Pasal 1
PENGGUNAAN PERSYARATAN TEKNIS
Lokasi Pekerjaan ini Drainase tersebar di Kota Kotamobagu antara lain di Jalan Ibata Kelurahan
Kotobangon, Desa Kopandakan I, RT. 21 Kelurahan gogagoman, Kompleks Masjid Ar- Rahman
Kel. Kotobangon, RT. 24 Kelurahan Gogagoman dan Jalan Kompleks Belakang pasar Kel.
Genggulang sebagaimana yang ditunjukan pada gambar situasi.
Pasal 3
PEKERJAAN PENUNJANG KEGIATAN
2. Izin-izin
Pengurusan izin-izin yang diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaansampai
selesai biaya-biaya yang timbul karenanya jadi bebanPelaksanadan harussudah
diperhitungkan sebelumnya.
3. Mobilisasi/Penyediaan Peralatan
Apabila untuk melaksanakan pekerjaan ini diperlukan kendaraan/alat-alat berat
atauperalatan-peralatan lain yang dipandang perlu untuk menunjang pelaksanaanPekerjaan,
maka hal ini menjadi kewajiban Pelaksana untuk menyediakannya, danseluruh biaya yang
timbul menjadi beban dan kewajiban Pelaksana.
4. Sarana/Kelengkapan Penunjang Lain-lain
a. Pelaksanaharus memperitungkan adanya fasilitas penerangan dan penyediaan airbersih
yang cukup pada saat penyediaan pekerjaan.
b. Pelaksanaharus menyediakan lampu-lampu peneranganapabila pekerjaan
tersebutdilaksanakan pada malam hari, termasuk pula kabel-kabel sertaalat yang
diperlukanlampu-lampu penerangan yang akan menjamin lancarnya pekerjaan.
c. Pelaksanaharus menyediakan rambu-rambu untuk keperluan lalulintas melewatijalan dan
rambu tersebut cukup jelas untuk menjamin lancarnya pekerjaan.
d. Kotak obat-obatan lengkap dengan isinya pertolongan pertama pada kecelakaanharus
selalau tersedia selama masa pelaksanaan pekerjaan.
e. Pelaksanaharus mengusahakan atas tanggunganya sendiri, langkah-langkah danperalatan
yang perlu untuk melindungi pekerjaandan bahan-bahan yang digunakanagar tidak rusak
dan berkurangnya mutu karena pengaruh cuaca.
Pasal 4
GAMBAR – GAMBAR
1. Gambar-gambar rencana untuk pekerjaan ini akan diberikan kepada Pelaksana dan gambar
tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen kontrak.Gambar-gambar
tersebut adalah gambar-gambar yang paling akhir setelah diadakan perubahan – perubahan
dan merupakan patokan bagi pelaksana pekerjaan.
2. Pelaksana wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi-
spesifikasi yang berhubungan dengan hal itu. Tidak dibenarkan menarik keuntungan dari
kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan pada gambar atauperbedaan ketentuan
antara gambar dan isi spesifikasi-spesifikasi.
3. Apabila ternyata terdapat kekurangan dan hal lain yang meragukan, Pelaksana harus
mengajukan kepada Direksi secara tertulis, dan Direksi akan mengoreksi dan menjelaskan
gambar–gambar rencana tersebut untuk kelengkapan yang telah disebutkan dalam
spesifikasi.
Pasal 5
RENCANA KERJA
Pelaksana harus menyiapkan suatu rencana kerja dan harus disampaikan kepada Direksi.
Rencana kerja tersebut harus mencakup :
1. Tanggal mulai, serta selesainya pekerjaan konstruksi dan atau pemasangan. Instruksi dari
berbagai bagian termasuk pengujiannya.
2. Jam kerja bagi tenaga –tanaga yang disediakan oleh Pelaksana.
3. Jumlah dari tenaga kerja yang dipakai pada setiap tahap pekerjaan disertai dengan
latarbelakang pendidikan serta pengalamannya.
4. Macam serta jumlah mesin-mesin serta alat-alat yang dipakai pada pelaksanaanpekerjaan.
5. Cara pelaksanaan pekerjaan
Pasal 6
PENGADAAN MATERIAL
3. Apabila suatu bahan yang disyaratkan tidak terdapat dipasaran, maka dapat digantidengan
bahan lain yang sejenis dan setara, dimana sebelumnya Pelaksana harus mengkonsultasikan
terlebih dahulu dengan Direksi/Pangawas Teknik.
Pasal 7
JENIS DAN MUTU BAHAN
2. Semen yang digunakan adalah Portland Cemen (PC) type 1 yang berkualitas baik dalam
artian belum mengeras/membatu.
3. Bahan batu dipakai batu kali atau batu gunung pecah ukuran 10-30 cm, terdiri dari batuan
keras dengan permukaan keras tanpa cacat dan retak dan bebas dari kotoran lumpur.
4. Bahan pasir harus dari butiran alami yang keras dan kandungan lempung atau bahan lolos
saringan No. 200 tidak boleh melebihi 6% dari berat pasir.
5. Agregat keras (kerikil) adalah kerikil alam dengan butiran yang keras dan bergradasi
menerus dengan diameter maksimum 3 cm. Butirannya harus bersih dengan kandungan
lumpur maksimim 1%.
6. Bahan air harus bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti lumpur, miyak, asam, garam
dan unsur organik.
7. Paving Block dengan tebal 8 mm, warna natural untuk jalan atau sirkulasi kendaraan.
Dengan type sesuai dengan gambar arsitektur dan memiliki kuat tekan minimal 300 kg/cm2
(K-300)
Pasal 8
PENYEDIAAN PERALATAN DAN TENAGA
1. Peralatan dan Tenaga Kerja yang diperlukan bagi pelaksaan pekerjaan harus
disediakan/disiapkan sendiri oleh Pelaksana dengan jumlah dan kapasitas/kemampuan yang
memadai sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan dan harus disetujui oleh
Direksi/Pengawas Teknik.
2. Pelaksana harus mengajukan daftar peralatan secara terperinci, yang akan digunakan untuk
melaksanakan pekerjaan. Daftar tersebut harus disetujui oleh Direksi dalam hal
pembuatanya, nomor pengenal, kondisi dan rencana waktu tiba dilokasi pekerjaan.
3. Kerusakanyang timbul pada bagian atau keseluruan alat-alat tersebut yamg akan menggagu
pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau diganti, sehingga Direksi menganggap
pekerjaan segera dimula
Pasal 9
PENJELASAN UMUM
1. Semua uraian yang tercantum dalam persyaratan ini termasuk gambar kerja adalah mengikat
dan akan dinyatakan lebih lanjut dalam masing -masing bagian pada pasal-pasal berikut dan
digunakan sebagai dasar pelaksanaan.
2. Apabila ada bagian yang tidak disebutkan dalam urayan ini, pelaksanaannya disesuaikan
dengan gambar.
3. Jika terdapat perbedaan gambar dengan uraian ini, Pelaksana diwajibkan menghubungi
Direksi guna mendapatkan pemecahanya.
4. Jika terdapat kekurangan pada gambar kerja dan penjelasan,Pelaksana dapat melengkapinya
dengan petunjuk Direksi.
Pasal 10
PEMBERSIHAN LOKASI
1. Lapangan harus dibersihkan dari semak-semak, dan sisa -sisa bongkaran/sampah dan lain-
lain.
2. Pohon-pohon kayu yang menggangu kelancaran harus ditebang, dan hasil penebangannya
dibuamg sesuai tempat yang ditentukan Direksi.
Pasal 11
PENGUKURAN, PEMOTONGAN DAN PEMASANGAN BOUWPLANK
1. Semua pekerjaan pengukuran dan pematokan yang berkaitan dengan pekerjaan ini menjadi
tanggung jawab Pelaksana dilaksanakan dengan alat ukur yang baik atau sesuai kebutuhan
seperti : Water Pas dan Roll Meter.
3. Pelaksana harus menaati dan meneliti ukuran-ukuran yang tertera pada gambar, dan apabila
ada perbedaan pada gambar harus dilaporkan dan dibicarakan dengan Direksi/Pengawas
untuk pemecahanya.
4. Direksi harus melaksanakan revisi pemasangan patok tersebut apabila dipandang perlu dan
Pelaksanaharus mengerjakan revisi tersebut dengan petunjuk Direksi.
6. Pekerjaan mematok yang sudah sesuai diukur oleh Pelaksana untuk kemudian disetujui oleh
Direksi. Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui oleh Direksi dapat digunakan sebagai
dasar pembayaran.
7. Seluruh biaya yang diperlukan pekerjaan yang dimaksud dalam pasal ini manjadi beban
pihak Pelaksana
Pasal 12
PAPAN NAMA KEGIATAN
Pelaksana harus memasang papan nama kegiatan pada lokasi kegiatan dengan ukuran 80 x 120
cm sebagai papan nama pemberitahuan yang berisikan informasi pekerjaan yang akan
dilaksanakan, pembiayaan, jangka waktu pelaksanaan, nama Konsultan pengawas (apabila ada)
dan Kontaktor pelaksana. Papan nama kegiatan ini dipasang sebelum pelaksanaan pekerjaan
dimulai dan seluruh biaya yang timbul manjadi beban dan kewajiban Pelaksana.
Pasal 13
ADMINISTRASI DAN DOKUMENTASi
1. Administrasi
a. Pelaksana wajib menyediakan buku Direksi dan buku tamu yang ditemukan pada kantor
Direksi.
b. Membuat Reques Sheet untuk meminta persetujuan Direksi/Pemngawas tantang
kesiapan untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
c. Membuat laporan harian tentang pelaksanaan kegiatan
d. Bila pelaksanaan pekerjaan berlansung ditemui hal-hal yang mengakibatkanterjadinya
perubahan kontrak(Addendum)dalam vriasi volume pekerjaan, makaPelaksanawajib
membuata perhitungan tambah/kurang dengan memperolehpersetujuan dari pihak
pemilik kegiatan danhasil perhitungan terlebih dahuluharus diperiksa oleh konsultan
pengawas.
2. Dokumentasi
Pelaksana wajib mengambil rekaman/dokumentasi pekerjaan pada kondisi awal 0 % (nol
persen), 50 % (lima puluh persen), dan 100 % (seratus persen) dan selama pelaksanaan
Dengan penjelasan diatas maka kita dapat mengerjakan dan membedakan antara beton
bertulang dengan tanpa tulang dengan system kerja, kekuatan yang dihasilkan
berdasarkan kualitas material yang akan digunakan. Dalam pekerjaan beton ini telah
menggunakan analisa AHS dengan menyebutkan mutu beton (fc’12,2Mpa(K150) maka
kontraktor berkewajiban untuk melakukan uji laboratorium untuk mengetahui mutu
beton yang dikerjakan.
Sebelum pekerjaan beton (plat beton) dilaksanakan, kontraktor harus menyediakan
hasil uji laboratorium (uji material dan uji kuat tekan beton rencana).Hasil uji
laboratorium ini diserahkan kepada direksi pekerjaan. Pekerjaan beton (plat beton) bisa
dikerjakan jika hasil uji laboratorium telah diserahkan kepada direksi pekerjaan.
Disyaratkan bagi kontraktor pelaksana untuk menyediakan minimal 2 sampel kubus
beton uk.15 x 15 x 15 cm ketika akan memulai pekerjaan plat beton dilapangan.
Pengujian dilaboratorium wajib didampingi oleh direksi/pengawas pekerjaan.
Catatan : Peraturan tentang desain dan persyaratan mengenai pelaksanaan konstruksi
beton bertulang di Indonesia, sampai saat ini yang masih menjadi acuan dalam
pelaksanaan pekerjaan adalah 2 peraturan, yaitu :
Secara resmi, begitu peraturan baru disahkan, maka peraturan lama tidak berlaku lagi -
namun karena proses pelengkapan SNI pendukung untuk peraturan baru SNI 03-2847-
2002 masih terus dilakukan maka kondisi saat ini PBI 1971 N.I.-2 belum sepenuhnya
ditinggalkan. Dikarenakan terdapat perbedaan antara PBI 1971 N.I.-2 dengan SNI 03-
2847-2002 tentang desain mix dan trial mix, dengan titik berat pada evaluasi statistik
atas hasil pengujian sample dan analisa untuk penerimaan beton dalam pelaksanaan
pekerjaan pengecoran.
b. Pekerjaan Plesteran SP. 1:4
Plesteran berfungsi sebagai pelindung tembok/lantai dan beton akibat pengaruh
oksidasi dari luar, disamping itu juga berfungsi sebagai penutup untuk
menampilkan keidahan, kerapihan dan estetika bangunan. Sebagian besarfungsi
dari plesteran itu ditentukan oleh campuran antara semen, pasir dan air. Sebagai
contoh : untuk daerah yang lembab dan basah disyaratkan untuk menggunakan
plesteran dengan perbandingan campuran material antara 1Pc :4Psr. Sampai
1Pc:3Psr (syarat-syarat dan mutu material dilampirkan).
c. Pekerjaan Acian
Pengacian ditujukan untuk lebih memperhalus atau menutup pori - pori
permukaan tembok/pasangan batu yang teleh diplester. Untuk pekerjaan
pengacian ini dilakukan ketika plesteran tembok/pasangan batu masih dalam
keadaan basah atau belum kering agar mempermudah proses pengacian. Dalam
pekerjaan pengacian tidak dianjurkan menggunakan kuas.
II.4. PASANGAN GORONG-GORONG
a. Pengertian Gorong-gorong
Gorong-gorong merupakan suatu unsur cara pengeringan dengan saluran air,
memiliki peranan penting untuk mendukung jalan agar dapat berfungsi dengan baik
dan mencapai umur jalan sesuai perencanaan.
b. Fungsi Gorong-gorong
Gorong-gorong berfungsi menyalurkan air lewat bawah jalan, agar jalan terbebas dari
genangan air yang dapat merusaknya.
c. Material Gorong-gorong
Gorong-gorong dibuat dari spesi beton dengan mutufc 12,2 MPa (K 150) dan (lihat
RAB), dimensi lihat pada gambar perencanaan.
1. PERSONIL MANAJERIAL
a. Pelaksana Lapangan, 1 Orang memiliki Sertifikat Keterampilan Kerja SKTK Pelaksana
Lapangan Jalan TS.028, pengalaman 0 Tahun
b. Petugas K3 Konstruksi, 1 Orang memiliki Sertifikat Petugas K3 Konstruksi atau Ahli K3
Konstruksi pengalaman 0 Tahun
2. PERALATAN UTAMA
Syarat Pemilihan :
a. Dump Truck , 1 Unit Kapasitas 3 – 4 M3 (Milik/Sewa)
b. Alat Ukur/Meter Roll, 1 Buah Kapasitas Min. 50 Meter (Milik/Sewa)
Syarat Berkontrak :
c. Dump Truck , 1 Unit Kapasitas 3 – 4 M3 (Milik/Sewa)
d. Alat Ukur/Meter Roll, 1 Buah Kapasitas Min. 50 Meter (Sewa/Milik)
e. Argo/Gerobak Dorong, 2 Unit (Sewa/Milik)
f. Alat Pertukangan (batu beton), 3 Set (Sewa Milik)
3. KOMPETENSI PENYEDIA
a. Kuafikasi Penyedia : Perusahan Kecil
b. Klasifikasi SBU : Bidang Bangunan Sipil
c. Sub Klasifikasi SBU : Kode SI003
d. Ijin Usaha : Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK)
b. Semen
Semen harus memenuni ketentuan SNI 15-2049-1994, semen Portland.
Semen dipakai sebagai petunjuk sekelompok bahan ikat hidrolik untuk semua
pembuatan beton. Hidrolik berarti:
- Semen dapat bereaksi dengan air dan membentuk suatu batuan massa.
- Semen produksi keras (batuan semen) yang kedap air
Semen dapat dibedakan dalam 2 kelompok utama yakni :
1. Semen dari bahan Klinker (semen Portland)
- semen Portland
- semen Portland abu terbang
- semen Portland berkadar besi
- semen tanur tinggi (Hoogoven cement)
- semen Portlandtras / puzzolan
- semen Portlandputih
2. Semen–semen lain
- Aluminium semen
- semen bersulfat.
Perbedaan kedua diatas berdasarkan karakter dari reaksi pengerasan kimiawi.
d. Tras
Tras adalah lapukan batu-batuan berasal dari gunung berapi yang banyak
mengandung silica, dalam keadaan halus bila dicampur dengan kapur dan air,
setelah beberapa waktu dapat mengeras pada suhu kamar, membentuk massa yang
padat dan sukar laur dalam air
f. Batu
Batu harus Cukup keras, bersih, sesuai besarnya, dan tidak boleh memperlihatkan
tanda –tanda lapuk. Batu Belah harus kuat dan padat dan bergantung pada
peruntukannya, harus cukup bersih dan sesuai bentuk dan besarnya.
g. Besi
Acuan normative untuk besi adalah SNI S-05-1989-F, Standar spesifikasi bahan
bangunan bagian B (bahan bangunan dari besi/baja). Besi yang di gunakan pada
pekerjaan pengecoran beton bertulang dimensinya harus sesuai dengan gambar atau
sesuai petunjuk direksi pekerjaan.
h. Paving Block dengan tebal 8 mm, warna natural untuk jalan atau sirkulasi kendaraan.
Dengan type sesuai dengan gambar arsitektur dan memiliki kuat tekan minimal 300
kg/cm2 (K-300)