BAB I.
PENDAHULUAN
BAB II
METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN
Metode penyelesaian pekerjaan ini menjelasakan tahapan dan tata cara pelaksanaan pekerjaan
diama menggambarkan pelaksanaan pekerjaan dari sampai dengan akhir proyek dengan aktu
penyelesaian pekerjaan selama 210 (hari) dan dapat dipertanggungjawabkan secara teknis.
Adapun tahapan dan tata cara penyelesaian pekerjaan ini adalah:
A. Pekerjaan Mobilisasi
Pekerjaan mobilisasi yang akan diuraikan didalam bagian ini adalah untuk memberikan
penjelasan dan penjabaran mengenai hal-hal yang akan dilakukan oleh PT. Catur Harapan
Utama didalam masa mobilisasi, program mobilisasi ini meliputi :
3. Mobilisasi Peralatan
Daftar jenis peralatan yang akan dimobilisasi ke lapangan untuk menunjang pelaksanaan
pekerjaan utama pada paket proyek ini, sesuai dengan kebutuhan alat untuk melaksanakan
pekerjaan uang dipersyaratkan yaitu :
Mesin Bored Pile Ø 35 cm = 1 unit
Concrete mixer kapasitas 0.5 m3 = 2 buah
Concrete Vibrator = 3 unit
Water tanker kapasitas 700 liter = 1 buah
Genset kapasitas 5 Kva = 1 buah
Dump truck = 2 buah
Compressor kap. 60 – 80 Bar = 1 unit
Theodolith Digital = 1 unit
Waterpass = 1 unit
Stamper = 2 unit
Bar Cutter . 32 mm = 3 unit
Bar Bending = 3 unit
Kereta dorong = 5 buah
Lampu Sorot = 3 Buah
Grinder = 1 Buah
Concrete Drill (Bor) = 1 Buah
Tile/Ceramic/Granite Cutter = 1 Buah
BAB III
PEKERJAAN STRUKTUR DAN ARSITEKTUR
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Persiapan adalah pekerjaan awal yang meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan
untuk mendukung permulaan proyek meliputi :
I.1. Pembuatan Job Mix Design
Sebelum pekerjaan utama dilaksakan terlebih dahulu dilaksakan pengambilan sampel
bahan dari quary di Sungai yang berada di lokasi setempat atau yang berdekatan dengan
lokasi tersebut, diantanya: batu, pasir dan koral selanjutnya dibawa ke laboratorium job
Mix Formula/Job Mix Design yang akan dipakai sebagai acuan kerja dalam pelaksanaan
proyek.
I.3. Pengaturan Arus Transportasi dan Pemeliharaan Terhadap Arus Lalu Lintas
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, penganturan arus lalu lintas transportasi
dilakukan dengan pembuatan tanda-tanda lalu lintas yang memadai di setiap kegiatan
lapangan. Bila diperlukan dapat ditempatkan petugas pemberi isyarat yang bertugas
mengatur arus lalu lintas pada saat pelaksanaan
c) Pasangan Plat
- Pekerjaan pondasi plat ini dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana dan
spesifikasi teknis serta telah mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.
- Setelah lubang galian pondasi plat tlah tersedia selanjutnya di persiapkan untuk
pemasangan begistig berupa begisting kayu atau menggunakan begisting pasangan
batako.
- Pembuatan dan perakitan dilaksanakan sebelumnya setelah jadi langsung diletakkan
pada posisi dengan mengacu dengan gambar kerja.
- Setelah pembesian dilanjutkan dengan pengecoran beton yang sesuai dengan
spesifikasi teknis dan telah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
- Setelah pengecoran selesai dan setelah kering maka selanjutnya dilakukan
pekerjaan pengurugan kembali dari hasil galian tersebut.
4.2 Dinding
a) Pasangan Batu Bata
Pasangan bata biasa dengan menggunakan adukan 1PC : 5Psr dan pasangan bata transram
menggunakan adukan 1PC : 3Psr.
Sebelum bata dipasang terlebih dahulu direndam dalam air jenuh, agar air semen adukan
tidak terserap dalam bata yang mana akan mengakibatkan adukan mudah rontok dan dan
pasangan batu bata cukup kuat.
Buat adukan untuk pasangan dinding bata.
Pasang profil dan benang serta unting-unting untuk acuan pasangan dinding bata.
Pasang dan susun bata pada area yang telah diberi tanda marking dengan menggunakan
perekat adukan.
Pemasangan bata diikuti dengan pengecoran kolom praktis.
Cek dan periksa kesikuan/kerataan pasangan bata pada setiap ketinggian 1 m.
Pekerjaan pasangan bata dihentikan pada ketinggian 1 m, setelah kolom praktis dicor dan
pasangan bata /kuat baru pekerjaan pemasangan bata dapat dilanjutkan kembal.
Pada setiap pokok formasi dinding dibuat profil pasangan bata terbuat dari kayu/reng
dengan ukuran sesuai gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan.
Sebelum dipasang, bata harus tidak cacat dan utuh, bersih dari bahan-bahan yang dapat
mengurangi kelekatan adukan, serta direndam dengan air hingga jenuh. Pasangan bata
setengah ukuran hanya diperkenankan pada pasangan ujung, sudut-sudut dan
pertemuan.
Untuk pasangan bata yang menenpel kolom dan sloof beton bertulang harus dilengkapi
dengan angkur-angkur besi beton berdiameter minimal 12 mm dengan jarak maksimal
80 cm’ kemudian dicor beton K175 sehingga terjangkar kuat pada beton kolom, sloof dan ring.
Baik tertera dalam Gambar ataupun tidak, pasangan bata harus diperkuat dengan kolom
praktis ataupu ring beton untuk setiap satuan luas maksimum 12 m2.
Setiap pasangan bata yang langsung berdiri di atas landasan lembab sebagai sumber
resapan air, harus dipasang lapis pasangan bata kedap air, minimal setinggi 5 lapis atau
sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
Jarak celah antara bata rata-rata 12,5 mm dengan toleransi 2,5, mm dan terisi penuh
dengan mortar, bagian bawah permukaan bata harus menempel merata pada mortar.
Untuk pasangan bata siar expose permukaan bata harus rata dengan menggunakan bata
kualitas klas I utuh, tidak cacat, sudut tajam, dan dipasang saling mengunci antara satu
bata dengan bata lainnya. Sebelum mortar kering siar bata harus dikerok atau disapu dengan
sapu lidi kaku sedalam 10 mm dan difinishing dengan mortar ayakan halus
menggunakan besi beton bengkok berdiameter 14 mm, digosokkan pada celah siar hingga
halus dan rata.
Permukaan bata siar expose dengan mortar halus diselesaikan dengan rapi serta
dirawat dengan baik keutuhan pasangan.
b Pekerjaan Persiapan
Menentukan lokasi untuk bangunan sementara, seperti; kantor, toilet dan tempat para
pekerja.
Jalan akses masuk dan keluar pada saat proses pengerjaan mulai.
Ukur dan tentukan posisi titik – titik bore pile di site.
Buat pabrikasi keranjang besi bore pile.
Buat shedule pengecoran bored pile dan terus dikendalikan.
Buat format untuk monitoring report bore pile.
Alat yang digunakan :
Escavator, Mesin Bor, Auger, Mixer, Pompa Air.
Bahan yang digunakan :
Agregat Kasar dan Halus, Semen, Baja Tulangan, Air.
d Pekerjaan Penulangan
Paralel dengan pekerjaan persiapan, maka pembuatan penulangan tiang bor telah
dapat dilakukan.
Jika tertunda lama, tanah pada lubang bor bisa rusak (mungkin karena hujan atau
lainnya). Bisa- bisa perlu dilakukan pengerjaan bor lagi.
Pemilihan tempat untuk merakit tulangan, tidak boleh terlalu jauh, masih terjangkau
oleh alat- alat berat.
Pemasangan pipa trimie sesuai dengan kedalaman lubang yang dibor.
Pasang baja tulangan yang dirakit.
Pembersihan akhir dengan menyemprotkan air bertekanan selama ± 10 menit
melalui pipa trimie untuk membersihkan lubang dari endapan lumpur.
e Pekerjaan Pengecoran
Kantong plastik yang diisi dengan campuran beton untuk memisahkan campuran
beton dari endapan lumpur di dalam pipa trime.
Setelah tenaga pengecoran siap, campuran beton diisi kedalam lubang pipa sampai
kepermukaan dan kemudian tas plastic bias dilepas.
Pengecoran dilakukan dengan bantuan vibrator untuk membantu aliran campuran
beton agar tidak ada udara dalam campuran beton.
Jika campuran tidak bias turun lebih jauh, maka pipa trime bias ditarik perlahan-lahan
sambil terus menuangkan campuran beton.
Penarikan pipa trime harus dijaga sehingga ujung bawah pipa tetap terendam 1
meter di dalam campuran beton.
Pengecoran dapat dihentikan jika campuran beton sampai kepermukaan lubang
(meluap) dan benar-benar bersih dari lumpur.
f Pekerjaan Pile Cap
Melakukan penggalian tanah, pemotongan pile sesuai elevasi pile cap.
Pada pile dilakukan pembobokan pada bagian betonnya hingga tersisa tulangan
besinya yang kemudian dijadikan sebagai stek pondasi sebagai pengikat dengan pile
cap.
Sebagai landasan pile cap, dibuat lantai kerja terlebih dahulu dengan ketebalan ±10
cm.
Melakukan pemasangan tulangan-tulangan pile cap yang meliputi tulangan utama
atas dan bawah.
Sebelum dilakukan pengecoran, tanah disekitar bekisting ditimbun kembali untuk
menahan beban pengecoran dan meratakan. Setelah semua persiapan sudah siap,
maka dapat dilakukan pengecoran pada pile cap.
2. Pekerjaan Beton
- Proporsi perbandingan campuran semen dengan bahan pengisi (pasir dan kerikil)
adalah minimal. Jadi tidak dibenarkan untuk dikurangi semennya.
- Sebelum adukan beton dituangkan, semua cetakan harus betul – betul bersih dari
kotoran seperti serbuk gergaji, tanah, minyak dan kotoran lainnya. Kemudian
cetakan tersebut dibasahi dengan air secukupnya, namun tidak boleh ada
genangan air pada cetakan tersebut.
- Pengecoran baru bisa dimulai setelah mendapat persetujuan Direksi Teknis.
- Adukan harus homogen atau dengan warna yang merata dan harus sudah
dicorkan dalam waktu 1 (satu) jam setelah pencampuran air dimulai.
- Pengecoran suatu unit pekerjaan beton harus dilaksanakan terus menerus sampai
selesai dengan tanpa berhenti, kecuali mendapat persetujuan direksi.
- Setelah dicorkan pada cetakan, adukan harus dipadatkan dengan alat penggetar
(vibrator) yang berfrekwensi dalam adukan paling sedikit 3000 putaran setiap
menit. Penggetaran dilakukan selama 20 detik setiap satu adukan yang dicorkan,
mulai pada saat adukan dicorkan dalamcetakan dan dilanjutkan dengan adukan
selanjutnya. Vibrator tidak boleh menyentuh cetakan dan besi beton yang salah satu
bagiannya berhubungan dengan adukan beton yang telah mengeras.
- Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa, sehingga dapat dicegah adanya
pemisahan atau pengurangan bagian – bagian bahan. Adukan tidak boleh dijatuhkan
lebih dari 2 meter. Untuk kolom – kolom yang tinggi, harus dibuatkan jendela –
jendela dengan jarak vertikal tidak lebih dari 2 meter.
- Siar pelaksanaan (contruction joint) dipakai bahan penyekat “Styrofoam” yang
mudah hancur dengan bensin, dalam pengecoran beton harus mendapat persetujuan
direksi.
- Apabila terjadi pertemuan dengan beton yang sudah dicor, bidang pertemuan
harus dibersihkan dengan cara menyemprot dengan air. Kemudian disikat sampai
agregat kasar kelihatan dan selanjutnya disiram dengan air semen kental dan
ditambah additive, merata keseluruh permukaan yang akan disambung, sedang
untuk beton yang memerlukan kedap air harus memakai “Water Stop” ex Tricosal
type yang direkomendasikan untuk setiap jenis sistem sambungan.
- Pengangkeran perletakan pelat duiker pada pondasi/tumpuan pasangan
menggunakan besi diameter D -16 dengan jarak sesuai gambar rencana.
- Agar beton terlindung dari pengaruh cuaca, beton harus dibasahi secara terus
menerus selama 14 (empat belas) hari setelah pengecoran dengan menutupi jerami /
karung basah.
- Semua permukaan beton yang terbuka dijaga agar tetap basah sekurang –
kurangnya selama 4 (empat) hari setelah pengecoran, dengan cara
menyemprotkan atau menggenangi dengan air pada permukaan beton tersebut,
terutama pada pagi / sore hari atau cuaca teduh.
- Cetakan beton tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan kubus
yang dapat memikul 2 x berat sendiri. Pada bagian – bagian konstruksi yang
memikul beban lebih besar dari rencana rata – rata, cetakan beton belum boleh
dibongkar sampai beton mempunyai kekuatan tersebut.
- Semua besi yang dipakai diatas harus mempunyai sertifikat dari produsen/pabrik.
Ketentuan toleransi ukuran besi disesuaikan dengan standar SII atau SNI.
- Membengkokkan dan meluruskan besi beton harus dalam keadaan dingin, sesuai
dengan aturan yang berlaku. Panjang penyaluran besi beton dan panjang
pengangkeran pada bagian- bagian konstruksi disesuaikan dengan gambar kerja.
- Besi beton harus dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar. Kemudian
dibentuk dan dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempat.
- Kawat beton yang dipergunakan harus lazim dipakai, sehingga dapat mengikat besi
beton tetap pada tempatnya. Untuk mendapatkan mutu besi beton yang diinginkan,
dapat dipergunakan besi beton dari produk yang ditunjuk Direksi Teknis.
3. Pekerjaan Bekisting
- Untuk mendapatkan bentuk, penampang, ukuran dari beton seperti yang diminta
dalam gambar konstruksi, bekisting harus dikerjakan dengan baik, teliti dan kokoh.
- Bekisting untuk pekerjaan beton, dibuat dari kayu kelas 2 yang berkualitas baik,
lurus dan tidak pecah-pecah.
- Bekisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga nanti diperoleh penampang
beton yang baik.
- Untuk lantai dasarnya, bekisting harus rata, lurus dan kokoh.
- Konstruksi dari bekisting, seperti sokongan-sokongan perancah dan lain-lain yang
memerlukan perhitungan harus diajukan kepada Direksi untuk diperiksa, disetujui dan
dilaksanakan.
- Sebelum pengecoran dimulai bagian dalam dari bekisting harus bersih dan kering dari
air limbah dan minyak.
- Finishing beton bertulang, untuk permukaan beton harus dilakukan sesuai
petunjuk Pengawas/Direksi Lapangan.
- Pembongkaran bekisting beton tidak boleh dilakukan sebelum waktu pengerasan
menurut PBI 1971 dipenuhi dan pembongkarannya dilakukan hati-hati dan tidak
merusak beton yang sudah mengeras, dengan terlebih dahulu mendapatkan
persetujuan Direksi.
4. Pekerjaan Baja Tulangan
- Pekerjaan beton tulangan disesuaikan dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis
yang diberikan serta telah mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan.
- Semua pembongkaran tulangan harus dilakukan sebelum penempatan pada posisi
rencana. Tidak diperkenankan membengkok tulangan bila sudah ditempatkan kecuali
apabila hal itu terpaksa dan sudah mendapatkan persetujuan Direksi.
- Sebelum melaksanakan pengecoran, semua tulangan harus diperiksa terlebih
dahulu untuk memastikan ketelitian penempatannya, kebersihan dan untuk
mendapatkan perbaikan bilamana perlu. Tulangan yang berkarat harus segera
dibersihkan atau diganti bilamana dianggap oleh Direksi akan melemahkan
konstruksi. Pengecoran tidak diperkenankan apabila belum diperiksa dan disetujui oleh
Direksi.
- Khusus untuk tebal selimut beton, dudukan harus kuat dan jaraknya sedemikian
sehingga tulangan tidak melengkung dan beton penutup tidak kurang dari yang
disyaratkan. Toleransi yang diperkenankan untuk penyimpanan terhadap horisontalnya
adalah ± 4 mm.
5. Pekerjaan Pengecoran
- Pekerjaan pengecoran beton harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan
penghentian pengecoran kecuali bila sudah dipertimbangkan pada tempat-tempat yang
aman dan sebelumnya sudah mendapat persetujuan dari Direksi.
- Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata, pemborong harus
memakai mesin pengaduk (molen). Mesin pengaduk beton harus cukup untuk
melayani volume yang direncanakan. Mesin pengaduk harus dibersihkan dengan air
dan dihindarkan dari pengotoran minyak, sebelum dipakai.
- Sebelum pengecoran dimulai, semua peralatan material serta tenaga yang
diperlukan sudah harus siap dan cukup untuk suatu tahap pengecoran sesuai
dengan rencana yang sebelumnya disetujui Direksi. Tulangan, jarak, bekisting dan
lain-lain harus dijaga dengan baik sebelum dan selama pelaksanaan pengecoran.
- Segera setelah beton dituangkan ke dalam bekisting, adukan harus dipadatkan dengan
concrete vibrator yang jumlahnya harus mencukupi. Penggetaran dengan concrete
vibrator dapat dibantu dengan pencocokan, apabila dengan concrete vibrator tidak
mungkin dilakukan dan harus mendapatkan persetujuan dari Pengawas/Direksi
terlebih dahulu.
- Pengecoran hanya boleh berhenti di tempat-tempat yang diperhitungkan aman
dan telah direncanakan terlebih dahulu dan sebelumnya mendapat persetujuan dari
Direksi. Untuk menyambung suatu pengecoran, pengecoran sebelumnya harus
sudah dibersihkan permukaannya, dan dibuat kasar dengan sikat baja agar sempurna
sambungannya dan sebelum adukan beton dituangkan, permukaan yang akan
disambung harus disiram dengan air semen dengan campuran 1 Pc : 0,5 air.
- Sebelum waktu pengerasan, beton harus dihindarkan dari pengeringan dan
melindunginya dengan menggenangkan air di permukaannya atau ditutup dengan
karung-karung yang senantiasa dibasahi air, terus-menerus selama paling tidak 10 hari
setelah pengecoran.
- Apabila cuaca meragukan, sedangkan Pengawas/Direksi tetap menghendaki agar
pengecoran tetap harus berlangsung, maka pihak pemborong harus menyediakan
alat pelindung/terpal yang cukup untuk melindungi tempat yang sudah/akan dicor.
- Additive dapat pula dipergunakan sepanjang tidak menyebabkan kelainan-kelainan
pada beton dan untuk itu harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari
Pengawas/Direksi.
V. PEKERJAAN LANTAI
Semua bahan mortar harus bersih dari kotoran-kotoran dan bahan pasir diayak halus sesuai
dengan kebutuhan campuran.
Campuran harus dibuat secara homogen dengan cara dan pera'atan mekanis (molen beton)
dengan pemakaian air secukupnya.
Campuran yarig akan dipasang harus selalu baru, jangan dibiarkan ndukan membeku lebih
dari satu jam.
Membuat contoh bidang pasang Tegel terlebih dahulu, kemudlan setelah dlsetujui oleh
Direksi Pekerjaan.
Semua bidang pasang harus bersih dari kotoran-kotoran yang menempel dan debu,
dibersihkan dengan sikat baja atau semprotan kompresor tekanan tinggi kemudian dibasahi
hingga jenuh.
Semua dinding beton atau bataco dan kolom beton yang akan dipasang tegel harus dikerik
dan kemudlan disawut dengan 1pc : 2ps ayakan halus agar mortar pasangan dapat melekat
dengan baik.
Bilamana kebutuhan mortar perekat tegel lebih dari 25 mm untuk dinding dan 50 mm
untuk lantai, harus dlplester terlebih dahulu dengan camnuran mortar sesuai yang
dlsyaratkan dalam pekerjaan plesteran. Kemudian digaris-garis silang sebelum plestaan
tersebut mengering.
Tegel Keramik sebelum dipasang harus direndam hingga jenuh, bidang lekat tegel
sebelum dipasang harus dilem dengan semen campur air (pasta semen) seluruh bidang ubin
atau di atas mortar ditabur bubuk semen kering secara merata. Selanjutnya tege!
keramik dipasang di atas hamparan Mortar perekat yang berpedoman kepada elevasi
akhir yang ditentukan dengan cara memukul-mukul dengan palu karet sedemikian rupa
sehingga didapat permukaan yang rata dan air semen tidak turun. Sisa-sisa mortar harus
segera dibersihkan dengan lap basah atau pembersih lainnya hingga tidak menimbulkan noja
pada permukaan tegel. Alur naad tegel harus segera dibersihkan dengan sikat baja atau alat
khusus untuk itu.
Tegel Keramik Homogenious dipasang dengan cara yang sama dengan tegel keramik,
tetapi dipasang dengan naad kecil (rata-rata 1 mm) dan rata.
Semua sudut-sudut harus tegak lurus, setiap pertemuan sudut pasang harus diberi
nossing/pinggulan baik dari bahan semen naad/siar atau bahan tegel khusus sesuai
petunjuk dalam Gambar atau Direksi Pekerjaan.
Untuk dapat mencapai permukaan yang rata dari suatu bidang pasang tege!
sebaiknya dladakan pemeriksaan dengan garisan panjang bahan logam aluminium
kotak, baik horisontal maupun vertikal yang berpedoman kepada pasangan kepala
yang disetting menggunakan pesawat penyipat datar.
Bilamana terdapat bidang pasang tegel yang bergelombang harus diperbaiki secara
keseluruhan. Bagian-bagian yang diperbaiki, harus dibobok terlebih dahulu dengan baik,
bobokan dibuat dalam bidang segi empat kemudian dipasang tegel baru rata dengan
sekitarnya.
Antara bidang bidang tegel harus dibuat alur-alur pemisah/siar yang rapi. Bila tidak
disebutkan dalam gambar ukuran alur dibuat sesuai dengan rekomendasi pabrik.
Kemudian dinaad dengan semen khusus setara AM Grout type AM 51, dengan warna
yang sama dengan wama tegel. Setiap jarak naad mencapai kelipatan 4 m' (±16 m2)
vertikal dan 8 m' horizontal (± 64 m2) harus dibuat siap konstruksi (construction joint)
yang dinaad dengan joint sealant setara Formrok 28T ex. Hitching Group, dengan
cara pasang sesual dengan petunjuk pabrik bersangkutan
5. Pekerjaan Waterproofing:
Pelajari spesifikasi bahan dan methode aplikasi water profing pada brosurnya.
Cek dan lakukan penyempurnaan dan perbaikan pada bidang yang akan di water
profing agar benar – benar terbebas dai lubang, celah atau keropos/pori yang
dapat mengganggu penutupan water proofing.
Pastikan pekerjaan terkait di lokasi tersebut seperti listrik, air dan lain – lain
telah selesai dikerjakan.
Bidang yang diwater profing harus bersih dari debu dan kotoran lain yang dapat
mengurangi daya rekat water profing.
Lakukan cement base secara merata.
Lakukan aplikasi water profing lapis pertama dikuaskan dalam arah secara
merata, setelah lapis pertama kering kuaskan lapis kedua secara menyilang dengan
arah lapis pertama secara merata, dan setelah lapis kedua kering lakukan
aplikasi lapis ketiga dengan merata secara menyilang dari lapis ketiga.
Lakukan test water profing minimal 24 jam, setelah itu plesteran dak talang
baru bisa dilanjutkan
2. Pabrikasi
Setelah gambar kerja telah di check dan recheck serta disetujui oleh Pimpinan Teknik
untuk di laksanakan maka pihak bengkel dapat segera melaksanakan fabrikasi di bengkel
atau di site dengan selalu diadakan pengawasan dan pengecekan oleh pelaksana.
Untuk pekerjaan baja yang terkait dengan gambar sipil seperti misalnya pengangkuran
dan stek-stek, agar dibuat terlebih dahulu untuk dapat segera dipasang.
a Pengukuran
Pengukuran ini dilakukan agar pada saat perakitan atau erection tidak terjadi
kesalahan pemasangan dan diposisikan yang sebenarnya/tepat.
b Penempatan dan pemasangan angkur
Membuat bouwplank setempat
Mal pengukuran dari multiplex t = 9 mm dan diberi as
Angkur dipasang di mal dan diberi 2 baut dan dipasang pada atas dan bawah
mal.
Ditarik benang/as dari 2 arah sesuai mal membentuk 2 arah siku
Angkur di las dengan besi beton kolom dengan elevasi atas waterpass.
Begesting kolom dipasang
Kolom dicor
Mal angkur dilepas
Untuk plat landas yang lebih tebal dari 16 mm sebaiknya tebal mal sesuai dengan
tebal plat atau angkur dicheck vertikalnya satu persatu.
Pengangkuran baja dilaksanakan oleh pekerja lainnya di bawah Supervisi dari divisi
baja, hal ini dimaksudkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan bila terjadi
masalah pada saat erection oleh divisi baja.
c Pengelasan
Peralatan :
1. Generator / Genset
2. Onvomer/ Trafo las
3. Kabel las + dan -
4. Stang las (handle)
5. Topeng las
6. Kawat las
3. Erection
Persiapan dan peralatan :
1. Box
2. Tali tambang
3. Tali baja
4. Liyer
5. Takel
6. Peralatan Las
7. Blander
8. Kunci / Kunci momen
9. Alat Bantu (bbalok-balok kayu, dll)
Pada erection awal koordinator harus berada di lapangan untuk supervisi langsung.
Selama erection berlangsung, pelaksana lapangan harus mengikuti jalannya erection
serta berfungsi sebagai supervisi.
4. Pasca Erection
1. Pemeriksaan tegak lurus (lot) dari pada kolom struktur.
2. Pemeriksaan pemasangan baut dan hasil pengelasan (cek total)
3. Pengecekan semua sambungan
4. Pemeriksaan kelendutan dari kosntruksi baja tersebut apak sudah sesuai dengan
batas yang dipersyaratkan.
5. Pengerjaan grouting bawah base plate dengan semen grouting (bila ada)
6. Pengecatan dengan cat anti karat.
b) Pekerjaan Atap
Sebelum pemasangan atap, semua komponen rangka atap baja harus dipastikan sudah
selesai dan difinishing sesuai dengan gambar dan ketentuan- ketentuan yang disyaratkan
dalam Spesifikasi Pekerjaan Baja Struktur.
Elevasi dan leveling sudah diperiksa dengan teliti serta mendapatkan persetujuan Direksi
Pekerjaan.
Urutan pekerjaan atap dimulai dari pemasangan talang sheet di atas papan dek,
atap spandek, reng topspan, genteng keramik dan bubungan atau nok, satu
komponen dengan yang lainnya harus terkait dengan baik dan rapi. Pemasangan
atap harus sesuai dengan gambar detail dan petunjuk/standar pabrik, lengkap
dengan accessories yang dikeluarkan pabrik yang bersangkutan.
Sebelum mengadakan pembelian untuk perlengkapan rangka atap, Kontraktor harus
mengajukan contoh-contoh bahan dan gambar kerja khusus penyelesaian teknis dan
pelaksanaan untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
Bidang permukaan atap harus merupakan bidang rata sesuai dengan kemiringan dalam
gambar, tidak bergelombang dan tidak muntir.
Pemasangan atap dengan material genteng kodok dilakukan secara berkesinabungan
yang dimulai dari pinggiran atap berjalan menuju kebagian puncak dari atap.
c) Pekerjaan Plafond
Pekerjaan langit-langit meliputi pengadaan, pengerjaan dan pemasangan langit-langit
atau plafond yang terbuat dari bahan : Gypsum Board, Kalsiboard untuk ruang-
ruang interior; maupun Acian Plat Beton untuk ruang-ruang interior tidak penting,
sesuai ditunjuk dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan, termasuk
bahan, ongkos kerja dan peralatan yang diperlukan.
Penggantung plafond dan bidang Gypsum harus mengikuti gambar rencana dan
spesifikasi dan/atau petunjuk yang ditentukan pabrik; Plafond Lat Kayu, Aluminium
Latice dipasang pada rangka steel frame dengan paku skrup galvanized.
Setelah Rangka plafond terpasang kuat dan benar, Gypsum dipasang dengan arah
melintang Top Cross Frame sedemikian rupa dengan formasi susun bata. Pertemuan
antar panel diberi celah 4 mm.
Pasang skrup khusus Gypsum (self-embedding 3,5 x 21 mm) pada setiap jarak
maksimum 250 mm dengan ketentuan minimum 15 mm dari tepi panel dan 50 m dari
sudut panel.
Untuk sistem sambungan tertutup digunakan perekat berbahan dasar epoxy (1lem
epoxy : 1 tepung calsium carbonat), di sepanjang celah panel kemudian ditutup
dengan Topping compound.
Pekerjaan pengecatan plafond dilakukan setelah semua pekerjaan pemasangan selesai
seluruhnya dalam satu ruang. Pengecatan Plafond Gypsum /Kalsiboard dengan sistem
cat Emulsion Paint setara tata-cara pengecatan ICI Dulux;.
VIII.PEKERJAAN KAYU
1. Pekerjaan kayu ini meliputi :
a) Pekerjaan Kusen, Pintu, Jendela
Pekerjaan febrikasi atau pemasangan dilaksanakan setelah Gambar Detail
Pelaksanaan yang diserahkan Kontraktor disetujui Pengawas Lapangan.
Semua komponen harus difebrikasi dan dirakit secara tepat sesuai bentuk
dan ukuran aktual dilokasi serta dipasang pada lokasi yang telah ditentukan.
Bagian pertama yang terpasang harus disetujui Pengawas Lapangan sebagai
acuan dan contoh untuk pemasangan berikutnya.
Semua komponen harus sesuai dengan pola yang ditentukan.
Bila di pasang langsung ke dinding atau beton, kusen atau bingkai harus
dilengkapi dengan angkur pada jarak setiap 500 mm.
Semua bagian kayu yang berhubungan dengan semen atau adukan harus
dilindungi dengan cat transparan atau lembaran plastik.
Pemasangan kaca pada profil kayu harus dilengkapi dengan Gasket atau sealant.
Kunci dan engsel harus dipasang sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja dan
memenuhi ketentuan.
Semua bahan kusen, daun pintu dan jendela, boleh dibawa kelapangan/
halaman pekerjaan jikalau pekerjaan konstruksi benar-benar mencapai tahap
pemasangan kusen, pintu dan jendela.
Semua detail pertemuan daun pintu dan jendela harus runcing (adu manis) halus
dan rata, serta bersih dari goresan-goresan serta cacat-cacat yang
mempengaruhi permukaan.
Detail Pertemuan Kusen Pintu dan Jendela harus lurus dan rata serta bersih dari
goresan-goresan serta cacat yang mempengaruhi permukaan.
Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan brosur
serta persyaratan teknis yang benar.
Setiap sambungan atau pertemuan dengan dinding atau benda yang berlainan
sifatnya harus diberi “sealant”.
X. PEKERJAAN LAIN-LAIN
Setelah Anda menginstal Anda sistem CCTV, Anda dapat merasa aman dalam
pengetahuan bahwa apapun yang terjadi di rumah Anda atau bisnis, Anda akan dapat
melihatnya.
Pada 2-Wire Type nama terminal pada detectornya adalah L(+) dan Lc(-). Kemudian
dipasangan kabel yang dihubungkan dengan Panel Fire Alarm pada terminal berlabel L dan
C lain juga. Detector satu dengan yang lainnya dihubungkan secara paralel yang memiliki
awalan dan akhiran. Kemudian titik akhir detector tersebut akan dihubungkan dengan End
of line (EOL) untuk menyakatan bahwa loop berakhir. Detector terakhir ini dihubungkan
dengan EOL resistor dan kapasitor. Hal ini menyatakan bahwa 1 loop=1 zone yang ditutup
EOL resistor. Setiap 1 zona inilah nantinya yang akan menyatakan sinyal tanda kebakaran
kepada panel kontrol.
Selanjutnya, dalam penggunaan 3-Wire Type bertujuan agar setiap detector memiliki output
masing-masing berupa lampu. Biasanya digunakan pada kamar-kamar hotel dan rumah
sakit. Indicating Lamp tersebut akan dipasang di luar pintu, sehingga saat terjadi kebakaran
lampu akan hidup dan bisa dilihat orang luar.
Kemudian pada 4-Wire Type digunakan 2 kabel yang dipakai sebagai supply yaitu +12V
dan -12V, dan dua sisanya relay NO-C yang disambungkan pada terminal bertanda ZONE
dan COM pada panel control. umumnya digunakan pada kebanyakan Smoke Detector 12V
agar dapat dihubungkan dengan Panel Alarm Rumah. Selain itu tipe 4-wire ini bisa juga
dipakai apabila ada satu atau beberapa Detector yang ditugaskan untuk men-trigger
peralatan lain saat terjadi kebakaran, seperti mematikan saklar mesin pabrik, menyalakan
mesin pompa air, mengaktifkan spinkler dan sebagainya.
d. Pemilihan power DC / AC
Sistem listrik pada DC tanpa pelabelan dan dokumentasi yang baik akan dapat
membahayakan user DC karena kabel-kabel pada DC bisa saja bertegangan sangat tinggi.
Oleh karenanya, maka diterapkan, sistem pelabelan dan dokumentasi yang baik untuk
sebuah DC. Kriteria yang harus dipenuhi untuk, pelabelan dan dokumentasi adalah jelas,
konsisten, tidak ada yang ambigu dan up-to-date. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat
pada bagian perancangan.
e. Stand by power
Untuk mencegah terputusnya sumber tenaga listrik pengoperasian data center atau untuk
menstabilkan kinerja data center yang akan mengakibatkan kerusakan data pada data
center kita memerlukan sumber tenaga listrik cadangan. Sistem listrik yang berperan
sebagai standby power pada DC merupakan sumber tenaga back-up-an ketika sistem listrik
utama mengalami kegagalan. Standby power yang dibuat mempertimbangkan 3 aspek
yaitu redundansi, kesederhanaan, dan biaya. Berbagai perangkat terkait dengan standby
power
1. Mixing console(mixer) sebaiknya berada pada posisi pendegar maka apa yang di dengar
oleh operator(sound man) sama yang di dengar oleh audiens, dengan demikian mixer tidak
di tempatkan di samping atau di belakang panggung tetapi harus tepat di depan panggung.
2. semua mikropon dan sumber suara lain dari panggung(alat musik) di kirim ke mixer
melalui kabel snake(kabel snake adalah kabel panjang seperti ular yang di dalamnya
terdapat beberapa jalur kabel).
3. mixer atau mixing console pada sistem ini lebih lengkap daripada sistem sederhana yang
telah dijelaskan sebelumnya, karena memiliki lebih banyak pengaturan walaupun dengan
prinsip kerja yang sama.dalam hal ini perangkat sound dilengkapi dengan rasilitas spt
equalizer semi parametric dengan 3 jalur frekuensi yaitu low, mid dan hight.terdapat juga
auxiliary send yang difungsikan untuk mengirim sinyal ke sistem monitor atau effect sistem.
pada auxiliary terdapat switch untuk auxpre/post. auxpre digunakan untuk mengirim sinyal
ke monitor sedangkan auxiliary post yaitu sinyal yang dikirim mengikuti pengaruh kanal
fader dan equalizer yang basa untuk mengirim sinya ke perangkat effect.
4. sinyal output dari mixer dikirim ke cross over melewati equalizer, pada equalizer inilah
seorang operator melakukan setting untuk mengatasi kendala akustik ruang spt feed back
atau kendala lain yang mengganggu.
5. cross over berfungsi untuk memilih frekuensi yang akan dikirim ke power amplifier untuk
menggerakkan loudspeaker dengan tanggapan frekuansu tertentu, hal ini dilakukan jika
pemasangan loudspeaker dengan menggunakan box terpisah yaitu untuk woofer, mid-
range,dan tweete
6. Pekerjaan PABX
dalam menyambung kabel telepon, terutama di terminal boks yang berkapasitas besar,
butuh penataan penyambungan. agar tidak pusing melihat gerombolan kabel, mari kita
ulas.
Kabel telepon umumnya dipilin 2pair terdiri dari warna Biru-Merah-Hitam-Putih. Bila kabel
itu 10 pair, maka terdapat 5 gerombol kabel 2pair dengan tiap tiap gerombol terdapat 1
kabel pembeda. kita amati berikut :
setelah menentukan posisi ac split yg cocok, buka dus yg berisi indoor unit yg didalamnya
terdapat indoor unit, bracket indoor, kabel power supply untuk ke outdoor unit dan remote
control.
dibelakang indoor unit terdapat bracket yg harus anda lepaskan, lalu pasang pada dinding
dengan posisi yg anda inginkan.memasang bracket indoor dapat anda lakukan dengan
memakunya dengan paku beton atau mengebornya bila ingin menggunakan fisher,
posisikan bracket indoor dengan waterpas agar tidak miring kekanan dan kekiri.
setelah bracket indoor terpasang, pada bagian mana drat nepel/pipa ac yg keluar pada
indoor akan diposisikan?bila pada bagian kanan bawah dari bracket indoor, anda harus
membuat lubang atau membobok temboknya yg diameter bobokannya sesuai dengan
selang pembuangan air dan pipa ac yg keluar dari indoor unit.
bila anda tidak ingin membobok tembok anda dapat mengeluarkan drat nepel/pipa ac yg
keluar dari indoor melalui sisi kanan atau kiri dari indoor yg sudah disediakan.
setelah bracket indoor terpasang dan bobokannya sudah siap, pasang indoor unit pada
bracket dan posisikan drat nepel/pipa ac yg keluar dari indoor unit pada lubang bobokan
tembok.setelah indoor terpasang pada bracket, dorong keatas dan tarik kebawah agar
indoor terkunci dengan bracket.
biasanya bila anda membeli ac yg merknya bukan changhong, anda tidak akan
mendapatkan pipa ac dan bracket outdoornya.
jadi anda harus membeli pipa ac, tergantung berapa meter yg anda butuhkan untuk
pemasangan ac nya dan membeli bracket outdoor bila posisi untuk outdoor unit harus
diletakan dibawah plafon/digantung pada dinding tembok.
setelah pemasangan indoor telah selesai dilakukan, beralih ketahap pemasangan pipa
instalasi ac.pipa instalasi ac ini terbuat dari tembaga yg lentur dan mudah dibentuk dalam
pelaksanaan pemasangannya, hati-hati jangan sampai ada instalasi pipa ac yg
tertekuk/penyok karena dapat menghambat sirkulasi freon yg dapat menyebabkan ac tidak
mau dingin/bekerja dengan normal.
instalasi pipa ac harus disesuaikan dengan kapasitas ac/pk nya, bila ac anda 1 pk 0,75 pk
atau 0,50 pk berarti harus menggunakan pipa instalasi ac yg berukuran 1/4 dan 3/8.
semakin besar kapasitas ac, semakin besar pula ukuran instalasi pipa ac yg digunakan.
buka 2 buah mur nepel yg berada pada pipa di indoor unit dengan menggunakan 2 buah
kunci inggris.masukan nepel 3/8 pada pipa instalasi ac yg berukuran 3/8 lalu lihat pada
ujung pipa instalasi ac, apakah pada diameter pipanya terpotong dengan rata? bila tidak
rata lakukan pemotongan dengan pemotong pipa.
setelah pipa ac terpotong dengan rata masukan pipa instalasi ac pada lubang penjepit flare
nut yg berukuran sama dengan pipa ac yg akan kita flareng, ketinggian pipa yg keluar pada
ujung bibir flareng kira-kira 0.2 cm.
setelah pipa instalasi ac berada tepat pada lubang penjepit flareng, pasang pemutar flareng
dengan mata flareng yg berbentuk kerucut pada penjepit flareng, lalu putar sampai
mengenai pipa instalasi ac agar bisa mengembang.
lakukan hal yg sama pada pipa instalasi ac yg berukuran 1/4.
setelah selesai melakukan pengembangan pada pipa instalasi ac dengan flareng, pasang
pipa instalasi ac yg sudah dipasang nepel ke drat nepel pipa ac yg keluar dari indoor unit
dan sesuaikan, ukuran pipa instalasi ac 3/8 ke 3/8 pada drat nepel indoor unit dan ukuran
pipa instalasi ac 1/4 ke 1/4 pada drat nepel indoor unit.
kencangkan mur nepel kedua-duanya dengan menggunakan 2 buah kunci inggris agar
tidak terjadi ruang kebocoran freon.
setelah selesai melakukan pemasangan nepel pipa instalasi ac pada drat nepel indoor unit,
atur posisi instalasi pipa ac agar kelihatan rapih.
selanjutnya pemasangan kabel power untuk supply listrik kebagian outdoor unit.
buka tutup indoor unit, kemudian lihat pada bagian komponen pcb yg terdapat terminal
untuk pemasangan kabel power ke bagian outdoor unit biasanya disitu tertulis 1 dan 2 dan
N L.
untuk kabelnya pergunakan sesuai ukuran pk ac nya biasanya standart dari pabrik adalah
ukuran 3 X 2.5 untuk ukuran ac 1 pk.
masukan kabel untuk power outdoor unit melalui lubang bobokan pipa ac dan pasang kabel
pada terminal yg berada dibagian bawah komponen pcb, kabel warna hitam pada terminal
no 1, kabel warna biru pada terminal no 2, dan kabel warna kuning pada ground,
kencangkan dengan menggunakan obeng kembang.
setelah selesai melakukan pemasangan kabel power untuk outdoor unit, kita ketahap
pemasangan instalasi pipa ac pada outdoor unit.
yg harus dilakukan pada tahap ini sama dengan apa yg dilakukan pada tahap pemasangan
instalasi pipa ac pada indoor unit.
untuk pemasangan kabel power outdoor unit, buka tutup power suplly outdoor unit yg
berada diatas kran valve.setelah selesai melakukan pemasangan instalasi pipa ac dan
pemasangan kabel power supply untuk outdoor unit, tahap berikutnya adalah pengecekan
kebocoran diantara 4 buah kembang nepel yg baru kita buat, yaitu 2 kembang nepel pada
indoor dan 2 kembang nepel pada outdoor.
caranya adalah sebagai berikut:pasang selang manifold berwarna biru pada pentil
pengisian freon, lalu pasang selang berwarna kuning pada mesin vakum.lalu lakukan
pemakuman agar tidak terdapat udara didalam evaporator dan pipa instalasi ac.
vakum yg baik harus mencapai 30′, bila telah selesai divakum jarum pada manifold
bergerak keatas, berarti ada ruang kebocoran freon.lakukan pemeriksaan kebocoran
dengan kuas yg diberi air sabun pada kembang nepel yg berada pada indoor unit dan
outdoor unit.
biasanya ruang kebocoran terjadi karena kembang nepel pecah dan mur nepel kendor/tidak
dikencangkan, lakukan flereng ulang pada kembang nepel yg pecah atau kencangkan
kembali mur nepel yg kendor.
bila jarum pada manifold tidak bergerak atau tetap pada angka 30′ berarti tidak terdapat
ruang kebocoran, lalu buka mur penutup kran nepel 1/4 dan yg 3/8 dengan menggunakan
kunci L , buka sampai kedua kran nepel terbuka penuh.
bila sudah membuka kran nepel tahap selanjutnya adalah menyambungkan aliran listrik
pada kabel power supply yg berada pada indoor unit.
bila anda tidak mempunyai mesin vakum, pasang selang manifold berwarna biru pada
pentil pengisian freon dan pasang selang yg berwarna kuning pada tabung freon.
buka mur nepel ukuran 1/4 pada outdoor unit lalu masukan tekanan freon agar freon dpat
mendorong udara keluar melalui mur nepel 1/4 pada outdoor unit.pada saat freon keluar,
kencangkan kembali mur nepel 1/4 dan masukan tekanan freon kembali sampai mencapai
100 psi.
lihat dan perhatikan, bila jarum manifold turun dan tidak lagi menunjukan angka 100 psi,
berarti ada ruang kebocoran pada 4 buah kembang nepel yg anda buat.
cari ruang kebocoran dengan menggunakan kuas yg diberi air sabun bila sudah
menemukan ruang kebocoran segera diperbaiki
.
tapi bila jarum pada manifold tetap menunjukan angka 100 psi, berarti instalasi pipa ac
tidak terdapat ruang kebocoran.
segera buang sisa tekanan freon yg berada pada instalasi pipa ac, tapi jangan buang
semuanya sisakan sampai 5-10 psi.
setelah itu buka mur penutup kran nepel 1/4 dan 3/8 lalu buka kedua kran valve dengan
menggunakan kunci L sampai terbuka penuh dan pasang kembali mur penutup kran valve
dengan kencang.
PEKERJAAN PLUMBING
1. Pekerjaan Plumbing Lantai 1
Pekerjaan instalasi air dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis
yang diberikan dan setelah itu harus mendapatkan persetujuan dari Direksi pekerjaan. Dalam
pemasangan dari pekerjaan instalasi air dilakukan oleh tenaga ahlinya agar mendapatkan
hasil pemasangan yang sesuai dan mendapatkan persetujuan dari Direksi. Waktu
pelaksanaan pekerjaan elektrikal disesuaikan dengan jangka waktu pelaksanaan dalan Time
Schedule.
Pekerjaan instalasi mekanikal dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana dan
spesifikasi teknis serta telah mendapatkan persetujuan dari direksi pekerjaan.
Untuk sambungan yang menggunakan ulir harus memiliki spesifikasi panjang ulir
Sebelum dilakukan penyambungan, bagian yang berulir harus dibersihkan
terlebih dahulu dari kotoran-kotoran yang melekat
Setiap pemasangan katup yang menggunakan ulir harus digunakan sepasang water
moer (union coupling) untuk mempermudah pekerjaan pemeliharaan
Semua ujung yang terakhir, yang tidak dilanjutkan lagi harus ditutup dengan
dop/plug atau blank flanged
Pipa-pipa harus diberi penyangga, pipa-pipa tegak yang menempel sepanjang kolom
atau dinding dan pada setiap percabangan atau belokan harus diberi pengikat
(klem).
Penyangga pipa harus dipasang pada lokasi-lokasi yang ditentukan
Apabila lokasi penggantung pipa berhimpitan dengan katup, maka penyangga
tersebut harus digeser dari posisi tersebut dengan catatan pipa tidak akan
melengkung apabila katup tersebut dilepas.
Pipa-pipa induk dan distribusi harus ditest dengan tekanan hidrostatik sebesar 8
kg/cm2 dan dalam waktu minimum 8 jam, tekanan tersebut tidak turun/nalk
serta tidak terjadi kebocoran
Instalasi yang hasil testnya tidak baik, segera diperbaiki. Biaya pengetesan, alat-alat
yang diperlukan dan biaya perbaikannya ditanggung oleh pemborong
Pipa-pipa yang ada di atas langit-langit, sepanjang kolom, dinding dan pada
tempat-tempat yang terlihat harus dicat dengan wama sebagal berikut:
- Pipa air bersih dengan warna biru
- Pipa instalasi fire hydrant dengan warna merah
- Pipa air bekas dan air kotor dengan warna abu-abu
- Pipa air hujan dengan warna putih
Sebelum air bersih dipakai, maka air yang ada dalam pipa dibuang dulu, kemudian
sistim pemipaan diisi dengan larutan yang mengandung 50 mg/l Chloor dan
didiamkan selama 24 jam. Setelah 24 jam sistim dibilas dengan air bersih
sampai kadar sisa Chloor 2 mg/l.
Sambungan-sambungan antara pipa PVC, diberi solvent cement dari kualitas
baik yang disetujui oleh pengawas/Direksi
Pada pipa vent, semua ujung pipa atau fitting yang terakhir tidak dilanjutkan
lagi harus ditutup dengan dop atau plug dari bahan material yang sama.
Pipa PVC untuk saluran air kotor dan limbah manusia yang tertanam harus
diberi pondasi bantalan beton 1 pc : 3 ps : 5 krl pada setiap Jarak 3 m, pondasi ini juga
dipasang pada bagian sambungan pipa percabangan dan belokan.
Pipa tegak (riser) harus diberikan bantalan beton pondasi pada bagian
pertemuan antara pipa tegak dan datar di lantai dasar
Pipa-pipa sebelum disambungkan ke fixture harus ditest dahulu terhadap kebocoran-
kebocoran.
Instalasi yang hasil testnya tidak baik, segera diperbaiki. Biaya pengetesan, alat-alat
yang diperlukan dan biaya perbaikan ditanggung pemborong.
Penanaman pada tembok harus ditutup oleh pekeriaan finishing
Pipa-pipa harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak ada hawa busuk
keluar, dan tidak ada rongga-rongga udara, letaknya harus lurus. Untuk pipa air
kotor mendatar yang berukuran lebih besar dari 80 mm harus dibuat kemiringan
minimal 1 % (satu persen), dan pipa yang berukuran lebih kecil atau sama
dengan 80 mm harus dibuat kemiringan minimal 2 % (dua persen). Pipa limbah
manusia harus dipasang dengan kemiringan minimal 2 % (dua persen)
Pada Ujung buntu dilengkapi dengan lubang pembersih (clean out) dengan
ukuran diameter 50 mm atau 80 mm,
Ujung-ujung pipa dan lubang-lubang harus didop/plug selama pemasangan, untuk
mencegah kotoran masuk ke pipa.
Pekerjaan Pengujian Instalasi
Instalasi Air Bersih
- Pipa instalasi plumbing siap terpasang seluruhnya
- Siapkan alat penekanan tekanan, pompa system mekanik atau pompa
motor dan alat ukur tekanan (pressure gauge)
- Hubungkan pipa outlet dari instalasi pompa penekan ke pipa input instalasi
bangunan. Pengetesan dilaksanakan dengan cara bagian demi bagian dari
panjang pipa maksimal 50 meter atau atas petunjuk Pengawas/Direksi
- Setelah selesai hubungan antara pipa instalasi bangunan dan alat pompa
penekan, kran yang berhubungan ke instalasi diseluruh posisi ditutup
dengan plug sesual dimensi kran
- Pipa instalasi stap ditest, pompa penekan dijalankan sampai pressure
gauge menunjukkan tekanan 8 kg/cm2 atau atas petunjuk pengawas/ Direksi
- Tekanan 8 kg/cm2 ini harus tetap berlangsung selama 8 jam terus
menerus (atau atas petunjuk pengawas/Direksi) tidak ada penurunan, kecuali
akibat perubahan cuaca
- Untuk pemeriksaan tekanan bias dibuat daftar, dalam daftar ini tercantum
tekanan per-jam maupun keadaan cuaca pada saat uji tekan dilakukan
- Sesuai penguiian, sebelum pipa instalasi air bersih siap dipakai, maka pipa
diisi larutan yang mengandung 50 mg Chloor/liter, dan didiamkan selama 24
jam. Setelah itu pipa instalasi dibilas dengan air bersih sampai kadar sisa chloor 2
mg/l
Instalasi Pipa Air Kotor, Pipa Limbah Manusia
- Pipa instalasi seluruhnya siap terpasang
- Test dilakukan dengan cara mengisi sistim, pipa, dengan air dan salah
satu ujungnya. Pada bagian ujung-ujung lainnya ditutup dan air harus
mencapai elevasi yang paling atas. Demikian seterusnya bagian demi bagian
sampai meliputi seluruh system
- Air di dalam pipa yang dimaksud ditahan sampai 8 jam. Penurunan
permukaan air maximal yang diperbolehkan adalah 10 cm
- Setelah pengujian selesai system pipa harus dibersihkan dari segala
kotoran yang mungkin ada.
Selain bahan utama untuk mengalirkan air ke arah kamar mandi sperti pipa air atau pipa
PVC yang telah tersambung dari toren atau wadah air (tedmond, misalnya). ada juga
beberapa bahan pendukung lain yang juga penting antara lain seal tape, lem pipa PVC,
sock drat dalam, ukuran keluaran disesuaikan dengan ukuran pipa PVC yang dipakai.
Namun ukuran drat yang dipakai adalah sesuai dengan ukuran yang telah tersedia pada
pompa air booster.
Stop kran harus telah disiapkan dan dipasang pada bagian keluaran untuk menahan air
dari tedmond (toren).
Perhatikan arah panah, posisi input air masuk dan output (air keluar).
Oke sekarang kita mulai memasang pompa booster dengan memasang flow switch
terlebih dahulu.
Mulailah dengan membuka mesin pompa air dari box-nya, kemudian melepas sticker
penutup lobang output dan input.
Langkah berikutnya kencangkan flog connector pada flow switch menggunakan kunci
inggris dan kunci pipa/monyet.
Pasang flow switch ke lubang air keluar (outlet).
Kencangkan flog ring ke lubang air keluar.
Jangan lupa memasang seal pada flog connector, sebab jika tidak dipasang akan
menyebabkan kebocoran sehingga mengurangi tekanan air ke shower. Bentuk benda ini
sperti cincin bulat yang terbuat dari karet berwarna hitam. Benda ini befungsi untuk
menahan kebocoran pada setiap sambungan.
Sambungkan kabel flow switch ke pompa air.
Jika tahapan di atas telah dilakukan, lakukan pengecekan kembali sebelum
menyambungkan pipa output dan input.
Memasang pipa output dan input, jangan dilem dulu dengan lem PVC. Lakukan
pengetesan apakan terjadi kebocoran pada sambungan flog connector atau tidak, jika
telah aman, maka sambungan pipa dilepas kembali dan dilem.
Siapkan kabel daya dan tempatkan pada posisi yang aman dari genangan air dan
tumpahan air hujan. Jika mesin pompa air diletakkan di luar ruangan, lindungi pompa
dengan atap atau jenis penutup lainnya.
Ketika melakukan pengetesan tekan tombol on yang bergambar garis 1 secara manual,
dan jika telah siap digunakan, tekan tombol on yang bergaris 2. (cara ini dilakukan untuk
mesin pompa booster merek Wasser). Merek lain dapat berbeda-beda.
Sistem pemboran yang diterangkan disini adalah menggunakan system bor putar (rotary
drilling) dan tekanan bawah (pull down pressure) yang dibarengi dengan sirkulasi
Lumpur bor (mud flush) kedalam lubang bor.
Pemboran pilot hole adalah pekerjaan pemboran tahap awal dengan diameter lobang
kecil sampai kedalaman yang dikehendaki, diameter pilot hole biasanya antara 4 sampai
dengan 8 inchi, Selain itu juga ditentukan dengan kemampuan atau spesifikasi mesin bor
yang digunakan.
Hal-hal yang perlu diamati dalam pekerjaan pemboran pilot hole adalah :
XVI. Demobilisasi
Semua alat kerja yang digunakan pada akhir / finishing pelaksanaan pekerjaan segera
dilakukan Demobilisasi kembali kepada Pemberi Dukungan Alat.
Demikanlah metoda pelaksanaan ini kami buat sesuai dengan bagan alur sampai dengan batas
akhir pelaksanaan yaitu serah terima ke II dua ( FHO).