Anda di halaman 1dari 11

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN

Program : Pengembangan Permukiman


Kegiatan : Penyelenggaraan Infrastruktur pada Permukiman di Kawasan
Strategis Daerah Kabupaten/Kota
Sub Kegiatan : Pembangunan dan Pengembangan Infrastruktur Kawasan
Permukiman di Kawasan Strategis Daerah Kabupaten/Kota
Pekerjaan : Paving Jalan Masuk Perkuburan Gogagoman

TAHUN ANGGARAN 2021


I . BAGIAN UMUM

Pasal 1
PENGGUNAAN PERSYARATAN TEKNIS

1. Persyaratan Teknis ini merupakan Pedoman dalam pelaksaan pekerjaan - pekerjaan(yang


disebut kegiatan) termasuk seluruh konstruksi dan pekerjaan - pekerjaan lainnyasebagai
suatu kesatuan yang tidak terpisahkan.
2. Kecuali disebutkan lain, maka setiap bagian dalam persyaratan teknis ini berlaku
untukseluruh konstruksi yang termasuk dalam pekerjaan kegiatan ini, disesuaikan dengan
gambar -gambar,keterangan - keterangan tambahan tertulis dan perintah – peritah
Direksi/Pengawas.
3. Semua pekerjaan yang ditentukan dalam dukumen ini mengacu dan harus mengikuti
persyaratan StandardNasional Indonesia (SNI),StandarKonsep StandardNasional Indonesia
(SK SNI), serta peraturan – peraturanNasionalInternasional lainyang ada hubungannya
dangan pekerjaan ini.
4. Standard-standard utama yang dipakai adalah standard-standard yang dibuat danberlaku
resmi dinegara ini, apabila tidak terdapat standard yang dapat diberlakukanterhadap
pekerjaan tersebut, maka harus digunakanstandard internasional yangberlaku atas
pekerjaan-pekerjaantersebut atau setidak-tidaknya standard dari Negaraprodusen bahan
yang menyangkut pekerjaan tersebuat yang dibelakukan.
5. Gambar denah, potongan-potongan dinyatakan dalam gambar rencana dan dijelaskanpula
dalam gambar detail lengakap dengan ukurannya. Dan apabila terdapat ketidakjelasan dalam
ukuran pada gambar, makaPelaksanawajib meminta penjelasan danpetunjuk kepada
Direksi/Pengawas Teknik sebelum pekerjaan dikerjakan
.
Pasal 2
LOKASI PEKERJAAN

Lokasi Pekerjaan ini Drainase tersebar di Kota Kotamobagu antara lain di Jalan Ibata Kelurahan
Kotobangon, Desa Kopandakan I, RT. 21 Kelurahan gogagoman, Kompleks Masjid Ar- Rahman
Kel. Kotobangon, RT. 24 Kelurahan Gogagoman dan Jalan Kompleks Belakang pasar Kel.
Genggulang sebagaimana yang ditunjukan pada gambar situasi.

Pasal 3
PEKERJAAN PENUNJANG KEGIATAN

1. Kantor Lapangan dan Gedung


a. Pelaksana harus menyediakan kantor lapangan sebagai Kantor direksi dan Kantor
Pelaksana termasuk perlengkapannya yang cukup memadai sebagai ruang kerja/ruang
rapat lapangan (site meeting).
b. Pelaksana harus pula menyediakan gudang penyimpanan material di lokasiKegiatan yang
ditempatkan pada posisi yang aman dan strategissehingga tidakmengganggu kelancaran
pekerjaan.
c. Biaya pembuatan bagunan sederhana atau biaya sewa bangunan dan perlengkapanuntuk
maksud tersebut pada poin a dan b diatas, menjadi beban Pelaksana

2. Izin-izin
Pengurusan izin-izin yang diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaansampai
selesai biaya-biaya yang timbul karenanya jadi bebanPelaksanadan harussudah
diperhitungkan sebelumnya.

3. Mobilisasi/Penyediaan Peralatan
Apabila untuk melaksanakan pekerjaan ini diperlukan kendaraan/alat-alat berat
atauperalatan-peralatan lain yang dipandang perlu untuk menunjang pelaksanaanPekerjaan,
maka hal ini menjadi kewajiban Pelaksana untuk menyediakannya, danseluruh biaya yang
timbul menjadi beban dan kewajiban Pelaksana.
4. Sarana/Kelengkapan Penunjang Lain-lain
a. Pelaksanaharus memperitungkan adanya fasilitas penerangan dan penyediaan airbersih
yang cukup pada saat penyediaan pekerjaan.
b. Pelaksanaharus menyediakan lampu-lampu peneranganapabila pekerjaan
tersebutdilaksanakan pada malam hari, termasuk pula kabel-kabel sertaalat yang
diperlukanlampu-lampu penerangan yang akan menjamin lancarnya pekerjaan.
c. Pelaksanaharus menyediakan rambu-rambu untuk keperluan lalulintas melewatijalan dan
rambu tersebut cukup jelas untuk menjamin lancarnya pekerjaan.
d. Kotak obat-obatan lengkap dengan isinya pertolongan pertama pada kecelakaanharus
selalau tersedia selama masa pelaksanaan pekerjaan.
e. Pelaksanaharus mengusahakan atas tanggunganya sendiri, langkah-langkah danperalatan
yang perlu untuk melindungi pekerjaandan bahan-bahan yang digunakanagar tidak rusak
dan berkurangnya mutu karena pengaruh cuaca.

Pasal 4
GAMBAR – GAMBAR

1. Gambar-gambar rencana untuk pekerjaan ini akan diberikan kepada Pelaksana dan gambar
tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen kontrak.Gambar-gambar
tersebut adalah gambar-gambar yang paling akhir setelah diadakan perubahan – perubahan
dan merupakan patokan bagi pelaksana pekerjaan.

2. Pelaksana wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi-
spesifikasi yang berhubungan dengan hal itu. Tidak dibenarkan menarik keuntungan dari
kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan pada gambar atauperbedaan ketentuan
antara gambar dan isi spesifikasi-spesifikasi.

3. Apabila ternyata terdapat kekurangan dan hal lain yang meragukan, Pelaksana harus
mengajukan kepada Direksi secara tertulis, dan Direksi akan mengoreksi dan menjelaskan
gambar–gambar rencana tersebut untuk kelengkapan yang telah disebutkan dalam
spesifikasi.

4. Penyimpangan keadaan lapangan terhadap gambar rencana akan ditentukanselanjutnya oleh


Direksi, dan akan disampaikan kepadaPelaksanasecara tertulis.Pelaksanaharus menyiapkan
gambar-gambar yang mengajukan perbedaan antaragambar-gambar kontak dan gambar-
gambar pelaksanaan, semua biaya untuk menyiapkan dan mencetak akan ditanggung oleh
Pelaksana.

5. Apabila pekerjaan telah selesai dilaksanakan,Pelaksanaharus membuat gambarlengkap sesuai


pelaksaandilapangan atau As Built drawing termasuk gambar –gambarsetelah terjadi
perubahan dan harus diserahkan kepada pihakPekerjaansebelummegajukan termin terakhir.

Pasal 5
RENCANA KERJA

Pelaksana harus menyiapkan suatu rencana kerja dan harus disampaikan kepada Direksi.
Rencana kerja tersebut harus mencakup :

1. Tanggal mulai, serta selesainya pekerjaan konstruksi dan atau pemasangan. Instruksi dari
berbagai bagian termasuk pengujiannya.
2. Jam kerja bagi tenaga –tanaga yang disediakan oleh Pelaksana.
3. Jumlah dari tenaga kerja yang dipakai pada setiap tahap pekerjaan disertai dengan
latarbelakang pendidikan serta pengalamannya.
4. Macam serta jumlah mesin-mesin serta alat-alat yang dipakai pada pelaksanaanpekerjaan.
5. Cara pelaksanaan pekerjaan
Pasal 6
PENGADAAN MATERIAL

1. Pengadaan bahan/material harus berpedoman pada Sysrat-Syarat Teknis dan Gambar


Rencana, baik ditinjau dari segi kualitas, kualitas atau pun ukuran-ukuran sebagaimana yang
disyaratkan, dimana Direksi/Pengawas Teknik berhak menolak bahan bagunan yang tidak
sesuai dan Pelaksana berkewajiban segera menyingkirkan bahan yang tidak sesuai tersebut
dari lokasi pekerjaan.

2. Cara penyimpanan/penimbunan/penumpukan bahan bangunan harus memenuhi


persyaratan yang sesuai dengan masing -masing jenis bahan atau sesuai petunjuk
Direksi/Pengawas Teknik.

3. Apabila suatu bahan yang disyaratkan tidak terdapat dipasaran, maka dapat digantidengan
bahan lain yang sejenis dan setara, dimana sebelumnya Pelaksana harus mengkonsultasikan
terlebih dahulu dengan Direksi/Pangawas Teknik.

Pasal 7
JENIS DAN MUTU BAHAN

1. Semua bahan yang dipakai harus berkualitas baik.

2. Semen yang digunakan adalah Portland Cemen (PC) type 1 yang berkualitas baik dalam
artian belum mengeras/membatu.

3. Bahan batu dipakai batu kali atau batu gunung pecah ukuran 10-30 cm, terdiri dari batuan
keras dengan permukaan keras tanpa cacat dan retak dan bebas dari kotoran lumpur.

4. Bahan pasir harus dari butiran alami yang keras dan kandungan lempung atau bahan lolos
saringan No. 200 tidak boleh melebihi 6% dari berat pasir.

5. Agregat keras (kerikil) adalah kerikil alam dengan butiran yang keras dan bergradasi
menerus dengan diameter maksimum 3 cm. Butirannya harus bersih dengan kandungan
lumpur maksimim 1%.

6. Bahan air harus bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti lumpur, miyak, asam, garam
dan unsur organik.

7. Paving Block dengan tebal 8 mm, warna natural untuk jalan atau sirkulasi kendaraan.
Dengan type sesuai dengan gambar arsitektur dan memiliki kuat tekan minimal 300 kg/cm2
(K-300)

Pasal 8
PENYEDIAAN PERALATAN DAN TENAGA

1. Peralatan dan Tenaga Kerja yang diperlukan bagi pelaksaan pekerjaan harus
disediakan/disiapkan sendiri oleh Pelaksana dengan jumlah dan kapasitas/kemampuan yang
memadai sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan dan harus disetujui oleh
Direksi/Pengawas Teknik.

2. Pelaksana harus mengajukan daftar peralatan secara terperinci, yang akan digunakan untuk
melaksanakan pekerjaan. Daftar tersebut harus disetujui oleh Direksi dalam hal
pembuatanya, nomor pengenal, kondisi dan rencana waktu tiba dilokasi pekerjaan.

3. Kerusakanyang timbul pada bagian atau keseluruan alat-alat tersebut yamg akan menggagu
pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau diganti, sehingga Direksi menganggap
pekerjaan segera dimula
Pasal 9
PENJELASAN UMUM

1. Semua uraian yang tercantum dalam persyaratan ini termasuk gambar kerja adalah mengikat
dan akan dinyatakan lebih lanjut dalam masing -masing bagian pada pasal-pasal berikut dan
digunakan sebagai dasar pelaksanaan.

2. Apabila ada bagian yang tidak disebutkan dalam urayan ini, pelaksanaannya disesuaikan
dengan gambar.

3. Jika terdapat perbedaan gambar dengan uraian ini, Pelaksana diwajibkan menghubungi
Direksi guna mendapatkan pemecahanya.

4. Jika terdapat kekurangan pada gambar kerja dan penjelasan,Pelaksana dapat melengkapinya
dengan petunjuk Direksi.

Pasal 10
PEMBERSIHAN LOKASI

1. Lapangan harus dibersihkan dari semak-semak, dan sisa -sisa bongkaran/sampah dan lain-
lain.

2. Pohon-pohon kayu yang menggangu kelancaran harus ditebang, dan hasil penebangannya
dibuamg sesuai tempat yang ditentukan Direksi.

Pasal 11
PENGUKURAN, PEMOTONGAN DAN PEMASANGAN BOUWPLANK

1. Semua pekerjaan pengukuran dan pematokan yang berkaitan dengan pekerjaan ini menjadi
tanggung jawab Pelaksana dilaksanakan dengan alat ukur yang baik atau sesuai kebutuhan
seperti : Water Pas dan Roll Meter.

2. Pelaksana harus mengerjakan pengukuran dan pematokan untuk menentukan kedudukan


dasar konstruksi sesuai dangan gambar rencana. Pelaksanaan ini harus seluruhnya telah di
setujui oleh Direksi sebelum memulai pekerjaan sebelumnya

3. Pelaksana harus menaati dan meneliti ukuran-ukuran yang tertera pada gambar, dan apabila
ada perbedaan pada gambar harus dilaporkan dan dibicarakan dengan Direksi/Pengawas
untuk pemecahanya.

4. Direksi harus melaksanakan revisi pemasangan patok tersebut apabila dipandang perlu dan
Pelaksanaharus mengerjakan revisi tersebut dengan petunjuk Direksi.

5. Sebelum melalui pekerjaan pemasangan patok tersebut,Pelaksana harus memberikan


informasi pada Direksidalam waktu tidak kurang dari 2 x 24 jam sebelumnya, sehingga
direksi dapat menyiapkan peralatan yang perlu untuk melakukan pengawasan.

6. Pekerjaan mematok yang sudah sesuai diukur oleh Pelaksana untuk kemudian disetujui oleh
Direksi. Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui oleh Direksi dapat digunakan sebagai
dasar pembayaran.

7. Seluruh biaya yang diperlukan pekerjaan yang dimaksud dalam pasal ini manjadi beban
pihak Pelaksana
Pasal 12
PAPAN NAMA KEGIATAN

Pelaksana harus memasang papan nama kegiatan pada lokasi kegiatan dengan ukuran 80 x 120
cm sebagai papan nama pemberitahuan yang berisikan informasi pekerjaan yang akan
dilaksanakan, pembiayaan, jangka waktu pelaksanaan, nama Konsultan pengawas (apabila ada)
dan Kontaktor pelaksana. Papan nama kegiatan ini dipasang sebelum pelaksanaan pekerjaan
dimulai dan seluruh biaya yang timbul manjadi beban dan kewajiban Pelaksana.

Pasal 13
ADMINISTRASI DAN DOKUMENTASi

1. Administrasi
a. Pelaksana wajib menyediakan buku Direksi dan buku tamu yang ditemukan pada kantor
Direksi.
b. Membuat Reques Sheet untuk meminta persetujuan Direksi/Pemngawas tantang
kesiapan untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
c. Membuat laporan harian tentang pelaksanaan kegiatan
d. Bila pelaksanaan pekerjaan berlansung ditemui hal-hal yang mengakibatkanterjadinya
perubahan kontrak(Addendum)dalam vriasi volume pekerjaan, makaPelaksanawajib
membuata perhitungan tambah/kurang dengan memperolehpersetujuan dari pihak
pemilik kegiatan danhasil perhitungan terlebih dahuluharus diperiksa oleh konsultan
pengawas.

2. Dokumentasi
Pelaksana wajib mengambil rekaman/dokumentasi pekerjaan pada kondisi awal 0 % (nol
persen), 50 % (lima puluh persen), dan 100 % (seratus persen) dan selama pelaksanaan

II. PEKERJAAN SIPIL

II.1. PEKERJAAN TANAH


a. Galian Tanah
Galian tanah untuk saluran drainase disesuaikan dengan gambar rencana dan harus
dilaksanakan menurut persetujuan Direksi Pekerjaan.Jika pada galian terdapat akar-
akar kayu, dan tempat-tempat yang gembur pada dasar galian, harus digali keluar
dan diisi dengan urugan serta dipadatkan sesuai dengan yang diinginkan.
b. Urug Tanah Diluar
Untuk bagian-bagian yang rendah dilakukan pengurugan tanah sampai mencapai
tebal sesuai dengan ketentuan gambar. Urugan tanah harus dilaksanakan lapis demi
lapis setebal maksimal 20 cm tiap lapisnya lalu ditumbuk sampai padat.
Tanah humus tidak diperkenankan dipakai untuk mengurug. Tanah yang berasal
dan galian dan tidak dapat dipakai untuk maksud pengurugan harus ditimbun di
tempat yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Tanah bekas galian yang diijinkan
oleh Direksi Pekerjaan untuk maksud pengurugan harus dibersihkan dari kotoran,
akar maupun berangkalan.
II.2. PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI 1 PC : 4 PP
Sebelum Pekerjaan Pasangan Batu dilaksanakan maka perlu diadakan pemeriksanan
pekerjaan sebelumnya, apakah galian tanah sudah sesuai dengan gambar bestek /
Spesifikasi teknis dan pekerjaan urugan pasir dibawah Pasangan batu serta timbrisan batu
kosong sudah selesai dikerjakan dengan baik dan benar. Kemudian dilanjutkan dengan
pekerjaan pasangan batu kali. Untuk mendapatkan Dimensi yang sesuai dengan
perencanaan maka material yang akan digunakan haruslah material yang sesuai dengan
spesifikasi teknis. Tata cara pencampuran dan perbandingan material pengikat juga sangat
berpengaruh dalam hasil akhir nanti. Mortar/campuran harus dengan komposisi adukan
adalah 1 Semen Portland : 4 Pasir Pasang dengan adukan yang homogen menggunakan
batu kali/belah sesuai dengan spesifikasi material diatas serta menggunakan air yang
bersih.
II.3. PEKERJAAN COR BETON, PLESTERAN DAN ACIAN
a. Pekerjaan Cor Beton fc’12,2 Mpa (K150)
Beton adalah suatu komposit dari beberapa batuan yang direkatkan oleh
bahanpengikat.Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan kasar) dan
ditambah dengan pasta semen. Singkatnya dapat dikatakan bahwa semen mengikat
pasir dan bahan–bahan agregat lainnya (batu, kerikil, basalt dan lainnya). Rongga
diantara bahan-bahan kasar diisi oleh bahan-bahan halus. Penerangan sepintas lalu
ini memberi bayangan bahwa harus ada perbandingan optimal antara agregat
campuran yang bentuknya berbeda-beda agar pembentukan beton dapat
dimanfaatkan oleh seluruh material.
Perbedaan material pembuata beton adalah :
a. Semen : Bahan ikat hidrolik
b. Agregat Campuran : Bahan batu-batuan yang netral (tidak bereaksi)
dan Merupakan bentuk sebagian besar beton
(misalnya: Pasir, Kerikil Pecah)
c. Batuan-Semen : Campuran antara semen dan air (pasta semen)
yang mengeras
d. Speesi-mortar : Campuran antara semen, agregat halus dan air
yang belum mengeras
e. Mortar : Campuran antara semen, agregat halus dan air
yang telah mengeras
f. Spesi– Beton : Campuran antara semen, agregat campuran
(halus dan kasar)dan air yang belum mengeras
g. Beton : Campuran antara semen, agregat campuran
dan air yan telah mengeras
h. Bahan Tambahan : Bahan kimia tambahan yang ditambahkan
(Admixture) kedalam spesi beton
dan/atau beton untuk mengubah sifat beton
yang dihasilkan (misalnya; Accelerator,
retarder dan sebagainya).

Dengan penjelasan diatas maka kita dapat mengerjakan dan membedakan antara beton
bertulang dengan tanpa tulang dengan system kerja, kekuatan yang dihasilkan
berdasarkan kualitas material yang akan digunakan. Dalam pekerjaan beton ini telah
menggunakan analisa AHS dengan menyebutkan mutu beton (fc’12,2Mpa(K150) maka
kontraktor berkewajiban untuk melakukan uji laboratorium untuk mengetahui mutu
beton yang dikerjakan.
Sebelum pekerjaan beton (plat beton) dilaksanakan, kontraktor harus menyediakan
hasil uji laboratorium (uji material dan uji kuat tekan beton rencana).Hasil uji
laboratorium ini diserahkan kepada direksi pekerjaan. Pekerjaan beton (plat beton) bisa
dikerjakan jika hasil uji laboratorium telah diserahkan kepada direksi pekerjaan.
Disyaratkan bagi kontraktor pelaksana untuk menyediakan minimal 2 sampel kubus
beton uk.15 x 15 x 15 cm ketika akan memulai pekerjaan plat beton dilapangan.
Pengujian dilaboratorium wajib didampingi oleh direksi/pengawas pekerjaan.
Catatan : Peraturan tentang desain dan persyaratan mengenai pelaksanaan konstruksi
beton bertulang di Indonesia, sampai saat ini yang masih menjadi acuan dalam
pelaksanaan pekerjaan adalah 2 peraturan, yaitu :

 peraturan lama : PBI 1971 N.I.-2


 peraturan baru : SNI 03-2847-2002

Secara resmi, begitu peraturan baru disahkan, maka peraturan lama tidak berlaku lagi -
namun karena proses pelengkapan SNI pendukung untuk peraturan baru SNI 03-2847-
2002 masih terus dilakukan maka kondisi saat ini PBI 1971 N.I.-2 belum sepenuhnya
ditinggalkan. Dikarenakan terdapat perbedaan antara PBI 1971 N.I.-2 dengan SNI 03-
2847-2002 tentang desain mix dan trial mix, dengan titik berat pada evaluasi statistik
atas hasil pengujian sample dan analisa untuk penerimaan beton dalam pelaksanaan
pekerjaan pengecoran.
b. Pekerjaan Plesteran SP. 1:4
Plesteran berfungsi sebagai pelindung tembok/lantai dan beton akibat pengaruh
oksidasi dari luar, disamping itu juga berfungsi sebagai penutup untuk
menampilkan keidahan, kerapihan dan estetika bangunan. Sebagian besarfungsi
dari plesteran itu ditentukan oleh campuran antara semen, pasir dan air. Sebagai
contoh : untuk daerah yang lembab dan basah disyaratkan untuk menggunakan
plesteran dengan perbandingan campuran material antara 1Pc :4Psr. Sampai
1Pc:3Psr (syarat-syarat dan mutu material dilampirkan).
c. Pekerjaan Acian
Pengacian ditujukan untuk lebih memperhalus atau menutup pori - pori
permukaan tembok/pasangan batu yang teleh diplester. Untuk pekerjaan
pengacian ini dilakukan ketika plesteran tembok/pasangan batu masih dalam
keadaan basah atau belum kering agar mempermudah proses pengacian. Dalam
pekerjaan pengacian tidak dianjurkan menggunakan kuas.
II.4. PASANGAN GORONG-GORONG
a. Pengertian Gorong-gorong
Gorong-gorong merupakan suatu unsur cara pengeringan dengan saluran air,
memiliki peranan penting untuk mendukung jalan agar dapat berfungsi dengan baik
dan mencapai umur jalan sesuai perencanaan.

b. Fungsi Gorong-gorong
Gorong-gorong berfungsi menyalurkan air lewat bawah jalan, agar jalan terbebas dari
genangan air yang dapat merusaknya.

c. Material Gorong-gorong
Gorong-gorong dibuat dari spesi beton dengan mutufc 12,2 MPa (K 150) dan (lihat
RAB), dimensi lihat pada gambar perencanaan.

d. Pelaksanaan Pemasangan Gorong-gorong


Adapun kriteria pemasangan Gorong-gorong adalah sebagai berikut : Galian tanah
untuk gorong-gorong lihat pada gambar perencanaan .Pasangan Batu sesuai
penjelasan diatas .Adapun ukurannya lihat pada gambar perencanaan. Pekerjaan
plesteran sesuai penjelasan diatas. Pekerjaan acian sesuai penjelasan diatas. Coor beton
bertulang dengan mutu fc 12,2MPa (K 150) (lihat RAB), dimensi lihat pada gambar
perencanaan .Pembuatan Jembatan Sementara (biladiperlukan) menjadi
tanggungjawab pihak penyedia.

II.5. PEKERJAAN FINISHING( PENUTUP)


Pekerjaan ini dilaksanakan sebagai tahap akhir dalam proses pembangunan, biasanya
pekerjaan ini mencakup tentang Pekerjaan Pembersihan Akhir (dilaksanakan setelah
semua pekerjaan selesai dikerjakan)
III. PERSONIL MANAJERIAL, PERALATAN DAN KOMPETENSI PENYEDIA

1. PERSONIL MANAJERIAL
a. Pelaksana Lapangan, 1 Orang memiliki Sertifikat Keterampilan Kerja SKTK Pelaksana
Lapangan Jalan TS.028, pengalaman 0 Tahun
b. Petugas K3 Konstruksi, 1 Orang memiliki Sertifikat Petugas K3 Konstruksi atau Ahli K3
Konstruksi pengalaman 0 Tahun

2. PERALATAN UTAMA
Syarat Pemilihan :
a. Dump Truck , 1 Unit Kapasitas 3 – 4 M3 (Milik/Sewa)
b. Alat Ukur/Meter Roll, 1 Buah Kapasitas Min. 50 Meter (Milik/Sewa)

Syarat Berkontrak :
c. Dump Truck , 1 Unit Kapasitas 3 – 4 M3 (Milik/Sewa)
d. Alat Ukur/Meter Roll, 1 Buah Kapasitas Min. 50 Meter (Sewa/Milik)
e. Argo/Gerobak Dorong, 2 Unit (Sewa/Milik)
f. Alat Pertukangan (batu beton), 3 Set (Sewa Milik)

3. KOMPETENSI PENYEDIA
a. Kuafikasi Penyedia : Perusahan Kecil
b. Klasifikasi SBU : Bidang Bangunan Sipil
c. Sub Klasifikasi SBU : Kode SI003
d. Ijin Usaha : Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK)

IV. MATA PEMBAYARAN PEKERJAAN UTAMA

No Uraian Sub Pekerjaan Bobot Pekerjaan (%)


1 Pekerjaan Pasangan Batu (Kanstin) 10,13 %
2 Pekerjaan Paving 67,07 %
LAMPIRAN TENTANG SYARAT DAN KUALITAS BAHAN BANGUNAN

1. BAHAN PEMBUAT BETON DAN TULANGAN BETON.


a. Air.
Syarat umum air :

Menurut SK SNI S-04-1989 F, Spesifikasi bahan bangunan bagian A. Air yang


sebaiknya digunakan sebagai campuran beton adalah sebagai berikut :
4. Air harus bersih
5. Tidak mengandung Lumpur, minyak, dan benda melayang lainnya, yang dapat
dilihat secara visual. Benda-benda tersuspensi ini tidak boleh lebih dari 2 gram per
liter.
6. Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat merusak beton
(Asam, zat organik dan sebagainya) lebih dari 15 gram/liter.
7. Tidak mengandung khlorida (Cl) lebih dari 0,5 gram/liter. Khusus untuk beton
prategang kandungan khlorida tidak boleh lebih dari 0,05 gram per liter.
8. Tidak mengandung senyawa sulfat (sebagai SO3) lebih dari 1 gram/liter.

Menurut SK SNI 03-2847-2002, Air yang dapat digunakan dalam proses


pencampuran beton adalah sebagai berikut :
1. Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari bahan-
bahan merusak yang mengandung oli, asam, alkali, garam, bahan organik, atau
bahan-bahan lainnya yang merugikan terhadap beton atau tulangan.
2. Air pencampur yang digunakan pada beton prategang atau pada beton yang
didalamnya tertanam logam aluminium, termasuk air bebas yang terkandung
dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida dalam jumlah yang
membahayakan.
3. Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton, kecuali
ketentuan berikut terpenuhi:
a) Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada campuran beton
yang menggunakan air dari sumber yang sama.
b) Hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada kubus uji mortar yang dibuat
dari adukan dengan air yang tidak dapat diminum harus mempunyai kekuatan
sekurang-kurangnya sama dengan 90% dari kekuatan benda uji yang dibuat
dengan air yang dapat diminum. Perbandingan uji kekuatan tersebut harus
dilakukan pada adukan serupa, terkecuali pada air pencampur, yang dibuat dan
diuji sesuai dengan “Metode uji kuat tekan untuk mortar semen hidrolis
(Menggunakan spesimen kubus dengan ukuran sisi 50 mm)” (ASTM C 109 ).

b. Semen
Semen harus memenuni ketentuan SNI 15-2049-1994, semen Portland.
Semen dipakai sebagai petunjuk sekelompok bahan ikat hidrolik untuk semua
pembuatan beton. Hidrolik berarti:
- Semen dapat bereaksi dengan air dan membentuk suatu batuan massa.
- Semen produksi keras (batuan semen) yang kedap air
Semen dapat dibedakan dalam 2 kelompok utama yakni :
1. Semen dari bahan Klinker (semen Portland)
- semen Portland
- semen Portland abu terbang
- semen Portland berkadar besi
- semen tanur tinggi (Hoogoven cement)
- semen Portlandtras / puzzolan
- semen Portlandputih
2. Semen–semen lain
- Aluminium semen
- semen bersulfat.
Perbedaan kedua diatas berdasarkan karakter dari reaksi pengerasan kimiawi.

c. Pasir ( Agregat Halus )


Pasir adalah butiran-butiran mineral yang harus dapat melalui ayakan berlubang
persegi 5mm dan tertinggal diayakan berlubang persegi 0,075 mm. Syarat–syarat
pasir yang dapat digunakan dalam campuran adukan pasangan, plesteran dan beton
adalah sebagai berikut:
 Butiran-butiran pasir harus tajam da nkeras, tidak dapat dihancurkan dengan
jari.
 Kadar Lumpur tidak boleh lebih dari 5%, apabila kadar Lumpur melebih 5%
maka pasir harus dicuci.
 Pasir laut atau pasir yang mengadung garam tidak boleh digunakan.

d. Tras
Tras adalah lapukan batu-batuan berasal dari gunung berapi yang banyak
mengandung silica, dalam keadaan halus bila dicampur dengan kapur dan air,
setelah beberapa waktu dapat mengeras pada suhu kamar, membentuk massa yang
padat dan sukar laur dalam air

e. Kerikil dan batu pecah(Agregat Kasar)


Kerikil adalah butiran mineral yang dapat melalui ayakan berlubang 76 mm dan
tertahan pada ayakan 5 mm. sedangkan batu pecah adalah butiran-butiran mineral,
dipecah dari batu alam, yang dapat melalui ayakan berlubang 76 mm dan tertinggal
pada ayakan berlubang persegi 2 mm. Agregat harus terdiri dari butiran – butiran
keras, tidak berpori. Agregat kasar tidak boleh mengandung Lumpur melebihi 1 %
(ditentukanterhadap berat kering). Dan apabila kadarlumpur melampaui 1% maka
agregat harus dicuci bersih. Agregat tidak boleh mengandung Zat-zat yang dapat
merusak beton, seperti zat – zat yang relative alkali dan lain-lain.

f. Batu
Batu harus Cukup keras, bersih, sesuai besarnya, dan tidak boleh memperlihatkan
tanda –tanda lapuk. Batu Belah harus kuat dan padat dan bergantung pada
peruntukannya, harus cukup bersih dan sesuai bentuk dan besarnya.

g. Besi
Acuan normative untuk besi adalah SNI S-05-1989-F, Standar spesifikasi bahan
bangunan bagian B (bahan bangunan dari besi/baja). Besi yang di gunakan pada
pekerjaan pengecoran beton bertulang dimensinya harus sesuai dengan gambar atau
sesuai petunjuk direksi pekerjaan.

h. Paving Block dengan tebal 8 mm, warna natural untuk jalan atau sirkulasi kendaraan.
Dengan type sesuai dengan gambar arsitektur dan memiliki kuat tekan minimal 300
kg/cm2 (K-300)

Kotamobagu, 16 November 2021


Untuk dan atas nama
Untuk dan atas nama Penyedia Dinas PUPR Kota Kotamobagu
CV. ……………………….. Pejabat Pembuat Komitmen ( PPK)

…………………………………. HARIS A. MOMINTAN, ST


Direktur Nip. 19770919 201102 1 001

Anda mungkin juga menyukai