Anda di halaman 1dari 110

r~ PT.

rOll1UftA~PUIRr
'Of n~J . GENERAL CONTRACTOR & SUPPLIER
"1iJ
__./ Rukan Mitra Matraman Blok B-21 Lantai Ill JI. Raya Matraman 148 Jakarta Timur
Telp. 021-85917519 Fax. 021 -85918169
Email : fortunaduaputri@yahoo.co. id
Kantor Operasional : Rukan Pondok Kelapa Blok D No. 8 JI. Raya Pondok Kelapa
Ouren Sawit Jakarta Timur. Tip : 021 22865084

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN


PEKERJAAN PENATAAN DAN RENOV ASI GEDUNG SERBAGUNA EKADIYASA
A. TINJAUAN UMJJM

Maksud dan Tujuan

Kegiatan Pekerjaan Penataan dan Rene vasi Gedung Serbaguna Ekadiyasa di Rawasari
Jakarta Pusat.

B. JANGKA W,AKTU PELAKSANAAN I PJ~:RCEfATAN WAKTU PELAKSANAAN

Jangka waktu Pelaksanaan Pekerjaan Penataan dan Renovasi Gedung Serbaguna Ekadiyasa di
Rawasari Jakarta Pusat adalah 90 hari ka ..·~nder. Agar jangka waktu penyelesaian pekerjaan bisa
selesai lebih awal, perlu adanya metode-metode dalam pelaksanaan di lapangan yang efektip.
Intuk itu diperlukan "METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN" yang tepat dalam
pelaksanaan Pekerjaan tersebut. Dengan Metode Pelaksanaan Pekerjaan yang tepat serta melibatkan
seluruh Personil Proyek, Warga Setempat d.m Instansi terkait maka Proyek Pekerjaan Penataan dan
Renovasi Gedung Serbaguna Ekadiyasa di B awasari Jakarta Pusat bisa terlaksana dengan baik.

C. LINGKUP Pl;KERJAAN

Lingkup pekerjaan dari kegiatan Penataan drn Renovasi Gedung Serbaguna Ekadiyasa di Rawasari Jakarta
Pusat, adalah :

1. PEKERJAAN BANGUN.l1N UTAMA


I. Pekerjaan Persiapan
11. Pekerjaan Tancil dan Pondasi Aula
Ill. Pekerjaan Struktur Seton Aul<1
IV. PekerjaanRangka Baja Term :1suk Zinch1 ornate
V. Pekerjaan Atap Bangunan de 1 Penutupnya

2. PEKERJAAN RUANG D·\l.AM & ME


I. Pekerjaan Pas. Dinding Ruan:i dalam
II. Pekerjaan Pas. Keramik lanta' Wcmt:rg;;3
Ill. Pekerjaan Pas. Plafond
IV. Pekerjaan Kusen; Pintu ; Jerdela; Daun Pintu; Daun Pintu ; Alumunium &Accessories
V. Pekerjaan Finishing
VI. Pekerjaan Elektrikal
VII. Pekerjaan Pemipaan Air
VIII. Pekerjaan Sanitary Fixture
IX. Pekerjaan Mekanikal

D. K3 DALAM PEKERJAAN PROYEK


Kewajiban Umum

• Penyedia Jasa Kontraktor berkewajiban untuk mengusahakan agar tempat kerja,


peralatan, lingkungan kerja dan tata cara kerja diatur sedemikian rupa sehingga tenaga
kerja terlindung dari resiko kecelakaan.
• Penyedia Jasa Kontraktor menjamin bahwa mesin - mesin peralatan, kendaraan atau
alat-alat lain yang akan digunakan atau dibutuhkan sesuai dengan peraturan
Keselamatan Kerja, selanjutnya barang-barang tersebut harus dapat dipergunakan secara
aman.
• Penyedia Jasa Kontraktor turut mengadakan : pengawasan terhadap tenaga kerja, agar
tenaga kerja tersebut dapat melakukan pekerjaan dalam keadaan selamat dan sehat.
• Penyedia Jasa Kontraktor menunjuk petugas Keselamatan Kerja yang dimasukan dalam
organisasi kontraktor, bertanggung jawab mengawasi / mengkoordinasi pekerjaan yang
dilakukan. untuk menghindarkan resiko bahaya kecelakaan.
• Penyedia Jasa Kontraktor memberikan pekerjaan yang cocok untuk tenaga kerja sesuai
dengan keahlian umur, jenis kelamin dan kondisi fisik/kesehatannya.
• Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa Kontraktor menjamin bahwa semua
tenaga kerja telah diberi petunjuk terhadap bahaya demi pekerjaannya masing-masing
dan usaha pencegahannya, untuk itu Pengurus atau kontraktor dapat memasang papan-
papan pengumuman, papan-papan peringatan serta sarana-sarana pencegahan yang
dipandang perlu.
• Orang tersebut bertanggung jawab pula atas pemeriksaan berkala terhadap semua
tempat kerja, peralatan, sarana-sarana pencegahan kecelakaan, lingkungan kerja dan
cara-cara pelaksanaan kerja yang aman.
• Hal-hal yang rnenyangkut biaya yang timbul dalam rangka penyelenggaraan
keselamatan dan kesehatan kerja menjadi tanggung jawab Pengurus dan Kontraktor.

Organisasi K3

• Petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja harus bekerja secara penuh (Full-Time) untuk
mengurus dan menyelenggarakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
• Pengurus dan Kontraktor yang mengelola pekerjaan dengan mempekerjakan pekerja
dengan jumlah minimal 100 orang atau kondisi dari sifat proyek memang memerlukan,
diwajibkan membentuk unit Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
• Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja tersebut ini merupakan unit
struktural dari organisasi Kontraktor yang dikelola oleh Pengurus atau Kontraktor.
• Petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja tersebut bersama-sama dengan Panitia
Pembina Keselamatan Kerja ini bekerja sebaik-baiknya, dibawah kordinasi Pengurus
atau Kontraktor, serta bertanggung jawab kepada Pemimpin Proyek.
• Kontraktor harus :
o Memberikan kepada Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Safety
Committee) fasilitas-fasilitas dalam melaksanakan tugas mereka.
o Berkonsultasi dengan Panitia Pembina Keselamatan clan Kesehatan Kerja
(Safety Committee) dalam segala hal yang berhubungan dengan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja dalam Proyek.
o Mengambil langkah-langkah praktis untuk memberi efek pada rekomendasi dari
Safety Committee.
• Jika 2 (dua) atau lebih kontraktor bergabung dalam suatu proyek mereka harus bekerja
sama membentuk kegiatan kegiatan keselamatan dan kesehatan Kerja.

Laporan Kecelakaan

• Setiap kejadian kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus dilaporkan kepada
Depnaker dan Departemen Pekerjaan Umum.
• Laporan tersebut harus meliputi statistik yang akan :
o Menunjukkan catatan kecelakaan dari setiap kegiatan kerja, pekerja masing-
masing clan,
o Menunjukkan gambaran kecelakaan-kecelakaan dan sebab-sebabnya.

Keselamatan Kerja dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

• Tenaga Kerja harus diperiksa kesehatannya.


o Sebelum atau beberapa saat setelah memasuki masa kerja pertama kali
(Pemeriksaan Kesehatan sebelum masuk kerja dengan penekanan pada kesehatan
fisik dan kesehatan individu),
o Secara berkala, sesuai dengan risiko-risiko yang ada pada pekerjaan tersebut.

• Tenaga Kerja di bawah umur 18 tahun harus mendapat pengawasan kesehatan khusus,
meliputi pemeriksaan kembali atas kesehatannya secara teratur.
• Data yang diperoleh dari pemeriksaan kesehatan harus dicatat dan disimpan untuk
Referensi.
• Suatu rencana organisasi untuk keadaan darurat dan pertolongan pertama harus dibuat
sebelumnya untuk setiap daerah ternpat bekerja meliputi seluruh pegawai/petugas
pertolongan pertama pada kecelakaan dan peralatan, aiat-alat komunikasi alat-alat jalur
transportasi.
• Pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan atau penyakit yang tiba-tiba, harus
dilakukan oleh dokter, Juru Rawat atau seorang yang terdidik dalam pertolongan
pertama pada kecelakaan (P.P.P.K.).
• Alat-alat P.P.P.K. atau kotak obat-obatan yang memadai, harus disediakan di tempat
kerja dan dijaga agar tidak dikotori oleh debu, kelembaban udara dan lain-lain.
• Alat-alat P.P.P.K. atau kotak obat-obatan harus berisi paling sedikit dengan obat untuk
kompres, perban, Gauze yang steril, antiseptik, plester, Forniquet, gunting, splint dan
perlengkapan gigitan ular.
• Alat-alat P.P.P.K. dan kotak obat-obatan harus tidak berisi benda-benda lain selain alat-
alat P,P.P.K. yang diperlukan dalam keadaan darurat.
• Alat-alat P.P.P.K. dan kotak obat-obatan harus berisi keterangan-keterangan/instruksi
yang mudah dan jelas sehingga mudah dimengerti.
• Isi dari kotak obat-obatan dan alat P.P.P.K. harus diperiksa secara teratur dan harus
dijaga supaya tetap berisi (tidak boleh kosong).
• Kereta untuk mengangkat orang sakit,(Carrying basket) harus selalau tersedia.
• Jika tenaga kerjaa dipekerjakan di bawah tanah atau pada keadaan lain, alat penyelamat
harus selalu tersedia di dekat tempat mereka bekerja.
• Jika tenaga kerja dipekerjakan di tempat-tempat yang menyebabkan adanya risiko
tenggelam atau keracunan atau alat-alat penyelemat an harus selalu tersedia di dekat
tempat mereka bekerja.
• Persiapan-persiapan harus dilaktikan untuk memungkinkan mengangkut dengan cepat,
jika diperlukan untuk petugas yang sakit atau mengalami kecelakaan ke rumah sakit atau
tempat berobat semacam ini.
• Petunjuk/informasi harus diumumkan/ditempel di tempat yang baik (strategis) yang
memberitahukan :
o Tempat yang terdekat dengan kotak obat-obatan, alat alat P.P.P.K. ruang
P.P.P.K. ambulans, kereta untuk orang sakit, dan tempat dimana dapat dicari
orang yang bertugas untuk urusan kecelakaan.
o Tempat telpon terdekat untuk menelpon/memanggil ambulans, nomor telpon dan
nama orang yang bertugas dan lain-lain.
o Nama, alamat, nomor telpon dokter, rumah sakit dan tempat penolong yang dapat
segera dihubungi dalam keadaan darurat/ emergency.

Pembiayaan Keselamatan dan Kesehatan kerja

• Biaya operasional kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja harus sudah diantisipasi
sejak dini yaitu pada saat pengguna jasa mempersiapkan pembuatan desain dan
perkiraan biaya suatu proyek jalan dan jembatan. Sehingga idealnya pada saat
pelelangan menjadi salah satu item pekerjaan yang perlu menjadi bagian evaluasi dalam
penetapan pemenang lelang. Selanjutnya penyedia jasa kontraktor harus melaksanakan
prinsip-prinsip kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja termasuk penyediaan
prasarana, sumberdaya manusia dan pembiayaan untuk kegiatan tersebut dengan biaya
yang wajar.
• Oleh karena itu baik penyedia jasa dan pengguna jasa perlu memahami prinsip-prinsip
keselamatan dan kesehatan kerja ini , agar dapat melakukan langkah persiapan,
pelaksanaan dan pengawasannya.

Jenis Perlengkapan Keselamatan Kerja

• Safety hat, yang berguna untuk melindungi kepala dari benturan benda keras selama
mengoperasikan atau memelihara AMP.
• Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindarkan terpeleset karena licin atau
melindungi kaki dari kejatuhan benda keras dan sebagainya.
• Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk melindungi mata pada lokasi
pekerjaan yang banyak serbuk metal atau serbuk material keras lainnya.
• Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun ruang operator telah tertutup
rapat, masker ini dianjurkan tetap dipakai.
• Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang berhubungan dengan
bahan yang keras, misalnya membuka atau mengencangkan baut dan sebagainya.
• Alat pelindung telinga, digunakan untuk melindungi telingan dari kebisingan yang
ditimbulkan dari pengoperasian peralatan kerja.
• Perlengkapan K3

NO ITEM VIEW

1 Sepatu safety

2 Helm proyek

3 Sarung tangan

4 Peralatan PPPK

5 Masker

6 Kaca Mata Las / Pelindung

7 Penutup Telinga
Masalah Umum

• Adanya perlengkapan keselamatan kerja yang tidak melalui pengujian


laboratorium, sehingga tidak diketahui derajat perlindungannya atau tidak memenuhi
ketentuan keselamatan.
• Pekerja merasa tidak nyaman dan kadang-kadang pemakai merasa terganggu.
• Terdapat kemungkinan menimbulkan bahaya baru atas penggunaan perlengkapan
keselamatan kerja
• Pengawasan terhadap keharusan penggunaan perlengkapan keselamatan kerja sangat
lemah.
• Kewajiban untuk memelihara perlengkapan keselamatan kerja yang menjadi
tanggung jawab perusahaan sering dialihkan kepada pekerja.

Masalah Pemakaian perlengkapan keselamatan kerja secara umum

• Pekerja tidak mau memakai perlengkapan keselamatan kerja dengan alasan:


o Yang bersangkutan tidak mengerti atas maksud keharusan pemakaian .
o Pemakaian perlengkapan keselamatan kerja dirasakan pekerja tidak nyaman
seperti panas, sesak dan tidak memenuhi nilai keindahan
o Pekerja merasa terganggu dalam melaksanakan pekerjaan.
o Jenis perlengkapan keselamatan kerja yang dipakai tidak sesuai dengan jenis
bahaya yang dihadapi.
o Tidak dikenakan sanksi terhadap pekerja yang tidak memakai perlengkapan
keselamatan kerja
o Atasannya juga tidak memakai perlengkapan keselamatan kerja tanpa
dikenakan sanksi.
• Perusahaan tidak menyediakan perlengkapan keselamatan kerja dengan alasan:
o Perusahaan tidak mengerti adanya ketentuan pemakaian perlengkapan
keselamatan kerja.
o Rendahnya kesadaran perusahaan atas pentingnya K3 dan secara sengaja
melalaikan kewajibannya untuk menyediakan perlengkapan keselamatan
kerja.
o Perusahaan merasa sia-sia menyediakan perlengkapan keselamatan kerja,
karena pada akhirnya perlengkapan keselamatan kerja tidak dipakai oleh
pekerja.
• Jenis perlengkapan keselamatan kerja yang disediakan oleh perusahaan tdak sesuai
dengan jenis bahaya yang dihadapi pekerja
• Perusahaan mengadakan perlengkapan keselamatan kerja hanya sekedar memenuhi
persyaratan formal tanpa mempertimbangkan kesesuaiannya dengan maksud
pemakaiannya.

Pengertian PPPK

Yang dimaksud dengan PPPK adalah upaya pemberian pertolongan permulaan yang
diperlukan sebelum penderita dibawa ke tempat yang mempunyai sarana kesehatan yang
memadai , seperti rumah sakit.

Perolongan permulaan ini memegang peranan penting dalam penyelamatan jiwa


penderita, karena kesalahan dalam penanganan awal ini akan menyebabkan semakin
parahnya konsisi korban atau malah menimbulkan kematian penderita.

Tujuan PPPK

Maksud dan tujuan PPPK adalah:

• Mencegah kematian.
• Mencegah bahaya cacat.
• Mencegah infeksi.
• Meringankan rasa sakit.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam PPPK

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan PPPK adalah:

• Sistem PPPK telah memenuhi standar dan pedoman yang berlaku.


• Petugas PPPK telah ditunjuk dan dilatih sesuai peraturan perundang-undangan.
• Sistem PPPK dilakukan pemeriksaan secara berkala.

Kesiapan menangani keadaan darurat

Kesiapan menangani keadaan darurat meliputi hal-hal sebagai berikut:

• Identifikasi semua keadaan darurat yang potensial, baik di dalam atau di luar
lokasi kerja.
• Prosedur keadaan darurat telah didokumentasikan dan disosialisikan kepada
seluruh pekerja.
• Prosedur keadaan darurat diuji dan ditinjau ulang secara rutin oleh petugas yang
kompeten.
• Semua tenaga kerja telah mendapat instruksi dan pelatihan mengenai prosedur
keadaan darurat yang sesuai dengan tingkat risiko.
• Pelatihan khusus kepada petugas penaganan darurat.
• Istruksi keadaan darurat dan hubungan keadaan darurat ditempatkan di tempat-
tempat yang strategis dan mencolok serta telah diperhatikan dan diketahui oleh
seluruh tenaga kerja.
• Alat dan sistem keadaan darurat diperiks, diuji dan dipelihara secara berkala.
• Kesesuaian,penempatan dan kemudahan untuk mendapatkan alat keadaan darurat
telah dinilai oleh petugas yang berkompeten.

Pengawasan

• Pengawasan dilakukan untuk menjamin bahwa setiap pekerjaan dilaksanakan


dengan aman dan mengikuti setiap prosedur dan petunjuk kerja yang telah
ditentukan.
• Setiap orang diawasi sesuai dengan tingkat kemampuan mereka dan tingkat risiko
tugas.
• Pengawas ikut serta dalam mengidentifikasi bahaya dan membuat upaya
pengendalian.
• Pengawas didikutsertakan dalam pelaporan dan penyelidikan penyakit akibat
kerja dan kecelakaan dan wajib menyerahkan laporan dan saran-saran kepada
pengurus.

Pemeriksaan Bahaya

• Inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur.


• Inspeksi dilaksanakan bersama oleh wakil pengurus dan wakil tenaga kerja yang
telah memperoleh pelatihan mengenai identifikasi potensi bahaya.
• Inspeksi mencari masukan dari petugas yang melakukan tugas di tempat yang
diperiksa.
• Daftar simak (check list) tempat kerja telah disusun untuk digunakan pada saat
inspeksi.
• Laporan inspeksi diajukan kepada pengurus dan Panitia Pembina K3.

Tindakan korektif dipantau untuk menentukan efektifitasnya

E. TAHAPAN PEKERJAAN

Dalam pelaksanaan Pekerjaan Penataan dan Renovasi Gedung Serbaguna Ekadiyasa di Rawasari
Jakarta Pusat , diperlukan Metodologi pelaksanaan pekerjaan dalam melaksanakan tahapan-
tahapan pekerjaan yang tercantum dalam gambar dan RKS.
Metodelogi pekerjaan ini dibuat global, berurut sesuai dengan gambaran umum tahapan pekerjaan
pembangunan gedung yang disesuaikan dengan item pekerjaan sesuai BQ.

Dalam metode kerja ini, kami menggambarkan item pekerjaan yang ada dalam BQ / item pekerjaan
yang di lelangkan. Untuk spesifikasi terhadap bahan yang digunakan dalam metodelogi ini,
dijabarkan selengkapnya dalam spesifikasi teknis bahan material, sedangkan metodelogi pelaksanaan
pekerjaan ini mengkhususkan pada metode pelaksanaan pekerjaan utama sesuai dengan BQ dan
Gambar.

Brikut akan dijabarkan tahapan pelaksanaan pekerjan.

BAGAN PROSEDUR PEKERJAAN


PEKERJAAN PERSIAPAN

A. PERSIAPAN SEBELUM PELAKSANAAN PEKERJAAN


Sebagai mana telah terinci dalam RAB Pekerjaan Penataan dan Renovasi Gedung
Serbaguna Ekadiyasa di Rawasari Jakarta Pusat setelah terbitnya SPK kontraktor melakukan
persiapan terhadap
1. Tenaga Ahli yang dibutuhkan sebagaimana tertuang dalam RKS
Tenaga Ahli/Teknis/Terampil Tetap dengan kualifikasi keahlian yang sesuai dengan jenis
keahlian yang diperlukan untuk pekerjaan konstruksi ini serta harus memenuhi persyaratan
keahlian/spesialisasi, pengalaman, dan kemampuan manajerial yang diperlukan

2. Alat Kerja
Peralatan di sesuaikan dengan kebutuhan jenis pekerjaan. Daftar Peralatan lebih rinci di
jabarkan dalam daftar peralatan pada dokumen teknis yang kami ajukan
3. Bahan/ Material
Bahan / material yang digunakan seluruhnya berdasarkan atas dasar petunjuk RKS teknis,
dan atas persetujuan konsultan. Bahan / Material dijabarkan lebih rinci dalam spesifikasi
teknis Bahan/ Material yang menjadi satu kesatuan dengan Dokumen Penawaran Harga
4. Jumlah Tenaga kerja
Jumlah tenaga kerja dihitung berdasarkan, jenis pekerjan dan waktu yang dibutuhkan.
Jumlah tenaga kerja dihitung dalam analisa kebetuhan tenaga kerja,

B. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan persiapan meliputi :

• Listrik kerja/sewa genset


• Air kerja
• Foto proyek
• Gambar asbuildrwaing
• Laporan harian
• Gudang/barak kerja
• Pasang jaring pengaman
• Mobilisasi & demobilisasi
• Buang puing keluar site
• Pembersihan lokasi termasuk halaman sekitarnya
• Pagar seng, rangka kayu, t = 1,8 m, lengkap pintu masuk
B. TEKNIS PELAKSANAAN

I. LISTRIK KERJA & AIR KERJA


Penyediaan air kerja diadakan oleh Kontraktor yang memenuhi syarat layak minum dan layak
untuk konstruksi dan memenuhi persyaratan baik Kwalitas dan Kwantitasnya.

LISTRIK KERJA
Pengadaan listrik proyek untuk pelaksanaan pekerjaan diadakan dari
penggunaan listrik dengan genset yang ditempatkan pada lokasi yang bebas dari
penyebab gangguan kebisingan. Atau bisa juga dengan PLN sesuai yang
disyaratkan dalam RKS, BQ dan Gambar Kerja.

Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan. Penggunaan Diesel untuk
pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara
atas petunjuk Manajemen Konstruksi.

SUPLAI AIR KERJA


Untuk penampungan air kerja disiapkan drum penampung, air harus memenuhi
kualitas yang ditentukan dalam PBI 1991.
Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan diambil dari sumber air terdekat,
kemudian ditampung dalam drum-drum yang telah disediakan. Kebutuhan air
ini harus disediakan dalam jumlah yang cukup selama pelaksanaan pekerjaan.
Air harus memenuhi syarat yang tercantum dalam PBI NI 2.
Penyediaan air kerja untuk kebutuhan selama proyek berlangsung harus
didasari oleh persetujuan dari Konsultan Pengawas mengenai asal sumber air
dan letak penampungannya.
Alat dan material yang dipakai adalah sesuai dengan spek kerja, dan apabila ada
sesuatu hal yang diluar dari sepesifikasi pekerjaan harus terlebih dahulu diketahui oleh Konsultan
Pengawas untuk disetujui.

Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan membuat sumur pompa di tapak
proyek atau disuplai dari luar.
Air harus bersih, bebas dari bau, bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang
merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari Manajemen
Konstruksi/Direksi.
II. FOTO DOKUMENTASI PROYEK

Untuk merekam semua kegiatan pelaksanaan proyek, pihak pemilik proyek


menugaskan kepada penyedia barang/jasa, membuat foto-foto dokumentasi untuk
tahapan-tahapan pelaksanaan pekerjaan dilapangan.

Metode Pelaksanaan
a. Mengambil gambar atau membuat foto-foto
dokumentasi untuk tahapan-tahapan pelaksanaan
pekerjaan dilapangan secara menyeluruh.
b. Foto proyek dibuat oleh penyedia barang/jasa
sesuai petunjuk Pengawas Teknis, disusun dalam 4
(empat) tahapan disesuaikan dengan tahapan
pembayaran angsuran tetapi tidak termasuk masa
pemeliharaan, yaitu sebagai berikut :
c. Foto proyek tiap tahapan tersebut di atas dibuat
3 (tiga) set dan dilampirkan bersama dengan
laporan mingguan/ bulanan sesuai pencapaian bobot
pekerjaan dan/ atau penagihannya termin.
d. Pengambilan titik pandang dari setiap pemotretan harus tetap/sama sesuai
dengan petunjuk Pengawas Teknis atau Kepala Unit / Satuan Kerja.
e. Foto setiap tahapan ditempelkan pada album/map dengan keterangan singkat, dan
penempatan dalam album disahkan oleh Kepala Unit / Satuan Kerja, untuk teknis
penempelan/ penempatan dalam album ditentukan oleh Pengawas Teknis.
f. Khusus untuk pemotretan pada kondisi keadaan kahar/memaksa force majeure
diambil 3 (tiga) kali.

III. ASBUILD RAWING


gambar yang dibuat sesuai kondisi terbangun di lapangan yang telah mengadopsi
semua perubahan yang terjadi (spesifikasi dan gambar) selama proses konstruksi yang
menunjukkan dimensi, geometri, dan lokasi yang aktual atas semua elemen proyek.
Tujuan gambar ini adalah sebagai pedoman pengoperasian bangunan yang dibuat dari
shop drawing dimana telah mengadopsi perubahan yang dilakukan pada saat
konstruksi dimana perubahan tersebut ditandai secara khusus. As Built Drawing
dibuat oleh kontraktor dengan persetujuan Penyedia Jasa / Owner melalui proses cek
oleh konsultan pengawas.

Dengan tujuan pedoman pengoperasian, tentu saja As Built Drawing tidak perlu
sedetil shop drawing yang tujuannya adalah untuk dasar membangun yang dituntut
harus detil. spek penting yang harus diperhatikan adalah tujuan komunikasi kedua
gambar tersebut. Shop Drawing bertujuan untuk informasi lengkap bagaimana
membangun, sedangkan As Built Drawing bertujuan untuk informasi pedoman
pengoperasian.

IV. LAPORAN PROYEK DAN SEWA ALAT

Sebuah Laporan Proyek tentunya diperlukan sebagai Laporan Perkembangan/


Pelaksanaan Proyek agar sebuah proyek dapat dikerjakan secara terkontrol guna
mendapatkan hasil maksimal khususnya dalam hal efisiensi dan kualitas yang terjaga.

PELAPORAN
Kontraktor Pelaksana membuat laporan harian yang berisi :
1. Jadwal kerja, berisi tentang rencana pekerjaan yang akan dilaksanakan . semua materi
dikordinasikan dengan pengawas lapangan dan direksi sebelum pekerjaan tersebut
dilaksanakan untuk mendapatkan persetujuan mengenai pekerjaan tersebut.
2. Man power , berisi jumlah pekerja yang aktif pada saat itu , dipakai sebagai kontrol
terhadap kemampuan , ketepatan dan kelayakan proporsi pekerja terhadap pekerjaan yang
akan dilaksanakan. Kontraktor wajib menambah atau mengganti pekerja yang tidak sesuai
dengan kemampuan terhadap pekerjaan. Disiapkan pula struktur organisasi proyek dengan
keterangan tugas dan tanggung jawab masing masing personil .
3. Material power, berisi tentang jumlah material , dipakai sebagai kontrol terhadap
ketersediaan bahan dan kualitas bahan yang akan dipakai. Kontraktor wajib mengganti /
reject tentang suatu material apabila tidak sesuai dengan spesifikasi dan analisa biaya.
4. Machine power, berisi tentang ketersediaan alat kerja baik mekanis maupun manual,
Kontraktor wajib menyediakan seluruh alat yang dibutuhkan oleh tenaga kerja.
5. Kondisi cuaca, bersisi tentang kondisi cuaca aktual pada hari tersebut, dan prediksi 1
hari kedepan untuk dijadikan acuan dalam menyusun rencana kerja.
6. Laporan Laporan, kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan laporan harian dan
dokumentasi foto kemajuan pekerjaan di lapangan setiap seminggu sekali dan dibuat 6
(Enam) rangkap asli diserahkan kepada Pengawas Lapangan dan Direksi.
7. Photo Visual, diambil secara periodik dan continue pada titik yang sama dan terlihat
jelas serta dapat memperlihatkan proses kemajuan pekerjaan.

Dalam seluruh keadaan bentuk laporan dan dokumentasi dibuat dalam format formal ,
dengan tampilan dan bahasa yang lazim dan dimengerti oleh semua pihak. Sebagai Bahan
Arsip disiapkan pula Laporan dan Dokumentasi dalam arsip Digital ( Copy CD ).

Laporan Proyek yang dibuat adalah: Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan

V. MOBILISASI DEMOBILISASI

Kontraktor bertanggung jawab atas kedatangan dan pengembalian seluruh alat alat
berat yang diperlukan, termasuk skafolding, jaring pengaman, serta seluruh alat alat
yang diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
TENAGA KERJA

Koordinator lapangan / site manger

PENJELASAN ALAT

Kendaraan operasional dan direksikit (kantor proyek)

PENJELASAN K3

Untuk pelaksanaan kegiatan lapangan pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi para


pekerja diwajibkan memakai safetty shoes, helm standar proyek dan alat-alat K3
sesuai standar pekerjaan.

Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal seperti berikut:


Transport peralatan konstruksi (constructional plant) yang berdasarkan daftar alat-alat
konstruksi yang diajukan bersama penawaran, dari tempat pembongkarannya ke
lokasi di mana alat itu akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan

Mobilisasi dan Demobilisasi merupakan suatu kegitan yang dilakukan dalam suatu
tahapan pekerjaan guna mendatangkan kebutuhan yang akan digunakan dalam
pelaksanaan suatu pekerjaan.

Dalam hal ini pihak kontraktor mendatangkan serta memanage alat serta kebutuhan
lainnya berdasarkan spek teknis pekerjaan yang telah ditetapkan atau dengan
sepengetahuan serta persetujuan Konsultan Pengawas.
Mobilisasi meliputi
- Mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan termasuk sewa lift barang selama masa pelaksanaan.
- Mempersiapkan fasilitas seperti kantor/direksi keet, gudang, barak kerja, dan
sebagainya.
- Mendatangkan personil dan tenaga kerja lapangan.

Mobilisasi peralatan terkait dan personil penyedia barang/jasa dapat dilakukan


secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.

Dalam hal ini pihak kontraktor harus mengatur jadwal kedatangan alat dan material
serta kebutuhan lainnya berdasarkan spek teknis pekerjaan atau berdasarkan material
approval yang sudah disetujui Konsultan Pengawas.
PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DALAM PEKERJAAN MOBILISASI
& DEMOBILISASI
Mobilisasi bahan bangunan dalam proyek sering kali berdampak pada lingkungan, baik
waktu proses pengiriman barang maupun proses pengangkutan dan penurunan barang. Untuk
mengurangi dampak yang timbul terutama pada kelancaran lalulintas dan polusi udara, akibar
arus kendaraan pengangkut barang maka Untuk pengiriman barang/ bahan bangunan, guna
menjaga kelancaran lalulintas, dilakukan pada malam hari, di waktu-waktu yang renggang
kondisi jalan yang dilalui. Dalam melakukan mobilisasi tetap melakukan koordinasi dengan
pihak terkait

VI. DIREKSI KEET, GUDANG & BARAK KERJA

Pembuatan Kantor untuk Direksi, Kantor untuk Kontraktor / Konsultan dengan luasan yang
cukup dan dilengkapi dengan fasilitas (Toilet, Meja / Kursi, termasuk Ruang Rapat, HT untuk
komunikasi didalam Proyek) sesuai Spesifikasi (RKS), termasuk perawatan.

PENJELASAN BAHAN

Bahan harus terdiri dari material yang tahan terhadap cuaca, kelembaban, sehingga dapat
melindungi bahan, alat dari kerusakan dan juga layak untuk di tinggali oleh pekerja selama
proyek berlangsung.

TENAGA KERJA

Para pekerja yang memenuhi kualfikasi yang di butuhkan sesuai untuk pelaksanaan
pekerjaan tersebut.

PENJELASAN ALAT

Alat-alat standar pekerjaan tersebut diatas berupa alat tukang dan alat lain yang menunjang
dalam pembuatannya

K3 DALAM PEKERJAAN

Untuk pelaksanaan kegiatan lapangan pada pekerjaan direksi keet,kantor pemborong,los


kerja,gudang bahan dan pagar proyek diwajibkan memakai safetty shoes, helm standar
proyek, safety belt dan alat-alat K3 sesuai standar pekerjaan

Direksi keet adalah kantor sementara selama proyek


berlangsung. Digunakan untuk melaksanakan rapat
mingguan secara rutin dan kantor kerja pelaksana
lapangan.
Persayaran Bahan:
Untuk direksi Keet, dibuat dengan konstruksi dolken, kaso dan reng, dinding triplek
dan atap seng gelombang / asbes serta lantai plesteran.

Pelaksanaan Pekerjaan:
• Kelengkapan direksi keet, dibuat uk. Sesuai gambar
• Direksi keet harus cukup penerangan, dibuat ventilasi udara dan tidak bocor
• Pembuatan gudang Harus sedemikian rupa agar bahan-bahan/ material dapat
tersimpan secara baik dan tidak rusak oleh hujan, panas, apabila akan digunakan
• Tata letak lay-out Gudang dan los Kerja harus mendapat persetujuan Direksi/
Konsultan Pengawas

a. Direksi Keet (Los Manajemen Konstruksi).


Kontraktor/Pemborong harus menyediakan Direksi Keet (Ruangan Manajemen
Konstruksi) seluas yang ditentukan/disyaratkan dalam RAB untuk keperluan Manajemen
Konstruksi Lapangan dan Personalia Proyek maupun untuk keperluan rapat lapangan.

Direksi Keet harus diperlengkapi dengan kursi, meja, serta alatalat kantor yang
diperlukan. Direksi Keet yang dimaksud dapat pula menggunakan/memanfaatkan bekas
tahap sebelumnya bila diijinkan oleh Direksi Proyek/Owner. Setelah pelaksanaan
pembangunan tahap ini selesai, Direksi Keet harus diserahkan kepada Pemilik Proyek
yang akan mengatur pemanfaatan selanjutnya.

b. Gudang dan Barak Kerja


Kontraktor/Pemborong atas biaya sendiri berkewajiban membuat kantor administrasi
pemborong di lapangan, Barak kerja untuk para pekerja dan gudang bahan yang dapat
dikunci untuk menyimpan barang-barang. Setelah pelaksanaan pembangunan tahap ini
selesai, harus segera dibongkar/ dibersihkan oleh pihak Pemborong, dan bahan- bahan
bekasnya menjadi milik pemborong.
Pembuatan Gudang bahan dengan lantai di plester sesuai Spesifikasi (RKS),

PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN

Personil yang diturunkan dalam pekerjaan proyek, tentunya wajib difasilitasi dengan
sarana dan prasarana terutama MCK, fasilitas ini wajib guna penanggulangi dampak
pencemaran lingkungan yang bersumber pada SDM. Oleh karna itu kami melakukan
langkah sebagai berikut:

Penyediaan Barak Kerja & Fasilitas Para Pekerja


Barak Kerja harus disediakan kontraktor untuk para pekerja berikut semua
kelengkapan fasilitasnya seperti KM, Toilet, Dapur Gudang, Total minimum seluas
60m2 jika tidak dipersaratkan dalam RKS
VII. PEMBERSIHAN LOKASI
Selama masa pekerjaan, Kontraktor / Pemborong harus senantiasa memelihara
kebersihan lokasi pekerjaan, setiap saat sampah-sampah pekerjaan selalu diangkut
dan dikumpulkan di tempat yang telah ditentukan. Pekerjaan ini termasuk tutun
puing kehalaman serta buang puing ke luar site.

VIII. PAGAR PENGAMAN

Tahapan untuk melakukan pekerjaan Pagar sementara


adalah Menyiapkan peralatan berupa material item
diatas sesuai dengan spesifikasi pekerjaan yang telah
ditentukan.
Menyiapkan titik galian untuk berdirinya tiang/rangka
pagar.
Membuat pondasi sesuai spek pekerjaan yang telah
ditentukan untuk dasar berdirinya tiang rangka pagar.
Pemasangan seng gelombang pada rangka yang telah disiapkan.Finishing cat pagar dengan
cat besi dengan cat kayu jika dikehendaki oleh pihak Pengawas bahwa pagar harus dicat atau
jika ditetapkan dalam spesifikasi khusus.

IX. PAPAN NAMA PROYEK

Papan Nama Proyek Harus memberikan informasi-informasi mengenai proyek sesuai


ketetapan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

PENJELASAN BAHAN

Kayu,Papan,Triplek,Cat,Paku dll

PENJELASAN TENAGA KERJA

Para pekerja yang memenuhi kualfikasi yang di butuhkan sesuai untuk pelaksanaan
pekerjaan tersebut.

PENJELASAN ALAT

Alat-alat standar pekerjaan tersebut diatas tools kit.

PENJELASAN K3
Setiap pelaksanaan kegiatan lapangan diwajibkan memakai safetty shoes, helm standar
proyek dan alat-alat K3 sesuai standar pekerjaan.

a. Pemasangan papan nama kegiatan sebagaimana diatur pada pasal ini dipancangkan di
lokasi kegiatan pada tempat yang mudah dilihat umum.
b. Pemasangan papan nama kegiatan dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan pekerjaan
dan dicabut kembali setelah mendapat persetujuan Pengguna Anggaran.
c. Bentuk dan ukuran papan nama kegiatan fisik ditetapkan sebagai berikut:
• Papan nama kegiatan dibuat multiplek tebal 8 mm dengan ukuran lebar 240 cm dan
tinggi 120 cm.
• Papan nama dipasang pada tiang kaso ukuran 5/7 cm dengan ketinggian disesuaikan
kondisi lapangan.
• Jenis tulisan memakai huruf cetak, tulisan dan garis warna hitam.

PEKERJAAN BETON

A. PEKERJAAN BETON

Lingkup Pekerjaan ini meliputi

Pekerjaan , tangga, atap, Sloof, Kolom, Balok, Dak lantai selajutnya disesuaikan gambar dan BQ
Peralatan yang digunakan

NO ITEM VIEW

1 Meteran / Alat Ukur

2 Alat Potong Besi

3 Alat Bending Besi

4 Pacul

5 Tool kits
6 Palu

7 Sekop

8 Concrete Mixer

9 Vibrator
KETENTUAN UMUM
1) Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah teknis dan syarat-syarat pelaksanaan beton secara
umum menjadi kesatuan persyaratan teknis ini. Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan teknis ini,
maka semua pekerjaan beton harus disesuaikan dengan referensi dibawah ini :
a. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1991)
b. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983
c. American Society of Testing and Materials (ASTM)
d. Standar Industri Indonesia (SII)
e. Standard Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. SKSNI T-15-1991-03
f. Pedoman Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur Dinsing Bertulang untuk Rumah dan Gedung
(SKBI 2362-1986),
2) Bilamana ada ketidak sesuaian antara peraturan-peraturan tersebut diatas, maka peraturan-peraturan di
Indonesia yang menentukan.
3) Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan pekerjaan ini dengan tepatan serta kesesuaian yang tinggi
menurut persyaratan teknis, gambar rencana dan instruksi-instruksi yang dikeluarkan oleh Konsultan
Pengawas untuk pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan harus dibongkar dan diganti atas biaya
Kontraktor Pelaksana sendiri.
4) Semua material harus baru dengan kualitas yang terbaik sesuai persyaratan dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
5) Konsultan Pengawas berhak untuk meminta diadakan pengujian bahan-bahan tersebut dan Kontraktor
Pelaksana bertanggung jawab atas segala biayanya. Semua material yang tidak disetujui oleh
Konsultan Pengawas harus segera dikeluarkan dart proyek/lapangan pekerjaan dalam waktu 3 x 24
jam.

LINGKUP PEKERJAAN
1) Meliputi segala pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanakan pekerjaan beton sesuai dengan gambar
rencana termasuk pengadaan bahan, upah, pengujian dan peralatan pembantu.
2) Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan dan bagian - bagian daripekerjaan
lain yang tertanam dalam beton.
3) Mutu beton untuk struktur menggunakan beton sesuai yang disaratkan pada Gambar rencana dan BQ

BAHAN-BAHAN
1.Semen :
a. Semua semen yang digunakan adalah jenis
Portland Cement sesuai dengan persyaratan NI-2
Bab 3 Standar Indonesia NI-8/1964, SII 0013-81 atau
ASTM C-150 dan produksi dari satu merk/pabrik.
b. Kontraktor Pelaksana harus mengirimkan surat
pernyataan pabrik yang menyebutkan type, kualitas
dari semen yang digunakan "Manufacture's Test
Certificate" yang menyatakan memenuhi persyaratan
tersebut dalam huruf "a" di atas.
c. Kontraktor Pelaksana harus menempatkan semen dalam gudang untuk mencegah
terjadinya kerusakan dan tidak boleh ditaruh langsung diatas tanah tanpa alas kayu.
d. Semen yang menggumpal, sweeping, tercampur kotoran atau kena air/lembab tidak diijinkan
digunakan dan harus segera dikeluarkan dari proyek dalam Batas 3 x 24 jam.
e. Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan pengirimannya.

2.Agregat Kasar
a. Agregat Kasar berupa batu pecah yang diperoleh
dari pemecahan batudengan spesifikasi sesuai
menurut NI-2 bab III, serta mempunyai ukuran terbesar 2,5
cm.

b. Agregat Kasar terdiri dari butir-butir yang kasar, keras, tidak berpori dan berbentuk kubus.
Bila ada butir yang pipih maka jumlahnya tidak boleh melebihi 20% dari volume dan tidak
boleh mengalami pembekuan hingga melebihi 50% kehilangan berat menurut test
mesin Los Angeles.
c. Agregat Kasar harus bersih dari zat-zat organik, zat-zat reaktif alkali atau substansi yang merusak
beton dan tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%.
Hasil "Crushing Test" dari laboratorium yang berwenang terhadap kubus-kubus beton yang berumur 7,
14, dan 21 hari harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk
dimintakan persetujuannya.

3.Agregat Halus
a. Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan
dari mesin pemecah batu dan harus bersih dari bahan
organik, lumpur, zat-zat alkali dan tidak mengandung lebih dari 50% substansi-substansi yang
merusak beton atau NI-2 pasal 3 bab 3.
b. Pasir laut tidak diperkenankan dipergunakan dan pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang
tajam dan keras.

4.A i r
Air yang digunakan harus bersih dan jernih, tidak mengandung minyak atau
garam serta zat-zat yang dapat merusak beton dan baja tulangan. Dalam
hal ini sebaiknya digunakan air bersih yang dapat diminum, atau seperti NI-2
Bab 3.

5.Baja Tulangan
a. Baja tulangan yang digunakan terdiri dari baja polos dan ulir
dengan mutu U-24 untuk diameter < 12 mm dan U-39 untuk
diameter > 12 mm dengan tegangan leleh masing-masing 2.400
kg/cm2 dan 3.900 kg/cm2 untuk beton konvensional. Bila dianggap
perlu Pemberi Tugas atau Konsultan Pengawas dapat
menginstruksikan untuk melakukan pengujian test tegangan tarik-
putus dan "bending" untuk setiap 10 ton baja tulangan, atas
biaya Kontraktor Pelaksana.
b. Batang-batang baja tulangan harus disimpan tidak menyentuh tanah secara langsung dan
dihindari dari penimbunan baja tulangan diudara terbuka.
c. Kawat beton berukuran minimal 1 mm dengan mutu tinggi standar SII.
d. Batang-batang baja tulangan yang berlainan ukurannya harus disimpan pada tempat
terpisah dan diberi tanda yang jelas.

6.Bahan Pencampur
a. Penggunaan bahan pencampur (admixture) tidak diijinkan tanpa persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
b. Apabila akan digunakan bahan pencampur, Kontraktor Pelaksana harus mengadakan
percobaan-percobaan perbandingan berat dan W/C ratio dari penambahan bahan pencampur
(admixture) tersebut.

7.Cetakan Beton
Dapat menggunakan kayu dan papan borneo ,
dengan syarat memenuhi ketentuan-ketentuan
yang tersebut dalam PBI NI-2 pasal 1 Bab 5 jarak
rangka kayu harus disetujui Konsultan
Pengawas.
MUTU BETON
1) Mutu baton untuk konstruksi bangunan harus memenuhi persyaratan kekuatan tekan
karakteristik
2) Slump (kekentalan beton) untuk jenis konstruksi berdasarkan PBI label 4.4.1
3) Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekwensi getaran tinagi, maka harga tersebut di atas dapat
dinaikkan sebesar 50% dengan catatan tidak boleh melebihi 15 cm.

PERCOBAAN PENDAHULUAN
1) Untuk mendapatkan mutu beton seperti yang diminta, Kontraktor Pelaksana harus mengadakan
percobaan-percobaan di laboratorium yang "independent" dan ditunjuk oleh Pemberi Tugas atau
Konsultan Pengawas, sebagai persiapan dari percobaan pendahuluan di lapangan sampai
didapatkan suatu perbandingan tertentu untuk mutu beton yang akan digunakan.
2) Setiap ada perubahan dari jenis bahan yang digunakan, Kontraktor Pelaksana harus mengadakan
percobaan di laboratorium untuk mendapatkan mutu beton yang diperlukan.
3) Benda uji yang dibuat dan prosedur dalam percobaan ini harus mengikuti ketentuan ketentuan
dalam PBI NI-2.
4) Bila hasil percobaan di laboratorium dan slump test belum menunjukkan mutu yang sesuai dengan
permintaan, maka pekerjaan baton tidak boleh dilaksanakan.
5) Hasil percobaan pendahuluan di lapangan harus sesuai dengan hasil percobaan dilaboratorium.

PENGADUKAN DAN PERALATANNYA


1.Kontraktor Pelaksana harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian
cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah takaran dari masing-masing bahan pembentukan
beton dengan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
2.Pengaturan untuk pengangkutan, penimbangan dan pencampuran dari material-material harus dengan
persetujuan Konsultan Pengawas dan seluruh operasi harus dikontrol dan diawasi ter us menerus
oleh seorang inspektor yang berpengalaman dan bertanggung jawab.
3.Pengadukan harus dilakukan dengan mesin pengaduk beton (Ready Mix/Batch Mixer atauMolen Beton).
4.Mesin pengaduk harus betul-betul kosong sebelum menerima bahan-bahan dari adukan selanjutnya, dan
harus dicuci bila tidak digunakan lebih dari 30 menit.
5.Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk selama 1,5 menit sesudah semua bahan ada
dalam mixer. Waktu pengadukan harus ditambah, bila kapasitas mesin lebih besar dari 1,5 m3.
Konsultan Pengawas berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika ternyata pemasukan
bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan kekentalan dan
warna yang merata/seragam. Beton yang dihasilkan harus seragam dalam komposisi dan konsistensi
dalam setiap adukan.
6.Mesin pengaduk tidak boleh dibebani melebihi kapasitas yang telah ditentukan. Air haru s dituang
terlebih dahulu untuk selanjutnya ditambahkan selama pengadukan. Tidak diperkenankan
melakukan pengadukan yang berlebihan yang membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan
kosistensi baton yang dikehendaki.

PERSIAPAN PENGECORAN
1) Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor harus bersih dan bebas dari
kotoran-kotoran dan bagian beton yang lepas. Bagian-bagian yang akanditanam dalam
betonsudah harus terpasang (pipa-pipa untuk instalasi listrik, plumbing dan perlengkapan-perlengkapan
lain).
2) Cetakan atau pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus dibasahidengan air
sampai jenuh dan tulangan harus sudah terpasang dengan baik.
3) Bidang-bidang beton lama yang akan dicor harus dibuat kasar terlebih dahulu dankemudian dibersihkan
dari segala kotoran yang lepas.
4) Sesaat sebelum beton dicor, maka bidang-bidang tersebut harus disapu dengan spesi mortar.
5) Kontraktor Pelaksana harus tetap menjaga kondisi bagian-bagian tersebut sampai ijin pengecoran
diberikan oleh Konsultan Pengawas.
6) Apabila pengecoran tidak memakai begisting kayu maka dasar permukaan yang akan dicor harus diberi
beton dengan adukan 1 pc :3ps : 5krl setebal 5 cm.

PELAKSANAAN PEKERJAAN
1) Pengecoran
a. Beton harus dicor sesuai dengan persyaratan dalam PBI – 1971.
b. Bila tidak disebutkan lain persetujuan Pengawas Lapangan, tinggi jatuh dari beton yang dicor
jangan melebihi 1 m.
c. Sebelum pengecoran dimulai, Pengawas Lapangan harus menyiapkan stek-stek maupun angker-
angker yang diperlukan pada kolom-kolom, balok-balok beton yang akan berhubungan dengan
dinding bata; dan kecuali dinyatakan lain pada gambar maka stek-stek dan angker-angker dipasang
dengan jarak setiap 1 m.
d. Beton yang telah mengeras, kotoran-kotoran dan bahan-bahan lain harus dibuang dari dalam
cetakan mesin pengaduk (beton molen) maupun pembawa.
e. Penulangan harus dimatikan pada posisinya, diperiksa sebelum pengecoran dimulai, agar
pemeriksaan dan persetujuan dapat diberikan
pada waktunya.
f. Pada saat pengecoran, lapisan-lapisan beton ini
harus dipadatkan dengan penggetar (Internal
Concrete Vibrator) dan dibantu dengan
penyedokan dan pengerojokan. Tidak
diperbolehkan melakukan pengetokan pada
cetakan beton dalam hal ini, Vibrator tidak boleh
dipakai untuk memasukkan beton kedalam
cetakan dan kecepatan vibrator dalam adukan harus tetap dan lebih besar dari 7.000 impuls/menit.

Gambar : Pengecoran Lantai Atas

Gambar : Pengecoran Kolom dan Balok


2) Perawatan Beton
a. Secara umum harus memenuhi persyaratan dalam PBI – 1071, SNI – 2, Pasal 6.6.
b. Beton sebelum dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan ang belum saatnya
dengan cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban adalah minimal dan
suku yang konstan dalam jangka waktu ang diperlukan untuk proses hydrasi semen serta
pengerasan beton
c. Perawatan beton segera dimulai setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan dan harus
berlangsung terus-menerus selama paling sedikit 2 (dua) minggu, jika tidak ditentukan lain.
Suhu beton pada awal pengecoran harus dipertahankan supaa tidak melebihi 30º C
d. Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan betonpun harus tetap dalam keadaan
basah.
3) Beton Kedap Air
a. Beton kedap air adalah beton yang dibuat dengan tujuan untuk mendapatkan beton yang tidak
tembus oleh air, sehingga secara umum tidak dibenarkan adanya kebocoran sama sekali pada
struktur tersebut. Jika tidak disebutkan secara khusus didalam gambar, maka jumlah
semen minimum yang digunakan harus 400 kg/m3 beton, dengan WS maksimum 0,45 atau
jika menggunakan admixtures, maka komposisi yang digunakan harus sesuai ketentuan pabrik
admixtures.
b. Untuk dapat menghasilkan beton kedap air yang baik, maka pada siar pelaksanaan harus
diberi RX Waterstop. RX Waterstop adalah Waterstop yang terbuat dari material bentonite
dengan campuran kimia tertentu yang akan membengkak jika terkena air.
c. Kontraktor bertanggung jawab atas pembuatan beton kedap air tersebut. Apabila
dikemudian hari (selama masa garansi), ternyata terjadi bocor atau rembesan, maka
Kontraktor harus mengadakan perbaikan-perbaikan dengan biaya dari Kontraktor. Prosedur
perbaikan tersebut harus diusulkan oleh Kontraktor dan disetujui oleh KP / Pimpro den MK /
Pengawas sedemikian rupa sehingga tidak merusak bagian-bagian lain yang sudah selesai.

4) Beton Cor Ditempat


b. Proporsi
Kecuali disebutkan lain, maka campuran dari beton harussedemikian sehingga mencapai kekuatan
kubus 28 (Dua puluh delapan) hari sebesar yang disyaratkan pada PBI-1971 yaitu K-125 untuk
beton non structural
c. Slump
Nilai slump yang diijinkan untuk beton dalam keadaan mix ang normal adalah 7,5 – 10 cm dan
disesuaikan terhadap mutu
d. Penyambungan beton dan Grounding
Sebelum melanjutkan pengecoran pada beton yang telah mengeras, maka permukaanna harus
dibersihkan dan dikasarkan terlebih dahulu. Cetakan harus dikencangkan kembali dan sambungan
disiram dengan bahan “Bonding Agent” untuk maksud tersebut dengan persetujuan Pengawas
lapangan.
e. Pengujian Kekuatan Beton
Dalam Setiap Pengadaan beton, Kontraktor paket pekerjaan ini harus melaksanakan slump test.
Pengujian compressive strength untuk beton dilaksanakan sesuai ASTM dan PBI-1971 Pasal 4,5
Hasil pengujian dikeluarkan pada:

o Saat benda uji berumur 3-7 hari

o Saat benda uji berumur 14 hari

o Saat benda uji berumur 28 hari

f. Pemeriksaan Lanjutan
Pengawas Lapangan dapat meminta pemeriksaan lanjutan yang dilakukan dengan menggunakan
concrete gun atau kalau perlu dengan core drilling untuk meyakinkan penilaian menjadi tanggungan
kontraktor
g. Perawatan dan Perlindungan
1) Semua adukan beton setelah dicor harus dirawat dan dilindungi selama waktu atau periode
tertentu sampai mencapai kekuatan tertentu, tetapi tidak boleh kurang dari 14 hari berturut-turut
(dua minggu) sesuai ketentuan PB1971.
2) Cara pelaksanaan perawatan serta alat dipergunakan harus mendapat persetujuan dulu dari
Konsultasi Pengawas. Perawatan harus dilaksanakan dengan cara- cara sebagai berikut:
 Perawatan dengan Concrete Curing Compond ang akan digunakan harus memenuhi
persyaratan ASTM C 309 – 74, 1980. Kontraktor harus menyerahkan data teknis berikut
contoh bahan; apabila didalam data teknis tersebut tidak menunjukan standard ASTM.

3)Baja Tulangan
• Jenis penulangan
Batang tulangan besi beton dari baja dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2, bahan tersebut
dalam segala hal memenuhi ketentuan-ketentuan PBI 1971.
• Pemasangan
Sebelum beton dicor, tulangan besi beton bebas dari minyak, kotoran cat, karat lepas, kulit
giling atau bahan-bahan lain yang merusak., dengan penahan-penahan jarak beton yang
telah disetujui ahli/pengawas.
• Pengujian (testing)
Pengujian untuk tulangan besi beton dilakukan sesuai dengan PBI 1971.
• Selimut beton
Rencana Pekerjaan Beton dengan Ukuran minimal selimut beton sesuai dengan
penggunaannya (tidak termasuk plesteran) adalah sebagai berikut :
 Pondasi atau pekerjaan lainnya yang berhubungan dengan tanah
 Kolom dan balok-balok beton

 Slab/plat beton diatas tanah

 Beton Exposed
4) Kawat Pengikat
Kawat pengikat dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng.
5) Cetakan dan Acuan
a. Pemborong harus terlebih dahulu mengajukan
gambar-gambar rencana cetakan dan acuan
untuk mendapatkan persetujuan pengawas
lapangan, sebelum pekerjaan tersebut
dilaksanakan.Dalam gambar-gambar tersebut
harus secara jelas terlihat konstruksi cetakan
atau acuan, sambungan-sambungan dan
kedudukan serta system rangkanya.
b. Cetakan dan acuan untuk pekerjaan beton harus
memenuhi persyaratan dalam PBI 1987, NI-2
c. Acuan harus direncanakan agar dapat memikul beban-beban konstruksi dan getaran-getaran
yang ditimbulkan oleh peralatan penggetar. Defleksi maksimal dari cetakan dan acuan antara
tumpuannya harus dibatasi sampai 1/400 bentang antara tumpuan tersebut
d. Pembongkaran cetakan dan acuan harus dilaksanakan sedemikian agarkeamanan konstruksi
tetap terjamin dan disesuaikan dengan persyaratan PBI-1971, NI-2
e. cetakan untuk pekerjaan kolom dan lain-lain pekerjaan beton harus menggunakan papan
tebal minimal 2,5cm balok 5/7, 6/10, 8/10 dan dolken diameter 8-12cm
f. Bila acuan cetakan tidak menggunakan papan kau dolken, Kontraktor wajib memasukan
gambar rencana kerja dari system yang diajukan untuk diperiksa dan disetujui oleh Pengawas
lapangan
g. Cetakan acuan dari kayu yang bekas acuan dapat dipakai kembali atas persetujuan
Pengawas Lapangan.

6) Pekerjaan Perancah
a. Definisi Perancah
• Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang belum
mengeras. Kontraktor harus mengajukan rencana gambar perancah tersebut untuk
persetujuan Pengawas Lapangan
• Segala biaya yang perlu sehubungan dengan perencanaan dan pengerjaan
perancah harus sudah tercukup dalam perhitungan biaya-biaya untuk harga
satuan perancah
b. Pengerjaan
• Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar dari
bahaa pengerusan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri juga harus
kokoh terhadap pembebanan yang akan ditanggungnya, termasuk gaya-gaya
praktekkan daya gaya-gaya sentuhan yang mungkin ada.
• Sebelum perancah dipasang, tanah pendukung perancah harus dipadatkan
sehingga cukup kuat untuk mendukung perancah beserta semua beban-beban
yang dipikul diatasnya
• Kontraktor harus memperhitungkan dan membuat langkah-langkah persiapan yang
perlu sehubungan dengan lendutan perancah akibat-gaya yang bekerja padanya
sedemikian lupa hingga pada akhirnya pekerjaan beton, permukaan dan bentuk
konstruksi beton sesuai dengan kedudukan (peil) dan bentuk seharusnya
• Perancah harus dibuat dari kayu dolken ang bermutu baik, bracing-bracing yang
digunakan harus cukup kaku sehingga terjamin stabilitasnya untuk memikul acuan
beserta berat sendiri, lantai maupun beban-beban konstruksi dan lain-lain.
• Bila belum atu selama pekerjaan pengecoran beton berlangsung perancah itu
menunjukan tanda-tanda penurunan yang besar sehingga tidak sesuai dengan
gambar rencana atau dapat membahayakan dari segi konstruksi, maka Konsultan
pengawas dapat memerintahkan untuk membongkar dan memperkuat perancah
tersebut pada kontraktor.
c. Pembongkaran
• Secara Umum
Pembongkaran perancah baru dapat dilaksanakan pada saat dimana 2 (dua)
tingkat diatasnya atau lapis ketiga sudah di “stress” dan di “reshore”, baru
perancah yang paling dibawah dilepas
• Secara Khusus
Konstruksi perancah baru dapat dilepas bila lantai yang didukung telah cukup dan
seluruh pekerjaan tahap struktur telah selesai untuk tingkat tersebut

7) Benda-benda yang ditanam dalam beton


a. Semua bagian atau peralatan yang ditanam dalam beton seperti angkur-angkur, kait dan
pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan beton, harus sudah dipasang
sebelum pengecoran beton dilaksanakan.
b. Bagian-bagian atau peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada posisinya dan
diusahakan agar tidak bergeser selama pengecoran beton dilakukan
c. Kontraktor utama harus memperhitungkan serta member kesempatan kepada pihak lain untuk
memasang bagian/ peralatan tersebut sebelum pengecoran beton dilaksanakan
d. Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian ang harus tetap kosong pada benda atau peralatan
yang akan ditanam dalam beton, yang mana rongga tersebut harus tidak terisi beton, yang
ditutupi bahan lain yang mudah dilepas nantinya setelah pelaksanaan pengecoran beton.

8) Cacat-cacat Pekerjaan
a. bila penyelesaian pekerjaan, bahan yang digunakan atau keahlian dalam pengerjaan setiap
bagian pekerjaan tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang tercantum dalam Persyaratan
Teknis, maka bagianpekerjaan tersebut harus digolongkan sebagai cacat pekerjaan.
b. Semua pekerjaan yang digolongkan demikian harus dibongkar dan diganti sesuai dengan yang
dikehendaki oleh Pengawas Lapangan . Seluruh pembongkaran dan pemulihan pekerjaan yang
digolongkan cacat tersebut serta semua biaya yang timbul akibat hal itu seluruhnya menjadi
beban Kontraktor.
Gambar Pengukuran Vertical Dengan unting-untingPengecekan dilakukan juga pada saat pengecoran

Beriku dibawah ini adalah Gambar-gambar Ilustrasi Pekerjaan Pengecoran Kolom, Balok dan Plat Lantai

1 2 3 4

Lift

Concreting
Install the Horrybeam Install plate formwork Install rebar
Install beam formwork
Removal of side formwork 24 hrs after concreting

Removal of Plate formwork 4 days after concreting,

The pipe support still defended


Removal all of formwork after concrete

Curing by spraying the water Fulfill the strength acc. to spec.

Lift

Install column rebar Install column formwork Concreting for column Install formwork and
Concreting for top beam

rebar for top beam


PEKERJAAN STRUKTUR & PENUTUP ATAP

A. PEKERJAAN STRUKTUR BAJA/

1) Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputiseluruh pekerjaan Konstruksi Baja seperti tercantum dalam gambar,termasuk
penyedian tenagakerja,bahan-bahan,peralatan baja dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan
2) Bahan – Bahan

Semua material untuk konstruksi baja harus menggunakan baja yang baru danmerupakan "Hot rolled
structural steel" dan memenuhi mutu baja ST 37 (PPBBI-83 ) atau ASTM A 36 atau SS 41 ( JIS. U
3101-1970 ). Semua pekerjaan baja harus disimpan rapih dan ditaruh diatas alas papan.Seluruh
pekerjaan baja setelah selesai difabrikasi harus dibersihkan dari karat dengan mechanical Wire
Brush, kecuali untuk bagian-bagian/tempat- tempat yang sulit dapat digunakan sikat baja kemudian di
cat dengan cat primer 1 (satu) kali dengan cat ICI Green Primer R 540 - 157 dengan ketebalan minimum
35micron

3) Syarat – Syarat Pelaksanaan

a. Gambar Kerja
Sebelum fabrikasi dimulai, Kontraktor harus membuat gambar-gambar kerja yang diperlukan
dan mengirim 3 ( tiga ) copy gambar kerja untuk disetujui Pemberi Tugas. Bila mana disetujui, 1
(satu) set gambar akan dikembalikan kepada Kontraktor untuk dapat dimulai pekerjaan
fabrikasinya. Walaupun semua gambar kerja telah disetujui oleh Pemberi Tugas, tidaklah berarti
mengurangi tanggung jawab Kontraktor bilamana terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam
gambar kerja tersebut. Dan tanggung jawab atas ketepatan ukuran-ukuran selama erection tetap
ada pada Kontraktor. Pengukuran dengan skala dalam gambar tidak diperkenankan

b. Tanda – tanda pada konstruksi baja


Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dan diberi kode dengan
jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat di pasang dengan mudah

c. Penjelasan
Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC specification, baru dapat dilaksanakan
dengan seijin Pemberi Tugas, dan menggunakan mesin las listrik. Las yang dipakai adalah harus
merk "Kobesteel" atau yang setaraf. Kontraktor harus menyediakan tukang las yang
berpengalaman dengan hasil pengalaman yang baik dalam melaksanakan konstruksi baja-baja
ber tingkat . Permukaan bagian yang akan dilas harus dibersihkan dari cat, minyak,karat dan
bekas-bekas potongan api yang kasar. Bekas potongan api harus digurinda dengan rata.Kerak
bekas pengelasan harus dibersihkan dan disikat.Metode pengelasan harus dilakukan sedemikian
rupa sehingga tidak timbul distorsi pada elemen konstruksi baja yang dilas.Pada pekerjaan las
dimana terjadi banyak lapisan las ( pengelasan lebihdari satu kali ), maka sebelum dilakukan
pengelasan berikutnya lapisanterdahulu harus dibersihkan dahulu dari kerak- kerak las / slag
danpercikan-percikan logam yang ada.Tebal las pada sekali pengelasan maximum 7
mm.Lapisan las yang berpori-pori atau retak atau rusak harus dibuang samasekali.Bila
ditemukan hal-hal yang meragukan, maka bagian tersebut harus diujidengan cara-cara seperti
dibawah dan harus sesuai dengan standard AWS D1.0. :Pengujian secara Radiographic harus
sesuai dengan lampiran B dariAWS D 1.0.
Dan bila ada kerusakan maka segala macam biaya yangmenyangkut perbaikan harus
dtanggung oleh Kontraktor.Pemeriksaan dengan ultrasonik untuk las dan teknik serta
standard yangdipakai harus sesuai dengan lampiran C dari AWS D 1.0. atau harus sesuaidengan
persyaratan ASTM E114 -75; Ultrasonic Contact Examination or Weldmends : E273-68:
Ultrasonic Inspection of Longitudinal and Spiral Weldsof Welded Pipe and Tubing 1974.Cara
pemeriksaan dengan "Particle Magnetic" harus sesuai dengan ASTME109.Cara pemeriksaan
dengan "liquid Penetrant" harus sesuai dengan ASTME109.Semua lokasi pengujian harus
dipilih oleh Pemberi Tugas. Seluruh biaya yangberhubungan dengan pengujian bahan/las dan
sebagainya, menjadi tanggung jawab Kontraktor.

d. Baut
Lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengandiameternya. Kontraktor tidak
boleh merubah atau membuat lubang barudilapangan tanpa seijin Pemberi Tugas. Pembuatan
lubang baut harusmemakai bor.Untuk konstruksi yang tipis, maksimum 10 mm, boleh memakai
mesin pons.Membuat lubang baut dengan api sama sekali tidak diperkenankan.

Baut penyambung harus berkwalitas baik dan baru.

Diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan. Mutubaut yang digunakan
adalah Baut Hitam atau setaraf, kecuali ditentukan laindalam gambar.Lubang baut dibuat
maksimum 2 mm. lebih besar dari diameter baut.Pemasangan dan pengencangan baut harus
dikerjakan sedemikian rupasehingga tidak menimbulkan momen torsi yang berlebihan pada
baut yangakan mengurangi kekuatan baut itu sendiri. Untuk itu diharuskanmenggunakan
pengencang baut yang khusus dengan momen torsi yangsesuai dengan buku petunjuk untuk
pengencangan masing-masing baut.Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah
dikencangkan masihdapat paling sedikit 4 ulir yang menonjol pada permukaan,
tanpamenimbulkan kerusakan pada ulir baut tersebut.Baut harus dilengkapi dengan 2 ring,
masing-masing 1 buah pada keduasisinya.Untuk menjamin pengencangan baut yang
dikehendaki, maka baut-bautyang sudah dikencangkan harus diberi tanda dengan cat,
gunamenghindari adanya baut yang tidak dapat dikencangkan.

e. Pemotongan besi
Semua bekas pemotongan besi harus rapih dan rata. Pemotongannya hanyaboleh
dilaksanakan dengan brander atau gergaji besi. Pemotongan denganmesin las sekali-kali tidak
diperkenankan

f. Penyimpanan Material
Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas papan ataubalok-balok kayu
untuk menghindari kontak langsung denganpermukaan tanah, sehingga tidak merusak
material.Dalam penumpukan material harus dijaga agar tidak rusak, bengkok

Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu setiap akan adapengiriman dari pabrik ke
lapangan, guna pengecekan Pemberi Tugas.Penempatan elemen konstruksi baja dilapangan
harus ditempat yangkering / cukup terlindung, sehingga tidak merusak elemen-
elementersebut.Pemberi Tugas berhak untuk menolak elemen- elemen konstruksi baja
yangrusak karena salah penempatan atau rusak
g. Erection
Sebelum erection dimulai, Kontraktor harus memeriksa kembali kedudukanangker-angker baja
dan memberitahukan kepada Pemberi Tugas metodedan urutan pelaksanaan
erection.Perhatian khusus dalam pemasangan angker-angker untuk kolom dimana jarak-
jarak / kedudukan angker-angker harus tetap dan akurat untukmencegah ketidakcocokan
dalam erection, untuk ini harus dijaga agar selamapengecoran angker- angker tersebut tidak
bergeser, misalnya denganmengelas pada tulangan pile cap.Kontraktor bertanggung jawab atas
keselamatan pekerja-pekerjanyadilapangan. Untuk ini Kontraktor harus menyediakan ikat
pinggangpengaman, safety helmet, sarung tangan dan pemadam kebakaran.Pelaksanaan erection
ini harus dikepalai oleh seorang yang benar-benar ahli dan berpengalaman dalam erection
konstruksi baja bertingkat gunamencegah hal-hal yang tidak menguntungkan bagi
struktur.Kegagalan dalam erection ini menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya, oleh
sebab itu Kontraktor diminta untuk memberi perhatiankhusus pada masalah erection ini.Semua
pelat-pelat atau elemen yang rusak setelah fabrikasi, tidak akandiperbolehkan dipakai untuk
erection.Untuk pekerjaan erection dilapangan, Kontraktor harus menyediakantenaga ahli dalam
bidang konstruksi baja yang senantiasa mengawasi danbertanggung jawab atas pekerjaan
erection. Tenaga ahli untukmengawasi pekerjaan erection tersebut harus mendapat persetujuan
PemberiTugas.Penempatan konstruksi baja dilapangan harus diatur sedemikian rupasehingga
memudahkan pekerjaan erection. Kontraktor harusmemberitahukan Pemberi Tugas sebelum
pengiriman konstruksi baja danmenjamin bahwa setelah dilapangan, konstruksi baja
tersebut tetap tidakrusak dan kotor.Bilamana ternyata yang dikirim rusak dan bengkok,
Kontraktor harusmengganti yang baru.

Setelah Erection selesai maka konstruksi baja dicat primer lagi dengan typecat ICI Green Primer
R 540 - 157 setebal 35 micron
B. PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN

Persyaratan Bahan

Material struktur rangka atap meliputi:


1. Properti mekanis baja (Steel Mechanical Properties):
- baja mutu tinggi G550
- tegangan leleh minimum (minimum yield strength) : 550 Mpa
- Modulus Elastisitas : 2,1 x 105 MPa
- Modulus Geser : 8 x 104 Mpa

2. Lapisan pelindung terhadap korosi (protective Coating): meliputi lapis pelindung seng dan alumunium
(zincalume/Az) berikut dengan komposisi sebagai berikut:
- 55% alumunium (al)
- 53,5% seng (Zinc)
- 1,5 % Silicon (Si)
Ketebalan pelapisan: 50 gr/m2 (AZ 50)

3. Profil Material:
- Rangka atap: profil yang digunakan untuk rangka atap adalah profil lip-channel:
- C75.100 (tinggi profil 75 mm dan tebal dasar baja 1,00 mm), berat 1,29 kg/m2,
- C75.75 (tinggi profil 75 mm dan tebal dasar baja 0,75 mm), berat 0,97 kg/m2
- Reng (batten) menggunakan profil top hat (U terbalik) dengan TS. 41.055 (tinggi profil
41 mm dan tebal dasar baja 0,55 mm), berat 0,66 kg/m2
- Talang jurai dalam (valley gutter) adalah talang jurai dalam dengan ketebalan dasar baja
0,45 dan telah dibentuk menjadi talang lembah
Persyaratan Konstruksi
Sambungan

baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan spesifikasi sebagai berikut:
1. Kelas Ketahanan Korosi Minimum (Minimum Corrosion Rating): kelas 2
2. Ukuran Alat penyambung antar elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan
instalasi adalah baut untuk struktur rangka atap (Truss Fastener) adalah type 12-14X20
dengan ketentuan sebagai berikut:
- Diameter Ulir : 12 gauge (5,5 mm)
- Jumlah ulir per inchi (Threads per inch/TPI) : 14 TPI - Panjang : 20mm
- Ukuran kepala baut : 5/16’’(8mm.socket)
- Material : AISI 1022 Heated carbon steel
- Kuat geser rata-rata (Shear,Average) : 8.8 kN
- Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 15.3 kN
- Kuat torsi minimum (Torque, min) : 8.4 kNm
3. Ukuran baut untuk struktur reng (batten fartener) adalah type 10-16X16, dengan
ketentuan sebagai berikut:
- Diameter Ulir : 10 gauge (4,87 mm)
- Jumlah ulir per inchi (Threads per inch/TPI) : 16 TPI
- Panjang : 16mm
- Ukuran kepala baut : 5/16’’(8 mm.socket)
- Material : AISI 1022 Heated carbon steel
- Kuat geser rata-rata (Shear,Average) : 6.8 kN
- Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 11.9 kN
- Kuat torsi minimum (Torque, min) : 8.4 kN
Metode Pelaksanaan :

a. Uraian Pekerjaan : Pekerjaan atap adalah pekerjaan yang sangat penting,


disini kita harus benar-benar teliti dalam pengerjaannya dan
bahan material yang digunakan pun tidak boleh
sembarangan.

b. BahanMaterial : - Pekerjaan rangka atap menggunakan rangka atap baja


ringan Setara Steel Truss C75 100 (tinggi profile
75mm dan tebal dasar baja 1.00)
c. Metode Pelaksanaan : - Sebelum memulai kerja pihak kontraktor harus
mengajukan shopdrawing, material approval, sampel
dan ijin pelaksanaan kerja untuk disetujui oleh
konsultan
- Pemasangan rangka atap baja ini pengerjaannya
harus teliti dan rapih juga dipasang oleh tenaga
ahli yang sudah
berpengalaman dengan alat bantu yang cukup
sehingga tidak membahayakan konstruksi juga
para pegawai dan mempermudah dalam
pengerjaannya.

- Ketinggian dan kemiringan atap harus


disesuaikan dengan gambar rencana.
- Bentuk dan model atap juga harus sesuai dengan
gambar rencana
d. Waktu Pelaksanaan : Pekerjaan pembuatan Rangka dan penutup atap dikerjakan
dengan rapih dan setelah pekerjaan Struktur dan pasangan
dinding selesai dikerjakan.
e. Kriteria Kinerja Produk : Jika pekerjaan dikerjakan dengan baik dan memakai bahan
yang sesuai dengan spesifikasi teknis yang sudah
ditentukan maka hasil yang akan dicapai akan sangat
memuaskan bagi semua pihak.

Fabrikasi
1. Umum
Sebelum pabrikasi dilakukan, Kontraktor akan mengajukan gambar kerja (shop drawings)
dan perhitungan konstruksi untuk disetujui oleh Pengawas. Kontraktor tidak akan memulai
pekerjaan sebelum gambar kerja disetujui oleh Pengawas. Gambar kerja harus menunjukkan
detail secara jelas untuk hal-hal sebagaiberikut
- Dimensi lay out dan metrik.
- Type dan lokasi sambungan
- Dimensi bagian-bagian konstruksi bentuk, detail dan berat setiap unit konstruksi.

Kontraktor akan meminta ijin serta persetujuan dari Pengelola Teknis Proyek atau Pengawas
tentang Batas toleransi yang akan digunakan sehubungan dengan fabrikasi, dan fabrikasi
harus dilakukan sesuai Batas toleransi yang disetujui.
Fabrikasi dilaksanakan dalam bengkel/workshop yang memenuhi syarat,
terlindung dari pengaruh cuaca dan banjir. Kontraktor akan membuat
workshop di lokasi sesuaidengan lingkup pekerjaan dengan persetujuan Direksi
atau Pengawas.
Bagian konstruksi kuda-kuda yang telah selesai harus bebas dari puntir, bengkok dan
sambungan-sambungan terbuka

2. Pola Pengukuran
Pola (`mal') pengukuran dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk menjamin
ketelitian pekerjaan harus disediakan oleh Penyedia Jasa Pabrikasi. Semua pengukuran harus
dilakukan dengan menggunakan pipa-pipa besi yang telah disetujui.ukuran-ukuran dari
pekerjaan baja yang tertera pada gambar rencana dianggap ukuran pada 25°C.
3. Pemotongan
Pemotongan dilakukan dengan mesin pemotong berkualitas terbaik. Pekerjaan besi dapat
dipotong dengan menggunting, menggergaji atau dengan las pemotong.
Permukaan yang diperoleh dari hasil pemotongan harus siku terhadap bidang yang dipotong,
tepat dan rata menurut ukuran yang diperlukan.

4. Pekerjaan Mesin Perkakas dan Gerinda yang diperkenankan


Apabila plat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotongan, material yang
diperkenankan terbuang sebanyak-banyaknya 3 mm, pada plat setebal 6 mm dan pada plat yang tebalnya
lebih besar dari 12 mm.
5. Pemotongan Dengan Las Pemotong
Las pemotongan digerakkan secara mekanis dan diarahkan dengan sebuah mal serta bergerak
dengan kecepatan tetap. Pinggir yang dihasilkan oleh las pemotong harus bersih serta lurus dan
untuk menghaluskan tepi yang dipotong itu harus digunakan gerinda. Gerinda bergerak searah dengan
arah las pemotong, tepi harus diselesaikan sedemikian sehingga bebas dari seluruh bekas kotoran besi.
6. Pekerjaan Las & Pengawasan Pekerjaan
Pekerjaan las harus dikerjakan oleh tukang las, dibawah Pengawasan langsung seorang yang
ahli dan pengalaman yang sesuai untuk pekerjaan semacam itu.

Penyedia Jasa harus menyerahkan shop drawing pengelasan kepada Direksi/Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan, dan jika ada perubahan harus persetujuan terlebih dahulu dari Direksi /
Konsula Pengawas..

Detail-detail khusus menyangkut sambungan, cara pengelasan, jenis dan ukuran serta kekuatan
arus listrik untuk las tersebut harus diajukan Penyedia Jasa untuk
mendapatkan persetujuan Direksi/Konsultan Manajemen Konstruksi terlebih dahulu sebelum
pekerjaan las listrik dapat dilakukan. Ukuran elektroda, arus dan tegangan listrik, dan kecepatan
busur listrik, yang digunakan pada listrik, harus seperti yang dinyatakan oleh pabrik las listrik
tersebut dan tidak boleh terjadi penyimpangan tanpa persetujuan tertulis dari
Direksi/ Konsultan Pengawas.

Plat-plat yang akan di las harus bebas dari kotoran-kotoran besi, minyak, cat, karet atau lapisan lain yang
dapat mempengaruhi mutu las.
Las dengan retak susut, retak pada bahan dasar, berlubang dan kurang tepat letaknya harus
disingkirkan.

7. Pengeboran Lubang Baut/Lubang Sambungan


Semua lubang harus di bor setebal material. Bila memungkinkan untuk mendapatkan lubang
yang lurus maka semua plat, potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bersama-sama
kemudian di bor biar bias menembus seluruh tebal sekaligus.
Bila menggunakan baut pas pada salah satu lubang maka lubang ini di bor lebih kecil dan
kemudian baru diperbesar untuk mencapai ukuran sebenarnya. Cara lain ialah bahwa batang-batang
dapat dilubangi tersendiri dengan menggunakan mal. Setelah mengebor, seluruh kotoran besi harus
disingkirkan dan plat penjepit dan sebagainya dapat dilepas bila perlu. Diameter lubang untuk baut,
kecuali baut pas, adalah 1.50 mm lebih besar dari pada diameter yang tertera pada gambar
rencana.
Diameter lubang untuk baut pas harus dalam toleransi yang diberikan.
Jika pengeboran tidak dilakukan untuk menembus seluruh tebal elemen-
elemennya, secara sekaligus, maka lubang dapat di bor dengan ukuran yang lebih
kecil dahulu dan kemudian jika lubang kurang dilakukan perubahan pada saat
montase percobaan.

8. Pengecatan
Sebagai kelanjutan pekerjaan montage, maka seluruh permukaan rangka di lapis / dibersihkan dengan
bahan epoxy kemudian dimenie dan dilapis finishing painting / cat dengan semprot atau cara
lainnya yang disetujui Direksi Pengawas sampai dengan hasil yang dikehendaki.
Metode Pelaksanaan
a. Menyusun rencana kerja yang baik agar tiap item pekerjaan tidak saling mengganggu.
b. Menyiapkan shop drawings, persetujuan material, surat ijin melaksanakan pekerjaan yang
akan disetujui oleh konsultan pengawas.
c. Melengkapi dan menyediakan tenaga kerja yang terlatih serta peralatan dan alat pelindung
diri yang diperlukan untuk melancarkan pekerjaan.
d. Pada pelaksanaan pekerjaan, semua akan bekerja sesuai dengan gambar perencanaan,
RKS dan standar persyaratan tentang pekerjaan Atap
e. Pemasangan Rangka Baja
- Bentuk rangka atap, baik bentang, tinggi dan kemiringanya sesuai dengan Gambar Bestek
dirakit/dipasang menurut bentuknya pada Bengkel kerja.
- Semua lubang baut atau lubang yang dibuat untuk alat sambung lainnya harus dicocokan
sehingga dapat dibaut dengan mudah.
- Setiap bagian struktur harus disetel sesegera mungkin setelah struktur didirikan.
Sambungan tidak boleh dikencangkan sebelum struktur dijajarkan, diratakan, ditegakkan,
dan dibaut sementara, untuk menjamin tidak terjadinya perpindahan posisi pada saat
mendirikan atau menyetel bagian struktur berikutnya. Untuk rangka batang yang
panjangnya lebih besar dari 2 meter harus ditempatkan plat kopel baik pada batang
tarik maupun batang tekan.
- Pengencangan ulang baut yang pernah dikencangkan penuh harus dihindari. Dalam
kondisi apapun, baut yang pernah dikencangkan penuh tidak boleh digunakan lagi di
lubang lagi. Pengencangan tangan dan pengencangan akhir baut-baut dalam suatu
sambungan harus dikerjakan mulai dari bagian sambungan yang paling kaku menuju ke tepi
bebas. Hasil pemasangan rangka baja harus disetujui oleh Konsultan Supervisi
C. PEKERJAAN PENUTUP ATAP

Persiapan

• Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan penutup atap genteng
keramik.
• Approval material yang akan digunakan.
• Persiapan lahan kerja.
• Persiapan material kerja, antara lain : zinkcalume, genteng ringan, nok atap, dynabolt,
sekrup, dll.
• Persiapan alat bantu kerja, antara lain : schaffolding, waterpass, meteran, selang air, bor
listrik, cutting well, benang, dll.

Pengukuran

• Terlebih dahulu lakukan survey lapangan untuk area yang akan dipasang penutup atap
genteng ringan dan penentuan leveling ketinggian rangka atap baja ringan.

Fabrikasi kuda-kuda atap baja ringan dan pemasangannya

• Kuda-kuda atap baja ringan mulai difabrikasi pada saat kolom lantai atas sudah
terpasang, dengan asumsi setelah ring balk selesai dicor, kuda-kuda baja ringan sudah
siap untuk dipasang. Pemotongan baja ringan dilakukan dengan menggunakan mesin
potong baja ringan.
• Setelah ring balok selesai dicor, diadakan pengukuran dan setting supaya lebih akurat.
• Setelah semua ukuran diketahui, maka atap baja ringan mulai dapat dipasang yang
menumpu pada ring balk dengan perkuatan baut dynabolt. Perkuatan antara rangka baja
ringan dengan menggunakan sekrup (baut).
• Karena daya tariknya tinggi dan kekakuannya rendah, maka factor yang sangat
menentukan dalam pekerjaan kuda-kuda baja ringan adalah pengaku (bracing).
Pemasangan reng baja ringan

• Sebelum reng baja ringan dipasang, pastikan dahulu bahwa posisi kemiringan kuda-kuda
baja ringan sudah sama dan kuat sehingga tidak akan ada lagi perubahan.
• Kuda-kuda baja ringan diberi tanda untuk pemasangan siku penahan reng. Setelah
seluruh kuda-kuda baja ringan diberi tanda, kemudian reng dipasang diatas kuda-kuda
baja ringan pada posisi plat siku dengan perkuatan menggunakan sekrup.

Pasang penutup atap genteng keramik

• Setelah seluruh kuda-kuda baja ringan dan reng terpasang dengan benar (setting)
dilanjutkan dengan pemasangan penutup atap yaitu menggunakan genteng ringan.
• Sebelum penutup atap dipasang, semua kemiringan atap dan kelurusan akhiran reng serta
kuda-kuda diperiksa ulang, karena kalau kemiringan reng dan kuda-kuda tidak sama
mengakibatkan genangan air.
• Pasang penutup atap pada posisi di atas reng, kemudian dilanjutkan pemasangan nok
atap.
• Yang perlu diperhatikan dalam pemasangan penutup atap adalah jarak reng sesuai dengan
aturan yang telah ditentukan (sesuai dengan ukuran spesifikasi bahan penutup atap).
C. PEKERJAAN WATERPROOFING

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan waterproofing ini dilakukan atas permukaan beton, khususnya untuk area atap, listband, kolam
serta meliputi seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan
Penggunaan dilakukan sesuai dengan persyaratan dari pabrik.

3. Syarat – Syarat Pelaksanaan.


- Bahan yang digunakan sebelum dipasang, terlebih dahulu di serahkan contoh- contohnya kepada Direksi
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan yang disertai brosur/spesifikasi dari produsen.
- Permukaan beton yang akan dilapisi dengan bahan waterproofing harus sudah dalam keadaan rata, tidak ada
bekas-bekas adukan serta dalam keadaan kering dan tidak lembab. Permukaan beton harus bersih dan
bebas dari debu, minyak, pasir dan bebas dari keretakan struktur.
- Pekerjaan waterproofing dilakukan (sesuai ketentuan) di atas bidang permukaan yang telah memenuhi
persayaratan. Pelapisan bahan sesuai dengan ketentuan/persyaratan dari pabrikyang bersangkutan. Semua
peralatan yang digunakan harus memenuhi persyaratan.
- Pelaksanaan pekerjaan waterproofing harus dikerjakan oleh orang yang ahli dan berpengalaman (aplikator
yang disetujui dari pabrik) dan terlebih dahulu mengajukan metode sesuai dengan spesifikasi pabrik untuk
mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas.
- Kontraktor diwajibkan untuk melakukan percobaan/pengetesan terhadap hasil pekerjaan atas biaya sendiri,
seperti dengan cara member genangan air di atas permukaan yang telah diberi lapisan waterproofing berikut
dengan pembuatan tanggulannya.
- Kalau terjadi kerusakan pada waktu pekerjaan ini dilaksanakan maka Kontraktor harus memperbaiki,
mengganti sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi. Biaya yang timbul adalah tanggung jawab
Kontraktor.
- Pekerjaan waterproofing ini harus mengikuti petunjuk-petunjuk dan syarat-syarat teknis pabrik.
- Pada pertemuan antara bidang horisontal dengan bidang vertikal (sudut) harus diberi adukan sedemikian
rupa (sesuai gambar) agar pada pengaplikasian pada daerah tersebut waterproofing tidak patah (retak).

Setelah pekerjaan waterproofing selesai, Kontraktor harus mengadakan pengetesan selamahari berturut-turut
dengan hasil tidak ada kebocoran sedikitpun kemudian baru ditutup dengan lapisan screeding dengan ketebalan
minimal 5 cm sebagai proteksi dari ultra violet dan aus karena gesekan ataupun ditutup lapisan keramik. Kontraktor
juga diwajibkan RKS melakukan test tambahan setelah penutup waterproofing dikerjakan (screed/lapis keramik)
untuk lebih meyakinkan bahwa daerah tersebut sudah terbebas dari rembes/bocor.
PEKERJAAN ARSITEKTUR

A. PEKERJAAN PASANGAN DINDING, PLESTERAN & ACIAN


Lingkup Pekerjaan ini sesuai BQ adalah sebagai berikut :
1 Pas. Dinding bata merah bata merah
2 Pas. Ring balk beton 15/20 camp 1:2:3
3 Pek. Plester camp 1:3
4 Pek. Aci PC

PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA

TENAGA KERJA

Para pekerja yang memenuhi kualfikasi serta keterampilan yang di butuhkan sesuai pelaksanaan
yang akan di lakukan.

PENJELASAN ALAT

Alat – alat standar SNI sesuai kondisi di lokasi lapangan/proyek (Sendok Semen, Pacul, Linggis,
Sekop, Benang, Ember, Alat ukur, Lot Vertikal, Waterpas).

K3 DALAM PEKERJAAN

Setiap pelaksanaan kegiatan lapangan diwajibkan memakai safetty shoes, helm standar proyek
safety belt,sarung tangan dan alat-alat K3 sesuai standar pekerjaan.

TEKNIS PELAKSANAAN

PERSYARATAN BAHAN
Batu bata yang dipakai adalah batu bata dengan standar mutu setara jatiwangi. Bata merah
tersebut ukurannya harus memenuhi persyaratan NI – 10 dan PUBB 1970 (NI- 3).

PERSYARATAN CAMPURAN
Adukan untuk pasangan dan plesteran dibuat dengan macam -macam ukuran perbandingan
campuran tersebut dibawah ini :
MACAM PERBANDINGAN PENGGUNAAN
M1 1 Pc : 2 Ps 1. Untuk pemasangan batu belah, dinding batu bata yang kedap air
2. Untuk pekerjaan pemasangan ubin plint, ubin keramik dan ubin porselen
M2 1 Pc : 3 Ps 1. Untuk plesteran beton bertulang yang tidak kedap air
2. Untuk rollaag pasangan batu bata
M3 1 Pc : 4 Ps 1. Untuk pasangan pondasi dari batu gunung belah
2. Untuk adukan tegel dibawah lantai
3. Untuk plesteran lingir (sponing)
4. Untuk pasangan tegel yang menempel pada pasangan batu beton
M4 1 Pc : 5 Ps 1. Untuk pasangan dinding yang tidak kedap air
2. Untuk semua plesteran dinding tidak kedap air untuk bagian
dalam maupun bagian luar

Metode Pelaksanaan.
- Semua pekerjaan pasangan bata harus diatur sebelumnya
agar hubungan-hubungan vertikal dan horizontal dapat
bertepatan dengan pembukaan dan dimensi yang
dikehendaki dan dipersyaratkan dalam gambar
perencanaan,

- Pasangan pagar dinding bata yang lurus, tegak dan rata dalam lapisan -lapisan sejajar
dan waterpass yang teratur rapi, dipasang dalam " running bond ". Tidak satupun bata
yang berukuran kurang dari 10 cm boleh dipakai, kecuali pada pembukaan - pembukaan
atau sudut-sudut yang memang dikehendaki ukuran yang lebih pendek.

- Sebelum dipasang, batu bata harus dicelup air


hingga jenuh, terutama pada pengerjaan
dimusim kemarau, dengan maksud agar
pengeringan pasangan tidak terlalu cepat
sehingga dapat terjalin ikatan yang sempurna
antara bata dengan adukan. Siar-siar harus
dikeruk sedalam 1 cm, sehingga terdapat alur-
alur yang rapi sebelum pekerjaan plesteran dimulai.

- Pada prinsipnya semua pagar dinding bata merupakan dinding 1/2 bata, kecuali
beberapa pasangan seperti ditunjukkan dalam gambar. Dalam satu hari pengerjaan
pasangan dinding tidak boleh melebihi ketinggian 1 m.

- Untuk setiap dinding bata yang luasnya melebihi 12 m 2 harus diberi rangka penguat
dari beton dengan tulangan praktis dan ditempat dimana angker -angker kosen berada
harus dicor beton 1 pc ; 3 ps ; 5 kr sebagai ikatan.Pasangan bata yang menempel
pada beton harus diangker pada beton tersebut, dan dalam proses pengeringannya,
pasangan harus selalu dibasahi selama minimal 7 hari.
- Pasangan dinding bata tidak boleh diterobos, paralel / horizontal , kecuali pembukaan -
pembukaan dan lubang-lubang yang sudah direncanakan dan disediakan sesuai dengan
gambar-gambar untuk keperluan pekerjaan mekanikal, listrik, pemipaan dan lain-
Iain.Semua dinding bata harus difinish dengan plesteran, kecuali disebutkan lain
dalam gambar atau akan dilapis dengan lapisan marmer, cladding aluminium, ceramik,
porselin, concrete block dan lain-lain. Dalam hal dipasang bata klinker, alur-alurnya
(naad) harus selebar 0,5 cm dan dalamnya 0,5 cm, Pasangan harus lurus, teratur dan rapi.

PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN


Pelapisan pada dinding yang merupakan bagian finishing untuk pekerjaan
akhir yang menutup semua atau melapis dua muka pasangan batu-bata dan
pekerjan ini harus dijamin kerataan dan tegak lurus yang membentuk sudut
90 derajat dari bagian antai yang ada maupun langit-langit.

Acian adalah bagian paling akhir pada pekerjaan dinding setelah di plester, sehingga dari
permukaan dinding menjadi halus dan rata yang nantinya memudahkan pekerjaan pengecatan.

PENJELASAN BAHAN

Bahan yang di butuhkan yaitu Semen, Pasir,Air

PENJELASAN TENAGA KERJA

Para pekerja yang memenuhi kualfikasi serta keterampilan yang di butuhkan sesuai pelaksanaan
yang akan di lakukan.

PENJELASAN ALAT

Alat – alat standar SNI sesuai kondisi di lokasi lapangan/proyek (Sendok Semen, Benang,
Ember, Alat ukur).

K3 DALAM PEKERJAAN

Setiap pelaksanaan kegiatan lapangan diwajibkan memakai safetty shoes, helm standar proyek
safety belt,sarung tangan dan alat-alat K3 sesuai standar pekerjaan.

Plesteran dan Acian dinding batu bata


- Semen yang akan digunakan untuk pekerjaan plesteran dan acian
sama dengan yang digunakan untuk pekerjaan beton.
- Pasir yang digunakan pasir yang berbutir, tajam dan keras.
- Air yang digunakan untuk adukan dan plesteran sama dengan
persyaratan yang digunakan untuk pekerjaan beton.
- Bahan adukan dicampur dalam keadaan kering dan diaduk
dengan alat / mesin pengaduk sehingga campur benar-benar, baru
kemudian dicampur dengan air hingga merata dalam warna dan
konsistensi. Adukan yang telah mulai mengeras harus dibuang.
- Melunakkan adukan yang telah mengeras tidak diperbolehkan.
- Sebelum pasangan plesteran dimulai, semua bidang dinding
yang akan diplester, harus dibersihkan dan disiram air dahulu,
sedangkan siar-siarnya harus dikeruk sedalam 1 cm. Pekerjaan
plesteran ini dilaksanakan dengan penuh keahlian dan
ketelitian. Bidang-bidang plesteran yang tidak rata, berombak
atau retak-retak harus diulangi dan diperbaiki. Untuk
kemudahan pekerjaan plesteran dapat dibuat alur-alur duga /
kepala plesteran atau kelabangan terlebih dahulu, dengan
ketebalan yang sama dengan tebal plesteran yang direncanakan.
- Plesteran yang baru saja selesai tidak boleh langsung difinish, dan selama proses
pengeringan, plesteran harus disiram air agar tidak terjadi retak - retak rambut akibat
pengeringan yang terlalu cepat, selama 7 hari terus menerus.
- Bidang-bidang beton yang tampak dan akan diplester, sebelumnya harus dipahat kasar,
kemudian disiram / dibasahi air semen agar plesteran dapat melekat dengan baik.
- Metode pekerjaan Acian

o Dinding yang sudah rapih diplester, jika telah kering den tidak ada reta -retak,
diteruskan dengan pekerjaan acian.
o Acian dilakukan dengan saus semen dicampur dengan air.
o Acian harus rata dan halus sehingga tampak bersih d an rapih, tidak ada
lelehan saus semen dan lainnya.
o Setelah acian setengah kering digosok dengan kertas semen sampai rata dan
halus.

PENGENDALIAN TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN AKIBAT PEKERJAAN


PASANGAN BATA & PLESTERAN

Pekerjaan pemasangan bata dan Plesteran agar tidak menggangu lingkungan sekitar akibat
benda benda yang jatuh dari lantai atas maka di butuhkan jaring pengaman. Ini berguna
sebagai proteksi kecelakaan baik pekerja maupun orang – orang disekitar dekat proyek
pembangunan.
B. PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA

Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan Kusen & Daun Jendela & Accessories

1. Kusen Pintu Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Pintu P-1 ; sealent ; karet ; Bouvenlight Kaca Kruis ;
Kaca rayband 5 mm ; lengkap
2. Kusen Pintu Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Pintu P-2 ; sealent ; karet ; Bouvenlight Kaca Kruis ;
Kaca rayband 5 mm ; lengkap
3. Kusen Pintu Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Pintu P-2 ' ; sealent ; karet ; Bouvenlight
Kaca Kruis ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap
4. Kusen Pintu Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Pintu P-3 ; sealent ; karet ; lengkap
5. Kusen Pintu Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Pintu P-A ; sealent ; karet ; Bouvenlight Kaca Kruis ;
Kaca rayband 5 mm ; lengkap
6. Kusen Pintu Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Pintu P-B ; sealent ; karet ; Bouvenlight
Kaca Kruis ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap
7. Kusen Pintu Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Pintu P-S (Shaft) ; sealent ; karet ; lengkap
Kusen Pintu Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Pintu P-S-1 (Shaft- Toilet Pria )
sealent ; karet ; lengkap
8. Daun Pintu Rangka Alumunium ; warna : Coklat ; Daun Pintu P-1 ; sealent ; karet ; Kaca rayband 6
mm ; lengkap
9. Daun Pintu Rangka Alumunium ; warna : Coklat ; Daun Pintu P-2 ; sealent ; karet ; Kaca rayband 6
mm ; lengkap
10. Daun Pintu P-2 '
a). Daun Pintu Rangka Alumunium ; warna : Coklat ; sealent ; karet ; lengkap (uk. Standart)
b). Daun Pintu Rangka Alumunium ; warna : Coklat ; sealent ; karet ; lengkap (Uk. Kecil)
11. Daun Pintu P-3 ; Rangka Kayu ; Lapis Multiplex 4 mm + Finish HPL ;
Inlaid 5 mm ; Lengkap
12. Daun Pintu P-A ; Rangka Kayu ; Lapis Multiplex 4 mm + Finish HPL ; Inlaid 5 mm ; Kaca Sandblast
t : 6 mm ; beveled 1 Muka ; lebar : 1 cm
13. Daun Pintu P-A ; Rangka Kayu ; Lapis Multiplex 4 mm + Finish HPL ; Inlaid 5 mm ; Kaca Sandblast
t : 6 mm ; beveled 1 Muka ; lebar : 1 cm
14. Daun Pintu P-S & P-S 1 ; Rangka Kayu ; Lapis Multiplex 4 mm + Finish HPL ; Inlaid 5 mm ;
Lengkap
15. Engsel 4" Daun Pintu Alumunium ; 1 Daun = 3 bh Engsel : Lengkap (P-1 ; P-2 : P-2')
16. Handle Alumunium ; Daun Pintu Alumunium ; 1 Daun = 1 pasang Handle : Lengkap (P-1 ; P-2 : P-2')
17. Kunci cylinder ; Daun Pintu Alumunium ; 1 Daun = 1 Bh Kunci : Lengkap (P-1 ; P-2 : P-2')
18. Door Closer ; Daun Pintu Alumunium ; 1 Daun = 1 Bh Door Closer : Lengkap (P-1 ; P-2 : P-2')
19. Engsel 4" Daun Pintu Kayu ; 1 Daun = 3 bh Engsel : Lengkap (P-3 ; P-A : P-B)
Handle Pintu ; Daun Pintu Kayu ; 1 Daun = 1 pasang Handle : Lengkap (P-A ; P-B )
20. Kunci cylinder ; Daun Pintu Kayu ; 1 Daun = 1 Bh Kunci : Lengkap (P-A ; P-B)
21. Door Closer ; Daun Pintu Kayu ; 1 Daun = 1 Bh Door Closer : Lengkap (P-3 ; P-A : P-B)
22. Handle & Kunci /Lock Case ; Daun Pintu Kayu ; 1 Daun = 1 pasang Handle & Kunci : Lengkap (P-3)
23. Engsel 4" Daun Pintu Kayu ; 1 Daun = 2 bh Engsel : Lengkap (P-S ; P-S 1 )
24. Handle Pintu ; Daun Pintu Kayu ; 1 Daun = 1 pasang Handle : Lengkap (P-S ; P-S 1 ) Kunci cylinder ;
Daun Pintu Kayu ; 1 Daun = 1 Bh Kunci : Lengkap (P-S ; P-S-1)

Pekerjaan Kusen & Daun Jendela ; Bouvenlight ; Alumunium & Accessories

1. Kusen Jendela Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Jendela J-1 ; sealent ; karet ; Bouvenlight
Kaca Kruis ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap
2. Kusen Jendela Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Jendela J-2 ; sealent ; karet ; Bouvenlight
Kaca Kruis ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap
3. Kusen Jendela Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Jendela J-3 ; sealent ; karet ; Bouvenlight
Kaca Kruis ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap
4. Kusen Jendela Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Jendela J-K ; sealent ; karet ; lengkap
5. Kusen Jendela Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Jendela PR - 17 (R. Security)
sealent ; karet ; lengkap
6. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight BV-1 ; sealent ; karet :
Kaca Kruis ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap
7. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight BV-2 ; sealent ; karet ;
Kaca Kruis ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap
8. Daun Jendela Rangka Alumunium ; warna : Coklat ; Daun Jendela J-1 ; sealent ; karet ; Kaca
rayband 5 mm ; lengkap
9. Daun Jendela Rangka Alumunium & kaca Mati ; warna : Coklat ; Daun Jendela J-2
Sealent ; Karet ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap
10. Daun Jendela Rangka Alumunium & kaca Mati ; warna : Coklat ; Daun Jendela J-3
Sealent ; Karet ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap
11. Daun Jendela kaca Mati ; Jendela J-K ; sealent ; karet ; Kaca Rayband 5 mm
12. Daun Jendela kaca Mati ; Jendela PR - 17 ( R. Security) ; sealent ; karet ; kaca rayband 5 mm
13. Engsel Casement Daun Jendela Rangka Alumunium ; 1 Daun = 1 pasang Engsel
16. Kusen Bouvenlight
Lengkap (J-1 ; J-2 : Alumunium
J-3) 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-1 ; sealent ;
karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 260 cm ; 5 Lubang BV)
14. Rambuncis ; Daun Jendela Alumunium ; 1 Daun = 1 Bh Rambuncis : Lengkap (J-1 ; J-2 : J-
17. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-2 ; sealent ;
3)
15. karet ; Kaca
Handle Mati
; Daun ; KacaAlumunium
Jendela rayband 5 mm ; lengkap
; 1 Daun ; (Uk.
= 1 Bh 32 cm
Handle X 620 cm
: Lengkap ; 10; J-2
(J-1 Lubang
: J-3)BV)
18. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-3 ; sealent ;
karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 350 cm ; 7 Lubang BV)
19. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-4 ; sealent ;
karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 620 cm ; 10 Lubang BV)
20. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-4 - A ; Sealent
; Karet ;Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 620 cm ; 8 Lubang BV) ;
Atas R. Kelas Kecil 01
21. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-5 ; sealent ;
karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 470 cm ; 10 Lubang BV)
22. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-6 ; sealent ;
karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 360 cm ; 6 Lubang BV)
23. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-7 ; sealent ;
karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 930 cm ; 20 Lubang BV)
24. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-8 ; sealent ;
karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 250 cm ; 5 Lubang BV)
25. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-9 ; sealent ;
karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 170 cm ; 4 Lubang BV)
26. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-10 ; sealent ;
karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 1080 cm ; 20 Lubang BV)
27. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-11 ; sealent ;
karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 200 cm ; 3 Lubang BV)
28. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-12 ; sealent ;
karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 610 cm ; 11 Lubang BV)
29. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-13 ; sealent ;
karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 270 cm ; 5 Lubang BV)
30. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-14 ; sealent ;
karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 360 cm ; 6 Lubang BV)
31. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-15 ; sealent ;
karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 290 cm ; 5 Lubang BV)
32. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-16 ; sealent ;
karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 80 cm ; 2 Lubang BV)
33. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-17 ; sealent ;
karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 250 cm ; 5 Lubang BV)
34. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-18 ; sealent ;
karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 800 cm ; 16 Lubang BV)
35. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-19 ; sealent ;
karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 530 cm ; 10 Lubang BV)
36. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-20 ; sealent ;
karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 710 cm ; 12 Lubang BV)
39.
37. Kusen
Kusen Bouvenlight
Bouvenlight Alumunium
Alumunium 44 "" ;; warna
warna :: Coklat
Coklat ;; Bouvenlight
Bouvenlight Partisi
Partisi PR-23
PR-21 ;; sealent
sealent ;;
karet
karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 720 cm ; 10 LubangBV)
; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 530 cm ; 9 Lubang BV)
38. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-22 ; sealent ;;
40. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-24 ; sealent
karet ;; Kaca
karet Kaca Mati
Mati ;; Kaca
Kaca rayband
rayband 55 mm
mm ;; lengkap
lengkap ;; (Uk.
(Uk. 32
32 cm
cm X
X 470 cm ;; 10
570 cm 8 Lubang
LubangBV)BV)
41. Kusen Bouvenlight Alumunium 4 " ; warna : Coklat ; Bouvenlight Partisi PR-25 ; sealent ;
karet ; Kaca Mati ; Kaca rayband 5 mm ; lengkap ; (Uk. 32 cm X 470 cm ; 10 Lubang BV)
42. Railling Tangga Utama ; Besi Hollow 4/4 cm ; plat strip 1,2 mm ; Hand Railling : Kayu
Kamper ; finish
43. Railling Tangga Darurat ; Besi Hollow 4/4 cm ; plat strip 1,2 mm ; Hand Railling : Kayu
Kamper ; finish
44. Railling ; Stainlessstel 2" utk Difeble, 2 km/wc

TEKNIS PELAKSANAAN
Pembuatan
a. Semua profil alluminium dikerjakan secara pabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan
kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan. Bahan yang akan diproses
pabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk, toleransi ukuran, ketebalan,
kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang dipersyaratkan. Untuk keseragaman warna
disyaratkan sebelum proses pabrikasi warna profil-profil harus diseleksi secermat mungkin.
Kemudian pada waktu pabrikasi profill/komponen yang akan dipakai harus diseleksi lagi
warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama.
b. Pemotongan aluminium hendaknya dikerjakan pada tempat yang aman/terlindung dari
benda-beda yang dapat menyebabkan kerusakan pada permukaan, terutama dari material
besi. Hasil pemotongan dengan mesin potong, mesin punch, drill setelah dirangkaikan untuk
pintu, jendela mempunyai toleransi ukuran untuk tinggi dan lebar adalah 1 mm, dan untuk
diagonal adalah 2 mm.
c. Profil alluminium harus dilindungi terutama dari retak, bercak noda atau goresan pada
permukaan yang tampak selama pabrikasi maupun pemasangan. Pengelasan dibenarkan
menggunakan Non-Activated Gas (Argon) dari arah bagian dalam agar sambungan tidak
tampak oleh mata.
d. Sekrup harus dipasang sedemikian rupa, sehingga tidak terlihat dari luar, menggunakan
sekrup anti karat/stainless steel, tiap sambungan harus kedap air.
e. Untuk pemegang profil dan perlengkapan lain dari profil aluminium yang akan kontak
dengan permukaan metal (besi,tembaga dan lain-lain), maka permukaan metal yang
bersangkutan harus diberi lapisan chromium untuk menghindari kontak korosi.
f. Toleransi pemasangan profil aluminium dengan dinding adalah 10 - 25 mm, kemudian celah
yang terjadi diisi dengan beton ringan/grout. Agar kedap air dan kedap suara sekeliling tepi
profil diberi 'sealant`. Profil yang bersentuhan dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau
plesteran, diberi lapisan 'Anti Corrosive Treatment` dengan Insulating Varnish seperti
Asphaltic Varnish.
g. Setelah pemasangan profil/kusen alluminium pintu dan jendela maka sekeliling kusen yang
berhubungan langsung dengan permukaan dinding perlu diberi lapisan Vynil Tape untuk
mencegah korosi selama masa pembangunan.
h. Profil aluminium harus terpasang dengan kuat pada setiap hubungan bersudut 90 derajat.
Apabila tidak terpenuhi, Kontraktor harus membongkar, biaya yang timbul adalah
tanggungan Kontraktor. Semua sistem dan mekanisme yang disyaratkan dalam Gambar
Kerja harus berfungsi dengan sempurna.
i. Daun pintu dan jendela harus dapat dibuka dengan sempurna, apabila terjadi kemacetan,
Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki, biaya yang timbul adalah tanggungan
Kontraktor.
j. Pada daun pintu ganda/double door, untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara
terutama pada ruang yang dikondisikan, hendaknya dipasang Mohair, jika perlu dapat
digunakan Synthetic Rubber atau bahan dari Synthetic Resin.
k. Kaca harus diteliti dengan seksama pada saat terpasang, tidak boleh menimbulkan getaran.
Apabila masih terjadi getaran, maka "Profil Rubber Seal` pemegang kaca harus diganti atas
biaya Kontraktor.
l. Pemasangan bahan kedap air antara kaca dan profil aluminium disyaratkan tebal minimum 5
mm. Bahan sealant yang tampak harus merupakan garis lurus, sejajar garis profil, bahan
yang mengenai kaca terpasang tidak melebihi 5 mm dari garis profil.
m. Kotor akibat noda-noda pada permukaan profil, setelah pemasangan harus dibersihkan
dengan 'Volatile Oil`.
n. Pintu-pintu dan jendela harus dilindungi dengan 'Corrugated Card Board` dengan hati-hati
agar terlindung dari benturan alat-alat pada waktu pembangunan.
o. Bila profil ternoda oleh semen, adukan dan bahan lainnya, bahan pelindung harus digunakan.
Kemudian bercak noda tersebut dicuci dengan air bersih, sebelum kering sapu dengan kain
yang halus kemudian diberi material pelindung.

PELAKSANAAN PEMASANGAN KUSEN PINTU DAN JENDELA

Pastikan permukaan lubang Ukur kedua sisi-sisi dan Potong batang kusen HOME Rekatkan kusen HOME
dinding tembok untuk kusen bawah untuk menentukan FRAME sesuai dengan FRAME kesisi tembok
pintu dan jendela dalam lebar, dan sisi-sisi kiri dan ukuran dengan dengan menggunakan sekrup
keadaan rata, level dan siku kanan menetukan tinggi menggunakan Circle Saw. dan fischer
kusen Potongan secara utuh arah
horizontal bagian ambang
atas kusen terlebih dahulu,
kusen vertical dipotong
unjungnya mengikuti profil
kusen horizontal
Isi celah kusen HOME Letakkan daun pintu atau Plastik pelindung HOME Untuk kusen HOME
FRAME dengan jendela kekusen HOME FRAME dapat dilepas FRAME polos pekerjaan
menggunakan Silicon Sealant FRAME beri tanda posisi setelah pekerjaan plesteran, pengecatan HOME FRAME
engsel dan kusen jendela aci dan pengecatan dinding dapat dilakukan sebelum
sehingga kusen HOME selesai. Isi celah kusen pekerjaan cat tembok dimulai
FRAME dilubangi pada HOME FRAME dengan disarankan menggunakan
posisi yang benar menggunakan Silicon spray gun dengan cara
Sealant disemprot

A. PERLENGKAPAN PINTU DAN JENDELA.


a. Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu
1) Semua pintu menggunakan peralatan kunci dari merk Wilka, Deckson, Hafele,
Dorma atau CISA dengan segala perlengkapannya antara lain : Lock case, Handle,
Back Plate, Anak Kunci dan perlengkapan lain yang diperlukan.
2) Untuk pintu-pintu alumunium dan daun pintu-pintu besi yang dipakai adalah
kunci cylinder Locks merk Wilka, Deckson, Hafele, Dorma atau CISA.
3) Untuk panel-panel listrik, pintu shaft dan lain-lain, kunci yang dipakai merk
Wilka, Deckson, Hafele, Dorma atau CISA.
4) Untuk daun jendela kaca dipakai handle pengunci merk Wilka, Deckson, Hafele,
Dorma atau CISA.
5) Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu.
Dipasang setinggi 90 Cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Pengawas lapangana.
6) Pegangan pintu masuk utama dipakai handle merk Wilka, Deckson, Hafele,
Dorma atau CISA dengan jenis yang ditentukan oleh Pengawas lapangan atas
contoh – contoh yang sampaikan.
7) Untuk jenis handle dari tipe solid tube, dengan anak kunci minimal 5 pin.
8) Untuk pintu Outomatic Sliding Door, mesin menggunakan PNM, Besam dan
Dorma.

Pekerjaan Engsel
o Untuk pintu-pintu panel pada umumnya menggunakan engsel pintu merk Wilka,
Deckson, Hafele, Dorma atau CISA atau yang setara jenis solid brasshinges atau
stainless steel dan dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun dengan
menggunakan sekrup dengan warna yang sama dengan warna engsel. Jumlah
engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu ,
ukuran engsel yang digunakan adalah 4”x3”x2,0 mm with 2 Ball Bearing (untuk
berat minimal 35 Kg/daun) untuk pintu kayu dan 4.5”x4”x3,0 mm with 2 Ball
Bearing untuk berat 40-75 Kg/daun) untuk pintu besi.
o Untuk jendela digunakan engsel Sidehung Friction Stays Wilka, Deckson, Hafele,
Dorma atau CISA.

Persyaratan Pelaksanaan
o Engsel atas dipasang + 28 Cm (as) dari permukaan atas pintu. Engsel bawah
dipasang + 32 Cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel tengah dipasang di
tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
o Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang + 28 Cm dari permukaan
pintu, engsel yang dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
o Penarik pintu (door full) dipasang 90 Cm (as) dari permukaan lantai.
o Pemasangan lock case, handle, back plate, serat door closer harus rapi, lurus dan
sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
Apabila hal tersebut tidak tercapai, Pelaksana Pekerjaan wajib memperbaiki tanpa
tambahan biaya.
o Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
o Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
o Pelaksana Pekerjaan wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di
lapangan. Di dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang
diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail
khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Dokumen Kontrak
sesuai dengan Standar Spesifikasi Pabrik.

B. PEKERJAAN KACA
Uraian ini mencakup persyaratan teknis untuk pelaksanaan pekerjaan pemasangan kaca pada rangka
pintu dan jendela, serta pengerjaan dan pemasangan untuk berbagai macam pekerjaan kaca.
Kaca sesuai dengan specifikasi yang di tuangkan dalam gambar dan perencanaan, bahan kaca di
seleksi dan dicermati terhindar dari cacat dan pemotongan di sesuaikan dengan format daun jendela
dan daun pintu, adapun pemasangannya setelah kusen sudah rapih dan terhindar dari pekerjaan-
pekerjaan kasar kusen. Maka pelaksanaan harus penuh kehati-hatian dari ukuran yang sudah sesuai
dan di pasang dengan tenaga terampil dengan menggunakan kelengkapan alat khusus yaitu Kop kaca
dua titik.
PENJELASAN TENAGA KERJA

• Para pekerja yang memenuhi kualfikasi serta keterampilan yang di butuhkan sesuai pelaksanaan
yang akan di lakukan.
• Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang telah berpengalaman di dalam
pelaksanaan pekerjaan kaca.
• Pemotongan, pengangkatan dan penyetelan kaca harus menggunakan peralatan yang khusus
digunakan untuk maksud itu, antara lain peralatan potong khusus kaca, kop untuk alat pengangkat
lembaran kaca dll peralatan yang diperlukan guna pelaksanaan pekerjaan.
• Ketentuan type material lihat pada gambar kerja.

PENJELASAN ALAT

Alat – alat standar SNI sesuai kondisi di lokasi lapangan/proyek (Kop dua titik, Kater, Sealant)

K3 DALAM PEKERJAAN

Setiap pelaksanaan kegiatan lapangan diwajibkan memakai safetty shoes, helm standar proyek safety
belt,sarung tangan dan alat-alat K3 sesuai standar pekerjaan.

BAHAN MATERIAL
a. Kaca
Semua kaca yang dipergunakan di dalam pelaksanaan pekerjaan ini secara umum harus bebas
dari cacat distorsi atau cacat-cacat fisik lainnya.

b. Peralatan Pelengkap Pemasangan Kaca


Semua peralatan pelengkap untuk pemasangan kaca harus sesuai dengan rangka tempat
kedudukkannya, tepat ukuran serta dari mutu terbaik serta harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.

c. Merk yang di setujui : Ashahimas, Stopsol, Panasap, untuk warna dan ketebalan mengikuti
gambar detail.

PELAKSANAAN
a. Pemeriksaan Keadaan Pekerjaan
Sebelum mulai pemasangan, Pelaksana Pekerjaan diminta untuk memeriksa keadaan lokasi
pemasangan, baik dalam hal kesiapan maupun ketelitian dan kecermatan pelaksanaan pekerjaan
pendahulunya.
b. Penyimpangan
Dalam hal terjadi penyimpangan pada pelaksanaan pekerjaan pendahulunya, Pelaksana Pekerjaan
diminta untuk segera melaporkan keadaan tersebut guna penyelesaian permasalahannya.
c. Pemotongan, Pengangkatan dan Pemasangan Kaca
Pemotongan kaca harus lurus, rapi dan halus, tepat ukuran, selanjutnya dipasang pada lokasinya
dengan jepitan yang sesuai, terpasang kuat serta tepat dalam posisinya, baik dalam hal ketegakan
ataupun kemiringan sesuai dengan gambar rancana.
d. Pembersihan
Pada penyelesaian, pekerjaan harus dalam keadaan bersih dan terpasang sesuai dengan mutu kerja
yang disyaratkan.

C. PEKERJAAN PASANGAN KERAMIK

Peralatan yang di gunakan diantaranya:

1 Waterpas

2 Sendok tembok

3 Martil Karet

4 Meteran

5 Benang

1. PENDAHULUAN
Pekerjaan keramik di sini merupakan pekerjaan finishing lantai yang di setiap bangunan akan
memerlukan dan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
2. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Dalam prose pemasangan keramik pada meja beton, hal-hal yang harus mendapat perhatian
lebih adalah dari segi ukuran keramik, tata letak keramik/penyusunannya, dan pada pemotongan
keramik tersebut
2.1 POLA TATA LETAK KERAMIK
Pola tata letak keramik harus disesuaian dengan idang yang akan dipasang keramik tersebut.
Peletakan atau pengaturan keramik harus mengikuti gambar kerja yang ada. Bila pemasangan
tersebut dilakukan menurut gambar kerja yang ada, maka hasil dari pekerjaan tersebut bisa
terlihat rapi/bagus dan sebaliknya, bila pemasangan tidak mengikuti gambar kerja, mak hasil yang
di dapat tidak terlihat rapi/bagus.
2.2 UKURAN POTONGAN
Ukuran keramik di pasaran sangat beragam, baik bentuk maupun corak yang ada. Oleh karena itu
perlu direncanakana alur keramik agar tidak ada sisa potongan - potongan kecil
3. METODE PEKERJAAN
3.1 ADUKAN
Adukan yang dipakai adalah sesuai syarat RKS/BQ. Untuk menghasilkan adukan yang tercampur
rata dan halus, maka pencampuran adukan memakai concrete mixer (beton molen ) dan pasir
harus diayak dulu sebelum dicampur.
3.2 KERAMIK
Sebelum dipasang keramik harus direndam air dahulu agar jenuh air, hal ini untuk menghindari
terjadinya retak pada naat keramik akibat adanya penyerapan air semen adukan oleh keramik.
Setelah direndam sampai jenuh air, maka keramik siap untuk dipasang, adapun tahapan
pemasangan keramik adalah sebagai berikut :
- Periksa pola tata letak bidangnya, lakukan pengukuran dengan selang air
- Beri tanda hasil pengukuran dan tarik benang antara 2 titik ukur
- Siapkan adukan dan buat kepalan adukan, periksa ketebalan adukan
- Setelah sama tebal, pasang keramik ratakan keramik dengan palu karet
- Lanjutkan pasangan keramik berikutnya naat antar keramik harus sama
- Setelah 3 lajur terpasang, periksa keramik dengan waterpass, bila rata dan tidak
bergelombang, pasangan keramik dilanjutkan. Bila ada selisih permukaan keramik, maka
pasangan keramik diperbaiki dulu.

Pekerjaan Dinding Keramik


1. Planning
a. Shop drawing :
 Menentukan sisa potongan keramik harus ≥ ½ badan keramik
 Menentukan nat keramik dinding & lantai agar bertemu & nad keramik seragam.
 Menentukan supaya perempatan keramik bertemu.
 Menentukan posisi dinding bata.
 Menentukan tata letak sanitasi air & fixture :
 Harus di peremptan / tengah badan keramik.
 Menentukan titik awal pemasangan keramik
- b. Perhitungan resources (sumber daya) :
 Bahan yang digunakan : Keramik, Semen Pc, Air, Additive
 Alat yang digunakan : jidar aluminium, bak air (ember), tempat dudukan
/tatakan keramik, benang atau senar, palu karet, plastic cross/tile spacer, water
pass, busa/spon, kain/lap basah
 Tenaga kerja : Menentukan tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai skejul
dan volume pekerjaan.
1. Pelaksanaan
Setelah pasangan batu bata, instalasi air dan listrik selesai, dimulai marking untuk batas pemasangan
keramik
- Pasangan bata diplester tanpa acian dengan ketebalan ± 2 cm , diamkan selama 1x24 jam sehingga
plesteran menjadi kuat.
- Sortir keramik agar menjadikan keseragaman : ukuran/dimensi, presisi, warna
PROSES SORTIR KERAMIK
jidar Alluminium

sortir keramik OK

jidar Alluminium

sortir keramik OK

jidar Alluminium

PROSES PERENDAMAN KERAMIK


- Rendam keramik yang akan di pasang ke dalam
bak air (ember ) selama 1 jam

keramik direndam selama 1 jam

- Keramik dianginkan dengan cara diletakan pada tempat dudukan / tatanan keramik, setelah proses
perendaman.

- papan dudukan keramik

-
- keramik dianginkan setelah direndam pada
dudukan bidang miring
-

- Basahi pasangan dinding yang akan dikeramik dengan air


- Pasang benang / senar untuk kepalaan , dan benang tersebut harus di cek secara periodik baik
kekencangan maupun elevasinya.

Benang arah vertikal

Dinding setelah diplester kasar

Keramik kepala sebagai acuan pemasangan


Benang arah horizontal

arah pemasangan horizontal

arah pemasangan vertikal

Lantai kondisi floor beton

- Cek lembar nad dan hindari las – lasan.


asangan
- Pasang perekat laticrete + semen (acian / air + semen) pada permukaan dinding.
- Beri acian pada seluruh permukaan sisibelakang keramik.
- Tempelkan keramik pada posisinya.
- Setelah itu ketuk keramik yang ditempel tersebut dengan palu karet agar merata.
- Atur jarak nad dengan lebar sesuai gambar kerja, supaya ukuran nad bisa seragam & rapi
diharuskan menggunakan plastic cross sebagai pengatur jarak nad / dengan tile spacer.
- Cek kerataan keramik dengan waterpass.
- Bersihkan permukaan keramik yang telah terpasang dengan kain/lap basah.
- Lakukan pengecekan nad dari laticrete menggunakan material grouting nad dengan alat busa /
spon.
- Setelah kring bersihkan sekitar pasangan keramik dan permukaan keramik dengan kain / lap basah.

Pekerjaan Lantai Keramik


1. Planning
a. Shop drawing :
• Menentukan sisa potongan keramik harus ≥ ½ badan keramik
• Menentukan nat keramik dinding & lantai agar bertemu & nad keramik seragam.
• Menentukann supaya perempatan keramik bertemu.
• Menentukann tata letak sanitair dan fixture : harus di perempatan / tengah badan

• Menentukann titik awal pemasangan keramik


• Menentukann expantion joint minimal setiap luasan 12m 2 – 16m2.
b. Perhitungan resources (sumber daya) :
• Bahan yang digunakan : keramik, semen pc, air, additive
• Alat yang digunakan : jidar aluminium, bak air (ember), tempat dudukan /tatakan keramik, benang
atau, senar, palu karet , sendok spesi, water pass, sekop, busa/spon, kain/lap basah
• Tenaga kerja : menentukan tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai skejul dan volume pekerjaan.
2. Pelaksanaan
• Siapkan peralatan dan bahan – bahan yang akan digunakan.
• Pahami gambar kerja, pola pemasangan dal lain – lain.
• Sortir keramik agar menjadikan keseragaman : ukuran/dimensi, presisi, warna

PROSES SORTIR KERAMIK


jidar Alluminium

sortir keramik OK

jidar Alluminium

sortir keramik OK

jidar Alluminium

• Rendam keramik yang akan di pasang ke dalam bak air (ember ) selama 1 jam

PROSES PERENDAMAN KERAMIK

keramik direndam selama 1 jam

• Keramik dianginkan dengan cara diletakan pada tempat dudukan / tatanan keramik, setelah
proses perendaman.
• Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai.
• Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai sesuai elevasi pada shop drawing.
kedudukan benang harus datar dan siku apabila dinding yang ada adalah dinding keramik, maka
kedudukan nad lantai harus disesuaikan dengan yang ada pada dinding.
benang horizontal

benang horizontal

lantai beton

• Pasang keramik sebagai pasangan kepalaan, sepanjang garis dasar yang telah terpasang.

benang horizontal

kepalaan horizontal melintang

kepalaan horizontal membujur


benang horizontal
• Cek kesikuan keramik dengan besi siku dan kerataan elevasi keramik dengan waterpass.

benang horizontal

waterpass
adukan spesi

benang horizontal

• Isi bagian / daerah permukaan lantai yang lainnya dengan adukan / spesi
• Setelah itu pasang keramik berikutnya sesuai posisi sampai selesai , usahakan supaya tidak ada las
– lasan.
• Jika keramik sudah terpasang semua, ketuk permukaan keramik dengan palu karet untuk
meratakan permukaan keramik supaya tidak rusak
• Cek kerataan keramik dengan waterpass.
• Bersihkan permukaan keramik yang telah terpasang dengan kain/lap basah.

keramik selesai dipasang

pembersihan dengan kain / lap basah


• Untuk menghindari naiknya lantai ( menggelembungnya lantai ) maka buatlah dilatasi.

600

Nat sealent 5 mm
Delatasi steroform 10 mm
Keramik
Dilatasi di tiap 2 kolom

Spesi
Keramik 40 x40

Dilatasi di tengah ruangan Plat beton


1200

A A

Keramik 40 x40

POTONGAN A-A

DILATASI LANTAI KERAMIK

• Kemudian siapkan isian / bahan cor nad pada bak air dan aduklah hingga rata.
• Setelah adukan rata isi sela – sela nad dengan bahan cor nad dengan menggunakan sendok spesi.
• Pegisian nad dilakukan apabila kedudukan keramik telah kuat atau spesi telah kering.
• Kemudian rapikan nad tersebut dengan cape.

Pengisian dan perapihan nad keramik


dengan kape
• Diamkan dan tunggu sampai nad tersebut benar – benar kering.
• Setelah kering, bersihkan permukaan pasangan keramik yang sudah di pasang nad dari sisa- sisa
bahan cor nad dengan menggunakan kain / lap basah sampai bersih.

keramik selesai dipasang

pembersihan dengan kain / lap basah

ALAT BANTU
Alat bantu yang dipakai untuk pelaksanaan pekerjaan keramik adalah :
- Mesin potong keramik
- Waterpass
- Concrete Mixer
- Selang Air
- Palu karet
- Busa/Spoon
- Ember/Drum
- Dolaag
- Alat penerangan

QUALITY CONTROL
1. Keramik
- Ukuran , tebal dan warna harus sama (1 nomor kode )
- Keramik tidak melengkung, harus rata & datar
2. Adukan
- Air dan semen harus cukup dan tidak boleh terlalu tebal
Langkah –langkah pasangan keramik lantan

Langkah –langkah pasangan keramik dinding


D. PEKERJAAN PLAFOND

LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Peketjaan ini meliputi

BAHAN MATERIAL
Bahan – Bahan
a. Spesifikasi gypsumboard
1) Jenis : Gypsumboard
2) Tebal : 9 mm

c. Rangka panel dari bahan hollow galvalum 20/40 & 40/40, sesuai dengan gambar dan RKS

PEKERJAAN PLAFOND
Metode Pelaksanaan
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai Pelaksana Kontraktor mengajukan sampel/
contoh terlebih dahulu kepada Pemberi tugas dan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.
b. Rangka plafond
- Cara pemasangan rangka plafond sesuai dengan denah rangka plafond Gambar
Bestek atau sesuai petunjuk Konsultan Supervisi.
- Rangka plafond harus digantung dengan alat gantung besi diameter 8 mm yang
dijangkarkan dengan baut atau paku sesuai dengan Gambar Bestek. Setiap 2 m2 luas
plafond harus dipasang minimal 4 pengantung plafond
- Rangka utama / struktural : pasangkan rangka utama struktural arah horizontal setiap
jarak 120 cm menerus dari bawah sampai atas setinggi partisi dan berikan pengikat
struktural pada bagian dasar (plat lantai bawah) dan puncak (plat lantai atas) untuk
mengakurkan partisi pada lantai dan langit-langit.
- Rangka pembagi sekunder : pasangkan rangka pembagi/sekunder setiap jenis jarak
120 cm arah vertikal mengisi bidang rangka utama.
- Pasangkan rangka secara baik, rata permukaan, kokoh dan sesuai dengan
perencanaan, kualitas pemasangan ini harus mendapat persetujuan dari MK/
konsultan pengawas
c. Bahan gypsum yang dikirim/didatangkan terbungkus asli lengkap dengan label dari
pabrik pembuat.
d. Sebelum pemasangan penggantung dan rangka, semua instalasi yang berada dalam
ruang langit-langit sudah harus terpasang dan telah disetujui oleh Pemberi tugas dan
Pengawas.
e. Bila setelah pemasangan instalasi pada bidang langit-langit terdapat kerusakan akibat
pekerjaan pemasangan langit-langit gypsum, maka Pelaksana Kontraktor akan
memperbaiki dengan mutu yang baik, tanpa mengakibatkan kerusakan pada instalasi
tersebut.
f. Sebelum pekerjaan dilaksanakan, Pelaksana Kontraktor menyerahkan gambar
shopdrawing.
g. Penyusunan pola dibuat sedemikian rupa sehingga tidak ada panel tepi yang berukuran
kurang dari ½ lebar asli dari panel. Disiapkan juga lubang-lubang untuk instalasi tata
udara, tata cahaya,tata suara,Fire fighting dan Manhall.
h. Seluruh rangka langit-langit digantungkan pada pelat beton atau rangka atap dengan
menggunakan penggantung dari kawat besi BWG14 yang dapat diatur ketinggiannya
dan dibuat sedemikian rupa sehingga seluruh rangka dapat terpasang dengan baik dan
kuat pada pelat beton/rangka atap dan tidak dapat berubah-ubah bentuk lagi.
i. Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang seluruh permukaan rangka dibuat rata,
lurus dan waterpas, tidak ada bagian yang bergelombang dan batang-batang rangka
terlihat saling tegak lurus dan berkaitan.
j. Panel gypsum yang dipasang adalah dari bahan telah dipilih dengan baik, bentuk dan
ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak, gompal atau cacat-cacat
lainnya dan telah disetujui oleh Pemberi tugas dan Pengawas.
k. Panel gypsum dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan gambar dan persyaratan
dari pabrik pembuat. Setelah panel terpasang, bidang permukaan langit-langit dibuat
rata, lurus, waterpas dan tidak bergelombang.
l. Untuk keperluan pemeriksaan/pemeliharaan pekerjaan M&E dan Plumbing pada
beberapa tempat tertentu dibuatkan manhole/access panel di langit-langit yang dapat
dibuka tanpa merusak panel gypsum di sekelilingnya.
m. Pekerjaan tersebut dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang terampil/ahli dan selalu menjaga
kebersihan/kerapihan dengan hasil yang baik dan sempurna.
Pemasangan Plafond
a. Pemasangan Plafond Gypsum Board dilakukan langsung pada rangka plafond hollow
galvalum 4 x 4 cm modul 60x60 cm dengan alat sambung screw dan paku gypsum.
b. Celah-celah yang terjadi akibat pemasangan harus dirapikan dengan dempul Gypsum
yang sebelumnya ditempel kain kassa untuk menghindari keretakan dan penampakan
sambungan. Pada sudut-sudut ruangan dipasang list profil kayu 5/5cm.
c. Hasil pemasangan plafond harus menghasilkan permukaan akhir yang rata dan tidak
melendut. Plafond yang telah selesai dipasang kalau terpaska dibongkar karena alasan
tertentu tidak boleh dipotong sembarangan tetapi harus dibongkar perlembar
standardnya pada posisi penjangkaranya pada rangka plafond dan hal ini harus disetujui
oleh Konsultan supervisi.
d. Harus ada koordinasi yang baik antara pekerjaan plafond dengan pekerjaan instalasi
listrik, instalasi air bersih, dan instalasi air kotor sehingga plafond yang telah dipasang
tidak dibongkar kembali.

E. PEKERJAAN PENGECATAN

Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk melaksanakan
pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
pekerjaan pengecatan exterior, pengecatan palfon, pengecatan tangga besi serta pekerjaan
lain yang ada dalam RKS dan gambar.

1. BAHAN
• Pengertian cat disini meliputi emulsi, sealer sement-emulsion filler dan pelapis-pelapis lain
yang dipakai sebagai cat dasar, cat perantara dan cat akhir
• Cat pigmen harus dimasukan dalam kaleng dimana tertera nama perusahaan pembuat,
petunjuk pemakaian, formula, warna nomor seri dan tanggal pembuatannya.
• Semua cat yang akan dipakai harus mendapat persetujuan pengawas, untuk cat tembok
dipilih produk sesuai BQ & Spek teknis, warna ditentukan kemudian
• Plamur dan dempul untuk pekerjaan cat tembok dan cat kayu digunakan merk yang sama
dengan merk cat yang dipilih
• Cat yangdigunakan adalah cat yang sesuai dengan gambar dan PKS teknis serta dituang
dalam spesifikasi teknis yang ditawarkan
• Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik yang sama dengan bahan yang
diencerkan.

2. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

• Lakukan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali


apabila dispesifikasikan lain. Tebal minimum dari tiap
lapisan jadi ("finish") minimum sama dengan syarat yang
dispesifikasikan pabrik. Pengecatan harus rata, tidak
bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas yang
menunjukkan tanda tanda sapuan, roller maupun semprotan.
• Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan
dasar beracun atau membahayakan keselamatan manusia,
maka Kontraktor harus menyediakan peralatan pelindung
misalnya : masker, sarung tangan dan sebagainya yang harus
dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
• Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam
keadaan cuaca yanglembab atau hujan atau dalam keadaan angin berdebu bertiup.
Terutama untuk pelaksanaan didalam ruangan bagi cat dengan bahan dasar beracun atau
membahayakan manusia, maka ruangan tersebut harus mempunyai ventilasi yang cukup
atau pergantian udara berlangsung lancar. Didalam keadaan tertentu, misalnya untuk
ruangan tertutup, Kontraktor harus memakai Kipas Angin/Fan untuk memperlancar
pergantian/aliran udara.
• Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan/vacuum cleaner,
semprotan dan sebagainya harus tersedia dari kualitas/mutu terbaik dan jumlahnya cukup
untuk pekerjaan ini.
• Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas. Penyemprotan hanya boleh
dilakukan bila disetujui MK.
• Pemakaian amplas, pencucian dengan air maupun pembersihan dengan kainkering
terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis dari MK terkecuali disyaratkan
lain dalam spesifikasi ini.
• Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk
komponenbahan/material logam, harus dilakukan sebelum komponen tersebut terpasang.
• Standard Pengerjaan ("Mock-Up").Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus
melakukan pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan.
Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, tekstur, material dan cara
pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai "mock-up" ini akan ditentukan
oleh MK. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh MK, maka bidang-
bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan Pekerjaan Pengecatan.
• Hasil pekerjaan yang tidak disetujui MK harus diulang dan diganti. Kontraktor harus
melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat finish yang kurang menutupi
atau lepas sebagaimana ditunjukkan oleh MK. Biaya ditanggung Kontraktor.
• Selama pelaksanaan, Kontraktor harus diawasi oleh tenaga akhli/supervisi dari pabrik
pembuat. Biaya ditanggung Kontraktor.
• Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding, Partisi, Plafon Gypsum Board dan pekerjaan
lain yang berhubungan.
a. Sebelum pelaksanaan :
Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak, kotoran atau noda lain, bekas
bekas cat yang terkelupas bagi permukaan yang pernah dicat dan dalam kondisi
kering.
b. Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
Pemakaian kuas hanya untuk permukaan dimana tidak mungkin menggunakan roller.
c. Permukaan Interior.

a. Diagram Alur Pekerjaan Cat Dinding


Penyediaan Penyediaan
Material & Alat Tenaga Kerja

Pembersihan Dinding
Dasar dari kotoran dan
debu

Melakukan proses
Plamur & Amplas

Cat Dasar

Cat Dinding
b. Diagram Alur Pekerjaan Cat Plafond

Penyediaan Penyediaan
Material & Alat Tenaga Kerja

Pembersihan pada Plafond


Triplek dari kotoran dan
debu yang menempel

Cat Dasar

Melakukan proses Dempul


pada Nat-nat

Cat Finishing

c. Cat Dasar Tembok / Plafond


Sebelum cat dasar dilakukan permukaan tembok dan plafond
supaya dibersihkan dari kotoran dengan menggunkan ampelas
setelah itu di plamur permukaan tersebut hingga ra ta sehingga
menutupi semua pori-pori dan lubang-luban. Permukaan
tembok/plafond setelah kering permukaan tersebut dihal uskan
lagi dengan amplas, kemudian dibersihkan kembali dari debu,
kotoran minyak selanjutnya siap dilakukan pengecatan.

d. Pengecatan Tembok/ Plafond.


Sebelum pengecatan dimulai, sebelumnya permukaan yang
akan dicat harus benar-benar bersih, kering dan bebas dari
segala macam kotoran yang menempel dengan menggunakan
ampelas yang sesuai, kem udian dibersihkan dengan kain yang
dibasahi air. Setelah persiapan permukaan selesai maka
dilakukan pengecatan halus pertama secara merata, bila sudah
kering baru dilakukan pengecatan kedua atau ketiga secara merata.
Bila kondisi adukan cat cukup kental dapat digunakan pengencer (air bersih)
maksimal 20 % (untuk plesteran baru) dan 10 % (untuk plesteran lama) atau ikut
petunjuk Pabrik, alat pengecatan dapat menggunakan Roller, mesin semprot atau
kuas yang mana peralatan tersebut harus dalam keadaan baik.

e. Cat Besi/ Kayu


Lapisan Pertama.
• Cat primer jenis QD Metal Primer Red Lead setara ICI
Dulux QD Universal Primer Green.
• Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas. Ketebalan 45 micron
atau daya sebar 9 - 12 m2/liter.
• Tunggu selama minimum 6 jam sebelum pelaksanaan
pelapisan berikutnya.
Lapisan Ke Dua
• Cat dasar jenis Undercoat setara ICI Dulux Undercoat.
• Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas. Ketebalan 35 micron atau daya sebar 17
m2/liter.
• Tunggu selama minimum 6 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.
Lapisan Ke Tiga
• Cat akhir/finish jenis syntetic Super Gloss, setara ICI Dulux Super Gloss.
• Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas. Ketebalan 30 micron atau daya sebar 11 – 14
m2/liter.
• Tenggang waktu antara pelapisan minimum 16 jam. Warna ditentukan kemudian.
PEKERJAAN MEKANIKAL / ELEKTRIKAL

A. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING

METODE PELAKSANAAN

1. Pek. Plumbing Air Bersih


• Pemipaan secara umum harus mengikuti segala ketentuan yang
tercantum pada pasal terdahulu dan segala sesuatu yang
tercantum dalam buku Pedoman Plumbing Indonesia.
• Contoh-contoh bahan dan konstruksi harus diajukan kepada
DIREKSI PENGAWAS/ MK untuk diperiksa dan disetujui,
selambat-lambatnya 3 (tiga) minggu sebelum pembuatan dan
pemasangan.
• Pemasangan pipa datar harus dibuat dengan kemiringan 1/000
ke arah katup/ flange pembuangan (drain valve/ flange) dan
pipa naik/ turun harus benar-benar tegak.
• Pemasangan pipa mendatar dalam bangunan
harus dibuat dengan kemiringan 1/1000 menuju
ke arah pipa tegak/ riser.
• Balokan harus menggunakan long-radius elbow,
penggunaan short elbow, standart elbow, bend
dan knee sama sekali tidak diperkenankan.
• Fitting peralatan bantu, peralatan ukur dan
lainnya yang memiliki tahanan aliran yang berlebih
tidak diperkenankan dipasang kecuali yang disyaratkan pada buku ini.
• Pada belokan dari pipa datar ke pipa tegak harus dipasang alat pengumpul kotoran yang
tertutup (capperd dirt pocket).
• Semua alat ukur harus dalam batas ukur yang baik dan mempunyai ketelitian yang
sewajarnya.
• Selama pemasangan berjalan, Kontraktor harus menutup setiap ujung pipa yang terbuka
untuk mencegah tanah, debu dan kotoran lainnya dengan dop/ blind flange untuk pipa baja
dan copper, pemanasan press untuk pipa PVC.
• Setiap jaringan yang telah selesai dipasang, harus ditiup dengan udara kempa (compressed
air) untuk jangka waktu yang begitu lama, agar kotoran-kotoran yang mungkin sudah
masuk ke dalam pipa dapat terbuang sama sekali.
• Ketentuan/ persyaratan teknis tentang instalasi pemipaan, peralatan bantu dan yang
lainnya telah diuraikan pada pasal terdahulu.

2. Pek. Plumbing Air Kotor


a. Pemipiaan
- Semua pipa dan fitting yang dipakai dalam pekerjaan ini harus dari satu merk.
- Fitting harus terbuat dari bahan yang sama dengan bahan pipa.
- Fitting harus dari jenis “injection moulded” sedangkan “welded fitting” sama sekali
tidak diperkenankan untuk dipergunakan dalam sistem pemipaan.
- Setiap sambungan berubah arah dibuat dengan WYE-45, TEE Sanitair atau
COMBINATION WYE-45 atau LONG RADIUS BEND dengan clean out.
- Pipa vent service harus dipasang tidak kurang 15 cm di atas permukaan banjir alat
sanitair tertinggi dan dibuat dengan kemiringan minimum sebesar 1%.
- Kemiringan pipa dibuat sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar dan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
- Pipa vent yang menembus atap harus dipasang sekurang-kurangnya 15 cm di atas
atap dan tidak boleh digunakan untuk keperluan lain.
- Untuk pipa vent mendatar, jarak tumpuan sama dengan jarak tumpuan pada pipa air
kotor.
- Dalam pemasangan jaringan pemipaan ini harus diadakan koordinasi dengan
pekerjaan-pekerjaan struktur mengingat adanya penembusan-penembusan betonan
lantai maupun dinding.
- Pemasangan dan penempatan pipa-pipa ini disesuaikan dengan gambar pelaksanaan
dan dimensi dari masing-masing pipa tercakup pula dalam gambar tersebut.
- Disetiap floor drain dilengkapi dengan U Trap untuk mencegah masuknya gas yang
berbau kedalam ruangan.
- Pada saluran buangan dari prepation area dapur, sebelum masuk ke inlet, sistem
pemipaan air kotor bangunan, harus dipasang penyaring kotoran dari bahan stainless
steel untuk mencegah penyumbatan didalam pipa.
- Pada jalur pemipaan air kotor yang mengandung lemak dipasang clean out disetiap
belokan dan pada pipa vertikal utama (disetiap pintu shaft).
- Persyaratan material (kelas standar dan lainnya), ketentuan cara pemasangan seperti
yang dicantumkan pada bab terdahulu Persyaratan Teknis ME.

b. Pengujian Sistem
- Semua lubang pada pipa pembuang ditutup
- Seluruh sistem pemipaan diisi air sampai ke lubang vent tertinggi
- Pengujian dinyatakan berhasil dan selesai bila tidak terjadi penurunan muka-air
setelah lewat 6 (enam) jam.
3. Sistem Pemipaan
Sistem Penyambungan Pipa
a. Pipa Air Bersih :
Digunakan sambungan ulir/secrewed untuk
pipa φ 2" ke bawah dan dengan
menggunakan sambungan flanged untuk
pipa φ 2 1/2" ke atas dari bahan yang
sesuai dengan jenis bahan pipanya.
Untuk memperkuat terhadap kebocoran,
penyambungan pipa dengan ulir harus
terlebih dahulu diberi lapisan red lead
cement atau pintalan khusus dari asbes.
Sedangkan untuk sambungan flanged harus dilengkapi ring dari karet secara
homogen.
b. Pipa Air Kotor dan Ventilasi :
Untuk bahan sambungan seperti socket, elbow, tee dan lain-lain dari bahan yang sama,
sedangkan untuk bahan pengikatnya digunakan lem/ solventcement.
Pipa-pipa yang sudah terpasang, pada ujungnya yang terbuka agar bertutup dan
rapat untuk menghindari kotoran masuk.

Penggantung / Penumpu Pipa


a. Semua pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat dengan penggantung atau angker yang
kokoh (rigit), agar inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya getaran.
b. Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur dengan jarak
antara tidak lebih dari 2,5 m.
c. Semua pipa yang melewati daerah dilokasi bangunan, dipergunakan flexible joint untuk
mencegah patahnya pipa dari pergeseran bangunan.
d. Penggantung atau penumpu pipa harus disekrup/ terikat pada kontruksi bangunan
dengan insert/ angker yang dipasang pada waktu
pengecoran beton dengan Ramset.
e. Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan clem-clam dan
dibuat dengan jarak tidak lebih dari 3 m.

4. Valve - valve
a. Water valve sampai dengan φ2" adalah jenis "screwed
bronze body dengan external spendle ".
b. Water valve φ 21/2" - φ 3" adalah jenis "bronze flanged
body dengan internal screwed spendle ".
c. Water valve lebih besar φ3" adalah jenis "flanged steel body dengan external spendle
yoke ".
d. Tekanan kerja dari valve-valve harus disesuaikan dengan fungsinya, untuk
e. pekerjaan air bersih sanitary digunakan tekanan kerja 150 psi dan untuk pekerjaan air
bersih fire fighting digunakan valve dengan tekanan kerja minimum 300 psi, bahan cast
iron.
5. Pipa-pipa Dalam Tanah
a. Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman 60 cm untuk pipaφ 4" ke
bawah dan 80-100 cm untuk pipa φ 5" keatas. Dasar lubang galian harus cukup stabil
dan rata sehingga seluruh panjang pipa terletak tertumpu dengan baik. Untuk pipa-pipa
air bersih dan pipa-pipa air buangan tidak boleh diletakkan pada lubang-lubang yang
sama.
b. Galian tanah harus dibersihkan dari kotoran-kotoran/puing-puing. Setelah bersih diurug
dengan pasir urug setebal ± 5 cm kemudian pipa dipasang dalam lubang galian dan
diperiksa oleh PENGAWAS, ditimbun kembali dengan pasir urug dan tanah bekas galian
yang bebas dari puing-puing.
c. Patokan/pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian adalah diukur dari garis tengah
pipa (as pipa) sampai ke permukaan jalan/tanah asli atau bila tidak supaya disesuaikan
gambar rencana.
d. Syarat penyeberangan pipa yang melintasi jalan atau drainase setempat dilihat gambar
rencana.
e. Khusus untuk pipa fire hydrant diluar bangunan (site plan) harus di coating terlebih
dahulu dengan bahan Aspal kemudian dilapis dengan jacketing yang terbuat dari bahan
karung goni.

6. Pemipaan Air Kotor


Diadakan pemisahan antara pemipaan air kotor dari closet dan urinal dengan air buangan
dari lavatory dan floor drain. Pengumpulan digunakan pipa-pipa cabang horizontal pad setiap
lantai digunakan pipa PVC yang kemudian diteruskan ke pipa induk vertikal dalam shaft.
Pembuangan air kotor dari closet dan urinal disalurkan ke salurkan pipa tegak air kotor dan
air buangan dalam shaft lalu disalurkan ke resapan lalu ke Septik Tank sebelum ke riol kota
disalurkan sumur resapan.

PEMIPAAN VENTILASI
Untuk pipa ventilasi dipasang bersatu dengan dinding φ 1 1/4" untuk masing-masing fixtures yang
membutuhkan. Kemudian diteruskan oleh pipa induk ventilasi yang berada pada shaft dimana
pelepasan akhir pada lantai atap dilengkapi dengan vent-cup.
1) Check Valve
7. Ukuran dia. 15 s/d 50 mm Valve body, steam disc bronze material, female thread.
8. Ukuran dia. 65 keatas Cast iron body, flanged end, cast steel disc.
2) Strainer
• Ukuran dia. 15 s/d 50 mm Valve body, steam disc bronze material, female thread, Y type
• Ukuran dia. 65 keatas Cast iron body, stainless steel screen, flanged end, Y type.
PENGUJIAN DAN DESINFEKSI
Pengujian Sistem Pembuangan
• Pengujian Instalasi Sistem Distribusi Air Bersih
a. Sebelum dilakukan pengujian terhadap pemipaan ke seluruh jaringan distribusi Seluruh
sistem pembuangan air harus mempunyai lubang-lubang yang dapat ditutup (plugged) agar
seluruh sistem tersebut dapat diisi dengan air sampai lubang “Vent” tertinggi.
b. Sistem tersebut harus dapat menahan air yang diisikan seperti tersebut diatas, minimal
selama 1 (satu) jam dan penurunan air selama waktu tersebut tidak lebih dari 10 cm.
c. Apabila Pengawas menginginkan pengujian lain disamping pengujian diatas, Pemborong
harus melakukannya tambahan biaya dan menjadi tanggungan Pemborong.air bersih,
Pemborong diwajibkan untuk melakukan pengujian secara parsial terhadap peralatan
utama (pompa-pompa, panel listrik dan panel kontrol, pressure tank dll), Pengujian yang
harus dilakukan minimum antara lain :
- Debit aliran air, Putaran pompa , Tekanan pompa
- Arus kerja motor, Cut in / cut off Pressure Tank.
Hasil pengujian ini harus dicatat dan dilaporkan kepada Pengawas/ PENGAWAS untuk
diminta persetujuannya.
d. Bersama-sama Perencana dan Pengawas/PENGAWAS, Pemilik Proyek dan Perencana,
Pemborong diwajibkan untuk melakukan pengujian terhadap performasi peralatan utama
dengan sistem yang telah difungsikan secara penuh. Pengujian ini meliputi :
- Kapasitas pompa , Arus Kerja Motor
- Kerja Pressure Tank , Tekanan air pada fixture terjauh dan lain-lain.
Hasil pengujian ini harus dicatat dan dilaporkan kepada Perencana dan
Pengawas/PENGAWAS untuk dimintakan persetujuannya.
e. Setelah Bidang Ruangan Dalam menjadi Tidak Rata (Roughing In selesai dipasang dan
sebelum memasang fixture-fixture, seluruh sistem distribusi air bersih dan air kotor harus
diuji dengan tekanan hidrostatik sebesar satu setengah kali tekanan kerjanya (working
pressure) dengan tekanan 12 kg / cm2 atau 12 atm untuk seluruh sistem distribusi air
bersih sedangkan untuk seluruh sistem distribusi air kotor dengan tekanan 8 kg / cm2 atau
8 atm dan dibiarkan dalam kondisi ini selama paling kurang 12 (dua belas) jam tanpa
mengalami kebocoran pada distribusi pipa dan tekanan tersebut tidak berubah.
f. Sebelum dilakukan pengujian maka dilakukan Pengglontoran air pada seluruh system
distribusi air bersih dan air kotor atau dengan disebut dengan sistem Blashing.

• Kerusakan dan Kegagalan Uji


Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian ternyata ada kerusakan atau kegagalan dari
suatu bagian dari instalasi atau bahan dari instalasi, maka Pemborong harus mengganti bagian
atau bahan yang rusak atau gagal tersebut dan pemeriksaan / pengujian dilakukan lagi sampai
memuaskan Pengawas.

• Desinfeksi
a. Pemborong harus melaksanakan pembilasan dan desinfeksi dari seluruh instalasi air
sebelum diserahkan kepada Pemberi Tugas.
b. Desinfeksi dilakukan dengan memasukkan larutan “Chlorine” ke dalam sistem pipa, dengan
cara / metode yang disetujui Pemberi Tugas. Dosis chlorine adalah sebesar 50 ppm (Parts
per Million).
c. Setelah 16 jam, seluruh sistem pipa tersebut harus dibilas dengan air bersih, sehingga
kadar chlorine menjadi tidak lebih dari 0,2 ppm.
d. Semua katup dalam sistem pipa yang sedang mengalami proses desinfeksi tersebut harus
dibuka dan ditutup beberapa kali selama jangka waktu 16 jam

7. PEKERJAAN SANITAIR

Fixture yang dipasang


1 Closet duduk ; berikut : Flush ; Jet Washer ; lengkap
2 Urinoir (Muslim Type)
3 Penyekat urinoir
4 Hand Shower dinding ( WC)
5 Kran dinding (Kran WC, Kran Wudhu)
6 Kran bebek (Kitchen Zink)
7 Kitchen Zink
8 Tempat sabun dinding ; tanam (KM/WC ; dapur)
9 Tempat Tissu dinding ; bahan : Stainless Stell ( WC )
10 Gantungan Handuk ; Stainless Stell (KM/WC & Washtafel)
11 Washtafel type counter ; lengkap
12 Kaca / cermin washtafel ; Ukuran 3 X 1,5 m (1 Buah)
13 Kaca / cermin washtafel ; Ukuran 2 X 1,5 m (3 Buah)
14 Cove Lampu washtafel Bahan Multiplex 9 mm + lapis Teakwood 4 mm ; Ukuran 3 X 0,
2 X 0,2 m Engsel piano pada siku bagian atas cove ; panjang : 3 m ' ; penggantung : 4 Bh
; finish : politur
15 Cove Lampu washtafel Bahan Multiplex 9 mm + lapis Teakwood 4 mm ; Ukuran 2 X 0,
2 X 0,2 m Engsel piano pada siku bagian atas cove ; panjang : 2 m ' ; Penggantung : 3 Bh
; finish : politur

Metode Pelaksanaan

• Pemasangan harus dilakukan dengan hati-hati, rapi dan tidak ada percikan kotoran,
seperti adukan semen pada alat-alat tersebut.
• Apabila fixture tersebut dilengkapi dengan peralatan pelindung terhadap tekanan
balik/pelepas vacuum atmosfir, maka pekerjaan tersebut harus dilakukan.
• Apabila fixtures tersebut dilengkapi dengan plastik pelindung oleh pabrik, maka pelindung
tersebut baru boleh dibuka pada saat penyerahan pekerjaan dilakukan.
• Penyedia jasa harus melengkapi fixtures tersebut dengan leher angsa hanya jika
fixtures tersebut belum memiliki leher angsa built in.
• Seal-seal untuk mengatasi kebocoran, klos-klos penguat dudukantermasuk untuk
kesempurnaan dan berfungsinya peralatan ini.
• Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan semua instalasi pipa air kotor, instalasi air
bersih, pompa, Torn dan semua sanitari fixture harus diadakan pengetesan untuk
mengetahui semua yang terpasang bisa berfungsi dengan baik. Pengetesandilakukan oleh
Pemborong/Kontraktor Pelaksana dan disaksikan oleh Pengawas dan dibuat berita acara
pengetesan.

B. PEKERJAAN ELEKTRIKAL

PEKERJAAN INSTALASI PANEL

Lingkup Pekerjaan

1. Panel-Panel Daya Tegangan Rendah,


Pekerjaan ini meliputi Low Voltage Main Distribution Panel, Sub distribution Panel, Panel Daya dan
Panel panel Penerangan termasuk seluruh peralatan peralatan bantu yang dibutuhkan untuk
kesempurna-an sistem instalasi listrik.

2. Kabel-Kabel Daya Tegangan Rendah.


Pekerjaan ini meliputi kabel utama dari Panel Genset ke panel MDP, kemudian kabel-kabel yang
digunakan untuk meng-hubungkan panel satu dengan panel lainnya serta harus termasuk seluruh
peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem instalasi listrik.

3. Panel-Panel Daya,
Pekerjaan ini meliputi Panel LVMDP lengkap dengan metering/kWh, SDP, Panel Daya Panel
Penerangan dan Panel Daya Pompa Air Bersih, termasuk seluruh peralatan proteksi dan peralatan
bantu lainnya yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem distribusi daya listrik seperti ditunjukkan
dalam gambar perencanaan.

4. Kabel-Kabel Daya.
Pekerjaan ini meliputi kabel utama LVMDP, SDP bangunan, Pompa Air Bersih, dan panel lainnya.
Juga sudah termasuk seluruh peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem
jaringan instalasi listrik.

5. Instalasi Daya,
Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang digunakan untuk menghubungkan panel-panel daya
dengan outlet-outlet daya dan peralatan-peralatan listrik, seperti Motor-motor Listrik pada peralatan
Sistem Mekanikal serta peralatan lain sesuai dengan Gambar rancangan dan Buku Persyaratan
Teknis.

6. Instalasi Penerangan,
Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang menghubungkan panel-panel penerangan dengan
fixture lampu dalam ruang.

7. Fixture Lampu,
Yang termasuk di dalam pekerjaan ini adalah armature lampu, fitting, ballast, starter, capasitor, lampu-
lampu dan peralatan bantu lainnya yang berhubungan dengan item pekerjaan sesuai dengan
standard pabrik yang dipilihdan sesuai gambar rancangan.

8. Sistem Pembumian Pengaman,


Yang termasuk di dalam pekerjaan sistem pengebumian meliputi batang elektroda pengebumian yang
dirancang khusus dan bare copper conductor atau kabel yang menghubungkan peralatan yang harus
dikebumikan dengan elektroda pembumian termasuk seluruh peralatan-peralatan bantu yang
dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem ini sesuai gambar perencanaan.
9. Peralatan Penunjang Instalasi,
Pekerjaan ini meliputi junction box, conduit, sparing, doos outlet daya, doos saklar, doos
penyambungan, doos pencabangan, elbow, flexible conduit, klem dan peralatan-peralatan lain yang
dibutuhkan untuk kesempurnaan jaringan instalasi yang terpa-sang meskipun peralatan-peralatan ini
tidak disebutkan dan digambarkan dengan jelas di dalam Gambar rancangan.

10. Peralatan bantu / pendukung lainnya yang diperlukan untuk kesempurnaan kerja sistem, meskipun
peralatan tersebut tidak disebutkan secara jelas atau terinci di dalam Gambar Rancangan dan
Persyaratan Teknis.

Kemampuan Operasi Sistem Distribusi Listrik


1. Pada keadaan normal, seluruh beban dilayani oleh sumber catu daya listrik utama PLN.

2. Pada saat sumber catu daya utama dari PLN mengalami gangguan, secara otomatis dengan
bantuan AMF kebutuhan daya dilayani oleh sumber catu daya cadangan yang berasal dari Diesel
Generating Set dengan kapasitas sesuai gambar rancangan.

Persyaratan Pekerjaan Panel Tegangan Rendah

Konstruksi Box Panel


a. Yang melaksanakan pembuatan panel harus sub
Kontraktor panel (panelmaker) yang telah
berpengalaman dalam pembuatan/ pabrikasi panel
dengan menunjukkan bukti sertifikat yang telah diakui
oleh Badan terkait dalam hal ini PLN dan mempunyai
workshop yang terkait dengan pabrikasi panel.

b. Panel terbuat dari plat baja dengan rangka terbuat dari besi siku dengan ukuran minimal 600 x
400 x 400 mm (free standing) atau plat besi yang terbentuk (wall mounted).

c. Rangka utama harus diberi tutup dari bahan plat baja dengan dengan ketebalan sebagai
berikut :
Panel Dinding Pintu
SDP 20 mm 3,0 mm
PP/LP 1,6 mm 2,0 mm

d. Plat tutup harus dikerjakan dengan baik dan setiap siku dari plat tutup ini harus benar-benar
90o. Plat penutup kerangka panel harus disekrup dengan rapi yang dilengkapi cincin plastic
sebelum cincin besi terhadap kerangka panel. Plat penutup ini harus dapat dilepas-lepas.
e. Panel dilengkapi dengan tutup atas atau tutup bawah yang dapat dilepas-lepas dan harus
disiapkan lubang serta Compression Cable Glad untuk setiap incoming dan outgoing feeder.
f. Pada dinding belakang atau/dan samping diperlukan membuat lubang-lubang ventilasi yang
cukup. Lubang ventilasi ini harus dibuat dengan cara punch dan rapi. Pada bagian dalam dari
dinding yang diberi ventilasi harus dilengkapi tambahan dinding yang diberi lubang punch, hal
ini untuk menjaga masuknya benda-benda/binatang bagian yang bertegangan dari peralatan
panel.
g. Antara badan panel tempat dudukan peralatan listrik yang bertegangan dengan pintu panel
harus dilengkapi dengan dinding pengaman pelindung peralatan listrik dengan material yang
sama, sehingga pada saat pintu panel dibuka yang tampak hanya tuas-tuas peralatan listrik,
sedangkan jaringan/ montase kabel terlindung oleh dinding pengaman tersebut.
h. Engsel yang digunakan harus kuat dan tidak menonjol dan harus tersembunyi serta rapi. Kunci
dan handle pintu harus dari type Spagnolet dengan tungkai penguat bawah dan atas dan dari
bahan yang dilapisi vernikel. Kontraktor/subkon. Panel harus dilengkapi “master key” yang bisa
membuka seluruh panel yang terpasang.
i. Rangka, penutup, cover plate dan pintu seluruhnya harus diberi cat dasar dan dilapisi dengan
powder coating warna abu-abu atau warna yang dipilih oleh Pemberi Tugas melalui DIREKSI
PENGAWAS/MK. Kontraktor sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan harus terlebih
dahulu menyerahkan contoh warna dan metoda pelaksanaan pada DIREKSI PENGAWAS/MK
untuk dimintakan persetujuan.
j. Panel yang berada di luar bangunan harus mempunyai index protection (IP) 557, sedangkan
untuk dalam bangunan IP 540 sesuai standad yang dipersyaratkan.
k. Ukuran panel diusahakan standart ukuran panel dan disediakan ruang yang cukup apabila
terdapat penambahan peralatan.
l. Dalam box panel harus disediakan sarana pendukung kabel yang diketanahkan (grounding)
dan busbar pentanahan, yang berfungsi untuk dudukan ujung kabel pentanahan sehingga pada
saat pintu panel dibuka dalam keadaan aktif kemungkinan adanya muatan kapasitif dapat
dihindari.
m. Pada circuit breaker, sepatu kabel, kabel incoming dan outgoing serta terminal penyambungan
kabel harus diberi indikasi/label/sign plates mengenai nama beban atau kelompok beban yang
dicatu daya listriknya. Petunjuk tersebut berupa diagram system satu garis dan label ini harus
terbuat dari plat aluminium atau sesuai standard DIN 4070.
n. Pada bagian atas panel (dari ambang atas sampai dengan 12cm dibawah ambang atas panel
atau disesuaikan dengan kebutuhan harus disediakan tempat untuk pemasangan lampu
indikator, fuse dan alat-alat ukur. Bagian tersebut merupakan bagian yang terpisah dari pintu
panel dan kedudukannya menetap (fixed).
Busbar dan Terminal Penyambungan.
a. Panel harus sesuai untuk sistem 3 phasa, 4 kawat dan mem-punyai 5 busbar dimana busbar
pentanahan terpisah.
b. Busbar dari bahan tembaga yang digalvanisasi dengan bahan perak. Galvanisasi ini, termasuk
pula bagian-bagian yang menempel pada busbar, seperti sepatu kabel dan peraltan Bantu
lainnya.
c. Pemasangan kabel (untuk semua ukuran luas penampang kabel) pada busbar dan terminal
penyambungan harus menggunakan sepatu kabel.
d. Busbar dan terminal penyambungan harus disusun dan dipegang oleh isolator dengan baik,
sehingga mampu menahan electro mechanical force akibat arus hubung singkat terbesar yang
mungkin terjadi.

Circuit Breaker.
a. Circuit breaker yang digunakan dari jenis MCB, MCCB, ACB, dan LCB yang dilengkapi dengan
thermal overcurrent release dan electromagnetic overcurrent release yang rating ampere trip-
nya dari type adjustable dari salah satu bagian jaringan untuk jarak jaringan kabel yang pendek,
sedangkan untuk jaringan kabel yan panjang kedua belah sisi pengamannya harus dari type
adjustable atau seperti yang ditunjukan gambar rancangan.
b. Outgoing circuit breaker dari Panel khusus untuk motor-motor harus dilengkapi dengan proteksi
kehilangan arus satu phasa. Dan system jaringan yang dilengkapi DOL atau Y - ∆ atau seperti
gambar rancangan tergantung besar – kecilnya beban daya listrik. Jika dalam gambar
rancangan tidak terindikasi sudah merupakan kewajiban Kontraktor untuk melengkapinya
seperti yang dipersyaratkan oleh standard yang berlaku tanpa mengakibatkan adanya biaya
tambah.
c. Circuit Breaker untuk proteksi motor-motor listrik harus meng-gunakan Circuit Breaker yang
dirancang khusus untuk penga-man motor (Circuit Breaker tipe M).
d. Breaking capacity dan rating CB yang digunakan harus sebesar yang tercantum dalam Gambar
rancangan.

e. Tipe Circuit Breaker yang digunakan adalah,


 ≤ 32 Ampere tipe MCB,
 Arus Short Circuit (Ics) = Arus Ultimate (Icu).
 40 ≥ sampai dengan 63 A tipe MCCB Fixed/adjustable,
 ≤ 80 Ampere tipe MCCB Adjustable.

f. Pemasangan MCB harus menggunakan Omega Rail sedangkan pemasangan MCCB dan
komponen komponen lain, seperti magnetic contactor, time switch dan lainnya harus
menggunakan dudukan plat. Pemasangan komponen-komponen tersebut harus rapi dan kokoh
sehingga tidak akan epas oleh gangguan mekanis.
g. Jika di dalam Gambar rancangan dinyatakan ada spare, maka spare tersebut harus terpasang
secara lengkap atau sesuai dengan keterangan gambar rancangan
h. Semua Circuit Breaker harus diberi label/signplate yang terbuat dari Alumunium mengenai
nama beban atau kelompok beban yang dicatu daya listriknya. Label itu harus terbuat dari plat
alumunium atau sesuai standard DIN-4070.

Instalasi Sakelar & Stop Kontak


Instalasi saklar & stop kontak
1. Cara Pemasangan
Saklar-saklar menggunakan rating minimum 10 A / 250 V.
Saklar pada umumnya dipasang rata terhadap permukaan
tembok, kecuali ditentukan lain pada gambar.
Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada
ketinggian 140 cm di atas lantai yang sudah selesai. Saklar-
saklar tersebut harus dipasang pada doos (kotak) yang
sesuai. Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak yang
berdekatan. Stop kontak harus dipasang rata terhadap
permukaan dinding dengan ketinggian 110 cm atau 40 cm dari permukaan lantai yang sudah
selesai atau sesuai dengan petunjuk Pemberi tugas atau Pengawas.
Saklar tunggal, ganda, triple dan stop kontak Standar SNI.

2. Jumlah Kutub
Stop kontak satu fasa yang digunakan dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan pentanahan) dengan
rating minimum 10 A / 220 V. Cara pemasangannya disesuaikan dengan peraturan PUIL dan diberi
saluran pentanahan.

3. Pendukung dan Pengikat.


Kotak-kotak pelat baja, didukung atau diikat dengan cukup agar mempunyai bentuk yang tetap.

4. Kabel-kabel
Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi kabel tegangan rendah,
kabel control, accessories, peralatan-peralatan dan barang-barang lain yang diperlukan untuk
melengkapi dan menyempurnakan pemasangan serta operasi dari semua sistem dan peralatan.

a) Syarat kabel instalasi tegangan rendah (sampai 600 V)


Kabel tegangan rendah yang digunakan berdasarkan persyaratan PUIL, IEC, VDE, SPLN dan
LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi dan peralatan (mesin), kecuali untuk peralatan
khusus seperti disyaratkan atau dianjurkan oleh pabrik pembuatannya.
Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas di pilih yang berurat banyak dan dipilin
(stranded).
Untuk kabel daya/instalasi terkecil yang adalah 2,5 mm2 kecuali untuk pemakaian control pada
sistem remote control yang kurang dari 30 meter panjangnya menggunakan kabel dengan
ukuran 1,5 mm2.
Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah terbuat dari jenis NYFGbY dan kabel instalasi di dalam
bangunan dari jenis NYY, NYM dan NYMHY (untuk kabel control).
Semua kable instalasi di dalam bangunan dibuat berada di dalam conduit ( cable tie) sesuai
dengan kebutuhannya.
Factor pengisian conduit oleh kable-kabel maksimum adalah sebesar 40%.
Kabel kabel yang digunakan standar SNI.

b) Instalasi kabel penerapan dan stop kontak


Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk
extension dan daya harus diadakan dan dipasang lengkap,
mulai dari sambungan penal daya ke saklar dan titik
cahaya serta stop kontak, sebagaimana ditunjukkan di
dalam gambar.
Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan
dan stop kontak yang digunakan terbuat dari jenis NYM
dan diletakkan di dalam conduit PVC high impact heavy
gauge.
Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 mm2, kecuali tercatat lain. Home
run untuk rangkaian instalasi bertegangan 220 volt yang panjangnya lebih dari 40 minimum 4
mm2 (kapasitas hantar arus minimum 20 A).

c) Splice/pencabangan
Tidak diperkenankan adanya percabangan (splice) ataupun sambungan-sambungan di dalam
pipa conduit.
Sambungan atau pencabangan dilakukan di dalam kotak-kotak cabang atau kotak sambungan
yang mudah dicapai serta kotak saklar dan stop kontak.
Sambungan pada kabel dibuat secara mekanis dan kuat, secara elektris dengan solderiess
connector jenis tekan, jenis compression atau soldered.
Dalam membuat pencabangan atau sambungan, konektor dihubungkan pada konduktor-
konduktor dengan baik sedemikian rupa, sehingga semua konduktor tersambung dan tidak ada
konduktor telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.

d) Bahan isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, varnished
cambric, asbes, gelas, tape sintetis, resin, splice case,composition dan lain-lain dari tipe yang
disetujui untuk penggunaan, lokasi, tegangan kerja dan lain-lain yang tertentu dan harus
dipasang dengan cara yang disetujui.

1. Pemasangan kabel
a. Kabel instalasi daya dan penerangan di dalam bangunan
Semua kabel harus dipasang di dalam kondult PVC high –impact heavy gauge, dipasang
dipermukaan pelat beton langit-langit dengan klem pengikat kondult yang sesuai.
Ditempat-tempat tertentu, kabel instalasi daya dan penerangan di dalam bangunan selain harus
dipasang di dalam condult juga harus diletakkan diatas cable tray sesuai dengan kebutuhan.
Semua kabel/kondult harus dipasang lurus/sejajar dengan rapi dan teratur. Pembelokan kabel
harus menggunakan elbow dari bahan yang sama dengan bahan kondult dan dilakukan dengan
jari-jari lengkungan tidak boleh kurang dari syarat-syarat pabrik (minimum 15 kali diameter
kabel). Kondult Standar SNI.
■Pemasangan di dalam dinding / dinding partisi.
Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang secara vertikal di dalam dinding
diletakkan di dalamkondult PVC dengan diameter minimum ½ “.
Kedalaman pembobokan dinding paling tidak sedemikian rupa, sehingga sisa kedalaman
bobokan setelah pemasangan kondult masih memungkinkan pemasangan spesi / partisi
secara kuat. Penarikan kabel menuju titik saklar atau stop kontak dilakuan setelah pipa
selesai ditanam.

■Pemasangan menembus dinding


Setiap penembusan kabel pada dinding / dinding partisi harus melalui sparing kabel yang
terbuat dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup terhadap penampang kabel.

c. Pendukung kabel
Setiap kotak tarik (pull box) termasuk kotak-kotak yang ada di atas panel daya dan panel daya
motor, diberi cukup banyak klem dan peralatan pendukung lainnya.
Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang memungkinkan pengenalan, sehingga
tidak ada kabel yang membentang tanpa pendukung.

Commision Dan Testing

1. Kontraktor Pelaksana pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran-
pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa/mengetahui apakah seluruh instalasi yang
dilaksanakan dapat berfungsi dengan baik, lampu-lampu dipastikan nyala semua dan telah
memenuhi persyaratan persyaratan yang berlaku. Testing Commisioning ini dihadiri oleh
konsultan pengawas dan direksi.

2. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan testing tersebut
merupakan tanggung jawab Kontraktor Pelaksana . Hal ini termasuk pula peralatan khusus yang
diperlukan untuk testing dari sistem ini seperti yang dianjurkan oleh pabrik, juga harus disediakan
oleh Kontraktor Pelaksana.

Sistem Penerangan

Klasifikasi Lampu Penerangan.


Lampu-lampu penerangan luar dikategorikan sebagai Lampu penerangan normal (normal lighting)
yaitu lampu penerangan buatan dengan intensitas penerangan yang disesuaikan berdasarkan jenis
ruangan.

Pekerjaan Kabel Tegangan Rendah


Ketentuan Umum.
Persyaratan teknis ini berlaku untuk :
 Kabel daya,
 Instalasi daya, dan
 Instalasi penerangan.

Jenis Kabel.

a. Kabel listrik yang digunakan harus sesuai dengan standard SII dan SPLN atau standard-
standard lain yang diakui di negara Republik Indonesia serta mendapat rekomendasi dari LMK.
b. Ukuran luas penampang kabel untuk jaringan instalasi listrik Tegangan Rendah yang
digunakan minimal harus sesuai dengan Gambar rancangan.
c. Kabel listrik yang digunakan harus mempunyai rated voltage sebesar 600 Volt/1000 Volt.
d. Tahanan isolasi kabel yang digunakan harus sedemikian rupa sehingga arus bocor yang terjadi
tidak melebihi 1 mA untuk setiap 100 M panjang kabel.
e. Kecuali untuk instalasi yang harus beroperasi pada keadaan darurat (seperti lift dan lain-
lain seperti ditunjukkan di dalam Gambar Perencanaan) kabel-kabel yang digunakan adalah
kabel PVC dengan jenis kabel yang sesuai dengan fungsi dan lokasi pemasangannya seperti
tabel di bawah ini :

No. Pemakaian Jenis Kabel


1. Ins. Penerangan dalam bangunan NYA/NYM
2. Ins. Dan kabel daya dalam bangunan NYY

f. Pada kabel instalasi harus dapat dibaca mengenai merk, jenis, ukuran luas penampang, rating
tegangan kerja dan standard yang digunakan.

g. Pada ujung kabel-kabel daya utama harus diberi label/sign-plate yang terbuat dari alumunium
mengenai nama beban yang dicatu daya listriknya atau nama sumber yang mencatu daya
kabel/beban tersebut.

Metode Pemasangan.

a. Pemasangan kabel instalasi tegangan rendah harus memenuhi peraturan PLN dan PUIL 2000
atau peraturan lain yang diakui di negara Republik Indonesia.
b. Kabel harus diatur dengan rapi dan terpasang dengan kokoh sehingga tidak akan lepas
atau rusak oleh gangguan gangguan mekanis.
c. Pembelokan kabel harus diatur sedemikain rupa sehingga jari-jari pembelokan tidak boleh
kurang dari 15 kali diameter luar kabel tersebut atau harus sesuai dengan rekomendasi
dari pabrik pembuat kabel.
d. Setiap ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel tipe press, ukuran sesuai dengan
ukuran luas penampang kabel serta dililit dengan “excelcior tape” dan di finish dengan bahan
isolasi ciut panas yang sesuai.
e. Penyambungan kabel pada kabel daya, kabel instalasi daya dan instalasi penerangan tidak
diperkenankan kecuali untuk pencabangan pada kabel instalasi daya dan instalasi penerangan.
Penyambungan kabel untuk pencabangan harus dilakukan di dalam junction box atau doos
sesuai dengan persyaratan.
f. Penarikan kabel harus menggunakan peralatan-peralatan bantu yang sesuai dan tidak boleh
melebihi strength dan stress maximum yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat kabel.
g. Sebelum dilakukan pemasangan/penyambungan, bagian ujung awal dan ujung akhir dari kabel
daya harus dilindungi dengan 'sealing end cable', sehingga bagian konduktor maupun bagian
isolasi kabel tidak rusak.
h. Pemasangan kabel di dalam tanah dilakukan dengan dua cara, yaitu :
- Ditanam langsung di dalam tanah,
- Ditanam di dalam tanah dengan dilindungi pipa GIP.
- Kabel daya listrik yang ditanam langsung di dalam tanah harus mempunyai kedalaman
minimal 70 Cm di bawah permukaan tanah dengan cara penanaman kabel sebagai
berikut :
 Disediakan galian kabel dengan kedalaman minimal 80cm dan lebar galian
sesuai dengan jumlah kabel yang akan ditanam.
 Diberi alas pasir setebal 10cm.
 Gelarkan kabel yang akan ditanam dan disusun serapi mungkin.
 Timbuni lagi dengan pasir setebal 10cm dan di atas pasir tersebut diberi bata
pelindung sebanyak 6 (enam) buah per meter.
 Timbuni dengan tanah urug halus serta tanah galian dan usahakan tanah galian
yang digunakan bebas dari kerikil yang dapat merusak isolasi kabel.
i. Kabel listrik yang ditanam di dalam tanah dengan menggunakan pipa GIP sebagai pelindung
harus dilengkapi dengan bak kontrol berukuran sesuai Gambar rancangan. Bak kontrol tersebut
dipasang pada setiap pembelokan, pencabangan atau daerah daerah tertentu lainnya sesuai
dengan modul pipa.
j. Setiap pipa hanya digunakan untuk sebuah kabel berinti banyak untuk sistem 3 phasa atau
empat kabel berinti tunggal untuk sistem 3 phasa.
k. Pipa tersebut harus mempunyai diameter dalam 1,5 kali total diameter luar kabel yang
dilindunginya.
l. Apabila kabel sistem 3 phasa yang ditanam dalam tanah lebih dari satu buah, maka kabel
tersebut harus disusun sejajar dengan jarak satu sama lain minimal sebesar 7 Cm.
m. Bak kontrol yang digunakan harus terbuat dari beton dan dilengkapi dengan tutup yang
memakai handle dan harus mudah dibuka.
n. Pada ujung pipa pelindung kabel harus dibentuk seperti corong, dihaluskan sehingga bebas
dari hal-hal yang dapat merusak kabel. Setelah kabel dipasang lubang ujung kabel tersebut
harus disumbat dengan bahan karet atau bahan bahan lain yang tidak merusak kabel dan tidak
mudah rusak.
o. Pemasangan kabel di dalam bangunan dapat dilakukan,
 Pada rak kabel,
 Di dalam dinding yang dilengkapi conduit
 Di plat lantai atap yang dilengkapi conduit.

p. Pemasangan kabel pada rak kabel harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
 Kabel harus diatur rapi
 Kabel harus diperkuat dengan klem pada setiap jarak 40 Cm dengan perkuatan mur
baut pada dudukan rak.
 Untuk kabel instalasi daya dan penerangan harus dilindungi dengan conduit PVC type
High Impact.
 Tidak diperkenankan adanya sambungan kabel di dalam conduit kecuali di dalam kotak
sambung atau kotak cabang.

q. Pemasangan kabel dalam dinding harus memperhatikan hal hal sebagai berikut :
 Kabel harus dilindungi dengan sparing.
 Sparing (pipa pelindung kabel yang ditanam dalam High Impact Conduit) sebelum
ditutup tembok harus disusun rapi dan diklem pada setiap jarak 60 Cm. Jika sparing
tersebut berjumlah cukup banyak, maka perkuatan tersebut harus dilakukan dengan
menggunakan kombinasi antara klem dan kawat ayam sehingga tersusun rapi dan
kokoh.
 Kabel instalasi yang datang dari conduit menuju sparing harus dilindungi dengan
'metal flexible conduit' serta pertemuan antara conduit/sparing dengan metal flexible
conduit harus dilakukan dengan cara klem.
 Untuk instalasi kabel expose harus di dalam RSC (Rigid Steel Conduit).

Persyaratan Teknis Peralatan Instalasi

Outlet Daya.

a. Outlet daya dan plug yang digunakan harus memenuhi standard SII, SPLN, VDE/DIN atau
standard-standard lain yang berlaku dan diakui di Indonesia.
b. Outlet daya/plug yang terpasang harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut:
 Rating tegangan : 250 Volt
 Rating arus : 16 A atau seperti Gambar rancangan
 Tipe pemasangan : recessed
c. Outlet daya dan plug harus mempunyai label yang menunjukkan merk pabrik pembuat,
standard produk, tipe dan rating arus serta tegangannya.
d. Outlet daya dipasang pada dinding atau partisi harus mengguna-kan doos dengan ketinggian
pemasangan 30 Cm dari permukaan lantai atau ditentukan oleh Perencana Interior atau atas
per-setujuan Pemberi Tugas melalui DIREKSI PENGAWAS/MK.
e. Tata letak outlet daya sesuai dengan Gambar rancangan dan harus dikoordinasikan dengan
tata letak furnitures/peralatan.

Saklar Lampu Penerangan.

a. Saklar yang digunakan harus sesuai dengan standard PLN, SII dan VDE/DIN atau standard-
standard lain yang berlaku dan diakui di Indonesia.
b. Saklar harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
 Rating tegangan : 250 Volt
 Rating arus : minimal 10 A
 Tipe : recessed

c. Saklar lampu harus mempunyai label yang menunjukkan merk pabrik pembuat, standard
produk, tipe dan rating arus serta tegangannya.
d. Saklar harus dipasang pada dinding atau partisi dengan ketinggian 150 cm dari permukaan
lantai atau ditentukan oleh Perencana Interior atau keinginan Pemberi Tugas. Pemasangan
saklar harus menggunakan doos.
e. Tata letak saklar harus sesuai dengan Gambar rancangan dan dikoordinasikan dengan
Perencana Interior atau atas keinginan Pemberi Tugas sepengetahuan DIREKSI
PENGAWAS/MK.

Armature Lampu.

a. Armatur lampu harus memenuhi persyaratan teknis, bentuk dan penampilan sesuai dengan
Gambar rancangan. Dan kontraktor sebelum melaksanakan pekerjaan harus menyerahkan
contoh armature setiap type yang akan dipasang lengkap dengan komponennya untuk
dimintakan persetujuan dari Pemberi Tugas melalui DIREKSI PENGAWAS/MK.
b. Armatur lampu menggunakan produk lokal dengan standard
kualitas yang baik dan mempunyai workshop untuk pabrikasi
pekerjaan terkait, kecuali ditentukan lain oleh Pemberi Tugas.
c. Armatur lampu yang terbuat dari plat baja harus mempunyai
ketebalan plat minimal 0,7 mm, dicat dasar dengan meni tahan
karat dan finish cat bakar.
d. Armatur lampu yang dilengkapi dengan mirror seperti ditunjukkan dalam gambar perencanaan.
e. Armatur lampu harus dilengkapi dengan komponen-komponen lampu berupa ballast jenis low
loss, starter dan kapasitor dengan kualitas terbaik.
f. Pemasangan armatur harus dipasang dengan baik dan kokoh sehingga tidak mudah terlepas
oleh gangguan mekanis. Cara pemasangan lampu harus sesuai dengan rekomendasi pabrik
pembuat.

g. Jenis lampu yang digunakan :

• Lampu LED 7 watt + fitting


• Lampu sorot/dinding, 25 watt
• Lampu RMI 2 X 20 Watt, Reflector ; Louvre ; Lengkap
• Lampu T - 5 ; 1 X 36 Watt + Batten ; Lengkap
• Lampu Down Light ; PLC 1 X 18 Watt ; Ø 4 ", Standart ; Lengkap Fitting
• Lampu TKO 1 X 18 Watt , Standart ; Lengkap Fitting (Cove Lampu Washtafel)

Persyaratan Teknis Penunjang Instalasi

Conduit
a. conduit yang dipasang secara exposed menggunakan conduit jenis PVC high impac dengan
ketebalan minimum 2 mm juga termasuk conduit yang ditanam di dalam tembok/beton.
b. Conduit dan sparing harus mempunyai ukuran diameter dalam sebesar 1,5 kali dari total
diameter luar kabel yang dilindunginya dan ukuran minimum sebesar 3/4". Oleh karena itu,
kontraktor sebelum memasang conduit harus re-konfirmasi dahulu terhadap kabel yang akan
dilindunginya.
c. Ujung ujung conduit bahan steel/GSP yang dikondisikan untuk pelindung kabel luar bangunan
harus dihaluskan dan diberi tules agar tidak merusak isolasi kabel.
d. Pemakaian conduit di sini dimaksudkan untuk finishing seluruh instalasi daya, instalasi
penerangan dan instalasi lainnya. Oleh karena itu pemasangannya harus dilakukan serapi
mungkin dan dikoordinasikan dengan pekerjaan Finishing Arsitektur atas koordinasi DIREKSI
PENGAWAS/MK.
e. Pemasangan pipa conduit di atas plafond harus dikoordina-sikan dengan penggunaan jalur
untuk utilitas lain seperti instalasi komunikasi, fire alarm, sound system, matv, ducting AC dan
lain-lain sehingga tersusun rapi, kokoh dan tidak saling mempengaruhi/ mengganggu.
f. Dalam hal jalur pipa conduit pada gambar rancangan diper-kirakan tidak mungkin lagi untuk
dilaksanakan,maka Kontraktor wajib mencari jalur lain sehingga pelaksanaan mudah dan
tidak mengganggu utilitas lain, tetapi tetap harus sesuai dengan persyaratan.
g. Pertemuan antara pipa sparing yang muncul dari dalam dinding dengan pipa conduit di atas
plafond harus menggunakan doos dan diantara doos tersebut dipasang flexible conduit.
Pemasangan flexible conduit tersebut harus dilakukan dengan cara klem.
h. Setiap sparing maupun conduit maximum hanya dapat diisi dengan 1 (satu) kabel berinti
banyak atau satu pasang kabel untuk phasa, netral dan grounding, baik untuk kabel daya
maupun untuk kabel lain.
i. Conduit untuk instalasi listrik harus berjarak minimum 50 Cm dari pipa air panas.
j. Jumlah sparing (conduit yang ditanam di dalam beton) harus disediakan minimum
sebanyak 120 % dari jumlah kabel yang akan melewatinya atau minimum mempunyai satu
buah sparing lebih banyak dari jumlah kabel yang akan melewatinya.

Trend Kabel, Kabel Leader dan Rak Kabel.

a. Trend kabel digunakan untuk jalur kabel yang menghubungkan sumber daya listrik yang berada
dibangunan pembantu menuju kebangunan utama. Persyaratan teknis trend kabel sesuai
gambar perencanaan.
b. Kabel leader dan Rak kabel yang digunakan untuk menyanggqa kabel-kabel daya kabel
instalasi daya dari lantai ke lantai dan, penerangan serta kabel instalasi arus lemah diatas
plafond.
c. Kabel leader dan rak kabel terbuat dari plat baja dengan ketebalan 2mm yang dilapisi Hot
Dipped Galvanised dengan ketebalan lapisan minimum 50 M dan disesuiakan dengan standart
BS 729 (dalam shaft).
d. Kabel leader harus dilengkapi dengan tutup (cover) rakrung penyangga kabel, jarak antar ruang
penyangga kabel maximum 50 Cm.
e. Penggantung dan dudukan dipasang pada plat beton dengan anchor bolt dan harus kuat untuk
menyangga rak kabel beserta isiannya serta harus tahan pula menahan gangguan-gangguan
mekanis
f. Harus mempunyai penggantung yang dapat diatur (adjustable) yang terbuat dari bahan besi.
g. Rak kabel yang dipergunakan arus kuat dan arus lemah harus dipisahkan untuk menghindari
kemungkinan adanya induksi yang akan mengganggu fungsi system operasi. Jarak rak kabel
arus kuat dan arus lemah adalah 1 meter yang dipasang sejajar, sedangkan yang bersilangan
30 cm.

PEKERJAAN AKHIR

Pekerjaan pembersihan adalah pekerjaan pembersihan lahan proyek dari sisa barang bekas
pembangunan yang sudah tidak diperlukan lagi dari lokasi proyek sampai dengan bangunan tersebut
benar-benar bersih dan siap untuk di pergunakan dan pembongkaran alat-alat pendukung selama
proyek berjalan, dan pengamana atas bangunan sampai dengan proyek tersebut di serah terimakan
kepada pemilik proyek.

PENJELASAN BAHAN

Bahan yang di butuhkan yaitu bahan yang terkait dalam hal pembersihan lahan.

PENJELASAN TENAGA KERJA

Para pekerja yang memenuhi kualfikasi serta keterampilan yang di butuhkan sesuai pelaksanaan yang
akan di lakukan.

K3 DALAM PEKERJAAN

Untuk menghindari kecelakaan pada pengakutan dan pembuangan puing dan terkena benda tajam akibat
sisa pekerjaan dan penggunaan alat maka :

Setiap pelaksanaan kegiatan lapangan diwajibkan memakai safetty shoes, helm standar proyek safety
belt,sarung tangan dan alat-alat K3 sesuai standar pekerjaan.
PEKERJAAN BUANG PUING KELUAR LOKASI

Ruang Lingkup
Kontraktor selalu melakukan pembersihan lokasi selama pekerjaan
berlangsung dan sesudah selesainya proyek.

Sisa bongkaran dikumpulkan dalam suatu lokasi yang ditentukan


konsultan agar memudahkan dalam pengangkutan keluar lokasi dan
memudahkan pembersihan.

Waktu pengangkatan puing


Pengangkatan puing-puing hasil bongkaran dilakukan sesegera mungkin agar tidak mengganggu
aktivitas proyek, namun sementara sisa bongkaran belum diangkut keluar penempatannya harus tetap
rapi dan ditempatkan ditempat yang khusus yang sudah disetujui oleh konsultan agar tidak mengganggu
jalannya pekerjaan proyek. Pembuangan puing dilakukan pada mala

Lokasi pembuangan puing


Lokasi pembungan puing atau sisa bongkaran harus sudah direncanakan untuk di buang di tempat
penampungan atau tempat lain yang ditentukan atas persetujuan Konsultan Pengawas

Cara Pelaksanaan
Setiap sampah, puing-puing, dan benda-benda sisa proyek selama berlangsung pekerjaan harus
dikumpulkan dalam suatu tempat dan dibuang di tempat yang telah ditentukan konsultan pengawas
sehingga lokasi proyek terlihat bersih.
Sebelum dilakukan serah terima Pertama dan Kedua dari pekerjaan yang dilakukan, lokasi proyek harus
dalam keaadaan bersih dan rapi, semua instalasi dan perlengkapannya dalam keadaan siap digunakan.

PENGENDALIAN DAMPAK LINGKU NGAN TERHADAP SISA PUING -PUING


PROYEK
Sisia pekerjaan proyek kerap kali menimbulkan dampak yang buruk terhadap lingkungan sekitar. Untuk
menetralisir sampah-sampah/ puing-puing yang diakibatkan oleh prmbangunan proyek maka perlu di
lakukan pembersihan ketempat yang tepat. Selain itu perlu di tinjau lebih lanjut tentang waktu
pembuangan puing-puing.
Untuk menghindari ketidaknyamanan lalulintas pembuangan puing dilakukan pada jam-jam renggang.
Pembuangan puing dilakukan secara bertahap dan terorganisir agar kebersihan lingkungan sekitar
pekerjaan bersih
Demikian Metodologi Pelaksanaan ini diaji.: lean, sebagai bahan masukan untuk pemberi kerja
agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan p ·osedur operasional standar konstruksi, yang dapat
dipertanggung jawabkan secara teknis.

Jakarta, 26 Agustus 2015


PT. FO~WUA PU1RI

~
BUKHARI
Direktur

Anda mungkin juga menyukai