ditentukan.
Jenis tanaman berupa:
1) Tanaman Ground Cover (Penutup tanah)
2) Tanaman hias daun
3) Tanaman hias bunga
Tanaman tersebut harus merupakan bibit terbaik, berasal dari pusat budidaya tanaman yang harus
dapat ditunjukkan oleh Kontraktor Pelaksana kepada Pemberi Tugas atau MK/Pengawas.
27.2. Bahan-bahan
a. Pekerjaan Rangka Penguat
1) Bahan struktur rangka terbuat dari besi rangka siku 40x40 tebal 3mm yang dihubungkan satu
dengan lain dengan las listrik sesuai gambar rencana.
2) Besi rangka diberi pelapis anti karat karena akan bersinggungan dengan air bernutrisi pupuk
(bersifat garam mirip air laut). Semua bahan sebelum digunakan harus seijin Konsultan
MK/Pengawas.
b. Pekerjaan Media Tanam Vertical Garden
1) Bahan PVC Foam Board minimal setebal 10mm, dipasang pada rangka penguat besi menggunakan
paku Rivet Large Flange.
2) Sealent (pelapis tahan air)
3) Karpet Glasswool lebar 2m tebal 5 mm dua lapis.
4) Staples stainless steel mempunyai lebar minimal 13mm, dengan ukuran lebih tinggi 4 mm dari
ukuran pvc foam board yaitu staples ukuran 14mm. Aplikasi staples harus menggunakan staples
pneumatic (tenaga tekanan angin dari kompresor).
c. Pekerjaan Instalasi Irigasi Tetes Otomatis
1) Bahan-bahan irigasi otomatis adalah :
- Pompa air jet otomatis
- Timer otomatis bertenaga listrik AC
- Selenoid Valve
- Regulator tekanan 30 psi
- Injector Nutrisi Pupuk
- Tangki air untuk nutrisi
- Disk Filter
- Adaptor Pipa PVC to Pipa LDPE
II-47
Spesifikasi Teknik
28. PEMBUATAN DAN PEMASANGAN LOGO ”PU” DAN TULISAN ”PASAR BALIGE”
28.1. Umum
a. Uraian Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup pengangkutan, pengadaan bahan, tenaga kerja dan alat kerja serta
pemasangan papan nama, sesuai petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
Pekerjaan ini meliputI hal-hal berikut:
1) Pembuatan dan pemasangan papan nama tulisan “PASAR BALIGE” dan logo Kementerian PUPR.
2) Dan tanda-tanda lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai dengan petunjuk
Pemberi Tugas.
28.2. Material
Bahan yang digunakan adalah Stainless Stell ukuran 0,6 mm dengan bentuk dan dimensi serta
ketebalan sesuai dengan ketentuan dalam Gambar Rencana atau shop drawing yaitu:
1. Huruf “PASAR BALIGE” :
• Ukuran tinggi huruf : 94 cm (proporsional)
• Tebal huruf : 15 cm
• Jumlah huruf : 11 huruf
2. Logo Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat :
• Ukuran tinggi huruf : 94 cm (proporsional)
• Tebal Dimensi Logo : 15 cm
• Jumlah : 1 Unit
28.3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Persiapan
Periksa keadaan lokasi dan permukaan bidang dimana papan nama akan dipasang. Pemasangan
baru dapat dilakukan setelah semua cacat atau kesalahan pada permukaan bidang tersebut telah
diperbaiki dan disetujui MK/Pengawas Lapangan.
II-49
Spesifikasi Teknik
b. Pemasangan
Pasang huruf-huruf stainless stell tersebut dan susun hingga membentuk tulisan “PASAR BALIGE”
pada lokasi dengan ketinggian sebagaimana yang telah ditentukan. Kontraktor harus memastikan
semua huruf pada tulisan tersebut, terpasang lurus dan benar, pada ketinggian dan dengan cara
sesuai ketentuan.
c. Perlindungan
1) Perlindungan pekerjaan dan pekerjaan sekitarnya serta bahan-bahan dari kerusakan selama
pekerjaan berlangsung sampai selesai. Bungkus pekerjaan yang telah selesai dengan lembaran
plastik atau bahan yang kedap air untuk pengiriman dan penyimpanan dan dilindungi dari kerusakan
selama pemasangan.
2) Mengingat lokasi penanaman mempunyai ketinggian lebih dari 7 meter diatas permukaan tanah,
Kontraktor Pelaksana harus menjamin keamanan dan keselamatan pekerja dan semua pihak terkait
pekerjaan ini.
d. Perbaikan dan Pembersihan
Setiap kerusakan yang terjadi selama pemasangan harus diperbaiki. Signage yang tidak dapat
diperbaiki harus diganti dengan yang baru. Bersihkan bingkai dan permukaan tiap huruf agar
diperoleh hasil yang baik.
lapangan hendaknya diberitahukan oleh kontraktor kepada manajer proyek sehingga syarat-syarat
penambahan atau pengurangan dari jumlah kontrak dapat diperbaiki.
3) Semua lahan yang terkontaminasi oleh bensin, minyak atau substansi-substansi toxic lainnya
hendaknya diberitahukan kepada manajer proyek dengan usulan- usulan lokasi bebas dari
kontaminasi zat-zat tersebut untuk dipindahkan.
c. Pemilihan Bibit Tanaman yang Sesuai Dengan Spesifikasi
Semua bibit tanaman yang akan digunakan harus memiliki karakter yang sesuai dengan species dan
varietasnya, memiliki batang dan bentuk tajuk yang baik, sehat dan bebas dari penyakit, misalnya
penyakit sampar. Semua tanaman yang dikirim harus dapat dibiakkan dan baru diangkat dari media
tanamnya.
d. Penambahan Campuran Bahan untuk Media Tanam
Penanaman yang menggunakan tanah campuran hendaknya menggunakan bahan- bahan
campuran yang alami dan subur. Top soil hendaknya bebas dari gumpalan keras, tanah liat, batu-
batuan yang tidak diinginkan, kapur semen, abu, bara, atau bahan-bahan lain yang tidak diinginkan.
Pada campuran tanah tersebut hendaknya mencakup :
1) Sisa tanah biasa yang baik berasal dari batuan yang telah diuraikan → 80% volume.
2) Kompos (terdiri dari campuran pupuk kandang, serbuk gergaji, dll) didapat dari agrobisnis atau
sumber-sumber lain. → 20% volume.
3) Tanah anorganik yang subur → 22m3
e. Pembuatan Lubang-Lubang Penanaman
Untuk pembuatan lubang penanaman pohon dibedakan menjadi 3 kategori :
a. Untuk penanaman pohon kecil (diameter batang kurang dari 5 cm), lubang tanaman dibuat
berdiameter minimum 30 cm dengan kedalaman 30 cm.
b. Untuk penanaman pohon sedang (diameter batang lebih dari 5 cm dan kurang dai 10 cm), lubang
tanam dibuat berdiameter minimum 70 cm dengan kedalaman 80 cm.
c. Untuk penanaman pohon besar (diameter lebih dari 10 cm), lubang tanam dibuat berdiameter
minimum 100 cm dengan kedalaman 120 cm, bila diameter penanaman melebihi diameter lubang
perlu diadakan pemangkasan akar pohon.
Tanah hasil galiannya ditempatkan disisi lubang tanam dan sebaiknya dicampur dengan batuan yang
maksimum sebesar 4 cm, kompos, serta 1,36 kg pupuk yang harus disediakan oleh kontraktor. Perlu
juga ditambahkan campuran tanah merah pada lubang penanaman.
Untuk penanaman semak dan tanaman penutup tanah, area yang akan ditanami diberi tanah
campuran. Lubang tanaman digali dengan kedalaman 20 cm. Semua bahan yang tidak berguna
untuk penanaman disingkirkan.
Area yang akan ditanami rumput hendaknya dirapikan dengan menggunakan penggaruk tangan.
Semua batuan yang lebih besar dari 3 cm disingkirkan. Sebelum penanaman, area tanam hendaknya
diberi pupuk ±40 gr/m2 yang disebarkan secara merata ke seluruh permukaannya.
29.3. Pekerjaan Penanaman
a. Penanaman pohon
1) Tanaman diletakkan dalam lubang tanam dengan sistem perakaran yang menyebar. Harus dapat
dipastikan bahwa tanah yang ditimbun dapat tersebar secara merata di antara akar.
2) Harus dapat dipastikan bahwa ketinggian dari permukaan tanah di sekitar tanaman sama dengan
tinggi muka tanah pada saat tanaman masih dalam pembibitan. Pohon-pohon yang masih kecil,
tinggi pohon minimal 2 m, harus persetujuan MK/Pengawas.
3) Setelah ditanam pohon diberi steger dengan ukuran yang layak, dengan cara mengikatkan steger
II-51
Spesifikasi Teknik
pada pohonnya. Hal ini dilakukan untuk membantu pohon tersebut menahan batangnya sebelum
dapat ditopang sendiri oleh akarnya. Batang pohon sebaiknya dibungkus dengan cara memilinnya
hingga percabangan kedua atau sampai ketinggian yang telah ditentukan.
4) Bahan pembungkus diikat dengan tali yang baik dan harus dipastikan terbungkus kuat dan rapi
setiap pohon sebaiknya dilindungi dengan pagar pengaman berukuran 0.90 m2. Pohon-pohon harus
disiram dan dirawat untuk menjamin pertumbuhannya hingga akhir masa perawatan.
5) Jenis dan jumlah tanaman yang di tanam sesuai yang tertera pada gambar lansekap: meliputi:
Pohon Palem ( Dia 10. Cm ) 20 batang, Penanaman Pohon Ketapang Kencana ( Dia 5 cm ) 11 Batang
Penanaman Pohon Bungur 18 Batang, Penanaman Pohon Tanjung 30 Batang.
b. Penanaman perdu, semak dan ground cover
1) Tanaman diletakkan dalam lubang tanam yang telah disiapkan. Seperti halnya pohon, akar tanaman
diletakkan menyebar dalam lubang tanam dan tanah timbunan harus dapat dipastikan tersebar
secara merata di sekitar akar. Setelah tanaman disiram secukupnya, letakkan diatasnya humus
minimum setebal 5 cm secara merata pada seluruh area penanaman.
2) Permukaan tanah tertinggi pada area penanaman sebelum ditambahkan humus sebaiknya 15 cm
lebih rendah dari area yang tidak ditanami yang letaknya berdampingan dengan area tersebut
misalnya permukaan paving.
c. Penanaman rumput
1) Rumput yang ditanam adalah rumput gajah mini. Media tanam digemburkan, lapisan bawah
diangkat dan lapisan atas ditimbun dengan leapisan bawah, kemudian ditaburkan pupuk kandang
pada permukaannya (±40 gram/m2).
2) Lahan penanaman yang telah disiapkan harus disirami terus untuk memastikan tanah yang akan
ditanami dalam keadaan basah. Hal ini penting, untuk mempercepat akar rumput mengikat tanah
sebagai media tanamnya.
3) Lempengan rumput ditanam dengan cara memukul-mukul lempengan tersebut agar menempel
pada tanahnya. Lempengan tersebut disusun dengan jarak 35 cm.
4) Ketinggian areal penanaman setelah ditanami rumput sebaiknya lebih tinggi 2,5 cm dari pada area
dengan perkerasan yang letaknya berdampingan.
5) Kontraktor hendaknya menyirami rumput sesering mungkin untuk memastikan agar akarnya segera
mengikat tanah.
6) Semua celah yang terjadi akibat penanaman yang tidak rapat harus segera ditambal dengan
penambahan lempengan rumput pada bagian tersebut agar dihasilkan pemukaan yang penuh
tertanam rumput.
7) Kontraktor bertanggung jawab terhadap segala bentuk perawatan selama masa kontrak termasuk
pemotongan rumput setinggi 10 cm dan disiangi setiap 1 bulan sekali (rumput liar dicabuti).
8) Pada kesempatan khusus, yaitu pemindahan rumput existing ke lahan penanaman baru, lempeng
rumput lama dikupas dari tanah hingga akarnya tetap utuh dengan ukuran ± 30 x 30 cm.
9) Jika lokasi penanaman baru belum siap, pembentukan level tanah masih dalam pengerjaan, maka
lempengan rumput dapat disimpan dalam tumpukan yang teratur.
10) Tumpukan rumput tersebut tidak lebih dari 1 m dan dilindungi dengan peneduh berupa kassa ayam
atau dibawah pohon peneduh. Tumpukan rumput ini hanya dapat bertahan selama ± 3 minggu
dengan penyiraman 2 – 3 kali sehari.
d. Penyiraman setelah penanaman
1) Segera setelah penanaman, semua tanaman hendaknya disiram secukupnya hingga kebutuhan akar
tercukupi.
2) Adalah tanggungjawab kontraktor untuk memastikan persediaan air yang cukup untuk keperluan
penyiraman selama masa kontrak berlangsung.
II-52
Spesifikasi Teknik
3) Rumput harus mendapat perhatian lebih karena setelah penanaman merupakan masa dimana
kondisi tanah harus selalu lembab. Kekeringan akan mengakibatkan rumput-rumput tersebut mati.
29.4. Pekerjaan Pemeliharaan
a. Pembersihan
Setelah pelaksanaan penanaman ulang atau pelaksanaan lainnya selama masa
pertanggungjawaban kerusakan, kontraktor hendaknya secara berkala membersihkan seluruh area
perkerasan dan memperbaiki daerah-daerah yang rawan akibat pekerjaannya. Kontraktor
bertanggungjawab untuk menyingkirkan bahan- bahan yang tersisa akibat penyimpanan pada lahan
dan hendaknya meninggalkan lokasi dan seluruh area penanaman dalam keadaan yang rapi.
b. Masa Pertanggungjawaban Kerusakan
1) Masa pertanggung jawaban kerusakan adalah 3 bulan terhitung setelah seluruh penanaman selesai
dilaksanakan.
2) Selama masa ini, seluruh area penanaman hendaknya dijaga dan dibersihkan oleh kontraktor
sehingga bebas dari rumput-rumput liar dan sampah.
3) Seluruh tanaman disiram secukupnya untuk memastikan pertumbuhan yang sempurna.
Penyiraman hanya dilakukan pagi dan sore hari.
4) Steger pohon dan tali pengikatnya harus diperiksa ulang agar tetap terikat kuat. Jika steger dan
talinya ada yang merusak kulit kayu, kedudukannya harus diperbaiki untuk menghindari kerusakan
yang lebih dalam dan membuang daerah yang luka.
5) Kontraktor harus bertanggung jawab atas penggantian tanaman-tanaman yang mati, akibat
kesalahannya, sebagai tanggung jawabnya atas pekerjaan yang jelek, kualitas bahan yang jelek atau
karena kelalaiannya.
6) Kontraktor tidak harus bertanggung jawab untuk mengganti tanaman yang rusak disebabkan oleh
angin topan, banjir atau bencana alam lainnya.
7) Pada akhir dari masa pertanggung jawab kerusakan, pekerjaan akan diperiksa dan pengecekan
formal dilakukan bersama-sama antara kontraktor dengan manajer proyek. Pelaksaan penanaman
ulang akan disetujui sebelum penyerahan lahan kepada kontraktor.
c. Pemeliharaan Berkala
Setelah masa pertanggung jawaban kerusakan selesai, kontraktor bertanggung jawab untuk
meneruskan kegiatan pemeliharaan. Adapun kegiatan-kegiatan pemeliharaan tersebut mencakup :
1) Pembabatan rumput
Pembabatan rumput dilakukan 1 – 2 minggu sekali tergantung pada kecepatan tumbuhnya.
Kecepatan tumbuh ini tergantung pada kerapatn tanam, pemupukan dan penyiraman yang sesuai.
2) Penyiangan, Pendangiran dan Pengetrikan
Pada dasarnya tujuan dari pendangiran adalah untuk menggemburkan tanah agar air dengan
mudah dapat mencapai akar dan agar tanaman-tanaman liar yang mengganggu dapat diatasi.
Penyiangan, pendangiran dan pengetrikan ini rata-rata dilakukan 1 x sebulan.
3) Pemangkasan
Pemangkasan pada tanaman diperlukan untuk memelihara bentuk tanaman agar segi keindahannya
dapat dipertahankan. Pemangkasan dilakukan pada pertumbuhan tanaman yang sudah melebihi
batas maksimal ukuran tanaman yang dierencanakan atau telah tumbuh ranting-ranting yang tidak
diinginkan, dilakukan dengan membuang tunas liar, cabang-cabang yang tumbuh tidak teratur dan
tanaman yang rusak oleh hama atau penyakit.
Tujuan dari pemangkasan :
• Membatasi pertumbuhan tanaman
II-53
Spesifikasi Teknik
• Memperbaiki kulaitas bunga, buah, daun, batang dan bentuk dari tanaman.
• Mendapatkan keseimbangan antara pertumbuhan vegetatif dan generatif
• Menguatkan tanaman.
Car pemangkasan :
• Pemangkasan sebaiknya dilakukan tepat diatas mata tunas yang diharapkan tumbuh.
• Pada pemangkasan untuk pembentukan tanaman, pertumbuhan tanaman dapat diarahkan ke
dalam atau ke luar.
• Luka tanaman harus membentuk 45°, dengan tujuan mencegah pembusukan akibat air yang
tergenang dan mencegah berkumpulnya bibit penyakit.
• Arah memangkas dari bagian bawah ke atas.
Alat pangkas : gunting pangkas, sabit dan alat pemangkas rumput (secara mekanis maupun yang
menggunakan tenaga pendorong)
Waktu pemangkasan :
• Saat menggugurkan daun (tanaman deciduous)
• Saat bunga layu / awal pertumbuhan daun baru
• Sewaktu-waktu
4) Penyiraman dan pemberantasan hama
a) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyiraman ialah waktu, jumlah teratur, tidak menunggu
tanaman mengalami kekeringan dan tidak menyebabkan tanah menjadi padat.
b) Penyiraman dilakukan 2x sehari untuk rumput dan tanaman hias yaitu pada pagi dan sore hari
kecuali bila hujan, pagi hari antara jam 07.00-09.00 dan sore hari antara jam 15.00-18.00.
c) Tanaman dapat diserang berbagai jenis hama serta penyakit yang menyebabkan rusaknya tanaman
yang kita tanam. Untuk pemberantasan hama dilakukan penyemprotan dengan obat-obatan
pemberantas hama (insektisida) secara berulang-ulang tiap 1 minggu sekali, sampai tanaman
tersebut bebas dari hama.
5) Pemupukan
Pemupukan jenis tanaman pohon, perdu dan semak dapat dipakai urea dan NPK dengan dosis yang
tercantum dalam kemasannya dan juga pupuk kandang, sedangkan untuk rumput setelah berumur
2 minggu penanaman dengan menggunakan pupuk buatan, untuk selanjutnya pemupukan
dilakukan setiap 1 bulan sekali. Jenis pupuk yang diapakai adalah : urea dengan dosis 0,1 kg/m dan
NPK 0,075 kg/m.
Pemupukan dilakukan dengan cara :
- Disebar dalam tanah (broadcast), tanah didangir sedalam 15-20 cm dan pupuk disebarkan dalam
tanah lalu ditutup dan disiram agar cepat larut.
- Ditabur dalam lajur diantara barisan tanaman (band placement/furrow placement).
- Disebar sekeliling tanaman (metode perforasi), untuk tanaman yang tidak terlalu besar dibuat
saluran sekeliling tanaman. Pupuk ditabur dalam saluran tersebut dan kemudian ditutup dengan
tanah. Untuk pohon yang besar dibuat saluran sekeliling proyrksi tajuk dan pohon.
- Disiram disekeliling tanaman, contoh pupuk pokon dan hyponex.
Pupuk dilarutkan dalam air dan disemprotkan pada daun (foliar fertilizer/foliar application), contoh
: pupuk wuxal, bayfolan, welgro, hyponex, dan trimogreen.
II-54
Spesifikasi Teknik
a. Pengiriman (Submittals)
1) Kirimkan setiap item dalam penjelasan spesifikasi ini sesuai dengan kondisi kontrak.
II-55
Spesifikasi Teknik
2) Data-data produk termasuk spesifikasi manufaktur untuk fabrikasi dan instalasi. Sediakan data-
data yang penting dimana produk telah sesuai dengan persyaratan- persyaratan.
3) Shop drawing yang menunjukkan fabrikasi dan instalasi pekerjaan automatic rolling door. Juga
detail-detail dari setiap tipe frame, elevasi persyaratan- persyaratan pemasangan angker pada kosen,
pintu-pintu dan hardware dari kosen dan perkuatannya, detail-detail sambungan dan hubungan.
Perlihatkan anchor dan item aksesori. Sediakan schedule dari pintu-pintu dan kosen yang
menggunakan nomor- nomor referensi yang sama untuk detail-detail dan bukaan seperti yang
tercantum dalam gambar.
b. Persiapan dan Pemeriksaan
1) Sebelum pemasangan rolling door, lakukan persiapan lokasi pasang dengan mengukur dimensi
yang dibutuhkan (tinggi dan lebar pintu)
2) Periksa bahwa tidak ada pekerjaan-pekerjaan lain yang sedang berlangsung disekitar area agar
tidak terganggu.
c. Pelaksanaan
1) Tempatkan peralatan-peralatan sesuai rekomendasi dari pabrik.
2) Hasil pasangan pintu harus berfungsi sesuai dengan rencana (dapat terbuka dan tertutup secara
otomatis)
d. Persyaratan Pemeliharaan
1) Penyimpanan dan Perawatan
a) Produk dikirim dalam kemasan asli tertutup dari pabrik, tanpa cacat, rusak, dan sebagainya.
b) Produk disimpan dalam gudang yang aman, terhindar dari air, kering, dan cukup ventilasi
2) Perbaikan
a) Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat, sampai dengan perbaikkan pekerjaan
tersebut diterima oleh Konsultan MK/Pengawas. Perbaikan dilaksanakan sedemikian rupa hingga tak
mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
b) Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
3) Pengamanan
a) Kontraktor wajib mengadakan perlindungan dan pengamanan terhadap pekerjaan yang telah
dilaksanakan.
b) Sesudah pekerjaan rolling door, permukaan pintu harus dijaga terhadap kemungkinan-
kemungkinan terkena cairan-cairan dan benda-benda lain yang mungkin bisa menimbulkan cacat,
noda-noda dan sebagainya.
c) Apabila hal ini terjadi, Kontraktor harus memperbaiki cacat tersebut hingga pulih kembali seperti
semula, sampai hasil perbaikan tersebut dapat diterima dan disetujui oleh Konsultan MK/Pengawas.
Biaya perbaikan ditanggung oleh Kontraktor.
4) Persyaratan Penerimaan
Kontraktor harus mengirimkan garansi-garansi sebagai berikut :
a) Garansi tertulis dari fabrikator rooling door.
b) Garansi juga harus menyangkut kegagalan pekerjaan atau material, hilangnya properti mekanis
(loss of mechanical properties), kebocoran air, kegagalan struktural, non uniformity of surfaces,
korosi/karat, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan persyaratan performance.
c) Kontraktor harus mengirimkan bukti-bukti mengenai sumber dari material dan aksesorinya dalam
bentuk sertifikat "Certificate of Origin" dari manufaktur yang disetujui oleh Konsultan MK/Pengawas
dan Pemberi Tugas.
II-56
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT RI
D I RE KTO R A T J E N DE RA L C I PT A KARYA
PUSAT PENGEMBANGAN SARANA PRASARANAPENDIDIKAN OLAHRAGA DAN PASAR
PEMBANGUNAN REVITALISASI
PASAR BALERONG - BALIGE
KABUPATEN TOBA SAMOSIR PROVINSI
SUMATERA UTARA
BAB III
SPESIFIKASI TEKINIK
PEKERJAAN STRUKTUR
Spesifikasi Teknik
perencanaan.
7) Sebelum dilanjutkan pada pekerjaan lantai kerja, Kontraktor harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas bahwa galian dan pemadatan sudah sesuai.
b. Pemadatan Tanah
1) Pemadatan dilakukan pada peil yang ditentukan sesuai Gambar Kerja.
2) Sebelum pemadatan, harus dibersihkan dari semua kotoran, humus dan akar tanaman serta bekas
bongkaran.
3) Pelaksanaan pemadatan dilakukan lapis demi lapis, tiap lapisan tidak boleh lebih dari 20 cm tebal
sebelum dipadatkan atau 15 cm setelah dipadatkan.
4) Pemadatan tanah dan pembentukan permukaan (shaping) dilakukan dengan blade graders /
stemper atau lainnya dengan mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas. Sebelumnya
tanah harus digaru dengan sheep foot rollers.
5) Selama pemadatan harus dikontrol terus kadar airnya, sebelum pemadatan kadar air dari fill
material harus sama dengan kadar air optimum dari hasil test Compaction Modified Proctor dari
contoh fill material.
6) Apabila kadar air bahan timbunan/fill material lebih kecil dari bahan optimum, maka fill material
harus diberi air sehingga menyamai kadar air optimum. Sebaliknya bila kadar air bahan
timbunan/fill material lebih besar dari kadar air optimum, maka fill material harus dikeringkan
terlebih dahulu atau ditambah dengan bahan timbunan yang lebih kering.
7) Pemadatan harus dilakukan pada cuaca baik, bila hujan dan air tergenang, pemadatan dihentikan.
Diusahakan air dapat mengalir dengan membuat saluran- saluran drainage / dewatering sehingga
daerah pemadatan selalu kering.
8) Setiap lapis dari daerah yang dipadatkan harus ditest dengan 'Field Dry Density Test' untuk
mengetahui kepadatan tanah yang dicapai serta Moisture Content. Satu test untuk setiap 400 m2
untuk tanah yang dipadatkan.
9) Apabila tanah yang dipadatkan telah mencapai nilai 90% compacted dari modified proctor (untuk
lapisan sub grade setebal 30 cm di bawah base) tetapi tidak mencapai soaked CBR minimum = 4,
maka tanah (sub grade) tersebut harus diganti dengan fill material yang pada 90% maksimum
compacted mencapai nilai soaked CBR = 4.
c. Penyelesaian
1) Pemborong harus membersihkan kembali daerah yang telah selesai dikerjakan terhadap segala
kotoran, sampah bekas adukan, bobokan, tulangan dan lain-lain.
2) Kelebihan tanah bekas galian pondasi dan bobokan maupun material yang tidak diperlukan lagi
harus dibawa keluar proyek atau ke tempat lain dengan persetujuan Pengawas.
3) Pemborong harus tetap menjamin susunan tanah pada daerah di sekitar pondasi terhadap
kepadatannya maupun terhadap peil semula.
4) Pada pelaksanaan pembersihan, Pemborong harus berhati-hati untuk tidak mengganggu setiap
patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda lainnya.
33. PEKERJAAN TIANG BORE PILE
33.1. Umum
a. Lingkup Pekerjaan
1) Pengadaan semua tenaga kerja, material, peralatan dan semua perlengkapan yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan pekerjaan ini.
2) Penyediaan dan pengecoran tiang bor.
3) Pondasi Bore Pile diameter 30 cm, kedalaman 6 m dari dasar pile cap.
b. Standar
Untuk semua pekerjaan, bahan-bahannya harus dilaksanakan sesuai dengan Persyaratan Umum
Bahan Bangunan di Indonesia (PUBBI-1982), Spesifikasi Teknis dan Uraian yang tertera pada
gambar kerja. Semua pekerjaan beton bertulang harus dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi
III-59
Spesifikasi Teknik
pekerjaan beton bertulang dan SK.SNI 1991, kecuali bila ada perubahan-perubahan khusus yang
akan disebutkan kemudian.
Sebelum melaksanakan pekerjaan Kontraktor berkewajiban meneliti gambar- gambar konstruksi
dan gambar-gambar arsitektur. Bila terdapat perbedaan atau keganjilan Kontraktor wajib
melaporkan hal tersebut kepada MK/Pengawas.
c. Kontraktor Spesialis
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor spesialist tiang bor dan yang mempunyai staff
pengawas yang berpengalaman untuk pekerjaan ini, sehingga dapat dihasilkan mutu pekerjaan
seperti yang disyaratkan dengan daya dukung yang sesuai dengan yang tercantum dalam
spesifikasi serta gambar rencana yang dibuat oleh MK/Pengawas.
d. Organisasi Personil
Kontraktor harus melampirkan struktur organisasi dengan personil-personil yang berpengalaman
untuk pekerjaan ini yang ditunjukan dengan Daftar Riwayat Hidup dari personil-personil yang
bersangkutan. Juga kontraktor harus memberikan surat pernyataan yang menjamin bahwa
personil yang bersangkutan akan selalu berada di tempat pekerjaan selama masa pekerjaan ini
berlangsung.
e. Metode Pelaksanaan
Kontraktor harus melampirkan metode pelaksanaan serta alat-alat yang akan digunakan dalam
proyek ini dengan memperhatikan kondisi lapangan tanah yang ada, lokasi permukaan air tanah,
sifat dan jumlah tanah yang dihadapi, sifat peralatan yang akan dipergunakan serta fasilitas yang
dibutuhkan pada tahap preliminary maupun pada tahap selanjutnya.
Kontraktor sebelum mulai pekerjaan harus menyerahkan :
1) Equipment schedule.
2) Rencana pembuatan tiang per hari per alat.
3) Manpower schedule.
4) Material schedule
f. Tanggung Jawab
Kontraktor bertanggung jawab untuk melaksanakan pembuatan tiang bor dengan jumlah, ukuran
dan letak seperti yang terlihat dalam gambar denah tiang pondasi yang dibuat oleh Perencana.
g. Tiang Bor
Tiang bor yang digunakan adalah bore pile dengan Ø 300 mm dengan panjang 6 m dari
dasar pile cap.
33.2. Bahan Material
a. Beton
Beton yang digunakan dalam pengecoran Bored Pile dengan mutu K-300
1) Bahan-bahan (Aggregates)
Harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam code SK.SNI-1991 kecuali yang disebut lain
pada instruksi tertulis. Aggregate kasar harus berupa batu pecah dengan ukuran tidak lebih dari 4.0
cm, sedangkan aggregate halus berupa pasir beton yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis.
2) Portland Cement
Digunakan Portland Cement type 1 menurut NI.8-1985 atau S-400 menurut NI.8-1972. Portland Cement
harus dari satu merek dan penggantian merek harus dengan persetujuan tertulis.
33.3. Pelaksanaan
a. Pengenalan Lapangan atau Site
1) Kontraktor harus mengenal lapangan sebaik-baiknya sebelum memulai pekerjaannya yang
antara lain :
III-60
Spesifikasi Teknik
8) Pengecoran tiang bor harus sampai + 100 cm diatas cut off level.
9) Lubang-lubang bor yang rusak pada waktu pengeboran ataupun pengecoran sehingga mengurangi
kegunaaan dari tiang tersebut nantinya harus diganti dengan tiang bor baru atau dilakukan perbaikan
pada bagian-bagian yang rusak, dan seluruh biaya yang diperlukan untuk ini merupakan beban
Kontraktor.
e. Toleransi
1) Kecuali jika ada pengeboran yang miring, lubang harus dibor vertikal tegak lurus dengan
toleransi kemiringan maksimum 1 : 200.
2) Posisi titik bor tidak boleh bergeser/menyimpang lebih dari 5 cm dari lokasi yang ditentukan.
3) Bila ternyata toleransi tersebut tidak dipenuhi, Kontraktor wajib melakukan
perbaikan/penambahan atas beban Kontraktor.
III-62
Spesifikasi Teknik
d3. Agregat :
Analisa tapis, berat jenis, prosentase dari void (kekosongan), penyerapan, kelembaban dari agregat
kasar dan halus, berat kering dari agregat kasar, modulus terhalus dari agregat halus.
d4. Adukan/campuran beton
1) Adukan beton harus didasarkan pada trial mix dan mix design masing-masing untuk umur 7, 14 atau
21 dan 28 hari yang didasarkan pada minimum 20 hasil pengujian atau lebih sedemikian rupa
sehingga hasil uji tersebut dapat disetujui oleh Direksi Lapangan.
Hasil uji yang disetujui tersebut sudah harus disertakan selambat-lambatnya 3 minggu sebelum
pengerjaan dimulai, dan selain itu mutu betonpun harus sesuai dengan mutu standard PBI 1971.
Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diperiksa Direksi Lapangan tentang
kekuatan/kebersihannya.
Semua pembuatan dan pengujian trial mix dan design mix serta pembiayaannya adalah sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor. Trial mix dan design mix harus diadakan lagi bila agregat yang
dipakai diambil dari sumber yang berlainan, merk semen yang berbeda atau supplier beton yang
lain.
2) Ukuran-ukuran
Campuran desain dan campuran percobaan harus proporsional semen terhadap agregat
berdasarkan berat, atau proporsi yang cocok dari ukuran untuk rencana proposional atau
perbandingan yang harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
3) Percobaan adukan untuk berat normal beton
Untuk perincian minimum dan maximum slump untuk setiap jenis dan kekuatan dari berat normal
beton, dibuat empat (4) adukan campuran dengan memakai nilai faktor air-semen yang berbeda-
beda.
4) Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji silinder beton diameter 15
cm x tinggi 30 cm sesuai PBI 1971, ACI Committee
- 304, ASTM C 94-98.
5) Benda uji (setiap pengambilan terdiri dari 3 buah dengan pengetesan dilakukan pada hari yang
tercantum pada item 6) dari satu adukan dipilih acak yang mewakili suatu volume rata-rata tidak
lebih dari 10 m3 atau 10 adukan atau 2 truck drum (diambil yang volumenya terkecil). Disamping
itu jumlah maximum dari beton yang dapat terkena penolakan akibat setiap satu keputusan adalah
30 m3, kecuali bila ditentukan lain oleh Direksi Lapangan.
6) Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk umur 7, 14 atau 21 dan 28 hari.
7) Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan PBI'71, dilakukan di lokasi pengecoran dan harus
disaksikan oleh Direksi Lapangan. Apabila digunakan metoda pembetonan dengan menggunakan
pompa (concrete pump), maka pengambilan contoh segala macam jenis pengujian lapangan harus
dilakukan dari hasil adukan yang diperoleh dari ujung pipa "concrete-pump" pada lokasi yang akan
dilaksanakan.
8) Pengujian bahan dan beton harus dilakukan dengan cara yang ditentukan dalam Standard Industri
Indonesia (SII) dan PBI'71 NI-2 atau metoda uji bahan yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
9) Rekaman lengkap dari hasil uji bahan dan beton harus disediakan dan disimpan dengan baik oleh
tenaga pengawas ahli, dan selalu tersedia untuk keperluan pemeriksaan selama pelaksanaan
pekerjaan dan selama 5 tahun sesudah proyek bangunan tersebut selesai dilaksanakan.
d5. Pengujian slump
1) Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana nilai slump harus dalam batas-
batas yang diisyaratkan dalam PBI 1971 dan sama sekali tidak diperbolehkan adanya penambahan
air/additive, kecuali ditentukan lain oleh Direksi Lapangan.
2) "Kontraktor" harus menjamin bahwa ia mampu dengan slump berikut, beton dengan mutu dan
kekuatan yang memuaskan, yang akan menghasilkan hasil akhir yang bebas keropos, ataupun
berongga-rongga. Pelaksanaan dari persetujuan kontrak adalah bahwa "Kontraktor" bertanggung
III-65
Spesifikasi Teknik
jawab penuh untuk produksi dari beton dan pencapaian mutu, kekuatan dan penyelesaian yang
memenuhi syarat batas slump.
Bila dipakai pompa beton, slump harus didasarkan pada pengukuran di pelepasan pipa, bukan di
truk mixer. Maximum slump harus 150 mm.
3) Rekomendasi slump untuk variasi beton konstruksi pada keadaan atau kondisi normal :
Untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, slump dapat dinaikkan sampai maksimum 1,5 cm.
d6. Percobaan tambahan
1) Kontraktor, tanpa membebankan biaya kepada pemilik, harus mengadakan percobaan
laboratorium selaku percobaan tambahan pada bahan-bahan beton dan membuat desain adukan
baru bila sifat atau pemilihan bahan diubah atau apabila beton yang ada tidak dapat mencapai
kekuatan spesifikasi.
2) Hasil pengujian beton harus diserahkan sesaat sebelum tahapan pelaksanaan akan dilakukan, yaitu
khususnya untuk pekerjaan yang berhubungan dengan pelepasan perancah/acuan. Sedangkan
untuk pengujian di luar ketentuan pekerjaan tersebut, harus diserahkan kepada Direksi Lapangan
dalam jangka waktu tidak lebih dari 3 hari setelah pengujian dilakukan.
35.2. Bahan-Bahan/Produk
Sedapat mungkin, semua bahan dan ketenagaan harus disesuaikan dengan peraturan- peraturan
Indonesia.
a. Semen
a1. Mutu semen
1) Semen portland harus memenuhi persyaratan standard Internasional atau Spesifikasi Bahan
Bangunan Bagian A SK SNI 3-04-1989-F atau sesuai SII-0013- 82, Type-1 atau NI-8 untuk butir
pengikat awal kekekalan bentuk, kekuatan tekan aduk dan susunan kimia. Semen yang cepat
mengeras hanya boleh dipergunakan dimana jika hal tersebut dikuasakan tertulis secara tegas oleh
Direksi Lapangan.
2) Jika mempergunakan semen portland pozolan (campuran semen portland dan bahan pozolan)
maka semen tersebut harus memenuhi ketentuan SII 0132 Mutu dan Cara Uji Semen Portland
Pozoland atau spesifikasi untuk semen hidraulis campuran.
3) Di dalam syarat pelaksanaan pekerjaan beton harus dicantumkan dengan jelas jenis semen yang
boleh dipakai dan jenis semen ini harus sesuai dengan jenis semen yang digunakan dalam ketentuan
persyaratan mutu (semen tipe 1).
a2. Penyimpanan Semen
1) Penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat penyimpanan dan dijaga agar semen tidak
lembab, dengan lantai terangkat bebas dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan
semen dan menurut urutan pengiriman. Semen yang telah rusak karena terlalu lama disimpan
sehingga mengeras ataupun tercampur bahan lain, tidak boleh dipergunakan dan harus disingkirkan
dari tempat pekerjaan. Semen harus dalam zak-zak yang utuh dan terlindung baik terhadap
pengaruh cuaca, dengan ventilasi secukupnya dan dipergunakan sesuai dengan urutan
pengiriman. Semen yang telah disimpan
III-66
Spesifikasi Teknik
c. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam
alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton serta baja
tulangan atau jaringan kawat baja. Untuk mendapatkan kepastian kelayakan air yang akan
dipergunakan, maka air harus diteliti pada labora- torium yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
d. Bahan Campuran Tambahan (Admixture)
Admixture harus disimpan dan dilindungi untuk menjaga kerusakan dari container. Admixture harus
sesuai dengan ACI 212.2R-71 dan ACI 212 2R-64. Segala macam admixture yang akan digunakan
dalam pekerjaan harus disetujui oleh Direksi Lapangan. Admixture yang mengandung chloride atau
nitrat tidak boleh dipakai.
e. Mutu dan Konsistensi dari Beton
Kekuatan ultimate tekan beton silinder 150 mm X 300 mm umur 28 hari, kecuali ditentukan lain,
harus seperti berikut :
1) Semua pelat, balok, pile-cap dan dinding basement : K-300
2) Semua kolom dan dinding beton : K-300
3) Untuk semua beton non-struktural seperti lantai kerja dan sebagainya : Beton Klas – B
4) Jaketing menggunakan K-350
35.3. Pembesian
a. Percobaan dan Pemeriksaan (Test and Inspections)
1) Setiap pengiriman harus berasal dari pemilihan yang disetujui dan harus disertai surat keterangan
percobaan dari pabrik.
2) Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan pengujian periodik minimal 4 contoh
yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1 benda uji untuk uji lengkung untuk setiap diameter
batang baja tulangan. Pengambilan contoh baja tulangan akan ditentukan oleh Direksi Lapangan.
3) Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus dilakukan di laboratorium
Lembaga Uji Konstruksi BPPT atau laboratorium lainnya direkomendasi oleh Direksi Lapangan dan
minimal sesuai dengan SII-0136-84 salah satu standard uji yang dapat dipakai adalah ASTM A-615.
Semua biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh Kontraktor.
4) Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang merugikan terhadap
kekuatan rekatan harus dibersihkan.
5) Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat dengan kawat dari baja
lunak.
6) Sambungan mekanis harus ditest dengan percobaan tarik.
7) Sebelum pengecoran beton, lakukan pemeriksaan dan persetujuan dari pembesian, termasuk
jumlah, ukuran, jarak, selimut, lokasi dari sambungan dan panjang penjangkaran dari penulangan
baja oleh Direksi Lapangan.
8) Sertifikat : Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka pada saat
pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi dari Laboratorium.
Khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.
b. Bahan-bahan/Produk
b1. Tulangan
1) Sediakan tulangan berulir mutu BJTD-40, sesuai dengan SII 0136-84 dan tulangan polos mutu BJTP-
24, sesuai dengan SII 0136-84 seperti dinyatakan pada gambar-gambar struktur.
2) Tulangan polos dengan diameter lebih kecil 13 mm harus baja lunak dengan tegangan leleh 2400
kg/cm2.
3) Tulangan ulir dengan diameter lebih besar atau sama dengan 13 mm harus baja tegangan tarik
tinggi, batang berulir dengan tegangan leleh 4000 kg/cm2.
III-68
Spesifikasi Teknik
dengan air.
9) Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak
8 kali diameter (diameter pengenal) batang dari setiap bagian dari bengkokan.
b5. Toleransi pada Pemotongan dan Pembengkokan Tulangan
1) Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar-
gambar rencana dengan toleransi-toleransi yang disyaratkan oleh perencana. Apabila tidak
ditetapkan oleh perencana, pada pemotongan dan pembengkokan tulangan ditetapkan toleransi-
toleransi seperti tercantum dalam ayat-ayat berikut.
2) Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurun ukuran dan terhadap panjang total
dan ukuran intern dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi sebesar ± 25 mm, kecuali
mengenai yang ditetapkan dalam ayat (3) dan (4).
3) Terhadap panjang total batang yang diserahkan menurut sesuatu ukuran ditetapkan toleransi
sebesar + 50 mm dan - 25 mm.
4) Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi sebesar ± 6 mm untuk
jarak 60 cm atau kurang dan sebesar ± 12 mm untuk jarak lebih dari 60 cm.
5) Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan ditetapkan toleransi sebesar ± 6 mm.
b6. Panjang penjangkaran dan panjang penyaluran
1) Baja tulangan mutu U-24 (BJTP-24)
Panjang penjangkaran = 30 diameter dengan kait Panjang penyaluran
= 30 diameter dengan kait
2) Baja tulangan mutu U-40 (BJTD-40)
Panjang penjangkaran = 40 diameter tanpa kait Panjang penyaluran= 40
diameter tanpa kait
3) Penyambungan tidak boleh diadakan pada titik dimana terjadi tegangan terbesar. Sambungan
untuk tulangan atas pada balok dan pelat beton harus diadakan di tengah bentang, dan tulangan
bawah pada tumpuan. Sambungan harus ditunjang dimana memungkinkan.
4) Ketidak-lurusan rangkaian tulangan kolom tidak boleh melampaui perbandingan 1 terhadap 10.
5) Standard Pembengkokan
Semua standar pembengkokan harus sesuai dengan SKSNI-91 ( Tata Cara Penghitungan Struktur
Beton untuk Bangunan Gedung), kecuali ditentukan lain.
c. Pemasangan Wire Mesh
1) Pemasangan pada kepanjangan terpanjang yang memungkinkan dilakukan.
2) Jangan melakukan penghentian / pengakhiran lembar wire mesh antara tumpuan balok atau tepat
diatas balok dari struktur menerus.
3) Keseimbangan pengakhiran dari lewatan dalam arah lebar yang berdampingan untuk mencegah
lewatan yan menerus.
4) Wire mesh harus ditahan pada posisi yang benar selama pengecoran.
d. Las
Bila diperlukan atau disetujui, pengelasan tulangan beton harus sesuai dengan Reinforcement Steel
Welding Code (AWS D 12.1). Pengelasan tidak boleh dilakukan pada pembengkokan di suatu
batang, pengelasan pada persilangan (las titik) harus diijinkan kecuali seperti di anjurkan atau
disahkan oleh Direksi Lapangan. ASTM specification harus dilengkapi dengan keperluan jaminan
kehandalan kemampuan las dengan cara ini.
e. Sambungan Mekanik
Bila jumlah luas tulangan kolom melampaui 3% dari luas penampang kolom dengan menggunakan
diameter 32 mm, sambungan mekanik untuk tulangan (pada kolom) harus disediakan dan dipakai.
III-71
Spesifikasi Teknik
b. Bahan-bahan/Produk
Bahan-bahan dan perlengkapan harus disediakan sesuai keperluan untuk cetakan dan penunjang
pekerjaan, juga untuk menghasilkan jenis penyelesaian permukaan beton seperti terlihat dan
terperinci.
b1. Perancangan Perancah
1) Definisi Perancah
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang belum mengeras. Kontraktor
harus mengajukan rancangan perhitungan dan gambar perancah tersebut untuk disetujui oleh
Direksi Lapangan. Segala biaya yang perlu sehubungan dengan perancangan perancah dan
pengerjaannya harus sudah tercakup dalam perhitungan biaya untuk harga satuan perancah.
2) Perancangan/Desain
• Perancangan/desain dari acuan dan perancah harus dilakukan oleh tenaga ahli resmi yang
bertanggungjawab penuh kepada kontraktor.
• Beban-beban untuk perancangan perancah harus didasarkan pada ketentuan ACI-347.
• Perancah dan acuan harus dirancang terhadap beban dari beton waktu masih basah, beban-beban
akibat pelaksanaan dan getaran dari alat penggetar. Penunjang-penunjang yang sepadan untuk
penggetar dari luar, bila digunakan harus ditanamkan kedalam acuan dan diperhitungkan baik- baik
dan menjamin bahwa distribusi getaran-getaran tertampung pada cetakan tanpa konsentrasi
berlebihan.
3) Acuan
• Acuan harus menghasilkan suatu struktur akhir yang mempunyai bentuk, garis dan dimensi
komponen yang sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar rencana serta uraian dan syarat
teknis pelaksanaan.
• Acuan harus cukup kokoh dan rapat sehingga mampu mencegah kebocoran adukan.
• Acuan harus diberi pengaku dan ikatan secukupnya sehingga dapat menyatu dan mampu
mempertahankan kedudukan dan bentuknya.
• Acuan dan perancahnya harus direncanakan sedemikian sehingga tidak merusak struktur yang
sudah selesai dikerjakan.
• Dilarang memakai galian tanah sebagai cetakan langsung untuk permukaan tegak dari beton.
b2. Cetakan untuk Permukaan Beton Ekspose
1) Cetakan Plastic-Faced Plywood (Penyelesaian Halus dan Penyelesaian dengan Cat/Smooth Finish
and Painted Finish) Gunakan potongan/lembaran utuh. Pola sambungan dan pola pengikat harus
seragam dan simetris. Setiap sambungan antara bidang panel ataupun sudut maupun pertemuan-
pertemuan bidang, harus disetujui dahulu oleh Direksi Lapangan untuk pola sambungannya.
2) Cetakan sambungan panel untuk sambungan beton ekspose antara panel- panel cetakan harus
dikencangkan untuk mencegah kebocoran dari grout (penyuntikan air semen) atau butir-butir halus
dan harus diperkuat dengan rangka penunjang untuk mempertahankan permukaan-permukaan
yang berhubungan dengan panel-panel yang bersebelahan pada bidang yang sama.
3) Gunakan bahan penyambung cetakan antara beton ekspose yang diperkeras dengan panel-panel
cetakan untuk mencegah kebocoran dari grout atau butir- butir halus dari adukan beton baru ke
permukaan campuran beton sebelumnya. Tambahan pada cetakan tidak diijinkan.
b3. Penyelesaian Beton dengan Cetakan Papan
1) Cetakan dengan jenis ini (papan) harus terdiri dari papan-papan yang kering dioven dengan lebar
nominal 8 cm dan tebal min. 2.5 cm. Semua papan harus bebas dari mata kayu yang besar, takikan,
goncangan kuat, lubang-lubang dan perlemahan-perlemahan lain yang serupa.
2) Denah dasar dari papan haruslah tegak seperti tercantum pada gambar. Cetakan dari papan
haruslah penuh setinggi kolom-kolom, dinding dan permukaan-permukaan pada bidang yang sama
tanpa sambungan mendatar dengan sambungan ujung yang terjadi hanya pada sudut-sudut dan
perubahan bidang.
III-73
Spesifikasi Teknik
3) Lengkapi dengan penunjang plywood melewati cetakan papan untuk stabilitas dan untuk mencegah
lepas/terurainya adukan. Cetakan papan harus dikencangkan pada penunjang plywood dengan
kondisi akhir dari paku yang ditanam tidak terlihat.
Pola dari paku harus seragam dan tetap seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
b4. Cetakan untuk Beton yang Terlindung (Unexposed Concrete)
1) Cetakan untuk beton terlindung haruslah dari logam (metal), plywood atau bahan lain yang
disetujui, bebas dari lubang-lubang atau mata kayu yang besar. Kayu harus dilapis setidak-tidaknya
pada satu sisi dan kedua ujungnya.
2) Lengkapi dengan permukaan kasar yang memadai untuk memperoleh rekatan dimana beton
diindikasikan menerima seluruh ketebalan plesteran.
b5. Perancah, Penunjang dan Penyokong (Studs, Wales and Supports)
Kontraktor harus bertanggung jawab, bahwa perancah, penunjang dan penyokong adalah stabil
dan mampu menahan semua beban hidup dan beban pelaksanaan.
b6. Jalur Kayu
Jalur kayu diperlukan untuk membentuk sambungan jalur dan chamfer.
III-74
Spesifikasi Teknik
bahwa tidak ada perubahan elevasi, kemiringan ataupun ruang/rongga. Bila selama pelaksanaan
didapati perlemahan yang berkembang dan pekerjaan perancah memperlihatkan penurunan atau
perubahan bentuk, pekerjaan harus dihentikan, diberlakukan pembongkaran bila kerusakan
permanen, dan perancah diperkuat seperlunya untuk mengurangi penurunan atau perubahan
bentuk yang lebih jauh.
6) Pada saat pengecoran, pelaksana dan surveyor harus memantau terus menerus agar bisa dicegah
penyimpangan-penyimpangan yang mungkin ada.
7) Rancangan perancah dan cetakan sedemikian untuk kemudahan pembongkaran untuk
mengeliminasi kerusakan pada beton apabila cetakan & perancah dibongkar.
8) Aturlah cetakan untuk dapat membongkar tanpa memindahkan penunjang
utama dimana diperlukan untuk disisakan pada waktu pengecoran. c2. Pemasangan
1) Perancah dan cetakan harus sesuai dengan dimensi, kelurusan dan kemiringan dari beton seperti
yang ditunjukkan pada gambar; dilengkapi untuk bukaan (openings), celah-celah, pengunduran
(recesses), chamfers dan proyeksi- proyeksi seperti diperlukan.
2) Cetakan-cetakan harus dibuat dari bahan dengan kelembaban rendah, kedap air dan
dikencangkan secukupnya dan diperkuat untuk mempertahankan posisi dan kemiringan serta
mencegah tekuk dan lendutan antara penunjang- penunjang cetakan.
3) Pekerjaan denah harus tepat sesuai dengan gambar dan kontraktor bertanggung jawab untuk
lokasi yang benar. Garis bantu yang diperlukan untuk menentukan lokasi yang tepat dari cetakan,
haruslah jelas, sehingga memudahkan untuk pemeriksaan.
4) Semua sambungan/pertemuan beton ekspose harus selaras dan segaris baik pada arah mendatar
maupun tegak, termasuk sambungan-sambungan konstruksi kecuali seperti diperlihatkan lain pada
gambar.
5) Toleransi untuk beton secara umum harus sesuai PBI-71 atau ACI 347-78.3.3.1, Tolerances for
Reinforced Concrete Building.
6) Cetakan harus menghasilkan jaringan permukaan yang seragam pada permukaan beton yang
diekspose.
7) Pembuatan cetakan haruslah sedemikian rupa sehingga pada waktu pembongkaran tidak
mengalami kerusakan pada permukaan.
8) Kolom-kolom sudah boleh dipasang cetakannya dan dicor (hanya sampai tepi bawah dari balok
diatasnya) segera setelah penunjang dari pelat lantai mencapai kekuatannya sendiri. Bagaimanapun,
jangan ada pelat atau balok yang dicetak atau dicor sebelum balok lantai dibawahnya bekerja penuh.
9) Pada waktu pemasangan rangka konstruksi beton bertulang, Kontraktor harus benar-benar yakin
bahwa tidak ada bagian dari batang tegak yang mempunyai "plumbness"/kemiringan lebih atau
kurang dari 10 mm, yang dibuktikan dengan data dari surveyor yang diserahkan sebelum pengecoran.
c3. Pengikat Cetakan
Pengikat cetakan harus dipasang pada jarak tertentu untuk ketepatannya memegang/menahan
cetakan selama pengecoran beton dan untuk menahan berat serta tekanan dari beton basah.
c4. Jalur Kayu, Blocking dan Pencetakan Bentuk-bentuk Khusus (Moulding)
Pasanglah di dalam cetakan jalur kayu, blocking, moulding, paku-paku dan sebagainya seperti
diperlukan untuk menghasilkan penyelesaian yang berbentuk khusus/berprofil dan permukaan
seperti diperlihatkan pada gambar dan bentuk melengkapi pemasangan paku untuk batang-batang
kayu dari ciri-ciri lain yang dibutuhkan untuk ditempelkan pada permukaan beton dengan suatu cara
tertentu. Lapislah jalur kayu, blocking dan pencetakan bentuk khusus dengan bahan untuk
melepaskan.
c5. Chamfers
Garis/lajur chamfers haruslah hanya dimana ditunjukkan pada gambar-gambar arsitek saja.
c6. Bahan untuk Melepas Beton (Release Agent)
1) Lapisilah cetakan dengan bahan untuk pelepas beton sebelum besi tulangan dipasang. Buanglah
kelebihan dari bahan pelepas sehingga cukup membuat permukaan dari cetakan sekedar berminyak
III-76
Spesifikasi Teknik
tanah dan dimana diperlihatkan pada gambar-gambar, harus dilengkapi dengan waterstop.
2) Letak/posisi waterstop harus akurat dan ditunjang terhadap penurunan. Penampang sambungan
kedap air sesuai dengan rekomendasi dari perusahaan. Untuk tipe waterstop dapat digunakan ”
Expandable Water Stop “ berbahan dasar “ Bentonite Clay “ ex. Fosroc atau yang setara.
c12. Cetakan untuk Kolom
Cetakan-cetakan untuk kolom haruslah dengan ukuran dan bentuk seperti terlihat pada gambar-
gambar. Siapkan bukaan-bukaan sementara pada bagian bawah dari semua cetakan-cetakan kolom
untuk kemudahan pembersihan dan pemeriksaan, dan tutup kembali dengan cermat sebelum
pengecoran beton.
c13. Cetakan untuk Pelat dan Balok-balok
1) Buatlah semua lubang-lubang pada cetakan lantai beton seperti diperlukan untuk lintasan tegak
dari duct, pipa-pipa, conduit dan sebagainya.
2) Puncak dari chamber (penunjang) harus sesuai dengan gambar. Lengkapi dengan dongkrak-
dongkrak yang sesuai, baji-baji atau perlengkapan lainnya untuk mendongkrak dan untuk mengambil
alih penurunan pada cetakan, baik sebelum ataupun pada waktu pengecoran dari beton.
c14. Pembongkaran Cetakan dan Pengencangan Kembali Perancah (Reshoring)
1) Pembongkaran cetakan harus sesuai dengan PBI-71 NI-2.
2) Secara hati-hati lepaslah seluruh bagian dari cetakan yang sudah dapat dibongkar tanpa
menambah tegangan atau tekanan terhadap sudut-sudut, offsets ataupun bukaan-bukaan (reveals).
Hati-hati lepaskan dari pengikat. Pengikatan terhadap segi arsitek atau permukaan beton ekspose
dengan menggunakan peralatan ataupun description ataupun tidak diijinkan. Lindungi semua ujung-
ujung dari beton yang tajam dan secara umum pertahankan keutuhan dari desain.
3) Bersihkan cetakan-cetakan beton ekspose secepatnya setelah pembongkaran untuk mencegah
kerusakan pada bidang kontak.
4) Pemasangan kembali perancah segera setelah pembongkaran cetakan, topang/tunjang kembali
sepenuhnya semua pelat dan balok sampai dengan sedikitnya tiga lantai dibawahnya. Pemasangan
perancah kambali harus tetap tinggal ditempatnya sampai beton mencapai kriteria umur kekuatan
tekan 28 hari. Periksa dengan teliti kekuatan beton dengan test silinder dengan biaya kontraktor.
5) Penunjang-penunjang sementara, sebelum pengecoran beton; tulangan menerus balok-balok
dengan bentang panjang (12 m) haruslah ditunjang dengan penopang-penopang sementara
sedemikian untuk me"minimum"kan lendutan akibat beban dari beton basah.
6) Penunjang-penunjang sementara harus diatur sedemikian selama pengecoran beton dan selama
perlu untuk mencegah penurunan dari penunjang karena tingkatan kerja. Perancah harus tidak boleh
dipindahkan sampai beton mencapai kekuatan yang mencukupi ( > 80 % f’c).
c15. Pemakaian Ulang Cetakan
1) Cetakan-cetakan boleh dipakai ulang hanya bila betul-betul dipertahankan dengan baik dan dalam
kondisi yang memuaskan bagi Direksi Lapangan. Cetakan-cetakan yang tidak dapat benar-benar
dikencangkan dan dibuat kedap air, tidak boleh dipakai ulang. Bila pemakaian ulang dari cetakan
disetujui oleh Direksi Lapangan, bagian pembersihan cetakan, dan memperbaiki kerusakan
permukaan dengan memindahkan lembaran- lembaran yang rusak.
2) Plywood sebelum pemakaian ulang dari cetakan plywood, bersihkan secara menyeluruh, dan lapis
ulang dengan lapisan untuk cetakan. Janganlah memakai ulang plywood yang mempunyai tambalan,
ujung yang usang, cacat/kerusakan akibat lapisan damar pada permukaan atau kerusakan lain yang
akan mempengaruhi tekstur dari penyelesaian permukaan.
3) Cetakan-cetakan lain dari kayu, persiapkan untuk pemakaian ulang dengan membersihkan secara
menyeluruh dan melapis ulang dengan lapisan untuk cetakan. Perbaiki kerusakan pada cetakan dan
bongkar/buanglah papan-papan yang lepas atau rusak.
4) Agar supaya cetakan yang dipakai ulang tidak akan ada tambalannya yang diakibatkan oleh
perubahan-perubahan, cetakan untuk beton ekspose pada bagian yang terlihat hanya boleh dipakai
ulang hanya pada potogan-potongan yang identik.
5) Cetakan tidak boleh dipakai ulang bila nantinya mempengaruhi mutu dan hasil pada bagian
III-78
Spesifikasi Teknik
permukaan yang tampak dari beton ekspose akibat cetakan akan ada bekas jalur akibat dari plywood
yang robek atau lepas seratnya.
6) Sehubungan dengan beban pelaksanaan, maka beban pelaksanaan harus didukung oleh struktur-
struktur penunjangnya dan untuk itu kontraktor harus melampirkan perhitungan yang berkaitan
dengan rancangan pembongkaran perancah.
c16. Cetakan untuk Beton Prestress
Cetakan haruslah dari konstruksi sedemikian sehingga tidak akan membatasi regangan-regangan di
dalam beton sementara tarikan mulai dilakukan, dan kekuatannnya harus ditentukan sehubungan
dengan pertimbangan dari perubahan-perubahan dalam distribusi tegangan bila penarikan dimulai.
c17. Pembongkaran dari Cetakan untuk Pekerjaan Prestress
1) Cetakan harus dibongkar secara hati-hati tanpa menimbulkan getaran, dan hanya boleh dilakukan
dibawah pengawasan Direksi Lapangan. Beton harus diperiksa sebelum pembongkaran dari cetakan.
Cetakan dapat dibongkar hanya bila beton telah mencapai kekuatan yang mencukupi untuk memikul
berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan lainnya. Bila diperkirakan ada beban lain yang
merupakan tambahan beban terhadap beban yang direncanakan, perancah-perancah harus
disediakan dalam jumlah yang diperlukan, segera setelah pembongkaran cetakan.
2) Untuk perancah yang menyangga balok prategang, perancah balok prategang boleh dibongkar
setelah balok prategang 2 (dua) lantai di atasnya selesai ditarik.
c18. Hal Lain-lain
1) Buatlah cetakan untuk semua bagian pekerjaan beton yang diperlukan dalam hubungan dengan
kelengkapan pekerjaan proyek, meskipun setiap bagian diperlihatkan secara terperinci atau dialihkan
ke "Referred to" ataupun tidak.
2) Dilarang menanamkan pipa di dalam kolom atau balok kecuali pipa-pipa tersebut diperlihatkan
pada gambar-gambar struktur atau pada gambar kerja.
100 x 5,5 x 8, Overstek Rafter WF 200 x 100 x 5,5 x 8. Lantai 1 Kolom Baja K1 HB 350x350x12x19,
Kolom Baja K2 HB 300x300x10x15, Kolom Baja K3 HB 250x250x9x14, Kolom Baja K-Tg1 HB
300x150x6,5x9, Kolom Baja K-Tg2 HB 300x300x10x15, Lantai 2 Kolom Baja K1 HB 350x350x12x19,
Kolom Baja K2 HB 300x300x10x15, Kolom Baja K3 HB 250x250x9x14, tangga kolom penyangga 400 x
200 x8 x13
c. Supply Dari Bahan-bahan Baja
Penyedia jasa bertanggung jawab dalam mencari / mensupply bahan-bahan baja. Harga penawaran
harus didasarkan pada harga dimana dapat dijamin sumber supply yang kontinyu. Waktu
pelaksanaan tidak dapat diperpanjang dengan adanya bahan- bahan baja yang belum diterima dan
tidak ada pembayaran ekstra sebagai biaya tambahan untuk perantara dalam mensupply baja
tersebut.
d. Baja Uji
Pengawas proyek mewajibkan penyedia jasa untuk terlebih dahulu menguji / mengecek bahan-bahan
baja yang akan dipergunakan dalam struktur. Bahan-bahan yang gagal memenuhi persyaratan dalam
test harus seluruhnya ditolak atau sebagai alternatif lain, pengawas proyek memerintahkan untuk
digunakan hanya terbatas pada bagian-bagian tertentu dari struktur baja saja.
37.3. Persiapan Fabrikasi
a. Gambar Kerja
1) Penyedia jasa harus menyiapkan gambar kerja menyeluruh untuk struktur, dalam 3 copy untuk
pengawas proyek dalam waktu paling lambat 1 minggu sebelum pelaksanaan untuk mendapat
persetujuan pengawas proyek.
2) Gambar kerja (Shop Drawings) harus mengacu pada gambar rencana dan mencantumkan semua
informasi lengkap sambungan-sambungan yang tidak tercantum dalam gambar kontrak dan semua
penjelasan dilapangan, termasuk detail-detail pemasangan, dasar-dasar perhitungan lubang baut,
ketebalan, tipe, grade, kelas baja, angker dan semua yang berhubungan dengan members, dan alat
pengikat lainya.
3) Gambar kerja harus mencantumkan semua informasi walaupun tidak tercantum dalam gambar.
4) Gambar kerja harus memuat detail-detail seperti ketebalan, tipe, grade, angker dan semua yang
berhubungan dengan batang dan alat pengikat lainya.
5) Gambar yang perlu dibuat antara lain detail-detail sambungan, cara-cara erection, dan lain-lain.
6) Penyedia jasa boleh mengajukan alternatif detail-detail sambungan dengan menyertakan
perhitungan yang diperlukan dan dipertimbangkan oleh pengawas proyek.
7) Sedapat mungkin dihindarkan pengelasan dilapangan kecuali yang ditetapkan dalam gambar.
8) Setelah mendapat persetujuan, tidak boleh diadakan perubahan gambar lagi kecuali dengan
persetujuan pengawas proyek.
9) Skala yang dipakai untuk gambar kerja adalah :
• Denah dan potongan tidak kurang dari 1 : 500.
• Detail potongan dan sambungan tidak kurang dari 1 : 15.
b. Gambar Jadi (As – Build Drawing)
Penyedia jasa harus membuat dan meyerahkan As-Build Drawings sebanyak 3 copy pada saat akhir
pekerjaan untuk dokumentasi pemilik, serta sudah harus mendapatkan persetujuan dari pengawas
proyek.
c. Perubahan-perubahan dan Tambahan-tambahan
Perubahan-perubahan pada bagian-bagian atau tambahan-tambahan pada detail, atau keduanya
berserta alasannya harus diberikan dan disertai gambar kerja untuk disetujui pengawas proyek.
Perubahan-perubahan yang telah disetujui harus dikoordinasikan oleh penyedia jasa dan
dilaksanakan tanpa penambahan biaya.
d. Tanggung Jawab Atas Kesalahan-kesalahan
Penyedia jasa harus bertanggung jawab atas semua kesalahan-kesalahan dalam detail pembuatan
III-80
Spesifikasi Teknik
dari Produk Awazseal, Sintaproof, Isobond, Bituthene 2000 atau sejenisnya yang setara.
b. Bahan Utama
b1. Jenis bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1) Untuk struktur pelat dan dinding basement, ground tank menggunakan bahan additive yang
dicampurkan ke dalam adukan beton di batching plant. Produk yang digunakan dari Cementaid, Sika
atau sejenisnya yang setara.
2) Untuk pelat atap dan daerah basah lainnya seperti toilet dan sebagainya menggunakan lembaran
dari Produk Bituthene 2000 atau sejenisnya yang setara.
b2. Jenis bahan membrane yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Pekerjaaan Pemasangan Waterproofing lapis 2 membran 3 mm ( di bakar )
2) Kedap air dan uap termasuk bagian-bagian yang akan disusun overlapping nanti
3) Memiliki ketahanan yang baik terhadap gesekan dan tekanan.
4) Susunan polimer tidak berubah akibat perubahan cuaca.
c. Pengujian
1) Bila diperlukan Kontraktor wajib mengadakan test bahan sebelum dipasang, pada laboratorium
yang ditunjuk pengawas. Dan sebelum dimulai pemasangannya Kontraktor harus menunjukkan
sertifikat keaslian barang dari supplier disertai data- data teknis komposisi unsur material
pembentuknya.
2) Sewaktu penyerahan hasil pekerjaan, kontraktor wajib memberikan jaminan atas produk yang
digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya, selama 10 (sepuluh) tahun
termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi. Jaminan yang diminta
adalah jaminan dari pihak pabrik untuk mutu material, serta jaminan dari pihak pemasang
(applicator) untuk mutu pelaksanaan pemasangannya.
3) Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan/pengujian dengan melakukan penyemprotan
langsung dengan air serta menggenanginya dengan air di atas permukaan yang diberi
lapisan/additive kedap air.
d. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
1) Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan tertutup (belum dibuka) dan masih
tersegel dan berlabel sesuai pabriknya.
2) Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup, tidak lembab, kering dan bersih.
3) Kontraktor bertanggungjawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpannya,baik sebelum atau
selama pelaksanaan.
e. Jenis bahan membrane yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1) Tebal bahan minimum 1,50 mm, karakteristik fisik, kimiawi dan kepadatan yang merata dan
konstan.
2) Kedap air dan uap, termasuk bagian-bagian yang akan disusun overlapping nanti.
3) Memiliki ketahanan yang baik terhadap gesekan dan tekanan.
4) Susunan polimer tidak berubah akibat perubahan cuaca.
5) Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan tertutup (belum dibuka) dan masih
tersegel dan berlabel sesuai pabriknya.
6) Untuk pelat lantai, sloof, pile cap, dinding penahan tanah (sirwall) dan beton ground reservoar
menggunakan beton kedap air (waterproofing dengan sistem integral), merk yang direkomendasikan
setara Fosroc, Degusa, Slury.
7) Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup, tidak lembab, kering dan bersih.
8) Kontraktor bertanggungjawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpannya, baik sebelum atau
selama pelaksanaan.
III-82
Spesifikasi Teknik
f. Pengujian
1) Bila diperlukan Kontraktor wajib mengadakan test bahan sebelum dipasang, pada laboratorium
yang ditunjuk pengawas. Dan sebelum dimulai pemasangannya Kontraktor harus menunjukkan
sertifikat keaslian barang dari supplier disertai data- data teknis komposisi unsur material
pembentuknya.
2) Sewaktu penyerahan hasil pekerjaan, kontraktor wajib memberikan jaminan atas produk yang
digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya,
selama 10 (sepuluh) tahun termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang
terjadi. Jaminan yang diminta adalah jaminan dari pihak pabrik untuk mutu material, serta jaminan
dari pihak pemasang (applicator) untuk mutu pelaksanaan pemasangannya.
3) Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan/pengujian dengan melakukan penyemprotan
langsung dengan air serta menggenanginya dengan air di atas permukaan yang diberi
lapisan/additive kedap air.
38.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1). Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada pengawas, lengkap dengan
ketentuan / persyaratan pabrik yang bersangkutan untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.
2). Material yang tidak disetujui harus diganti segera tanpa biaya tambahan. Jika dipandang perlu
diadakan penukaran/penggantian maka bahan-bahan pengganti harus telah mendapat persetujuan
dari pengawas.
3). Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi lapisan harus dibersihkan
sampai kondisi yang dapat disetujui oleh pengawas. Peil dan ukuran harus sesuai dengan gambar.
4). Cara-cara dan pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan serta petunjuk dari pengawas.
5). Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya, kontraktor harus
segera melaporkan kepada pengawas sebelum pekerjaan dimulai.
6). Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan dalam hal terdapat kelainan/perbedaan
ditempat itu.
38.4. Gambar Detail Pelaksanaan / Shop-Drawing
1). Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan gambar
dokumen kontrak dan keadaan lapangan, untuk memperjelas detai-detail khusus yang diperlukan
pada saat pelaksanaan di lapangan.
2). Shop drawing harus mencantumkan semua data termasuk tipe bahan keterangan produk, cara
pemasangan atau persyaratan khusus.
3). Shop drawing belum dapat dilaksanakan sebelum mendapatkan persetujuan dari pengawas.
38.5. Contoh
1). Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, disertai brosur lengkap dan jaminan
keaslian material dari pabrik.
2). Contoh bahan harus diserahkan minimal sebanyak 2 (dua) buah yang setara mutunya.
3). Keputusan bahan jenis, warna, tekstur dan merk akan diberitahukan oleh pengawas dalam
jangka waktu tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak penyerahan contoh-contoh
bahan tersebut.
4). Pengawas mempunyai hak untuk meminta kontraktor mengadakan mock-up guna memperjelas
usulan material yang diajukannya.
38.6. Pelaksanaan
1). Persiapan permukaan yang dilapis waterproofing lantai beton harus bebas dari kotoran yang
melekat seperti bitumen, oli, bercak-bercak cat, lemak dan lain-lain.
2). Lapisan dasar primer untuk meratakan permukaan lantai beton dan membuat kemiringan
dengan screeding beton campuran 1 : 2 ditambahkan 0,5 kg/m2 dengan semen slurry bonding
agent lain yang setara. Kemiringan screeding beton sekurang- kurangnya 2%, selanjutnya
Kontraktor melapor Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan.
3). Seluruh lapisan waterproofing, jika tidak ditentukan lain harus pula menutupi kaki-kaki bidang-
III-83
Spesifikasi Teknik
bidang tegak sampai ketinggian permukaan air (minimal 30 cm). Pertemuan bidang horizontal dan
vertikal harus dipasang polyster mesh. Disekeliling pipa-pipa pembuang harus dibobok untuk
kemudian diisi dengan semen non shrink.
4). Aplikasi pemasangan oleh tenaga ahli dan persyaratan dari produsen :
Campuran waterproofing adalah semen slurry 3 kg/m2 dicampur dengan bonding agent (additive)
sehingga mencapai ketebalan minimum 3 mm.
5). Waterproofing membrane dilaksanakan pada pekerjaan beton daerah terbuka yang
besinggungan dengan air seperti atap dak beton.
6). Pada pekerjaan beton yang bersinggungan dengan air dan digunakan untuk lalu lintas manusia,
water proofing yang digunakan harus memiliki campuran butiran berbatu keras.
7). Untuk semua waterproofing yang terpasang harus diadakan uji coba terhadap kebocoran selama
24 jam atau hingga dapat dipastikan tidak terdapat bukti adanya kebocoran.
8). Pekerjaan waterproofing harus mendapat sertifikat pemeliharaan cuma-cuma selama 2 (dua)
tahun.
9). Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman dan sesuai dengan
"metode pelaksanaan" berdasarkan spesifikasi pabrik.
10). Khusus untuk bahan water proofing yang dipasang di tempat yang berhubungan langsung
dengan matahari tetapi tidak mempunyai lapis pelindung terhadap ultra violet maka di atasnya
harus diberi lapisan pelindung sesuai gambar pelaksanaan, atau petunjuk pengawas, lapisan ini
dapat berupa screed maupun material finishing lain.
41.2 Bahan
a. Bahan Utama
a1. Jenis bahan yang digunakan struktur ramp dan tangga ramp adalah sebagai berikut :
1). Balok Ramp 300 x150 x6,5 x 9, Balok Utama Ramp 400 x200 x8 x13, kolom penyangga 400 x
400 x 13 x 21, HTB 8.8 Ø19mm termasuk ring/washer dan mur, Stiffner, Pengecatan baja
dengan zinchromate
III-86
Spesifikasi Teknik
42.3 Pelaksanaan
1). Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, disertai brosur lengkap dan jaminan
keaslian material dari pabrik.
2). Contoh bahan harus diserahkan minimal sebanyak 2 (dua) buah yang setara mutunya.
3). Keputusan bahan jenis, warna, tekstur dan merk akan diberitahukan oleh pengawas dalam
jangka waktu tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak penyerahan contoh-contoh
bahan tersebut.
4). Pengawas mempunyai hak untuk meminta kontraktor mengadakan mock-up guna memperjelas
usulan material yang diajukannya.
43.3 Pelaksanaan
1). Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, disertai brosur lengkap dan jaminan
keaslian material dari pabrik.
2). Contoh bahan harus diserahkan minimal sebanyak 2 (dua) buah yang setara mutunya.
3). Keputusan bahan jenis, warna, tekstur dan merk akan diberitahukan oleh pengawas dalam
jangka waktu tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak penyerahan contoh-contoh
bahan tersebut.
4). Pengawas mempunyai hak untuk meminta kontraktor mengadakan mock-up guna memperjelas
usulan material yang diajukannya.
III-87
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT RI
D I RE KTO R A T J E N DE RA L C I PT A KARYA
PUSAT PENGEMBANGAN SARANA PRASARANAPENDIDIKAN OLAHRAGA DAN PASAR
PEMBANGUNAN REVITALISASI
PASAR BALERONG - BALIGE
KABUPATEN TOBA SAMOSIR
PROVINSI SUMATERA UTARA
BAB IV
SPESIFIKASI TEKNIK
BAB IV
PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PLUMBING
IV-1
SPESIFIKASI TEKNIK
IV-2
SPESIFIKASI TEKNIK
41.9. Pengetesan
a. Pemborong harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan disini dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh Direksi.
b. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan tersebut, merupakan
tanggung jawab Pemborong.
41.10. Pengujian dan Penerimaan
a. Jika semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini sudah dikirim dan dipasang dan
telah memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan dengan baik, Kontraktor harus melaksanakan
pengujian secara keseluruhan dari peralatan- peralatan yang terpasang, dan jika sudah ditest dan
ternyata memenuhi fungsi- fungsinya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari kontrak, maka
seluruh unit lengkap dengan peralatannya dapat diserahkan kepada Direksi.
b. Semua pengetesan dan pengujian harus dibuatkan Berita Acaranya secara lengkap mulai dari
pengadaan barang, peralatan tiba dilapangan sampai pada saat dilakukan pengetesan dilapangan
secara parsial sampai pada test keseluruhan system dan peralatan.
c. Semua kegiatan tersebut harus dilakukan dan dihadiri oleh pihak-pihak yang ditunjuk dalam hal
tersebut.
41.11. Masa Garansi dan Serah Terima Pekerjaan
a. Peralatan-peralatan instalasi harus digaransikan selama satu tahun dan garansi
compressor/motor penggerak selama 3 tahun terhitung dari penyerahan kedua.
b. Selama masa garansi, Pemborong pekerjaan instalasi ini diwajibkan untuk mengatasi segala
kerusakan-kerusakan dari pada instalasi yang dipasangnya tanpa ada biaya tambahan.
c. Selama masa garansi tersebut, Pemborong pekerjaan instalasi ini masih harus menyediakan
tenaga-tenaga yang diperlukan yang dapat dihubungi setiap saat. Dalam masa ini Pemborong masih
bertanggung jawab penuh terhadap seluruh instalasi yang telah dilaksanakan.
d. Penyerahan pekerjaan pertama baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti- bukti hasil
pemeriksaan atas instalasi, dengan pernyataan baik yang ditandatangani bersama oleh instalatur
yang melaksanakan pekerjaan tersebut dan Direksi pengawas lapangan serta dilampirkan sertifikat
pengujian yang sudah disahkan oleh Badan Instansi yang berwenang.
e. Jika pada masa garansi tersebut, Pemborong pekerjaan instalasi tidak melaksanakan atau tidak
memenuhi teguran-teguran atas perbaikan, penggantian, kekurangan selama masa garansi, maka
Direksi pengawas lapangan berhak menyerahkan pekerjaan perbaikan/kekurangan tersebut pada
pihak lain atas biaya dari Pemborong yang melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut.
f. Sebelum Penyerahan Kedua (Final Acceptance), Pemborong harus mengadakan semacam
pendidikan dan latihan selama periode tersebut kepada calon operator untuk setiap pekerjaan yang
ditunjuk oleh Pemberi Tugas (customer).
g. Pendidikan dan pelatihan diberikan pemborong kepada pemilik/calon operator yang ditunjuk,
dilakukan sampai calon operator tersebut dapat memahami dan menguasai dalam mengoperasikan
peralatan, dan dapat menanggulangi trouble shuting yang terjadi.
h. Pemborong dalam hal ini harus terlebih dahulu mengajukan jadwal sebelum training dilakukan,
berikut melengkapi terlebih dahulu buku-buku panduan petunjuk pengoperasian dan perawatan.
i. Sebelum melakukan Serah Terima II Pemborong wajib mengajukan rencana biaya pemeliharaan
terhadap semua peralatan yang dipasang.
41.12. Laporan
a. Laporan Harian :
Pemborong wajib membuat “Laporan Harian” & “Laporan mingguan” yang memberikan gambaran
IV-3
SPESIFIKASI TEKNIK
dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lapangan secara jelas. Laporan tersebut dibuat dalam
rangkap 3 meliputi :
- Kegiatan Fisik.
- Catatan dan perintah Direksi yang disampaikan secara tertulis.
- Hal-hal yang menyangkut masalah :
1. Material (masuk/ditolak)
2. Jumlah tenaga kerja
3. Keadaan cuaca
4. Pekerjaan tambahan / kurang
Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan dimana laporan tersebut berisi ikhtisar dan
catatan prestasi atas pekerjaan minggu lalu dan rencana pekerjaan minggu depan. Laporan ini harus
ditandatangani oleh Manager Proyek dan diserahkan pada Direksi untuk diketahui/disetujui.
b. Laporan Pengetesan
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi dalam rangkap 4 (empat) mengenai hal- hal sebagai
berikut :
- Hasil pengetesan kabel-kabel (megger dan pemberian tegangan)
- Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi
- Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain.
Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Direksi pekerjaan ini.
41.13. Penanggung Jawab Pelaksana
a. Sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan Pemborong harus menempatkan seorang
penanggung jawabpelaksanaan yang ahli dan berpengalaman dan harus selalu berada di
lapangan/site, yang bertindak selaku wakil dari Pemborong dan mempunyai kemampuan untuk
memberikan keputusan teknis, dan bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi-
instruksi dari Direksi.
b. Penanggung jawab tersebut harus berada di tempat pekerjaan selama jam kerja dan pada saat
diperlukan dalam pelaksanaan, atau pada saat yang dikehendaki oleh Direksi dan perintah pengawas
di dalam pelaksanaan harus disampaikan langsung kepada pihak Pemborong melalui penanggung
jawab Pemborong.
c. Pengelasan, pengeboran dan sebagainya pada konstruksi bangunan hanya dapat dilaksanakan
setelah memperoleh izin/persetujuan tertulis dari Direksi.
41.16. Pekerjaan Listrik
a. Pekerjaan listrik yang termasuk pekerjaan instalasi ini adalah seluruh sistem listrik secara lengkap,
sehingga instalasi ini dapat bekerja dengan sempurna dan aman.
b. Pekerjaan tersebut harus dapat menjamin bahwa pada saat penyerahaan pertama (serah terima
pekerjaan pertama), instalasi pekerjaan tersebut sudah dapat dipergunakan pemilik.
41.17. Pemeriksaan Rutin
a. Selama masa pemeliharaan, harus diselenggarakan kegiatan pemeliharaan dan pemeriksaan
rutin.
b. Pekerjaan pemeliharaan dan pemeriksaan rutin tersebut, harus dilaksanakan tidak kurang dari
dua minggu sekali, selama 3 bulan.
c. Selama/setiap melakukan pemeriksaan pemborong harus membuatkan laporan, yang berupa log
sheet yang memuat catatan-catatan kecil pemeriksaan.
d. Hasil pemeriksaan rutin tersebut harus diketahui dan disaksikan oleh petugas/pemilik gedung,
dengan dimintakan tanda tangannya.
e. Dari hasil catatan-catatan yang diperoleh agar dibuatkan hasil evaluasinya yang berupa
kesimpulan-kesimpulannya.
41.18. Penjagaan
a. Pemborong wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus selama
berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin dan alat-alat kerja yang disimpan di tempat
kerja (gudang lapangan).
b. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang tersebut diatas,
menjadi tanggungjawab Pemborong.
c. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetap luput dari pengamatan Direksi adalah
menjadi tanggung jawab Pemborong.
d. Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas harian diluar jam-jam kerja (08.00 sampai dengan
16.00), dan hari libur maka segala biaya yang diperlukan untuk hal tersebut menjadi beban
Pemborong yang perhitungannya disesuaikan dengan peraturan pemerintah (cipta karya).
Permohonan untuk mengadakan pemeriksaan tersebut harus dengan surat yang disampaikan
kepada Direksi
e. Di tempat pekerjaan, Direksi menempatkan petugas-petugas pengawas yang bertugas setiap saat
untuk mengawasi pekerjaan Pemborong, agar pekerjaan dapat dilaksanakan atau dilakukan sesuai
dengan isi surat perjanjian pemborong serta dengan cara-cara yang benar dan tepat serta cermat.
41.24. Bagan Kemajuan Pekerjaan
a. Dua minggu setelah dinyatakan sebagai pemenang lelang, harus siap dengan bagan
kemajuanpekerjaan (Time Schedule/Network Planning) sesuai dengan batas waktu maksimal yang
telah ditetapkan. Bagan tersebut disusun secara konvensional (barchart) dengan network planning.
b. Di dalam bagan kemajuan pekerjaan ini dicantumkan volume masing-masing bagian pekerjaan
serta mandays yang diperlukan
c. Dalam progress schedule harus dibuat juga kurva gambaran mengenai nilai dan harga pekerjaan-
pekerjaan sesuai dengan volume dan harga penawaran serta schedule yang dibuat oleh
Pemborong.
d. Pemborong harus secara terpisah menyusun Bagian pengerahan tenaga dan bagian penyediaan
bahan, peralatan dan mesin yang diperlukan.
e. Bagan-bagan tersebut diatas harus mendapatkan persetujuan dan pengesahannya dari Direksi.
f. Pemborong harus memiliki semua izin resmi yang diperlukan untuk pekerjaan instalasi listrik.
IV-6
SPESIFIKASI TEKNIK
dahulu agar gangguan dan konflik satu dengan lainnya dapat dihindarkan. Melokalisasi/memperinci
setiap pekerjaan sampai dengan detail untuk mendapat persetujuan MK/Perencana.
a6. Material dan "Workmanship"
Seluruh peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru dan material harus
tahan terhadap iklim tropik. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan cara yang benar dan
setiap pekerja harus mempunyai ketrampilan yang memuaskan. Dimana latihan khusus bagi pekerja
adalah diperlukan dan Pemborong harus melaksanakannya. Pemborong harus melengkapi surat
sertifikat yang sah untuk setiap personal ahli, yang menyatakan bahwa personal tersebut telah
mengikuti latihan-latihan khusus ataupun mempunyai pengalaman-pengalaman khusus dalam
bidang keahlian masing-masing.
a7. Daftar Material
1) Pada waktu mengajukan penawaran, Pemborong harus menyertakan/melam- pirkan "Daftar
Material" yang lebih dahulu diperinci dari semua bahan yang akan dipasang pada proyek dan harus
disebutkan pabrik, merk, manufacturer, type, lengkap dengan brosur/katalog. Ini adalah mengikat
dan harus diajukan lengkap tidak boleh sebagian- sebagian.
2) Daftar peralatan dan material yang diajukan hendaknya dilampirkan juga hasil seleksi (Unit
Selection) yang sudah direkomendasikan oleh pabrik pembuatnya (untuk peralatan-peralatan
tertentu/khusus).
a8. Nama Pabrik / Merk yang Ditentukan
1) Apabila pada spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu jenis bahan/komponen,
maka Pemborong wajib menawarkan dan memasang sesuai dengan yang ditentukan. Jadi tidak ada
alasan bagi Pemborong pada waktu pemasangan menyatakan barang tersebut sudah tidak terdapat
lagi pada pasaran ataupun sukar didapat dipasaran.
2) Untuk barang-barang yang harus diimport, segera setelah ditunjuk sebagai pemenang,
Pemborong harus sesegera mungkin memesannya pada keagenannya di Indonesia. Apabila
Pemborong telah berusaha untuk memesannya, namun pada saat pemesanan bahan/merk tersebut
tidak/sukar diperoleh, maka Perencana dan atau Pemberi Tugas akan menentukan sendiri alternatif
merk lain dengan spesifikasi minimal yang sama. Jadi setelah 1 (satu) bulan penunjukkan pemenang,
Pemborong harus memberikan foto copy dari pemesanan material lainnya, yang menyatakan bahwa
material-material tersebut telah dipesan (order import).
a14. Pengecatan
1) Apabila peralatan-peralatan sudah dicat dari pabrik dan tambahan pengecatan di lapangan tidak
dispesifikasikan maka seluruh permukaan yang cacat harus diperbaiki ataupun pengecatan kembali
untuk memperoleh hasil pengecatan yang sempurna. Apabila peralatan belum dicat dari pabrik,
Pemborong harus bertanggung jawab atas pengecatan tersebut.
2) Seluruh rangka, penutup, cover plate dan pintu panel listrik seluruhnya harus diberi cat dasar atau
prime coat dan diberi pelapis cat akhir (finishing paint). Cat akhir ini dengan warna sementara
ditentukan "abu-abu" kecuali kalau diadakan perubahan warna. Penentuan jenis warna abu-abu dan
merk cat, sebelumnya harus dimintakan persetujuan pada MK/Perencana. Pengecatan dikerjakan
dengan proses "stove ennameled" untuk lampu, sedangkan untuk panel listrik harus dibuat tahan
karat dengan cara "galvanized cadmium plating" atau dengan "zinc chromatic primer" harus dicat
dengan powder coating.
a15. Gambar Pemasangan yang Sebenarnya
Pemborong harus mempergunakan secara baik satu set lengkap gambar-gambar di lapangan yang
mana harus diberi tanda yang tepat pada lokasi dari seluruh jenis sistem outlet panel/kabinet,
peralatan, pengkabelan dan seterus-nya dengan dimensi yang diambil dari patokan center kolom (as
coloum). Pemborong harus melengkapi gambar pemasangan yang sebenarnya.
a16. Pengetesan
Pemborong harus melakukan seluruh pengetesan seperti disebutkan dan harus melakukan
percobaan seperti operasi sesungguhnya secara tepat dari seluruh sistem. Peralatan, material dan
cara bekerjanya peralatan yang mengalami kerusakan/cacat/salah harus diganti/dibetulkan dan
percobaan diulangi. Seluruh peng-kabelan, instalasi "keur" Pemborong harus bertanggung jawab
untuk mem- peroleh persetujuan PLN bagi pemasangan sistem jaringan listrik dan seluruh biaya
ditanggung atas beban Pemborong.
IV-9
SPESIFIKASI TEKNIK
sintetis, resin, splice case, compostion dan lain-lain tertentu itu harus dipasang memakai cara yang
disetujui menurut anjuran perwakilan pemerintah dan atau manufacturer.
b. Instalasi Sakelar dan Stop Kontak (Outlet)
b1. Sakelar-Sakelar
1) Sakelar-sakelar harus dari jenis rocker mekanisme dengan rating 10 A / 250 V, sakelar pada
umumnya dipasang inbow kecuali disebutkan lain pada gambar. Jika tidak ditentukan lain, sakelar-
sakelar tersebut bingkainya harus dipasang rata pada tembok pada ketinggian 150 cm diatas lantai
yang sudah selesai kecuali ditentukan lain oleh MK.
2) Sakelar-sakelar tersebut harus dipasang dalam kotak-kotak dan ring, (standar). Sambungan-
sambungan hanya diperbolehkan antara kotak-kotak yang berdekatan.
c1. U m um
Fixture penerangan harus dari jenis yang tertera dalam gambar. Harus dibuat dari bahan yang sesuai
dan bentuknya harus menarik dan pekerjaannya harus rapih dan baik, tebal plat baja yang dipakai
untuk housing fixture minimum 0,7 mm. Pemborong harus menyediakan contoh-contoh dari semua
fixture yang akan dipasang kepada MK/Pengawas dan Perencana untuk disetujui.
c2. Kabel-Kabel untuk Fixture
1) Kecuali ditunjuk atau dipersyaratkan lain, kabel-kabel untuk "fixture" harus ditutup asbestos dan
tahan panas. Tidak boleh ada kabel yang lebih kecil dari 2,5 mm², kawat- kawat harus dilindungi
dengan "tape" atau "tubing" disemua tempat dimana mungkin ada abrasi.
2) Semua kabel-kabel harus disembunyikan dalam konstruksi armature kecuali dimana diperlukan
penggantungan rantai atau kalau pemasangan/ perencanaan fixture menunjuk lain.
3) Tidak boleh ada sambungan kabel dalam suatu armature dan penggantungan dan harus terus
menerus utuh mulai dari kotak sambung ke terminal- terminal khusus pada armature-armature
lampu.
4) Saluran-saluran kabel harus tidak tajam dan dilindungi sehingga tidak merusak kabel.
d. Lampu-lampu
1) Semua fixture harus dilengkapi dengan lampu-lampu dan dipasang sesuai dengan persyaratan
dan gambar. Untuk lampu pijar memakai lamp holder dan base type edison screw, untuk lamp holder
type edison screw, kabel netral tidak boleh dihubungkan ke centre control, kecuali dipersyaratkan
lain. Lampu fluorescent haruslah dari jenis cool white.
2) Semua lampu fluorescent atau lampu lainnya yang memerlukan perbaikan factor daya harus
dilengkapi dengan capacitor. Dalam spesifikasi ini besarnya "microfarad" dari kapasitor untuk setiap
lampu tidak terlalu ditekankan karena yang dibutuhkan adalah hasil akhir dari power factor menjadi
sekurang-kurangnya 0,95.
e. Instalasi/Konstruksi Panel
e1. Kabinet
1) Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan tebal minimum 0,2 mm, atau dibuat dari bahan
lain seperti polyester atau bakelite. Kabinet untuk "panel board" mempunyai ukuran yang
IV-11
SPESIFIKASI TEKNIK
proposionil seperti dipersyaratkan untuk panel board, yang besarnya sesuai dengan ukuran pada
gambar perencana atau menurut kebutuhan sehingga untuk jumlah dan ukuran kabel yang dipakai
tidak terlalu penuh/ padat.
2) Frame/rangka panel harus digrounding/ditanahkan pada kabinet harus ada cara-cara yang baik
untuk memasang, mendukung dan menyetel "panel board" serta tutupnya.
3) Kabinet dengan kabel-kabel "trough feeder" harus diatur sedemikian sehingga ada saluran
dengan lebar tidak kurang dari 10 cm untuk branch circuit panel board. Setiap kabinet harus
dilengkapi dengan kunci-kunci. Untuk satu kabinet harus disediakan 2 (dua) buah anak kunci, dengan
sistem master key.
e2. Finishing
1) Semua kabinet harus dicat dengan warna yang ditentukan oleh Perencana/MK.
2) Semua kabinet dari pintu-pintu untuk panel listrik, harus dibuat tahan karat dengan dengan cara
"galvanized cadmium plating" atau dengan "zinc chromate primer". Selain yang tersebut diatas,
bagian yang harus dilapisi dengan lapisan anti karat yaitu sebagai berikut :
a) Bagian dalam dari box dan pintu.
b) Bagian luar dari box yang digalvanisir atau cadmium plating tak perlu dicat kalau seluruhnya
terpendam, kalau dipakai zinc chromate primer harus dicat dengan cat bakar.
e3. Pemasangan Panel
Pemasangan panel sedemikian rupa sehingga setiap peralatan dalam panel dengan mudah masih
dapat dijangkau, tergantung dari pada macam/tipe panel. Maka bila dibutuhkan
alas/pondasi/penumpu/penggantung maka pemborong harus menyediakannya dan memasangnya
sekalipun tidak tertera pada gambar.
IV-12
SPESIFIKASI TEKNIK
3) Untuk keseluruhan, papan nama harus berukuran 1,5 inches (3,81 cm) tinggi dengan lebar
seperlunya dengan tinggi huruf 1,0 inches (2,54 cm), untuk ukuran yang lebih kecil dimana
penutupnya terbatas gunakan 1,5 inches (3,81 cm) tinggi dari plat. Dan ketebalan plat minimum 3
mm.
e6. Busbar/Rel
1) Busbar minimal harus dari bahan tembaga yang lapisan luarnya dilapis dengan lapisan perak
dengan ukuran sesuai dengan kemampuan arus 150 % dari arus beban terpasang yang ukurannya
disesuaikan dengan aturan PUIL (daftar no. 630-DI- D4/PUIL).
2) Semua busbar/rel harus dicat dan dipegang oleh bahan isolator dengan kuat dan baik ke rangka
panel. Semua busbar/rel harus dicat dengan warna yang sesuai dengan disebutkan pada PUIL.
3) Cat-cat tersebut harus tahan sampai temperatur 75 °C.
4)
kawat seperti ditunjuk dalam gambar.
5) Setiap panel harus mempunyai bus netral yang diisolir terhadap tanah dan sebuah bus
penatanahan yang telanjang diklem dengan kuat pada frame dan panel dilengkapi klem untuk
pentanahan dari panel peralatan perlu
.
6) Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) harus menunjukkan ukuran- ukuran dari bus-bus
dan susunannya. Ukuran dari bus harus ukuran sepanjang panel dan harus disediakan cara-cara
untuk penyambungan dikemudian hari.
e7. Teminal dan Mur-baut
Semua terminal cabang harus diberi lapisan tembaga (vertin) dan disekrup dengan menggunakan
mur-baut ring dari bahan tembaga atau mur-baut yang diberi nikel (atau stainless) dengan ring
tembaga.
e8. Cadangan/Penyambungan dikemudian hari
Bila dalam gambar dinyatakan adanya cadangan maka ruangan-ruangan tersebut harus dilengkapi
dengan bus, klem-klem pemasangan, pendukung dan sebagainya, untuk peralatan yang dipasang
dikemudian hari dapat berupa equipment busbar, panel baru, switch, circuit breaker dan lain-lain.
IV-13
SPESIFIKASI TEKNIK
▪ Phasa : merah
▪ netral : biru kuning hitam
IV-14
SPESIFIKASI TEKNIK
IV-15
SPESIFIKASI TEKNIK
baik pada saat sumber PLN ada gangguan. Instalasi dipasang sebelum switch / CB utama pada
incoming feeder panel sedemikian rupa sehingga sejauh masih ada tegangan pada kabel feeder
utama, maka lampu tersebut tetap nyala dan sebaliknya untuk emergency exit lamp atau diambil
dari rangkaian stop kontak.
4) Spesifikasi Teknis :
• Type : Maintained Free
• Durasi : 2 jam
• Daya Lampu : PL 10 Watt Exit Lamp, 10 Watt DC Emergency
• Input Voltage : 220 V, 50 Hz
• Power Comsumption : 20 VA
• Body : Epoxy coated zintec sheet steel.
5) Dilengkapi dengan monitor charging current dan battery dapat bekerja selama ± 5 tahun dan
diberikan garansi minimum 2 tahun.
b. K a b e l
1) Kabel instalasi penerangan dan general outlet jenis NYM, penampang 2,5 mm² dipasang dalam
konduit jenis 3/4" standar lengkap accessories.
2) Kabel yang digunakan harus memenuhi persyaratan SNI dan SPLN.
1) Bahan klem harus bahan yang telah digalvanized atau di Treatment tertentu sehingga tidak
akan berproses apabila kontak dengan jenis metal yang lain.
2) BC pada titik/tempat penyambungan harus di "tinned".
3) Disarankan agar tempat penyambungan setelah selesai disambung, dibungkus dengan bahan
tertentu, misalnya sejenis epoxy dan lain sebagainya.
Bila ada terminasi yang menggunakan terminal jenis sepatu kabel maka harus memperhatikan
hal-hal :
1) Sepatu kabel yang digunakan harus mempunyai 2 (dua) lubang baut.
2) Harus dari bahan anti karat dan telah di treatment agar tidak akan ber- proses bila kontak dengan
jenis metal lainnya.
Seluruh bahan termasuk sambungan-sambungan sebelum dipesan agar diberikan contoh untuk
mendapat persetujuan Pemilik dan Perencana serta diketahui MK.
IV-18
SPESIFIKASI TEKNIK
5 Lampu TLD
- Fluorescent Philips, Osram, GE, Sylvania, Sanex,
Sinyoku
Philips, Osram.
- Starter Philips, Atco, Vosloh, Aid Electronic.
- Condensor
- Fitting Philips, Vosloh, BJB.
- Ballast Low Loss Philips, National, May + Christy, Atco.
- Electronic Balast Philips, Osram, May & Christie, GE.
Phillips,
- Pabrik Pembuat Artolite,Interlite, Spectra,Javalite
6 Down Light
- Tube Philips, Osram, Artolite.
- Pabrik Pembuat Phillips, Artolite, Interlite, Spectra,
Javalite
7 Lampu High bay/Industrial
- Lampu metal halide Philips, Osram, Artolite.
- Pabrik Pembuat Philips,Citilite, Artolite, Spectra, Javalite
8 Kotak Kontak Clipsal, Panasonic, MK
Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, pemborong pekerjaan Sistem CCTV ini harus
melakukan pengadaan dan pemasangan instalasi sistem serta menyerahkan dalam keadaan baik dan
siap untuk dipergunakan.
Garis besar scope pekerjaan Sistem CCTV yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Peralatan Master Control Unit, meliputi fungsi Switcher,
Processor/Controller, dan Multiplexer.
b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian VCD, VCR dan Video Monitor.
c. Pengadaan, pemasangan dan pengujian unit Kontrol & Monitor dan Alarm Contact serta Sistem
Rak peralatan-peralatan Master Control unit berupa Indicator Lamp dan Buzzer/ Alert.
d. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Camera Color CCTV.
e. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel Video antara Camera CCTV dengan Master
Central unit di ruang Monitor.
f. Melakukan Testing, Commissioning & Training.
2) Ukuran kabel Coaxial disesuaikan dengan attenuasi signal video antara kamera dan monitor,
dengan impedance karakteristik 75 Ohm.
▪ Video input : 0.5 - 2 Vp-p, Composite video
▪ Video output : 1.0 - 1.4 Vp-p, Internal adjustable
▪ Attenuasi dan jarak maksimum diperkirakan :
b. K o n d u i t
Jenis konduit yang dipakai adalah PVC high impact dengan diameter 1,5 kali diameter kabel.
- Indicator : LED
IV-24
SPESIFIKASI TEKNIK
IV-25
SPESIFIKASI TEKNIK
IV-26
SPESIFIKASI TEKNIK
4) Pemborong harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang dipatenkan/keagenan, dari
tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang diperlukan dan untuk ini. Bila diperlukan Pemborongan
wajib menyerahkan surat pernyataan.
45.2. Penjelasan Lingkup Pekerajaan
a. Pekerjaan Air Bersih
1) Pengadaan dan pemasangan secara sempurna peralatan utama yang diperlukan dalam sistem
penyediaan air bersih berupa pompa-pompa transfer dari Groundtank ke Towertank, beserta
perlengkapan, dan Pompa Sumur Dalam & perlengkapannya.
2) Pengadaan dan pemasangan sistem pemipaaan beserta perlengkapan yang meliputi Instalasi
pemipaan ke setiap titik pemakian.
3) Instalasi pompa dan pemipaan distribusi pada setiap titik pemakaian.
4) Pemasangan pipa distribusi ke setiap peralatan sanitary seperti halnya closet, wastafel, urinal dan
lain-lain yang sesuai dengan gambar perencanaan.
b. Pekerjaan Air Kotor dan Air Buangan
1) Pengadaan dan pemasangan peralatan beserta perlengkapan yang diperlukan dalam sistem
pembuangan air kotor dan air buangan dari toilet dan pembuangan.
2) Pemasangan pemipaan pada peralatan sanitary seperti halnya closed, wastafel, urinal, floor drain
dan lain-lain.
3) Pengadaan dan pemasangan Instalasi pipa air kotor dan air buangan serta pipa ventilasi, serta
kelengkapannya.
4) Instalasi pipa air kotor dari closet dan urinoir di salurkan ke STP.
c. Kelistrikan
Pengadaan dan pemasangan panel daya dan panel kontrol beserta pengabelannya.
d. Testing / Pengujian
Mengadakan testing dan commissioning semua sistem pekerjaan yang terpasang, sehingga
berjalan dengan baik dan sempurna sesuai dengan spesifikasi teknis.
45.3. Penjelasan Persyaratan Teknis Umum
a. Waktu Pelaksanaan
Lamanya waktu pelaksanaan pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan disesuaikan dengan tahap-
tahap pembangunan atau disesuai dengan jadwal yang ditentukan kemudian.
b. M a t e r i a l
1) Kontraktor harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan adalah baru bebas dari
cacat/rusak material, dan menjamin terhadap kualitas atau mutu barang sesuai dengan tujuan
spesifikasi ini.
2) Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi harus diganti dengan yang sesuai
dalam jangka waktu tidak lebih dari 1 (satu) minggu setelah ditanda tangani berita acara penerimaan
barang.
3) Seluruh biaya yang timbul akibat penggantian material / peralatan menjadi tanggungan / beban
kontraktor.
IV-27
SPESIFIKASI TEKNIK
IV-28
SPESIFIKASI TEKNIK
3) Kontraktor wajib mempunyai PAS INSTALATUR yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang
sesuai dengan domisili Pemborong/Kontraktor tersebut.
i. Pengamanan
1) Kontraktor bertanggung jawab atas pencegahan bahan/ peralatan - peralatan untuk instalasi ini
dari pencurian atau kerusakan.
2) Bahan-bahan/peralatan-peralatan yang hilang atau rusak harus diganti oleh Kontraktor tersebut
tanpa tambahan biaya.
j. Koordinasi
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Pemborong diwajibkan mengadakan koordinasi dengan
Pemborong lain yang mengerjakan pekerjaan Struktur, Elektrikal, Interior dan sebagainya, sehingga
kemungkinan terjadinya kesalahan-kesalahan dalam pemasangan dapat diperkecil/dihilangkan.
k. Korelasi Perkerjaan
1) Semua perkerjaan galian dan penimbunan yang ada berhubungan dengan pekerjaan plumbing
baik untuk ukuran dan kesesuaian gambar pelaksanaan merupakan tanggung jawab kontraktor
plumbing.
2) Semua perkerjaan pembuatan dudukan/pondasi untuk Pompa/Mesin dilakukan oleh kontraktor
Plumbing,termasuk pembuatan tali air disekitar pondasi pompa dan terkoordinasi dengan
kontraktor lain yang terkait dan hal ini sudah termasuk dalam penawaran.
3) Semua penarikan kabel listrik sampai ke panel pekerjaan plumbing yang dilakukan oleh pihak lain,
kontraktor plumbing wajib memberikan data-data dan gambar- gambar yang diperlukan pihak lain
yang mengerjakannya.
4) Seluruh fasilitas Air, Listrik, Sanitair sementara/darurat hendaknya diusahakan oleh kontraktor
dan telah dimasukan dalam penawaran.
l. Jaminan dan pemeliharaan
1) Kontraktor harus memberikan jaminan Pabrik (Guaranted of product) kepada pemilik proyek,
terhadap peralatan yang digunakan pada proyek ini.
2) Kontraktor harus memberikan Maintenance service dalam 1 tahun untuk peralatan dan 6 bulan
untuk Instalasi, semenjak serah terima pekerjaan untuk pertama kali, kecuali yang dinyatakan lain
secara tersendiri.
3) Kontraktor wajib mengganti setiap bagian pekerjaannya yang ternyata cacat atau rusak selama
jangka waktu jaminan/yang tersebut diatas setelah proyek ini diserah terimakan untuk pertama
kalinya atas biaya sendiri, kecuali dinyatakan lain secara tersendiri.
m. Petunjuk Operasi dan Pemeliharaan
1) Pada saat penyerahan untuk pertama kalinya gambar-gambar, data-data peralatan, petunjuk
operasi dan cara-cara perawatan dari mesin-mesin yang terpasang dalam bahasa indonesia, data-
data tersebut harus diserahkan kepemilik proyek sebanyak 3 set dan kepada perencana 1 set.
2) Pada saat penyerahan pertamakalinya harus diserahkan antara lain: Instruction manual,
instalation manual, maintenance guide operating instruction, trable shooting instruction dan brosur-
brosur mesin/peralatan yang asli.
3) Kontaktor harus memberikan pula 2 set singkatan petunjuk operasi dan perawatan kepada
pemilik proyek
45.4. Persyaratan Teknis Pekerjaan Air Bersih, Air Kotor dan Air Buangan
Peraturan-peraturan/Persyaratan
IV-29
SPESIFIKASI TEKNIK
1) Tata cara pelaksanaan dan lain-lain petunjuk yang berhubungan dengan peraturan- peraturan
pembangunan yang sah berlaku di Republik Indonesia.
2) Selama pelaksanaan Kontrak ini harus betul-betul ditaati. Pada umumnya peraturan-peraturan
berikut ini berkenan dengan pasal sebagai berikut :
a) Perusahaan-perusahaan Air Minum Negara, tentang instalasi air.
b) Pedoman Peraturan Plumbing Indonesia yang dikeluarkan oleh Direktorat Teknik Penyehatan
Dit.Jen. Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum.
c) Pemeriksaan Umum untuk Pemeriksaan bahan-bahan bangunan NI-3 (PUBB) 1956 NI-3 1963.
PUBB 1969.
d) Peraturan Beton Indonesia PBI-NI-2/1955. PBI-NO-2/1971.
e) Peraturan Perburuhan Indonesia, tentang penggunaan tenaga kerja harian, mingguan, bulanan
dan borongan.
f)Pemborong dianggap telah cukup mengerti dan mengetahui akan isi dan maksud dari
peraturan-peraturan dan syarat-syarat tersebut diatas.
g) Peraturan – peraturan tambahan Peraturan Dept. Kesehatan RI
h) Peraturan-peraturan International (WHO)
45.5. Material/Bahan-Bahan Yang Dipakai
a. Untuk pipa-pipa jaringan Air Bersih yaitu pipa-pipa PPR dan harus memenuhi persyaratan atau
standard-standard lainnya yang disetujui oleh Managemen Konstruksi (MK)/Pengawas.
b. Untuk pipa air kotor, air bangunan dan pipa vent, yaitu dipakai pipa PVC, merk Wavin atau Pralon
atau yang sejenis. Pipa PVC yang dipakai berkatagori class AW (10 kg
/cm2) JIS K 6742.
1) Pipa dan fitting yang digunakan dalam sistem pemipaan ini harus jenis pvc dan berasal dari satu
merk pembuat dan mengikuti standard SNI
2) Fitting dapat juga dari merk lain selama ada jaminan dari pabrik pembuat pipa bahwa pipa yang
diproduksi oleh pabrik itu menggunakan fitting standard yang diproduksi oleh pabrik lain yang
ditentukan oleh pabrik pembuat pipa tersebut.
c. Untuk hal tersebut diatas kontraktor harus menyediakan potongan pipa dari berbagai ukuran
yang akan digunakan dan membuat contoh sambungan (mock up) antara pipa dengan pipa, dan
antara pipa dengan fitting untuk ditunjukan kepada Direksi Pengawas dan membuat persetujuan
untuk penggunaan pipa dan fitting tersebut, serta memberikan jaminan purna jual untuk pipa dan
fitting tersebut. Tebal dindingnya tidak boleh kurang dari ukuran sebagai berikut :
Diameter dalam Tebal dinding Minimum
ø. 50 s/d 80 mm 3, - 4,05 mm
15
ø. 100 s/d 125 mm 4, - 5,4 mm
5
ø. 150 s/d 200 mm 5, - 6,4 mm
4
ø. 200 s/d 250 mm 6, - 8,3 mm
4
ø. 250 s/d 300 mm 3,15 - 4,05 mm
IV-30
SPESIFIKASI TEKNIK
2) Sistem tersebut harus dapat menahan air yang diisikan tersebut di atas, untuk jangka 24 jam dan
penurunan air selama waktu tersebut tidak turun
3) Apabila pemilik menginginkan pengujian lain di samping pengujian di atas, Kontraktor harus
melakukannya tanpa tambahan biaya.
2) Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur dengan jarak antara tidak
lebih dari 2,5 m.
3) Penggantung atau penumpu pipa harus disekrup/terikat pada konstruksi bangunan dengan
insert/angker yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau dengan Ramset.
4) Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan clem/clam dan dibuat dengan jarak tidak lebih dari 3 m'.
5) Fitting harus dari jenis ‘ injection moulded ‘ sedangkan ‘ welded fitting ‘ sama sekali tidak
diperkenankan untuk dipergunakan dalam sistem pemipaan.
6) Setiap sambungan berubah arah dibuat dengan WYE-45, TEE Sanitair atau Combination WYE-45
atau long radius bend dengan Clean out.
7) Pipa vent service harus dipasang tidak kurang 15 cm diatas muka banjir alat sanitair tertinggi dan
dibuat dengan kemiringan minimum sebesar 1%
IV-31
SPESIFIKASI TEKNIK
8) Kemiringan pipa dibuat sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar dan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
9) Pipa Vent yang menembus atap harus dipasang sekurang-kurangnya 15 cm diatas atap dan tidak
boleh digunakan untuk keperluan lain.
10) Untuk pipa vent mendatar, jarak tumpuan sama dengan jarak tumpuan pada pipa air kotor.
11) Pemasangan dan penempatan pipa-pipa ini disesuaikan dengan gambar pelaksanaan dan
dimensi dari masing-masing pipa tercakup pula dalam gambar tersebut.
12) Disetiap Floor drain dilengkapi dengan U-Trap, untuk mencegah masuknya gas yang berbau
dalam ruangan.
13) Pada saluran buangan dari preparation area dapur, sebelum masuk ke Inlet, sistem pemipaan
air kotor bangunan, harus dipasang penyaring kotoran dari bahan Stailess steel untuk mencegah
penyumbatan didalam pipa.
14) Pada jalur pemipaan air kotor yang mengandung lemak dipasang clean out di setiap belokan dan
pada pipa vertikal utama ( disetiap pintu shaft ).
15) Pipa air buangan & air kotor harus mempunyai kemiringan atau sloope yang besarnya mengacu
ke buku pedoman Plumbing Indonesia 1979.
d. Valve-Valve dan peralatan bantu Pompa (Accessories )
1) Water valve sampai dengan 2" adalah jenis "Screwed bronze body dengan external spindle".
2) - 3" adalah bronze flanged body dengan "internal screwed
spindle".
3) Water valve lebih besar dari 3" adalah "flanged steel body" dengan external spindle yoke".
4) Tekanan kerja dari valve-valve harus disesuaikan dengan fungsinya, untuk pekerjaan air
bersih sanitari digunakan tekanan kerja 125 psi .
5) Check Valve Ø ½” – 2” valve body steam disc bronze material, female thead. Ø 2
½” keatas Cast Iron body, Flanged end, Cast steel disc.
6) Strainer ukuran ½” - 2” Valve body, Steam disc bronze material, female thread, Y type.
7) Ukuran Ø 2 ½” keatas, Cast iron body, stainless steel screen, flanged end, Y type.
8) Flexible Connection ukuran Ø 2” - 8” material Synthetic rubber material flanged end.
9) Pressure Gauge Dial type 4” pressure range 0 s/d 10 kg/cm2.
10) Floater Valve bronze body, plastic ball , male thread
11) Foot Valve bronze body material.
12) Jenis valve (katup) dan perlengkapannya dari klass 150 Psi.
e. Pipa-pipa dalam Tanah
1) Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman 60 cm untuk pipa 4" ke bawah dan 80 -
100 cm untuk pipa 5" ke atas.
2) Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa terletak tertumpu
dengan baik.
3) Untuk pipa-pipa air bersih dan pipa-pipa sambungan tidak boleh diletakan pada lubang-lubang
yang sama.
4) Setelah pipa terpasang pada lubang galian dan setelah diperiksa oleh Pengawas yang ditunjuk,
semua kotoran dibuang dari lubang galian ditimbun kembali dengan baik pasir urug atau tanah bekas
galian atau dengan bahan yang ditentukan Direksi Lapangan dengan izin yang disetujui.
5) Patokan / pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian adalah diukur dari garis tengah pipa (as
IV-32
SPESIFIKASI TEKNIK
pipa) sampai kepermukaan jalan/ tanah asli atau bila tidak akan digunakan ketentuan-ketentuan
persyaratan minimal menurut buku petunjuk untuk dalamnya galian.
6) Pipa diletakan diatas landasan pasir yang tidak dipadatkan dengan posisi sesuai dengan ‘ line
& grade ‘ yang tertera pada gambar.
7) Landasan pasir dibawah pipa dibuat setebal 19 cm dan pada posisi tepat dibawah sambungan
harus diletakan alur berukuran 5 x 15 cm sehingga pipa memperoleh tekanan secara merata.
8) Urugan pasir dilakukan pada sisi pipa sampai setinggi setengah pipa dan pasir dipadatkan dengan
alat penimbris dari kayu dan selama pekerjaan berlangsung pipa harus tetap pada posisi semula tidak
diperkenankan adanya pergeseran.
9) Urugan selanjutnya dengan mempergunakan tanah urug dan dipadatkan secara merata dengan
tanah urug seperti pada persyaratan pekerjaan sipil.
10) Pemadatan hanya boleh dilakukan pada sisi sebelah-menyebelah pipa saja.
11) Pemadatan dengan mesin hanya boleh dilakukan setelah pipa tertanam.
f. Pengecatan
1) Untuk pipa-pipa terlihat (exposed) harus diberi tanda dengan warna atau cat yang warnanya
akan ditentukan kemudian oleh Direksi Lapangan.
2) Untuk pipa-pipa dalam ceiling agar mudah dikenali diberikan tanda warna/cat pada setiap jarak
ñ 4 m pada pipa-pipa induk begitu pula pipa-pipa pada shaft dimana terletak pintu pemeriksaan.
2) Spesifikasi Teknis
a) Jenis : Cenrtifugal , end suction Pumps
b) Stage : Single stage
c) Kapasitas : sesuai gambar skedul peralatan
d) Discharge head : sesuai gambar skedul peralatan
e) Konstruksi : Cast iron casing, bronze Impeller 1500 rpm, 380v, 3 ph , direct coupled,
balance secara statik dan dinamik, cast iron baseplate.
f)Kelengkapan : Sistem pompa harus dilengkapi dengan Panel
control start-stop.
g) Seal harus sesuai dengan ketentuan sebagai berikut :
▪ Untuk shut-off head kurang dari 10 kg/cm2 boleh menggunakan ‘stuffing- box with gland packing
seal’
▪ Untuk shut-off head 10 kg/cm2 atau lebih harus menggunakan ‘Mechanical seal’
3) C a s i n g
Harus dari bahan cast-iron dan mampu menahan tekanan minimum sebesar
1.5 kali *‘shut-off head’, dengan sambungan sisi isap dan tekan dari jenis flange standard.
4) Coupling And Baseplate
a) Harus dari jenis kopel langsung dengan ‘flexible coupling’ yang sesuai untuk torsi dan HP dari
motor penggerak dan dilengkapi dengan pelindung (coupling guard).
b) Pompa dan motor harus didudukan di atas plat landasan (baseplate) dengan konstruksi pabrik
dari bahan baja shell atau besi tuang dengan dudukan peredam getar untuk setiap alat.
c) Harus tersedia perlengkapan untuk pengaturan kesejajaran antara Pompa dan Motor serta
dilengkapi dengan pasak untuk mematikan posisi pompa.
5) Kelengkapan
a) Setiap pompa harus dilengkapi dengan katup searah pada posisi tekan, katup penutup dan
flexible connection pada posisi hisap maupun posisi tekannya dan dilengkapi strainer pada sisi hisap
pompa.
b) Setiap pompa harus dilengkapi dengan pengukur tekanan (pressure gauge) dengan katup isolasi,
dipasang sesuai dengan gambar.
c) Setiap pompa harus dilengkapi dengan pemipaan drain untuk penampungan drain dari casing dan
seal, yang dialirkan melalui saluran ada baseplate, menuju ke saluran air hujan terdekat.
d) Setiap pompa harus dilengkapi dengan katup pelepas udara, penutup poros, flange dan mur baut
pengikat, baut untuk pondasi dan kelengkapan lainnya.
6) Penyesuaian Impeller
a) Kontraktor harus menghitung kembali tinggi tekan nominal sistem pemipaan untuk mendapatkan
besar kebutuhan tinggi tekan aktual.
b) Dalam hal ini, pompa didatangkan harus dalam keadaan dengan impeller/sudu-sudu yang utuh
dan motor penggerak yang mampu untuk menjalankan pompa dengan kondisi full-size impeller
tanpa terjadi ‘overloading’
c) Sesudah ‘test-run’, kontraktor harus menghitung aliran pada setiap sistem dan dengan seijin
Konsultan Pengawas/ MK dapat melakukan pemotongan impeller untuk penyesuaian dengan kondisi
pembebanan sesuai dengan kurva pompa
IV-34
SPESIFIKASI TEKNIK
b) Tekukan-tekukan dan sambungan-sambungan antara pelat satu dan yang lainnya harus dibuat
rapi sehingga tidak terdapat tonjolan-tonjolan bekas las.
c) Panel dilengkapi dengan pintu luar , pintu dalam , kunci dan handle sehingga aman tetapi mudah
pemeliharaan.
d) Komponen-komponen panel harus satu merk.
e) Motor-motor listrik yang mempunyai rating 5,5 HP keatas harus dilengkapi dengan ‘ wye-delta
starting unit ‘ .
f)Hal tersebut diatas tidak berlaku bagi mesin-mesin yang telah memiliki bult-in starting device.
g) Pemasangan komponen-komponen panel harus diatur rapi dan diperkuat sehingga tahan oleh
ganguan mekanis.
h) Kabel yang digunakan dari jenis NYAF dan harus mempunyai kemampuan hantar arus setingkat
lebih besar dari rating pengaman rangkaian dimana kabel digunakan.
i) Pemasangan kabel instalasi harus menggunakan sepatu kabel.
j) Komponen-komponen switching pada panel seperti magnetic contactor, timer switch,
disconnecting switch dan lain-lain harus mempunyai rating setingkat lebih tinggi dari rating
pengaman rangkaian komponen- komponen tersebut.
k) Untuk pemasangan kabel instalasi di dalam panel harus disediakan terminal penyambung yang
disusun rapi dan ditempatkan pada lokasi yang tepat dalam arti kata pada bagian panel dimana kabel
instalasi tersebut masuk dan keluar dari terminal penyambungan.
l) Pada setiap komponen panel , sepatu kabel, kabel instalasi serta terminal penyambungan kabel
harus diberi indikasi/lebel/sign plates mengenai nama terminal/ peralatan yang diatur instalasi
listriknya, label itu harus terbuat dari pelat alluminium atau sesuai standard DIN 4070.
2) Kemampuan Operasi
a) Panel kontrol Start-stop dan Monitor pompa air bersih
b) Panel kontrol pompa harus dapat beroperasi untuk:
▪ Menjalankan dan mematikan pompa
▪ Mengatur pengoperasian sistem pompa distribusi air bersih secara bergantian
▪ Mengatur seperti tersebut diatas harus dapat dilakukan baik secara otomatis maupun secara
manual
c) Pemilihan tersebut harus dapat dilakukan melalui saklar pilih /selektor switch
d) Panel kontrol harus dilengkapi dengan alat peraga visual (wiring diagram yang dilengkapi dengan
indicator lamp, sehingga dari panel kontrol tersebut dapat dimonitor operasi sistem pompa
distribusi air bersih.
e) Dari panel kontrol harus dapat diketahui bila kondisi air didalam ground reservoir telah mencapai
level yang paling rendah.
f)Operasi otomatis dengan menggunakan sensor tekanan (pressure switch) yang dipasang pada
pressure tank dan pressure switch yang dipasang didalam pipa instalasi air bersih, sehingga bila
tekanan menurun pada nilai tertentu (nilai setting pressure switch yang paling kecil), maka salah satu
pompa akan beroperasi, sebaliknya bila tekanan telah mencapai nilai tertentu (nilai setting yang
besar), maka pompa yang sedang beroperasi akan berhenti.
IV-35
SPESIFIKASI TEKNIK
g) Operasi sistem pompa distribusi air bersih seperti tersebut diatas akan terus berlangsung selama
persediaan air didalam ground reservoir berada pada batas-batas tertentu (maximum level),
sedangkan apabila level air didalam ground reservoir telah mencapai batas-batas tertentu (minimum
level) maka pompa akan berhenti secara otomatis.
h) Kondisi air yang paling rendah seperti disebutkan diatas harus dapat di monitor pada panel
kontrol secara visual berupa diagram instalasi yang dilengkapi dengan lampu indikator.
b. Pekerjaan Air Kotor
b1. Sistem Pembuangan Air Kotor
1) Diadakan pemisahan antara pemipaan air kotor dari closet dan urinal dengan air buangan dari
lavatory dan floor drain (sistem terpisah).
2) Pengumpulan digunakan pipa-pipa cabang horizontal pada setiap lantai yang kemudian
diteruskan ke pipa induk vertical dalam shaft yang telah disediakan.
3) Pembuangan air kotor dari closet atau urinal ke Sewage Treatment Plant (STP) menggunakan
sistem Extended Aeration.
4) Spesifikasi Teknis Umum
Pipa-pipa air kotor, air buangan dan ventilasi digunakan pipa-pipa plastic (PVC) kualitas kelas AW (10
kg/cm2 ).
b2. Pemipaan Ventilasi
a) Untuk pipa ventilasi dipasang bersatu dengan dinding dengan diameter 1-1 1/2" untuk masing-
masing fictures yang membutuhkan.
b) Kemudian diteruskan oleh pipa induk ventilasi yang berada pada shaf
dimana perlepasan akhir pada lantai atap dilengkapi dengan vent-cup.
b3. Penyambungan Pipa
a) Gelang karet / rubber ring untuk perapat sambungan pipa harus disimpan secara baik pada
tempat kering dan sejuk sehingga tidak terjadi perunahan sifat fisika dan kimia karet tersebut.
b) Pipa harus dipasang secara sentris pada sambungannya .
c) Gelang karet tidak boleh terpuntir pada saat pemasangan dan pipa harus ditekan dengan alat
khusus untuk mendapatkan tekanan yang merata pada setiap sambungan.
b4. Penanaman pipa
1) Pipa diletakkan dilandasan pasir yang tidak dipadatkan dengan posisi sesuai dengan " line & grade
" yang tertera pada gambar .
2) Landasan pasir dibawah pipa dibuat setebal 10 cm dan pada posisi tepat dibawah sambungan
harus disediakan alur ber-ukuran 5 x 15 cm sehingga pipa mendapat tekanan yang merata.
3) Urugan pasir dilakukan pada sisi pipa sampai setinggi setengah pipa dan pasir dipadatkan dengan
alat penimbris dari kayu dan selama pekerjaan berlangsung pipa harus tetap pada posisi semula tidak
diperkenankan adanya pergeseran.
4) Urugan selanjutnya dengan menggunakan tanah urug dan dipadatkan secara merata dengan
tanah urug seperti pada persyaratan pekerjaan sipil.
5) Pemadatan hanya boleh dilakukan pada sisi sebelah-menyebelah pipa saja.
6) Pemadatan dengan mesin hanya boleh dilakukan setelah pipa tertanam.
c. Pekerjaan Drainase
c1. Lingkup Pekerjaan
1) Pengadaan dan pemasangan talang air hujan
IV-36
SPESIFIKASI TEKNIK
IV-37
SPESIFIKASI TEKNIK
3) Sebelum pipa dipasang, support harus dipasang dahulu dalam keadaan sempurna.
4) Sebelum support dipasang harus dicat dengan zinchomate primer pintu.
5) Semua pemasangan harus rapih dan sebaik mungkin.
6) Pada waktu pemasangan, ujung pipa yang belum akan disambungkan harus ditutup dengan plug
atau dop.
7) Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada support.
8) Pipa dan fitting harus bebas dari tegangan dalam yang diakibatkan dari bahan yang dipaksakan.
9) Pemborong ini harus dapat berkerja sama dengan pemborong lain
10)Semua pemasangan yang berhubungan (menggantung) menembus pada Konstruksi bangunan,
kontraktor ini menghubungi direksi untuk minta persetujuan.
11)Pemborong harus menyediakan Sleeve dilengkapi dengan sayap untuk pipa-pipa yang menembus
bangunan.
12)Pipa besi yang ditanamdalam tanah harus dicat dengan Aspal tiga kali dan dilapisi karung sebelum
ditanamkan.
13)Klos-klos kayu harus kayu jati yang sudah tua dan kering , baut-baut serta murnya dari bahan
logam yang tidak berkarat
14)Dempul karet atau seal dengan kwalitas baik agar digunakan untuk mencegah kebocoran dan
perembesan.
e. Penyambungan Pipa dan Fitting
1) Semua sambungan ulir sampai dengan 2” harus menggunakan Seal tape.
2) Semua sambungan ulir 2 ½” ke atas boleh memakai Henep dan zinkwite dengan campuran minyak
cat.
3) Semua potongan pipa harus menggunakan Pipe cutter dengan pisau roda.
4) Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersikan dari bekas cutter dengan reamer.
5) Setiap pipa sesudah valve harus dipasang union untuk pipa sampai dengan 2”
6) dan menggunakan flens untuk pipa 2 ½” keatas.
7) Pada jaringan pipa harus dipasang union atau flens pada jarak minimal 60 cm
8) untuk memudahkan pemasangan dan perbaikan.
9) Semua pipa harus bersih dari bekas bahan preparat sambungan.
10)Pekerjaan pengelasan dilakukan oleh tenaga yang mempunyai sertifikat pekerjaan pengelasan
dari Instansi yang berwenang.
f. Testing & Commisioning
1) Setelah semua pemipaan selesai dipasang, maka perlu diadakan pengujian kebocoran atas
seluruh bagian dari instalasi ini, sehingga sistim dapat berfungsi dengan baik.
2) Kebocoran, kerusakan yang timbul harus diperbaiki oleh pemborong tanpa tambahan biaya.
a) Pengujian tekanan Hydrostatic
Semua sistim pemipaan harus diuji dengan tekanan Hydrostatic minimal 1,5 kali tekanan kerja
selama 24 jam terus menerus dengan penurunan maksimal sebesar 5% dari harga tersebut.
b) Pembilasan Pipa
▪ Setelah pengujian selesai maka diperlukan pembilasan terhadap seluruh jaringan pipa dengan cara
menjalakan sistim distribusi dan mengeluarkan air yang sudah diberikan bahan disinfectan dari tiap
IV-38
SPESIFIKASI TEKNIK
titik masing-masing .
▪ Disinfeksi dilakukan dengan memasukan Chlorine kedalam sistem dengan cara injeksi.Dosis
Chlorine adalah 50 ppm.
▪ Setelah 16 jam, seluruh sistem pipa harus dibilas dengan air bersih sehingga kadar Chlor tidak
melebihi 0,2 ppm.
g. Masa Jaminan, Pemeliharaan dan Serah Terima
3) Jika Pemborong melalaikan peringatan ini atau pekerjaan perbaikan kurang sempurna, maka
Manajemen Konstruksi dapat meminta orang lain untuk memperbaiki atau mengganti dengan biaya
Pemborong.
4) Setelah jangka waktu pemeliharaan ini berlalu dan segala kerusakan atau kekurangan itu telah
diselesaikan dengan baik oleh Pemborong, maka pekerjaan dapat diserahkan untuk kedua kalinya.
g3. Serah Terima Pekerjaan
Pekerjaan tersebut harus selesai seluruhnya dan diserahkan untuk pertama kalinya pada waktu
seperti tersebut diatas. Pemberitahuan penyerahan pekerjaan, harus dinyatakan secara tertulis oleh
Pemborong dengan menyebutkan secara tertulis oleh Pemborong dengan menyebutkan tanggal
penyerahan yang dikehendaki, dalam waktu 1 minggu sebelum penyerahan yang dikehendaki
kepada Manajemen Konstruksi. Jika pekerjaan telah memenuhi syarat, maka Manajemen Konstruksi
akan menerima pekerjaan tersebut untuk yang pertama kali, dinyatakan secara tertulis dalam Berita
Acara Penyerahan Pertama.
h. Material List
Kecuali ditentukan lain referensi merk untuk peralatan Plumbing adalah sbb :
IV-40
SPESIFIKASI TEKNIK
IV-41
SPESIFIKASI TEKNIK
IV-42
SPESIFIKASI TEKNIK
IV-43
SPESIFIKASI TEKNIK
Diaphragm Diatas 50 mm
(flanged) Globe
IV-44
SPESIFIKASI TEKNIK
b. Persyaratan Pemasangan
b1. Umum
1) Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan, kerapihan,
ketinggian yang benar minimum 250 mm dari lantai, serta memperkecil banyaknya penyilangan.
2) Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 50 mm diantara
pipa-pipa atau dengan bangunan & peralatan.
3) Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum dipasang,
membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/ runcing serta penghalang lainnya.
4) Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan antara lain
katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan yang
diperlihatkan digambar.
5) Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi dengan Union atau
Flange.
6) Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan cabang pada pekerjaan
perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik yang berkualitas baik.
7) Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun kearah titik buangan.
8) Drains dan vents harus disediakan guna mempermudah pengisian maupun pengurasan.
9) Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan
penggantian.
10)Pegangan katup (valve handle) tidak boleh menukik.
11)Sambungan-sambungan fleksibel harus dipasang sedemikian rupa dan angkur pipa secukupnya
harus disediakan guna mencegah tegangan pada pipa atau alat-alat yang dihubungkan oleh gaya
yang bekerja kearah memanjang.
12)Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah pompa dengan
proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan.
13)Katup-katup dan fittings pada pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh.
14)Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur-angkur pipa dan pengarah- pengarah pipa harus
secukupnya disediakan agar pemuaian serta perenggangan terjadi pada alat-alat tersebut, sesuai
dengan permintaan &persyaratan pabrik.
15)Untuk Sleeves/sparing, jika tidak dinyatakan dalam gambar tetapi terdapat dalam spesifikasi, pipe
sleeves harus disediakan dimana pipa-pipa menembus dinding-dinding, lantai, balok, kolom atau
langit-langit.
16)Dimana pipa-pipa melalui dinding tahan api, ruang-ruang kosong diantara sleeves dan pipa-pipa
harus diisi dengan bahan rock-wool atau bahan penahan api.
17)Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan perpipaan
yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup
dengan menggunakan caps atau plugs untuk mencegah masuknya benda- benda lain.
18)Semua galian, harus juga termasuk penutupan kembali serta pemadatan.
a) Untuk pipa kebakaran minimum 75 cm dibawah tanah dan dibalut dengan LAPISAN ANTI KARAT
dengan merek DENSOPOL/DENSOTAPE/ KARUNG GONI sebanyak 2 (dua) lapisan dengan overlapping
sebesar 2 cm
b) Semua pipa diberi pasir 10 - 30 mm dibawah pipa dan 15 - 30 mm diatas pipa dan baru diurug
dengan tanah tanpa batu-batuan.
IV-45
SPESIFIKASI TEKNIK
c) Untuk pipa dibawah tanah pada tanah yang labil, harus dibuat dudukan beton pada jarak 2 - 2 ½
m dan pada belokan-belokan atau fitting-fitting.
d) Untuk pipa-pipa yang menyeberangi jalan harus diberi pipa pengaman (selubung) baja atau beton
dengan diameter minimum 2 x diameter pipa tersebut.
19)Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.
b2. Penggantung dan Penunjang Pipa
1) Perpipaan harus ditunjang atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel dengan tepat dan
sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau perenggangan pada jarak yang tidak
boleh melebihi jarak yang diberikan dalam tabel berikut ini :
2) Penunjang atau penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini
:
- Perubahan perubahan arah
- Titik percabangan.
- Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang sejenis.
3) Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut:
a) Diameter Batang
UKURAN PIPA BATANG
Sampai 20mm 6 mm
25mm s/d 50mm 9 mm
65mm s/d 150mm 13 mm
200mm s/d 300mm 15 mm
Diatas 300mm Dihitung dengan faktor keamanan 5
Gantungan Ganda 1 ukuran lebih kecil dari ukuran diatas
Penunjang Pipa lebih dari 2 Dihitung dengan faktor keamanan 5
terhadap kekuatan puncak
b) Bentuk gantungan
▪ Bentuk gantungan dari Split ring type atau Clevis type.
▪ Penggapit pipa baja yang digalvanis atau Black Steel harus disediakan untuk pipa tegak.
▪ Semua gantungan dan penumpu harus dicat dengan cat dasar zinchromat sebelum dipasang dan
dicat dengan warna sesuai dengan peraturan- peraturan yang berlaku.
IV-46
SPESIFIKASI TEKNIK
IV-47
SPESIFIKASI TEKNIK
7) Setiap lokasi yang hendak melaksanakan pengelasan mutlak disediakan/disiapkan 1 buah PAR 3
kg.
b15. Sambungan khusus pada Pipa Tegak/Riser
1) Jalur pipa tegak yang masuk ke dalam shaft dari basement harus menggunakan Vitaulic Coupling.
2) Sistem penyambungan pipa tersebut disyaratkan pada setiap 3 batang pipa yang akan disambung,
sedangkan sambungan yang terjadi antara 3 batang pipa tetap menggunakan system penyambungan
flange.
3) Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari pabrik pipa.
b16. Sleeves
1) Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus
konstruksi beton.
2) Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran diluar pipa
ataupun isolasi harus mengikuti gambar.
3) Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk yang mempunyai kedap
air harus digunakan sayap.
4) Untuk pipa - pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap air
(water proofing) harus dari jenis "Sleeves jadi" dari jenis Fiber dengan ketebalan 10mm.
5) Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber sealed atau "Caulk".
6) Khusus pada daerah yang menyeberangi daerah unit hunian, koridor, ruang pompa harus diberi
bahan anti api.
7) Untuk sleeves yang menembus lantai harus mengikuti gambar yang disampaikan.
IV-48
SPESIFIKASI TEKNIK
b17. Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di setia service
harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara- cara/metoda-metoda yang disetujui sampai
semua benda-benda asing disingkirkan.
c. Pengujian
Sistem Hydrant :
1) Kalau tidak dinyatakan lain, semua pemipaan harus diuji dengan tekanan air dengan tekanan
tidak kurang dari tekanan kerja ditambah 50 % atau lebih tinggi lagi dalam jangka waktu 24 jam.
2) Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji kembali.
3) Peralatan-peralatan yang rusak akibat uji tekanan harus dilepas (diputus) dari hubungan-
hubungannya selama uji tekanan berlangsung.
4) Setelah pengujian system pmipaan selesai maka harus dilaksanakan final flushing dengan bahan
chemical dengan persetujuan Pemberi Tugas/MK.
d. Pengecatan
d1. Umum
Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut :
- Pipa servis.
- Support pipa dan peralatan Konstruksi besi dan gantungan.
- Flens.
- Peralatan yang belum dicat dari pabrik.
- Peralatan yang catnya harus diperbaharui.
IV-49
SPESIFIKASI TEKNIK
peralatan/bahan-bahan utama dan pembantu termasuk juga instalasi elektrikal dari panel sampai ke
pompa serta pengujian, ijin-ijin dari dari instansi yang berwenang sehingga diperoleh instalasi yang
lengkap dan baik sesuai dengan spesifikasi, gambar dan Bill of Quantity.
b. Uraian Pekerjaan
Lingkup pekerjaan secara garis besar sebagai berikut :
1) Sistem Pemadam Api Ringan (FE)
2) Sistem Hidran
3) Pemasangan , pengadaan dan instalasi pompa kebakaran lengkap dengan asesories pendukung
(terlepas dari kekurangan pada gambar), pengkabelan, panel sehingga sistem bekerja dengan baik,
4) Pemasangan, pengadaan instalasi supply air cadangan dari tiap main drain kolam renang lengkap
dengan penyambungan dari main drain,
5) Valve OS&Y di main drain kolam renang sampai dengan titik hydran pillar diluar bangunan type
van der heyde .
6) Perijinan dari Dinas Pemadam Kebakaran setempat.
7) Perijinan dari Dinas kebakaran setempat.
c. Gambar Kerja
Sebelum kontraktor melaksanakan suatu bagian pekerjaan lapangan, harus menyerahkan gambar
kerja antara lain sebagai berikut:
1) Denah tata ruang dan detail pemasangan dari peralatan, dan perleng- kapannya.
2) Detail denah perpipaan
3) Detail denah perkabelan
4) Detail penempatan sparing, sleeve yang menembus lantai, dinding, atap, tembok dll.
5) Detail lain yang diminta oleh Pemberi Tugas.
6) Gambar koordinasi dengan pekerjaan yang lain.
d. Gambar Instalasi Terpasang
Setiap tahapan penyelesaian pekerjaan, kontraktor harus memberi tanda sesuai jalur terpasang pada
gambar tender maupun gambar kerja, sehingga pada akhir penyelesaian pemasangan sudah tersedia
gambar terpasang yang mendekati keadaan sebenarnya.
46.5. Sistem Pemadam Kebakaran
a. Lingkup Pekerjaan
IV-50
SPESIFIKASI TEKNIK
Uraian singkat lingkup pekerjaan sistem Pemadam Kebakaran antara lain adalah sbb :
1) Valve connection ke main water supply
2) Sprinkler Control valve set (safety valve)
3) Valves
4) Sprinkler Heads
5) Boks Hidran
6) Pilar hidran
7) Fire Brigade connections / Siamesse connections
8) Pemadam Api Ringan (PAR/PFE) dengan Accessories
9) Piping
10) Pekerjaan Elektrikal seperti control panel, pengkabelan, dll.
11) Pekerjaan yang berhubungan seperti pondasi, Concrete block, pengecatan, dll.
b. Sprinkler Control Valve Set
1) Sprinkler control valve set terdiri dari dua keperluan yaitu Main Control valve set dan Branch
control valve set.
2) Main Control Valve Set
a) Main control valve set harus dipasang setiap maksimum 500 kepala sprinkler untuk bahaya
kebakaran ringan dan 1000 kepala sprinkler untuk bahaya kebakaran sedang.
b) Main control valve set harus mampu memberikan signal listrik kepada control alarm system
maupun dengan mechanical alarm gong apabila terjadi suatu aliran air sebesar satu kepala sprinkler.
c) Main control valve set antara lain harus terdiri dari peralatan sebagai berikut :
▪ Main Stop Valve Lockable
▪ Wet Alarm Valve
▪ Alarm Gong Set
▪ Flow Switch
▪ Pressure Indicators
▪ Test Valve Set
3) Branch Control Valve Set
a) Branch control valve set harus dipasang seperti tertera dalam gambar perencanaan.
b) Branch control valve set harus mampu memberikan signal listrik kepada control alarm system
apabila terjadi aliran air sebesar satu kepala sprinkler, sehingga BCV harus lengkap dengan Temper
switch secara built in bukan modifikasi.
c) Branch control valve set
Branch control valve harus original manufactured dan bukan buatan atau modifikasi sedemikian rupa
sehingga menyerupai branch control valve asli.
d) Branch control valve set antara lain harus terdiri dari peralatan sbb:
▪ Branch Stop Valve Lockable
▪ Flow Switch, Calibrated
▪ Temper Switch.
IV-51
SPESIFIKASI TEKNIK
4) Sprinkler Flushing
a) Sprinkler flushing harus dipasang dibagian ujung dari branch main pipe atau branch sub main
pipe.
b) Sprinkler flushing dimaksud untuk membuang air mati dalam jaringan pipa sprinkler.
c) Sprinkler flushing terdiri dari pipa drain diameter 25 mm yang ditap dari ujung branch main atau
submain ke sprinkler drain riser melalui valve.
5) Sprinkler Head
a) Sprinkler head yang dipergunakan disini dari jenis glass bulb dengan temperatur pecah 56°C
(dipasang pada daerah hunian, lobby, coridor) dan 68°C (dipasang pada daerah pantry/dapur,
parkir), dibuat dari Chromium plated brass yang dilengkapi dengan flushing flange, kecuali daerah
gudang dan parkir boleh mempergunakan bronze finish.
b) Untuk jenis glass bulb lain dan dengan temperature pecah tertentu harus mengacu pada
peraturan yang berlaku dan dengan persetujuan perencana.
6) Sprinkler Test Valve & Drain (STV & D)
a) STV & D harus dipasang seperti tertera dalam gambar perencanaan.
b) Test valve harus diset pada laju aliran sebesar satu kepala sprinkler terkait.
c) Drain Valve harus dapat mengalirkan air mati dalam jaringan pipa sprinkler.
d) STV & D terdiri dari Lockable Test Valve dan Lockable Drain Valve.
c. Box Hidrant
c1. Indoor Hydrant
Indoor Hydrant Box (class III NFPA) harus terdiri dari peralatan sbb. :
1) Steel box recessed type, ukuran (L) 750 mm, (T) 1250 mm & (D) 180 mm dicat duco warna
merah dengan tulisan warna putih HIDRANT pada tutup yang dapat dibuka 180 0 dan dilengkapi
Stopper.
2) Posisi engsel yang akan diterapkan akan ditentukan kemudian dimana penentuan titik engsel
disesuaikan dengan arah aliran dari sistem evakuasi bangunan.
3) Box harus dilengkapi sarana penempatan : Alarm Push Button, Speaker, Alarm Lamp dan Alarm
Horn dan Jack phone.
4) Hose rack untuk slang 40 mm, chronium plated bronze dengan jumlah gigi disesuaikan dengan
lebar box.
5) Hydrant valve, chronium plated 40 mm dan 65 mm sambungan dan bentuk valve disesuaikan
dengan posisi pipa.
6) Firehose A-one type size 40 mm x 30 meter" termasuk couplings. (tahan test tekan 10 bar).
7) Hydrant nozzle spray fix type, size 40 mm.
8) Tebal plat minimum 0.8 mm sebelum dicat.
c2. Outdoor Hydrant
Outdoor hydrant box (class III NFPA) harus terdiri dari peralatan sbb. :
1) Steel box outdoor type, ukuran 660 mm L, 950 mm T & 200 mm D dicat duco warna merah dengan
tulisan warna putih HIDRAN pada tutup yang dapat dibuka 180 derajat, dilengkapi stopper dan
IV-52
SPESIFIKASI TEKNIK
g. Kabel FRC
Kabel penghubung POMPA untuk POWER EMERGENCY harus menggunakan kabel FRC dengan
penempatan kabel seperti yang tercantum pada WIRING PANEL POMPA PK.
46.6. Pengujian dan Komissioning
a. Umum
1) Pada dasarnya keseluruhan pekerjaan Instalasi Pemadam Kebakaran harus diuji dan di
commissioning.
2) Pemeriksaan harus dilaksanakan sehubungan dengan sistem operasi dari sistem tersebut dan
bilamana perlu maka pengujian ulang perlu dilakukan. Keseluruhan hasil pengujian tersebut harus
dicatat, dan bila mana hasilnya telah cukup baik, maka Pemborong wajib melaporkannya kepada
IV-53
SPESIFIKASI TEKNIK
Pemberi Tugas/MK.
3) Bila pada keadaan tertentu sehingga pengujian dan commisioning secara keseluruhan sistem
tidak mungkin dilaksanakan secara serempak, maka pada kesempatan pertama berikutnya
Pemborong wajib mengulang pekerjaan tersebut diatas.
4) Bila ada bagian pekerjaan yang telah diuji dan dikomisioning secara terpisah, maka pada saat
tahap akhir penyelesaian pekerjaan Pemborong wajib membuktikan bahwa bagian pekerjaan
tersebut dapat berfungsi dengan baik secara terus menerus, dimana hal ini merupakan persyaratan
yang harus dipenuhi dalam kontrak. Di dalam jadwal pelaksanaan secara keseluruhan bila ada bagian
pekerjaan yang telah diserah terimakan dan MK yang ditunjuk memandang perlu untuk dilaksanakan
pengujian dan Commissioning ulang maka Pemborong wajib melaksanakannya. Untuk hal ini
Pemborong wajib menaruh perhatian yang cukup sehingga pelaksanaan pengujian dan
commisioning bagian pekerjaan tersebut tidak mengganggu dan membahayakan aktivitas pemilik
bila bekerja pada lokasi tersebut.
5) Untuk keperluan pengujian dan commissioning Pemborong harus menyediakan bahan/peralatan
serta tenaga kerja yang diperlukan. Demikian pula Pemborong harus menyediakan air, listrik kerja
dan bahan bakar serta alat-alat lainnya yang diperlukan. Hal ini sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan dalam kontrak.
6) Bilamana pengujian system gagal, padahal peralatan dan perlengkapannya yang terpasang telah
berfungsi, maka Pemberi Tugas wajib segera memerintahkan Pemborong untuk memeriksa apakah
bagian yang tidak berfungsi tersebut merupakan kesalahan Sub-Pemborong Pemasok peralatan
sehingga pengujian ulang dapat segera dilaksanakan.
b. Test Kerapatan Pipa Untuk Bahan Cair b1.
Umum
1) Sebelum jalur pipa untuk bahan cair akan dipergunakan, maka terlebih dahulu harus diperiksa
dengan teliti. Hal ini berlaku pula untuk jalur pipa didalam atau diatas tanah, juga berlaku apakah
jalur pipa ini merupakan bagian dari sistem secara keseluruhan.
Pengujian ini termasuk :
▪ Pemeriksaan hasil pengelasan
▪ Penilaian terhadap keamanan pemasangan
▪ Pengujian kekuatan
▪ Pengujian kebocoran
▪ Pemeriksaan hasil pengecatan dan pelapisan
▪ Pemeriksaan kebenaran fungsi dari sistem yang dipasang
2) Berdasarkan atas peraturan mengenai bejana bertekanan, begitu pula alat penyambung pipa, dan
perlengkapannya juga harus memenuhi standar yang berlaku baik peraturan internasional atau
setempat. Hal ini akan berkaitan erat untuk pemasangan, pengelasan, pengujian kekuatan dan
pengawasan, hal ini harus diperhitungkan pula oleh Pemborong.
3) Peraturan standar ini terdiri dari persyaratan umum yang berhubungan dengan pengujian dan
pemeriksaan mengenai kebocoran. Untuk pelaksanaan pemeriksan dan pengujian berdasarkan atas
peraturan internasional ataupun peraturan setempat.
4) Pengujian dan pengetesan tersebut diatas juga harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang
lebih khusus, salah satu cara tersebut adalah pengujian dengan sinar X, yang dilaksanakan oleh
petugas yang ditunjuk oleh yang berwenang bilamana sekiranya diperlukan termasuk diantaranya
pengujian atas hasil pengelasan pipa-pipa bila menggunakan metode “complong”. Metode
“complong” ini merupakan penyambungan 2 (dua) buah tanpa menggunakan fitting.
b2. Teknis
IV-54
SPESIFIKASI TEKNIK
1) Seluruh pelaksanaan pengujian dan pemeriksan yang dilaksanakan oleh Pemborong harus
disaksikan oleh MK yang ditunjuk.
2) Sebelum pelaksanaan pengujian, pipa harus diglontor dan dibersihkan dengan benar.
3) Pengujian disini dilaksanakan mempergunakan air bertekanan.
4) Pengujian ini dilaksanakan untuk menguji kerapatan sambungan pipa, alat sambung dan
perlengkapan yang lain secara benar.
5) Pipa yang diletakkan dalam tanah tidak boleh diurug sebelum pelaksanaan pengujian selesai
dilaksanakan.
6) Pada sambungan-sambungan pipa tidak boleh diisolasi, diaspal atau dibungkus, sebelum
pengujian dilaksanakan. Lokasi penyambungan, katup- katup sambungan las, sambungan flens,
sambungan ulir harus mudah diperiksa untuk memudahkan pelaksanaan pengujian.
7) Pada saat dilaksanakan pengujian, seluruh pipa yang tersambung keperalatan harus dilepas dan
ditutup dengan alat penutup (dop/flens buntu).
8) Kebocoran yang terjadi pada saat pengujian harus dilaksanakan pengujian ulang.
9) Pengujian ini dianggap memenuhi setelah mendapat persetujuan dari MK yang ditunjuk.
10) Selama pengujian dilaksanakan, harus dilengkapi alat pengukur dan alat pengaman yang
memadai, sehingga cukup aman bagi lingkungan sekitarnya.
11) Prosedur pengujian dan pengujian peralatan benar-benar memperlihatkan hasil pengetesan
yang sedang berlangsung pada jalur pipa atau bagian dari jalur tersebut.
12) Catatan hasil pengujian dan pemeriksaan yang telah selesai dilaksanakan harus diserahkan
kepada MK yang ditunjuk. Hasil pengujian ini tetap berlaku sampai dengan dipergunakannya sistem
tersebut atau dilanjutkan dengan pengujian yang berikutnya.
13) Catatan hasil pengujian yang berhubungan dengan uji kebocoran sekurang – kurangnya harus
terdiri dari hal-hal sebagai berikut :
- Tekanan kerja
- Bahan/media penguji yang dipergunakan
- Tekanan pengujian
- Jangka waktu pengujian
- Temperatur sekitarnya pada saat dilaksanakan pengujian
- Atau informasi lain yang diperlukan yang dianggap penting
- Nama MK yang ditunjuk mewakili Pemilik guna menghadiri pengujian serta menandatangani
berita acara pengujian tersebut
14) Semua alat ukur yang akan dipakai untuk pengetesan harus ditera dahulu (harus ada lisensi dari
instansi terkait).
c. Pipa Air
1) Tekanan pengujian sekurang-kurangnya 1.5 kali dari tekanan kerja selama 1 x 24 jam.
2) Tekanan pipa minimum, tekanan pengujian harus dipertahankan sekurang- kurangnya 24 jam
dengan jumlah toleransi tekanan sebesar 5%.
46.7. Skedul Pompa
a. Nomor : EFP 01 A
1) Nama Pompa : Pompa Kebakaran dengan Penggerak Motor Listrik
2) Jenis Pompa : Centrifugal split case NFPA 20.
IV-55
SPESIFIKASI TEKNIK
4) 4) Daya : 85 kW/3ph/380V/50 Hz
5) Total Head : 110 meter
6) Operasi : Start otomatis, Stop Manual
7) Lokasi : Ruang Pompa
b. Nomor : DFP 01 B
1) Nama Pompa : Pompa Kebakaran dengan Penggerak Diesel
2) Jenis Pompa : Centrifugal split case NFPA 20
3) Kapasitas : 750 gpm, 9.5 bar, 2950 rpm
c. Nomor : JP
1) Nama Pompa : Pompa Pacu Kebakaran dengan Penggerak Motor
2) Jenis Pompa : Vertical Multi Stages Pump
3) Kapasitas : 50 gpm, 10.5 bar, 2950 rpm
4) Total Head : 120 meter
5) Daya : 8.0 kW/3ph/380V/50 Hz
6) Operasi : Start otomatis, Stop Otomatis
7) Lokasi : Ruang Pompa.
46.8. Panel Pengendali Pompa
a. Panel Pengendali Pompa Kebakaran Elektrik
Kelengkapan yang harus dimiliki oleh panel pengendali pompa elektrik sesuai dengan
NFPA 20 adalah :
1) Surge arrester (penjelasan ini sesuai dengan NFPA 20 Section 7.4.1) digunakan untuk melindungi
pompa elektrik dari kenaikan tegangan dan arus yang berlebihan yang mengalir dengan tiba-tiba
sehingga dapat menyebabkan terganggunya system kendali. Gangguan ini dapat berupa sambaran
petir atau terjadinya gangguan dari luar panel kendali.
Adapun syarat-syarat yang harus dimiliki oleh komponen ini adalah :
▪ Harus dipasang pada setiap phasa ke ground
▪ Harus mempunyai tegangan kerja maksimum 600 V
2) Circuit Breaker (penjelasan ini sesuai dengan NFPA 20 Section 7.4.3) Digunakan untuk melindungi
pompa elektrik dari kenaikan tegangan dan arus yang mengalir yang diakibatkan oleh gangguan yang
terjadi dari pompa elektrik ataupun system pada panel kendali.
Adapun syarat-syarat yang harus dimiliki oleh komponen ini adalah :
▪ Harus dapat menahan arus yang mengalir sebesar 300 % dari arus beban penuh selama 30 menit
▪ Penahan arus yang terpasang dibreaker tidak boleh membuka pada kondisi arus rotor terkunci
(LOCKED ROTOR CURRENT)
IV-56
SPESIFIKASI TEKNIK
3) Rotor Current Protection (Penjelasan ini sesuai dengan NFPA 20 Section 7.4.4).
Digunakan untuk melindungi pompa elektrik dan gangguan-gangguan yang terjadi pada pompa
elektrik yang dikontrol. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh komponen-komponen ini
adalah :
▪ Menggunakan Type Off Delay dengan waktu tripp antara 8 detik sampai 30 detik pada saat kondisi
arus rotor terkunci.
▪ Dikalibrasi dan disetting pada kondisi minimum 300% dari arus beban penuh.
4) Motor Protection Relay (Penjelasan ini sesuai dengan NFPA 20 Section 7.4.7)
Digunakan untuk melindungi pompa elektrik dari gangguan-gangguan phasa yang terjadi. Adapun
syarat-syarat yang ahrus dimiliki oleh komponen ini adalah :
▪ Dapat memonitor terjadinya kehilangan salah satu phasa dari tegangan pada panel kendali.
▪ Dapat memonitor terjadinya urutan phasa yang terbalik pada panel kendali.
5) Emergency Mechanical Run (Penjelasan ini sesuai dengan NFPA 20 Section 7.5.3.2)
Digunakan untuk menjalankan pompa elektrik secara mekanik jika secara elektrik pompa elektrik tidak
dapat dioperasikan.
6) Step Down Tranformer (Penjelasan ini sesuai dengan NFPA 20 Section 2.6.3)
Digunakan sebagai proteksi terhadap operator yang menangani panel kendali ini. Sehingga tidak
terjadi tegangan sentuh yang berlebihan apabila bagian yang bertegangan tersentuh oleh operator.
Adapun syarat-syarat yang harus dimiliki oleh komponen ini adalah :
▪ Tegangan rendah untuk rangkaian kontrol harus disupply dari tegangan tinggi yang masuk ke panel
kendali menggunakan sebuah trafo penurun tegangan (Step down transformer).
▪ Diproteksi dengan menggunakan Fuse pada setiap tegangannya.
b. Panel Pengendali Pompa Kebakaran Diesel
Komponen-komponen yang harus dimiliki oleh panel pengendali pompa diesel sesuai dengan NFPA
20 adalah :
b1. Alarm dan lampu-lampu tanda pada panel.
1) Low oil pressure
Untuk mengetahui kondisi tekanan bahan bakar pada mesin diesel tanpa menyebabkan alarm
berbunyi.
2) Water coolant temperature
Untuk mengetahui kondisi temperatur air pendingin pada radiator atau heat exchanger.
3) Failure of engine to start automatically
Untuk mengetahui kondisi engine saat start secara automatic.
4) Shutdown from overspeed
Untuk mengetahui kondisi engine saat kecepatannya melebihi batas yang telah di setting.
5) Battery failure
Untuk mengetahui kondisi battery yang digunakan apakah batere aki masih mempunyai tegangan
yang cukup untuk menjalankan engine. Fungsi ini harus disediakan untuk setiap batere yang
digunakan dalam mensupply tegangan ke starter engine.
6) Battery charger failure
Untuk mengetahui kondisi battery charger yang digunakan apakah masih terus mengisi tegangan
IV-57
SPESIFIKASI TEKNIK
ke battery. Fungsi ini harus disediakan untuk setiap battery charger yang digunakan. Alarm tidak
boleh bekerja saat terjadi gangguan pada battery charger yang menyebabkan fungsi ini bekerja.
7) Engine run and stop
Untuk mengetahui kondisi engine pada keadaan running atau tidak. Fungsi ini biasanya akan
diparalel dengan sebuah panel yang diletakkan pada tempat yang mudah diketahui (Ruang security
atau ruang maintenance).
8) Manual switch not in auto position
Untuk mengetahui kondisi selector switch pada panel apakah berada dalam keadaan Auto atau pada
keadaan Manual.
9) Engine trouble
(Penjelasan diatas sesuai dengan NFPA 20 Section 9.4) Fungsi ini tidak diletakkan pada panel kendali
utama. Fungsi ini biasanya akan diparalel dengan sebuah panel yang diletakkan pada tempat yang
mudah diketahui (Ruang security atau ruang maintenance).
b2. Instrument ukur panel
(Penjelasan ini sesuai dengan NFPA 20 Section 9.4.5). Untuk mengetahui tegangan yang ada pada
battery yang digunakan.
1) Ammeter
Untuk mengetahui besar arus yang mengalir dan battery charger yang terjadi.
b3. Pressure recorder
(Penjelasan ini sesuai dengan NFPA 20 Section 9.4.4). Digunakan untuk mengetahui kondisi tekanan
pada system pemipaan selama seminggu.
b4. Weekly program timer
(Penjelasan ini sesuai dengan NFPA 20 Section 9.5.2.7). Digunakan untuk memastikan bahwa engine
harus dijalankan seminggu sekali selama 30 menit. Solenoide valve untuk drain pada kontrol tekanan
diperlukan untuk menjalankan fungsi ini.
b5. Battery charger
Digunakan untuk menjaga kondisi battery yang digunakan agar tetap mempunyai tegangan sehingga
dapat digunakan untuk memberi tegangan ke starter untuk menjalankan engine. Fungsi ini harus
disediakan untuk setiap battery yang digunakan.
46.9. Produk
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi.
Produk bahan dan peralatan yang direkomendasikan adalah sebagai berikut :
IV-58
SPESIFIKASI TEKNIK
Bagian ini meliputi penyediaan bahan-bahan, tenaga kerja dan jasa-jasa lainnya sehubungan dengan
pemasangan pompa deep weel dan perlengkapannya, termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah
:
1) Pelaksanaan pembuatan sumur dalam/deep well yang sesuai dengan perencanaan sehingga
mendapatkan air bersih yang layak.
2) Pengadaan dan pemasangan instalasi listrik dan panelnya untuk fasilitas sumur dalam ground
tank dari pompa deepwell.
3) Mengadakan record dan pengetesan pada waktu pengeboran sumur yang berkaitan dengan
pekerjaan sumur dalam, seperti logging, draw down test, time recovery test dan sebagainya.
4) Pengadaan dan pemasangan pipa dari sumur dalam sampai ke reservoir beserta seluruh
kelengkapannya, termasuk bak meter.
5) Pengurusan ijin dari instansi daerah yang berwenang, PAM dan Kementerian ESDM.
6) Pemborong harus memberikan jaminan sumur deepwell yang berfungsi dengan baik selama 3
tahun dan melakukan maa pemliharaan Cuma-cuma selama 12 bulan.
47.2. Bahan-Bahan
1) Bahan yang diperlukan dan disediakan oleh pemborong untuk pekerjaan sumur dalam adalah
(tapi tidak terbatas) dibawah ini :
a) Larutan Bor
Pemborong harus memakai cara Rotary Drilling, oleh sebab itu harus menyediakan larutan bor.
Pemborong bertanggung jawab pada pemilihan larutan.
b) Pipa Casing
Pipa casing harus disediakan oleh pemborong, yang terbuat dari pipa baja/ Galvanized dan dalam
keadaan baru, dengan diameter pipa casing adalah 150 mm dan 100 mm.
c) Pipa discharge pompa adalah galvanis medium class dengan diameter 50 mm.
d) Saringan yang dipasang harus terbuat dari stainless steel denga type continous slot seperti :
Johnson Sceern atau yang setara. Diameter screen adalah 4” dan jumlah screen yang disediakan
luasnya lebih besar 10% dari luas dinding pipa, letak penempatan screen/ saringan harus
berdasarkan logging.
e) Semen Grouting, Gravel Pack dan lain-lain.
f)Alat pengeboran dengan sisem rotary drilling dengan segala kelengkapannya.
g) Deep well pump, type Submersible dengan :
▪ Kapasias : 60 liter/menit
▪ Head : Sesuai kondisi di lokasi
▪ Kelengkapan : Valve dan kelengkapannya, termasuk panel listrik dan panel Control
▪ Merk pompa : Lowara, Grundfos, CNP, Pedrollo atau Setara
2) Pemborong harus mengajukan brosur-brosur dan contoh bahan-bahan (sebelum pekerjaan
dilakukan) kepada Konsultan Managemen Konstruksi untuk mendapat persetujuan.
47.3. Pemasangan
1) Pemborong harus melakukan pengeboran pada lokasi yang ditentukan oleh Pengawas atau yang
tertera pada gambar. Kedalamam pengeboran kurang lebih antara 50 s/d 100 meter. Dalam
IV-60
SPESIFIKASI TEKNIK
penawaran, Pemborong harus mencantumkan biaya pengeboran per meter, dengan penawaran
pada kedalaman maksimal 100 meter. Hal ini dimaksudkan bila kebutuhan kedalaman kurang dari
100 meter, maka perhitungan penawaran didasarkan pada kedalaman pengeboran.
2) Deviasi vertikal yang diijinkan ialah 20mm untuk setiap 100 meter kedalaman, hal ini akan dicek
setelah casing selesai dipasang.
3) Pemborong harus melakukan catatan pengeboran (Drilling Log) sekaligus mengumpulkan contoh-
contoh lapisan tanah/ batuan pada setiap lokasi catatan pengeboran. Hasil-hasil ini harus selalu
tersedia bila sewaktu-waktu diperiksa oleh Konsultan Managemen Konstruksi.
4) Pemasangan perlengkapan sumur dalam, harus dengan cara terbaik, umum dan wajar, yang biasa
dilakukan dalam pembuatan sumur bor.
5) Pengisian kerikil (Gravel Pack) antara lubang bor dengan pipa naik harus menggunakan pipa
pengantar. Volume yang diijinkan harus sesuai dengan volume yang diajukan dalam penawaran dan
kontrak tersebut.
6) Sub-Surface Geophysical Methode Test (Electric Logging)
Sub-Surface Geophysical Methode Test dimaksudkan untuk mengetahui secara tepat perubahan
susunan bantuan, sifat relative porositas dan permeabilitas, Ionic concentration dan lain-lain.Hasil
pengukuran ini harus digambarkan dalam profil atau penampang kolom. Pekerjaan vertical electrical
logging dimaksudkan untuk mengukur spontaneous potensial dan sifat relative tahan jenis susunan
batuan, yang selanjutnya dipakai sebagai kontrol untuk pemasangan saringan, sehingga tepat pada
lapisan equifer yang berpoensi.
Pekerjaan ini dilakukan setelah kedalaman pengeboran tercapai sesuai dengan kontrak dan sebelum
pemasangan casing dilaksanakan.
Hasil evaluasi vertical electrical logging ini harus segera dilaporkan kepada Pengawas untuk
didiskusikan mengenai letak, tebal dan jumlah total dari saringan yang akan dipasang.
7) Penyelesaian Sumur
Penyelesaian Sumur dimaksudkan untuk menghilangkan :
a) Kotoran dan Lumpur yang masuk ke dalam lapisan equfier pada waktu pengeboran dilaksanakan.
b) Lumpur bor/ drilling mud
c) Pasir halus
Yang kesemuanya dimaksudkan agar dapat diperoleh kapasitas maksimal sumur bor.
Penyempurnaan sumur dapat dilakukan dengan cara Jetting, Suging, Billing, Backwashing, High Rate
pumping dan sebagainya.
8) Pengetesan Sumur
Pemborong wajib melaksanakan pengetesan hasil pekerjaannya atas biaya sendiri, termasuk
pengadaan peralatan test, listrik dan perlengkapan lainnya. Sumur yang telah disempurnakan akan
diuji hasilnya dengan cara - cara seperti persyaratan dibawah ini .
Untuk hal ini disyaratkan agar Pemborong menngunakan pompa submersible yang berkapasitas
minimal 60 lpm. Banyaknya air yang dipompakan dari sumur akan diukur dengan alat ukur yang
disediakan oleh Pemborong.
Demikian pula muka air didalam sumur harus selalu diukur secara teliti. Letak pompa untuk
mengetest sumur sedemikian rupa, sehingga didapat hasil maksimal, seperti yang ditentukan oleh
Pemberi Tugas/Konsultan Managemen Konstruksi.
Pemompaan uji ini terdiri dari :
- Step DrawDown Test
IV-61
SPESIFIKASI TEKNIK
IV-63
SPESIFIKASI TEKNIK
IV-65
SPESIFIKASI TEKNIK
IV-66
SPESIFIKASI TEKNIK
3) Motor diatas 5 HP harus mempunyai starter jenis "Star Delta", sedang motor dibawah 5 HP dapat
dijalankan langsung ke jaringan listrik.
4) Semua motor harus dipilih sesuai dengan kebutuhan dengan torsi yang cukup besar untuk dapat
memutar beban yang tersambung sampai putaran normal dengan waktu sesingkat mungkin dan
tidak menarik arus listrik yang berlebihan.
5) Motor harus direncanakan untuk bekerja terus menerus dan dapat bekerja pada power factor dan
effisiensi yang tinggi pada semua kondisi beban yang mungkin ada.
c. Pemasangan
1) Blower harus dipasang lengkap dengan dudukan yang terbuat dari profil baja dan didudukkan diatas
pondasi.
2) Profil baja yang diatasnya diletakkan Blower dan motor harus didudukkan diatas peredam getaran
yang terbuat dari pegas baja.
3) Kontraktor harus menyediakan dan memasang peredam getaran tersebut, dengan kemampuan
deflection sesuai dengan berat motor dan Blower.
Pegas peredam getaran harus dibuat oleh perusahaan yang khusus ahli dalam pembuatan peredam
getaran.
Pegas peredam getaran buatan sendiri tidak boleh dipasang.
4) Disetiap hubungan pipa masuk dan keluar dari pompa harus dilengkapi dengan flexible pipe
connection, untuk mencegah rambatan getaran melalui pipa.
5) Kabel listrik yang menuju terminal motor harus dipasang menggunakan galvanized flexible conduit,
yang diklem dengan kuat ke terminal box disatu sisi dan conduit disisi lain.
6) Pemasangan conduit ke setiap Blower harus dibuat sedemikian sehingga tidak mengganggu lalu
lintas operator disekeliling Blower.
Pemasangan conduit diatas lantai yang mengganggu lalu lintas tidak diperkenankan.
Bilamana pemasangan diatas lantai tidak bisa dihindarkan, diatas conduit harus dipasang jembatan
dari bahan steel chequred plate.
7) Konduit harus dari bahan heavy duty berlapis galvanis, lengkap dengan junction box, adaptor,
konduit flexible yang semua berlapis galvanis.
Merk Konduit : Clipsal, National, Double H.
48.8. Panel Starter/Kontrol & Kabel
1) Kontraktor harus menyediakan dan memasang panel starter/kontrol untuk semua motor-motor.
Panel ini berbentuk kotak terbuat dari pelat besi dengan tebal tidak kurang dari 1,6 mm, dengan
pintu disisi depan, finish : Enamel Bake.
Type & Model : Wall Mounted, Out Door.
2) Panel ini harus berisi starter dari motor listrik lengkap dengan kontrolnya.
3) Sistim : Fully Automatic Operation with Program Timer.
4) Pada sisi depan panel harus diletakkan lampu indikator berwarna hijau (unit bekerja) dan warna
merah (keadaan tidak normal atau trip).
a) Bila unit berhenti bekerja, kedua lampu tersebut harus padam.
b) Pada panel kontrol minimal harus terdapat peralatan sebagai berikut :
▪ Pump Selector Starter & Switch
▪ Change Over Relay untuk Effluent & Defoaming Pump
▪ Blower Selector Starter
IV-68
SPESIFIKASI TEKNIK
IV-69