Anda di halaman 1dari 158

PEKERJAAN : PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN

GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI


TAHUN ANGGARAN 2017

A. PENDAHULUAN

Teknologi dalam industri konstruksi pada dasarnya berkaitan erat dengan terpadunya keterampilan

manusia dan kapasitas peralatan serta permesinan. Perkembangan dari waktu ke waktu cenderung

menunjukan perubahan mengikuti garis orientasi permesinan, seiring dengan inovasi dan penemuan

baru di bidang itu. Keberhasilannya memang mengagumkan, akan tetapi sekaligus mengungkapkan

fakta bahwa tradisi mengandalkan tenaga manusia secara total integration pada industri sepertinya

semakin ditinggalkan. Kenyataan bahwa upah tenaga telah lari jauh meninggalkan produktifitas

berdampak meningkatnya pembiayaan melampui ambang kemampuan konsumen (owner) untuk

membayarnya.

Metode Pelaksanaan pada hakekatnya merupakan penjabaran tata cara dan teknik-teknik

pelaksanaan pekerjaan, merupakan inti dari seluruh kegiatan dalam sistem manajemen konstruksi.

Metode pelaksanaan merupakan kunci untuk mewujudkan seluruh perencanaan menjadi bentuk

fisik. Pada dasarnya metode konstruksi merupakan penerapan konsep rekayasa dari hasil analisis

dan analisa yang berpijak pada keterkaitan antara persyaratan dalam dokumen pelelangan, keadaan

teknis ekonomis yang ada di lapangan dan seluruh sumber daya termasuk pengalaman kontraktor.

Kombinasi dan keterkaitan ketiga elemen secara interaktif membentuk kerangka gagasan dan

konsep metode optimal yang diterapkan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik.

Latar Belakang
Untuk mendukung sarana dan kebutuhan dibidang ini dan pemanfaatan fasilitas untuk menunjang

dan mendorong kualitas efesiensi efektifitas Produksi dengan serangkaian program dan kegiatan

sebagai implementasi sarana dan prasarana lingkungan, dalam rangka kelancaran dan efektivitas di

Hal. 1
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT
BEKASI
GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI.

Hal. 2
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT
BEKASI
Untuk menunjang pelaksanaan pembangunan tersebut di atas, maka diperlukan Pengelolaan

Pelaksanaan (Project Management), agar pekerjaan berjalan lancar dan menghasilkan hasil akhir

pekerjaan yang baik.

Yang perlu diingat banyaknya hal – hal yang harus dipertimbangkan serta dievaluasi kembali dalam

pekerjaan ini, dikarenakan tingginya Kompleksitas pekerjaan yang ada disamping terbatasnya waktu

pelaksanaan.

Oleh sebab itu perlu dilakukan seleksi yang ketat untuk mendapatkan Konsultan serta Kontraktor

yang benar – benar mampu dan berpengalaman dalam menangani pekerjaan gedung bertingkat

sehingga pelaksanaan pekerjaannya tidak menyebabkan banyak kesalahan yang mengganggu

efektivitas dan efisiensi proyek serta aktivitas masyarakat setempat.

B. METODE KONSTRUKSI

Metode Konstruksi yang dimaksud disini adalah : metode-metode pelaksanaan per item pekerjaan

dari barang yang diterima proyek hingga barang tersebut terpasang dengan baik mengacu kepada

Spesifikasi Teknis dan Bahan tentunya dengan tidak mengganggu fungsi dan meminimalisir

ketidaknyamanan yang ditimbulkan akibat adanya pekerjaan ini. Adapun fungsi dari metode ini

adalah untuk meng-interpretasikan pemahaman Kontraktor terhadap pihak owner. Dengan demikian

pihak owner/ pemilik pekerjaan dapat kejelasan akan rencana yang akan dikerjakan Kontraktor.

C. UMUM

Sebagai dasar untuk mendukung Project Management di atas, diperlukan

suatu acuan sebagai berikut :

1. Persyaratan Umum Pemeriksaan Bahan bangunan di Indonesia (PUBI 1982) NI-3


2. Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 ( NI - 8 )
3. Mutu dan Cara Uji Semen Portland ( SII 0013-81 )
4. Mutu dan Cara Uji Agregat Beton ( SII 0052-80 )
5. ASTM C-33 Standard Specification For Aggregats.
6. Baja Tulangan Beton ( SII 0136-84 )
7. Standar Nasional Indonesia tentang Bangunan Gedung.
8. Standar Industri Indonesia ( SII )
9. Peraturan Beton Berulang Indonesia NI.2 ( PBI - 1971 )
10. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1981
11. Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan Umum tentang Tenaga Kerja yang
dikeluarkan oleh Dinas Tenaga Kerja Republik Indonesia
12. Peraturan - Peraturan Daerah setempat yang berlaku.

Termasuk mengacu kepada :


- Gambar Rencana yang telah disyahkan oleh Pemberi Tugas
- Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS )
- Berita Acara Penjelasan Pekerjaan ( Aanwijzing )
- Kontrak Kerja
- Gambar Kerja yang telah disyahkan/mendapat persetujuan ( Shop Drawing), kecuali bila
dalam 2 x 24 jam setelah diterimanya permohonan persetujuan dari Team Pelaksana tidak di
dapat, maka shop drawing yang diajukan dianggap disetujui, dan Team Pelaksana dapat
melanjutkan pekerjaan yang dimaksud.
- Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan yang telah mendapat persetujuan.
- Net Work Planning (CPM) yang disetujui.
MULAI Bagan Alir Kegiatan Penyedia Jasa
Kont
rakt
or

X
15

10 Formula Campuran
Tdk
Ada ? JASTEK
Rencana (DMF)
X
SERAH TERIMA LAPANGAN Ya

DOK. ADENDUM
PEMBUATAN RMK
ADDENDUM
3 SPMK
PERMINTAAN MULAI PEKERJAAN

Keterangan:
PENGAJUAN UANG MUKA

MONITORING HASIL KEGIATAN


18 PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBUATAN LAPORAN HARIAN
19
20
4 RAPAT PRA PELAKSANAAN (PCM)

Tdk PENGETESAN HASIL PEKERJAAN PEMBUATAN LAPORAN MINGGUAN


Ada Ketidaksesuaian? 21 27
Setiap kegiatan
22
harus memiliki
6 5 REKAYASA LAPANGAN
Ya Petunjuk
Tdk Ya
MOBILISASI 7
29 Sesuai? Pelaksanaan/In
PEMBAHASAN PERBAIKAN struksi Kerjanya
Rekaman Quality Control PEMBUATAN LAPORAN BULANAN
28 (P). Setiap
23 kegiatan harus
memiliki kriteria
TINDAK LANJUT PERBAIKAN/ PENCEGAHAN OPAME HASIL PEKERJAAN
30
Laporan HPTS penerimaannya
(Q).

Tdk Ya X
9 PENGETESAN
MATERIAL
24
PERBAIKAN
Sesuai?
X
X
Rekaman Kuantitas

PENYUSUNAN BACK UP. MC


25
11 Formula Campuran
Kerja (JMF)

PENGAJUAN PEMBAYARAN (MC)


X
17
26

X
PEMBUATAN AS BUILT DRAWING

PENGAJUAN SERAH TERIMA PEKERJAAN

SERAH TERIMA PERTAMA PEK. (PHO)


32

31

SERAH TERIMA AKHIR PEK. (FHO)

SELESAI

34
APRESIASI DAN
INTERPRETASI

LINGKUP PEKERJAAN

Secara garis besar lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi :

1 PEKERJAAN PENDAHULUAN DAN PERSIAPAN


I. PEKERJAAN PENDAHULUAN DAN PERSIAPAN
2 PEKERJAAN STANDARD
I. PEKERJAAN STRUKTUR
II. PEKERJAAN ARSITEKTUR
III. PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PLAMBING
IV. PEKERJAAN INFRASTRUKTUR JALAN
3 PEKERJAAN NON
STANDARD
I. PEKERJAAN STRUKTUR
2 PEKERJAAN FINISHING INTERIOR DAN EKTERIOR GEDUNG
3 PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PLAMBING
4 PEKERJAAN SARANA DAN PRASARANA
1 PEKERJAAN SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN
5 PEKERJAAN BANGUNAN
PENUNJANG
VI. PEKERJAAN BANGUNAN KANTIN
VI. PEKERJAAN BANGUNAN UTILITAS
VII. PEKERJAAN BANGUNAN POS
JAGA PEKERJAAN SAMBUNGAN
DAYA PLN KE GEDUNG

TATALAKSANA PROYEK

Setelah rekanan tersebut ditunjuk selaku pelaksana proyek (Pemenang Lelang), perlu disusun

tatalaksana proyek .

Pada hakekatnya pelaksanaan proyek suatu perusahaan, hanyalah merupakan satuan tugas yang

khusus menangani proyek bersangkutan, sebagai sub ordinasi dari tugas pokok dan fungsi

perusahaan yang telah mengadakan kontrak kerja dengan pihak/instansi lain sebagai pemilik proyek

yang dimaksud.

1. Pengelolaan Pelaksanaan Proyek (Manajement Proyek)

Pengelolaan pelaksanaan proyek perlu dilakukan secara profesional dengan tujuan untuk
kelancaran dalam melaksanakan pekerjaan serta efisiensi biaya sehemat mungkin, dengan hasil

akhir pekerjaan sebaik mungkin, dan memberikan keuntungan sebagaimana yang diinginkan demi

tercapainya hasil pekerjaan yang tepat guna, tepat waktu dan tepat mutu, serta dapat memberikan

manfaat sebesar-besarnya bagi pemilik proyek / pengguna hasil pekerjaan proyek tersebut.
Untuk itu perlu disusun bagan Organisasi Lapangan dan hubungan – hubungannya agar tidak terjadi

kesimpang siuran pekerjaan

Tujuan dari Organisasi Lapangan tesebut diatas, yakni agar Direktur Utama dan Direktur selalu

mengetahui segala keadaan dari proyek tersebut, Komunikasi yang cepat dan langsung diperlukan

untuk tujuan tersebut diatas.

Keuangan dan administrasi dan bagiannya bertugas untuk melakukan pembukuan keuangan

proyek, melakukan pembayaran, dan segala administrasi keuangan termasuk melakukan penagihan

kepada pihak pemilik proyek.

Dan Seorang keuangan, sekali-kali dapat melakukan peninjauan kelapangan, untuk dapat mengenal

personil lapangan, cara-cara pelaksanaan, sehingga diharapkan akan lebih menyadari akan tugas

pekerjaannya.

Tenaga Ahli K3 pada Organisasi tersebut peranannya cukup penting, bertugas dan bertanggung

jawab untuk merencanakan detail kemungkinan resiko dan pengendalian K3 dalam pelaksanaan,

Pengawasan, dan Pengendalian Proyek .

Bagian Survey / juru ukur bertugas dan bertanggung jawab atas pelaksanaan pengukuran volume

kemajuan pekerjaan yang dilaporkan kepada Bagian Perencanaan sebagai bahan untuk

mengevaluasi dan merencakan bila terjadi perubahan ukuran, atau perubahan Volume, dan dapat

dimungkinkan untuk direncakan jika ada pekerjaan baru yang belum terdapat dalam kontrak.

Site Manager bertugas dan bertanggung jawab untuk menjalankan program pelaksaan proyek

sesuai dengan hasil perencanaan, mengatur tenaga kerja secara optimal sehingga waktu yang

direncakan dapat dicapai secara tepat.

Disamping itu seorang Site Manager bertugas untuk melakukan Koordinasi dengan para Sub

Kontraktor, para Suplier, dan para pelaksana agar program yang direncanakan dapat berjalan sesuai

dengan yang diharapkan.

Pelaksana lapangan Bertugas untuk melaksanakan program yang telah diatur dan dijadwalkan
oleh site manager secara optimal dan berkordinasi dengan site manager mengenai setia[p detail

pekerjaan yang akan di kerjakan, dan bekerja sama dengan mandor mandor sesuai dangan tugas

dan wewenangnya.

Logistik bertugas menyediakan, memelihara semua peralatan dan perlengkapan yang

dipergunakan di lokasi proyek dari awal hingga akhir pelaksanaan, membantu pelaksana dalam

menyediakan alat dan bahan yang


akan di kerjakan, mencatat keluar masuk barang dan matrial yang dipakai, selalu

berkordinasi dengan pelaksana dan site manager.

2. Pendayagunaan Sumberdaya

a. Sumberdaya Manusia

Pemanfaatan sumberdaya manusia yang setidak-tidaknya memenuhi persyaratan berikut :

 Berkompeten pada bidang pekerjaannya

 Memiliki inisiatif dan kreatif

 Bersikap tegas dan berani mengambil keputusan

 Mau bekerja keras dan pantang menyerah

Posisi dalam pelaksanaan proyek meliputi bidang tugas :

 Manajerial

 Teknik

 Administrasi

 Keuangan

 Pelaksanaan lapangan

b. Sumberdaya Bahan

Pemanfaatan sumberdaya bahan sesuai dengan spesifikasi yang dipersyaratkan untuk setiap item

pekerjaan meliputi :

 Material lokal

 Material fabrikan

 Material terangkai

Hal pokok yang perlu diperhatikan dalam pengadaan bahan adalah :

 Tersedia beberapa alternatif sumber material (pemasok, toko, pabrik, workshop),

 Tersedia seperangkat daftar harga material dari beberapa sumber

 Kuantitas material di pasaran tersedia untuk memenuhi kebutuhan proyek


 Kualitas material yang dibutuhkan memenuhi Spesifikasi

 Kontinuitas pemasokan material dapat menjamin kebutuhan setiap saat


c. Sumberdaya Peralatan

Penggunaan peralatan dimaksudkan untuk mempercepat penyelesaian pekerjaan, dengan

lebih mempertimbangkan optimalisasi terhadap waktu, biaya dan mutu.

Dengan demikian peralatan disiapkan secara selektif menurut pertimbangan

 Kegunaan pemakaian alat

 Jenis alat sesuai dengan volume pekerjaan

 Operator/petugas yang mampu mengoperasikan alat bersangkutan

 Keandaian dan produktivitas alat

 Biaya operasional penggunaan alat dibandingkan

produktivitasnya Tipologi peralatan yang dibutuhkan dalam

pelaksanaan proyek, meliputi :

 Angkutan untuk mobilisasi / demobilisasi bahan / material

 Peralatan standar untuk pelaksanaan konstruksi bangunan

 Peralatan baku masing - masing Tukang

 Peralatan komunikasi

 Peralatan pendukung kegiatan administrasi pelaporan

d. Sumberdaya Finansial

Pekerjaan pelaksanaan konstruksi adalah pekerjaan yang menuntut kemampuan profesional. Proyek

pelaksanaan konstruksi bukanlah komoditas dagangan yang siap diperjual belikan dimana saja,

kapan saja, kepada siapa saja. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya diperlukan sumberdaya

finansial, sekalipun hanya berupa modal awal bekerja.

Modal awal sejumlah hingga 20 % dari nilai proyek dialokasikan untuk menutupi biaya pekerjaan

persiapan, uang muka pemesanan bahan serta pembelian atau peminjaman peralatan, hingga

diperoleh angsuran pembayaran dari proyek. Selanjutnya prestasi pekerjaan fisik lapangan terus

dipacu agar dapat segera ditagihkan pengangsurannya, sehingga cash flow proyek benar-benar

dapat dijalankan.
Gambaran pengelolaan sumberdaya finansial dalam pelaksanaan konstruksi proyek secara

keseluruhan, diwujudkan dalam kerangka alokasi pembiayaan berikut :


 Pembiayaan Manajemen Rutin kantor Perusahaan, merupakan bentuk kontribusi biaya setiap

proyek bagi kebutuhan rutin perusahaan

 Pembiayaan Manajemen proyek, merupakan bentuk biaya tak langsung terhadap pelaksanaan
proyek.

 Pembiayaan Konstruksi Proyek, merupakan bentuk biaya langsung terhadap pelaksanaan proyek

 Pembiayaan Overhead dan Taktis Proyek, merupakan bentuk biaya sampingan dan tak terduga

sehubungan pelaksanaan proyek

 Sisa Hasil Usaha , merupakan keuntungan yang diperoleh atas pengelolaan pelaksanaan

konstruksi proyek, dengan perhitungan adalah nilai netto proyek dikurang dengan jumlah

seluruh pembiayaan tersebut

e. Rencana Kerja

Rencana kerja dipersiapkan dan disusun sebagai panduan bagi seluruh kinerja Tim Pelaksana

Proyek, agar pelaksanaan kegiatan bisa tepat guna dan berhasil guna.

Rencana kerja memuat substansi sebagai berikut :

 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


BULAN KE

1 2 3 4 5 10 11 12 13
6 7 8 9
URAIAN PEKERJAAN Nilai
MINGGU KE MINGGU KE MINGGU KE MINGGU KE MINGGU KE MINGGU KE MINGGU KE MINGGU KE MINGGU KE MINGGU KE MINGGU KE MINGGU KE MINGGU KE

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
Bobot (%)
100
1 PEKERJAAN PENDAHULUAN DAN PERSIAPAN
No GRAFIK
I. PEKERJAAN PENDAHULUAN DAN PERSIAPAN 2.287.295.637 3,79

2 PEKERJAAN STANDARD -

I. PEKERJAAN STRUKTUR 15.163.384.107 25,14


90
II. PEKERJAAN ARSITEKTUR 11.855.848.887 19,66
0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32
80
III. PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PLAMBING 2.051.391.139 3,40

IV. PEKERJAAN INFRASTRUKTUR JALAN 2.602.150.060 4,31


1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 70
0,82 0,82 0,82 0,82 0,82 0,82 0,82 0,82 0,82 0,82 0,82 0,82 0,82 0,82 0,82 0,82 0,82 0,82 0,82 0,82 0,82 0,82 0,82 0,82
-
60
3 PEKERJAAN NON STANDARD
0,21 0,21 0,21 0,21 0,21 0,21 0,21 0,21 0,21 0,21 0,21 0,21 0,21 0,21 0,21 0,21
I. PEKERJAAN STRUKTUR 2.436.297.816 4,04
0,54 0,54 0,54 0,54 0,54 0,54 0,54 0,54
3.522.943.580 5,84
50
2 PEKERJAAN FINISHING INTERIOR DAN EKTERIOR GEDUNG

3 PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PLAMBING 14.979.837.566 24,84


0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50

40
4 PEKERJAAN SARANA DAN PRASARANA -
0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37
1 PEKERJAAN SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN 2.920.201.738 4,84
1,55 1,55 1,55 1,55 1,55 1,55 1,55 1,55 1,55 1,55 1,55 1,55 1,55 1,55 1,55 1,55

30
5 PEKERJAAN BANGUNAN PENUNJANG -

VI. PEKERJAAN BANGUNAN KANTIN 936.141.945 1,55

VI. PEKERJAAN BANGUNAN UTILITAS 438.077.489 0,73


0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30
20
VII. PEKERJAAN BANGUNAN POS JAGA 74.098.383 0,12

PEKERJAAN SAMBUNGAN DAYA PLN KE GEDUNG 1.044.925.450 1,73


0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 10
0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09

JUMLAH MINGGUAN 60.312.593.796 100,00


0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0
0,29 0,29 0,29 0,29 0,29 0,29
KOMULATIF - 9 ,27 1 1 ,52 1 3 ,77 16 , 84 1 9 ,91 2 2 ,70 2 5 ,48 29 , 21 3 2 ,93 3 6 ,66 4 0 ,39 4 2 ,65 4 4 ,91 4 7 ,18 49 ,44 53 ,67 57 ,89 61 ,81 6 5 ,73 67 ,20 68 ,67 70 ,14 71 ,61 74 ,28 76 ,96 79 ,63 82 ,31 82 ,67 83 ,04 83 ,40 83 ,77 85 ,91 88 ,06 90 ,20 92 ,35 93 ,27 94 ,19 95 ,11 96 ,03 96 ,87 97 ,71 98 ,55 99 ,39 99 ,70 100 ,00

0,62 0,62 1,76 1,76 2,25 2,25 2,25 2,25 3,07 3,07 2,78 2,78 3,73 3,73 3,73 3,73 2,26 2,26 2,26 2,26 4,22 4,22 3,92 3,92 1,47 1,47 1,47 1,47 2,67 2,67 2,67 2,67 0,37 0,37 0,37 0,37 2,15 2,15 2,15 2,15 0,92 0,92 0,92 0,92 0,842 0,842 0,842 0,842 0,303 0,303

0,62 1,24 3,00 4,76 7,01

 Strategi dan Taktik Penanganan berbagai persoalan dalam pelaksanaan kegiatan lapangan
 Susunan Tim Pelaksana, Struktur Organisasi Kerja dan Pemberian Tugas Masing-masing,
berikut rencana kebutuhan tenaga kerja lapangan (mandor, tukang, kepala tukang, laden)
 Rencana kebutuhan Bahan, Peralatan, dan Finansial
 Sistem dan Mekanisme Koordinasi Kerja secara internal dan eksternal
 Strategi dan Taktik Penanganan berbagai persoalan dalam pelaksanaan kegiatan lapangan
 Susunan Tim Pelaksana, Struktur Organisasi Kerja dan Pemberian Tugas Masing-masing,
berikut rencana kebutuhan tenaga kerja lapangan (mandor, tukang, kepala tukang, laden)
 Rencana kebutuhan Bahan, Peralatan, dan Finansial
 Sistem dan Mekanisme Koordinasi Kerja secara internal dan eksternal
3. Seleksi Material dan Peralatan

Seleksi material / kesesuaian spesifikasi material dan Peralatan merupakan faktor penunjang

kesuksesan dalam suatu tatanan pekerjaan pelaksanaan konstruksi. Hal ini dimaksudkan sebagai

upaya untuk memperoleh hasil tepat guna, dan hasil guna terhadap pelaksanaan pekerjaan

dimaksud. Dengan demikian hendaknya persoalan yang terkait dengan penggunaan material dan

peralatan sudah dapat diantisipasi dan ditentukan sebelum kegiatan dilakukan. Sehingga biaya-

biaya yang dikeluarkan untuk penyediaan material dan peralatan dalam proyek dapat ditekan.

Untuk itu dalam menentukan jenis material dan peralatan ini hendaknya berpedoman kepada :

a. Klarifikasi seluruh jenis pekerjaan proyek yang akan dilaksanakan, untuk menentukan jenis

material dan peralatan yang sesuai secara teknis dan biaya. Di Tingkat lapangan, material

dan peralatan tersebut diseleksi lagi kualitas dan kelayakannya oleh Project Engineer

melalui bagian Quality Control.

b. Material yang akan digunakan sebaiknya diajukan contoh terlebih dahulu dan dimintakan

secara tertulis persetujuan dari Konsultan Pengawas (Supervisi) Konsultan perencana

serta Pemberi Tugas. Waktu pengajuan harus cukup tersedia, untuk antisipasi apabila

terjadi perubahan jenis material.

c. Dilakukan Pemesanan (Delivery Order) kebutuhan material dan peralatan ke lokasi, yang

disesuaikan dengan jadwal pekerjaan. Jumlah material tidak boleh kurang dari volume

yang sudah dihitung, bahkan untuk mengantisipasi kerusakan dan kekurangan material di

lapangan sebaiknya dilakukan tambahan pesanan kebutuhan.

d. Tes Laboratorium harus dilakukan terhadap bahan yang dibuat seperti Cor Beton dengan

mutu tertentu untuk mengantisipasi secara dini mutu/kwalitas bahan.

e. Mobilisasi Alat Penunjang dan Peralatan lainnya yang diperlukan ke lokasi sesuai

dengan kebutuhan, begitu pula dengan mobilisasi tenaga kerja (setempat) maupun

tenaga kerja inti.

PERENCANAAN LAPANGAN ( SITE PLANNING )


Proyek ini merupakan proyek PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS

BERSAMA PEMKOT BEKASI Dengan tingkat kompleksitas yang tinggi pekerjaan ini dilaksanakan,

dengan waktu kerja yang cukup (350 hari). Dengan keadaan seperti ini sangatlah diperlukan

pemahaman lapangan serta tehnik pelaksanaan yang tepat.


Didalam rencana pembangunan sebuah gedung ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan serta dievaluasi sedini mungkin untuk mendapatkan suatu rencana yang matang
dalam pekerjaan gedung sehingga akan mendapatkan hasil yang optimal, antara lain :
Pemahaman kondisi lapangan sangat berguna untuk merencanakan lapangan kerja (Site
Planning) untuk mengatur penempatan peralatan dan sarana penunjang lainnya yang akan
digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, misal : Direksi keet, gudang, los kerja, pagar
pengaman proyek, alat keamanan kerja dan lain-lain. Dalam menempatkan barang dan material
kebutuhan pelaksanaan, baik di gudang maupun di halaman terbuka akan diatur sedemikian rupa
sehingga :
 Tidak mengganggu Ketertiban umum.
 Memudahkan pemeriksaaan dan penelitian bahan-bahan oleh Pengawas,
 Tidak menimbulkan polusi suara dan polusi udara yang menggangu kenyamanan masyarakat sekitar.
 Keamanan terjamin
 Memudahkan pelaksanaan pada setiap tahapan pekerjaan,
 Tidak menimbulkan masalah kesehatan dan keselamatan kerja.

PEMAHAMAN DAN ORIENTASI LOKASI PROYEK

Sebagai dasar evaluasi dalam penyajian penawaran harga, maka PT. MAM
ENERGINDO , dalam hal ini diwakili oleh team teknik, dipandang perlu untuk memahami situasi dan
kondisi :
1. Akses menuju lokasi proyek.
2. Radius Lokasi proyek terhadap Sumber Material (Material alam atau Material fabrikan/jadi)
3. Lokasi Proyek yang akan dibangun dan lingkungan sekitar proyek. kultur masyarakat
disekitar lokasi pekerjaan dan hal-hal yang dipandang perlu dan akan menimbulkan
dampak terhadap pelaksanaan proyek.

MANAJE

MEN

MUTU

UMUM

Proyek dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian aktifitas yang bersifat khusus untuk mencapai
suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya. Rangkaian aktivitas ini dibatasi
oleh tiga variabel proyek, yaitu waktu (Time), mutu (Quality) dan harga (Cost). Kegiatan-kegiatan
ini menghasilkan suatu output, baik software (design), maupun hardware (pelaksanaan fisik).

Unsur-unsur yang dikelola dalam sebuah proyek, yaitu :

- money (uang dan material)

- man (tenaga kerja dan tenaga ahli)


- machine (alat-alat untuk mempermudah pelaksanaan proyek)

- methode (mekanisme dan prinsip kerja yang diterapkan dalam menjalankan suatu proyek)

- marketing (pemasaran proyek setelah proyek jadi atau dalam proses pengerjaan)

Sebuah proyek diawali oleh adanya prakarsa atau gagasan atau ide dari pihak pengguna jasa
(owner/employer) yang kemudian dituangkan ke dalam pekerjaan perencanaan dan direalisasikan
menjadi suatu wujud fisik tiga dimensional. Dalam hal ini yang akan dibahas secara mendalam
adalah proyek dalam kelompok industri konstruksi.

Dalam proyek seperti ini, dimana kegiatan – kegiatan yang dihadapi sudah sangat kompleks dengan
berbagai macam permasalahan dan resiko yang sangat besar. Maka tata pelaksanaan
pembangunan harus dilakukan secara menyeluruh mulai dari perancangan, perencanaan dan
pembangunan fisik. Agar efisiensi dan efektivitas kerja terpenuhi dengan baik, maka di dalam
pelaksanaan proyek diperlukan manajemen proyek yang baik, sehingga kita dapat merencanakan
dan mengendalikan waktu perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan sebagainya sesuai dengan
perjanjian tertulis di dalam dokumen kontrak dengan biaya murah dan mutu yang baik.

Dengan demikian manajemen proyek memegang peranan penting untuk mencapai tujuan
pembangunan secara optimal. Dalam perkembangannya, penerapan manajemen proyek akan
semakin rumit dan kompleks dengan adanya sumber daya yang berlainan dan bervariasi di setiap
tahapan pembangunan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pun beraneka ragam sehingga
melibatkan banyak pihak terkait, yang merupakan satu tim yang saling berkaitan dan berhubungan.

Tujuan utama dari manajemen adalah mengelola fungsi- fungsi manajemen sedemikian rupa
sehingga diperoleh hasil optimum sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan, penggunaan
sumber daya yang seefisien dan seefektif mungkin.

Manajemen proyek adalah tata cara atau sistem kerja dari pekerjaan konstruksi dalam
mengelola sumber daya dan dana suatu proyek untuk mencapai tujuan dengan menggunakan
metode-metode dan sistematika tertentu agar tercapai daya guna dan hasil yang seoptimal mungkin.
Tata cara tersebut memadukan tahapan – tahapan proyek, antara lain :

 Tepat waktu.

 Tepat quantity atau bentuk proyek.

 Tepat quality atau standar mutu yang diinginkan.

 Biaya sesuai dengan yang direncanakan.


 Penerapan K3L
A. PENGENDALIAN MUTU (QUALITY CONTROL)

Pengendalian Mutu ditujukan untuk setiap jenis kegiatan yang mendukung pekerjaan ini. Upaya ini
dilakukan untuk mendapatkan hasil maksimal sesuai dengan RKS, sehingga diharapkan
mendapatkan hasil maksimal pekerjaan secara keseluruhan.

Pelaksanaan Pengendalian Mutu di lakukan pada tahap/prosedur pelaksanaan tiap kegiatan,


Langkah tersebut dapat disederhanakan sebagai berikut ;

a. Pembuatan contoh Material yang sudah jadi sesuai dengan proposal teknis.

b. Pembuatan instruksi/manual pelaksanaan tiap item pekerjaan sebelum pelaksanaan kerja


kepada semua kelompok kerja dan garis perintah (disesuaikan dengan spesifikasi dalam RKS).

c. Memberikan contoh, volume dan mutu bahan untuk disepakati oleh pengguna jasa sebelum dan
selama pelaksanaan pekerjaan.

d. Melakukan monitoring selama pelaksanaan pekerjaan serta evaluasi setelah pelaksana-an


pekerjaan secara berkesinambungan bersama penggunan jasa dan pengawas/ supervisor.

B. JAMINAN MUTU ( QUALITY ASSURANCE )

Jaminan mutu dilakukan selama dan sesudah pelaksanaan pekerjaan dilakukan, antara lain;

a. Pemeriksaan mutu seperti : Beton, Besi Beton, Agregat lainnya dan kalau diminta oleh
pengguna jasa dapat dilakukan di Laboratorium demikian pula dengan kegiatan lainnya.

b. Pemeriksaan semua item kegiatan yang berkenaan dengan contoh, volume, mutu bahan
dan mutu produk sesuai dengan RKS dan telah disepakati bersama pengguna jasa.

Komitmen Manajemen Mutu secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut;

a. Penyedia jasa bertanggung jawab dalam proses pengendalian mutu produk pekerjaan
sejak awal dan untuk seluruh item pekerjaan yang telah disepakati dalam kontrak kerja.

b. Penyedia jasa bekerja sama dengan tim supervisi (dari pihak pengguna jasa kalau ada)
memberikan laporan kemajuan kerja kepada pengguna jasa yang meliputi seluruh kegiatan
pengendalian mutu, seperti; rencana dan urutan tiap jenis kegiatan (termasuk shop drawing
apabila diperlukan), pemilihan dan pemakaian bahan yang akan digunakan, kontrol proses
kerja dan evaluasi hasil/produk kerja.
c. Tim Supervisi: bertanggung jawab mewakili pengguna jasa di lapangan, antara lain
bertugas untuk mengawasi dan membantu penyedia jasa dalam proses pengendalian mutu
pekerjaan, baik teknis maupun administratif (seperti; persetujuan rencana dan urutan
kegiatan, pemilihan bahan, penggantian
bahan, interpretasi gambar yang kurang jelas, memeriksa dan mengkoreksi shop drawing
yang dibuat penyedia jasa dan membuat as built drawing dll.).

d. Penyedia jasa bekerja sama dengan konsultan supervisi memberikan laporan kemajuan
kerja kepada pengguna jasa yang meliputi seluruh kegiatan pengendalian mutu, seperti;
rencana dan urutan tiap jenis kegiatan, pemilihan dan pemakaian bahan yang akan
digunakan, kontrol proses kerja dan evaluasi hasil/produk kerja. Seluruh pekerjaan maupun
sub pekerjaan dicatat/record dan didokumentasikan sebagai laporan akhir yang akan
digunakan oleh semua pihak yang terkait.

DIAGRAM MANAJEMEN MUTU TIAP PEKERJAAN/ ITEM PEKERJAAN

PERSIAPAN MANUAL &


PEDOMAN/PROSEDUR INSTRUKSI KERJA BAGI PERSYARATAN, GAMBAR
MUTU (QA/QC) PELAKSANA SESUAI PROGRAM QA/QC KERJA DAN SPESIFIKASI TEKNIS PENGGUNA JASA

PERSIAPAN TENAGA, ALAT & BAHAN TIAP


ITEM PEKERJAAN OLEH PROYEK MANAGER NO

OK

PENGAWASAN

PEMERIKSAAN TENAGA, ALAT DAN BAHAN MUTU OLEH


PENGAWASAN MUTU
(KUALITAS & KUANTITAS ) DAN PEMBUATANKONSULTAN ATAU IN HOUSE ENGINEER
OLEH PENYEDIA JASA NO
SHOP DRAWING DIKOORDINASI OLEH SITE PENGGUNA JASA
MANAGER
(DIVISI MUTU) OK

PELAKSANAAN KONSTRUKSI TIAP


PEKERJAAN OLEH PELAKSANA NO

OK

RECORD & DOCUMANTATION(INCL. AS


BUILT DRAWING & FINAL REPORT)
DIAGRAM MANAJEMEN MUTU PROYEK

KOMITMENT MUTU (QA/QC) PEDOMAN/PROSEDUR


PENYEDIA JASA MUTU (QA/QC)PEDOMAN/PROSEDUR
PELAKSANAAN MUTU (QA/QC) PENGGUNA JASA

PROGRAM/IMPLEMENTASI
QA
PENGAWASAN
MUTU OLEH
PENGAWASAN
KONSULTAN ATAU
MUTU OLEH
PROGRAM/IMPLEMENTASI INHOUSE
PENYEDIA JASA QC ENGINEER
(DIVISI MUTU) PENGGUNA JASA

UJI & INSPEKSI QA/QC

RECORD & REPORT QA/QC

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan Persiapan adalah saat pelaksanaan pekerjaan akan dimulai, dimana harus dilakukan

beberapa tahapan pelaksanaan pekerjaan persiapan yang meliputi :

 Penandatangan Naskah Dokumen Kontrak , SPMK, dan SPL oleh kedua belah pihak.

 Pembuatan Papan Nama Proyek

 Pembuatan Direksi Keet

 Pembuatan Los Kerja dan Gudang Bahan

 Uitzet / Pengukuran

 Pemasangan Bouwplank

 Penyediaan Air Kerja


 Penyediaan Listrik Kerja

 Mobilisasi Alat dan Perlengkapan


 Dokumentasi / Pelaporan/as built drawing

 Asuransi CAR ( Contruction All Risk )

 Biaya Kuli Turun Matrial

1.1. Dokumen Kontrak

ISI :

Surat Perjanjian Pelaksanaan Pemborongan

 SPMK

 SPL

 Berita Acara

 Syarat-syarat Administrasi Pelaksanaan

 ……………..

 ……………...

 ……………..

 ……………...

1.2. Papan Nama Proyek

Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan halaman proyek

sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama tersebut sesuai dengan petunjuk

Pemerintah Daerah setempat. Kontraktor tidak diijinkan menempatkan atau memasang reklame

dalam bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin dari Pemberi Tugas

1.3. Pembuatan Direksi Keet


Sebelum melangkah kepada pekerjaan Fisik Bangunan dibuat Direksi Keet , yang dilengkapi

dengan Furniture Sederhana, Papan Tulis, Rak Buku, serta WC (Water Closset). Untuk Penempatan

Direksi Keet ditempatkan pada areal yang strategis terhadap pekerjaan dan tidak mengganggu

kelancaran kendaraan logistik ke dan dari Lokasi Pekerjaan.

Direksi Keet yang dibuat harus sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan dalam Syarat-

Sayrat Rencana Kerja (RKS), baik tempatnya maupun luasan, serta bahan-bahan yang digunakan.

Direksi Keet tersebut juga diperlukan dalam rangka melaksanakan Contruction Meeting Berkala,

baik Mingguan, maupun Bulanan, untuk itu maka haruslah dilengkapi dengan fasilitas lainnya

seperti, Meubelair, Meja Rapat, Papan Tulis dan jika dibutuhkan dapat dilengkapi dengan Telepon

dll.

1.4. Pembuangan / Pembersihan Site

Pembuangan / Pembersihan dari bekas bongkaran dilaksanakan berangsur-angsur agar tidak terjadi

penumpukan puing bongkaran dilokasi pekerjaan, yang mana akan mengganggu terhadap tahapan

pelaksanaan berikutnya .

1.5. Uitzet / Pengukuran

Pengukuran ulang perlu dilaksanakan untuk ceking kembali antara ukuran yang ada pada gambar

rencana terhadap keadaan lahan yang akan di bangun.

Untuk memulai pelaksanaan pekerjaan Pembangunan, yang pertama kali harus dilakukan ialah
pekerjaan pengukuran dengan cara membuat suatu titik tolak / titik duga yang disebut BM

(Bench Mark) berupa patok beton ukuran 15/15 cm, yang diberi warna sesuai dengan

ketentuan.Bench Mark merupakan titik tetap sebagai referensi ukuran posisi horisontal dan posisi

vertikal semua detail di dalam site dan sekitarnya. Selanjutnya


dapat dilakukan pengukuran dengan menggunakan benang-benang, unting-unting, penyipat datar

serta meteran ukur biasa.Bench Mark tersebut harus dijaga dan dipelihara mulai dari saat

pelaksanaan hingga berakhirnya pekerjaan. Untuk mencapai keakuratan pengukuran untuk posisi

horizontal digunakan alat ukur Theodolite T. 2

, sedangkan untuk posisi vertikal digunakan dengan alat ukur Waterpass .

Hal ini sangat penting dilakukan untuk menghasilkan akurasi pasangan dinding, lantai dan plafond

serta kemiringan saluran drainase yang merupakan masalah rumit bagi sebuah bangunan.

1.6. Penyediaan Air Kerja

Penyediaan Air Kerja untuk pelaksanaan proyek ini dengan membuat sumur pantek, sumur

gali, mendatangkan dari luar, atau penyambungan dari PDAM , sehingga dapat digunakan

sebagai air minum, mandi, dan cuci. Air kerja tersebut harus benar-benar bersih terbebas dari zat-zat

kimiawi, serta zat-zat organik lainnya yang dapat mebahayakan bagi manusia serta bangunan.

Untuk menjamin kebersihan air tersebut terlebih dahulu agar dilakukan Tes Laboratorium.

1.7. Penyediaan Listrik Kerja

Penyediaan Listrik Kerja yang merupakan kebutuhan dalam melaksanakan aktivitas pekerjaan

terutama untuk mesin-mesin, serta untuk penerangan di malam hari bila kerja lembur juga untuk

kebutuhan lain seperti pemakaian komputer dan lain-lain. Listrik kerja tersebut dengan

menggunakan Genset atau dapat juga dengan melakukan penyambungan sementara dari PLN.
1.8. Mobilisasi Alat dan Perlengkapan

Sebelum pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik dimulai, terlebih dahulu harus dilakukan Mobilisasi Alat

serta Perlengkapan yang dibutuhkan dan sesuai dengan keperluannya yang meliputi :
Stoom Walls Lori berguna
berguna untuk untuk melakukan
melakukan pekerjaan
pekerjaan pengankutan jarak
pengilasan dan dekat
Pemadatan pada
pek jalan C
o
Buldozer
n
berguna
c
untuk
r
e
melakukan
t
pekerjaan
e
striping,
M
spreading
e land
dan
x
clearing
e
r

b
e
r
g
u
n
a

untu
k

m
e
l
a
k
u
k
a
n

p
e
n
g
a
d
u
k
a
n k e
n
S p g
Dumpe e g
Truk k n a
berguna
o g l
untukp a i
melakuka
, d a
n u n
(pengang
C k
kutana) a
jarak njauh m
n
a
g , n
k u
u a
p
l
l
, A
Loader
l
a
berguna
d t
a untuk

n melakukan
p
e
loading ke
r
a dump truck
t
l u
k
a
a
t n
g
l a
n
a
i b
n e
r
n
g
y u
a n
a

b
e u
r n
g t
u u
n k
a
m
u e
n l
t a
u k
u a u
k y
a u a
n
, t
p
e t
k e
L
e m
r b a
j o
a k p
a ,
n d o
s
b r
k
.
a

1.9. Dokumentasi dan Pelaporan

Kontraktor dalam melaksanakan Pekerjaan : H


PEKERJAAN PEMBANGUNAN a
GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT
r
BEKASI, diawasi oleh Konsultan Pengawas
yang bertugas melakukan pengawasan i
pekerjaan kontraktor, dan diwajibkan untuk a
melaksanakan Rapat Berkala yang
n
diadakan oleh Konsultan Pengawas yang
dihadiri oleh pihak Pengelola Proyek.
Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan untuk : y
1 a

. n

M g

m b

b e
r

 jenis kegiatan yang dikerjakan

 Bahan – bahan yang digunakan

 Alat – alat yang didatangkan

 Jumlah tukang / tenaga kerja

 Keadaan cuaca

 Besarnya prestasi pekerjaan

 Menyediakan Buku

Harian sesuai

dengan petunjuk

Direksi dan direkap

dalam Laporan

Mingguan dan

Laporan Bulanan.
2. Membuat pemotretan :

P emotretan yang menggambarkan


kemaj uan pekerjaan minimum 5 kali,
ya kni ketika pekerjaan mencapai prestasi
: 0 % , 25 % , 50 %, 75 %, 100 %.

TAHAPAN PELAKSANAAN

Tahapan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan : PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS


BERSAMA PEMKOT BEKASI adalah sebagai berikut :
Setelah SPK di tandatangani oleh Kedua Belah Pihak, Maka Pelaksanaan Pekerjaan tersebut di
atas harus segera di laksanakan dan paling lambat 1 (satu) inggu terhitung mulai tanggal SPK di
tandatangani.
Hal khusus yang perlu di perhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan proyek tersebut di atas, adalah
Waktu Pelaksanaan, mengingat mayoritas presentase adalah Pekerjaan Struktur Beton, dimana
Pekerjaan ini di batasi dengan Umur Teknis Beton terutama pada Pembukaan Bekisting, Untuk Itu
kami selaku Pelaksana mengusulkan untuk Pembuakaan Bekisting Kolom Paling Cepat 1 (satu) hari,
Balok dan Plat Lantai Paling Cepat 7 (tujuh) hari.
Secara prinsip pelaksanaan pekerjaan dengan batasan waktu pelaksanaan yang di batasi maka
pelaksanaannya harus dilakukan secara SIMULTAN . Dengan tidak melanggar kaidah/norma –
norma teknis yang di ijinkan atau menurut Perhitungan empiris yang dibuktikan dengan Dasar
Perhitungan.
Berkaitan dengan Waktu pelaksanaan yang cukup singkat maka Untuk Metode Pelaksanaan
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI ini perlu di
rencanakan secermat mungkin sebagai berikut :
1. Dibuat Schedul Kedatangan Bahan/Material Lokal (Pasir, Koral, Batu, Bata, Kayu dll)
2. Dibuat Schedul Kedatangan Bahan/Material Fabrikan (Tiang Pancang, Besi, Ready Mixed,
Semen, Bahan Bekisting dll)
3. Dibuat Schedul Tenaga Kerja / Man Power (Sesuai dengan Keahliannya serta Kebutuhannya)
4. Dibuat Schedul Kedatangan Alat (Sesuai dengan kebutuhannya)
5. Rekruitment Tenaga Kerja secara Selektif
6. Rekruitment Tenaga Ahli/Pelaksana yang Handal, Cakap, Mempunyai Dedikasi yang tinggi
7. Menambah Jam Kerja (Over Time) atau Dengan System Ship.
8. Penyediaan Lampu Penerangan yang cukup
9. Menyiapkan Cadangan-cadangan Baik Bahan, Tenaga kerja, Peralatan, Sub Kontraktor dll.
10. Mengajukan Ijin Pelaksanaan dan Aproval Shop Drawing serta Aproval Material Secepat Mungkin
11. Hindari Kesalahan Pelaksanaan (Jangan sampai bongkar Pasang)
12. Jika dalam 1 x 24 Jam Belum ada keputusan baik itu Ijin Pelaksanaan, Aproval Material dll,
maka harus di anggap bahwa hal tersebut disetujui.

METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN TANAH
Pekerjaan Tanah meliputi :
a. Galian tanah untuk pondasi disesuaikan menurut petunjuk gambar, dan tanah bekas galian
diatur untuk memudahkan pengangkutan bahan yang akan dipasang.Pekerjaan ini
dikerjakan setelah pemasangan profil sebagai dasar ukuran dan dimensi agar pekerjaan
galian tersebut sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan dalam gambar pelaksanaan.
Lebar galian tanah untuk pondasi harus lebih lebar kurang lebih 20 cm dari lebar dari
gambar rencana, hal ini dimaksudkan agar tukang dapat leluasa dalam bekerja.
Tanah bekas galian ditempatkan pada lokasi yang aman sehingga tidak
mengganggu aktifitas disekitarnya.
Pekerjaan ini dinyatakan selesai setelah dilakukan pengecekan dan disetujui oleh pengawas
pekerjaan. Tahapan pelaksanaan pekerjaan ini adalah :
- Pembersihan lokasi
- Penggalian
- Pengecekan kedalaman galian
Peralatan yang digunakan berupa alat gali (Cangkul, linggis, sekop) serta Alat pendukung
lainnya (pengki, gotrok).

- Sebelum melaksanakan penggalian, posisi galian dan ukuran seperti tertera dalam
gambar sudah dipastikan benar dan harus mendapat persetujuan Direksi / Pengawas
lapangan.
- Penggalian tanah pondasi dapat dimulai setelah pemasangan bouwplank dan patok-
patok disetujui Direksi / Pengawas lapangan.
- Dasar galian harus mencapai tanah keras, dan jika pada galian terdapat akar-akar
kayu, kotoran- kotoran dan bagian-bagian tanah yang longgar (tidak padat), maka
bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya kemudian lubang yang terjadi diisi dengan
pasir urug.
- Untuk mempertahankan kepadatan muka tanah galian, maka lubang yang sudah
siap segera dilanjutkan dengan urugan pasir dan batu kosong.
b. Urugan tanah kembali bekas galian harus dipadatkan agar tidak ada penurunan lantai
dikemudian hari
c. Urugan pasir dilakukan pada dasar permukaan galian tanah sebelum pemasangan
pondasi batukali. d.

PEKERJAAN PONDASI
a. Pondasi batu kali
Pondasi yang digunakan adalah pondasi batu belah dengan batu yang cukup keras/kuat
(batu keropos jangan dipaksakan dipasang)agar dapat memikul beban dengan baik
sehingga tidak ada penurunan atau retakan dinding dan spasi bahan 1:6 pada adukan
dilakukan dengan takaran yang benar dan tetap.
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan galian tanah untuk pondasi kedalamannya
telah mencapai ukuran sesperti dalam gambar dan mendapatkan persetujuan dari Direksi,
pekerjaan galian tanah telah mencapai panjang 20% dari total volume galian maka
pekerjaan pasang batu sudah bisa dimulai.
Tahapan pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
 Persiapan pengadaan material seperti batu belah, pasir, semen (PC) dan air.
 Batu belah
harus kekar, padat berwarna ke abu-abuan, Tidak berongga, tidak pecah dan jika
dipukul berbunyi nyaring, ukuran batu minimal 20 cm dengan ketebalan 15 cm.
 Pasir pasang
Harus berbutir keras dengan gradasi baik bervariasi, bersih dari kotoran, lempung dan
bahan lainnya.
 Semen (PC)
Semen yang dipakai harus memenuhi standar SNI dan disyaratkan dapat untuk
pekerjaan konstruksi pengairan serta dalam keadaan layak pakai, tidak mengeras.
 Air
Air yang disyaratkan adalah air yang bersih, tidak berwarna, tidak bau, tidak
mengandung garam, asam dan senyawa kimia lainnya yang dapat mengurangi
kekuatan mortar (adukan).
 Persiapan pengadaan peralatan
Untuk mengaduk adukan diperlukan peralatan seperti Beton molen kapasitas 0,25 m3
sebanyak 1 buah, dolak untuk mengukur material yang terbuat dari kayu ukuran 0,40
m x 0,50 m x 0,20 m.
Peralatan penunjang lainnya seperti sekop, cangkul dan ember, sendok plester.
 Pemasangan

Sebelum batu dipasang terlebih dahulu batu dibersihkan dengan sikat kawat agar
kotoran yang menempel hilang, kemudian batu disiram air, maksudnya agar
permukaan batu dengan adukan terjadi ikatan yang homogen.Pada dasar pondasi
yang berhubungan dengan tanah perlu diberi lantai kerja setebal 5 cm, setelah itu baru
batu dipasang diatasnya, antara batu dengan batu yang lainnya tidak boleh
bersinggungan, jarak batu dengan batu kurang lebih 1,5 cm dan dibalut dengan

PAHAMI GAMBAR RENCANA DAN RAB

BUAT GAMBAR KERJA UNTUK PEKERJAAN PONDASI

PERIKSA KEDALAMAN TANAH RENCANA PONDASI

PELAJARI KONDISI

PENGUKURAN/PERSIAPAN

PELAKSANAAN
adukan.Berikut adalah tahapan pekerjaan pasangan batu.

Flowchart pekerjaan pasangan batu

PEKERJAAN STUKTUR

Penjelasan Umum Pekerjaan Beton

Meliputi pekerjaan beton yang bertulang dan tidak bertulang dan pelaksanaan yang benar untuk
menghasilkan beton yang bermutu baik. Maka perlu penyedian tenaga kerja yang terampil, alat
bantu yang memadai sesuai dengan fungsinya dan material/bahan berdasarkan standart
peraturan beton bertulang PB1 1971 dan SK.SKNI.T-15.1991-03

Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :


 Bahan
 Portland camen
Portland cament yang digunakan adalah jenis-jenis yang memenuhi ketentuan-
ketentuan dalam N1-1 atau menurut standart Portland cemen yang digariskan oleh
Asosiasi Semen Indonesia.

Semen yang digunakan harus berkualitas baik dan pada saat digunakan harus
dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras)

Untuk menjaga mutu semen,cara penyimpanan harus mengikuti syarat-syarat


penyimpangan bahan tersebut.

 Air

Yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Air tawar yang dipakai
harus bersih, tidak mengandung minyak, asam alkali bahan-bahan organis dan
bahan-bahan lain yang dapat menurungkan mutu beton.

 Batu Split/Kerikil/Batu Pecah

Kerikil/batu pecah yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.

Kerikil/batu pecah harus mempunyai gradasi yang baik, tidak porous,


memenuhi syarat kekerasannya.

Kerikil tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% ditentukan terhadap berat
kering. Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka kerikil harus dicuci.

 Pasir

Pasir yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.


Pasir yang dipakai dapat berupa pasir alam, atau pasir buatan yang dihasilkan oleh
alat-alat pemecah batu. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan
mempunyai gradasi yang baik, tidak porous cukup syarat kekerasannya.

Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebuh dari 5% ditentukan terhadap berat kering.

 Besi Beton

Baja tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan ditentukan
dalam PBI
71. Besi beton harus bersih dari dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari
cacat-cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.
Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton / baja tulangan harus sesuai dengan
petujuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi minimal) seperti yang di syaratkan
dalam PBI 71.
Besi beton / baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi.
Kawat pengikat harus terbuat daru baja lunak dengan diameter minimal 1mm dan
tidak bersepuh seng.
Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri.

Pengecoran Beton

 Beton tidak bertulang/beton tumbuk/ rabat beton dibuat dengan adukan. 1PC : 3 Psr :
5krl dipergunakan untuk lantai kerja, lantai alas keramik untuk lantai kerja, lantai alas
keramik, neut-kusen dan rabat beton, ukuran disesuaikan dengan gambar.
 Semua pekerjaan konstruksi beti pada bangunan dikerjakan dengan mutu beton K-
300. Semua pekerjaan konstruksi beton harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971
 Adukan beton harus benar-benar rata dan matang dengan menggunakan Ready Mix pada K-300.
 Untuk beton konstruksi bermutu K-125 dan K-175 dapat dilakukan dengan cara manual.
 Pengecoran beton dapat dilakukan setelah cara pemasangan pembesian disetujui
oleh Direksi Pelaksanaan secara tertulis dan tersedian cukup bahan, perlatan
serta tenaga kerja.

Pekerjaan Besi beton

 Besi beton yang dipakai bermutu U-24.dan U-39 (SI.1). ukuran-ukurannya diameter
besi beton yang terpasang harus sesuai dengan gambar rencana, sedangkan
perubahan diameter tulangan harus dengan persetujuan Direksi/Pengawas. Penggatian
diameter tulangan tidak diperkenankan.
 Besi beton bekas dan yang sudah berkarat tidak diperkenankan dipakai dalam
konstruksi. Besi beton harus bebas dari sisik, karat dan lain-lain lapisan yang dapat
mengurangi daya lekatnya pada beton.
 Ikatan besi beton harus rapih dan kuat, bahan untuk pengikat adalah kawat beton
dengan diameter minimum 1mm.
 Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka disamping adanya
sertifikat dari pabrik, juga diminta harus ada sertifikat dari laboratorium.
Berkesting dan Acuan

 Sebelum penulangan beton dikerjakan harus terlebih dahulu dibuat bekesting atau pun
acuan yang kokoh dan rapat, sehingga air semen tidak bocor.
 Bekesting harus dibuat sesuai dengan ukuran beton yang akan dilaksanakan.
 Bahan bekesting dapat dibuat dari kayu terenteng tebal 2 cm atau multiplex.
 Pembukaan bekesting ataupun acuan harus teratur dan beton sudah berumur minimal 14
(empat belas) hari.

Urutan untuk pekerjaan pondasi telapak (Pile cap) adalah :


 Pek. Persiapan
 Pek. Lantai Kerja
 Pek. Pembesian
 Pek. Pengecoran Beton
 Pek. Urugan Tanah dan Pemadatan
 Pek. Urugan Pasir dan Pemadatan
 Pek. Lantai Kerja untuk Plat
 Pek. Plat Pembesian untuk Plat
 Pek.
Pengecoran Beton
Plat Teknis dan
Bahan
 Pek. Lantai Kerja
~ Bentuk, ukuran dan mutu dari lantai kerja harus ideal agar disamping fungsinya
sebagai lantai kerja juga dapat digunakan sebagai penahan acuan pile cap.
 Pek. Acuan
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, terddapat beberapa persyaratan detail
untuk acuan yaitu :
~ Bahan yang digunakan dapat berupa kayu, multiplek atau baja
~ Ketentuan-ketentuan yang dipakai PUBI 1970 & PBI 1971
~ Acuan dapat dibuka setelah 36 jam setelah pengecoran
 Persyaratan Beton
~ SKSNI T-15-1991-03
~ PUBB NI-3 1970, NI-8 1964
~ PBI NI-2 1971 mengenai, persyaratan bahan, pelaksanaan pekerjaan dan pekerjaan
tulangan
~ Mutu Beton K 300
~ Pembuatan Mix Design
~ Untuk beton bertulang campuran yang digunakan 1PC : 2PS : 3KR
~ Untuk beton tidak bertulang campuran yang digunakan adalah 1PC : 3 PS : 5 KR
 Persyaratan Bahan
~ Semen sekualitas tiga roda
~ Pasir Beton yang memenuhi persyaratan PBI 1971
~ Koral& Kerikil Beton yang memenuhi persyaratan PBI 1971
~ Air (air tawar)
~ Baja tulangan U-39 sekualitas Cilegon Steel atau KS

Galian tanah pondasi Lantai kerja pondasi pile cap


Pengecor
X a

Untuk pengecoran poer menggunakan beton mixer molen, mutu beton sesuai spesifikasi

Pembesian yaitu K. 300, Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan yang
ponda terdapat dalam Peraturan Beton Indonesia. pengecoran dilakukan hanya bila semua
tulangan telah diperiksa kembali, bekisting begian dalam dibasahi, tidak ada kesempatan
untuk lolosnya air cemen dari sambungan-sambungan bekisting, termasuk kekokohan
bekisting. Dan berikut adalah beberapa hal yang akan diperhatikan dalam pelaksanaan
pengecoran yaitu :
- Material semen, pasir, kerikil yang dibutuhkan dikumpulkan pada lokasi
pengecoran untuk pemeriksaan kualitas dan volume yang dibutuhkan.
- Aproval pelaksanaan pengecoran.
- Pencampuran dilaksanakan dengan menggunakan beton molen dengan kapasitas
sesuai kebutuhan
- Pengecoran dilakukan dengan baik agar menghasilkan cor padat berkualitas
a.
Pekerj
aan
Sloof
Urutan
pekerja
an :
 Pek. Persiapan
 Urugan Pasir
 Pembuatan Lantai Kerja
 Pembesian
 Pembuatan Bekisting
 Pengecoran Beton
 Pek. Urugan Tanah dan
Pemadatan Persyaratan teknis
 Persyaratan Beton
~ SKSNI T-15-1991-03
~ PUBB NI-3 1970, NI-8 1964
~ PBI NI-2 1971 mengenai, pelaksanaan pekerjaan dan pekerjaan tulangan
~ Mutu Beton K 300 Ready mix
~ Pembuatan Mix Design
~ Untuk beton bertulang campuran yang digunakan 1PC : 2PS : 3KR
~ Untuk beton tidak bertulang campuran yang digunakan 1PC : 3 PS : 5 KR
 Persyaratan Bahan
~ Semen sekualitas tiga roda
~ Pasir Beton yang memenuhi persyaratan PBI 1971
~ Koral& Kerikil Beton yang memenuhi persyaratan PBI 1971
~ Air (air tawar)
Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan
o Sebelum dilaksanakan pekerjaan sloof beton harus dibuat mix design terlebih
dahulu dilaboratorium, mix design diperlukan untuk acuan dalam takaran adukan
beton dan jenis raw material dari lokasi mana yang terbaik sehingga kita
mendapatkan mutu dan biaya yang optimal.
o Bahan-bahan yang digunakan adalah bahan lokal yang telah memenuhi
persyaratan teknis dimana semen PC yang digunakan berkualitas baik tidak
mengeras, kerikil / batu split yang digunakan bersih dari lumpur dan tanah, pasir
cor yang digunakan berbutir tajam dan bersih dari kotoran dan tanah, pembesian
menggunakan besi / baja tulangan yang baru dengan kwalitas baik dan sebelum
digunakan dibersihkan dahulu dari karat.
o Untuk menahan getaran atau lengkungan akibat tekanan adukan beton maka
diberi perkuatan pada jarak tertentu. Sebelum dilakukan pengecoran
acuan/cetakan dibersihkan dari serbuk gergaji, potongan kawat pengikat, dll.
Selimut beton dibuat sesuai dengan penggunaannya dimana untuk pondasi atau
pekerjaan yang berhubungan dengan tanah tebal selimut beton 3 cm, kolom dan
balok beton 2.5 cm, Pengecoran dilakukan atas persetujuan/ instruksi pengawas.
o Untuk menghindari keropos pada beton, digunakan alat penggetar/concrete
vibrator. Penghentian pengecoran akibat waktu pelaksanaan yang tidak memadai
maka tempat penghentiannya ditentukan oleh pengawas.
o Untuk mencegah pengeringan beton terlalu cepat maka beton harus dibasahi terus
- menerus selama beberapa hari. Cetakan yang telah diisi adukan beton harus
dibasahi terus-menerus sampai cetakan dibongkar.

Bekisting pondasi sloof

Pembesian pondasi sloof

Pengocoran
Untuk pengecoran kaki kolom menggunakan Ready Mix, mutu beton sesuai spesifikasi yaitu K. 225,
( tegangan tekan hancur karakteristik untuk kubus beton berukuran 15 x 15 x 15 cm3 pada usia 28
hari ), atau f'c = 25 Mpa ( tegangan tekan hancur karakteristik untuk silinder beton ukuran diameter
15 cm dan tinggi 30 cm pada usia 28 hari ), Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Peraturan Beton Indonesia. pengecoran dilakukan hanya
bila semua tulangan telah diperiksa kembali, bekisting begian dalam dibasahi, tidak ada kesempatan
untuk lolosnya air cemen dari sambungan-sambungan bekisting, termasuk kekokohan bekisting, dan
Trial Mix dari laboratorium telah didapat.
Gambar pengecoran sloof
b. Pekerjaan Kolom struktrur
Demikian juga dengan kolom struktur, pengecoran dilaksanakan bila semua penulangan
telah sesuai dan disetujui Direksi Pekerjaan serta acuan / bekisting telah sesuai dengan
type kolom masing-masing pada setiap posisinya.

Setelah pekerjaan Sloof di lanjutkan dengan pekerjaan Pembesian


kolom beton. Yang harus diperhatikan dalam pekerjaan ini yakni :
 Dimensi Besi sesuai dengan beban yang di pikul
 Jarak sengkang / ring sesuai dengan gayanya ( Gb. 1)
 Jumlah tulangan sesuai dengan berat
beban ( Gb. 2 ) Alat yang digunakan dalam
pembesian :
 Bar Bender
 Bar Cutter
 Dimensi Besi sesuai dengan beban yang di pikul
Lalu dilakukan pengecekan ulang oleh Quality Control apakah telah siap
untuk dilakukan tahap berikutnya
Setelah Pengecekan pembesian dilakukan segera dipasang Bekisting Kolom dari bahan yang

baik
Gambaran pekerjaan bekisting kolom
Setelah bekisting dilakukan dapat dilanjutkan Pengecoran Kolom dengan mutu
beton sesuai persyaratan.
Target Kualitas Pekerjaan Kolom :
 Warna beton sama
 Sisi kolom siku dan tidak geripis
 Pertemuan dengan plat tidak melendut
 Pertemuan dengan kepalaan kolom tidak melendut
 Kolom tegak lurus / sesuai dengan rencana
Untuk mendapat Pengecoran Kolom , yang baik agar menggunakan bucket, Pemadatan Beton
menggunakan Concrete Vibrator
Dengan tahapan pengecoran sebagai berikut :
 Pembersihan Lokasi
 Pasang Besi Kolom
 Pasang Bekisting Kolom
 Pasang Pipe Suport
 Inspeksi Terakhir
 Pengecoran
 Pembongkaran Bekisting setelah 12 Jam
 12 Jam Setelah pengecoran bekisting kolom dapat dilepas secara hati-hati
 Perawatan Beton dengan menggunakan karung goni basah yang disiram air,
lembaran plastik atau disemprot dengan obat
c. Pek. Plat Beton
Sama hal nya dengan pekerjaan beton sebelumnya, persyaratan bahan mengacu kepada
peraturan yang ada, berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pengecoran pelat :
 Pengerasan landasan plat lantai
 Chek Pembesian Wiremesh M6
 Cleaning Of Slab Form
 Floor Slab Rebar
 Checking Of Reinfored Steel Overlapping
 Final Checking Before Foundry
 Pengecoran Plat Lantai
 Standard kualitas dari balok dan plat
 Penyelesaian dari permukaan beton
Dimana gambaran untuk pengecoran plat beton adalah sebagai berikut
Gambaran Pengecoran Lantai

d. Pekerjaan balok / ring balok

Hal yang perlu diperhatikan dalam pengecoran ring balok addalah :


 Pemasangan Bekisting Balok
 Pemasangan Bekisting Bawah dari Balok
 Pemasangan Bekisting Kepalaan Kolom
 Pemasangan Besi Balok
 Pemasangan Bekisting samping balok
 Chek Kekuatan Bekisting Balok
 Pemasangan Bekisting Plat Lantai
 Cleaning Of Slab Form
 Floor Slab Rebar
 Checking Of Reinfored Steel Overlapping
 Final Checking Before Foundry
 Pengecoran Balok dan Plat Lantai
 Standard kualitas dari balok dan plat
 Penyelesaian dari permukaan beton
Gambaran pelaksanaan pengecoran Dak

PEKERJAAN TIANG PANCANG


Urutan kerja pekerjaan tiang pancang
1. Pekerjaan persiapan awal meliputi :
– Pengadaan tiang pancang
– Pengukuran lokasi / posisi tiang pancang
– Memeriksa Bench Mark yang diberikan
– Menentukan Grid line serta pemberian label grid
– Set up equipment
– Pengiriman dan Penyimpanan Tiang Pancang
– Pengaturan lokasi material pancang

2. Pekerjaan persiapan pemancangan :


 Buat skala pada tiang pancang menurut kedalamannya
 Check posisi titik / koordinat pancang
 Pengangkatan tiang pancang
 Pengangkatan pile dilakukan dengan menggunakan sling baja yang diikatkan ke pile
di dua lokasi yang berjarak 0.6 panjang pile.
 Perlu dibuat penandaan oleh fabrikan untuk menentukan dimana lokasi pengangkatan
yang diizinkan
 Tiang pancang berada di dalam topi pancang
 Check ketegakkan tiang pancang terhadap 2 sumbu yang saling tegak lurus
 Pembuatan Cushion, berfungsi untuk menjaga agar kepala tiang tidak rusak akibat
pemukulan, bertempat di antara anvil dan kepala tiang

3. Pekerjaan Pemancangan :
 Tiang pancang ini digunakan hanya untuk mendukung bangunan/konstruksi ringan
dengan kedalaman maksimal 12 m, penggunaan tiang pancang mini lebih dalam dari
12 m sebaiknya tidak dilakukan dengan alasan menghindari terjadinya bahaya
tekukan
 Selama pemancangan pastikan posisi tiang pancang tetap tegak lurus terhadap 2
sumbu horizontal yang saling tegak lurus
 Catat jumlah pukulan hammer dari saat mulai sampai dengan berakhirnya pemancangan
 Penghentian pemancangan hanya diijinkan setelah mendapat ijin dari pengawas
 Membuat pile record + data hasil kalendering
 Membuat sambungan jika diperlukan

4. Catatan :
i. Bila diragukan tiang pancang mini pile belum menuju tanah keras walaupun seluruh tiang
sudah tertanam diusulkan adanya penambahan jumlah tiang pancang mini pile
sebagai solusinya
Alat-alat yang digunakan :
1. Lier pancang : 1 unit
2. Tiang leader : 1 unit
3. Drop hammer : 1 unit
4. Mesin las : 2 unit

a. Pemotongan Tiang Pancang Beton Bulat Pretensioned, dia 50 cm


1) Untuk pemotongan tiang pancang digunakan tenaga manual, dan hasil potongan dikumpulkan
serta dibuang ke area yang telah ditentukan.
2) Untuk ikatan antara Tiang pancang dengan Lantai Konstruksi ditambahkan besi pada tiang pancang.

b. Pelaksanaan test yang dilakukan adalah:


– PDA Test
– Loading Test
– Tensioned Load Test

PEKERJAAN BOBOKAN TIANG PANCANG


Dalam melaksanakan pemancangan tentunya berusaha untuk mengikuti kedalaman maksimal
yang ditentukan oleh konsultan perencana, akan tetapi pada pelaksanaan dilapangan setiap titik
kadang berbeda-beda kedalamannya. Untuk itulah diperlukan pemotongan dan pembobokan tiang
pancang, dengan mengiktui tahap- tahap berikut :

 Tiang Pancang yang kelebihan panjangnya bila diukur waterpas terhadap poer pondasi
harus dilakukan pemotongan mengikuti ketentuan yang berlaku.
 Pemotongan harus rapi dan rata permukaannya, dengan memperhitungkan
ketinggiannya terhadap adanya pasir urug dan lantai kerja.
 Besi stek dari tiang pondasi pancang disisakan sesuai peraturan yang berlaku (PBl 71)
sepanjang 40 x diameter ukuran besi yang ada.
 Jika stek besi tidak mencapai mengingat posisi tiang pancang terlalu dalam, maka
ketebalan poer pondasi perlu disesuaikan sampai stek tercapai.
TOWER CRANE
Dalam pembangunan gedung bertingkat tinggi membutuhkan alat yang dapat mengangkat beban
berat sampai sekian ribu ton. alat yang bisa digunakan yaitu mobile crane yang dapat berpindah
tempat secara cepat, atau bisa juga menggunakan tower crane (TC) yang diam ditempat. Posisi TC
diatur sedemikian rupa agar dapat melayani sebanyak mungkin aktifitas pembangunan. Perlu
perencanaan yang matang agar didapatkan alat terbaik.

Urutan pekerjaan pemasangan tower crane


a. Menentukan TC yang akan digunakan, dari mana alat tersebut akan diadakan,
apakah mau sewa atau beli untuk mendapatkan harga termurah sekaligus kualitas
terbaik. dari evaluasi tersebut maka dapat diputuskan tipe alat apa yang akan
dipakai.
b. Desain Pondasi TC, Berdasarkan data-data yang tersedia entah itu brosur TC
serta informasi lain, dapat digunakan sebagai pedoman perencanaan untuk
menentukan seperti apa pondasi yang kuat dan murah. Hasilnya berupa bentuk
dan ukuran pondasi, jenis dan jumlah besi yang digunakan dan tipe beton K
berapa yang mau dipakai.
c. Gambar Pondasi dan perletakan TC, dilanjutkan dengan pembuatan shop drawing
tower crane yang berfungsi untuk proses perizinan sekaligus pedoman
pelaksanaan dilapangan.
d. Pengukuran Posisi TC dilapangan, menentukan dimana titik lokasi pondasiTC akan
dibuat.
e. Galian Tanah, dilanjutkan dengan menggali tanah sebagai tempat dimana berdirinya
pondasi.
f. Bekisting pondasi, berfungsi sebagai batas cor sekaligus alat cetak pondasi beton
bertulang.
g. Pembesian / pemasangan besi tulangan, besi berfungsi sebagai penahan gaya
tarik,tekan dan geser bekerjasama dengan beton agar pondasi kuat.
h. Pasang angkur TC, bisa dibilang sebagai sepatunya tower crane, dimana alat
berat ini berpijak.
i. Cor pondasi TC, selanjutnya dapat dilakukan pengecoran menggunakan tipe
beton sesuai rencana.
j. Pemasangan Tower crane, sering disebut juga sebagai erection TC.
k. Pasang lampu dan perlengkapan TC.
l. TC siap dioperasikan.
Memasang dan Membongkar Tower Crane

Sebelum dilakukan pemasangan tower crane, harus disiapkan pondasi dari semen yang dicor,
berukuran panjang 4 m, lebar 4 m, dan kedalaman 2 m. Pada bagian dasar pondasi ditanamkan
Fine Angle dari besi cor berkualitas tinggi, yang berfungsi untuk memperkokoh pondasi.
Gambar 1 Fondasi Tower Crane sebelum di cor

Gambar 2 Fixing Angle


Gambar 3 Base Section Tower Crane
Setelah fondasi selesai dibuat, perlu waktu 1 minggu untuk menunggunya menjadi keras dan kering,
sebelum diinstal keseluruhan rangkaian alat tersebut. Dan Tower crane akan berdiri dan di „baut‟
dengan pondasi untuk menjaga stabilitasnya, kemudian dihubungkan dengan bagian menara (tower)
penopang tower crane tersebut.

Dalam pemasangan tower crane ada 2 cara :

2. Apabila tidak lebih tinggi dari 200 kaki, maka langsung dapat dirakit bagian per-bagian
menggunakan pertolongan sebuah mobile-crane.
3. Jika crane yang dirakit lebih tinggi harus menggunakan proses ” self assembly “.

Bagian-bagian tower crane biasanya didatangkan ke area konstruksi menggunakan trailer.

Gambar 4 Mobilisasi segmen Tower Crane dengan Trailer

Adapun langkah perakitan, pertama menggunakan bantuan mobile crane untuk merakit bagian-
bagian jib dan machinery arm, dan menempatkan elemen-elemen horizontal tersebut pada
konstruksi tiang (mast), setinggi kurang lebih 12 meter. Kemudian, dilanjutkan dengan
menambahkan counterweights. Konstruksi tiang (mast), ditambah ketinggiannya dari kondisi dasar.
Untuk mencapai ketinggian maximum, konstruksi tiang ini tumbuh satu per satu bagian (segmen).
Gambar 7 Pemasangan Jib

Gambar 6 Segment mast akan dimasukkan untuk penambahan ketinggian

Dengan menggunakan alat yang disebut atau climbing frame, pemasangan diawali dengan
menggantungkan beban pada bagian jib, untuk menyeimbangkan counterweights yang dipakai.
Kemudian slewing unit dilepaskan dari kepala tiang. Sebuah peralatan hidrolik pada top climber akan
mendorong slewing unit ke atas, sejauh sekitar 6 meter. Kemudian, pemasangan crane mengangkat
satu segmen (section) tiang berukuran tinggi 6
meter dan memasukannya dalam celah yang dibuka oleh climbing frame tadi. Begitu segmen ini
berhasil disambungkan, berarti crane sudah menjadi lebih tinggi 6 meter.

Kebanyakan tower crane dirakit untuk mencapai ketinggian yang diinginkan, sejak pertama alat
tersebut dirakit dan digunakan. Kemudian, alat tersebut akan tumbuh semakin tinggi bersamaan
dengan tumbuhnya bangunan yang sedang dibangun. Dan jika struktur yang dibangun sangat tinggi,
maka tower crane dapat juga dihubungkan pada bangunan, untuk mendapatkan tambahan
kestabilan.

Sehingga dapat disimpulkan, dalam meninggikan crane, tower crane akan membangun dirinya
sendiri sampai ketinggian yang dikehendaki. Setelah tersusun 4 section di atas 1 section
dipasanglah sabuk, yakni besi penghubung tower crane dengan bangunan yang fungsinya untuk
menjaga kestabilan tower crane. Panjang sabuk sekitar 7 meter dan dipasang sekitar 3 buah pada
setiap sectionnya. Sabuk dipasang pada setiap 20 meter antara satu section dengan section yang
lainnya.
Pembongkaran tower crane

Apabila pekerjaan telah selesai dan sudah waktunya untuk membongkar crane tersebut. Tahapan
pembongkaran tower crane adalah kebalikan dari pemasangannya. Mula-mula hooke akan
melepaskan bagian section terakhir, sehingga timbul ruang kosong antara slewing dengan section ke
2 terakhir dan teleskop diturunkan perlahan-lahan hingga menyatu dengan section berikutnya.
Kemudian hooke melepaskan section berikutnya, sehingga timbul slewing dengan section ke 3
terakhir. Proses ini dilakukan terus menerus hingga slewing menyatu dengan section 1.

Dengan bantuan mobil crane, tower crane dilepaskan satu per-satu. Dimulai dari hoist dilepaskan 3
buah terlebih dahulu, setelah itu jib beserta perlengkapannya dilepaskan. Berikutnya, counter jib
dilepaskan beserta perlengkapannya. Tower crane menjadi bentuk ( I ) kembali. Top head dan
slewing dilepaskan dengan mobil crane, dilanjutkan dengan teleskop, section 1 hingga basic master.
Setelah selesai pembongkaran hanya menyisakan pondasi tower crane, selanjutnya dibongkar
dengan menggunakan alat berat untuk mengambil fine angel yang akan digunakan kembali untuk
mendirikan tower crane berikutnya.

PEKERJAAN ARSITEKTUR
PEKERJAAN DINDING DAN PELESTERAN
1. Siapkan gambar shopdrawing yang telah di approved untuk digunakan sebagai acuan.
2. Siapkan alat kerja dan bahan seperti bata ringan, meteran, sendok semen/roskam, palu
karet, waterpass, ember plastik, alat lot, benang, gergaji, dll.
3. Cek / sortir bata ringan agar didapat ukuran yang sama sehingga bilamana dipasang akan
mendapat permukaan yang rata.
4. Siapkan tempat kerja dan permukaan yang akan dipasang bata ringan.
5. Pasanglah petunjuk/alat bantu yang cukup untuk kerataan pasangan bata/ dinding (marking).

Marking

6. Pasang Profil dengan memakai hollow besi.


Profil Hollo

7. Pasang starterbar lantai atas dan bawah sesuai approval, termasuk pasang besi kolom
praktis sesuai approval. Dengan ketentuan :
· Tidak boleh pasang dinding sebelum starter bar atas dan bawah terpasang.
· Kedalaman bor, kebersihan lubang agar di cek.
8. Bersihkan area kerja dari kotoran – kotoran yang ada.
9. Bersihkan bata ringan dari kotoran dan debu sebelum dipasang agar perekat dapat bekerja
dengan baik.
10. Siapkan campuran adukan tinbed/ perekat bata ringan dan masukan kedalam bak adukan /
ember plastik

bak adukan

11. Aduk campuran adukan hingga rata dan homogen dengan menggunakan hand mixer.

Bila permukaan lantai yang akan dipasang bata ringan tidak ada, maka dipakai adukan
mortar terlebih dahulu pada bagian paling dasar agar didapatkan permukaan yang rata.
(Leveling)
Leveling

12. Lakukan pemasangan bata ringan secara manual sebagaimana umumnya dengan tebal
speci yang dianjurkan ±3mm dengan roskam gerigi, untuk bagian bawah joint lantai dan
atas join slab menggunakan MU-380/ 301-Tinbed ( Campuran MU 380 dengan air dan
diaduk menggunakan Hand mixer), seperti gambar terlampir.

13. Pemasangan starter bar pada kolom praktis disesuaikan dengan spesifikasi yang telah disetujui.
starter bar

· Campuran untuk kolom praktis 1 pcs : 2 ps : 3 sp : 1 lt aiRDengan perbandingan 1 ember semen,


2 ember pasir, & 3 ember split kecil serta 1 liter air. Material yang digunakan sesuai dengan yang
telah di ajukan approval.

15. Pengadukan campuran beton untuk kolom praktis menggunakan molen


16. Pengecoran kolom praktis dilakukan pada tiap pasangan bata ringan mencapai ketinggian
±1meter.
Pengecoran kolom

17. Untuk memastikan kelurusan dari pasangan dinding bata ringan tersebut digunakan hollow
alumunium / jidar Uk. 50 / 100 sebagai alat control kerataan.

control kerataan

18. Setelah pekerjaan pasangan bata ringan selesai dan dipastikan telah mengering dilanjutkan
dengan pekerjaan plesteran/ acian dengan MU-301/AKA-200 atau sejenisnya.

plesteran

19.
Rendering

Gambaran Pekerjaan Dinding

PEKERJAAN PLAFOND
Bahan – bahan :
Gypsum Jaya Board 9 mm 120 x 240
Profil Besi Hollow 40 x 40 x 2
Profil Besi Hollow
20 x 40 x 1.2 Paku
Ramset + Mesiu
Klem
Penggantung Ke
Beton Kelm
Penggantung ke
plafond Kawat
Galvanis
Kain Kassa
Sekrup Gypsum Sunray 6x2"
(isi box 700) Peralatan :
Tenaga Kerja :
P
e
k
e
rj
a
T
u
k
a
n
g
K
a
y
u
Kepala
Tukang
Kayu
Mandor
Langkah Kerja Pemasangan Rangka
a. Tentukan /marking elevasi plafond dan buat garis sipatan pada dinding & as sumbu
Ruangan serta titik-titik paku kait pada langit-langit dengan jarak sesuai gambar shop
drawing
b. Pasang rangka tepi tepat pada sipatan marking elevasi plafond
c. Tentukan jarak penempatan kait penggantung
d. Pasang tarikan benang sebagai pedoman penentu kelurusan dan ketinggianrangka plafond
e. Pasang rangka utama denga jarak 1200 mm
f. Pasang rangka pembagi dengan jarak 600 mm
g. Cek elevasi dan jarak rangka plafond
h. Cek sparing, sparing dan perlengkapan mekanikal dan elektrikal
i. Pasang panel gypsum pada rangka dengan sekrup/paku denga jarak 600 mm dan
setiap sambungan harus tepat pada rangka
j. Cek kerapihan dan kerataan bidangplafond dengan menggunakan waterpass
k. Peralatan sambungan plafond dengan menggunakan ceiling net lakban
l. Kemudian ditutup menggunakan paper tape dan coumpound ceiling
m. Setelah itu diamplas
n. Finishing permukaan plafond gypsum tersebut dengan cat
-Ratakan permukaan plafond gypsum tersebut dengan menggunakan
plamursampai terlihat rata dan lurus
- Haluskan dengan amplas sampai rata dan benar-benar halus
-Cat seluruh permukaan plafond secara merata dengan
-kuas untuk bagian tepidan sudut, serta rol cat untuk bidang yang luas

PEKERJAAN ACP

Alat Pasang ACP:

1. Spidol/pensil

Buatlah pola ACP sesuai modul yg diinginkan. Gambar pola di bagian belakang ACP, namun ingat,
yang akan tampak adalah bagian depan (jadi gambar lah seperti mirror/terbalik/sisi kanan adalah
sisi kiri dan sebalik nya)

2. Mesin Grooving
Groving bertujuan untuk membuang (membuat sayatan/coak) pada bagian belakang ACP, yang
di coak hanyalah lapisan Aluminium belakang dan lapisan polietilen/plastic nya saja, lapisan
aluminium depan, tidak boleh terluka. Setelah dibuat pola/digambar, grooving bagian yang digaris
(yang akan ditekuk/lipat). Biasanya bagian kuping (1-2 cm), bagian pinggir modul, yg nantinya
akan ditekuk/dilipat kesamping (membentuk sudut 90°). Bagian kuping inilah yang nantinya akan
disekrup ke spigot/stiffener

3. Spigot

Spigot/klem dapat terbuat dari besi atau aluminium siku, dengan lebar 1-2cm. cukup untuk tempat
ACP disekrup saja.

4. Stiffener

Pilih salah satu, apakah kita akan menggunakan spigot atau stiffener. Stiffener berfungsi seperti
spigot (untuk meng klem), hanya dengan menggunakan stiffener, pekerjaan memasang sekrup pada
ACP dan Hollow menjadi lebih mudah. Permukaan ACP juga akan lebih flat/tegang jika stiffener
dipasang penuh mengelilingi modul.

Jika gambar tidak nampak, dapat dibuka via PC/Notebook

5. Hollow

Hollow dapat digunakan besi ataupun aluminium. Hollow besi selain dapat karat, juga lebih
berat, sehingga rangka klem ke dinding harus lebih kuat/banyak. Hollow Aluminium lebih
ringan dan tahan karat. Ketebalan sebaiknya >1mm.

6. Siku Besi >4cm, tebal >3mm

Berfungsi sebagai klem antara rangka ACP (hollow) ke dinding. Makin tinggi gedung, siku besi
yang digunakan harus lebih lebar dan tebal. Rangka Hollow diklem ke Siku Besi menggunakan
sekrup. Siku besi diklem ke dinding menggunakan dynabolt.
7. Dynabolt

Berfungsi menempelkan Siku Besi ke dinding. Perlu diperhatikan, dinding yg hendak diklem haruslah
sudah diplester (bukan dinding bata tanpa plester), dan perhatikan kekerasan dinding. Makin keras
makin bagus. Lalai dalam hal ini dapat berakibat fatal, modul ACP dapat ambruk, karena dynabolt
tidak dapat menahan beban ACP (yg sebenarnya sangat ringan sekalipun)
8. Sekrup

Gunakan sekrup sesuai kebutuhan, untuk klem bagian mana. Ukuran sekrup yg digunakan
bergantung dari beban yg akan ditanggung nya. Untuk modul yg besar, gunakan sekrup yg lebih
besar.

9. Spon

Lapisan busa ini berfungsi untuk mengisi nad (space antara 2 modul). Fungsi spon untuk
menampung air yg mungkin bocor menembus sealent, sehingga tidak bocor ke dalam.

10. Sealant

Setelah Nad diisi oleh Spon, kemudian Nad di isi selaent, untuk merekatkan posisi spon dan rangka
serta ACP. Sealent yg digunakan haruslah type yg netral atau non stain, karena jika yg digunakan
sealent type acid (yg mudah larut terkena panas matahari dan air hujan), maka luruhan sealant ini
dapat mengotori warna ACP. Untuk warna sealant bermacam macam, dikembalikan ke

ownner/arsitek/aplikator untuk rasa.

11. Circular Saw

Gergaji ini berfungsi untuk memotong ACP, siku besi/aluminium, hollow dll

12. Mesin Bor

Digunakan untuk melubangi kuping ACP, spigot/stiffener, hollow, siku klem, memasang sekrup dll

13. Las Listrik

Digunakan saat membuat dudukan rangka / siku yg akan di klem ke dinding

14. Waterpass

Penting untuk selalu mengontrol maju mundur tampak ACP


15. Stegger/scaffolding

Untuk memasang ACP pada ketinggian

16. Safety tools


Masking, helm, sepatu safety, sarung tangan, harness dll

PEKERJAAN LANTAI
Keramik yang digunakan adalah ukuran 10x60 cm, 30x60 cm, 30x30 cm, 40x40 cm dan 60
X 60 cm dengan spesifikasi merk sekualitas Pelaksanaan pemasangan keramik lantai
harus dikordinasikan dengan pemasangan instalasi listrik dan plumbing yaitu apabila ada
pemasangan dibawah lantai. Sebelumpekerjaan dilakukan pastikan pasangan pasir urug
sudah dilakukan dan elevasi telah dicapai. Bahan – bahan :
 Keramik Lantai 10x60 cm, 30x60 cm, 30x30 cm, 40x40 cm dan 60 X 60 cm
 Pasir pasang
 Semen

A
ir
Pe
ral
ata
n:
 Water pass
 Benang
 Sendok mortar
 Bak spesi
 Ember
 Alat pemotong keramik
 Palu karet
 Busa/spon
 Kain lap basah
 Molen untuk mengaduk mortar

S
elang air
Tenaga
Kerja :
 Tukang Batu
 Pekerja
 Mandor
Kesehatan dan keselamatan kerja :
 Gunakan pakaian dan perlengkapan kerja yang betul
(Sarung Tangan, Topi/Helm Proyek, Sepatu dll)
 Bersihkan tempat pekerjaan dari kotoran atau benda-bendda yang dapat
mengganggu Pekerjaan
 Tempatkan bahan-bahan pada tempat yang tidak mengganggu dalam
melaksanakan pekerjaan dan mudah dijangkau
 Tempatkan alat-alat pada tempat yang aman dan tidak mudah jatuh sertaMudah
dijangkau
 Hindarkan pemakaian alat yang tidak sesuai dengan kegunaanya
 Perhatikan dan pelajari dengan seksama gambar rencana pola
pemasangan Lantai Langkah Pekerjaan :
a. Persiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan
b. Sortir keramik pada kedua sisinya dan sesuaikan dengan ukurannya untuk
mendapatkan keseragaman
c. Rendam pada bak/drum air keramik yang akan dipasang selama 1 jam
d. Keramik dianginkan dengan cara diletakan pada tempat dudukan/tatakan
keramiksetelah proses perendaman
e. Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai.
f. Pasang benang arah Horizontal dan vertikal pada lantai sesuai dengan
elevasirencana/dalam gambar
g. Pasang keramik sebagai kepalaan pemasangan sepanjang garis yang telah dipasang
h. Cek kesikuan keramik dengan besi siku dan kerataan elevasi keramik
denganmenggunakan waterpass
i. Isi bagian daerah permukaan lantai yang lainnya dengan adukan spesi.
j. Setelah itu pasang keramik berikutnya sesuai posisinya sampai selesai, usahakan
supaya tidak ada las-lasan
k. Jika keramik sudah terpasang semua, ketuk permukaan keramik dengan palu karet
untuk mendatarkan/meratakan permukaan keramik supaya tidak rusak/cacat
l. Setelah itu cek kerataan elevasi keramik dengan waterpass
m. Bersihkan permukaan pasangan keramik yang telah terpasang dengan kan lap
basah sampai bersih
n. Untuk menghindarkan naiknya lantai, maka buatlah deletasi
o. Kemudian siapkan isian/bahan cor nad pada bak air (ember) dan aduklah hingga rata
p. Setelah adukan rata , isi sela-sela nad dengan bahan cor nad dengan menggunakan
sendok spesi. Pengisian nad dilakukan apabila kedudukan keramik telah kuat atau
spesi telah kering
q. Kemudian rapikan nad tersebut dengan cape
r. Diamkan dan tunggu sampai nad tersebut benar-benar kering
s. Stelah kering, bersihkan permukaan pasangan keramik yang sudah dipasang nad
dari sisa-sisa bahan cor nad dengan menggunakan kain / lap basah sampai bersih.

Gambaran rencana pasangan kramik

PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA


Pintu, Kusen dan Jendela merupakan komponen penting dalam sebuah bangunan. Pada proyek-
proyek besar biasanya mempunyai jumlah pintu yang banyak, sehingga pelaksanan pekerjaan ini
dilapangan memerlukan metode pelaksanaan yang tepat. Adapun metode pelaksanaan pekerjaan
pintu, kusen dan jendela, adalah sebagai berikut :

Persiapan

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pintu, kusen dan jendela aluminium.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : alumunium kusen, alumunium frame, hardware,
sekrup, fisher, engsel, sealant, baut dynabolt, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : cutting well/gerinda, bor, gergaji, waterpass,
meteran, unting- unting, reevet, gun sealant, selang air, cutter, dll.
Pengukuran

 Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk opening yang akan dipasang
kusen aluminium apakah sudah sesuai dengan gambar kerja atau belum.

Fabrikasi kusen alumunium

 Kusen dan frame alumunium difabrikasi di lokasi proyek untuk memudahkan apabila ada
perbaikan.
 Alumunium dipotong dan di sambung/dirangkai menggunakan sekrup galvanis.
 Alumunium yang sudah di fabrikasi di proteksi dengan menggunakan protection tape (blue
sheet) dan diberi tanda untuk memudahkan waktu pemasangan.

Pemasangan kusen alumunium dan frame

 Kusen alumunium yang telah difabrikasi dipasang setelah kondisi lapangan siap yaitu
pekerjaan plesteran dan acian sudah selesai. Sistem pemasangan dengan di screw fisher
menggunakan fisher S8.
 Sebelum kusen dimatikan ke dinding, harus dicek dahulu elevasi dan kesikuan kusen
alumunium dengan alat bantu waterpass/unting-unting. Apabila tidak lurus maka diganjal
dengan bahan dari hardboard, sehingga lebih kuat dan tahan lama.
 Untuk mencegah kebocoran maka hubungan antara alumunium dengan dinding di isi silicone
sealant.
 Setelah kusen aluminium terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan frame untuk
pintu/jendela, kaca dan hardwere. Frame pintu/jendela dipasang pada kusen dengan
menggunakan penggantung engsel yang disekrup ke kusen.
 Pemasangan hardware dikerjakan setelah kondisi lapangan benar-benar aman dan tidak
ada lagi pekerjaan yang dapat merusak kusen dan alumunium dan daunnya.
Proteksi

 Proteksi plastik (blue sheet) pada bagian kusen alumunium dapat dilepas, apabila lokasi
pekerjaan sudah benar-benar bersih dari kotoran dan tidak ada lagi pekerjaan yang dapat
merusak aluminium tersebut.

1. Persiapan

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan cat dinding.


 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : cat dinding emultion, plamir dinding, sealer, alkali
(anti jamur), ampelas, air , dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : steiger, roll, bak rool, kuas, kape, dll.
Pekerjaan Cat Dinding Emultion

2. Pekerjaan  Aplikasi pengecatan dengan menggunakan roll dan untuk


pengecatan bagian sudut menggunakan kuas.
 Pastikan dahulu permukaan dinding dalam keadaan
kering tidak lembab.
 Proteksi area kerja dengan plastic terutama untuk
menghindari tumpahan cat.
 Permukaan dinding dibersihkan dahulu sebelum di
cat, yaitu dengan diampelas, sikat kawat atau
gurinda jenis mangkok (bila ada plesteran + aci
yang tidak rata).
 Setelah permukaan dinding bersih, diberi lapisan
plamir dinding supaya pori-pori/lubang-lubang kecil
dan retak-retak halus tertutup.
 Setelah plamir kering, permukaan dinding
diampelas lagi agar mendapatkan permukaan yang
bersih/halus.
 Selanjutnya permukaan dinding diberi lapisan dasar
sealer (untuk pengikat cat). Apabila setelah disealer
timbul retak rambut, maka dilakukan plamir ulang
dan diampelas.
 Untuk dinding luar terlebih dahulu diberi lapisan
alkali untuk anti jamur/lumut. Kemudian dilakukan
pengecatan finish untuk dinding minimal 2 (dua)
lapis dengan menggunakan cat dinding emultion.
 Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat
sebelumnya telah kering.

PERSIAPA
N

PERSIAPAN DAN SESUAIKAN


DENGAN URUTAN KERJA

AJUKAN MATERIAL PENGECATAN

PEMILIHAN MATERIAL YANG SUDAH

Tahapan Pekerjaan Pengecatan


PERSIAPKAN PEKERJAAN YANG

PELAPISAN AWAL
PERMUKAAN DENGAN
BAHAN DASAR CAT

Hal. 54
PEKER DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS
JAAN PELAKSANAAN PENGECATAN
PERE
NCAN
AAN

KONFIRMASI DAN PERIKSA


LAHAN KERJA YANG AKAN
DICAT
PEKERJAAN SANITAIR
Pekerjaan Sanitair adalah sebagai berikut :

1. Persiapan

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan sanitair.


 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : monoblock, washtafel, cove ligth washtafel, kaca
cermin, hand drayer, jet washer, tisue holder, hand shower, soap dish, urinoir, penyekat
urinoir, floor drain, kran dinding, kichen zink, seal tape, sealant, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : bor, gerinda, waterpass, obeng, kunci pas, gun sealant,
dll.

Pekerjaan Sanitair

2. Pengukuran

 Terlebih dahulu dilakukan pengukuran (marking area) untuk titik penempatan dan
elevasi ketinggian alat sanitair.

3. Pelaksanaan pekerjaan pemasangan sanitiar

 Pelaksanaan pekerjaan pemasangan sanitair dan asseccoriesnya dapat dikerjakan


bersamaan dengan pekerjaan pengecatan atau pada saat bangunan pada tahap

Hal. 1
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT
BEKASI
penyelesaian untuk serah terima, hal ini dilakukan untuk menjaga alat-alat sanitair tersebut
tidak rusak/hilang sebelum bangunan digunakan.
 Beri tanda (marking area) untuk penempatan posisi alat sanitair.
 Pastikan posisi titik inlet untuk connect ke alat sanitair sudah terpasang sesuai dengan gambar
kerja.
 Untuk inlet berupa drat, penyambungan terlebih dahulu menggunakan seal tape.
 Pasang alat sanitary pada posisi yang telah diberi tanda.

Hal. 2
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT
BEKASI
 Proteksi alat sanitair yang sudah terpasang.
 Untuk testing pada pekerjaan sanitair adalah test fungsi alat sanitair.

Pekerjaan instalasi plumbing ( air bersih)

Pekerjaan instalasi plumbing ini harus dilakukan dengan extra hati-hati, khususnya pada setiap
sambungan. Hal yang pertama dilakukan dalam pekerjaan ini adalah penempatan sparing-sparing
yang tertanam dalam plat beton lantai. Dalam menentukan perletakan sparing-sparing ini perlu
didapatkan data ukuran/teknis sanitair yang akan digunakan, dengan demikian akan dapat
ditentukan letak sparing dari sisi dinding. Untuk jalur instalasi plumbing perlu diperhatikan
accessories yang digunakan, khususnya pada joint-joint yang membentuk sudut lancip maka
diperlukan adanya gabungan dari TY serta elbouw 45º atau elbouw 22½º, khusus untuk jalur yang
panjang akan dipasangkan waltermur sehingga dalam perbaikan/maintenance dapat mudah
dilaksanakan dengan tidak usah memotong pipa yang ada.
Setiap sambungan pipa gip harus menggunakan tali goni yang telah dicelup meni besi atau
menggunakan seltip, sedangkan untuk sambungan PVC tidak diperbolehkan dengan cara
pembakaran akan tetapi dengan menggunakan accessories dengan system pengeleman PVC. Pada
jalur pipa yang berbeda fungsinya maka perlu diberi tanda dengan pewarnaan. Gantungan pengikat
instalasi plumbing akan digunakan system span skrup sehingga dalam mengatur kemiringan dapat
distel dengan sempurna.

Pada pekerjaan Instalasi air bersih dan instalasi air kotor ini harus dilakukan percobaan
tekan. Setiap sambungan pada instalasi air harus kuat dan sempurna tanpa bocor. Percobaan tekan
biasanya dilakukan 2 x 24 jam dengan hasil tanpa penurunan tekanan. Pipa yang tertanan
dalam tembok dipastikan sebelumnya dengan ikatan terhadap dindingnya , sebelum dinding tersebut
tertutup oleh plesteran ataupun keramik dinding sedangkan untuk sparing pipa yang tertanam
kebeton dipastikan kekedapannya dengan cara digrouting dengan bahan kedap air. Jalur
pemasangan untuk instalasi air ini harus benar – benar rapih dan kuat pada dudukannya.

PEKERJAAN ELEKTRIKAL ARUS KUAT


Elektrikal Arus Kuat dan Arus Lemah adalah sebagai berikut :

Persiapan

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan elektrikal arus kuat dan arus lemah.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat bantu kerja disiapkan.

Pemasangan sparing kabel

 Sparing dipasang dulu apabila ada pengecoran beton lantai, untuk menghindari
bobokan beton pada saat penyambungan kabel antar lantai.
Pekerjaan Elektrikal Arus Kuat dan
Arus Lemah

Pemasangan instalasi kabel

 Kabel vertical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit, dimana pipa
tersebut harus ditanam dulu pada dinding bata sebelum dinding diplester. Supaya tidak
mudah bergerak pada saat dinding diplester, maka pipa yang ditanam diberi klem
dengan jarak sekitar 1 m.
 Kabel horizontal dipasang pada plat lantai beton dengan menggunakan pipa pelindung
conduit yang diberi perkuatan klem dengan jarak sekitar 1 m, hal ini dimaksudkan untuk
memudahkan maintenance. Pemasangan kabel horizontal harus sejajar, tidak boleh saling
melintas.

Pemasangan panel

 Panel listrik dipasang pada dinding yang sudah ditentukan, rata dan tidak miring.
 Semua kabel yang masuk ke dalam panel listrik diberi tanda sesuai dengan
kegunaannya dan dilengkapi dengan ring karet supaya lubang panel bagian atas
dapat terlindung dari debu/kotoran. Khusus untuk kabel dengan Ø 16 mm2 harus
diberi sepatu kabel dalam panel.
 Pada sisi pintu panel bagian dalam harus dibuat diagram instalasinya termasuk daya
cadangan yang sudah direncanakan, hal ini perlu untuk memudahkan bila ada perbaikan
instalasi.

Pemasangan fitting dan armature

 Fitting dan armature dipasang setelah kabel ditest ketahanannya, agar tidak terjadi
bongkar/pasang armature.

Pemasangan saklar dan stop kontak

 Marking jalur conduit pada dinding dan bobok dinding bata, jangan lupa gunakan cutter.
 Pasang conduit dan inbow dos.
 Tunggu sampai plester dinding akhir.
 Sambungan saklar, stop kontak dengan aslinya.
 Pasang saklar dan stop kontak, gunakan waterpass agar rata.

Testing dan commissioning

 Test tahanan kabel sebesar 2 ohm dan grounding serta test fitting/armature selama

± 1 x 24 jam Pekerjaan instalasi titik cahaya


Dalam pelaksanaan instalasi titik cahaya yang perlu diperhatikan adalah dihindarkannya
sambungan yang terlalu banyak, oleh sebab itu perlu diukur secara cermat sebelum kabel dipotong.
Pemasangan jalur instalasi harus benar-benar rapih sehingga mudah dalam pemeriksaan pada saat
pemeliharaan/pengecekan. Pembengkokan pipa sparing tidak boleh dengan cara
pembakaran/pemanasan tetapi harus menggunakan alat khusus, hal ini menghindarkan terjadinya
pengerasan dalam pipa yang dapat menyebabkan kabel akan sobek jika dimasukan dalam pipa
tersebut. Seluruh instalasi titik cahaya harus dimeger terlebih dahulu serta diadakan test penerangan
selama 2 x 24 jam, hal ini untuk meyakinkan bahwa tidak akan terjadinya hubungan arus pendek
pada saat yang akan datang.

PASANGAN PIPA CONDUIT/


BATA DINDING SPARING

PEKERJAA PENARIKAN
N KABEL

PLESTERA PENARIKAN
N DINDING KABEL

PEKERJAAN PEMASANGAN
FINISHING ARMATURE
Pekerjaan pemasangan fixture dan armature
Untuk pemasangan fixture dan armature perlu dipelajari terlebih dahulu gambar teknis dari
alat-alat tersebut sehingga akan memudahkan dalam pelaksanaannya, apakah dari segi
dudukannya maupun dari segi ukurannya, khususnya untuk armature yang dalam pelaksanaannya
sangat berhubungan dengan pembuatan lubang pada plafond. Untuk armature ini akan ditest
penerangan selama 2 x 24 jam, yakni bersamaan dengan rencana pengetesan instalasi titik cahaya.
150 cm

30 cm

Gambar Bobokan untuk penempatan saklar


& stop kontak

Termasuk Pekerjaan Lampuu taman dan PJU

PENANGKAL PETIR
Berikut uraian bagaimana membuat sistim instalasi penangkal petir konvensional yang bisa
diterapkan di bangunan. Secara umum bagian dan sistim pemasagan penangkal petir adalah
sebagai berikut :
1. Batang Penangkal Petir, sering disebut Splitzen.
2. Pengkabelan (Konduktor). Adalah merupakan penghantar aliran dari penangkal petir ke
pembumian (pentanahan). Kable yang digunakan untuk yang jauh dari jangkauan biasanya
jenis kabel BC ( kabel tembaga terbuka) dan untuk yang mudah dalam jangkauan
menggunakan kabel BCC atau NYY (kabel tembaga terbungkus).
3. Terminal,
4. Pembumian/ Pentanahan. Adalah bagian yang meneruskan hantaran ke tanah.
Menggunakan sejenis pipa tembaga (cooper rod) diameter 1/2 inch
panjang 3-4 m.

Dari gambaran tersebut diatas , dapat dijelaskan fungsi pembumian adalah :

 Menghantar muatan dari petir ke bumi.


 Bilamana ada arus lebih yang masuk dari jaringan listrik, dengan menggunakan alat bantu
arester yang sudah di integarsikan ke sistim pembumian maka tegangan lebih dapat di
hantarkan ke bumi, hal ini akan mengurangi kerusakan sitim dan peralatan elektronik
didalam rumah.
 Bilamana ada tegangan lebih yang masuk kedalam sistim jaringan listrik didalam rumah,
alat alat elektronik yang sudah diintegrasikan kedalam sistim pembumian sehingga
tegangan lebih akan dihantarkan ke bumi , hal ini akan mengurangi kerusakan barang
barang elektronik di dalam rumah. Kita dapat membuat sub – sub terminal didalam rumah
tapi harus memperhatikan faktor keamanan dan estetika.

Sistim Pemasangan Instalasi Penangkal Petir dan Grounding :

1. Splitzen adalah bagian yang ditempatkan ditempat tertinggi di atas


bangunan rumah . Dapat juga dilakukan dengan menambah ketinggian
dengan menambah pipa untuk mendapatkan radius yang lebih besar
dari sambaran petir. Bahan yang digunakan adalah dari batang tembaga,
saat ini jenis splitzen ini ada berbagai macam dipasaran ada jenis
splitzen tunggal ataupun bentuk trisula. Spliten dihubungkan ke terminal
atau langsung ke pipa tembaga dengan kabel BC 50 mm .
2. Untuk keamanan barang barang elektronik didalam rumah, anda bisa memasangkan
sub terminal dengan menggunakan plat tembaga
dengan ukuran kira kira 5 cm x 20 cm. Kemudian sub terminal
ini diintegrasikan ke Terminal dengan menggunakan kabel
BCC/ NYY 15 mm.
3. Untuk mengamankan tegangan lebih dari jaringan listrik, anda bisa menambah arester di
sistim instalasi listrik , dimana arester kemudian di hubungkan ke terminal grounding
dengan menngunakan kabel BC/NYY ukuran 15 mm.
4. Terminal adalah pusat yang menghubungkan beberapa
kabel sebelum diteruskan ke pembumian / pentanahan.
Bahan terminal dapat
menggunakan plat tembaga dengan ukuran 10 x 30 cm.Terminal bisa dibuatkan diluar
bangunan rumah dengan menempatkannya di sebuah bak kontrol. Kemudian terminal
dihubungkan ke sistim pembumian dengan menggunakan kabel BC ukuran 50 mm.
5. Sebagaimana persyaratan dalam pentanahan dimana dianjurkan nilai tahanan sitim pembumian
adalah
dibawah 3 ohm untuk kemanan barang-barang elektronik .
Pada dasarnya untuk sistim pembumian yang bagus adalah
berhubungan dengan tanah dimana pipa dipasangkan,
dimana kekedapan tanah yang tinggi adalah tempat yang
paling bagus untuk mendapatkan nilai tahanan pembumian
yang rendah. Dianjurkan tidak menanam pipa didaerah
berpasir ataupun berbatu, karena biasanya nilai tahanan
pembumian akan semakin tinggi.
6. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal anda bisa
menambahkan beberapa pipa tembaga yang saling
terintegarasi. Atau cara lain bisa dilakukan dengan
menanam pipa dalam hingga lebih dari 20 m. Bilamana nilai
tersebut tidak dapat dicapai, sitim pembumian dapat
ditambahkan dengan memasangkan cooper plate yang
ditanamkan bersamaan dengan bentonite.

Pekerjaan Instalasi Telepon


Instalasi telepon menggunakan kabel berpenampang sesuai dengan kebutuhan kabel
telepon yang diletakan dalam pipa conduit dengan ukuran disesuaikan dengan jumlah kabel yang
ada di dalamnya.
Instalasi di atas langit – langit di klem pada beton / plat lantai, dengan jarak pengkleman
setiap 50 cm. Saluran telepon ini harus terpisah dari instalasi lainnya.
System penyambungan harus sesuai dengan ketentuan / peraturan Perum-Tel.
Sambungan – sambungan dari pipa conduit seperti Tee, Elbouw, Doos, dan sebagainya,
harus dari bahan yang sama dengan bahan pipanya.
Roset – roset dipasang serendah – rendahnya 40 cm dari lantai jadi untuk lokasi dinding
dan dipasang sesuai lokasi pada Under Floor Duct / Lantai.
Setelah instalasi selesai dikerjakan maka pengecekan akan dilaksanakan dengan bantuan
perangkat system telepon yang akan kami uraikan dalam Bab “ Standard Mutu Kerja berkait dengan
Quality Control”.
PUBLIC AUDIO SISTEM
Pengadaan dan pemasangan seperangkat audio
sistem, jaringan audio lengkap
dengan pengujian dan semua accessories yg diperlukan,
Audio Amplifier c/w
Accessories kabel
Coaxial 2X1,5
Speaker Outdoor c/w
accessories Speaker
Ceiling c/w
accessories Speaker
pendant c/w
accessories

FIRE ALARM
Pengadaan dan pemasangan seperangkat Fire Alarm sistem, jaringan
smoke detector dan buzer lengkap dengan pengujian dan semua
accessories yg diperlukan, termasuk interkoneksi dengan audio sistem.
Master control fire alarm c/w Accessories
Pada akhir pelaksanaan akan diadakan trial run dan pengujian untuk seluruh instalasi, maupun
demonstrasi dari unit – unit yang dipergunakan yang biasa lajim disebut “TEST COMISSIONING”.

UNIT PEKERJAAN INTERIOR


Lingkup Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah pengadaan barang meubelair/furniture dan
interior melekat, yang dibuat di workshop dan pekerjaan pengadaan barang pabrikasi dengan
ketentuan harus sama dengan spesifikasi teknis yang di minta oleh user/pengguna.

I. Pekerjaan Meubelair :

 Pekerjaan furniture sesuai dengan gambar kerja serta buku uraian pekerjaan dan
persyaratan pelaksanaan teknis.
 Pekerjaan pembersihan sebelum dan setelah pelaksanaan pekerjaan.
 Pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap alat-alat kerja, bahan-bahan,
maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga hasil
pelaksanaan sempurna.

PEKERJAAN LIFT
Analisis Pekerjaan
Ala! yang akan digunakan:
1. Tool Box unit
2. Peralatan pengelasan
3. Ala! pengangkut material
4. Ala! bantu

Material dan unit:


Ada pun beberapa komponen pendukung elevator (lift) adalah Governir, panel, ruang
luncur, kereta (sangkar), saklar pintu, bobot imbang, peralatan pengaman, lobi lift, konstruksi
tali baja tarik, tali baja kompensasi, dll

Tenaga/Man Power
Tenaga yang bekerja untuk pekerjaan lift dibagi menjadi beberapa grup tergantung jenis
dari pekerjaan itu sendiri, diantaranya
1. Untuk pekerjaan pemasangan bracket, rail, hoist way, car dll dibutuh kan tenaga 10 orang
2. Waktu estimasi pekerjaan lift adalah 60 hari

B. Cara Pelaksanaan Pekerjaan


I. Pekerjaan Persiapan
1. Menyusun/menetapkan schedule:
. Pengecoran (finishing) lantai ruang mesin
. Finishing dinding pintu
. Pemasangan & testing elevator
2. Mempelajari gambar-gambar layout elevator untuk disesuaikan dengan gambar struktur.
3. Membahas scope pekerjaan yang tidak termasukl dalam Peterman pemasangan,
testing, elevator berdasarkan spesifikasi yang telah disetujui.
4. Menetapkan apakah sumber daya listrik untuk penerangan, pemasangan & testing disediakan
oleh Kotraktor Utama atau tidak.
5. Menetapkan apakah ada elevator yang akan digunakan sementara (temporary use) untuk
membantu pekerjaan sipil.
6. Melakukan pengecekan lokasi untuk pembuatan site office serta hoistway terutama
mengenai kebersihan ruang pit dan keamanan kerja.
7. Menyusun team kerja lapangan dan menyiapkan sama kerja seperti:
Drawing layout, Material bantu, Peralatan kerja, Perlengkapan
administrasi proyek II Pkerjaan Pendahuluan
1. Membuat site office dalam area yang memadai.
2. Membongkar, memeriksa dan penyimpanan peralatan.
3. Memasang scaffolding, proteksi pintu clan safety net serta lampu penerangan kerja.
4. Mengetahui informasi mengenai:
Sumber daya listrik yang disesuaikan, Schedule peralatan tiba di site, Schedule instalasi &
testing, Drawing layout, Short shipment/ miss shipment, Daily report, lnspeksi,Permanent
•power

Ill. lnspeksi Ruang Mesin dan


Hoistway Mengadakan pemeriksaan
bagian-bagian berikut:
Machine room, Bearing beam, Access door, Overhead, Pit depth, Dimension hoist way, Water
proofing, machine room, hoistway dan pit, Penerangan ruang mesin, exhaust fan, grill.
Receptacle.

IV. Menaikkan Peralatan Elevator ke Ruang Mesin


1. Mempersiapkan wrench. platfonn. hooks/beam, dan rope shackle (double swivel clanmerakit
sehingga menjadi satu kesatuan ala! angkut sementara.
2. Menaikkan control panel ke ruang mesin.
3. Menaikkan traction machine ke ruang mesin
4. Menaikkan peralatan lainnya seperti beam, sheave. governor ke ruang mesin.
5. Menaikkan top template ke ruang di bawah slab ruang mesin.
6. Membawa button template ke ruang pit
7. Menaikkan landing door. frame. sill dan hanger case untuk diletakkan ditiap-tiap lantai.
8. Membongkar clan menyimpan kembali peralatan pada item 1 untuk disimpan di
lantai paling alas (top floor). V. Template
1. Setting wire plumb (piano wire) pada posisi:
2. Rail counter weight
3. Rail car cage
4. Door

VI. Setting Peralatan Ruang Mesin


1. Setelah posisi kawat plumb hoist way ditetapkan, maka peralatan ruang mesin hams diset dan
disesuaikan posisinya terhadap kawat plumb tersebut. yaitu : beam. control panel. traction
machine, governor, dan lain- lain.
2. Pengelasan. dengan memperhatikan hal-hal berikut:
Barricade, Fire extinguisher, Pit dan hoistway bersih dari peralatan yang mudah terbakar
3. Menggunakan masker, kaca mata lag & sarung tangan

VII. Piping dan Wiring di Ruang Mesin


1. Berdasarkan gambar kerja clan wiring diagram, dilakukan pekerjaan piping clan wiring untuk
semua peralatan listrik di ruang mesin.
2. Untuk melakukan hal tersebut diatas, dipersiapkan alat-alat kerja seperti:
Hammer/drill, Rivet, Pliers, Connector tools, Crimping tools, Insulation tape, Wrenches, Dan lain-lain
3. Pemasangan ducting di ruang mesin untuk peletakkan kabel-kabel yang menghubungkan
control panel dengan traction machine, governor, transfonner,dan lain-lain. VIII. Pekerjaan lnstalasi
di Hoist way
1. Mera kit kembali peralatan kerek yang ada di top
floor untuk menaikkan guide rail, car& counter
weight.
2. Menyiapkan peralatan seperti :
Racket & torque wrench, Level gage, Rail hange, Waste cloth, Hammer, Strnight •edge
3. Membersihkan rail danjoint
4. Membawa rail ke ruang pit
5. Rail dinaikkan dengan peralatan kerek secara berurutan dan langsung disambung padajoint
sampai mencapai bawah slab ruang mesin
IX. Pemasangan Bracket dan Rail Alignment
1. Menyiapkan peralatan kerja seperti :
Hammer drill, Hose leave, Rail gage, Shim, Level gage, dan lain-lain
2. Marking position bracket rail car, counterweight clan separator beam di hoistway dan
pengeboran untuk anchor bolt.
3. Pemasangan bracket dengan anchor bolts/lass.

X. Pemasangan Peralatan Pit


1. Menyiapkan peralatan kerja seperti :
Hammer drill, Hammer, Racket wrench, Shim, Dan lain-lain
2. Pengeboran anchor bolts untuk buffer base
3. Pemasangan & setting buffer base
4. Pemasangan oil buffer untuk car & counterweight.
5. Pemasangan compensating sheaves. XI. Mera kit Counter Weight

1. Menyiapkan peralatan kerja seperti:


Racket wrench, Hammer, Level gage, Square gage, Dan lain-lain
2. Pemeriksaan pit area & menyiapkan counter weight frame
3. Membawa counter weight frame ke cwr rail pit area
4. Pemasangan guide shoe clan rail stopper
5. Pengisian frame dengan counter weight block
6. Adjustment counter weight guide shoe

XII. Mera kit Car Frame


1. Menyiapkan peralatan kerja seperti:
Chain hoist, Sling wires, Level gage, Hammer, Plumb bob & line, Dan lain-lain
2. Pemasangan platform clan bottom channel
3. Pemasangan car frame
4. Pemasangan car guide shoe
5. Adjustment car guide shoe

XIII. Roping
1. Menyiapkan peralatan kerja seperti :
Wrench, Pliers, Rope cutter, Hammer, Torch, Dan lain-lain
2. Uncoiling rope menurut prosedur yang benar
3. Pemasangan socket rope
4. Babied pouring socket
5. Roping untuk counterweight dari ruang mesin
6. Roping untuk car
7. Roping untuk compensating sheaves
8. Roping untuk governor •
XIV. Wiring Hoistway
1. Menyiapkan peralatan kerja seperti:
Cutting pliers, Plus dan minus driver, Tape, band, Wrench, Dan lain-lain
2. Pemasangan junction box, car cage, pit & hoist way.
3. Pemasangan travelling cable dari car cage junction box sampai junction box
4. Pemasangan cable hanger

XV. Pemasangan Entrance Door


1. Menyiapkan peralatan kerja seperti:
Welder, Hammer, Drill, Level gage, Steel ruler, Plumb.bob.& line, Dan lain-lain
2. Pemasangan door sill & adjustment level
3. Pemasangan door jamb & adjustement vertical
4. Pemasangan hanger case & adjustment
5. Pemasangan entrance door & adjusment vertical
6. Pemasangan hall button, hall lantern dan indicator

XVI. Mera kit Car Cage


1. Menyiapkan peralatan kerja seperti:
Box wrenches, Plus screw driver, Hammer, Levelgage, Steel ruler, Dan lain-lain
2. Pemasangan wall panel
3. Pemasangan kick board
4. Pemasangan front return panel
5. Pemasangan car cage operating panel
6. Pemasangan ceiling
7. Adjustment car & door mechanism
8. Pemasangan & adjustment landing sensor device

XVII. Testing & lnspeksi


Mempersiapkan peralatan testing seperti :
Multi tester ampere meter, AC volt meter, Wrench, Long nose pliers,Speed
meter,Merger tester,Dan lain-lain

C. Proses Pabrikasi dan delivery


Untuk pekerjaan elevator (lift), material harus dipesan terlebih dahulu kurang lebih memakan
waktu 2-3 bulan setelah PO diterbitkan. Karena material tersebut butuh proses manufacturing.

D. Koordinasi Antar Pekerjaan yang berkaitan


Dalam pekerjaan elevator (lift) sangat berkaitan dengan pekerjaan opening lift dan waterproofing.
E. Ketersediaan Rencana Penanggulangan Kegagalan
Untuk pekerjaan elevator (lift) umumnya terjadi kegagagalan dalam hal pemasangan elevator
(lift) adalah kemasukan air, yang tentu saja fatal akibatnya.
Solusi penanggulangan untuk memperbaikinya
adalah dengan lebih memperhatikan metode pekerjaan elevator (lit) dan menggunakan
pekerja yang ahli dalam pengerjaannya. Untuk pekerjaan elevator (lif•t) harus benar-
benar dipastikan bersih terutama dari air.

F. ldentifikasi Bagian dan keadaan kritis


Pada sistem lift yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut:
1. Kapasitas angkut, dinyatakan dalam Kg atau total jumlah orang.
2. Kecepatan gerak, dinyatakan dalam meter/menit.
3. Jumlah lantai yang dilayani, mencakup jumlah stop/opening dari pintu lift
4. Jarak gerak, sangkar lift pada posisi terendah s/d teratas dinyatakan dalam meter.
5. Over head, jarak aman yang ditentukan dari lantai teratas s/d lantai ruang mesin.
6. Kedalaman pit, sangat ditentukan berdasarkan kecepatan lift.
7. Ukuran bersih shaft.
8. Jenis pintu (center opening atau side opening) (
9. Sistem Kerja

G. Ketersediaan Metode Monitoring/Program Jaminan


l(etelitian Untuk menjaga kualitas pekerjaan baja
diperlukan beberapa hal:
1. Pada saat kedatangan material di eek terlebih dahulu bersama antara kontraktor dan
MK terhadap kualitas material dan spesifikasi material yang telah ditentukan
2. Pada saat pelaksanaan pekerjaan supervisor arsitek dan ME harus terus saling berkordinasi
3. Selalu ada pengawasan khusus dari supervisor ME terutama dalam pekerjaan wearing atau
connecting kabel dan pemasangan unit2 tertentu
4. Dilakukan meeting secara berkala antara supervisor ME, Arsitek, surveyor dan sub
kont I mandor yang terkait dalam pekerjaan tersebut di atas.

Pekerjaan
Septik
Tank
Bioseptic
Aerob
Cara pasang septic tank biotech mudah dan dapat dikerjakan oleh tukang biasa tanpa perlu keahlian
khusus. dengan septic tank biotech air tanah menjadi steril dari bakteri patogen jahat seperti e coli.
produk septic tank biotech selain septic tank biotech ada juga toilet portable fibreglass, stp biotech,
ipal biotek, bubuk bakteri pengurai tinja, flexible toilet frp.
Skema Pemasangan Boiseptic
SALURAN TERBUKA U-DITCH 40 x 40 cm dan Tutup
PEKERJAAN PERSIAPAN
Sebelum melakukan pemasangan u-ditch perlu dilaksanakan pekerjaan persiapan terdiri dari :

1. Survey lokasi dan pengukuran awal.


2. Koordinasi dengan pihak terkait.
3. Pembuatan direksi keet, barak pekerja dan gudang.
4. Pembuatan rambu lalu-lintas.
5. Pengaturan access masuk lokasi pekerjaan.
6. Pengaturan tata letak material dan peralatan.
7. Mobilisasi peralatan.
8. Pembuatan shop drawing

FABRIKASI BETON PRACETAK U-DITCH

Segera setelah mendapatkan kontrak kerja, kontraktor berkoordinasi dengan direksi kemudian
melakukan pengukuran awal di lapangan, dan selanjutnya kontraktor mengajukan shop drawing
kepada direksi. Dengan disetujuinya shop drawing tersebut menjadi acuan untuk fabrikasi beton
pracetak u-dtich. Pada umur minimal 7 hari, beton pracetak bisa dimobilisasi ke lapangan.
Pekerjaan saluran beton pracetak u-ditch segera dimulai.

moulding beton pracetak


fabrikasi beton pracetak u-dtich
Berikut ini bagan alur fabrikasi beton pracetak u-ditch :

PEMASANGAN BETON PRACETAK U-DITCH

Beton pracetak yang paling banyak volumenya dipasang paling awal. Tahapan pelaksanaan
pemasangan BETON PRACETAK U-DITCH adalah sebagai berikut :

1. Pengukuran

Pengukuran meliputi pengukuran panjang pekerjaan dan elevasi. Elevasi yang tertera pada
shop drawing diterapkan di lapangan dengan memasang patok-patok dan bouwplank untuk
menyimpan elevasi.

n
G

li

Setelah patok dipasang, pekerjaan galian bisa dimulai. Elevasi galian dikontrol berdasarkan elevasi
yang sudah disimpan pada patok.

galian tanah

Penggalian tanah menggunakan excavator. Dalam waktu 1 hari target panjang galian minimal
adalah 7,2 m untuk memenuhi kemampuan alat berat dalam memasang beton pracetak yaitu 6
unit.

3. Pembuangan tanah bekas galian


Selama excavator mengerjakan galian, 1 unit dump truck siap di sisi galian untuk menampung tanah
bekas galian. Tanah bekas galian tersebut langsung dibuang ke luar proyek dan di sisi rencana
saluran disiapkan sebagian material bekas galian untuk digunakan pengurugan kembali. Dengan
demikian area di sisi galian relatif bersih dan setiap saat siap ditempati stock beton pracetak u-dtich.

4. Urug sirtu

pembuangan bekas galian

Tahapan setelah galian mencapai panjang 7,2 m adalah pengurugan sirtu. 1 hari sebelum
pengurugan, sirtu harus siap di sisi galian. Untuk segmen selanjutnya sirtu didatangkan bertahap
berdasarkan kebutuhan setiap segmen galian. Ketebalan urugan pasir adalah 5 CM. Pengurugan
menggunakan excavator dengan bantuan tenaga manusia untuk meratakannya.

URUGAN PASIR

5. Lantai kerja
lantai keja dudukan beton pracetak u-ditch

Pada umumnya ketebalan lantai kerja adalah 50 mm dengan mutu beton K125 atau B0.
Permukaan lantai kerja dibuat serata mungkin dan dikontrol elevasinya berdasarkan elevasi yang
sudah disimpan pada patok-paton bantuan. Kerataan lantai kerja sangat menentukan kerapian
elevasi beton pracetak u-ditch yang dipasang di atasnya.

6. Pemasangan BETON PRACETAK U-DITCH


o Beton pracetak U-ditch yang sudah berumur lebih dari 7 hari dari fabrikasi dikirim ke
lokasi dan di stok di lokasi dekat pemasangan.
o Pemindahan BETON PRACETAK U-DITCH dari stock yard ke tempat pemasangan
menggunakan forklift dengan kapasitas sesuai berat material. Biasanya kapasitan forklift
yang harus disediakan adalah 2 x berat material.

stock yard beton pracetak u-ditch


o Pemasangan BETON PRACETAK U-DITCH menggunakan excavator atau crane
tergantung pada berat material yang diangkat. Biasanya kapasitas crane atau excavator = 5
x berat material yang diangkat. Pemasangan dilakukan setelah cor lantai kerja berumur
minimal 1 hari. Target pemasangan setiap hari rata-rata 6 unit.
pemasangan beton pracetak u-ditch

pemasangan beton pracetak u-ditch dengan crane

beton pracetak u-ditch terpasang

 Di atas BETON PRACETAK U-DITCH sebaiknya dipasang caping beam dari beton cor
di tempat, berfungsi untuk menjaga posisi beton pracetak u-dtich agar tidak bergeser ke
kiri atau ke kanan oleh desakan tanah setelah pengurugan kembali.
 Pengelasan plat penyambung antar beton pracetak u-dtich
 Pekerjaan nat
 Setelah Pemasangan U-Ditch berangsur Tutup U-Ditch bisa segera di pasang, dengan

izin Pengawas Spasi antar BETON PRACETAK U-DITCH ditutup dengan campuran semen.
Pagar Panel Beton
Pemasangan Pagar Panel terdiri dari beberapa tahapan:
1. Galian Tanah
2. Pondasi Batu Kali
3. Pemasangan Kolom Beton
4. Sloof Beton (sesuai gambar kerja)
5. Pemasangan
Panel Beton Uraian dari
masing-masing pekerjaan:
1. Galian Tanah
Pekerjaan galian tanah bisa dilakukan dengan alat berat atau manual dengan tenaga
manusia (tergantung banyaknya volume pekerja).
2. Pondasi Batu Kali
Setelah galian tanah pondasi pagar terlaksana selanjutnya memasang pondasi batu
kali, dengan uraian seperti berikut:
• Persiapan bahan, alat dan tenaga kerja.
• Tahap awal adalah membuat dan memasang bowplank untuk pasangan batu kali
sesuai dengan gambar kerja.
• Membuat adukan mortar menggunakan molen sesuai dengan spesifikasi teknis.
• Pemasangan lapis batu pertama, diawali dengan menghamparkan adukan setebal
3 - 5 cm, kemudian menyusun batu diatas hamparan dengan jarak 2 - 3 cm (tidak
bersinggungan) pukul atau ketok-ketok batu tersebut agar terikat kuat dengan
adukan.
• Isi rongga diantara batu-batu dengan adukan sampai penuh/mampat dengan
menggunakan sendok adukan.
• Pada saat mengerjakan pasangan pondasi batu kali harus disediakan
lubang/sparing tempat pemasangan kolom.
• Apabila terjadi hujan, pasangan diitutup plastik atau terpal agar pasangan yang
masih baru tersebut tidak rusak karena air hujan.
3. Pemasangan Kolom Beton
Kolom pagar dipasang setelah lubang/sparing pada pondasi batu kali telah
tersedia, dengan uraian metode kerja seperti berikut:
• Kolom diangkat dengan menggunakan tripod, kemudian dimasukkan kedalam
lubang/sparing yang telah disediakan.
• Cek kelurusan horizontal dan vertical kolom agar posisi kolom presisi terhadap
kolom lainnya.
• Seletah kolom terpasang/berdiri lurus, maka lubang/sparing akan ditutup dengan
memasang batu kali sesuai dengan gambar.
4. Sloof Beton
Pekerjaan sloof beton berfungsi untuk menjepit kolom pagar oleh karena itu sloof
dilaksanakan setelah Kolom Pagar berdiri/terpasang, pekerjaan sloof dilaksanakan dengan uraian
metode kerja seperti berikut:
• Tahap pertama adalah melakukan Pembesian untuk sloof beton dengan ukuran sesuai
gambar rencana, pada saat pemasangan besi harus diperhatikan bahwa besi tulangan
harus benar-benar menjepit kolom.
• Selanjutnya adalah pemasangan bekisting dengan ketentuan sesuai dengan spesifikasi
teknis.
• Setelah pembesian dan bekisting terpasang serta telah disetujui oleh Pengawas
Lapangan, selanjutnya adalah melaksanakan pengecoran Sloof menggunakan Beton
K-250 atau sesuai spesifikasi teknis.
• Sebelum dilakukan pengecoran sloof maka akan dilaksanakan pemeriksaan akhir
pekerjaan dan pembersihan lokasi pengecoran.
• Pengecoran dilaksanakan menggunakan ready mix namun apabila tidak
memungkinkan, pengecoran dilaksanakan secara site mix menggunakan beton molen.
• Campuran beton yang sudah homogen dituangkan ke dalam bekisting.
• Segera setelah beton dituangkan kedalam bekisting, beton tersebut akan dipadatkan
menggunakan alat concrete vibrator, pemadatan dilakukan sesuai dengan spesifikasi
teknis.
5. Panel Pagar
Setelah kolom dan sloof terpasang, selanjutnya adalah melaksakan pemasangan
panel pagar seperti berikut:
Peralatan yang digunakan
• theodolit
• unting-unting ( manual )
• water pass
Cara Pelaksanaan
untuk pemasangan kolom precast ini haruslah
benar-benar sesuai jarak yang di rencanakan
karena jika peletakan kolom precast ini tidak
sesuai jarak yang direncanakan akan berakibat
patal, karena panel dinding precast yang akan
dipasang tidak dapat masuk atau sebaliknya tidak
terjepit antara kolom precast yang satu dan yang
lain. Kelebihan pagar precast ini adalah mudah
dan cepat pelaksanaannya namun butuh
ketepatan ukuran dalam pengerjaannya

Contoh Pemasangan Kolom Precast


b. Pekerjaan Panel Beton precast uk 5 x
45 x 240 cm Peralatan yang digunakan
• tali
• alat angkat panel precast
• takel

Cara Pelaksanaan
untuk pemasangan panel precast tidak terlalu sulit hanya dengan mengangkat panel
precast dan memasukannya ke dalam lubang dudukan precast yang ada di kolom precast,
jika pagar precast yang di pasang tinggi bias memakai alat bantu takel atau crane kecil saja.

Contoh pemasangan panel beton

Pekerjaan Paving
Alat : Cangkul, Stemper Kodok

Alat Bantu lainnya : Pengki , Benang, Mesin

potong inter blok Material : Pasir Sirtu, Pasir

Urug

Langkah Kerja Paving Blok

1. Untuk pekerjaan paving block sebelum melaksanakan pekerjaan ini bahan harusdi
setujui oleh Pengawas.
2. Pekerjaan ini diawali dengan melakukan penggalian tanah. Penggalian tanah

inidilakukan hingga kedalaman sesuai gambar.


3. Pemadatan tanah / perataan agar dilaksanakan dengan mesin gilas untukmendapatkan
pemadatan yang stabil.

4. Setelah pemadatan dilakukan urugan dengan sirtu tebal 9 cm.

Pelaksanaan urugan sirtu :

Urugan sirtu dapat dilakukan lapis demi lapis, mencapai tebal yang disyaratkandi gambar
setiap lapis sirtu harus diratakan, disiram air dan dipadatkan dengan alat pemadat
pemadatan dilakukan hingga mencapai tidak kurang dari 95% dari kepadatan optimum
pemadatan harus dilakukan pada kondisi galian yang kering agar dapatdiperoleh hasil
kepadatan yang baik.

5. Setelah sirtu dipasang maka dapat dilakukan pemasangan urugan pasir.


Setelahpemadatan permukaan pasir dengan stamper maka dilakukan
pekerjaanpemasangan paving block.

6. Setelah sirtu sudah dikerjakan maka ditebarkan pasir urug tebal 5 cm dan
diratakanuntuk level pemasangan paving block, ditarik benang dari dua arah
untukmendapatkan nat yang lurus dari dua sisi. Paving block yang digunakan adalah
paving block , t = 8 cm

7. Setelah pemasangan paving block selesai ditebarkan pasir untuk mengisi nat-nat paving
block diratakan dengan sapu lidi dandipadatkan menggunakan stemper kodok sampai
permukaan rata.

Gambar Paving Block

Uskup Paving Block ; t = 8 cm K-300

Syarat - Syarat Pelaksanaan


dalam gambar di atas sub base yang dipadatkan. Padatkan base course oleh
dengan stemper sampai dengan level yang dikehendaki.

dan di jaga agar kandungan kelembaban konstan dan kepadatan longgar dan
konstan sampai paving block dipasang dan dipadatkan dengan rapih.
8 cm K-300 dipasang dengan lebar
sambungan minimum 1 mm dan maksimum 4 mm, hati-hati jangan menggangu
leveling base, jika Uskup Paving Block ; t = 8 cm K-300 mempunyai spacer bars,
pasang Uskup Paving Block ; t = 8 cm K-300 dengan tangan yang harus kencang
terhadap spacers bars. Menggunakan benang untuk menjaga garis tangan yang
lurus. Isi gap antara unit yang melebihi 4 mm dengan potongan unit

Uskup Paving Block ; t = 8 cm K-300 sampai dengan


level yang telah ditentukan. Dan sebarkan pasir secepatnya
setelah menggetarkan paving block sampai dengan level yang dikehendaki. Sapu
dan getarkan pasir sampai dengan
sambungan-sambungan betul-betul terisi agar penuh, kemudian bersihkan pasir yang
tersisa.

n.

8 cm K-300 secara hati-hati dengan


tangan mengikuti acuan yang lurus untuk menjaga ketepatan dan keseragaman
permukaan atas dengan akurat. Lindungi unit paving yang baru dipasang dengan
plywood sebagai tempat berdiri para pekerja. Majukan panel pelindung yang seiring
kemajuan pekerjaan tetapi lindungi daerah tersebut sesuai dengan perpindahan
selanjutnya diikuti dengan perpindahan bahan- bahan dan peralatan untuk
menghindari cakukan atau mengganggu keserasian unit pavers. Jika diperlukan
tambahkan ketinggian pada Uskup

Paving Block ; t = 8 cm K-300 yang kurang tinggi sebelum pekerjaan pengisian sambungan.

8cm K-300 penyambungan

dengan tangan secara kencang isi dengan campuran kering dari 1 bagian semen
Portland dan 3 bagian pasir dengan cara manyapu campuran tersebut diatas
permukaan Uskup Paving Block ; t
= 8 cm K-300 sampai dengan sambungan-sambungan tidak terlihat tanda-tanda
penggantian.

8 cm K-300 yang longgar,


retak, patah, bernoda atau kerusakan lain atau unit tidak serasi dengan unit
sebelahnya seperti yang dikehendaki. Sediakan untuk unit-unit baru untuk
mencocokan unit yang bersebelahan dan pasang dengan cara yang sama
seperti unit semula, dengan melakukan pengisian sambungan yang sama agar
tidak terlihatan tanda-tanda penggantian.

s
etujui oleh aplikator yang menjamin pekerjaan unit paving ini tidak rusak atau
menjadi
jelek pada saat Serah Terima Pekerjaan tersebut.
Pekerjaan Kansteen
Pekerjaan yang dilakukan terlebih dahulu adalah galian tanah. Lalu dapat dilakukanpemasangan kansteen. Segala
macam kanstein baik yang dipinggir maupun yang ratadengan pavement harus sudah terpasang dengan baik
sebelum pemasangan pavingblock dimulai. Celah (naad) antara kansteen harus diberi spesi perekat
sesuai denganpetunjuk.Dan juga dikerjakan pekerjaan pembuatan bak tanaman. Pekerjaan bak
tanaman inidapat dilakukan akhir-akhir setelah melakukan pemasanganpavingblock.Pembuatan bak tanaman
ini
dilakukan dengan melakukan pasangan bata adukan 1:4t=70 cm. dan pekerjaaan finishingnya adalah
dengan memasang batu tempel
Spesifikasi Teknis :

Spesifikasi Teknis :
Lebar Kansteen : 15 cm
Tinggi Kansteen : 20 cm
Panjang Kansteen : 40 cm
Permukaan Kansteen : Halus & kualitas
beton expose Mutu Beton : K-300

MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALU LINTAS


Dalam melaksanakan pekerjaan Peningkatan Jalan setiap tahapan pekerjaan yang akan
dilaksanakan mulai dari awal. Pelaksanaan Pekerjaan sampai dengan akhir kegiatan di lapangan
diusahakan tidak mengganggu arus lalu lintas. Aktifitas arus lalu lintas yang terhambat akibat
adanya kegiatan proyek akan merugikan pengguna jalan raya.
Agar dalam pelaksanaan pekerjaan tidak terjadi kerugian dipihak pengguna jalan, maka manajemen
lalu lintas dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :
- Menyiapkan perlengkapan keselamatan jalan selama periode kontruksi sesuai ketentuan.
- Membuat rencana kerja manajemen lalu lintas sesuai schedule pekerjaan dan koordinasikan
dengan seluruh personil yang terkait.
- Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan di lapangan.
- Memasang rambu-rambu di sekitar lokasi pekerjaan, dan menempatkannya secara tepat dan benar.
- Menempatkan petugas pengatur lalu lintas untuk mengatur dan mengarahkan arus lalu lintas.
Peralatan Keselamatan Lalu Lintas
- Rambu penghalang lalu lintas jenis plastik
- Rambu peringatan
- Peralatan komunikasi
dan lainnya Tenaga yang
terdiri dari:
- Pekerja
- Koordinator
Pada saat pekerjaan, rambu-rambu diletakkan sepanjang daerah galian, tujuannya agar lalu lintas
tidak masuk atau terperosok ke dalam daerah galian. Rambu-rambu yang dipasang haruslah
mempunyai cat dengan pantulan cahaya, guna menghindari kecelakaan di malam hari.

STANDAR MUTU KERJA BERKAITAN DENGAN QUALITY CONTROL


Dalam pembahasan bab sebelumnya telah diuraikan Standard Proses yang dituangkan
dalam Metode Pelaksanaan , sedangkan untuk Standard Produk kami akan mengacu kepada
Spesifikasi Teknis yang akan diberikan oleh Pihak Owner dalam hal ini tentunya melalui syarat –
syarat teknis yang diuraikan oleh pihak Konsultan Perencana.
Sebelum pekerjaan dimulai seluruh bahan – bahan terpasang harus sudah mendapat
persetujuan dari pihak Pemilik Proyek. Untuk itu pihak Pelaksana akan terlebih dahulu memberikan
contoh – contoh material dan warna pada saat diadakan rapat koordinasi diawal pekerjaan.
Jika ditemui adanya gambar yang kurang jelas maka pihak pelaksana akan membuatkan
shop drawing untuk mendapatkan persetujuan Pengawas terlebih dahulu.
Untuk Standard Mutu Kerja sangat berkaitan dengan Standar System Mutu yang diterapkan
dalam pelaksanaan.
Dalam memastikan persyaratan standar produk yang telah ditentukan oleh
Konsultan Perencana tersebut terpenuhi atau tidak terpenuhi, maka diperlukan Standar System
Mutu . Untuk itu perlu dilaksanakan :
1. Sistem perencanaan kerja untuk mencapai mutu yang ditentukan
2. Sistem pelatihan bagi para tukang dan pengawas
3. Sistem seleksi material yang dipakai agar tercapainya mutu
yang ditentukan 4.Sistem kalibrasi dan perawatan alat agar dapat
berfungsi dengan baik
5. Sistem inspeksi sebelum, selama, dan sesudah
pelaksanaan. Parameter mutu hasil kerja akan
ditentukan oleh :
1. Biaya pelaksanaan sesuai atau di bawah rencana
2. Waktu pelaksanaan sesuai atau di bawah rencana
3. Karakteristik produk sesuai gambar dan spesifikasi
4. Keselamatan dan kesehatan kerja selalu diperhatikan, dengan standard OHSAS
5. Hubungan kerja di dalam proyek selalu tetap terjalin dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai