Anda di halaman 1dari 83

PEKERJAAN : PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS

BERSAMA PEMKOT BEKASI


TAHUN ANGGARAN 2017

A. PENDAHULUAN

Teknologi dalam industri konstruksi pada dasarnya berkaitan erat dengan terpadunya keterampilan manusia dan

kapasitas peralatan serta permesinan. Perkembangan dari waktu ke waktu cenderung menunjukan perubahan

mengikuti garis orientasi permesinan, seiring dengan inovasi dan penemuan baru di bidang itu. Keberhasilannya

memang mengagumkan, akan tetapi sekaligus mengungkapkan fakta bahwa tradisi mengandalkan tenaga

manusia secara total integration pada industri sepertinya semakin ditinggalkan. Kenyataan bahwa upah tenaga

telah lari jauh meninggalkan produktifitas berdampak meningkatnya pembiayaan melampui ambang kemampuan

konsumen (owner) untuk membayarnya.

Metode Pelaksanaan pada hakekatnya merupakan penjabaran tata cara dan teknik-teknik pelaksanaan

pekerjaan, merupakan inti dari seluruh kegiatan dalam sistem manajemen konstruksi. Metode pelaksanaan

merupakan kunci untuk mewujudkan seluruh perencanaan menjadi bentuk fisik. Pada dasarnya metode

konstruksi merupakan penerapan konsep rekayasa dari hasil analisis dan analisa yang berpijak pada keterkaitan

antara persyaratan dalam dokumen pelelangan, keadaan teknis ekonomis yang ada di lapangan dan seluruh

sumber daya termasuk pengalaman kontraktor.

Kombinasi dan keterkaitan ketiga elemen secara interaktif membentuk kerangka gagasan dan konsep metode

optimal yang diterapkan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik.

Latar Belakang
Untuk mendukung sarana dan kebutuhan dibidang ini dan pemanfaatan fasilitas untuk menunjang dan

mendorong kualitas efesiensi efektifitas Produksi dengan serangkaian program dan kegiatan sebagai

implementasi sarana dan prasarana lingkungan, dalam rangka kelancaran dan efektivitas di GEDUNG TEKNIS

BERSAMA PEMKOT BEKASI.

Hal. 1
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
Untuk menunjang pelaksanaan pembangunan tersebut di atas, maka diperlukan Pengelolaan Pelaksanaan

(Project Management), agar pekerjaan berjalan lancar dan menghasilkan hasil akhir pekerjaan yang baik.

Yang perlu diingat banyaknya hal – hal yang harus dipertimbangkan serta dievaluasi kembali dalam pekerjaan

ini, dikarenakan tingginya Kompleksitas pekerjaan yang ada disamping terbatasnya waktu pelaksanaan.

Oleh sebab itu perlu dilakukan seleksi yang ketat untuk mendapatkan Konsultan serta Kontraktor yang benar –

benar mampu dan berpengalaman dalam menangani pekerjaan gedung bertingkat sehingga pelaksanaan

pekerjaannya tidak menyebabkan banyak kesalahan yang mengganggu efektivitas dan efisiensi proyek serta

aktivitas masyarakat setempat.

B. METODE KONSTRUKSI

Metode Konstruksi yang dimaksud disini adalah : metode-metode pelaksanaan per item pekerjaan dari barang

yang diterima proyek hingga barang tersebut terpasang dengan baik mengacu kepada Spesifikasi Teknis dan

Bahan tentunya dengan tidak mengganggu fungsi dan meminimalisir ketidaknyamanan yang ditimbulkan akibat

adanya pekerjaan ini. Adapun fungsi dari metode ini adalah untuk meng-interpretasikan pemahaman Kontraktor

terhadap pihak owner. Dengan demikian pihak owner/ pemilik pekerjaan dapat kejelasan akan rencana yang

akan dikerjakan Kontraktor.

C. UMUM

Sebagai dasar untuk mendukung Project Management di atas, diperlukan suatu acuan

sebagai berikut :

1. Persyaratan Umum Pemeriksaan Bahan bangunan di Indonesia (PUBI 1982) NI-3


2. Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 ( NI - 8 )
3. Mutu dan Cara Uji Semen Portland ( SII 0013-81 )
4. Mutu dan Cara Uji Agregat Beton ( SII 0052-80 )
5. ASTM C-33 Standard Specification For Aggregats.
6. Baja Tulangan Beton ( SII 0136-84 )
7. Standar Nasional Indonesia tentang Bangunan Gedung.
8. Standar Industri Indonesia ( SII )
9. Peraturan Beton Berulang Indonesia NI.2 ( PBI - 1971 )
10. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1981

Hal. 2
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
11. Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan Umum tentang Tenaga Kerja yang dikeluarkan
oleh Dinas Tenaga Kerja Republik Indonesia
12. Peraturan - Peraturan Daerah setempat yang berlaku.

Termasuk mengacu kepada :


- Gambar Rencana yang telah disyahkan oleh Pemberi Tugas
- Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS )
- Berita Acara Penjelasan Pekerjaan ( Aanwijzing )
- Kontrak Kerja
- Gambar Kerja yang telah disyahkan/mendapat persetujuan ( Shop Drawing), kecuali bila dalam 2 x 24
jam setelah diterimanya permohonan persetujuan dari Team Pelaksana tidak di dapat, maka shop drawing
yang diajukan dianggap disetujui, dan Team Pelaksana dapat melanjutkan pekerjaan yang dimaksud.
- Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan yang telah mendapat persetujuan.
- Net Work Planning (CPM) yang disetujui.

Hal. 3
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
MULAI Bagan Alir Kegiatan Penyedia Jasa
Kontraktor
SERAH TERIMA
1 PEMBUATAN RMK 2
LAPANGAN

3 SPMK

Keterangan:
PENGAJUAN Setiap kegiatan harus memiliki Petunjuk Pelaksanaan/Instruksi Kerjanya (P).
4
UANG MUKA
Setiap kegiatan harus memiliki kriteria penerimaannya (Q).

RAPAT PRA
5 PELAKSANAAN (PCM)

REKAYASA
6 MOBILISASI 7
LAPANGAN

USULAN SUMBER REVIEW DESIGN


8
MATERIAL 14 13

Tdk
PENGETESAN CCO Ada ?
9
MATERIAL

15 Ya
Formula Campuran Tdk
10 Ada ? REVISI DESIGN JASTEK
Rencana (DMF)

Ya
Formula Campuran
11 DOK. ADENDUM
Kerja (JMF) ADDENDUM
17

PERMINTAAN MULAI 16
12
PEKERJAAN

MONITORING PELAKSANAAN PEMBUATAN


18 20 19
HASIL KEGIATAN PEKERJAAN LAPORAN HARIAN

Tdk
Ada PENGETESAN PEMBUATAN LAPORAN
Ketidaksesuaian? 21 27
HASIL PEKERJAAN MINGGUAN
22
Ya
Tdk Ya
29 PEMBAHASAN PERBAIKAN Sesuai?

Rekaman
Quality Control PEMBUATAN
28
LAPORAN BULANAN
23

TINDAK LANJUT
Laporan OPAME HASIL
30 PERBAIKAN/ HPTS PEKERJAAN
PENCEGAHAN

Tdk Ya
24 PERBAIKAN Sesuai?

Rekaman
Kuantitas

PENYUSUNAN
25
BACK UP. MC

PENGAJUAN
26
PEMBAYARAN (MC)

PEMBUATAN AS PENGAJUAN SERAH


32 31
BUILT DRAWING TERIMA PEKERJAAN

SERAH TERIMA
PERTAMA PEK. (PHO)
33

SERAH TERIMA
34
AKHIR PEK. (FHO)

SELESAI

Hal. 4
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
APRESIASI DAN INTERPRETASI

LINGKUP PEKERJAAN

Secara garis besar lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi :

1 PEKERJAAN PENDAHULUAN DAN PERSIAPAN


I. PEKERJAAN PENDAHULUAN DAN PERSIAPAN
2 PEKERJAAN STANDARD
I. PEKERJAAN STRUKTUR
II. PEKERJAAN ARSITEKTUR
III. PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PLAMBING
IV. PEKERJAAN INFRASTRUKTUR JALAN
3 PEKERJAAN NON STANDARD
I. PEKERJAAN STRUKTUR
2 PEKERJAAN FINISHING INTERIOR DAN EKTERIOR GEDUNG
3 PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PLAMBING
4 PEKERJAAN SARANA DAN PRASARANA
1 PEKERJAAN SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN
5 PEKERJAAN BANGUNAN PENUNJANG
VI. PEKERJAAN BANGUNAN KANTIN
VI. PEKERJAAN BANGUNAN UTILITAS
VII. PEKERJAAN BANGUNAN POS JAGA
PEKERJAAN SAMBUNGAN DAYA PLN KE GEDUNG

TATALAKSANA PROYEK

Setelah rekanan tersebut ditunjuk selaku pelaksana proyek (Pemenang Lelang), perlu disusun tatalaksana

proyek .

Pada hakekatnya pelaksanaan proyek suatu perusahaan, hanyalah merupakan satuan tugas yang khusus

menangani proyek bersangkutan, sebagai sub ordinasi dari tugas pokok dan fungsi perusahaan yang telah

mengadakan kontrak kerja dengan pihak/instansi lain sebagai pemilik proyek yang dimaksud.

1. Pengelolaan Pelaksanaan Proyek (Manajement Proyek)

Pengelolaan pelaksanaan proyek perlu dilakukan secara profesional dengan tujuan untuk kelancaran dalam

melaksanakan pekerjaan serta efisiensi biaya sehemat mungkin, dengan hasil akhir pekerjaan sebaik mungkin,

dan memberikan keuntungan sebagaimana yang diinginkan demi tercapainya hasil pekerjaan yang tepat guna,

tepat waktu dan tepat mutu, serta dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi pemilik proyek / pengguna

hasil pekerjaan proyek tersebut.

Hal. 5
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
Untuk itu perlu disusun bagan Organisasi Lapangan dan hubungan – hubungannya agar tidak terjadi kesimpang

siuran pekerjaan

Tujuan dari Organisasi Lapangan tesebut diatas, yakni agar Direktur Utama dan Direktur selalu mengetahui

segala keadaan dari proyek tersebut, Komunikasi yang cepat dan langsung diperlukan untuk tujuan tersebut

diatas.

Keuangan dan administrasi dan bagiannya bertugas untuk melakukan pembukuan keuangan proyek,

melakukan pembayaran, dan segala administrasi keuangan termasuk melakukan penagihan kepada pihak

pemilik proyek.

Dan Seorang keuangan, sekali-kali dapat melakukan peninjauan kelapangan, untuk dapat mengenal personil

lapangan, cara-cara pelaksanaan, sehingga diharapkan akan lebih menyadari akan tugas pekerjaannya.

Tenaga Ahli K3 pada Organisasi tersebut peranannya cukup penting, bertugas dan bertanggung jawab untuk

merencanakan detail kemungkinan resiko dan pengendalian K3 dalam pelaksanaan, Pengawasan, dan

Pengendalian Proyek .

Bagian Survey / juru ukur bertugas dan bertanggung jawab atas pelaksanaan pengukuran volume kemajuan

pekerjaan yang dilaporkan kepada Bagian Perencanaan sebagai bahan untuk mengevaluasi dan merencakan

bila terjadi perubahan ukuran, atau perubahan Volume, dan dapat dimungkinkan untuk direncakan jika ada

pekerjaan baru yang belum terdapat dalam kontrak.

Site Manager bertugas dan bertanggung jawab untuk menjalankan program pelaksaan proyek sesuai dengan

hasil perencanaan, mengatur tenaga kerja secara optimal sehingga waktu yang direncakan dapat dicapai secara

tepat.

Disamping itu seorang Site Manager bertugas untuk melakukan Koordinasi dengan para Sub Kontraktor, para

Suplier, dan para pelaksana agar program yang direncanakan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Pelaksana lapangan Bertugas untuk melaksanakan program yang telah diatur dan dijadwalkan oleh site

manager secara optimal dan berkordinasi dengan site manager mengenai setia[p detail pekerjaan yang akan di

kerjakan, dan bekerja sama dengan mandor mandor sesuai dangan tugas dan wewenangnya.

Logistik bertugas menyediakan, memelihara semua peralatan dan perlengkapan yang dipergunakan di lokasi

proyek dari awal hingga akhir pelaksanaan, membantu pelaksana dalam menyediakan alat dan bahan yang

Hal. 6
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
akan di kerjakan, mencatat keluar masuk barang dan matrial yang dipakai, selalu berkordinasi dengan

pelaksana dan site manager.

2. Pendayagunaan Sumberdaya

a. Sumberdaya Manusia

Pemanfaatan sumberdaya manusia yang setidak-tidaknya memenuhi persyaratan berikut :

 Berkompeten pada bidang pekerjaannya

 Memiliki inisiatif dan kreatif

 Bersikap tegas dan berani mengambil keputusan

 Mau bekerja keras dan pantang menyerah

Posisi dalam pelaksanaan proyek meliputi bidang tugas :

 Manajerial

 Teknik

 Administrasi

 Keuangan

 Pelaksanaan lapangan

b. Sumberdaya Bahan

Pemanfaatan sumberdaya bahan sesuai dengan spesifikasi yang dipersyaratkan untuk setiap item pekerjaan

meliputi :

 Material lokal

 Material fabrikan

 Material terangkai

Hal pokok yang perlu diperhatikan dalam pengadaan bahan adalah :

 Tersedia beberapa alternatif sumber material (pemasok, toko, pabrik, workshop),

 Tersedia seperangkat daftar harga material dari beberapa sumber

 Kuantitas material di pasaran tersedia untuk memenuhi kebutuhan proyek

 Kualitas material yang dibutuhkan memenuhi Spesifikasi

 Kontinuitas pemasokan material dapat menjamin kebutuhan setiap saat

Hal. 7
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
c. Sumberdaya Peralatan

Penggunaan peralatan dimaksudkan untuk mempercepat penyelesaian pekerjaan, dengan lebih

mempertimbangkan optimalisasi terhadap waktu, biaya dan mutu.

Dengan demikian peralatan disiapkan secara selektif menurut pertimbangan

 Kegunaan pemakaian alat

 Jenis alat sesuai dengan volume pekerjaan

 Operator/petugas yang mampu mengoperasikan alat bersangkutan

 Keandaian dan produktivitas alat

 Biaya operasional penggunaan alat dibandingkan produktivitasnya

Tipologi peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek, meliputi :

 Angkutan untuk mobilisasi / demobilisasi bahan / material

 Peralatan standar untuk pelaksanaan konstruksi bangunan

 Peralatan baku masing - masing Tukang

 Peralatan komunikasi

 Peralatan pendukung kegiatan administrasi pelaporan

d. Sumberdaya Finansial

Pekerjaan pelaksanaan konstruksi adalah pekerjaan yang menuntut kemampuan profesional. Proyek

pelaksanaan konstruksi bukanlah komoditas dagangan yang siap diperjual belikan dimana saja, kapan saja,

kepada siapa saja. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya diperlukan sumberdaya finansial, sekalipun hanya

berupa modal awal bekerja.

Modal awal sejumlah hingga 20 % dari nilai proyek dialokasikan untuk menutupi biaya pekerjaan persiapan,

uang muka pemesanan bahan serta pembelian atau peminjaman peralatan, hingga diperoleh angsuran

pembayaran dari proyek. Selanjutnya prestasi pekerjaan fisik lapangan terus dipacu agar dapat segera

ditagihkan pengangsurannya, sehingga cash flow proyek benar-benar dapat dijalankan.

Gambaran pengelolaan sumberdaya finansial dalam pelaksanaan konstruksi proyek secara keseluruhan,

diwujudkan dalam kerangka alokasi pembiayaan berikut :

Hal. 8
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
 Pembiayaan Manajemen Rutin kantor Perusahaan, merupakan bentuk kontribusi biaya setiap proyek bagi

kebutuhan rutin perusahaan

 Pembiayaan Manajemen proyek, merupakan bentuk biaya tak langsung terhadap pelaksanaan proyek.

 Pembiayaan Konstruksi Proyek, merupakan bentuk biaya langsung terhadap pelaksanaan proyek

 Pembiayaan Overhead dan Taktis Proyek, merupakan bentuk biaya sampingan dan tak terduga

sehubungan pelaksanaan proyek

 Sisa Hasil Usaha , merupakan keuntungan yang diperoleh atas pengelolaan pelaksanaan konstruksi proyek,

dengan perhitungan adalah nilai netto proyek dikurang dengan jumlah seluruh pembiayaan tersebut

e. Rencana Kerja

Rencana kerja dipersiapkan dan disusun sebagai panduan bagi seluruh kinerja Tim Pelaksana Proyek, agar

pelaksanaan kegiatan bisa tepat guna dan berhasil guna.

Rencana kerja memuat substansi sebagai berikut :


 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
BULAN KE

Bobot 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
No URAIAN PEKERJAAN Nilai GRAFIK
(%) MINGGU KE MINGGU KE MINGGU KE MINGGU KE MINGGU KE MINGGU KE MINGGU KE MINGGU KE MINGGU KE MINGGU KE MINGGU KE MINGGU KE MINGGU KE

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52

1 PEKERJAAN PENDAHULUAN DAN PERSIAPAN 100


I. PEKERJAAN PENDAHULUAN DAN PERSIAPAN 2.287.295.637 3,79 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32

2 PEKERJAAN STANDARD - 90
I. PEKERJAAN STRUKTUR 15.163.384.107 25,14 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14

II. PEKERJAAN ARSITEKTUR 11.855.848.887 19,66 0,82 0,82 0,82 0,82 0,82 0,82 0,82 0,82 0,82 0,82 0,82 0,82 0,82 0,82 0,82 0,82 0,82 0,82 0,82 0,82 0,82 0,82 0,82 0,82
80
III. PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PLAMBING 2.051.391.139 3,40 0,21 0,21 0,21 0,21 0,21 0,21 0,21 0,21 0,21 0,21 0,21 0,21 0,21 0,21 0,21 0,21

IV. PEKERJAAN INFRASTRUKTUR JALAN 2.602.150.060 4,31 0,54 0,54 0,54 0,54 0,54 0,54 0,54 0,54
70
3 PEKERJAAN NON STANDARD -
60
I. PEKERJAAN STRUKTUR 2.436.297.816 4,04 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50

2 PEKERJAAN FINISHING INTERIOR DAN EKTERIOR GEDUNG 3.522.943.580 5,84 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37
50
3 PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PLAMBING 14.979.837.566 24,84 1,55 1,55 1,55 1,55 1,55 1,55 1,55 1,55 1,55 1,55 1,55 1,55 1,55 1,55 1,55 1,55

4 PEKERJAAN SARANA DAN PRASARANA - 40


1 PEKERJAAN SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN 2.920.201.738 4,84 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30

5 PEKERJAAN BANGUNAN PENUNJANG - 30


VI. PEKERJAAN BANGUNAN KANTIN 936.141.945 1,55 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19

VI. PEKERJAAN BANGUNAN UTILITAS 438.077.489 0,73 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09
20
VII. PEKERJAAN BANGUNAN POS JAGA 74.098.383 0,12 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02

PEKERJAAN SAMBUNGAN DAYA PLN KE GEDUNG 1.044.925.450 1,73 0,29 0,29 0,29 0,29 0,29 0,29
10
0
JUMLAH MINGGUAN 60.312.593.796 100,00 0,62 0,62 1,76 1,76 2,25 2,25 2,25 2,25 3,07 3,07 2,78 2,78 3,73 3,73 3,73 3,73 2,26 2,26 2,26 2,26 4,22 4,22 3,92 3,92 1,47 1,47 1,47 1,47 2,67 2,67 2,67 2,67 0,37 0,37 0,37 0,37 2,15 2,15 2,15 2,15 0,92 0,92 0,92 0,92 0,842 0,842 0,842 0,842 0,303 0,303

KOMULATIF - 0,62 1,24 3,00 4,76 7,01 9,27 11,52 13,77 16,84 19,91 22,70 25,48 29,21 32,93 36,66 40,39 42,65 44,91 47,18 49,44 53,67 57,89 61,81 65,73 67,20 68,67 70,14 71,61 74,28 76,96 79,63 82,31 82,67 83,04 83,40 83,77 85,91 88,06 90,20 92,35 93,27 94,19 95,11 96,03 96,87 97,71 98,55 99,39 99,70 100,00

 Strategi dan Taktik Penanganan berbagai persoalan dalam pelaksanaan kegiatan lapangan
 Susunan Tim Pelaksana, Struktur Organisasi Kerja dan Pemberian Tugas Masing-masing, berikut rencana
kebutuhan tenaga kerja lapangan (mandor, tukang, kepala tukang, laden)
 Rencana kebutuhan Bahan, Peralatan, dan Finansial
 Sistem dan Mekanisme Koordinasi Kerja secara internal dan eksternal
 Strategi dan Taktik Penanganan berbagai persoalan dalam pelaksanaan kegiatan lapangan
 Susunan Tim Pelaksana, Struktur Organisasi Kerja dan Pemberian Tugas Masing-masing, berikut rencana
kebutuhan tenaga kerja lapangan (mandor, tukang, kepala tukang, laden)
 Rencana kebutuhan Bahan, Peralatan, dan Finansial
 Sistem dan Mekanisme Koordinasi Kerja secara internal dan eksternal

Hal. 9
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
3. Seleksi Material dan Peralatan

Seleksi material / kesesuaian spesifikasi material dan Peralatan merupakan faktor penunjang kesuksesan dalam

suatu tatanan pekerjaan pelaksanaan konstruksi. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya untuk memperoleh hasil

tepat guna, dan hasil guna terhadap pelaksanaan pekerjaan dimaksud. Dengan demikian hendaknya persoalan

yang terkait dengan penggunaan material dan peralatan sudah dapat diantisipasi dan ditentukan sebelum

kegiatan dilakukan. Sehingga biaya-biaya yang dikeluarkan untuk penyediaan material dan peralatan dalam

proyek dapat ditekan.

Untuk itu dalam menentukan jenis material dan peralatan ini hendaknya berpedoman kepada :

a. Klarifikasi seluruh jenis pekerjaan proyek yang akan dilaksanakan, untuk menentukan jenis material dan

peralatan yang sesuai secara teknis dan biaya. Di Tingkat lapangan, material dan peralatan tersebut

diseleksi lagi kualitas dan kelayakannya oleh Project Engineer melalui bagian Quality Control.

b. Material yang akan digunakan sebaiknya diajukan contoh terlebih dahulu dan dimintakan secara tertulis

persetujuan dari Konsultan Pengawas (Supervisi) Konsultan perencana serta Pemberi Tugas. Waktu

pengajuan harus cukup tersedia, untuk antisipasi apabila terjadi perubahan jenis material.

c. Dilakukan Pemesanan (Delivery Order) kebutuhan material dan peralatan ke lokasi, yang disesuaikan

dengan jadwal pekerjaan. Jumlah material tidak boleh kurang dari volume yang sudah dihitung, bahkan

untuk mengantisipasi kerusakan dan kekurangan material di lapangan sebaiknya dilakukan tambahan

pesanan kebutuhan.

d. Tes Laboratorium harus dilakukan terhadap bahan yang dibuat seperti Cor Beton dengan mutu tertentu

untuk mengantisipasi secara dini mutu/kwalitas bahan.

e. Mobilisasi Alat Penunjang dan Peralatan lainnya yang diperlukan ke lokasi sesuai dengan kebutuhan,

begitu pula dengan mobilisasi tenaga kerja (setempat) maupun tenaga kerja inti.

PERENCANAAN LAPANGAN ( SITE PLANNING )

Proyek ini merupakan proyek PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT

BEKASI Dengan tingkat kompleksitas yang tinggi pekerjaan ini dilaksanakan, dengan waktu kerja yang cukup

(350 hari). Dengan keadaan seperti ini sangatlah diperlukan pemahaman lapangan serta tehnik pelaksanaan

yang tepat.

Hal. 10
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
Didalam rencana pembangunan sebuah gedung ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan serta
dievaluasi sedini mungkin untuk mendapatkan suatu rencana yang matang dalam pekerjaan gedung sehingga
akan mendapatkan hasil yang optimal, antara lain :
Pemahaman kondisi lapangan sangat berguna untuk merencanakan lapangan kerja (Site Planning)
untuk mengatur penempatan peralatan dan sarana penunjang lainnya yang akan digunakan dalam pelaksanaan
pembangunan proyek, misal : Direksi keet, gudang, los kerja, pagar pengaman proyek, alat keamanan kerja dan
lain-lain. Dalam menempatkan barang dan material kebutuhan pelaksanaan, baik di gudang maupun di halaman
terbuka akan diatur sedemikian rupa sehingga :
 Tidak mengganggu Ketertiban umum.
 Memudahkan pemeriksaaan dan penelitian bahan-bahan oleh Pengawas,
 Tidak menimbulkan polusi suara dan polusi udara yang menggangu kenyamanan masyarakat sekitar.
 Keamanan terjamin
 Memudahkan pelaksanaan pada setiap tahapan pekerjaan,
 Tidak menimbulkan masalah kesehatan dan keselamatan kerja.

PEMAHAMAN DAN ORIENTASI LOKASI PROYEK

Sebagai dasar evaluasi dalam penyajian penawaran harga, maka PT. MAM ENERGINDO, dalam hal ini
diwakili oleh team teknik, dipandang perlu untuk memahami situasi dan kondisi :
1. Akses menuju lokasi proyek.
2. Radius Lokasi proyek terhadap Sumber Material (Material alam atau Material fabrikan/jadi)
3. Lokasi Proyek yang akan dibangun dan lingkungan sekitar proyek. kultur masyarakat disekitar lokasi
pekerjaan dan hal-hal yang dipandang perlu dan akan menimbulkan dampak terhadap pelaksanaan
proyek.

MANAJEMEN MUTU

UMUM

Proyek dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian aktifitas yang bersifat khusus untuk mencapai suatu tujuan
tertentu yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya. Rangkaian aktivitas ini dibatasi oleh tiga variabel proyek,
yaitu waktu (Time), mutu (Quality) dan harga (Cost). Kegiatan-kegiatan ini menghasilkan suatu output, baik
software (design), maupun hardware (pelaksanaan fisik).

Unsur-unsur yang dikelola dalam sebuah proyek, yaitu :

- money (uang dan material)

- man (tenaga kerja dan tenaga ahli)

Hal. 11
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
- machine (alat-alat untuk mempermudah pelaksanaan proyek)

- methode (mekanisme dan prinsip kerja yang diterapkan dalam menjalankan suatu proyek)

- marketing (pemasaran proyek setelah proyek jadi atau dalam proses pengerjaan)

Sebuah proyek diawali oleh adanya prakarsa atau gagasan atau ide dari pihak pengguna jasa (owner/employer)
yang kemudian dituangkan ke dalam pekerjaan perencanaan dan direalisasikan menjadi suatu wujud fisik tiga
dimensional. Dalam hal ini yang akan dibahas secara mendalam adalah proyek dalam kelompok industri
konstruksi.

Dalam proyek seperti ini, dimana kegiatan – kegiatan yang dihadapi sudah sangat kompleks dengan berbagai
macam permasalahan dan resiko yang sangat besar. Maka tata pelaksanaan pembangunan harus dilakukan
secara menyeluruh mulai dari perancangan, perencanaan dan pembangunan fisik. Agar efisiensi dan efektivitas
kerja terpenuhi dengan baik, maka di dalam pelaksanaan proyek diperlukan manajemen proyek yang baik,
sehingga kita dapat merencanakan dan mengendalikan waktu perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
sebagainya sesuai dengan perjanjian tertulis di dalam dokumen kontrak dengan biaya murah dan mutu yang
baik.

Dengan demikian manajemen proyek memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembangunan secara
optimal. Dalam perkembangannya, penerapan manajemen proyek akan semakin rumit dan kompleks dengan
adanya sumber daya yang berlainan dan bervariasi di setiap tahapan pembangunan. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan pun beraneka ragam sehingga melibatkan banyak pihak terkait, yang merupakan satu tim yang saling
berkaitan dan berhubungan.

Tujuan utama dari manajemen adalah mengelola fungsi- fungsi manajemen sedemikian rupa sehingga diperoleh
hasil optimum sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan, penggunaan sumber daya yang seefisien dan
seefektif mungkin.

Manajemen proyek adalah tata cara atau sistem kerja dari pekerjaan konstruksi dalam mengelola
sumber daya dan dana suatu proyek untuk mencapai tujuan dengan menggunakan metode-metode dan
sistematika tertentu agar tercapai daya guna dan hasil yang seoptimal mungkin. Tata cara tersebut memadukan
tahapan – tahapan proyek, antara lain :

 Tepat waktu.

 Tepat quantity atau bentuk proyek.

 Tepat quality atau standar mutu yang diinginkan.

 Biaya sesuai dengan yang direncanakan.

 Penerapan K3L

Hal. 12
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
A. PENGENDALIAN MUTU (QUALITY CONTROL)

Pengendalian Mutu ditujukan untuk setiap jenis kegiatan yang mendukung pekerjaan ini. Upaya ini dilakukan
untuk mendapatkan hasil maksimal sesuai dengan RKS, sehingga diharapkan mendapatkan hasil maksimal
pekerjaan secara keseluruhan.

Pelaksanaan Pengendalian Mutu di lakukan pada tahap/prosedur pelaksanaan tiap kegiatan, Langkah tersebut
dapat disederhanakan sebagai berikut ;

a. Pembuatan contoh Material yang sudah jadi sesuai dengan proposal teknis.

b. Pembuatan instruksi/manual pelaksanaan tiap item pekerjaan sebelum pelaksanaan kerja kepada semua
kelompok kerja dan garis perintah (disesuaikan dengan spesifikasi dalam RKS).

c. Memberikan contoh, volume dan mutu bahan untuk disepakati oleh pengguna jasa sebelum dan selama
pelaksanaan pekerjaan.

d. Melakukan monitoring selama pelaksanaan pekerjaan serta evaluasi setelah pelaksana-an pekerjaan
secara berkesinambungan bersama penggunan jasa dan pengawas/ supervisor.

B. JAMINAN MUTU (QUALITY ASSURANCE)

Jaminan mutu dilakukan selama dan sesudah pelaksanaan pekerjaan dilakukan, antara lain;

a. Pemeriksaan mutu seperti : Beton, Besi Beton, Agregat lainnya dan kalau diminta oleh pengguna jasa
dapat dilakukan di Laboratorium demikian pula dengan kegiatan lainnya.

b. Pemeriksaan semua item kegiatan yang berkenaan dengan contoh, volume, mutu bahan dan mutu
produk sesuai dengan RKS dan telah disepakati bersama pengguna jasa.

Komitmen Manajemen Mutu secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut;

a. Penyedia jasa bertanggung jawab dalam proses pengendalian mutu produk pekerjaan sejak awal dan
untuk seluruh item pekerjaan yang telah disepakati dalam kontrak kerja.

b. Penyedia jasa bekerja sama dengan tim supervisi (dari pihak pengguna jasa kalau ada) memberikan
laporan kemajuan kerja kepada pengguna jasa yang meliputi seluruh kegiatan pengendalian mutu,
seperti; rencana dan urutan tiap jenis kegiatan (termasuk shop drawing apabila diperlukan), pemilihan
dan pemakaian bahan yang akan digunakan, kontrol proses kerja dan evaluasi hasil/produk kerja.

c. Tim Supervisi: bertanggung jawab mewakili pengguna jasa di lapangan, antara lain bertugas untuk
mengawasi dan membantu penyedia jasa dalam proses pengendalian mutu pekerjaan, baik teknis
maupun administratif (seperti; persetujuan rencana dan urutan kegiatan, pemilihan bahan, penggantian

Hal. 13
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
bahan, interpretasi gambar yang kurang jelas, memeriksa dan mengkoreksi shop drawing yang dibuat
penyedia jasa dan membuat as built drawing dll.).

d. Penyedia jasa bekerja sama dengan konsultan supervisi memberikan laporan kemajuan kerja kepada
pengguna jasa yang meliputi seluruh kegiatan pengendalian mutu, seperti; rencana dan urutan tiap
jenis kegiatan, pemilihan dan pemakaian bahan yang akan digunakan, kontrol proses kerja dan
evaluasi hasil/produk kerja. Seluruh pekerjaan maupun sub pekerjaan dicatat/record dan
didokumentasikan sebagai laporan akhir yang akan digunakan oleh semua pihak yang terkait.

DIAGRAM MANAJEMEN MUTU TIAP PEKERJAAN/ ITEM PEKERJAAN

PERSIAPAN MANUAL &


PEDOMAN/PROSEDUR PERSYARATAN, GAMBAR
INSTRUKSI KERJA BAGI
MUTU (QA/QC) PELAKSANA SESUAI PROGRAM KERJA DAN SPESIFIKASI TEKNIS
QA/QC PENGGUNA JASA
PENYEDIA JASA

PERSIAPAN TENAGA, ALAT & BAHAN TIAP


ITEM PEKERJAAN OLEH PROYEK MANAGER NO

OK

PENGAWASAN
PEMERIKSAAN TENAGA, ALAT DAN BAHAN MUTU OLEH
PENGAWASAN MUTU
(KUALITAS & KUANTITAS ) DAN PEMBUATAN KONSULTAN ATAU
OLEH PENYEDIA JASA
SHOP DRAWING DIKOORDINASI OLEH SITE NO IN HOUSE
MANAGER
(DIVISI MUTU) ENGINEER
OK
PENGGUNA JASA
PELAKSANAAN KONSTRUKSI TIAP
PEKERJAAN OLEH PELAKSANA NO
DIKOORDINASI OLEH SITE MANAGER
OK

RECORD & DOCUMANTATION (INCL. AS


BUILT DRAWING & FINAL REPORT)

Hal. 14
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
DIAGRAM MANAJEMEN MUTU PROYEK

KOMITMENT MUTU PEDOMAN/PROSEDUR PEDOMAN/PROSEDUR


(QA/QC) PENYEDIA MUTU (QA/QC) MUTU (QA/QC)
JASA PENGGUNA JASA
PELAKSANAAN

PROGRAM/IMPLEMENTASI QA
PENGAWASAN MUTU
OLEH KONSULTAN
PENGAWASAN MUTU
PROGRAM/IMPLEMENTASI QC ATAU INHOUSE
OLEH PENYEDIA JASA
ENGINEER PENGGUNA
(DIVISI MUTU) JASA

UJI & INSPEKSI QA/QC

RECORD & REPORT QA/QC

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan Persiapan adalah saat pelaksanaan pekerjaan akan dimulai, dimana harus dilakukan beberapa

tahapan pelaksanaan pekerjaan persiapan yang meliputi :

 Penandatangan Naskah Dokumen Kontrak , SPMK, dan SPL oleh kedua belah pihak.

 Pembuatan Papan Nama Proyek

 Pembuatan Direksi Keet

 Pembuatan Los Kerja dan Gudang Bahan

 Uitzet / Pengukuran

 Pemasangan Bouwplank

 Penyediaan Air Kerja

 Penyediaan Listrik Kerja

 Mobilisasi Alat dan Perlengkapan

Hal. 15
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
 Dokumentasi / Pelaporan/as built drawing

 Asuransi CAR ( Contruction All Risk )

 Biaya Kuli Turun Matrial

1.1. Dokumen Kontrak

ISI :

Surat Perjanjian Pelaksanaan Pemborongan

 SPMK

 SPL

 Berita Acara

 Syarat-syarat Administrasi Pelaksanaan

 ……………..

 ……………...

 ……………..

 ……………...

1.2. Papan Nama Proyek

Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan halaman proyek sehingga

mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama tersebut sesuai dengan petunjuk Pemerintah Daerah

setempat. Kontraktor tidak diijinkan menempatkan atau memasang reklame dalam bentuk apapun di halaman

dan di sekitar proyek tanpa ijin dari Pemberi Tugas

1.3. Pembuatan Direksi Keet

Hal. 16
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
Sebelum melangkah kepada pekerjaan Fisik Bangunan dibuat Direksi Keet , yang dilengkapi dengan Furniture

Sederhana, Papan Tulis, Rak Buku, serta WC (Water Closset). Untuk Penempatan Direksi Keet ditempatkan

pada areal yang strategis terhadap pekerjaan dan tidak mengganggu kelancaran kendaraan logistik ke dan dari

Lokasi Pekerjaan.

Direksi Keet yang dibuat harus sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan dalam Syarat-Sayrat Rencana

Kerja (RKS), baik tempatnya maupun luasan, serta bahan-bahan yang digunakan.

Direksi Keet tersebut juga diperlukan dalam rangka melaksanakan Contruction Meeting Berkala, baik

Mingguan, maupun Bulanan, untuk itu maka haruslah dilengkapi dengan fasilitas lainnya seperti, Meubelair,

Meja Rapat, Papan Tulis dan jika dibutuhkan dapat dilengkapi dengan Telepon dll.

1.4. Pembuangan / Pembersihan Site

Pembuangan / Pembersihan dari bekas bongkaran dilaksanakan berangsur-angsur agar tidak terjadi

penumpukan puing bongkaran dilokasi pekerjaan, yang mana akan mengganggu terhadap tahapan pelaksanaan

berikutnya .

1.5. Uitzet / Pengukuran

Pengukuran ulang perlu dilaksanakan untuk ceking kembali antara ukuran yang ada pada gambar rencana

terhadap keadaan lahan yang akan di bangun.

Untuk memulai pelaksanaan pekerjaan Pembangunan, yang pertama kali harus dilakukan ialah pekerjaan

pengukuran dengan cara membuat suatu titik tolak / titik duga yang disebut BM (Bench Mark) berupa patok

beton ukuran 15/15 cm, yang diberi warna sesuai dengan ketentuan.Bench Mark merupakan titik tetap sebagai

referensi ukuran posisi horisontal dan posisi vertikal semua detail di dalam site dan sekitarnya. Selanjutnya

Hal. 17
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
dapat dilakukan pengukuran dengan menggunakan benang-benang, unting-unting, penyipat datar serta meteran

ukur biasa.Bench Mark tersebut harus dijaga dan dipelihara mulai dari saat pelaksanaan hingga berakhirnya

pekerjaan. Untuk mencapai keakuratan pengukuran untuk posisi horizontal digunakan alat ukur Theodolite T. 2

, sedangkan untuk posisi vertikal digunakan dengan alat ukur Waterpass.

Hal ini sangat penting dilakukan untuk menghasilkan akurasi pasangan dinding, lantai dan plafond serta

kemiringan saluran drainase yang merupakan masalah rumit bagi sebuah bangunan.

1.6. Penyediaan Air Kerja

Penyediaan Air Kerja untuk pelaksanaan proyek ini dengan membuat sumur pantek, sumur gali,

mendatangkan dari luar, atau penyambungan dari PDAM, sehingga dapat digunakan sebagai air minum,

mandi, dan cuci. Air kerja tersebut harus benar-benar bersih terbebas dari zat-zat kimiawi, serta zat-zat organik

lainnya yang dapat mebahayakan bagi manusia serta bangunan. Untuk menjamin kebersihan air tersebut

terlebih dahulu agar dilakukan Tes Laboratorium.

1.7. Penyediaan Listrik Kerja

Penyediaan Listrik Kerja yang merupakan kebutuhan dalam melaksanakan aktivitas pekerjaan terutama untuk

mesin-mesin, serta untuk penerangan di malam hari bila kerja lembur juga untuk kebutuhan lain seperti

pemakaian komputer dan lain-lain. Listrik kerja tersebut dengan menggunakan Genset atau dapat juga dengan

melakukan penyambungan sementara dari PLN.

1.8. Mobilisasi Alat dan Perlengkapan

Sebelum pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik dimulai, terlebih dahulu harus dilakukan Mobilisasi Alat serta

Perlengkapan yang dibutuhkan dan sesuai dengan keperluannya yang meliputi :

Hal. 18
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
Stoom Walls berguna Lori berguna untuk
untuk melakukan melakukan pekerjaan
pekerjaan pengilasan dan pengankutan jarak dekat
Pemadatan pada pek
jalan

Buldozer berguna untuk Concrete Mexer berguna


melakukan pekerjaan untuk melakukan
striping, spreading dan pengadukan
land clearing

Dump Truk berguna Sekop, Cangkul, dan alat


untuk melakukan hauling lainnya berguna untuk
(pengangkutan ) jarak pengadukan, penggalian
jauh manual

Loader berguna untuk Alat pertukangan berguna


melakukan loading ke untuk melakukan
dump truck pekerjaan kayu , tembok,
dsb.

1.9. Dokumentasi dan Pelaporan

Kontraktor dalam melaksanakan Pekerjaan : PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA


PEMKOT BEKASI, diawasi oleh Konsultan Pengawas yang bertugas melakukan pengawasan pekerjaan
kontraktor, dan diwajibkan untuk melaksanakan Rapat Berkala yang diadakan oleh Konsultan Pengawas yang
dihadiri oleh pihak Pengelola Proyek.
Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan untuk :

1. Membuat Laporan Harian yang

berisi :

 jenis kegiatan yang dikerjakan

 Bahan – bahan yang digunakan

 Alat – alat yang didatangkan

 Jumlah tukang / tenaga kerja

 Keadaan cuaca

 Besarnya prestasi pekerjaan

 Menyediakan Buku Harian sesuai dengan petunjuk Direksi dan direkap dalam Laporan

Mingguan dan Laporan Bulanan.

Hal. 19
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
2. Membuat pemotretan :

Pemotretan yang menggambarkan


kemajuan pekerjaan minimum 5 kali,
yakni ketika pekerjaan mencapai prestasi
: 0 % , 25 % , 50 %, 75 %, 100 %.

TAHAPAN PELAKSANAAN

Tahapan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan : PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA


PEMKOT BEKASI adalah sebagai berikut :
Setelah SPK di tandatangani oleh Kedua Belah Pihak, Maka Pelaksanaan Pekerjaan tersebut di atas harus
segera di laksanakan dan paling lambat 1 (satu) inggu terhitung mulai tanggal SPK di tandatangani.
Hal khusus yang perlu di perhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan proyek tersebut di atas, adalah Waktu
Pelaksanaan, mengingat mayoritas presentase adalah Pekerjaan Struktur Beton, dimana Pekerjaan ini di batasi
dengan Umur Teknis Beton terutama pada Pembukaan Bekisting, Untuk Itu kami selaku Pelaksana
mengusulkan untuk Pembuakaan Bekisting Kolom Paling Cepat 1 (satu) hari, Balok dan Plat Lantai Paling Cepat
7 (tujuh) hari.
Secara prinsip pelaksanaan pekerjaan dengan batasan waktu pelaksanaan yang di batasi maka
pelaksanaannya harus dilakukan secara SIMULTAN. Dengan tidak melanggar kaidah/norma – norma teknis
yang di ijinkan atau menurut Perhitungan empiris yang dibuktikan dengan Dasar Perhitungan.
Berkaitan dengan Waktu pelaksanaan yang cukup singkat maka Untuk Metode Pelaksanaan PEKERJAAN
PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI ini perlu di rencanakan secermat mungkin
sebagai berikut :
1. Dibuat Schedul Kedatangan Bahan/Material Lokal (Pasir, Koral, Batu, Bata, Kayu dll)
2. Dibuat Schedul Kedatangan Bahan/Material Fabrikan (Tiang Pancang, Besi, Ready Mixed, Semen,
Bahan Bekisting dll)
3. Dibuat Schedul Tenaga Kerja / Man Power (Sesuai dengan Keahliannya serta Kebutuhannya)
4. Dibuat Schedul Kedatangan Alat (Sesuai dengan kebutuhannya)
5. Rekruitment Tenaga Kerja secara Selektif
6. Rekruitment Tenaga Ahli/Pelaksana yang Handal, Cakap, Mempunyai Dedikasi yang tinggi

Hal. 20
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
7. Menambah Jam Kerja (Over Time) atau Dengan System Ship.
8. Penyediaan Lampu Penerangan yang cukup
9. Menyiapkan Cadangan-cadangan Baik Bahan, Tenaga kerja, Peralatan, Sub Kontraktor dll.
10. Mengajukan Ijin Pelaksanaan dan Aproval Shop Drawing serta Aproval Material Secepat Mungkin
11. Hindari Kesalahan Pelaksanaan (Jangan sampai bongkar Pasang)
12. Jika dalam 1 x 24 Jam Belum ada keputusan baik itu Ijin Pelaksanaan, Aproval Material dll, maka harus
di anggap bahwa hal tersebut disetujui.

METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN TANAH
Pekerjaan Tanah meliputi :
a. Galian tanah untuk pondasi disesuaikan menurut petunjuk gambar, dan tanah bekas galian diatur untuk
memudahkan pengangkutan bahan yang akan dipasang.Pekerjaan ini dikerjakan setelah pemasangan
profil sebagai dasar ukuran dan dimensi agar pekerjaan galian tersebut sesuai dengan ukuran yang
telah ditentukan dalam gambar pelaksanaan.
Lebar galian tanah untuk pondasi harus lebih lebar kurang lebih 20 cm dari lebar dari gambar rencana,
hal ini dimaksudkan agar tukang dapat leluasa dalam bekerja.
Tanah bekas galian ditempatkan pada lokasi yang aman sehingga tidak mengganggu aktifitas
disekitarnya.
Pekerjaan ini dinyatakan selesai setelah dilakukan pengecekan dan disetujui oleh pengawas pekerjaan.
Tahapan pelaksanaan pekerjaan ini adalah :
- Pembersihan lokasi
- Penggalian
- Pengecekan kedalaman galian
Peralatan yang digunakan berupa alat gali (Cangkul, linggis, sekop) serta Alat pendukung lainnya
(pengki, gotrok).

- Sebelum melaksanakan penggalian, posisi galian dan ukuran seperti tertera dalam gambar sudah
dipastikan benar dan harus mendapat persetujuan Direksi / Pengawas lapangan.
- Penggalian tanah pondasi dapat dimulai setelah pemasangan bouwplank dan patok-patok disetujui
Direksi / Pengawas lapangan.
- Dasar galian harus mencapai tanah keras, dan jika pada galian terdapat akar-akar kayu, kotoran-
kotoran dan bagian-bagian tanah yang longgar (tidak padat), maka bagian ini harus dikeluarkan
seluruhnya kemudian lubang yang terjadi diisi dengan pasir urug.
- Untuk mempertahankan kepadatan muka tanah galian, maka lubang yang sudah siap segera
dilanjutkan dengan urugan pasir dan batu kosong.

Hal. 21
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
b. Urugan tanah kembali bekas galian harus dipadatkan agar tidak ada penurunan lantai dikemudian hari
c. Urugan pasir dilakukan pada dasar permukaan galian tanah sebelum pemasangan pondasi batukali.
d.

PEKERJAAN PONDASI
a. Pondasi batu kali
Pondasi yang digunakan adalah pondasi batu belah dengan batu yang cukup keras/kuat (batu keropos
jangan dipaksakan dipasang)agar dapat memikul beban dengan baik sehingga tidak ada penurunan
atau retakan dinding dan spasi bahan 1:6 pada adukan dilakukan dengan takaran yang benar dan
tetap.
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan galian tanah untuk pondasi kedalamannya telah mencapai
ukuran sesperti dalam gambar dan mendapatkan persetujuan dari Direksi, pekerjaan galian tanah telah
mencapai panjang 20% dari total volume galian maka pekerjaan pasang batu sudah bisa dimulai.
Tahapan pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
 Persiapan pengadaan material seperti batu belah, pasir, semen (PC) dan air.
 Batu belah
harus kekar, padat berwarna ke abu-abuan, Tidak berongga, tidak pecah dan jika dipukul berbunyi
nyaring, ukuran batu minimal 20 cm dengan ketebalan 15 cm.
 Pasir pasang
Harus berbutir keras dengan gradasi baik bervariasi, bersih dari kotoran, lempung dan bahan
lainnya.
 Semen (PC)
Semen yang dipakai harus memenuhi standar SNI dan disyaratkan dapat untuk pekerjaan
konstruksi pengairan serta dalam keadaan layak pakai, tidak mengeras.
 Air
Air yang disyaratkan adalah air yang bersih, tidak berwarna, tidak bau, tidak mengandung garam,
asam dan senyawa kimia lainnya yang dapat mengurangi kekuatan mortar (adukan).
 Persiapan pengadaan peralatan
Untuk mengaduk adukan diperlukan peralatan seperti Beton molen kapasitas 0,25 m3 sebanyak 1
buah, dolak untuk mengukur material yang terbuat dari kayu ukuran 0,40 m x 0,50 m x 0,20 m.
Peralatan penunjang lainnya seperti sekop, cangkul dan ember, sendok plester.

Hal. 22
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
 Pemasangan
Sebelum batu dipasang terlebih dahulu batu dibersihkan dengan sikat kawat agar kotoran yang
menempel hilang, kemudian batu disiram air, maksudnya agar permukaan batu dengan adukan
terjadi ikatan yang homogen.Pada dasar pondasi yang berhubungan dengan tanah perlu diberi
lantai kerja setebal 5 cm, setelah itu baru batu dipasang diatasnya, antara batu dengan batu yang
lainnya tidak boleh bersinggungan, jarak batu dengan batu kurang lebih 1,5 cm dan dibalut
dengan adukan.Berikut adalah tahapan pekerjaan pasangan batu.

PAHAMI GAMBAR RENCANA DAN


RAB

BUAT GAMBAR KERJA UNTUK PEKERJAAN PONDASI

PERIKSA KEDALAMAN TANAH RENCANA PONDASI

PELAJARI KONDISI

TANAH

PENGUKURAN/PERSIAPAN

PELAKSANAAN

Flowchart pekerjaan pasangan batu

PEKERJAAN STUKTUR

Penjelasan Umum Pekerjaan Beton

Meliputi pekerjaan beton yang bertulang dan tidak bertulang dan pelaksanaan yang benar untuk
menghasilkan beton yang bermutu baik. Maka perlu penyedian tenaga kerja yang terampil, alat bantu yang
memadai sesuai dengan fungsinya dan material/bahan berdasarkan standart peraturan beton bertulang PB1
1971 dan SK.SKNI.T-15.1991-03

Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :

 Bahan
 Portland camen

Hal. 23
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
Portland cament yang digunakan adalah jenis-jenis yang memenuhi ketentuan-ketentuan dalam
N1-1 atau menurut standart Portland cemen yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia.

Semen yang digunakan harus berkualitas baik dan pada saat digunakan harus dalam keadaan
fresh (belum mulai mengeras)

Untuk menjaga mutu semen,cara penyimpanan harus mengikuti syarat-syarat penyimpangan


bahan tersebut.

 Air

Yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Air tawar yang dipakai harus bersih,
tidak mengandung minyak, asam alkali bahan-bahan organis dan bahan-bahan lain yang dapat
menurungkan mutu beton.

 Batu Split/Kerikil/Batu Pecah

Kerikil/batu pecah yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.

Kerikil/batu pecah harus mempunyai gradasi yang baik, tidak porous, memenuhi syarat
kekerasannya.

Kerikil tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% ditentukan terhadap berat kering. Apabila
kadar lumpur melampaui 1%, maka kerikil harus dicuci.

 Pasir

Pasir yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.


Pasir yang dipakai dapat berupa pasir alam, atau pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat
pemecah batu. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan mempunyai gradasi yang baik,
tidak porous cukup syarat kekerasannya.

Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebuh dari 5% ditentukan terhadap berat kering.

 Besi Beton

Baja tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan ditentukan dalam PBI
71. Besi beton harus bersih dari dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari cacat-cacat
seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.

Hal. 24
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton / baja tulangan harus sesuai dengan petujuk
gambar kerja (memenuhi batas toleransi minimal) seperti yang di syaratkan dalam PBI 71.
Besi beton / baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi.
Kawat pengikat harus terbuat daru baja lunak dengan diameter minimal 1mm dan tidak bersepuh
seng.
Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri.

Pengecoran Beton

 Beton tidak bertulang/beton tumbuk/ rabat beton dibuat dengan adukan. 1PC : 3 Psr : 5krl
dipergunakan untuk lantai kerja, lantai alas keramik untuk lantai kerja, lantai alas keramik, neut-kusen
dan rabat beton, ukuran disesuaikan dengan gambar.
 Semua pekerjaan konstruksi beti pada bangunan dikerjakan dengan mutu beton K-300. Semua
pekerjaan konstruksi beton harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971
 Adukan beton harus benar-benar rata dan matang dengan menggunakan Ready Mix pada K-300.
 Untuk beton konstruksi bermutu K-125 dan K-175 dapat dilakukan dengan cara manual.
 Pengecoran beton dapat dilakukan setelah cara pemasangan pembesian disetujui oleh Direksi
Pelaksanaan secara tertulis dan tersedian cukup bahan, perlatan serta tenaga kerja.

Pekerjaan Besi beton

 Besi beton yang dipakai bermutu U-24.dan U-39 (SI.1). ukuran-ukurannya diameter besi beton yang
terpasang harus sesuai dengan gambar rencana, sedangkan perubahan diameter tulangan harus
dengan persetujuan Direksi/Pengawas. Penggatian diameter tulangan tidak diperkenankan.
 Besi beton bekas dan yang sudah berkarat tidak diperkenankan dipakai dalam konstruksi. Besi beton
harus bebas dari sisik, karat dan lain-lain lapisan yang dapat mengurangi daya lekatnya pada beton.
 Ikatan besi beton harus rapih dan kuat, bahan untuk pengikat adalah kawat beton dengan diameter
minimum 1mm.
 Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka disamping adanya sertifikat dari
pabrik, juga diminta harus ada sertifikat dari laboratorium.

Berkesting dan Acuan

 Sebelum penulangan beton dikerjakan harus terlebih dahulu dibuat bekesting atau pun acuan yang
kokoh dan rapat, sehingga air semen tidak bocor.
 Bekesting harus dibuat sesuai dengan ukuran beton yang akan dilaksanakan.
 Bahan bekesting dapat dibuat dari kayu terenteng tebal 2 cm atau multiplex.

Hal. 25
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
 Pembukaan bekesting ataupun acuan harus teratur dan beton sudah berumur minimal 14 (empat belas)
hari.

Urutan untuk pekerjaan pondasi telapak (Pile cap) adalah :


 Pek. Persiapan
 Pek. Lantai Kerja
 Pek. Pembesian
 Pek. Pengecoran Beton
 Pek. Urugan Tanah dan Pemadatan
 Pek. Urugan Pasir dan Pemadatan
 Pek. Lantai Kerja untuk Plat
 Pek. Plat Pembesian untuk Plat
 Pek. Pengecoran Beton Plat
Teknis dan Bahan
 Pek. Lantai Kerja
~ Bentuk, ukuran dan mutu dari lantai kerja harus ideal agar disamping fungsinya sebagai lantai
kerja juga dapat digunakan sebagai penahan acuan pile cap.
 Pek. Acuan
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, terddapat beberapa persyaratan detail untuk acuan
yaitu :
~ Bahan yang digunakan dapat berupa kayu, multiplek atau baja
~ Ketentuan-ketentuan yang dipakai PUBI 1970 & PBI 1971
~ Acuan dapat dibuka setelah 36 jam setelah pengecoran
 Persyaratan Beton
~ SKSNI T-15-1991-03
~ PUBB NI-3 1970, NI-8 1964
~ PBI NI-2 1971 mengenai, persyaratan bahan, pelaksanaan pekerjaan dan pekerjaan tulangan
~ Mutu Beton K 300
~ Pembuatan Mix Design
~ Untuk beton bertulang campuran yang digunakan 1PC : 2PS : 3KR
~ Untuk beton tidak bertulang campuran yang digunakan adalah 1PC : 3 PS : 5 KR
 Persyaratan Bahan
~ Semen sekualitas tiga roda
~ Pasir Beton yang memenuhi persyaratan PBI 1971
~ Koral& Kerikil Beton yang memenuhi persyaratan PBI 1971
~ Air (air tawar)

Hal. 26
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
~ Baja tulangan U-39 sekualitas Cilegon Steel atau KS

Galian tanah pondasi Lantai kerja pondasi pile cap

Pembesian
40 pondasi
D + tinggi rencana Bekisting pondasi
sloof

Lantai Kerja (LevelingPengecora


Concrete )

Urugan Pasir ( Sand Fill )


Untuk pengecoran poer menggunakan beton mixer molen, mutu beton sesuai spesifikasi yaitu K. 300,
Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Peraturan
Beton Indonesia. pengecoran dilakukan hanya bila semua tulangan telah diperiksa kembali, bekisting
begian dalam dibasahi, tidak ada kesempatan untuk lolosnya air cemen dari sambungan-sambungan
bekisting, termasuk kekokohan bekisting. Dan berikut adalah beberapa hal yang akan diperhatikan
dalam pelaksanaan pengecoran yaitu :
- Material semen, pasir, kerikil yang dibutuhkan dikumpulkan pada lokasi pengecoran untuk
pemeriksaan kualitas dan volume yang dibutuhkan.
- Aproval pelaksanaan pengecoran.
- Pencampuran dilaksanakan dengan menggunakan beton molen dengan kapasitas sesuai
kebutuhan
- Pengecoran dilakukan dengan baik agar menghasilkan cor padat berkualitas
a. Pekerjaan Sloof
Urutan pekerjaan :
 Pek. Persiapan
 Urugan Pasir
 Pembuatan Lantai Kerja
 Pembesian

Hal. 27
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
 Pembuatan Bekisting
 Pengecoran Beton
 Pek. Urugan Tanah dan Pemadatan
Persyaratan teknis
 Persyaratan Beton
~ SKSNI T-15-1991-03
~ PUBB NI-3 1970, NI-8 1964
~ PBI NI-2 1971 mengenai, pelaksanaan pekerjaan dan pekerjaan tulangan
~ Mutu Beton K 300 Ready mix
~ Pembuatan Mix Design
~ Untuk beton bertulang campuran yang digunakan 1PC : 2PS : 3KR
~ Untuk beton tidak bertulang campuran yang digunakan 1PC : 3 PS : 5 KR
 Persyaratan Bahan
~ Semen sekualitas tiga roda
~ Pasir Beton yang memenuhi persyaratan PBI 1971
~ Koral& Kerikil Beton yang memenuhi persyaratan PBI 1971
~ Air (air tawar)
Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan
o Sebelum dilaksanakan pekerjaan sloof beton harus dibuat mix design terlebih dahulu
dilaboratorium, mix design diperlukan untuk acuan dalam takaran adukan beton dan jenis raw
material dari lokasi mana yang terbaik sehingga kita mendapatkan mutu dan biaya yang
optimal.
o Bahan-bahan yang digunakan adalah bahan lokal yang telah memenuhi persyaratan teknis
dimana semen PC yang digunakan berkualitas baik tidak mengeras, kerikil / batu split yang
digunakan bersih dari lumpur dan tanah, pasir cor yang digunakan berbutir tajam dan bersih
dari kotoran dan tanah, pembesian menggunakan besi / baja tulangan yang baru dengan
kwalitas baik dan sebelum digunakan dibersihkan dahulu dari karat.
o Untuk menahan getaran atau lengkungan akibat tekanan adukan beton maka diberi perkuatan
pada jarak tertentu. Sebelum dilakukan pengecoran acuan/cetakan dibersihkan dari serbuk
gergaji, potongan kawat pengikat, dll. Selimut beton dibuat sesuai dengan penggunaannya
dimana untuk pondasi atau pekerjaan yang berhubungan dengan tanah tebal selimut beton 3
cm, kolom dan balok beton 2.5 cm, Pengecoran dilakukan atas persetujuan/ instruksi
pengawas.
o Untuk menghindari keropos pada beton, digunakan alat penggetar/concrete vibrator.
Penghentian pengecoran akibat waktu pelaksanaan yang tidak memadai maka tempat
penghentiannya ditentukan oleh pengawas.

Hal. 28
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
o Untuk mencegah pengeringan beton terlalu cepat maka beton harus dibasahi terus - menerus
selama beberapa hari. Cetakan yang telah diisi adukan beton harus dibasahi terus-menerus
sampai cetakan dibongkar.

Bekisting pondasi sloof

Pembesian pondasi sloof

Pengocoran
Untuk pengecoran kaki kolom menggunakan Ready Mix, mutu beton sesuai spesifikasi yaitu K. 225, ( tegangan
tekan hancur karakteristik untuk kubus beton berukuran 15 x 15 x 15 cm3 pada usia 28 hari ), atau f'c = 25
Mpa ( tegangan tekan hancur karakteristik untuk silinder beton ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm pada
usia 28 hari ), Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam
Peraturan Beton Indonesia. pengecoran dilakukan hanya bila semua tulangan telah diperiksa kembali, bekisting
begian dalam dibasahi, tidak ada kesempatan untuk lolosnya air cemen dari sambungan-sambungan bekisting,
termasuk kekokohan bekisting, dan Trial Mix dari laboratorium telah didapat.

Gambar pengecoran sloof

Hal. 29
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
b. Pekerjaan Kolom struktrur
Demikian juga dengan kolom struktur, pengecoran dilaksanakan bila semua penulangan telah sesuai
dan disetujui Direksi Pekerjaan serta acuan / bekisting telah sesuai dengan type kolom masing-masing
pada setiap posisinya.

Setelah pekerjaan Sloof di lanjutkan dengan pekerjaan Pembesian kolom beton.


Yang harus diperhatikan dalam pekerjaan ini yakni :
 Dimensi Besi sesuai dengan beban yang di pikul
 Jarak sengkang / ring sesuai dengan gayanya ( Gb. 1)
 Jumlah tulangan sesuai dengan berat beban ( Gb. 2 )
Alat yang digunakan dalam pembesian :
 Bar Bender
 Bar Cutter
 Dimensi Besi sesuai dengan beban yang di pikul
Lalu dilakukan pengecekan ulang oleh Quality Control apakah telah siap untuk
dilakukan tahap berikutnya
Setelah Pengecekan pembesian dilakukan segera dipasang Bekisting Kolom dari bahan yang baik

Gambaran pekerjaan bekisting kolom

Setelah bekisting dilakukan dapat dilanjutkan Pengecoran Kolom dengan mutu beton sesuai
persyaratan.

Hal. 30
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
Target Kualitas Pekerjaan Kolom :
 Warna beton sama
 Sisi kolom siku dan tidak geripis
 Pertemuan dengan plat tidak melendut
 Pertemuan dengan kepalaan kolom tidak melendut
 Kolom tegak lurus / sesuai dengan rencana
Untuk mendapat Pengecoran Kolom , yang baik agar menggunakan bucket, Pemadatan Beton
menggunakan Concrete Vibrator
Dengan tahapan pengecoran sebagai berikut :
 Pembersihan Lokasi
 Pasang Besi Kolom
 Pasang Bekisting Kolom
 Pasang Pipe Suport
 Inspeksi Terakhir
 Pengecoran
 Pembongkaran Bekisting setelah 12 Jam
 12 Jam Setelah pengecoran bekisting kolom dapat dilepas secara hati-hati
 Perawatan Beton dengan menggunakan karung goni basah yang disiram air, lembaran plastik
atau disemprot dengan obat
c. Pek. Plat Beton
Sama hal nya dengan pekerjaan beton sebelumnya, persyaratan bahan mengacu kepada peraturan
yang ada, berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengecoran pelat :
 Pengerasan landasan plat lantai
 Chek Pembesian Wiremesh M6
 Cleaning Of Slab Form
 Floor Slab Rebar
 Checking Of Reinfored Steel Overlapping
 Final Checking Before Foundry
 Pengecoran Plat Lantai
 Standard kualitas dari balok dan plat
 Penyelesaian dari permukaan beton
Dimana gambaran untuk pengecoran plat beton adalah sebagai berikut

Hal. 31
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
Gambaran Pengecoran Lantai

d. Pekerjaan balok / ring balok

Hal yang perlu diperhatikan dalam pengecoran ring balok addalah :


 Pemasangan Bekisting Balok
 Pemasangan Bekisting Bawah dari Balok
 Pemasangan Bekisting Kepalaan Kolom
 Pemasangan Besi Balok
 Pemasangan Bekisting samping balok
 Chek Kekuatan Bekisting Balok
 Pemasangan Bekisting Plat Lantai
 Cleaning Of Slab Form
 Floor Slab Rebar
 Checking Of Reinfored Steel Overlapping
 Final Checking Before Foundry
 Pengecoran Balok dan Plat Lantai
 Standard kualitas dari balok dan plat
 Penyelesaian dari permukaan beton

Hal. 32
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
Gambaran pelaksanaan pengecoran Dak

PEKERJAAN TIANG PANCANG


Urutan kerja pekerjaan tiang pancang
1. Pekerjaan persiapan awal meliputi :
– Pengadaan tiang pancang
– Pengukuran lokasi / posisi tiang pancang
– Memeriksa Bench Mark yang diberikan
– Menentukan Grid line serta pemberian label grid

Hal. 33
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
– Set up equipment
– Pengiriman dan Penyimpanan Tiang Pancang
– Pengaturan lokasi material pancang

2. Pekerjaan persiapan pemancangan :


 Buat skala pada tiang pancang menurut kedalamannya
 Check posisi titik / koordinat pancang
 Pengangkatan tiang pancang
 Pengangkatan pile dilakukan dengan menggunakan sling baja yang diikatkan ke pile di dua lokasi
yang berjarak 0.6 panjang pile.
 Perlu dibuat penandaan oleh fabrikan untuk menentukan dimana lokasi pengangkatan yang
diizinkan
 Tiang pancang berada di dalam topi pancang
 Check ketegakkan tiang pancang terhadap 2 sumbu yang saling tegak lurus
 Pembuatan Cushion, berfungsi untuk menjaga agar kepala tiang tidak rusak akibat pemukulan,
bertempat di antara anvil dan kepala tiang

3. Pekerjaan Pemancangan :
 Tiang pancang ini digunakan hanya untuk mendukung bangunan/konstruksi ringan dengan
kedalaman maksimal 12 m, penggunaan tiang pancang mini lebih dalam dari 12 m sebaiknya tidak
dilakukan dengan alasan menghindari terjadinya bahaya tekukan
 Selama pemancangan pastikan posisi tiang pancang tetap tegak lurus terhadap 2 sumbu
horizontal yang saling tegak lurus
 Catat jumlah pukulan hammer dari saat mulai sampai dengan berakhirnya pemancangan
 Penghentian pemancangan hanya diijinkan setelah mendapat ijin dari pengawas
 Membuat pile record + data hasil kalendering
 Membuat sambungan jika diperlukan

4. Catatan :
i. Bila diragukan tiang pancang mini pile belum menuju tanah keras walaupun seluruh tiang sudah
tertanam diusulkan adanya penambahan jumlah tiang pancang mini pile sebagai solusinya

Alat-alat yang digunakan :


1. Lier pancang : 1 unit
2. Tiang leader : 1 unit
3. Drop hammer : 1 unit

Hal. 34
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
4. Mesin las : 2 unit

a. Pemotongan Tiang Pancang Beton Bulat Pretensioned, dia 50 cm


1) Untuk pemotongan tiang pancang digunakan tenaga manual, dan hasil potongan dikumpulkan serta dibuang
ke area yang telah ditentukan.
2) Untuk ikatan antara Tiang pancang dengan Lantai Konstruksi ditambahkan besi pada tiang pancang.

b. Pelaksanaan test yang dilakukan adalah:


– PDA Test
– Loading Test
– Tensioned Load Test

PEKERJAAN BOBOKAN TIANG PANCANG


Dalam melaksanakan pemancangan tentunya berusaha untuk mengikuti kedalaman maksimal yang ditentukan
oleh konsultan perencana, akan tetapi pada pelaksanaan dilapangan setiap titik kadang berbeda-beda
kedalamannya. Untuk itulah diperlukan pemotongan dan pembobokan tiang pancang, dengan mengiktui tahap-
tahap berikut :

 Tiang Pancang yang kelebihan panjangnya bila diukur waterpas terhadap poer pondasi harus dilakukan
pemotongan mengikuti ketentuan yang berlaku.
 Pemotongan harus rapi dan rata permukaannya, dengan memperhitungkan ketinggiannya terhadap
adanya pasir urug dan lantai kerja.
 Besi stek dari tiang pondasi pancang disisakan sesuai peraturan yang berlaku (PBl 71) sepanjang 40 x
diameter ukuran besi yang ada.
 Jika stek besi tidak mencapai mengingat posisi tiang pancang terlalu dalam, maka ketebalan poer
pondasi perlu disesuaikan sampai stek tercapai.

Hal. 35
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
TOWER CRANE
Dalam pembangunan gedung bertingkat tinggi membutuhkan alat yang dapat mengangkat beban berat sampai
sekian ribu ton. alat yang bisa digunakan yaitu mobile crane yang dapat berpindah tempat secara cepat, atau
bisa juga menggunakan tower crane (TC) yang diam ditempat. Posisi TC diatur sedemikian rupa agar dapat
melayani sebanyak mungkin aktifitas pembangunan. Perlu perencanaan yang matang agar didapatkan alat
terbaik.

Urutan pekerjaan pemasangan tower crane


a. Menentukan TC yang akan digunakan, dari mana alat tersebut akan diadakan, apakah mau
sewa atau beli untuk mendapatkan harga termurah sekaligus kualitas terbaik. dari evaluasi
tersebut maka dapat diputuskan tipe alat apa yang akan dipakai.
b. Desain Pondasi TC, Berdasarkan data-data yang tersedia entah itu brosur TC serta informasi
lain, dapat digunakan sebagai pedoman perencanaan untuk menentukan seperti apa pondasi
yang kuat dan murah. Hasilnya berupa bentuk dan ukuran pondasi, jenis dan jumlah besi yang
digunakan dan tipe beton K berapa yang mau dipakai.
c. Gambar Pondasi dan perletakan TC, dilanjutkan dengan pembuatan shop drawing tower crane
yang berfungsi untuk proses perizinan sekaligus pedoman pelaksanaan dilapangan.
d. Pengukuran Posisi TC dilapangan, menentukan dimana titik lokasi pondasiTC akan dibuat.
e. Galian Tanah, dilanjutkan dengan menggali tanah sebagai tempat dimana berdirinya pondasi.
f. Bekisting pondasi, berfungsi sebagai batas cor sekaligus alat cetak pondasi beton bertulang.
g. Pembesian / pemasangan besi tulangan, besi berfungsi sebagai penahan gaya tarik,tekan dan
geser bekerjasama dengan beton agar pondasi kuat.
h. Pasang angkur TC, bisa dibilang sebagai sepatunya tower crane, dimana alat berat ini
berpijak.
i. Cor pondasi TC, selanjutnya dapat dilakukan pengecoran menggunakan tipe beton sesuai
rencana.
j. Pemasangan Tower crane, sering disebut juga sebagai erection TC.
k. Pasang lampu dan perlengkapan TC.
l. TC siap dioperasikan.

Memasang dan Membongkar Tower Crane

Sebelum dilakukan pemasangan tower crane, harus disiapkan pondasi dari semen yang dicor, berukuran
panjang 4 m, lebar 4 m, dan kedalaman 2 m. Pada bagian dasar pondasi ditanamkan Fine Angle dari besi cor
berkualitas tinggi, yang berfungsi untuk memperkokoh pondasi.

Hal. 36
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
Gambar 1 Fondasi Tower Crane sebelum di cor

Gambar 2 Fixing Angle

Gambar 3 Base Section Tower Crane

Hal. 37
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
Setelah fondasi selesai dibuat, perlu waktu 1 minggu untuk menunggunya menjadi keras dan kering, sebelum
diinstal keseluruhan rangkaian alat tersebut. Dan Tower crane akan berdiri dan di „baut‟ dengan pondasi untuk
menjaga stabilitasnya, kemudian dihubungkan dengan bagian menara (tower) penopang tower crane tersebut.

Dalam pemasangan tower crane ada 2 cara :

2. Apabila tidak lebih tinggi dari 200 kaki, maka langsung dapat dirakit bagian per-bagian
menggunakan pertolongan sebuah mobile-crane.
3. Jika crane yang dirakit lebih tinggi harus menggunakan proses ” self assembly “.

Bagian-bagian tower crane biasanya didatangkan ke area konstruksi menggunakan trailer.

Gambar 4 Mobilisasi segmen Tower Crane dengan Trailer

Adapun langkah perakitan, pertama menggunakan bantuan mobile crane untuk merakit bagian-bagian jib dan
machinery arm, dan menempatkan elemen-elemen horizontal tersebut pada konstruksi tiang (mast), setinggi
kurang lebih 12 meter. Kemudian, dilanjutkan dengan menambahkan counterweights. Konstruksi tiang (mast),
ditambah ketinggiannya dari kondisi dasar. Untuk mencapai ketinggian maximum, konstruksi tiang ini tumbuh
satu per satu bagian (segmen).

Hal. 38
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
Gambar 7 Pemasangan Jib

Gambar 6 Segment mast akan dimasukkan untuk penambahan ketinggian

Dengan menggunakan alat yang disebut atau climbing frame, pemasangan diawali dengan menggantungkan
beban pada bagian jib, untuk menyeimbangkan counterweights yang dipakai. Kemudian slewing unit dilepaskan
dari kepala tiang. Sebuah peralatan hidrolik pada top climber akan mendorong slewing unit ke atas, sejauh
sekitar 6 meter. Kemudian, pemasangan crane mengangkat satu segmen (section) tiang berukuran tinggi 6

Hal. 39
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
meter dan memasukannya dalam celah yang dibuka oleh climbing frame tadi. Begitu segmen ini berhasil
disambungkan, berarti crane sudah menjadi lebih tinggi 6 meter.

Kebanyakan tower crane dirakit untuk mencapai ketinggian yang diinginkan, sejak pertama alat tersebut dirakit
dan digunakan. Kemudian, alat tersebut akan tumbuh semakin tinggi bersamaan dengan tumbuhnya bangunan
yang sedang dibangun. Dan jika struktur yang dibangun sangat tinggi, maka tower crane dapat juga
dihubungkan pada bangunan, untuk mendapatkan tambahan kestabilan.

Sehingga dapat disimpulkan, dalam meninggikan crane, tower crane akan membangun dirinya sendiri sampai
ketinggian yang dikehendaki. Setelah tersusun 4 section di atas 1 section dipasanglah sabuk, yakni besi
penghubung tower crane dengan bangunan yang fungsinya untuk menjaga kestabilan tower crane. Panjang
sabuk sekitar 7 meter dan dipasang sekitar 3 buah pada setiap sectionnya. Sabuk dipasang pada setiap 20
meter antara satu section dengan section yang lainnya.
Pembongkaran tower crane

Apabila pekerjaan telah selesai dan sudah waktunya untuk membongkar crane tersebut. Tahapan
pembongkaran tower crane adalah kebalikan dari pemasangannya. Mula-mula hooke akan melepaskan bagian
section terakhir, sehingga timbul ruang kosong antara slewing dengan section ke 2 terakhir dan teleskop
diturunkan perlahan-lahan hingga menyatu dengan section berikutnya. Kemudian hooke melepaskan section
berikutnya, sehingga timbul slewing dengan section ke 3 terakhir. Proses ini dilakukan terus menerus hingga
slewing menyatu dengan section 1.

Dengan bantuan mobil crane, tower crane dilepaskan satu per-satu. Dimulai dari hoist dilepaskan 3 buah terlebih
dahulu, setelah itu jib beserta perlengkapannya dilepaskan. Berikutnya, counter jib dilepaskan beserta
perlengkapannya. Tower crane menjadi bentuk ( I ) kembali. Top head dan slewing dilepaskan dengan mobil
crane, dilanjutkan dengan teleskop, section 1 hingga basic master. Setelah selesai pembongkaran hanya
menyisakan pondasi tower crane, selanjutnya dibongkar dengan menggunakan alat berat untuk mengambil fine
angel yang akan digunakan kembali untuk mendirikan tower crane berikutnya.

PEKERJAAN ARSITEKTUR
PEKERJAAN DINDING DAN PELESTERAN

1. Siapkan gambar shopdrawing yang telah di approved untuk digunakan sebagai acuan.
2. Siapkan alat kerja dan bahan seperti bata ringan, meteran, sendok semen/roskam, palu karet,
waterpass, ember plastik, alat lot, benang, gergaji, dll.

Hal. 40
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
3. Cek / sortir bata ringan agar didapat ukuran yang sama sehingga bilamana dipasang akan mendapat
permukaan yang rata.
4. Siapkan tempat kerja dan permukaan yang akan dipasang bata ringan.
5. Pasanglah petunjuk/alat bantu yang cukup untuk kerataan pasangan bata/ dinding (marking).

Marking

6. Pasang Profil dengan memakai hollow besi.

Profil Hollo

7. Pasang starterbar lantai atas dan bawah sesuai approval, termasuk pasang besi kolom praktis sesuai
approval. Dengan ketentuan :
· Tidak boleh pasang dinding sebelum starter bar atas dan bawah terpasang.

· Kedalaman bor, kebersihan lubang agar di cek.

Hal. 41
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
8. Bersihkan area kerja dari kotoran – kotoran yang ada.
9. Bersihkan bata ringan dari kotoran dan debu sebelum dipasang agar perekat dapat bekerja dengan
baik.
10. Siapkan campuran adukan tinbed/ perekat bata ringan dan masukan kedalam bak adukan / ember
plastik

bak adukan

11. Aduk campuran adukan hingga rata dan homogen dengan menggunakan hand mixer.

Bila permukaan lantai yang akan dipasang bata ringan tidak ada, maka dipakai adukan mortar terlebih
dahulu pada bagian paling dasar agar didapatkan permukaan yang rata. (Leveling)

Hal. 42
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
Leveling

12. Lakukan pemasangan bata ringan secara manual sebagaimana umumnya dengan tebal speci yang
dianjurkan ±3mm dengan roskam gerigi, untuk bagian bawah joint lantai dan atas join slab
menggunakan MU-380/ 301-Tinbed ( Campuran MU 380 dengan air dan diaduk menggunakan Hand
mixer), seperti gambar terlampir.
13. Pemasangan starter bar pada kolom praktis disesuaikan dengan spesifikasi yang telah disetujui.

starter bar

· Campuran untuk kolom praktis 1 pcs : 2 ps : 3 sp : 1 lt aiRDengan perbandingan 1 ember semen, 2 ember
pasir, & 3 ember split kecil serta 1 liter air. Material yang digunakan sesuai dengan yang telah di ajukan
approval.

15. Pengadukan campuran beton untuk kolom praktis menggunakan molen


16. Pengecoran kolom praktis dilakukan pada tiap pasangan bata ringan mencapai ketinggian ±1meter.

Hal. 43
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
Pengecoran kolom

17. Untuk memastikan kelurusan dari pasangan dinding bata ringan tersebut digunakan hollow alumunium /
jidar Uk. 50 / 100 sebagai alat control kerataan.

control kerataan

18. Setelah pekerjaan pasangan bata ringan selesai dan dipastikan telah mengering dilanjutkan dengan
pekerjaan plesteran/ acian dengan MU-301/AKA-200 atau sejenisnya.

plesteran

19.

Hal. 44
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
Rendering

Gambaran Pekerjaan Dinding

PEKERJAAN PLAFOND
Bahan – bahan :
Gypsum Jaya Board 9 mm 120 x 240
Profil Besi Hollow 40 x 40 x 2
Profil Besi Hollow 20 x 40 x 1.2
Paku Ramset + Mesiu
Klem Penggantung Ke Beton
Kelm Penggantung ke plafond
Kawat Galvanis
Kain Kassa
Sekrup Gypsum Sunray 6x2" (isi box 700)
Peralatan :

Hal. 45
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
Tenaga Kerja :
Pekerja
Tukang Kayu
Kepala Tukang Kayu
Mandor
Langkah Kerja Pemasangan Rangka
a. Tentukan /marking elevasi plafond dan buat garis sipatan pada dinding & as sumbu Ruangan
serta titik-titik paku kait pada langit-langit dengan jarak sesuai gambar shop drawing
b. Pasang rangka tepi tepat pada sipatan marking elevasi plafond
c. Tentukan jarak penempatan kait penggantung
d. Pasang tarikan benang sebagai pedoman penentu kelurusan dan ketinggianrangka plafond
e. Pasang rangka utama denga jarak 1200 mm
f. Pasang rangka pembagi dengan jarak 600 mm
g. Cek elevasi dan jarak rangka plafond
h. Cek sparing, sparing dan perlengkapan mekanikal dan elektrikal
i. Pasang panel gypsum pada rangka dengan sekrup/paku denga jarak 600 mm dan setiap
sambungan harus tepat pada rangka
j. Cek kerapihan dan kerataan bidangplafond dengan menggunakan waterpass
k. Peralatan sambungan plafond dengan menggunakan ceiling net lakban
l. Kemudian ditutup menggunakan paper tape dan coumpound ceiling
m. Setelah itu diamplas
n. Finishing permukaan plafond gypsum tersebut dengan cat
- Ratakan permukaan plafond gypsum tersebut dengan menggunakan plamursampai terlihat
rata dan lurus
- Haluskan dengan amplas sampai rata dan benar-benar halus
- Cat seluruh permukaan plafond secara merata dengan
- kuas untuk bagian tepidan sudut, serta rol cat untuk bidang yang luas

PEKERJAAN ACP

Alat Pasang ACP:

1. Spidol/pensil

Buatlah pola ACP sesuai modul yg diinginkan. Gambar pola di bagian belakang ACP, namun ingat, yang akan
tampak adalah bagian depan (jadi gambar lah seperti mirror/terbalik/sisi kanan adalah sisi kiri dan sebalik nya)

2. Mesin Grooving

Hal. 46
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
Groving bertujuan untuk membuang (membuat sayatan/coak) pada bagian belakang ACP, yang di coak
hanyalah lapisan Aluminium belakang dan lapisan polietilen/plastic nya saja, lapisan aluminium depan, tidak
boleh terluka. Setelah dibuat pola/digambar, grooving bagian yang digaris (yang akan ditekuk/lipat). Biasanya
bagian kuping (1-2 cm), bagian pinggir modul, yg nantinya akan ditekuk/dilipat kesamping (membentuk sudut
90°). Bagian kuping inilah yang nantinya akan disekrup ke spigot/stiffener

3. Spigot

Spigot/klem dapat terbuat dari besi atau aluminium siku, dengan lebar 1-2cm. cukup untuk tempat ACP disekrup
saja.

4. Stiffener

Pilih salah satu, apakah kita akan menggunakan spigot atau stiffener. Stiffener berfungsi seperti spigot (untuk
meng klem), hanya dengan menggunakan stiffener, pekerjaan memasang sekrup pada ACP dan Hollow menjadi
lebih mudah. Permukaan ACP juga akan lebih flat/tegang jika stiffener dipasang penuh mengelilingi modul.

Jika gambar tidak nampak, dapat dibuka via PC/Notebook

5. Hollow

Hollow dapat digunakan besi ataupun aluminium. Hollow besi selain dapat karat, juga lebih berat, sehingga
rangka klem ke dinding harus lebih kuat/banyak. Hollow Aluminium lebih ringan dan tahan karat. Ketebalan
sebaiknya >1mm.

6. Siku Besi >4cm, tebal >3mm

Berfungsi sebagai klem antara rangka ACP (hollow) ke dinding. Makin tinggi gedung, siku besi yang digunakan
harus lebih lebar dan tebal. Rangka Hollow diklem ke Siku Besi menggunakan sekrup. Siku besi diklem ke
dinding menggunakan dynabolt.

7. Dynabolt

Berfungsi menempelkan Siku Besi ke dinding. Perlu diperhatikan, dinding yg hendak diklem haruslah sudah
diplester (bukan dinding bata tanpa plester), dan perhatikan kekerasan dinding. Makin keras makin bagus. Lalai
dalam hal ini dapat berakibat fatal, modul ACP dapat ambruk, karena dynabolt tidak dapat menahan beban ACP
(yg sebenarnya sangat ringan sekalipun)

Hal. 47
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
8. Sekrup

Gunakan sekrup sesuai kebutuhan, untuk klem bagian mana. Ukuran sekrup yg digunakan bergantung dari
beban yg akan ditanggung nya. Untuk modul yg besar, gunakan sekrup yg lebih besar.

9. Spon

Lapisan busa ini berfungsi untuk mengisi nad (space antara 2 modul). Fungsi spon untuk menampung air yg
mungkin bocor menembus sealent, sehingga tidak bocor ke dalam.

10. Sealant

Setelah Nad diisi oleh Spon, kemudian Nad di isi selaent, untuk merekatkan posisi spon dan rangka serta ACP.
Sealent yg digunakan haruslah type yg netral atau non stain, karena jika yg digunakan sealent type acid (yg
mudah larut terkena panas matahari dan air hujan), maka luruhan sealant ini dapat mengotori warna ACP. Untuk
warna sealant bermacam macam, dikembalikan ke ownner/arsitek/aplikator untuk rasa.

11. Circular Saw

Gergaji ini berfungsi untuk memotong ACP, siku besi/aluminium, hollow dll

12. Mesin Bor

Digunakan untuk melubangi kuping ACP, spigot/stiffener, hollow, siku klem, memasang sekrup dll

13. Las Listrik

Digunakan saat membuat dudukan rangka / siku yg akan di klem ke dinding

14. Waterpass

Penting untuk selalu mengontrol maju mundur tampak ACP

15. Stegger/scaffolding

Untuk memasang ACP pada ketinggian

16. Safety tools

Hal. 48
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
Masking, helm, sepatu safety, sarung tangan, harness dll

PEKERJAAN LANTAI
Keramik yang digunakan adalah ukuran 10x60 cm, 30x60 cm, 30x30 cm, 40x40 cm dan 60 X 60 cm
dengan spesifikasi merk sekualitas Pelaksanaan pemasangan keramik lantai harus dikordinasikan
dengan pemasangan instalasi listrik dan plumbing yaitu apabila ada pemasangan dibawah lantai.
Sebelumpekerjaan dilakukan pastikan pasangan pasir urug sudah dilakukan dan elevasi telah dicapai.
Bahan – bahan :
 Keramik Lantai 10x60 cm, 30x60 cm, 30x30 cm, 40x40 cm dan 60 X 60 cm
 Pasir pasang
 Semen
 Air
Peralatan :
 Water pass
 Benang
 Sendok mortar
 Bak spesi
 Ember
 Alat pemotong keramik

Hal. 49
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
 Palu karet
 Busa/spon
 Kain lap basah
 Molen untuk mengaduk mortar
 Selang air
Tenaga Kerja :
 Tukang Batu
 Pekerja
 Mandor
Kesehatan dan keselamatan kerja :
 Gunakan pakaian dan perlengkapan kerja yang betul (Sarung Tangan,
Topi/Helm Proyek, Sepatu dll)
 Bersihkan tempat pekerjaan dari kotoran atau benda-bendda yang dapat mengganggu
Pekerjaan
 Tempatkan bahan-bahan pada tempat yang tidak mengganggu dalam melaksanakan
pekerjaan dan mudah dijangkau
 Tempatkan alat-alat pada tempat yang aman dan tidak mudah jatuh sertaMudah dijangkau
 Hindarkan pemakaian alat yang tidak sesuai dengan kegunaanya
 Perhatikan dan pelajari dengan seksama gambar rencana pola pemasangan Lantai
Langkah Pekerjaan :
a. Persiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan
b. Sortir keramik pada kedua sisinya dan sesuaikan dengan ukurannya untuk mendapatkan
keseragaman
c. Rendam pada bak/drum air keramik yang akan dipasang selama 1 jam
d. Keramik dianginkan dengan cara diletakan pada tempat dudukan/tatakan keramiksetelah proses
perendaman
e. Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai.
f. Pasang benang arah Horizontal dan vertikal pada lantai sesuai dengan elevasirencana/dalam
gambar
g. Pasang keramik sebagai kepalaan pemasangan sepanjang garis yang telah dipasang
h. Cek kesikuan keramik dengan besi siku dan kerataan elevasi keramik denganmenggunakan
waterpass
i. Isi bagian daerah permukaan lantai yang lainnya dengan adukan spesi.
j. Setelah itu pasang keramik berikutnya sesuai posisinya sampai selesai, usahakan supaya tidak
ada las-lasan

Hal. 50
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
k. Jika keramik sudah terpasang semua, ketuk permukaan keramik dengan palu karet untuk
mendatarkan/meratakan permukaan keramik supaya tidak rusak/cacat
l. Setelah itu cek kerataan elevasi keramik dengan waterpass
m. Bersihkan permukaan pasangan keramik yang telah terpasang dengan kan lap basah sampai
bersih
n. Untuk menghindarkan naiknya lantai, maka buatlah deletasi
o. Kemudian siapkan isian/bahan cor nad pada bak air (ember) dan aduklah hingga rata
p. Setelah adukan rata , isi sela-sela nad dengan bahan cor nad dengan menggunakan sendok
spesi. Pengisian nad dilakukan apabila kedudukan keramik telah kuat atau spesi telah kering
q. Kemudian rapikan nad tersebut dengan cape
r. Diamkan dan tunggu sampai nad tersebut benar-benar kering
s. Stelah kering, bersihkan permukaan pasangan keramik yang sudah dipasang nad dari sisa-sisa
bahan cor nad dengan menggunakan kain / lap basah sampai bersih.

Gambaran rencana pasangan kramik

PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA


Pintu, Kusen dan Jendela merupakan komponen penting dalam sebuah bangunan. Pada proyek-proyek besar
biasanya mempunyai jumlah pintu yang banyak, sehingga pelaksanan pekerjaan ini dilapangan memerlukan
metode pelaksanaan yang tepat. Adapun metode pelaksanaan pekerjaan pintu, kusen dan jendela, adalah
sebagai berikut :

Persiapan

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pintu, kusen dan jendela aluminium.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : alumunium kusen, alumunium frame, hardware, sekrup, fisher,
engsel, sealant, baut dynabolt, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : cutting well/gerinda, bor, gergaji, waterpass, meteran, unting-
unting, reevet, gun sealant, selang air, cutter, dll.

Hal. 51
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
Pengukuran

 Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk opening yang akan dipasang kusen aluminium
apakah sudah sesuai dengan gambar kerja atau belum.

Fabrikasi kusen alumunium

 Kusen dan frame alumunium difabrikasi di lokasi proyek untuk memudahkan apabila ada perbaikan.
 Alumunium dipotong dan di sambung/dirangkai menggunakan sekrup galvanis.
 Alumunium yang sudah di fabrikasi di proteksi dengan menggunakan protection tape (blue sheet) dan
diberi tanda untuk memudahkan waktu pemasangan.

Pemasangan kusen alumunium dan frame

 Kusen alumunium yang telah difabrikasi dipasang setelah kondisi lapangan siap yaitu pekerjaan
plesteran dan acian sudah selesai. Sistem pemasangan dengan di screw fisher menggunakan fisher
S8.
 Sebelum kusen dimatikan ke dinding, harus dicek dahulu elevasi dan kesikuan kusen alumunium
dengan alat bantu waterpass/unting-unting. Apabila tidak lurus maka diganjal dengan bahan dari
hardboard, sehingga lebih kuat dan tahan lama.
 Untuk mencegah kebocoran maka hubungan antara alumunium dengan dinding di isi silicone sealant.
 Setelah kusen aluminium terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan frame untuk pintu/jendela, kaca
dan hardwere. Frame pintu/jendela dipasang pada kusen dengan menggunakan penggantung engsel
yang disekrup ke kusen.
 Pemasangan hardware dikerjakan setelah kondisi lapangan benar-benar aman dan tidak ada lagi
pekerjaan yang dapat merusak kusen dan alumunium dan daunnya.

Hal. 52
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
Proteksi

 Proteksi plastik (blue sheet) pada bagian kusen alumunium dapat dilepas, apabila lokasi pekerjaan
sudah benar-benar bersih dari kotoran dan tidak ada lagi pekerjaan yang dapat merusak aluminium
tersebut.

1. Persiapan

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan cat dinding.


 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : cat dinding emultion, plamir dinding, sealer, alkali (anti jamur),
ampelas, air , dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : steiger, roll, bak rool, kuas, kape, dll.

Hal. 53
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
Pekerjaan Cat Dinding Emultion

2. Pekerjaan pengecatan

 Aplikasi pengecatan dengan menggunakan roll dan untuk bagian sudut menggunakan kuas.
 Pastikan dahulu permukaan dinding dalam keadaan kering tidak lembab.
 Proteksi area kerja dengan plastic terutama untuk menghindari tumpahan cat.
 Permukaan dinding dibersihkan dahulu sebelum di cat, yaitu dengan diampelas, sikat kawat atau
gurinda jenis mangkok (bila ada plesteran + aci yang tidak rata).
 Setelah permukaan dinding bersih, diberi lapisan plamir dinding supaya pori-pori/lubang-lubang kecil
dan retak-retak halus tertutup.
 Setelah plamir kering, permukaan dinding diampelas lagi agar mendapatkan permukaan yang
bersih/halus.
 Selanjutnya permukaan dinding diberi lapisan dasar sealer (untuk pengikat cat). Apabila setelah
disealer timbul retak rambut, maka dilakukan plamir ulang dan diampelas.
 Untuk dinding luar terlebih dahulu diberi lapisan alkali untuk anti jamur/lumut. Kemudian dilakukan
pengecatan finish untuk dinding minimal 2 (dua) lapis dengan menggunakan cat dinding emultion.
 Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering.

PERSIAPAN

PERSIAPAN DAN SESUAIKAN DENGAN


URUTAN KERJA

AJUKAN MATERIAL PENGECATAN

PEMILIHAN MATERIAL YANG SUDAH


DISETUJUI
Tahapan Pekerjaan Pengecatan

KONFIRMASI DAN PERIKSA LAHAN


KERJA YANG AKAN DICAT

PERSIAPKAN PEKERJAAN YANG


AKAN DICAT

PELAPISAN AWAL PERMUKAAN


DENGAN BAHAN DASAR CAT

PELAKSANAAN PENGECATAN Hal. 54


PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
PEKERJAAN SANITAIR
Pekerjaan Sanitair adalah sebagai berikut :

1. Persiapan

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan sanitair.


 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : monoblock, washtafel, cove ligth washtafel, kaca cermin, hand
drayer, jet washer, tisue holder, hand shower, soap dish, urinoir, penyekat urinoir, floor drain, kran
dinding, kichen zink, seal tape, sealant, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : bor, gerinda, waterpass, obeng, kunci pas, gun sealant, dll.

Pekerjaan Sanitair

2. Pengukuran

 Terlebih dahulu dilakukan pengukuran (marking area) untuk titik penempatan dan elevasi ketinggian
alat sanitair.

3. Pelaksanaan pekerjaan pemasangan sanitiar

 Pelaksanaan pekerjaan pemasangan sanitair dan asseccoriesnya dapat dikerjakan bersamaan dengan
pekerjaan pengecatan atau pada saat bangunan pada tahap penyelesaian untuk serah terima, hal ini
dilakukan untuk menjaga alat-alat sanitair tersebut tidak rusak/hilang sebelum bangunan digunakan.
 Beri tanda (marking area) untuk penempatan posisi alat sanitair.
 Pastikan posisi titik inlet untuk connect ke alat sanitair sudah terpasang sesuai dengan gambar kerja.
 Untuk inlet berupa drat, penyambungan terlebih dahulu menggunakan seal tape.
 Pasang alat sanitary pada posisi yang telah diberi tanda.

Hal. 55
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
 Proteksi alat sanitair yang sudah terpasang.
 Untuk testing pada pekerjaan sanitair adalah test fungsi alat sanitair.

Pekerjaan instalasi plumbing ( air bersih)

Pekerjaan instalasi plumbing ini harus dilakukan dengan extra hati-hati, khususnya pada setiap sambungan. Hal
yang pertama dilakukan dalam pekerjaan ini adalah penempatan sparing-sparing yang tertanam dalam plat
beton lantai. Dalam menentukan perletakan sparing-sparing ini perlu didapatkan data ukuran/teknis sanitair yang
akan digunakan, dengan demikian akan dapat ditentukan letak sparing dari sisi dinding. Untuk jalur instalasi
plumbing perlu diperhatikan accessories yang digunakan, khususnya pada joint-joint yang membentuk sudut
lancip maka diperlukan adanya gabungan dari TY serta elbouw 45º atau elbouw 22½º, khusus untuk jalur yang
panjang akan dipasangkan waltermur sehingga dalam perbaikan/maintenance dapat mudah dilaksanakan
dengan tidak usah memotong pipa yang ada.
Setiap sambungan pipa gip harus menggunakan tali goni yang telah dicelup meni besi atau
menggunakan seltip, sedangkan untuk sambungan PVC tidak diperbolehkan dengan cara pembakaran akan
tetapi dengan menggunakan accessories dengan system pengeleman PVC. Pada jalur pipa yang berbeda
fungsinya maka perlu diberi tanda dengan pewarnaan. Gantungan pengikat instalasi plumbing akan digunakan
system span skrup sehingga dalam mengatur kemiringan dapat distel dengan sempurna.

Pada pekerjaan Instalasi air bersih dan instalasi air kotor ini harus dilakukan percobaan tekan. Setiap
sambungan pada instalasi air harus kuat dan sempurna tanpa bocor. Percobaan tekan biasanya dilakukan 2 x
24 jam dengan hasil tanpa penurunan tekanan. Pipa yang tertanan dalam tembok dipastikan sebelumnya
dengan ikatan terhadap dindingnya , sebelum dinding tersebut tertutup oleh plesteran ataupun keramik dinding
sedangkan untuk sparing pipa yang tertanam kebeton dipastikan kekedapannya dengan cara digrouting dengan
bahan kedap air. Jalur pemasangan untuk instalasi air ini harus benar – benar rapih dan kuat pada dudukannya.

PEKERJAAN ELEKTRIKAL ARUS KUAT


Elektrikal Arus Kuat dan Arus Lemah adalah sebagai berikut :

Persiapan

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan elektrikal arus kuat dan arus lemah.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat bantu kerja disiapkan.

Pemasangan sparing kabel

 Sparing dipasang dulu apabila ada pengecoran beton lantai, untuk menghindari bobokan beton pada
saat penyambungan kabel antar lantai.

Hal. 56
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
Pekerjaan Elektrikal Arus Kuat dan Arus Lemah

Pemasangan instalasi kabel

 Kabel vertical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit, dimana pipa tersebut harus
ditanam dulu pada dinding bata sebelum dinding diplester. Supaya tidak mudah bergerak pada saat
dinding diplester, maka pipa yang ditanam diberi klem dengan jarak sekitar 1 m.
 Kabel horizontal dipasang pada plat lantai beton dengan menggunakan pipa pelindung conduit yang
diberi perkuatan klem dengan jarak sekitar 1 m, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan maintenance.
Pemasangan kabel horizontal harus sejajar, tidak boleh saling melintas.

Pemasangan panel

 Panel listrik dipasang pada dinding yang sudah ditentukan, rata dan tidak miring.
 Semua kabel yang masuk ke dalam panel listrik diberi tanda sesuai dengan kegunaannya dan
dilengkapi dengan ring karet supaya lubang panel bagian atas dapat terlindung dari debu/kotoran.
Khusus untuk kabel dengan Ø 16 mm2 harus diberi sepatu kabel dalam panel.
 Pada sisi pintu panel bagian dalam harus dibuat diagram instalasinya termasuk daya cadangan yang
sudah direncanakan, hal ini perlu untuk memudahkan bila ada perbaikan instalasi.

Pemasangan fitting dan armature

 Fitting dan armature dipasang setelah kabel ditest ketahanannya, agar tidak terjadi bongkar/pasang
armature.

Pemasangan saklar dan stop kontak

 Marking jalur conduit pada dinding dan bobok dinding bata, jangan lupa gunakan cutter.
 Pasang conduit dan inbow dos.
 Tunggu sampai plester dinding akhir.
 Sambungan saklar, stop kontak dengan aslinya.

Hal. 57
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
 Pasang saklar dan stop kontak, gunakan waterpass agar rata.

Testing dan commissioning

 Test tahanan kabel sebesar 2 ohm dan grounding serta test fitting/armature selama ± 1 x 24 jam

Pekerjaan instalasi titik cahaya


Dalam pelaksanaan instalasi titik cahaya yang perlu diperhatikan adalah dihindarkannya sambungan
yang terlalu banyak, oleh sebab itu perlu diukur secara cermat sebelum kabel dipotong. Pemasangan jalur
instalasi harus benar-benar rapih sehingga mudah dalam pemeriksaan pada saat pemeliharaan/pengecekan.
Pembengkokan pipa sparing tidak boleh dengan cara pembakaran/pemanasan tetapi harus menggunakan alat
khusus, hal ini menghindarkan terjadinya pengerasan dalam pipa yang dapat menyebabkan kabel akan sobek
jika dimasukan dalam pipa tersebut. Seluruh instalasi titik cahaya harus dimeger terlebih dahulu serta diadakan
test penerangan selama 2 x 24 jam, hal ini untuk meyakinkan bahwa tidak akan terjadinya hubungan arus
pendek pada saat yang akan datang.

PASANGAN BATA PIPA CONDUIT/


DINDING SPARING KABEL

PEKERJAAN PENARIKAN
PLAFOND KABEL DATAR

PLESTERAN PENARIKAN
DINDING KABEL TEGAK

PEKERJAAN PEMASANGAN
FINISHING ARMATURE

Pekerjaan pemasangan fixture dan armature


Untuk pemasangan fixture dan armature perlu dipelajari terlebih dahulu gambar teknis dari alat-alat
tersebut sehingga akan memudahkan dalam pelaksanaannya, apakah dari segi dudukannya maupun dari segi
ukurannya, khususnya untuk armature yang dalam pelaksanaannya sangat berhubungan dengan pembuatan
lubang pada plafond. Untuk armature ini akan ditest penerangan selama 2 x 24 jam, yakni bersamaan dengan
rencana pengetesan instalasi titik cahaya.

Hal. 58
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
150 cm

30 cm

Gambar Bobokan untuk penempatan saklar & stop kontak

Termasuk Pekerjaan Lampuu taman dan PJU

PENANGKAL PETIR
Berikut uraian bagaimana membuat sistim instalasi penangkal petir konvensional yang bisa diterapkan di
bangunan. Secara umum bagian dan sistim pemasagan penangkal petir adalah sebagai berikut :

Hal. 59
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
1. Batang Penangkal Petir, sering disebut Splitzen.
2. Pengkabelan (Konduktor). Adalah merupakan penghantar aliran dari penangkal petir ke pembumian
(pentanahan). Kable yang digunakan untuk yang jauh dari jangkauan biasanya jenis kabel BC ( kabel
tembaga terbuka) dan untuk yang mudah dalam jangkauan menggunakan kabel BCC atau NYY (kabel
tembaga terbungkus).

3. Terminal,

Hal. 60
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
4. Pembumian/ Pentanahan. Adalah bagian yang meneruskan hantaran ke tanah. Menggunakan sejenis
pipa tembaga (cooper rod) diameter 1/2 inch panjang 3-4 m.

Dari gambaran tersebut diatas , dapat dijelaskan fungsi pembumian adalah :

 Menghantar muatan dari petir ke bumi.


 Bilamana ada arus lebih yang masuk dari jaringan listrik, dengan menggunakan alat bantu arester yang
sudah di integarsikan ke sistim pembumian maka tegangan lebih dapat di hantarkan ke bumi, hal ini
akan mengurangi kerusakan sitim dan peralatan elektronik didalam rumah.
 Bilamana ada tegangan lebih yang masuk kedalam sistim jaringan listrik didalam rumah, alat alat
elektronik yang sudah diintegrasikan kedalam sistim pembumian sehingga tegangan lebih akan
dihantarkan ke bumi , hal ini akan mengurangi kerusakan barang barang elektronik di dalam rumah.
Kita dapat membuat sub – sub terminal didalam rumah tapi harus memperhatikan faktor keamanan dan
estetika.

Sistim Pemasangan Instalasi Penangkal Petir dan Grounding :

1. Splitzen adalah bagian yang ditempatkan ditempat tertinggi di atas bangunan rumah .
Dapat juga dilakukan dengan menambah ketinggian dengan menambah pipa
untuk mendapatkan radius yang lebih besar dari sambaran petir. Bahan yang
digunakan adalah dari batang tembaga, saat ini jenis splitzen ini ada berbagai
macam dipasaran ada jenis splitzen tunggal ataupun bentuk trisula. Spliten
dihubungkan ke terminal atau langsung ke pipa tembaga dengan kabel BC 50 mm .
2. Untuk keamanan barang barang elektronik didalam rumah, anda bisa memasangkan
sub terminal dengan menggunakan plat tembaga
dengan ukuran kira kira 5 cm x 20 cm. Kemudian sub terminal ini
diintegrasikan ke Terminal dengan menggunakan kabel BCC/ NYY 15 mm.

Hal. 61
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
3. Untuk mengamankan tegangan lebih dari jaringan listrik, anda bisa menambah arester di sistim instalasi
listrik , dimana arester kemudian di hubungkan ke terminal grounding dengan menngunakan kabel
BC/NYY ukuran 15 mm.
4. Terminal adalah pusat yang menghubungkan beberapa kabel sebelum
diteruskan ke pembumian / pentanahan. Bahan terminal dapat
menggunakan plat tembaga dengan ukuran 10 x 30 cm.Terminal bisa dibuatkan diluar bangunan rumah
dengan menempatkannya di sebuah bak kontrol. Kemudian terminal dihubungkan ke sistim pembumian
dengan menggunakan kabel BC ukuran 50 mm.
5. Sebagaimana persyaratan dalam pentanahan dimana dianjurkan nilai tahanan sitim pembumian adalah
dibawah 3 ohm untuk kemanan barang-barang elektronik . Pada
dasarnya untuk sistim pembumian yang bagus adalah berhubungan
dengan tanah dimana pipa dipasangkan, dimana kekedapan tanah yang
tinggi adalah tempat yang paling bagus untuk mendapatkan nilai tahanan
pembumian yang rendah. Dianjurkan tidak menanam pipa didaerah
berpasir ataupun berbatu, karena biasanya nilai tahanan pembumian
akan semakin tinggi.
6. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal anda bisa menambahkan
beberapa pipa tembaga yang saling terintegarasi. Atau cara lain bisa
dilakukan dengan menanam pipa dalam hingga lebih dari 20 m.
Bilamana nilai tersebut tidak dapat dicapai, sitim pembumian dapat
ditambahkan dengan memasangkan cooper plate yang ditanamkan
bersamaan dengan bentonite.

Pekerjaan Instalasi Telepon


Instalasi telepon menggunakan kabel berpenampang sesuai dengan kebutuhan kabel telepon yang
diletakan dalam pipa conduit dengan ukuran disesuaikan dengan jumlah kabel yang ada di dalamnya.
Instalasi di atas langit – langit di klem pada beton / plat lantai, dengan jarak pengkleman setiap 50 cm.
Saluran telepon ini harus terpisah dari instalasi lainnya.
System penyambungan harus sesuai dengan ketentuan / peraturan Perum-Tel.
Sambungan – sambungan dari pipa conduit seperti Tee, Elbouw, Doos, dan sebagainya, harus dari
bahan yang sama dengan bahan pipanya.
Roset – roset dipasang serendah – rendahnya 40 cm dari lantai jadi untuk lokasi dinding dan dipasang
sesuai lokasi pada Under Floor Duct / Lantai.
Setelah instalasi selesai dikerjakan maka pengecekan akan dilaksanakan dengan bantuan perangkat
system telepon yang akan kami uraikan dalam Bab “ Standard Mutu Kerja berkait dengan Quality Control”.

Hal. 62
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
PUBLIC AUDIO SISTEM
Pengadaan dan pemasangan seperangkat audio sistem, jaringan
audio lengkap
dengan pengujian dan semua accessories yg diperlukan,
Audio Amplifier c/w Accessories
kabel Coaxial 2X1,5
Speaker Outdoor c/w accessories
Speaker Ceiling c/w accessories
Speaker pendant c/w accessories

FIRE ALARM
Pengadaan dan pemasangan seperangkat Fire Alarm sistem, jaringan smoke detector
dan buzer lengkap dengan pengujian dan semua accessories yg diperlukan, termasuk
interkoneksi dengan audio sistem.
Master control fire alarm c/w Accessories

Pada akhir pelaksanaan akan diadakan trial run dan pengujian untuk seluruh instalasi, maupun demonstrasi dari
unit – unit yang dipergunakan yang biasa lajim disebut “TEST COMISSIONING”.

UNIT PEKERJAAN INTERIOR

Hal. 63
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
Lingkup Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah pengadaan barang meubelair/furniture dan interior melekat,
yang dibuat di workshop dan pekerjaan pengadaan barang pabrikasi dengan ketentuan harus sama dengan
spesifikasi teknis yang di minta oleh user/pengguna.

I. Pekerjaan Meubelair :

 Pekerjaan furniture sesuai dengan gambar kerja serta buku uraian pekerjaan dan persyaratan
pelaksanaan teknis.
 Pekerjaan pembersihan sebelum dan setelah pelaksanaan pekerjaan.
 Pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap alat-alat kerja, bahan-bahan, maupun hasil
pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga hasil pelaksanaan sempurna.

PEKERJAAN LIFT
Analisis Pekerjaan
Ala! yang akan digunakan:
1. Tool Box unit
2. Peralatan pengelasan
3. Ala! pengangkut material
4. Ala! bantu

Material dan unit:


Ada pun beberapa komponen pendukung elevator (lift) adalah Governir, panel, ruang luncur, kereta
(sangkar), saklar pintu, bobot imbang, peralatan pengaman, lobi lift, konstruksi tali baja tarik, tali baja
kompensasi, dll

Tenaga/Man Power
Tenaga yang bekerja untuk pekerjaan lift dibagi menjadi beberapa grup tergantung jenis dari
pekerjaan itu sendiri, diantaranya
1. Untuk pekerjaan pemasangan bracket, rail, hoist way, car dll dibutuh kan tenaga 10 orang
2. Waktu estimasi pekerjaan lift adalah 60 hari

B. Cara Pelaksanaan Pekerjaan


I. Pekerjaan Persiapan
1. Menyusun/menetapkan schedule:
. Pengecoran (finishing) lantai ruang mesin
. Finishing dinding pintu

Hal. 64
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
. Pemasangan & testing elevator
2. Mempelajari gambar-gambar layout elevator untuk disesuaikan dengan gambar struktur.
3. Membahas scope pekerjaan yang tidak termasukl dalam Peterman pemasangan, testing, elevator
berdasarkan spesifikasi yang telah disetujui.
4. Menetapkan apakah sumber daya listrik untuk penerangan, pemasangan & testing disediakan oleh Kotraktor
Utama atau tidak.
5. Menetapkan apakah ada elevator yang akan digunakan sementara (temporary use) untuk membantu
pekerjaan sipil.
6. Melakukan pengecekan lokasi untuk pembuatan site office serta hoistway terutama mengenai
kebersihan ruang pit dan keamanan kerja.
7. Menyusun team kerja lapangan dan menyiapkan sama kerja seperti:
Drawing layout, Material bantu, Peralatan kerja, Perlengkapan administrasi proyek
II Pkerjaan Pendahuluan
1. Membuat site office dalam area yang memadai.
2. Membongkar, memeriksa dan penyimpanan peralatan.
3. Memasang scaffolding, proteksi pintu clan safety net serta lampu penerangan kerja.
4. Mengetahui informasi mengenai:
Sumber daya listrik yang disesuaikan, Schedule peralatan tiba di site, Schedule instalasi & testing,
Drawing layout, Short shipment/ miss shipment, Daily report, lnspeksi,Permanent •power

Ill. lnspeksi Ruang Mesin dan Hoistway


Mengadakan pemeriksaan bagian-bagian berikut:
Machine room, Bearing beam, Access door, Overhead, Pit depth, Dimension hoist way, Water proofing,
machine room, hoistway dan pit, Penerangan ruang mesin, exhaust fan, grill. Receptacle.

IV. Menaikkan Peralatan Elevator ke Ruang Mesin


1. Mempersiapkan wrench. platfonn. hooks/beam, dan rope shackle (double swivel clanmerakit sehingga
menjadi satu kesatuan ala! angkut sementara.
2. Menaikkan control panel ke ruang mesin.
3. Menaikkan traction machine ke ruang mesin
4. Menaikkan peralatan lainnya seperti beam, sheave. governor ke ruang mesin.
5. Menaikkan top template ke ruang di bawah slab ruang mesin.
6. Membawa button template ke ruang pit
7. Menaikkan landing door. frame. sill dan hanger case untuk diletakkan ditiap-tiap lantai.
8. Membongkar clan menyimpan kembali peralatan pada item 1 untuk disimpan di lantai paling
alas (top floor). V. Template
1. Setting wire plumb (piano wire) pada posisi:

Hal. 65
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
2. Rail counter weight
3. Rail car cage
4. Door

VI. Setting Peralatan Ruang Mesin


1. Setelah posisi kawat plumb hoist way ditetapkan, maka peralatan ruang mesin hams diset dan disesuaikan
posisinya terhadap kawat plumb tersebut. yaitu : beam. control panel. traction machine, governor, dan lain-
lain.
2. Pengelasan. dengan memperhatikan hal-hal berikut:
Barricade, Fire extinguisher, Pit dan hoistway bersih dari peralatan yang mudah terbakar
3. Menggunakan masker, kaca mata lag & sarung tangan

VII. Piping dan Wiring di Ruang Mesin


1. Berdasarkan gambar kerja clan wiring diagram, dilakukan pekerjaan piping clan wiring untuk semua
peralatan listrik di ruang mesin.
2. Untuk melakukan hal tersebut diatas, dipersiapkan alat-alat kerja seperti:
Hammer/drill, Rivet, Pliers, Connector tools, Crimping tools, Insulation tape, Wrenches, Dan lain-lain
3. Pemasangan ducting di ruang mesin untuk peletakkan kabel-kabel yang menghubungkan
control panel dengan traction machine, governor, transfonner,dan lain-lain. VIII. Pekerjaan lnstalasi di Hoist
way
1. Mera kit kembali peralatan kerek yang ada di top floor untuk
menaikkan guide rail, car& counter weight.
2. Menyiapkan peralatan seperti :
Racket & torque wrench, Level gage, Rail hange, Waste cloth, Hammer, Strnight •edge
3. Membersihkan rail danjoint
4. Membawa rail ke ruang pit
5. Rail dinaikkan dengan peralatan kerek secara berurutan dan langsung disambung padajoint sampai
mencapai bawah slab ruang mesin
IX. Pemasangan Bracket dan Rail Alignment
1. Menyiapkan peralatan kerja seperti :
Hammer drill, Hose leave, Rail gage, Shim, Level gage, dan lain-lain
2. Marking position bracket rail car, counterweight clan separator beam di hoistway dan pengeboran untuk
anchor bolt.
3. Pemasangan bracket dengan anchor bolts/lass.

X. Pemasangan Peralatan Pit


1. Menyiapkan peralatan kerja seperti :

Hal. 66
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
Hammer drill, Hammer, Racket wrench, Shim, Dan lain-lain
2. Pengeboran anchor bolts untuk buffer base
3. Pemasangan & setting buffer base
4. Pemasangan oil buffer untuk car & counterweight.
5. Pemasangan compensating sheaves. XI. Mera kit Counter Weight

1. Menyiapkan peralatan kerja seperti:


Racket wrench, Hammer, Level gage, Square gage, Dan lain-lain
2. Pemeriksaan pit area & menyiapkan counter weight frame
3. Membawa counter weight frame ke cwr rail pit area
4. Pemasangan guide shoe clan rail stopper
5. Pengisian frame dengan counter weight block
6. Adjustment counter weight guide shoe

XII.Mera kit Car Frame


1. Menyiapkan peralatan kerja seperti:
Chain hoist, Sling wires, Level gage, Hammer, Plumb bob & line, Dan lain-lain
2. Pemasangan platform clan bottom channel
3. Pemasangan car frame
4. Pemasangan car guide shoe
5. Adjustment car guide shoe

XIII. Roping
1. Menyiapkan peralatan kerja seperti :
Wrench, Pliers, Rope cutter, Hammer, Torch, Dan lain-lain
2. Uncoiling rope menurut prosedur yang benar
3. Pemasangan socket rope
4. Babied pouring socket
5. Roping untuk counterweight dari ruang mesin
6. Roping untuk car
7. Roping untuk compensating sheaves
8. Roping untuk governor •

XIV. Wiring Hoistway


1. Menyiapkan peralatan kerja seperti:
Cutting pliers, Plus dan minus driver, Tape, band, Wrench, Dan lain-lain
2. Pemasangan junction box, car cage, pit & hoist way.

Hal. 67
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
3. Pemasangan travelling cable dari car cage junction box sampai junction box
4. Pemasangan cable hanger

XV. Pemasangan Entrance Door


1. Menyiapkan peralatan kerja seperti:
Welder, Hammer, Drill, Level gage, Steel ruler, Plumb.bob.& line, Dan lain-lain
2. Pemasangan door sill & adjustment level
3. Pemasangan door jamb & adjustement vertical
4. Pemasangan hanger case & adjustment
5. Pemasangan entrance door & adjusment vertical
6. Pemasangan hall button, hall lantern dan indicator

XVI. Mera kit Car Cage


1. Menyiapkan peralatan kerja seperti:
Box wrenches, Plus screw driver, Hammer, Levelgage, Steel ruler, Dan lain-lain
2. Pemasangan wall panel
3. Pemasangan kick board
4. Pemasangan front return panel
5. Pemasangan car cage operating panel
6. Pemasangan ceiling
7. Adjustment car & door mechanism
8. Pemasangan & adjustment landing sensor device

XVII. Testing & lnspeksi


Mempersiapkan peralatan testing seperti :
Multi tester ampere meter, AC volt meter, Wrench, Long nose pliers,Speed meter,Merger
tester,Dan lain-lain

C. Proses Pabrikasi dan delivery


Untuk pekerjaan elevator (lift), material harus dipesan terlebih dahulu kurang lebih memakan waktu 2-3
bulan setelah PO diterbitkan. Karena material tersebut butuh proses manufacturing.

D. Koordinasi Antar Pekerjaan yang berkaitan


Dalam pekerjaan elevator (lift) sangat berkaitan dengan pekerjaan opening lift dan waterproofing.
E. Ketersediaan Rencana Penanggulangan Kegagalan
Untuk pekerjaan elevator (lift) umumnya terjadi kegagagalan dalam hal pemasangan elevator (lift) adalah
kemasukan air, yang tentu saja fatal akibatnya. Solusi penanggulangan untuk memperbaikinya

Hal. 68
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
adalah dengan lebih memperhatikan metode pekerjaan elevator (lit) dan menggunakan pekerja yang
ahli dalam pengerjaannya. Untuk pekerjaan elevator (lif•t) harus benar-
benar dipastikan bersih terutama dari air.

F. ldentifikasi Bagian dan keadaan kritis


Pada sistem lift yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut:
1. Kapasitas angkut, dinyatakan dalam Kg atau total jumlah orang.
2. Kecepatan gerak, dinyatakan dalam meter/menit.
3. Jumlah lantai yang dilayani, mencakup jumlah stop/opening dari pintu lift
4. Jarak gerak, sangkar lift pada posisi terendah s/d teratas dinyatakan dalam meter.
5. Over head, jarak aman yang ditentukan dari lantai teratas s/d lantai ruang mesin.
6. Kedalaman pit, sangat ditentukan berdasarkan kecepatan lift.
7. Ukuran bersih shaft.
8. Jenis pintu (center opening atau side opening) (
9. Sistem Kerja

G. Ketersediaan Metode Monitoring/Program Jaminan l(etelitian


Untuk menjaga kualitas pekerjaan baja diperlukan beberapa hal:
1. Pada saat kedatangan material di eek terlebih dahulu bersama antara kontraktor dan MK
terhadap kualitas material dan spesifikasi material yang telah ditentukan
2. Pada saat pelaksanaan pekerjaan supervisor arsitek dan ME harus terus saling berkordinasi
3. Selalu ada pengawasan khusus dari supervisor ME terutama dalam pekerjaan wearing atau
connecting kabel dan pemasangan unit2 tertentu
4. Dilakukan meeting secara berkala antara supervisor ME, Arsitek, surveyor dan sub kont I
mandor yang terkait dalam pekerjaan tersebut di atas.

Pekerjaan Septik Tank


Bioseptic Aerob
Cara pasang septic tank biotech mudah dan dapat dikerjakan oleh tukang biasa tanpa perlu keahlian khusus.
dengan septic tank biotech air tanah menjadi steril dari bakteri patogen jahat seperti e coli. produk septic tank
biotech selain septic tank biotech ada juga toilet portable fibreglass, stp biotech, ipal biotek, bubuk bakteri
pengurai tinja, flexible toilet frp.

Hal. 69
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
Skema Pemasangan Boiseptic

Hal. 70
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
SALURAN TERBUKA U-DITCH 40 x 40 cm dan Tutup
PEKERJAAN PERSIAPAN
Sebelum melakukan pemasangan u-ditch perlu dilaksanakan pekerjaan persiapan terdiri dari :

1. Survey lokasi dan pengukuran awal.


2. Koordinasi dengan pihak terkait.
3. Pembuatan direksi keet, barak pekerja dan gudang.
4. Pembuatan rambu lalu-lintas.
5. Pengaturan access masuk lokasi pekerjaan.
6. Pengaturan tata letak material dan peralatan.
7. Mobilisasi peralatan.
8. Pembuatan shop drawing

FABRIKASI BETON PRACETAK U-DITCH

Segera setelah mendapatkan kontrak kerja, kontraktor berkoordinasi dengan direksi kemudian melakukan
pengukuran awal di lapangan, dan selanjutnya kontraktor mengajukan shop drawing kepada direksi. Dengan
disetujuinya shop drawing tersebut menjadi acuan untuk fabrikasi beton pracetak u-dtich. Pada umur minimal 7
hari, beton pracetak bisa dimobilisasi ke lapangan. Pekerjaan saluran beton pracetak u-ditch segera dimulai.

moulding beton pracetak

fabrikasi beton pracetak u-dtich

Hal. 71
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
Berikut ini bagan alur fabrikasi beton pracetak u-ditch :

PEMASANGAN BETON PRACETAK U-DITCH

Beton pracetak yang paling banyak volumenya dipasang paling awal. Tahapan pelaksanaan pemasangan
BETON PRACETAK U-DITCH adalah sebagai berikut :

1. Pengukuran

Pengukuran meliputi pengukuran panjang pekerjaan dan elevasi. Elevasi yang tertera pada shop drawing
diterapkan di lapangan dengan memasang patok-patok dan bouwplank untuk menyimpan elevasi.

pengukuran

Galian tanah

Setelah patok dipasang, pekerjaan galian bisa dimulai. Elevasi galian dikontrol berdasarkan elevasi yang sudah
disimpan pada patok.

galian tanah

Penggalian tanah menggunakan excavator. Dalam waktu 1 hari target panjang galian minimal adalah 7,2 m
untuk memenuhi kemampuan alat berat dalam memasang beton pracetak yaitu 6 unit.

3. Pembuangan tanah bekas galian

Hal. 72
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
Selama excavator mengerjakan galian, 1 unit dump truck siap di sisi galian untuk menampung tanah bekas
galian. Tanah bekas galian tersebut langsung dibuang ke luar proyek dan di sisi rencana saluran disiapkan
sebagian material bekas galian untuk digunakan pengurugan kembali. Dengan demikian area di sisi galian relatif
bersih dan setiap saat siap ditempati stock beton pracetak u-dtich.

4. Urug sirtu

pembuangan bekas galian

Tahapan setelah galian mencapai panjang 7,2 m adalah pengurugan sirtu. 1 hari sebelum pengurugan, sirtu
harus siap di sisi galian. Untuk segmen selanjutnya sirtu didatangkan bertahap berdasarkan kebutuhan setiap
segmen galian. Ketebalan urugan pasir adalah 5 CM. Pengurugan menggunakan excavator dengan bantuan
tenaga manusia untuk meratakannya.

URUGAN PASIR

5. Lantai kerja

Hal. 73
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
lantai keja dudukan beton pracetak u-ditch

Pada umumnya ketebalan lantai kerja adalah 50 mm dengan mutu beton K125 atau B0. Permukaan lantai kerja
dibuat serata mungkin dan dikontrol elevasinya berdasarkan elevasi yang sudah disimpan pada patok-paton
bantuan. Kerataan lantai kerja sangat menentukan kerapian elevasi beton pracetak u-ditch yang dipasang di
atasnya.

6. Pemasangan BETON PRACETAK U-DITCH


o Beton pracetak U-ditch yang sudah berumur lebih dari 7 hari dari fabrikasi dikirim ke lokasi dan di stok
di lokasi dekat pemasangan.
o Pemindahan BETON PRACETAK U-DITCH dari stock yard ke tempat pemasangan menggunakan
forklift dengan kapasitas sesuai berat material. Biasanya kapasitan forklift yang harus disediakan adalah
2 x berat material.

stock yard beton pracetak u-ditch


o Pemasangan BETON PRACETAK U-DITCH menggunakan excavator atau crane tergantung pada berat
material yang diangkat. Biasanya kapasitas crane atau excavator = 5 x berat material yang diangkat.
Pemasangan dilakukan setelah cor lantai kerja berumur minimal 1 hari. Target pemasangan setiap hari
rata-rata 6 unit.

Hal. 74
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
pemasangan beton pracetak u-ditch

pemasangan beton pracetak u-ditch dengan crane

beton pracetak u-ditch terpasang

 Di atas BETON PRACETAK U-DITCH sebaiknya dipasang caping beam dari beton cor di tempat,
berfungsi untuk menjaga posisi beton pracetak u-dtich agar tidak bergeser ke kiri atau ke kanan oleh
desakan tanah setelah pengurugan kembali.
 Pengelasan plat penyambung antar beton pracetak u-dtich
 Pekerjaan nat
 Setelah Pemasangan U-Ditch berangsur Tutup U-Ditch bisa segera di pasang, dengan izin Pengawas

Spasi antar BETON PRACETAK U-DITCH ditutup dengan campuran semen.

Hal. 75
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
Pagar Panel Beton
Pemasangan Pagar Panel terdiri dari beberapa tahapan:
1. Galian Tanah
2. Pondasi Batu Kali
3. Pemasangan Kolom Beton
4. Sloof Beton (sesuai gambar kerja)
5. Pemasangan Panel Beton
Uraian dari masing-masing pekerjaan:
1. Galian Tanah
Pekerjaan galian tanah bisa dilakukan dengan alat berat atau manual dengan tenaga manusia
(tergantung banyaknya volume pekerja).
2. Pondasi Batu Kali
Setelah galian tanah pondasi pagar terlaksana selanjutnya memasang pondasi batu kali, dengan
uraian seperti berikut:
• Persiapan bahan, alat dan tenaga kerja.
• Tahap awal adalah membuat dan memasang bowplank untuk pasangan batu kali sesuai
dengan gambar kerja.
• Membuat adukan mortar menggunakan molen sesuai dengan spesifikasi teknis.
• Pemasangan lapis batu pertama, diawali dengan menghamparkan adukan setebal 3 - 5 cm,
kemudian menyusun batu diatas hamparan dengan jarak 2 - 3 cm (tidak bersinggungan) pukul
atau ketok-ketok batu tersebut agar terikat kuat dengan adukan.
• Isi rongga diantara batu-batu dengan adukan sampai penuh/mampat dengan menggunakan
sendok adukan.
• Pada saat mengerjakan pasangan pondasi batu kali harus disediakan lubang/sparing tempat
pemasangan kolom.
• Apabila terjadi hujan, pasangan diitutup plastik atau terpal agar pasangan yang masih baru
tersebut tidak rusak karena air hujan.
3. Pemasangan Kolom Beton
Kolom pagar dipasang setelah lubang/sparing pada pondasi batu kali telah tersedia, dengan
uraian metode kerja seperti berikut:
• Kolom diangkat dengan menggunakan tripod, kemudian dimasukkan kedalam lubang/sparing
yang telah disediakan.
• Cek kelurusan horizontal dan vertical kolom agar posisi kolom presisi terhadap kolom
lainnya.
• Seletah kolom terpasang/berdiri lurus, maka lubang/sparing akan ditutup dengan memasang
batu kali sesuai dengan gambar.

Hal. 76
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
4. Sloof Beton
Pekerjaan sloof beton berfungsi untuk menjepit kolom pagar oleh karena itu sloof dilaksanakan setelah
Kolom Pagar berdiri/terpasang, pekerjaan sloof dilaksanakan dengan uraian metode kerja seperti berikut:
• Tahap pertama adalah melakukan Pembesian untuk sloof beton dengan ukuran sesuai gambar
rencana, pada saat pemasangan besi harus diperhatikan bahwa besi tulangan harus benar-benar
menjepit kolom.
• Selanjutnya adalah pemasangan bekisting dengan ketentuan sesuai dengan spesifikasi teknis.
• Setelah pembesian dan bekisting terpasang serta telah disetujui oleh Pengawas Lapangan,
selanjutnya adalah melaksanakan pengecoran Sloof menggunakan Beton K-250 atau sesuai
spesifikasi teknis.
• Sebelum dilakukan pengecoran sloof maka akan dilaksanakan pemeriksaan akhir pekerjaan dan
pembersihan lokasi pengecoran.
• Pengecoran dilaksanakan menggunakan ready mix namun apabila tidak memungkinkan,
pengecoran dilaksanakan secara site mix menggunakan beton molen.
• Campuran beton yang sudah homogen dituangkan ke dalam bekisting.
• Segera setelah beton dituangkan kedalam bekisting, beton tersebut akan dipadatkan
menggunakan alat concrete vibrator, pemadatan dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis.
5. Panel Pagar
Setelah kolom dan sloof terpasang, selanjutnya adalah melaksakan pemasangan panel pagar
seperti berikut:
Peralatan yang digunakan
• theodolit
• unting-unting ( manual )
• water pass
Cara Pelaksanaan
untuk pemasangan kolom precast ini haruslah benar-benar
sesuai jarak yang di rencanakan karena jika peletakan kolom
precast ini tidak sesuai jarak yang direncanakan akan
berakibat patal, karena panel dinding precast yang akan
dipasang tidak dapat masuk atau sebaliknya tidak terjepit
antara kolom precast yang satu dan yang lain. Kelebihan
pagar precast ini adalah mudah dan cepat pelaksanaannya
namun butuh ketepatan ukuran dalam pengerjaannya

Contoh Pemasangan Kolom Precast


Hal. 77
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
b. Pekerjaan Panel Beton precast uk 5 x 45 x 240 cm
Peralatan yang digunakan
• tali
• alat angkat panel precast
• takel

Cara Pelaksanaan
untuk pemasangan panel precast tidak terlalu sulit hanya dengan mengangkat panel precast dan
memasukannya ke dalam lubang dudukan precast yang ada di kolom precast, jika pagar precast yang
di pasang tinggi bias memakai alat bantu takel atau crane kecil saja.

Contoh pemasangan panel beton

Pekerjaan Paving
Alat : Cangkul, Stemper Kodok

Alat Bantu lainnya : Pengki , Benang, Mesin potong inter blok

Material : Pasir Sirtu, Pasir Urug

Langkah Kerja Paving Blok

1. Untuk pekerjaan paving block sebelum melaksanakan pekerjaan ini bahan harusdi setujui oleh
Pengawas.

2. Pekerjaan ini diawali dengan melakukan penggalian tanah. Penggalian tanah inidilakukan hingga

kedalaman sesuai gambar.

Hal. 78
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
3. Pemadatan tanah / perataan agar dilaksanakan dengan mesin gilas untukmendapatkan pemadatan
yang stabil.

4. Setelah pemadatan dilakukan urugan dengan sirtu tebal 9 cm.

Pelaksanaan urugan sirtu :

Urugan sirtu dapat dilakukan lapis demi lapis, mencapai tebal yang disyaratkandi gambar setiap lapis
sirtu harus diratakan, disiram air dan dipadatkan dengan alat pemadat pemadatan dilakukan hingga
mencapai tidak kurang dari 95% dari kepadatan optimum pemadatan harus dilakukan pada kondisi
galian yang kering agar dapatdiperoleh hasil kepadatan yang baik.

5. Setelah sirtu dipasang maka dapat dilakukan pemasangan urugan pasir. Setelahpemadatan
permukaan pasir dengan stamper maka dilakukan pekerjaanpemasangan paving block.

6. Setelah sirtu sudah dikerjakan maka ditebarkan pasir urug tebal 5 cm dan diratakanuntuk level
pemasangan paving block, ditarik benang dari dua arah untukmendapatkan nat yang lurus dari dua
sisi. Paving block yang digunakan adalah paving block , t = 8 cm

7. Setelah pemasangan paving block selesai ditebarkan pasir untuk mengisi nat-nat paving block
diratakan dengan sapu lidi dandipadatkan menggunakan stemper kodok sampai permukaan rata.

Gambar Paving Block

Uskup Paving Block ; t = 8 cm K-300

Syarat - Syarat Pelaksanaan

oleh
dalam gambar di atas sub base yang dipadatkan. Padatkan base course dengan stemper
sampai dengan level yang dikehendaki.

dan di jaga agar kandungan kelembaban konstan dan kepadatan longgar dan konstan sampai
paving block dipasang dan dipadatkan dengan rapih.

Hal. 79
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
8 cm K-300 dipasang dengan lebar sambungan minimum
1 mm dan maksimum 4 mm, hati-hati jangan menggangu leveling base, jika Uskup Paving
Block ; t = 8 cm K-300 mempunyai spacer bars, pasang Uskup Paving Block ; t = 8 cm K-300
dengan tangan yang harus kencang terhadap spacers bars. Menggunakan benang untuk
menjaga garis tangan yang lurus. Isi gap antara unit yang melebihi 4 mm dengan potongan unit

Uskup Paving Block ; t = 8 cm K-300 sampai dengan level yang


telah ditentukan. Dan sebarkan pasir secepatnya setelah menggetarkan paving block
sampai dengan level yang dikehendaki. Sapu dan getarkan pasir sampai dengan
sambungan-sambungan betul-betul terisi agar penuh, kemudian bersihkan pasir yang tersisa.

n.

8 cm K-300 secara hati-hati dengan tangan mengikuti


acuan yang lurus untuk menjaga ketepatan dan keseragaman permukaan atas dengan akurat.
Lindungi unit paving yang baru dipasang dengan plywood sebagai tempat berdiri para pekerja.
Majukan panel pelindung yang seiring kemajuan pekerjaan tetapi lindungi daerah tersebut
sesuai dengan perpindahan selanjutnya diikuti dengan perpindahan bahan- bahan dan
peralatan untuk menghindari cakukan atau mengganggu keserasian unit pavers. Jika
diperlukan tambahkan ketinggian pada Uskup

Paving Block ; t = 8 cm K-300 yang kurang tinggi sebelum pekerjaan pengisian sambungan.

8cm K-300 penyambungan

dengan tangan secara kencang isi dengan campuran kering dari 1 bagian semen Portland dan 3
bagian pasir dengan cara manyapu campuran tersebut diatas permukaan Uskup Paving Block ; t
= 8 cm K-300 sampai dengan sambungan-sambungan tidak terlihat tanda-tanda penggantian.

8 cm K-300 yang longgar, retak, patah,


bernoda atau kerusakan lain atau unit tidak serasi dengan unit sebelahnya seperti yang
dikehendaki. Sediakan untuk unit-unit baru untuk mencocokan unit yang bersebelahan
dan pasang dengan cara yang sama seperti unit semula, dengan melakukan pengisian
sambungan yang sama agar tidak terlihatan tanda-tanda penggantian.

setujui oleh
aplikator yang menjamin pekerjaan unit paving ini tidak rusak atau menjadi jelek pada
saat Serah Terima Pekerjaan tersebut.

Hal. 80
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
Pekerjaan Kansteen
Pekerjaan yang dilakukan terlebih dahulu adalah galian tanah. Lalu dapat dilakukanpemasangan kansteen. Segala macam kanstein
baik yang dipinggir maupun yang ratadengan pavement harus sudah terpasang dengan baik sebelum pemasangan pavingblock
dimulai. Celah (naad) antara kansteen harus diberi spesi perekat sesuai denganpetunjuk.Dan juga dikerjakan
pekerjaan pembuatan bak tanaman. Pekerjaan bak tanaman inidapat dilakukan akhir-akhir setelah melakukan
pemasangan paving block.Pembuatan bak tanaman ini
dilakukan dengan melakukan pasangan bata adukan 1:4t=70 cm. dan pekerjaaan finishingnya adalah dengan memasang
batu tempel
Spesifikasi Teknis :

Spesifikasi Teknis :
Lebar Kansteen : 15 cm
Tinggi Kansteen : 20 cm
Panjang Kansteen : 40 cm
Permukaan Kansteen : Halus & kualitas beton expose
Mutu Beton : K-300

MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALU LINTAS


Dalam melaksanakan pekerjaan Peningkatan Jalan setiap tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan mulai dari
awal. Pelaksanaan Pekerjaan sampai dengan akhir kegiatan di lapangan diusahakan tidak mengganggu arus
lalu lintas. Aktifitas arus lalu lintas yang terhambat akibat adanya kegiatan proyek akan merugikan pengguna
jalan raya.
Agar dalam pelaksanaan pekerjaan tidak terjadi kerugian dipihak pengguna jalan, maka manajemen lalu lintas
dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :
- Menyiapkan perlengkapan keselamatan jalan selama periode kontruksi sesuai ketentuan.
- Membuat rencana kerja manajemen lalu lintas sesuai schedule pekerjaan dan koordinasikan dengan
seluruh personil yang terkait.
- Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan di lapangan.
- Memasang rambu-rambu di sekitar lokasi pekerjaan, dan menempatkannya secara tepat dan benar.
- Menempatkan petugas pengatur lalu lintas untuk mengatur dan mengarahkan arus lalu lintas.

Hal. 81
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
Peralatan Keselamatan Lalu Lintas
- Rambu penghalang lalu lintas jenis plastik
- Rambu peringatan
- Peralatan komunikasi dan lainnya
Tenaga yang terdiri dari:
- Pekerja
- Koordinator
Pada saat pekerjaan, rambu-rambu diletakkan sepanjang daerah galian, tujuannya agar lalu lintas tidak masuk
atau terperosok ke dalam daerah galian. Rambu-rambu yang dipasang haruslah mempunyai cat dengan
pantulan cahaya, guna menghindari kecelakaan di malam hari.

STANDAR MUTU KERJA BERKAITAN DENGAN QUALITY CONTROL


Dalam pembahasan bab sebelumnya telah diuraikan Standard Proses yang dituangkan dalam Metode
Pelaksanaan , sedangkan untuk Standard Produk kami akan mengacu kepada Spesifikasi Teknis yang akan
diberikan oleh Pihak Owner dalam hal ini tentunya melalui syarat – syarat teknis yang diuraikan oleh pihak
Konsultan Perencana.
Sebelum pekerjaan dimulai seluruh bahan – bahan terpasang harus sudah mendapat persetujuan dari
pihak Pemilik Proyek. Untuk itu pihak Pelaksana akan terlebih dahulu memberikan contoh – contoh material dan
warna pada saat diadakan rapat koordinasi diawal pekerjaan.
Jika ditemui adanya gambar yang kurang jelas maka pihak pelaksana akan membuatkan shop drawing
untuk mendapatkan persetujuan Pengawas terlebih dahulu.
Untuk Standard Mutu Kerja sangat berkaitan dengan Standar System Mutu yang diterapkan dalam
pelaksanaan.
Dalam memastikan persyaratan standar produk yang telah ditentukan oleh Konsultan
Perencana tersebut terpenuhi atau tidak terpenuhi, maka diperlukan Standar System Mutu . Untuk itu perlu
dilaksanakan :
1. Sistem perencanaan kerja untuk mencapai mutu yang ditentukan
2. Sistem pelatihan bagi para tukang dan pengawas
3. Sistem seleksi material yang dipakai agar tercapainya mutu yang ditentukan
4.Sistem kalibrasi dan perawatan alat agar dapat berfungsi dengan baik
5. Sistem inspeksi sebelum, selama, dan sesudah pelaksanaan.
Parameter mutu hasil kerja akan ditentukan oleh :
1. Biaya pelaksanaan sesuai atau di bawah rencana
2. Waktu pelaksanaan sesuai atau di bawah rencana
3. Karakteristik produk sesuai gambar dan spesifikasi
4. Keselamatan dan kesehatan kerja selalu diperhatikan, dengan standard OHSAS
5. Hubungan kerja di dalam proyek selalu tetap terjalin dengan baik.

Hal. 82
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI
Untuk memantau, mengevaluasi, dan menindaklan.iuti agar persyaratan mutu yang telah ditetapkan
tereapai maka diperlukan Quality eontro!,

Hal ini berguna agar kita dapat mengetahui tahap - tahap pelaksanaan suatu proyek, sehingga
terpenuhinya percyaratan dari *pesifikasi.

Dalam proses quali$ controi ini perlu dihuatkan terlebih dahuiu standar checklist untuk setiap item
pekerjaan agar petugas pelaksana dapai secara hertahap memantau, mengevaiuasi sefia dapat meninadak

lanjuti seiiap iangkah pekerjaan yang akan dilaksanakannya.

PENUTUP

Demikian paparan interprestasi dan Metoda Pelaksanaan ini dapat kami sampaikan sebagai Bagian

dari Lingkup Penawaran Kami mengenai Teknis tentang lingkup pekerjaan dan Acuan pelaksanaan . Agar
Mendapatkan hasilyang maksmal, baik dari nilai mutu dan waktr.r.

Hal- hal yang lebih rinci lagi akan dibuat lebih lanjut sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan nanti

pada Gambar Kerja lapangan {shop Drawing


).

Harapan kami, uraian ini dapal memberikan gambaran yang cukup jelas tentang langkah-langkah yang

akan dilakukan dalam pelaksanaan proyek ini.

Akhlr kata, metode peiaksanaan merupakan perencanaan manusia belaka, maka faktor-faktor yang

lain di luar kemampuan sangat berpengaruh dalam waktu reficana,

misalnya:

a) Fakt*r *iiaea
b) lahlor force maj+ur
ci Sistern koordinasi finiara *€ngawas tian kantr"ai.ter **rta ir':stansi t*rkait lainny*,

F*k+r;aan in; akan ierla,{sana *aik apabiia mendapat duF;ungan yang p*sitif dari ser:ua pihak serta

usaha yang keras dalam melaksanakan iangkah-iangkah dan inovasi paling mutahir untuk dapat melakukan
percepatan setiap pekerjaan dengan hasil yang optimum sehingga menghasiikan hasil karya yang terbaik.

Hormat Kami,
PT. MAM ENERGINDO

m
Jokorti--'-,
lr. ALIAMRIL
' Direktur

Hal.83
PEKE&JAI/, P€RFN,$TNAAN DED PEMBAiIGUII/AI{ CESTIJiIG lES},I$ &EB$AtrT Pn$xar BEKASI

Anda mungkin juga menyukai