Anda di halaman 1dari 195

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR

DINAS PERHUBUNGAN
Alamat Pokja : : Jl. Soekarno Hatta

PROPOSAL TEKNIS

PAKET / PEKERJAAN :
PENGAWASAN PEMBANGUNAN TERMINAL TARENGGE

KELOMPOK KERJA (POKJA) PEMILIHAN III UKPBJ KABUPATEN LUWU TIMUR

DINAS PERHUBUNGAN
KABUPATEN LUWU TIMUR
TAHUN ANGGARAN 2019

PENYEDIA JASA
SURAT PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
Makassar, 09 September 2019

Nomor : 019/NAFA/SP_TER./LUTIM/IX/2019
Lampiran : Surat Penawaran Administrasi dan Teknis

Kepada Yth.:
Pokja Pemilihan III UKPBJ Kab. Luwu Timur

di
Malili

Perihal : Penawaran Administrasi dan Teknis Pengawasan Pembangunan Terminal Tarengge

Sehubungan dengan Undangan Pengambilan Dokumen Pemilihan Nomor : 01/P.175/SPV.DS/UKPBJ/2019,


Tanggal 16 Agustus 2019, dan setelah kami mempelajari dengan seksama Dokumen Pemilihan, Berita Acara
Pemberian Penjelasan (dan Adendum Dokumen Pemilihan) dengan ini kami mengajukan penawaran
Administrasi dan Teknis untuk Pengawasan Pembangunan Terminal Tarengge

Penawaran Administrasi dan Teknis ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam
Dokumen Pemilihan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut diatas.

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 90 (Seratus Lima Puluh) hari Kalender.

Penawaran ini berlaku 60 (Enam Puluh) Hari sejak batas akhir pemasukan Dokumen Penawaran

Sesuai dengan persyaratan Dokumen Seleksi, bersama Surat Penawaran Administrasi dan Teknis ini kami
lampirkan:

1)Dokumen penawaran teknis, terdiri atas:


a. Data Pengalaman Perusahaan;
b. Proposal Teknis;
c. Kualifikasi Tenaga Ahli; dan
d. [Dokumen lain yang dipersyaratkan]

Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini maka kami menyatakan sanggup dan akan tunduk pada semua
ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Seleksi.Apabila dana dalam dokumen anggaran yang telah disahkan
tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dalam DIPA/DPA Tahun Anggaran maka Pengadaan Barang/Jasa dapat
dibatalkan dan kami tidak akan menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun.

PT. NAFA AIRFINDO KONSULTAN

Ir. MURDIPIN, ST
Direktur
PERUSAHAAN

A.1 UMUM
Untuk menangani pekerjaan yang memerlukan personil dan penanganan dengan kualitas baik dan
dengan batasan waktu yang singkat, maka diperlukan Perusahaan yang mempunyai pengalaman dan
personil yang baik dan profesional.

Untuk semua itu yang telah siap untuk mengerjakan pekerjaan seperti yang tertulis dalam Kerangka
acuan yang diterbitkan oleh Panitia Pengadaan Jasa Konsultasi.

A.2.
A. LATAR BELAKANG
PT. NAFA AIRFINDO KONSULTAN merupakan perusahaan nasional yang bergerak dalam bidang
jasa konsultasi teknik yang mencakup berbagai bidang konsultasi dimulai Dari Studi Kelayakan,
Penyelidikan Lapangan, perencanaan Akhir sampai pada bidang Pengawasan Pelaksanaan
Pembangunan dan Manajemen.
PT. NAFA AIRFINDO KONSULTAN terbentuk atas dukungan beberapa
tenaga-tenaga teknik dari berbagai disiplin ilmu yang mempunyai pengalaman
dibidangnya masing-masing, dengan maksud dapat memberikan pelayanan
kepada masyarakat dan semua mitra kerja perusahaan.

PT. NAFA AIRFINDO KONSULTAN merupakan perusahaan yang berdiri dan berkembang dari
Sulawesi Selatan.
didalam melaksanakan pekerjaan selalu akan didukung oleh tenaga personilnya pada bidangnya
masing-masing secara profesional.
PT. NAFA AIRFINDO KONSULTAN telah berpengalaman melaksanakan pekerjaan di bawah naungan
Pemerintah dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum dan telah berulang kali membina hubungan
kerja sama dengan Konsultan-Konsultan Nasional lainnya.

PT. NAFA AIRFINDO KONSULTAN adalah Perusahaan Konsultan akan berkembang dan mengikuti
arus Perkembangan Republik indonesia yang tak akan pernah berhenti.
PT. NAFA AIRFINDO KONSULTAN merupakan perusahaan yang handal dengan struktur organisasi
perusahaaan seperti dibawah ini

Data Organis asi Perus ahaan


A-1
SUSUNAN PENGURUS

No NAMA JABATAN KETERANGAN

1. Murdipin, ST Direktur
2. Masdin, ST Wakil Direktur

B. RUANG LINGKUP PELAYANAN PT. NAFA AIRFINDO KONSULTAN


Sejak dimulainya Pelita Yang pertama hingga Repelita yang sedang berjalan ini, Pemerintah Republik
Indonesia terus melaksanakan pembangunan hingga tercapai cita-cita masyarakat adil dan makmur.
Pembangunan ini tidak akan pernah berhenti dan akan berjalan terus sepanjang tahun. Untuk itu
Pemerintah memerlukan Partner atau Mitra Kerja yang dapat dipercaya dan membantu terlaksananya
program-program pembangunan yang telah dijadwalkan supaya selesai tepat pada waktunya dengan
mutu pekerjaan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam kaitannya dengan hal tersebut diatas, PT. NAFA AIRFINDO KONSULTAN ikut berperan
didalam perancangan dan perencanaan serta pengawasan terhadap proyek-proyek yang telah
diprogramkan.
Tentunya di dalam peran sserta ini PT. NAFA AIRFINDO KONSULTAN didukung oleh tenaga-tenaga
yang telah berpengalaman di bidangnya masing-masing.

RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Ruang lingkup yang dapat dilayani oleh PT. NAFA AIRFINDO KONSULTAN adalah sebagai berikut :

Data Organis asi Perus ahaan


A-2
A. DATA ADMINISTRASI

1. Nama PT / CV / Firma / Koperasi : PT. NAFA AIRFINDO KONSULTAN

Pusat Cabang
2. Status :

3. Alamat Kantor Pusat : BTN. Nusa Harapan Permai Blok A/2 Makassar

No. Telepon : 0411 - 4770546 / 082291999984

No. Fax : 0411 - 4770546 / 082291999984

E-Mail : airfindo.pt@gmail.com

4. Alamat Kantor Cabang : BTN. Nusa Harapan Permai Blok A/2 Makassar

No. Telepon : 0411 - 4770546 / 081343711007

No. Fax : 0411 - 4770546 / 081343711007

E-Mail : airfindo.pt@gmail.com

B. IZIN USAHA

a. Nomor : 503.1/0066/IUJK/DPM-PTSP/I/2019
1. Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi :
b. Tanggal : 07 Januari 2019

2. Masa Berlaku Izin Usaha : 07 Januari 2022

3. Instansi Penerbit : Kantor Pelayanan Administarsi Perizinan Kota Makassar

a. Nomor : 503.1/0067/IUJK/DPM-PTSP/I/2019
1. Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi :
b. Tanggal : 07 Januari 2019

2. Masa Berlaku Izin Usaha : 07 Januari 2022

3. Instansi Penerbit : Kantor Pelayanan Administarsi Perizinan Kota Makassar

Data Organis asi Perus ahaan


A-3
C. SERTIFIKAT BADAN USAHA

a. Nomor : 0573562 / Perencanaan Rekayasa


1. Sertifikat Badan Usaha :
b. Tanggal : 01 Maret 2018

2. Masa Berlaku Izin Usaha : 28 Februari 2021

3. Instansi Penerbit : Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi

a. Nomor : 0573560 / Perencanaan Arsitektur


1. Sertifikat Badan Usaha :
b. Tanggal : 01 Maret 2018

2. Masa Berlaku Izin Usaha : 28 Februari 2021

3. Instansi Penerbit : Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi

a. Nomor : 0573564 / Perencanaan Penataan Ruang


1. Sertifikat Badan Usaha :
b. Tanggal : 01 Maret 2018

2. Masa Berlaku Izin Usaha : 28 Februari 2021

3. Instansi Penerbit : Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi

a. Nomor : 0573561 / Konsultansi Lainnya


1. Sertifikat Badan Usaha :
b. Tanggal : 01 Maret 2018

2. Masa Berlaku Izin Usaha : 28 Februari 2021

3. Instansi Penerbit : Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi

Data Organis asi Perus ahaan


A-4
a. Nomor : 0573565 / Konsultansi Spesialis
1. Sertifikat Badan Usaha :
b. Tanggal : 01 Maret 2018

2. Masa Berlaku Izin Usaha : 28 Februari 2021

3. Instansi Penerbit : Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi

a. Nomor : 0573563 / Pengawasan Rekayasa


1. Sertifikat Badan Usaha :
b. Tanggal : 01 Maret 2018

2. Masa Berlaku Izin Usaha : 28 Februari 2021

3. Instansi Penerbit : Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi

D. SERTIFIKAT LAINNYA (Apabila di Persyaratkan)

Nomor : 503/23073/SIUPK-B/11/DPM-PTSP
1. SIUPK :
Tanggal : 17 Januari 2018

2. Masa Berlaku Izin Usaha : 17 Januari 2023

Pemerintah Kota Makassar Kantor Pelayanan dan Administrasi


3. Instansi Penerbit :
Perizinan

Nomor : 503/32210/IG-B/11/DPM-PTSP
1. IZIN GANGGUAN (IG) :
Tanggal : 17 Januari 2018

2. Masa Berlaku Izin Usaha : 17 Januari 2023

Pemerintah Kota Makassar Kantor Pelayanan dan Administrasi


3. Instansi Penerbit :
Perizinan

Data Organis asi Perus ahaan


A-5
Nomor : 503/233396/TDPPT-B/II/DPM-PTSP
1. TDP :
Tanggal : 17 Januari 2018

2. Masa Berlaku Izin Usaha : 17 Januari 2023

Pemerintah Kota Makassar Kantor Pelayanan dan Administrasi


3. Instansi Penerbit :
Perizinan

Nomor : 180000000371530
1. BPJS :
Tanggal : 09 Januari 2018

2. Masa Berlaku Izin Usaha :

3. Instansi Penerbit : BPJS Ketenagakerjaan

E. LANDASAN HUKUM PENDIRIAN BADAB USAHA

1.1 AKTE PENDIRIAN PERUSAHAAN / ANGGARAN DASAR KOPERASI


a. Nomor Akte : 01 ( Kosong Satu)
b. Tanggal : 01 Desember 2007
c. Nama Notaris : LOLA ROSALINA, SH
d. Nomor Pengesahan Kementerian :
Hukum dan HAM

1.1 AKTE PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS (PT)


a. Nomor Akte : 67 (Enam Puluh Tujuh)
b. Tanggal : 18 April 2012
c. Nama Notaris : YUSRAN SIRATH, SH
d. Nomor Pengesahan Kementerian : AHU-41697.AH.01.01. Tahun 2012
Hukum dan HAM

Data Organis asi Perus ahaan


A-6
F. PENGELOLA BADAN USAHA
1. Komisaris/Pengawas untuk Perseroan Terbatas (PT)

No. Nama No. KTP Jabatan Dalam Perusahaan

1. A. Ika Rosiani 7371115409840012 Komisaris Utama


Zaidil Basri 7312030304750001 Komisaris

2. Direksi/Pengurus Badan Usaha

No. Nama No. KTP Jabatan Dalam Perusahaan

Ir. Murdipin,ST 7371110705690000 Direktur


1.
Masdin,ST 7371110510680020 Wakil Direktur
2.

G. DATA KEUANGAN
1. Susunan Kepemilikan Saham (untuk PT)/Susunan Pesero (untuk CV/Firma)

Persenta
No. Nama No. KTP Alamat
se
BTN. Nusa Harapan Permai
1. Ir. Murdipin,ST 7371110705690000 70%
Blok A/2 Makassar
BTN. Nusa Harapan Permai
2. A. Ika Rosiani 7371115409840012 10%
Blok A/2 Makassar
Pajalesang, Kabupaten
3. Zaidil Basri 7312030304750001 10%
Soppeng
BTN. Nusa Harapan Permai
3. Masdin,ST 7371110510680020 10%
Blok B/1 Makassar

Data Organis asi Perus ahaan


A-7
2. Pajak

a. NOMOR POKOK WAJIB PAJAK : 02.974.232.7 – 801.000


Bukti Laporan Pajak Tahun
b. : S – 05015817/PPWBIDR/WPJ.15/KP.0203/2018
terakhir (SPT)
Tanggal 12 Maret 2018

Data Organis asi Perus ahaan


A-8
DATAFASILITAS / PERALATAN / PERLENGKAPAN YANG MENDUKUNG / PT. NAFA AIRFINDO KONSULTAN
Jenis Kapasitas Pada Tahun Kondisi Bukti Kepemilikan*)
Merk /
No. Fasilitas/Peralatan/Perle Jumlah Saat Ini Pembuatan Baik / Lokasi Sekarang
Type
ngkapan Rusak
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
PERALATAN KANTOR

1. Kantor PUSAT (3 x 4) M - - - - Makassar Milik

2. Ruang Studio (4 x 7 ) M - - - - Makassar Milik


3. Ruang Tamu (4x6)M - - - - Makassar Milik
Yamaha 2007 65% Makassar Milik
4. Kendaraan Roda 2 2 Unit 2 Orang
Honda 2002 50% Makassar Milik
5. Kendaraan Roda 4 1 Unit 5 Orang Escudo 2004 70% Makassar Milik
PERALATAN TOFOGRAFI
6. Waterpass 1 Unit - Topcon 2008 80% Makassar Milik
7. Bak Ukur 2 Unit - - 2008 70% Makassar Milik
8. GPS 1 Unit - - 2011 95% Makassar Milik
9. Theodolit 1 Unit - Topcon 2011 95% Makassar Milik
10. Sigma (Ukur Dia Besi) 1 Unit - - 2007 70% Makassar Milik
11. Rol Meter 2 Unit 50 M - 2011 80% Makassar Milik
1 Unit -50 to 280’C Krisbow 2012 90% Makassar Milik
12. Alat Pengukur Suhu Aspal
KW06-280
13. Handycam 1Unit Sony 2014 95% Makassar Milik

13.
Two – Way – Radio (HT) 2 Unit FM – V88DS Berlin 2014 95% Makassar Milik
PERLENGKAPAN KANTOR
Meja Direktur
14.
1 Unit ½ Biro Lokal 2008 80 % Makassar Milik
Meja Komputer
15.
(1,4 x 2,4) - Lokal 2008 70 % Makassar Milik
Meja Tamu
16.
1 Set - - 2010 80 % Makassar Milik

Data Organis asi Perus ahaan


A-9
Komputer
17.
2 Unit - Samsung 2010 75% Makassar Milik
Laptop
18.
2 Unit - Toshiba
Hp Compeq
2008 80% Makassar Milik
Printer
19. 5 unit Hp 1280 2008 65 % Makassar Milik
A3
Hp 7000 2012 95 % Makassar
A3 Milik
Canon 2012 95 % Makassar
A4 Pixma Milik
MP287
Kamera Digital 1 Unit - Sony 2013 100% Makassar Milik
20.
Laptop
21.
1 Unit - Asus 2015 100% Makassar Milik

22. Meja Direktur 1 Unit ½ Biro Lokal 2008 80 % Makassar Milik

Data Organis asi Perus ahaan


A - 10
Data Organis asi Perus ahaan
A - 11
10 (Sepuluh) Tahun Terakhir

PT. NAFA AIRFINDO KONSULTAN telah memiliki pengalaman yang sangat luas dalam pekerjaan
perencanaan dan pengawasan, terutama perencanaan dan pengawasan jalan dan jembatan atau
telah berhasil dengan baik dalam menangani Proyek-proyek, khususnya penanganan proyek-
proyek ke Bina Margaan. Untuk memberikan gambaran lebih lanjut mengenai hal diatas,
dilampirkan rekaman pengalaman PT. NAFA AIRFINDO KONSULTAN selama kurun waktu 10
(Sepuluh) tahun terakhir yang dirinci dengan daftar pengalaman dan uraian pengalaman
perusahaan untuk setiap paket kontrak.

Menjaga kepercayaan yang diberikan dan menjalin hubungan kerja yang harmonis dengan
Pemberi Tugas, disertai pelayanan teknis dan administratif yang professional merupakan icon
perusahaan yang senantiasa dipertahankan, sehingga PT. NAFA AIRFINDO KONSULTAN telah
mendapat kepercayaan untuk menangani beberapa proyek baik dari pemerintah maupun swasta.
Hal ini dapat dilihat pada pengalaman perusahaan mulai sejak berdirinya hingga saat ini dapat
dilihat pada lampiran Pengalaman B sebagai berikut :

P e n g a l a m a n K e r j a P e r u s a h a a n 10 (Sepuluh) T a h u n T e r a k h I r
B-1
PENGALAMAN PERUSAHAAN YANG SAMA/ SEJENIS 10 TH TERAKHIR
PEKERJAAN PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN DAN JEMBATAN

LINGKUP PERIODE ORANG NILAI


No. PENGGUNA JASA URAIAN PEKERJAAN MITRA KERJA
PEKERJAAN BULAN KONTRAK
MULAI S/D
Perencanaan Teknis / DED Perencana
1. Dinas PU Kab. Gowa 29/03/2010 27/04/2010 3/30 65.552.000 Konsultan Utama 100%
Pembangunan Jembatan (DAU) Rekayasa
Dinas PU Perencanaan Teknis Rehabilitasi Ruas Perencana
2. 08/03/2010 08/04/2010 2/30 50.000.000 Konsultan Utama 100%
Kab. Soppeng Pallapao – Kebo Rekayasa
Dinas PU Perencanaan Teknis Peningkatan Jalan Perencana
3 12 /09/ 2011 27/10/2011 1/30 25.000.000 Konsultan Utama 100%
Kab. Soppeng Ruas Takalala - Pacongkang Rekayasa
Dinas PU Perencanaan Teknis Pembangunan Perencana
4 07/06/ 2011 07/07/2011 2/30 50.000.000 Konsultan Utama 100%
Kab. Soppeng Jalan( Peningkatan Jalan ) Paket - 1 Rekayasa
Dinas PU Perencana
5 Perencanaan / DED DAK 15/06/ 2011 15/07/2011 5/30 245.300.000 Konsultan Utama 100%
Kab. Gowa Rekayasa
Perencanaan Teknis Jalan di Kabupaten Perencana
6 Dinas Binamarga Propinsi 02/11/ 2011 30/12/2011 3/30 48.955.500 Konsultan Utama 100%
Bone (Paket – 64) Rekayasa
Dinas PU Perencanaan Teknis Ruas Togigi – Perencana
7 01/05/2012 31/06/2012 2/30 50.000.000 Konsultan Utama 100%
Kab. Soppeng TonrongsepeE Rekayasa
Perencanaan Paket – 29 Jalan Kab. Perencana
8 Dinas PU Kab.Lutim 01/08/2012 03/12/2012 2/60 43.910.000 Konsultan Utama 100%
Luwu Timur Rekayasa
Perencanaan Paket 12 Jalan
Perencana
9. Dinas PU Kab.Lutim “Pengaspalan Jalan Desa Kalaena – 20 /10/2012 14/12/2012 2/60 45.090.000 Konsultan Utama 100%
Rekayasa
Desa Bahari”
Survey Leger Jalan PPK. 09
Perencana
10. Kementerian Pekerjaan Umum Pelaksanaan Jalan Ma. Bungo - Bangko - 07/05/2012 10/09/2012 2/120 315.989.000 Konsultan Utama 100%
Rekayasa
Bts. Prov. SUMBAR (57,65 KM)
Perencanaan Teknis Jalan Polewali – Perencana
11. Dinas PU Prov. Sulbar 16/02/2012 16/03/2012 2/30 39.842.000 Konsultan Utama 100%
Tabone (DAK) Rekayasa
Perencanaan Teknis Ruas PeppaE – Bts. Perencana
12. Dinas PU Kab. Soppeng 20/02/2013 25/04/2013 3/60 49.505.000 Konsultan Utama 100%
Kab. Bone dan Ruas Kampiri - Tinco Rekayasa
Perencanaan Teknis Pengadaan
Dinsa Pertanian, Perkebunan Perencana
13. Konstruksi Jalan Usaha Tani Desa 02/11/2013 16/12/2013 2/30 17.490.000 Konsultan Utama 100%
dan Peternakan Kab. Lutim Rekayasa
Tarabbi Kec. Malili

P e n g a l a m a n K e r j a P e r u s a h a a n 10 (Sepuluh) T a h u n T e r a k h I r
B-2
Perencana
14. Dinas Bina Marga Prov. Sultrng Penyusunan Leger Jalan dan Jembatan 10/04/2014 09/07/2014 2/120 183.945.300 Konsultan Utama 100%
Rekayasa
Perencanaan / DED Pembangunan Jalan Perencana
15. Dinas PU Kab. Gowa 19/05/2014 17/07/2014 6/60 361.810.000 Konsultan Utama 100%
DAK Rekayasa
Perencanaan Teknis Peningkatan Jalan Perencana
16. Dinas PU Kab. Takalar 10/03/2014 08/04/2014 3/30 49.750.000 Konsultan Utama 100%
Beton Ruas Manuju – Panjo’jo Rekayasa
Dinas Pekerjaan Umum Kota Perencanaan Teknis Pembangunan Perencana
17. 14/05/2014 12/07/2014 4/60 66.605.000 Konsultan Utama 100%
Pare Pare Jalan Akses PPI – Perbatasan Pinrang Rekayasa
Perencanaan (Paket -46) Pembangunan
Jembatan Dusun Reformasi Desa Perencana
18. Dinas PU Kab.Lutim 04/09/2014 03/10/2014 2/30 31.100.000 Konsultan Utama 100%
Maliwowo dan Pembangunan Jembatan Rekayasa
Desa Tawakua
Penyusunan Leger Jalan Satuan Kerja
Perencana
19 Kemetrian Pekerjaan Umum Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II 15/07/2014 12/12/2014 3/180 1.377.205/000 KSO 20%
Rekayasa
Provinsi Sulawesi Barat KSO 20%
SID/DED Pembangunan Pengasapan
Dinas Pertanian dan Hasil Pertanian, Pembangunan Irigasi Perencana
20 12/02/2015 13/03/2015 2/30 41.415.000,- Konsultan Utama 100%
Peternakan Kab. Majene Sistem Perpipaan dan Rekayasa
Pembangunan/Peningkatan Jalan Tani
Perencanaan Teknis Peningkatan Jalan Perencana
21 Dinas PU Kab.Buol 20/11/2015 31/12/2015 2/30 88.000.000,- Konsultan Utama 100%
DAK 2016 Rekayasa
perencanaan teknis SID/DED kegiatan
Perencana
22 Dinas PU Kab. Majene pembangunan jalan DAK transportasi 12/02/2015 13/03/2015 2/30 30.000.000,- Konsultan Utama 100%
Rekayasa
pedesaan
Perencanaan teknis SID/DED
Perencana
23 Dinas PU Kab. Majene Pembangunan Saluran Drainase / 12/02/2015 13/03/2015 2/30 29.000.000 Konsultan Utama 100%
Rekayasa
Gorong-gorong Kab. Majene
Dinas Pekerjaan Umum Kab. Perencanaan Teknis Pembangunan Perencana
24 22/07/2015 22/08/2015 2/30 49.830.000,- Konsultan Utama 100%
Tana Toraja Jalan DAK Tambahan Wilayah III Rekayasa
Perencanaan Teknis Paket 22 BM
Perencana
25 Dinas Pekerjaan Umum Pengaspalan Jalan Desa Sumber 10/09/2015 24/10/2015 2/30 46.580.000 Konsultan Utama 100%
Rekayasa
Makmur - Wanasari
Perenc. SID/DED Kegiatan Perencana
26 Dinas Pekerjaan Umum 12/02/2015 13/03/2015 2/30 30.000.000 Konsultan Utama 100%
Pembangunan Jalan DAK Reguler Rekayasa
Perencanaan Teknis Jalan Ruas Perencana 49.808.000
27 Dinas Pekerjaan Umum 08/12/2015 30/12/2015 2/30 Konsultan Utama 100%
Macanre –Batas Kab. Wajo (Segmen II) Rekayasa
28 Dinas Bina Marga Prov. Sulsel Perencanaan Teknis PembangunanJalan Perencana 10/11/2016 09/12/2016 2/30 49.368.100 Konsultan Utama 100%

P e n g a l a m a n K e r j a P e r u s a h a a n 10 (Sepuluh) T a h u n T e r a k h I r
B-3
di Wajo Rekayasa
Dinas Pekerjaan Umum & Perencanaan Teknis Peningkatan Jalan Perencana
29 07/04/2017 05/06/2017 2/30 176.680.000 Konsultan Utama 100%
Penataan Ruang Dalam Kota Boul (HRS) Rekayasa
Perencanaan Teknis Peningkatan Jalan
Dinas Pekerjaan Umum & Perencana
30 Paket DAU Mangubi – Bandara Cs. 08/05/2017 13/07/2017 2/90 121.344.000 Konsultan Utama 100%
Penataan Ruang Rekayasa
(HRS)
Dinas Pekerjaan Umum & Perencanaan Pembangunan Jalan Perencana
31 05/05/2017 04/06/2017 2/30 1.254.900.000 Konsultan Utama 100%
Penataan Ruang DAU Paket - I Rekayasa
Dinas Pekerjaan Umum & DED Peningkatan Jalan Pettabeang - Perencana
32 15/05/2017 05/06/2017 2/30 73.755.000 Konsultan Utama 100%
Penataan Ruang Lombang Rekayasa
Dinas Pekerjaan Umum & DED Peningkatan Jalan seppong – Perencana
33 15/05/2017 05/06/2017 2/30 73.755.000 Konsultan Utama 100%
Penataan Ruang Talongga, Pattepadang - Pangalo Rekayasa
Badan Perencanaan Penyusunan Grand Desain Sentral Perencana
34 18/05/2017 16/08/2017 2/120 147.500.000 Konsultan Utama 100%
Pembangunan Daerah Peternakan Kambing Kab. Majene Rekayasa
Perencanaan Teknis Pembangunan
Dinas Pekerjaan Umum dan Perencana
35 Jembatan Gantung Kali Dogabu 5 15/05/2018 14/06/2018 2/30 54.500.000 Konsultan Utama 100%
Penataan Ruang Rekayasa
(Mujumugi – Kombogosiga)
Perencanaan Teknis Pembangunan
Dinas Pekerjaan Umum dan Perencana
36 Jembatan Gantung Kali Mendekala 15/05/2018 14/06/2018 2/30 54.700.000 Konsultan Utama 100%
Penataan Ruang Rekayasa
(Togai – Bugalaga)
Perencanaan Teknis Peingkatan Struktur
Dinas Pekerjaan Umum dan Perencana
37 dan Kapasitas Ruas Jalan Yokatapa 12/12/2018 12/12/2018 2/30 679.000.000 Konsultan Utama 100%
Penataan Ruang Rekayasa
Lingkar Kanan (2,5)
Dinas Pekerjaan Umum dan Perencanaan Teknis Pembangunan Perencana
38 05/12/2018 12/12/2018 2/30 394.800.000 Konsultan Utama 100%
Penataan Ruang Ruas Jalan Agapa – Kendetapa (2,6 Km) Rekayasa
Konsultan Utama 100%
Dinas Pekerjaan Umum dan Perencanaan Teknis Pemeliharaan Ruas Perencana
39 15/05/2018 14/06/2018 2/30 136.000.000
Penataan Ruang Jalan Mamba – Titiga - Wabui Rekayasa

P e n g a l a m a n K e r j a P e r u s a h a a n 10 (Sepuluh) T a h u n T e r a k h I r
B-4
PENGALAMAN PERUSAHAAN YANG SAMA/ SEJENIS 10 TH TERAKHIR
PEKERJAAN PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN DAN JEMBATAN

PERIODE
LINGKUP ORANG NILAI
PENGGUNA JASA URAIAN PEKERJAAN MITRA KERJA
PEKERJAAN BULAN KONTRAK
No. MULAI S/D

Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Pengawasan


1. Dinas PU Kab. Soppeng 20/07/2010 20/12/2010 2/180 99.480.000,- Konsultan Utama 100%
Ruas Pallapao - Lemolemo Rekayasa
Pengawasan Teknis Peningkatan DAK +
Pengawasan
2. Dinas PU Kab. Soppeng DAU Pendamping Sub Bidang 01/06/2010 27/11/2010 2/180 99.570.000 Konsultan Utama 100%
Rekayasa
Infrastruktur Jalan
Pengawasan Teknis DPIPD Calodo - Pengawasan
3 Dinas PU Kab. Wajo 25 /09/ 2010 26/12/2010 1/120 46.500.000,- Konsultan Utama 100%
Simpursia Rekayasa
Pengawasan Teknis Jalan TA. 2010 Pengawasan
4 Dinas PU Kab. Wajo 06/08/ 2010 31/12/2010 1/120 59.950.000,- Konsultan Utama 100%
(Paket – VII) Rekayasa
Pengawasan Teknis Perbaikan Talud dan
Rehabilitasi/Perbaikan Jembatan Pengawasan
5 BPBD PROPINSI SUL-SEL 31 /01/2011 31/05/2011 1/150 191.200.000,- Konsultan Utama 100%
Kec. Sinjai Barat, Sinjai Selatan Rekayasa
dan Kec. TellulimpoE
Pengawasan Teknis Pengawasan
6 Dinas PU Kab. Wajo 25/09/ 2010 31/12/2011 1/120 89.000.000,- Konsultan Utama 100%
Pemeliharaan/Peingkatan Jalan Rekayasa
Pengawasan
7 Dinas PU Kab. Wajo Pengawasan Teknis DPPID Paket- 09 25 /09/ 2010 29/04/2011 1/240 66.832.000,- Konsultan Utama 100%
Rekayasa
Pengawasan Teknis Kegiatan Pengawasan
8 Dinas Pekerjaan Umum 26/11/2011 24/12/2011 1/30 182.999.000,- Konsultan Utama 100%
Pembangunan Jalan (Peningkatan Jalan) Rekayasa
Pengawasan Tekns Jalan Lingkungan Pengawasan
9. Dinas PU Kab. Gowa 15 /08/ 2011 27/09/2011 1/30 8.490.000,- Konsultan Utama 100%
Kab. Gowa TA. 2011 Rekayasa
Pengawasan
10. Dinas BM Bulukumba Pengawasan Teknis Jalan Paket 03 19/09/2011 17/12/2011 1/120 50.000.000,- Konsultan Utama 100%
Rekayasa
Pengawasan Teknis Kegiatan Pengawasan
11. Dinas PU Kab. Soppeng 10 /08/ 2012 07/12/2012 2/150 291.991.000,- Konsultan Utama 100%
Peningkatan Jalan Kab. Soppeng Rekayasa
Pengawasan Pembangunan Jalan dan Pengawasan
12 Dinas PU Kab. Gowa 21/03/ 2013 18/06/2013 3/120 547.570.000,- Konsultan Utama 100%
Jembatan Dana Cadangan Rekayasa
13 Dinas Perikanan Kelautan dan Pengawasan Pembangunan PUD PPI Pengawasan 19/08/2013 16/12/2013 1/150 53.750.000 Konsultan Utama 100%

P e n g a l a m a n K e r j a P e r u s a h a a n 10 (Sepuluh) T a h u n T e r a k h I r
B-5
Peternakan Danau Mawang Rekayasa
Pengawasan Teknis Paket 30 BM,
Pengaspalan Jalan Ruas Taripa – Pengawasan
14 Dinas Pekerjaan Umum 29/06/2013 31/12/2013 1/210 49.980.000 Konsultan Utama 100%
Mantadulu dan Pengaspalan Jalan Kec. Rekayasa
Angkona
Pengawasan Teknis Paket 27 Bina
Marga :
- Pemeliharaan Ruas PLN Wasuponda Pengawasan
15 Dinas Pekerjaan Umum 04/08/2014 31/12/2014 1/150 38.700.000,- Konsultan Utama 100%
- Pemliharaan Jalan Aspal Kecamatan Rekayasa
Nuha
Pemeliharaan JalanUssu - Toletole
Pengawasan Teknis Jalan di Kabupaten Pengawasan
16 Dinas Bina Marga Sulsel 13/05/2014 14/10/2014 1/180 272.580.000,- Konsultan Utama 100%
Wajo – 2 Rekayasa
Pengawasan Peningkatan JalanPoros
Dinas Sosial , Tenaga Kerja Pengawasan
17 Penghubung UPT Ulumanda SP1 08/10/2014 31/12/2014 2/90 65.054.000,- Konsultan Utama 100%
dan Transmigrasi Rekayasa
Kolehalang
Pengawasan Teknis PembangunanJalan Pengawasan
18 Dinas Pekerjaan Umum 01/10/2014 29/12/2014 2/90 214.150.000 Konsultan Utama 100%
Beton Mattirotasi Rekayasa
Pengawasan Teknis Pengaspalan Jalan
Pengawasan
19 Dinas Pekerjaan Umum Ruas Mantadulu – Kalaena Kiri 11/08/2014 31/12/2014 1/30 44.470.000,- Konsultan Utama 100%
Rekayasa
Kecamatan KALAENA (Paket 53)
Pengawasan Pembangunan Jalan Pengawasan
20 Dinas PU Kab. Gowa 14/08/2014 30/12/2014 3/150 642.000.000,- Konsultan Utama 100%
Kabupaten (DAU) Rekayasa
Dinas Kependudukan, Catatan
Supervisi Pengaspalan Jalan Poros Pengawasan
21 Sipil,Tenaga Keraja dan 06/06/2014 02/11/2014 2/180 191.000.000 Konsultan Utama 100%
Tajuncu Kab.Soppeng (Jo) 40% Rekayasa
Transmigrasi
Pengawasan Teknis Pekerjaan
Peningkatan Jalan Hotmix Ruas
Dinas Pekerjaan Umum Kab. Pengawasan
22 Parangbaddo – Kampungberu, Ruas 19/11/2014 19/11/2014 1/30 30.800.000 Konsultan Utama 100%
Takalar Rekayasa
Malewang – Borongbaji (lanjut) dan Ruas
Jalan Lapen Desa Balangtanaya
Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan
Ruas Kawasan Wisata Ompo+Ruas Pengawasan
23 Dinas Pekerjaan Umum 27/05/2015 23/11/2015 1/210 49.791.000,- Konsultan Utama 100%
Dalam Kota Donri-Donri+Ruas Dusun Rekayasa
Ara+Talud Jalan Tanah Bellange
Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Pengawasan
24 Dinas Pekerjaan Umum 01/10/2015 29/12/2015 1/90 197.991.000,- Konsultan Utama 100%
Ruas Takku - BureccengE Rekayasa
25 Kementerian Desa. Supervisi Fasilitas Pelaksanaan Pengawasan 10/11/2015 31/12/2015 3/30 276.380.500 Konsultan Utama 100%

P e n g a l a m a n K e r j a P e r u s a h a a n 10 (Sepuluh) T a h u n T e r a k h I r
B-6
Pembangunan Daerah Pembangunan/Peningkatan Jalan di Rekayasa
Tertinggal Dan Transmigrasi Daerah Perbatasan Kab.Kupang Prov.
Republik Indonesia Nusa Tenggara Timur
Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan
Pengawasan
26 Dinas PU Kab. Buol Dalam Kota Buol (Hot Mix) dan Jalan 15/10/2015 31/12/2015 3/90 251.000.000,- Konsultan Utama 100%
Rekayasa
Ruas Bungkudu – Mopu (Hot Mix)
Dinas Pekerjaan Umum Kota Pengawasan Teknis Rehabilitasi / Pengawasan
27 18/05/2015 04/10/2015 2/180 131.400.000,- Konsultan Utama 100%
Pare pare Pemeliharaan Jalan DAK Rekayasa
Pengawasan Teknis Konstruksi Jalan,
Dinas Permukiman dan Tata Drainase, Pentaludan, Duekker dan Pengawasan
28 10/08/2015 10/10/2015 2/90 65.752.000 Konsultan Utama 100%
Ruang Kab. Tana Toraja Gorong-Gorong Jalan Lingkungan Rekayasa
Kawasan B
Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan
Pengawasan
29 Dinas Pekerjaan Umum Ruas Paroto – Palangiseng + Ruas 22/04/2015 20/10/2015 2/210 99.191.000,- Konsultan Utama 100%
Rekayasa
Tocampu Bts Bone
Pengawasan Pembangunan Jalan Pengawasan
30 Dinas PU Kab. Gowa 06/08/2015 18/12/2015 4/150 925.000.000,- Konsultan Utama 100%
(DAU) Rekayasa
Pengawasan Pendampingan
Pengawasan
31 Dinas PU Kab. Gowa Pembangunan Jalan DAU (APBD 13/11/2015 30/12/2015 2/30 49.850.000,- Konsultan Utama 100%
Rekayasa
Perubahan)
Pengawasan pemb./Peningkatan
Dinas Pertanian dan Pengawasan
32 /Perintisan Jalan Tani Dan Pemb. 02/04/2015 28/11/2015 1/240 35.000.000,- Konsultan Utama 100%
Peternakan Rekayasa
Jemuran Hasil Pertanian
Pengawasan Teknis Pembangunan Jalan
Pengawasan
33 Dinas Pekerjaan Umum Kecamatan Banggae- Banggae Timur 04/05/2015 01/08/2015 1/120 25.000.000,- Konsultan Utama 100%
Rekayasa
DAU Paket III
Pengawasan Teknis Kegiatan Pengawasan
34 Dinas Pekerjaan Umum 04/05/2015 01/08/2015 1/120 15.000.000,- Konsultan Utama 100%
Pembangunan Jalan DAK Tambahan Rekayasa
Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan
Pengawasan
35 Dinas Pekerjaan Umum Salutambung- Kabiraan Kec. Ulumanda 31/08/2015 21/12/2015 1/120 15.000.000,- Konsultan Utama 100%
Rekayasa
T.A 2015
Pengawasan Peningkatan Jalan /
Pengawasan
36 Dinas Pekerjaan Umum Pelebaran & Proteksi Jalan Trans Ulama 27/10/2015 25/12/2015 1/90 137.280.000 Konsultan Utama 100%
Rekayasa
– Jalan Alun Alun
Pengawasan Pembangunan Jembatan Pengawasan
37 Dinas Pekerjaan Umum 27/10/2015 25/12/2015 1/90 162.085.000 Konsultan Utama 100%
Salunggabo Rekayasa
Pengawasan Peningkatan Jalan Akses Pengawasan
38 Dinas Pekerjaan Umum 27/10/2015 25/12/2015 2/90 121.825.000 Konsultan Utama 100%
Pelabuhan Rekayasa

P e n g a l a m a n K e r j a P e r u s a h a a n 10 (Sepuluh) T a h u n T e r a k h I r
B-7
Pengawasan Peningkatan / Pelebaran
Pengawasan
39 Dinas Pekerjaan Umum Jalan & Proteksi Jalan Trans Dewi 27/10/2015 25/12/2015 2/90 121.825.000 Konsultan Utama 100%
Rekayasa
Sartika
Kementerian Desa. Supervisi Fasilitas Pelaksanaan
Pembangunan Daerah Pembangunan/Peningkatan Jalan di Pengawasan
40 10/11/2015 31/12/2015 2/30 276.380.500 Konsultan Utama 100%
Tertinggal Dan Transmigrasi Daerah Perbatasan Kab.Kupang Prov. Rekayasa
Republik Indonesia Nusa Tenggara Timur
Pengawasan Pembangunan Jalan dan Pengawasan
41 Dinas Pekerjaan Umum 28/08/2015 25/12/2015 2/150 49.500.000,00 Konsultan Utama 100%
Jemkbatan DAK Transportasi Desa Rekayasa
Paket – II, Pengawasan Pembangunan Pengawasan
42 Dinas PU Kab. Gowa 02/11/2016 31/12/2016 6/30 948.298.000 Konsultan Utama 100%
Jalan DAK 2016 Rekayasa
Pengawasan Pembangunan Jembatan Pengawasan
43 Dinas PU Kab. Gowa 30/08/2016 22/12/2016 2/150 66.781.000 Konsultan Utama 100%
(DAU) Rekayasa
Supervisi Pemeliharaan Berkala Jalan Pengawasan
44 Dinas Pekerjaan Umum 24/06/2016 26/11/2016 2/210 69.905.000 Konsultan Utama 100%
APBD 2016 Rekayasa
Pengawasan (Paket III) Peningkatan Pengawasan
45 Dinas Pekerjaan Umum 19/10/2016 27/12/2016 2/90 73.590.000 Konsultan Utama 100%
Jalan DAK Tambahan Rekayasa
Pengawasan Peningkatan Jalan
Pengawasan
46 Dinas Pekerjaan Umum Sipakainga – Bulusunggu – Rontojali 19/08/2016 26/12/2016 2/150 49.740.000 Konsultan Utama 100%
Rekayasa
(DAK SPP)
Pengawasan Paket II (Peningkatan Jalan
Muara Baloli Pelabuhan(DAK SPP), Pengawasan
47 Dinas Pekerjaan Umum 19/08/2016 26/12/2016 2/150 153.615.000 Konsultan Utama 100%
Peningkatan Jalan Salonggabo(DAK Rekayasa
SPP)
Pengawasan Teknis Paket IV Rehabilitasi Pengawasan
48 Dinas Pekerjaan Umum 01/12/2016 31/12/2016 2/30 124.700.000 Konsultan Utama 100%
Berkala Jalan DAK Tambahan Rekayasa
Pengawasan Teknis Pemeliharaan Pengawasan
49 Dinas Pekerjaan Umum 01/12/2016 31/12/2016 2/30 99.500.000 Konsultan Utama 100%
Berkalah Jalan DAK IPD Rekayasa
Pengawasan Peningkatan Jalan Dalam Pengawasan
50 Dinas PU & Penataan Ruang 02/08/2016 30/12/2016 2/150 381.315.000 Konsultan Utama 100%
Kota Buol Cs. Rekayasa
Pengawasan Teknis (Paket III)
Pengawasan
51 Dinas Pekerjaan Umum Rehabilitasi Berkala Jalan DAK 01/12/2016 31/12/2016 2/150 119.100.000 Konsultan Utama 100%
Rekayasa
Tambahan
Pengawasan Teknis (Paket I) Rehabilitasi
Pengawasan
52 Dinas Pekerjaan Umum Berkala Jalan DAK Tambahan Kota 01/12/2016 31/12/2016 2/30 127.000.000 Konsultan Utama 100%
Rekayasa
Parepare
53 Dinas PU & Penataan Ruang Paket – III, Pengawasan Peningkatan Pengawasan 23/05/2017 18/11/2017 2/210 337.700.000 Konsultan Utama 100%

P e n g a l a m a n K e r j a P e r u s a h a a n 10 (Sepuluh) T a h u n T e r a k h I r
B-8
Jalan (DAK) Rekayasa
Pengawasan Peningkatan Jalan dan Pengawasan
54 Dinas PU & Penataan Ruang 25/07/2017 24/12/2017 2/180 361.000.000 Konsultan Utama 100%
Pelebaran Jalan Paket - IV Rekayasa
Pengawasan Peningkatan Jalan dan Pengawasan
55 Dinas PU & Penataan Ruang 25/07/2017 24/12/2017 2/180 508.900.000 Konsultan Utama 100%
Pelebaran Jalan Paket - I Rekayasa
Supervisi Pemeliharaan Berkala Jalan
Pengawasan
56 Dinas PU & Penataan Ruang Kota BanggaE,BanggaE Timur, 21/06/2017 17/12/2017 2/210 74.305.000 Konsultan Utama 100%
Rekayasa
Pemboang dan Sendana
Dinas Pekerjaan Umum & Paket VII, Pengawasan Peningkatan Pengawasan
57 121.110.000 Konsultan Utama 100%
Penataan Ruang Jalan Kapaha - Balanti Cs (DAK) Rekayasa
Dinas Pekerjaan Umum & Supervisi Peningkatan Jalan Seppong – Pengawasan
58 21/06/2017 17/12/2017 2/210 74.855.000 Konsultan Utama 100%
Penataan Ruang Talongga – Rattepadang - Panggalo Rekayasa
Dinas Pekerjaan Umum & Supervisi Peningkatan Jalan Pettabeang Pengawasan
59 21/06/2017 17/12/2017 2/210 74.855.000 Konsultan Utama 100%
Penataan Ruang - Lombang Rekayasa
Dinas Pekerjaan Umum & Pengawasan Teknis Pembangunan Ruas Pengawasan
60 05/06/2018 05/12/2018 2/210 144.400.000 Konsultan Utama 100%
Penataan Ruang Jalan Sugapa Lama – Cartenz (Urpil) Rekayasa
Dinas Pekerjaan Umum & Pengawasan Teknis Pembangunan Ruas Pengawasan
61 22/06/2018 05/12/2018 2/210 112.500.000 Konsultan Utama 100%
Penataan Ruang Jalan Sugapa – Emondi (Urpil) Rekayasa
Dinas Pekerjaan Umum & Pengawasan Teknis Pembangunan Ruas Pengawasan
62 03/09/2018 05/12/2018 2/120 73.425.000 Konsultan Utama 100%
Penataan Ruang Jalan Sugapa – Wabui 1,5 Km Rekayasa
Pengawasan Teknis Pemeliharaan Ruas
Dinas Pekerjaan Umum & Pengawasan
63 Jalan Sugapa Lama – Soanggama - 27/08/2018 09/12/2018 2/120 79.910.000 Konsultan Utama 100%
Penataan Ruang Rekayasa
Pugisiga 1,5 Km
Pengawasan Teknis Pembangunan Ruas
Dinas Pekerjaan Umum & Pengawasan
64 Jalan Bugalaga – Baya Biru Km 117 14/09/2018 16/12/2018 2/120 129.300.000 Konsultan Utama 100%
Penataan Ruang Rekayasa
(Lanjutan) Urpil
Dinas Pekerjaan Umum & Pengawasan Teknis Pembangunan Ruas Pengawasan
65 05/06/2018 03/11/2018 2/90 144.000.000 Konsultan Utama 100%
Penataan Ruang Jalan Jalai – Mbamogo (Urpil) 1 Km Rekayasa
Pengawasan Teknis Pembangunan
Dinas Pekerjaan Umum & Pengawasan
66 Sarana dan Prasarana Perikanan (Jalan 20/07/2019 19/12/2018 2/120 197.700.000 Konsultan Utama 100%
Penataan Ruang Rekayasa
Produksi)
Dinas Pekerjaan Umum & Paket-IV,(Empat) Pengawasan Pengawasan
67 22/06/2018 21/12/2018 3/210 603.475.000 Konsultan Utama 100%
Penataan Ruang Pembangunan Jalan (Dana Cadangan) Rekayasa

P e n g a l a m a n K e r j a P e r u s a h a a n 10 (Sepuluh) T a h u n T e r a k h I r
B-9
10 (Sepuluh) Tahun Terakhir
Uraian Pengalaman Perusahaan yang ditampilkan disini adalah “Uraian Pengalaman Kerja Sejenis 10
(Sepuluh) Tahun Terakhir. Uraian ini sesuai dengan daftar pengalaman yang telah ditampilkan pada
bab B sebelumnya.
Uraian ini dibuat dalam bentuk daftar dengan penjelasan itemantara lain :

 Pengguna Jasa
 Nama Paket Pekerjaan
 Lingkup Produk Utama
 Lokasi Proyek
 Nilai Kontrak
 Nomor Kontrak
 Waktu Pelaksanaan
 Nama Pemimpin Kemitraan (Jika ada)
- Alamat
- Negara Asal
 Jumlah Tenaga Ahli
- Tenaga Ahli Asing (Orang Bulan)
- Tenaga Ahli Indonesia (Orang Bulan)
 Perusahaan Mitra Kerja
- Nama Perusahaan
 Jumlah Tenaga Ahli
o Tenaga Asing
o Tenaga Indonesia
 Tenaga Ahli Tetap yang terlibat
o Posisi
o Keahlian
o Jumlah orang bulan
- Nama Perusahaan
 Jumlah Tenaga Ahli
o Tenaga Asing
o Tenaga Indonesia
 Tenaga Ahli Tetap yang terlibat
o Posisi
o Keahlian
o Jumlah orang bulan

Berikut ini dapat dilihat “Uraian Pengalaman Perusahaan Sejenis 10 Tahun Terakhir” :Pada
Lampiran Kontrak – Kontrak Pekerjaan yang di Upload terisah……….

U r a I a n P e n g a l a m a n P e r u s a h a a n S e j e n I s 10 (Sepuluh) T a h u n T e r a k h I r
C-1
DAN PERSONIL / FASILITAS PENDUKUNG
D.1. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK
D.1.1. UMUM

Persyaratan umum Penyedia Jasa dalam Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Terminal Tarengge,
yang dituangkan dalam Kerangka Acuan Kerja sudah cukup jelas, yaitu layanan / bantuan teknis dari
Team Konsultan Supervisi yang akan melaksanakan pengawasan pekerjaan konstruksi melalui
pemantauan atas kemajuan pekerjaan, kualitas dan teknis pelaksanaan, review atau penyesuaian kondisi
aktual lapangan terhadap disain serta perbaikan kelengkapan kontrak (bila ada)

Koordinasi kegiatan Team Pengawasan Teknis akan dilaksanakan bersama-sama dengan Dinas
Perhubungan Kabupaten Luwu Timur serta bagian Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan pada lokasi
yang bersangkutan. Supervisi dari pekerjaan konstruksi akan dilaksanakan oleh Penyedia Jasa sebagai
wakil Direksi seperti yang ditentukan dalam dokumen kontrak. Kewenangan yang dilimpahkan kepada
Team Supervisi oleh Pemilik antara lain masalah-masalah teknis dan kontraktual yang secara jelas akan
disebutkan dalam dokumen kontrak nantinya.

D.1.2. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN PEKERJAAN


Maksud dan Tujuan
Tujuan dari pekerjaan ini adalah manajemen pelaksanaan pekerjaan ("Construction Management"),
sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan efisien, baik dari segi kuantitas, kualitas, waktu
maupun biaya.

Sasaran
Sasaran Pengadaan Jasa Konsultan ini yaitu untuk membantu Pelaksana Kegiatan mengamati
serta mengawasi pekerjaan dan pengujian serta meneliti setiap bahan yang akan dipakai atau mutu
pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor, sehingga hasil pekerjaan memenuhi persyaratan Kontrak
dan dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Untuk efisiensi dan efektifitas penggunaan biaya dan tenaga Konsultan, Pelaksanaan Jasa akan
diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan tahapan atau tingkat kegiatan Kontraktor di lokasi
kegiatan.

Pelaksanaan Jasa akan diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan tahapan atau tingkat
kegiatan Kontraktor di lokasi kegiatan.membantu Dinas Perhubungan Kabupaten Luwu Timur dalam
pelaksanaan Pengawasan Pembangunan Terminal Tarengge agar hasilnya sesuai dengan
persyaratan kontrak/yang akan dicapai secara optimal.

D.1.3. LINGKUP KEGIATAN


Lingkup kegiatan Konsultan meliputi :

T a n g g a p a n T e r h a d a p KAK
D-1
(a) Mengadakan pemeriksaan keadaan kegiatan serta mengadakan penilaian atas ketepatan
rancangan yang ada untuk disesuaikan dengan keadaan / kebutuhan lapangan yang
sebenarnya (rekayasa lapangan)

(b) Atas dasar data dari (a) diatas, membuat suatu program terperinci untuk kepentingan
pemeriksaan / pengambilan data lapangan yang masih diperlukan (tambahan) dan
menangani pengawasan pelaksanaannya yang dilakukan oleh Kontraktor.

(c) Memeriksa gambar hasil perencanaan atau hasil survey ulang Kontraktor dan atas dasar
gambar tersebut membuat gambar rencana teknis untuk diserahkan kepada Kontraktor
pada waktu yang telah ditetapkan setelah mendapat persetujuan Pelaksana Kegiatan.

(d) Memeriksa serta memberikan rekomendasi atas jadwal pelaksanaan Kontraktor atau
perubahan - perubahannya untuk pelaksanaan kontrak, serta setiap rencana atau program-
program serupa yang harus diajukan oleh kontraktor untuk mendapatkan persetujuan dari
Pelaksana Kegiatan.

(e) Menilai kecukupan pemakaian, antara lain bahan-bahan dan tenaga kerja yang disediakan
oleh Kontraktor, serta cara kerja Kontraktor sehubungan dengan besarnya tingkat kemajuan
yang ditargetkan, dan bila perlu, mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan laju
pekerjaan.

(f) Melaksanakan pengawasan yang efektif dan terus menerus terhadap pekerjaan yang telah
disetujui untuk dilaksanakan, serta menjamin bahwa mutu pekerjaan sesuai dengan standar
dan spesifikasi yang ditetapkan dalam kontrak.

(g) Memeriksa serta membuat rekomendasi tertulis terhadap semua permintaan / tuntutan
Kontraktor untuk mendapatkan perpanjangan waktu, pembayaran tambahan, pekerjaan
atau biaya tambahan atau hal-hal lain semacamnya.

(h) Menghitung kuantitas pekerjaan serta material yang telah disetujui dan diterima baik,
kemudian memeriksa dan menerangkan dengan sebenarnya mengenai tagihan Kontraktor
yang berupa pembayaran bulanan dan pembayaran akhir.

(i) Melaporkan secara berkala tentang kemajuan pekerjaan, cara pelaksanaan kontraktor,
mutu pekerjaan serta status keuangan Kegiatan berikut apa yang dapat diantisipasi.

(j) Membuat usulan perubahan serta menyajikannya untuk mendapatkan persetujuan


Pelaksana Kegiatan pada setiap adanya perubahan yang berkaitan dengan rencana yang
mungkin dirasa perlu, seraya menunjukkan dampak apa saja yang diakibatkan oleh
perubahan tersebut terhadap kontrak dan sekaligus menyiapkan semua perintah perubahan
yang diperlukan, serta membuat justifikasi teknis terhadap segala perubahan yang terjadi
atas desain yang ada dengan keadaan / kebutuhan lapangan yang sebenarnya (rekayasa
lapangan).

(k) Menjamin bahwa ”As - Built Drawings (gambar sebenarnya terbangun /


terpasang)” dibuat untuk semua pekerjaan dan bersama-sama kontraktor mengupayakan
untuk menyelesaikannya sebelum Penyerahan Pertama Pekerjaan.

T a n g g a p a n T e r h a d a p KAK
D-2
(i) Menyerahkan laporan akhir yang merupakan ringkasan kegiatan konstruksi seraya
menampakkan, antara lain, realisasi pembayaran pekerjaan, prestasi kerja, hasil pengujian
mutu pekerjaan selama pelaksanaan dan pada saat serah terima pertama, perubahan
kontrak, tuntutan atau perselisihan atau hal-hal penting lainnya yang ada dampaknya
terhadap kuantitas, biaya serta pelaksanaan pekerjaan.

Tahapan – Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan :

1. Persiapan :
a) Pelaksanaan / Pre Construction Meeting (PCM). Pengawasan Pekerjaan
bersama–sama dengan kontraktorpelaksana
b) Mempelajari hal-hal yang terkait dokumen kontrak pekerjaan konstruksi
berbasis kinerja, termasuk pengendalianmanajemen dan keselamatan lalu-
lintas serta SMK3 Konstruksi, dan Dokumen Lingkungan.
c) Membantu PPK Pekerjaan Konstruksi dalam pelaksanaan Rapat Pelaksanaan
/ Pre Construction Meeting (PCM).
d) Mencatat seluruh kesepakatan dalam PCM dan dituangkan dalam Berita Acara
sebagai Dokumen Kegiatan.
e) Memeriksa kesiapan formulir-formulir isian, antara lain:
a. Laporan Harian
b. Laporan Mingguan
c. Laporan Bulanan.
d. Laporan Teknis (jika diperlukan).
e. Pengecekan kesesuaian desain dengan kondisi lapangan.
f. Laporan inspeksi pemenuhan tingkat layanan jalan.
g. Rencana monitoring pelaksanaan pekerjaan dan verifikasi
laporan kegiatan yang disiapkan oleh Penyedia pekerjaan
konstruksi.
h. Penjaminan mutu pekerjaan termasuk kriteria pengujian dan
penerimaan hasil pekerjaan.
i. Bentuk perhitungan perhitungan volume data dan Sertifikat
Pembayaran.
j. Bentuk Request Penyedia untuk memulai pekerjaan dan
pengujian bahan.
f) Menjelaskan Struktur Organisasi Direksi Teknis dan tugas dari masing-masing
personil Direksi Teknis kepada PPK Pekerjaan Konstruksi.
g) Menjelaskan rencana kerja pengawasan Pekerjaan Konstruksi kepada PPK
Pekerjaan Konstruksi:
h) Menyampaikan dan mempresentasikan RMK kepada PPK Pekerjaan
Konstruksi pada saat PCM.
i) Membantu PPK Pekerjaan Konstruksi dalam mengkaji rencana mutu kontrak
(RMK) penyedia jasa konstruksi.
j) Menyampaikan pemahaman pasal-pasal utama dalam kontrak terkait
pelaksanaan pekerjaan.
k) Menandatangani berita acara mobilisasi dan melaporkan pelaksanaan
mobilisasi kepada Direksi Pekerjaan.
l) Melakukan pengawasan, pengujian, pengecekan kuantitas dan kualitas serta
kelayakan peralatan, fasilitas dan perlengkapan yang dimobilisasi Penyedia
Jasa Konstruksi.

T a n g g a p a n T e r h a d a p KAK
D-3
m) Mengecek Daftar peralatan, fasilitas dan perlengkapan yang disampaikan
Penyedia Jasa.
n) Mengecek masa laku kalibrasi peralatan yang akan digunakan oleh Penyedia
Jasa Konstruksi.
o) Menyampaikan rekomendasi kepada Direksi Pekerjaan tentang jumlah, mutu
dan kelaikan peralatan, fasilitas dan perlengkapan yang dimobilisasi Penyedia
Jasa Konstruksi.
p) Menyampaikan ketentuan tentang pemenuhan tingkat layanan jalan
berdasarkan indikator kinerja jalan yang ditetapkan dalam dokumen kontrak.
q) Memberikan rekomendasi terhadap konsep gambar kerja kepada Direksi
Pekerjaan dan Penyedia Jasa.
r) Memeriksa gambar kerja yang terkait dengan metode kerja diajukan oleh
Penyedia Jasa dan kontrol terhadap kuantitas pekerjaan.
s) Melaporkan progres pekerjaan yang telah diselesaikan Penyedia Jasa.
t) Membuat daftar kekurangan (Defect & Dificiencies) berdasarkan hasil
pemeriksaan lapangan.
u) Membantu PPK dalam pengecekan data adminstrasi dan teknis pekerjaan.
v) Bersama PPK menyusun rencana penerapan K3 dan Sistem Manajemen
Lingkungan (SML)

2. Pelaksanaan Pengawasan:
a) Turut serta dalam pelaksanaan rekayasa lapangan dan membantu memeriksa
shop drawing yang disiapkan oleh Penyedia Jasa Konstruksi.
b) Melaksanakan pengawasan teknis pekerjaan konstruksi jalan secara
professional, efektif dan efisien sesuai dengan spesifikasi sehingga terhindar
dari resiko kegagalan konstruksi.
c) Memeriksa dan menyetujui laporan harian dan laporan mingguan pekerjaan
konstruksi
d) Mengevaluasi dan menyetujui monthly sertificate (MC).
e) Membuat laporan bulanan terkait progress pekerjaan dilapangan dan membuat
rekomendasi setiap permasalahan yang timbul dilapangan kepada Pengguna
Jasa.
f) Membuat laporan teknis (bila diperlukan) pada setiap terjadinya perubahan
kinerja pekerjaan.
g) Melakukan verifikasi dan validasi hasil pengukuran topografi yang dilakukan
Penyedia.
h) Melakukan inspeksi dan membuat laporan hasil inspeksi pemenuhan tingkat
layanan jalan.
i) Verifikasi hasil inspeksi pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia pekerjaan
konstruksi.
j) Penjaminan mutu pekerjaan dilapangan dengan menerapkan prosedur kerja
dan uji mutu pekerjaan sesuai dokumen kontrak.
k) Melakukan verifikasi pemenuhan tingkat layanan jalan yang dilakukan
Penyedia Jasa Konstruksi.
l) Melaksanakan koordinasi dengan Core Team Consultant P2JN.

3. Pengendalian Pekerjaan Fisik


1) Proses dan Pelaksanaan Kegiatan
Setiap kegiatan pekerjaan selalu memerlukan perencanaan, proses, metode
kerja, dan pelaksanaan kegiatan yang akan diperlukan hingga hasil suatu

T a n g g a p a n T e r h a d a p KAK
D-4
kegiatan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. Untuk setiap unit
kerja/unit pelaksana kegiatan harus merencanakan dan melaksanakan proses
dan pelaksanaan kegiatan secara terkendali yang meliputi :

a. Memastikan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan persyaratan yang


telah ditetapkan dalam rencana mutu unit kerja dan/atau rencana
mutu pelaksanaan kegiatan (RMP) yang disiapkan oleh PPK fisik,
serta Rencana Mutu Kontrak (RMK) yang masing-masing disiapkan
oleh Penyedia dan Konsultan.
b. Setiap kegiatan dapat diketahui ketersediaan informasi yang
menggambarkan karakteristik kegiatan dan ketersediaan dokumen
kegiatan.
c. Setiap kegiatan memenuhi persyaratan ketersediaan sumber daya
yang diperlukan dalam proses kegiatan.
d. Ketersediaan peralatan monitoring dan pengukuran pelaksanaan
pekerjaan serta mekanisme proses penyerahan dan pasca
penyerahan hasil pekerjaan.

Setiap jenis kegiatan harus mempunyai petunjuk pelaksanaan yang


merupakan dokumen standar kerja yang diperlukan guna memastikan
perencanaan,pelaksanaan, dan pengendalian proses dilakukan secara efektif
dan efisien. Adapun Petunjuk Pelaksanaan sekurang-kurangnya:
a. Halaman Muka berisi :
Judul dan nomor identifikasi petunjuk pelaksanaan.
Status validasi dan status perubahan.
Kolom pengesahan petunjuk pelaksanaan;
b. Riwayat Perubahan;
c. Maksud dan Tujuan Petunjuk Pelaksanaan;
d. Ruang Lingkup penerapan;
e. Referensi atau acuan yang digunakan;
f. Definisi (penjelasan istilah-istilah) jika diperlukan;
g. Tahapan proses atau kegiatan (dengan bagan alir jika perlu);
h. Ketentuan Umum (penjelasan tentang persyaratanpersyaratan yang
harus dipenuhi dalam melaksanakan proses);
i. Tanggung jawab dan wewenang;
j. Kondisi khusus (penyimpangan, dsb.);
k. Rekaman/Bukti kerja (yang menjadi persyaratan);
l. Lampiran berupa contoh format rekaman/bukti kerja.

Untuk melaksanakan validasi terhadap proses pelaksanaan pekerjaan dalam


kesesuaian antara pelaksanaan kegiatan dan dengan hasil kegiatan setelah
selesai dilaksanakan harus dapat dilakukan pada setiap tahap kegiatan, jika
verifikasi tidak dapat dilakukan secara langsung melalui monitoring atau
pengukuran secara berurutan. Validasi pada pelaksanaan kegiatan harus
mempertimbangkan ketentuan berikut :

- Sesuai dengan kriteria yang ditetapkan untuk peninjauan dan


pernyataan tidak keberatan atas proses.

T a n g g a p a n T e r h a d a p KAK
D-5
- Validasi ulang pelaksanaan kegiatan bila hasilnya tidak sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan, setelah dilakukan perbaikan atau
penyempurnaan.
- Verifikasi kinerja hasil pekerjaan dan pemenuhan tingkat layanan
jalan.
- Kriteria pengujian dan penerimaan hasil pekerjaan.

Disamping itu setiap unit kerja/unit pelaksana kegiatan harus mampu


mengidentifikasi hasil setiap tahapan kegiatan dari awal hingga akhir kegiatan
dan mengidentifikasi status hasil kegiatan tersebut. Tujuan identifikasi untuk
memastikan pada hasil kegiatan dapat dilakukan analisis apabila terjadi
ketidak-sesuaian pada proses dan hasil keluaran pekerjaan. Rekaman hasil
identifikasi harus selalu terpelihara dalam pengendalian rekaman/bukti kerja.
Untuk memastikan bahwa bagian hasil pekerjaan yang telah diterima harus
tetap terpelihara sampai waktu penyerahan menyeluruh.
Pada proses penyerahan hasil pekerjaan, setiap segmen pekerjaan harus
mensyaratkan dan menerapkan proses pemeliharaan hasil pekerjaan dan
yang menjadi bagian hasil pekerjaan agar kinerjanya tetap terjaga.

2) Monitoring dan Pengendalian Kegiatan


Monitoring dan pengendalian Kegiatan merupakan suatu proses evaluasi yang
harus dilaksanakan untuk mengetahui kinerja hasil pelaksanaan kegiatan,
sehingga dapat dilakukan pengukuran atau penilaian hasil dari produk
penyedia jasa. Monitoring merupakan bagian dari pengendalian mutu hasil
pekerjaan, agar semua hasil kegiatan yang diserahkan dapat memenuhi
persyaratan kriteria penerimaan pekerjaan. Hal – hal yang harus diperhatikan
dalam melaksanakan monitoring antara lain:

a. Penanggung jawab untuk tiap-tiap tahapan kegiatan harus menetapkan


metode yang tepat untuk monitoring dan pengukuran hasil pekerjaan dari
setiap tahapan pekerjaan.
b. Monitoring dan pengukuran dilakukan dengan cara memverifikasi bahwa
persyaratan telah dipenuhi.
c. Setiap monitoring dan pengukuran dilaksanakan pada tahapan yang
sesuai berdasarkan pengaturan yang telah direncanakan.
d. Rekaman bukti monitoring dan pengukuran hasil kegiatan harus
dipelihara kedalam pengendalian rekaman/bukti kerja.

Disamping itu setiap unit kerja harus menentukan, mengumpulkan dan


menganalisis data yang sesuai dan memadai untuk memperagakan kesesuaian
dan keefektifan. Analisis data bertujuan untuk mengevaluasi dimana dapat
dilaksanakan perbaikan berkesinambungan dan analisis harus didasarkan pada
data yang dihasilkan dari kegiatan monitoring dan pengukuran atau dari sumber
terkait lainnya. Hasil analisis harus berkaitan dengan manfaat hasil pekerjaan,
kesesuaian terhadap persyaratan hasil pekerjaan dan karakteristik dari proses-
proses kegiatan termasuk peluang untuk tindakan pencegahan.
Sedangkan pengendalian hasil pekerjaan yang tidak sesuai atau tidak memenuhi
persyaratan harus diidentifikasi dan dipisahkan dari hasil pekerjaan yang sesuai
untuk mencegah penggunaan yang tidak terkendali. Tindakan yang harus
dilaksanakan pada pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan antara lain:

T a n g g a p a n T e r h a d a p KAK
D-6
a. Penanggung jawab pada setiap kegiatan harus memastikan bahwa hasil dari
setiap tahapan kegiatan yang tidak memenuhi persyaratan diidentifikasi dan
dikendalikan untuk tindak lanjut tahapan kegiatan yang berhubungan dengan
tahapan sebelumnya.
b. Pelaksanaan pengendalian hasil pekerjaan yang tidak sesuai harus diatur
dalam prosedur pengendalian hasil pekerjaan tidak sesuai yang merupakan
bagian dari prosedur mutu.
c. Pengendalian atas pekerjaan tidak sesuai harus dilaksanakan dengan
mengesahkan prosedur penggunaan dan penerimaannya berdasarkan konsesi
oleh Pengguna atau pemanfaat hasil pekerjaan.
d. Prosedur hasil pekerjaan yang tidak sesuai minimal harus mencakup:
- Penetapan personil yang kompeten dan memiliki kewenangan untuk
menetapkan ketidaksesuaian hasil pekerjaan untuk setiap tahapan.
- Mekanisme penanganan hasil kegiatan tidak sesuai termasuk tatacara
pelepasan hasil kegiatan tidak sesuai.
- Mekanisme verifikasi ulang untuk menunjukkan kesesuaian terhadap
persyaratan yang ditetapkan.

e. Tindakan korektif yang diambil dalam upaya menghilangkan penyebab


ketidaksesuaian dan mencegah terulangnya ketidaksesuaian.

Dalam upaya menghilangkan penyebab ketidaksesuaian dan mencegah


terulangnya hasil pekerjaan yang tidak sesuai, diperlukan tindakan korektif dan
tindakan pencegahan yang diatur dalam prosedur mutu. Prosedur tindakan korektif
minimal harus mencakup kegiatan antara lain:
a. Menguraikan ketidaksesuaian;
b. Menentukan / melakukan kajian terhadap penyebab ketidaksesuaian;
c. Menetapkan rencana penanganan untuk memastikan, bahwa
ketidaksesuaian tidak akan terulang dan menetapkan jadwal waktu
penanganan;
d. Menetapkan petugas yang melaksanakan tindak perbaikan;
e. Mencatat hasil tindakan yang dilakukan;
f. Memverifikasi tindakan perbaikan yang telah dilakukan.

Tindakan pencegahan ditetapkan dalam upaya meminimalkan potensi ketidaksesuaian yang


akan terjadi termasuk penyebabnya. Tindakan pencegahan harus mempertimbangkan dampak
potensialnya dan efek dari tindakan pencegahan kegiatan yang lainnya. Untuk itu perlu
mengidentifikasi potensi ketidaksesuaian dan merencanakan kebutuhan tindakan untuk
mencegah terjadinya ketidaksesuaian serta melakukan verifikasi tindakan pencegahan yang
telah dilaksanakan.

D.1.4. ALIH PENGATAHUAN


Apabila dipandang perlu oleh pengguna anggaran, maka penyedia jasa harus mengadakan
pelatihan, kursus singkat, diskusi dan seminar terkait dengan substansi pelaksanaan pekerjaan
dalam rangka alih pengetahuan kepada staf proyek.

T a n g g a p a n T e r h a d a p KAK
D-7
D.1.5. LOKASI KEGIATAN

Lokasi Kegiatan Jasa Konsultansi ini dilaksanakan pada Pengawasan Pembangunan Terminal
Tarengge.

RUAS JALAN

A. Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur.

D.1.6. KONSEP METODOLOGI


 Konsultan akan menyusun dan menindak lanjuti Metodologi yang efektif dalam
pelaksanaan pekerjaan terhadap lingkup pekerjaan/jasa layanan dengan tetap
berpedoman pada Kerangka Acuan Kerja (KAK) serta pengalaman dalam
melaksanakan pekerjaan yang sejenis ini .

 Konsultan memahami jasa layanan yang tercantum dalam Kerangka Acuan kerja
(KAK) meliputi : pengertian terhadap tujuan pekerjaan / kegiatan, lingkup serta jasa
konsultansi yang diperlukan dan pengenalan lapangan secara tuntas dan menyeluruh.

 Konsultan menyusun kualitas Metodologi yang meliputi : Ketepatan menganalisa


masalah dan langkah pemecahan yang diusulkan dengan tetap mengacu kepada
persyaratan Kerangka Acuan Kerja (KAK) serta konsistensi antara metodologi dengan
rencana kerja .

 Suatu proyek biasanya dimulai dengan munculnya gagasan untuk memenuhi suatu
kebutuhan atau penanggulangan suatu masalah yang dihadapi. Dengan demikian
proyek tersebut tidak serta merta dapat direalisasikan tanpa melalui suatu proses
yang panjang dan mengalami perubahan – perubahan sejalan dengan tingkat
perkembangan suatu lokasi / daerah. Oleh karena itu, mutlak diketahui perkembangan
tersebut agar kegiatan yang akan dilakukan tetap berada pada arah dan sasaran yang
benar, tidak tumpang tindih .

 Berdasarkan hal tersebut maka harus diperoleh data – data, studi terdahulu, program
– program Pemerintah setempat, survey investigasi atau pra rencana terdahulu yang
berkaitan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan, dan yang paling utama adalah
hasil perencanaan terbaru / terakhir sebagai pedoman dalam pelaksanaan konstruksi.

D.1.7. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan pengawasan ini direncanakan dalam kurun waktu 3.00
(Tiga) bulan.

T a n g g a p a n T e r h a d a p KAK
D-8
Berdasarkan pengalaman, kami menganggap bahwa Man Month seluruh tenaga yang akan
dilibatkan/ditugaskan sudah cukup memadai.

Man Month yang telah ditetapkan tersebut sudah sesuai dengan kondisi ruas jalan dan
jembatan yang akan diawasi, sehingga diharapkan pengawasan harian dapat berjalan dengan
baik sesuai dengan sasaran yang akan dicapai yaitu pencapaian mutu, biaya dan penyelesaian
pekerjaan tepat pada waktunya. Man month tersebut agar dapat terserap seefektif mungkin
sesuai dengan jadwal konstruksi.

D.1.9. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan dari pekerjaan ini adalah Laporan mengenai informasi kegiatan
pelaksanaan fisik

LAPORAN
Konsultan dalam melaksanakan tugas rutinnya senantiasa mencatat segala aktifitas
berdasarkan program yang telah disusun sehingga rekaman – rekaman tersebut dapat
disimpan / dipelihara dan dilegalisir dengan baik bersama dengan Pelaksana Satker untuk
keperluan pembuatan laporan – laporan maupun untuk rekomendasi, rujukan, teguran dan
instruksi demi mencapai sasaran / tujuan proyek secara keseluruhan.
SUMBER DAN BENTUK PELAPORAN DAPAT BERUPA :
a. Hasil – hasil pemeriksaan dan rekomendasi tertulis terhadap permintaan / tuntutan
kontraktor untuk mendapatkan perpanjangan waktu, pembayaran tambahan, pekerjaan
atau biaya tambahan atau hal – hal lain semacamnya.
b. Kemajuan pekerjaan secara berkala, cara pelaksanaan kontraktor, mutu pekerjaan
serta status keuangan proyek serta berbagai hal yang harus diantisipasi.
c. Ringkasan kegiatan konstruksi yang menampakkan antara lain, realisasi pembayaran
pekerjaan, prestasi kerja, hasil pengujian mutu pekerjaan selama pelaksanaan dan
pada saat serah terima pertama, perubahan kontrak, tuntutan atau perselisihan atau
hal-hal penting lainnya yang ada dampaknya terhadap kuantitas, biaya serta
pelaksanaan pekerjaan.
d. Bantuan (apabila diperlukan) dalam mempersiapkan Project Complection Report
(Laporan Penyelesaian Proyek).
e. Bantuan dalam mempersiapkan dan membuat rencana sub proyek tambahan bila
diperlukan.

Laporan dan Dokumentasi Pekerjaan / jenisnya , dilaksanakan sesuai dengan KAK dan
ketentuan, oleh karena itu konsultan telah menyusun schedul pelaksanaan pekerjaan dengan
mencantumkan pula produk – produk laporan yang akan dihasilkan agar lebih mudah dikontrol
baik jenis maupun subtansinya

T a n g g a p a n T e r h a d a p KAK
D-9
Untuk menghasilkan suatu keluaran (out put) yang berdaya guna sehingga dapat dipergunakan
dengan layak maka dibutuhkan suatu standar mutu sesuai dengan dokumen kontrak. Dan dalam
melaksanakan kegiatan pengendalian dan
pengawasan teknis, Konsultan Supervisi akan membuat dan menyampaikan produk kerja hasil-
hasil kegiatan berupa dokumen-dokumen, antara lain :

a. Laporan Mingguan :
Laporan Mingguan memuat :
(a). Kemajuan pekerjaan terhadap pelaksanaan kegiatan di lapangan;
(b). Keadaan cuaca dan permasalahan yang dihadapi Kontraktor dalam melaksanakan
kegiatan di lapangan;
(c). Keadaan cuaca dan permasalahan yang dihadapi Kontraktor dalam melaksanakan
kegiatan di lapangan;
(d). Dokumentasi pelaksanaan pekerjaan dilokasi pekerjaan;
(e). Saran dan pendapat dalam penyelesaian/pekerjaan di lapangan.

Laporan harus diserahkan setiap minggunya sebanyak 1 (satu) laporan.

b. Laporan Bulanan
Laporan Bulanan memuat :
(a). Kemajuan pekerjaan terhadap pelaksanaan kegiatan di lapangan;
(b). Keadaan cuaca dan permasalahan yang dihadapi Kontraktor dalam melaksanakan
kegiatan di lapangan;
(c). Saran dan pendapat dalam penyelesaian/pekerjaan di lapangan;

Laporan harus diserahkan setiap bulan berikutnya sebanyak 1 (satu) laporan

c. Laporan Antara
Laporan Review Design (bila ada) memuat :
(a). Permohonan Review Design dari Penyedia Jasa kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
(b). Hasil Investigasi dan Justifikasi Teknis dari Konsultan Supervisi mengenai Review
Design di lapangan;
(c). Berita Acara Perubahan Volume Pekerjaan (CCO) di lapangan yang diketahui dan
disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen.

Laporan harus diserahkan selambat – lambatnya 3 (Tiga) hari setelah Berita Acara
Perubahan Volume Pekerjaan (CCO) ditandatangani oleh semua pihak yang terkait dengan
Review Design.

d. Laporan Antara
Laporan Review Design (bila ada) memuat :
(a). Permohonan Review Design dari Penyedia Jasa kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
(b). Hasil Investigasi dan Justifikasi Teknis dari Konsultan Supervisi mengenai Review
Design di lapangan;
(c). Berita Acara Perubahan Volume Pekerjaan (CCO) di lapangan yang diketahui dan
disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen.

Laporan harus diserahkan selambat – lambatnya 3 (Tiga) hari setelah Berita Acara
Perubahan Volume Pekerjaan (CCO) ditandatangani oleh semua pihak yang terkait dengan
Review Design.

T a n g g a p a n T e r h a d a p KAK
D - 10
e. Laporan Akhir
Laporan Akhir memuat :
(a). Laporan mengenai informasi secara ringkas dan jelas mengenai metode pelaksanaan
konstruksi, realisasi biaya kegiatan, Back up Quality dan Back up Quantity dan
perubahan – perubahan kontrak yang terjadi.
(b). Laporan mengenai hasil pengujian mutu pekerjaan, pelaksanaan pengawasan
konstruksi yang telah dilaksanakan.
(c). Laporan berupa Berita Acara Perubahan Volume Pekerjaan (CCO), Berita Acara PHO,
Foto Akhir Pelaksanaan dan instruksi-instruksi yang pernah disampaikan kepada
kontraktor

Laporan harus diserahkan selambat – lambatnya 2 (dua) minggu setelah jadwal


Demobilisasi masing-masing sebanyak 3 (tiga) laporan dan dalam bentuk Flash Disc (FD)
berisi seluruh laporan termasuk summary report.

Semua bentuk Laporan Konsultan, disiapkan dan disusun dalam Bahasa Indonesia dengan
tatabahasa yang baik dan benar dengan ukuran kertas masing-masing laporan adalah A4
(210 x 297 mm) atau Kertas Legal (210 x 330 mm)

D.2. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP PERSONIL, FASILITAS PENDUKUNG


D.2.1. FASILITAS LAYANAN KEAHLIAN/PERSONIL

Tanggapan Terhadap Personil

 Dinas Perhubungan Kabupaten Luwu Timur akan mengatur dan mengendalikan


pelaksanaan Layanan Jasa Penyedia Jasa sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja.
 Dinas Perhubungan Kabupaten Luwu Timur akan bertanggung jawab atas koordinasi
pelaksanaan tugas Layanan Jasa Penyedia Jasa, termasuk sistim pembayaran atas
Layanan Jasa Penyedia Jasa ini secara keseluruhan.
 Semua fasilitas atau keperluan dan operasional pelayanan jasa untuk professional
staff/sub professional staff seperti perumahan dan kendaraan akan disediakan oleh
Penyedia Jasa yang bersangkutan .
 Pekerjaan Pengawasan Teknis Jalan ini akan mencakup berbagai lingkup pekerjaan
termasuk pengaturan lalu lintas. Hal ini diperlukan sebagai upaya untuk menjamin
kelancaran, kenyamanan dan keamanan lalu lintas di sekitar lokasi selama waktu
pelaksanaan.
 Diperlukan jaminan atas mobilitas yang tinggi dari Supervision Engineer (SE) dalam
melaksanakan tugas/kegiatannya sehingga semaksimal mungkin dapat memonitoring dan
mengendalikan seluruh kegiatan pada seluruh paketnya .
 Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah perlunya penanganan masalah keamanan
pekerjaan untuk mencegah kecelakaan kerja, juga faktor keamanan dan kenyamanan
pengguna jalan .
 Untuk masalah-masalah keuangan, teknis dan kontraktual yang tidak disebutkan secara
jelas dalam dokumen kontrak dan ketika timbul masalah, maka keputusan akan diambil
oleh Pemberi Tugas
 Jenis Tenaga Ahli yang dibutuhkan telah diuraikan dengan sangat jelas dan telah
memenuhi substansi kegiatan pengawasan yang akan dilaksanakan, demikian juga

T a n g g a p a n T e r h a d a p KAK
D - 11
dengan jumlah personil telah dapat menjamin kelangsungan kegiatan pengawasan sesuai
dengan kondisi pekerjaan

D.2.2. FASILITAS PENDUKUNG

Seperti diketahui untuk pekerjaan supervisi, bahwa peralatan utama baik untuk pengukuran
topografi maupun untuk peralatan Testing laboratorium sepenuhnya harus disediakan oleh
Kontraktor dimana dalam pelaksanaannya dibawah persetujuan/pengawasan dan monitoring
konsultan .

Untuk fasilitas konsultan dalam pelaksanaan tugas harian, disamping fasilitas utama seperti
kantor dan kelengkapannya maupun untuk akomodasi, sebenarnya masih tetap harus
diantisipasi/disiapkan fasilitas – fasilitas seperti alat ukur untuk suatu keadaan yang mendesak
dimana kontraktor terlambat dalam menyiapkan alat yang dimaksud.

Disamping itu konsultan juga tetap menyiapkan alat – alat sederhana sebagai pegangan /
kontrol atau deteksi awal secara kasar / perbandingan sebelum dilakukan penelitian secara
detail dengan menggunakan peralatan yang disiapkan oleh Kontraktor .
Pemilik Proyek, dalam rangka penyelenggaraan jasa supervisi ini akan menyediakan (sepanjang
tersedia di proyek) hal-hal berikut kepada perusahaan konsultan : laporan dan data yang ada,
gambar-gambar, peta foto udara, data statistik serta informasi yang berhubungan dengan
pekerjaan.
Memberikan informasi dan instruksi mengenai ketentuan-ketentuan atau ketetapan-
ketetapan pemerintah yang baru sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan
tersebut.
Pejabat Direksi Pekerjaan / Koordinator Pengawas Lapangan.

Pihak Proyek akan mengangkat pejabat, petugas atau wakilnya sebagai direksi pekerjaan/
koordinator pengawas lapangan demi pelaksanaan pekerjaan yang efektif.

D.2.2.1. DATA DAN FASILITAS PENDUKUNG

1) Penyediaan oleh pengguna jasa


Data dan fasilias yang jika memang telah ada / akan disediakan oleh pengguna jasa dan dapat
digunakan serta dipelihara oleh penyedia jasa antara lain :
a) Laporan, Data dan Gambar.
Kumpulan laporan dan data seperti laporan ruas jalan dan jembatan yang menjadi
tanggung jawab pengawasan, data Station dan gambar atau hasil studi terdahulu serta
Peta Topografi hingga detail desain bila tersedia, dapat diperoleh pada Dinas
Perhubungan Kabupaten Luwu Timur dan harus dipelihara dengan baik.
b) Akomodasi dan Ruangan Kantor
Kontrak Konsultan pengawas meliputi Team yang berkantor di sekitar proyek yang
dekat dan mudah dikenali, semuanya disiapkan oleh penyedia jasa sendiri .
c) Fasilitas yang disediakan oleh pengguna jasa yang dapat digunakan oleh penyedia
jasa adalah Semua fasilitas keperluan pekerjaan Jasa Konsultan untuk Professional

T a n g g a p a n T e r h a d a p KAK
D - 12
Staff dilapangan (selama tersedia) Dinas Perhubungan Kabupaten Luwu Timur dan
harus dijaga/dipelihara.

2) Penyediaan oleh penyedia jasa


Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan yang
dpergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, yaitu :
- Komputer + Printer + UPS + meja, Filling Cabinet/lemari arsip, Camera digital, dimana
disediakan dengan cara sewa.

- Rompi, Helm dan Sepatu untuk Personil.

- Kendaraan roda-4, kendaraan roda-2, dan Rumah untuk Prof.Staff dan sub proff staff
disediakan dengan cara sewa.

- Akomodasi dan Ruangan Kantor disediakan oleh Penyedia Jasa dengan cara sewa.

D.2.2.2. ALIH PENGETAHUAN


Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk menyelenggarakan
pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personil proyek/satuan
kerja Pejabat Pembuat Komitmen.

D.3. PENTINGNYA KOORDINASI DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN

Faktor penting dalam pelaksanaan kegiatan adalah :


a. Sebelum kegiatan dimulai maka ke 3 unsur yang berkepentingan dalam proyek (Direksi,
Konsultan dan Kontraktor) perlu saling rembuk menyatukan/menyamakan persepsi
terhadap rambu – rambu, tujuan utama dari seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan dan
masing – masing mengetahui tugas dan kewajibannya
b. Melakukan pengenalan/penguasaan yang sekasama terhadap kondisi terakhir dari lokasi
proyek sehingga berbagai masalah yang mungkin terjadi dapat segera diantisipasi
c. Pada seluruh aktifitas proyek, maka didalamnya selalu tercermin adanya koordinasi serta
senantiasa menjaga hubungan kerja yang harmonis. Untuk membuktikan adanya
koordinasi, maka rekaman seluruh aktifitas proyek perlu dituangkan dalam bentuk
administrasi proyek (Legal Data)
d. Semua fasilitas yang mampu disiapkan oleh PPK harus dapat dimanfaatkan dengan baik
oleh Konsultan, sekecil apapun demi kelancaran dan efektifitas pekerjaan .

T a n g g a p a n T e r h a d a p KAK
D - 13
DAN PROGRAM KERJA

E. PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI


E.1. PENDAHULUAN

Sasaran yang harus dicapai di dalam jasa pelayanan Konsultan adalah untuk menjamin agar
pelaksanaan proyek sesuai dengan persyaratan yang tercantum di dalam dokumen kontrak yaitu kualitas
sesuai dengan spesifikasi, perkembangan kemajuan proyek sesuai waktu yang direncanakan , tepat
dan akurat pembiayaan serta secara langsung dapat diserah-terimakan kepada Pemberi Tugas dengan
baik

E.1 PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI


E.1.1 PENDEKATAN MASALAH

Masalah teknis yang biasa dihadapi serta memerlukan perhatian khusus pada Jalan adalah
sebagai berikut :
 Apabila Kondisi eksisting tanah dasar di ruas jalan jembatan yang akan ditangani
mempunyai daya dukung tanah dasar yang kurang baik.
 Beban lalu lintas yang menggunakan ruas jalan jembatan tersebut, dilihat dari beban
gandarnya cukup berat.
 Grade/kemiringan dari alinyemen vertikal existing yang memerlukan penyesuaian.
 Jari-jari lengkung horizontal dan super elevasinya.
 Kualitas material perkerasan yang akan digunakan.
 Manajemen lalu lintas pada saat pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan dengan
waktu pelaksanaan konstruksi (siang/malam) dan lamanya pelaksanaan konstruksi.

Secara umum semua permasalahan yang terjadi di lapangan terkait erat dengan kegiatan
pelaksanaan konstruksi yang dilakukan oleh Kontraktor. Untuk mengantisipasi supaya
permasalahan yang timbul hanya memberikan dampak negatif sekecil mungkin, maka konsultan
akan melakukan pendekatan-pendekatan sebagai berikut :

a. Pengendalian waktu
b. Pengendalian mutu
c. Pengendalian biaya
d. Pengendalian keselamatan kerja
e. Pengaturan lalu lintas (traffic management)
f. Pelaporan
g. Hubungan dengan pihak terkait.

Detail dari pendekatan yang akan dilakukan oleh konsultan untuk pelaksanaan pekerjaan
sehubungan dengan hal tersebut adalah sebagai berikut :

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E-1
a. Pengendalian Waktu

Seluruh pekerjaan berjalan didalam sekuen dan mengikuti jadwal waktu yang ditetapkan
didalam program kerja Kontraktor. Konsultan akan mengendalikan waktu dengan metoda
tertentu, sehingga proyek dapat diselesaikan sesuai periode kontrak atau dengan
keterlambatan yang sekecil mungkin.

Hal ini harus ditempuh dengan langkah-langkah yang terencana dan efektif sesuai
penjabaran Dokumen Kontrak sehingga dapat dipahami dan dilaksanakan oleh Kontraktor.
Prosedur pengendalian waktu yang diusulkan Konsultan seperti terlihat pada Gambar E.1.

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E-2
GAMBAR 4.2
PROSEDUR PENGENDALIAN WAKTU

KONTRAK ASLI

FIELD ENGINEERING

METODE :
- KUANTITAS
- KONSTRUKSI
GAMBAR E.1

KONTROL WAKTU
ANALISA SUMBER DAYA

NETWORK ANALISIS
SYSTEM

GAMBAR KERJA

SITE INSTRUCTION / PELAKSANAAN


RAPAT HARIAN KONSTRUKSI

EVALUASI

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E-3
b. Pengendalian Mutu (Pola 3-2-5)
Untuk setiap mutu pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor, Konsultan akan
selalu mengawasi sehingga seluruh pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi
teknik yang tercantum dalam dokumen kontrak.

Untuk itu Konsultan akan menerapkan pola pengendalian mutu sebagaimana dikenal di
lingkungan Bina Marga dengan istilah “Pola 3-2-5”, yang artinya bertahap 3 (tiga),
berlingkup 2 (dua) dan berstruktur 5 (lima). Pola tersebut dapat diuraikan lebih jauh sebagai
berikut :

 Tahapan Pengujian :

1. Pengujian bahan baku


2. Pengujian bahan olahan
3. Pengujian bahan jadi

 Lingkup Pengujian :

1. Dimensi
2. Kualitas

 Struktur Pengujian :

1. Jenis Pemeriksaan
2. Metode Pemeriksaan
3. Frekwensi Pemeriksaan
4. Spesifikasi
5. Toleransi Hasil Pekerjaan

Prosedur pengendalian mutu seperti terlihat pada Gambar E.2.

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E-4
GAMBAR
GAMBAR 4.3
E.2
BAGAN ALIR PENGENDALIAN MUTU

Disan
Spesifikasi Teknis

Revisi Disain

Pra Pelaksanaan
Shop Drawing
Inspection Guide

Request of Work
Metode Konstruksi

Pelaksanaan
Konstruksi

Pelaksanaan

Evaluasi Pelaksanaan
Konstruksi
Pasca Pelaksanaan

Data Test
Survey Hasil Pelaksanaan

Inspection Sheet
Attachment

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E-5
c. Pengendalian Biaya

Pengendalian Biaya dengan cara mengarahkan dan bekerjasama dengan Kontraktor dalam
mengoptimalkan hasil kerja dari tenaga kerjanya dan pendayagunaan peralatannya sehingga
diperoleh hasil yang optimal dan tepat waktu dengan biaya konstruksi seoptimal mungkin
atau tidak melebihi dari perkiraan biaya yang tercantum dalam kontrak.

Prosedur pengendalian biaya yang diusulkan yang dikaitkan dengan progres fisik dan
kualitasnya dapat dilihat pada Gambar E.3.

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E-6
GAMBAR
GAMBAR4.4
E.3
PROSEDUR PENGENDALIAN BIAYA

KONTRAK ASLI

Field Engineering

Review & Value

METODE :
- Kuantitas
- Konstruksi

Analisa Sumber Daya

BIAYA

GAMBAR KERJA

Site Instruction /
Rapat Harian
Pelaksana Konstruksi

Evaluasi Pelaksanaan

Lampiran Inspection Sheet

Monthly Certificate

Evaluasi Biaya

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E-7
 Perubahan Pekerjaan (Contract Change Order)

Apabila ternyata perlu dilakukan penyesuaian kwantitas pekerjaan, Konsultan bersama-


sama dengan Kontraktor akan berkonsultasi kepada Pemberi Tugas / Satker perihal
tersebut. Konsultan akan meneliti usulan Kontraktor termasuk mengkaji harga satuan
baru yang mungkin perlu diberlakukan sehubungan dengan ketimpangan dengan pay
item yang ada.

Prosedur pengajuan perubahan volume dan harga satuan baru dapat dilihat pada
Gambar E.4. Namun demikian, sebaiknya diusahakan agar tidak ada harga satuan baru
demi kelancaran pekerjaan.

 Sertifikat Pembayaran Bulanan (Monthly Payment Certificate)

Konsultan akan memeriksa setiap pengajuan pembayaran oleh Kontraktor apakah


volume pekerjaan yang diajukan pembayarannya, baik cara perhitungan volume maupun
kwalitas hasil pekerjaannya telah memenuhi persyaratan dan spesifikasi atau hal tersebut
belum tercapai.

Prosedur mengenai pengajuan pembayaran ini digambarkan pd Gambar E.5.

d. Pengendalian Keselamatan Kerja

Pengendalian keselamatan kerja yang berkaitan dengan keamanan dan keselamatan kerja
baik terhadap publik (umum) maupun bagi pekerja itu sendiri adalah merupakan salah satu
sasaran dari Manajemen Konstruksi. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka prosedur yang
dipakai adalah sesuai dengan manajemen Konstruksi mulai dari pra pelaksanaan sampai
akhir pelaksanaan.

Prosedur pengendalian keselamatan kerja seperti terlihat pada Gambar E.6.

e. Pengaturan Lalu Lintas (Traffic Management)

Dengan adanya pekerjaan pembangunan tentunya akan menimbulkan gangguan kepada


lingkungan sekitar. Untuk meminimalkan gangguan terhadap lingkungan sekitar terutama
pada saat pengangkutan material. Kondisi lalu lintas di sekitar proyek agar tetap aman,
lancar dan nyaman, maka pengaturan lalu lintas di daerah pekerjaan merupakan hal penting
yang perlu mendapat perhatian dari konsultan dengan bekerjasama masyarakat serta pihak
pihak yang berwenang setempat.

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E-8
Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja
E-9
GAMBAR E.5
GAMBAR 4.6
PROSEDUR PEMBAYARAN PRESTASI KERJA KONTRAKTOR
(MONTHLY CERTIFICATE / MC)

KONTRAKTOR KONSULTAN PROYEK DIREKTUR UTAMA

CEK KUA LITA S DA N


PENGA JUA N PERSETUJUA N
KUA NTITA S DI
INSPECTION SHEET INSPCETION SHEET
LA PA NGA N

EVA LUA SI/


PENGA JUA N PEMERIKSA A N CEK KELENGKA PA N
PERMINTA A N MC KUA NTITA S & DA TA A DMINISTRA SI
PENDUKUNG

PERSETUJUA N MC

PEMBA YA RA N &
PENGA JUA N
PROSES
PERMINTA A N
A DMINISTRA SI
PEMBA YA RA N
KEUA NGA N

MENERIMA PHOTO
MENERIMA
COPY BUKTI
PEMBA YA RA N
PEMBA YA RA N

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 10
GAMBAR
GAMBAR4.7
E.6
BAGAN ALIR PENGENDALIAN KEAMANAN DAN
KESELAMATAN KERJA

DESIGN

SHOP DRAWING
INSPECTION

REQUEST OF WORK
METODE KONSTRUKSI

Tidak OK

PEMERIKSAAN
PERSIAPAN

OK

PELAKSANAAN

EVALUASI WAKTU
BAHAYA STOP
PELAKSANAAN

PENGAMANAN PASCA
PELAKSANAAN

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 11
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan lalu - lintas adalah :

 Kondisi lokasi proyek


 Fluktuasi volume lalu-lintas (jam sibuk)
 Tahapan pelaksanaan pekerjaan dan
 Alat-alat bantu.

 Alat-Alat Bantu

Untuk memperlancar pengaturan lalu-lintas perlu ditempatkan rambu-rambu yang


berupa rambu peringatan (lampu kedip, dll), papan pengumuman dan rambu
pengarah. Rambu dan perletakannya dapat dilakukan secara standar. Dimulai
dengan lampu kedip kemudian disusul dengan lampu pemberitahuan adanya
proyek yang terletak seratus meter dari lokasi pekerjaan. Untuk di dekat lokasi
pekerjaan maka diletakkan rambu arah.

 Jaminan Mutu dan Pengendalian Mutu

Site Engineer dalam kerjasamanya dengan semua staff, akan memastikan bahwa
seluruh pekerjaan memenuhi gambar dan spesifikasi / rencana, dengan
melaksanakan beberapa hal penting misalnya semua personil inti akan saling
bekerja sama selama masa kontrak dengan cara / berpedoman pada matriks
tanggung jawab yang dibebankan kepada setiap personil yang bersangkutan .

Inspeksi (Pemeriksaan)

Seluruh pekerjaan diharuskan untuk diperiksa, sebagaimana yang diperlukan untuk


pada setiap bagian proyek. Pemeriksaan meliputi material yang digunakan dalam
pekerjaan, teknis pelaksanaan pekerjaan yang digunakan, ukuran, dan semua
masalah yang berhubungan dengan mutu pekerjaan.

Survey Control

Pematokan (Stake Out) oleh kontraktor pada setiap bagian, harus diawasi untuk
memastikan bahwa pematokan yang dilakukan oleh surveyor lapangan kontraktor
sudah teliti dan benar serta untuk memastikan alignment dan titik kontrol lainnya
dapat dipantau dengan jelas.

Material Control dan Pengujian

Mutu seluruh material akan diuji untuk memastikan bahwa material memenuhi
kwalitas yang ditentukan sebelum diangkut ke lokasi pekerjaan. Sertifikat pengujian
dari semen, besi tulangan, baja, struktur, dll, akan diteliti dengan cermat terlebih
dahulu .

Hasil pengujian akan dicatat dalam suatu Form Standar yang menunjukkan
bagiannya dalam struktur pada pekerjaan. Dokume dari material yang di import

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 12
maupun material fabrikasi harus diteliti kembali untuk memastikan bahwa material
telah memenuhi spesifikasi.

 Penyesuaian Desain

Selama masa pelaksanaan, Site Engineer dan timnya harus mengoptimalkan desain
yang ada sesuai kondisi aktual lapangan, perubahan pada gambar dilakukan setelah
diadakan konsultasi dan persetujuan dengan Tim Direksi.

f. Pelaporan

Konsultan sesuai jadual melaporkan secara lengkap kepada Satker tentang segala kemajuan
pekerjaan melalui surat menyurat dan laporan kemajuan pekerjaan bulanan.

g. Hubungan dengan Pihak Terkait

Membina hubungan yang baik dengan pihak - pihak yang terlibat pada proyek ini.

Berpedoman pada langkah – langkah pendekatan tersebut di atas, Konsultan berkeyakinan


pekerjaan akan berjalan lancar, hasil pekerjaan akan baik dan proyek akan selesai tepat
pada waktunya.

E.1.2. METODOLOGI
Demi tercapainya sasaran target pekerjaan pengawasan teknik ini yaitu penyelesaian pekerjaan
tepat waktu dengan kualitas hasil pekerjaan yang memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan,
Tim Konsultan Supervisi akan melakukan tindakan sebagai berikut :

o Menerapkan jasa pengawasan dengan berlandaskan profesionalisme.


o Melakukan semua kegiatan dengan disiplin yang tinggi.
o Melakukan pengendalian mutu berpedoman kepada pola 3-2-5.

Sesuai dengan lingkup layanan Jasa Konsultan Pengawas yang sudah disebutkan pada Bab
sebelumnya, lingkup layanan tersebut dapat dibagi menjadi 2 kategori dasar sehingga didapatkan
sasaran yang sesuai dengan spesifikasi teknik yang tercantum dalam dokumen kontrak.

Kedua lingkup layanan itu memuat :

a. Pengawasan Teknik
b. Administrasi Kontrak

Didalam lingkup layanan jasa yang diberikan oleh konsultan dalam pelaksanaan tugasnya, tidak
diartikan secara sendiri-sendiri karena tugas-tugas tersebut harus merupakan satu kesatuan yang
saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya.

Berdasarkan dari hal-hal tersebut di atas, maka metodologi pelaksanaan pekerjaan yang akan
diterapkan meliputi :

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 13
1. Metodologi pengawasan pelaksanaan
2. Metodologi pengawasan administrasi
3. Metodologi recording
4. Pengendalian proyek
5. Pengaturan lalu lintas di daerah pekerjaan

1. Metodologi Pengawasan Pelaksanaan Jalan


Secara garis besar pengawasan pelaksanaan pekerjaan pembangunan jalan adalah
sebagai berikut :

Material yang akan digunakan Kontraktor harus memenuhi persyaratan teknis yang
disetujui oleh Site Engineer dan Quality/Chief Inspector. Setelah material yang akan
digunakan telah memenuhi persyaratan teknis, maka Kontraktor segera melaksanakan
pekerjaannya dan tetap dibawah pengawasan Material Tecnician dan Inspector, dilanjutkan
dengan pengetesan berkala oleh Quality/Chief Inspector dan Site Engineer.

Setelah proses pelaksanaan tersebut selesai, maka dilakukan pengukuran oleh Inspector
kemudian dilaporkan ke Site Engineer untuk mendapatkan sertifikat bulanan. Secara detail
urutan kerja pelaksanaan pekerjaan ini, dapat dilihat pada Gambar E.7.

Kegiatan-kegiatan penting yang berkaitan dengan metode pengawasan pekerjaan dibahas


pada uraian di bawah ini :

a. Pekerjaan Tanah (Earthworks)


Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain :
- Pemeriksaan hasil survei.
- Persetujuan hasil clearing dan grabbing.
- Persetujuan material timbunan
- Inspeksi pemasangan gorong-gorong (culvert)
- Penempatan material.
- Persetujuan uji pemadatan tanah
- Pemeriksaan elevasi akhir.

b. Pekerjaan Perkerasan (Pavement)


Kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi :
- Pemeriksaan akhir elevasi subgrade/Existing Payment.
- Pengujian dan persetujuan material untuk pavement
- Pengawasan penempatan material.
- Pemeriksaan lighting sets.
- Pemeriksaan kondisi lalu lintas jalan existing
- Pemantauan cuaca.
- Pemeriksaan supply campuran aspal
- Pemeriksaan peralatan.
- Pemeriksaan tenaga kerja.
- Pemeriksaan pemadatan perkerasan

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 14
Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja
E - 15
Berikut disampaikan tahapan-tahapan yang lebih detail yang akan dilakukan dalam
pelaksanaan pengawasan.

a. Pemeriksaan Gambar Kerja (Shop Drawings)


Selama masa konstruksi, Kontraktor harus membuat jadwal pelaksanaan dan gambar
kerja dari seluruh item kontrak pekerjaan. Gambar kerja tersebut diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan konstruksi dilapangan secara jelas (mudah terbaca dan
sudah disesuaikan dengan kondisi aktual lapangan) Selain itu, Kontraktor juga harus
membuat perhitungan desain sementara dan gambarnya jika akan mengajukan
alternatif alternatif dilapangan Gambar-gambar yang diajukan tersebut akan diperiksa
dengan teliti oleh Konsultan, setelah mendapatkan persetujuan dari Konsultan, gambar
tersebut dikembalikan lagi kepada Kontraktor untuk disempurnakan dan selanjutnya
dilaksanakan di Lapangan.

b. Pengecekan Data Survey


Konsultan bersama-sama Kontraktor Perlu memeriksa titik titik referensi survey
(Bench Marks dan data kontrol) yang dibuat pada waktu perencanaan teknis untuk
mendapatkan ketepatan dan kebenaran dalam pelaksanaan konstruksinya.

Apabila ada data yang tidak sesuai dengan keadaan lapangan yang sebenarnya,
Konsultan bisa membantu Kontraktor untuk menyelesaikan setiap perubahan dari
perencanaan secara tuntas, termasuk gambar-gambar rencana dan spesifikasinya.

c. Pemeriksaan Material
Setiap material yang akan dipakai baik bahan baku, bahan olahan maupun bahan
jadi harus terlebih dahulu diperiksa kualitasnya di laboratorium melalui pengujian yang
meliputi: Berat Jenis, Stabilitas, Durabilitas, Penyerapan, Daya Lekat, Gradasi dan lain
sebagainya, sehingga sesuai dengan spesifikasi teknik yang tercantum dalam
Dokumen Kontrak.

Pemeriksaan mutu dilakukan secara rutin dengan mengambil contoh secara acak pada
lokasi-lokasi yang ditentukan oleh Konsultan.

 Pemeriksaan Material Konstruksi


Pemeriksaan ini antara lain merupakan test penentuan kehancuran agregat, test
portland cement. Secara khusus perlu diperhatikan terhadap bahan agregat yang
berasal dari lokasi pengambilan batu serta tanah konstruksi / borrow pit.

 Pemeriksaan Hasil Pekerjaan


Pemeriksaan ini antara lain berupa test terhadap bahan campuran untuk pekerjaan
jalan, bahan agregat dan utamanya untuk beton.

Konsultan mengawasi, memeriksa dan mengevaluasi pekerjaan pengujian


laboratorium dan pengetesan di lapangan terhadap material konstruksi yang akan
dipergunakan. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, Konsultan akan membuat
rekomendasi berupa persetujuan dan penolakan berikut alasan teknis sesuai

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 16
dengan persyaratan teknis dalam spesifikasi. Prosedur pemeriksaan Job Mix
Formula (JMF) ditampilkan pada Gambar E.8 berikut.

d. Pemeriksaan Peralatan yang dipakai

Peralatan yang akan dipakai, terutama alat untuk pemadatan, harus dalam keadaan
baik menurut standar yang disyahkan oleh badan tertentu.

e. Kesiapan Dalam Pelaksanaan Pekerjaan


Dalam memulai pekerjaan, perlu diperhatikan kesiapan dari material dan peralatan
yang akan digunakan misalnya Cycle Time-nya.

f. Pemeriksaan Metode Pekerjaan


Metode Pekerjaan yang dilakukan Kontraktor harus diawasi dan diberi perhatian
khusus untuk menghindari kesalahan yang bisa mengakibatkan berbagai hal, baik
mutu, biaya dan waktu dari pelaksanaan.

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 17
GAMBAR E.8
Gambar 4.9
DIAGRAM ALIR QUALITY CONTROL "BAHAN"

SURVA I LOKA SI
QUA RRY

USULA N MA TERIA L
(QUA RRY)

PENGUJIA N Tidak
MUTU
LA BORA TORIUM

Ya

USULA N
JOB MIX FORMULA

Tidak PENGUJIA N
MUTU
LA BORA TORIUM

Ya

EVA LUA SI Tidak


DIREKSI
TEKNIK

Ya

STOK FILE
MA TERIA L

PRODUKSI :
- A MP
- STONE CRUSHER
- CONCR. BA TCHING PLA NT

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 18
g. Pemeriksaan Mutu Pelaksanaan
Pemeriksaan ini meliputi: Pemeriksaan dimensi (Tebal, Lebar, Panjang, Kedalaman,
Kemiringan, Elevasi, Jari-jari dan lain sebagainya), pemeriksaan kualitas untuk
pekerjaan proyek ini secara umum adalah sebagai berikut:

 Pemeriksaan terhadap batu pecah meliputi : berat jenis, kekerasan,


penyerapan, keausan, daya lekat, gradasinya, CBR dan lain sebagainya
harus diperiksa dilaboratorium sesuai dengan spesifikasi yang ingin dicapai

 Untuk perkerasan perlu diperiksa terhadap temperaturnya, kerataannya,


ketebalannya dan lain sebagainya sesuai dengan spesifikasi yang ingin
dicapai

 Untuk pekerjaan struktur beton perlu diperiksa terhadap berat jenis, gradasi,
kuat tekan, abrasi dan lain sebagainya sesuai spesifikasi yang ingin dicapai

Sehubungan dengan pemeriksaan mutu pelaksanaan pekerjaan, berikut disampaikan


beberapa hal yang perlu pengawasan yang lebih teliti.

 Kontrol Pekerjaan

Jenis pekerjaan dalam pengawasan teknik jalan dibedakan menjadi dua pekerjaan
yaitu pekerjaan dengan kategori pokok (Major) dan pekerjaan Minor. Pembagian
jenis kegiatan ini didasarkan atas prosentase bobot dari masing-masing pekerjaan
tersebut dan berpengaruh terhadap persiapan pendanaan, alat maupun personil.

 Pekerjaan Perkerasan

Pekerjaan ini meliputi penghamparan pengaspalan baik base, binder maupun


wearing course.

Hal yang perlu mendapatkan pengawasan khusus dalam pekerjaan ini adalah
material yang harus memenuhi kualitas yang telah ditentukan dalam spesifikasi
dimana komposisi campuran harus tetap dipertahankan pada pelaksanaan di
lapangan.

2. Metodologi Pengawasan Administrasi


Pengawasan administrasi yang merupakan bagian integral dari keseluruhan layanan
konsultan supervisi memuat mengenai proses - proses pekerjaan seperti : tindakan yang
berkaitan dengan kontrak antara Pemberi Tugas dengan Konsultan; Hubungan antara
Pemberi Tugas, Kontraktor dan Konsultan; Kewenangan Engineer, Jaminan Pekerjaan,
Sub Kontraktor, Varian Orders, Perpanjangan Waktu dan lain sebagainya.

a. Penyerahan Lapangan

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 19
Setelah penandatanganan Kontrak yang dilanjutkan dengan penerbitan Surat
Perintah Kerja, Kontraktor akan segera menerima penyerahan area lapangan
secara keseluruhan dari Pemberi Tugas untuk memulai melakukan pekerjaannya.

Apabila hanya sebagian pekerjaan yang diserahkan kepada Kontraktor perlu


diyakinkan bahwa area tersebut sudah memadai untuk dikerjakan dengan
mempertimbangkan “Cost Effective” terhadap pelaksanaan pekerjaan. Agenda
pertemuan mengenai penyerahan lapangan ini harus secara jelas menyatakan
tanggal terakhir penyerahan area berikutnya untuk dikerjakan kepada Kontraktor.

b. Kewenangan Site Engineer

Kewenangan yang didelegasikan oleh Pemberi Tugas kepada Site Engineer secara
umum telah didefinisikan secara jelas di dalam Dokumen Kontrak.

c. Jaminan Pekerjaan

Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, Konsultan akan mengkaji ulang jaminan yang
diusulkan oleh Kontraktor. Hal ini diperlukan untuk melindungi Pemberi Tugas dari
kerugian atau kerusakan dalam menghadapi klaim dari ketiga unsur pelaksana
proyek terhadap kerusakan-kerusakan atau kecelakaan.

d. Program Kerja

Kontraktor diharuskan membuat program kerja secara rinci dari mulai penempatan
sumber daya manusianya (personil), jenis dan jumlah peralatan yang dipakai,
metoda pelaksanaan dan lain sebagainya, sebagaimana diatur dalam persyaratan
kontrak.

Program kerja ini dibuat dalam bentuk / format Critical Path Network (CPN) yaitu
yang berdasarkan lintasan kritis sehingga jenis-jenis pekerjaan apa atau pengiriman
material apa yang perlu pengawasan khusus supaya waktu pelaksanaan proyek
tidak mengalami keterlambatan dan dihasilkan mutu sesuai dengan standar
spesifikasi

e. Pengkajian Ulang Terhadap Usulan-Usulan Kontraktor

Konsultan mengevaluasi setiap usulan yang diajukan oleh Kontraktor yang berupa
uraian pekerjaan sementara atau pekerjaan-pekerjaan permanen. Secara umum
Kontraktor diberi keleluasaan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
metoda pekerjaan dan sumber dana yang dimiliki .

Evaluasi Konsultan akan meliputi kelayakan, kompetensi teknis dan biaya yang
kompetitif atas proposal tersebut, meliputi seluruh perhitungan pendukung
desain / atau asumsi-asumsi yang mendasarinya. Persetujuan terhadap hal ini
harus di berikan secara tertulis oleh Site Engineer (SE).

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 20
Apabila usulan menyangkut amandemen terhadap spesifikasi teknis terhadap
pekerjaan permanen, Site Engineer akan membuat laporan rinci meliputi
rekomendasi untuk menerima atau menolak usulan tersebut dan diserahkan kepada
Pemberi Tugas untuk dipertimbangkan.

f. Variation Orders

Apabila selama pelaksanaan, proyek menemukan kesulitan-kesulitan atau apabila


karena adanya alasan-alasan tertentu diperlukan suatu amandemen, baik yang
datang dari Kontraktor maupun dari Pemberi Tugas, maka Konsultan akan
mempersiapkan variation orders.

Variation order ini akan menerangkan alasan amandemen dibuat, lingkup dan
detail variasi yang harus dibuat untuk dokumen kontrak yang bersifat khusus,
adanya implikasi biaya terhadap nilai kontrak atau beberapa perubahan yang
dibutuhkan untuk penyelesaian suatu kontrak. Variation Orders harus disetujui oleh
Pemberi Tugas yang kemudian diserahkan kepada Kontraktor untuk
dilaksanakan.

g. Harga Satuan Baru

Apabila adanya Variation Orders mengakibatkan adanya pekerjaan baru yang


belum mempunyai harga satuan di dalam daftar kwantitas dan harga yang ada,
maka harus ditetapkan harga satuan baru. Untuk pekerjaan baru yang mempunyai
karakter serupa, maka pekerjaan dilaksanakan dengan kondisi yang serupa dengan
detail pekerjaan tersebut dan harga baru ditentukan berdasarkan perbandingan
langsung dengan harga yang sudah ada.

Bilamana menurut pendapat Konsultan tidak ada harga yang memadai, maka
Konsultan membuat analisa harga satuan baru sebagai dasar / bahan pertimbangan
Panitia Kewajaran Harga untuk menentukan harga baru melalui negosiasi dengan
Kontraktor.

Negosiasi ini harus mempertimbangkan harga-harga item pekerjaan yang sudah


ada untuk mendapatkan harga baru. Apabila negosiasi gagal mendapatkan
kesepakatan, berdasarkan kondisi kontrak, harga baru akan ditentukan oleh Panitia
Kewajaran Harga.

h. Penggunaan Sub Kontraktor

Persetujuan atas penggunaan sub kontraktor oleh kontraktor utama harus


dipertimbangkan secara hati-hati terutama mengenai pengalaman kerja dan
keahliannya. Kontraktor harus memberikan penjelasan serta alasan yang rinci dan
jelas. Sub kontraktor harus mempunyai kemampuan dan referensi untuk
melaksanakan pekerjaan yang akan diberikan.

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 21
3. Metodologi Recording
Dalam pelaksanaan konstruksi di lapangan (kegiatan proyek) biasanya menemui hal hal
diluar dugaan (kompleks) sehingga perlu melibatkan banyak macam material yang
pembayarannya mempunyai cara-cara yang berlainan. Agar kita mempunyai dokumen
yang lengkap dan jelas, maka perlu suatu sistem yang dapat mencatat setiap jenis
kegiatan yang terjadi dalam suatu proyek.

Salah satu kegiatan yang akan diuraikan di sini adalah mengenai “Metodology Record”,
dimana setiap hari dan setiap kegiatan harus di record/dicatat dengan lengkap. Ada dua
macam record / pencatatan yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek diantaranya :

1. Record / pencatatan terhadap kegiatan


2. Record / pencatatan terhadap material yang dipakai

1. Record Terhadap Kegiatan

Record ini berupa grafik-grafik yang dibuat berdasarkan urutan kegiatan dalam
proyek. Dalam grafik-grafik ini tercantum pula lokasi dan waktu dari kegiatan
yang berlangsung. Dengan adanya grafik-grafik kita dapat

dengan mudah dan jelas melihat kegiatan mana yang terlambat atau kegiatan
mana yang belum dikerjakan terhadap jadwal yang telah direncanakan.

2. Record Terhadap Material Yang Dipakai


Record ini ada sangkut pautnya dengan pembayaran, sehingga dituntut
pembuatan record yang teliti dan lengkap. Setiap kegiatan proyek harus dicatat
dan dihitung volume, lokasi dan juga kualitasnya.

Selain dihitung dan dicatat jumlahnya, diperlukan juga gambarnya sebagai dasar
perhitungan volume tersebut (back up datanya). Bahwa setiap material yang akan
dibayar harus diketahui dimana material tersebut ditempatkan dan berapa
kuantitasnya.

Agar semua kegiatan berjalan lancar dan teratur, diperlukan kerjasama yang baik
antara Site Engineer, Material Technecin, dan Inspector. Site Engineer harus
mengetahui apakah semua kegiatan sesuai dengan spesifikasi yang diminta
dalam kontrak

Setiap hari Inspector harus membuat laporan harian yang mencatat lokasi dan
jenis material yang digunakan. Quantity Engineer/Chief Inspector harus membuat
summary terhadap report yang dibuat oleh Inspector dan diteruskan kepada
Quantity Engineer untuk dicatat jenis dan volume material yang digunakan. Chief
Inspector diharuskan pula memberikan summary kepada Quality Engineer (yang
diterima dan yang ditolak) Record material dikumpulkan, dibuatkan
rekapitulasinya dan selanjutnya menjadi dasar perhitungan dalam pembuatan
Sertifikat Bulanan (Monthly Certificate), sehingga setiap monthly certificate yang

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 22
diterbitkan harus mempunyai “Back Up Data” yang disimpan dalam 1 file terdiri
dari :

- Laporan Harian Inspektor (Daily Inspector Report)


- Laporan Kuantitas Harian (Daily Quantity Report)
- Lembar Detail Kuantitas Bulanan (Monthly Quantity Detail Sheet)
- Pekerjaan Bulanan (Monthly Work Accomplised)
- Lembar Kemajuan Bulanan (Monthly Progress Sheet)
- Laporan Harian Perkerasan (Daily Report of Pavement)
- Gambar-gambar (gambar-gambar ini akan dipakai dalam pembuatan as-built
drawing).

3. Format-format Pencatatan
Agar dalam pelaksanaan konstruksi, secara bersama-sama memonitor, baik oleh
kontraktor, konsultan maupun pemilik proyek maka diperlukan format-format
pencatatan yang disepakati oleh ketiga pihak tersebut.

Format-format pencatatan meliputi :

- Form pencatatan surat-menyurat


- Form memo lapangan
- Form pencatatan inventarisasi dan penerbitan gambar
- Form kartu cuaca
- Form pemeriksaan pematokan
- Form pencatatan pekerjaan beton
- Form kemanualan pekerjaan
- Form sertifikasi pembayaran

Format-format yang digunakan adalah format standar yang dikeluarkan oleh Bina
Marga.

4. Pengendalian Proyek
Dengan tingkat kompleksitas yang tinggi dari suatu proyek maka Konsultan
melakukan pengawasan serta mengamati perkembangan proyek setiap saat agar
kondisinya dapat diketahui secara cepat, akurat dan terbaru. Permasalahan yang
mungkin timbul dapat segera diatasi. Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut :

a. Pengembangan format pelaporan yang jelas, lengkap dan informatif.


b. Pelaporan progres pekerjaan kepada Pemberi Tugas secara cepat, akurat
dan terbaru.
c. Melakukan implementasi sistem informasi pemantauan proyek yang berbasis
komputer dan mampu memberikan peringatan dini terhadap permasalahan
penyelesaian pekerjaan.

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 23
Untuk keperluan tersebut disampaikan suatu sistem yang memiliki kemampuan
dalam pengendalian proyek, dari fase perencanaan, pelaksanaan hingga
pelaporan (Reporting).

Tujuan pemakaian sistem ini adalah agar proses pada ketiga fase tersebut dapat
dilakukan secara terintegrasi. Dengan sistem tersebut, maka berbagai indikasi
dan informasi penting yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek, dapat
diakomodir dan dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Selain hal di atas, juga akan dibuat suatu format dan prosedur standar pelaporan
proyek. Di mana dengan format dan prosedur yang standar, akan dapat lebih
meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan mengoptimalkan sinergi kerja.

E.2 PROGRAM KERJA


Untuk melaksanakan pekerjaan Pengawasan Pembangunan Terminal Tarengge, Konsultan
Pengawasan mempunyai rencana kerja sebagai berikut :

A. Tahap Persiapan
a). Rapat Pra pelaksanaan
Rapat pra pelaksanaan (Pre Construction Meeting) adalah rapat/pertemuan awal yang
diadakan oleh prakarsa/undangan dari Pemberi Tugas yang dihadiri oleh konsultan
Pengawas Teknik dan Kontraktor. Hal ini diperlukan untuk menyamakan
pengertin/bahasa atau pemahaman mengenai dokumen kontrak dan spesifikasi teknik
yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan.
Konsultan supervisi akan memberikan masukan-masukan di dalam pemahaman isi dari
seluruh Dokumen kontrak, dan merumuskan pokok-pokok bahasan dalam rapat tersebut.
Pokok – pokok penting yang perlu dibahas :
Pemahaman dan Penyamaan interprestasi atas dokumen kontrak
Jadwal pelaksanaan
Mobilisasi
Pemasangan peralatan konstruksi (installation)
Tata cara pengukuran volume pekrjaan (opname)
Lintas koordinasi dan komunikasi

Pemahaman dan Penyamaan interprestasi atas dokumen kontrak


Dalam hal ini harus disamakan interpertasi terhadap dokumen kontrak anatara
pemberi Tugas, Konsultan dan Kontraktor menyangkut :
- Pekerjaan tambah/kurang
- Terminasi/for defeiture
- Asuransi dll

Jadwal Pelaksanaan

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 24
Pada waktu pembahasan jadwal pelaksanaan sebagai Pemberi Tugas beserta
Konsultan pengawas teknik haruslah betul-betul memahami jadwal kerja kontraktor,
dengan titik berat maslah pada:
- Skala prioritas yang ada pada schedule pelaksanaan
 Pekerjaan major (utama)
 sumber daya (manusia, peralatan dan material)

- Detour untuk pekerjaan :


 Jalan
- Waktu pelaksanaan dibuat seefisien mungkin mnegikuti jaringan rencana
kerja (net work planning)
- Rencana dan metode kerja.

Mobilisasi
Untuk pekerjaan mobilisasi titk berat masalah pada :
- Survai sumber material (quarry), meliputi.
 Banyaknya material, yaitu mengenai jumlah dan jarak Ke lokasi.
 Kualitas material, yaitu mengenai pengujian material yang Akan
dipakai.
- Penetapan base camp untuk lokasi
 AMP (Asphalt Mixing Plant)
 Stone Crusher
 Batching Plant
 Laboratorium kantor (office) kontraktor,konsultan pengawas Teknik dan
pemberi tugas.
- Pengukuran ulang lapangan (field engineering/rekayasa lapangan).
- Pematokan lapangan (Setting out), pekerjaan ini perlu profil-profil melintang
yang didapat merupakan/dasar perhitungan kuantitas selanjutnya.

Pemasangan Peralatan Konstruksi (installation)


Pemasangan alat atau peralatan konstruksi sangat mempengaruhi keberhasilan
pekerjaan, pada proyek. Sehingga perlu pembahasan Pada rapat awal, dimana
kontraktor akan mengajukan peralatan konstruksi (sesuai penawaran), selama masa
konstruksi selalu siap/tersedia di lapangan dan tidak boleh dipindah ke
tempat/proyek lain. Apabila mendapat penggantian peralatan konstruksi harus ada
persetujuan tertulis dari pemberi tugas.

Tata cara pengukuran volume pekerjaan (opname)


Tata cara pengukuran volume pekerjaan, perlu disepakati terlebih dahulu antara ,
Pemberi Tugas, Konsultan pengawas teknik dan kontraktor sehingga dalam
penentuan kemajuan pekerjaan tidak terjadi salah pengertian meliputi :

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 25
- Cara atau metoda perhitungan volume
- Batasan daerah pekerjaan (construction limit)
- Dasar pembayaran termasuk satuan pembayaran.
Hasil kesepakatan rapat dicatat serta dibuatkan Berita Acara serta ditanda tangani
bersama ke tiga unsur : pemberi tugas,konsultan pengawas teknik dan kontraktor.

Lintas koordinasi dan komunikasi


Pemberi tugas, konsultan dan kontraktor bersama-sama menetapkan perangkat
komunikasi yang digunakan, pusat informasi/komunikasi, operator yang bertanggung
jawab ada perintahnya.

b). Mobilisasi Konsultan


Konsultan akan segera melakukan mobilisasi personilnya sesuai dengan jadwal segera
setelah menerima Surat Perintah Kerja dari Pemberi Tugas. Semua tenaga inti yang
dimobilisasi akan dibekali bahan rujukan berupa formulir-formulir pengawasan beserta
manual pengawasan yang umum digunakan di lingkungan proyek termasuk disini adalah
penetapan struktur organisasi konsultan.

c). Mobilisasi Kontraktor


Pekerjaan mobilisasi kontraktor dapat dikategorikan menjadi 2 bagian yaitu mobilisasi
awal dan mobilisasi personil, alat dan material secara Keseluruhan, termasuk
penetapan struktur organisasi kontraktor.
Mobilisasi awal adalah suatu tahap dalam pelaksanaan kegiatan konstruksi yang paling
awal untuk mempersiapkan semua sumber daya baik manusia, peralatan maupun bahan.
Dalam tahap pelaksanaan kegiatan selanjutnya semua sumber daya tersebut harus siap
dioperasikan untuk memperlancar tahapan konstruksi selanjutnya, sehingga tercapai
suatu mutu, waktu dan kuantitas sesuai dengan yang diharapkan.
Proses kegiatan mobilisasi dalam suatu proyek dapat diuraikan dalam 2 bagian, yaitu :
1. Mobilisasi awal untuk pelayanan pengendalian mutu proyek.
2. Mobilisasi keseluruhan (personil, peralatan dan bahan).

Mobilisasi awal
Mobilisasi awal adalah mobilisasi personil inti untuk mempersiapkan
- Pengkajian ulang terhadap desain
- Pengukuran awal.
- Mempersiapkan program deatail dan gambar kerja yangb akan dilaksanakan
pada masa konstruksi.
- Mempersiapkan peralatan konstruksi untuk siap menjalani uji coba dan
running well

Mobilisasi Keseluruhan

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 26
Pada periode mobilisasi ini personil, alat dan material, semua pekerjaan yang
berhubungan dengan cakupan pekerjaan mobilisasi telah selesai semuanya.
Dalam kaitan ini, konsultan akan memeriksa dan mnyetujui daftar material peralatan
yang didatangkan, fasilitas base camp dan lokasi penempatan peralatan,
menyiapkan titik data survai, mengecek pemasangan patok center line dan review
design.

d). Program Kerja


Penyusunan program kerja adalah suatu proses dimana kontraktor harus menguraikan
jadwal (schedule) kerja menjadi bagian - bagian, antara lain :
Jaringan rencana kerja (net work planning), menjadi :
Jadwal tenaga kerja (Man Power Schedule)
Jadwal peralatan (Equipment schedule)
Jadwal material (Material Schedule)
Pengalokasian dana ( Cash Flow)
Jadwal pekasanaan kerja.
Kesemuanya itu dilengkapi dengan uraian dan penjelasan metoda kerja, atau prosentasi
kemajuan pekerjaan.

Penyusunan program kerja dibuat untuk mempermudah pengelolaan proyek dengan


suatu sistem yang teratur dan memberikan sistem informasi manajemen (Manajemen
Informasi Sistem / MIS), secara jelas dan tepat guna.
Untuk setiap minggu, kontraktor dapat menyiapkan dana, kebutuhan material,
kebutuhan peralatan, dan kebutuhan tenaga setiap minggu.
Program ini harus diperbaharui (up date) setiap minggu sesuai kenyataan di
lapangan.
Program ini berkaitan erat dengan metode lintasan kritis (Critical Path Metho/CPM)
Jenis pekerjaan/kegiatanapa saja yang berada pada garis lintas kritis diprioritaskan
untuk dikerjakan, karena ketinggalan 1 hari saja, secara keseluruhan proyek
ketinggalan 1 hari.
Penanganan/jalan keluar yang dilakukan melaksanakan kerja ekstra atau lembur
pada lintasan kritis.

Dalam kaitan ini, Konsultan akan memeriksa, program/jadwal kerja yang diajukan oleh
kontraktor. Dan akan meninjau program ini dari berbagai aspek, seperti misalnya apakah
pekerjaan dapat atau tidak dilaksanakan secara efektif dan apakah pekerrjaan ini dapat
dilaksanakan dalam waktu dan biaya seperti tercantum dalam kontrak, dan lain-lain.
Jadwal kerja ini akandisesuaikan dengan ketersediaan alat, sumber daya
manusia/tenaga dan material yang dapat domobilisasikan oleh kontraktor.

Bagan Alir penyusunan program kerja diperlihatkan pada gambar 6.9

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 27
Gambar 6.9
BAGAN ALIR PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 28
e). Sumber material (Quarry) dan Pengujian Awal
Sumber Material (Quarry)
Sumber material (Quarry) adalah suatu lokasi bahan mentah dilapangan yang
dipergunakan sebagai material pembagunan suatu proyek.
Bahan mentah dapat berupa :
Batu, batu kali atau gunung, Tanah, Air dan Pasir
Dengan ditentukannya sumber material (Quarry) pada suatu lokasi tertentu,
mempermudah :
- Dalam pelaksanaan pekerjaan, efisiensi waktu dan biaya
- Mempermudah pemeriksaan material harian atau periodik.
- Pekiraan volume material
Yang perlu diperhatikan dalampenentuan lokasi sumber material (quarry), antara lain
:
- Bahan mentah cukup banyak
- Jauh dari pemukiman, untuk menghindari polusi udara dan suara
- Jarak angkut dekat dengan base camp.
- Ada jalan atau jalan sementara yang cukup baik
- Sosialisasi ijin penambangan.
- Ijin penambangan dan pemakaian bahan peledak.

Pengujian Awal
Pengujian awal adalah suatu kegiatan pengujian awal bahan mentah hasil alam
sebelum dipergunakan sebagai material untuk pembangunan suatu proyek.
Hal ini diperlukan agar supaya material yang akan dipergunakan nanti dapat
dipertanggung jawabkan, mengenai : kekerasan, keawetan, kebersihan dan lain-lain
sesuai syarat-syarat yang tercantum dalam spesifikasi teknik.
Pengetasan atau pengujian awal yang dilakukan pada lokasi sumber material
(quarry),yaitu antara lain :
- Batuan atau aggregat ; pengetesan atau kekuatan/keausan dengan mesin
Los Angeles.
- Tanah, pengetasan untuk mengetahui klasifikasi tanah sehingga diketahui
sepintas sifat-sifat tanah.
- Air adalah air yang bersih dari kotoran organic/kandungn lumpur dan
sebagainya.
- Pasir, bersih dari kotoran bahan organik dan pemeriksaan gradasi.
Konsultan akan mengevaluasi alternatif sumber material yang diajukan oleh
Kontarktor dengan mengestimasi kuantitas yang ada dan pengambilan sample untuk
dilakukan pengujian-pwngujian. Dari hasil hasil pengujian tersebut Konsultan akan
memberikan erekomendasi untuk pemakaian mterial atau tidak dari sumber material
tersebut.

Bagan Alir pengajuan sumber material dan pengujian awal diperlihatkan pada gambar
6.10.

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 29
Gambar 6.10
BAGAN ALIR PENGAJUAN SUMBER MATERIAL (QUARRY ) DAN
PENGUJIAN AWAL

START

KONTRAKTOR MENGAJUKAN
BEBERAPA CALON SUMBER
MATERIAL (QUARRY) YANG SIAP
DIUJI BAGI MATERIAL TERTENTU

DILAKUKAN PENGAMBILAN MATERIAL SESUAI


DENGAN TATA CARA PENGAMBILAN SAMPLING
(LIHAT MANUAL PEMERIKSAAN BAHAN JALAN NO 01
CARI CALAON / MN / BM / 1976)
SUMBER MATERIAL
(QUARRY) LAIN

TIAPA MATERIAL DITEST DISAKSIKAN OLEH


KONSULTAN PENGAWAS TEKNIK SESUAI PROSEDUR
DAN HASILNYA DILAPORKAN KEPADA PIMPRO

TIDAK SESUAI
SPESIFIK
ASI

YA

KONSULTAN PENGAWAS TEKNIK MEMBERIKAN


REKOMENDASI UNTUK REKAMAN MATERIAL DARI QUARRY
YANG TERPILIH SUMBER MATERIAL (QUARRY) TIDAK
HARUS SEBUAH SAJA

SERTIFIKASI
DATA MATERIAL YANG PEMAKAIAN
TERPILIH DISIMPAN MATERIAL YANG
BOLEH DIPAKAI
DALAM SISTEM ARSIP
PADA PROYEK
(FILE) DAN MENJADI
ACUAN BAGI TESTING
BAHAN OLAHAN

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


END E - 30
f). Base Camp dan Fasilitasnya
Base camp, adalah suatu lokasi tertentu di lapangan yang merupakan tempat semua
kegiatan, penunjang pelaksanaan proyek lapangan, sedangkan failitas base camp,
adalah semua fasilitas yang menunjng pelaksanaan pekerjaan fisik dan administrasi
sesuai dengan syarat-syaratdan spesifikasi teknik yang berlaku.
Base Camp dan fasilitasnya, bertujuan untuk :
- Untuk memudahkan koordinasi antara semu instansi terkait di lapangan
- Untuk mempermudah monitoring kemajuan pelaksanaan suatu proyek.
- Sebagai tempat tinggal kantor, laboratorium lapangan dan lain-lain.
Supaya maksdud dan tujuan dari base camp dan gasilitasnya, bertujuan dari base camp
dan fasilitasnya dapat optimal menunjang pelaksanaan proyek, maka :
- Pada saat Kontraktor, mengajukan gambar denah base camp kontraktor
diminta, supaya :
 Lokasi dekat dengan proyek
 Kegiatan administrasi instansi terkait di lapangan berada dalam
satubase camp.
 Jalan keluar base camp cukup baik.
 Keamanan lingkungan terjamin.
 Agak jauh dari permukiman menghindari polusi udara dan suara.
 Memiliki tingkat kesejukn ruang kerja yang memadai.
Konsultan akan memeriksa gambar denah base camp yang diajukan oleh kontraktor dan
mengecek langsung ke lokasi, kemudian dievaluasi sesuai yang diminta dalam Dokumen
Kontrak.
Dari hasil evaluasi, Konsultan akan memberikan rekomendasi terhadap pemakaian base
camp tersebut.
Bagan alir mengenai penyiapan base camp dan fasilitasnya diperlihatkan pada gambar
6.11.
Cara pembayaran, batas waktu pengadaan dan syarat-syarat lain dapat dilihat pada
syarat kontark dan spesifikasi teknik yang berlaku.

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 31
Gambar 6.11
BAGAN ALIR PENYIAPAN CAMP DAN FASILITASNYA

START

KONTRAKTOR MENGAJUKAN
BEBERAPA CALON SUMBER
MATERIAL (QUARRY) YANG SIAP
DIUJI BAGI MATERIAL TERTENTU

CARI CALAON
SUMBER MATERIAL
(QUARRY) LAIN

TIDAK
SETUJU

YA

DIRENCANAKAN GAMBAR DENAH KANTOR PROYEK YANG


BERISI RUANG KERJA KONTRAKTOR & STAFNYA, RUANG
RAPAT LAPANGAN, LABORATORIUM, MATERIAL ONSITE
STONE CRUSHER, ASPHALT & CONCERETE MIXING PLANT,
TRUCK SCALE, SATPAM, RUANG PIMPRO & STAFNYA, RUANG
KONSULTAN PENGAWAS TEKNIK DAN STAFNYA

KONSULTAN PENGAWAS TEKNIK


MEMBERIKAN REKOMENDASI
BASE CAMP

REKOMENDASI
KONSULTAN
PENGAWAS DIPAKAI UNTUK BASE CAMP
TEKNIK RESMI KONTRAKTOR

END

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 32
B. Tahap Konstruksi
a). Pemeriksaan Gambar Kerja (Shop Drawing)
Gambar kerja (Shop Drawing) adalah gambar yang dibuat oleh kontraktor diperiksa oleh
Konsultan Pengawas Teknik, persetujuan dan Pemberi Tugas untuk dilkasanakan di lapangan
pembuatannya merujuk kepada gambar perencanaan.
Dalam pembuatan gambar kerja (shop drawing) kontraktor harus memperhatikan hal – hal
sebagai berikut :
Ukuran dan standar kertas yang dipakai harus sama
Ukuran ketebalan garis alat gambar disesuaikan dengan gambar yang dibuat.
Penomoran gambar kerja (Shop Drawing harus teraur dan berurutan).
Tampilan gambar kerja (shop Drawing) antara lain
- Lokasi dan jenis pekerjaan harus jelas tercantum.
- Ukuran konstruksi harus jelas dan ternotasi baik.
- Material jenis dan mutu bahan yang dipakai dicantumkan sedetail mungkin
Konsultan akan memeriksa secara cermat dan teliti terhadap semua gambar kerja (Shop
Drawing) yang diajukan oleh kontraktor dan memberikan koreksi-koreksi seperlunya sampai
dapat diterima dan disetujui baik oleh Konsultan maupun Pemberi Tugas.

b). Pengecekan Data Survey


Perlu diadakannya pengecekan ulang titik survey yang berupa Bench Marks dan titik kontrol
yang dibuat pad waktu perencanaan teknik yang dilakukan konsultan bersama-sama kontarktor
untuk mendapatkan ketepatan dan kebenaran dalam pelaksanaan. Apabila ada data yang
tidak sesuai dengan keadaan lapangan yang sebenarnya konsultan bisa mebantu kontraktor
untuk menyelesaikan setiap perubahan dari perencanaan secara tuntas, termasuk gambar-
gambar rencana dan spesifikasinya.

c). Pengujian Bahan


Pengujian bahan dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) macam yaitu pengujian bahan olahan
dan bahan jadi.
Yang dimaksud pengujian bahan olahan dan bahan jadi adalah pengujian terhadap :
1. Bahan Olahan, yaitu bahan campuran dari beberapa bahan hasil alam dengan hasil
produksi pabrik untuk dipergunakan sebagai bahan bangunan konstruksi jalan.
Bahan Olahan untuk pekerjaan beton antara lain :
- Berasal dari hasil alam
 Pasir
 Batu pecah atau aggregat dan
 Air
- Produksi pabrik
 Semen

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 33
Bahan olahan untuk pekerjaan aspal antara lain :
- Besaral dari hasil alam
 Batu pecah atau aggregt
 Abu batu
 Pasir
- Produksi pabrik
 Aspal
2. Bahan jadi yaitu bahan hasil olahan tersebut setelah jadi suatu konstruksi di lapangan.
Bahan jadi tersebut di lapangan dapat berupa :
- Beton untuk konstruksi jembatan atau perkerasan kaku (rigid pavement).
- Hot mix sebagai konstruksi jlan atau perkerasan elastis (flexible pavement).
Maksud dilakukannya pengujian bahan adalah :
1. Untuk mencapai keseragaman mutu hasil pekerjaan di proyek.
2. Hasil pekerjaan tepat mutu sesuai dengan yang diisyaratkan atau yang
dikehendaki spesifikasi.
3. Mengefisienkn waktu pelaksanaan pekerjaan di lapangan karena kesalahan-
kesalahan akibat mutu bahan yang tidak sesuai dapat dihindari.
Semua material yang dipakai harus memenuhi spesifikasi teknik yang berlaku seperti :

1) Bahan asal alam :


- Pasir, bersih dan bebas kotoran organic (AASHTO T-21-74) (ASTM C40-66T)
- Batu pecah/aggregat :
 Bergradasi baik
 Mempunyai sudut pecah permukaan
 Bersih
 Keras, dengan pengujian mesin Los Angeles (AASHTO T-96-74) (ASTM
C131-55)
- Air tidak mengandung Lumpur lebih dari 5 % PH antara (4,5 – 8,5) (AASHTO
T-26-70)

2) Bahan hasil produksi pabrik :


- Semen
 Type yang dipakai sesuai dengan jenis pekerjaan
 Cara penyimpanan
 Bebas dari pengaruh udara, hujan dan sebagainya
- Aspal
 Penetrasi yang benar (ASHTO T-49-68)
 Titik nyala yang benar (AASHTO T-48-74) (ASTM D-92-52)
 Ductulity yang baik (AASHTO T-53-74) ATM D-36-70)
 Tidak berair
 Tidak mengalami kontaminasi

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 34
3) Pencampuran atau pengolahan :
- Perbandingan yang benar, sesuai rancangan campuran (job mix formula) yang
sudah disetujui bersama.
- Temperatur yang tepat untuk pekerjaan aspal
- Peralatan pencampuran (AMP/bacting plant) berjalan baik.
- Pengujian / pemeriksaan slump beton dilapangan dan batching plant
pekerjaan beton
- Pengujian extrksi dan marshall test untuk pekerjaan aspal.
-
4) Bahan jadi :
- Pemeliharaan :
 Pada masa pmeliharaan (curring time)
 Sampai umur rencana
- Pengujian kuat tekan beton, sesuai syarat – syarat dan spesifikasi teknik
(ASTM C-39-72)
- Pemeriksaan kepadatan lapangan dan laboratoirum dengan melakukan core
drill setelah 12 jam penghamparan, sesuai syarat-syarat dan spesifikasi teknik
untuk pekerjaan aspal.
Konsultan Pengawas akan mengecek kesiapn kontraktor mengenai : peralatan test, material
baik jumlahnya dan jenisnya serta sumbernya kemudian Konsultan Pengawas akan menyetujui
atau menolak pengujian, tergantung dari kelengkapan yang sudah dipenuhi oleh kontraktor.
Bagan Alir mengenai pengujian bahan diperlihatkan pada gambar 6.12.

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 35
Gambar 6.12
BAGAN ALIR PENGUJIAN BAHAN OLAHAN DAN BAHAN JADI

START

CONTOH MATERIAL DARI


SUMBER MATERIAL
(QUARRY)

DISAIN CAMPURAN (JOB


MIX DESIGN) DAN HASIL PENGUJIAN MATERIAL
PENGUJIAN UNTUK STOCK MATERIAL
DIJADIKAN ACUAN

REQUEST DAN
PELAKSANAAN SESUATU
PEKERJAAN SESUAI DESAIN
CAMPURAN (JOB MIX
DESIGN)

DIPERBAIKI DITOLAK/REJECTED
DIBONGKAR

PENGAMBILAN CONTOH &


PENGUJIAN MATERIAL
BAHAN OLAHAN DAN BAHAN
JADI

SETUJU

DISIMPAN DI
SISTEM
DOKUMENTASI
DICATAT DAN DISIMPAN
ARSIP (FILE)
DIARSIP (FILE) UNTUK DATA
PENDUKUNG (BACK-UP)
DATA MC

VERIFIKASI

END
Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja
E - 36
d). Material di Lapangan ( Material On Site )
Material di lapangn (material on site) adalah material atau bahan yang akan dipergunakan
sebagai bahan konstruksi yang ada di lapangan dan sudah disetujui pemberi tugas untuk
dipakai sebagai bahan konstruksi, contohnya :
1) Semen
2) Besi tulangan
3) Baja bangunan (profil)
4) Aspal
5) Aggregat / batu pecah

Maksud penyiapan material di lapangan adalah :


1) Mempercepat pekerjaan kontraktor atau efisien watu
2) Mempermudah pengawasan kendali mutu bahan
3) Persiapan stok material bahan mentah kontraktor untuk jangka panjang.

Semua bahan yang digolongkan sebagai material di lapangan (material on site) dapat
ditagihkan dalam sertifikat bulanan, maka penyimpanan material trsebut akan dicel oleh
Konsultan Pengawas Teknik dan disetujui oleh Pemberi Tugas mengenai :
1) Keamanannya material di lapangan (material on site), lokasi diberi pagar keliling
dekat pos keamanan (satpam)
2) Rapih, material disusun menurut ukurannya seperti beton, semen diberi sekat-sekat
dan disusun menurut tanggal kedatangan.
3) Terjaga mutunya, mutu material tidak terpengaruh dengan kelembaban udaras
seperti semen tidak boleh langsung diatas lantai diberi matras yang berongga
sehingga memudahkan fork lift masuk
4) Temapat penyimpanan harus tertutup untuk menghindari pengaruh cuaca, seperti
hujan dan panas matahari terutama untuk material semen dan beton.
5) Penumpukan material seperti aggregatdiberi pembatas sesuai ukuran material
supaya tidak tercampur satu sama lain
6) Perhitungan dan pencatatan volume saat kedatangan yang ditolak atau yang tidak
bisa dipakai lagi ditempatkan terpisah.
7) Penumpukan besi tulangan harus dihindari dari tergenang air, oksidasi, minyak dan
kotoran lainnya.

Konsultan pengawasakan mengecek kesiapan Kontraktor mengenai: Kebenaran dari material


yang dikirim, apakah sudah sesuai dengan spesifikasi teknik. Kalau tidak maka material
tersebut akan ditolak dan sebaliknya apabila sudah sesuai maka Konsultan Pengawas akan
merekomendasikan untuk diterima.

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 37
e). Pemeriksaan Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Metode pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor akan diperiksadan diawasi
serta diberi perhatia khusus oleh Konsultan Pengawas untuk menghindari kesalahan yang bisa
mengakibatkan berbagai hal baik mutu, biaya dan waktu dari pelaksanaan pekerjaan.

f). Pemeriksaan Peralatan yang Dipakai


Peralatan yang akan dipakai, terutama alat untuk pekerjaan perkerasan/aspal dan alat
pemancangan, harus dalam keadaan baik menurut standar yang disyahkan oleh badan
tertentu. Oleh karena itu setiap akan dimulai suatu pekerjaan Konsultan Pengawas akan
memeriksa kondisi dan kesiapan dari peralatan yang akan dipakai.

g). Kesiapan dalam Pelaksanaan Pekerjaan


Sebelum memulai pkerjaan Konsultan Pengawas akan memeriksa kesiapan dari seluruh unsur
pelaksanaan, antara lain : material, buruh, dan peralatan. Setelah semuanya siap , maka
pekerjaan bisa dimulai.

h). Pemeriksaan Mutu Pelaksanaan


Pemeriksaan ini meliputi : pemeriksaan dimensi ( tebal, lebar, panjang, kedalaman, kemiringan,
elevasi, jari-jari dan lain sebagainya ). Pemeriksaan mutu pelaksanaan untuk pekerjaan proyek
ini secara umum adalah sebagai berikut ini :
1. Pemeriksaan terhadap batu pecah meliputi : berat jenis, kekerasan, kepipihan,
penyerapan, keausan, daya lekat, gradasiny, CBR dan lain sebagainya harus diperiksa
di laboratoirum sesuai dengan spesifikasi teknik dan dokumen kontrak.
2. Untuk pekerjaan campuran asphalt perlu diperiksa terhadap temperaturnya,
kerataannya, kadar aspal, stabilitas ketebalannya dan lain sebagainya sesuai dengan
spesifikasi teknik dan gambar kerja (shop drawing).
3. Untuk pekerjaan struktur beton perlu diperiksa terhadap dimensi, penulangan, kuat
tekan, slump dan lain sebagainya sesuai spesifikasi teknik dan gambar kerja (shop
drawing).
Berdasarkan permohonan untuk inspeksi dari Kontraktor, konsultan akan mengadakan
pemeriksaan-pemeriksaan terhadap konstruksi yang sudah selesai dilaksanakan.

i). Gambar Terlaksana (As Built Drawing)


Yang dimaksud gambar terlaksana (As built Drawing) adalah gambar terlaksana di lapangan
yang menggambarkan seluruh pekerjaan dilapangan sesuai dengan volume pekerjaan yang
telah dibayar setiap bulan sesuai dengan volume pekerjaan yang telah dibayar setiap bulan
sesuai dengan tagihan kontraktor dalam sertifikat bulanan (Monthly Certificate/MC)
Gambar ini memuat juga perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh perubahan pekerjaan
(Contract change Order/CCO) dan modifikasi lapangan karena adanya hal – hal yang tidak
terdapat pada gambar rencana, misalnya : kabel PLN, kabel Telkom dan utilitas lainnya.

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 38
Dalam pembuatan gambar terlaksana (As Built Drawing) kontraktor harus memperhatikan ha-
hal sebagai berikut :
1. Ukuran danstandar kertas yang dipakai harus sama.
2. Ukuran ketebalan garis alat gambar yang dipakai disesuaikan dengan gambar yang
dibuat.
3. Pada gambar terlaksana (As Built Drawing) disebutkan tanggal, bulan, dan tahun
revisi gambar dari gambar kerja (Shop Drawing) yang disesuaikan dengan perubahan
kontrak pekerjaan (Contarct Change Order/CCO), Addendum (kalau ada).
4. Lokasi dan jenis pekerjaan harus jelas dicantumkan
5. Ukuran konstruksi harus jelas
6. Material, jenis dan mutu bahan yang dipakai.
Dalam kaitan ini Konsultan Pengawas akan memeriksa (as built drawing)
Dan mengevaluasi gambar telaksana dan memberikan rekomendasi untuk persetujuan dari
Pemberi Tugas.

C. Tahap Serah Terima


a). Serah Terima Awal (Provisional Hand Over/PHO)
Serah terima awal (Provisional Hand Over / PHO) adalah suatu kegiatan serah terima awal dari
seluruh pekerjaan yang telah dikejakan oleh Kontraktor kepada Pemberi Tugas, dimana
pekerjaan utama (major works) sudah mencapai 100%.
Maksud pelaksanaan PHO adalah untuk memastikan bahwa seluruh pekerjaan yang telah
dikerjakan oleh Kontraktor dalam arti : sesuai kualitas, sesuai dan tepat waktu dengan segala
konsekwensi yang tercantum dalam kontrak.
Dengan adanya penyerahan awal ini maka tahap pemeliharaan dimulai.
Yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan PHO adalah sebagai berikut:
1. Rekomendasi konsultan pengawas teknik bahwa kontraktor telah menyelesaikan
pekerjaan utama (major works) 100% dan minimal telah menyelesaikan 97%
pekerjaan dari seluruh nilai kontrak.
2. Perkiraan tanggalselesai seluruh pekerjaan sesuai dengan bunyi kontrak.
3. Pembentukan Panitia Serah Terima yang anggotanya ditunjuk Pemberi Tugas.
4. Penyerahan jaminan pemeliharaan (Bank Guarantee) dari pihak kontraktor kepada
pemberi tugas.
5. Seluruh data yang ada (misalnya : seluruh hasil testing material/hasil pekerjaan,
surat – menyurat / administrasi, formulir-formulir, data disket, foto dokumentasi
pelaksanaan pekerjaan dll) sudah harus terarsip dengan baik.
6. Yang perlu diperhatikan adalah unsur-unsur :
- Kelengkapan administrasi proyek
- Kondisi fisik pekerjaan baik dan benar sesuai dengan spesifikasi teknik.
- Sesuai dengan perencanaan
- Pendataan/pencatatan data dan kurang (defect and deficiencie list).

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 39
Kontraktor mengajukan request untuk PHO, kemudian Konsultan Pengawas akan
mengecek apakah persyaratan untuk PHO sudah dipenuhi atau belum antara lain
pengecekan progress pekerjaan. Kemudian Konsultan akan memberikan
rekomendasi kepada pemberi Tugas yang selanjutnya akan dibentuk panitia PHO.

Bagan alir mengenai serah terima awal (PHO) diperlihatkan pada gambar 6.13

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 40
Gambar 6.13
BAGAN ALIR SERAH TERIMA AWAL (PROVISIONAL HAND OVER /PHO)

START

CONTOH MATERIAL DARI


SUMBER MATERIAL
(QUARRY)

DISAIN CAMPURAN (JOB


MIX DESIGN) DAN HASIL PENGUJIAN MATERIAL
PENGUJIAN UNTUK STOCK MATERIAL
DIJADIKAN ACUAN

REQUEST DAN
PELAKSANAAN SESUATU
PEKERJAAN SESUAI DESAIN
CAMPURAN (JOB MIX
DESIGN)

DIPERBAIKI DITOLAK/REJECTED
DIBONGKAR

PENGAMBILAN CONTOH &


PENGUJIAN MATERIAL
BAHAN OLAHAN DAN BAHAN
JADI

TIDAK TIDAK
SETUJU

DISIMPAN DI YA
SISTEM
DOKUMENTASI
DICATAT DAN DISIMPAN
ARSIP (FILE)
DIARSIP (FILE) UNTUK DATA
PENDUKUNG (BACK-UP)
DATA MC

VERIFIKASI

END

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 41
Masa Jaminan Terhadap Kerusakan
Masa jaminan terhadap kerusakan adalah mulainya pemeliharaan hasil pekerjaan yang
dihitung dari mulai tanggal perkiraan pekerjaan 100% berdasarkan rekomendasi konsultan
pegawas teknik samapi dengan berakhirnya kontrak pekerjaan yang sudah disetujui.
Tujuan masa jaminan terhadap kerusakan adalah :
1. Memberikan waktu kepada Kontraktor untuk memperbaiki, menyempurnakan hasil
pekerjaan yang belum dapat diterima atau memuaskan tim panitia penilai serah terima
pada waktu kunjungan ke lapangan mengenai kualitas dan kuantitas pekerjaan.
2. Memberikan waktu kepada Kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan minor yang belum
terselesaikan dan lain-lain.

Hal – hal yang perlu diperhatikan sehubungan demhan masa jaminan terhadap kerusakan
adalah sebagai berikut :

1. Kontraktor harus melaksanakan perbaikan pekerjaan yang telah disepakati/disetujui.


2. Pekerjaan perbaikan atau penyempurnaan harus sesuai dengan :
- Syarat – syarat kontrak dan spesifiksasi teknik.
- Catatan dari tim penilai serah terima.
 Lokasi
 Kerusakan, ketidak sempurnaan
 Cara perbaikan dan penyempurnaan dan lain-lain
- Lama perbaikan tidak boleh lebih dari masa pemeliharaan.

Panitia Penilai Serah Terima akan mengadakan pemeriksaan ulang ke lapangan, apakah
perbaikan-perbaikan yang sudah didaftar itu sudah dilaksanakan semua atau belum. Apakah
bila dianggap sudah selesai maka dibuat Berita Acara pemeriksa hasil pekerjaan yang
disampaikan kepada Pemberi tugas.

c). Serah Terima Akhir (Final Hand Over/FHO)


Serah terima akhir (Final Hand Over/FHO) adalah suatu kegiatan serh terima lapangan dari
kontraktor kepada pemberi tugas, setelah kontraktor menyelesaikan seluruh perbaikan
terhadap kekurangan yang ada pada daftar perbaikan yang dibuat oleh panitia penilai serah
terima setelah kunjungan kedua dilapangan.
Maksud pelaksanaan FHO adalah sebagai berikut :
1. Pernyataan berakhirnya masa kontrak pekerjaan antara Kontraktor dengan Pemberi
Tugas.
2. Pernyataan bahwa tanggung jawab Kontraktor dengan Pemberi Tugas secara
keseluruhan sudah selesai.

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 42
3. Hasil Pekerjaan Kontraktor berupa fisik maupun administrasi secara keseluruhan
dapat diterima oleh Pemberi Tugas dan hasil pekerjaan tersebut sudah bisa dipakai
untuk umum.
Yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan FHO adalah sebagai berikut:
1. Rekomendasi dari Konsultan Pengawas Teknik bahwa Kontraktor telah
menyelesaikan seluruh pekerjaan yang tercantum dalam dokumen kontrak dan telah
memperbaiki/menyempurnakan semua kekurangan yang diminta dalam daftar
perbaikan serah terima awal waktu kegiatan serah terima awal.
2. Perkiraan tanggal selesai weluruh pekerjaan sesuai dengan bunyi kontrak.
3. Pengembalian jaminan seluruh pelaksanaan (Bank Guarantee) kepada pihak
kontaktor.
4. Seluruh data yang ada (misalnya, seluruh hasil testing, surat –
menyurat/administrasi, formulir-formulir, data disket, foto pelaksanaan pekerjaan dll)
sudah terdokumentasikan dengan baik.
5. Yang perlu ditekankkan adalah unsur - unsur :
- Kelengkpan administrasi.
- Kondisi Fisik pekerjaan yang baik dan benar sesuai spesifikasi teknik.
- Kesesuaian dengan perencanaan.

Sehubungan dengan pelaksanaan FHO, sebelumnya Konsultan Pengawas akan menevaluasi


dan memeriksa persyaratan kelengkapan yang harus dipenuhi yaitu pekerjaan seluruh selesai
setelah masa pemeliharaan berakhir. Kemudian Konsultan Pengawas memberikan rekomendasi
kepada Pemberi Tugas untuk selanjutnya Panitia Serah Terima akan diundang kembali untuk
proses Serah Terima Akhir (FHO).

Bagan alir mengenai serah terima akhir (FHO) diperlihatkan pada gambar 6.14.

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 43
Gambar 6.14
BAGAN ALIR SERAH TERIMA AKHIR (FINAL HAND OVER / FHO)

START

REQUEST KONTRAKTOR
UNTUK SERAH TERIMA

TUNDA

100 %
PEKERJAAN
MAJOR SELESAI
TIDAK

YA

SIAPKAN DATA PENDUKUNG YANG KONSULTAN PENGAWAS


TERSIMPAN DI SISTEM DOKUMENTASI TEKNIK MEMBERIKAN
BERKAS (FILE) LAKUKAN PEMBERSIHAN REKOMENDASI KEPADA
DISELURUH LAPANGAN PEKERJAAN PEMBERI TUGAS
YANG TELAH SELESAI SIMPAN UNTUK
VISUAL MONITORING DIPERBAHARUI
PERHITUNGAN ROBOT PRESTASI KERJA
DIPERBAIKI PERSIAPAN UNTUK
PEMBERI TUGAS TUGAS SEJAK TANGGAL YANG
PEMERIKSAAN SECARA KESELURUHAN
MELAPORKAN KEPADA DIREKOMENDASIKAN
PERSIAPKAN PEMBUATAN JAMINAN
DIREKSI/PUSAT AKAN KONSULTAN PENGAWAS
PEMELIHARAAN TERHADAP KERUSAKAN
DILAKUKAN PROSES SERAH TEKNIK, MASA JAMINAN
TERIMA TERHADAP KERUSAKAN

DIBENTUK PANITIA PENILAI


SERAH TERIMA

PEMERIKSAAN BERSAMA ANTARA KONTRAKTOR


PANITIA PHO KONSULTAN PENGAWAS TEKNIK
A A

YA 100 % YA DAFTAR CACAT &


PERBAIKI PEKERJAAN KEKURANGAN
MAJOR SELESAI

TIDAK

JAMINAN PEMELIHARAAN PEMERIKSAAN KEBENARAN DICATAT DAN


DISERAHKAN KEPADA (VERIFIKASI) DISIMPAN DI SISTEM
PEMBERI TUGAS DOKUMENTASI ARSIP
(FILE)

END Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 44
6.2.2.8. PENGAWASAN ADMINISTRASI
Pengawasan adamisitrasi yang merupakan bagian integral dari keseluruhan layanan Konsultan Supervisi
memuat mengenai proses – proses pekerjaan seperti : tindakan yang berkaiatan dengan kontrak antara
Pemebri Tugas dengan Konsultan, hubungan antara Pemberi Tugas, Kontarktor dan Konsultan,
Kewenagan Engineer, Asuransi dan Garansi, Perubahan Kontrak Pekerjaan (CCO), sertifikat Bulanan
(MC), Request, Verifikasi dan lain sebagainya.

1. Penyerahan Lapangan
Setelah penandatangan kontrak yang dilanjuktan dengan penerbitan surat Perintah kerja Penyedia
Jasa Konstruksi akan segera menerima penyerahan area lapangan secara keseluruhan dari Pemberi
Tugas untuyk memulai melakukan pekerjaannya. Apabil hanya sebagaian pekerjaan yang diserahkan
kepada Penyedia Jasa Konstruksi perlu diyakinkanbahwa area tersebut sudah memadai untuk
dikerjakan dengan mempertimbangkan ”cost effective” terhadap pelaksanaan pekerjaan. Agenda
pertemuan mengenai penyerahan lapangan ini harus secara jelas menyatakan tanggal terkahir
penyerahan area berikutnya untuk dikerjakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi.

2. Kewenangan Site Engineer


Kewenangan yang didelegasikan oleh Pemberi Tugas kepada Site Engineer secara Umum telah
didefinisikan secara jelas di dalam Dokumen Kontrak. Penunjukan dan kewenagan Site Engineer
akan dinyatakan secara tertulis oleh Pemimpin Proyek agar supaya pihak-pihak yang terlibat di dalam
proyek memahami dan saling mengetahui hal-hal yang harus menjadi tangung jawab/kewenangan
Site Engineer.

3. Asuransi dan Garansi


Ausransi adalah jaminan yang diberikan, disebabkan oleh :
- Orang atau manusia,apabila mendapat kecelakaan, cacat tubuh atau kematian pada saat
bekerja.
- Kerusakan meliputi, kerusakan pada konstruksi pekerjaan, peralatan konstruksi di luar
kesalahan Penyedia Jasa Konstruksi.
- Kehilangan yang mungkin terjadi setiap harta benda pada masa kontark berlangsung.

Garansi adalah jaminan Bank atau Garansi Bank diberikan guna mencakup beberapa masalah,
antara lain :
- Jaminan uang muka, jaminan yang mencakup keperluan untuk uang muka.

Tujuan diadakannya Asuransi dan Garansi Bank pada suatu proyek adalah untuk memberikan rasa
aman dan tentram pada semua pihak yang terlibat, antara lain Penyedia Jasa Konstruksi, Konsultan
Pengawas Teknik maupun Pemberi Tugas beserta Staff Pemberi Tugas dalam dalam melaksanakan
atau pengawasan pekerjaan di lapangan.

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 45
Konsultan Pengawas akan mengecek dan merekomendasikan kepada Pemberi Tugas mengenai
polis dan batas lingkup asuransi dan garansi dari Penyedia Jasa Konstruksi.

4. Perubahan Kontrak Pekerjaan (CCO)


Yang dimaksud perubahan kontrak kerja (Contract Change Order/CCO) adalah perubahan volume
atau jenis pekerjaan dari suatu dokumen kontrak pekerjaan yang sedang berlangsung antara pemberi
tugas dan Penyedia Jasa Konstruksi setelah direkomendasikan oleh Konsultan Pengawas Teknik.
Maksud penerbitan perubahan kontrak pekerjaan (C.C.O) adalah :
- Sebagai data pendukung kelengkapan administrasi perubahan dokumen kontark apabila
ada pemeriksaan.
- Memeberikan kepastian kepada Pnyedia Jasa Konstruksi bahwa perubahan pelaksanaan
pekerjaan tersebut dapat dibayar.
- Sebagai data pendukung sertifikat bulanan (Monthly Certificate/MC) Penyedia Jasa
Konstruksi.

Hal – hal penting yang harus diperhatikan sehubungan dengan CCO adalah :
- Perubahan volume atau perubahan jenis pekerjaan tidak merubah nilai kontrak secara
keseluruhan atau kurang dari 5 % terhadap total kontrak.
- Perubahan jenis pekerjaan tersebut tidak mengurangi maksud dan tujuan dari proyek
tersebut.
- Pengajuan permohonan perubahan kontrak pekerjaan (Contract Change Order / CCO)
masih dalam waktu pelaksanaan ( Time Schedule ).
- Dengan terbitnya berita acara perubahan kontrak pekerjaan (Contract Change
Order/CCO) maka kontrak awal maupun Change Order lama tidak berlaku lagi.

Dalam kaitan ini Konsultan Pengawas akan mengenai CCO dan akan membuat Technical Justifcation
sebagai dasar bahwa perubahan dapat dilaksanakan.
Bagan Alir prosedur perubahan kontark (CCO) diperlihatkan pada gambar 6.15

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 46
Gambar 6.15
BAGAN ALIR PERUBAHAN KONTRAK PEKERJAAN (CCO)

START

KONTRAKTOR MENGAJUKAN REQUEST UNTUK


SUATU PEKERJAAN

ADA PROSES REQUEST


KETIDAKSESUAIAN & BIASA
BERUBAH BIAYA
LEBIH KECIL DARI 5

YA
A

YA SUDAH LEBIH BESAR


DARI 5 % TOTAL
KONTRAK ?

TIDAK
DITOLAK
KONTRAKTOR MENGAJUKAN
REQUEST PERUBAHAN BIAYA/CCO
DAN COA

KONTRAKTOR MENGAJUKAN
REQUEST PERUBAHAN BIAYA/CCO
DAN COA

LAKUKAN PROSES
DISETUJUI ? CO

CARI ALTERNATIVE BUAT SURAT


DESIGN KEPUTUSAN (CCO)

DISIMPAN DI SISTEM
DOKUMENTASI ARSIP PEKERJAAN
(FILE) UNTUK BACK SELESAI
UP DATA MC

PROSES
VERIFIKASI

END
Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja
E - 47
5. Sertifikat Bulanan (Monthly Certificate /MC)
Yang dimaksud sertifikat bulanan (Monthly Certificate/MC) adalah sertifikat pembayaran bulanan
yang diajukan Penyedia Jasa Konstruksi kepada Pemberi Tugas untuk dibayar sesuai kemajuan
pekerjaan di lapangan setelah diperiksa dan direkomnedasikan oleh Konsultan Teknik untuk dapat
dibayar.
Tujuan sertifikat bulanan (Monthly Certificate/MC) adalah :
- Hasil pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi dapat dibayar sesuai kemajuan sesuai kemajuan
pekerjaan yang telah dikerjakan di lapangan.
- Pemberi tugas dapat memonitor hasil pekerjaan fisik atau cash flow setiap bulan.
- Merupakan tambahan modal Penydia Jasa Konstruksi untuk melanjutkan pekerjaan.
Dalam penyiapan sertifikat bulanan perlu diperhatikan sebagai berikut :

a). Pengukuran Lapangan (Opname)


Guna menghindari kesalahpahaman mengenai kemajuan pekerjaan yang akan disertifikasi
menajdi sertifikat bulanan ( Monthly Certificate / MC), maka perlu diadakan pengukuran
bersama di lapangan anatara Penyedia Jasa Kontruksi, Konsultan Pengawas Teknik dan Staff
Pemberi Tugas mengenai :
- Kuantitas pekerjaan.
- Kualitas pekerjaan.
- Penampilan (performance) hasil pekerjaan.
- Hasil pengukuran dibuat dalam berita acara pekerjaan.

b). Data pendukung sertifikat bulanan (Monthly Certificate/MC) :


Data pendukung (back Up) kelengkapan sertifikat bulanan (Monthly Certificate) antara lain :
- Data pendukung kuantitas pekerjaan bulanan.
- Data pendukung kualitas pekerjaan bulanan (hasil test laboratorium).
- Data pendukung perubahan kontrak (kalau ada).
- Gambar – gambar atau sket hasil pekeraan yang merupakan pendukung pembuatan
gamabr terlaksana (As built Drawing) nantinya.
- Data pendukung harus diserahkan setiap tanggal 25 setiap akhir bulan.

c). Cara Pembuatan Sertifiakat Bulanan (Monthly Certificate/MC)


Sertificate bulanan (Monthly Certificate/MC) bersifat kumulatif dan pembayaran bulan berikutnya
diberikan sebesar jumlah kumulatif dikurangi jumlah pembayaran sebelumnya. Dikurangi
advance payment ditambah pembayaran material on site kalau ada.
Cara ini untuk menghindari kesalahan perhitungan yang mungkin terjadi pada bulan
sebelumnya.
Atas pengajuan tagihan dari Penyedia Jasa Konstruksi, Konsultan Pengawas akan memeriksa
semua perhitungan beserta back up data kualitas dan kuantitas, setelah lengkap dan benar
diserahkan kepada Pemimpin Proyek untuk mendapatkan persetujuan.
Bagan Alir pengajuan sertifikat bulanan (Monthly Certificate) dapat dilihat pada gambar 6.16

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 48
Gambar 6.16
BAGAN ALIR PENGAJUAN SERTIFIKASI BULANAN (MONTHLY CERTIFICATE/MC)
START

KONTRAKTOR MENGAJUKAN
PERBAIKI DAN
REQUEST
LENGKAPI

TIDAK
PERSETUJUAN DISETUJUI ?
(APPROVAL)

YA

PELAKSANAAN PEKERJAAN

PERBAIKI

PENGUJIAN

TIDAK
OK ?

DISIMPAN DI SISTEM YA
ARSIP (FILE) UNTUK
DATA PENDUKUNG
(BACK UP) VERIFIKASI
SERTIFIKAT
BULANAN (MONTHLY
CERTIFICATE MC)

SUDAH BELUM
WAKTUNYA
BUAT MC
DATA PENDUKUNG
(BACK UP) UNTUK MC YA

KONTRAKTOR MENGAJUKAN
REQUEST (BACK UP) MC
( DRAFT MC)

SIAPKAN DATA & PERIKSA DATA


PENDUKUNG (BACK UP) MC

TIDAK
OKOKK

DIAJUKAN KE PIMPRO

VERIFIKASI

DISIMPAN DI SISTEM
END ARSIP (FILE)

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 49
6. Request
Request adalah salah satu dokumen pembuka arsip (folder) suatu kegiatan yang diajukan Penyedia
Jasa Konstruksi kepada Konsultan Pengawas Teknik untuk diperiksa dan disetujui oleh Pemberi
Tugas sebagai permohonan sebelum melaksanakan pekerjaan dilapangan.
Maksud pengajuan request adalah :
a. Supaya setiap pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi dapat diawasi dan dimonitor oleh Konsultan
Pengawas Teknik.
b. Supaya hasil pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi dapat dipertanggung jawabkan dan tepat,
mutu kuantitas dan sesuai dengan rencana.
c. Penyedia jasa Konstruksi bekerja mengikuti prosedur yang sudah ditentukan sesuai dokumen
kontrak dan spesifikasi teknik.
d. Menghindari hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari.
Format request terdiri dari :
a. Unsur – unsur yang harus diisi :
- Tanggal pengajuan
- No. Request dan bo jenis pekerjaan
- Lakosi pekerjaan/stationing
- Volume pekerjaan
- Material yang dipakai
- Peralatan yang dipakai
- Tenaga kerja
- Sket gambar kerja
- Dan pekerjaan lain kalau ada
b. Yang bertanggung jawab menandatangani pada kolom pengajuan permohonan pekerjaan
adalah Penyedia Jasa Kontruksi pelaksana.
c. Yang bertanggung jawab memeriksa/cek dan menyetuji permohonan pekerjaan adalah
Konsultan Pengawas (sertifikasi).
d. Disetujui oleh staff pemberi tugas / pemberi tugas.
Konsultan Pengawas akan memeriksa kelengkapan data sesuai dengan request yang diajukan dan
akan memeriksa lapangan. Apabila semuanya sudah benar maka pekerjaan bisa dilaksanakan dan
untuk selanjutnya akan diawasi oleh Konsultan Pengawas.

7. Verifikasi
Verifikasi (penutup request) adalah data dokumen sebagai penutup request pelaksanaan pekerjaan
Penyedia Jasa Konstruksi setelah pekerjaandapat diterima dan dipertanggung jawabkan baik mutu
maupun kuantitasnya.
Maksud penerbitan verifikasi adalah :
a. Dengan adanya verifikasi (penutup request), maka request yang dinyatakan sebelumnya telah
selesai dikerjakan dan dapat ditagihkan oleh Penyedia Jasa Kontruksi.
b. Untuk menjadi pendukung data sertifikasi bulanan (Monthly Certificate/MC) yang diajukan
Penyedia Jasa Konstruksi setiap mengajukan penagihan.

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 50
Yang perlu diperhatikan dalam persetujuan verifikasi (penutup request) :
a. Tanggal persetujuan.
b. Penomoran pada request dan nota pembayaran harus sama dengan yang tercantum pada
verifikasi (penutup request).
c. Lokasi pekerjaan (Stationing/Sta) sama
d. Volume pekerjaan setealah dioname bersama
e. Hasil pengujian pekerjaan
f. Sket gambar terlaksana, menjadi dasar gambar terlaksana (As Built Drawing).
g. Lama waktu pelaksanaan.
h. Catatan tidak sempurna masih dalam toleransi.
Konsultan Pengawas akan mengevaluasi semua hasil pekerjaan di lapangan dan merekomnedasikan
atau memberi catatan ketidaksesuaian untuk diperbaiki Penyedia Jasa Konstruksi kalau ada sampai
dianggap sempurna.

8. Visual Monitoring
Visual monitoring adalah sistem monitoring dimana prestasi kerja Penyedia Jasa Konstruksi
terpresentasi dalam bentuk gambar dan grafik berwarna atau narasi secara akurat terinci dan selalu
diperbaharui.
Untuk memperlihatkan prestasi kerja Penyedia Jasa Konstruksi dalam bentuk grafik, gambar atau
narasi yang mudah dicerna dengan jelas, sehingga memudahkan semua pihak baik yang terlibat
langsung maupun tidak apabila sewaktu-waktu dibutuhkan.
Adapun jenis sistem dokumentasi antara lain :
a. Dokumentasi terhadap kegiatan di lapangan/fisik (surat-surat & Site Instruction)
b. Dokumentasi terhadap testing material yang dipakai.
c. Dokumen terhadap bahan olahan dan jadi.
d. Dokumentasi terhadap foto-foto dan gambar-gambar seperti gambar kerja (shop drawing) dan
gambar terlaksana (as built drawing)
e. Dokumentasi data pendukung (back up) sertifikat bulanan (Monthly Certificate/MC).
f. Dokumentasi kontrak (Contract Change Order/CCO), Addendum, penyesuaian harga
(ekskalasi) apabila ada.
g. Dokumentasi surat menyurat memo dinas antar instansi terkait dan lain – lain.
h. Dokumentasi Laporan Proyek
i. Dokumentasi pengisian formulir-formulir kegiatan supervisi.

Formulir – formulir kegiatan supervisi akan dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian pokok kegiatan
yaitu : Pengendalian Kuantitas, Pengendalian Mutu dan Survey Jalan seperti terlihat pada Tabel 6.3.
Untuk keperluan pengendalian dalam proyek ini, maka tidak semua jenis formulir yang ada akan
dipakai, tetapi disesuaikan dengan keperluan.

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 51
Tabel 6.3 Jenis Formulir Pengendalian

No. Jenis Kegiatan Jenis Formulir Keterangan

Pengendalian 1. Field Measuremen


I Kuantitas 2. Request
3. Verifikasi
4. Site Intruction
5. Calculation Sheet
6. Volume Calculation
7. Laporan Kemajuan Mingguan

II Pengendalian 1. Asphalt Concrete (Pek. Pengaspalan)


2. CBR Test
3. Crushing Ration Test Record
4. Extration Test Report
5. Summary of Filed Density
6. Summary of Density Test
7. Field Density
8. Marshall Test Data
9. Calculation Sheet Of Asphalt Absopt-ion, Air Void & Vol. A
10. Curve of Mix Properties of JMF
11. Grading Chast for Aggregates and Bituminous Mixture
12. Compaction Material and JMF
13. Calculation Sheet of Specific Gravity of Aggregate
14. Sieve Analysis Test Record
15. SG and Absorbtion of Fine Aggregate
16. Concrete Mix Design
17. Job Mix Formula (JMF) for Asphalt Concrete
18. Soundness Test of Aggregate
19. Los Angeles Test
20. Atterberg Limit Test
21. Moisture Contents Test
22. Standard / Modified Compaction Test
23. Hydrometer analysis
24. Mix Design Fraction
25. Aspahalt Properties Test / Record
26. Trial, Asphalt Mixes
27. Concrete Strength Test (Daily & Summary)
28. Extraction Test
29. Field Monitoring
30. Pile Driving Record

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 52
III Survey Jalan dan 1. Stake Inspection Record
Jembatan 2. Asimuth Calculation
3. Coordinate Calculation
4. Longitudinal Watterpas
5. Cross Section Calculation
6. Polygon Calculation
7. Superelevation
8. Highway Field Notes
9. Culvert Inventory
10. Bride Inventory
11. Retaining Wall Inventory
12. Street Lighting Inventory

6.2.2. 9. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN VOLUME PEKERJAAN


Pengendalian volume pekerjaan adalah pengukuran volume secara teratur untuk setiap operasi
pelaksanaan berdasarkan gambar-gambar kerja dan daftar perkiraan volume pekerjaan. Pengukuran
pekerjaan adalah suatu tugas yang penting dalam pengawasan, karena akan dipakai sebagai dasar
dalam menentukan sertifikat pembayaran bulanan.
Disamping itu pekerjaan harian yang dilaporkan oleh Quality Engineer termasuk dalam tugas
pengawasan rutinnya. Volume pekerjaan biasanya digolongkan atas volume pekerjaan sementara dan
volume pekerjaan akhir.
1. Volume Pekerjaan Sementara
 Untuk pekerjaan dimensional :
Perhitungan volume pekerjaan yang akan dibayarkan pada sertifikat pembayaran akan
didasarkan pada tanda - tanda survei dari sertifikat pembayaran akan didasarkan pada
tanda-tanda survei dari potongn melintang yang ada dan perkiraan untuk volume pekerjaan
total. Untuk mengatur anggaran biaya pada bulan berikutnya didasarkan pada data-data survei
selanjutnya.
 Untuk pekerjaan bersatuan berat :
Volume pekerjaan akan dihitung berdasarkan berat bahan oleh surveyor dan disetujui oleh
Quality Engineer/Chief Inspector di lapangan.
 Untuk pekerjaan lumpsum :
Volume pekerjaan akan dihitung berdasarkan hasil akhir pekerjaan yang telah selesai dan
disetujui oleh Quality Engineer/Chief Insfector di lapangan.

2. Volume Pekerjaan Akhir


 Untuk pekerjaan persatuan panjang :
Ketika pekerjaan telah selesai volume pekerjaan akan dihitung berdasarkan data survei atau as
built drawing. Volume pekerjaaan akhir untuk setiap mata pembiayaan akan dihitung juga oleh

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 53
Penyedia Jasa Konstruksi dan akan disetujui sebelum menentukan sertifikat pemabayaran
akhir.
 Untuk pekerjaan persatuan berat :
Pada umumnya untuk lapisan permukaan, akan dipertimbangkan melalui hasil tes setiap
harinya dan untuk menghitung berat masing-masing baja tulangan, aspal dan agregatnya
dengan toleransi-toleransi yang telah ditenukan.
Untuk bahan-bahan, jika lapisan permukaan diolah pada pusat pengolhan aspal (AMP),
Laboran akan ditugaskan pada pusat pengolahan aspal itu untuk mengawasi dan memeriksa
pengukuran dari tiap-tiap bahan, temperatur, proses pengolahan dan lain-lain. Plant Inspector
akan dipekerjakan untuk memeriksa berat campuran dan temperatur di truk. Laboran juga
memeriksa tes slump dan tes kekuatan silinder beton pada. Demikian pula pengawasan
penggunaan bahan untuk bangunan/fasilitas lainnya.

6.2.2.10. GAGASAN BARU


Untuk mencapai sasaran pekerjaan , maka tim konsultan wajib melakukan pengawasan dan
pengendalian terhadap pelaksanaan pekerjaan yang mencakup beberapa gagasan yang coba kami
sampaikan sebagai bahan pertimbangan yaitu Aspek Pengawasan :
Pengawasan yang di dilaksanakan oleh tim konsultan dalam hal ini PT. NAFA AIRFINDO
KONSULTAN secara rutin akan melakukan pengawasan terhadap :
- Prosedur pengadaan bahan / material yang akan digunakan.
- Mengawasi kualitas bahan / material yang digunakan harus minimal sesuai dengan
spesifikasi teknis yang telah ditentukan.
- Pencatatan keluar masuknya bahan / material serta peralatan.
- Tahapan pelaksanaan kegiatan dan teknis pekerjaan.
- Jumlah penggunaan bahan / material aspal pada pekerjaan prime cot dan tack cot serta
lainnya..
- Kesesuaian penggunaan dana dan fisik pekerjaan.
- Keaktifan tim kontraktor termasuk tenaga kerja harian.

Aspek Pengendalian Pelaksanaan Pekerjaan :


Pengendalian pelaksanaan pekerjaan khususnya terhadap waktu , kualitas dan biaya
merupakan rangkain manajemen supervisi , kontrol terhadap penggunaan bahan / material ,
tenaga kerja dan penggunaan alat dapat menggunakan sarana / alat sebagai berikut :
- Gambar pelaksanaan ,rencana anggaran biaya ( RAB ) atau penawaran kontraktor dan
spesifikasi teknis.
- Jadwal pelaksanaan pekerjaan
- Kurva “ S “
- Rencana kebutuhan bahan / material , peralatan dan tenaga kerja.
- Mix design.
- Spesifikasi Umum 2018

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 54
- Peraturan Presiden RI Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah beserta perubahannya dan aturan turunannya dan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum RI Nomor 31/PRT/M/2015, Standar Dokumen Pemilihan dari LKPP,
Kontrak Tahun Berjalan.

Alat tersebut dibuat pada tahap persiapan pelaksanaan kegiatan. Apabila terjadi perubahan
atau perbedaan terhadap schedule utama diatas pada tahap pelaksanaan pelaksanaan
,harus dilakukan pencatatan dan kontrol agar pada akhirnya tetap sesuai dengan waktu yang
ditargetkan.
Pengendalian pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh konsultan akan meliputi :

a. Pengendalian terhadap biaya


Dalam melaksanakan pengendalian terhadap biaya, kontraktor pelaksana dan konsultan
akan menggunakan instrumen gambar kerja , RAB , dan rencana kebutuhan bahan /
material , peralatan dan tenaga kerja.

b. Pengendalian terhadap kualitas ( mutu ) pekerjaan.


Dalam melaksanakan pengendalian terhadap kualitas ( mutu ) pekerjaan, Konsultan
akan menggunakan instrumen gambar kerja,kebutuhan bahan / material serta spesifikasi
teknis. Khusus penyediaan pelayanan pengujian dan / fasilitas laboratorium yang
diperlukan akan menjadi tanggung jawab kontraktor pelaksana dibawah pengawasan
konsultan. Personil / tenaga laboratorium kontraktor harus melakukan investigasi sumber
bahan , membuat rancangan campuran yang secara rutin dilakukan pengujian
laboratorium untuk pengendalian mutu bahan / material dan hasil pengujian tersebut
disimpan dan setiap saat dapat diperlihatkan kepada direksi pekerjaan jika ada
pemeriksaan. Data pendukung hasil pengujian yang diperlukan untuk persetujuan awal
mutu bahan akan ditetapkan oleh direksi pekerjaan,tetapi bagaimanapun juga harus
mencakup seluruh pengujian yang diisyaratkan paling sedikit 3 contoh yang mewakili
sumber bahan yang diusulkan, yang dipilih mewakili rentang mutu bahan yang mungkin
terdapat pada sumber bahan.Setelah persetujuan mutu bahan timbunan yang diusulkan,
menurut pendapat direksi pekerjaan, pengujian mutu bahan dapat diulangi lagi agar
perubahan bahan atau sumber bahannya dapat diamati.
Pengendalaian akan dilakukan secara rutin dan akan dinilai melalui sertifikasi pekerjaan
serta pemeriksaan hasil pekerjaan yang dilakukan setiap minggu dan bulan agar
pelaksanaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

c. Pengendalian terhadap waktu.


Dalam melaksananakan pengendalian waktu , tim konsultan akan menggunakan
instrumen jadwal pelaksanaan dan kurva “ S “.Setiap hasil realisasi kegiatan akan
diplotkan pada kurva “ S “ yang ada sehingga setiap tahapan kegiatan dapat di kontrol
terhadap waktu rencana semula dengan sistim pengendalian yang baik, akan dihasilkan

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 55
pekerjaan yang tepat waktu, tepat biaya dan mempunyai kualitas pekerjaan yang sesuai
dengan harapan. Dan dengan pengawasan serta pengendalian yang ketat akan
berdampak positif terhadap setiap bentuk pemeriksaan atau kontrol dari lembaga
pemerintah yang bertugas dalam hal ini direksi.

d. Pengendalian Terhadap Pencemaran Lingkungan


Konsultan Pengawas juga diwajibkan mengawasi terhadap pengambilan material di
Quarry maupun dilapangan dan mengawasi penggalian dan penimbunan materialyang
dapat menyebabkan longsor dan pencemaran terhadap kualitas air dan polusi udara
yang diakibatkan oleh pekerjaa tersebut.
Tidak melakukan penebangan pohon yeng dapat merusak populasi hutan.

e. Pemanfaatan Tenaga Lokal.


Kontraktor sedapat mungkin menggunakan tenaga lokan sehingga terjadinya
pemberdayaan masyarakat setempat yang dapat meningkatkan tarap hidup penduduk
yang dipekerjakan dan menghindari kecemburuan sosial yang diakibatkan oleh pekerjaan
ini.

f. Keselamatan Kerja
Kontraktor wajib memperhatikan keselamatan tenaga kerja dengan menyiapkan
perlengkapan pekerja berupa pakaian pelindung, pelindung kepala,dan pelindung kaki.

g. Pengendalian Lalu lintas


Selama pekerjaan ini dilaksanakan kontraktor wajib menjaga kelancaran arus lalulintas
dengan memasang rambu-rambu dan lampu penerangan pada malam hari.

Dalam menjalankan tugasnya,konsultan harus melaksanakan beberapa tahap kegiatan yaitu


Persiapan , periksaan dan tindak lanjut. Dalam hal persiapan konsultan terlebih dahulu
memobilisasi personil serta peralatan bedasarkan kebutuhan sesuai kontrak,konsultan akan
menyiapkan kantor di lokasi proyek untuk mengoptimalkan tugas – tugas tim konsultan walaupun
dalam kontrak tidak diatur.Setelah kantor tersedia maka konsultan akan menyiapakna data – data
keperluan pengawasan misalnya hasil perencanaan yang telah dituangkan dalam kontrak
kontraktor pelaksana agar diperoleh informasi mengenai hal – hal yang perlu diperhatikan
dilapangan.

Koordinator konsultan / Site Engineer ( SE ) akan memberikan pengarahan dan masukan kepada
pelaksana secara tertulis melalui buku bimbingan atau buku tamu yang ada ditiap lokasi. Buku ini
digunakan atau difungsikan untuk menjaring persepsi semua yang berkompeten serta di sedakan
untuk pengunjung lain dari pihak terkait yang akan memberikan saran dan masukan guna
menghasilkan pekerjaan yang lebih bermutu.

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 56
Tim konsultan lainya ( diluar supervisi engineer ) harus membantu pelaksana untuk
menyelesaikan masalah – masalah yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan dilapangan.
Masalah yang kiranya sulit dipecahkan dilapangan harus segera diinformasikan kepada supervisi
engineer, penanggung jawab kegiatan / kuasa pengguna anggaran, dan apabila diperlukan
informasi tersebut perlu diteruskan atau disampaikan kepada kepala dinas prasarana wilayah.
Pada uraian masalah dan kendala , konsultan lapangan wajib menanggapi rekomendasi tertulis
yang dibuat oleh kontraktor dan harus memberikan laporan kepada direksi / pemimpin kegiatan /
pengguna anggaran.

E.2.1 PEMAHAMAN APRESIASI DAN INOVASI


Setelah mempelajari Dokumen Pelelangan, dan mengikuti Rapat Penjelasan serta
mengadakan kunjungan ke lokasi pekerjaan, maka Konsultan dapat memahami
substansi kegiatan yang akan dilaksanakan .

 Secara umum lingkup Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Terminal


Tarengge, sudah dijelaskan pada Kerangka Acuan Kerja dengan baik .

 Lingkup Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Terminal Tarengge meliputi :

» Mengadakan pemeriksaan keadaan kegiatan serta mengadakan


penilaian atas ketepatan rancangan yang ada untuk disesuaikan dengan
keadaan / kebutuhan lapangan yang sebenarnya (rekayasa lapangan)

» Atas dasar data dari (a) diatas, membuat suatu program terperinci untuk
kepentingan pemeriksaan / pengambilan data lapangan yang masih
diperlukan (tambahan) dan menangani pengawasan pelaksanaannya
yang dilakukan oleh Kontraktor.

» Memeriksa gambar hasil perencanaan atau hasil survey ulang


Kontraktor dan atas dasar gambar tersebut membuat gambar rencana
teknis untuk diserahkan kepada Kontraktor pada waktu yang telah
ditetapkan setelah mendapat persetujuan Pelaksana Kegiatan.

» Memeriksa serta memberikan rekomendasi atas jadwal pelaksanaan


Kontraktor atau perubahan - perubahannya untuk pelaksanaan kontrak,
serta setiap rencana atau program-program serupa yang harus diajukan
oleh kontraktor untuk mendapatkan persetujuan dari Pelaksana
Kegiatan.

» Menilai kecukupan pemakaian, antara lain bahan-bahan dan tenaga


kerja yang disediakan oleh Kontraktor, serta cara kerja Kontraktor
sehubungan dengan besarnya tingkat kemajuan yang ditargetkan, dan
bila perlu, mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan laju
pekerjaan.

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 57
» Melaksanakan pengawasan yang efektif dan terus menerus terhadap
pekerjaan yang telah disetujui untuk dilaksanakan, serta menjamin
bahwa mutu pekerjaan sesuai dengan standar dan spesifikasi yang
ditetapkan dalam kontrak.

» Memeriksa serta membuat rekomendasi tertulis terhadap semua


permintaan / tuntutan Kontraktor untuk mendapatkan perpanjangan
waktu, pembayaran tambahan, pekerjaan atau biaya tambahan atau hal-
hal lain semacamnya.

» Menghitung kuantitas pekerjaan serta material yang telah disetujui dan


diterima baik, kemudian memeriksa dan menerangkan dengan
sebenarnya mengenai tagihan Kontraktor yang berupa pembayaran
bulanan dan pembayaran akhir.

» Melaporkan secara berkala tentang kemajuan pekerjaan, cara


pelaksanaan kontraktor, mutu pekerjaan serta status keuangan Kegiatan
berikut apa yang dapat diantisipasi.

» Membuat usulan perubahan serta menyajikannya untuk mendapatkan


persetujuan Pelaksana Kegiatan pada setiap adanya perubahan yang
berkaitan dengan rencana yang mungkin dirasa perlu, seraya
menunjukkan dampak apa saja yang diakibatkan oleh perubahan
tersebut terhadap kontrak dan sekaligus menyiapkan semua perintah
perubahan yang diperlukan.

» Menjamin bahwa ”As - Built Drawings (gambar sebenarnya


terbangun / terpasang)” dibuat untuk semua pekerjaan dan bersama-
sama kontraktor mengupayakan untuk menyelesaikannya sebelum
Penyerahan Pertama Pekerjaan.

» Menyerahkan laporan akhir yang merupakan ringkasan kegiatan


konstruksi seraya menampakkan, antara lain, realisasi pembayaran
pekerjaan, prestasi kerja, hasil pengujian mutu pekerjaan selama
pelaksanaan dan pada saat serah terima pertama, perubahan kontrak,
tuntutan atau perselisihan atau hal-hal penting lainnya yang ada
dampaknya terhadap kuantitas, biaya serta pelaksanaan pekerjaan.

E.2.1.1. DESKRIPSI PEKERJAAN

KEGIATAN POKOK : PENGAWASAN TEKNIS JALAN


LATAR BELAKANG : Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah sebagaimana
diatur dalam Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018
dilaksanakan melalui tahapan Pemilihan Penyedia Barang
dan Jasa yang dilakukan oleh panitia pengadaan, termasuk
didalamnya Penyedia Jasa Konsultansi. Terkait dengan

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 58
Pelaksanaan Jasa Kegiatan Konstruksi dilakukan melalui
tahapan Persiapan, Perencanaan, Pelaksanaan dan
Pengawasan.
Pada tahap Pelaksanaan setiap prosesnya akan
memerlukan tindakan pengawasan, sehingga prosesnya
dapat berlangsung dengan arah yang benar dan
mengurangi adanya deviasi akibat penyimpangan. Secara
umum pekerjaan pengawasan pelaksanaan fisik di lapangan
ditugaskan kepada Pihak Kedua sebagai Konsultan
Pengawas. Konsultan Pengawas akan melakukan
pengawasan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh
Pemborong, yang menyangkut aspek mutu, waktu dan
biaya. Disamping juga bertanggung jawab atas semua
kegiatan teknik yang dikerjakan oleh Kontraktor selama
pelaksanaan berlangsung.
Pemerintah Kabupaten Luwu Timur dalam hal ini, Dinas
Perhubungan bermaksud untuk melaksanakan pekerjaan
Pembangunan dan Pengelolaan demi memberikan
pelayanan khususnya infrastruktur kepada masyarakat
Kabupaten Luwu Timur.
Dengan adanya keterbatasan pihak Pelaksana Kegiatan,
dalam hal ini Pejabat Pembuat Komitmen yang
bersangkutan dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya, baik terhadap kelancaran pekerjaan maupun
hasil pekerjaannya yang harus sesuai dengan ketentuan
serta persyaratan – persyaratan dalam Dokumen Kontrak,
maka untuk itu diperlukan adanya bantuan Jasa Konsultan
yang akan bertugas di lokasi Kegiatan.
Pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan merupakan
upaya mewujudkan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada
masyarakat.
Pembangunan tersebut di atas, merupakan salah satu
upaya Pemerintah Kabupaten Luwu Timur dalam memenuhi
segala kebutuhan masyarakat
Kegiatan dimaksud berada di Kabupaten Luwu Timur
sehingga diharapkan setelah selesainya pekerjaan tersebut,
secara tidak langsung dapat mempercepat peningkatan
kemajuan pada semua sektor kehidupan masyarakat di
daerah yang bersangkutan, sejalan dengan kemajuan /
perkembangan perekonomian dan bidang lainnya di
Kabupaten Luwu Timur.
Memenuhi hal tersebut di atas, kegiatan Pengawasan
Teknis Dinas Perhubungan Kabupaten Luwu Timur akan
mengupayakan untuk menyediakan Jasa Konsultan dengan
peran sebagai Konsultan Pengawasan Teknis pada
kegiatan dimaksud.

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 59
Jasa Konsultan yang dimaksud dalam Kerangka Acuan
Kerja ini, adalah untuk Pekerjaan Pengawasan
Pembangunan Terminal Tarengge.

Tahun Anggaran 2019, pada Pengawasan Pembangunan


Terminal Tarengge, Dinas Perhubungan Kabupaten Luwu
Timur, bermaksud untuk melaksanakan Pengawasan
Pembangunan Terminal Tarengge yang akan
dilaksanakan oleh Penyedia pekerjaan konstruksi Untuk
menjamin pelaksanaan pekerjaan tersebut sesuai dengan
rencana mutu, biaya,waktu dan pemenuhan kinerja jalan
yang telah ditetapkan di dalam kontrak jasa konstruksi,
maka diperlukan adanya Tim Konsultan supervisi yang
bertugas sebagai pengawas pekerjaan konstruksi yang
berperan membantu Dinas Perhubungan Kabupaten
Luwu Timur didalam melaksanakan pengawasan teknis
dan penjaminan mutu teknis pada lokasi kegiatan yang
sedang berlangsung.

dalam hal meningkatkan mutu Pengawasan pekerjaan


kegiatan konstruksi demi tercapainya hasil akhir yang
optimal. Pengawasan yang efektif akan mampu
mengendalikan kelangsungan kegiatan pembangunan,
dengan cara senantiasa melakukan hal-hal berikut ini :

 Pengawasan dan Pengendalian Biaya


 Pengawasan dan Pengendalian Waktu
 Pengawasan dan Pengendalian Kuantitas
 Pengawasan dan Pengendalian Kualitas

Bertolak pada hal tersebut maka Konsultan Supervisi secara


garis besar harus selalu mengawasi pelaksanaan pekerjaan
secara kontinyu, baik terhadap biaya, waktu kuantitas dan
kualitas serta menyediakan tenaga-tenaga ahli yang
berpengalaman sesuai dengan kebutuhan proyek sehingga
akan terciptanya produk kerja yang maksimal dan dapat
dipertanggung jawabkan sesuai spesifikasi.

LOKASI PEKERJAAN : Kabupaten Luwu Timur

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 60
Panjang/
Nama Ruas Jalan
No. Bentang

1. Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu


Timur

MAKSUD & TUJUAN :


 Maksud
Maksud pengadaan Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan
Pekerjaan Konstruksi ini (selanjutnya disebut Konsultan),
adalah untuk :

a. Membantu Pejabat Pembuat Komitmen (selanjutnya


disebut PPK fisik) didalam melakukan pengawasan teknis
pekerjaan terhadap kegiatan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi di lapangan oleh Penyedia Pekerjaan
Konstruksi (selanjutnya disebut Penyedia atau Penyedia
Jasa dalam Spesifikasi Teknis), berhubung adanya
keterbatasan tenaga Satuan Kerja yang bersangkutan,
baik dari segi jumlah maupun dari segi kualifikasinya.
b. Meminimalkan kendala-kendala teknis yang sering
dihadapi oleh Penyedia di lapangan dalam mewujudkan
desain melalui kegiatan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi yang memenuhi persyaratan spesifikasi
teknisnya.
c. Memberi kepastian dan jaminan kepada Pengguna Jasa
bahwa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia telah
memenuhi persyaratan teknis yang tercantum dalam
dokumen kontrak.
d. Melakukan inspeksi pemenuhan tingkat layanan jalan
berdasarkan indikator kinerja jalan yang telah ditetapkan
dalam dokumen kontrak.
e. Menjalankan sebagian wewenang teknis PPK fisik dalam
pengendalian pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
f. Membantu menyelesaikan revisi desain dan perubahan
kontrak, bilamana terdapat perbedaan antara desain yang
ada dengan kondisi di lapangan.
g. Melakukan verifikasi data dan laporan uji mutu hasil
tahapan setiap pekerjaan konstruksi termasuk kinerja
jalan di lapangan yang dilaksanakan Penyedia.
h. Melakukan validasi data pelaksanaan kegiatan pekerjaan
konstruksi melalui audit mutu.

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 61
Tujuan
Tujuan dari pekerjaan ini adalah manajemen pelaksanaan
pekerjaan ("Construction Management"), sehingga
pekerjaan dapat dilaksanakan dengan efisien, baik dari segi
kuantitas, kualitas, waktu maupun biaya

Sasaran
Sasaran Pengadaan Jasa Konsultan ini yaitu untuk
membantu Pelaksana Kegiatan mengamati serta
mengawasi pekerjaan dan pengujian serta meneliti setiap
bahan yang akan dipakai atau mutu pekerjaan yang
dilakukan oleh Kontraktor, sehingga hasil pekerjaan
memenuhi persyaratan Kontrak dan dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.

Untuk efisiensi dan efektifitas penggunaan biaya dan tenaga


Konsultan, pelaksanaan layanan jasa akan diatur
sedemikian rupa sehingga sesuai dengan tahapan atau
tingkat kegiatan Kontraktor di lokasi kegiatan
.
SATUAN PENANGANAN : Nama dan Organisasi Pengguna jasa adalah Dinas
Perhubungan Kabupaten Luwu Timur sebagai
pengendali kontrak pengendali kontrak Pengawasan
Teknis.
Kedudukan Nama Pejabat Pembuat Komitmen PPK
Dinas Perhubungan Kabupaten Luwu Timur

SASARAN PEKERJAAN : Terwujudnya sarana jalan yang handal, berwawasan


lingkungan dan berkeselamatan pada Ruas Pengawasan
Pembangunan Terminal Tarengge
Sasaran pengadaan jasa konsultansi pengawasan
pekerjaan konstruksi jalan ini adalah tercapainya hasil
pekerjaan preservasi jalan sesuai dengan Spesifikasi Teknis
yang telah ditetapkan, sehingga kinerja jalan yang ditangani
dapat memberikan layanannya sesuai dengan umur desain
yang direncanakan.
Disamping itu, sebagian tugas Pejabat Pembuat Komitmen
yang bersangkutan, khususnya dalam hal menyangkut
masalah penjaminan mutu pekerjaan, administrasi teknis,
progress keluaran pekerjaan dan pengendalian pekerjaan
dilapangan dapat dilimpahkan kepada Penyedia Jasa
Konsultansi ini

Untuk efisiensi dan efektifitas penggunaan biaya dan tenaga


Konsultan, Pelaksanaan Jasa akan diatur sedemikian rupa
sehingga sesuai dengan tahapan atau tingkat kegiatan
Kontraktor di lokasi kegiatan.

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 62
Pelaksanaan Jasa akan diatur sedemikian rupa sehingga
sesuai dengan tahapan atau tingkat kegiatan Kontraktor di
lokasi kegiatan. dalam pelaksanaan Pengawasan
Pembangunan Terminal Tarengge agar hasilnya sesuai
dengan persyaratan kontrak/yang akan dicapai secara
optimal ..
SUMBER DANA : APBD Tahun Anggaran 2019
WAKTU PELAKSANAAN : 3.00 (Tiga) Bulan

E.2.1.2. PEMAHAMAN UMUM


Dalam melaksanakan tugas Konsultan Supervisi harus menyusun program kegiatan
pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pada semua tahapan periode kerja
karena masing-masing mempunyai tahapan tersendiri. Adapun tahapan periode kerja
selama masa pelaksanaan layanan jasa konsultansi adalah:

1. Periode persiapan pelaksanaan layanan jasa konsultan


a. Setelah Surat Perintah Mulai Kerja diterbitkan, konsultan akan
melaksanakan kegiatan sebagai berikut ini:
» Pengadaan material kantor dan perlengkapan
» Mobilisasi peralatan dan personil ke lokasi
» Pengadaan sarana pendukung pekerjaan supervisi
b. Penguasaan semua data dan dokumen kontrak fisik antara
Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa.
c. Membuat formulir-formulir dokumen yang akan digunakan selama
masa kontrak.

2. Periode pelaksanaan dalam kaitannya dengan kegiatan fisik


Pada periode ini ada beberapa tahapan kerja yang memerlukan
pengawasan dan pengendalian secara terus menerus yaitu :

a. Masa Mobilisasi
Kegiatan pada masa sebelum pelaksanaan pekerjaan konstruksi
merupakan langkah awal yang sangat penting bagi suksesnya
pelaksanaan konstruksi karena pada periode ini segala sesuatu
menyangkut Evaluasi Design maupun persiapan kontraktor akan
dilakukan secara detail, antara lain :

I. Rapat Koordinasi dengan Direksi pekerjaan dan


Kontraktor Pelaksana
Dalam hal ini di upayakan agar dapat saling
menghormati dan mengerti akan tugas dan tanggung
jawab masing-masing dalam upaya mewujudkan
pelaksanaan kegiatan.

II. Evaluasi Program Mobilisasi Kontraktor

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 63
Dalam hal ini akan dilaksanakan pemeriksaan
terhadap hal-hal sebagai berikut ini :
» Jadwal mobilisasi alat dan daftar personil
yang dilibatkan dalam pekerjaan
» Realisasi mobilisasi alat dan personil serta
pengadaan kantor/direksi keet, areal stock
pile material maupun base camp
» Realisasi pemenuhan kontrak atas fasilitas
untuk pemilik dan team supervise

III. Evaluasi Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan


Dalam hal ini kontraktor harus membuat jadwal
pelaksanaan dengan memperhatikan waktu yang
tersedia, jenis dan volume pekerjaan yang
diselesaikan, serta ketergantungan antara kegiatan
atau pekerjaan tersebut maupun aspek lain yang
mempengaruhi jalannya penyelenggaraan kegiatan
seperti kondisi alam dan musim.
Jadwal pelaksanaan ini penting, nantinya sebagai alat
untuk mengevaluasi kemajuan kegiatan, guna
memperbandingkan realisasi dan rencana, sehingga
perlu diadakan penekanan dan pemeriksaan secara
teliti terhadap jadwal pelaksanaan yang diajukan oleh
kontraktor.

IV. Evaluasi Gambar Rencana dan Kerja serta


Spesifikasi Teknis
Ada kemungkinan tidak sesuainya gambar rencana
dengan kondisi lapangan pada saat diadakan tinjauan
lapangan, yang disebabkan oleh :
» Gambar rencana dibuat jauh sebelum
pelaksanaan konstruksi sehingga terdapat
beberapa bagian gambar rencana yang tidak
sesuai lagi;
» Kurang akuratnya detail hasil produk
dokumen perencanaan;
» Kajian terhadap dokumen spesifikasi teknis;
» Dan lain-lain

V. Evaluasi Terhadap Hasil Test Mutu


Team supervisi meneliti kelayakan alat, melakukan
kontrol terhadap kalibrasi alat ukur dan mutu bahan-
bahan yang akan dipakai, material menurut
spesifikasi teknis yang ada serta senantiasa mengikuti
pelaksanaan kendali mutu dan memeriksa data hasil
yang dilakukan.

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 64
b. Masa Pelaksanaan Pekerjaan Fisik
Pada tahap ini tugas Team Supervisi pada prinsipnya antara lain adalah sebagai berikut :

I. Pengawasan Kuantitas Pekerjaan


Tugas utama pengawasan kuantitas pekerjaan ini ada pada Pengawas Lapangan
(Quality Engineer dan Quantity Engineer) yang mendapat arahan dari Site
Engineer, sehingga mereka harus paham betul masalah aturan dan cara
pembayaran yang ada dalam spesifikasi.
Disini Pengawas Lapangan (Inspector dan Material Technician) harus senantiasa
mengikuti data-data yang berhubungan langsung dengan volume pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya sehingga dapat dikendalikan.
Yang perlu diperhatikan lagi adalah volume yang tersedia dalam daftar kuantitas
dan harga apabila terjadi kekurangan/keterlambatan maka Pengawas Lapangan
harus segera memberi laporan kepada Site Engineer.

II. Pengawasan Mutu Pekerjaan


Konsultan supervisi juga diwajibkan untuk melakukan pengawasan terhadap mutu
dan kualitas terhadap pelaksaan tiap-tiap item pekerjaan sesuai dengan ketentuan
Spesifikasi teknis, SNI dan petunjuk teknis lainnya.

III. Pengawasan Pelaksanaan K3 di lapangan


Konsultan supervisi juga diwajibkan melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan konstruksi secara komprehensif sesuai dengan prosedur dan
program Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3) di lingkungan pekerjaan.

IV. Pengawasan Aspek Lingkungan


Konsultan supervisi juga diwajibkan melakukan pengawasan terhadap upaya
pemantauan dan pengelolaan lingkungan dalam tahapan pelaksanaan konstruksi.

V. Pengawasan Biaya (Cost Control)


Pengawasan dan pengendalian biaya yang ada sangat erat hubungannya dengan
pengendalian prestasi kuantitas dan kuantitas pekerjaan, karena pada umumnya
kontrak menggunakan sistem harga satuan maka pengendalian kuantitas juga
merupakan pengendalian anggaran.

VI. Pengawasan Administrasi


Guna menunjang kerja dan proses penyelenggaraan pelaksanaan kegiatan perlu
diciptakan tertib administrasi, adapun hal – hal utama yang harus mendapat
perhatian khusus antara lain adalah :
1. Pemeriksaan terhadap surat ijin bekerja (Request For Work)
Kontraktor harus mengajukan permintaan untuk memulai suatu pekerjaan dari
suatu tahapan konstruksi pada team supervise untuk diteliti segala
sesuatunya yang berhubungan dengan pekerjaan bersangkutan untuk
mendapatkan persetujuan mulai kerja, tanpa ada persetujuan dilarang
memulai pekerjaan.
Untuk itu dalam mengajukan Request For Work tersebut harus dijelaskan hal-
hal antara lain:

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 65
 Konstruksi yang akan dikerjakan;
 Lokasi Pekerjaan;
 Tenaga, alat dan bahan yang dipakai;
 Volume pekerjaan;
 Material sesuai dengan spesifikasi;
 Kondisi konstruksi sebelumnya (eksisting) maupun perkiraan waktu
penyelesaian;
 Penggunaan prinsip-prinsip K3 dan aspek lingkungan.

2. Menyiapkan format yang akan di pakai dan surat-surat instruksi berkaitan


dengan dokumen kontrak. Hal ini dilaksanakan agar proses pelaksanaan
administrasi dapat terekam secara sistematis dan pengendalian terhadap
pelaksanaan pekerjaan berlangsung dengan baik

3. Penelitian Sertifikat Pembayaran dan Sertifikat Bulanan Team Supervisi harus


memeriksa serta meneliti sertifikat pembayaran dan sertifikat bulanan
dalamsetiap angsuran pembayaran yang diajukan kontraktor sesuai dengan
prestasi pekerjaan.

4. Contract Change Order / Addendum


Apabila selama jangka waktu pelaksanaan terdapat hal-hal yang tidak sesuai
dokumen kontrak terutama dalam kaitannya
dengan volume atau biaya harus ada perintah perubahan dari pemilik. Jika
perubahan itu bersifat mendasar termasuk perubahan spesifikasi teknis serta
anggaran yang melebihi biaya kontrak harus dibuat addendum.
Addendum /CCO merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan
dokumen kontrak sebelumnya karena tanpa adanya perintah perubahan ini
kontraktor tidak akan bias dibayar seandainya terjadi volume yang melebihi
kontrak.

VII. Pengendalian Progress Pelaksanaan Pekerjaan Kontraktor


Mengingat proses pembangunan pada hakekatnya merupakan rangkaian kegiatan
untuk mewujudkan suatu produk maka diperlukan pengendalian pada setiap
periode kerja untuk suatu tahapan konstruksi tertentu agar tidak menyimpang dari
spesifikasi dan tepat waktu. Untuk maksud tersebut maka dalam proses
penyelenggaraan pelaksanaan kegiatan perlu diadakan Site Meeting secara
berkala dengan melibatkan unsur pelaku kegiatan yang berperan langsung, antara
lain :
 Kontraktor Pelaksana
 Konsultan Supervisi
 Direksi (owner) dari unsur Pengguna Jasa
Meeting diadakan untuk membicarakan, menampung dan membahas serta
memecahkan masalah yang timbul dalam pelaksanaan yang tidak sesuai dengan
kontrak.
Dalam proses pengendalian ini team supervisi akan melakukan hal-hal, antara lain
sebagai berikut :

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 66
 Pengawasan terhadap prestasi kemajuan pekerjaan dan melakukan
tindakan-tindakan yang tepat serta cepat terhadap hal-hal yang tidak
sesuai spesifikasi
 Pengawasan terhadap kebenaran dimensi produk kerja, kualitas dan
kuantitas material serta peralatan yang digunakan selama
melaksanakan kegiatan.
 Memberi petunjuk, perintah mengenai pekerjaan yang dikerjakan oleh
kontraktor agar sesuai kontrak.
 Memberi masukan terhadap pelaksanaan K3 serta pemantauan dan
pengeloaan lingkungan.

c. Masa Akhir Pelaksanaan


Pada akhir masa pelaksanaan, kontraktor diwajibkan membuat As Built Drawing (gambar
terlaksana) yang merupakan salah satu persyaratan dasar pembayaran terakhir.
Team Supervisi bertanggung jawab untuk memeriksa kebenaran gambar terlaksana
tersebut dan memberikan persetujuan bahwa gambar tersebut mencerminkan kenyataan
di lapangan yang telah dikerjakan kontraktor. Supaya pada saat akhir pekerjaan tidak
terlalu membebani tugas yang harus diselesaikan maka As-Built Drawing harus disiapkan
seiring dengan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa jalan dan jembatan dapat menghubungkan satu
daerah (kota) ke daerah lainnya dan sebaliknya, pada tingkat keamanan dan
kenyamanan yang memadai .
Pekerjaan Jalan dan Jembatan itu semakin dibutuhkan oleh adanya pertambahan
penduduk, transportasi darat yang relatif murah dan berbagai alat transportasi darat yang
beraneka ragam serta laju peningkatan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu dibuatlah
suatu klasifikasi Jalan dan Jembatan .
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan maka ditemukan berbagai bahan
maupun teknologi lapis aus jalan yang lebih memadai. Oleh karena itu konstruksi jalan,
terutama pada lapis ausnya terus mengalami kemajuan yang cukup pesat .Namun
secara struktur tetap merupakan perhatian utama yaitu ;
 Lapis Permukaan (Surface Course)
 Lapis Pondasi Atas (Base Course)
 Lapis Pondasi Bawah (Sub Base Course)
 Lapisan Tanah Dasar (Sub Grade)
Dalam pelaksanaan pembangunannya kemungkinan dikerjakan secara bertahap
disebabkan adanya keterbatasan dana maupun kondisi tanah setempat sangat jelek
sehingga dibutuhkan masa reklamasi untuk kestabilan tanah dasar.
Namun demikian, untuk kondisi yang sangat mendesak, maka berbagai jenis konstruksi
perkerasan dapat diterapkan misalnya dengan menggunakan Flexible, Rigid atau
Composite Pavement .
Ditinjau dari urgensinya suatu jalan, terhadap traffic yang lewat baik dari segi jumlah
traffic atau beratnya traffic, maka Bina Marga membagi jembatan-jembatan atas 3 (tiga)

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 67
kelas Dan untuk segi praktisnya maka Bipran sudah mempunyai beberapa macam type
standard Superstructure .
Pada saat ini, di Indonesia dapat diketemukan 2 (dua) macam pekerjaan jalan, baik yang berupa
pembuatan jalan baru maupun peningkatan / pemeliharaan jalan (Highway Batterment).
Pekerjaan jalan itu sendiri dapat berupa penggantian ataupun pembangunan baru .

E.2.1.3. PEMAHAMAN RUANG LINGKUP PENUGASAN


Berdasarkan tujuan utama dari Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Terminal Tarengge
adalah secara rutin mengamati, mengawasi, menguji, meneliti bahan, mutu pekerjaan
Kontraktor pada setiap tahapan kegiatan sehingga semaksimal mungkin dapat memenuhi
syarat kontrak dan dapat diselesaikan tepat pada waktunya .
Oleh karena itu Konsultan akan meneliti dengan seksama pekerjaan-pekerjaan
pengembalian kondisi dan pekerjaan minor sebelum melangkah pada pekerjaan utama,
pekerjaan struktur, berpegang pada Dokumen Kontrak Fisik disamping mengadakan
penilaian rancangan untuk penyesuaian lapangan yang sebenarnya (Rekayasa Lapangan).
Setelah mempelajari Kerangka Acuan Kerja maka Konsultan dalam menangani pekerjaan ini
membagi menjadi 4 (empat) Lingkup Pekerjaan/Penguasaan pokok yaitu :

E.2.1.3.1. STANDARD DAN SPESIFIKASI (KONTRAK) SERTA ORGANISASI PENANGANAN


PROYEK
Konsultan dalam melaksanakan tugasnya secara maksimal tetap berpedoman pada
spesifikasi yang telah ditetapkan, spesifikasi tersebut mencakup :
a. Peraturan / Persyaratan Umum
b. Pekerjaan-Pekerjaan Utama dan Perbaikan
c. Pekerjaan Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor
d. Pekerjaan Tanah dan Perkerasan
e. Pekerjaan Struktur dan Pengujian Laboratorium
f. Pekerjaan Pemeliharaan Rutin.
g. Pekerjaan Harian
h. Form Standar, Prosedur dan Metode Pekerjaan.
Sehingga apabila terjadi perbedaan persepsi maka penyelesaian-penyelesaian yang terbaik
adalah melalui rujukan terhadap spesifikasi dan Kontrak, kondisi lapangan serta revisi desain
yang akan dikuatkan oleh koordinasi berdasarkan organisasi penanganan proyek yang telah
ditetapkan.

E.2.1.3.2. RANCANG BANGUN (DESAIN / REVISI DESAIN)


Dalam Pekerjaan ini Konsultan diharapkan menguasai Desain yang benar-benar dapat
diterapkan sesuai kondisi/keadaan lapangan yang sebenarnya, antara lain mencakup :

 Prinsip dasar dan pertimbangan (Teknis dan Non Teknis) Perencanaan.


 Pengukuran dan pengambilan data dasar.

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 68
 Kebutuhan terhadap data-data tambahan
 Gambar-gambar desain dan perhitungan
 Gambar-gambar detail, gambar-gambar kerja (Shop Drawing) yang jelas dan tepat.
 Jenis konstruksi dan metode pelaksanaan yang sesuai.
 Penyesuaian lapangan, modifikasi, secara teknis tidak mengurangi mutu konstruksi
maupun biaya.

PENDEKATAN MASALAH :
a. Mengadakan pemeriksaan keadaan proyek serta mengadakan penilaian atas
ketepatan rancangan yang ada untuk disesuaikan dengan keadaan/kebutuhan
lapangan yang sebenarnya (rekayasa lapangan).
b. Membuat suatu program terperinci untuk kepentingan pemeriksaan/pengambilan data
lapangan yang masih diperlukan (tambahan) sebelum mengaprooved kegiatan
konstruksi oleh kontraktor Dari data yang dihasilkan, konsultan menyusun program
pekerjaan pengembalian kondisi dan pekerjaan minor yang diperlukan sebelum
melaksanakan tahapan pekerjaan selanjutnya .
c. Memeriksa gambar hasil survey ulang kontraktor dan atas dasar gambar tersebut,
membuat gambar rencana teknis untuk diserahkan kepada kontraktor pada waktu
yang telah ditentukan setelah mendapat persetujuan Pelaksana Kegiatan .
d. Membuat usulan perubahan serta menyajikan untuk mendapatkan persetujuan
Pelaksana Satker pada setiap adanya perubahan yang berkaitan dengan rencana
yang mungkin dirasa perlu, seraya menunjukkan dampak apa saja yang diakibatkan
oleh perubahan tersebut terhadap kontrak dan sekaligus menyiapkan semua perintah
perubahan yang diperlukan.
e. Menjamin bahwa as built drawing (gambar sebenarnya terbangun/terpasang) dibuat
untuk semua pekerjaan dan bersama-sama kontraktor mengupayakan untuk
menyelesaikannya sebelum penyerahan pertama pekerjaan.

E.2.1.3.3. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PEKERJAAN SECARA RUTIN


Pekerjaan ini secara rutin dilaksanakan oleh Konsultan melalui suatu program yang telah
disusun sebelumnya berdasarkan mata rantai pelaksanaan pekerjaan yang mencakup antara
lain :
 Pelaksana/Kontraktor menyangkut Organisasi Pelaksana, Peralatan/Mobilisasi,
Bahan, Pengadaan serta jadwal kerja/schedule Pelaksanaan.

 Mutu, meliputi antara lain : Mutu Bahan, Mutu pekerjaan/Metode Pelaksanaan,


Mutu Personil dan Peralatan yang digunakan.
 Kuantitas, meliputi antara lain : Volume Pekerjaan sesuai dengan
spesifikasi/ukuran, ketepatan waktu/laju pekerjaan serta tagihan-tagihan
kontraktor.

PENDEKATAN MASALAH :

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 69
a. Memeriksa serta memberikan rekomendasi atas jadwal pelaksanaan kontraktor serta
setiap rencana atau program-program serupa yang harus diajukan oleh kontraktor
untuk mendapatkan persetujuan dari Pelaksana Kegiatan .
b. Menilai kecukupan pemakaian, antara lain bahan – bahan dan tenaga kerja yang
disediakan oleh kontraktor sehubungan dengan besarnya tingkat kemajuan yang
ditargetkan, dan bila perlu mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan laju
pekerjaan.
c. Melaksanakan pengawasan yang efektif dan terus menerus terhadap pekerjaan yang
telah diaprooved / disetujui untuk dilaksanakan berdasarkan Request yang telah
diajukan oleh Kontraktor untuk menjamin mutu pekerjaan agar sesuai dengan
standar dan spesifikasi yang ditetapkan dalam kontrak.
d. Menghitung kuantitas pekerjaan serta material yang telah disetujui dan diterima baik,
sehubungan dengan tagihan kontraktor yang diajukan .

E.2.1.3.4. ADMINISTRASI DAN PELAPORAN


Konsultan dalam melaksanakan tugas rutinnya senantiasa mencatat segala aktifitas
berdasarkan program yang telah disusun sehingga rekaman – rekaman tersebut dapat
disimpan / dipelihara dan dilegalisir dengan baik untuk keperluan pembuatan laporan –
laporan maupun untuk rekomendasi, rujukan, teguran dan instruksi demi mencapai sasaran
/ tujuan proyek secara keseluruhan.
PENDEKATAN MASALAH :
a. Memeriksa serta membuat rekomendasi tertulis terhadap permintaan / tuntutan
kontraktor untuk mendapatkan perpanjangan waktu, pembayaran tambahan,
pekerjaan atau biaya tambahan atau hal – hal lain semacamnya.
b. Melaporkan secara berkala tentang kemajuan pekerjaan, cara pelaksanaan
kontraktor, mutu pekerjaan serta status keuangan proyek serta berbagai hal yang
harus diantisipasi.
c. Menyerahkan laporan akhir yang merupakan ringkasan kegiatan konstruksi
seraya menampakkan, antara lain, realisasi pembayaran pekerjaan, prestasi
kerja, hasil pengujian mutu pekerjaan selama pelaksanaan dan pada saat serah
terima pertama, perubahan kontrak, tuntutan atau perselisihan atau hal-hal
penting lainnya yang ada dampaknya terhadap kuantitas, biaya serta pelaksanaan
pekerjaan.
d. Membantu (apabila diperlukan) dalam mempersiapkan Project Complection
Report (Laporan Penyelesaian Proyek).
e. Membantu dalam mempersiapkan dan membuat rencana sub proyek tambahan
bila diperlukan.

E.2.2 APRESIASI DAN INOVASI


E.2.2.1. APRESIASI TERHADAP KEBIJAKAN

Program Pembinaan Jaringan Jalan dan Jembatan merupakan salah satu upaya
Pemerintah dalam menunjang pencapaian sasaran Pembangunan Nasional.

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 70
Pembinaan Jaringan Jalan dan Jembatan sebagaimana yang akan dilaksanakan ini, sangat
terkait dengan pemerataan pembangunan beserta hasil-hasilnya melalui Pengembangan
Prasarana Jalan, yang bertujuan untuk meningkatkan kondisi jalan sesuai dengan tuntutan
laju pertumbuhan lalu-lintas yang diakibatkan oleh perkembangan / pertumbuhan ekonomi
suatu daerah dan sekitarnya .

Sejalan dengan pembangunan di berbagai bidang, maka bidang ke Bina Margaan sangat
penting artinya bagi perkembangan daerah setempat khususnya dan Indonesia pada
umumnya. Keadaan jalan dan jaringan-jaringannya dapat menjadi BAROMETER tentang
tingginya kebudayaan dan kemajuan ekonomi suatu bangsa.
Diharapkan bahwa dengan selesainya proyek ini akan memperbaiki dan meningkatkan
mutu layanan jalan terhadap perkembangan lalu lintas, sehingga dapat tercapai sasaran-
sasaran antara lain :
 Meningkatkan arus transportasi darat dalam rangka menunjang
perkembangan sosial-ekonomi masyarakat sekitarnya.
 Mengembangkan dan menggali potensi daerah yang ada disekitar Proyek
untuk meningkatkan roda perekonomian masyarakat .
Mengingat hal tersebut, maka Jalan tidak hanya mempunyai arti teknik semata, melainkan
juga memiliki arti yang sangat strategis antara lain :
 Dalam Bidang Sosial
 Bidang Ekonomi
 Bidang Politik
 Bidang Kebudayaan
 Bidang Strategi / Militer

E.2.2.2. ORGANISASI HUBUNGAN KERJA

Dalam melaksanakan pekerjaan ini, Penyedia Jasa akan selalu melakukan koordinasi secara
periodik dengan pihak Pengguna Jasa. Dengan demikian kesatuan dan kesamaan pandangan
dengan pengguna jasa, terhadap semua aspek yang dilakukan akan selalu terjaga dimana
Pengguna Jasa secara aktual akan dapat mengetahui kemajuan pelaksanaan pekerjaan setiap
saat.

Koordinasi ini sangat penting bagi Penyedia Jasa agar semua pekerjaan dapat berjalan sesuai
dengan rencana. Dengan demikian diharapkan hambatan yang terjadi dapat segera diselesaikan,
sehingga penyelesaian pekerjaan tidak akan melewati waktu yang telah ditentukan serta
tepat biaya
Hubungan kerja antara Pengguna Jasa, Konsultan pengawas dan Pelaksana Fisik Pekerjaan
ditampilkan pada Gambar Organisasi Hubungan Kerja

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 71
PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR

DINAS PERHUBUNGAN

PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN

KONSULTAN KONTRAKTOR
PENGAWAS PELAKSANA

E.2.2.3. SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA

Untuk pelaksanaan Jasa Konsultansi ini, pembiayaan diperoleh dari dana APBD Tahun
Anggaran 2019.

Dalam ketentuan Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi telah ditetapkan bahwa untuk
Usulan Biaya yang akan diajukan oleh Penyedia Jasa adalah; Biaya Langsung Personil
untuk paket Pengawasan minimum 70% dari nilai total penawaran biaya. Sedangkan
untuk Biaya Langsung Non Personil maksimum adalah 30% dari nilai total penawaran
biaya.

E.2.2.4. APRESIASI TERHADAP FILOSOFI PEMBANGUNAN JALAN

Konsultan harus meyakinkan kontraktor akan filosofi dari program Pembangunan Jalan
ini dan metodologi pelaksanaan/perencanaan yang dipakai serta anggapan-anggapan
yang digunakan dalam penyusunan Dokumen Pelelangan

Secara khusus konsultan harus memberikan pengertian kepada semua personil yang
terlibat dilapangan bahwa Dokumen Kontrak untuk pekerjaan ini didasarkan pada

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 72
perencanaan yang sudah ada pada proyek. Pekerjaan perencanaan/review dilapangan
dalam pekerjaan Pembangunan Jalan, akan dilaksanakan oleh konsultan berdasarkan
data lapangan yang diambil oleh kontraktor sesuai dengan petunjuk - petunjuk dari
bagian pelaksana PPK.

Konsultan membuat jadual mobilisasi staff dan kegiatan lainnya dan menjamin bahwa
perencanaan detail dilapangan dapat disiapkan secepat mungkin sebelum tahap
pelaksanaan konstruksi dimulai.

Perencanaan/Review, harus seoptimal mungkin memakai/mengacu pada anggaran


yang lama/tersedia dan tetap berpedoman pada teknis dan mutu yang memadai atau
dengan kata lain memperoleh tingkat mutu yang tinggi tanpa menambah anggaran
biaya diakhir pekerjaan.

E.2.2.5. LINGKUP JASA KONSULTAN YANG DIPERLUKAN

Secara umum tugas dan kewajiban Tim Pengawas Teknis Jalan akan mencakup, tapi
tidak terbatas, hal-hal sebagai berikut :
1. Melaksanakan pekerjaan pengawasan teknis pada ruas jalan dan jembatan
yang ditangani agar diperoleh hasil pekerjaan yang sesuai dengan spesifikasi,
sehingga terhindar dari resiko kegagalan konstruksi

2. Melaksanakan pengawasan teknis terhadap pekerjaan di lapangan secara


profesional, efektif dan efisien, pada setiap tahapan kegiatan.

3. Pengendalian mutu pekerjaan dilapangan dengan menerapkan prosedur kerja


danuji mutu pada setiap tahapan kegiatan pekerjaan sesuai dokumen kontrak.

4. Membuat laporan progress pekerjaan dilapangan dan membuat rekomendasi


setiap permasalahan yang timbul dilapangan.

5. Membuat laporan teknis (bila diperlukan) pada setiap terjadinya perubahan


kinerja Kegiatan pekerjaan pengawasan teknis jalan dan jembatan ini harus
dilaksanakan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan
lokasi tempat tugas

6. Verifikasi progres fisik dan progres keuangan yang diajukan oleh penyedia
jasa konstruksi (Kontraktor).

Dan secara lebih rinci lingkup jasa konsultan dijelaskan pada uraian berikut :

A. Pelayanan Pra Konstruksi


Konsultan membantu Pemberi Tugas dalam mempersiapkan Kontrak Kerja serta selama
proses penandatangananan termasuk pemeriksaan kelengkapan dokumen kontrak.

B. Pelayanan Selama Mobilisasi dan Konstruksi

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 73
i. Masa mobilisasi Kontraktor
» Memeriksa data survey yang akan digunakan
» Menyediakan untuk Kontraktor titik data survey tersebut
» Memberikan rekomendasi bagi Pemberi Tugas di dalam tahapan kegiatan
pelaksanaan.
» Membantu Pemberi Tugas untuk memeriksa dan memecahkan masalah yang
mungkin akan muncul serta bertindak untuk menghindari timbulnya klaim dari
Kontraktor.
» Memeriksa dan menyetujui daftar material, peralatan dan personil yang akan
didatangkan, fasilitas base camp dan lokasi penempatan peralatan.
» Mengecek dan merekomendasikan bagi Pemberi Tugas, polis dan batas
lingkup asuransi dari Kontraktor.
» Mengecek dan mempersiapkan cara penghitungan kuantitas dan prosedur
pemeriksaan mutu (quality control).
» Mengecek pemasangan patok garis tengah jalan dan damija (ROW).
» Mengecek dan menyetujui segi keamanan dari pengaturan lalu lintas di dalam
proyek.
» Mengecek dan menyetujui jumlah kuantitas dan mutu material yang
disediakan oleh Kontraktor.
» Menyiapkan formulir-formulir yang diperlukan dalam pengawasan pekerjaan.

ii. Masa Konstruksi


» Mengecek data titik survey di lapangan
» Menyelenggarakan pengawasan menerus di lapangan untuk mendapatkan
kepastian bahwa semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan persyaratan
di dalam dokumen kontrak; pengendalian; sebab-sebab yang akan
menimbulkan keterlambatan; termasuk melengkapi data-data curah hujan dan
data lainnya yang dapat mempengaruhi pelaksanaan proyek.
» Menyelenggarakan laboratorium dan tes lapangan untuk pekerjaan tanah,
material yang akan digunakan dan metode kerja untuk mendapatkan
kepastian sudah sesuai dengan persyaratan.
» Menjaga rencana kemajuan pekerjaan yang terbaru berupa barchart dan
PDM / CPM yang digunakan sesuai dengan rencana kerja yang sudah
disetujui
» Menjaga dan memperbaharui secara berkala daftar tenaga kerja dan
peralatan yang digunakan kontraktor dengan mengacu pada daftar yang
sudah disetujui oleh Pemberi Tugas saat pengajuan penawaran

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 74
» Mengawasi dan mengevaluasi semua instalasi, laboratorium, gudang
peralatan dan barang-barang lainnya agar sesuai dengan acuan dan kondisi
dari dokumen kontrak
» Memeriksa dan menyetujui semua gambar kerja dan detailnya yang diajukan
oleh Kontraktor, penyesuaian desain bila diperlukan, agar sesuai dengan
kebutuhan teknis
» Memberikan laporan secara tetap semua pengukuran kuantitas dan kualitas
pekerjaan yang sudah dites termasuk penggunaan dan kuantitas material,
dengan menggunakan bentuk yang sudah disetujui oleh Pemberi Tugas.
» Memberikan Laporan Mingguan kalau diperlukan jika ada masalah yang
timbul, dan memberikan rekomendasi pemecahan permasalahan
» Mempersiapkan semua perubahan (change orders) dan membantu pemberi
tugas pada saat negosiasi harga dan biaya konstruksi setiap perubahan 2
bulan kedepan (jika ada)
» Mengevaluasi dan membuat rekomendasi bagi Pemberi Tugas dalam
bertindak atas klaim terhadap kontrak, perselisihan, penambahan lingkup
pekerjaan kontrak dan perubahan-perubahan lain diluar lingkup pekerjaan
yang tercantum dalam dokumen kontrak
» Rancangan sertifikat pembayaran bulanan yang akan disertifikasikan oleh
Site Engineer (SE) untuk mendapatkan persetujuan Pengguna Jasa,
termasuk perkiraan biaya akhir untuk konstruksi dan pengawasan
» Menyediakan bantuan dan arahan pada saat yang tepat bagi kontraktor
didalam semua masalah yang ada hubungannya dengan dokumen kontrak,
pengecekan terhadap survey tanah dasar, test pengawasan mutu dan
masalah lain yang berhubungan dengan dipenuhinya kontrak dan kemajuan
pekerjaan.
» Menjamin penerimaan dan menjaga sebagai laporan tetap, semua jaminan
yang diperlukan di bawah syarat-syarat yang tercantum di dalam dokumen
kontrak untuk material dan peralatan yang digunakan proyek. Semua material
yang digunakan di proyek termasuk sumbernya juga harus disetujui terlebih
dahulu
» Menyediakan informasi yang diperlukan oleh pemberi tugas proyek,
menghadiri dan mencatat semua rapat/pertemuan dengan Kontraktor, Pemilik
Proyek, dan instansi pemerintah lain serta menyediakan bantuan teknis bila
dan kapan diperlukan dalam kaitannya dengan pelaksanaan proyek dan
masalah-masalah kontrak
» Mencatat kondisi cuaca harian, kondisi di luar normal di lapangan, peralatan
kontraktor dan personil di lapangan serta peristiwa/kejadian yang bisa
mengakibatkan keterlambatan, dan langkah-langkah yang diambil untuk
mencegah keterlambatan tersebut
» Memberikan nasihat kepada pemberi tugas di dalam menyusun kebijakan dan
langkah untuk mencegah dan mengurangi klaim

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 75
» Membuat laporan bulanan, laporan khusus (Triwulan atau berkala), dan
laporan akhir proyek seperti yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas untuk
masalah-masalah konstruksi, geoteknik, pengaturan lalulintas dan lain-lain,
beserta pemecahan penanggulangannya.
» Perjanjian / perwasitan untuk klaim dari kontraktor
» Pemeriksaan Serah Terima Sementara termasuk penyiapan laporan dan
Berita Acara Serah Terima Sementara yang diperlukan dan menerbitkan
Sertifikat Penerimaan Sementara (Certificate of Provisional Acceptance)
» Memeriksa dan menyetujui gambar terbangun (as built drawing) dan manual
pemeliharaan yang disiapkan oleh Kontraktor
» Pemeriksaan Serah Terima Akhir termasuk penyiapan laporan dan Berita
Acara Serah Terima Akhir yang diperlukan dan menerbitkan Sertifikat
Penerimaan Akhir (Certificate of Final Acceptance)

E.2.2.6. KEBUTUHAN PERSONIL KONSULTAN


Konsultan akan menyediakan tenaga ahli sesuai dengan persyaratan KAK. Selain
berpengalaman di bidangnya, juga mempunyai kemampuan dalam pemakaian program
komputer di bidang manajemen proyek, design jalan dan jembatan, struktur.
Kapasitas tenaga ahli telah disesuaikan dengan subtansi dari ruang lingkup kegiatan
tersebut agar dapat memberi kontribusi secara maksimal .
Pertimbangan dalam menentukan jumlah tenaga ahli adalah berdasarkan kondisi
lapangan antara lain ; jenis – jenis Konstruksi spesifik yang akan dilaksanakan , jarak
lokasi site dari ruas – ruas jalan yang akan dilaksanakan serta volume kegiatan .
Sasaran pemenuhan jumlah personil ini adalah untuk memastikan berlangsungnya
kegiatan pengawasan tepat pada saat pekerjaan akan dimulai hingga berakhirnya
kegiatan harian dilapangan secara rutin .
Oleh karena itu pengadaan personil Konsultan harus benar – benar sesuai dengan
jumlah dan kualitas yang telah disyaratkan dalam TOR .
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada program kerja dan schedule/jadwal yang disusun

E.2.2.7. STRATEGI, INOVASI PENANGANAN PEKERJAAN


Tim / Personil yang ditugaskan akan saling menunjang / saling mengisi sehingga
pengawasan komponen kegiatan semuanya dapat dijalankan dengan baik .

Team Konsultan akan bekerja dengan peralatan lengkap sesuai dengan jadwal yang
telah disepakati, koordinasi dengan Pelaksana Satker, intern konsultan, dipimpin oleh
Site Engineer serta konfirmasi dengan Instansi Terkait .
Didalam bekerja konsultan sebelumnya akan meminta persetujuan metode kerja,
format/blangko – blangko pendataan yang akan dipergunakan kepada pihak Pelaksana
Satker, sehingga kegiatan – kegiatan tersebut mendapat legalitas dan berjalan lancar
dengan persepsi yang sama. Demikian juga dengan kegiatan pelaporan dan berbagai
kegiatan lapangan lainnya .

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 76
Inovasi terutama ditujukan pada bagaimana dapat bekerja secara efektif dan efisien,
antisipatif serta menggunakan waktu sebaik - baiknya. Selalu bekerja secara
professional berdasarkan jadual yang telah disepakati dalam kontrak. Menyusun
program rincik , dimana semua permasalahan pasti ada solusinya

E.2.2.8. PELAPORAN
Laporan dan Dokumentasi Pekerjaan / jenisnya , dilaksanakan sesuai dengan KAK
dan ketentuan, oleh karena itu konsultan telah menyusun schedul pelaksanaan
pekerjaan dengan mencantumkan pula produk – produk laporan yang akan dihasilkan
agar lebih mudah dikontrol baik jenis maupun subtansinya .

E.2.3 RENCANA KERJA


Kegiatan pengawasan teknik ini dapat dikategorikan menjadi dua ketegori pokok/utama
yaitu :
- Kegiatan pengawasan teknis
- Kegiatan penyusunan administrasi teknis dan pelaporan

Secara umum pelaksanaan pengawasan teknis di lapangan terdiri dari :


- Masa mobilisasi kontraktor
- Masa konstruksi
- Masa pemeliharaan

TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Tahapan kegiatan yang perlu dilakukan untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan secara umum
dapat dilihat pada Gambar 7.1 Bagan Alir Kegiatan Konstruksi
 Pre Construction Meeting (Gambar 7.2.)
Yaitu pertemuan pendahuluan antara Pihak Proyek, Kontraktor dan Konsultan guna
membahas rencana kerja Kontraktor, menyamakan persepsi terhadap
dokumen kontrak termasuk masalah-masalah yang meragukan atau belum di atur di dalam
Dokumen Kontrak.
 Penyusunan Jadual Pelaksanaan (Gambar 7.3. Prosedur Pengajuan Rencana Kerja Secara
Umum)
Kontraktor harus mengajukan rencana kerja dan jadwal pelaksanaan sesuai dengan
Dokumen Kontrak kepada Konsultan yang selanjutnya mendapatkan persetujuan dari Satker
 Mobilisasi Personil
 Kegiatan Review Design
Apabila diperlukan dapat dilakukan review design untuk memperoleh penghematan waktu,
maupun biaya dengan tetap mempertahankan mutu.
 Kegiatan Pelaksanaan
Urutannya sebagai berikut :
» Pekerjaan tanah
» Pekerjaan Struktur
» Pekerjaan Perkerasan
» Pekerjaan lain-lain (miscellaneous)

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 77
 Administrasi Kontrak
Selama pelaksanaan kegiatan administrasi kontrak meliputi :
» Administrasi pada awal kontrak
» Masa pelaksanaan
» Prosedur bulanan (periodik)
» Administrasi akhir kontrak

Untuk mendukung agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan target yang telah ditetapkan,
yaitu kualitas sesuai dengan spesifikasi dengan persyaratan waktu yang telah ditetapkan, maka
perlu di implementasikan program kerja yang telah disusun.

Program kerja yang telah disusun tersebut adalah berdasarkan jangka waktu pelaksanaan,
kategori pekerjaan dan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan.

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 78
KEGIATAN
KEGIATAN PROYEK KEGIATAN PIMPRO KEGIATAN PENGAWAS CATATAN
KONTRAKTOR

A B C

I. 1.Proses Persiapan Pelaksanaan Mengkaji Dok. Kontrak Menerima dan menandatangani


Menyelenggarakan Pre
Berita Acara Serah Terima
Contruction Meeting
Menandatangani Berita Acara Pre Lapangan
Menyetujui Jadwal pelaksanaan Contruction Meeting
Menandatangani Berita Acara Pre
yang diajukan oleh Kontraktor
Mengkaji Usulan Rencana Kerja Contruction Meeting
Menerbitkan surat Pendelegasian dan Jadwal mobilisasi yang
diajukan oleh Kontraktor Membuat Rencana Kerja dan
tugas kepada Konsultan Supervisi
jadwal mobilisasi
Menandatangani yang diajukan
oleh Kontraktor

I. 2.Proses Mobilisasi dan Pengkajian Memantau kemajuan mobilisasi


Ulang Design alat dan turun tangan yang Memobilisasi Personil, Peralatan
diperlukan untuk memantau dan instalasinya sesuai rencana
pemenuhan fasilitas yang harus kerja.
disediakan oleh Kontraktor Memberikan masukan kepada
Pimpro tentang perkembangan
kemajuan mobilisasi Kontraktor Pembuatan Base Camp/kantor
Mengajukan usulan Review proyek, laboratorium dan
Design berdasarkan hasil peralatannya.
pengkajian ulang lapangan Mempersiapkan Technical
kepada pihak yang berwenang Justification untuk pendukung
usulan Review Disign Memberikan masukan untuk
Review Design dengan
Mengawasi survey lapangan melakukan survey lapangan.

Menyiapkan job mix formula/


design
I. 3. Proses Kegiatan Lapangan Memantau kemajuan Mengajukan test quary, Trial test
pelaksanaan dikaitkan dengan dan Running test
rencana melalui pertemuan

Memeriksa suatu hasil pekerjaan Memberikan masukan secara


Kontraktor berkala tentang perkembangan
pelaksanaan berikut
permasalahan yang ada dan
alternatif pemecahannya
Melaksanakan pekerjaan sesuai
spesifikasi teknik. Laporan Kemajuan pelaksanaan
Malakukan penyesuaian mobilisasi Kontraktor Technical
pelaksanaan dengan kondisi Melakukan tes - tes hasil Justification
lapangan untuk selanjutnya pekerjaan.
dituangkan kedalam CCO/
Addendum Mengukur kuantitas hasil
Memberikan laporan secara pekerjaan.
Menyetujui gambar kerja yang berkala tentang perkembangan
diajukan oleh Kontraktor pelaksanaan berikut
Menyetujui usulan perpanjangan permasalahan yang ada dan
waktu yang diajukan oleh alternatif pemecahannya
Kontraktor
Melakukan pengujian terhadap
Menyelenggarakan Rapat hasil pekerjaan Kontraktor Mengajukan request dilapiri
Pembuktian Memberikan persetujuan untuk dengan gambar kerja setiap akan
(Show Cause Meeting) tahapan pelaksanaan selanjutnya melaksanakan suatu pekerjaan.
Memberikan masukan ke Pimpro
tentang penyesuaian yang Mengajukan perpanjangan waktu
diperlukan bila perlu.
Memeriksa dan melakukan koreksi Memperbaiki/rekonstruksi setiap
yang diperlukan terhadap gambar pekerjaan yang tidak diterima.
Melakukan opname bersama yang diajukan dan Kontraktor
Menyetujui sertifikat bulanan Laporan berkala (mingguan s/d
Menyelenggarakan rapat
(Month Certicate MC) yang Memberikan rekomendasi kepada bulanan)
lapangan.
diajukan oleh Kontraktor Pimpro tentang perpanjangan
waktu yang layak diberikan Koordinasi dengan Pengawas Laporan hasil pengujian mutu
lapangan dan Pimpro.
Menandatangani Surat
Meng-update schedule secara Permintaan untuk memulai suatu
berkala. pekerjaan yang diajukan oleh
Kontraktor Technical Justification
Memberikan laporan kepada tentang penyesuaian yang
Melakukan sistem kearsipan
Pemilik Proyek / Pemberi Tugas diperlukan.
(Filling Sytem)
bahwa proyek sudah dapat
dilaksanakan PHO Konsep CCO/Addendum Kontrak
tandatangan sebagai bukti telah
diperiksa

D E F

Gambar 7.1. BAGAN ALIR KEGIATAN / PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 79
KEGIATAN
KEGIATAN PROYEK KEGIATAN PIMPRO KEGIATAN PENGAWAS CATATAN
KONTRAKTOR

D E F

Mengusulkan penyelesaian Technical Justification tentang


Memberikan masukan kepada perpanjangan waktu.
masalah melalui three paties Pimpro tentang alternatif
agreement (TPA) atau pemecahan masalahnya.
pemetusan Kontrak terhadap Laporan yang berisi kajian
pihak iyang berwenang alternatif penyelesain
Memberikan masukan kepada
Pimpro tentang alternatif tindakan Laporan yang berisi kajian
yang sebaiknya dilakukan alternatif penyelesaian

I. 4.Proses Pembayaran Prestasi Melakukan opname bersama


Pekerjaan
Memeriksa kebenaran MC dan Mengajukan pembayaran bulanan Tandatangan pada MC yang
Menyetujui sertifikat bulanan
data pendukungnya yang (MC) beserta data - data sudah diperiksa
(Month Certicate MC) iyang
diajukan oleh Kontraktor diajukan oleh Kontraktor pendukungnya.

Melakukan opname bersama Melakukan opname bersama

PENYERAHAN PEKERJAAN Memberikan laporan kepada Mengajukan tertulis untuk PHO Laporan pemeriksaan lapangan
II. 1. Penyerahan Pertama (PHO) Pemilik Proyek/Pemberi Tugas kepada Konsultan apabila lebih sekaligus dengan perkiraan
bahwa proyek sudah dapat Memberikan rekomendasi kepada kurang 97%. tanggal pekerjaan yang akan
dilaksanakan PHO Pimpro bahwa usulan yang dapat selesai 100%
diajukan oleh Kontraktor sudah Menyampaikan nama wakil dalam
memenuhi syarat PHO.

Memperbaiki pekerjaan yang tidak


sesuai.

II. 2.Penyerahan Pertama (PHO) Membentuk panitia PHO.

Menerbitkan BA Penyerahan Membantu panitia PHO


Pertama (PHO). menyediakan data pendukung Laporan harian pengukuran hasil
Memperbaiki kerusakan -
yang diperlukan pengujian dan surat menyurat
Memintakan panitia PHO untuk kerusakan yang ada.
selama pelaksanaan proyek.
melakukan penelitian teknis dan
administrasi terhadap pekerjaan Menandatangani Berita Acara
(PHO) Data tambahan yang dimintakan
yang akan diserahkan. Panitia
Panitia PHO menerbitkan Surat
Pernyataan/BA hasil penilaian Memantau Panitia PHO (bagi
pekerjaan diterima untuk pertama Konsultan Supervisi yang masih
kalinya ditugaskan s/d PHO

Memperbaiki kerusakan - Menandatangani Berita Acara


kerusakan . PHO

Menandatangani Berita Acara


PHO

III. 1.Penyerahan Kedua (FHO) Memintakan Panitia PHO untuk


melakukan penelitian teknis
terhadap pekerjaan yang akan
dilaksanakan.

Menerbitkan Surat Pernyataan


pekerjaan diterima untuk kedua
kalinya.

Menerbitkan BA Penyerahan
Pertama (PHO) Membentuk
Panitia PHO.

Menerbitkan BA Penyerahan
Pertama PHO.

Memintakan Panitia PHO untuk


melakukan penelitian teknis dan
administrasi terhadap pekerjaan
yang akan diserahkan.

Panitia PHO menerbitkan Surat


Pernyataan/BA hasil penilaian
pekerjaan diterima untuk pertama
kali didapat.

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 80
PRE CONSTRUCTION MEETING
AGAR HASILNYA : TEPAT WAKTU, TEPAT BIAYA & TEPAT MUTU
Gambar 7.2

Pre Construction Meeting


Masa Mobilisasi

- Review Data dan Dokumen yang ada


- Penjelasan Dokumen Kontrak
- Penjelasan Manual Sistem dan Prosedur
Kerja Pengendalian
- Evaluasi Rencana Kerja Kontraktor
- Evaluasi Rencana MobilisasiAlat
Kontraktor
- Evaluasi Rencana Mobilisasi Personil
Kontraktor
- Evaluasi Rencana Pengaturan Lalu-
Lintas

Pengendalian Mutu Pengendalian Biaya Pengendalian Waktu

- Biaya Kontrak - Jadual Pelaksanaan


- Test Bahan
- Perubahan Volume - Jadual Alat
- Metoda Pelaksanaan
Pekerjaan - Jadual Personil
- Test Hasil Pekerjaan
- Change Order - Jadual Material

- Penolakan Bahan - Revisi Volume - Revisi Jadual


- Perbaikan Pelaksanaan Pekerjaan Pelaksanaan
Masa Konstruksi

- Perbaikan Hasil
Pekerjaan

Monitoring Volume
Monitoring Mutu Pengendalian Waktu
Tidak Tidak Pekerjaan Tida
k
Evaluasi : Evaluasi :
- Bahan Evaluasi : - Harian
- Pelaksanaan Pekerjaan - Volume Pekerjaan - Mingguan
- Hasil Pekerjaan - Bulanan

Ya Ya Ya

Hasil Pekerjaan

- Tepat Waktu
- Tepat Biaya
- Tepat Mutu

Serah Terima
Masa Pemeliharaan

Sementara (PHO)

Perbaikan Pekerjaan

Serah Terima
Akhir (FHO)

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 81
PROSEDUR PENGAJUAN RENCANA KERJA SECARA UMUM
Gambar 7.3

Penjelasan Prosedur - Izin-izin dari Instansi Terkait


AKTIVITAS PRA KONSTRUKSI

Pre Construction
Pengawasan Konsultan - Bar Chart & Kurva "S" Rencana
Meeting - Rencana Mobilisasi Personil
- Rencana Mobilisasi Alat
- Rencana Pengadaan Material
Usulan Rencana Kerja - Penyiapan Software Project Control
Kontraktor - Input Data

Tidak

Evaluasi dan Persetujuan - Penyempurnaan Rencana Kerja Kontraktor


Konsultan - Rencana Kerja dan Lokasi Pekerjaan Hari Ke 1

Ya

- Usulan Rencana Kerja - Target Prestasi Minggu Ke I sesuai Rencana Kerja Kontraktor
Rapat Mingguan Ke I Kontraktor Minggu Ke I
- Rencana Kerja dan Lokasi Pekerjaan Hari Ke 1
- Usulan Rencana Kerja
Rencana Kerja Hari Ke 1
Kontraktor Hari Ke 1

Tidak
- Penyempurnaan Rencana Kerja Kontraktor Minggu Ke I
Evaluasi dan Persetujuan
- Persetujuan Rencana Kerja Minggu Ke I dan Hari Ke 1
Konsultan
- Rencana Penempatan Tenaga Pengawas Konsultan Hari Ke
1
Ya
Pengawasan Harian - Pembuatan Laporan Harian Ke 1
Konsultan * Masalah Lapangan
Hari Ke 1 * Prestasi Kerja Kontraktor
- Rekomendasi Konsultan

Rencana Kerja Hari Ke 2 Usulan Rencana Kerja - Rencana Kerja dan Pekerjaan Hari Ke 2
Kontraktor Hari Ke 2

Tidak
AKTIVITAS SELAMA KONSTRUKSI

- Evaluasi Hasil Kerja Hari Ke 1


Evaluasi dan Persetujuan
- Persetujuan Rencana Kerja Hari Ke 2
Konsultan
- Rencana Penempatan Tenaga Pengawas Konsultan Hari Ke
2
Ya
Pengawasan Harian - Pembuatan Laporan Harian Ke 2
Konsultan * Masalah Lapangan
Hari Ke 2 * Prestasi Kerja Kontraktor
- Rekomendasi Konsultan

Rencana Kerja Hari Ke 3


Usulan Rencana Kerja - Rencana Kerja dan Pekerjaan Hari Ke 3
Rencana Kerja Hari Ke 4 Kontraktor Hari Ke 3
Rencana Kerja Hari Ke 5
Rencana Kerja Hari Ke 6

- Usulan Rencana Kerja


Kontraktor Minggu Ke II - Target Prestasi Minggu Ke II
Rapat Mingguan Ke II - Usulan Rencana Kerja - Rencana Kerja dan Lokasi Pekerjaan Hari Ke 7
Kontraktor Hari Ke 7
Rencana Kerja Hari Ke 7
Tidak
- Evaluasi Pencapaian Target Minggu Ke I
Evaluasi dan Persetujuan
- Penyempurnaan Rencana Kerja Kontraktor Minggu Ke II
Konsultan
- Persetujuan Rencana Kerja Minggu Ke II dan Hari Ke 7
- Pembuatan Laporan Prestasi Kerja Minggu Ke I
Ya

Evaluasi dan Persetujuan - Pembuatan Laporan Harian Hari Ke 7

Konsultan * Masalah Lapangan


* Prestasi
- Rekomendasi Konsultan

dst
* Hari = Hari Kerja

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 82
E.2.3.1 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Petunjuk teknis yang diberikan oleh Konsultan dan petunjuk-petunjuk umum yang diberikan
oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan tentang teknis pelaksanaan pekerjaan secara garis
besar dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Pekerjaan Drainase, terdiri dari :

 Pekerjaan galian saluran


Pekerjaan galian saluran sebaiknya dilakukan dengan menggunakan peralatan
(Excavator), agar hasil yang diperoleh bisa dipercepat. Biasanya galian saluran
dikerjakan bersamaan dengan galian tanah untuk pelebaran formasi jalan.
Batas-batas galian di tentukan terlebih dahulu termasuk kedalaman pengalian.
Galian hasil pekerjaan secara mekanis biasanya masih disempurnakan dengan
cara manual.
Apabila dilakukan secara manual yang perlu diperhatikan adalah kedalaman
galian. Kadang-kadang pekerja tidak menggali sampai kedalaman yang
dipersyaratkan atau tidak memperhatikan grading memanjang jalan. Akibatnya
berkaitan dengan pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk saluran yang
diperkeras. Pekerja biasanya mempertahankan tinggi pasangan sesuai dengan
soft drawing, sehingga kadang-kadang bibir pasangan batu akan lebih tinggi
dari permukaan jalan. Apalagi bila pekerjaan saluran dikerjakan sebelum
pekerjaan LPA/LPB dilakukan. Hal-hal seperti ini yang secara kontinyu akan
diperhatikan oleh Konsultan.

 Pekerjaan Pasangan batu dengan mortar


Dalam pekerjaan peningkatan jalan pekerjaan saluran pasangan batu dengan
mortar merupakan pekerjaan pendukung diluar dari pekerjaan jalan dan
dikerjakan setempat-setempat maupun secara keseluruhan. Namun pekerjaan
ini jadi sangat penting karena merupakan salah satu dari faktor yang membuat
tahan tidaknya suatu jalan.
Biasanya saluran diberi pasangan batu dengan mortar pada lokasi dengan
kemiringan memanjang > 5 %, atau pada daerah permukiman.
Setelah pekerjaan persiapan selesai secara garis besar pekerjaan pasangan
batu dengan mortar meliputi :
a. Pekerjaan Pengukuran.
Pekerjaan pengukuran disini adalah pengukuran beda tinggi dimana
akan menjadi dasar dalam perencanaan untuk menetukan dimana arah
nantinya air akan mengalir.
b. Pemasangan Bouw plank
Pekerjaan pemasangan bouw plank bertujuan untuk menentukan elevasi
dan dimensi pasangan dilapangan yang nantinya menjadi acuan untuk
pekerjaan pemasangan.
c. Persiapan material.
Persiapan material ini meliputi beberapa jenis kegiatan seperti :
 Persiapan material
 Pemeriksaan material
 Pengangkatan atau pengangkutan ke lapangan

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 83
 Pencampuran Material
Material yang dimaksud dalam hal ini adalah agregat batu, pasir
ditambah semen yang keseluruhannya harus memenuhi persyaratan
spesifikasi.
d. Pelaksanaan pekerjaan drainase (pek. Pasangan batu)
Pekerjaan pasangan batu pada pekerjaan drainase meliputi pekerjaan :
a). Penyiapan formasi atau pondasi
Pondasi atau galian untuk pekerjaan pasangan batu dengan
mortar dimulai dari ujung dasar tembok.
b). Pemasangan batu
Pasangan batu dimulai dari :
 Penyiapan batu
Batu harus dibersihkan dari cacat yang mengurangi lekatan
dengan adukan. Sebelum pekerjaan melapis batu harus betul-
betul basah dan sudah cukup waktu yang diberikan untuk
penyerapan air sampai jenuh.
 Pemasangan batu
 Landasan dari adukan semen, setebal paling sedikit 3
cm harus ditempatkan pada formasi yang telah
disiapkan. Landasan adukan ini harus dikerjakan sedikit
demi sedikit sedemikian rupa sehingga batu permukaan
selalu tertanam pada adukan tersebut sebelum
mengeras.
 Batu harus tertanam dengan kuat dan satu dengan
lainnya bersinggungan untuk mendapatkan tebal yang
diperlukan.
 Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng kearah atas,
dan permukaan harus diakhiri segera setelah
pengerusan awal dari adukan dengan menyapu dengan
sapu yang kaku.
Pada umumnya pekerja selalu memulai memasang
batu pada kedua bagian dinding, baru kemudian
bodemnya. Cara Pemasangan seperti itu biasanya
tidak memperhatikan ketebalan bodem, Oleh sebab itu
pekerja akan diarahkan untuk memulai sesuai urutan
pekerjaan diatas.
e. Pekerjaan pemeriksaan struktur dan perbaikan
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan terakhir yang merupakan pekerjaan
finishing. Disini dikoreksi kekurangan-kekurangan yang terjadi sekaligus
perbaikannya.

 Pekerjaan gorong-gorong.
Pekerjaan ini mencakup pekerjaan perbaikan, perpanjangan, penggantian atau
pembuatan baru dari gorong-gorong pipa beton bertulang atau pipa besi
gelombang, yang meliputi :
a. Pekerjaan persiapan
Pekerjaan persiapan disini adalah pekerjaan penggalian dan persiapan

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 84
galian serta pondasi untuk gorong-gorong. Dalam pekerjaan ini
pemerikaan dari elevasi atau level galian harus selalu terkontrol. Untuk
menghindari pekerjaan penggalian atau penimbunan tambahan.
b. Pelaksanaan / penempatan gorong-gorong pipa
Dalam pelaksanaan / penempatan gorong-gorong yang harus
diperhatikan adalah :
 Pipa harus ditempatkan dengan hati-hati, bibir sambungan harus
terpasang baik dalam kedudukannya dan sesuai dengan arah dan
kedudukannya.
 Sebelum melanjutkan pemasangan bagian pipa yang berikutnya
bagian bawah bukaan yang sebelumnya harus diberi adukan yang
cukup pada sisi dalam sehingga bagian dalam dari pipa berikutnya
rapat dan rata. Pada saat yang sama bagian atas harus juga diberi
adukan yang sama.
 Setelah pipa dipasang, sambungan selanjutnya harus di isi
dengan adukan, dan adukan tambahan harus diberi untuk
membentuk selimut disekililing sambungan. Bagian dalam
sambungan harus disapu dan diselesaikan hingga rata.
 Pengurungan kembali dan pemadatan disekeliling dan diatas
gorong-gorong harus sesuai dengan yang dipersyaratkan. Material
timbunan yang memenuhi persyaratan harus diberikan untuk
timbunan pilihan.
 Urugan harus dilakukan sampai tinggi minimun 30 cm diatas
puncak pipa dan tak terkecuali dalam galian, untuk jarak minimun
1.5 diameter dari sumbu pipa kemasing-masing sisi.
 Alat berat dan mesin gilas harus tidak boleh beroperasi lebih dekat
dari 1.5 m sampai pipa telah dilapisi sampai kedalaman paling
sedikit 60 cm diatas puncak pipa.
 Pipa harus diselimuti dengan beton sesuai dengan perincian yang
diberikan dalam gambar atau yang diperintahkan oleh direksi
teknik.

2. Pekerjaan Tanah
 Pekerjaan galian tanah
Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penaganan, dan pembuangan dari
tanah atau material lain dari badan jalan disekitarnya. Galian dibagi menjadi dua
macam :
a. Galian biasa
b. Galian padas
Galian biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan sebagi
gailan padas, sedangkan galian padas harus mencakup galian dari batu dengan
volume 1 m3 atau lebih atau galian yang harus menggunakan alat bertekanan
udara, pemboran atau peledakan. adapun prosedur dari penggalian sebagai
berikut.

 Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi yang


ditentukan dalam gambar.

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 85
 Pekerjaan galian harus dilakukan dengan ganguan seminimal mungkin
terhadap material dibawah dan diluar batas galian.
 Dimana material terbuka pada garis formasi atau permukaan lapis tanah
dasar,maka meterial tersebut harus dipadatkan dengan benar atau
seluruhnya dibuang atau diganti dengan timbunan pilihan.
 Peledakan sebagai salah satu pembongkaran padas (pengalian) hanya
dapat dilakukan bila pengunaan alat pengaruk hydrolis tidak praktis dan
harus persetujuan direksi.

 Pekerjaan urugan
Pekerjaan uragan disini ialah pekerjaan pengambilan, pengankutan,
penghamparan dan pemadatan tanah dasar serta urugan kembali galian. Dalam
pekerjan pengurugan tidak boleh dilakukan pada waktu hujan dan pemadatan
urugan tidak boleh dilakukan setelah hujan atau lainnya bila kadar air material
diluar rentang yang ditentukan. Urugan secara garis besar terbagi dua yaitu :
 urugan biasa
 urugan pilihan
Pemasangan dan pemadatan urugan dimulai dari :
a. Penyiapan tempat kerja
Sebelum pemasangan urugan yang harus dilakukan terlebih dahulu
adalah penyiapan tempat kerja dimana semua bahan yang tidak
memenuhi persyaratan harus dibuang dari lokasi pekerjaan.

b. Pemasangan urugan
 Urugan harus dibawah kepermukaan yang telah disiapkan dan
disebar merata dalam lapis yang bila dipadatkan akan memenuhi
toleransi tabal lapisan nantinya.
 Sebaiknya urugan tanah diangkut langsung dari lokasi sumber
material kelokasi yang telah dipersiapkan dan penimbunan stok
urugan sebaiknya dihindari.
 Untuk penempatan urugan diatas atau terhadap selimut pasir atau
bahan drinase porous harus diperhatikan agar tidak terjadi
pencampuran dari dua material tersebut.

c. Pemadatan urugan
 Langsung setelah pemasangan dan penghamparan urugan
masing-masing lapis harus dipadatkan benar-benar dengan
menggunakan alat pemadat yang memadai.
 Pemadatan dilakukan hanya bila kadar air dari material berada
dalam rentang 3% sampai lebih dari 1% dari kadar air optimun.
 Urugan padas ditutup dengan satu atau lebih lapisan setebal 20
cm yang sanggup menutupi rongga pada bagian padas atau
urugan.
 Timbunan harus dipadatkan mulai pada tepi luar dan berlanjut
kearah sumbu jalan sedemikan sehingga masing-masing bagian
menerima usaha pemadatan yang sama.

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 86
 Pekerjaan Penyiapan badan jalan
Pekerjaan penyiapan badan jalan dilakukan sebelum pekerjaan lapisan
diatasnya dikerjakan. Lapisan lama bila ada harus digaruk terlebih dahulu
dengan menggunakan motor grader kemudian dipadatkan dengan vibrator
Roller.

 Pekerjaan Pasangan Batu


Pekerjaan pasangan batu pada jalan mencakup pekerjaan struktur yang
ditunjukkan pada gambar yang terbuat dari pasangan batu. Umumnya pasangan
batu digunakan hanya untuk struktur seperti tembok penahan tanah, talud,
pondasi gorong-gorong persegi dan tembok kepala gorong-gorong yang
konstruksinya dari pasangan batu.
Pekerjaan pasangan batu meliputi pekerjaan :
a. Persiapan
Pekerjaan persiapan meliputi pekerjaan pengukuran dan pemasangan
bouwplank dimana nantinya akan menjadi dasar untuk pelaksanaan
pekerjaan dimana dimensi dan eleavasi ditentukan. Pekerjaan persiapan
juga termasuk penyiapan meterial yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan nantinya. Material disini ialah batu ditambah pasir
dan semen (adukan) yang kesemuanya harus memenuhi persyaratan yang
dibutuhkan.

b. Pelaksanan Pekerjaan pasangan batu.


Pekerjaan pasangan batu dimulai dari :

 Persiapan pondasi
Pondasi pada struktur pasangan batu harus disiapkan karena
merupakan pendukung dari pasangan batu tersebut. Dasar pondasi
harus mendatar atau bertangga yang juga horisontal.
 Pemasangan batu
Sebelum memasang batu seharusnya landasan dari adukan segar yg
paling sedikit 3 cm tebalnya dipasang pd pondasi sebelum
penempatan masing-masing batu pada lapisan pertama.
Batu harus dihampar dengan muka yang terpanjang mendatar dari muka yang
tampak harus dipasang sejajar dengan muka dari tembok dari batu yang
terpasang. Biasanya pasangan batu dilengkapi dengan sulingan atau penyaring
untuk mengalirkan air, dan permukaan horisontal dari seluruh pasangan dibuat
rapi dengan adukan setebal 2 cm.

Beberapa jenis dari item pekerjaan yang disebutkan diatas disajikan dalam bentuk
bagan alir pada lampiran

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 87
Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja
E - 88
Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja
E - 89
Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja
E - 90
Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja
E - 91
Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja
E - 92
3. PEMBUATAN BETON
Metode pembuatan
Beton untuk perkerasan jalan raya pada umumnya dibuat dalam jumlah yang besar.
Pembuatan dapat dilakukan menggunakan salah satu dari metode berikut:
 Pusat Pengaduk Beton (Central Mixed Concrete)
 Beton diaduk di truk (Truck Mixed Concrete)
Pada central mixed concrete plant (CMP), bahan beton ditakar sesuai rencana dan
kemudian dicampur merata pada unit pencampur stationer. Pencampuran dilakukan
sepenuhnya untuk selanjutnya campuran beton yang selesai diaduk dimuat kedalam
kenderaan pengangkut yang dapat berupa truk dengan agitator atau pengaduk (truck
mixer) atau dump truck. Karena pengadukan dilakukan dan diselesaikan sekaligus
maka metode ini disebut sebagai wet mix.Pemilihan jenis alat pengangkut banyak
tergantung kepada jarak dan waktu tempuh dari plant ke lokasi pengecoran.Dump
truck atau non-agitating truck dapat digunakan apabila jarak penghantaran dapat
ditempuh dalam waktu kurang dari 45 menit untuk beton normal dan 30 menit untuk
beton yang dirancang untuk mengeras lebih awal. Untuk jarak waktu sampai dengan
satu jam harus digunakan agitating truckatau tuck mixer. Central Mixed Concrete
Plant pada umumnya mempunyai kapasitas produksi yang tinggi sehingga layak
digunakan untuk proyek-proyek dengan volume beton yang tinggi pula.
Bahan-bahan campuran beton pada truck mixed concrete ditakar dan langsung dimuat
ke dalam truck mixer. Selanjutnya operator yang lazimnya merangkap sebagai
operator truk akan melanjutkan proses pengadukan. Pengadukan dapat dilakukan dan
diselesaikan di lokasi tempat penakaran untuk memastikan bahwa campuran beton
dalam keadaan siap pakai sebelum truk menuju lokasi pengecoran.Pengadukan dapat
pula secara bertahap; pengadukan awal dilakukan di lokasi penakaran (lebih kurang
12 – 15 rpm) selama lebih kurang 5 menit. Selanjutnya selama perjalan ke lokasi
pengecoran drum pengaduk diputar `pada kecepatan rendah (lebih kurang 8 rpm).
Akhirnya pengadukan disempurnakan di tempat pengecekan terakhir di

lokasi pengecoran dengan memutar drum sebanyak 50 – 70 putaran atau selama lebih
kurang 5 menit pada kecepatan pengadukan Metode ini disebut juga sebagai dry
batch.
Konsistensi beton yang dihasilkan dan dihantar ke lokasi pengecoran tergantung juga
pada kondisi truck mixer yang digunakan.Keausan bilah pengaduk harus diperiksa
secara berkala untuk memastikan bahwa keausan bilah tersebut dalam batas yang
masih bisa diterima sesuai petunjuk fabrik pembuat truk.Kerak-kerak sisa beton yang
terbentuk di dalam mixer dapat mempengaruhi efisiensi pengadukan.Cara cepat untuk
memeriksa keberadaan sisa-sisa beton adalah dengan menimbang truk secara
berkala.Pemeriksaan dan pembersihan secara berkala perlu dilakukan.
Untuk mendapatkan ketelitian penakaran bahan semua peralatan pengukuran di plant
harus diperiksa dan dikalibrasi sebelum digunakan. Toleransi penakaran harus
memenuhi persyaratan (misalnya AASHTO M157)
Urutan penakaran bahan dapat mempengaruhi keseragaman campuran yang
dihasilkan.Pada dry batch, bahan pertama yang dimasukkan kedalam drum pengaduk
adalah sebagaian air dan sebagian agregat kasar.Setelah air ditutup untuk sementara,
pemasukan agregat dilanjutkan bersamaan dengan dan sehingga seluruh bahan

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 93
semen berada di dalam drum pencampur.Akhir sekali sisa air dimasukkan bersama
sisa agregat sehingga dapat menyapu bahan semen yang tersangkut pada hopper dan
bilah-bilah pengaduk. Gambar 1 menunjukkan diagram urutan pengisian drum
pencampur untuk dry dan wet mixes.
Pengadukan beton dengan truck mixer berbeda dengan pengadukan pada Central
Mixing Plant (CMP). Antara lain, kapasitas dan bilah pengaduk pada truck mixer relatif
lebih kecil. Pada CMP pengadukan dilakukan dengan mengangkat dan menjatuhkan
campuran.Sedangkan keterbatasan ruang pada truck mixer menyebabkan
pengadukan dilakukan dengan menggunakan bilah pengaduk berbentuk spiral. Mula-
mula bilah pengaduk akan membawa campuran bergerak ke bawah mengarah ke
bagian depan drum. Setelah itu, putaran bilah

spiral akan “menarik” campuran ke atas melalui sumbu putaran ke arah tempat
pengeluaran beton. Proses ini menyebabkan beton yang dihasilkan tidak sehomogin
beton hasil CMP.
Selain itu, pada pengadukan dengan truck mixer sering ditemui adanya gumpalan
berbetuk bola-bola semen berdiameter 60 hingga 75 mm atau lebih yang tidak
tercampur merata (Gambar 2). Pada umumnya penggumpalan terjadi apabila bahan-
bahan beton dimasukkan secara bersamaan dan jumlah putaran yang rendah. Untuk
mengatasi hal ini, disarankan untuk selalu memulai pengisian drum dengan
memasukkan air (sebagian) terlebih dahulu sebelum bahan-bahan lain dan mulai
dengan agregat kasar sebelum memasukkan agregat halus.

Gambar 2- 1 Gumpalan semen terbentuk dalam proses pengadukan

Bahan tambah
Untuk tujuan-tujuan tertentu mungkin diperlukan bahan tambah (admixtures).Dosis
penggunaan bahan tambah berbentuk cairan lazim dinyatakan dalam mililiter per
kilogram semen. Jenis dan kegunaan beberapa bahan tambah ditunjukkan pada
Tabel berikut:

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 94
Tabel 2 - 1 Jenis dan kegunaan bahan tambah
NO Jenis Kegunaan Maksud
Memasukkan gelembung udara
Kemudahan pengerjaan kedap air dan
1. Air Entrainment (0,03 - 0,08 mm) secara merata ke
keawetan.
dalam beton.
Mempertahankan slump dan Mengurangi penggunaan air dan
2. Water Reducer
kemudahan pengerjaan. semen.
Menyesuaikan waktu pelaksanaan
3. Retarder Memperlambat waktu pengikatan.
pembetonan.
Kuat awal tinggi dalam waktu relatip
4. Accelerator Mempercepat waktu pengikatan.
singkat.
Tidak boleh digunakan bersamaan
dengan “ Air Entrainment”.
Sering mengandung Calcium Chloride
yang menimbulkan korosi dan reaksi
allkali-agregat.
Catatan :
Lebih aman bila digunakan :
- Beton kuat awal tinggi.
- Beton mutu tinggi.
- Pemanasan uap.
Bila proporsi campuran dan bentuk
Meningkatkan kemudahan dan mutu agregat kurang baik, adukan kurang
5. Plasticizer
pengerjaan (workability). “ workable”.
Bila jarak tulangan rapat.
Beton masif (mutu dan cara uji
Mengendalikan suhu dalam beton dan
6. Pozolan semen pozolan sesuai dengan SII
mencegah reaksi alkali-agregat.
0132-75).

Pengaturan air
Jumlah maksimum air dalam beton ditetapkan berdasarkan nisbah berat air dan
semen campuran beton (water cement ratio) ditetapkan dalam perencanaan campuran
beton semen. Jumlah maksimum tersebut merangkumi pula jumlah air yang terdapat
pada permukaan agregat melebihi atau diluar kandungan air pada keadaan kering
jenuh permukaan (saturated surface dry condition, SSD).

Keadaan agregat di lapangan, dalam hal kadar air, mungkin berbeda jauh dengan
keadaan di laboratorium dimana perencanaan campuran dilakukan. Penyesuaian
jumlah air campuran beton perlu dilakukan dengan memperhitungkan jumlah “air
bebas” atau kadar air agregat di lapangan di atas keadaan SSD. Nisbah air semen
sangat mempengaruhi karakteristik beton.Oleh sebab itu, pengendalian air dalam
pembuatan beton adalah penting.Ilustrasi berikut menunjukkan

pengaruh air bebas dalam pasir dan bagaimana penyesuaian jumlah air dilakukan

Contoh:
Disain campuran di laboratorium menghasilkan komposisi campuran sebagai berikut:

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 95
Tabel 2 - 2
Komposisi campuran berdasarkan perencanaan di laboratorium

Bahan Berat @ Volume


Semen 314 kg
Agregat kasar (SSD) 1164 kg
Agregat halus (SSD) 776 kg
Air 124 l
W/C ratio 0.39

Pengujian di lapangan menunjukkan bahwa pasir yang digunakan mengandung 4.5%


air bebas yang setara dengan air ekstra sebanyak 35 liter (yaitu 4.5% x 776 kg dengan
andaian berat 1 liter air = 1 kg). Tabel 2 menunjukkan komposisi campuran apabila
tidak diadakan penyesuaian jumlah fraksi pasir dan air.

Tabel 2 - 3 Komposisi campuran tanpa penyesuaian


Bahan Berat @ Volume
Disain di lab Di lapangan (tanpa
penyesuaian)
Semen 314 kg 314 kg
Agregat kasar (SSD) 1164 kg 1164 kg
Agregat halus (SSD) 776 kg 741 kg
Air 124 l 159 l
W/C ratio 0.39 0.51

Contoh di atas menunjukkan bahwa jika tidak diadakan penyesuaian, adanya air
bebas tersebut akan: (i) meningkatkan W/C ratio menjadi 0.51; (ii) mengurangi fraksi
pasir dan; (iii) meningkatkan nilai slump beton. Pengaruh dari kelebihan air adalah
penurunan kekuatan, peningkatan permeabilitas dan penurunan keawetan beton.
Perhitungan penyesuaian dapat dilakukan secara manual dan memberikan hasil
seperti ditunjukkan dalam Tabel 3.

Tabel 2 - 4 Komposisi campuran setelah penyesuaian

Bahan Berat @ Volume


Disain Di lapangan
di lab (setelah
penyesuaian)
Semen 314 kg 314 kg

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 96
Agregat 1164 1164 kg
kasar kg
(SSD)
Agregat 776 kg 811 kg
halus
(SSD)
Air 124 l 89 l
W/C 0.39 0.39
ratio

Kebanyakan unit penakar beton (batching plant) modern dilengkapi dengan sensor
pengindra kelembaban otomatis yang dihubungkan ke sistem pengendalian operasi
yang dikendalikan komputer. Informasi yang diperoleh dari sensor tersebut akan
diteruskan ke komputer yang secara otomatis akan menyesuaikan penakaran bahan
secara berterusan. Apabila penakar beton yang digunakan tidak mempunyai fasilitas
tersebut maka pemeriksaan kelembaban agregat harus dilakukan secara berkala dan
diikuti dengan penyesuian takaran bilamana perlu.

Selain dari variasi kadar air agregat di lapangan, sumber lain yang dapat
menyebabkan variasi jumlah air dalam pencampuran beton adalah air yang tersisa di
hopper atau chute atau drumpengaduk truk pengangkut setelah pembersihan truk dari
sisa-sisa beton segar sebelumnya.

4. PELAPISAN BETON DI ATAS PERKERASAN ASPAL


4.1 Jenis Pelapisan Beton
Pelapisan beton (concrete overlay) di atas perkerasan aspal dapat
dikelompokkan sebagai:
1. Pelapisan beton dengan ikatan (bonded overlay),
2. Pelapisan beton tanpa ikatan (unbounded overlay).
Pelapisan dengan ikatan dimaksudkan untuk meningkatkan daya dukung
struktur perkerasan yang ada (existing) yang dalam keadaan sedang atau
baik.Sistem ini sesuai untuk mengatasi masalah permukaan, untuk
pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) atau rehabilitasi
ringan (minor rehabilitation).Dalam sistem pelapisan beton dengan ikatan,
pelat beton dicor dan melekat di atas permukaan aspal.Pelat beton dan
lapis aspal perkerasan lama menjadi satu kesatuan struktur (monolit) yang
bersama-sama memikul beban lalu lintas.Dengan demikian, ikatan antara
lapisan aspal dan pelat beton sangat penting dalam sistem pelapisan
dengan ikatan.Tebal pelat beton pada sistem ini adalah antara 100 hingga
150 mm. Karena pelapis beton yang tipis, sistem ini disebut juga sebagai
thin white topping.
Pelapisan beton tanpa ikatan dimaksudkan untuk meningkatkan daya
dukung struktur perkerasan yang ada yang dalam keadaan rusak sedang
sampai berat.Sistem ini sesuai untuk perkerasan yang memerlukan

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 97
penanganan berupa rehabilitasi berat (major rehabilitation) atau
rekonstruksi.Gejala kerusakan serius berupa retak buaya, sungkur, alur
dan gejala kerusakan lapis fondasi bawah atau tanah dasar merupakan
indikasi kesesuaian penanganan dengan pelapisan beton di atas
perkerasan aspal.
Dalam pelapisan beton tanpa ikatan, pelat beton pelapis dan lapis aspal
yang ada bekerja sebagai dua lapisan yang terpisah, sama dengan sistem
dalam perkerasan beton konvensional. Sistem ini disebut juga
conventional white topping. Tebal minimum pelat pada sistem ini adalah
sama dengan tebal minimum pelat beton perkerasan beton semen
konvensional yaitu 150 mm. Dalam modul ini, hanya pelaksanaan
pelapisan beton tanpa ikatan yang dibicarakan.

4.2 Pelapisan Beton di Atas Aspal Tanpa Ikatan


Struktur pelapisan beton di atas perkerasan tanpa ikatan didisain sama
seperti perkerasan beton semen konvensional dengan menganggap
perkerasan yang ada sebagai lapis fondasi. Tebal tipikal pelat beton
pelapisan adalah di antara 150 mm hingga 280 mm. Namun demikian, di
kawasan urban dengan lalu lintas yang selalu padat, dimana aktivitas
penanganan jalan dapat menjadi gangguan yang dapat menyebabkan
kemacetan yang tidak dapat di terima, tebal rencana dapat mencapai 325
mm. Tebal yang demikian besar dimaksudkan untuk menghasilkan
perkerasan abadi yang hanya memerlukan perawatan yang minimum.

4.3 Campuran Beton


Campuran beton yang digunakan untuk pelapisan beton di atas
perkerasan aspal umumnya adalah campuran beton untuk perkerasan
konvensional.Bahan tambah untuk mempercepat pencapaian kekuatan
kadangkala digunakan untuk memperpendek waktu pembukaan jalan
untuk lalu lintas. Pelaksanaan perkerasan beton semen dibuka cepat (fast
tracking atau early-opening-to-traffic) akan dibicarakan dalam bagian
tersendiri.

4.4 Pelaksanaan
Pada dasarnya tidak ada perbedaan cara pelaksanaan perkerasan beton
semen konvensional dengan pelapisan beton di atas perkerasan aspal.
Perbedaan lebih nyata adalah dalam hal pengaturan dizona pelaksanaan
atau work zone management. Pekerjaan pelapisan (overlay)
dilaksanakan pada jalan yang telah wujud dengan lalu-lintasnya yang
telah mapan. Setiap aktivitas penanganan yang jalan yang demikian,

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 98
apalagi yang menghendaki penutupan lajur, sebagian atau seluruhnya,
berpotensi untuk:
i. meningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan
(pengguna jalan maupun pekerja proyek),
ii. mengganggu kelancaran lalu lintas,
iii. mengganggu kelancaran pelaksanaan proyek,
iv. mempengaruhi mutu pelaksanaan proyek.
Oleh sebab itu, tujuan dari pengaturan zona kerja adalah menjaga
keselamatan pengguna jalan dan pekerja proyek, mengurangi
ketidaknyamanan pengguna jalan, dengan tidak mengorbankan mutu dan
efektifitas pelaksanaan dari segi biaya dan waktu.
Masalah pengaturan zona kerja merupakan masalah yang kompleks
meliputi berbagai aspek seperti manajemen lalu lintas, manajemen
kontruksi, keselamatan kerja, perencanaan tanggap darurat dan
hubungan masyarakat.Hal-hal tersebut adalah di luar ruang lingkup modul
ini yang lebih terpusat kepada aspek teknis pelaksanaan.

Pekerjaan Pendahuluan
Sebelum pelapisan atau pengecoran, permukaan jalan yang ada harus
diperbaiki seperlunya.Lazimnya, perbaikan yang dilakukan adalah
minimum karena pada akhirnya perkerasan berkenaan akan dilapis
dengan pelat beton. Tabel 6-1 menunjukkan tipikal kerja-kerja perbaikan
perkerasan aspal sebelum dilapis beton.

Tabel 6.1 Perbaikan sebelum pelapisan dengan beton


Kondisi Perkerasan Kemungkinan Tindakan Perbaikan
Kerusakan pada Bongkar dan ganti dengan bahan yang lebih
tanah dasar atau stabil; cek dan perbaiki drainase
lapis fondasi bawah
Kerusakan yang bongkar dan ganti dengan bahan yang lebih
menyebabkan stabil; pastikan darinase dalam keadaan baik dan
perbedaan kekuatan berfungsi
perkerasan aspal
Lobang-lobang tambal dengan campuran aspal
(potholes)
Shoving kupas (milling)
Alur > 50 mm kupas
Alur < 50 mm biarkan atau kupas
Retak dengan lebar > isi dengan campuran aspal
100 mm
Retak dengan lebar < biarkan
100 mm

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 99
Pengupasan (milling)
Apabila permukaan aspal cukup rata, atau mengalami kerusakan sungkur
(shoving) atau alur (rutting) kurang dari 30 mm, pembetonan dapat
dilakukan tanpa perlu pengupasan permukaan. Ketidak rataan yang ada
akantertutup beton sehingga menghasilkan pelat beton yang lebih tebal
pada bagian sungkur atau alur.
Apabila permukaan aspal mengalami sungkur atau alur lebih besar dari 30
mm, diperlukan pengupasan.Pengupasan dilakukan untuk memapas
permukaan yang renjul bagi memastikan tidak terdapat bagian pelat yang
tebalnya kurang dari tebal rencana.Dengan demikian, tidak diperlukan
pengupasan seluruh permukaan, karena pengupasan tidak dimaksudkan
untuk mendapatkan permukaan yang 100 persen rata.Untuk memastikan
lapis aspal dapat berfungsi sebagai lapis fondasi, tebal lapis aspal setelah
pengupasan hendaklah tidak kurang dari 75 mm.

Gambar 6- 1
Pengecoran Permukaan Yang Telah Dikupas

Pembersihan permukaan
Sebelum pengecoran, permukaan aspal harus dibersihkan.Pembersihan
dapat dilakukan secara manual atau dengan mesin penyapu.Sisa-sia
berupa serpihan kecil dari 5 mm boleh diabaikan.

Pembetonan
Tidak ada perbedaan antara pelaksanaan pengecoran jalan baru dan
pelapisan beton diatas perkerasan aspal.Mulai dari pemasangan acuan,
pemasangan ruji dan batang pengikat hingga pengakhiran
(finishing).Namun untuk pekerjaan pelapisan, suhu permukaan aspal pada
saat pengecoran hendaklah tidak lebih dari 490 C.Bila perlu, adakan
penyiraman permukaan untuk menurunkan suhu.Tetapi pastikan bahwa
tidak ada genangan air pada permukaan aapal pada saat pengecoran
beton dimulai.
Faktor lain yang harus diperhatikan adalah kedalaman penggergajian.
Pada pembetonan perkerasan baru, penggergajian dilakukan antara
kedalaman ¼ hingga 1/3tebal pelat.Pada pekerjaan pelapisan, tebal beton
mungkin bervariasi karena adanya alur atau ketidak rataan permukaan

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 100
aspal lama.Dalam kasus seperti ini, kedalaman penggergajian dapat
ditambah (Gambar 6.2).

Gambar 6- 2
Pelapisan Beton Di Atas Permukaan Aspal Yang Beralur

4.5 Pembetonan Dibuka Cepat (Fast Tracking or Early-opening-to-traffic


Portland Cement Concrete)
Pekerjaan pelapisan atau overlay dilaksanakan pada jalan yang ada
dengan volume lalu lintas yang telah terbangkitkan sejak lama. Dengan
sendirinya, pekerjaan pemeliharaan seperti pelapisan ulang yang
memerlukan penutupan lajur lalu lintas akan mengganggu kelancaran lalu
lintas. Hal ini merupakan tantangan tersendiri dalam pelapisan dengan
beton karena, dengan kaedah konvensional, masa penutupan lajur dapat
berlangsung satu hingga dua minggu yaitu sehingga beton mencapai
kekeuatan minimum untuk menerima beban lalu lintas.
Pada ruas-ruas jalan yang padat, penutupan lajur yang demikian lama
dapat menimbulkan banyak masalah baik berupa kerugian ekonomi akibat
pengangkutan barang dan mobilitas manusia yang terhambat, maupun
masalah sosial karena masyarakat yang semakin tidak bisa mentolerir
kemacetan.Oleh sebab itu, di masa lalu, walaupun perkerasan beton
semen menawarkan keawetan dan umur pelayanan yang tinggi dengan
perawatan minimum, pelapisan jalan dengan beton menjadi alternatif
penanganan yang kurang menarik bagi pembina jalan.Perkembangan
teknologi pembetonan perkerasan yang dipercepat (fast tracking)
memungkinkan peningkatan jalan yang dapat dibuka untuk lalu lintas
umum dalam waktu singkat, telah membuat pelapisan perkerasan dengan
beton menjadi salah satu pilihan bentuk penanganan yang menarik.

Metode percepatan
Percepatan pelaksanaan perkerasan beton dapat dilakukan dengan
berbagai pendekatan atau gabungan pendekatan seperti pendekatan
manajemen konstruksi dan inovasi dalam teknologi bahan, peralatan dan
kaedah pelaksanaan.Tabel 6.2 menunjukkan berbagai komponen proyek
yang dapat disiasati untuk mempersingkat waktu pelaksanaan
pembetonan perkerasan.Dari berbagai komponen tersebut, teknologi
beton dengan kecepatan awal tinggi (high-early-strength concrete)

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 101
merupakan komponen yang paling dominan karena memberikan
sumbangan penghematan waktu yang paling besar.Oleh sebab itu, modul
ini lebih difokuskan kepada aspek teknologi pelaksanaan.Namun
demikian, efektifitas dan efiseinsi secara keseluruhan tidak terlepas dari
sumbangan komponen-komponen lain yang terkait.

Tabel 6.2
Komponen Proyek Yang Dapat Mempersingkat Waktu Pelaksanaan
Perkerasan Beton Semen

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 102
Bahan Beton
Penggunaan beton mutu tinggi yang dapat mencapai kekuatannya dalam
waktu yang lebih singkat merupakan komponen utama dalam
pelaksanaan pembetonan perkerasan dibuka cepat.Campuran beton
dengan kuat awal tinggi dapat direncanakan dengan menggunakan bahan
semen, agregat dan bahan tambah.Berbagai kombinasi dari bahan-bahan
tersebut dapat menghasilkan beton dengan kuat awal tinggi (ASTM C
494).Tabel 6.3 menunjukkan contoh komponen dan proporsi campuran
beton dengan kuat awal tinggi.

Tabel 6.3 CONTOH* Komponen Campuran Beton Kuat Awal Tinggi

* Hanya sebagai ilustrasi, campuran yang sebenarnya harus


didapatkan dari perencanaan campuran
Walaupun kekuatan awal tinggi merupakan tujuan utama perencanaan
campuran, pemberian bahan tambah dapat mempengaruhi
keawetan.Oleh sebab itu campuran beton dengan kuat awal tinggi
direncanakan dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi sifat-sifat beton.Tabel 6.4 menunjukkan beberapa faktor
yang mempengaruhi sifat-sifat beton yang dapat membantu dalam didalan
perencanaan campuran.

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 103
Tabel 6.4 Faktor yang dapat mempengaruhi sifat-sifat beton

Semen Portland
Semen tipe I, II, III atau semen yang diracik khusus dapat digunakan
untuk membuat beton dengan kekuatan awal tinggi.Lakukan pengujian
dan perencanaan campuran untuk memastikan bahwa bahan-bahan yang
digunakan adalah berkesesuaian (compatible) dan campuran yang
dihasilkan akan mencapai kekuatan awal yang ditargetkan.
Laju pencapai kekuatan beton diperoleh dari hidrasi dan dan karakteristik
pembangkitan panas dari kombinasi semen, pozolan dan bahan
tambah.Semen merupakan faktor penentu utama dalam pencapaian
kekuatan dan panas, dan sifat tersebut tergantung pada interaksi diantara
komponen pembentuk semen.Misalnya, kombinasi kandungan trikalsium
silikat (C3S) dan partikel semen yang digerus haluspada umumnya dapat
mempercepatan pencapaian kekuatan beton. Selanjutnya, trikalsium
aluminat (C3A) dapat menjadi katalis untuk meningkatkan laju hidrasi C3S
dengan cara melepaskan panas awal selama proses hidrasi. Namun
demikian, C3Atidak banyak menyumbang kepada kekuatan jangka
panjang.

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 104
Partikel semen yang digiling lebih halus memperbesar luas permukaan
sehingga meningkatkan kontak diantara semen dan air semen sehingga
hidrasi semen akan berlangsung lebih cepat pula. Oleh sebab itu, semen
tipe III, yang umumnya lebih halus daripada semen tipe lainnya, dapat
mencapai kekuatan relatif lebih cepat dari semen tipe lainnya. Sebagai
contoh, rentang nilai Blaine fineness semen tipe III adalah diantara 500
hingga 600 m2 per kg. Sedangkan untuk semen tipe I, nilainya pada
umumnya tidaklebih dari 300 hingga 400 m2 per kg.
Selain menghasilkan luas permukaan yang lebih besar sehingga
mempercepat proses hidrasi, kehalusan semen tipe III juga menyebabkan
diperlukannya lebih banyak air untuk menyelimuti partikel-partikel semen.
Selain itu, karena semen tipe III digiling lebih halus daripada semen tipe
lainnya,semen tipe III lebih berpotensi untuk berdepan dengan masalah-
masalah yang berkaitan dengan overheating semen selama proses
penggilingan di fabrik. Termasuk diantaranya masalah false set atau
setting semu yaitu pengerasan beton yang berlangsung cepat setelah
pencampuran. Walaupun lalse set bukan masalah besar dan
kemudahjerjaan dapat dipulihkan tanpa mempengaruhi setting normal
dengan cara melanjutkan pengadukan di transit mixer, tetapi material
engineer dan kontraktor perlu menyadari wujudnya masalah ini baik pada
saat pengujian campuran di laboratorium maupun di lapangan.

Nisbah air-semen yang rendah menyumbang kepada keawetan yang lebih


baik dan permeabilitas yang lebih rendah.Pada beton semen biasa,
nisbah air-semen diantara 0.40 hingga 0.50 dapat menghasilkan
permeabilitas klorida sedang. Nisbah air-semen yang lebih kecil dari 0.40
pada umumnya akan menghasilkan beton dengan permeabilitas klorida
yang rendah. Beton dengan kekuatan awal tinggi dapat dihasilkan
dengan nisbah air-semen lebih rendah daripada 0.43 sehingga
menghasilkan permeabilitas klorida sedang hingga rendah.
Perlu diingat bahwa keawetan bukan merupakan fungsi dari kekuatan
awal tetapi fungsi dari (i) kekuatan jangka panjang, (ii) permeabilitas
nisbah air-semen, (iii) ketepatan rongga udara dan, (iv) mutu agregat.
Campuran beton dengan kuat awal tinggi tidak dengan sendirinya
mempunyai keawetan yang tinggi pula.Oleh sebab itu, kesesuaian
campuran beton perlu dinilaipada berbagai umur untuk memastikan
terpenuhinya persyaratan kekuatan awal yang tinggi dan keawetan jangka
panjang.
Dengan komposisi yang sesuai, semen tipe I dan II dapat juga digunakan
untuk menghasilkan beton dengan kekuatan awal tinggi.Untuk itu, pada
umumnya diperlukan bahan tambah kimiawi.

Bahan pengganti semen


Semen dapat ditambah dengan bahan pengganti (supplementary
cementitious materials), seperti abu terbang atau ground granulated blast-
furnace slag, untuk menghasilkan beton dengan kekuatan awal tinggi.

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 105
Selama hidrasi semen berlangsung, bahan pengganti ini akan bereaksi
dengan unsur kimia dari semen Portland untuk meningkatkan kekuatan
beton. Bahan-bahan tersebut juga berfungsi sebagai bahan pengisi
(filler) yang dapat membantu meningkatkan kemudahkerjaan dan finishing

beton.
Abu terbang kelas C dan F dapat digunakan pada beton dengan kekuatan
awal tinggi.Abu terbang kelas C yang mempunyai sifat semen sehingga
dapat berhidrasi sperti halnya semen.Abu terbang yang compatible
dengan semen Portland dapatmengurangi kebutuhan terhadap air,
meningkatkan kemudahkerjaan, dan meningkatkan kekuatan jangka
panjang beton.
Abu terbang kelas F pada umumnya tidak mempunyai sifat semen dan
hanya bereaksi dengan hidrasi produk kimia semen Portland. Oleh
sebab itu, abu terbang kelas F tidak menyumbang kepada kekuatan awal
beton.Walaupun demikian, beton dengan abu terbang kelas F dapat
meningkatkan kekuatan jangka panjang, mengurangi permeabilitas, dan
menahan efek merusak dari sulfat atau alkali.
Dalam menghitung nisbah air-semen, bahan pengganti semen
diperhitungkan sebagai bagain dari semen.Bahan tambah mungkin
diperlukan apabila hasil pengujian di laboratorium menunjukkan bahwa
peningkatan kekuatan tidak sesuai dengan target.
Sleg (ground granulated blast-furnace slag) dapat pula digunakan dalam
pembuatan perkerasan beton semen dengan kuat awal tinggi.Sleg dapat
meningkatkan kekuatan jangka panjang dan memudahkan finishing.Dosis
penggunaan sleg harus ditentukan di lab dengan memperhatikan
pengaruh suhu terhadap perkembangankekuatan beton yang diharapkan
sama dengan perkembangan kekuatan beton normal pada suhu 210 C.
Bahan tambah pengurang air
Bahan tambah pengurang air berfungsi mengurangi jumlah air yang
diperlukan untuk suatu campuran beton atau memperbaiki kebolehkerjaan
suatu campuran pada kadar air yang diberikan. Bahan tambah ini
mengingkatkan kekuatan awal beton dengan cara menurunkan nisbah air-
semen tanpa mengurangi kebolehkerjaan. Bahan tambah pengurang air
memencarkan butir-butir semen sehingga mengurangi penggumpalan
semen.Dengan demikian hidarasi semen berlangsung lebih efektif dan
efisien sehingga meningkatkan kekuatan beton pada berbagai tingkat
umur.Untuk beton perkerasan dengan kuat awal tinggi, bahan tambah ini
dapat digunakan untuk berbagai jenis semen khususnya semen tipe – 1.

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 106
Tabel 6.5 Bahan Tambah Pengurang Air (ASTM C-494)

Tabel 6.5 menyenaraikan lima jenis bahan tambah pengurang air sesuai
ASTM C-494. Bahan tambah tipe A, E dan F dapat digunakan untuk
perkerasan yang akan dibuka cepat. Bahan tambah yang juga
dikelompokkan sebagai superplasticizer diatur didalamASTM C-
1017.Cukup banyak bahan yang memenuhi ASTM C-944 dan sekaligus
juga C-1017.Kebanyakan bahan tambah tersebut sesuai untuk digunakan
denganb erbagai tipe semen.Namun demikian, ujian lab tetap diperlukan
untuk memastikan bahwa bahan tambah terebut dapat membantu
mencapai sifat-sifat beton yang diinganikan.Pemberian bahan tambah
dalam dosis yang berlebihan dapat meneybabkan pelambatan setting.
Bahan tambah pengurang air tipe A (ASTM C494) lazim digunakan dalam
perkerasanbeton semen dengan kuat awal tinggi. Beton yang dihasilkan
memerlukan air dalam jumlah yang lebih rendah 5 % hingga 10 %
dibanding dengan campuran beton yang sama tetapi tanpa bahan tambah
pengurang air. Dalam kasus tingginya suhu campuran beton
menyebabkan set awal yang mengganggu pengecoran dan finishing
beton, untuk mengatasinya, dapat digunakan bahan tambah pengurang
air tipe D.

Bahan tambah pemacu


Bahan tambah pemacu membnatu mempercepat perkembangan kekuatan
dan mengurangi masa setting beton dengan cara meningkatkan laju
reaksi C3A. Bahan tambah ini pada umumnya berupa larutan garam
inorganic atau larutan senyawa organic yang memenuhi syarat-syarta
ASTM C-9, tipe C atau E.
Bahan tambah yang banyak digunakan adalah kalsium klorida
(CaCl2).Bahan ini banyak digunakan untuk kerja-kerja penambalan

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 107
perkerasan beton semen (sebagian atau setebal pelat) yang memerlukan
masa perawatan singkat dan harus segera dibuka untuk lalu lintas.Dosis
optimum adalah sekitar 2% berat semen.Dengan dosis ini kekuatan beton
pada umur sehari dapat ditingkatkan sehingga dua kali lipat. Lakukan
pengujian lab untuk mendapatkan dosis yang tepatbagi memastikan
bahwa beton yang dihasilkan memenuhi persyatan, baik jangka pendek
sebagai beton segar (untuk pelaksanaan) maupun keawetan jangka
panjang sebagai beton perkerasan. Perlu diperhatikan bahwa dengan
agregat tertentu bahan tambah ini berpotensi menyebabkan terjadinya
pengelupasan permukaan beton (scaling).Selain itu, bahan CaCl3 dapat
memicu korosi pada besi. Oleh sebab itu, apabila perkerasan beton
semen, yang akan dibuka cepat, dirancang dengan tulangan, dianjurkan
untuk menggunakan bahan tambah yang non-klorida atau cara-cara lain
untuk mendapatkan kekuatan awal tinggi.

Agregat
Pada dasarnya, semua jenis agregat yang memenuhi persyaratan seperti
dinyatakan didalam spsifikasi dapat digunakan untuk membuat beton
semen yang dibuka cepat.Kinerja pelaksanaan dan pencapaian mutau
perkerasan beton semen dapat dioptimalkan dengan menggunakan
agregat dengan gradasi dan bbentuk partikel yang sesuai.
Gradasi agregat terkait rapat dengan kekuatan, kemudahkerjaan dan
keawetan beton. Pada campuran beton begradasi baik, agregat
berukuran sedang (intermediate size) akan mengisi rongga (yang pada
campuran bergradasi senjang) diisi oleh pasta semen yang kurang rapat.
Dengan demikian, kepadatan beton menjadi lebih optimum. Peningkatan
kepadatan beton tersebut akan:
 meningkatkan keawetan karena mengurangi peresapan air;
 meningkatkan kemudahkerjaan dan mobilitas beton segar
karena dibawah getaran pemadatan dan aktifitas finishing,
butir-butir agregat kasar tidak saling mengikat satu dengan
lainnya;
Agregat bergradasi baik juga akan mempengaruhi kemudahkerjaan dan
kemudahan pengecoran, pemadatan dan finishing.Slump tidak selalu
menjadi patokan pada beton dengan gradasi baik.Tidak jarang beton
dengan agregat bergradasi baik dengan nilai slump rendah lebih mudah
dikerjakan daripada beton bergradasi senjang dengan slump yang lebih
tinggi. Agregat dengan gradasi baik dapat mengubah nilai slump sebesar
90 mm terhadap campuran yang sama dengan gradasi senjang. Ini
karena air yang diperlukan lebih rendah hingga 320 - 385 kg/m3 untuk
menjaga konsistensi campuran dibanding dengan campuran bergradasi
senjang.
Bentuk dan tekstur butir agregat mempengaruhi sifat-sifat beton.Pada
nisbah air semen yang sama, agregat dengan bentuk tajam dan kasar
menghasilkan campuran dengan kemudahkerjaan yang lebih rendah

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 108
dibanding campuran dengan agregat bulat dan halus. Di sisi lain,
kekuatan pengikatan diantara agregat dan mortar semen meningkat pada
agregat yang bertekstur lebih kasar. Peningkatan pengikatan tersebut
akan meningkatkan kekuatan lentur beton.
Agregat dan pasir alam lebih mudah bergerak dibawah getaran.Agregat
yang kubikal lebih mudah bergerak dibawah getaran dibandingkan
agregat yang pipih dan panjang. Kemudahan bergerak ini memudahkan
pengaliran beton segar selama pelaksanaan. Untuk mendapatkan
kemudahkerjaan yang baik, agregat berukuran besar dan sedang yang
pipih dan panjang memerlukan lebih banyak air atau fraksi
halus.Akibatnya, kekuatan lentur yang dihasilkan menjadi lebih
rendah.Disarankan untuk membatasi penggunaan agregat yang pipih dan
panjang tidak lebih dari 15 persen.

Pelaksanaan
Pelaksanaan pembetonan perkerasan jalan yang dibuka cepat tidak
memerlukan peralatan khusus.Pemebetonan dapat dilaksanakan dengan
menggunakan acuan tetap maupun acuan bergerak dengan segala
kelengkapannya.Namun demikian, karena waktu yang tersedia untuk
pelaksanaan lebih pendek dari pada waktu pelaksanaan jalan beton biasa,
semua aspek pelaksanaan pembetonan harus direncanakan dari awal
dengan sebaik mungkin.Tim pelaksana yang sudah terbiasa dengan
pelaksanaan jalan beton konvensional mungkin memerlukan waktu untuk
menyesuaikan diri dengan bahan beton dengan kekuatan awal tinggi.
Membuat satu pelat beton percobaan di lokasi tertentu sebelum
pelaksanaan yang sebenarnya dapat membantu tim pelaksana untuk
menyesuaikan diri dengan sifat-sifat beton yang akan digunakan.
Mengingat pendeknya waktu yang tersedia untuk pelaksanaan dengan
percepatan ini, faktor jarak plan pembuat beton dan kelancaran
penghantaran ke lapangan harus dipertimbangkan sebaik mungkin.Dalam
pelaksanaannya, perlu dijaga agar percepatan pelaksanaan tidak
mempengaruhi mutu produk akhir baik dalam hal kekuatan dan keawetan
struktur maupun mutu fungsional sebagai perkerasan jalan.

Perawatan
Seperti halnya dengan perkerasan beton semen konvensional, beton
untuk jalan dengan kekuatan awal tinggi harus dirawat dengan
baik.Khasnya pada beton dengan kekuatan awal tinggi, perawatan
diperlukan untuk menjaga kelembaban dan panas yang diperlukan untuk
hidrasi untuk mencapai kekuatan awal yang dipercepat.Perhatian dan
perlindungan perawatan khusus diperlukan pada kondisi suhu tinggi,
kelembaban udara rendah, kecepatan angina tinggi, dan kombinasi dari
berbagai kondisi tersebut.
Suhu udara, angin, kelembaban relatif, dan cahaya matahari
mempengaruhi hidrasi beton dan penyusutan.Faktor-faktor tersebut dapat
memanaskan atau mendinginkan beton atau menguapkan kelembaban

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 109
beton melalui permukaan pelat yang terpapar.Sementara lapis fondasi
(subbase) dapat menyerap panas beton segar saat pengecoran pada
suhu rendah; atau menjadi sumber panas yang dapat meningkatkan suhu
dasar pelat beton saat pengecoran pada cuaca panas. Pemantauan
perkembangan suhu beton dapat membantu pelaksana menyesuaikan
tindakan perawatan untuk menjaga suhu, jendela waktu penggergajian,
dan potensi terjadinya retak liar.

Kompon perawatan
Bahan-bahan yang memenuhi persyaratan ASTM C 309 dapat digunakan
untuk merawat beton muda.Misalnya, cairan kompon pigmen putih (Tipe 2
kelas A) dapat disemprotkan pada permukaan beton dan tepi-tepi pelat
beton yang terbuka. Bahan ini akan membentuk selaput yang akan
membatasi penguapan air. Warna putih dari bahan ini akan memantulkan
radiasi matahari sehingga dapat mencegah pemanasan permukaan yang
berlebihan pada permukaan beton. Dengan jumlah pemakaian yang
sesuai, cairan kompon perawatan kelas A dapat digunakan pada
pembetonan perkerasan jalan pada kondisi normal.
Untuk pekerjaan pembetonan perkerasan jalan di kawasan perbukitan dan
kawasan yang gersang, perlu digunakan bahan perawatan berbasis resin
Tipe 2 Kelas B (ASTM C 329) dalam dosis yang lebih tinggi.Iklim yang
keras dan kelembaban udara yang rendah dapat menyebabkan retak
pada beton akibat penyusutan plastik, dan selang waktu untuk
penggergajian sambungan yang lebih pendek.
Pada pembetonan perkerasan secara konvensional, dosis penggunaan
bahan perawatan adalah sekitar 1 liter per 5.0 m2.Pada pembetonan
perkerasan yang dipercepat dosis penggunaan bahan perawatan
ditingkatkan hingga 1 liter per 3.75 m2.Pertimbangannya adalah karena
pada hidrasi awal beton dengan kekuatan awal tinggi menggunakan air
semen lebih cepat sehingga lebih berpotensi untuk menyebabkan susut
plastik pada permukaan. Dosis aplikasi yang lebih besar juga perlu
diberikan pada permukaan dengan tekstur makro permukaan yang lebih
dalam daripada 3 mm. Pada pelapisan beton yang kurang dari 150 mm
(biasanya pada pelapisan dengan ikatan atau bonded overlay) dosis
aplikasi bahan perawatan yang dianjurkan adalah 2 l perr 2.5 m2.
Pertimbangannya adalah karena pada pelat yang lebih tipis, perbandingan
antara luas permukaan dengan volume beton adalah lebih besar sehingga
penguapan yang terjadi akan menjdai lebih besar pula.
Masa yang paling kritikal untuk menghasilkan perawatan yang baik adalah
beberapa jam setelah pengecoran. Oleh sebab itu, kompon perawatan
harus diaplikasikan sesegera mungkin setelah penyelesaian
akhir.Pedoman pelaksanaan perkerasan jalan beton semen menyebutkan
bahwa bidang-bidang tepi perkerasan harus segera dilapisi paling lambat
60 menit setelah acuan dibongkar.Untuk meratakan pelapisan dan
menutup kekurangan peliputan akibat angin dan tekstur makro

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 110
permukaan, penyemprotan kompon perawatan dilakukan dalam dua pas
yang satu dengan lainnya membentuk sudut 900.
Susut plastik
Suhu campuran beton semen untuk perkerasan yang dibuka cepat dapat
melebii suhu udara dan memerlukan perhatian khusus untuk menghidari
terjadinya retak susut plastik.Retak tersebut dapat terbentuk selama
ataupun setelah pengecoran.Penyebab utama retak plastik adalah
penguapan air melalui permukaan beton yang berlangsung cepat.
Penguapan yang cepat berlaku pada saat beton dalam keadaan plastik
atau semi-plastik akan mengakibatkan penyusutan permukaan.
Kecepatan penguapan tersebut dipengaruhi oleh suhu udara, kecepatan
angin, dan suhu beton. Kecenderungan penguapan cepat akan
bertambah apabila suhu beton lebih tinggi dari pada suhu udara.
Beberapa kiat berikut dapat memperlambat penguapan air:
 Melakukan pembetonan pada petang atau malam hari;
 Memercikkan air pada stockpile agregat dan subbase
sebelum pembetonan;
 Menggunakan kompon pelambat penguapan.

Pembuatan Sambungan
Kecepatan setting, pencapaian kekuatan awal yang tinggi dan percepatan
pembukaan perkerasan untuk lalu lintas menyebabkan terbatasnya
rentang waktu untuk penggergajian sambungan.Penggergajian
sambungan harus dilakukan sesegera mungkin, lebih awal dari pada yang
biasanya dilakukan pada perkerasan beton semen konvensional.Agar
supaya perkerasan dapat dibuka untuk umum lebih dini, pemasangan
penutup sambungan yang lebih awal danpemilihan bahan penutup
sambungan yang sesuaiperlu dilakukan.

Penggergajian
Waktu untuk penggergajian(sawing window) adalah periode waktu yang
pendek tidak lama setelah pengecoran pada saat mana penggergajian
dapat dilaksanakan sebelum terjadi retak.Waktu untuk penggergajian
bermula pada waktu beton mencapai kekerasan yang cukup untuk dapat
digergaji tanpa mengalami gerusan yang berlebihan.Waktu tersebut
berakhir pada saat berlakunya penyusutan yang cukup berarti sehingga
berpotensi menyebabkan terjadinya retak liar.Dalam hal pembetonan
dengan kekuatan awal tinggi, penggergajian dapat dilakukan lebih awal
sebelum suhu beton mulai berkurang dan beton mulai menyusut.
Rentang waktu untuk penggergajian pelat dipengaruhi oleh suhu internal
beton dan kelembaban.Suhu beton berkaitan langsung dengan kekuatan
beton, yang menentukan waktu yang sesuai untuk memulai
penggergajian. Pada cuaca panas, beton yang dicor pada awal pagi akan
mencapai suhu maksimum yang lebih tinggi dibandingkan dengan beton
yang dicor pada siang atau soer hari, karena beton yang dicor pagi hari

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 111
akan menerima radiasi panas matahari lebih lama. Akibatnya, rentang
waktu penggergajian sambungan beton yang dicor pada awal pagi
menjadi lebih pendek.
Penggergajian harus diselesaikan sebelum beton susut dan berlaku
tegangan kekangan yang dengan besaran yang cukup berarti. Susut
akibat pengeringan terjadi antara lain disebabkan oleh penggunaan air
selama proses hidrasi dan kehilangan kelembaban akibat pengaruh
lingkungan. Penyusutan termal dan tegangan akibat kekangan
pelengkungan (curling-restraint) terjadi pada saat suhu mulai turun dan
permukaan pelat menjadi lebih dingin lebih cepat dari pada dasar
pelat.Untuk perkerasan beton yang dibuka cepat, sebaiknya
penggergajian diselesaikan sebelum suhu permukaan mulai turun setelah
setting awal.
Setelah setting awal, retak liar mungkin terjadi apabila keadaan
lingkungan memungkinkan terjadinya perbedaan penyusutan yang
diakibatkan oleh perbedaan suhu disepanjang kedalaman pelat.Biasanya,
suhu permukaan turun lebih dulu dari pada suhu pada bagian tengah atau
dasar pelat.Perbedaan suhu ini dapat menimbulkan retak liar apabila
pengergajian terlambat dilakukan.
Keputusan mengenai kapan waktu yang tepat untuk memulai
penggergajian memerlukan pengalaman dan kebijakan (judgement).Mutu
potongan gergajian tergantung pada kekuatan beton. Gompalan dan
lepas-lepas (ravelling) akan terjadi kalau penggergajian dilakukan terlalu
awal dalam keadaan beton masih belum cukup keras. Walaupun
demikian, keadaan sedikit lepas-lepas masih boleh diterima apabila
penggerajian akan diteruskan dengan penggergajian lajutan untuk
membentuk reservoir penutup sambungan (sealant reservoir). Salah satu
pendekatan untuk menilai kesiapan pelat untuk digergaji adalah dengan
menguji kekerasan permukaan dengan cara menggores permukaan
dengan paku atau benda tajam lainnya seperti telah diuraikan dalam
Bagian 5.1.
Jenis subbase juga menentukan selang waktu optimal penggergajian
sambungan.Gesekan dengan permukaan subbase berpotensi menahan
gerakan penyusutan yang berlangsung setelah suhu beton menurun
setelah setting akhir.Dengan demikian, gesekan yang tinggi diantara
dasar beton dan permukaan subbase memperkecil rentang waktu yang
tersedia untuk penggergajian sambungan. Bahkan, dalam keadaan
tertentu, ikatan yang terbentuk diantara pelat beton dan subbase dapat
menyebabkan terjadinya retak sebelum penggergajian dapat dilaksanakan
secara wajar (tanpa menyebabkan lepas-lepas pada bidang gergajian).
Apabila subbase berupa lean concrete atau CTB, dapat digunakan
kompon perawatan berbasis lilin (wax-based) yang disemprotkan dalam
dua lapisan untuk mengurangi gesekan dengan pelat beton untuk
memperpanjang rentang waktu penggergajian optimum.
Jenis-jenis gergaji dan kesesuaiannya dalam berbagai kaedah
penggergajiandan dengan agregat, seperti: penggergajian basah,
penggergajian kering dan penggergajian dini, telah dibahas didalam Bab

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 112
5. Dalam pembetonan jalan dibuka cepat, penggergajian dini dapat
dilakukan dengan efektif. Pelaksanaannya adalah setelah beton mencapai
kekuatan sekitar 1.0 MPa atau setelah sekitar satu atau dua jam setelah
pembetonan. Kedalaman penggergajian dini terbatas hingga kedalaman
18 hingga 33 mm. Setelah itu, harus dilakukan penggergajian kedua untuk
membentuk sealant reservoir atau untuk mencapai kedalaman hingga 1/3
atau 1/4 tebal pelat seperti disyaratkan didalam spesifikasi. Semua
penggergajian harus diselesaikan sebelum setting akhir.

Pembukaan untuk trafik


Masalah utama dalam pelaksanaan perkerasan beton semen yang dibuka
cepat adalah penentuan waktu yang tepat untuk membuka atau
mengizinkan lalu lintas melintasinya.Keputusan mengenai hal ini
hendaklah dibuat berdasarkan kekutan beton dan bukan berdasarkan
perkiraan waktu sejak selesainya pembetonan.Kekuatan beton terkait
langsung dengan kapasitas memikul beban dan memberikan kepastian
mengenai kesiapan pelat beton perkerasan menerima beban, baik beban
lalu lintas pelaksanaan (construction traffic) maupun lalu lintas umum.
Pada perkerasan beton semen, kekutan lentur adalah indicator langsung
mengenai kapasitas daya dukung perkerasan.Akan tetapi, disebabkan
pengujian kuat lentur (ASTM C 78) sangat sensitive terhadap bentuk
benda uji dan prosedur pengujian, maka tidak jarang digunakan uji kuat
tekan (ASTM C39) sebagai penggantinya. Namun begitu, korelasi diantara
kuat lentur dan kuat tekan harus didapat dari pengujian di laboratorium
dengan menggunakan bahan yang sama dengan yang sebenarnya
digunakan didalam pelaksanaan.

Kekuatan yang diperlukan untuk mengizinkan dibukanya perkerasan bagi


lalu lintas tergantung pada faktor-faktor berikut:
 Jenis, berat, dan jumlah beban trafik yang akan lewat pada
periode usia awal beton;
 Posisi beban pada pelat beton perkerasan;
 Modulus elastisitas beton;
 Disain perkerasan (jalan baru, pelapisan tak terikat, pelapisan
terikat, atau pelapisan di atas aspal);
 Tebal pelat beton perkerasan;
 Modulus reaksi tanah dasar;
 Jenis sokongan tepi perkerasan (lajur pelebaran, diikat dengan
curb dan gutter, atau terikat dengan bahu jalan beton).
Tegangan beton akibat beban akan berkurang dengan adanya sokongan
tepi atau peningkatan tebal pelat. Dengan demikian, kriteria pembukaan
untuk lalu lintas bagi jalan beton semen yang dibuka cepatdapat berbeda-
beda.Misalnya, pelat perkerasan yang telah mencapai kuat lentur 1.0 MPa
dapat dibuka dibuka hanya untuk mobil penumpang. Namun apabila
perkerasan tersebut akan dibuka untuk lalu lintas truk, harus ditunggu
sehingga kekuatan lentur mencapai sekurang-kurangnya 4.5 MPa.

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 113
Posisi lintasan roda kenderaan juga mempengaruhi tegangan
lentur.Tegangan lentur kritis terjadi pada posisi roda kenderaan di tepi
pelat beton cukup jauh dari sudut pelat.Beban roda yang melintas jauh
dari tepi pelat, mendekati tengah-tengah pelat, menimbulkan tegangan
yang lebih rendah. Tegangan lentur yang berulang-ulang pada pelat
beton akan menimbulkan retak lelah. Akan tetapi, tegangan yang lebih
kecil daripada 50 % kekuatan lentur beton tidak menyebabkan retak lelah.
Terdapat dua kategori lalu lintas pada pelaksanaan jalan beton semen
yang dibuka awal yaitu: (i) lalu lintas kenderaan dan peralatan
pelaksanaan dan, (ii) lalu lintas umum. Pada pelaksanaan perkerasan
beton biasa, lalu lintas kenderaan pelaksana akan menggunakan
perkerasan lebih awal daripada lalu lintas umum; akan tetapi, tidak selalu
demikian halnya pada proyek-proyek peningkatan perkerasan yang perlu
dibuka cepat. Bagaimanapun, untuk menghindari terjadinya tegangan
berlebihan pada beton (overstressing), perkerasan hendaklah tetap
ditutup untuk lalu lintas umum sampai seluruh pekerjaan penggergajian
selesai dilaksanakan Lalu lintas kenderaan atau peralatan pelaksanaan
antara meliputi: paver, mesin gergaji besar (span saw), truk pengangkut,
dan tangki air. Pada pelat beton dengan lebih kurang dari 175 mm, span
saw diperkirakan tidak akan menyebabkan retak lelah. Truk 80 kN
dengan sumbu tunggal roda ganda dan truk sumbu tandem 151 kN akan
menimbulkan tegangan yang lebih besar. Namun demikian, pengemudi
cenderung mengemudi di bagian tengah menjauhi tepi pelat beton untuk
menghindari selisih ketinggian akibat tebal pelat dan permukaansubbase
yang belum ditutup dengan bahu jalan. Dengan demikian, timbulnya
tegangan yang tinggi pada tepi pelat dapat dihindari. Tabel 6.6 meberikan
kriteria pembukaan perkerasan bagi span saw dan truk dengan asumsi
bahwa beban berlaku pada - sekurang-kurangnya 0.6 m - dari tepi luar
pelat beton.

Lalu lintas Umum


Lalu lintas umum terdiri dari berbagai jenis kenderaan dengan berat yang
bervariasi. Untuk menentukan kekuatan yang membolehkan pembukaan
perkerasan untuk lalu lintas umum, diperlukan perkiraan volume lalu lintas
yang akan melintas perkerasan sebelum perkerasan beton mencapai
kekuatan lentur rencana.

ACI memberikan panduan mengenai kriteria pembukaan jalan untuk lalu


lintas umum untuk jalan dalam dan luar kota seperti diberikan dalam Tabel
6.7. Seperti ditunjukkan di dalam tabel ini, diperlukan informasi mengenai
perkiraan volume lalu lintas, tebalpelat beton, dan modulus reaksi tanah
dasar. Pada table ini diasumsikan bahwa lintasan roda kenderaan berada
pada 0.6 m (offset) dari tepi luar pelat beton. Lajur yang lebar, bahu
berupa pelat beton (concrete shoulder), dan curb and gutter, mengurangi
tegangan akibat beban roda yang setara dengan akibat lintasan roda 0.6
m dari sisi luar pelat beton perkerasan. Apabila perkerasan yang

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 114
dilaksanakan tidak memiliki fitur tersebut, pelaksana dapat memasang
barikade untuk menjauhkan lintasan kenderaan dari sisi luar pelat.Setelah
beton mencapai kuat lentur 3.0 MPa, barikade tersebut dapat
disingkirkan.Apabila diperlukan kekuatan lentur yang lebih besar daripada
4.5 MPa, dianjurkan untuk menunggu tercapainya kekuatan lentur
sepenuhnya sebelum jalan dibuka untuk lalu lintas umum.

Contoh perhitungan
Berikut adalah contoh perhitungan untuk mendapatkan kriteria
pembukaan perkerasan beton semen yang dibuka cepat.
Perkerasan beton semen untuk jalan dalam kota direncanakan
dengan data sebagai berikut:
 Lalu lintas rencana: 3.000.000 ESAL (satu arah pada lajur
rencana);
 Umur rencana: 20 tahun;
 Jenis perkerasan: Perkerasan beton semen tanpa tulangan
dengan sambungan, dengan ruji, dan curb and gutter;
 Tebal pelat beton: 200 mm;
 Modulus reaksi tanah dasar: 27.2 MPa/m;
 Kekuatan lentur beton rencana: 4.8 MPa;
 Pengujian di lab menunjukkan bahwa kuat lentur 4.8 MPa dapat
dicapai dalam 24 jam;
 Diperkirakan pada pelaksanaan di lapangan luat lentur tersebut
baru dicapai setelah 8 jam.

Dengan anggapan bahwa beban kumulatif terbagi rata sepanjang umur


rencana maka:
Volume lalu lintas (dalam ESAL) pada hari pertama = 3.000.000 ESAL ÷
20 th÷ 365 hari = 411 ESAL; Dalam waktu 48 jam, jumlahnya menjadi 2 ×
411 = 822 ESAL.

Dari tabel 6.7 didapat bahwa kekuatan lentur yang harus dicapai untuk
pembukaan lalu lintas umum adalah 2.3 MPa.

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 115
Tabel 6.6 Kriteria Pembukaan Jalan Beton Untuk Lalu lintas Umum

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 116
SUMBER DAN BENTUK PELAPORAN DAPAT BERUPA :
a. Hasil – hasil pemeriksaan dan rekomendasi tertulis terhadap permintaan /
tuntutan kontraktor untuk mendapatkan perpanjangan waktu, pembayaran
tambahan, pekerjaan atau biaya tambahan atau hal – hal lain
semacamnya.
b. Kemajuan pekerjaan secara berkala, cara pelaksanaan kontraktor, mutu
pekerjaan serta status keuangan proyek serta berbagai hal yang harus
diantisipasi.
c. Ringkasan kegiatan konstruksi yang menampakkan antara lain, realisasi
pembayaran pekerjaan, prestasi kerja, hasil pengujian mutu pekerjaan
selama pelaksanaan dan pada saat serah terima pertama, perubahan
kontrak, tuntutan atau perselisihan atau hal-hal penting lainnya yang ada
dampaknya terhadap kuantitas, biaya serta pelaksanaan pekerjaan.
d. Bantuan (apabila diperlukan) dalam mempersiapkan Project Complection
Report (Laporan Penyelesaian Proyek).
e. Bantuan dalam mempersiapkan dan membuat rencana sub proyek
tambahan bila diperlukan.

Laporan dan Dokumentasi Pekerjaan / jenisnya , dilaksanakan sesuai dengan KAK


dan ketentuan, oleh karena itu konsultan telah menyusun schedul pelaksanaan
pekerjaan dengan mencantumkan pula produk – produk laporan yang akan dihasilkan
agar lebih mudah dikontrol baik jenis maupun subtansinya

Untuk menghasilkan suatu keluaran (out put) yang berdaya guna sehingga dapat
dipergunakan dengan layak maka dibutuhkan suatu standar mutu sesuai dengan
dokumen kontrak. Dan dalam melaksanakan kegiatan pengendalian dan
pengawasan teknis, Konsultan Supervisi akan membuat dan menyampaikan produk
kerja hasil-hasil kegiatan berupa dokumen-dokumen, antara lain :

a. Laporan Mingguan :
Laporan Mingguan memuat :
(a). Kemajuan pekerjaan terhadap pelaksanaan kegiatan di
lapangan;
(b). Keadaan cuaca dan permasalahan yang dihadapi Kontraktor
dalam melaksanakan kegiatan di lapangan;
(c). Keadaan cuaca dan permasalahan yang dihadapi Kontraktor
dalam melaksanakan kegiatan di lapangan;
(d). Dokumentasi pelaksanaan pekerjaan dilokasi pekerjaan;
(e). Saran dan pendapat dalam penyelesaian/pekerjaan di
lapangan.

Laporan harus diserahkan setiap minggunya sebanyak 1 (satu) laporan.

b. Laporan Bulanan
Laporan Bulanan memuat :

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 117
(a). Kemajuan pekerjaan terhadap pelaksanaan kegiatan di
lapangan;
(b). Keadaan cuaca dan permasalahan yang dihadapi Kontraktor
dalam melaksanakan kegiatan di lapangan;
(c). Saran dan pendapat dalam penyelesaian/pekerjaan di
lapangan;

Laporan harus diserahkan setiap bulan berikutnya sebanyak 1 (satu)


laporan

c. Laporan Antara
Laporan Review Design (bila ada) memuat :
(a). Permohonan Review Design dari Penyedia Jasa kepada
Pejabat Pembuat Komitmen.
(b). Hasil Investigasi dan Justifikasi Teknis dari Konsultan Supervisi
mengenai Review Design di lapangan;
(c). Berita Acara Perubahan Volume Pekerjaan (CCO) di lapangan
yang diketahui dan disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen.

Laporan harus diserahkan selambat – lambatnya 3 (Tiga) hari setelah


Berita Acara Perubahan Volume Pekerjaan (CCO) ditandatangani oleh
semua pihak yang terkait dengan Review Design.

d. Laporan Antara
Laporan Review Design (bila ada) memuat :
(a). Permohonan Review Design dari Penyedia Jasa kepada
Pejabat Pembuat Komitmen.
(b). Hasil Investigasi dan Justifikasi Teknis dari Konsultan Supervisi
mengenai Review Design di lapangan;
(c). Berita Acara Perubahan Volume Pekerjaan (CCO) di lapangan
yang diketahui dan disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen.

Laporan harus diserahkan selambat – lambatnya 3 (Tiga) hari setelah


Berita Acara Perubahan Volume Pekerjaan (CCO) ditandatangani oleh
semua pihak yang terkait dengan Review Design.

e. Laporan Akhir
Laporan Akhir memuat :
(a). Laporan mengenai informasi secara ringkas dan jelas mengenai
metode pelaksanaan konstruksi, realisasi biaya kegiatan, Back
up Quality dan Back up Quantity dan perubahan – perubahan
kontrak yang terjadi.
(b). Laporan mengenai hasil pengujian mutu pekerjaan,
pelaksanaan pengawasan konstruksi yang telah dilaksanakan.
(c). Laporan berupa Berita Acara Perubahan Volume Pekerjaan
(CCO), Berita Acara PHO, Foto Akhir Pelaksanaan dan instruksi-
instruksi yang pernah disampaikan kepada kontraktor

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 118
Laporan harus diserahkan selambat – lambatnya 2 (dua) minggu setelah
jadwal Demobilisasi masing-masing sebanyak 3 (tiga) laporan dan dalam
bentuk Flash Disc (FD) berisi seluruh laporan termasuk summary report.

Semua bentuk Laporan Konsultan, disiapkan dan disusun dalam Bahasa


Indonesia dengan tatabahasa yang baik dan benar dengan ukuran kertas
masing-masing laporan adalah A4 (210 x 297 mm) atau Kertas Legal (210
x 330 mm)

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 119
Contoh Formulir Laporan Pekerjaan

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 120
FORM - 1

Checklist Pemeriksaan Pengkajian Ulang Terhadap Desain (Review Design)

Nama proyek :
No. Proyek :
Lokasi :
Tahun Anggaran :
Pemberi Tugas :
Jadwal Pelaksanaan :
Perpanjangan Waktu :
Nilai Kontrak :

1 Gambar kerja Ada Tidak Ada

2 Pekerjaan tidak dapat dikerjakan sesuai gambar Ada Tidak Ada

3 Permohonan pengkajian ulang terhadap desain (Review Design) Ada Tidak Ada

4 Rapat pengkajian ulang terhadap desain (Review Design) Ada Tidak Ada

5 Revisi dan perubahan gambar Ada Tidak Ada

6 Change Order Activator (COA) Ada Tidak Ada

7 Dokumen perubahan kontrak (Contract Change Order) Ada Tidak Ada

8 Addendum Ada Tidak Ada

Diperiksa / Disetujui Diperiksa / Disetujui Diajukan Oleh


Pemberi Tugas Konsultan Pengawas Teknik Kontraktor

Nama Jelas & NPP Nama jelas P e n d e k aNama


t a n M o t o d Jelas
ologI dan Progr am Kerja
E - 121
FORM - 2

Checklist Pemeriksaan Pengkajian Ulang Terhadap Desain (Review Design)

Nama proyek :
No. Proyek :
Lokasi :
Tahun Anggaran :
Pemberi Tugas :
Jadwal Pelaksanaan :
Perpanjangan Waktu :
Nilai Kontrak :

1 Rencana kerja Ada Tidak Ada

2 Metode kerja Ada Tidak Ada

3 Jadwal pelaksanaan (Time Schedule) Ada Tidak Ada

4 Jaringan rencana kerja (Net Work Planning) Ada Tidak Ada

5 Jadwal tenaga kerja (Man Power Schedule) Ada Tidak Ada

6 Jadwal peralatan (Equipment Schedule) Ada Tidak Ada

7 Jadwal material (Material Schedule) Ada Tidak Ada

8 Pengalokasian dana (Cash Flow) Ada Tidak Ada

9 Spesialis proyek kontrol Ada Tidak Ada

10 Pembaharuan data (Up - date data) mingguan diarsipkan (File) Ada Tidak Ada

Diperiksa / Disetujui Diperiksa / Disetujui Diajukan Oleh


Pemberi Tugas Konsultan Pengawas Teknik Kontraktor

Nama Jelas & NPP Nama jelas Nama Jelas


Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja
E - 122
FORM - 3

Checklist Pemeriksaan Request

Kontraktor : Nama Proyek :


Alamat : Lokasi Proyek :
No. Request : No. Proyek :
Hari & Tanggal : Jenis Pekerjaan :

Mata Volume
Uraian Pekerjaan Unit Keterangan
Pembayaran

Peralatan / Alat Jumlah Tenaga Kerja Jumlah Keterangan

1. Persiapan pekerjaan : Sudah Belum

2. Metoda pekerjaan : Sudah Belum

3. Job Mix Formula ada : Sudah Belum

4. Percobaan pelaksanaan : Sudah Belum

5. Tanggal persetujuan pekerjaan :

Diperiksa / Disetujui Diperiksa / Disetujui Diajukan Oleh


Pemberi Tugas Konsultan Pengawas Teknik Kontraktor

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 123
Nama Jelas & NPP Nama Jelas Nama Jelas
FORM - 4

Formulir Pemeriksaan Request

Kontraktor : Nama Proyek :


Alamat : Lokasi Proyek :
No. Request : No. Proyek :
Hari & Tanggal : Jenis Pekerjaan :

Mata Volume
Uraian Pekerjaan Unit Keterangan
Pembayaran

Peralatan / Alat Jumlah Tenaga Kerja Jumlah Keterangan

Rujukan gambar perencanaan (Shop Drawing) :


Sket Gambar

Diperiksa / Disetujui Diperiksa / Disetujui Diajukan Oleh


Pemberi Tugas Konsultan Pengawas Teknik Kontraktor

Nama Jelas & NPP Nama Jelas P e n d e kNama


a t a n M o tJelas
odologI dan Progr am Kerja
E - 124
FORM - 5

Checklist Pemeriksaan Request

Nama proyek :
No. Proyek :
Lokasi :
Tahun Anggaran :
Pemberi Tugas :
Jadwal Pelaksanaan :
Perpanjangan W aktu :
Nilai Kontrak :

1 Tanggal pengajuan request Ada Tidak Ada

2 No. request Ada Tidak Ada

3 Mata pembayaran (Pay Item) Ada Tidak Ada

4 Lokasi pekerjaan Ada Tidak Ada

5 Pengukuran sebelumnya (V1) Ada Tidak Ada

6 Volume pekerjaan Ada Tidak Ada

7 Material yang dipakai Ada Tidak Ada

8 Peralatan yang dipakai Ada Tidak Ada

9 Tenaga kerja Ada Tidak Ada

10 Gambar rencana (Shop Drawing) Ada Tidak Ada

11 Sket gambar kerja Ada Tidak Ada

12 Pekerjaan pelengkap lain Ada Tidak Ada

13 Tanggal persetujuan

Diperiksa / Disetujui Diperiksa / Disetujui Diajukan Oleh


Pemberi Tugas Konsultan Pengawas Teknik Kontraktor

Nama Jelas & NPP Nama jelas P e n dNama


e k a t a n M oJelas
todologI dan Progr am Kerja
E - 125
FORM - 6

Formulir Sumber Material (Quarry) Pengujian Awal


(Sumber Material / Quarry)

Dasar Pemeriksaan
Lokasi Quarry Jarak dari Klausul Spesifikasi Keterangan
Volume (m3) Transportasi
Pemukiman (km)

Dicek dilokasi bersama oleh Quality Kontraktor : Tanggal :

Mat Eng Konsultan : Tanggal :

Diperiksa / Disetujui Diperiksa / Disetujui Diajukan Oleh


Pemberi Tugas Konsultan Pengawas Teknik Kontraktor

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 126
Nama Jelas & NPP Nama Jelas Nama Jelas
FORM - 7

Formulir Sumber Material (Quarry) Pengujian Awal


(Sumber Material / Quarry)

Rujukan Pemeriksaan
Jenis Material Jenis Pemeriksaan Keterangan
ASTM AASHTO Spesifikasi

Pengambilan Contoh Material Dilaksanakan : Quality Kontraktor :

Tanggal : Dicek. Mat. Eng. Konsultan :

Diperiksa / Disetujui Diperiksa / Disetujui Diajukan Oleh


Pemberi Tugas Konsultan Pengawas Teknik Kontraktor

Nama Jelas & NPP Nama Jelas


P e n d e k a Nama
t a n M o t oJelas
dologI dan Progr am Kerja
E - 127
FORM - 8

Checklist Pemeriksaan Sumber Material (Quarry) dan Pengujian Awal

Nama proyek :
No. Proyek :
Lokasi :
Tahun Anggaran :
Pemberi Tugas :
Jadwal Pelaksanaan :
Perpanjangan Waktu :
Nilai Kontrak :

1 Alternatif lokasi sumber material (Quarry) Ada Tidak Ada

2 Pembebasan tanah untuk sumber material (Quarry) Ada Tidak Ada

3 Evaluasi mengenai :

- Volume bahan mentah Ada Tidak Ada

- AMDAL Ada Tidak Ada

- Transportasi / jarakangkut Ada Tidak Ada

4 Test awal mengenai :

- Kekuatan aggregat Ada Tidak Ada

- Klasifikasi tanah Ada Tidak Ada

- Air, kandungan organik / lumpur Ada Tidak Ada

5 Persetujuanlokasi sumber materi (Quarry) : Ada Tidak Ada

Diperiksa / Disetujui Diperiksa / Disetujui Diajukan Oleh


Pemberi Tugas Konsultan Pengawas Teknik Kontraktor

Nama Jelas & NPP Nama jelas Nama Jelas


Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja
E - 128
FORM - 9

Formulir Gambar Rencana (Shop Drawing)

Nama proyek :
No. Proyek :
Lokasi :
Tahun Anggaran :
Pemberi Tugas :
Jadwal Pelaksanaan :
Perpanjangan W aktu :
Nilai Kontrak :

Tanggal
No. Judul Gambar No. Gambar Revisi Ke Catatan Revisi
Masuk Keluar

Persetujuan
(Approval) : Tanggal :

Diperiksa / Disetujui Diperiksa / Disetujui Diajukan Oleh


Pemberi Tugas Konsultan Pengawas Teknik Kontraktor

Nama Jelas & NPP Nama jelas


P e n d e k a t a n M oNama
t o d o l o g IJelas
dan Progr am Kerja
E - 129
FORM - 10

Daftar Pemeriksaan Gambar Rencana (Shop Drawing)

Nama proyek :
No. Proyek :
Lokasi :
Tahun Anggaran :
Pemberi Tugas :
Jadwal Pelaksanaan :
Perpanjangan Waktu :
Nilai Kontrak :

1 Sesuai gambar kerja Ada Tidak Ada

2 Sesuai standar kertas Ada Tidak Ada

3 Sesuai standar ketebalan garis Ada Tidak Ada

4 Gambar sesuai lokasi Ada Tidak Ada

5 Gambar sesuai jenis pekerjaan Ada Tidak Ada

6 Dimensi ukuran lengkap Ada Tidak Ada

7 Material dan jenis bahan yang dipakai dicantumkan Ada Tidak Ada

8 Dilaksanakan dilapangan Ada Tidak Ada

9 Revisi atau dilengkapi Ada Tidak Ada

Diperiksa / Disetujui Diperiksa / Disetujui Diajukan Oleh


Pemberi Tugas Konsultan Pengawas Teknik Kontraktor

Nama Jelas & NPP Nama jelas P e n d e k a t a Nama


n M o t o d o l oJelas
gI dan Progr am Kerja
E - 130
Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja
E - 131
Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja
E - 132
Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja
E - 133
E.3 ORGANISASI DAN PERSONIL

E.3.1 UMUM

Maksud dari Penyusunan Organisasi penanganan proyek maupun Organisasi


Pengawasan Konsultan serta pelaksana Kontraktor adalah :

 Terjaminnya fungsi kontrol / pengawasan pelaksanaan yang diperlukan


semaksimal mungkin
 Terjaminnya kelancaran pelaksanaan setiap unit-unit kerja yang
berkepentingan
 Terciptanya koordinasi yang dinamis terhadap unit-unit kerja yang
terlibat dalam penanganan pekerjaan

E.3.2 FUNGSI KONTROL DAN KOORDINASI

Untuk menjalin koordinasi yang baik antara unit-unit kerja maupun antara Konsultan
dengan Pemberi tugas serta menjamin fungsi kontrol / pengawasan dalam
pelaksanaan pekerjaan, maka perlu disusun suatu Bagan Organisasi yang
menggambarkan hubungan kerja / koordinasi antara unit-unit kerja maupun antara
Konsultan dengan Pemberi Tugas / Direksi Pekerjaan.

E.3.3 BAGAN ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN


Fungsi struktur organisasi dan implementasinya dalam praktek secara nyata perlu
diaktifkan, hal tersebut menyangkut :

i. Struktur Organisasi penanganan Proyek


ii. Organisasi Konsultan
iii. Organisasi Kontraktor
iv. Satker / Pelaksana Satker

Didalam Rencana Kerja dipertegas tugas masing-masing tenaga ahli sesuai “JADWAL
PELAKSANAAN PEKERJAAN” dan tempat tugas serta pengaturan logistik
disesuaikan dengan “JADWAL PENUGASAN PERSONIL”.

Sedangkan Organisasi Pelaksanaan mempertegas tanggung jawab masing-masing


tenaga ahli, hubungan kerja antar tenaga ahli sesuai dengan “STRUKTUR
ORGANISASI” dan “URAIAN TUGAS”.

Sebagai suatu organisasi yang profesional, Konsultan telah menyusun “Struktur


Organisasi” dengan uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing yang

berhubungan dengan organisasi penanganan proyek serta organisasi pelaksanaan


pekerjaan fisik.

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 134
Dalam melaksanakan pekerjaan ini Konsultan akan selalu melakukan koordinasi
secara periodik dengan pihak Pemberi Tugas. Dengan demikian kesatuan / kesamaan
Persepsi untuk semua aspek yang dilakukan Konsultan akan selalu terjaga dengan
Pemberi Tugas, dimana Pemberi Tugas dapat pula mengetahui kemajuan
pelaksanaan pekerjaan setiap saat.
Koordinasi ini sangat penting bagi Konsultan agar semua pekerjaan dapat berjalan
sesuai dengan rencana. Dengan demikian diharapkan hambatan yang terjadi dapat
segera diselesaikan sehingga penyelesaian pekerjaan tidak akan melewati waktu yang
telah ditentukan.

E.4 PERSONIL
A. SITE ENGINEER
Site Engineer adalah Pemimpin Tim Konsultan atau Wakil Direksi Pekerjaan
yang bertanggung jawab langsung pada Pelaksanan Kegiatan dimana timnya
ditugaskan untuk melaksanakan Jasa.
Site Engineer adalah Sarjana (S1) Teknik Arsitek, dari suatu perguruan tinggi
negeri, perguruan tinggi swasta yang telah disamakan, telah lulus ujian yang
diselenggarakan oleh negara. Site Engineer harus memiliki SKA Arsitek-
Muda/SKA Manajemen Proyek- Muda dan telah memiliki pengalaman pekerjaan
min. 7 Tahun pada pekerjaan Bidang Pengawasan.

Tugas-tugas Site Engineer akan meliputi, namun tidak terbatas pada hal – hal
yang tersebut di bawah ini :
(a). Mengawasi dan meneliti ketepatan dari semua pengukuran /
rekayasa lapangan yang dilakukan Kontraktor sehingga dapat
memudahkan Pejabat Pembuat Komitmen mengambil keputusan-
keputusan yang diperlukan, termasuk untuk pekerjaan
pengembalian kondisi dan pekerjaan minor mendahului pekerjaan
utama serta rekayasa terperinci lainnya.
(b). Melakukan pengawasan secara teratur dan memeriksa pekerjaan
pada semua lokasi di lapangan dimana pekerjaan konstrusi sedang
dilaksanakan serta memberi penjelasan tertulis kepada Kontraktor
mengenai apa yang sebenarnya dituntut dalam pekerjaan tersebut,
bila dalam kontrak hanya dinyatakan secara umum.
(c). Mengupayakan bahwa Kontraktor memahami Dokumen Kontrak
secara benar, melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan
spesifikasi serta gambar-gambar, dan Kontraktor menerapkan
teknik pelaksanaan konstruksi yang tepat / cocok dengan keadaan
lapangan untuk berbagai macam kegiatan pekerjaan.
(d). Membuat rekomendasi kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
untuk menerima atau menolak pekerjaan dan material.
(e). Mencatat kemajuan setiap hari yang dicapai Kontraktor pada
lembar kemajuan pekerjaan (progress schedule) yang telah
disetujui.

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 135
(f). Memonitor secara seksama kemajuan dari semua pekerjaan dan
melaporkannya segera / tepat waktu bila kemajuan pekerjaan
ketinggalan lebih dari 10% dan hal itu benar-benar berpengaruh
terhadap jadwal penyelesaian yang direncanakan. Dalam hal
demikian membuat rekomendasi secara tertulis bagaimana caranya
untuk mengejar ketertinggalan tersebut.
(g). Memeriksa dengan teliti semua kuantitas hasil pengukuran setiap
pekerjaan yang telah selesai yang disampaikan oleh Inspektor.
(h). Menjamin bahwa sebelum Kontraktor diijinkan untuk melaksanakan
pekerjaan berikutnya maka pekerjaan-pekerjaan sebelumnya yang
akan tertutup atau menjadi tidak tampak harus sudah diperiksa /
diuji dan sudah memenuhi persyaratan dalam Dokumen Kontrak.
(i) Memberi rekomendasi kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
menyangkut mutu dan jumlah pekerjaan yang telah selesai dan
memeriksa kebenaran dari setiap sertifikat pembayaran bulanan
Kontraktor.
(j). Membuat perhitungan dan sketsa-sketsa yang benar untuk bahan
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pada setiap akan
memerintahkan perubahan pekerjaan.
(k) Mengawasi dan memeriksa pembuatan Gambar Sebenarnya
Terbangun / Terpasang (As Built Drawing) dan mengupayakan
agar semua gambar tersebut dapat diselesaikan sebelum
Penyerahan Pertama Pekerjaan dan paling lambat 7 hari setelah
Penyerahan Pertama Pekerjaan.
(l) Memeriksa dengan teliti setiap gambar-gambar kerja dan analisa /
perhitungan-perhitungan konstruksinya dan kuantitasnya, yang
dibuat oleh Kontraktor sebelum pelaksanaan pekerjaan.
(m). Menyusun / memelihara arsip korespondensi kegiatan, laporan
harian, laporan mingguan, bagan kemajuan pekerjaan,
pengukuran, gambar-gambar dan lainnya.
(n) Membuat laporan-laporan mengenai kemajuan fisik dan keuangan
dari kegiatan yang ada dibawah wewenangnya dan menyerahkan
kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) serta instansi lain yang
terkait tepat pada waktunya.

B. MATERIAL TECHNICIAN
Material Technician adalah Sarjana (S1) Teknik Sipil atau Sarjana Muda (D3)
Teknik Sipil, dari suatu perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi swasta yang
telah disamakan, harus telah lulus ujian yang diselenggarakan oleh negara.
Material Technician memiliki SKA Ahli Teknik Bangunan Gedung-Muda dan
memiliki pengalaman min. 2 Tahun untuk Sarjana (S1) Teknik Sipil atau
pengalaman min. 3 Tahun untuk Sarjana Muda (D3) Teknik Sipil memiliki
pengalaman pekerjaan Bidang Pengawasan.

Tugas Material Technician meliputi :

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 136
(a). Pengendalian terhadap mutu bahan dan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh kontraktor berdasarkan ketentuan dan
persyaratan yang telah ditentukan dalam dokumen kontrak;
(b). Membuat dan menghimpun semua data yang berhubungan dengan
pengendalian pekerjaan serta memantau kemajuan pekerjaan di
lapangan
(c). Membuat catatan dan memeriksa semua hasil pengukuran,
perhitungan kuantitas dan sertifikat pembayaran serta menjamin
pembayaran terhadap kontraktor sudah benar dan sesuai dengan
ketentuan;

C. Inspektor 2 (Dua) Orang


Inspektor harus mengikuti petunjuk Site Engineer mengawasi pelaksanaan
kegiatan oleh Kontraktor agar memenuhi persyaratan / ketentuan dalam
dokumen kontrak.
Inspektor harus benar-benar paham mengenai semua standar prosedur
pelaksanaan yang ditetapkan dalam Dokumen Kontrak.
Inspektor adalah seorang lulusan minimal SMK / SMU sederajat, memiliki SKT
Juru Ukur Pekerjaan Jalan/Jembatan, memiliki pengalaman min.1 Tahun
dibidang Pengawasan. Tugas pokok Inspektor adalah sebagai berikut : .
Inspektor harus benar-benar paham mengenai semua standar prosedur
pelaksanaan yang ditetapkan dalam Dokumen Kontrak.
Tugas pokok Inspektor adalah sebagai berikut :
(a). Bertanggung jawab kepada Site Engineer untuk memastikan
pekerjaan sesuai spesifikasi;
(b). Membuat catatan harian semua kegiatan Kontraktor;
(c). Membantu Site Engineer dalam membuat laporan.

D. Operator Computer / Typist


Typist / OP Komputer ; 1 (satu) orang, minimal seorang tamatan SMK/SMU
Negeri atau swasta, memiliki SKT Pengawas Bangunan Gedung dan memiliki
pengalaman pekerjaan pengawasan min. 1 Tahun.

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 137
Kualifikasi Tenaga Ahli
Orang -
No. Profesi
Pendidikan SKA Pengala Bulan
man

Professional Staf

Memiliki SKA
Arsitek-Muda/SKA
Manajemen Proyek-
Muda (Strata 1
1 Site Engineer S1 Teknik Sipil Teknik Arsitek 7 Tahun 3.00
Pengalaman min.7
Tahun untuk
Pekerjaan Bidang
Pengawasan)

SUB TOTAL A 1

Tenaga Pendukung

Memiliki SKA Ahli


Teknik Bangunan
Gedung-Muda
1 Material Technician S1 / D3 / Teknik Sipil (Strata 1 Teknik 2 Tahun 3.00
Sipil pengalaman
Min.2 Tahun untuk
Pekerjaan
Pengawasan
Memiliki SKT Juru
Ukur Pekerjaan
2 Inspector SMK / SMU Jalan/Jembatan 1 Tahun 3.00
2 Orang pengalaman Min.1
Tahun bidang
Pengawasan)
Memiliki SKT
Pengawas
3 Typist SMK / SMU Bangunan Gedung 1 Tahun 3.00
pengalaman Min.1
Tahun bidang
Pengawasan)
SUB TOTAL B 4

SUB TOTAL A+B 5

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 138
KESIMPULAN
Konsultan meyakini bahwa dengan bekerja secara Profesional , Objektif , Preventif ,
Persuasif dan konsisten berpedoman pada “Dokumen Kontrak” dan di implementasikan
pada semua aspek pekerjaan , maka kegiatan pengawasan / pengendalian mutu , pengendalian
jadwal pelaksanaan maupun pengendalian biaya serta kuantitas dapat berjalan lancar dengan
hasil yang seoptimal mungkin .

Penilaian pekerjaan adalah berdasarkan ketepatan waktu penyelesaian , ketepatan mutu hasil
pekerjaan serta ketepatan biaya pelaksanaan dimana tentunya harus ditunjang oleh sumber
daya manusia (SDM) , Profesionalisme , Usaha yang terencana dan kegiatan yang
sistematis serta ditunjang pula oleh material , dana dan waktu .

Keberhasilan Konsultan dalam pengawasan apabila telah memiliki prinsip – prinsip dasar
sebagai berikut :

o Konsultan menjamin bahwa tenaga pengawas yang Ahli bersungguh-


sungguh berada di tempat kerja setiap saat, hal tersebut penting untuk
pemeriksaan yang efektif.

o Tenaga pengawas akan mengadakan pemeriksaan atas semua daerah


kerja untuk menjamin bahwa pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan tuntutan
dokumen kontrak.

o Kapan saja ada tanda-tanda bahwa akan terlihat pekerjaan yang kurang
memuaskan, maka Konsultan segera memberitahukan hal tersebut kepada
kontraktor agar diberikan perhatian sedini mungkin, sehingga pemborosan
bahan, waktu dan tenaga dapat dihindari

o Tenaga pengawas tidak akan seenaknya memperlambat kerja kontraktor,


juga tidak mencampuri masalah kerja kontraktor kecuali jika jelas terbukti
bahwa cara tersebut tidak menghasilkan pekerjaan yang baik. Jika menurut
spesifikasi ada keleluasaan untuk memilih cara kerja, maka tenaga pengawas
akan menyarankan tetapi tidak sewenang-wenang menuntut untuk memakai
suatu cara tertentu.

o Tenaga pengawas senantiasa bersikap tidak memihak, ramah, rela


membantu kontraktor. Namun Konsultan menghindarkan keakraban
berlebihan, dan tidak menerima imbalan pribadi dari kontraktor. Dengan
hubungan persahabatan dan mengakui serta menghargai pekerjaan yang
baik, dapat terpelihara kerja sama serta saling hormat-menghormati .

o Instruksi hanya akan disampaikan kepada wakil sah dari kontraktor, biasanya
superintendent atau mandor, memberikan instruksi secara lisan tidak
dilakukan terkecuali dalam keadaan terpaksa, karena instruksi lisan tidak
meninggalkan bekas. Salinan dari pada instruksi tertulis yang diberikan
kepada kontraktor dengan segera disampaikan kepada Pelaksana Satker
untuk diketahui.

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 139
o Sebelum instruksi dikeluarkan, tenaga pengawas benar-benar yakin
keputusan yang dibuat itu benar dan adil. Sengketa apapun akan
dihindarkan dan hal-hal yang menjadi bahan perselisihan disampaikan kepada
Pelaksana Satker untuk mendapat keputusan.

o Instruksi diikuti secara ketat untuk menjamin bahwa instruksi itu benar-
benar dilaksanakan sebagaimana mestinya.

o Tenaga pengawas menyadari sungguh-sungguh bahwa tanggung jawab


yang dibebankan sangat penting artinya dan menjaga bahwa pertimbangan
serta putusan dibuat selalu adil dan pantas.

Prinsip – prinsip dasar ini kemudian ditunjang oleh kemampuan Personality sebagai berikut :

o Memahami dengan baik gambar rencana, dimensi rencana dan spesifikasi.

o Mampu memahami, maksud dan pengertian hasil pemeriksaan laboratorium

o Mampu menyusun teknis pelaksanaan pekerjaan.

o Memahami penggunaan-penggunaan peralatan untuk jalan.

o Memahami cara penggunaan alat-alat laboratorium lapangan, dan mampu


menginterpretasikan hasil-hasil pemeriksaan lapangan.

o Mengerti tentang pekerjaan survey/pengukuran

o Memahami tata cara pembayaran suatu pekerjaan sebagaimana tertera


didalam syarat-syarat kontrak.

o Disiplin dalam pencatatan kejadian-kejadian dalam pelaksanaan pekerjaan


setiap hari.

o Memiliki pengetahuan tentang tata cara merencanakan jalan, baik geometri


maupun struktur jalan.

o Memiliki pengetahuan tentang material untuk jalan (Highway material).

o Berwibawa dan mampu memberikan teguran keras, jika terjadi penyimpangan


pekerjaan.

Selanjutnya kunci sukses pekerjaan juga sangat ditentukan pula oleh berfungsinya struktur
organisasi baik dari Konsultan , Kontraktor dan Satker, dimana tercipta/terjalin suatu siklus
koordinasi yang sehat dan dinamis .

Pendekatan MotodologI dan Progr am Kerja


E - 140
BAGAN ORGANISASI PELAKSANAAN
PEKERJAAN : PENGAWASAN PEMBANGUNAN TERMINAL TARENGGE
KONSULTAN : PT. NAFA AIRFINDO KONSULTAN
PEMERINTAH KAB. LUWU TIMUR
DIREKTUR

SITE ENGINEER DINAS PERHUBUNGAN


(MAPPATARAI, ST)

PEJABAT PELAKSANA TEKNIS


KEGIATAN

TYPIST / OP. KOMPUTER


Ikram PELAKSANA TEKNIS PEMBANGUNAN /
PEMELIHARAAN

KONTRAKTOR
INSPECTOR
Andi Mattulada
Yuliandi

MATERIAL TECHNICIAN
Ir. Rahman Lado

P e n d e k a t a n & M e t o d o l o g i E - 141

KETERANGAN : GARIS KOMANDO GARIS KOORDINASI


G.10. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
G.10.1. Perencanaan K3

Tabel E-19 Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko Bahaya

No. JENIS/TIPE IDENTIFIKASI JENIS PENGENDALIAN RESIKO K3

PEKERJAAN BAHAYA DAN RESIKO K3


JenisBahaya
1. Survei Pengukuran : - Memasang Rambu Secukupnya
Topografi - Tertabrak Kendaraan - Memakai Sepatu Boot
- Jatuh - Memakai APD
- Digigit Ular
Resiko
:
- Luka Berat
- Meninggal

2. Survei Geologi dan Jenis Bahaya : - Memasang Sheet pile


Geoteknik - Tertimbun Tanah - Memasang Rambu Secukupnya
- Digigit Ular - Memakai APD
Resiko
:
- Luka Berat
- Meninggal
JenisBahaya
3. Survei Drainase / : - Memasang Safety belt
Hidrologi - Hanyut - Memakai APD
- Jatuh
Resiko
:
- Luka Berat
- Meninggal

P e n d e k a t a n & M e t o d o l o g i E - 142
Tabel E-20 Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko Bahaya Berdasarkan Ranking Resiko

P e n d e k a t a n & M e t o d o l o g i E - 143
RISIKO AWAL RISIKO SISA
Kemu Kepar Nilai Kemu Kepar Nilai
DESKRIPSI
NO. AKTIVITAS LOKASI BAHAYA ngkin ahan KONTROL AWAL ngkin ahan
KONSEKUENSI
an an
a b c a b c
1 Survei Topografi

Pengukuran Situasi Area proyek - Serangan Binantang Cedera pada 1 3 3 a. Eliminasi : Tidak dapat dilakukan
Buas beberapa bagian b. Substitusi : Tidak dapat dilakukan
- Digigit Ular cedera fatal, patah c. Engineering Control : Tidak dapat dilakukan
- Hanyut tulang, d. Administrative Control
- Terjatuh Dari Tebing pendarahan - Memastikan bahwa operator bekerja sesuai
dengan SOP
- Menyiapkan Telepon Emergency
- Memberitahukan Bahwa Ada Pekerjaan Kepada
Pemerintah Setempat
- Menyiapkan Peta Jalur Evakuasi dan Membawa Ke
Layanan Unit UGD Rumah Sakit Terdekat.
e. APD
- Helm
- Safety shoes
- P3K
2 Survei Geoteknik

Pengeboran/Sondir Area proyek - Serangan Binantang Cedera pada 1 3 3 f. Eliminasi : Tidak dapat dilakukan
Buas beberapa bagian g. Substitusi : Tidak dapat dilakukan
- Digigit Ular cedera fatal, patah h. Engineering Control : Tidak dapat dilakukan
- Hanyut tulang, i. Administrative Control
- Terjatuh Dari Tebing pendarahan - Memastikan bahwa operator bekerja sesuai
dengan SOP
- Menyiapkan Telepon Emergency
- Memberitahukan Bahwa Ada Pekerjaan Kepada
Pemerintah Setempat
- Menyiapkan Peta Jalur Evakuasi dan Membawa Ke
Layanan Unit UGD Rumah Sakit Terdekat.
j. APD
- Helm
- Safety shoes
- P3K
P e n d e k a t a n & M e t o d o l o g i E - 144
1. Pemenuhan Perundang-undangan dan Persyaratan lainnya.

Daftar perundang – undangan dan Persyaratan K3 yang wajib dipunyai dan dipenuhi
dalam melaksanakan paket pekerjaan ini adalah :

a. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


b. Undang-undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum.
d. Undang-undang No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
e. Undang-undang No. 11 Tahun 1975 tentang Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi
f. Undang-undang No. Tahun 1982 tentang Lingkungan Hidup.

G.10.2. Sasaran Dan Program K3

1. Sasaran K3.

a. Tidak ada kecelakaan kerja yang berdampak korban jiwa ( Zero Fatal Accident)
b. Tingkat penerapan elemen SMK3 minimal 80 %
c. Semua pekerja wajib memakai APD yang sesuai bahaya dan resiko pekerjaannya
masing-masing

2. Program K3

a. Melaksanakan Rencana K3 dengan menyediakan sumber daya K3 (APD, Rambu-


rambu, Spanduk, Poster, pagar pengaman, dsb) secara konsisten
b. Melakukan inspeksi secara rutin terhadap kondisi dan cara kerja berbahaya
c. Memastikan semua pekerja untuk mematuhi peraturan yang telah ditetapkan

3. Organisasi K3

Menyediakan Petugas K3 sesuai dengan Struktur Organisasi yang diusulkan

P e n d e k a t a n & M e t o d o l o g i E - 145
G.10.3. Rencana Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja (SMK3)

Konstruksi.

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja,
bahan dan proses pengolaannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-
cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja menyangkut segenap proses produksi dan
distribusi, baik barang maupun jasa. Salah satu aspek penting sasaran keselamatan kerja,
mengingat risiko bahayanya adalah penerapan teknologi, terutama teknologi yang lebih
maju dan mutakhir. Keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang bekerja.
Keselamatan kerja adalah dari, oleh, dan untuk setiap tenaga kerja serta orang lainnya,
dan juga masyarakat pada umumnya. Tujuan keselamatan kerja adalah sebagaiberikut :

- Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.
- Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.
- Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien. Dalam
hubungan kondisi-kondisi dan situasi di Indonesia, keselamatan kerja dinilai sebagai
berikut:

a. Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan
kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu
gerbang bagi keamanan tenaga kerja.
b. Analisa kecelakaan secara nasional berdasarkan angka-angka yang masuk atas
dasar wajib lapor kecelakaan dan data kompensasinya dewasa ini seolah-olah
relative rendah dibandingkan banyaknya jam kerja tenaga kerja.
c. Potensi-potensi bahaya yang mengancam keselamatan pada berbagai sektor
kegiatan ekonomi jelas dapat diobservasikan, misalnya sektor industri disertai
bahaya-bahaya potensial seperti keracunan-keracunan bahan kimia, kecelakaan-
kecelakaan oleh karena mesin, kebakaran, ledakan-ledakan, dan lain-lain.
d. Menurut observasi, angka frekuensi untuk kecelakaan-kecelakaan ringan yang tidak
menyebabkan hilangnya hari kerja tetapi hanya jam kerja masih terlalu tinggi.
e. Analisa kecelakaan memperlihatkan bahwa untuk setiap kecelakaan ada
factor penyebabnya. Sebab-sebab tersebut bersumber kepada alat-alat mekanik dan
lingkungan serta kepada manusianya sendiri. Sebanyak 85 % dari sebab-sebab
kecelakaan adalah factor manusia.

Didalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, Konsultan selalu melakukan monitoring terkait


dengan keselamatan kerja bagi semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak
langsung dilapangan, adapun pelaksanaan monitoring tersebut meliputi :

1. Kepala : Helm (Helmet)


2. Mata : Kacamata (Safety Glasses)
3. Wajah : Face shield

P e n d e k a t a n & M e t o d o l o g i E - 146
4. Tangan : SarungTangan (Safety Gloves)
5. Kulit : Cream pelindung
6. Kaki : Sepatu Pelindung (Safety Shoes)
7. Pernapasan : Masker, Pengatur Pernapasan (respirator)
8. Telinga : PenutupTelinga (Ear Plug)

Alat Pemadam Kebakaran (APAR) dan Hydrant seperti :


1. Jenis : Foam (busa), Gas (CO2 dan BCP/hallon) Dry Chemical
(Powder), Alat Pemadam Api dengan air
2. Rambu pelengkap : Papan Petunjuk, Free Area
3. SOP : Penggunaan APAR dan Hydrant.

b. Petugas penyelenggara program Kecelakaan dan Kesehatan Kerja (K3);

c. Panitia Pembina K3 unit structural penyedia jasa;

d. Penyediaan Manual Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3);

e. Ketersediaan fasilitas Kantor Lapangan, Tempat Tinggal Pekerja (Barak), Lahan,


Gudang, Bengkel, Laboratorium dan sebagainya;

f. Pemasangan Rambu-rambu Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3);

g. Peralatan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) : obat-obat, peralatan medis;

h. Kendaraan Ambulance atau kendaraan pengganti ambulance;

i. Kerjasama dengan instansi kesehatan setempat (Klinik, Puskesmas, Rumah Sakit);

j. Kebersihan dan keteraturan lingkungan kerja;

k. Catatan K3 para pekerja.

Rangkuman rencana penerapan sistim manajemen keselamatan kesehatan kerkan


konstruksi tersebut dapat dilihat pada Bagan Alir sebagai berikut:

P e n d e k a t a n & M e t o d o l o g i E - 147
Gambar G-10 Bagan Alir K3

Rujukan
Dokukmen
Kontrak

Intraksi Tenaga Penyedia Jasa


Kontraktor
Kerja dalam Konsultan
Kegiatan Proyek Pengguna Jasa : Pemilik Proyek

Peralatan
Pelaksanaan Keselamatan
Proyek (mutu, Kerja
Waktu, biaya)

Aspek Hak
Tenaga
Keselamatan
Kerja
Kerja
dipenuhi
Perlu Perwujudan
Perlindungan
Tenaga Kerja

Keselamatan
Kerja

Tidak

Pelaksanaan
Pekerjaan
Untuk menghindarkan dan memperkecil
kemungkinan terjadinya :
Ya - Kec elakaan kerja (kejatuhan peralatan kerja dari
tempat yang
tinggi, jatuh karena terpeleset dari tempat yang tinggi,
dan lain

Prospek pencapaian
sasaran proyek
potensial dapat
dipenuhi (mutu, waktu, biaya) Peralatan Keselamatan / Kesehatan Kerja :
- Tergantung jenis pekerjaan yang dilakukan
- Perlu perlengkapan pakaian kerja mis. : Topi
keras, Kacamata Hitam
(Tukang Las), Sabuk Pengaman (Jika bekerja
ditempat yang tinggi)
baju keras, sarung tangan, sepatu pengaman dan lain-

P e n d e k a t a n & M e t o d o l o g i E - 148
PEKERJAAN

JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN disusun dan disesuaikan dengan 3 (tiga) bagian utama/tahapan
kegiatan yang tidak dapat dipisahkan, yaitu Tahapan Persiapan Konstruksi, Tahapan Pengawasan serta
Tahapan Pelaporan dalam kurun waktu penyelesaian pekerjaan secara keseluruhan (telah ditentukan
dalam KAK)

Tahapan Persiapan Konstruksi, adalah merupakan tahapan dimana seluruh legal aspek dan administrasi
harus dipenuhi yang meliputi persiapan administrasi, pekerjaan review desain (bila perlu) serta pre
construction meeting . Persiapan, pengadaan serta legalisasi administrasi tersebut menjadi dasar untuk
pelaksanaan kegiatan berikutnya

Tahapan Pelaksanaan Pengawasan, adalah merupakan tahapan dimana Kegiatan konstruksi mulai
dilaksanakan hingga mencapai tahap penyelesaian. Dalam tahapan ini berlangsung kegiatan – kegiatan
pengawasan yang sesungguhnya, dimulai dengan Persiapan teknis, kegiatan mobilisasi, pengawasan dan
pengendalian harian, koordinasi serta penyerahan pekerjaan

Tahapan Pelaporan, tahapan ini sebenarnya tidak terlepas dari ke dua tahapan sebelumnya dimana pada
tahapan pelaporan ini dilakukan pencatatan pada setiap kegiatan dalam rangka pembuatan dokumen
pelaksanaan sebagai bahan monitoring atau sebagai arsip proyek serta memiliki nilai (Legal Aspect)

Berdasarkan metodologi dan rencana kerja yang telah diuraikan pada Bab terdahulu, Konsultan telah
menyusun jadwal pelaksanaan pekerjaan yang dapat dilihat pada Gambar berikut :

Jadwal Pela ksanaa n Pekerjaan


F-1
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pekerjaan : PENGAWASAN PEMBANGUNAN TERMINAL TARENGGE

Konsultan : PT. NAFA AIRFINDO KONSULTAN

BULAN KE
NO KEGIATAN I II III Keterangan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4
TAHAP AKTIVITAS PRA KONSTRUKSI

1 Mobilisasi Tim Konsultan

2 Serah Terima Lapangan

3 Review Data / Dokumen Kontrak

4 Pemeriksaan Site

5 Pemeriksaan Program Mobilisasi Kontraktor

6 Pemeriksaan Rencana Kerja Kontraktor

7 Penyusunan Rencana Pengaturan Lalu Lintas

8 Pre Construction Meeting

1 Pemeriksaan Shop Drawing / Gambar Kerja

2 Survey dan Pengukuran


TAHAP AKTIVITAS KONSTRUKSI

3 Pengujian Material

4 Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan

5 Perhitungan Kuantitas dan Pembayaran Pekerjaan

6 Pemantauan Kemajuan Pekerjaan (Progress Monitoring)

7 Pengendalian Keuangan dan Biaya Konstruksi

8 Pengendalian Proyek

9 Rapat Koordinasi

10 Sistem Pencatatan

11 Sistem Pelaporan
KONSTRUKSI

1 Pemeriksaan Akhir dan Serah Terima Pekerjaan


PASCA

2 Pemeriksaan dan Persetujuan As Built Drawing

3 Laporan Akhir (Final Report) & Assistance Proposed


Untuk pelasanaan pekerjaan ini konsultan akan menugaskan personil yang
berpengalaman dalam bidangnya masing-masing. Untuk maksud tersebut,
konsultan menugaskan beberpa personil yang mempunyai jabatan/posisi-posisi
dan keahliannya yang diperlukan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja.
Personil yang dimaksud adalah :

KLASIFIKASI TENAGA AHLI

TENAGA AHLI
MM=
(PERSONIL INTI)
TENAGA
JUMLAH
AHLI LINGKUP POSISI DI
NAMA PERSONIL PERUSAHAAN URAIAN PEKERJAAN ORANG -
LOKAL / KEAHLIAN USULKAN
BULAN
ASING
Mengawasi dan meneliti ketepatan
Memiliki SKA dari semua pengukuran / rekayasa
Arsitek- lapangan yang dilakukan Kontraktor
Muda/SKA sehingga dapat memudahkan
Manajemen Pelaksana Kegiatan mengambil
PT.Nafa Airfindo keputusan-keputusan yang
MAPPATARI, ST Lokal Proyek- Muda Site Engineer a. 3.00
Konsultan diperlukan, termasuk untuk
(Strata 1 Teknik
pekerjaan pengembalian kondisi
Arsitek
dan pekerjaan minor mendahului
Pengalaman pekerjaan utama serta rekayasa
min.7 Tahun terperinci lainnya.
untuk
Pekerjaan
Bidang Membuat justifikasi teknis terhadap
segala perubahan yang terjadi atas
Pengawasan)
desain yang ada dengan keadaan /
b. kebutuhan lapangan yang
sebenarnya (rekayasa lapangan)
demikian halnya terhadap usulan
perpanjangan waktu pelaksanaan.

Melakukan pengawasan secara


teratur dan memeriksa pekerjaan
pada semua lokasi di lapangan
c. dimana pekerjaan konstruksi
sedang dilaksanakan serta
memberi penjelasan tertulis kepada
Kontraktor mengenai apa yang

Kompos is i T im Penuga s an
G-1
sebenarnya dituntut dalam
pekerjaan tersebut, bila dalam
kontrak hanya dinyatakan secara
umum.

Mengupayakan bahwa Kontraktor


memahami Dokumen Kontrak
secara benar, melaksanakan
pekerjaannya sesuai dengan
spesifikasi serta gambar-ganbar,
d. dan Kontraktor menerapkan teknik
pelaksanaan konstruksi yang tepat /
cocok dengan keadaan lapangan
untuk berbagai macam kegiatan
pekerjaan.

Membuat rekomendasi kepada


Pelaksana Kegiatan untuk
e. menerima atau menolak pekerjaan
dan material.

Mencatat kemajuan setiap hari


yang dicapai Kontraktor pada
f. lembar kemajuan pekerjaan
(progress schedule) yang telah
disetujui.

Memonitor secara seksama


kemajuan dari semua pekerjaan
dan melaporkannya segera / tepat
waktu bila kemajuan pekerjaan
ketinggalan lebih dari 10 % dan hal
g. itu benar-benar berpengaruh
terhadap jadwal penyelesaian yang
direncanakan. Dalam hal demikian
membuat rekomendasi secara
tertulis bagaimana caranya untuk
mengejar ketinggalan tersebut.

Memeriksa dengan teliti semua


kuantitas hasil pengukuran setiap
h. pekerjaan yang telah selesai yang
disampaikan oleh Inspektor.

Menjamin bahwa sebelum


Kontraktor diijinkan untuk
melaksanakan pekerjaan berikutnya
maka pekerjaan-pekerjaan
I. sebelumnya yang akan tertutup
atau menjadi tidak tampak harus
sudah diperiksa / diuji dan sudah
memenuhi persyaratan dalam
Dokumen Kontrak.

Memberi rekomendasi kepada


Pelaksana Kegiatan menyangkut
j. mutu dan jumlah pekerjaan yang
telah selesai dan memeriksa
kebenaran dari setiap sertifikat

Kompos is i T im Penuga s an
G-2
pembayaran bulanan Kontraktor.

Membuat perhitungan dan sketsa-


sketsa yang benar untuk bahan
k. Pelaksana Kegiatan pada setiap
akan memerintahkan perubahan
pekerjaan.

Mengawasi dan memeriksa


pembuatan Gambar Sebenarnya
Terbangun / Terpasang (as built
l. drawing) dan mengupayakan agar
semua gambar tersebut dapat
diselesaikan sebelum Penyerahan
Pertama Pekerjaan.

Memeriksa dengan teliti setiap


gambar-gambar kerja dan analisa /
perhitungan-perhitungan
m. konstruksinya dan kuantitasnya,
yang dibuat oleh Kontraktor
sebelum pelaksanaan.

Menyusun / memelihara arsip


korespondensi kegiatan, laporan
n. harian, laporan mingguan, bagan
kemajuan pekerjaan, pengukuran,
gambar-gambar dan lainnya.

Membuat laporan-laporan
mengenai kemajuan fisik dan
keuangan dari Kegiatan yang ada
o. dibawah wewenangnya dan
menyerahkan kepada Pelaksana
Kegiatan serta instansi lain yang
terkait tepat pada waktunya.

PT. Nafa Airfindo Memiliki SKA Material


Ir. RAHMAN LADO Lokal 1. Mengikuti petunjuk Site Engineer 3.00
Konsultan Ahli Teknik Technician
Bangunan Melakukan pengawasan dan
Gedung-Muda 2. pengendalian terhadap mutu bahan
(Strata 1 Teknik dan mutu pekerjaan;
Sipil
pengalaman Melakukan pengawasan terhadap
3. pengambilan sampel setiap bahan
Min.2 Tahun
uji
untuk
Pekerjaan
Pengawasan
ANDI MATTULADA Memiliki SKT Bertanggung jawab kepada Site
PT. Nafa Airfindo
YULIANDI Lokal Juru Ukur Inspector a. Engineer untuk memastikan
Konsultan
Pekerjaan pekerjaan sesuai spesifikasi
Jalan/Jembatan Membuat catatan harian semua
b. kegiatan Kontraktor 3.00
pengalaman
Min.1 Tahun Membantu Site Engineer dalam
C membuat laporan
bidang
Pengawasan)

Kompos is i T im Penuga s an
G-3
STAFF
PENDUKUNG MM=

Memiliki SKT
Pengawas
Bangunan
PT. Nafa Airfindo Gedung Operator mengikuti petunjuk Site Engineer
IKRAM Lokal dan Inpektor untuk membuat surat- 3.00
Konsultan pengalaman Komputer
surat maupun mengetik laporan.
Min.1 Tahun
bidang
Pengawasan)

Kompos is i T im Penuga s an
G-4
BAGAN ORGANISASI PELAKSANAAN
PEKERJAAN : PENGAWASAN PEMBANGUNAN TERMINAL TARENGGE
KONSULTAN : PT. NAFA AIRFINDO KONSULTAN
PEMERINTAH KAB. LUWU TIMUR
DIREKTUR

SITE ENGINEER DINAS PERHUBUNGAN


(MAPPATARAI, ST)

PEJABAT PELAKSANA TEKNIS


KEGIATAN

TYPIST / OP. KOMPUTER


Ikram PELAKSANA TEKNIS PEMBANGUNAN /
PEMELIHARAAN

KONTRAKTOR
INSPECTOR
Andi Mattulada
Yuliandi

MATERIAL TECHNICIAN
Ir. Rahman Lado

Kompos is i T im Penuga s an
G-5

KETERANGAN : GARIS KOMANDO GARIS KOORDINASI


TENAGA AHLI

Tenaga ahli Konsultan yang akan ditugaskan telah diseleksi dan direncanakan dengan seksama, agar
memenuhi kebutuhan program dan kegiatan secara akurat. Jadwal penugasan Personil diringkas pada
Tabel H.5. menunjukkan matriks tanggung jawab untuk setiap personil yang diusulkan.

Pengusulan personil professional yang telah dipilih berdasarkan kualifikasi, pengalaman pada proyek
sejenis dan kesesuainnya dengan persyaratan khusus pekerjaan. Kriteria pemilihan untuk masing-
masing anggota tim yang diusulkan mencakup :
 Pendidikan dan pelatihan;
 Pengalaman umum;
 Pengalaman yang terkait dengan proyek;
 Pengalaman lain di Indonesia atau yang sejenisnya.

Jadwal Penugasan Personil


H-1
H. Bentuk Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI


PEKERJAAN : PENGAWASAN PEMBANGUNAN TERMINAL TARENGGE
Konsultan : PT. NAFA AIRFINDO KONSULTAN
BULAN KE

NO Nama I II III Jumlah KETERANGAN

Personil 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Orang - Bulan


1 2
Asing

Nasional

Profesional Staff

MAPPATARAI, ST
1 3,00 Lokasi Pekerjaan
(Site Engineer)

Nasional

Sub Profesional Staff

Ir. RAHMAN LADO


1 3,00 Lokasi Pekerjaan
(Material Technician)

ANDI MATTULADA
2 3,00 Lokasi Pekerjaan
(Inspector)

YULIANDI
3 3,00 Lokasi Pekerjaan
(Inspector)
Jadwal Penugasan Personil
IKRAM H-1
4 3,00 Kantor Konsultan
(Operator Komputer)
PERSONIL

Daftar Riwayat Hidup Personil yang ditampilkan disini adalah “Curriculum Vitae” dari Personil yang
diusulkan oleh penyedia jasa untuk melaksanakan kegiatan ini. Riwayat hidup akan memberi gambaran dan
penilaian bagi pengguna jasa sebagai berikut :
a) Data Pribadi Personil :
 Posisi yang diusulkan
 Nama Perusahaan
 Nama Personil
 Tempat/Tanggal Lahir
 Pendidikan Formal
 Pendidikan Non Formal
 Penguasaan Bahasa
b) Pengalaman Kerja :
 Tanggal, Bulan dan Tahun Proyek yang dikerjakan
 Nama Proyek
 Lokasi Proyek
 Pengguna Jasa
 Nama Perusahaan
 Uraian Tugas
 Waktu Pelaksanaan
 Posisi Penugasan
 Status Kepegawaian pada perusahaan
 Surat Referensi dari pengguna jasa
Riwayat hidup ini ditanda tangani oleh personil yang bersangkutan dan diketahui serta ditanda tangani
juga oleh pimpinan perusahaan yang mengusulkan
Selanjutnya Riwayat Hidup Personil dapat dilihat pada lampiran terpisah.

Daftar Riwayat Hidup Personil


I-1
UNTUK DI TUGASKAN

Seluruh Personil Inti Konsultan yang diusulkan harus memberi keyakinan kepada penyedia jasa
bahwa yang bersangkutan bersedia melaksanakan penugasannya. Oleh karena itu perlu dibuatkan
surat pernyataan yang ditanda tangai bersama dengan pimpinan perusahaan yang mengusulkannya.

Surat Pernyataan ini berisi hal – hal sebagai berikut :

 Nama Personil dan alamat perusahaan yang mengusulkannya


 Pernyataan Kesediaan untuk ditugaskan :

 Nama Paket Pekerjaan


 Rencana Jadwal Penugasan (bulan dan tahun)
 Posisi Penugasan

Selanjutnya “Surat Pernyataan Kesediaan Untuk Ditugaskan” dari masing – masing personil Inti
yang diusulkan dapat dilihat Pada Uraian Daftar Pengalaman Masing – Masing Personil

K e s e d i a a n U n t u k di T u g a s k a n
J-1

Anda mungkin juga menyukai