DESKRIPSI
MANAJEMEN adalah suatu ilmu pengetahuan tentang seni memimpin organisasi yang terdiri
atas kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian terhadap
sumber-sumber daya terbatas dalam usaha mencapai tujuan dan sasaran yang efektif dan
efisien.
(Husen, 2009:2)
PENGENDALIAN adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan
sasaran perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan
standar, menganalisis kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan standar,
kemudian mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan agar sumber daya digunakan
secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran.
(R.J. Mockler, 1972)
KONTRAKTOR MK
PENYUSUNAN PENGENDALIAN
IDENTIFIKASI PERKIRAAN PENYUSUNAN
URUTAN JADWAL
WAKTU/
KEGIATAN DURASI JADWAL
KEGIATAN
Proses pengendalian waktu Setelah proyek diuraikan Dari jaringan kerja yang telah Jaringan kerja yang masing-masing Pengendalian waktu meliputi
diawali dengan menjadi komponen-komponen dihasilkan, masing-masing komponen kegiatannya telah diberi kegiatan yang berkaitan dengan
mengidentifikasi kegiatan kegiatan, kegiatan kurun waktu, kemudian secara pemantauan dan pengkoreksian
proyek agar komponen lingkup lingkup proyek disusun kembali diperkirakan kurun waktu yang keseluruhan dianaslisis dan agar progres pekerjaan proyek
proyek WBS atau deliverables menjadi urutan kegiatan sesuai diperlukan untuk menyelesaikan dihitung sesuai
yang dengan kegiatan yang bersangkutan. kurun waktu penyelesaian proyek dengan jadwal yang telah
telah ditentukan dapat logika ketergantungan. Output Output proses ini adalah dan milestone yang merupakan titik ditetapkan. Output dari proses ini
terlaksana sesuai dengan dari proses ini ialah Jaringan jaringan kerja penting dari sudut jadwal proyek. adalah
jadwal. Output dari Kerja yang telah memiliki kurun waktu Output dari proses ini adalah revisi jadwal induk, milestone,
proses ini ialah Daftar Proyek. dan perkiraan sumber daya jadwal dan jadwal pekerjaan lapangan.
Kegiatan dan WBS. yang induk, milestone dan jadwal
diperlukan untuk menyelesaikan untuk pelaksanaan pekerjaan di
kegiatan tersebut. lapangan.
TEKNIK & METODE
Lintasan kritis adalah jalur yang memiliki rangkaian beberapa aktifitas dengan total
jumlah waktu pelaksanaan paling lama. Sehingga bila salah satu aktifitas pada lintasan
kritis tersebut mengalami keterlambatan penyelesaian, maka akan mempengaruhi
waktu penyelesaian seluruh pekerjan.
Diagram Jaringan Kerja (Network Planning Diagram) kita dapat mengetahui Lintasan Kritis
(critical line) dari pekerjaan. Lintasan kritis inilah yang menjadi perhatian utama dalam
pengendalian kontrak terkait jadwal dan setiap saat dapat ditentukan tingkat prioritas
kebijaksanaan penyelenggaraan pekerjaan.
TEKNIK & METODE
Pada contoh kasus di atas diperoleh kegiatan kritis ditunjukan pada garis panah berwarna merah yaitu
: A – B – D – F – G. Sedangkan yang dimaksud lintasan kritis (critical line) yang merupakan lintasan
dari start sampai dengan finish yang terdiri dari rangkaian kegiatan-kegiatan kritis.
Adapun lintasan kritis pada Gambar 10 adalah 1 – 2 – 3 – 5 – 7 – 8.
Lintasan kritis inilah yang menjadi perhatian utama dalam pengendalian kontrak terkait jadwal dan
setiap saat dapat ditentukan tingkat prioritas kebijaksanaan penyelenggaraan pekerjaan.
TEKNIK & METODE
PENGENDALIAN WAKTU/ JADWAL
❸ M-3 MANPOWER : Tenaga Kerja yang tersedia harus memenuhi tuntutan Target
Progres dan aspek lain, termasuk pembagian per zone dan pembagian Shift Kerja.
❺ M5 – MACHINERY : Peralatan Kerja, Peralatan Mesin Kerja dan Special Tools harus
tersedia untuk pelaksanaan Pekerjaan Finishing dan Pemasangan Fixture.
WBS URAIAN AKTIFITAS Bobot Prestasi Bobot Prestasi Bobot Prestasi Bobot Prestasi Bobot Prestasi Bobot
1 PEKERJAAN PERSIAPAN, PRASARANA DAN PENUNJANG 1,707% 94,672% 1,616% 0,76% 0,013% 0,753% 0,013% 95,443% 1,629% 95,425% 1,629%
2 PONDASI BORED PILE 6,472% 100,000% 6,472% 0,00% 0,000% 0,000% 0,000% 100,000% 6,472% 100,000% 6,472%
3 SOLDIER PILE & BENTONITE 4,621% 100,000% 4,621% 0,00% 0,000% 0,000% 0,000% 100,000% 4,621% 100,000% 4,621%
4 PEKERJAAN LAIN - LAIN (STR) 0,324% 95,214% 0,31% 0,00% 0,00% 4,79% 0,02% 94,096% 0,305% 100,000% 0,324%
5 PEKERJAAN TANAH 1,762% 100,000% 1,76% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 100,000% 1,762% 100,000% 1,762%
6 PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 22,601% 99,624% 22,516% 0,00% 0,000% 0,010% 0,002% 100,000% 22,601% 99,634% 22,518%
7 PEKERJAAN ARSITEKTUR 19,205% 60,60% 11,638% 2,66% 0,511% 1,863% 0,358% 58,028% 11,144% 62,463% 11,996%
8 PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL & PLUMBING 40,215% 70,324% 28,281% 2,23% 0,896% 1,067% 0,429% 73,776% 29,669% 71,392% 28,710%
9 PEKERJAAN MIGRASI (TAHAP 1) 0,653% 100,00% 0,65% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 100,000% 0,653% 100,000% 0,653%
10 PEKERJAAN MIGRASI MEP 2,248% 100,00% 2,25% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 100,000% 2,248% 100,000% 2,248%
11 PEKERJAAN LAIN - LAIN ( TA 2022 ) 0,192% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,000% 0,000% 0,000% 0,000%
TOTAL 100% 80,116% 1,420% 0,818% 81,104% 80,933%
CONTOH PENERAPAN EVALUASI DAN REKOMENDASI SUMBER DAYA
CONTOH PENERAPAN EVALUASI FORECASTING PENCAPAIAN
1. Penetapan jadwal proyek yang terlalu ketat oleh pihak 1. Keterbatasan kewenangan personil wakil pemilik dalam
pemilk pengambilan keputusan
2. Tidak lengkapnya identifikasi jenis pekerjaan yang harus 2. Kualifikasi personil yang tidak professional di bidangnya
ada 3. Cara inspeksi dan kontrol pekerjaan yang biroktaris dari
3. Rencana urutan kerja yang tidak tersusun dengan terpadu pihak wakil pemilik
4. Rencana kerja Pihak pemilik yang sering berubah – ubah 4. Kegagalan pemilik mengkoordinasikan penyerahan/
5. Metode Konstruksi/ pelaksanaan kerja yang tidak tepat penggunaan lahan
5. Koordinasi dan komunikasi yang buruk antar bagian dalam
organisasi kerja
6. Kegagalan Kontraktor dalam mengkoordinasikan pekerjaan
Aspek Lingkup dan Dokumen Kontrak sub kontraktor
1. Perencanaan (gambar/ spesifikasi) yang tidak tepat dan 7. Kualifikasi dan manejerial yang kurang tepat dalam
tidak lengkap organisasi
2. Perubahan desain/ detail pekerjaan pada masa 8. Terjadinya kecelakaan kerja
pelaksanaan
3. Perubahan lingkup pada masa pelaksanaan
4. Proses pembuatan gambar kerja yang tidak tepat/ lengkap
di pihak kontraktor sehingga berulang
5. Proses permintaan dan persetujuan oleh pihak Pemilik
6. Ketidak sepahaman atauran pembutan gambar kerja
7. Adanya permintaan perubahan atas pekerjaan yang telah
terlaksana dari pihak Pemilik
Potensi Berpengaruh pada Jadwal
HARUS DIANTISIPASI & MINIMALISIR
Aspek Kesiapan/ Penyiapan Sumber Daya Aspek Lain (diluar kemampuan Pemilik dan Kontraktor)
1. Mobilisasi Sumber Daya (Bahan, Alat, Tenaga) yang lambat 1. Kondisi lingkungan yang tidak kondusif/ diluar dugaan
2. Kurangnya keahlian dan ketrampilan serta motivasi pekerja 2. Terjadinya kondisi bencana alam
3. Jumlah pekerja yang tidak memadai terhadap aktifitas 3. Cuaca yang buruk
pekerjaan yang ada 4. Terjadinya pemogokan buruh
4. Tidak tersedianya bahan yang cukup, alat yang layak 5. Terjadinya huru-hara/ perang
sesuai kebutuhan 6. Terjadinya kerusakan/ pengrusakan akibat kelalain atau
5. Kelalaian/ keterlambatan oleh sub kontraktor perbuatan pihak ketiga
6. Tidak terbayarnya kontraktor maupun sub kontraktor secara 7. Perubahan situasi atau kebijakan pemerintah
layak sesuai haknya akibat kesulitan pembayaran oleh
pihak Pemilik
ORGANIZING
SKALA PRIORITAS | PENGELOMPOKAN MASALAH | ORGANISASI PIHAK | MENYUSUN JADWAL DAN AGENDA |
ACTUATING
KOORDINASI & KOMUNIKASI | MENENTUKAN PIC | MENENTUKAN TARGET KELUARAN | MENENTUKAN TARGET
WAKTU PEMENUHAN
CONTROLING
MONITORING TINDAK LANJUT DAN TARGET | REMINDER | MEMO | SURAT | EVALUASI TINDAK LANJUT |
REKOMENDASI
CONTOH PENERAPAN AGENDA KOORDINASI
CONTOH PENERAPAN KOORDINASI DAN KONTROL TARGET
RENCANA AKTUALISASI/ REALISASI STATUS Minggu ke- 1 Minggu ke- 2 Minggu ke- 3
NO. AREA TASK/ ACTIVITY TANGGAL DURASI TANGGAL TANGGAL DURASI TANGGAL COMPLETE OUTPUT PIC REKOMENDASI TINDAK LANJUT 15-Nov-21 s/d 21-Nov-21 22-Nov-21 s/d 28-Nov-21 29-Nov-21 s/d 05-Dec-21
MULAI (hari) SELESAI MULAI (hari) SELESAI (%) 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5
(Input) (Input) (Auto) (Update) (Update) (Auto) S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M
I
1 CSSD Pemasangan Exhaust ruang steril 17 Nov 21 3 19 Nov 21 17 Nov 21 4 20 Nov 21 100% BA Pemeriksaaan Lap. Kontraktor
2 CSSD Uji fungsi alat dengan eksternal steam 22 Nov 21 1 22 Nov 21 22 Nov 22 1 22 Nov 22 100% BA Test Alat Kontraktor; Vendor Alat RS
3 CSSD Instalasi Pembuangan Alat 15 Nov 21 2 16 Nov 21 16 Nov 21 3 18 Nov 21 100% BA Pemeriksaaan Lap. Kontraktor
4 CSSD Pemindahan Wastafel dari Lab ke CSSD 16 Nov 21 2 17 Nov 21 16 Nov 21 1 16 Nov 21 BA Pemeriksaaan Lap. KSO
100%
5 CSSD Pemindahan Alat Existing 03 Dec 21 7 09 Dec 21 0% BA Pemeriksaaan Lap. Tim IPS RS
Pemasangan partisi stainless SUS 304
6 CSSD 20 Nov 21 7 26 Nov 21 18 Nov 21 2 19 Nov 21 0% BA Pemeriksaaan Lap. Vendor Alkes RS
Hairline
Suatu Kondisi Kontrak yang dalam pelaksanaannya terjadi deviasi antara realisasi
dengan target pelaksanaan Kontrak yang diperlukan Rapat Pembuktian (Show Cause
Meeting/SCM) oleh para pihak untuk perbaikan target dan realisasi pelaksanaan
pekerjaan yang mengalami deviasi tersebut (Peraturan LKPP No.9 Tahun 2018)
❑ Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 70% – 100% dari Kontrak), selisih
keterlambatan antara realisasi fisik pelaksanaan dengan rencana lebih besar 5%;
❑ Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 70% – 100% dari Kontrak), selisih
keterlambatan antara realisasi fisik pelaksanaan dengan rencana pelaksanaan
kurang dari 5% dan akan melampaui tahun anggaran berjalan.
KONTRAK KRITIS
PENANGANAN KONTRAK KRITIS
Penanganan kontrak kritis dilakukan dengan rapat pembuktian (show cause meeting/SCM), dengan uraian
sebagai berikut :
➢ Pada saat Kontrak dinyatakan kritis, Pengguna Jasa berdasarkan laporan dari Pengawas Pekerjaan
memberikan peringatan secara tertulis kepada Penyedia dan selanjutnya Pengguna Jasa
menyelenggarakan Rapat Pembuktian (SCM) Tahap I.
➢ Dalam SCM Tahap I, Pengguna Jasa, Pengawas Pekerjaan dan Penyedia membahas dan menyepakati
besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh Penyedia dalam periode waktu tertentu (uji coba pertama)
yang dituangkan dalam Berita Acara SCM Tahap I.
➢ Apabila Penyedia gagal pada uji coba pertama, maka Pengguna Jasa menerbitkan Surat Peringatan Kontrak
Kritis I dan harus diselenggarakan SCM Tahap II yang membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik
yang harus dicapai oleh Penyedia dalam waktu tertentu (uji coba kedua) yang dituangkan dalam Berita Acara
SCM Tahap II.
➢ Apabila Penyedia gagal pada uji coba kedua, maka Pengguna Jasa menerbitkan Surat Peringatan Kontrak
Kritis II dan harus diselenggarakan SCM Tahap III yang membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik
yang harus dicapai oleh Penyedia dalam waktu tertentu (uji coba ketiga) yang dituangkan dalam Berita Acara
SCM Tahap III.
➢ Apabila Penyedia gagal pada uji coba ketiga, maka Pengguna Jasa menerbitkan Surat Peringatan Kontrak
Kritis III dan Pengguna Jasa dapat melakukan pemutusan Kontrak secara sepihak dengan
mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, atau berlaku PMK No. 243
Tahun 2015 Tentang Pelaksanaan Anggran dalam rangka penyelesaian pekerjaan yang tidak
terselesaikan sampai dengan akhir tahun anggaran
➢ Apabila uji coba berhasil, namun pada pelaksanaan pekerjaan selanjutnya Kontrak dinyatakan kritis
lagi maka berlaku ketentuan SCM dari awal.