A. PENDAHULUAN
Teknologi dalam industri konstruksi pada dasarnya berkaitan erat dengan terpadunya keterampilan
manusia dan kapasitas peralatan serta permesinan. Perkembangan dari waktu ke waktu cenderung
menunjukan perubahan mengikuti garis orientasi permesinan, seiring dengan inovasi dan penemuan
baru di bidang itu. Keberhasilannya memang mengagumkan, akan tetapi sekaligus mengungkapkan
fakta bahwa tradisi mengandalkan tenaga manusia secara total integration pada industri sepertinya
semakin ditinggalkan. Kenyataan bahwa upah tenaga telah lari jauh meninggalkan produktifitas
membayarnya.
Metode Pelaksanaan pada hakekatnya merupakan penjabaran tata cara dan teknik-teknik
pelaksanaan pekerjaan, merupakan inti dari seluruh kegiatan dalam sistem manajemen konstruksi.
Metode pelaksanaan merupakan kunci untuk mewujudkan seluruh perencanaan menjadi bentuk
fisik. Pada dasarnya metode konstruksi merupakan penerapan konsep rekayasa dari hasil analisis
dan analisa yang berpijak pada keterkaitan antara persyaratan dalam dokumen pelelangan, keadaan
teknis ekonomis yang ada di lapangan dan seluruh sumber daya termasuk pengalaman kontraktor.
Kombinasi dan keterkaitan ketiga elemen secara interaktif membentuk kerangka gagasan dan
konsep metode optimal yang diterapkan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik.
Latar Belakang
Untuk mendukung sarana dan kebutuhan dibidang ini dan pemanfaatan fasilitas untuk menunjang
dan mendorong kualitas efesiensi efektifitas Produksi dengan serangkaian program dan kegiatan
sebagai implementasi sarana dan prasarana lingkungan, dalam rangka kelancaran dan efektivitas di
Hal. 1
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT
BEKASI
GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT BEKASI.
Hal. 2
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT
BEKASI
Untuk menunjang pelaksanaan pembangunan tersebut di atas, maka diperlukan Pengelolaan
Pelaksanaan (Project Management), agar pekerjaan berjalan lancar dan menghasilkan hasil akhir
Yang perlu diingat banyaknya hal – hal yang harus dipertimbangkan serta dievaluasi kembali dalam
pekerjaan ini, dikarenakan tingginya Kompleksitas pekerjaan yang ada disamping terbatasnya waktu
pelaksanaan.
Oleh sebab itu perlu dilakukan seleksi yang ketat untuk mendapatkan Konsultan serta Kontraktor
yang benar – benar mampu dan berpengalaman dalam menangani pekerjaan gedung bertingkat
B. METODE KONSTRUKSI
Metode Konstruksi yang dimaksud disini adalah : metode-metode pelaksanaan per item pekerjaan
dari barang yang diterima proyek hingga barang tersebut terpasang dengan baik mengacu kepada
Spesifikasi Teknis dan Bahan tentunya dengan tidak mengganggu fungsi dan meminimalisir
ketidaknyamanan yang ditimbulkan akibat adanya pekerjaan ini. Adapun fungsi dari metode ini
adalah untuk meng-interpretasikan pemahaman Kontraktor terhadap pihak owner. Dengan demikian
pihak owner/ pemilik pekerjaan dapat kejelasan akan rencana yang akan dikerjakan Kontraktor.
C. UMUM
X
15
10 Formula Campuran
Tdk
Ada ? JASTEK
Rencana (DMF)
X
SERAH TERIMA LAPANGAN Ya
DOK. ADENDUM
PEMBUATAN RMK
ADDENDUM
3 SPMK
PERMINTAAN MULAI PEKERJAAN
Keterangan:
PENGAJUAN UANG MUKA
Tdk Ya X
9 PENGETESAN
MATERIAL
24
PERBAIKAN
Sesuai?
X
X
Rekaman Kuantitas
X
PEMBUATAN AS BUILT DRAWING
31
SELESAI
34
APRESIASI DAN
INTERPRETASI
LINGKUP PEKERJAAN
TATALAKSANA PROYEK
Setelah rekanan tersebut ditunjuk selaku pelaksana proyek (Pemenang Lelang), perlu disusun
tatalaksana proyek .
Pada hakekatnya pelaksanaan proyek suatu perusahaan, hanyalah merupakan satuan tugas yang
khusus menangani proyek bersangkutan, sebagai sub ordinasi dari tugas pokok dan fungsi
perusahaan yang telah mengadakan kontrak kerja dengan pihak/instansi lain sebagai pemilik proyek
yang dimaksud.
Pengelolaan pelaksanaan proyek perlu dilakukan secara profesional dengan tujuan untuk
kelancaran dalam melaksanakan pekerjaan serta efisiensi biaya sehemat mungkin, dengan hasil
akhir pekerjaan sebaik mungkin, dan memberikan keuntungan sebagaimana yang diinginkan demi
tercapainya hasil pekerjaan yang tepat guna, tepat waktu dan tepat mutu, serta dapat memberikan
manfaat sebesar-besarnya bagi pemilik proyek / pengguna hasil pekerjaan proyek tersebut.
Untuk itu perlu disusun bagan Organisasi Lapangan dan hubungan – hubungannya agar tidak terjadi
Tujuan dari Organisasi Lapangan tesebut diatas, yakni agar Direktur Utama dan Direktur selalu
mengetahui segala keadaan dari proyek tersebut, Komunikasi yang cepat dan langsung diperlukan
Keuangan dan administrasi dan bagiannya bertugas untuk melakukan pembukuan keuangan
proyek, melakukan pembayaran, dan segala administrasi keuangan termasuk melakukan penagihan
Dan Seorang keuangan, sekali-kali dapat melakukan peninjauan kelapangan, untuk dapat mengenal
personil lapangan, cara-cara pelaksanaan, sehingga diharapkan akan lebih menyadari akan tugas
pekerjaannya.
Tenaga Ahli K3 pada Organisasi tersebut peranannya cukup penting, bertugas dan bertanggung
jawab untuk merencanakan detail kemungkinan resiko dan pengendalian K3 dalam pelaksanaan,
Bagian Survey / juru ukur bertugas dan bertanggung jawab atas pelaksanaan pengukuran volume
kemajuan pekerjaan yang dilaporkan kepada Bagian Perencanaan sebagai bahan untuk
mengevaluasi dan merencakan bila terjadi perubahan ukuran, atau perubahan Volume, dan dapat
dimungkinkan untuk direncakan jika ada pekerjaan baru yang belum terdapat dalam kontrak.
Site Manager bertugas dan bertanggung jawab untuk menjalankan program pelaksaan proyek
sesuai dengan hasil perencanaan, mengatur tenaga kerja secara optimal sehingga waktu yang
Disamping itu seorang Site Manager bertugas untuk melakukan Koordinasi dengan para Sub
Kontraktor, para Suplier, dan para pelaksana agar program yang direncanakan dapat berjalan sesuai
Pelaksana lapangan Bertugas untuk melaksanakan program yang telah diatur dan dijadwalkan
oleh site manager secara optimal dan berkordinasi dengan site manager mengenai setia[p detail
pekerjaan yang akan di kerjakan, dan bekerja sama dengan mandor mandor sesuai dangan tugas
dan wewenangnya.
dipergunakan di lokasi proyek dari awal hingga akhir pelaksanaan, membantu pelaksana dalam
2. Pendayagunaan Sumberdaya
a. Sumberdaya Manusia
Manajerial
Teknik
Administrasi
Keuangan
Pelaksanaan lapangan
b. Sumberdaya Bahan
Pemanfaatan sumberdaya bahan sesuai dengan spesifikasi yang dipersyaratkan untuk setiap item
pekerjaan meliputi :
Material lokal
Material fabrikan
Material terangkai
Peralatan komunikasi
d. Sumberdaya Finansial
Pekerjaan pelaksanaan konstruksi adalah pekerjaan yang menuntut kemampuan profesional. Proyek
pelaksanaan konstruksi bukanlah komoditas dagangan yang siap diperjual belikan dimana saja,
kapan saja, kepada siapa saja. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya diperlukan sumberdaya
Modal awal sejumlah hingga 20 % dari nilai proyek dialokasikan untuk menutupi biaya pekerjaan
persiapan, uang muka pemesanan bahan serta pembelian atau peminjaman peralatan, hingga
diperoleh angsuran pembayaran dari proyek. Selanjutnya prestasi pekerjaan fisik lapangan terus
dipacu agar dapat segera ditagihkan pengangsurannya, sehingga cash flow proyek benar-benar
dapat dijalankan.
Gambaran pengelolaan sumberdaya finansial dalam pelaksanaan konstruksi proyek secara
Pembiayaan Manajemen proyek, merupakan bentuk biaya tak langsung terhadap pelaksanaan
proyek.
Pembiayaan Konstruksi Proyek, merupakan bentuk biaya langsung terhadap pelaksanaan proyek
Pembiayaan Overhead dan Taktis Proyek, merupakan bentuk biaya sampingan dan tak terduga
Sisa Hasil Usaha , merupakan keuntungan yang diperoleh atas pengelolaan pelaksanaan
konstruksi proyek, dengan perhitungan adalah nilai netto proyek dikurang dengan jumlah
e. Rencana Kerja
Rencana kerja dipersiapkan dan disusun sebagai panduan bagi seluruh kinerja Tim Pelaksana
Proyek, agar pelaksanaan kegiatan bisa tepat guna dan berhasil guna.
1 2 3 4 5 10 11 12 13
6 7 8 9
URAIAN PEKERJAAN Nilai
MINGGU KE MINGGU KE MINGGU KE MINGGU KE MINGGU KE MINGGU KE MINGGU KE MINGGU KE MINGGU KE MINGGU KE MINGGU KE MINGGU KE MINGGU KE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
Bobot (%)
100
1 PEKERJAAN PENDAHULUAN DAN PERSIAPAN
No GRAFIK
I. PEKERJAAN PENDAHULUAN DAN PERSIAPAN 2.287.295.637 3,79
2 PEKERJAAN STANDARD -
40
4 PEKERJAAN SARANA DAN PRASARANA -
0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37
1 PEKERJAAN SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN 2.920.201.738 4,84
1,55 1,55 1,55 1,55 1,55 1,55 1,55 1,55 1,55 1,55 1,55 1,55 1,55 1,55 1,55 1,55
30
5 PEKERJAAN BANGUNAN PENUNJANG -
0,62 0,62 1,76 1,76 2,25 2,25 2,25 2,25 3,07 3,07 2,78 2,78 3,73 3,73 3,73 3,73 2,26 2,26 2,26 2,26 4,22 4,22 3,92 3,92 1,47 1,47 1,47 1,47 2,67 2,67 2,67 2,67 0,37 0,37 0,37 0,37 2,15 2,15 2,15 2,15 0,92 0,92 0,92 0,92 0,842 0,842 0,842 0,842 0,303 0,303
Strategi dan Taktik Penanganan berbagai persoalan dalam pelaksanaan kegiatan lapangan
Susunan Tim Pelaksana, Struktur Organisasi Kerja dan Pemberian Tugas Masing-masing,
berikut rencana kebutuhan tenaga kerja lapangan (mandor, tukang, kepala tukang, laden)
Rencana kebutuhan Bahan, Peralatan, dan Finansial
Sistem dan Mekanisme Koordinasi Kerja secara internal dan eksternal
Strategi dan Taktik Penanganan berbagai persoalan dalam pelaksanaan kegiatan lapangan
Susunan Tim Pelaksana, Struktur Organisasi Kerja dan Pemberian Tugas Masing-masing,
berikut rencana kebutuhan tenaga kerja lapangan (mandor, tukang, kepala tukang, laden)
Rencana kebutuhan Bahan, Peralatan, dan Finansial
Sistem dan Mekanisme Koordinasi Kerja secara internal dan eksternal
3. Seleksi Material dan Peralatan
Seleksi material / kesesuaian spesifikasi material dan Peralatan merupakan faktor penunjang
kesuksesan dalam suatu tatanan pekerjaan pelaksanaan konstruksi. Hal ini dimaksudkan sebagai
upaya untuk memperoleh hasil tepat guna, dan hasil guna terhadap pelaksanaan pekerjaan
dimaksud. Dengan demikian hendaknya persoalan yang terkait dengan penggunaan material dan
peralatan sudah dapat diantisipasi dan ditentukan sebelum kegiatan dilakukan. Sehingga biaya-
biaya yang dikeluarkan untuk penyediaan material dan peralatan dalam proyek dapat ditekan.
Untuk itu dalam menentukan jenis material dan peralatan ini hendaknya berpedoman kepada :
a. Klarifikasi seluruh jenis pekerjaan proyek yang akan dilaksanakan, untuk menentukan jenis
material dan peralatan yang sesuai secara teknis dan biaya. Di Tingkat lapangan, material
dan peralatan tersebut diseleksi lagi kualitas dan kelayakannya oleh Project Engineer
b. Material yang akan digunakan sebaiknya diajukan contoh terlebih dahulu dan dimintakan
serta Pemberi Tugas. Waktu pengajuan harus cukup tersedia, untuk antisipasi apabila
c. Dilakukan Pemesanan (Delivery Order) kebutuhan material dan peralatan ke lokasi, yang
disesuaikan dengan jadwal pekerjaan. Jumlah material tidak boleh kurang dari volume
yang sudah dihitung, bahkan untuk mengantisipasi kerusakan dan kekurangan material di
d. Tes Laboratorium harus dilakukan terhadap bahan yang dibuat seperti Cor Beton dengan
e. Mobilisasi Alat Penunjang dan Peralatan lainnya yang diperlukan ke lokasi sesuai
dengan kebutuhan, begitu pula dengan mobilisasi tenaga kerja (setempat) maupun
BERSAMA PEMKOT BEKASI Dengan tingkat kompleksitas yang tinggi pekerjaan ini dilaksanakan,
dengan waktu kerja yang cukup (350 hari). Dengan keadaan seperti ini sangatlah diperlukan
Sebagai dasar evaluasi dalam penyajian penawaran harga, maka PT. MAM
ENERGINDO , dalam hal ini diwakili oleh team teknik, dipandang perlu untuk memahami situasi dan
kondisi :
1. Akses menuju lokasi proyek.
2. Radius Lokasi proyek terhadap Sumber Material (Material alam atau Material fabrikan/jadi)
3. Lokasi Proyek yang akan dibangun dan lingkungan sekitar proyek. kultur masyarakat
disekitar lokasi pekerjaan dan hal-hal yang dipandang perlu dan akan menimbulkan
dampak terhadap pelaksanaan proyek.
MANAJE
MEN
MUTU
UMUM
Proyek dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian aktifitas yang bersifat khusus untuk mencapai
suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya. Rangkaian aktivitas ini dibatasi
oleh tiga variabel proyek, yaitu waktu (Time), mutu (Quality) dan harga (Cost). Kegiatan-kegiatan
ini menghasilkan suatu output, baik software (design), maupun hardware (pelaksanaan fisik).
- methode (mekanisme dan prinsip kerja yang diterapkan dalam menjalankan suatu proyek)
- marketing (pemasaran proyek setelah proyek jadi atau dalam proses pengerjaan)
Sebuah proyek diawali oleh adanya prakarsa atau gagasan atau ide dari pihak pengguna jasa
(owner/employer) yang kemudian dituangkan ke dalam pekerjaan perencanaan dan direalisasikan
menjadi suatu wujud fisik tiga dimensional. Dalam hal ini yang akan dibahas secara mendalam
adalah proyek dalam kelompok industri konstruksi.
Dalam proyek seperti ini, dimana kegiatan – kegiatan yang dihadapi sudah sangat kompleks dengan
berbagai macam permasalahan dan resiko yang sangat besar. Maka tata pelaksanaan
pembangunan harus dilakukan secara menyeluruh mulai dari perancangan, perencanaan dan
pembangunan fisik. Agar efisiensi dan efektivitas kerja terpenuhi dengan baik, maka di dalam
pelaksanaan proyek diperlukan manajemen proyek yang baik, sehingga kita dapat merencanakan
dan mengendalikan waktu perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan sebagainya sesuai dengan
perjanjian tertulis di dalam dokumen kontrak dengan biaya murah dan mutu yang baik.
Dengan demikian manajemen proyek memegang peranan penting untuk mencapai tujuan
pembangunan secara optimal. Dalam perkembangannya, penerapan manajemen proyek akan
semakin rumit dan kompleks dengan adanya sumber daya yang berlainan dan bervariasi di setiap
tahapan pembangunan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pun beraneka ragam sehingga
melibatkan banyak pihak terkait, yang merupakan satu tim yang saling berkaitan dan berhubungan.
Tujuan utama dari manajemen adalah mengelola fungsi- fungsi manajemen sedemikian rupa
sehingga diperoleh hasil optimum sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan, penggunaan
sumber daya yang seefisien dan seefektif mungkin.
Manajemen proyek adalah tata cara atau sistem kerja dari pekerjaan konstruksi dalam
mengelola sumber daya dan dana suatu proyek untuk mencapai tujuan dengan menggunakan
metode-metode dan sistematika tertentu agar tercapai daya guna dan hasil yang seoptimal mungkin.
Tata cara tersebut memadukan tahapan – tahapan proyek, antara lain :
Tepat waktu.
Pengendalian Mutu ditujukan untuk setiap jenis kegiatan yang mendukung pekerjaan ini. Upaya ini
dilakukan untuk mendapatkan hasil maksimal sesuai dengan RKS, sehingga diharapkan
mendapatkan hasil maksimal pekerjaan secara keseluruhan.
a. Pembuatan contoh Material yang sudah jadi sesuai dengan proposal teknis.
c. Memberikan contoh, volume dan mutu bahan untuk disepakati oleh pengguna jasa sebelum dan
selama pelaksanaan pekerjaan.
Jaminan mutu dilakukan selama dan sesudah pelaksanaan pekerjaan dilakukan, antara lain;
a. Pemeriksaan mutu seperti : Beton, Besi Beton, Agregat lainnya dan kalau diminta oleh
pengguna jasa dapat dilakukan di Laboratorium demikian pula dengan kegiatan lainnya.
b. Pemeriksaan semua item kegiatan yang berkenaan dengan contoh, volume, mutu bahan
dan mutu produk sesuai dengan RKS dan telah disepakati bersama pengguna jasa.
a. Penyedia jasa bertanggung jawab dalam proses pengendalian mutu produk pekerjaan
sejak awal dan untuk seluruh item pekerjaan yang telah disepakati dalam kontrak kerja.
b. Penyedia jasa bekerja sama dengan tim supervisi (dari pihak pengguna jasa kalau ada)
memberikan laporan kemajuan kerja kepada pengguna jasa yang meliputi seluruh kegiatan
pengendalian mutu, seperti; rencana dan urutan tiap jenis kegiatan (termasuk shop drawing
apabila diperlukan), pemilihan dan pemakaian bahan yang akan digunakan, kontrol proses
kerja dan evaluasi hasil/produk kerja.
c. Tim Supervisi: bertanggung jawab mewakili pengguna jasa di lapangan, antara lain
bertugas untuk mengawasi dan membantu penyedia jasa dalam proses pengendalian mutu
pekerjaan, baik teknis maupun administratif (seperti; persetujuan rencana dan urutan
kegiatan, pemilihan bahan, penggantian
bahan, interpretasi gambar yang kurang jelas, memeriksa dan mengkoreksi shop drawing
yang dibuat penyedia jasa dan membuat as built drawing dll.).
d. Penyedia jasa bekerja sama dengan konsultan supervisi memberikan laporan kemajuan
kerja kepada pengguna jasa yang meliputi seluruh kegiatan pengendalian mutu, seperti;
rencana dan urutan tiap jenis kegiatan, pemilihan dan pemakaian bahan yang akan
digunakan, kontrol proses kerja dan evaluasi hasil/produk kerja. Seluruh pekerjaan maupun
sub pekerjaan dicatat/record dan didokumentasikan sebagai laporan akhir yang akan
digunakan oleh semua pihak yang terkait.
OK
PENGAWASAN
OK
PROGRAM/IMPLEMENTASI
QA
PENGAWASAN
MUTU OLEH
PENGAWASAN
KONSULTAN ATAU
MUTU OLEH
PROGRAM/IMPLEMENTASI INHOUSE
PENYEDIA JASA QC ENGINEER
(DIVISI MUTU) PENGGUNA JASA
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Persiapan adalah saat pelaksanaan pekerjaan akan dimulai, dimana harus dilakukan
Penandatangan Naskah Dokumen Kontrak , SPMK, dan SPL oleh kedua belah pihak.
Uitzet / Pengukuran
Pemasangan Bouwplank
ISI :
SPMK
SPL
Berita Acara
……………..
……………...
……………..
……………...
Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan halaman proyek
sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama tersebut sesuai dengan petunjuk
Pemerintah Daerah setempat. Kontraktor tidak diijinkan menempatkan atau memasang reklame
dalam bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin dari Pemberi Tugas
dengan Furniture Sederhana, Papan Tulis, Rak Buku, serta WC (Water Closset). Untuk Penempatan
Direksi Keet ditempatkan pada areal yang strategis terhadap pekerjaan dan tidak mengganggu
Direksi Keet yang dibuat harus sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan dalam Syarat-
Sayrat Rencana Kerja (RKS), baik tempatnya maupun luasan, serta bahan-bahan yang digunakan.
Direksi Keet tersebut juga diperlukan dalam rangka melaksanakan Contruction Meeting Berkala,
baik Mingguan, maupun Bulanan, untuk itu maka haruslah dilengkapi dengan fasilitas lainnya
seperti, Meubelair, Meja Rapat, Papan Tulis dan jika dibutuhkan dapat dilengkapi dengan Telepon
dll.
Pembuangan / Pembersihan dari bekas bongkaran dilaksanakan berangsur-angsur agar tidak terjadi
penumpukan puing bongkaran dilokasi pekerjaan, yang mana akan mengganggu terhadap tahapan
pelaksanaan berikutnya .
Pengukuran ulang perlu dilaksanakan untuk ceking kembali antara ukuran yang ada pada gambar
Untuk memulai pelaksanaan pekerjaan Pembangunan, yang pertama kali harus dilakukan ialah
pekerjaan pengukuran dengan cara membuat suatu titik tolak / titik duga yang disebut BM
(Bench Mark) berupa patok beton ukuran 15/15 cm, yang diberi warna sesuai dengan
ketentuan.Bench Mark merupakan titik tetap sebagai referensi ukuran posisi horisontal dan posisi
serta meteran ukur biasa.Bench Mark tersebut harus dijaga dan dipelihara mulai dari saat
pelaksanaan hingga berakhirnya pekerjaan. Untuk mencapai keakuratan pengukuran untuk posisi
Hal ini sangat penting dilakukan untuk menghasilkan akurasi pasangan dinding, lantai dan plafond
serta kemiringan saluran drainase yang merupakan masalah rumit bagi sebuah bangunan.
Penyediaan Air Kerja untuk pelaksanaan proyek ini dengan membuat sumur pantek, sumur
gali, mendatangkan dari luar, atau penyambungan dari PDAM , sehingga dapat digunakan
sebagai air minum, mandi, dan cuci. Air kerja tersebut harus benar-benar bersih terbebas dari zat-zat
kimiawi, serta zat-zat organik lainnya yang dapat mebahayakan bagi manusia serta bangunan.
Untuk menjamin kebersihan air tersebut terlebih dahulu agar dilakukan Tes Laboratorium.
Penyediaan Listrik Kerja yang merupakan kebutuhan dalam melaksanakan aktivitas pekerjaan
terutama untuk mesin-mesin, serta untuk penerangan di malam hari bila kerja lembur juga untuk
kebutuhan lain seperti pemakaian komputer dan lain-lain. Listrik kerja tersebut dengan
menggunakan Genset atau dapat juga dengan melakukan penyambungan sementara dari PLN.
1.8. Mobilisasi Alat dan Perlengkapan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik dimulai, terlebih dahulu harus dilakukan Mobilisasi Alat
serta Perlengkapan yang dibutuhkan dan sesuai dengan keperluannya yang meliputi :
Stoom Walls Lori berguna
berguna untuk untuk melakukan
melakukan pekerjaan
pekerjaan pengankutan jarak
pengilasan dan dekat
Pemadatan pada
pek jalan C
o
Buldozer
n
berguna
c
untuk
r
e
melakukan
t
pekerjaan
e
striping,
M
spreading
e land
dan
x
clearing
e
r
b
e
r
g
u
n
a
untu
k
m
e
l
a
k
u
k
a
n
p
e
n
g
a
d
u
k
a
n k e
n
S p g
Dumpe e g
Truk k n a
berguna
o g l
untukp a i
melakuka
, d a
n u n
(pengang
C k
kutana) a
jarak njauh m
n
a
g , n
k u
u a
p
l
l
, A
Loader
l
a
berguna
d t
a untuk
n melakukan
p
e
loading ke
r
a dump truck
t
l u
k
a
a
t n
g
l a
n
a
i b
n e
r
n
g
y u
a n
a
b
e u
r n
g t
u u
n k
a
m
u e
n l
t a
u k
u a u
k y
a u a
n
, t
p
e t
k e
L
e m
r b a
j o
a k p
a ,
n d o
s
b r
k
.
a
. n
M g
m b
b e
r
Keadaan cuaca
Menyediakan Buku
Harian sesuai
dengan petunjuk
dalam Laporan
Mingguan dan
Laporan Bulanan.
2. Membuat pemotretan :
TAHAPAN PELAKSANAAN
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN TANAH
Pekerjaan Tanah meliputi :
a. Galian tanah untuk pondasi disesuaikan menurut petunjuk gambar, dan tanah bekas galian
diatur untuk memudahkan pengangkutan bahan yang akan dipasang.Pekerjaan ini
dikerjakan setelah pemasangan profil sebagai dasar ukuran dan dimensi agar pekerjaan
galian tersebut sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan dalam gambar pelaksanaan.
Lebar galian tanah untuk pondasi harus lebih lebar kurang lebih 20 cm dari lebar dari
gambar rencana, hal ini dimaksudkan agar tukang dapat leluasa dalam bekerja.
Tanah bekas galian ditempatkan pada lokasi yang aman sehingga tidak
mengganggu aktifitas disekitarnya.
Pekerjaan ini dinyatakan selesai setelah dilakukan pengecekan dan disetujui oleh pengawas
pekerjaan. Tahapan pelaksanaan pekerjaan ini adalah :
- Pembersihan lokasi
- Penggalian
- Pengecekan kedalaman galian
Peralatan yang digunakan berupa alat gali (Cangkul, linggis, sekop) serta Alat pendukung
lainnya (pengki, gotrok).
- Sebelum melaksanakan penggalian, posisi galian dan ukuran seperti tertera dalam
gambar sudah dipastikan benar dan harus mendapat persetujuan Direksi / Pengawas
lapangan.
- Penggalian tanah pondasi dapat dimulai setelah pemasangan bouwplank dan patok-
patok disetujui Direksi / Pengawas lapangan.
- Dasar galian harus mencapai tanah keras, dan jika pada galian terdapat akar-akar
kayu, kotoran- kotoran dan bagian-bagian tanah yang longgar (tidak padat), maka
bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya kemudian lubang yang terjadi diisi dengan
pasir urug.
- Untuk mempertahankan kepadatan muka tanah galian, maka lubang yang sudah
siap segera dilanjutkan dengan urugan pasir dan batu kosong.
b. Urugan tanah kembali bekas galian harus dipadatkan agar tidak ada penurunan lantai
dikemudian hari
c. Urugan pasir dilakukan pada dasar permukaan galian tanah sebelum pemasangan
pondasi batukali. d.
PEKERJAAN PONDASI
a. Pondasi batu kali
Pondasi yang digunakan adalah pondasi batu belah dengan batu yang cukup keras/kuat
(batu keropos jangan dipaksakan dipasang)agar dapat memikul beban dengan baik
sehingga tidak ada penurunan atau retakan dinding dan spasi bahan 1:6 pada adukan
dilakukan dengan takaran yang benar dan tetap.
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan galian tanah untuk pondasi kedalamannya
telah mencapai ukuran sesperti dalam gambar dan mendapatkan persetujuan dari Direksi,
pekerjaan galian tanah telah mencapai panjang 20% dari total volume galian maka
pekerjaan pasang batu sudah bisa dimulai.
Tahapan pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
Persiapan pengadaan material seperti batu belah, pasir, semen (PC) dan air.
Batu belah
harus kekar, padat berwarna ke abu-abuan, Tidak berongga, tidak pecah dan jika
dipukul berbunyi nyaring, ukuran batu minimal 20 cm dengan ketebalan 15 cm.
Pasir pasang
Harus berbutir keras dengan gradasi baik bervariasi, bersih dari kotoran, lempung dan
bahan lainnya.
Semen (PC)
Semen yang dipakai harus memenuhi standar SNI dan disyaratkan dapat untuk
pekerjaan konstruksi pengairan serta dalam keadaan layak pakai, tidak mengeras.
Air
Air yang disyaratkan adalah air yang bersih, tidak berwarna, tidak bau, tidak
mengandung garam, asam dan senyawa kimia lainnya yang dapat mengurangi
kekuatan mortar (adukan).
Persiapan pengadaan peralatan
Untuk mengaduk adukan diperlukan peralatan seperti Beton molen kapasitas 0,25 m3
sebanyak 1 buah, dolak untuk mengukur material yang terbuat dari kayu ukuran 0,40
m x 0,50 m x 0,20 m.
Peralatan penunjang lainnya seperti sekop, cangkul dan ember, sendok plester.
Pemasangan
Sebelum batu dipasang terlebih dahulu batu dibersihkan dengan sikat kawat agar
kotoran yang menempel hilang, kemudian batu disiram air, maksudnya agar
permukaan batu dengan adukan terjadi ikatan yang homogen.Pada dasar pondasi
yang berhubungan dengan tanah perlu diberi lantai kerja setebal 5 cm, setelah itu baru
batu dipasang diatasnya, antara batu dengan batu yang lainnya tidak boleh
bersinggungan, jarak batu dengan batu kurang lebih 1,5 cm dan dibalut dengan
PELAJARI KONDISI
PENGUKURAN/PERSIAPAN
PELAKSANAAN
adukan.Berikut adalah tahapan pekerjaan pasangan batu.
PEKERJAAN STUKTUR
Meliputi pekerjaan beton yang bertulang dan tidak bertulang dan pelaksanaan yang benar untuk
menghasilkan beton yang bermutu baik. Maka perlu penyedian tenaga kerja yang terampil, alat
bantu yang memadai sesuai dengan fungsinya dan material/bahan berdasarkan standart
peraturan beton bertulang PB1 1971 dan SK.SKNI.T-15.1991-03
Semen yang digunakan harus berkualitas baik dan pada saat digunakan harus
dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras)
Air
Yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Air tawar yang dipakai
harus bersih, tidak mengandung minyak, asam alkali bahan-bahan organis dan
bahan-bahan lain yang dapat menurungkan mutu beton.
Kerikil tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% ditentukan terhadap berat
kering. Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka kerikil harus dicuci.
Pasir
Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebuh dari 5% ditentukan terhadap berat kering.
Besi Beton
Baja tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan ditentukan
dalam PBI
71. Besi beton harus bersih dari dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari
cacat-cacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.
Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton / baja tulangan harus sesuai dengan
petujuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi minimal) seperti yang di syaratkan
dalam PBI 71.
Besi beton / baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi.
Kawat pengikat harus terbuat daru baja lunak dengan diameter minimal 1mm dan
tidak bersepuh seng.
Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri.
Pengecoran Beton
Beton tidak bertulang/beton tumbuk/ rabat beton dibuat dengan adukan. 1PC : 3 Psr :
5krl dipergunakan untuk lantai kerja, lantai alas keramik untuk lantai kerja, lantai alas
keramik, neut-kusen dan rabat beton, ukuran disesuaikan dengan gambar.
Semua pekerjaan konstruksi beti pada bangunan dikerjakan dengan mutu beton K-
300. Semua pekerjaan konstruksi beton harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971
Adukan beton harus benar-benar rata dan matang dengan menggunakan Ready Mix pada K-300.
Untuk beton konstruksi bermutu K-125 dan K-175 dapat dilakukan dengan cara manual.
Pengecoran beton dapat dilakukan setelah cara pemasangan pembesian disetujui
oleh Direksi Pelaksanaan secara tertulis dan tersedian cukup bahan, perlatan
serta tenaga kerja.
Besi beton yang dipakai bermutu U-24.dan U-39 (SI.1). ukuran-ukurannya diameter
besi beton yang terpasang harus sesuai dengan gambar rencana, sedangkan
perubahan diameter tulangan harus dengan persetujuan Direksi/Pengawas. Penggatian
diameter tulangan tidak diperkenankan.
Besi beton bekas dan yang sudah berkarat tidak diperkenankan dipakai dalam
konstruksi. Besi beton harus bebas dari sisik, karat dan lain-lain lapisan yang dapat
mengurangi daya lekatnya pada beton.
Ikatan besi beton harus rapih dan kuat, bahan untuk pengikat adalah kawat beton
dengan diameter minimum 1mm.
Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka disamping adanya
sertifikat dari pabrik, juga diminta harus ada sertifikat dari laboratorium.
Berkesting dan Acuan
Sebelum penulangan beton dikerjakan harus terlebih dahulu dibuat bekesting atau pun
acuan yang kokoh dan rapat, sehingga air semen tidak bocor.
Bekesting harus dibuat sesuai dengan ukuran beton yang akan dilaksanakan.
Bahan bekesting dapat dibuat dari kayu terenteng tebal 2 cm atau multiplex.
Pembukaan bekesting ataupun acuan harus teratur dan beton sudah berumur minimal 14
(empat belas) hari.
Untuk pengecoran poer menggunakan beton mixer molen, mutu beton sesuai spesifikasi
Pembesian yaitu K. 300, Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan yang
ponda terdapat dalam Peraturan Beton Indonesia. pengecoran dilakukan hanya bila semua
tulangan telah diperiksa kembali, bekisting begian dalam dibasahi, tidak ada kesempatan
untuk lolosnya air cemen dari sambungan-sambungan bekisting, termasuk kekokohan
bekisting. Dan berikut adalah beberapa hal yang akan diperhatikan dalam pelaksanaan
pengecoran yaitu :
- Material semen, pasir, kerikil yang dibutuhkan dikumpulkan pada lokasi
pengecoran untuk pemeriksaan kualitas dan volume yang dibutuhkan.
- Aproval pelaksanaan pengecoran.
- Pencampuran dilaksanakan dengan menggunakan beton molen dengan kapasitas
sesuai kebutuhan
- Pengecoran dilakukan dengan baik agar menghasilkan cor padat berkualitas
a.
Pekerj
aan
Sloof
Urutan
pekerja
an :
Pek. Persiapan
Urugan Pasir
Pembuatan Lantai Kerja
Pembesian
Pembuatan Bekisting
Pengecoran Beton
Pek. Urugan Tanah dan
Pemadatan Persyaratan teknis
Persyaratan Beton
~ SKSNI T-15-1991-03
~ PUBB NI-3 1970, NI-8 1964
~ PBI NI-2 1971 mengenai, pelaksanaan pekerjaan dan pekerjaan tulangan
~ Mutu Beton K 300 Ready mix
~ Pembuatan Mix Design
~ Untuk beton bertulang campuran yang digunakan 1PC : 2PS : 3KR
~ Untuk beton tidak bertulang campuran yang digunakan 1PC : 3 PS : 5 KR
Persyaratan Bahan
~ Semen sekualitas tiga roda
~ Pasir Beton yang memenuhi persyaratan PBI 1971
~ Koral& Kerikil Beton yang memenuhi persyaratan PBI 1971
~ Air (air tawar)
Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan
o Sebelum dilaksanakan pekerjaan sloof beton harus dibuat mix design terlebih
dahulu dilaboratorium, mix design diperlukan untuk acuan dalam takaran adukan
beton dan jenis raw material dari lokasi mana yang terbaik sehingga kita
mendapatkan mutu dan biaya yang optimal.
o Bahan-bahan yang digunakan adalah bahan lokal yang telah memenuhi
persyaratan teknis dimana semen PC yang digunakan berkualitas baik tidak
mengeras, kerikil / batu split yang digunakan bersih dari lumpur dan tanah, pasir
cor yang digunakan berbutir tajam dan bersih dari kotoran dan tanah, pembesian
menggunakan besi / baja tulangan yang baru dengan kwalitas baik dan sebelum
digunakan dibersihkan dahulu dari karat.
o Untuk menahan getaran atau lengkungan akibat tekanan adukan beton maka
diberi perkuatan pada jarak tertentu. Sebelum dilakukan pengecoran
acuan/cetakan dibersihkan dari serbuk gergaji, potongan kawat pengikat, dll.
Selimut beton dibuat sesuai dengan penggunaannya dimana untuk pondasi atau
pekerjaan yang berhubungan dengan tanah tebal selimut beton 3 cm, kolom dan
balok beton 2.5 cm, Pengecoran dilakukan atas persetujuan/ instruksi pengawas.
o Untuk menghindari keropos pada beton, digunakan alat penggetar/concrete
vibrator. Penghentian pengecoran akibat waktu pelaksanaan yang tidak memadai
maka tempat penghentiannya ditentukan oleh pengawas.
o Untuk mencegah pengeringan beton terlalu cepat maka beton harus dibasahi terus
- menerus selama beberapa hari. Cetakan yang telah diisi adukan beton harus
dibasahi terus-menerus sampai cetakan dibongkar.
Pengocoran
Untuk pengecoran kaki kolom menggunakan Ready Mix, mutu beton sesuai spesifikasi yaitu K. 225,
( tegangan tekan hancur karakteristik untuk kubus beton berukuran 15 x 15 x 15 cm3 pada usia 28
hari ), atau f'c = 25 Mpa ( tegangan tekan hancur karakteristik untuk silinder beton ukuran diameter
15 cm dan tinggi 30 cm pada usia 28 hari ), Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Peraturan Beton Indonesia. pengecoran dilakukan hanya
bila semua tulangan telah diperiksa kembali, bekisting begian dalam dibasahi, tidak ada kesempatan
untuk lolosnya air cemen dari sambungan-sambungan bekisting, termasuk kekokohan bekisting, dan
Trial Mix dari laboratorium telah didapat.
Gambar pengecoran sloof
b. Pekerjaan Kolom struktrur
Demikian juga dengan kolom struktur, pengecoran dilaksanakan bila semua penulangan
telah sesuai dan disetujui Direksi Pekerjaan serta acuan / bekisting telah sesuai dengan
type kolom masing-masing pada setiap posisinya.
baik
Gambaran pekerjaan bekisting kolom
Setelah bekisting dilakukan dapat dilanjutkan Pengecoran Kolom dengan mutu
beton sesuai persyaratan.
Target Kualitas Pekerjaan Kolom :
Warna beton sama
Sisi kolom siku dan tidak geripis
Pertemuan dengan plat tidak melendut
Pertemuan dengan kepalaan kolom tidak melendut
Kolom tegak lurus / sesuai dengan rencana
Untuk mendapat Pengecoran Kolom , yang baik agar menggunakan bucket, Pemadatan Beton
menggunakan Concrete Vibrator
Dengan tahapan pengecoran sebagai berikut :
Pembersihan Lokasi
Pasang Besi Kolom
Pasang Bekisting Kolom
Pasang Pipe Suport
Inspeksi Terakhir
Pengecoran
Pembongkaran Bekisting setelah 12 Jam
12 Jam Setelah pengecoran bekisting kolom dapat dilepas secara hati-hati
Perawatan Beton dengan menggunakan karung goni basah yang disiram air,
lembaran plastik atau disemprot dengan obat
c. Pek. Plat Beton
Sama hal nya dengan pekerjaan beton sebelumnya, persyaratan bahan mengacu kepada
peraturan yang ada, berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pengecoran pelat :
Pengerasan landasan plat lantai
Chek Pembesian Wiremesh M6
Cleaning Of Slab Form
Floor Slab Rebar
Checking Of Reinfored Steel Overlapping
Final Checking Before Foundry
Pengecoran Plat Lantai
Standard kualitas dari balok dan plat
Penyelesaian dari permukaan beton
Dimana gambaran untuk pengecoran plat beton adalah sebagai berikut
Gambaran Pengecoran Lantai
3. Pekerjaan Pemancangan :
Tiang pancang ini digunakan hanya untuk mendukung bangunan/konstruksi ringan
dengan kedalaman maksimal 12 m, penggunaan tiang pancang mini lebih dalam dari
12 m sebaiknya tidak dilakukan dengan alasan menghindari terjadinya bahaya
tekukan
Selama pemancangan pastikan posisi tiang pancang tetap tegak lurus terhadap 2
sumbu horizontal yang saling tegak lurus
Catat jumlah pukulan hammer dari saat mulai sampai dengan berakhirnya pemancangan
Penghentian pemancangan hanya diijinkan setelah mendapat ijin dari pengawas
Membuat pile record + data hasil kalendering
Membuat sambungan jika diperlukan
4. Catatan :
i. Bila diragukan tiang pancang mini pile belum menuju tanah keras walaupun seluruh tiang
sudah tertanam diusulkan adanya penambahan jumlah tiang pancang mini pile
sebagai solusinya
Alat-alat yang digunakan :
1. Lier pancang : 1 unit
2. Tiang leader : 1 unit
3. Drop hammer : 1 unit
4. Mesin las : 2 unit
Tiang Pancang yang kelebihan panjangnya bila diukur waterpas terhadap poer pondasi
harus dilakukan pemotongan mengikuti ketentuan yang berlaku.
Pemotongan harus rapi dan rata permukaannya, dengan memperhitungkan
ketinggiannya terhadap adanya pasir urug dan lantai kerja.
Besi stek dari tiang pondasi pancang disisakan sesuai peraturan yang berlaku (PBl 71)
sepanjang 40 x diameter ukuran besi yang ada.
Jika stek besi tidak mencapai mengingat posisi tiang pancang terlalu dalam, maka
ketebalan poer pondasi perlu disesuaikan sampai stek tercapai.
TOWER CRANE
Dalam pembangunan gedung bertingkat tinggi membutuhkan alat yang dapat mengangkat beban
berat sampai sekian ribu ton. alat yang bisa digunakan yaitu mobile crane yang dapat berpindah
tempat secara cepat, atau bisa juga menggunakan tower crane (TC) yang diam ditempat. Posisi TC
diatur sedemikian rupa agar dapat melayani sebanyak mungkin aktifitas pembangunan. Perlu
perencanaan yang matang agar didapatkan alat terbaik.
Sebelum dilakukan pemasangan tower crane, harus disiapkan pondasi dari semen yang dicor,
berukuran panjang 4 m, lebar 4 m, dan kedalaman 2 m. Pada bagian dasar pondasi ditanamkan
Fine Angle dari besi cor berkualitas tinggi, yang berfungsi untuk memperkokoh pondasi.
Gambar 1 Fondasi Tower Crane sebelum di cor
2. Apabila tidak lebih tinggi dari 200 kaki, maka langsung dapat dirakit bagian per-bagian
menggunakan pertolongan sebuah mobile-crane.
3. Jika crane yang dirakit lebih tinggi harus menggunakan proses ” self assembly “.
Adapun langkah perakitan, pertama menggunakan bantuan mobile crane untuk merakit bagian-
bagian jib dan machinery arm, dan menempatkan elemen-elemen horizontal tersebut pada
konstruksi tiang (mast), setinggi kurang lebih 12 meter. Kemudian, dilanjutkan dengan
menambahkan counterweights. Konstruksi tiang (mast), ditambah ketinggiannya dari kondisi dasar.
Untuk mencapai ketinggian maximum, konstruksi tiang ini tumbuh satu per satu bagian (segmen).
Gambar 7 Pemasangan Jib
Dengan menggunakan alat yang disebut atau climbing frame, pemasangan diawali dengan
menggantungkan beban pada bagian jib, untuk menyeimbangkan counterweights yang dipakai.
Kemudian slewing unit dilepaskan dari kepala tiang. Sebuah peralatan hidrolik pada top climber akan
mendorong slewing unit ke atas, sejauh sekitar 6 meter. Kemudian, pemasangan crane mengangkat
satu segmen (section) tiang berukuran tinggi 6
meter dan memasukannya dalam celah yang dibuka oleh climbing frame tadi. Begitu segmen ini
berhasil disambungkan, berarti crane sudah menjadi lebih tinggi 6 meter.
Kebanyakan tower crane dirakit untuk mencapai ketinggian yang diinginkan, sejak pertama alat
tersebut dirakit dan digunakan. Kemudian, alat tersebut akan tumbuh semakin tinggi bersamaan
dengan tumbuhnya bangunan yang sedang dibangun. Dan jika struktur yang dibangun sangat tinggi,
maka tower crane dapat juga dihubungkan pada bangunan, untuk mendapatkan tambahan
kestabilan.
Sehingga dapat disimpulkan, dalam meninggikan crane, tower crane akan membangun dirinya
sendiri sampai ketinggian yang dikehendaki. Setelah tersusun 4 section di atas 1 section
dipasanglah sabuk, yakni besi penghubung tower crane dengan bangunan yang fungsinya untuk
menjaga kestabilan tower crane. Panjang sabuk sekitar 7 meter dan dipasang sekitar 3 buah pada
setiap sectionnya. Sabuk dipasang pada setiap 20 meter antara satu section dengan section yang
lainnya.
Pembongkaran tower crane
Apabila pekerjaan telah selesai dan sudah waktunya untuk membongkar crane tersebut. Tahapan
pembongkaran tower crane adalah kebalikan dari pemasangannya. Mula-mula hooke akan
melepaskan bagian section terakhir, sehingga timbul ruang kosong antara slewing dengan section ke
2 terakhir dan teleskop diturunkan perlahan-lahan hingga menyatu dengan section berikutnya.
Kemudian hooke melepaskan section berikutnya, sehingga timbul slewing dengan section ke 3
terakhir. Proses ini dilakukan terus menerus hingga slewing menyatu dengan section 1.
Dengan bantuan mobil crane, tower crane dilepaskan satu per-satu. Dimulai dari hoist dilepaskan 3
buah terlebih dahulu, setelah itu jib beserta perlengkapannya dilepaskan. Berikutnya, counter jib
dilepaskan beserta perlengkapannya. Tower crane menjadi bentuk ( I ) kembali. Top head dan
slewing dilepaskan dengan mobil crane, dilanjutkan dengan teleskop, section 1 hingga basic master.
Setelah selesai pembongkaran hanya menyisakan pondasi tower crane, selanjutnya dibongkar
dengan menggunakan alat berat untuk mengambil fine angel yang akan digunakan kembali untuk
mendirikan tower crane berikutnya.
PEKERJAAN ARSITEKTUR
PEKERJAAN DINDING DAN PELESTERAN
1. Siapkan gambar shopdrawing yang telah di approved untuk digunakan sebagai acuan.
2. Siapkan alat kerja dan bahan seperti bata ringan, meteran, sendok semen/roskam, palu
karet, waterpass, ember plastik, alat lot, benang, gergaji, dll.
3. Cek / sortir bata ringan agar didapat ukuran yang sama sehingga bilamana dipasang akan
mendapat permukaan yang rata.
4. Siapkan tempat kerja dan permukaan yang akan dipasang bata ringan.
5. Pasanglah petunjuk/alat bantu yang cukup untuk kerataan pasangan bata/ dinding (marking).
Marking
7. Pasang starterbar lantai atas dan bawah sesuai approval, termasuk pasang besi kolom
praktis sesuai approval. Dengan ketentuan :
· Tidak boleh pasang dinding sebelum starter bar atas dan bawah terpasang.
· Kedalaman bor, kebersihan lubang agar di cek.
8. Bersihkan area kerja dari kotoran – kotoran yang ada.
9. Bersihkan bata ringan dari kotoran dan debu sebelum dipasang agar perekat dapat bekerja
dengan baik.
10. Siapkan campuran adukan tinbed/ perekat bata ringan dan masukan kedalam bak adukan /
ember plastik
bak adukan
11. Aduk campuran adukan hingga rata dan homogen dengan menggunakan hand mixer.
Bila permukaan lantai yang akan dipasang bata ringan tidak ada, maka dipakai adukan
mortar terlebih dahulu pada bagian paling dasar agar didapatkan permukaan yang rata.
(Leveling)
Leveling
12. Lakukan pemasangan bata ringan secara manual sebagaimana umumnya dengan tebal
speci yang dianjurkan ±3mm dengan roskam gerigi, untuk bagian bawah joint lantai dan
atas join slab menggunakan MU-380/ 301-Tinbed ( Campuran MU 380 dengan air dan
diaduk menggunakan Hand mixer), seperti gambar terlampir.
13. Pemasangan starter bar pada kolom praktis disesuaikan dengan spesifikasi yang telah disetujui.
starter bar
17. Untuk memastikan kelurusan dari pasangan dinding bata ringan tersebut digunakan hollow
alumunium / jidar Uk. 50 / 100 sebagai alat control kerataan.
control kerataan
18. Setelah pekerjaan pasangan bata ringan selesai dan dipastikan telah mengering dilanjutkan
dengan pekerjaan plesteran/ acian dengan MU-301/AKA-200 atau sejenisnya.
plesteran
19.
Rendering
PEKERJAAN PLAFOND
Bahan – bahan :
Gypsum Jaya Board 9 mm 120 x 240
Profil Besi Hollow 40 x 40 x 2
Profil Besi Hollow
20 x 40 x 1.2 Paku
Ramset + Mesiu
Klem
Penggantung Ke
Beton Kelm
Penggantung ke
plafond Kawat
Galvanis
Kain Kassa
Sekrup Gypsum Sunray 6x2"
(isi box 700) Peralatan :
Tenaga Kerja :
P
e
k
e
rj
a
T
u
k
a
n
g
K
a
y
u
Kepala
Tukang
Kayu
Mandor
Langkah Kerja Pemasangan Rangka
a. Tentukan /marking elevasi plafond dan buat garis sipatan pada dinding & as sumbu
Ruangan serta titik-titik paku kait pada langit-langit dengan jarak sesuai gambar shop
drawing
b. Pasang rangka tepi tepat pada sipatan marking elevasi plafond
c. Tentukan jarak penempatan kait penggantung
d. Pasang tarikan benang sebagai pedoman penentu kelurusan dan ketinggianrangka plafond
e. Pasang rangka utama denga jarak 1200 mm
f. Pasang rangka pembagi dengan jarak 600 mm
g. Cek elevasi dan jarak rangka plafond
h. Cek sparing, sparing dan perlengkapan mekanikal dan elektrikal
i. Pasang panel gypsum pada rangka dengan sekrup/paku denga jarak 600 mm dan
setiap sambungan harus tepat pada rangka
j. Cek kerapihan dan kerataan bidangplafond dengan menggunakan waterpass
k. Peralatan sambungan plafond dengan menggunakan ceiling net lakban
l. Kemudian ditutup menggunakan paper tape dan coumpound ceiling
m. Setelah itu diamplas
n. Finishing permukaan plafond gypsum tersebut dengan cat
-Ratakan permukaan plafond gypsum tersebut dengan menggunakan
plamursampai terlihat rata dan lurus
- Haluskan dengan amplas sampai rata dan benar-benar halus
-Cat seluruh permukaan plafond secara merata dengan
-kuas untuk bagian tepidan sudut, serta rol cat untuk bidang yang luas
PEKERJAAN ACP
1. Spidol/pensil
Buatlah pola ACP sesuai modul yg diinginkan. Gambar pola di bagian belakang ACP, namun ingat,
yang akan tampak adalah bagian depan (jadi gambar lah seperti mirror/terbalik/sisi kanan adalah
sisi kiri dan sebalik nya)
2. Mesin Grooving
Groving bertujuan untuk membuang (membuat sayatan/coak) pada bagian belakang ACP, yang
di coak hanyalah lapisan Aluminium belakang dan lapisan polietilen/plastic nya saja, lapisan
aluminium depan, tidak boleh terluka. Setelah dibuat pola/digambar, grooving bagian yang digaris
(yang akan ditekuk/lipat). Biasanya bagian kuping (1-2 cm), bagian pinggir modul, yg nantinya
akan ditekuk/dilipat kesamping (membentuk sudut 90°). Bagian kuping inilah yang nantinya akan
disekrup ke spigot/stiffener
3. Spigot
Spigot/klem dapat terbuat dari besi atau aluminium siku, dengan lebar 1-2cm. cukup untuk tempat
ACP disekrup saja.
4. Stiffener
Pilih salah satu, apakah kita akan menggunakan spigot atau stiffener. Stiffener berfungsi seperti
spigot (untuk meng klem), hanya dengan menggunakan stiffener, pekerjaan memasang sekrup pada
ACP dan Hollow menjadi lebih mudah. Permukaan ACP juga akan lebih flat/tegang jika stiffener
dipasang penuh mengelilingi modul.
5. Hollow
Hollow dapat digunakan besi ataupun aluminium. Hollow besi selain dapat karat, juga lebih
berat, sehingga rangka klem ke dinding harus lebih kuat/banyak. Hollow Aluminium lebih
ringan dan tahan karat. Ketebalan sebaiknya >1mm.
Berfungsi sebagai klem antara rangka ACP (hollow) ke dinding. Makin tinggi gedung, siku besi
yang digunakan harus lebih lebar dan tebal. Rangka Hollow diklem ke Siku Besi menggunakan
sekrup. Siku besi diklem ke dinding menggunakan dynabolt.
7. Dynabolt
Berfungsi menempelkan Siku Besi ke dinding. Perlu diperhatikan, dinding yg hendak diklem haruslah
sudah diplester (bukan dinding bata tanpa plester), dan perhatikan kekerasan dinding. Makin keras
makin bagus. Lalai dalam hal ini dapat berakibat fatal, modul ACP dapat ambruk, karena dynabolt
tidak dapat menahan beban ACP (yg sebenarnya sangat ringan sekalipun)
8. Sekrup
Gunakan sekrup sesuai kebutuhan, untuk klem bagian mana. Ukuran sekrup yg digunakan
bergantung dari beban yg akan ditanggung nya. Untuk modul yg besar, gunakan sekrup yg lebih
besar.
9. Spon
Lapisan busa ini berfungsi untuk mengisi nad (space antara 2 modul). Fungsi spon untuk
menampung air yg mungkin bocor menembus sealent, sehingga tidak bocor ke dalam.
10. Sealant
Setelah Nad diisi oleh Spon, kemudian Nad di isi selaent, untuk merekatkan posisi spon dan rangka
serta ACP. Sealent yg digunakan haruslah type yg netral atau non stain, karena jika yg digunakan
sealent type acid (yg mudah larut terkena panas matahari dan air hujan), maka luruhan sealant ini
dapat mengotori warna ACP. Untuk warna sealant bermacam macam, dikembalikan ke
Gergaji ini berfungsi untuk memotong ACP, siku besi/aluminium, hollow dll
Digunakan untuk melubangi kuping ACP, spigot/stiffener, hollow, siku klem, memasang sekrup dll
14. Waterpass
PEKERJAAN LANTAI
Keramik yang digunakan adalah ukuran 10x60 cm, 30x60 cm, 30x30 cm, 40x40 cm dan 60
X 60 cm dengan spesifikasi merk sekualitas Pelaksanaan pemasangan keramik lantai
harus dikordinasikan dengan pemasangan instalasi listrik dan plumbing yaitu apabila ada
pemasangan dibawah lantai. Sebelumpekerjaan dilakukan pastikan pasangan pasir urug
sudah dilakukan dan elevasi telah dicapai. Bahan – bahan :
Keramik Lantai 10x60 cm, 30x60 cm, 30x30 cm, 40x40 cm dan 60 X 60 cm
Pasir pasang
Semen
A
ir
Pe
ral
ata
n:
Water pass
Benang
Sendok mortar
Bak spesi
Ember
Alat pemotong keramik
Palu karet
Busa/spon
Kain lap basah
Molen untuk mengaduk mortar
S
elang air
Tenaga
Kerja :
Tukang Batu
Pekerja
Mandor
Kesehatan dan keselamatan kerja :
Gunakan pakaian dan perlengkapan kerja yang betul
(Sarung Tangan, Topi/Helm Proyek, Sepatu dll)
Bersihkan tempat pekerjaan dari kotoran atau benda-bendda yang dapat
mengganggu Pekerjaan
Tempatkan bahan-bahan pada tempat yang tidak mengganggu dalam
melaksanakan pekerjaan dan mudah dijangkau
Tempatkan alat-alat pada tempat yang aman dan tidak mudah jatuh sertaMudah
dijangkau
Hindarkan pemakaian alat yang tidak sesuai dengan kegunaanya
Perhatikan dan pelajari dengan seksama gambar rencana pola
pemasangan Lantai Langkah Pekerjaan :
a. Persiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan
b. Sortir keramik pada kedua sisinya dan sesuaikan dengan ukurannya untuk
mendapatkan keseragaman
c. Rendam pada bak/drum air keramik yang akan dipasang selama 1 jam
d. Keramik dianginkan dengan cara diletakan pada tempat dudukan/tatakan
keramiksetelah proses perendaman
e. Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai.
f. Pasang benang arah Horizontal dan vertikal pada lantai sesuai dengan
elevasirencana/dalam gambar
g. Pasang keramik sebagai kepalaan pemasangan sepanjang garis yang telah dipasang
h. Cek kesikuan keramik dengan besi siku dan kerataan elevasi keramik
denganmenggunakan waterpass
i. Isi bagian daerah permukaan lantai yang lainnya dengan adukan spesi.
j. Setelah itu pasang keramik berikutnya sesuai posisinya sampai selesai, usahakan
supaya tidak ada las-lasan
k. Jika keramik sudah terpasang semua, ketuk permukaan keramik dengan palu karet
untuk mendatarkan/meratakan permukaan keramik supaya tidak rusak/cacat
l. Setelah itu cek kerataan elevasi keramik dengan waterpass
m. Bersihkan permukaan pasangan keramik yang telah terpasang dengan kan lap
basah sampai bersih
n. Untuk menghindarkan naiknya lantai, maka buatlah deletasi
o. Kemudian siapkan isian/bahan cor nad pada bak air (ember) dan aduklah hingga rata
p. Setelah adukan rata , isi sela-sela nad dengan bahan cor nad dengan menggunakan
sendok spesi. Pengisian nad dilakukan apabila kedudukan keramik telah kuat atau
spesi telah kering
q. Kemudian rapikan nad tersebut dengan cape
r. Diamkan dan tunggu sampai nad tersebut benar-benar kering
s. Stelah kering, bersihkan permukaan pasangan keramik yang sudah dipasang nad
dari sisa-sisa bahan cor nad dengan menggunakan kain / lap basah sampai bersih.
Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pintu, kusen dan jendela aluminium.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : alumunium kusen, alumunium frame, hardware,
sekrup, fisher, engsel, sealant, baut dynabolt, dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : cutting well/gerinda, bor, gergaji, waterpass,
meteran, unting- unting, reevet, gun sealant, selang air, cutter, dll.
Pengukuran
Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk opening yang akan dipasang
kusen aluminium apakah sudah sesuai dengan gambar kerja atau belum.
Kusen dan frame alumunium difabrikasi di lokasi proyek untuk memudahkan apabila ada
perbaikan.
Alumunium dipotong dan di sambung/dirangkai menggunakan sekrup galvanis.
Alumunium yang sudah di fabrikasi di proteksi dengan menggunakan protection tape (blue
sheet) dan diberi tanda untuk memudahkan waktu pemasangan.
Kusen alumunium yang telah difabrikasi dipasang setelah kondisi lapangan siap yaitu
pekerjaan plesteran dan acian sudah selesai. Sistem pemasangan dengan di screw fisher
menggunakan fisher S8.
Sebelum kusen dimatikan ke dinding, harus dicek dahulu elevasi dan kesikuan kusen
alumunium dengan alat bantu waterpass/unting-unting. Apabila tidak lurus maka diganjal
dengan bahan dari hardboard, sehingga lebih kuat dan tahan lama.
Untuk mencegah kebocoran maka hubungan antara alumunium dengan dinding di isi silicone
sealant.
Setelah kusen aluminium terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan frame untuk
pintu/jendela, kaca dan hardwere. Frame pintu/jendela dipasang pada kusen dengan
menggunakan penggantung engsel yang disekrup ke kusen.
Pemasangan hardware dikerjakan setelah kondisi lapangan benar-benar aman dan tidak
ada lagi pekerjaan yang dapat merusak kusen dan alumunium dan daunnya.
Proteksi
Proteksi plastik (blue sheet) pada bagian kusen alumunium dapat dilepas, apabila lokasi
pekerjaan sudah benar-benar bersih dari kotoran dan tidak ada lagi pekerjaan yang dapat
merusak aluminium tersebut.
1. Persiapan
PERSIAPA
N
PELAPISAN AWAL
PERMUKAAN DENGAN
BAHAN DASAR CAT
Hal. 54
PEKER DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS
JAAN PELAKSANAAN PENGECATAN
PERE
NCAN
AAN
1. Persiapan
Pekerjaan Sanitair
2. Pengukuran
Terlebih dahulu dilakukan pengukuran (marking area) untuk titik penempatan dan
elevasi ketinggian alat sanitair.
Hal. 1
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT
BEKASI
penyelesaian untuk serah terima, hal ini dilakukan untuk menjaga alat-alat sanitair tersebut
tidak rusak/hilang sebelum bangunan digunakan.
Beri tanda (marking area) untuk penempatan posisi alat sanitair.
Pastikan posisi titik inlet untuk connect ke alat sanitair sudah terpasang sesuai dengan gambar
kerja.
Untuk inlet berupa drat, penyambungan terlebih dahulu menggunakan seal tape.
Pasang alat sanitary pada posisi yang telah diberi tanda.
Hal. 2
PEKERJAAN PERENCANAAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG TEKNIS BERSAMA PEMKOT
BEKASI
Proteksi alat sanitair yang sudah terpasang.
Untuk testing pada pekerjaan sanitair adalah test fungsi alat sanitair.
Pekerjaan instalasi plumbing ini harus dilakukan dengan extra hati-hati, khususnya pada setiap
sambungan. Hal yang pertama dilakukan dalam pekerjaan ini adalah penempatan sparing-sparing
yang tertanam dalam plat beton lantai. Dalam menentukan perletakan sparing-sparing ini perlu
didapatkan data ukuran/teknis sanitair yang akan digunakan, dengan demikian akan dapat
ditentukan letak sparing dari sisi dinding. Untuk jalur instalasi plumbing perlu diperhatikan
accessories yang digunakan, khususnya pada joint-joint yang membentuk sudut lancip maka
diperlukan adanya gabungan dari TY serta elbouw 45º atau elbouw 22½º, khusus untuk jalur yang
panjang akan dipasangkan waltermur sehingga dalam perbaikan/maintenance dapat mudah
dilaksanakan dengan tidak usah memotong pipa yang ada.
Setiap sambungan pipa gip harus menggunakan tali goni yang telah dicelup meni besi atau
menggunakan seltip, sedangkan untuk sambungan PVC tidak diperbolehkan dengan cara
pembakaran akan tetapi dengan menggunakan accessories dengan system pengeleman PVC. Pada
jalur pipa yang berbeda fungsinya maka perlu diberi tanda dengan pewarnaan. Gantungan pengikat
instalasi plumbing akan digunakan system span skrup sehingga dalam mengatur kemiringan dapat
distel dengan sempurna.
Pada pekerjaan Instalasi air bersih dan instalasi air kotor ini harus dilakukan percobaan
tekan. Setiap sambungan pada instalasi air harus kuat dan sempurna tanpa bocor. Percobaan tekan
biasanya dilakukan 2 x 24 jam dengan hasil tanpa penurunan tekanan. Pipa yang tertanan
dalam tembok dipastikan sebelumnya dengan ikatan terhadap dindingnya , sebelum dinding tersebut
tertutup oleh plesteran ataupun keramik dinding sedangkan untuk sparing pipa yang tertanam
kebeton dipastikan kekedapannya dengan cara digrouting dengan bahan kedap air. Jalur
pemasangan untuk instalasi air ini harus benar – benar rapih dan kuat pada dudukannya.
Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan elektrikal arus kuat dan arus lemah.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat bantu kerja disiapkan.
Sparing dipasang dulu apabila ada pengecoran beton lantai, untuk menghindari
bobokan beton pada saat penyambungan kabel antar lantai.
Pekerjaan Elektrikal Arus Kuat dan
Arus Lemah
Kabel vertical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit, dimana pipa
tersebut harus ditanam dulu pada dinding bata sebelum dinding diplester. Supaya tidak
mudah bergerak pada saat dinding diplester, maka pipa yang ditanam diberi klem
dengan jarak sekitar 1 m.
Kabel horizontal dipasang pada plat lantai beton dengan menggunakan pipa pelindung
conduit yang diberi perkuatan klem dengan jarak sekitar 1 m, hal ini dimaksudkan untuk
memudahkan maintenance. Pemasangan kabel horizontal harus sejajar, tidak boleh saling
melintas.
Pemasangan panel
Panel listrik dipasang pada dinding yang sudah ditentukan, rata dan tidak miring.
Semua kabel yang masuk ke dalam panel listrik diberi tanda sesuai dengan
kegunaannya dan dilengkapi dengan ring karet supaya lubang panel bagian atas
dapat terlindung dari debu/kotoran. Khusus untuk kabel dengan Ø 16 mm2 harus
diberi sepatu kabel dalam panel.
Pada sisi pintu panel bagian dalam harus dibuat diagram instalasinya termasuk daya
cadangan yang sudah direncanakan, hal ini perlu untuk memudahkan bila ada perbaikan
instalasi.
Fitting dan armature dipasang setelah kabel ditest ketahanannya, agar tidak terjadi
bongkar/pasang armature.
Marking jalur conduit pada dinding dan bobok dinding bata, jangan lupa gunakan cutter.
Pasang conduit dan inbow dos.
Tunggu sampai plester dinding akhir.
Sambungan saklar, stop kontak dengan aslinya.
Pasang saklar dan stop kontak, gunakan waterpass agar rata.
Test tahanan kabel sebesar 2 ohm dan grounding serta test fitting/armature selama
PEKERJAA PENARIKAN
N KABEL
PLESTERA PENARIKAN
N DINDING KABEL
PEKERJAAN PEMASANGAN
FINISHING ARMATURE
Pekerjaan pemasangan fixture dan armature
Untuk pemasangan fixture dan armature perlu dipelajari terlebih dahulu gambar teknis dari
alat-alat tersebut sehingga akan memudahkan dalam pelaksanaannya, apakah dari segi
dudukannya maupun dari segi ukurannya, khususnya untuk armature yang dalam pelaksanaannya
sangat berhubungan dengan pembuatan lubang pada plafond. Untuk armature ini akan ditest
penerangan selama 2 x 24 jam, yakni bersamaan dengan rencana pengetesan instalasi titik cahaya.
150 cm
30 cm
PENANGKAL PETIR
Berikut uraian bagaimana membuat sistim instalasi penangkal petir konvensional yang bisa
diterapkan di bangunan. Secara umum bagian dan sistim pemasagan penangkal petir adalah
sebagai berikut :
1. Batang Penangkal Petir, sering disebut Splitzen.
2. Pengkabelan (Konduktor). Adalah merupakan penghantar aliran dari penangkal petir ke
pembumian (pentanahan). Kable yang digunakan untuk yang jauh dari jangkauan biasanya
jenis kabel BC ( kabel tembaga terbuka) dan untuk yang mudah dalam jangkauan
menggunakan kabel BCC atau NYY (kabel tembaga terbungkus).
3. Terminal,
4. Pembumian/ Pentanahan. Adalah bagian yang meneruskan hantaran ke tanah.
Menggunakan sejenis pipa tembaga (cooper rod) diameter 1/2 inch
panjang 3-4 m.
FIRE ALARM
Pengadaan dan pemasangan seperangkat Fire Alarm sistem, jaringan
smoke detector dan buzer lengkap dengan pengujian dan semua
accessories yg diperlukan, termasuk interkoneksi dengan audio sistem.
Master control fire alarm c/w Accessories
Pada akhir pelaksanaan akan diadakan trial run dan pengujian untuk seluruh instalasi, maupun
demonstrasi dari unit – unit yang dipergunakan yang biasa lajim disebut “TEST COMISSIONING”.
I. Pekerjaan Meubelair :
Pekerjaan furniture sesuai dengan gambar kerja serta buku uraian pekerjaan dan
persyaratan pelaksanaan teknis.
Pekerjaan pembersihan sebelum dan setelah pelaksanaan pekerjaan.
Pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap alat-alat kerja, bahan-bahan,
maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga hasil
pelaksanaan sempurna.
PEKERJAAN LIFT
Analisis Pekerjaan
Ala! yang akan digunakan:
1. Tool Box unit
2. Peralatan pengelasan
3. Ala! pengangkut material
4. Ala! bantu
Tenaga/Man Power
Tenaga yang bekerja untuk pekerjaan lift dibagi menjadi beberapa grup tergantung jenis
dari pekerjaan itu sendiri, diantaranya
1. Untuk pekerjaan pemasangan bracket, rail, hoist way, car dll dibutuh kan tenaga 10 orang
2. Waktu estimasi pekerjaan lift adalah 60 hari
XIII. Roping
1. Menyiapkan peralatan kerja seperti :
Wrench, Pliers, Rope cutter, Hammer, Torch, Dan lain-lain
2. Uncoiling rope menurut prosedur yang benar
3. Pemasangan socket rope
4. Babied pouring socket
5. Roping untuk counterweight dari ruang mesin
6. Roping untuk car
7. Roping untuk compensating sheaves
8. Roping untuk governor •
XIV. Wiring Hoistway
1. Menyiapkan peralatan kerja seperti:
Cutting pliers, Plus dan minus driver, Tape, band, Wrench, Dan lain-lain
2. Pemasangan junction box, car cage, pit & hoist way.
3. Pemasangan travelling cable dari car cage junction box sampai junction box
4. Pemasangan cable hanger
Pekerjaan
Septik
Tank
Bioseptic
Aerob
Cara pasang septic tank biotech mudah dan dapat dikerjakan oleh tukang biasa tanpa perlu keahlian
khusus. dengan septic tank biotech air tanah menjadi steril dari bakteri patogen jahat seperti e coli.
produk septic tank biotech selain septic tank biotech ada juga toilet portable fibreglass, stp biotech,
ipal biotek, bubuk bakteri pengurai tinja, flexible toilet frp.
Skema Pemasangan Boiseptic
SALURAN TERBUKA U-DITCH 40 x 40 cm dan Tutup
PEKERJAAN PERSIAPAN
Sebelum melakukan pemasangan u-ditch perlu dilaksanakan pekerjaan persiapan terdiri dari :
Segera setelah mendapatkan kontrak kerja, kontraktor berkoordinasi dengan direksi kemudian
melakukan pengukuran awal di lapangan, dan selanjutnya kontraktor mengajukan shop drawing
kepada direksi. Dengan disetujuinya shop drawing tersebut menjadi acuan untuk fabrikasi beton
pracetak u-dtich. Pada umur minimal 7 hari, beton pracetak bisa dimobilisasi ke lapangan.
Pekerjaan saluran beton pracetak u-ditch segera dimulai.
Beton pracetak yang paling banyak volumenya dipasang paling awal. Tahapan pelaksanaan
pemasangan BETON PRACETAK U-DITCH adalah sebagai berikut :
1. Pengukuran
Pengukuran meliputi pengukuran panjang pekerjaan dan elevasi. Elevasi yang tertera pada
shop drawing diterapkan di lapangan dengan memasang patok-patok dan bouwplank untuk
menyimpan elevasi.
n
G
li
Setelah patok dipasang, pekerjaan galian bisa dimulai. Elevasi galian dikontrol berdasarkan elevasi
yang sudah disimpan pada patok.
galian tanah
Penggalian tanah menggunakan excavator. Dalam waktu 1 hari target panjang galian minimal
adalah 7,2 m untuk memenuhi kemampuan alat berat dalam memasang beton pracetak yaitu 6
unit.
4. Urug sirtu
Tahapan setelah galian mencapai panjang 7,2 m adalah pengurugan sirtu. 1 hari sebelum
pengurugan, sirtu harus siap di sisi galian. Untuk segmen selanjutnya sirtu didatangkan bertahap
berdasarkan kebutuhan setiap segmen galian. Ketebalan urugan pasir adalah 5 CM. Pengurugan
menggunakan excavator dengan bantuan tenaga manusia untuk meratakannya.
URUGAN PASIR
5. Lantai kerja
lantai keja dudukan beton pracetak u-ditch
Pada umumnya ketebalan lantai kerja adalah 50 mm dengan mutu beton K125 atau B0.
Permukaan lantai kerja dibuat serata mungkin dan dikontrol elevasinya berdasarkan elevasi yang
sudah disimpan pada patok-paton bantuan. Kerataan lantai kerja sangat menentukan kerapian
elevasi beton pracetak u-ditch yang dipasang di atasnya.
o Beton pracetak U-ditch yang sudah berumur lebih dari 7 hari dari fabrikasi dikirim ke
lokasi dan di stok di lokasi dekat pemasangan.
o Pemindahan BETON PRACETAK U-DITCH dari stock yard ke tempat pemasangan
menggunakan forklift dengan kapasitas sesuai berat material. Biasanya kapasitan forklift
yang harus disediakan adalah 2 x berat material.
o Pemasangan BETON PRACETAK U-DITCH menggunakan excavator atau crane
tergantung pada berat material yang diangkat. Biasanya kapasitas crane atau excavator = 5
x berat material yang diangkat. Pemasangan dilakukan setelah cor lantai kerja berumur
minimal 1 hari. Target pemasangan setiap hari rata-rata 6 unit.
pemasangan beton pracetak u-ditch
Di atas BETON PRACETAK U-DITCH sebaiknya dipasang caping beam dari beton cor
di tempat, berfungsi untuk menjaga posisi beton pracetak u-dtich agar tidak bergeser ke
kiri atau ke kanan oleh desakan tanah setelah pengurugan kembali.
Pengelasan plat penyambung antar beton pracetak u-dtich
Pekerjaan nat
Setelah Pemasangan U-Ditch berangsur Tutup U-Ditch bisa segera di pasang, dengan
izin Pengawas Spasi antar BETON PRACETAK U-DITCH ditutup dengan campuran semen.
Pagar Panel Beton
Pemasangan Pagar Panel terdiri dari beberapa tahapan:
1. Galian Tanah
2. Pondasi Batu Kali
3. Pemasangan Kolom Beton
4. Sloof Beton (sesuai gambar kerja)
5. Pemasangan
Panel Beton Uraian dari
masing-masing pekerjaan:
1. Galian Tanah
Pekerjaan galian tanah bisa dilakukan dengan alat berat atau manual dengan tenaga
manusia (tergantung banyaknya volume pekerja).
2. Pondasi Batu Kali
Setelah galian tanah pondasi pagar terlaksana selanjutnya memasang pondasi batu
kali, dengan uraian seperti berikut:
• Persiapan bahan, alat dan tenaga kerja.
• Tahap awal adalah membuat dan memasang bowplank untuk pasangan batu kali
sesuai dengan gambar kerja.
• Membuat adukan mortar menggunakan molen sesuai dengan spesifikasi teknis.
• Pemasangan lapis batu pertama, diawali dengan menghamparkan adukan setebal
3 - 5 cm, kemudian menyusun batu diatas hamparan dengan jarak 2 - 3 cm (tidak
bersinggungan) pukul atau ketok-ketok batu tersebut agar terikat kuat dengan
adukan.
• Isi rongga diantara batu-batu dengan adukan sampai penuh/mampat dengan
menggunakan sendok adukan.
• Pada saat mengerjakan pasangan pondasi batu kali harus disediakan
lubang/sparing tempat pemasangan kolom.
• Apabila terjadi hujan, pasangan diitutup plastik atau terpal agar pasangan yang
masih baru tersebut tidak rusak karena air hujan.
3. Pemasangan Kolom Beton
Kolom pagar dipasang setelah lubang/sparing pada pondasi batu kali telah
tersedia, dengan uraian metode kerja seperti berikut:
• Kolom diangkat dengan menggunakan tripod, kemudian dimasukkan kedalam
lubang/sparing yang telah disediakan.
• Cek kelurusan horizontal dan vertical kolom agar posisi kolom presisi terhadap
kolom lainnya.
• Seletah kolom terpasang/berdiri lurus, maka lubang/sparing akan ditutup dengan
memasang batu kali sesuai dengan gambar.
4. Sloof Beton
Pekerjaan sloof beton berfungsi untuk menjepit kolom pagar oleh karena itu sloof
dilaksanakan setelah Kolom Pagar berdiri/terpasang, pekerjaan sloof dilaksanakan dengan uraian
metode kerja seperti berikut:
• Tahap pertama adalah melakukan Pembesian untuk sloof beton dengan ukuran sesuai
gambar rencana, pada saat pemasangan besi harus diperhatikan bahwa besi tulangan
harus benar-benar menjepit kolom.
• Selanjutnya adalah pemasangan bekisting dengan ketentuan sesuai dengan spesifikasi
teknis.
• Setelah pembesian dan bekisting terpasang serta telah disetujui oleh Pengawas
Lapangan, selanjutnya adalah melaksanakan pengecoran Sloof menggunakan Beton
K-250 atau sesuai spesifikasi teknis.
• Sebelum dilakukan pengecoran sloof maka akan dilaksanakan pemeriksaan akhir
pekerjaan dan pembersihan lokasi pengecoran.
• Pengecoran dilaksanakan menggunakan ready mix namun apabila tidak
memungkinkan, pengecoran dilaksanakan secara site mix menggunakan beton molen.
• Campuran beton yang sudah homogen dituangkan ke dalam bekisting.
• Segera setelah beton dituangkan kedalam bekisting, beton tersebut akan dipadatkan
menggunakan alat concrete vibrator, pemadatan dilakukan sesuai dengan spesifikasi
teknis.
5. Panel Pagar
Setelah kolom dan sloof terpasang, selanjutnya adalah melaksakan pemasangan
panel pagar seperti berikut:
Peralatan yang digunakan
• theodolit
• unting-unting ( manual )
• water pass
Cara Pelaksanaan
untuk pemasangan kolom precast ini haruslah
benar-benar sesuai jarak yang di rencanakan
karena jika peletakan kolom precast ini tidak
sesuai jarak yang direncanakan akan berakibat
patal, karena panel dinding precast yang akan
dipasang tidak dapat masuk atau sebaliknya tidak
terjepit antara kolom precast yang satu dan yang
lain. Kelebihan pagar precast ini adalah mudah
dan cepat pelaksanaannya namun butuh
ketepatan ukuran dalam pengerjaannya
Cara Pelaksanaan
untuk pemasangan panel precast tidak terlalu sulit hanya dengan mengangkat panel
precast dan memasukannya ke dalam lubang dudukan precast yang ada di kolom precast,
jika pagar precast yang di pasang tinggi bias memakai alat bantu takel atau crane kecil saja.
Pekerjaan Paving
Alat : Cangkul, Stemper Kodok
Urug
1. Untuk pekerjaan paving block sebelum melaksanakan pekerjaan ini bahan harusdi
setujui oleh Pengawas.
2. Pekerjaan ini diawali dengan melakukan penggalian tanah. Penggalian tanah
Urugan sirtu dapat dilakukan lapis demi lapis, mencapai tebal yang disyaratkandi gambar
setiap lapis sirtu harus diratakan, disiram air dan dipadatkan dengan alat pemadat
pemadatan dilakukan hingga mencapai tidak kurang dari 95% dari kepadatan optimum
pemadatan harus dilakukan pada kondisi galian yang kering agar dapatdiperoleh hasil
kepadatan yang baik.
6. Setelah sirtu sudah dikerjakan maka ditebarkan pasir urug tebal 5 cm dan
diratakanuntuk level pemasangan paving block, ditarik benang dari dua arah
untukmendapatkan nat yang lurus dari dua sisi. Paving block yang digunakan adalah
paving block , t = 8 cm
7. Setelah pemasangan paving block selesai ditebarkan pasir untuk mengisi nat-nat paving
block diratakan dengan sapu lidi dandipadatkan menggunakan stemper kodok sampai
permukaan rata.
dan di jaga agar kandungan kelembaban konstan dan kepadatan longgar dan
konstan sampai paving block dipasang dan dipadatkan dengan rapih.
8 cm K-300 dipasang dengan lebar
sambungan minimum 1 mm dan maksimum 4 mm, hati-hati jangan menggangu
leveling base, jika Uskup Paving Block ; t = 8 cm K-300 mempunyai spacer bars,
pasang Uskup Paving Block ; t = 8 cm K-300 dengan tangan yang harus kencang
terhadap spacers bars. Menggunakan benang untuk menjaga garis tangan yang
lurus. Isi gap antara unit yang melebihi 4 mm dengan potongan unit
n.
Paving Block ; t = 8 cm K-300 yang kurang tinggi sebelum pekerjaan pengisian sambungan.
dengan tangan secara kencang isi dengan campuran kering dari 1 bagian semen
Portland dan 3 bagian pasir dengan cara manyapu campuran tersebut diatas
permukaan Uskup Paving Block ; t
= 8 cm K-300 sampai dengan sambungan-sambungan tidak terlihat tanda-tanda
penggantian.
s
etujui oleh aplikator yang menjamin pekerjaan unit paving ini tidak rusak atau
menjadi
jelek pada saat Serah Terima Pekerjaan tersebut.
Pekerjaan Kansteen
Pekerjaan yang dilakukan terlebih dahulu adalah galian tanah. Lalu dapat dilakukanpemasangan kansteen. Segala
macam kanstein baik yang dipinggir maupun yang ratadengan pavement harus sudah terpasang dengan baik
sebelum pemasangan pavingblock dimulai. Celah (naad) antara kansteen harus diberi spesi perekat
sesuai denganpetunjuk.Dan juga dikerjakan pekerjaan pembuatan bak tanaman. Pekerjaan bak
tanaman inidapat dilakukan akhir-akhir setelah melakukan pemasanganpavingblock.Pembuatan bak tanaman
ini
dilakukan dengan melakukan pasangan bata adukan 1:4t=70 cm. dan pekerjaaan finishingnya adalah
dengan memasang batu tempel
Spesifikasi Teknis :
Spesifikasi Teknis :
Lebar Kansteen : 15 cm
Tinggi Kansteen : 20 cm
Panjang Kansteen : 40 cm
Permukaan Kansteen : Halus & kualitas
beton expose Mutu Beton : K-300