PAKET PEKERJAAN :
APBD 2016
METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN
Nama Perusahaan : CV POSINDO RAYA UTAMA
Nama Pekerjaan : Rehabilitasi Total Rumah Dinas Pkm Rampi
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 2
2. METODA PELAKSANAAN 5
3. MANAJEMEN MUTU 12
PROGRAM KESELAMATAN 15
SISTEM MANAJEMEN BAHAYA 16
PROGRAM KESEHATAN 16
PROGRAM LINGKUNGAN 17
5. PENUTUP 18
PENGESAHAN 18
| DAFTAR ISI 2
METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN
Nama Perusahaan : CV POSINDO RAYA UTAMA
Nama Pekerjaan : Rehabilitasi Total Rumah Dinas Pkm Rampi
Pelaksanaan proyek adalah 150 (Seratus Lima Puluh) hari kalender atau 5 (Lima) bulan. Faktor
kesulitan yang diperkirakan dapat terjadi adalah ;
a) Menyiapkan tenaga kerja untuk keperluaan penyelesaian pekerjaan memerlukan waktu 1-2
minggu
b) Waktu masuk musim penghujan selama periode pelaksanaan proyek
c) Mobilisasi material yang akan menempuh perjalanan darat dimana kondisi sarana jalan
menuju lokasi yang masih kurang bagus sehingga akan mengakibatkan kekosongan material
yang diperkirakan sampai 1-2 minggu.
L IN G K U P P E LA K S A N A A N P E KER J AA N
Pelaksanaan kegiatan proyek akan mencakup aktifitas seperti dibawah ini;
PEKERJAAN PENDAHULUAN
a) Pengadaan Peralatan Keselamatan Kerja (K3)
b) Pekerjaan Pembongkaran Bangunan Lama
c) Pekekerjaan Pengukuran dan Pas Bouwplank
PEKERJAAN PENGECATAN
a) Pekerjaan Pengecetan Dinding Tembok
b) Pekerjaan Pengecetan Dinding Papan
c) Pekerjaan Pengecetan Plapond Kayu
d) Pekerjaan Pengecetan Atap Seng
e) Pekerjaan Pengecetan Lisplank
f) Pekerjaan Pengecetan Kusen dan Jendela
PEKERJAAN AKHIR
a) Pembersihan Sisa Pekerjaan
2. METODA PELAKSANAAN
Metoda Pelaksanaan menentukan keberhasilan dari sebuah proyek dan diharapkan dengan adanya
metoda baku pelaksanaan pekerjaan dapat menghasilkan proyek yang memuaskan sesuai dengan
tuntutan proyek dan menjaga jadwal pelaksanan serta pengelolaan pembiayaan proyek.
| METODA PELAKSANAAN 5
METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN
Nama Perusahaan : CV POSINDO RAYA UTAMA
Nama Pekerjaan : Rehabilitasi Total Rumah Dinas Pkm Rampi
Seluruh langkah pekerjaan harus terjadwal dan terkoordinasi dengan baik. Master schedule akan
diperinci kembali menjadi Jadwal Kerja yang terbagi menjadi beberapa bagian pekerjaan sesuai
dengan term kontrak dan dirinci menjadi Jadwal Kerja Harian, Mingguan dan Bulanan.
Jadwal atau kegiatan pekerjaan utama yang menjadi kegiatan khusus (misalnya pekerjaan struktur
dan pekerjaan atap dll) diperlakukan sebagai milestone yang memerlukan persetujuan konsultan
pengawas kapan akan ditetapkan di dalam jadwal sehingga penjadwalan akan terkendali secara
simultan dengan pekerjaan yang menjadi kritikal path/work. Yang perlu diperhatikan adalah
Kritikal Path khusus pekerjaan utama saja.
Kritikal poin lainnya yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan ini adalah koordinasi yang bersinergi
antara user/owner, konsultan pengawas dan kontraktor perihal jadwal pelaksanaan mengingat
terbatasnya waktu pekerjaan yang harus parallel, detail gambar yang belum lengkap, perlunya
pemahaman yang cepat dan pengambil keputusan bila terjadi penafsiran yang berbeda dalam
membaca term kontrak ataupun gambar bestek. Hal tersebut untuk menghindari kesalahan yang
menyebabkan bangunan tidak berfungsi dengan maksimal atau terjadinya bongkar pasang
pekerjaan. MC 0 yang menjadi tolok ukur pelaksanaan akan menjadi acuan bila terjadinya CCO.
PEKERJAAN KONTRUKS I
| METODA PELAKSANAAN 6
METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN
Nama Perusahaan : CV POSINDO RAYA UTAMA
Nama Pekerjaan : Rehabilitasi Total Rumah Dinas Pkm Rampi
1. Pasir Urug
Pasir urug berfungsi sebagai penahan supaya beton tidak langsung menyentuh tanah yang dalam
pelaksanaan seringkali saat fabrikasi besi beton bersinggungan dengan tanah sehingga karakteristik
besi beton dan monolitnya antara beton dan besi bisa terganggu, fungsi pasir urug dan batu kososng
bisa digantikan oleh beberapa material lainnya seperti Lean Concrete, Plastik Sheet.
2. Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan pondasi dalam pekerjaan ini menjadi pekerjaan utama dimana pondasi dibagi menjadi:
a) Pondasi Telapak
Pondasi yang berfungsi sebagai penerus gaya-gaya atau beban dari kolom yang akan diteruskan ke
tapak pondasi tiang yang selanjutnya oleh tapak disebarkan ke seluruh tanah. Kritikal poin dalam
pelaksanaan perlu ketelitian dalam pengawasan karena pekerjaan ini menentukan keberhasilan
sebuah konstruksi bangunan dimana seluruh gaya-gaya berpusat di titik poer ini bila dikerjakan asal
dan tidak ada perhitungan maka tidak menutup kemungkinan konstruksi bangunan akan menjadi
lemah atau tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Lebih fatal lagi adalah gagalnya sebuah
konstruksi akibat kelalaian dalam pelaksanaan.
Perlunya pemahaman para pelaksana proyek dalam struktur diperlukan sekali, koordinasi dengan
konsultan perencana untuk mencari solusi teknis yang baik mengingat dari segi waktu dan cost,
sehingga efektifitas konstruksi tercapai.
Dalam pelaksanaan pondasi ini terdiri dari :
Formwork/Bekisting
Beton K-175 (Sesuai dengan acuan Pelaksanaan dok tender)
Formwork/bekisting menggunakan papan dan kayu 5/5 berasal dari jenis kayu klas III, bekisting
yang dipasang harus kuat dan kokoh tidak boleh goyang atau lepas.
Untuk pelaksanaan beton menggunakan tenaga manusia dikarenakan mutu K-175 adalah beton
mutu sedang yang bisa dihasilkan dari pencampuran standar. Campuran beton dengan perbandingan
1 Pc : 2 Ps : 3 Kr dalam pelaksanaan dan pengujian beton sesuai bestek dimana setiap benda uji
harus ditulis tanggal dan posisi pekerjaan
P EKE RJ AAN B AT U D AN B ET ON
Pekerjaan beton diantaranya Cor beton lantai KM/WC 1 PC : 2 Psr : 3 Krl - K175 dan Plesteran 1
PC : 2 Psr Lantai KM/WC.
Pelaksanaan pengecoran baru bisa dilaksanakan setelah direksi mengadakan pemeriksaan
terhadap pemasangan tulangan dan bekesting dan disetujui untuk dilaksanakan.
Pelaksanaan pengecoran diluar sepengetahuan direksi atau pengawas lapangan tidak
akan diakui untuk dibayarkan.
Sesaat sebelum pengecoran dimulai, cetakan / bekesting perlu dibasahi dengan air
terlebih dahulu.
Untuk menghindari penggumpalan campuran beton, maka pada saat pengecoran
berlangsung perlu diadakan penusukan secara berulang pada daerah tertentu yang
dianggap bias terjadi penggumpalan beton.
Campuran beton tidak boleh dijatuhkan kedalam cetakan dari ketinggian lebih dari 1,00 M agar
tidak terjadi segregasi material dan kropos.
Setelah selesai pengecoran, kontraktor wajib melakukan penyiraman beton seperlunya
bila dianggap beton mulai mengering akibat penguapan dan terik matahari. Minimal penyiraman
dilaksanakan sekali dalam sehari.
| METODA PELAKSANAAN 7
METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN
Nama Perusahaan : CV POSINDO RAYA UTAMA
Nama Pekerjaan : Rehabilitasi Total Rumah Dinas Pkm Rampi
harus disatukan baik dengan pasak kayu atau muur baut yang dilapisi dengan plat beugel seperti
pada gambar kerja. Kuda-kuda harus berdiri tegak lurus serta permukaan dudukan kuda-kuda
harus rata arah lurus dan diagonal. Jumlah mur baut tiap sambungan disesuaikan dengan kondisi
sambungan, sedangkan diameter baut minimal Ø 12 mm. Kualitas mur baut harus kualitas baik
serta baru dengan kondisi dratnya yang sempurna. Semua komponen rangka atap (kuda-kuda,
gording dan skoor) harus dilapisi dengan residu.
4. Rangka Lantai Kayu Klas II (5/7 cm). (lihat detail gambar)
5. Rangka Dinding Kayu Klas II (5/10 cm). (lihat detail gambar)
6. Dinding Papan Kayu Klas II (2/20 cm). (lihat detail gambar)
Semua permukaannya harus datar, dipasang penuh ketelitian hingga tampak rapih dan kuat
sampai plafond.
7. Lantai Papan Kayu Klas II (3/20 cm). (lihat detail gambar)
Pekerjaan yang tercakup dalam bagian ini terdiri dari penyediaan semua peralatan, tenaga kerja
dan bahan serta pelaksanaan pekerjaan pemasangan dinding bangunan.
Persyaratan Bahan:
Lantai Papan
Seluruh permukaan lantai adalah dari papan kayu 3/20 cm kayu kelas II yang berkualitas baik,
tua kering dan tidak bercacat, pecah-pecah serta tidak terdapat kayu mudahnya ( spint ). Dinding
Papan tebal 3 cm bagian luar dipasang vertikal dengan rangka balok kayu 5/7 sesuai dengan
gambar rencana. Seluruh lapisan dinding papan dari kayu kelas II berkualitas baik.
Macam Pekerjaan :
Pemasangan seluruh lantai dengan papan kayu klas II ukuran 3/20 cm dilaksanakan sesuai
gambar dan disetujui Pengawas Lapangan. Memasang seluruh dinding luar dengan dinding
papan kayu klas II.
Syarat - syarat Pelaksanaan :
Lantai.
Permukaannya harus datar dan disekap halus terlebih dahulu, dipasang dengan sambungan yang
rapih dan tidak berongga serta dilaksanakan atas petunjuk pengawas lapangan.
8. Kusen Pintu dan Jendela Kayu Klas II. (lihat detail gambar)
Kusen disini meliputi kusen pintu, jendela dan ventilasi yang terbuat dari kayu kayu keras
kualitas terbaik, tidak cacat atau melengkung dan sebelum dipasang terlebih dahulu dimeni
seluruh permukaannya. Ukuran kayu bersih (ukuran bersih/sudah disekap) dengan spenning
dibuat langsung bukan ditempel kayu list sedang permukaan yang menghadap dinding/beton
dibuat skur/ditarik diperkuat dengan besi angker 3/8”, panjang minimal 10 cm dengan ujung
dibengkokkan, untuk bagian bawah kusen pintu dipasang besi ditanam dalam beton.
9. Daun Pintu Panil Kayu Klas II. (lihat detail gambar)
Semua pintu harus dengan persyaratan berikut dan sesuai dengan daftar yang diperlihatkan pada
gambar rencana. Pintu panil dibuat dari kayu papan klas II harus datar dengan inti yang kaku
kecuali jika dijelaskan lain. Semua pintu yang dipakai pintu panil, sedangkan pintu kamar mandi
/ WC memakai pintu panel bagian dalam dilapisi dengan seng aluminium, pintu yang dibuat
harus memenuhi persyaratan yang berlaku dan harus mendapat persetujuan Direksi.
10. Listplank Kayu Klas II. (lihat detail gambar)
11. Rangka Plafond Kayu Klas II (5/5 cm). (lihat detail gambar)
12. Plafond Papan Kayu Klas II (2/20 cm). (lihat detail gambar)
Didalam pekerjaan plafond seluruh instalasi elektrikal telah terpasang.
Kontrol sebelum papan dipasang, Supervisor akan mengecek level dan ketinggian dan semua
intalasi telah terpasang dengan baik baru akan ditutup.
Semua produk baik rangka ataupun gypsum akan dikonsultasikan terlebih dahulu dengan direksi
lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
Pelaksanaan Pekerjaan:
Pekerjaan Plafond dimulai setelah pemasangan dinding + Plasteran selesai (KM/WC) 75% dan
pekerjaan instalasi listrik selesai 100%.
13. List Plafond Kayu Klas II (2/5 cm). (lihat detail gambar)
List plafond akan menyesuaikan kondisi lapangan atas persetujuan direksi lapangan.
Plafond dikerjakan oleh spesialis manpower karena tidak semua pekerja memahami sistem
dalam pekerjaan plafond.
14. Terali Kayu Klas II (5/5 cm). (lihat detail gambar)
15. Tangga Kayu Klas II (5/20 cm). (lihat detail gambar)
| METODA PELAKSANAAN 8
METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN
Nama Perusahaan : CV POSINDO RAYA UTAMA
Nama Pekerjaan : Rehabilitasi Total Rumah Dinas Pkm Rampi
P E KE R J A A N FI NI SHI NG A R S IT E K T U R A L
Pekerjaan Finishing Arsitektural adalah pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan kelengkapanan
bangunan juga segi estetika yang perlu diperhatikan.
Pekerjaan finishing arsitektural dikerjakan setelah pekerjaan struktur selesai.
Yang termasuk pekerjaan arsitektural :
Pekerjaan Pasangan Dinding & Plasteran
Pekerjaan Keramik
Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela + Penggantung
Pekerjaan Plafond
Pekerjaan Pengecatan
Pekerjaan Non Standard
Pasangan Batako
Dalam proyek ini pasangan bata yang digunakan adalah pasangan ½ batu dengan adukan 1 pc : 4
ps untuk daerah KM/WC.
Kontrol :
Pemasangan batako untuk mendapatkan kelurusan horizontal diperlukan benang sebagai acuannya
dan tidak boleh melebihi dari 10 bata posisi benang acuan harus dipindah dan seterusnya.
Sambungan bata bila tidak selesai dalam satu hari tidak boleh tegak lurus tetapi membentuk sudut
kemiringan 45°.
| METODA PELAKSANAAN 9
METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN
Nama Perusahaan : CV POSINDO RAYA UTAMA
Nama Pekerjaan : Rehabilitasi Total Rumah Dinas Pkm Rampi
Pekerjaan Plasteran
Pekerjaan plasteran merupakan pembungkus dari pekerjaan batako. Ketebalan dalam plasteran
perlu diperhatikan, terkadang ada beberapa area batako yang cekung sehingga pemasangan menjadi
tebal. Ketebalan rata-rata 1,5 cm ~ 3 cm dengan adukan 1 pc : 2 ps untuk plasteran area KM/WC ,
1pc : 3ps untuk plasteran kolom, dan 1 pc : 4 ps untuk area lainnya
Sistem pelaksanaan plasteran dari atas ke bawah dengan dibuat kepalaan untuk mendapatkan
kelurusan bidang yang akan diplaster. Sebelum diaplikasikan batako terlebih dahulu disiran oleh air
untuk mendapatkan kelembaban bata sehingga plasteran akan menyatu baik dengan batako.
Kontrol :
Bila ditemukan ketebalan yang melebihi dari 3 cm pemasangan diperlukan kawat ayam / kawat
locket atau atas persetujuan dari konsultan pengawas.
Sebelum ditutup dengan plasteran pastikan pipa-pipa conduit atau pipa-pipa lainnya telah terpasang,
hal ini untuk menghindari pekerjaan bongkar pasang sehingga hasil plasteran tidak memuaskan.
Tenaga kerja plaster perlu yang mempunyai pengalaman dan teknis yang baik supaya menghindari
dinding bergelombang dan retak rambut.
2. Pemasangan keramik :
a. Area Lantai dapur 40x40 polish
b. Area Lantai KM/WC 20x20 unpolish
c. Area Dinding meja dapur dan KM/WC 20x25 polish
Perlu diperhatikan dalam pemasangan keramik lantai 1 sebelum diaplikasi ada lapisan beton rabat
dengan campuran 1 : 2 : 3 dengan ketebalan 5 cm dan pasir urug dengan ketebalan 20 cm dimana
beton rabat berfungsi sebagai leveling pemasangan keramik.
Sebelum pelaksanaan kontraktor harus mengajukan skem warna atau berdasarkan merk yang akan
digunakan. Skem warna, merek dagang, type diusahakan yang ada di pasaran supaya mudah dalam
maintenance dikemudian hari.
Yang dilaksanakan dalam proyek ini kontraktor mengambil sceme warna yang telah diarahkan
dalam bestek.
Sceme warna keramik yang ada dalam bestek adalah cream light.atau putih atas persetujuan direksi.
Keramik yang dipakai adalah keramik dengan kwalitas KW I dimana presisi siku tidak melebihi 1
mm, permukaan dengan bahan porselein yang dibakar pada suhu 2000°. Bidang keramik tidak
boleh cekung atau cembung, sebelum kontraktor membuat PO harus mendapatkan persetujuan
pihak direksi lapangan
Sebelum pelaksanaan kontraktor mengajukan gambar kerja atau shop drawing dengan keadaan atau
kondisi ruangan yang sebenarnya, hal ini dilakukan untuk menentukan dan menyamakan persepsi
starting point (kepala-an) keramik.
Kemudian dengan ditarik benang ditentukan posisi siku keramik terhadap siku bangunan. Potongan
keramik diusahakan bila terjadi ¾ bagian keramik, hal ini lebih mengutamakan estetika.
Pemasangan keramik di area KM/WC perlu diperhatikan titik sanitasi tidak ada perubahan, karena
akan menimbulkan bongkar pasang kalau pemasangan sanitasi instalasi belum selesai.
Nat keramik atau sambungan diisi oleh pasta semen grout khusus keramik.
Keramik yang dipasang tidak boleh kopong / kosong bila terjadi hal itu kontraktor akan mengisi
dengan pasta semen dengan cara dipukul-pukul pasta cair mengisi pori-pori keramik yang kosong
atau konsultasi dengan pihak direksi lapangan untuk dicarikan solusi terbaik.
3. Pekerjaan Pengecatan
Pekerjaan Pengecatan terdiri dari 2 bagian yaitu :
a. Cat emulsion dengan water base
b. Cat minyak
Kontraktor sebelum melaksanakan pengecatan perlu persetujuan skem warna dan sebelum aplikasi
harus dilihat terlebih dahulu kelembaban plasteran apakah sudah mencapai titik minimum untuk
pengecatan.
Sebelum diaplikasikan pengecatan warna tembok yang sudah kering di cat memakai cat dasar warna
putih 1 lapis, setelah itu cat warna 2 lapis. Aplikasi pengecatan memakai rol cat dan disetiap
pertemuan dinding dengan lantai dan dinding dengan plafond diaplikasikan memakai kwas.
| METODA PELAKSANAAN 10
METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN
Nama Perusahaan : CV POSINDO RAYA UTAMA
Nama Pekerjaan : Rehabilitasi Total Rumah Dinas Pkm Rampi
Pengecatan cat minyak diaplikasikan kepada bahan kayu (Dinding, Plafon, Lisplank, Kusen Pintu
dan Jendela).
Pengecatan menggunakan cat minyak sebelum diaplikasikan dasar atau bahan yang akan dicat perlu
dibersihkan dan dihaluskan memakai dempul dan digosok dengan amplas kayu sehingga didapat
permukaan kayu yang halus.
Aplikasi pengecatan cat minyak perlu persetujuan dari direksi lapangan mengingat estetika akan
menurun bila cat yang diaplikasikan tidak disetujui atau dikerjakan dua kali.
PEKERJAAN SANITAS I
Pekerjaan sanitasi adalah menentukan fungsi sebuah bangunan.
Pekerjaan Sanitasi terbagi menjadi :
1. Instalasi air kotor dan air bersih dalam bangunan
2. Instalasi air kotor dan air bersih luar bangunan
3. Pemasangan sanitairi fixture
Pipa yang digunakan adalah berbahan PVC dengan kekenyalan yang di tentukan PVC AW.
Sebelum pelaksanaan kontraktor akan terlebih dahulu mengajukan brand / merk yang akan
digunakan dalam proyek ini, serta shop drawing isometric dari system pemipaan.
I. Instalasi air kotor dan air bersih dalam bangunan terdiri dari :
a. Pipa ¾” untuk air bersih
b. Pipa 2” untuk air buangan
c. Pipa 3” untuk limbah padat.
Pipa-pipa ini disambung dengan asesories yang sejenis dan dilem dengan baik.
Semua pembuangan air kotor dan air berat menggunakan sistem gravitasi maka perlu diperhatikan
baik kemiringan dan arah buangan. semakin jauh air tersebut mengalir maka akan semakin banyak
endapan dalam air buangan tersebut.
Sistem air bersih memang menggunakan tekanan elevasi pemasangan pipa air bersih minimal 1 m
di atas lantai.
Sistem air bersih dan air kotor semua diarahkan ke dalam shaft pembuang sebagai akses dalam
bangunan dan memudahkan pengontrolan serta maintenance.
II. Instalasi air kotor dan air bersih diluar bangunan terdiri dari :
a. Pipa ¾” untuk air bersih
b. Pipa 2” untuk air buangan
c. Pipa 3” untuk limbah padat.
d. Septic tank + Resapan
Pemasangan instalasi di luar khususnya air bersih adalah konekting untuk sumber yang akan masuk
ke dalam bangunan.
Pemasangan air kotor adalah konekting dari dalam bangunan yang akan dibuang ke pembuangan
akhir berupa septik tank atau resapan.
Dalam penyambungan pipa-pipa dan kemiringan perlu diperhatikan, jangan sampai ada bagian pipa
yang tidak tertanam karena kedalaman septic tank tidak tercapai.
Sebelum eksekusi perlu pengukuran kedalaman septik tank sehingga dicapai optimal kemiringan
dari pipa pembuang tersebut.
| METODA PELAKSANAAN 11
METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN
Nama Perusahaan : CV POSINDO RAYA UTAMA
Nama Pekerjaan : Rehabilitasi Total Rumah Dinas Pkm Rampi
PEKERJAAN LISTRIK
Perlunya koordinasi dengan direksi dan pihak owner sangat diperlukan.
Jangan sampai akhirnya listrik tidak bisa mensupport peralatan yang digunakan sehingga fatal
dalam fungsi.
Koordinasi dengan pihak terkait diperlukan menyangkut sistem dan mekanisme yang berlaku antar
instansi baik PLN sebagai distribusi listrik ataupun Pemda sebagai pemakai.
Shop drawing/wiring diagram dan titik instalasi khusus bila diperlukan harus mendapat persetujuan
oleh owner dan direksi maka kontraktor baru bisa mengerjakannya.
3. MANAJEMEN MUTU
Penyusunan Rencana Mutu Kerja merupakan standar CV POSINDO RAYA UTAMA dalam
melaksanakan setiap kontrak kerja. Mekanisme penyusunan sendiri merupakan aplikasi dari
manajemen perusahaan yang sudah di sertifikasi dengan ISO 1900. Aplikasinya mengacu pada
standar instruksi kerja yang sudah disetujui oleh management
K E B IJ A K A N D A N S A S AR A N
DALAM PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN SEKOLAH MENENGAH ATAS BUNGA
BANGSA RINTISAN SEKOLAH BERSTANDAR INTERNASIONAL, KABUPATEN ACEH
SINGKIL DISUSUN MANAJEMEN MUTU GUNA MEMENUHI TARGET DAN TEPAT WAKTU AKAN
MELAKUKAN DAN MENERAPKAN YAITU KEBIJAKAN MUTU DAN SASARAN MUTU .
1 Kebijakan Mutu, bertekad memenuhi kepuasan pemilik proyek ( owner ) dengan menerapkan
system Manajemen Mutu secara konsisten.
2 Sasaran Mutu, melaksanakan Proyek secara tepat waktu dengan mutu produksi sesuai
spesifikasi teknis.
O R G A N IS A S I P R O Y E K
Untuk mencapai target Managemen Mutu, Perusahaan sebagai pelaksana dilapangan akan
mengikuti prosedur dan instruksi standar berdasarkan Struktur Organisasi Proyek yang sudah
ditetapkan. Petugas pengawasan yang bertanggungjawab yang ditunjuk Pemimpin Proyek / Kepala
Satuan Kerja atau yang sebagai Pejabat Pembuat Komitmen
Pelaksanaan proyek Perusahaan akan menyiapkan team yang dituang dalam struktur organisasi, dan
merupakan penanggungjawab pekerjaan sedang dilaksanakan sesuai dengan tugas serta tanggung
jawabnya. Pemilihan key personil proyek mengacu pada prosedur baku untuk memastikan
kompetensi di bidang masing masing.
Field Manager, sebagai penanggung jawab proyek secara keseluruhan yang dilaksanakan,
Memimpin dan mengendalikan proyek agar efisien dan efektif mencapai hasil yang optimal.
Membuat strategi pelaksanaan proyek yang berkaitan dengan pengendalian mutu proyek.
| MANAJEMEN MUTU 12
METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN
Nama Perusahaan : CV POSINDO RAYA UTAMA
Nama Pekerjaan : Rehabilitasi Total Rumah Dinas Pkm Rampi
Technical Engineer, Tenaga ahli Arsitektur sebagai penanggung jawab langsung dalam
pelaksanaan Pekerjaan yang menyangkut finishing dan struktur bangunan pekerjaan.
Mengendalikan dan menganalisa masalah masalah teknis kebutuhan proyek, baik material, tenaga
kerja, peralatan serta biaya yang dibutuhkan. Membuat Rencana Mutu Kontrak, yaitu Master
schedule, dan Metode Kerja Pelaksanaan.
Quantity Engineer, Tenaga ahli yang bertanggung jawab membuat perhitungan/ estimate anggaran
proyek dan membuat laporan pelaksanaan sesuai dengan pekerjaan yang sudah ditentukan.
Membuat laporan harian, mingguan dan bulan pada masing-masing bangunan, serta rencana kerja
setiap harinya yang akan dikerjakan. Mengontrol dan mengatur pemakaian material, alat dan tenaga
kerja sesuai dengan kebutuhan.
Quality Engineer, Tenaga ahli yang bertanggung jawab mengontrol kegiatan lapangan,
memberikan analisa rencana mutu kontrak. Membuat justifikasi yang menyangkut pekerjaan di
proyek serta mengaplikasi analisa semua pehitungan/estimasi anggaran proyek. Team yang akan
membantu dalam menyiapkan Rencana Mutu Kontrak .
Surveyor, Membuat pengukuran pekerjaan baik pekerjaan yang akan dilaksanakan maupun
pekerjaan yang sudah dikerjakan.
Pengawas / Supervisor, Melakukan pengawasan terhadap pekerjaan dan mengontrol terhadap
penggunaan material, tenaga kerja sehinga pekerjaan dapat berjalan dengan baik
Adm & Keuangan, membantu membuat laporan yang bersipat administrasi , membuat laporan
keuangan serta, serta mengatur dan melakukan pembayaran.
P EN G E N D A LIA N M U T U P R O YE K
Seluruh Key personil yang terlibat di poek adalah Gugus tugas pengendalian mutu, sehingga secara
otomatis prosedur kendali mutu yang ditetapkan perusahaan menjadi tanggung jawabnya.
Proyek star up meting sudah harus dilakukan selambatnya 3 minggu sebelum dimulainya proyek.
Hal yang dibahas adalah :
Pengangkatan key personil penanggung jawab proyek.
Pembahasan detail scope kontrak
Strategi eksekusi yang mencakup : Kontruksi & Procurement
Prosedur Kendali Mutu di Lapangan
Hasil akhir dari startup meeting adalah detail RENCANA PELAKSANAAN PROYEK, yang
mencakup :
K O N TR O L M A TER IA L
I N S P E K S I P E N E R IM A A N D I L A P A N G A N
Inspeksi Penerimaan di Lapangan untuk peralatan dan material harus dilakukan oleh Material
Controller yang dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi yang berlaku agar bisa menjamin bahwa
item-item yang diterima telah sesuai dengan persyaratan dari perintah pembelian (PO) untuk point-
point berikut :
- Identifikasi dengan catatan pengiriman
- Kondisi Packing
- Tampilan
- Kuantitas
Kerusakan yang ditemukan pada saat inspeksi penerimaan di lapangan harus dilaporkan oleh
Material Controller kepada Koordinator Kendali Mutu Lapangan. Koordinator Kendali Mutu
| MANAJEMEN MUTU 13
METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN
Nama Perusahaan : CV POSINDO RAYA UTAMA
Nama Pekerjaan : Rehabilitasi Total Rumah Dinas Pkm Rampi
P E N Y IM P A N A N D A N P E R A W A T A N P E R A L A T A N D A N M A T E R IA L D I L A P A N G A N
Peralatan dan Material yang sudah lolos pemeriksaan harus disimpan sesuai dengan spesifikasi dan/
atau instruksi yang berlaku untuk mencegah terjadinya kerusakan .Tempat penyimpanan harus
diklasifikasikan menjadi gudang dan tempat terbuka berdasarkan kategori, tipe dan
ukuran.Peralatan dan material yang diterima harus dicatat pada lembaran pengontrolan material.
Status dari tempat penyimpanan harus di cek oleh Warehouseman dengan cara pengecekan fisik
secara periodik, stocktaking, dll.
P E N GE L U A R A N P E R A L A T A N D A N M A T E R IA L
Pengeluaran peralatan dan material haruslah dilaksanakan berdasarkan permintaan tertulis yang
telah disetujui oleh pengawas yang berwewenang. Pengeluaran peralatan dan material harus
disaksikan oleh Warehouseman.
K O N TR O L P A D A P R O S ES K O N TR U KS I
Pengendalian mutu di lapangan merupakan langkah langkah yang dilakukan untuk menjaga mutu
dan kualitas proyek.
P R O S E D U R KE R J A
Detil prosedur kerja untuk setiap kategori pekerjaan utama dan/ atau item pekerjaan harus mengacu
pada standar baku perusahaan. Prosedur standard yang digunakan adalah sesuai dengan standar ISO
CV POSINDO RAYA UTAMA
TES D A N IN S P E K S I
Jadwal inspeksi dan Tes sudah di definisikan dalam rencana detil pelaksanaan proyek. Dimana
tercamtum jenis material , metoda pengujian, dan kapan dilakukan. Pengujian metoda langsung
dilapangan harus di saksian oleh konsultan pengawas.
P E N GU J IA N S T A N D AR L A B O T A R IU M
Pengujian mutu untuk produk/material yang memerlukan pengujian oleh pihak ke – 3 untuk
memastikan telah sesuai dengan spesifikasi kontrak dan standard baku yang berlaku. Pihak ke 3
yang melakukan pengujian adalah yang ditunjuk atau disetujui oleh pemilik pekerjaan. Pembuktian
dari pengujian adalah sertifkat yang sah sesuai ketentuan yang berlaku.
K O N TR O L D O K U ME N
Dokumen proyek merupakan instrumen kontrol dan menjadi alat pembuktian progres proyek ke
pemilik pekerjaan. Seluruh dokumen pengujian dan persetujuan menjadi bagian dari dokumentasi
proyek, yang pada saat tertentu harus diserahkan pada pemilik proyek.
Memastikan seluruh pekerja mendapatkan fasilitas yang memadai bagi kesehatan maupun
keselamatannya.
Memastikan bahwa setiap pekerja memiliki kemampuan yang memadai sesuai dengan
penugasannya.
Menerapkan komunikasi yang terintegrasi mulai dari tingkat bawah hingga tingkat atas.
Mendorong cara-cara yang mengarah kepada unjuk kerja yang menyeluruh termasuk aspek
keselamatan.
Menciptakan perilaku yang positif terhadap keselamatan dan kesehatan serta meningkatkan
kesadaran yang tinggi di semua tingkatan organisasi.
P R O G R A M K E S E LA M A TA N
Tidak ada satu orangpun menginginkan dirinya terluka. Sebagian besar terjadinya kecelakaan
adalah diakibatkan karena kesalahan manusia terutama dalam memahami mengenai bahaya yang
ada disekitarnya. Kesalahan-kesalahan tersebut antara lain disebabkan oleh hal-hal berikut :
Tidak adanya pengarahan/petunjuk. Setiap pekerja yang melaksanakan pekerjaan tanpa
mengetahui jelas apa yang harus dilakukannya akan mendorong kreatifitas pekerja untuk
membuat arahan sendiri yang mungkin dapat menyesatkan.
Pengabaian bahaya, kurangnya budaya membaca prosedur, mematuhi peraturan, tidak
mendengarkan pengarahan yang diberikan, dapat menciptakan keadaan -keadaan tidak aman
dalam bekerja.
Dengan mempertimbangkan hal tersebut di atas sebagai faktor penyebab yang mengarahkan kepada
tindakan dan keadaan tidak aman dimana pada gilirannya dapat mengakibatkan terjadinya
kecelakaan. Hal yang perlu dilakukan guna mengatasinya adalah mengendalikan perilaku pekerja.
Berikut ini adalah tiga langkah dasar yang ditujukan untuk melakukan tindakan aman yang
diperlukan bagi pencegahan kecelakaan. :
Berikut ini adalah program-program yang termasuk dalam program keselamatan yang direncanakan
untuk diterapkan dalam proyek ini.
A L A T P E L IN D U N G D IR I D A N P E L IN D U N G KE S E L A M A T A N
Memastikan dan menjamin tenaga kerjanya bekerja dalam kondisi aman dari bahaya kerja. Untuk
keperluan tersebut akan menyediakan alat pelindung diri (PPE) bagi seluruh tenaga kerja yang
terlibat dalam pekerjaan. PPE yang disediakan harus memenuhi standar kualitas yang diperlukan.
PERUSAHAAN akan menyediakan pengaman pada peralatan / instalasi atau tempat yang
berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja.
P E R L IN D U N G A N T E R H AD A P K E B A K A R AN
Melakukan upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran. Untuk menunjang upaya ini
akan menyediakan peralatan pencegah dan penanggulangan kebakaran sesuai dengan potensi
bahaya kebakaran pada lokasi kerja tersebut.
P E M IL IH A N S U M B E R D A Y A
Sumber daya merupakan elemen penting dalam sistem proyek. Sumber daya yang baik merupakan
bahan dasar yang baik bagi berlangsungnya suatu sistem. Yang pada akhirnya akan menghasilkan
produk yang baik. Itulah sebabnya pemilihan sumber daya harus dilaksanakan secara seksama. Tiga
sumber daya yang harus dipertimbangkan, yaitu tenaga kerja, Peralatan dan material. Tenaga kerja
yang baik harus memenuhi persyaratan pekerjaan baik ketrampilan, pengetahuan, fisik maupun
mental. Peralatan dan material juga harus memenuhi persyaratan keselamatan. Dalam rangka
memenuhi kebutuhan ini akan melakukan pemilihan sumberdaya secara bersungguh-sungguh
sebagai upaya mencapai penyelesaian proyek sesuai dengan sasaran.
M ATER IAL
Setiap bahan kimia yang disediakan baik dalam bentuk padat maupun cair harus memiliki Material
Safety Data Sheet (MSDS). MSDS harus disimpan ditempat yang mudah ditemukan dan dibuatkan
salinannya, serta dikumpulkan dan disimpan dalam filing tersendiri.
S IS TE M M A N A J E ME N B AH AY A
Pada dasarnya sistem manajemen bahaya terdiri dari 4 aktifitas sebagai berikut:
Identifikasi bahaya
Analisa resiko dan penetapan sistem pengendalian bahaya, untuk menilai probabilitas
kejadian serta besarnya akibat yang ditimbulkan oleh suatu kejadian dan atas dasar
probabilitas dan akibat ini ditetapkan sistem pengendalian bahaya yang diperlukan.
Penerapan sistem pengendalian bahaya
Evaluasi, untuk menilai keefektifan sistem pengendalian yang telah ditetapkan
Melalui sistem ini semua bahaya proyek termasuk pekerjaan perancah, peralatan operasi, perkakas
kerja, lalu lintas, penanganan material berbahaya, pengelasan dan pemotongan, pekerjaan listrik,
bekerja di ruang tertutup, dan lain-lain diharapkan dapat teridentifikasi, dianalisa dan dikendalikan.
M AN A J E M E N I N S ID E N
Semua insiden akan di selidiki dan dianalisa untuk merumuskan tindak perbaikan yang diperlukan
untuk mencegah terulangnya kembali suatu kejadian. Setiap insiden harus didokumentasikan secara
lengkap termasuk dengan dengan hasil investigasi, besar kerugian dan tindakan perbaikan
(corrective action). Hal ini dilakukan untuk digunakan sebagai dasar menganalisa kecenderungan
serta peningkatan program keselamatan.
T AN G G A P K E A D A A N D AR U R A T
Kebijakan tanggap keadaan darurat diperlukan untuk menyediakan perlindungan terbaik bagi
pekerja dalam keadaan darurat. Adapun kebijakan tanggap darurat didasarkan pada urutan prioritas
sebagai berikut:
Penyelamatan nyawa manusia
Perlindungan masyarakat sekitar dan lingkungan.
Penyelamatan harta benda
Menindaklanjuti kebijakan ini maka sasaran tanggap darurat adalah mempersiapkan sistem yang
terdiri dari seluruh pekerja, tim tanggap darurat, dan fasilitas pendukung agar dapat menanggapi
keadaan darurat dengan baik.
P R O G R A M K ES EH A TA N
Aktifitas proyek juga mengandung bahaya yang dapat mengakibatkan penyakit pada pekerja.
Perusahaan akan mengupayakan tidak ada satupun karyawan yang menderita penyakit akibat kerja.
Berikut adalah program-program yang direncanakan untuk dilaksanakan guna mencegah akibat
dari adanya bahaya-bahayan kesehatan dalam pekerjaan.
P E M E R IK S A A N K E S E H A T A N A W A L
PERUSAHAAN akan senantiasa berupaya mempekerjakan orang yang memiliki kesehatan
memadai sesuai dengan pekerjaan yang hendak di bebankan kepadanya. Untuk keperluan tersebut
setiap pekerja disyaratkan untuk memeriksakan kesehatannya kepada pemeriksa kesehatan yang
kompeten sebelum diterima bekerja. Adapun pemeriksaan kesehatan tersebut meliputi test fisik dan
tes darah. Hasil pemeriksaan tersebut akan diperiksa kembali oleh ahli medis PERUSAHAAN
untuk memastikan kebenarannya. Hasil pemeriksaan ini kemudian didokumentasikan dan disimpan
di Klinik P3K sebagai acuan untuk melihat sejarah kesehatan pekerja.
PELAYANAN KESEHATAN
Pelayanan kesehatan di lapangan meliputi, pertolongan kepada korban terluka atau penderita
penyakit di lokasi, mengirimkannya ke pelayanan tingkat lanjut bila diperlukan termasuk medical
evacuation, menyediakan pelayanan tingkat P3K, melakukan pemeriksaan berkala sesuai peraturan
yang berlaku.
Berikut ini adalah fasilitas kesehatan yang disediakan di lapangan dan dijalankan di bawah
penanganan langsung oleh proyek di lapangan :
Klinik P3K
Kotak P3K
P R O G R A M L IN G K U N G A N
P E N GE N D A L I A N P E R I L A K U P E KE R J A
Pelatihan dan pengarahan kepada pekerja agar mereka mengerti kebijakan serta sasaran
perlindungan lingkungan dan termotivasi untuk melakukan tindakan sesuai pengertian yang
didapatkannya tersebut.
Mempromosikan perlindungan terhadap lingkungan melalui kampanye dan pemasangan rambu-
rambu pengingat yang dapat membantu pekerja agar senantiasa berpartisipasi dalam pencapaian
sasaran lingkungan.
M E N J A G A L IN G K U N G A N D A L AM K E S E IM B A N G A N
Aktivitas konstruksi pada umumnya mengganggu keseimbangan lingkungan. Pembangunan
berskala besar dapat berdampak serius kepada lingkungan. Lingkungan dapat menjadi rusak bila
tidak dilakukan upaya-upaya perlindungan yang memadai. Berikut ini adalah upaya-upaya yang
akan dilakukan dalam rangka melindungi lingkungan dari kerusakan :
Pencegahan tanah longsor
Melindungi sumber air dan mengatur agar alirannya tidak terganggu
Perlindungan kepada Flora dan Fauna.
Pengendalian polusi udara dan kebisingan
Pengendalian debu
Pengaturan kembali tanah setelah selesai konstruksi
P E N G A T U R A N L IM B A H
Penerapan sistem pengaturan limbah yang baik diperlukan untuk mencegah terjadinya polusi
terhadap lingkungan sebagai akibat dari adanya kegiatan konstruksi.
Limbah Keterangan
Bahan Isolasi pipa atau pelapis pipa Pekerjaan isolasi atau refractory
Saringan oli dan oli bekas perawatan kendaraan atau alat berat
Tabel.
Perusahaan akan menyiapakan tempat pembuangan limbah sesuai aturan yang berlaku.
5. PENUTUP
Metode pelaksanaan ini kami sampaikan sebagai lampiran dokumen pendukung RMK yang
diharapkan dapat menunjukan pemahaman dan kemampuan personel sebagai pelaksana pekerjaan
dimaksud di atas.
P EN G E S A H A N
AYYU, ST
DIREKTUR
| PENUTUP 18