Anda di halaman 1dari 46

METODE PELAKSANAAN

NAMA PEKERJAAN : JASA KONSTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR


PELAYANAN PAJAK PRATAMA BADUNG UTARA
NAMA PESERTA LELANG : PT. CATUR HARAPAN UTAMA

BAB I.
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini disusun berdasarkan, uraian yang didapat didalam dokumen
lelang dan uraian yang diberikan pada saat rapat penjelasan pada tanggal 10 Maret 2017 yang
telah didokumentasikan dalam bentuk Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwizing). Metode
pelaksanaan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan yang harus dipenuhi didalam
mengikuti pelelangan Umum Paket Pekerjaan JASA KONSTRUKSI PEMBANGUNAN
GEDUNG KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BADUNG UTARA.

I.2. Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dari uraian Metode Pekerjaan ini adalah untuk menjelaskan secara garis
besar uraian tahapan pelaksanaan dari pekerjaan-pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang,
sehingga dapat dilihat keterkaitan dari masing-masing pekerjaan maupun antara pekerjaan
terhadap spesifikasi yang telah disyaratkan. Dalam metode ini juga akan digambarkan
pelaksanaan pekerjaan dengan memperkecil gangguan terhadap lalulintas.

I.3. Lokasi Pekerjaan dan Lingkup Pekerjaan


Lokasi pekerjaan ini berada di wilayah Provinsi Bali, Kabupaten Badung, dengan lingkup
pekerjaan antara lain:
Pekerjaan Struktur dan Arsitektur
A. Pekerjaan Persiapan
B. Pekerjaan Tanah dan Pasir
C. Pekerjaan Pasangan Dan Plesteran
D. Pekerjaan Beton
E. Pekerjaan Kayu
F. Pekerjaan Atap dan Plafond
G. Pekerjaan Lantai
H. Pekerjaan Pengecetan
I. Pekerjaan Pengunci dan Penggantung
Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
A. Pekerjaan Listrik
B. Pekerjaan CCTV dan MATV
C. Pekerjaan Fire Alarm dan Smoke Detector
D. Pekerjaan Perangkat Data Centre
E. Pekerjaan Sound System
F. Pekerjaan Telephone System (PABX)
G. Pekerjaan Tata Udara
Pekerjaan Plumbing
A. Pekerjaan Plumbing Lantai 1
B. Pekerjaan Plumbing Lantai 2
C. Pekerjaan Plumbing Lantai 3
D. Pekerjaan Pipa Talang
E. Pekerjaan Pompa Boster
F. Pekerjaan Sumur Bor dan Pengadaan Pompa

BAB II
METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN

Metode penyelesaian pekerjaan ini menjelasakan tahapan dan tata cara pelaksanaan pekerjaan
diama menggambarkan pelaksanaan pekerjaan dari sampai dengan akhir proyek dengan aktu
penyelesaian pekerjaan selama 210 (hari) dan dapat dipertanggungjawabkan secara teknis.
Adapun tahapan dan tata cara penyelesaian pekerjaan ini adalah:
A. Pekerjaan Mobilisasi
Pekerjaan mobilisasi yang akan diuraikan didalam bagian ini adalah untuk memberikan
penjelasan dan penjabaran mengenai hal-hal yang akan dilakukan oleh PT. Catur Harapan
Utama didalam masa mobilisasi, program mobilisasi ini meliputi :

1. Lokasi dan Lahan untuk Base camp


Dalam melaksanakan Pekerjaan JASA KONSTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG
KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BADUNG UTARA. ini Untuk menunjang
pekerjaan dilapangan, PT.Catur Harapa Utama akan menyewa lahan dekat dengan lokasi
pekerjaan. Pada lokasi base camp ini telah tersedia fasilitas dan peralatan sebagai berikut :
a. Kantor Unit Produksi
b. Gudang
c. Workshop/bengkel
d. Dll.
Sedangkan untuk kantor proyek/kantor lapangan yang akan memonitoring jalannya
pelaksanaan pekerjaan, maka PT. Catur Harapan Utama akan mengadakan (penyewaan)
lahan tambahan yang akan dicari didekat lokasi proyek.

2. Daftar Mobilisasi Personil


Pelaksanaan pekerjaan paket proyek ini mengusulkan staf inti proyek yang terdiri dari :
1. Project Manager
2. Site Manager
3. Ahli Elektrikal
4. Ahli Mekanikal
Tenaga kerja yang akan diadakan / dimobilisasi ke lapangan untuk melaksankan pekerjaan
paket pyoyek ini,akan terdiri dari :
a. Juru Ukur Kuantitas Bangunan Gedung
b. Juru Gambar
c. Tenaga Terampil Listrik
d. Logistik
e. Administrasi
Seluruh staf inti proyek tersebut beserta staf lainnya sesuai dengan usulan di dalam Struktur
Organisasi Kerja, akan dimobilisasikan ke lokasi proyek dalam kurun waktu 7 (tujuh)
hari sejak diterbitkan Surat Perintah MulaiKerja (SPMK). Sedangakan mobilisasi tenaga
kerja akan disesuaikan dengan kebutuhan yang tercermin dariRencana Kerja/Schedule

3. Mobilisasi Peralatan
Daftar jenis peralatan yang akan dimobilisasi ke lapangan untuk menunjang pelaksanaan
pekerjaan utama pada paket proyek ini, sesuai dengan kebutuhan alat untuk melaksanakan
pekerjaan uang dipersyaratkan yaitu :
 Mesin Bored Pile Ø 35 cm = 1 unit
 Concrete mixer kapasitas 0.5 m3 = 2 buah
 Concrete Vibrator = 3 unit
 Water tanker kapasitas 700 liter = 1 buah
 Genset kapasitas 5 Kva = 1 buah
 Dump truck = 2 buah
 Compressor kap. 60 – 80 Bar = 1 unit
 Theodolith Digital = 1 unit
 Waterpass = 1 unit
 Stamper = 2 unit
 Bar Cutter . 32 mm = 3 unit
 Bar Bending = 3 unit
 Kereta dorong = 5 buah
 Lampu Sorot = 3 Buah
 Grinder = 1 Buah
 Concrete Drill (Bor) = 1 Buah
 Tile/Ceramic/Granite Cutter = 1 Buah

4. Pengukuran Lapangan dan Shop Drawing


Dalam periode mobilisasi ini, PT. Catur Harapan Utama akan melakukan pengukuran
berdasarkan data titik dasar dan titik tetap (Bench Mark) kerangka dasar eksisting,
selanjutnya diiukuti dengan pemasangan Bench Mark, Pengukuran polygon, pengukuran
sipat datar, pengukuran situasi detail dan staking out. Hasil dari pengukurani ini akan
disajikan dalam bentuk gambar sesuai skala gambar yang ditentukan dalam spesifikasi
teknis, yang akan menghasilkan gambar kerja (shop drawings) berupa gambar situasi,
potongan memanjang dan usulan potongan melintang (profile desain). Gambar kerja
tersebut akan dimintakan persetujuannya dari Pengawas Proyek / Direksi. Gambar kerja
yang telah disetujui tersebut kemudian akan menjadi dasar pelaksanaan pekerjaan
dilapangan (Site Execution).

BAB III
PEKERJAAN STRUKTUR DAN ARSITEKTUR
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Persiapan adalah pekerjaan awal yang meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan
untuk mendukung permulaan proyek meliputi :
I.1. Pembuatan Job Mix Design
Sebelum pekerjaan utama dilaksakan terlebih dahulu dilaksakan pengambilan sampel
bahan dari quary di Sungai yang berada di lokasi setempat atau yang berdekatan dengan
lokasi tersebut, diantanya: batu, pasir dan koral selanjutnya dibawa ke laboratorium job
Mix Formula/Job Mix Design yang akan dipakai sebagai acuan kerja dalam pelaksanaan
proyek.

I.2. Kantor Lapangan dan Fasilitasnya


Tahap berikutnya penentuan lokasi basecamp, pembuatan kantor Lapangan dan
fasilitasnya dilokasi proyek dan kemudian dilanjutkan dengan mobilisasi peralatan yang
diperlukan sesuai dengan tahapan pelaksaan pekerjaan.

I.3. Pengaturan Arus Transportasi dan Pemeliharaan Terhadap Arus Lalu Lintas
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, penganturan arus lalu lintas transportasi
dilakukan dengan pembuatan tanda-tanda lalu lintas yang memadai di setiap kegiatan
lapangan. Bila diperlukan dapat ditempatkan petugas pemberi isyarat yang bertugas
mengatur arus lalu lintas pada saat pelaksanaan

I.4. Pengukuran dan Rekayasa Lapangan


Dengan petunjuk Direksi Teknis survey/rekayasa lapangan dilaksanakan untuk
menentukan kondisi fisik dan strucktural dari pekerjaan dan fasilitas yang ada dilokasi
pekrjaan, sehingga dimungkinkan untuk mengadakan peninjauan ulang terhadap
rancangan kerja yang telah diberikan sytem dan tatacara survey dikordinasikan dengan
direksi teknis.

I.5. Jadwal Konstruksi


Jadwal kontruksi dibuat pihak kontraktor, diajukan kepada Direksi Teknis untuk dibahas
dan mendapatkan persetujuan pada saat dilaksanakan rapat pendahuluan (Pre
Construction Meeting/PCM).
I.6. Jadwal Konstruksi
Dalam pelaksanaan proyek ini mobilisasi meliputi :
a. Alat-alat yang digunakan adalah:
 Mesin Bored Pile Ø 35 cm = 1 unit
 Concrete mixer kapasitas 0.5 m3 = 2 buah
 Concrete Vibrator = 3 unit
 Water tanker kapasitas 700 liter = 1 buah
 Genset kapasitas 5 Kva = 1 buah
 Dump truck = 2 buah
 Compressor kap. 60 – 80 Bar = 1 unit
 Theodolith Digital = 1 unit
 Waterpass = 1 unit
 Stamper = 2 unit
 Bar Cutter . 32 mm = 3 unit
 Bar Bending = 3 unit
 Kereta dorong = 5 buah
 Lampu Sorot = 3 Buah
 Grinder = 1 Buah
 Concrete Drill (Bor) = 1 Buah
 Tile/Ceramic/Granite Cutter = 1 Buah

I.7. Papan Nama Proyek


1. Papan Nama ini digunakan sebagai identitas dan informasi mengenai proyek.
2. Papan nama proyek dibuat dengan ukuran atas persetujuan Direksi pekerjaan
3. Bahan yang dipakai: kayu kaso, plywood, amplas, cat kayu, paku, split, cat minyak,
semen, dan lain-lain.
4. Papan nama Proyek dipasang dipangkal dan ujung lokasi pekerjaan.
5. Papan nama dipelihara selama pelaksanaan proyek
.
2. Relokasi Utilitas dan Pelayanan anatara lain:
Relokasi Utilitas untuk telkom, PDAM, LISTRIK serta utilitas umum lainnya melalui beberapa
tahapan :
1. Pendapatan terhadap sarana yang masuk dalam ketentuan relokasi yang sudah
ditetapkan
2. Pelaporan terhadap Depertemen terkait
3. Pemindahan Utilitas setelah mendapatkan persetujuan dari depertemen terkait

II. PEKERJAAN TANAH DAN PASIR


2.1. Galian Tanah
 Pekerjaan Galian tanah ini dilaksanakan sesuaikan gambar recana dan spesifikasi
teknis serta telah mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
 Pekerjaan ini merupakan pembuatan lubang galian untuk pondasi. Pekerjaan ini
disesuaikan dengan jenis pondasi yang akan dibuat, kalau misalkan pondasi dibuat
dari pasangan batu kali maka penggalian tanah dilakukan sepanjang denah
bangunan. Bila akan dibuat pondasi tapak atau pondasi sumuran maka
penggaliannya hanya di sudut-sudut bangunan atau pada tumpuan yang merupakan
tempat pemasangan kolom, dan bila akan dibuat pondasi pancang maka pekerjaan
penggalian tanah tidak dilakukan karena pondasinya langsung dipancang ke tanah
atau dibor ke tanah.
 Galian tanah untuk pondasi harus sesuai dengan ukuran dalam gambar pelaksanaan
atau sampai tanah keras. Apabila diperlukan untuk mencapai daya dukung yang
baik,dasar galian harus dipadatkan/ditumbuk.
 Jika galian melampaui batas kedalaman, KONTRAKTOR harus menimbun kembali
dan dipadatkan sampai kepadatan maksimum, Hasil galian yang dapat dipakai untuk
penimbunan harus diangkut langsung ke tempat yang sudah direncanakan dan
disetujui oleh Direksi.
 Untuk pondasi tapak atau lajur dari beton, ukuran galiannya sama dengan besar
tapak. Namun, untuk pondasi batu kali sebaiknya ukuran galian atasnya dilebihkan
10 cm di kanan dan 10 cm di kiri (bila kosong). Tujuan melebihkan galian tersebut
untuk memberikan ruang (space) bagi pekerja agar leluasa bekerja. Misalnya, ukuran
bawah pondasi batu belah 80 cm maka ukuran lebar atasnya adalah 100 cm.

2.2. Urugan pasir


Sebelum pekerjaan pondasi dilakukan perlu dilakukan penaburan pasir urug ke tanah (di
sepanjang penggalian). Pekerjaan ini dilakukan karena untuk menghindari tercampurnya
adukan dan tanah liat. Ketebalan pasir urug minimal yaitu 5 cm. Untuk jenis pondasi
beton plan atau pondasi beton lajur, selain ditaburkan pasir juga perlu dibuatkan lantai
kerja dari adukan 1 semen : 2 pasir : 5 koral minimal ketebalan 5 cm. Pasir yang
digunakan untuk pengurugan harus dilakukan test tanah dan atas persetujuan Direksi.
Dipilih pasir yang baik secara teknis, bebas dari akar, bahan-bahan organis,
barang bekas/sampah dan terlebih dahulu mendapat persetujuan Direksi dengan ukuran
ketebalan 10 cm di bawah lantai

2.3. Urugan Tanah


Pekerjaan urugan tanah ini dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi
teknis serta telah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.Tanah yang digunakan
untuk pengurugan harus dari tanah yang baik dan memenuhi syarat teknis, bebas dari
akar, bahan-bahan organis, barang bekas/sampah dan terlebih dahulu mendapatkan
persetujuan Direksi lapangan. Jika diijinkan dapat digunakan tanah bekasgalian.
Pengurugan dilakukan lapis demi lapis tiap 20 cm dengan ketebalan + 40 cm
dalam keadaan padat, kemudian dibasahi dan dipadatkan. Direksi dapat
memerintahkan pengurugan melebihi ukuran, diperhitungkan penyusutan tanah akibat
konsolidasi.

III. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN


4.1 Pondasi
a) Pasangan Batu Kosong
- Galian harus memenuhi ketentuan, semua permukaan galian yang dipersiapkan
harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan, sebelum lapisan pasir
ditebar.
- Sebelum pekerjaan pasangan batu kosong harus memastikan lapisan pasir urug
sebagai landasan pasangan batu kosong mencapai ketebalan padat yang
disyaratkan dalam Gambar dan mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
- Batu kali dipasang berdiri dimulai dari lapisan yang paling besar, kemudian
diurug pasir dan disiram air agar mengisi semua celah-celah batu kali pada
lapisan pertama. Lapisan berikutnya dipasang lapisan batu kali yang lebih kecil
sebagai pengunci lapisan pertama, kemudian ditebar pasir hingga mengisi
penuh celah- celah batu serta disiram air sampai jenuh. Demikian seterusnya
hingga mencapai ketinggian lapisan yang rata sesuai disyaratkan dalam Gambar.
- Selisih permukaan pasangan batu kali dan/atau batu jenis lain yang digunakan tidak
lebih dari 5 cm atau mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.

b) Pasangan Batu Kali


- Pada setiap pokok galian harus dibuat profil pondasi/pasangan batu terbuat
dari kayu/reng atau bambu dengan ukuran /dimensi sesuai Gambar atau
petunjuk Direksi Pekerjaan.
- Sebelum dipasang batu harus bersih dari bahan-bahan yang dapat mengurangi
kelekatan adukan, serta dibasahi dengan air secukupnya.
- Untuk pondasi batu kali yang menumpu kolom dan sloof beton bertulang
harus dilengkapi dengan angkur-angkur besi beton berdiameter sama dengan
tulangan kolom yang akan ditumpunya pada setiap jarak 1,50 m’ dan dicor beton
K175.
- Lapis pertama di atas lapisan batu kosong harus ditebar mortar dengan ketebalan
60% dari ukuran maksimum batu yang akan digunakan, kemudian dengan segera
dipasang lapisan batu di atas adukan yang belum mengeras secara merata.
Selanjutnya adukan/mortar harus segera ditambahkan dan proses tersebut dilakukan
secara berulang sampai celah batu terisi penuh hingga mencapai ukuran pasangan
sesuai Gambar dengan permukaan atas yang rata.
- Jarak celah antara batu minimal 2,5 cm dan terisi penuh dengan mortar.
Untuk pasangan batu expose permukaan batu harus rata dengan menggunakan batu
pecah yang dipasang saling mengunci antara satu batu dengan batu lainnya.
- Permukaan batu muka dengan mortar untuk struktur yang ter-expose harus
diselesaikan dengan pasta semen naad/siar yang rapi serta dirawat dengan baik.

c) Pasangan Plat
- Pekerjaan pondasi plat ini dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana dan
spesifikasi teknis serta telah mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.
- Setelah lubang galian pondasi plat tlah tersedia selanjutnya di persiapkan untuk
pemasangan begistig berupa begisting kayu atau menggunakan begisting pasangan
batako.
- Pembuatan dan perakitan dilaksanakan sebelumnya setelah jadi langsung diletakkan
pada posisi dengan mengacu dengan gambar kerja.
- Setelah pembesian dilanjutkan dengan pengecoran beton yang sesuai dengan
spesifikasi teknis dan telah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
- Setelah pengecoran selesai dan setelah kering maka selanjutnya dilakukan
pekerjaan pengurugan kembali dari hasil galian tersebut.

4.2 Dinding
a) Pasangan Batu Bata
 Pasangan bata biasa dengan menggunakan adukan 1PC : 5Psr dan pasangan bata transram
menggunakan adukan 1PC : 3Psr.
 Sebelum bata dipasang terlebih dahulu direndam dalam air jenuh, agar air semen adukan
tidak terserap dalam bata yang mana akan mengakibatkan adukan mudah rontok dan dan
pasangan batu bata cukup kuat.
 Buat adukan untuk pasangan dinding bata.
 Pasang profil dan benang serta unting-unting untuk acuan pasangan dinding bata.
 Pasang dan susun bata pada area yang telah diberi tanda marking dengan menggunakan
perekat adukan.
 Pemasangan bata diikuti dengan pengecoran kolom praktis.
 Cek dan periksa kesikuan/kerataan pasangan bata pada setiap ketinggian 1 m.
 Pekerjaan pasangan bata dihentikan pada ketinggian 1 m, setelah kolom praktis dicor dan
pasangan bata /kuat baru pekerjaan pemasangan bata dapat dilanjutkan kembal.
 Pada setiap pokok formasi dinding dibuat profil pasangan bata terbuat dari kayu/reng
dengan ukuran sesuai gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan.
 Sebelum dipasang, bata harus tidak cacat dan utuh, bersih dari bahan-bahan yang dapat
mengurangi kelekatan adukan, serta direndam dengan air hingga jenuh. Pasangan bata
setengah ukuran hanya diperkenankan pada pasangan ujung, sudut-sudut dan
pertemuan.
 Untuk pasangan bata yang menenpel kolom dan sloof beton bertulang harus dilengkapi
dengan angkur-angkur besi beton berdiameter minimal 12 mm dengan jarak maksimal
80 cm’ kemudian dicor beton K175 sehingga terjangkar kuat pada beton kolom, sloof dan ring.
 Baik tertera dalam Gambar ataupun tidak, pasangan bata harus diperkuat dengan kolom
praktis ataupu ring beton untuk setiap satuan luas maksimum 12 m2.
 Setiap pasangan bata yang langsung berdiri di atas landasan lembab sebagai sumber
resapan air, harus dipasang lapis pasangan bata kedap air, minimal setinggi 5 lapis atau
sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
 Jarak celah antara bata rata-rata 12,5 mm dengan toleransi 2,5, mm dan terisi penuh
dengan mortar, bagian bawah permukaan bata harus menempel merata pada mortar.
 Untuk pasangan bata siar expose permukaan bata harus rata dengan menggunakan bata
kualitas klas I utuh, tidak cacat, sudut tajam, dan dipasang saling mengunci antara satu
bata dengan bata lainnya. Sebelum mortar kering siar bata harus dikerok atau disapu dengan
sapu lidi kaku sedalam 10 mm dan difinishing dengan mortar ayakan halus
menggunakan besi beton bengkok berdiameter 14 mm, digosokkan pada celah siar hingga
halus dan rata.
 Permukaan bata siar expose dengan mortar halus diselesaikan dengan rapi serta
dirawat dengan baik keutuhan pasangan.

b) Pasangan Batu Batako


 Pada setiap pokok formasi dinding dibuat profil pasangan bataco terbuat dari kayu/reng
dengan ukuran sesuai Gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan.
 Sebelum dipasang, bataco harus tidak cacat dan utuh, bersih dari bahan-bahan yang
dapat mengurangi kelekatan adukan, serta direndam dengan air hingga jenuh. Pasangan
bataco setengah ukuran hanya diperkenankan pada pasangan ujung, sudut- sudut dan
pertemuan.
 Untuk pasangan bataco yang menenpel kolom dan sloof beton bertulang harus
dilengkapi dengan angkur-angkur besi beton berdiameter minimal 12 mm dengan jarak
maksimal 80 cm’ kemudian dicor beton K175 sehingga terjangkar kuat pada beton kolom, sloof
dan ring.
 Baik tertera dalam Gambar ataupun tidak, pasangan bataco harus diperkuat dengan kolom
praktis ataupu ring beton untuk setiap satuan luas maksimum 12 m2.
 Setiap pasangan bataco yang langsung berdiri di atas landasan lembab sebagai sumber
resapan air, harus dipasang lapis pasangan bataco kedap air, minimal setinggi 2 lapis
atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
 Jarak celah antara bataco rata-rata 12,5 mm dengan toleransi 2,5, mm dan terisi penuh
dengan mortar, bagian bawah permukaan bataco harus menempel merata pada mortar.
 Untuk pasangan bataco siar expose permukaan bataco harus rata dengan menggunakan
bataco kualitas klas I utuh, tidak cacat, sudut tajam, dan dipasang saling mengunci
antara satu bataco dengan bataco lainnya. Sebelum mortar kering siar bataco harus dikerok
atau disapu dengan sapu lidi kaku sedalam 10 mm dan difinishing dengan mortar ayakan
halus menggunakan besi beton bengkok berdiameter 14 mm, digosokkan pada celah siar
hingga halus dan rata.
 Permukaan bataco siar expose dengan mortar halus diselesaikan dengan rapi serta dirawat
dengan baik keutuhan pasangan.

c) Pekerjaan Plesteran dan Acian


 Pasir harus bersih dari kotoran-kotoran dan diayak sesuai dengan kebutuhan
campuran.
 Campuran harus dibuat secara homogen dengan cara dan peralatan mekanis
(molen baton) dengan pemakaian air secukupnya.
 Campuran yang akan dipasang harus selalu baru, jangan dibiarkan adukan
membeku lebih dari satu jam.
 Semua siar hendaknya dikerok sedalam lebih kurang 10 mm sebelum diplester dan
bila di naad bidang bata harus bersih dari bekas-tekas perekat/kotoran-kotoran
lainnya.
 Semua dinding dan kolom beton yang akan diplester harus diketrik agar
plesterannya dapat melekat dengan batk atau disawut dengan adukan 1 pc : 2 ps
ayakan halus.
 Semua dinding bataco/beton cetak harus disawut dengan adukan 1 pc : 2 ps
ayakan halus sebelum diplester agar plesteran dapat melekat dengan baik.
 Semua bidang yang akan diplester harus disikat atau disapu sampai bersih dan
dibasahi hingga jenuh sebelum diplester.
 Plesteran Interior Finishing Cat: ntuk plesteran Interior yang akan difinishing cat harus
di aci terlebih dahulu. Pengacian dilakukan setelah lapisan rnengeras dan tidak
berkerut lagi. Tebal acian tidak kurang dari 1 mm dan tidak lebih dari 2 mm, memakai
bahan siap pakai seperti "hard finished’ setara ex. Jaya Board atau dibuat dari
kapur/mil dan semen yang diayak halus dengan perbandingan campuran 1 pc :
8 kapur gamping/mil ayakan halus dan disetujui Direksi Pekerjaan. Permukaannya
halus dan rata, dilindungi dan dibasahi seperti tersebut di atas.
 Plesteran Eksterior Finishing Cat: Plesteran Eksterior yang diflnishing cat harus
diaci terlebih dahulu, pengacian dilakukan setelah lapisan plesteran rnengeras dan
tidak berkerut lagi. Tebal acian tidak kurang dari 1 mm dan tidak lebih dart 2 mm,
memakai bahan pasta semen ayakan halus dlcampur aditif Jenis : Lemkra FK 103
untuk menghidari retak-retak.
 Plesteran Exposed: Plesteran expose dengan adukan 1pc : 3ps ayakan halus
ditambah aditif jenis Lemkra FK 103, dikerjakan langsung jadi sesuai dengan luas
bidang yang dikehendaki dan sesuai petunjuk Garnbar atau Direksi Pekerjaan.
Setiap satu satuan bidang plesteran dengan bidang lainnya harus dipisahkan
dengan alur ukuran 10x10 mm. Tebal plesteran tidak kurang dari 1,5 cm dan
tidak lebih dari 2,0 cm. Dipasang merata toleransi 1 mm setiap meter panjang
balk vertlkal maupun horizontal.
 Acian Plafond Plat Lantai Beton: Plat Lantai yang langsung dimanfaatkan sebagai
plafond, harus diaci terlebih dahulu, pengacian dilakukan setelah kondisi
permukaan bawah plat lantai dan balok beton bebas dari cacat dan
permukaannya rata. Bahan acian menggunakan acian siap pakai seperti poin (8) atau
pasta semen ayakan halus dicampur aditif jenis setara : Lemkra FK 103, agar terhindar
dari retak dan terkelupas.
Naad Plesteran dan Benangan: Antara bidang plesteran dan kozyn atau kolom harus
dibuat alur-alur pemisah yang rapi. Bila tidak disebutkan dalam gambar ukuran
alur dibuat 8x8 mm finish termasuk acian. Sedang benangan dibuat antara
pertemuan sudut dalam dan sudut luar bidang plesteran dengan bahan yang sama
dengan acian. Benangan harus lurus, siku, bersudut tajam dan lurus.

IV. PEKERJAAN BETON


1. Pekerjaan Beton Borred Pile
a Pondasi Bore Pile
Pondasi bored pile adalah pondasi tiang dalam berbentuk tabung yang berfungsi
meneruskan beban bangunan kedalam permukaan tanah. Fungsinya sama dengan
pondasi dalam lainya seperti pancang. Bedanya ada pada cara pengerjaanya. Fungsinya
sama dengan pondasi dalam lainya seperti pancang. Bedanya ada pada cara
pengerjaanya. Jenis tanah adalah pasir maka diperlukan daya dukung yang kuat
dengan kedalaman -10 m dan muka air -4 m.

b Pekerjaan Persiapan
 Menentukan lokasi untuk bangunan sementara, seperti; kantor, toilet dan tempat para
pekerja.
 Jalan akses masuk dan keluar pada saat proses pengerjaan mulai.
 Ukur dan tentukan posisi titik – titik bore pile di site.
 Buat pabrikasi keranjang besi bore pile.
 Buat shedule pengecoran bored pile dan terus dikendalikan.
 Buat format untuk monitoring report bore pile.
 Alat yang digunakan :
Escavator, Mesin Bor, Auger, Mixer, Pompa Air.
 Bahan yang digunakan :
Agregat Kasar dan Halus, Semen, Baja Tulangan, Air.

c Pekerjaan Galian (Metode Kerja)


Metode pelaksanaan pondasi bore pile ada 3 macam, yaitu:
 Metode kering : Metode kering cocok digunakan pada tanah diatasmuka air
tanah yang ketika di bor dinding lubangnya tidak longsor.
 Metode basah : Metode basah umumnya dilakukan bila pengeboranmelewati
muka air tanah, sehingga lubang bor selalu longsor
biladindingnya tidak ditahan.
 Metode casing : Metode ini digunakan jika lubang bor sangat mudahlongsor

Pekerjaan Bored Pile :


 Set alat pada posisi titik yang akan di bor.
 Bila kondisi lapisan tanah baik, bor sampai kedalaman 6 m saja dan pasang
casing 6 m.
 Bila kondisi lapisan tanah jelek, menggunakan full casing untuk mencegah
kelongsoran tanah pada saat proses boring.
 Kemudian dilanjutkan dengan proses pengeboran sampai kedalaman yang
dikehendaki (-10 m).
 Check apakah kedalaman yang dikehendaki sudah tercapai.
 Bersihkan lumpur pada dasar lubang bor dengan bucket cleaning.
 Selama proses berlangsung, catat :
a). Kedalaman muka air tanah
b). Jenis lapisan tanah berikut kedalaman dan ketebalan.
 Buat laporan harian bore pile.

d Pekerjaan Penulangan
 Paralel dengan pekerjaan persiapan, maka pembuatan penulangan tiang bor telah
dapat dilakukan.
 Jika tertunda lama, tanah pada lubang bor bisa rusak (mungkin karena hujan atau
lainnya). Bisa- bisa perlu dilakukan pengerjaan bor lagi.
 Pemilihan tempat untuk merakit tulangan, tidak boleh terlalu jauh, masih terjangkau
oleh alat- alat berat.
 Pemasangan pipa trimie sesuai dengan kedalaman lubang yang dibor.
 Pasang baja tulangan yang dirakit.
 Pembersihan akhir dengan menyemprotkan air bertekanan selama ± 10 menit
melalui pipa trimie untuk membersihkan lubang dari endapan lumpur.

e Pekerjaan Pengecoran
 Kantong plastik yang diisi dengan campuran beton untuk memisahkan campuran
beton dari endapan lumpur di dalam pipa trime.
 Setelah tenaga pengecoran siap, campuran beton diisi kedalam lubang pipa sampai
kepermukaan dan kemudian tas plastic bias dilepas.
 Pengecoran dilakukan dengan bantuan vibrator untuk membantu aliran campuran
beton agar tidak ada udara dalam campuran beton.
 Jika campuran tidak bias turun lebih jauh, maka pipa trime bias ditarik perlahan-lahan
sambil terus menuangkan campuran beton.
 Penarikan pipa trime harus dijaga sehingga ujung bawah pipa tetap terendam 1
meter di dalam campuran beton.
 Pengecoran dapat dihentikan jika campuran beton sampai kepermukaan lubang
(meluap) dan benar-benar bersih dari lumpur.
f Pekerjaan Pile Cap
 Melakukan penggalian tanah, pemotongan pile sesuai elevasi pile cap.
 Pada pile dilakukan pembobokan pada bagian betonnya hingga tersisa tulangan
besinya yang kemudian dijadikan sebagai stek pondasi sebagai pengikat dengan pile
cap.
 Sebagai landasan pile cap, dibuat lantai kerja terlebih dahulu dengan ketebalan ±10
cm.
 Melakukan pemasangan tulangan-tulangan pile cap yang meliputi tulangan utama
atas dan bawah.
 Sebelum dilakukan pengecoran, tanah disekitar bekisting ditimbun kembali untuk
menahan beban pengecoran dan meratakan. Setelah semua persiapan sudah siap,
maka dapat dilakukan pengecoran pada pile cap.

2. Pekerjaan Beton
- Proporsi perbandingan campuran semen dengan bahan pengisi (pasir dan kerikil)
adalah minimal. Jadi tidak dibenarkan untuk dikurangi semennya.
- Sebelum adukan beton dituangkan, semua cetakan harus betul – betul bersih dari
kotoran seperti serbuk gergaji, tanah, minyak dan kotoran lainnya. Kemudian
cetakan tersebut dibasahi dengan air secukupnya, namun tidak boleh ada
genangan air pada cetakan tersebut.
- Pengecoran baru bisa dimulai setelah mendapat persetujuan Direksi Teknis.
- Adukan harus homogen atau dengan warna yang merata dan harus sudah
dicorkan dalam waktu 1 (satu) jam setelah pencampuran air dimulai.
- Pengecoran suatu unit pekerjaan beton harus dilaksanakan terus menerus sampai
selesai dengan tanpa berhenti, kecuali mendapat persetujuan direksi.
- Setelah dicorkan pada cetakan, adukan harus dipadatkan dengan alat penggetar
(vibrator) yang berfrekwensi dalam adukan paling sedikit 3000 putaran setiap
menit. Penggetaran dilakukan selama 20 detik setiap satu adukan yang dicorkan,
mulai pada saat adukan dicorkan dalamcetakan dan dilanjutkan dengan adukan
selanjutnya. Vibrator tidak boleh menyentuh cetakan dan besi beton yang salah satu
bagiannya berhubungan dengan adukan beton yang telah mengeras.
- Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa, sehingga dapat dicegah adanya
pemisahan atau pengurangan bagian – bagian bahan. Adukan tidak boleh dijatuhkan
lebih dari 2 meter. Untuk kolom – kolom yang tinggi, harus dibuatkan jendela –
jendela dengan jarak vertikal tidak lebih dari 2 meter.
- Siar pelaksanaan (contruction joint) dipakai bahan penyekat “Styrofoam” yang
mudah hancur dengan bensin, dalam pengecoran beton harus mendapat persetujuan
direksi.
- Apabila terjadi pertemuan dengan beton yang sudah dicor, bidang pertemuan
harus dibersihkan dengan cara menyemprot dengan air. Kemudian disikat sampai
agregat kasar kelihatan dan selanjutnya disiram dengan air semen kental dan
ditambah additive, merata keseluruh permukaan yang akan disambung, sedang
untuk beton yang memerlukan kedap air harus memakai “Water Stop” ex Tricosal
type yang direkomendasikan untuk setiap jenis sistem sambungan.
- Pengangkeran perletakan pelat duiker pada pondasi/tumpuan pasangan
menggunakan besi diameter D -16 dengan jarak sesuai gambar rencana.
- Agar beton terlindung dari pengaruh cuaca, beton harus dibasahi secara terus
menerus selama 14 (empat belas) hari setelah pengecoran dengan menutupi jerami /
karung basah.
- Semua permukaan beton yang terbuka dijaga agar tetap basah sekurang –
kurangnya selama 4 (empat) hari setelah pengecoran, dengan cara
menyemprotkan atau menggenangi dengan air pada permukaan beton tersebut,
terutama pada pagi / sore hari atau cuaca teduh.
- Cetakan beton tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan kubus
yang dapat memikul 2 x berat sendiri. Pada bagian – bagian konstruksi yang
memikul beban lebih besar dari rencana rata – rata, cetakan beton belum boleh
dibongkar sampai beton mempunyai kekuatan tersebut.
- Semua besi yang dipakai diatas harus mempunyai sertifikat dari produsen/pabrik.
Ketentuan toleransi ukuran besi disesuaikan dengan standar SII atau SNI.
- Membengkokkan dan meluruskan besi beton harus dalam keadaan dingin, sesuai
dengan aturan yang berlaku. Panjang penyaluran besi beton dan panjang
pengangkeran pada bagian- bagian konstruksi disesuaikan dengan gambar kerja.
- Besi beton harus dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar. Kemudian
dibentuk dan dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempat.
- Kawat beton yang dipergunakan harus lazim dipakai, sehingga dapat mengikat besi
beton tetap pada tempatnya. Untuk mendapatkan mutu besi beton yang diinginkan,
dapat dipergunakan besi beton dari produk yang ditunjuk Direksi Teknis.

3. Pekerjaan Bekisting
- Untuk mendapatkan bentuk, penampang, ukuran dari beton seperti yang diminta
dalam gambar konstruksi, bekisting harus dikerjakan dengan baik, teliti dan kokoh.
- Bekisting untuk pekerjaan beton, dibuat dari kayu kelas 2 yang berkualitas baik,
lurus dan tidak pecah-pecah.
- Bekisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga nanti diperoleh penampang
beton yang baik.
- Untuk lantai dasarnya, bekisting harus rata, lurus dan kokoh.
- Konstruksi dari bekisting, seperti sokongan-sokongan perancah dan lain-lain yang
memerlukan perhitungan harus diajukan kepada Direksi untuk diperiksa, disetujui dan
dilaksanakan.
- Sebelum pengecoran dimulai bagian dalam dari bekisting harus bersih dan kering dari
air limbah dan minyak.
- Finishing beton bertulang, untuk permukaan beton harus dilakukan sesuai
petunjuk Pengawas/Direksi Lapangan.
- Pembongkaran bekisting beton tidak boleh dilakukan sebelum waktu pengerasan
menurut PBI 1971 dipenuhi dan pembongkarannya dilakukan hati-hati dan tidak
merusak beton yang sudah mengeras, dengan terlebih dahulu mendapatkan
persetujuan Direksi.
4. Pekerjaan Baja Tulangan
- Pekerjaan beton tulangan disesuaikan dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis
yang diberikan serta telah mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan.
- Semua pembongkaran tulangan harus dilakukan sebelum penempatan pada posisi
rencana. Tidak diperkenankan membengkok tulangan bila sudah ditempatkan kecuali
apabila hal itu terpaksa dan sudah mendapatkan persetujuan Direksi.
- Sebelum melaksanakan pengecoran, semua tulangan harus diperiksa terlebih
dahulu untuk memastikan ketelitian penempatannya, kebersihan dan untuk
mendapatkan perbaikan bilamana perlu. Tulangan yang berkarat harus segera
dibersihkan atau diganti bilamana dianggap oleh Direksi akan melemahkan
konstruksi. Pengecoran tidak diperkenankan apabila belum diperiksa dan disetujui oleh
Direksi.
- Khusus untuk tebal selimut beton, dudukan harus kuat dan jaraknya sedemikian
sehingga tulangan tidak melengkung dan beton penutup tidak kurang dari yang
disyaratkan. Toleransi yang diperkenankan untuk penyimpanan terhadap horisontalnya
adalah ± 4 mm.

5. Pekerjaan Pengecoran
- Pekerjaan pengecoran beton harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan
penghentian pengecoran kecuali bila sudah dipertimbangkan pada tempat-tempat yang
aman dan sebelumnya sudah mendapat persetujuan dari Direksi.
- Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata, pemborong harus
memakai mesin pengaduk (molen). Mesin pengaduk beton harus cukup untuk
melayani volume yang direncanakan. Mesin pengaduk harus dibersihkan dengan air
dan dihindarkan dari pengotoran minyak, sebelum dipakai.
- Sebelum pengecoran dimulai, semua peralatan material serta tenaga yang
diperlukan sudah harus siap dan cukup untuk suatu tahap pengecoran sesuai
dengan rencana yang sebelumnya disetujui Direksi. Tulangan, jarak, bekisting dan
lain-lain harus dijaga dengan baik sebelum dan selama pelaksanaan pengecoran.
- Segera setelah beton dituangkan ke dalam bekisting, adukan harus dipadatkan dengan
concrete vibrator yang jumlahnya harus mencukupi. Penggetaran dengan concrete
vibrator dapat dibantu dengan pencocokan, apabila dengan concrete vibrator tidak
mungkin dilakukan dan harus mendapatkan persetujuan dari Pengawas/Direksi
terlebih dahulu.
- Pengecoran hanya boleh berhenti di tempat-tempat yang diperhitungkan aman
dan telah direncanakan terlebih dahulu dan sebelumnya mendapat persetujuan dari
Direksi. Untuk menyambung suatu pengecoran, pengecoran sebelumnya harus
sudah dibersihkan permukaannya, dan dibuat kasar dengan sikat baja agar sempurna
sambungannya dan sebelum adukan beton dituangkan, permukaan yang akan
disambung harus disiram dengan air semen dengan campuran 1 Pc : 0,5 air.
- Sebelum waktu pengerasan, beton harus dihindarkan dari pengeringan dan
melindunginya dengan menggenangkan air di permukaannya atau ditutup dengan
karung-karung yang senantiasa dibasahi air, terus-menerus selama paling tidak 10 hari
setelah pengecoran.
- Apabila cuaca meragukan, sedangkan Pengawas/Direksi tetap menghendaki agar
pengecoran tetap harus berlangsung, maka pihak pemborong harus menyediakan
alat pelindung/terpal yang cukup untuk melindungi tempat yang sudah/akan dicor.
- Additive dapat pula dipergunakan sepanjang tidak menyebabkan kelainan-kelainan
pada beton dan untuk itu harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari
Pengawas/Direksi.

V. PEKERJAAN LANTAI
 Semua bahan mortar harus bersih dari kotoran-kotoran dan bahan pasir diayak halus sesuai
dengan kebutuhan campuran.
 Campuran harus dibuat secara homogen dengan cara dan pera'atan mekanis (molen beton)
dengan pemakaian air secukupnya.
 Campuran yarig akan dipasang harus selalu baru, jangan dibiarkan ndukan membeku lebih
dari satu jam.
 Membuat contoh bidang pasang Tegel terlebih dahulu, kemudlan setelah dlsetujui oleh
Direksi Pekerjaan.
 Semua bidang pasang harus bersih dari kotoran-kotoran yang menempel dan debu,
dibersihkan dengan sikat baja atau semprotan kompresor tekanan tinggi kemudian dibasahi
hingga jenuh.
 Semua dinding beton atau bataco dan kolom beton yang akan dipasang tegel harus dikerik
dan kemudlan disawut dengan 1pc : 2ps ayakan halus agar mortar pasangan dapat melekat
dengan baik.
 Bilamana kebutuhan mortar perekat tegel lebih dari 25 mm untuk dinding dan 50 mm
untuk lantai, harus dlplester terlebih dahulu dengan camnuran mortar sesuai yang
dlsyaratkan dalam pekerjaan plesteran. Kemudian digaris-garis silang sebelum plestaan
tersebut mengering.
 Tegel Keramik sebelum dipasang harus direndam hingga jenuh, bidang lekat tegel
sebelum dipasang harus dilem dengan semen campur air (pasta semen) seluruh bidang ubin
atau di atas mortar ditabur bubuk semen kering secara merata. Selanjutnya tege!
keramik dipasang di atas hamparan Mortar perekat yang berpedoman kepada elevasi
akhir yang ditentukan dengan cara memukul-mukul dengan palu karet sedemikian rupa
sehingga didapat permukaan yang rata dan air semen tidak turun. Sisa-sisa mortar harus
segera dibersihkan dengan lap basah atau pembersih lainnya hingga tidak menimbulkan noja
pada permukaan tegel. Alur naad tegel harus segera dibersihkan dengan sikat baja atau alat
khusus untuk itu.
 Tegel Keramik Homogenious dipasang dengan cara yang sama dengan tegel keramik,
tetapi dipasang dengan naad kecil (rata-rata 1 mm) dan rata.
 Semua sudut-sudut harus tegak lurus, setiap pertemuan sudut pasang harus diberi
nossing/pinggulan baik dari bahan semen naad/siar atau bahan tegel khusus sesuai
petunjuk dalam Gambar atau Direksi Pekerjaan.
 Untuk dapat mencapai permukaan yang rata dari suatu bidang pasang tege!
sebaiknya dladakan pemeriksaan dengan garisan panjang bahan logam aluminium
kotak, baik horisontal maupun vertikal yang berpedoman kepada pasangan kepala
yang disetting menggunakan pesawat penyipat datar.
 Bilamana terdapat bidang pasang tegel yang bergelombang harus diperbaiki secara
keseluruhan. Bagian-bagian yang diperbaiki, harus dibobok terlebih dahulu dengan baik,
bobokan dibuat dalam bidang segi empat kemudian dipasang tegel baru rata dengan
sekitarnya.
 Antara bidang bidang tegel harus dibuat alur-alur pemisah/siar yang rapi. Bila tidak
disebutkan dalam gambar ukuran alur dibuat sesuai dengan rekomendasi pabrik.
Kemudian dinaad dengan semen khusus setara AM Grout type AM 51, dengan warna
yang sama dengan wama tegel. Setiap jarak naad mencapai kelipatan 4 m' (±16 m2)
vertikal dan 8 m' horizontal (± 64 m2) harus dibuat siap konstruksi (construction joint)
yang dinaad dengan joint sealant setara Formrok 28T ex. Hitching Group, dengan
cara pasang sesual dengan petunjuk pabrik bersangkutan

VI. PEKERJAAN PENGECATAN


a) Pekerjaan Emulsi
1. Pengecatan Bidang Interior:
 Permukaan bidang cat harus rata, tidak cacat/retak, dan semua acian atau
benangan sudah baik, serta dalam kondisi bersih dan kering.
 Bidang cat harus diamplas halus dibersihkan dari semua kotoran-kotoran yang
melekat, kemudian dibersihkan dengan kompresor 4 Bar.
 Setelah bidang cat siap di cat, lapisan pertama dipakai Alkali Resisting Primer yang
dikuaskan merata seluruh bidang dengan kuas roll: 1 lapis. Lapis kedua digunakan
Acrylic Wall Filler dengan kapi untuk mendapatkan permukaan bidang rata,
setelah kering diamplas hingga halus dan rata, semua siar dan benangan
dibuat rapi dan lurus. Lapis ketiga digunakan cat finish Dulux Catylac yang dikuas
merata dengan kuas roll, sedang lapis keempat dengan cat yang sama setelah
semua bidang cat dalam kondisi baik dan kering.

2. Pengecatan Bidang Exterior:


 Permukaan bidang cat harus rata, tidak cacat/retak, dan semua acian atau
benangan sudah baik, serta dalam kondisi bersih dan kering.
 Bidang cat harus diamplas halus dibersihkan dari semua kotoran-kotoran yang
melekat, kemudian dibersihkan dengan kompresor 4 Bar.
 Setelah bidang cat siap di cat, lapisan pertama dipakai Alkali Resisting Primer yang
dikuaskan merata seluruh bidang dengan kuas roll: 1 lapis. Lapis kedua digunakan
cat finish Dulux Weathershield yang dikuas merata dengan kuas roll, sedang lapis
ketiga dengan cat yang sama setelah semua bidang cat dalam kondisi baik dan
kering.

b) Pekerjaan Pengecatan Logam dan Kayu


1. Pengecatan Bidang Exterior:
 Permukaan bidang cat harus bersih dari karat, semua bekas las sudah rapi dan
halus.
 Bidang cat harus diamplas/disikat halus dibersihkan dari semua kotoran- kotoran
dan karat yang melekat, kemudian dibersihkan dengan lap.
 Setelah bidang cat siap di cat, lapisan pertama dipakai Dulux Quick Drying
Universal Primer A540-49524 yang dikuaskan merata seluruh bidang dengan
kuas halus : 1 lapis. Lapis kedua digunakan Dulux Under Coat A543-101dengan
kuas halus untuk mendapatkan permukaan bidang rata, setelah kering
diamplas hingga halus dan rata, semua lubang-lubang agar tertutup rapi. Lapis
ketiga digunakan cat finish Dulux Super Gloss A365 menggunakan alat air
sprayer, sedang lapis keempat dengan cat dan cara yang sama setelah semua
bidang cat dalam kondisi baik dan kering. Sampai dengan lapis ketiga untuk
pengecatan baja harus dikerjakan sebelum semua komponen baja di-erection atau
sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
2. Pengecatan Bidang Logam Galvanize:
 Permukaan bidang cat harus bersih dari karat dan kotoran, semua bekas las
sudah rapi dan halus.
 Bidang cat harus diamplas/disikat halus dibersihkan dari semua kotoran-
kotoran dan karat yang melekat, namun lapisan Galvanize tidak boleh hilang
kemudian dibersihkan dengan lap.
 Setelah bidang cat siap di cat, lapisan pertama Dulux Etching Primer R565-
49001 dipakai yang dikuaskan merata seluruh bidang dengan kuas halus : 1
lapis. Lapis kedua digunakan Dulux Under Coat A543-101dengan kuas halus
untuk mendapatkan permukaan bidang rata, setelah kering diamplas hingga
halus dan rata, semua lubang-lubang agar tertutup rapi. Lapis ketiga digunakan cat
finish Dulux Aluminium Paint A338-2212 menggunakan alat air sprayer,
sedang lapis keempat dengan cat yang sama setelah semua bidang cat dalam
kondisi baik dan kering. Sampai dengan lapis ketiga untuk pengecatan baja
Galvanize harus dikerjakan sebelum semua komponen baja di-erection atau
dipasang atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
3. Pengecatan Solid Bidang Kayu:
 Bidang cat harus kering, bersih dari kotoran, cacat-cacat, sambungan sudah rapi
dan permukaan rata.
 Bidang cat harus diamplas halus, dibersihkan dari semua kotoran-kotoran dan
bekas-bekas ketaman, ratak-ratak tidak tampak kemudian dibersihkan dengan lap.
 Setelah bidang cat siap di cat, lapisan pertama dipakai Dulux Red Oxide Primer
A540-49014 yang dikuaskan merata seluruh bidang dengan kuas halus: 1 lapis.
Lapis kedua digunakan Dulux Under Coat A543-101dengan kuas halus untuk
mendapatkan permukaan bidang rata, setelah kering diamplas hingga halus
dan rata, semua lubang-lubang agar tertutup rapi, sebelum cat ini dapat
diratakan dengan dempul (wood filler).
4. Pengecatan Expose / Transparant Bidang Kayu:
 Bidang cat harus kering, bersih dari kotoran, cacat-cacat, sambungan sudah rapi
dan permukaan rata.
 Bidang cat harus diamplas halus, dibersihkan dari semua kotoran-kotoran dan
bekas-bekas ketaman, ratak-ratak tidak tampak kemudian dibersihkan dengan lap.
 Setelah bidang cat siap di cat, lapisan pertama dipakai Wood Filler yang
dikuaskan merata seluruh bidang dengan kuas halus : 1 lapis, kemudian
diamplas mesin hingga pori-pori kayu tertutup rapat dan permukaan bidang
halus dan serat kayu tampak jelas. Lapis kedua digunakan Mowilex Waterbase
Woodstain 10%-20% dengan kuas halus untuk mendapatkan permukaan
bidang rata, setelah kering diamplas hingga halus dan rata, semua lubang-
lubang agar tertutup rapi. Lapis ketiga digunakan cat finish Mowilex Waterbase
Woodstain dengan kuas halus atau alat air sprayer, setelah semua bidang cat
dalam kondisi baik dan kering. Sampai dengan lapis kedua untuk pengecatan
bidang kayu expose harus dikerjakan sebelum semua komponen kayu dipasang
atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.

5. Pekerjaan Waterproofing:
 Pelajari spesifikasi bahan dan methode aplikasi water profing pada brosurnya.
 Cek dan lakukan penyempurnaan dan perbaikan pada bidang yang akan di water
profing agar benar – benar terbebas dai lubang, celah atau keropos/pori yang
dapat mengganggu penutupan water proofing.
 Pastikan pekerjaan terkait di lokasi tersebut seperti listrik, air dan lain – lain
telah selesai dikerjakan.
 Bidang yang diwater profing harus bersih dari debu dan kotoran lain yang dapat
mengurangi daya rekat water profing.
 Lakukan cement base secara merata.
 Lakukan aplikasi water profing lapis pertama dikuaskan dalam arah secara
merata, setelah lapis pertama kering kuaskan lapis kedua secara menyilang dengan
arah lapis pertama secara merata, dan setelah lapis kedua kering lakukan
aplikasi lapis ketiga dengan merata secara menyilang dari lapis ketiga.
Lakukan test water profing minimal 24 jam, setelah itu plesteran dak talang
baru bisa dilanjutkan

VII. PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND


a) Pekerjaan Baja
Pekerjaan Baja dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis yang
dipersyaratkan serta telah mendapat persetujuan dari Direksi Pekrjaan. Pekerjaan baja
meliputi perencanaan dan penggambaran, pabrikasi, erection dan pasca erection.
1. Perencanaan dan Penggambaran
Perencanaan dan penggambaran ini adalah menfisualisaikan suatu ide kedalam sebuah
gambar kerja dengan memperhitungkan kematangan rencana dari ide tersebut. Setelah
ide tersebut itu tertuang dalam gambar dank e gambar kerja maka dapat wujudkan
kebentuk yang sebenarnya.
Konsep pemahaman gambar-gambar Baja / Gambar Pelaksanaan sebelum masuk
bengkel :
1. Denah keseluruhan, ukuran -ukuran total bangunan, jarak dan dimensi
2. Detail-detail gambar ( yang terkait dengan tabel baja ):
 Sambungan
 Pengelasan
 Baut-baut
 Angkur-angkur / pengangkuran
 Profil : yang tersedia di pasaran : sesuai dengan perhitungan

2. Pabrikasi
Setelah gambar kerja telah di check dan recheck serta disetujui oleh Pimpinan Teknik
untuk di laksanakan maka pihak bengkel dapat segera melaksanakan fabrikasi di bengkel
atau di site dengan selalu diadakan pengawasan dan pengecekan oleh pelaksana.
Untuk pekerjaan baja yang terkait dengan gambar sipil seperti misalnya pengangkuran
dan stek-stek, agar dibuat terlebih dahulu untuk dapat segera dipasang.
a Pengukuran
Pengukuran ini dilakukan agar pada saat perakitan atau erection tidak terjadi
kesalahan pemasangan dan diposisikan yang sebenarnya/tepat.
b Penempatan dan pemasangan angkur
 Membuat bouwplank setempat
 Mal pengukuran dari multiplex t = 9 mm dan diberi as
 Angkur dipasang di mal dan diberi 2 baut dan dipasang pada atas dan bawah
mal.
 Ditarik benang/as dari 2 arah sesuai mal membentuk 2 arah siku
 Angkur di las dengan besi beton kolom dengan elevasi atas waterpass.
 Begesting kolom dipasang
 Kolom dicor
 Mal angkur dilepas
Untuk plat landas yang lebih tebal dari 16 mm sebaiknya tebal mal sesuai dengan
tebal plat atau angkur dicheck vertikalnya satu persatu.
Pengangkuran baja dilaksanakan oleh pekerja lainnya di bawah Supervisi dari divisi
baja, hal ini dimaksudkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan bila terjadi
masalah pada saat erection oleh divisi baja.
c Pengelasan
Peralatan :
1. Generator / Genset
2. Onvomer/ Trafo las
3. Kabel las + dan -
4. Stang las (handle)
5. Topeng las
6. Kawat las

Kawat las yang biasa dipakai ada 3 jenis :


Diameter 2,6 mm untuk Pelat baja tipis, diameter 3,2 mm, dan 4,0 mm untuk plat
baja yang lebih tebal Selain itu type Kawat RD 460 dan RD 260, yang biasa dipakai
adalah type RD 460.
Energi / daya yang digunakan untuk pengelasan yang sempurna :
- Untuk kawat diameter 2,6 mm -----> 3.000 Watt - 8.000 Watt
- Untuk kawat diamater 3,2 dan 4,0 mm ------> 5.000 Watt - 12000 Watt
Dihindarkan adanya pengelasan pokok setelah kap baja terpasang terhadap bahaya
keruntuhan.
Yang sangat penting untuk hasil yang ingin kita capai dalam melas konstruksi baja,
ialah cara melas, dimana yang perlu diperhatikan adalah keserbasamaan
(keseragaman) dan rupa las, serta kematangan pengelasan.
Setelah pengelasan biasanya akan timbul kerak-kerak las ini harus dibersihkan
dengan cara diketok-ketok dengan palu (hammer).

3. Erection
Persiapan dan peralatan :
1. Box
2. Tali tambang
3. Tali baja
4. Liyer
5. Takel
6. Peralatan Las
7. Blander
8. Kunci / Kunci momen
9. Alat Bantu (bbalok-balok kayu, dll)

Man Power untuk Erection :


Untuk Erection baja harus dipersiapkan tenaga kerja yang memadai. Tenaga kerja ini da-
pat dibagi menurut pekerjaannnya :
 Langsiran baja yang telah difabrikasi ditempatkan di lokasi menurut kode-kode yang
ada.
 Tenaga penarik Liyer dan tali baja.
 Tenaga yang menempat baja pada posisi untuk dipasang baut-baut.
 Tenaga pemasangan tali baja / tali tambang
 Tenaga pengelasan, pasang gording dan pasang mur baut, serta supervisi.
Contoh Erection Kuda-kuda Portal dan Kolom IWF :
1. Schedule fabrikasi dan erection.
2. Perencanaan arah erection, penempatan bahan hasil fabrikasi, misalnya :
Untuk kuda-kuda / kap baja vakwerk sesuai dengan kode-kode yang terdapat
pada Shop drawing.
3. Erection kolom IWF dengan box pipa
4. Pemasangan Regel / koker antar kolom
5. Box besar dipasang pada kuda Kuda-kuda yang pertama
- Ketinggian box min 3 m dari puncak kuda-kuda
- Jumlah box tergantung dari bentang kuda-kuda < 23 m menggunakan 1 Box
, ( L < 23 m = 1 Box, 23 < L < 46 = 2 Box )
Penarikan tambang/sling pada baja untuk kuda-kuda > 23.00 m pada 4 arah.
Untuk beban berat harus pakai sling baja.

6. Kuda-kuda dirangkai di bawah.


Pemeriksaan awal terhadap panjang dan hasil pengelasan.
7. Kuda-kuda pada bagian atas diikat dengan tali baja yang ditarik dengan Liyer.
(dicheck kekakuan horisontal awal apakah perlu pengaku tambahan ).
8. Samping kanan / kiri kuda-kuda diberi tali tambang untuk menjaga posisi agar
tidak terpuntir atau dipegang dengan box pipa.
9. Bentang kuda-kuda yang sudah dirangkai dichek bentangnya = bentang kolom
10. Kuda - kuda dibaut pada kolom.
11. Box Utama digeser pada posisi kuda-kuda kedua.
12. Selanjutnya kuda-kuda yang telah dirangkai dibawah dan telah dicheck panjang
dan pengelasan segera diangkat dan dipasang. (sesuai langkah 5 s/d 10).
13. Setelah 2 kuda-kuda terpasang, untuk membantu kekakuan segera dipasang
gording dan ikatan angin.
14. Untuk kuda-kuda ketiga dan seterusnya dengan langkah yang sama.
Untuk penumpukan bahan kap baja, beban bahan diperhitungkan terhadap kekuatan
plat atau balok beton.

Pada erection awal koordinator harus berada di lapangan untuk supervisi langsung.
Selama erection berlangsung, pelaksana lapangan harus mengikuti jalannya erection
serta berfungsi sebagai supervisi.

4. Pasca Erection
1. Pemeriksaan tegak lurus (lot) dari pada kolom struktur.
2. Pemeriksaan pemasangan baut dan hasil pengelasan (cek total)
3. Pengecekan semua sambungan
4. Pemeriksaan kelendutan dari kosntruksi baja tersebut apak sudah sesuai dengan
batas yang dipersyaratkan.
5. Pengerjaan grouting bawah base plate dengan semen grouting (bila ada)
6. Pengecatan dengan cat anti karat.

b) Pekerjaan Atap
 Sebelum pemasangan atap, semua komponen rangka atap baja harus dipastikan sudah
selesai dan difinishing sesuai dengan gambar dan ketentuan- ketentuan yang disyaratkan
dalam Spesifikasi Pekerjaan Baja Struktur.
 Elevasi dan leveling sudah diperiksa dengan teliti serta mendapatkan persetujuan Direksi
Pekerjaan.
 Urutan pekerjaan atap dimulai dari pemasangan talang sheet di atas papan dek,
atap spandek, reng topspan, genteng keramik dan bubungan atau nok, satu
komponen dengan yang lainnya harus terkait dengan baik dan rapi. Pemasangan
atap harus sesuai dengan gambar detail dan petunjuk/standar pabrik, lengkap
dengan accessories yang dikeluarkan pabrik yang bersangkutan.
 Sebelum mengadakan pembelian untuk perlengkapan rangka atap, Kontraktor harus
mengajukan contoh-contoh bahan dan gambar kerja khusus penyelesaian teknis dan
pelaksanaan untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
 Bidang permukaan atap harus merupakan bidang rata sesuai dengan kemiringan dalam
gambar, tidak bergelombang dan tidak muntir.
 Pemasangan atap dengan material genteng kodok dilakukan secara berkesinabungan
yang dimulai dari pinggiran atap berjalan menuju kebagian puncak dari atap.

c) Pekerjaan Plafond
 Pekerjaan langit-langit meliputi pengadaan, pengerjaan dan pemasangan langit-langit
atau plafond yang terbuat dari bahan : Gypsum Board, Kalsiboard untuk ruang-
ruang interior; maupun Acian Plat Beton untuk ruang-ruang interior tidak penting,
sesuai ditunjuk dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan, termasuk
bahan, ongkos kerja dan peralatan yang diperlukan.
 Penggantung plafond dan bidang Gypsum harus mengikuti gambar rencana dan
spesifikasi dan/atau petunjuk yang ditentukan pabrik; Plafond Lat Kayu, Aluminium
Latice dipasang pada rangka steel frame dengan paku skrup galvanized.
 Setelah Rangka plafond terpasang kuat dan benar, Gypsum dipasang dengan arah
melintang Top Cross Frame sedemikian rupa dengan formasi susun bata. Pertemuan
antar panel diberi celah 4 mm.
 Pasang skrup khusus Gypsum (self-embedding 3,5 x 21 mm) pada setiap jarak
maksimum 250 mm dengan ketentuan minimum 15 mm dari tepi panel dan 50 m dari
sudut panel.
 Untuk sistem sambungan tertutup digunakan perekat berbahan dasar epoxy (1lem
epoxy : 1 tepung calsium carbonat), di sepanjang celah panel kemudian ditutup
dengan Topping compound.
 Pekerjaan pengecatan plafond dilakukan setelah semua pekerjaan pemasangan selesai
seluruhnya dalam satu ruang. Pengecatan Plafond Gypsum /Kalsiboard dengan sistem
cat Emulsion Paint setara tata-cara pengecatan ICI Dulux;.

VIII.PEKERJAAN KAYU
1. Pekerjaan kayu ini meliputi :
a) Pekerjaan Kusen, Pintu, Jendela
 Pekerjaan febrikasi atau pemasangan dilaksanakan setelah Gambar Detail
Pelaksanaan yang diserahkan Kontraktor disetujui Pengawas Lapangan.
 Semua komponen harus difebrikasi dan dirakit secara tepat sesuai bentuk
dan ukuran aktual dilokasi serta dipasang pada lokasi yang telah ditentukan.
 Bagian pertama yang terpasang harus disetujui Pengawas Lapangan sebagai
acuan dan contoh untuk pemasangan berikutnya.
 Semua komponen harus sesuai dengan pola yang ditentukan.
 Bila di pasang langsung ke dinding atau beton, kusen atau bingkai harus
dilengkapi dengan angkur pada jarak setiap 500 mm.
 Semua bagian kayu yang berhubungan dengan semen atau adukan harus
dilindungi dengan cat transparan atau lembaran plastik.
 Pemasangan kaca pada profil kayu harus dilengkapi dengan Gasket atau sealant.
 Kunci dan engsel harus dipasang sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja dan
memenuhi ketentuan.
 Semua bahan kusen, daun pintu dan jendela, boleh dibawa kelapangan/
halaman pekerjaan jikalau pekerjaan konstruksi benar-benar mencapai tahap
pemasangan kusen, pintu dan jendela.
 Semua detail pertemuan daun pintu dan jendela harus runcing (adu manis) halus
dan rata, serta bersih dari goresan-goresan serta cacat-cacat yang
mempengaruhi permukaan.
 Detail Pertemuan Kusen Pintu dan Jendela harus lurus dan rata serta bersih dari
goresan-goresan serta cacat yang mempengaruhi permukaan.
 Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan brosur
serta persyaratan teknis yang benar.
 Setiap sambungan atau pertemuan dengan dinding atau benda yang berlainan
sifatnya harus diberi “sealant”.

b) Pekerjaan Daun Pintu Kayu


 Pembuatan dan pengerjaan daun pintu kayu harus sesuai dengan gambar rencana
dan spesifikasi teknis serta telah mendapatkan persetujuan dari direksi pekerjaan.
 Penimbunan bahan-bahan pintu ditempatkan pekerjaan harus ditempatkan
pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca
langsung dari trlindung dari kerusakan dan kelembaban.
 Memperhatikan semua sambungan siku untuk rangka kayu agar tetap terjamin
kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan, tidak boleh ada lubang-
lubang atau cacat bekas penyetelan.
 Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus, rata, lurus dan siku sisi –
sisinya satu sama lain, ukuran rangka kayu merupakan ukuran jadi.
 Penyambungan rangka daun pintu dibuat sistem lubang dan pen dengan
paku/pasak kayu atau bambu serta digunakan lem kayu yang bermutu baik
produk dalam negeri dari merk seperti yang telah disyaratkan dan disetujui
Direksi Pengawas. Pekerjaaan daun pintu dilakukan dibengkel (penyambungan
rangka dilakukan dengan sistem pres di pabrik).
 Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan Direksi
Pengawas, tanpa meninggalkan bekas/cacat pada permukaan kayu yang tampak.
 Daun pintu setelah dipasng harus rata, tidak bergelombang, tidak melintir dan
semua peralatan dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.

c) Pekerjaan Daun Jendela Kayu


 Pembuatan dan pengerjaan daun jendela kayu harus sesuai dengan gambar
rencana dan spesifikasi teknis serta telah mendapatkan persetujuan dari direksi
pekerjaan.
 Penimbunan bahan-bahan jendela ditempat pekerjaan harus ditempatkan pada
ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung
dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
 Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka kayu dan penguat
lain yang diperluka, agar tetap terjamin kekuatannya dengan
memperahatikan/menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang tanpak tidak
boleh ada lubang-lubang atau cact bekas penyetelan.
 Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus, rata, lurus dan siku- siku satu
sama lain sisi-sisinya.
 Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvaniszed atas persetujuan
Direksi Pengawas, tanpa meninggalkan bekas/cact pada permukaan rangka
kayu daun jendela kaca yang tanpak.
 Untuk daun jendela kaca setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang,
tidak melincang dan semua peralatan dapat berfungsi dengan baik.

d) Pekerjaan Pemasangan Kaca


 Ukuran-ukuran kaca dan cermin yang tertera dalam Gambar Kerja adalah
ukuran yang mendekati sesungguhnya. Ukuran kaca yang sebenarnya dan
besarnya toleransi harus diukur ditempat oleh Kontraktor berdasarkan ukuran di
tempat kaca atau cermin tersebut akan dipasang, atau menurut petunjuk dari
Pengawas Lapangan, bila dikehendaki lain.
 Toleransi pemotongan maksimal untuk seluruh kaca adalah +3mm atau 1,5mm.
 Sela untuk Gasket harus ditambahkan sesuai dengan jenis gasket yang digunakan.
 Permukaan kaca harus bebas dari debu, lembab dan lapisan bahan kimia yang
berasal dari pabrik.
 Setiap pemasangan kaca pada daun pintu dan jendela harus dilengkapi dengan
Neoprene/Gasket yang sesuai. Neoprene/Gasket dipasang pada bilang antar
kusen dengan daun pintu dan jendela, yang berfungsi sebagai seal pada ruang
yang dikondisikan.
 Cermin harus dipasang lengkap dengan sekrup-sekrup kaca yang memiliki dop
penutup stainless steel.Penempatan sekrup-sekrup harus sedemikian rupa
sehingga cermin terpasang rata dan kokoh pada tempatnya seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja.
 Semua kaca harus sudah dalam keadaan bersih, tidak ada lagi kotoran-kotoran
dalam bentuk apapun.

IX. PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG


 Pemasangan semua alat penggantung dan pengunci harus sesuai dengan persyaratan serta
sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya.
 Semua peralatan tersebut harus terpasang dengan kokoh dan rapih pada tempatnya, untuk
menjamin kekuatan serta kesempurnaan fungsinya.
 Setiap daun jendela dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 2 (dua) buah engsel dan
setiap daun jendela yang menggunakan engsel tipe kupu-kupu harus dilengkapi dengan 1
(satu) buah hak angin, sedangkan daun jendela dengan friction stay harus dilengkapi dengan
1 (satu) buah alat pengunci yang memiliki pagangan.
 Semua pintu dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 3 (tiga) buah engsel.
 Semua pintu memakai kunci pintu lengkap dengan badan kunci, silinder, hendel/pelat,
kecuali untuk pintu KM/WC yang tanpa kunci silinder.
 Engsel bagian atas untuk pintu kaca menggunakan pin yang bersatu dengan bingkai bawah
pemegang pintu kaca.
 Kunci pintu dipasang pada ketinggian 1000mm dari lantai.
 Pemasangan engsel atas berjarak maksimal 120mm dari tepi atas daun pintu dan engsel
bawah berjarak maksimal 250mm dari tepi bawah daun pintu, sedang engsel tengah
dipasang diantar kedua engsel tersebut.
 Semua pintu memakai kunci tanam lengkap dengan pegangan (hendel), pelat penutup muka
dan pelat kunci.
 Pada pintu yang terdiri dari dua daun pintu, salah satunya harus dipasang slot tanam
sebagaimana mestinya, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
 Daun jendela dengan engsel tipe kupu-kupu dipasangkan ke kusen dengan menggunakan
engsel dan dilengkapi hak angin, dengan cara pemasangan sesuai petunjuk dari pabrik
pembuatnya dalam Gambar Kerja.
 Daun jendela tidak berengsel dipasangkan ke kusen dengan menggunakan friction stay
yang merangkap sebagai hak angin, dengan cara pemasangan sesuai petunjuk dari pabrik
pembuatnya.
 Penempatan engsel harus sesuai dengan arah bukaan jendela yang diinginkan seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja, dan setiap jendela harus dilengkapi dengan sebuah
pengunci.
 Pekerjaan railing tangga disesuaikan dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis yang
diberikan serta telah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
 Semua bahan stainlees yang akan dipakai haruslah bersih dan tidak cacat.
 Bentuk serta ukuran profil disesuaikan dengan gambar kerja.
 Sambungan las railing stainlesteel harus rapi, kuat dan bersih.
 Semua pasangan railing stainlees harus rapi, bersih, dan sesuai dengan gambar kerja baik
bentuk maupun ukurannya.

X. PEKERJAAN LAIN-LAIN

Pek. Pasangan Bata Style Bali


Batu yang dipakai pada bangunan ini, menggunakan bata yang berkualitas baik, utuh dan
tidak cacat serta bata yang dipakai harus dengan ukuran yang sama.
Bata merah sebelum dipasang harus direndam dahulu dalam bak atau drum air, sampai
jenuh yang harus disiapkan dilapangan.
Pasangan dinding bata merah dipasang sesuai dengan Gambar Kerja yang sudah ada dan
untuk pasangan tembok bata menggunakan pasangan setengah bata.
Perekat yang dipergunakan untuk pasangan bata adalah sebagai berikut :
 Untuk pasangan tembok bata biasa menggunakan campuraan 1 Pc : 5Ps.
 Untuk pasangan tembok trasram menggunakan campuran 1 Pc : 3 Ps dipasang
pada tempat-tempat yang ditentukan yaitu dari atas sloof (± 60 cm dari atas
lantai) dan + 200 cm pada dinding km/wc sesuai dengan Gambar Kerja dan
Detail.
Bata yang mentah, retak/tidak memenuhi syarat dan tetap terpasang agar dibongkar dan
segera diganti dengan bata yang memenuhi syarat tersebut.

2 Pek. Coating Anti Lumut


Langkah – langlah yang pelu di perhatikan dalam pekerjaan Coating Anti Lumut ini adalah:
- Pastikan permukaan dinding tenbok acian telah benar-benar kering dan bebas dari
debu, dan kotoran yang dapat menghalangi penetrasi lapisan coating
- Pilih jenis Coating sesuai selera dan encerkan dengan air bersih sesuai dengan jenis
alat aplikasi yang akan digunakan
- Aplikasikan dengan cara dikuas, diroll atau disemprot secara merata pada seluruh
permukaan dinding
- Encerkan dengan air bersih sesuai dengan jenis alat aplikasi yang akan digunakan
- Aplikasikan larutan diatas lapisan cat tembok dengan cara dikuas, diroll atau disemprot
- Ulangi lagi lapisan kedua untuk meningkatkan performa lapisan perlindungan yang
lebih sempurna
PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
1. Pekerjaan Listrik
Pekerjaan instalasi listrik dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis
yang diberikan dan setelah itu harus mendapatkan persetujuan dari Direksi pekerjaan. Dalam
pemasangan dari pekerjaan instalasi listrik ini dilakukan oleh tenaga ahlinya agar
mendapatkan hasil instalsi yang sesuai dan mendapatkan persetujuan dari Direksi serta
layak operasi. Waktu pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik disesuaikan dengan jangka
waktu pelaksanaan dalan Time Schedule.
 Pekerjaan instalasi elektrikal dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana dan
spesifikasi teknis serta telah mendapatkan persetujuan dari direksi pekerjaan.
 Type panel adalah tertutup (metal enclosed), wall mounting, lengkap dengan
semua komponen-komponen pasangan dalam panel sesuai gambar rencana.
 Bus bar, terminal-terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya harus sesuai
SNI dan dipasang di dalam panel dengan kuat dan tidak boleh ada bagian yang
bergetar.
 Lampu dan armaturenya harus sesuai dengan dimaksudkan, seperti pada gambar.
 Melakukan testing dan pengukuran-pengukuran yang dianggap perlu untuk
memeriksa/mengetahui apakah seluruh instalasi telah dapat berfungsi dengan baik
dan memenuhi semua persyaratan.
 Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh team
pelaksana pembangunan.
 Pekerjaan panel tegangan rendah dan instalasi tegangan rendah yang dipasang
sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis serta telah mendapat
persetujuan dari direksi pekerjaan.

2. Pekerjaan CCTV dan MATV


Berikut adalah ikhtisar dasar tentang cara pasang CCTV sendiri. Tergantung pada apakah
sistem kabel atau tidak.

pasang cctv sendiri Untuk Sistem Keamanan Wireless Camera


* Masukkan kamera di mana Anda inginkan, pasang jika perlu, dan nyalakan.
* Instal perangkat lunak pada monitor / PC jika perlu, mengkonfigurasinya untuk mengambil
sinyal, dan sesuaikan dengan kebutuhan.

Untuk Sistem Keamanan Wired Kamera


* Pasang braket pemasangan di dinding (atau langit-langit) dan tempat menandai untuk
sekrup.
* lubang bor pilot dan putar braket pemasangan di tempat.
* Bor lubang untuk kawat feed kamera.
* Pasang kamera ke braket mounting dan aman di sana.
* Jalankan kawat kamera melalui lubang di dinding dan ke monitor, dengan menggunakan
klip dinding atau staples untuk menjaga ketat ke dinding dan lantai / langit-langit. Cobalah
untuk meninggalkan sebagai kawat kecil terkena mungkin untuk menghindari gangguan.
* Hubungkan kabel ke monitor, menyalakannya, dan sesuaikan dengan kebutuhan.

Setelah Anda menginstal Anda sistem CCTV, Anda dapat merasa aman dalam
pengetahuan bahwa apapun yang terjadi di rumah Anda atau bisnis, Anda akan dapat
melihatnya.

3. Pekerjaan Fire Alarm dan Smoke Detector


Cara instalasi fire alarm melalui beberapa proses yaitu diperlukan kabel berisi dua yang
berfungsi menghubungkan antar detector dan ke panel alarm. Menggunakan kabel listrik
NYM 2×1.5mm atau NYMHY 2×1.5mm yang ditarik di dalam pipa conduit. Kadang juga
diperlukan penggunaan kabel tahan api terutama untuk menghubungkan ke panel dan
sumber listrik 220V. pada instalasi menggunakan kabel dua ini disebut dengan 2-Wire
Type. Selain itu, juga bisa instalasi dengan tipe 3-Wire dan 4-Wire.

Pada 2-Wire Type nama terminal pada detectornya adalah L(+) dan Lc(-). Kemudian
dipasangan kabel yang dihubungkan dengan Panel Fire Alarm pada terminal berlabel L dan
C lain juga. Detector satu dengan yang lainnya dihubungkan secara paralel yang memiliki
awalan dan akhiran. Kemudian titik akhir detector tersebut akan dihubungkan dengan End
of line (EOL) untuk menyakatan bahwa loop berakhir. Detector terakhir ini dihubungkan
dengan EOL resistor dan kapasitor. Hal ini menyatakan bahwa 1 loop=1 zone yang ditutup
EOL resistor. Setiap 1 zona inilah nantinya yang akan menyatakan sinyal tanda kebakaran
kepada panel kontrol.

Selanjutnya, dalam penggunaan 3-Wire Type bertujuan agar setiap detector memiliki output
masing-masing berupa lampu. Biasanya digunakan pada kamar-kamar hotel dan rumah
sakit. Indicating Lamp tersebut akan dipasang di luar pintu, sehingga saat terjadi kebakaran
lampu akan hidup dan bisa dilihat orang luar.

Kemudian pada 4-Wire Type digunakan 2 kabel yang dipakai sebagai supply yaitu +12V
dan -12V, dan dua sisanya relay NO-C yang disambungkan pada terminal bertanda ZONE
dan COM pada panel control. umumnya digunakan pada kebanyakan Smoke Detector 12V
agar dapat dihubungkan dengan Panel Alarm Rumah. Selain itu tipe 4-wire ini bisa juga
dipakai apabila ada satu atau beberapa Detector yang ditugaskan untuk men-trigger
peralatan lain saat terjadi kebakaran, seperti mematikan saklar mesin pabrik, menyalakan
mesin pompa air, mengaktifkan spinkler dan sebagainya.

4. Pekerjaan Perangkat Data Centre


Agar kinerja data center dapat stabil dan optimal perlu diperhatikan beberapa hal berikut ini
:
a. Distribusi Listrik
Distribusi secara langsung dari PDU setiap lokasi kabinet atau Distribusi melalui panel
circuit, dari PDU akan menuju ke panel circuit kemudian dari tempat tersebut akan
didistribusikan ke masing – masing lokasi kabinet server

b. Sistem kelistrikan (pengkabelan dan dokumentasi)


pemasangan dokumentasi dan labelling yang benar. Pengkabelan yang terstruktur sangat
penting untuk memberikan fleksibelitas, mendukung lingkungan yang beragam,
memastikan bahwa dapat diandalkan untuk kinerja tingkat tinggi, dan memungkinkan untuk
dapat bergerak cepat, menambahkan dan perubahan. dokumentasi yang akan
mempermudah identifikasi saat harus melakukan pemeliharaan dan perbaikanc. Sistem
Pemeliharaan dan pengawasan

d. Pemilihan power DC / AC
Sistem listrik pada DC tanpa pelabelan dan dokumentasi yang baik akan dapat
membahayakan user DC karena kabel-kabel pada DC bisa saja bertegangan sangat tinggi.
Oleh karenanya, maka diterapkan, sistem pelabelan dan dokumentasi yang baik untuk
sebuah DC. Kriteria yang harus dipenuhi untuk, pelabelan dan dokumentasi adalah jelas,
konsisten, tidak ada yang ambigu dan up-to-date. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat
pada bagian perancangan.

e. Stand by power
Untuk mencegah terputusnya sumber tenaga listrik pengoperasian data center atau untuk
menstabilkan kinerja data center yang akan mengakibatkan kerusakan data pada data
center kita memerlukan sumber tenaga listrik cadangan. Sistem listrik yang berperan
sebagai standby power pada DC merupakan sumber tenaga back-up-an ketika sistem listrik
utama mengalami kegagalan. Standby power yang dibuat mempertimbangkan 3 aspek
yaitu redundansi, kesederhanaan, dan biaya. Berbagai perangkat terkait dengan standby
power

f. Instalasi dan Grounding


tata cara pemasangan jaringan kelistrikan dengan memenuhi standar baku PLN, sistem
pengamanan terhadap perangkat perangkat yang mempergunakan listrik sebagai sumber
tenaga. dari lon(akan listrik. petir. arus listrik yang tidak diinginkan yang dapat
membahayakan perangkat server. (aringan dan perangkat lainnya

g. Analisa Mengenai Dampak Lingkungan


Untuk menghindari dampak pencemaran dan kerusakan yang terjadi diperlukan effisiensi
penggunaan listrik pada data center serta mempertimbangkan penggunaan alternatif
sumber energi, misal penggunaan tenaga matahari, angin, dan panas bumi
h. Perhitungan kebutuhan listrik & Generator
Generator untuk sistem maintenance dan menjadi sumber utama pada DC untuk waktu
tertentu, Diperlukan perhitungan yang cermat untuk kebutuhan listrik utama dan cadangan
agar data center dapat bekerja secara optimal, stabil, dan server tetap awet dan selalu ON
24 jam.

5. Pekerjaan Sound System


Dalam penyusunan perangkat audio tsb ada beberapa prinsip lagi yang perlu diperhatikan
yakni:

1. Mixing console(mixer) sebaiknya berada pada posisi pendegar maka apa yang di dengar
oleh operator(sound man) sama yang di dengar oleh audiens, dengan demikian mixer tidak
di tempatkan di samping atau di belakang panggung tetapi harus tepat di depan panggung.
2. semua mikropon dan sumber suara lain dari panggung(alat musik) di kirim ke mixer
melalui kabel snake(kabel snake adalah kabel panjang seperti ular yang di dalamnya
terdapat beberapa jalur kabel).
3. mixer atau mixing console pada sistem ini lebih lengkap daripada sistem sederhana yang
telah dijelaskan sebelumnya, karena memiliki lebih banyak pengaturan walaupun dengan
prinsip kerja yang sama.dalam hal ini perangkat sound dilengkapi dengan rasilitas spt
equalizer semi parametric dengan 3 jalur frekuensi yaitu low, mid dan hight.terdapat juga
auxiliary send yang difungsikan untuk mengirim sinyal ke sistem monitor atau effect sistem.
pada auxiliary terdapat switch untuk auxpre/post. auxpre digunakan untuk mengirim sinyal
ke monitor sedangkan auxiliary post yaitu sinyal yang dikirim mengikuti pengaruh kanal
fader dan equalizer yang basa untuk mengirim sinya ke perangkat effect.
4. sinyal output dari mixer dikirim ke cross over melewati equalizer, pada equalizer inilah
seorang operator melakukan setting untuk mengatasi kendala akustik ruang spt feed back
atau kendala lain yang mengganggu.
5. cross over berfungsi untuk memilih frekuensi yang akan dikirim ke power amplifier untuk
menggerakkan loudspeaker dengan tanggapan frekuansu tertentu, hal ini dilakukan jika
pemasangan loudspeaker dengan menggunakan box terpisah yaitu untuk woofer, mid-
range,dan tweete

6. Pekerjaan PABX
dalam menyambung kabel telepon, terutama di terminal boks yang berkapasitas besar,
butuh penataan penyambungan. agar tidak pusing melihat gerombolan kabel, mari kita
ulas.
Kabel telepon umumnya dipilin 2pair terdiri dari warna Biru-Merah-Hitam-Putih. Bila kabel
itu 10 pair, maka terdapat 5 gerombol kabel 2pair dengan tiap tiap gerombol terdapat 1
kabel pembeda. kita amati berikut :

dalam kabel 10 pair terdapat:


1. Biru-merah-hitam-putih
2. Oranye-merah-hitam-putih
3. Hijau-merah-hitam-putih
4. Coklat-merah-hitam-putih
5. Abuabu-merah-hitam-putih

7. Pekerjan Tata Udara

setelah menentukan posisi ac split yg cocok, buka dus yg berisi indoor unit yg didalamnya
terdapat indoor unit, bracket indoor, kabel power supply untuk ke outdoor unit dan remote
control.

dibelakang indoor unit terdapat bracket yg harus anda lepaskan, lalu pasang pada dinding
dengan posisi yg anda inginkan.memasang bracket indoor dapat anda lakukan dengan
memakunya dengan paku beton atau mengebornya bila ingin menggunakan fisher,
posisikan bracket indoor dengan waterpas agar tidak miring kekanan dan kekiri.

setelah bracket indoor terpasang, pada bagian mana drat nepel/pipa ac yg keluar pada
indoor akan diposisikan?bila pada bagian kanan bawah dari bracket indoor, anda harus
membuat lubang atau membobok temboknya yg diameter bobokannya sesuai dengan
selang pembuangan air dan pipa ac yg keluar dari indoor unit.

bila anda tidak ingin membobok tembok anda dapat mengeluarkan drat nepel/pipa ac yg
keluar dari indoor melalui sisi kanan atau kiri dari indoor yg sudah disediakan.

setelah bracket indoor terpasang dan bobokannya sudah siap, pasang indoor unit pada
bracket dan posisikan drat nepel/pipa ac yg keluar dari indoor unit pada lubang bobokan
tembok.setelah indoor terpasang pada bracket, dorong keatas dan tarik kebawah agar
indoor terkunci dengan bracket.

biasanya bila anda membeli ac yg merknya bukan changhong, anda tidak akan
mendapatkan pipa ac dan bracket outdoornya.

jadi anda harus membeli pipa ac, tergantung berapa meter yg anda butuhkan untuk
pemasangan ac nya dan membeli bracket outdoor bila posisi untuk outdoor unit harus
diletakan dibawah plafon/digantung pada dinding tembok.

setelah pemasangan indoor telah selesai dilakukan, beralih ketahap pemasangan pipa
instalasi ac.pipa instalasi ac ini terbuat dari tembaga yg lentur dan mudah dibentuk dalam
pelaksanaan pemasangannya, hati-hati jangan sampai ada instalasi pipa ac yg
tertekuk/penyok karena dapat menghambat sirkulasi freon yg dapat menyebabkan ac tidak
mau dingin/bekerja dengan normal.
instalasi pipa ac harus disesuaikan dengan kapasitas ac/pk nya, bila ac anda 1 pk 0,75 pk
atau 0,50 pk berarti harus menggunakan pipa instalasi ac yg berukuran 1/4 dan 3/8.
semakin besar kapasitas ac, semakin besar pula ukuran instalasi pipa ac yg digunakan.

buka 2 buah mur nepel yg berada pada pipa di indoor unit dengan menggunakan 2 buah
kunci inggris.masukan nepel 3/8 pada pipa instalasi ac yg berukuran 3/8 lalu lihat pada
ujung pipa instalasi ac, apakah pada diameter pipanya terpotong dengan rata? bila tidak
rata lakukan pemotongan dengan pemotong pipa.

setelah pipa ac terpotong dengan rata masukan pipa instalasi ac pada lubang penjepit flare
nut yg berukuran sama dengan pipa ac yg akan kita flareng, ketinggian pipa yg keluar pada
ujung bibir flareng kira-kira 0.2 cm.

setelah pipa instalasi ac berada tepat pada lubang penjepit flareng, pasang pemutar flareng
dengan mata flareng yg berbentuk kerucut pada penjepit flareng, lalu putar sampai
mengenai pipa instalasi ac agar bisa mengembang.
lakukan hal yg sama pada pipa instalasi ac yg berukuran 1/4.

setelah selesai melakukan pengembangan pada pipa instalasi ac dengan flareng, pasang
pipa instalasi ac yg sudah dipasang nepel ke drat nepel pipa ac yg keluar dari indoor unit
dan sesuaikan, ukuran pipa instalasi ac 3/8 ke 3/8 pada drat nepel indoor unit dan ukuran
pipa instalasi ac 1/4 ke 1/4 pada drat nepel indoor unit.
kencangkan mur nepel kedua-duanya dengan menggunakan 2 buah kunci inggris agar
tidak terjadi ruang kebocoran freon.

setelah dikencangkan mur nepelnya tutup dengan pembungkus pipa/hamaflex, kemudian


lilitkan solasi untuk merapatkan pembungkus pipa agar tidak terjadi kondensasi.

setelah selesai melakukan pemasangan nepel pipa instalasi ac pada drat nepel indoor unit,
atur posisi instalasi pipa ac agar kelihatan rapih.

selanjutnya pemasangan kabel power untuk supply listrik kebagian outdoor unit.

buka tutup indoor unit, kemudian lihat pada bagian komponen pcb yg terdapat terminal
untuk pemasangan kabel power ke bagian outdoor unit biasanya disitu tertulis 1 dan 2 dan
N L.
untuk kabelnya pergunakan sesuai ukuran pk ac nya biasanya standart dari pabrik adalah
ukuran 3 X 2.5 untuk ukuran ac 1 pk.

masukan kabel untuk power outdoor unit melalui lubang bobokan pipa ac dan pasang kabel
pada terminal yg berada dibagian bawah komponen pcb, kabel warna hitam pada terminal
no 1, kabel warna biru pada terminal no 2, dan kabel warna kuning pada ground,
kencangkan dengan menggunakan obeng kembang.
setelah selesai melakukan pemasangan kabel power untuk outdoor unit, kita ketahap
pemasangan instalasi pipa ac pada outdoor unit.
yg harus dilakukan pada tahap ini sama dengan apa yg dilakukan pada tahap pemasangan
instalasi pipa ac pada indoor unit.

untuk pemasangan kabel power outdoor unit, buka tutup power suplly outdoor unit yg
berada diatas kran valve.setelah selesai melakukan pemasangan instalasi pipa ac dan
pemasangan kabel power supply untuk outdoor unit, tahap berikutnya adalah pengecekan
kebocoran diantara 4 buah kembang nepel yg baru kita buat, yaitu 2 kembang nepel pada
indoor dan 2 kembang nepel pada outdoor.

caranya adalah sebagai berikut:pasang selang manifold berwarna biru pada pentil
pengisian freon, lalu pasang selang berwarna kuning pada mesin vakum.lalu lakukan
pemakuman agar tidak terdapat udara didalam evaporator dan pipa instalasi ac.

vakum yg baik harus mencapai 30′, bila telah selesai divakum jarum pada manifold
bergerak keatas, berarti ada ruang kebocoran freon.lakukan pemeriksaan kebocoran
dengan kuas yg diberi air sabun pada kembang nepel yg berada pada indoor unit dan
outdoor unit.

biasanya ruang kebocoran terjadi karena kembang nepel pecah dan mur nepel kendor/tidak
dikencangkan, lakukan flereng ulang pada kembang nepel yg pecah atau kencangkan
kembali mur nepel yg kendor.

bila jarum pada manifold tidak bergerak atau tetap pada angka 30′ berarti tidak terdapat
ruang kebocoran, lalu buka mur penutup kran nepel 1/4 dan yg 3/8 dengan menggunakan
kunci L , buka sampai kedua kran nepel terbuka penuh.

bila sudah membuka kran nepel tahap selanjutnya adalah menyambungkan aliran listrik
pada kabel power supply yg berada pada indoor unit.

ingat…kabel power yg berwarna coklat harus diposisi + , agar sewaktu ac tidak


dioperasikan, dibagian outdoor tidak tersambung langsung dengan aliran listrik +setelah
penyambungan power suplly selesai, ac siap dioperasikan
.

bila anda tidak mempunyai mesin vakum, pasang selang manifold berwarna biru pada
pentil pengisian freon dan pasang selang yg berwarna kuning pada tabung freon.

buka mur nepel ukuran 1/4 pada outdoor unit lalu masukan tekanan freon agar freon dpat
mendorong udara keluar melalui mur nepel 1/4 pada outdoor unit.pada saat freon keluar,
kencangkan kembali mur nepel 1/4 dan masukan tekanan freon kembali sampai mencapai
100 psi.

lihat dan perhatikan, bila jarum manifold turun dan tidak lagi menunjukan angka 100 psi,
berarti ada ruang kebocoran pada 4 buah kembang nepel yg anda buat.
cari ruang kebocoran dengan menggunakan kuas yg diberi air sabun bila sudah
menemukan ruang kebocoran segera diperbaiki
.
tapi bila jarum pada manifold tetap menunjukan angka 100 psi, berarti instalasi pipa ac
tidak terdapat ruang kebocoran.
segera buang sisa tekanan freon yg berada pada instalasi pipa ac, tapi jangan buang
semuanya sisakan sampai 5-10 psi.

setelah itu buka mur penutup kran nepel 1/4 dan 3/8 lalu buka kedua kran valve dengan
menggunakan kunci L sampai terbuka penuh dan pasang kembali mur penutup kran valve
dengan kencang.

PEKERJAAN PLUMBING
1. Pekerjaan Plumbing Lantai 1
Pekerjaan instalasi air dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis
yang diberikan dan setelah itu harus mendapatkan persetujuan dari Direksi pekerjaan. Dalam
pemasangan dari pekerjaan instalasi air dilakukan oleh tenaga ahlinya agar mendapatkan
hasil pemasangan yang sesuai dan mendapatkan persetujuan dari Direksi. Waktu
pelaksanaan pekerjaan elektrikal disesuaikan dengan jangka waktu pelaksanaan dalan Time
Schedule.
 Pekerjaan instalasi mekanikal dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana dan
spesifikasi teknis serta telah mendapatkan persetujuan dari direksi pekerjaan.
 Untuk sambungan yang menggunakan ulir harus memiliki spesifikasi panjang ulir
 Sebelum dilakukan penyambungan, bagian yang berulir harus dibersihkan
terlebih dahulu dari kotoran-kotoran yang melekat
 Setiap pemasangan katup yang menggunakan ulir harus digunakan sepasang water
moer (union coupling) untuk mempermudah pekerjaan pemeliharaan
 Semua ujung yang terakhir, yang tidak dilanjutkan lagi harus ditutup dengan
dop/plug atau blank flanged
 Pipa-pipa harus diberi penyangga, pipa-pipa tegak yang menempel sepanjang kolom
atau dinding dan pada setiap percabangan atau belokan harus diberi pengikat
(klem).
 Penyangga pipa harus dipasang pada lokasi-lokasi yang ditentukan
 Apabila lokasi penggantung pipa berhimpitan dengan katup, maka penyangga
tersebut harus digeser dari posisi tersebut dengan catatan pipa tidak akan
melengkung apabila katup tersebut dilepas.
 Pipa-pipa induk dan distribusi harus ditest dengan tekanan hidrostatik sebesar 8
kg/cm2 dan dalam waktu minimum 8 jam, tekanan tersebut tidak turun/nalk
serta tidak terjadi kebocoran
 Instalasi yang hasil testnya tidak baik, segera diperbaiki. Biaya pengetesan, alat-alat
yang diperlukan dan biaya perbaikannya ditanggung oleh pemborong
 Pipa-pipa yang ada di atas langit-langit, sepanjang kolom, dinding dan pada
tempat-tempat yang terlihat harus dicat dengan wama sebagal berikut:
- Pipa air bersih dengan warna biru
- Pipa instalasi fire hydrant dengan warna merah
- Pipa air bekas dan air kotor dengan warna abu-abu
- Pipa air hujan dengan warna putih
 Sebelum air bersih dipakai, maka air yang ada dalam pipa dibuang dulu, kemudian
sistim pemipaan diisi dengan larutan yang mengandung 50 mg/l Chloor dan
didiamkan selama 24 jam. Setelah 24 jam sistim dibilas dengan air bersih
sampai kadar sisa Chloor 2 mg/l.
 Sambungan-sambungan antara pipa PVC, diberi solvent cement dari kualitas
baik yang disetujui oleh pengawas/Direksi
 Pada pipa vent, semua ujung pipa atau fitting yang terakhir tidak dilanjutkan
lagi harus ditutup dengan dop atau plug dari bahan material yang sama.
 Pipa PVC untuk saluran air kotor dan limbah manusia yang tertanam harus
diberi pondasi bantalan beton 1 pc : 3 ps : 5 krl pada setiap Jarak 3 m, pondasi ini juga
dipasang pada bagian sambungan pipa percabangan dan belokan.
 Pipa tegak (riser) harus diberikan bantalan beton pondasi pada bagian
pertemuan antara pipa tegak dan datar di lantai dasar
 Pipa-pipa sebelum disambungkan ke fixture harus ditest dahulu terhadap kebocoran-
kebocoran.
 Instalasi yang hasil testnya tidak baik, segera diperbaiki. Biaya pengetesan, alat-alat
yang diperlukan dan biaya perbaikan ditanggung pemborong.
 Penanaman pada tembok harus ditutup oleh pekeriaan finishing
 Pipa-pipa harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak ada hawa busuk
keluar, dan tidak ada rongga-rongga udara, letaknya harus lurus. Untuk pipa air
kotor mendatar yang berukuran lebih besar dari 80 mm harus dibuat kemiringan
minimal 1 % (satu persen), dan pipa yang berukuran lebih kecil atau sama
dengan 80 mm harus dibuat kemiringan minimal 2 % (dua persen). Pipa limbah
manusia harus dipasang dengan kemiringan minimal 2 % (dua persen)
 Pada Ujung buntu dilengkapi dengan lubang pembersih (clean out) dengan
ukuran diameter 50 mm atau 80 mm,
 Ujung-ujung pipa dan lubang-lubang harus didop/plug selama pemasangan, untuk
mencegah kotoran masuk ke pipa.
 Pekerjaan Pengujian Instalasi
Instalasi Air Bersih
- Pipa instalasi plumbing siap terpasang seluruhnya
- Siapkan alat penekanan tekanan, pompa system mekanik atau pompa
motor dan alat ukur tekanan (pressure gauge)
- Hubungkan pipa outlet dari instalasi pompa penekan ke pipa input instalasi
bangunan. Pengetesan dilaksanakan dengan cara bagian demi bagian dari
panjang pipa maksimal 50 meter atau atas petunjuk Pengawas/Direksi
- Setelah selesai hubungan antara pipa instalasi bangunan dan alat pompa
penekan, kran yang berhubungan ke instalasi diseluruh posisi ditutup
dengan plug sesual dimensi kran
- Pipa instalasi stap ditest, pompa penekan dijalankan sampai pressure
gauge menunjukkan tekanan 8 kg/cm2 atau atas petunjuk pengawas/ Direksi
- Tekanan 8 kg/cm2 ini harus tetap berlangsung selama 8 jam terus
menerus (atau atas petunjuk pengawas/Direksi) tidak ada penurunan, kecuali
akibat perubahan cuaca
- Untuk pemeriksaan tekanan bias dibuat daftar, dalam daftar ini tercantum
tekanan per-jam maupun keadaan cuaca pada saat uji tekan dilakukan
- Sesuai penguiian, sebelum pipa instalasi air bersih siap dipakai, maka pipa
diisi larutan yang mengandung 50 mg Chloor/liter, dan didiamkan selama 24
jam. Setelah itu pipa instalasi dibilas dengan air bersih sampai kadar sisa chloor 2
mg/l
Instalasi Pipa Air Kotor, Pipa Limbah Manusia
- Pipa instalasi seluruhnya siap terpasang
- Test dilakukan dengan cara mengisi sistim, pipa, dengan air dan salah
satu ujungnya. Pada bagian ujung-ujung lainnya ditutup dan air harus
mencapai elevasi yang paling atas. Demikian seterusnya bagian demi bagian
sampai meliputi seluruh system
- Air di dalam pipa yang dimaksud ditahan sampai 8 jam. Penurunan
permukaan air maximal yang diperbolehkan adalah 10 cm
- Setelah pengujian selesai system pipa harus dibersihkan dari segala
kotoran yang mungkin ada.

2. Pekerjaan Plumbing Lantai 2


Pekerjaan instalasi air dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis
yang diberikan dan setelah itu harus mendapatkan persetujuan dari Direksi pekerjaan. Dalam
pemasangan dari pekerjaan instalasi air dilakukan oleh tenaga ahlinya agar mendapatkan
hasil pemasangan yang sesuai dan mendapatkan persetujuan dari Direksi. Waktu
pelaksanaan pekerjaan elektrikal disesuaikan dengan jangka waktu pelaksanaan dalan Time
Schedule.
 Pekerjaan instalasi mekanikal dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana dan
spesifikasi teknis serta telah mendapatkan persetujuan dari direksi pekerjaan.
 Untuk sambungan yang menggunakan ulir harus memiliki spesifikasi panjang ulir
 Sebelum dilakukan penyambungan, bagian yang berulir harus dibersihkan
terlebih dahulu dari kotoran-kotoran yang melekat
 Setiap pemasangan katup yang menggunakan ulir harus digunakan sepasang water
moer (union coupling) untuk mempermudah pekerjaan pemeliharaan
 Semua ujung yang terakhir, yang tidak dilanjutkan lagi harus ditutup dengan
dop/plug atau blank flanged
 Pipa-pipa harus diberi penyangga, pipa-pipa tegak yang menempel sepanjang kolom
atau dinding dan pada setiap percabangan atau belokan harus diberi pengikat
(klem).
 Penyangga pipa harus dipasang pada lokasi-lokasi yang ditentukan
 Apabila lokasi penggantung pipa berhimpitan dengan katup, maka penyangga
tersebut harus digeser dari posisi tersebut dengan catatan pipa tidak akan
melengkung apabila katup tersebut dilepas.
 Pipa-pipa induk dan distribusi harus ditest dengan tekanan hidrostatik sebesar 8
kg/cm2 dan dalam waktu minimum 8 jam, tekanan tersebut tidak turun/nalk
serta tidak terjadi kebocoran
 Instalasi yang hasil testnya tidak baik, segera diperbaiki. Biaya pengetesan, alat-alat
yang diperlukan dan biaya perbaikannya ditanggung oleh pemborong
 Pipa-pipa yang ada di atas langit-langit, sepanjang kolom, dinding dan pada
tempat-tempat yang terlihat harus dicat dengan wama sebagal berikut:
- Pipa air bersih dengan warna biru
- Pipa instalasi fire hydrant dengan warna merah
- Pipa air bekas dan air kotor dengan warna abu-abu
- Pipa air hujan dengan warna putih
 Sebelum air bersih dipakai, maka air yang ada dalam pipa dibuang dulu, kemudian
sistim pemipaan diisi dengan larutan yang mengandung 50 mg/l Chloor dan
didiamkan selama 24 jam. Setelah 24 jam sistim dibilas dengan air bersih
sampai kadar sisa Chloor 2 mg/l.
 Sambungan-sambungan antara pipa PVC, diberi solvent cement dari kualitas
baik yang disetujui oleh pengawas/Direksi
 Pada pipa vent, semua ujung pipa atau fitting yang terakhir tidak dilanjutkan
lagi harus ditutup dengan dop atau plug dari bahan material yang sama.
 Pipa PVC untuk saluran air kotor dan limbah manusia yang tertanam harus
diberi pondasi bantalan beton 1 pc : 3 ps : 5 krl pada setiap Jarak 3 m, pondasi ini juga
dipasang pada bagian sambungan pipa percabangan dan belokan.
 Pipa tegak (riser) harus diberikan bantalan beton pondasi pada bagian
pertemuan antara pipa tegak dan datar di lantai dasar
 Pipa-pipa sebelum disambungkan ke fixture harus ditest dahulu terhadap kebocoran-
kebocoran.
 Instalasi yang hasil testnya tidak baik, segera diperbaiki. Biaya pengetesan, alat-alat
yang diperlukan dan biaya perbaikan ditanggung pemborong.
 Penanaman pada tembok harus ditutup oleh pekeriaan finishing
 Pipa-pipa harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak ada hawa busuk
keluar, dan tidak ada rongga-rongga udara, letaknya harus lurus. Untuk pipa air
kotor mendatar yang berukuran lebih besar dari 80 mm harus dibuat kemiringan
minimal 1 % (satu persen), dan pipa yang berukuran lebih kecil atau sama
dengan 80 mm harus dibuat kemiringan minimal 2 % (dua persen). Pipa limbah
manusia harus dipasang dengan kemiringan minimal 2 % (dua persen)
 Pada Ujung buntu dilengkapi dengan lubang pembersih (clean out) dengan
ukuran diameter 50 mm atau 80 mm,
 Ujung-ujung pipa dan lubang-lubang harus didop/plug selama pemasangan, untuk
mencegah kotoran masuk ke pipa.
 Pekerjaan Pengujian Instalasi
Instalasi Air Bersih
- Pipa instalasi plumbing siap terpasang seluruhnya
- Siapkan alat penekanan tekanan, pompa system mekanik atau pompa
motor dan alat ukur tekanan (pressure gauge)
- Hubungkan pipa outlet dari instalasi pompa penekan ke pipa input instalasi
bangunan. Pengetesan dilaksanakan dengan cara bagian demi bagian dari
panjang pipa maksimal 50 meter atau atas petunjuk Pengawas/Direksi
- Setelah selesai hubungan antara pipa instalasi bangunan dan alat pompa
penekan, kran yang berhubungan ke instalasi diseluruh posisi ditutup
dengan plug sesual dimensi kran
- Pipa instalasi stap ditest, pompa penekan dijalankan sampai pressure
gauge menunjukkan tekanan 8 kg/cm2 atau atas petunjuk pengawas/ Direksi
- Tekanan 8 kg/cm2 ini harus tetap berlangsung selama 8 jam terus
menerus (atau atas petunjuk pengawas/Direksi) tidak ada penurunan, kecuali
akibat perubahan cuaca
- Untuk pemeriksaan tekanan bias dibuat daftar, dalam daftar ini tercantum
tekanan per-jam maupun keadaan cuaca pada saat uji tekan dilakukan
- Sesuai penguiian, sebelum pipa instalasi air bersih siap dipakai, maka pipa
diisi larutan yang mengandung 50 mg Chloor/liter, dan didiamkan selama 24
jam. Setelah itu pipa instalasi dibilas dengan air bersih sampai kadar sisa chloor 2
mg/l
Instalasi Pipa Air Kotor, Pipa Limbah Manusia
- Pipa instalasi seluruhnya siap terpasang
- Test dilakukan dengan cara mengisi sistim, pipa, dengan air dan salah
satu ujungnya. Pada bagian ujung-ujung lainnya ditutup dan air harus
mencapai elevasi yang paling atas. Demikian seterusnya bagian demi bagian
sampai meliputi seluruh system
- Air di dalam pipa yang dimaksud ditahan sampai 8 jam. Penurunan
permukaan air maximal yang diperbolehkan adalah 10 cm
- Setelah pengujian selesai system pipa harus dibersihkan dari segala
kotoran yang mungkin ada.
3. Pekerjaan Plumbing Lantai 3
Pekerjaan instalasi air dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis
yang diberikan dan setelah itu harus mendapatkan persetujuan dari Direksi pekerjaan. Dalam
pemasangan dari pekerjaan instalasi air dilakukan oleh tenaga ahlinya agar mendapatkan
hasil pemasangan yang sesuai dan mendapatkan persetujuan dari Direksi. Waktu
pelaksanaan pekerjaan elektrikal disesuaikan dengan jangka waktu pelaksanaan dalan Time
Schedule.
 Pekerjaan instalasi mekanikal dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana dan
spesifikasi teknis serta telah mendapatkan persetujuan dari direksi pekerjaan.
 Untuk sambungan yang menggunakan ulir harus memiliki spesifikasi panjang ulir
 Sebelum dilakukan penyambungan, bagian yang berulir harus dibersihkan
terlebih dahulu dari kotoran-kotoran yang melekat
 Setiap pemasangan katup yang menggunakan ulir harus digunakan sepasang water
moer (union coupling) untuk mempermudah pekerjaan pemeliharaan
 Semua ujung yang terakhir, yang tidak dilanjutkan lagi harus ditutup dengan
dop/plug atau blank flanged
 Pipa-pipa harus diberi penyangga, pipa-pipa tegak yang menempel sepanjang kolom
atau dinding dan pada setiap percabangan atau belokan harus diberi pengikat
(klem).
 Penyangga pipa harus dipasang pada lokasi-lokasi yang ditentukan
 Apabila lokasi penggantung pipa berhimpitan dengan katup, maka penyangga
tersebut harus digeser dari posisi tersebut dengan catatan pipa tidak akan
melengkung apabila katup tersebut dilepas.
 Pipa-pipa induk dan distribusi harus ditest dengan tekanan hidrostatik sebesar 8
kg/cm2 dan dalam waktu minimum 8 jam, tekanan tersebut tidak turun/nalk
serta tidak terjadi kebocoran
 Instalasi yang hasil testnya tidak baik, segera diperbaiki. Biaya pengetesan, alat-alat
yang diperlukan dan biaya perbaikannya ditanggung oleh pemborong
 Pipa-pipa yang ada di atas langit-langit, sepanjang kolom, dinding dan pada
tempat-tempat yang terlihat harus dicat dengan wama sebagal berikut:
- Pipa air bersih dengan warna biru
- Pipa instalasi fire hydrant dengan warna merah
- Pipa air bekas dan air kotor dengan warna abu-abu
- Pipa air hujan dengan warna putih
 Sebelum air bersih dipakai, maka air yang ada dalam pipa dibuang dulu, kemudian
sistim pemipaan diisi dengan larutan yang mengandung 50 mg/l Chloor dan
didiamkan selama 24 jam. Setelah 24 jam sistim dibilas dengan air bersih
sampai kadar sisa Chloor 2 mg/l.
 Sambungan-sambungan antara pipa PVC, diberi solvent cement dari kualitas
baik yang disetujui oleh pengawas/Direksi
 Pada pipa vent, semua ujung pipa atau fitting yang terakhir tidak dilanjutkan
lagi harus ditutup dengan dop atau plug dari bahan material yang sama.
 Pipa PVC untuk saluran air kotor dan limbah manusia yang tertanam harus
diberi pondasi bantalan beton 1 pc : 3 ps : 5 krl pada setiap Jarak 3 m, pondasi ini juga
dipasang pada bagian sambungan pipa percabangan dan belokan.
 Pipa tegak (riser) harus diberikan bantalan beton pondasi pada bagian
pertemuan antara pipa tegak dan datar di lantai dasar
 Pipa-pipa sebelum disambungkan ke fixture harus ditest dahulu terhadap kebocoran-
kebocoran.
 Instalasi yang hasil testnya tidak baik, segera diperbaiki. Biaya pengetesan, alat-alat
yang diperlukan dan biaya perbaikan ditanggung pemborong.
 Penanaman pada tembok harus ditutup oleh pekeriaan finishing
 Pipa-pipa harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak ada hawa busuk
keluar, dan tidak ada rongga-rongga udara, letaknya harus lurus. Untuk pipa air
kotor mendatar yang berukuran lebih besar dari 80 mm harus dibuat kemiringan
minimal 1 % (satu persen), dan pipa yang berukuran lebih kecil atau sama
dengan 80 mm harus dibuat kemiringan minimal 2 % (dua persen). Pipa limbah
manusia harus dipasang dengan kemiringan minimal 2 % (dua persen)
 Pada Ujung buntu dilengkapi dengan lubang pembersih (clean out) dengan
ukuran diameter 50 mm atau 80 mm,
 Ujung-ujung pipa dan lubang-lubang harus didop/plug selama pemasangan, untuk
mencegah kotoran masuk ke pipa.
 Pekerjaan Pengujian Instalasi
Instalasi Air Bersih
- Pipa instalasi plumbing siap terpasang seluruhnya
- Siapkan alat penekanan tekanan, pompa system mekanik atau pompa
motor dan alat ukur tekanan (pressure gauge)
- Hubungkan pipa outlet dari instalasi pompa penekan ke pipa input instalasi
bangunan. Pengetesan dilaksanakan dengan cara bagian demi bagian dari
panjang pipa maksimal 50 meter atau atas petunjuk Pengawas/Direksi
- Setelah selesai hubungan antara pipa instalasi bangunan dan alat pompa
penekan, kran yang berhubungan ke instalasi diseluruh posisi ditutup
dengan plug sesual dimensi kran
- Pipa instalasi stap ditest, pompa penekan dijalankan sampai pressure
gauge menunjukkan tekanan 8 kg/cm2 atau atas petunjuk pengawas/ Direksi
- Tekanan 8 kg/cm2 ini harus tetap berlangsung selama 8 jam terus
menerus (atau atas petunjuk pengawas/Direksi) tidak ada penurunan, kecuali
akibat perubahan cuaca
- Untuk pemeriksaan tekanan bias dibuat daftar, dalam daftar ini tercantum
tekanan per-jam maupun keadaan cuaca pada saat uji tekan dilakukan
- Sesuai penguiian, sebelum pipa instalasi air bersih siap dipakai, maka pipa
diisi larutan yang mengandung 50 mg Chloor/liter, dan didiamkan selama 24
jam. Setelah itu pipa instalasi dibilas dengan air bersih sampai kadar sisa chloor 2
mg/l
Instalasi Pipa Air Kotor, Pipa Limbah Manusia
- Pipa instalasi seluruhnya siap terpasang
- Test dilakukan dengan cara mengisi sistim, pipa, dengan air dan salah
satu ujungnya. Pada bagian ujung-ujung lainnya ditutup dan air harus
mencapai elevasi yang paling atas. Demikian seterusnya bagian demi bagian
sampai meliputi seluruh system
- Air di dalam pipa yang dimaksud ditahan sampai 8 jam. Penurunan
permukaan air maximal yang diperbolehkan adalah 10 cm
- Setelah pengujian selesai system pipa harus dibersihkan dari segala
kotoran yang mungkin ada.

4. Pekerjaan Pipa Talang


alang harus dipasang pada lisplang dan di sepanjang tiris atap, serta berakhir pada pipa
vertikal (pipa buangan) pada ujung talang. Jika ukuran talang yang akan dipasang lebih
dari 40 kaki (12 m), talang harus dipasang dengan posisi menurun dari tengah yang
bertujuan agar aliran air dapat mengarah ke pipa vertikal yang terletak pada masing-
masing ujung. Sebuah penggantung talang akan dipasang di setiap usuk, atau kira-kira
di setiap 32 inci (81 cm).

 Selain bahan utama untuk mengalirkan air ke arah kamar mandi sperti pipa air atau pipa
PVC yang telah tersambung dari toren atau wadah air (tedmond, misalnya). ada juga
beberapa bahan pendukung lain yang juga penting antara lain seal tape, lem pipa PVC,
sock drat dalam, ukuran keluaran disesuaikan dengan ukuran pipa PVC yang dipakai.
Namun ukuran drat yang dipakai adalah sesuai dengan ukuran yang telah tersedia pada
pompa air booster.
 Stop kran harus telah disiapkan dan dipasang pada bagian keluaran untuk menahan air
dari tedmond (toren).
 Perhatikan arah panah, posisi input air masuk dan output (air keluar).
 Oke sekarang kita mulai memasang pompa booster dengan memasang flow switch
terlebih dahulu.
 Mulailah dengan membuka mesin pompa air dari box-nya, kemudian melepas sticker
penutup lobang output dan input.
 Langkah berikutnya kencangkan flog connector pada flow switch menggunakan kunci
inggris dan kunci pipa/monyet.
 Pasang flow switch ke lubang air keluar (outlet).
 Kencangkan flog ring ke lubang air keluar.
 Jangan lupa memasang seal pada flog connector, sebab jika tidak dipasang akan
menyebabkan kebocoran sehingga mengurangi tekanan air ke shower. Bentuk benda ini
sperti cincin bulat yang terbuat dari karet berwarna hitam. Benda ini befungsi untuk
menahan kebocoran pada setiap sambungan.
 Sambungkan kabel flow switch ke pompa air.
 Jika tahapan di atas telah dilakukan, lakukan pengecekan kembali sebelum
menyambungkan pipa output dan input.
 Memasang pipa output dan input, jangan dilem dulu dengan lem PVC. Lakukan
pengetesan apakan terjadi kebocoran pada sambungan flog connector atau tidak, jika
telah aman, maka sambungan pipa dilepas kembali dan dilem.
 Siapkan kabel daya dan tempatkan pada posisi yang aman dari genangan air dan
tumpahan air hujan. Jika mesin pompa air diletakkan di luar ruangan, lindungi pompa
dengan atap atau jenis penutup lainnya.
 Ketika melakukan pengetesan tekan tombol on yang bergambar garis 1 secara manual,
dan jika telah siap digunakan, tekan tombol on yang bergaris 2. (cara ini dilakukan untuk
mesin pompa booster merek Wasser). Merek lain dapat berbeda-beda.

5. Pekerjaan Sumur Bor dan Pengadaan Pompa


Tahap Pemboran Awal

Sistem pemboran yang diterangkan disini adalah menggunakan system bor putar (rotary
drilling) dan tekanan bawah (pull down pressure) yang dibarengi dengan sirkulasi
Lumpur bor (mud flush) kedalam lubang bor.
Pemboran pilot hole adalah pekerjaan pemboran tahap awal dengan diameter lobang
kecil sampai kedalaman yang dikehendaki, diameter pilot hole biasanya antara 4 sampai
dengan 8 inchi, Selain itu juga ditentukan dengan kemampuan atau spesifikasi mesin bor
yang digunakan.

Hal-hal yang perlu diamati dalam pekerjaan pemboran pilot hole adalah :

Kekentalan (viskositas) Lumpur bor


Kecepatan mata bor dalam menebus formasi lapisan tanah setiap meternya (penetrasi
waktu permeter)
Contoh gerusan (pecahan) formasi lapisan dalam setiap meternya.
Contoh (sample) pecahan formasi lapisan tanah (cutting) dimasukkan dalam plastik kecil
atau kotak sample dan masing-masing diberi nomor sesuai dengan kedalamanya.
Adapun maksud pengambilan sample cutting adalah sebagai data pendukung hasil
electrical logging untuk menentukan posisi kedalaman sumber air (akuifer)

Tahap Electrical Loging


Electrical Loging tujuannya adalah untuk mengetahui letak (posisi) akuifer air, tahap
pekerjaan ini sebagai penentu konstruksi saringan (screen).
Electrical Loging dilakukan dengan menggunakan suatu alat, dimana alat tersebut
menggunakan konfigurasi titik tunggal dimana eletroda arus dimasukakan kedalam
lubang bor dan elektroda yang lain ditanam dipermukaan. Arus dimasukkan kedalam
lubang elektroda yng kemudian menyebar kedalam formasi disekitar lubang bor.
Sebagian arus kembali ke elektroda di permukaan dengan arus yang telah mengalami
penurunan. Penurunan inilah yang diukur.

Tahap Pembersihan Lubang Bor (Reaming Hole)


Yang dimaksud dengan reaming adalah memperbesar lubang bor sesuai dengan
diameter konstruksi pipa casing dan saringan (screen) yang direncanakan.
Hal-hal yang diamati dalam tahap pekerjan reaming adalah sama seperti pada tahap
pekerjaan pilot hole, hanya pada pekerjaan reaming cutting (formasi lapisan tanah) tidak
perlu diambil lagi. Ideal selisih diameter lobang bor dengan pipa casing adalah 6 inchi.
Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah masuknya konstruksi pipa casing dan
saringan (sreen) serta masuknya penyetoran kerikil pembalut (gravel pack).

Tahap Konstruksi Pipa Casing Dan Saringan (Screen)


Pada tahap ini peletakan pipa casing dan saringan (screen) harus sesuai dengan
gambar konstruksi yang telah direncanakan. Terutama peletakan konstruksi saringan
(screen) harus didasarkan atas hasil electrical logging dan analisa cutting.
Selain itu juga didasarkan atas kondisi hydrogeology daerah pemboran. Dari
pemahaman aspek-aspek hydrogeology diharapkan perencanaan sumur dalam yang
dihasilkan mampu memberikan sumur pemanfatan (life time) yang maksimal dan
kapasitas yang optimal dengan memperhatikan kelestarian lingkungan didaerah sekitar
pemboran.

Tahap Penyetoran Kerikil Pembalut(Gravel Pack)


Maksud dan tujuan penyetoran kerikil pembalut (gravel pack) adalah untuk menyaring
masuknya air dari formasi lapisan akuifer kedalam saringan (screen) dan mencegah
masuknya partikel kecil seperti pasir ke dalam lubang saringan (screen). Adapun cara
penyetoran kerikil pembalut (gravel pack) adalah dibarengi dengan sirkulasi (spulling) air
yang encer supaya kerikil pembalut (gravel pack) dapat tersusun dengan sempurna pada
rongga antara konstruksi pipa casing dengan dinding lubang bor.

Tahap Pencucian Dan Pembersihan (Well Development)


Tahap pekerjaan pencucian dan pembersihan sumur dalam dilakukan dengan maksud
untuk dapat membersihkan dinding zona invasi akuifer erta kerikil pembalut dari partikel
hlus, agar seluruh bukaan pori atau celah akuifer dapat terbuka penuh sehinga ar tanah
dapat mengalir kedalam lubang saringan (screen) dengan sempurna.

XI. PEKERJAAN LINGKUNGAN


Pekerjaan lingkungan dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis yang
diberikan dan setelah itu harus mendapatkan persetujuan dari Direksi pekerjaan. Dalam
pengerjaan pekerjaan lingkungan dilakukan oleh tenaga ahlinya agar mendapatkan hasil
pemasangan yang sesuai dan mendapatkan persetujuan dari Direksi. Waktu pelaksanaan
pekerjaan elektrikal disesuaikan dengan jangka waktu pelaksanaan dalan Time Schedule.
XII. PENGATURAN ARUS LALU – LINTAS
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, pengaturan arus lalu lintas transportasi dilakukan
dengan pembuatan tanda-tanda lalu lintas yang memadai di setiap kegiatan lapangan. Bila
diperlukan dapat ditempatkan petugas pemberi isyarat yang bertugas mengatur arus lalu lintas
pada saat pelaksanaan

XIII. PELAKSANAAN CLEAN CONSTRUCTION


Clean Construction adalah prinsip melakukan suatu pekerjaan dengan cara yang bersih, rapid
an tertib sehingga dapat mengurangi gangguan terhadap lingkungan sekitarnya. Pelaksanaan
Clean Constructian dilakukan disetiap pelaksanaan pekerjaan dimana setiap melakukan
pekerjaan yang sesuai dengan BQ akan diselesaikan dengan pembersihan lokasi pekerjaan
sehingga tidak menimbulkan suatu lokasi kerja yang kotor dan sembraut.

XIV. MASA PEMELIHARAAN


 Masa pemeliharaan adalah masa dimulainya pemeliharaan hasil pekerjaan yang dihitung
pemeliharaan sesuai kontrak.
 Dalam masa pemeliharaan, jika ada kerusakan-kerusakan yang terjadi, segera melakukan
perbaikan sesuai kondisi saat diserah terimaka.
 Masa pemeliharaan dari pelaksanaan Paket pekerjaan JASA KONSTRUKSI
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BADUNG
UTARA ini adalah 180 (seratus delapan puluh) hari kalender. Selama masa pemeliharaan
ini berlangsung kami dari pihak kontraktor akan trus memantau perkembangan yang terjadi
pada gedung yang kami bangun sehingga apa bila terjadi kerusakan agar dapat segera
ditangani.

XV. PEKERJAAN PEMBERSIHAN AKHIR


Setelah semua Pelaksanaan pekerjaan selesai maka kontraktor akan melakukan
pembersihan akhir dimana barak kerja, kantor direksi dan lain-lain akan di bongkar dan
diangkut ke luar lokasi menurut petunjuk direksi. Pembersihan ini dikerjakan pada semua
lini yang terjadi akibat efek dari pelaksanaan pekerjaan. Pihak pelaksana bersama-sama
konsultan pengawas/Direksi, PPTK dan KPA melakukan serah terima pekerjaan. Dalam
jangka waktu masa pemeliharaan selama waktu 180 hari segala sesuatu yang terjadi
dari hasil pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab pelaksana dan harus dilakukan
perawan.

XVI. Demobilisasi
Semua alat kerja yang digunakan pada akhir / finishing pelaksanaan pekerjaan segera
dilakukan Demobilisasi kembali kepada Pemberi Dukungan Alat.

XVII. PEKERJAAN ADMINISTRASI, DOKUMENTASI, DAN FINISHING


Dikerjakan dari awal sampai akhir proyek yang diawali dengan foto-foto 0 % sebagai
dokumentasi untuk memulai suatu proses pelaksanaan fisik yang mana pada saat ini
pemborong sudah barang tentu menetapkan staf administrasi ahli proyek untuk
melaksanakan pekerjaan pembuatan data-data yang meliputi pekerjaan laporan harian,
laporan mingguan dan bulanan yang mana pekerjaan ini untuk memback up MC dalam
proses pengamprahan termyn yang dilengkapi pula dengan foto-foto / dokumentasi , untuk
membuktikan bahwa pekerjaan tersebut betul-betul sudah dikerjakan. yang nantinya akan
diberita acarakan untuk serah terima I Perrtama ( PHO), Setelah serah terima pertama
dilaksanakan pemborong wajib memelihara pekerjaanya sampai batas waktu serah terima ke
II (FHO)

Demikanlah metoda pelaksanaan ini kami buat sesuai dengan bagan alur sampai dengan batas
akhir pelaksanaan yaitu serah terima ke II dua ( FHO).

Denpasar, 15 Maret 2017


PT. Catur Harapan Utama

A.A. Nanik Suryani, ST


Direktur

Anda mungkin juga menyukai