Horas Sulaiman S
Departemen Arsitektur, Teknik, Universitas Sumatera Utara Medan, Indonesia
email: sulaiman.horas@gmail.com
Pencahayaan sendiri dapat dibagi menjadi : Klasifikasi derajat bangunan dibagi atas 3
kelompok:
a. Pencahayaan alami 1. Kelas I :
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan Gedung MPR/DPR
yang berasal dari sinar matahari. Sinar alami Kantor Gubernur
mempunyai banyak keuntungan, selain 2. Kelas II :
menghemat energi listrik juga dapat membunuh Hotel
kuman. Untuk mendapatkan pencahayaan alami Gedung Pertemuan
pada suatu ruang diperlukan jendela-jendela yang Gedung Olah Raga
besar ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya 3. Kelas III:
1/6 daripada luas lantai. Bangunan biasa
Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang Faktor Pencahayaan Alami Siang Hari (PASH)
efektif dibanding dengan penggunaan
pencahayaan buatan, selain karena intensitas Faktor pencahayaan alami siang hari adalah
cahaya yang tidak tetap, sumber alami perbandingan tingkat pencahayaan pada suatu titik
menghasilkan panas terutama saat siang hari. dari suatu bidang tertentu di dalam ruangan
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar terhadap tingkat pencahayaan bidang datar di
penggunaan sinar alami mendapat keuntungan, lapangan terbuka yang merupakan ukuran kinerja
yaitu: lubang cahaya ruangan tersebut
a. Variasi intensitas cahaya matahari
b. Distribusi dari terangnya cahaya Faktor PASH terdiri dari 3 komponen:
c. Efek dari lokasi, pemantulan cahaya, jarak a. Komponen langit (faktor langit-fl)
antar bangunan yakni komponen pencahayaan langsung dari
d. Letak geografis dan kegunaanbangunan cahaya langit
gedung b. Komponen refleksi luar (faktor refleksi luar-
frl)
Tabel 1. Kuat penerangan beberapa sumbercahaya yakni komponen pencahayaan yang berasal dari
refleksi benda-benda yang berada di sekitar
Sumber Cahaya E (lx) bangunan yang bersangkutan
Siang hari yang cerah di 100.000 c. Komponen refleksi dalam (faktor refleksi
tempat terbuka dalam –frd)
Siang hari yang cerah di dalam 2500 yakni komponen pencahayaan yang berasal dari
ruang dekat jendela refleksi permukaanpermukaan dalam ruangan,
Selama matahari terbit 500 dari cahaya yang masuk ke dalam ruangan akibat
Terang Bulan pada malam 0,25 refleksi benda-benda di luar ruangan maupun dari
yang cerah cahaya langit.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
deskriptif yang bersifat ex post facto.
Dengan demikian ubahan yang ada tidak
dikendalikan oleh peneliti tetapi berdasarkan data
yang ada.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian di ruang kelas SD Negeri
064056 Medan terletak di Jl. 00000000000000000
D = d/ 3
D = 7/ 3 Gambar 8. Lubang cahaya efektif Jendela 1
D = 2,33
OBCE H⁄ = 1,635⁄
D 2,33 = 0,70 FL= 3,38
Gambar 11. TUU1 Jendela 1
L⁄ = 2,18⁄
D 2,33 = 0,935
OADE H⁄ = 1,635⁄
D 2,33 = 0,70 FL= 1,02 H⁄ = 0,825⁄
L⁄ = 0,37⁄ OAGH D 2,33 = 0,35
D 2,33 = 0,158 L⁄ = 0,37⁄
FL= 0,43
D 2,33 = 0,158
GFCD = OBCE − (OBFH + OADE − OAGH) FL TUU1 = (1,41 + 1,41)% x 10.000 Lux
GFCD = 3,38 − (1,38 + 1,02 − 0,43) = 2,82% x 10.000 Lux
𝐆𝐅𝐂𝐃 = 𝟏, 𝟒𝟏 = 282 Lux
= 0,40d
FL TUU2 = (30%x FL TUU1)10.000Lux
= (30%x 2,82%)10.000Lux
= (0,846%)10.000Lux
= 84,6 Lux
= 0,12d
OBCE H⁄ = 1,635⁄
D 2,33 = 0,70 FL= 4,29
L⁄ = 5,28⁄
D 2,33 = 2,26
OBFH H⁄ = 0,825⁄
D 2,33 = 0,35 FL= 1,71
L⁄ = 5,28⁄
D 2,33 = 2,26
OADE H⁄ = 1,635⁄
Gambar 13. TUS11 Jendela 1 D 2,33 = 0,70
FL= 4,07
L⁄ = 3,47⁄
D 2,33 = 1,489
OBCE H⁄ = 1,635⁄
D 2,33 = 0,70 FL= 3,55
L⁄ = 2,73⁄ H⁄ = 0,825⁄
D 2,33 = 1,17 OAGH D 2,33 = 0,35
L⁄ = 3,47⁄ FL= 1,63
OBFH H⁄ = 0,825⁄ D 2,33 = 1,489
D 2,33 = 0,35 FL= 1,44
L⁄ = 2,73⁄
D 2,33 = 1,17 GFCD = OBCE − (OBFH + OADE − OAGH)
GFCD = 4,29 − (1,71 + 4,07 − 1,63)
H⁄ = 1,635⁄ 𝐆𝐅𝐂𝐃 = 𝟎, 𝟏𝟒
OADE D 2,33 = 0,70
FL= 1,93
L⁄ = 0,92⁄ Perhitungan Faktor Langit di tItik Ukur Samping
D 2,33 = 0,39 2 (TUS2) sebagai fungsi H/D dan L/D
OAGH H⁄ = 0,825⁄
D 2,33 = 0,35
L⁄ = 0,92⁄ FL= 0,80
D 2,33 = 0,39
OBCE H⁄ = 1,635⁄
D 2,33 = 0,70 FL= 4,29
L⁄ = 5,28⁄
D 2,33 = 2,26
OADE H⁄ = 1,635⁄
D 2,33 = 0,70
0,92 FL= 1,93
L⁄ = ⁄2,33 = 0,39
D
OAGH H⁄ = 0,825⁄
D 2,33 = 0,35
L⁄ = 0,92⁄ FL= 0,80
D 2,33 = 0,39