Anda di halaman 1dari 9

PENCAHAYAAN ALAMI

DI RUANG KELAS SD NEGERI 064056

Horas Sulaiman S
Departemen Arsitektur, Teknik, Universitas Sumatera Utara Medan, Indonesia
email: sulaiman.horas@gmail.com

I. PENDAHULUAN Cahaya merupakan satu bagian dari berbagai jenis


gelombang elektromagnetis yang terbang ke
1.1 Latar Belakang angkasa. Gelombang tersebut memiliki panjang
Suatu penerangan diperlukan oleh manusia untuk dan frekuensi tertentu, yang nilainya dibedakan
mengenali suatu objek secara visual. Pencahayaan dari energi cahaya lainnya dalam spektrum
yang baik memungkinkan orang dapat melihat elektromagnetisnya. Cahaya dipancarkan dari
objek-objek yang dikerjakannya secara jelas dan suatu benda dengan fenomena sebagai berikut:
cepat. Hampir kebanyakan pengguna energi Pijar, benda padat dan cair memancarkan radiasi
komersial dan industri peduli penghematan energi yang dapat dilihat bila dipanaskan sampai suhu
dalam sistim penerangan. Seringkali, tertentu. Intensitas meningkat dan penampilan
penghematan energi yang cukup berarti investasi menjadi semakin putih jika suhu naik.
yang minim dan masuk akal. Muatan Listrik, jika arus listrik dilewatkan
Menerapkan sistem pencahayaan yang efisien melalui gas,maka atom dan molekulnya akan
sehingga penggunaan listrik bisa lebih hemat dan memancarkan radiasi, dimana spektrumnya
sangat menguntungkan. Pasalnya, pencahayaan merupakan karakteristik dari elemen yang ada.
atau penerangan mengkonsumsi kurang lebih 30% Electro Luminescence, cahaya dihasilkan jika
dari total energi dalam suatu bangunan. Maka arus listrik dilewatkan melalui padatan tertentu
konsumsi listrik sebuah lampu merupakan faktor seperti semikonduktoratau bahan yang
utama untuk memilih solusi pencahayaan. Dengan mengandung fosfor.
desain pencahayaan yang baik, penghematan Photo luminescence, radiasi pada salah satu
energi jelas sangat berarti. panjang gelombang diserap, biasanya oleh suatu
Oleh karena itu perlu strategi desain pencahayaan padatan dan dipancarkan kembali pada berbagai
dengan memanfaatkan cahaya alam secara panjang gelombang. Bila radiasi yang dipancarkan
optimal. Desainpencahayaan yang optimal kembali tersebut merupakan fenomena yang dapat
meliputi: optimasi kuantitas cahaya langit, terlihat, maka radiasi tersebut disebut fluorescence
menjaga menyamanan visual dan menjaga atau phosphorescence.
kesejukan, serta menghemat energi.
Cahaya nampak, seperti yang dapat dilihat pada
1.2 Rumusan Masalah spektrum elektromagnetik, diberikan dalam
Permasalah yang akan dibahas dalam penelitian Gambar 1, menyatakan gelombang yang sempit
ini adalah Bagaimana tingkat penerangan alami diantara cahaya ultraviolet (UV) dan energi
pada ruang kelas SD Negeri 064056 , apakah telah inframerah (panas). Gelombang cahaya tersebut
mencapai standarisasi tingkat penerangan ruang mampu merangsang retina mata, yang
ruang kelas. menghasilkan sensasi penglihatan yang disebut
pandangan. Oleh karena itu, penglihatan
1.3 Tujuan dan Mamfaat memerlukan mata yang berfungsi dan cahaya
Tujuan dari penelitian ini adalah : yang nampak.
 Untuk mengetahui tingkat penerangan alami
pada ruang kelas SD Negeri 064056
Mamfaat dari penelitian adalah :

1.4 Tinjauan Pustaka


A. Cahaya

Pencahayaan Alami Page 1


 Kualitas B (150Lux): kerja halus, pekerjaan
cermat tidakterus-menerus, misal: menulis,
membaca, merakit komponen
 Kualitas C (80Lux): kerja sedang, tanpa
konsentrasi besar, misal: pekerjaan kayu
 Kualitas D (40Lux): kerja kasar, hanya detil-
detil besar yang harus dikenal, misal: gudang,
Gambar 1. Radiasi yang tampak lorong lalu lintas orang

Pencahayaan sendiri dapat dibagi menjadi : Klasifikasi derajat bangunan dibagi atas 3
kelompok:
a. Pencahayaan alami 1. Kelas I :
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan  Gedung MPR/DPR
yang berasal dari sinar matahari. Sinar alami  Kantor Gubernur
mempunyai banyak keuntungan, selain 2. Kelas II :
menghemat energi listrik juga dapat membunuh  Hotel
kuman. Untuk mendapatkan pencahayaan alami  Gedung Pertemuan
pada suatu ruang diperlukan jendela-jendela yang  Gedung Olah Raga
besar ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya 3. Kelas III:
1/6 daripada luas lantai.  Bangunan biasa
Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang Faktor Pencahayaan Alami Siang Hari (PASH)
efektif dibanding dengan penggunaan
pencahayaan buatan, selain karena intensitas Faktor pencahayaan alami siang hari adalah
cahaya yang tidak tetap, sumber alami perbandingan tingkat pencahayaan pada suatu titik
menghasilkan panas terutama saat siang hari. dari suatu bidang tertentu di dalam ruangan
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar terhadap tingkat pencahayaan bidang datar di
penggunaan sinar alami mendapat keuntungan, lapangan terbuka yang merupakan ukuran kinerja
yaitu: lubang cahaya ruangan tersebut
a. Variasi intensitas cahaya matahari
b. Distribusi dari terangnya cahaya Faktor PASH terdiri dari 3 komponen:
c. Efek dari lokasi, pemantulan cahaya, jarak a. Komponen langit (faktor langit-fl)
antar bangunan yakni komponen pencahayaan langsung dari
d. Letak geografis dan kegunaanbangunan cahaya langit
gedung b. Komponen refleksi luar (faktor refleksi luar-
frl)
Tabel 1. Kuat penerangan beberapa sumbercahaya yakni komponen pencahayaan yang berasal dari
refleksi benda-benda yang berada di sekitar
Sumber Cahaya E (lx) bangunan yang bersangkutan
Siang hari yang cerah di 100.000 c. Komponen refleksi dalam (faktor refleksi
tempat terbuka dalam –frd)
Siang hari yang cerah di dalam 2500 yakni komponen pencahayaan yang berasal dari
ruang dekat jendela refleksi permukaanpermukaan dalam ruangan,
Selama matahari terbit 500 dari cahaya yang masuk ke dalam ruangan akibat
Terang Bulan pada malam 0,25 refleksi benda-benda di luar ruangan maupun dari
yang cerah cahaya langit.

Klasifikasi Kualitas Pencahayaan: 1. Faktor Langit


 Kualitas A (300Lux): kerja halus sekali,
pekerjaan cermat terus-menerus, misal: Faktor Langit adalah perbandingan kekuatan
menggambar detil, menjahit kain warna gelap penerangan langsung dari langit (KL) di dalam
ruangan pada titik P dengan kekuatan penerangan

Pencahayaan Alami Page 2


oleh terang langit pada lapangan terbuka di titik Jenis ruangan Flmin TUU Flmin TUS
O. Rumah tinggal 0,35d 0,16d
Faktor Langit : Kamar kerja 0,35d 0,16d
 Sebagai penunjuk kualitas penerangan minimal Kamar tidur 0,18d 0,05d
dalam ruangan. Dapur 0,20d 0,20d
 Angka karakteristik yang digunakan sebagai
ukuran penerangan alami siang hari diberbagai Untuk bangunan lain yang tidak terdapat dalam
tempat dalam ruang. tebel, digunakan persyaratan tabel 2 untuk
banguna kelas II.
 Prosentase siang hari yang jatuh pada suatu
titik pada bidang di dalam ruangan terhadap
1) Titik Ukur
kekuatan terang oleh langit perencanaan di
lapangan terbuka.
Titik ukur adalah titik di dalam ruangan yang
dijadikan indikator untuk penerangan seluruh
Persyaratan Perhitungan Faktor langit
ruangan ( berada pada bidng kerja 75 cm di atas
lantai ).
Penerangan alami memuaskan jika faktor langit
Titik ukur utama (TUU) adalah titik di dalam
minimum (Flmin) di titik ukur terpenuhi. Tingkat
ruangan yang diambil pada tengah-tengah dari
penerangan alami dapat terpenuhi tergantung
kedua dinding samping, pada jarak d/3 dari bidang
pada:
lubang cahaya efektif (d = kedalaman ruangan).
 Fungsi bangunan
Titik ukur samping (TUS) adalah titik di dalam
 Besar ruangan ruangan yang diambil pada jarak 0,5 meter dari
 Klasifikasi derajat bangunan dinding samping, pada jarak d/3 dari bidang
 Kualitas penerangan yang dikehendaki / lubang cahaaya efektif.
direncanakan
2) Kedalaman Ruangan (d)
Tabel 2. Nilai Flmin untuk TUUBangunan Utilitas
Kedalaman ruangan adalah jarak antara lubang
Klasifikasi Kelas Kelas Kelas cahaya efektif dengan dinding seberabgnya. Jika
bangunan I II III kedua dinding yang berhadapan tidak sejajar,
Kualitas jarak d diambil di tengah antar kedua dinding
penerangan terssebut, atau diambil rata-ratanya. Untuk
A 0,50d 0,45d 0,35d ruangan dengan jaral d < 6 m, ketentuan jarak d/3
B 0,40d 0,35d 0,30d diganti dengan jaraak minimum 2 m.
C 0,30d 0,25d 0,20d
D 0,20d 0,15d 0,10d 3) Lubang Cahaya Efektif
Tabel 3. Nilai Flmin untuk TUU dan TUSBangunan Lubang cahaya efektif adalah bagian dari lubang
Sekolah
cahaya dimana langit dapat terlihat dari titik ukur
yang luasnya dapaat lebih kecil dari luas lubang
Jenis Ruangan Flmin TUU Flmin TUS cahaya.
Ruang Kelas biasa 0,35d 0,20d
Ruang Kelas khusus 0,45d 0,20d
Laboratorium 0,35d 0,20d
Bengkel Kayu/Besi 0,25d 0,20d
Ruang Olah Raga 0,25d 0,20d
Kantor 0,35d 0,15d
Dapur 0,20d 0,20d

Tabel 4. Nilai Flmin untuk TUUdan TUS Bangunan


Tempat Tinggal

Pencahayaan Alami Page 3


5. Meningkatkan lingkungan visual yang nyaman
dan meningkatkan prestasi.
6. Disamping hal-hal tesebut di atas, dalam
perencanaan penggunaan pencahayaan untuk
suatu lingkungan kerja maka perlu pula
diperhatikan hal-hal berikut ini
Seberapa jauh pencahayaan buatan akan
digunakan, baik untuk menunjang dan
melengkapipencahayaan alami.
Tingkat pencahayaan yang diinginkan, baik
untuk pencahayaan tempat kerja yang
memerlukan tugas visual tertentu atau hanya
untuk pencahayaan umum
Distribusi dan variasi iluminasi yang diperlukan
dalam keseluruhan interior, apakah menyebar
atau tefokus pada satu arah
Arah cahaya, apakah ada maksud untuk
Gambar 2. Potongan Jendela untuk menetukan H menonjolkan bentuk dan kepribadian ruangan
lubang cahaya efektif yang diterangi atau tidak
Warna yang akan dipergunakan dalam ruangan
4) Faktor Langit Sebagai Fungsi H/D dan L/D serta efek warna dari cahaya
Perhitungan besar faktor langit untuk titik ukur pada
Derajat kesilauan obyek ataupun lingkungan
bidang kerja di dalam ruangan dapat dilakukan dengan yang ingin diterangi, apakah tinggi atau rendah.
menggunakan metode analisis dimana FL dinyatakan
sebagai fungsi H/D dan L/D: Sistem pencahayaan buatan yang sering
dipergunakan secara umum dapat dibedakan atas
H = Tinggi lubang cahaya efektif 3 macam yakni:
L = Lebar lubang cahay efektif a. Sistem Pencahayaan Merata
D = Jarak titik ukur ke bidang lubang cahaya efektif Pada sistem ini iluminasi cahaya tersebar
secara merata di seluruh ruangan. Sistem
b. Pencahayaanbuatan pencahayaan ini cocok untuk ruangan yang
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang tidak dipergunakan untuk melakukan tugas
dihasilkan oleh sumber cahaya selain cahaya visual khusus. Pada sistem ini sejumlah
alami. Pencahayaan buatan sangat diperlukan armatur ditempatkan secara teratur di seluruh
apabila posisi ruangan sulit dicapai oleh langi-langit.
pencahayaan alami atau saat pencahayaan alami b. Sistem Pencahayaan Terarah
tidak mencukupi. Fungsi pokok pencahayaan Pada sistem ini seluruh ruanganmemperoleh
buatan baik yang diterapkan secara tersendiri pencahayaan dari salah satu arah tertentu.
maupun yang dikombinasikan dengan Sistem ini cocok untuk pameran atau
pencahayaan alami adalah sebagai berikut: penonjolan suatu objek karena akan tampak
1. Menciptakan lingkungan yang memungkinkan lebih jelas. Lebih dari itu, pencahayaan terarah
penghuni melihat secara detail serta terlaksananya yang menyoroti satu objek tersebut berperan
tugas serta kegiatan visual secara mudah dan tepat sebagai sumber cahaya sekunder untuk
2. Memungkinkan penghuni berjalan dan bergerak ruangan sekitar, yakni melalui mekanisme
secara mudah dan aman pemantulan cahaya. Sistem ini dapat juga
3. Tidak menimbukan pertambahan suhu udara digabungkan dengan sistem pencahayaan
yang berlebihan pada tempat kerja merata karena bermanfaat mengurangi efek
4. Memberikan pencahayaan dengan intensitas menjemukan yang mungkin ditimbulkan oleh
yang tetap menyebar secara merata, tidak pencahayaan merata.
berkedip, tidak menyilaukan, dan tidak c. Sistem Pencahayaan Setempat
menimbulkan bayang-bayang. Pada sistem ini cahaya dikonsentrasikan pada
suatu objek tertentu misalnya tempat kerja

Pencahayaan Alami Page 4


yang memerlukan tugas visual. Sistem A. Kondisi Ruang Kelas Bngunan C SD Negeri
pencahayaan ini sangat bermanfaat untuk: 064056
memperlancar tugas yang memerlukan
visualisasi teliti SD Negeri 064056 terdiri dari 4 bangunan yaitu
mengamati bentuk dan susunan benda yang bangunan A, B, C,dan D. Penggunaan bangunan
memerlukan cahaya dari arah tertentu. ini dimulai dari jam 08.00 wib sampai 16.00 wib.
Melengkapi pencahayaan umum yang Tidak semua bangunan mempunyai karakteristik
terhalang mencapai ruangan khusus yang ingin yang baik untuk menerima cahaya matahari.
diterangi Hanya ada 2 bangunan yang mempunyai jendela
Membantu pekerja yang sudah tua atau telah menghadap ke timur yaitu bangunan C dan D.
berkurang daya penglihatannya. Gedung C dipilih karena lebih banyak menerima
Menunjang tugas visual yang pada mulanya cahaya matahari. Dapat dilihat dari gambar
tidak direncanakan untuk ruangan tersebut. berikut:

II. METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
deskriptif yang bersifat ex post facto.
Dengan demikian ubahan yang ada tidak
dikendalikan oleh peneliti tetapi berdasarkan data
yang ada.

B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian di ruang kelas SD Negeri
064056 Medan terletak di Jl. 00000000000000000

C. Teknik Pengumpulan Data Gambar 3. Letak bangunan C SD Negeri 064056


a. Teknik wawancara yaitu melakukan tanya
jawab dengan Kepala Sekolah dan guru
Sekolah tersebut.
b. Teknik Observasi yaitu melihat kondisi bukaan
(jendela) pada ruang kelas dan mengukur
besar dan luasan bukaan, ruang dan
keseluruhan sekolah tersebut.

D. Teknik Analisis Data


Adapun teknik analisis data yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
a. Mengukur besar dan luasan bukaan (jendela),
ruang kelas, dan keseluruhan sekolah.
b. Menggambar ulang gambar kerja Sekolah
berdasarkan data pengukuran.
c. Menghitung tingkat penerangan alami pada Gambar 4. Denah bangunan C SD Negeri 064056
ruang kelas.
d. Membandingkan hasil penghitungan dengan
standarisasi pemerangan ruang kelas, apa
tingkat penerangn telah tercapai apa belum.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pencahayaan Alami Page 5


1
2

Gambar 7. Potongan ruang Kelas


SD Negeri 064056

Gambar 5. Denah ruang kelas bangunan C


SD Negeri 064056

B. Analisa Perhitungan Faktor Langit Ruang


Kelas Bangunan C SD Negeri 064056

Perhitungan letak titik ukur utama (TUU) dan titik


ukur samping (TUS).

D = d/ 3
D = 7/ 3 Gambar 8. Lubang cahaya efektif Jendela 1
D = 2,33

Gambar 9. Lubang cahaya efektif Jendela 2

Gambar 6. Letak titik ukur utama (TUU) dan titik


ukur samping (TUS)

Lubang Cahaya Efektif

Gambar 10. Persfektif

Pencahayaan Alami Page 6


Perhitungan Faktor Langit di Titik Ukur Utama 1
(TUU1) sebagai fungsi H/D dan L/D

Gambar 12. TUU1 Jendela 2

OBCE H⁄ = 1,635⁄
D 2,33 = 0,70 FL= 3,38
Gambar 11. TUU1 Jendela 1
L⁄ = 2,18⁄
D 2,33 = 0,935

OBCE H⁄ = 1,635⁄ H⁄ = 0,825⁄


D 2,33 = 0,70 FL= 3,38
OBFH D 2,33 = 0,35
2,18 FL= 1,38
L⁄ = ⁄2,33 = 0,935 L⁄ = 2,18⁄
D D 2,33 = 0,935

OBFH H⁄ = 0,825⁄ H⁄ = 1,635⁄


D 2,33 = 0,35 FL= 1,38
OADE D 2,33 = 0,70 FL= 1,02
L⁄ = 2,18⁄ L⁄ = 0,37⁄
D 2,33 = 0,935 D 2,33 = 0,158

OADE H⁄ = 1,635⁄
D 2,33 = 0,70 FL= 1,02 H⁄ = 0,825⁄
L⁄ = 0,37⁄ OAGH D 2,33 = 0,35
D 2,33 = 0,158 L⁄ = 0,37⁄
FL= 0,43
D 2,33 = 0,158

OAGH H⁄ = 0,825⁄ GFCD = OBCE − (OBFH + OADE − OAGH)


D 2,33 = 0,35 GFCD = 3,38 − (1,38 + 1,02 − 0,43)
0,37 FL= 0,43
L⁄ = ⁄2,33 = 0,158
D 𝐆𝐅𝐂𝐃 = 𝟏, 𝟒𝟏

GFCD = OBCE − (OBFH + OADE − OAGH) FL TUU1 = (1,41 + 1,41)% x 10.000 Lux
GFCD = 3,38 − (1,38 + 1,02 − 0,43) = 2,82% x 10.000 Lux
𝐆𝐅𝐂𝐃 = 𝟏, 𝟒𝟏 = 282 Lux
= 0,40d
FL TUU2 = (30%x FL TUU1)10.000Lux
= (30%x 2,82%)10.000Lux
= (0,846%)10.000Lux
= 84,6 Lux
= 0,12d

FL TUU = FL TUU1 + FL TUU2


= 0,40d + 0,12d
= 0,52d

Pencahayaan Alami Page 7


FL (Pada posisi 1/3 d di papan tulis pada tinggi
120 cm) = 50% x FL TUU
= 50% x 0,52d
= 0,26d

Perhitungan Faktor Langit di tItik Ukur Samping


1 (TUS1) sebagai fungsi H/D dan L/D

Gambar 14. TUS11 Jendela 2

OBCE H⁄ = 1,635⁄
D 2,33 = 0,70 FL= 4,29
L⁄ = 5,28⁄
D 2,33 = 2,26

OBFH H⁄ = 0,825⁄
D 2,33 = 0,35 FL= 1,71
L⁄ = 5,28⁄
D 2,33 = 2,26

OADE H⁄ = 1,635⁄
Gambar 13. TUS11 Jendela 1 D 2,33 = 0,70
FL= 4,07
L⁄ = 3,47⁄
D 2,33 = 1,489
OBCE H⁄ = 1,635⁄
D 2,33 = 0,70 FL= 3,55
L⁄ = 2,73⁄ H⁄ = 0,825⁄
D 2,33 = 1,17 OAGH D 2,33 = 0,35
L⁄ = 3,47⁄ FL= 1,63
OBFH H⁄ = 0,825⁄ D 2,33 = 1,489
D 2,33 = 0,35 FL= 1,44
L⁄ = 2,73⁄
D 2,33 = 1,17 GFCD = OBCE − (OBFH + OADE − OAGH)
GFCD = 4,29 − (1,71 + 4,07 − 1,63)
H⁄ = 1,635⁄ 𝐆𝐅𝐂𝐃 = 𝟎, 𝟏𝟒
OADE D 2,33 = 0,70
FL= 1,93
L⁄ = 0,92⁄ Perhitungan Faktor Langit di tItik Ukur Samping
D 2,33 = 0,39 2 (TUS2) sebagai fungsi H/D dan L/D

OAGH H⁄ = 0,825⁄
D 2,33 = 0,35
L⁄ = 0,92⁄ FL= 0,80
D 2,33 = 0,39

GFCD = OBCE − (OBFH + OADE − OAGH)


GFCD = 3,55 − (1,44 + 1,93 − 0,80)
𝐆𝐅𝐂𝐃 = 𝟎, 𝟗𝟖
Gambar 15. TUS12Jendela 1

OBCE H⁄ = 1,635⁄
D 2,33 = 0,70 FL= 4,29
L⁄ = 5,28⁄
D 2,33 = 2,26

Pencahayaan Alami Page 8


OBFH H⁄ = 0,825⁄ 𝐆𝐅𝐂𝐃 = 𝟎, 𝟗𝟖
D 2,33 = 0,35 FL= 1,71
L⁄ = 5,28⁄
D 2,33 = 2,26 FL TUS 1 = 2(0,14 + 0,98)% x 10.000 Lux
= 2,24% x 10.000 Lux
= 224 Lux
OADE H⁄ = 1,635⁄
D 2,33 = 0,70 = 0,32d
3,47 FL= 4,07 FL TUS2 =(30% x FL TUS1) x 10.000Lux
L⁄ = ⁄2,33 = 1,489
D = (30% x 2,24%)x 10.000Lux
= 67,2 Lux
= 0,096d
OAGH H⁄ = 0,825⁄
D 2,33 = 0,35
L⁄ = 3,47⁄ FL= 1,63 FL TUS = TUS1 + TUS2
D 2,33 = 1,489 = 0,32d + 0,096d
= 0,416d
GFCD = OBCE − (OBFH + OADE − OAGH)
GFCD = 4,29 − (1,71 + 4,07 − 1,63) C. Analisa Perbandingan Perhitungan Faktor
𝐆𝐅𝐂𝐃 = 𝟎, 𝟏𝟒 Langit dengan Standar Minimal Faktor Langit
Ruang kelas

Tabel 5. Bangunan Sekolah

Jenis Ruangan Flmin TUU Flmin TUS


Ruang Kelas biasa 0,35d 0,20d
Ruang Kelas khusus 0,45d 0,20d
Laboratorium 0,35d 0,20d
Bengkel Kayu/Besi 0,25d 0,20d
Ruang Olah Raga 0,25d 0,20d
Kantor 0,35d 0,15d
Dapur 0,20d 0,20d

Gambar 16. TUS12Jendela 2 Tabel 6. Hasil Perhitungan Faktor Langit

Jenis Ruangan FL TUU FL TUS


OBCE H⁄ = 1,635⁄ Ruang Kelas biasa 0,52d 0,416d
D 2,33 = 0,70 FL= 3,55
L⁄ = 2,73⁄
D 2,33 = 1,17 IV. KESIMPULAN

OBFH H⁄ = 0,825⁄ Tingkat pencahayaan alami pada ruang kelas SD


D 2,33 = 0,35 FL= 1,44 Negeri 064056 adalah baik dan memenuhi standar
L⁄ = 2,73⁄
D 2,33 = 1,17 minimal pencahayaan sebuah ruang kelas.

OADE H⁄ = 1,635⁄
D 2,33 = 0,70
0,92 FL= 1,93
L⁄ = ⁄2,33 = 0,39
D

OAGH H⁄ = 0,825⁄
D 2,33 = 0,35
L⁄ = 0,92⁄ FL= 0,80
D 2,33 = 0,39

GFCD = OBCE − (OBFH + OADE − OAGH)


GFCD = 3,55 − (1,44 + 1,93 − 0,80)

Pencahayaan Alami Page 9

Anda mungkin juga menyukai