Anda di halaman 1dari 25

Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN INTERIOR

PASAL 1
SYARAT-SYARAT UMUM

1.Lingkup Pekerjaan 1.1 Lingkup Kegiatan yang akan dilaksanakan pada Pekerjaan Interior
1.2 Lingkup Kegiatan yang akan dilaksanakan dan perinciannya pada Pekerjaan
Perencanaan Partisi Ruang Kerja dan Mebeulair melekat , mencakup antara
lain :

a. Pekerjaan Tratment dinding


b. Pekerjaan Backdroff
c. Pekerjaan Furniture
d. Pekerjaan Plafond
e. Pekerjaan Workstation

1.2 Termasuk juga di dalam lingkup pekerjaan ini adalah :


a. Menyediakan tenaga kerja, dan tenaga ahli yang memadai dan
berpengalaman dengan jenis dan volume pekerjaan-pekerjaan yang
akan dilaksanakan.
b. Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup
untuk setiap pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tepat pada
waktunya.
c. Meyediakan peralatan berikut alat-alat bantu lainnya yang benar-
benar diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, serta
mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap
bahan-bahan, alat-alat kerja hasil pekerjaan maupun kondisi gedung
eksisting selama masa pelaksanaan berlangsung, sehingga seluruh
pekerjaan selesai dengan sempurna dan tidak merusak kondisi
gedung disekitarnya yang sudah ada sampai dengan diserah-
terimakannnya pekerjaan tersebut kepada Pemberi Tugas.
1.3 Seluruh pekerjaan maupun bagian pekerjaan yang merupakan satu kesatuan
dengan pekerjaan yang disebut dalam buku ini, menjadi lingkup pekerjaan
yang tidak dapat dipisahkan dan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian,
sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS), Gambar Kerja, Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, serta mengikuti
petunjuk dan keputusan Kansultan Pengawas/ Owner.

2.Penjelasan Gambar 2.1 Pada dasarnya untuk dapat memahami dan menghayati dengan sebaik-
Kerja dan RKS baiknya seluk-beluk pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan meneliti dan
mempelajari secara seksama seluruh Gambar Kerja serta Rencana Kerja dan
Syarat-syarat Teknis (RKS) seperti yang diuraikan dalam buku ini, termasuk
tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).

2.2 Ukuran
a. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar
Kerja dan Gambar Pelengkap meliputi :
 as – as
 dalam – dalam

b. Ukuran ukuran yang dipergunakan semua dinyatakan dalam MM


(milimeter), kecuali ukuran-ukuran yang dinyatakan lain dalam
gambar.
Hal .1 dari 25
Spesifikasi Teknis

c. Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur pada dasarnya


adalah ukuran jadi seperti dalam keadaan selesai (“finishing”).
d. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Kontraktor diwajibkan
meneliti terlebih dahulu ukuran – ukuran yang tercantum di dalam
Gambar Kerja Arsitektur dan Gambar Kerja lainnya yang termuat di
dalam Dokumen Lelang / Dokumen Kontrak, terutama untuk peil
ketinggian, lebar, ketebalan luas penampang dan lain – lain.
e. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor wajib melaporkan
secara tertulis kepada Konsultan Pengawas, yang selanjutnya akan
memberikan keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan
pegangan.
f. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah / mengganti ukuran-ukuran
yang tercantum di dalam Gambar Pelaksana tanpa sepengetahuan
Owner, dan segala akibat yang terjadi adalah tanggung jawab
Kontraktor baik dari segi biaya maupun waktu.
2.3 Perbedaan Gambar
a. Pada umumnya bila Gambar Kerja tidak sesuai dengan Rencana
Kerja dan Syarat – syarat (RKS), maka yang mengikat / berlaku
adalah RKS. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain,
maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang
mengikat/berlaku.
b. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja Arsitektur dengan
Sipil/Stuktur, maka yang berlaku adalan Gambar Kerja Struktur.
c. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sanitasi,
Elektrikal / Listrik dan Mekanikal, maka gambar yang dipakai sebagai
pegangan adalah ukuran fungsional dalam Gambar Kerja Arsitektur.
d. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidaktelitian didalam
pelaksanaan satu bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi
bagian pekerjaan lainnya, maka di dalam hal terdapat ketidakjelasan,
kesimpangsiuran, perbedaan-perbedaan dan atau pun
ketidaksesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja,
Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Konsultan
Pengawas/Konsultan Perencana, untuk mendapatkan keputusan
gambar mana yang akan dijadikan pegangan.
e. Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor
untuk memperpanjang / mengklaim biaya maupun waktu
pelaksanaan.

3.Peraturan 3.1 Semua pekerjaan dalam kontrak ini harus dilaksanakan dengan mengikuti
Pembangunan Dan dan memenuhi persyaratan-peryaratan teknis yang tertera dalam persyaratan
Standar Yang Normalisasi Indinesia (NI), Standar Industri Indonesia (SII) dan peraturan-
Digunakan peraturan Nasional maupun peraturan-peraturan setempat lainnya yang
berlaku atas jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan termasuk segala
perubahan dan tambahannya
3.2 Selain ketentuan diatas, berlaku pula :
a. Gambar Bastek yang dibuat oleh Perencana yang sudah disahkan
oleh Pemberi Tugas, termasuk juga Gambar-gambar Kerja yang
dibuat oleh pemborong dan sudah disetujui/ disahkan oleh Pemberi
Tugas.
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing)
d. Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan / Kontrak
e. Surat Penawaran berikut lampiran-lampirannya
f. Rencana kerja Pelaksanaan (Time Schedule) yang dibuat oleh
pemborong dan disetujui oleh Pemberi Tugas.
3.3 Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-standar
tersebut di atas, maupun standar-standar nasional lainnya, maka
Hal .2 dari 25
Spesifikasi Teknis

diberlakukan standar-standar internasional yang berlaku atas pekerjaan-


pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya berlaku standar-standar / syarat
teknis dari negara-negara asal bahan / material / komponen yang
bersangkutan.
3.4 Apabila terdapat kekeliruan dan penyimpangan dari peraturan sebagaimana
tercantum di atas, maka Rencana Kerja dan Syarat-syarat berikut tambahan
dan perubahan yang telah disepakati bersama akan mengikat.

4.Tanggung Jawab 4.1 Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai
Kontraktor dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja. Kontraktor wajib
melaksanakan semua pekerja dengan mengikuti petunjuk dan syarat
pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang
dipergunakan sesuai Rencana Kerja dan Syarat-syrat Teknis, dan atau
petunjuk yang diberikan oleh Konsultan Pengawas. Sebelum melaksanakan
setiap perkerjaan dilapangan, kontraktor wajib memperhatikan dan
melakukan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain menyangkut pekerjaan
yang bersifat dekoratif, serta mendapat ijin tertulis dari Konsultan Pengawas.
4.2 Seluruh bahan, peralatan kontruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan
oleh Kontraktor, demikian juga metode / cara pelaksanaan pekerjaan, harus
diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima oleh Konsultan
Pengawas/Owner.
4.3 Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat,
mengawasi, menegur atau memberi nasehat tidak mengurangi tanggung
jawab tersebut di atas.
4.4 Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat
pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor wajib memperbaiki kerusakan tersebut
dengan biaya kontraktor sendiri.
4.5 Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan
pekerjaan, maka Kontraktor berkewajiban memberikan saran-saran
perbaikan kepada Pemberi Tugas melalui Konsultan Pengawas. Apabila hal
ini tidak dilakukan, kontraktor bartanggung jawab atas kerusakan yang timbul.
4.6 Kontraktor bertanggung jawab atas tenaga kerja yang dikerahkan dalam
pelaksanaan pekerjaan, menjaga ketertiban baik di dalam lokasi maupun di
luar lokasi proyek demi kelancaran pelaksanaan.
4.7 Segala biaya yang timbul akibat kelalaian kontraktor dalam melaksanakan
pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
4.8 Selama pekerjaan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan
bahan/material, barang milik proyek, konsultan Pengawas dan milik pihak
ketiga yang ada dilapangan, maupun pekerjaan yang dilaksanakannya
sampai dengan tahap serah terima kedua.
4.9 Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang
telah dipasang maupun belum, adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak
akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
4.10 Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor berjanggung jawab atas akibatnya, baik
yang berupa barang – barang maupun keselamatan jiwa.
4.11 Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor harus segera mengangkut bahan
bongkaran dan sisa-sisa bahan bangunan yang tidak dipergunakan lagi
keluar lokasi pekerjaan. Segala pembiayaan menjadi tanggungan Kontraktor.
4.12 Konraktor wajib memasukan identitas, nama, jabatan, keahlian masing-
masing anggota kelompok kerja pelaksanaan pekerjaan ini dan inventarisasi
peralatan yang dipergunakan untuk pekerjaan ini.
4.13 Kontraktor wajib memasukan identifikasi tempat kerja (Workshop) dan
peralatan yang dimiliki dimana pekerjaan akan diaksanakan, serta jadual
kerja.
4.14 Semua sarana kerja yang digunakan harus benar-benar baik dan memenuhi
persyaratan kerja sehingga memudahkan dan melancarkan pekerjaan di
lapangan.

Hal .3 dari 25
Spesifikasi Teknis

5.Kuasa Kontraktor Di 5.1 Dilapangan Pekerjaan, Kontraktor wajib menunjukan seorang kuasa
Lapangan kontraktor atau biasa disebut Projek Manager / Pelaksana yang cakap untuk
memimpim pelaksanaan pekerjaan dilapangan dan memdapatkan kuasa
penuh dari Kontraktor, dengan kualifikasi sesuai dengan yang dianjurkan
dalam Usulan Teknis. (Berpendidikan minimal Sarjana Teknik Sipil/Arsitektur
atau sederajat minimal pengalaman 5 (lima) tahun dam memiliki pengalaman
mengerjakan pekerjaan sejenis).
5.2 Dengan adanya Pelaksanaan, tidak berarti bahwa kontraktor lepas tanggung
jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajiban.
5.3 Kontraktor wajib memberitahu secara tertulis kepada Tim Pengelola Teknis
dan Konsultan Pengawas, Nama dan Jabatan Pelaksana untuk mendapat
persetujuan.
5.4 Bila di kemudian hari, menurut pendapat Pemberi Tugas dan Konsultan
Pengawas, Pelaksana kurang mampu atau tidak cukup cakap dalam
memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada kontraktor secara
tertulis untuk mengganti Pelaksana
5.5 Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan surat pemberitahuan,
kontraktor harus menunjuk pelaksana baru atau kontraktor sendiri
(penanggung jawab/Direktur Perusahaan) yang akan memimpin
pelaksanaan.

6.Tempat Tinggal 6.1 Untuk menjaga kemungkinan diperlukan kerja diluar jam kerja apabila terjadi
(Domisili) Kontraktor hal-hal mendesak, Kontraktor dan Pelaksana wajib memberitahukan secara
dan Pelaksana tertulis, alamat dan nomor telepon dilokasi kepada Panitia Pembangunan dan
Konsultan Pengawas.
6.2 Alamat Kontraktor dan Pelaksana diharapkan tidak sering berubah – ubah
selama pekerjaan. Bila terjadi perubahan alamat, kontraktor dan pelaksana
wajib memberitahukan segera secara tertulis.

7. Jadwal Pelaksanaan 7.1 Sebelum memulai pekerjaan dilapangan, Kontraktor wajib membuat Rencana
Kerja Pelaksanaan (Work Planing) dan bagian – bagian pekerjaan berupa
Bar-Chat dan S-Curve Bahan dan Tenaga. Pemborong harus mengusahakan
bahwa dalam pelaksanaan pembangunan / Pekerjaan-pekerjaan sesuai
dengan rencana kerja tersebut.
7.2 Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan tersebih dahulu
dari Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 1 (satu) hari kalender
setelah Surat Keputusan Penunjukan (SPK) diterima Kontraktor. Rencana
Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas, akan disahkan Pemberi
Tugas.
7.3 Kontraktor wajib memberi salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat) kepada
Konsultan Pengawas, yang selanjutnya akan memberikan 1 (satu) salinan
Rencana Kerja kepada Perencana. Satu salinan kerja harus ditempel bada
dinding bangsal Kontraktor dilapangan yang selalu diikuti dengan grafik
kemajuan/prestasi kerja.
7.4 Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan
Rencana Kerja tersebut.
7.5 Sebelum melaksanakan pembangunan / pekerjaan. Pihak Pemborong
berkewajiban meneliti semua gambar kontruksi / struktur, dan bila terdapat
kekeliruan / kesalahan yang sekiranya menurut anggapan pemborong akan
membahayakan, maka pihak Pemborong harus segera memberitahukan
secara tertulis kepada Pimpinan Pelaksanaan Proyek ini bahan pertimbangan
penanggulangannya.
7.6 Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu
menurut penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk menjamin
penyelesaian pada waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yang
diperpanjang, maka Pengawasan harus memberikan petunjuk secara tertulis
langkah-langkah yang perlu diambil guna melancarkan laju pekerjaan
sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang ditentukan.

Hal .4 dari 25
Spesifikasi Teknis

8.Persiapan di 8.1 Mobilisasi Peralatan dan Demobilisasi


Lapangan
a. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, peralatan kerja termasuk
alat bantu kerja yang digunakan dalam perencanaan maupun
pelaksanaan fisik dilokasi proyek sesuai dengan lingkup pekerjaan
serta memperhitungakan biaya yang ditimbulkan.
b. Pada saat mempergunakan jalan umum, dalam mengadakan dan
atau mengembalikan peralatan berat, baik material / bahan, maka
Kontraktor harus menjaga ketertiban selama perjalanan sehingga lalu
lintas tidak terganggu demi kelancaran pengadaan yang dimaksud.
c. Menyediakan fasilitas penempatan untuk tempat tinggal para pekerja,
dan gudang penyinpanan peralatan kerja serta bahan/material, juga
menempatkan petugas demi keamanan.
d. Kontraktor harus menyediakan alat-alat bantu sehingga dapat bekerja
pada kondisi apapun, seperti terpal plastik untuk bekerja pada saat
hujan, perancah (Scaffolding) untuk bekerja pada dinding yang tinggi
serta peralatan bantu lainnya. Biaya untuk peralatan peralatan
tersebut harus sudah diperhitungkan pada harga satuan yang terkait.
8.2 Dilokasi proyek kontraktor harus menetapkan lokasi penempatan material,
Owner Keet, kantor Pemborong Gudang bahan dan alat, KM/WC sementara
sesuai dengan denah maupun kondisi lapangan, sehingga terjadi ineffisiensi
dalam pelaksanaan pekerjaan. Selama berlangsungnya pekerjaan, Owner
keet, kantor pemborong, gudang, KM/WC sementara dan lokasi pekerjaan
harus senantiasa bersih dan bebas dari sampah-sampah sisa pekerjaan.
8.3 Penyedian tempat penyimpanan bahan/material dilapangan harus aman dari
segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan
lain yang sedang berjalan.
8.4 Pekerjaan penyediaan sarana air dan daya listrik untuk bekerja :
a. Penyediaan air untuk penyediaan pelaksanaan pekerjaan (air kerja),
air bersih untuk pekerja dan KM/WC (sementara) selama proyek
berlangsung, harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari
Konsultan Pengawas / Owner. Kontraktor harus memperhitungkan
biaya penyediaan air bersih untuk kebutuhan tersebut.
b. Air yang dimaksud adalah air bersih, bebas dari bau, bebas dari
lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang merusak, yang berasal
dari sumber air maupun bak penampungan, dengan membuat sumur
pompa di tapak proyek atau diperoleh dari supplier / pemasok air.
Kontraktor bertanggung jawab dalam pendistribusian air untuk
KM/WC serta air untuk kerja.
c. Kontraktor harus menyediakan sumber tenaga listrik yang diperoleh
dari sambungan PLN atau dengan Genset untuk keperluan peralatan
kerja, penerangan proyek pada malam hari, Owner Keet dan bedeng
pekerja. Penyediaan penerangan/sumber tenaga listrik berlangsung
selama 24 jam setiap hari. Semua perijinan perlengkapan, serta biaya
pengadaannya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Penggunaan Diesel / Genset untuk pembangkit tenaga listrik tidak
boleh mengganggu Pemberi Tugas atau lingkungan sekitar proyek.
8.5 Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran
Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan alat
pemadam kebakaran (fire extinguisher) lengkap dengan isinya, yang dapat
digunakan untuk memadamkan api akibat dari listrik, minyak dan gas dengan
tabung kapasitas 7 kg.
8.6 Papan Nama Proyek
Bila diharuskan oleh Pemerintah Daerah setempat, maka Kontraktor harus
memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan peraturan Peraturan Daerah
yang berlaku, biaya pembuatan sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor. Papan nama proyek dibuat dalam ukuran yang memadai dan
dipasang kokoh pada tempatnya, dengan besar tulisan yang dapat terbaca

Hal .5 dari 25
Spesifikasi Teknis

pada jarak yang cukup. Bahan papan nama dapat dibuat dari papan kayu atau
baja pelat lembaran lapis seng.
8.7 Dokumentasi
Kontraktor Kontruksi harus memperhitungkan biaya pembuatan
dokumentasi proyek serta pengirimannya ke Project Management.

Yang dimaksud dengan pekerjaan dokumentasi antara lain :


a. Laporan – laporan perkembangan proyek
b. Foto-foto proyek, berwarna minimal ukuran postcard dan dilengkapi
dengan album
c. Surat-surat dokumen lainnya
Foto-foto dukumentasi proyek menggambarkan kemajuan proyek dari waktu
mulai dilaksanakan pekerjaan sampai dengan selesainya pelaksanaan
pekerjaan. Foto dokumentasi dibuat pada saat kemajuan fisik bangunan mulai
0% dan secara berkala setiap bulan sampai dengan 100%.
8.8 Kebersihan :
a. Selama proyek berlangsung, Kontraktor harus menjaga kebersihan
dan mengatur lokasi bahan bangunan dan alat kerja serta daerah
kerja sehingga kelancaran pelaksanaan pekerjaan tidak terlambat
karenanya.
b. Pembersihan tumbuh – tumbuhan yang ada pada lokasi peruntukan
kerja sesuai petunjuk Gambar Kerja dan Pengawas Lapangan.
c. Sesudah proyek selesai dan sebelum melakukan penyerahan
pekerjaan kepada pemilik proyek, Kontraktor harus membersikan
seluruh daerah kerja dari segala macam peralatan tersebut, sisa-sisa
bahan baungunan, bekas bongkaran dan bangunan-bangunan
sementara, termasuk pengangkutannya ke suatu tempat dilingkungan
Pemilik Proyek tanpa tambahan biaya.

9.Pengukuran 9.1 Pekerjaan yang dimaksud dalam dokumen ini merupakan rencana pekerjaan
yang akan dilaksanakan dilokasi yang telah ditentukan apa adanya. Data
ukuran ketinggian plafon, Data Ukur Furniture Custom, Data ukur Treatment
Dinding dimaksudkan sebagai informasi umum dan titik-titik tolak untuk
pelaksanaan pekerjaan ini oleh Kontraktor.
9.2 Seluruh titik ukur sehubungan dengan pekerjaan ini didasarkan pada ukuran-
ukuran setempat, yaitu titik-titik ukuran dalam setiap ruangan yang ada
dilapangan proyek seperti yang direncanakan dalam gambar-gambar. Ukuran
– ukuran tersebut pada pasal terdahulu dimaksudkan sebagai garis besar
pelaksanaan dan pegangan Kontraktor.
9.3 Kontraktor wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaaan lokasi, sifat dan
luasnya pekerjaan dan hal lain yang dapat mempengaruhi harga penawaran.
Penawaran yang diserahkan Kontraktor harus sudah meliputi semua biaya
untuk pelaksanaannya sesuai dengan ukuran-ukuran dan ketinggian-
ketinggian yang ditentukan pada gambar-gambar. Kelalaian atau kekurang
telitian kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan alasan untuk mengajukan claim
/ tuntutan.
9.4 Kontraktor harus menyediakan semua peralatan, perlengkapan dan tenaga
kerja termasuk juru ukur, yang diperlukan dalam hubungannya dengan
pencocokan ulang ukuran gambar perencanaan dengan lokasi eksisting
pekerjaan terutama selisih ukuran bersakala kecil agar pekerjaan nanti bisa
terlihat sempurna. Karena Pada dasarnya pekerjaan ini bersifat interior yang
tidak hanya dinilai segi kuantitas dan kualitas juga dinilai dari segi keindahan.
9.5 Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan melakukan
pengukuran kondisi tapak terhadap posisi rencana pekerjaan baru. Hasil
pengukuran harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas / Owner dan
Konsultan Perencana ketidakcocokan yang terjadi antara Gambar Kerja dan
Keadaan lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan ke Owner /
Konsultan Pengawas untuk diminta keputusannya dan dibuatkan Shop
Drawing .
Hal .6 dari 25
Spesifikasi Teknis

9.6 Kontraktor wajib memperhatikan dan mempelajari segala petunjuk yang


tertera dalam Gambar kerja untuk memastikan posisi.dan ketepatan
dilapangan bagi setiap bagian pekerjaan. Perbedaan antara Gambar Kerja
dengan keadaan dilapangan harus dilaporkan kepada Konsultan
Pengawas/Owner untuk mendapatkan pemecahan setelah berkonsultasi
dengan perencana, tidak dibenarkan kontraktor mengambil tindakan tanpa
sepengetahuan Konsultan Pengawas / Owner.
10.Ketentuan Dan 10.1 Sepanjang tidak ada ketetepan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Syarat Bahan- (RKS) ini maupun dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan
Bahan yang akan dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus
memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam Persyaratan Umum Bahan
Bangunan Indonesia (PUBI th.1982), Standar Industri Indonesia (SID untuk
bahan termaksud, serta ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan
lainnya yang berlaku di Indonesia. Kontraktor atas biaya sendiri, harus
mengadakan dan menyediakan semua peralatan konstruksi dan bahan, baik
untuk pekerjaan permanen maupun pekerjaan sementara termasuk segala
macam barang lainnya yang diperlukan.
10.2 Bahan/material dan komponen jadi yang dipasang/dipakai harus sesuai
dengan yang tercantum di dalam Gambar, RKS dan atau Risalah Aanwijzing,
memenuhi standar spesifikai bahan tersebut, dan mengikuti peraturan
persyaratan bahan bangunan yang berlaku.
10.3 Kontraktor/Pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh
semua bahan-bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut kepada
konsultan Pengawas/Owner untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis
sebelum semua bahan-bahan tersebut didatangkan/dipakai.
Contoh bahan tersebut yang harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas
adalah sebanyak 3 (tiga) buah dari suatu bahan yang ditentukan untuk
menetapkan “Standard of Appearance” dan disimpan di ruang Konsultan
Pengawas/Owner. Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah 2
(dua) minggu sebelum jadwal pelaksanaan.
10.4 Merk Bahan/Material dan Komponen Jadi.
Kecuali ditentukan lain, nama-nama atau merk-merk dagang dari bahan yang
disebutkan dalam Syarat Teknis ini, ditujukan untuk maksud-maksud
perbandingn kualitas, terutama dalam hal mutu, model, bentuk, jenis dan
sebagainya. Dan hendaknya tidak diartikan sebagai persyaratan (merk) yang
mengikat. Dalam hal dimana disebutkan 3 (tiga) merk dagang atau lebih untuk
jenis bahan/pekerjaan yang sama, maka Kontraktor Konstruksi diharuskan
untuk dapat menyediakan salah satunya. Disyaratkan bahwa hanya satu
merk pembuatan atau merk dagang yang diperkenankan untuk setiap jenis
bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini.
10.5 Kontraktor boleh mengusulkan merk-merk dagang lainnya yang setara dalam
mutu, model, bentuk, jenis dan sebagainya setelah mendapatkan persetujuan
Konsultan Perencana. Penggunaan bahan produk lain dengan apa yang
dipersyaratkan harus setara atau lebih baik dan harus disetujui Konsultan
Pengawas secara tertulis dan diketahui Konsultan Perencana.
10.6 Dalam hal pengadaan semua bahan baku, barang jadi, bahan setengah jadi
dan lain-lain, penggunaan barang produksi dalam negeri akan sangat
diperhatikan/diutamakan, selama barang tersebut memenuhi syarat-syarat
minimum yang ditetapkan, sesuai dengan petunjuk dan persetujuan
Konsultan Pengawas dan Perencana, kecuali bila ditentukan lain dalam RKS
Teknis.
10.7 Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas berhak untuk menunjuk tenaga
ahli yang ditunjuk oleh pabrik dan atau supplier yang bersangkutan tersebut
sebagai pelaksana. Dalam hal ini Kontraktor tidak berhak mengajukan klaim
sebagai pekerjaan tambah.
10.8 Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur, dan produk yang dipilih, akan
diinformasikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari
kalender setelah penyerahan contoh bahan tersebut.

Hal .7 dari 25
Spesifikasi Teknis

10.9 Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai dengan persyaratan


pabrik yang bersangkutan dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.
Penyimpanan bahan-bahan harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu kelancaran pelaksanaan, dan bahan-bahan tersebut tidak
rusak.

11.Pemeriksaan 11.1 Bahan-bahan yang didatangkan/dikerjakan harus sesuai dengan contoh-


Bahan-Bahan contoh yang telah disetujui Konsultan Pengawas seperti yang diatur dalam
pasal 10 diatas. Semua bahan bangunan yang akan digunakan harus
diperiksakan dulu kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan.
Konsultan Pengawas berwenang menanyakan asal bahan dan Kontraktor
wajib memberitahukan.
11.2 Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh kontraktor di lapangan
pekerjaan, tetapi tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitasnya jelek yang
dinyatakan di-afkir/ditolak oleh Konsultan Pengawas, tidak boleh
dipergunakan dan harus segera dikeluarkan dari lapangan selambat-
lambatnya dalam tempo 3 x 24 jam terhitung dari jam penolakan.
11.3 Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Konsultan
Pengawas/Owner dan ternyata masih dipergunakan oleh
Kontraktor/Pelaksana, maka Konsultan Pengawas berhak memerintahkan
pembongkaran kembali kepada Kontraktor yang mana segala kerugian yang
diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi tanggungan Kontraktor
sepenuhnya disamping pihak Kontraktor tetap dikenakan denda sebesar
1°/oo (satu permil) dari harga borongan.
11.4 Apabila Konsultan Pengawas merasa perlu untuk menerliti suatu bahan lebih
lanjut, Konsultan Pengawas berhak mengirim bahan tersebut ke laboratorium
Lembaga Penelitian Bahan-bahan yang terdekat untuk diteliti. Biaya
pengiriman dan penelitian menjadi tanggung jawab Kontraktor, apapun hasil
penelitian bahan tersebut.
11.5 Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas
dari bahan-bahan tersebut, maka Kontraktor harus memeriksakannya ke
Laboratorium Lembaga Penelitian Bahan-Bahan untuk diuji dan hasil
pengujian tersebut disampaikan kepada Konsultan Pengawas/Owner secara
tertulis. Segala biaya pemeriksaan tersebut ditanggung oleh Kontraktor.
11.6 Sebelum ada kepastian dari Laboratorium tersebut diatas tentang baik
tidaknya kualitas dari bahan-bahan tersebut. Kontraktor/Pelaksana tidak
diperkenankan melanjutkan pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan bahan-
bahan tersebut.

12.Pemeriksaan 12.1 Owner dan Konsultan Pengawas atau setiap petugas yang diberi kuasa
Pekerjaan olehnya, setiap waktu dapat memasuki tempat pekerjaan, atau semua
bengkel dan tempat-tempat dimana pekerjaan sedang
dikerjakan/dipersiapkan atau dimana bahan/barang dibuat. Kontraktor harus
memberi fasilitas dan membantu untuk memasuki tempat-tempat tersebut.
12.2 Kontraktor diwajibkan meminta kepada Konsultan Pengawas untuk diperiksa
setelah menyelesaikan suatu bagian pekerjaan untuk persetujuannya,
sebelum memulai pekerjaan lanjutannya. Baru bila Konsultan Pengawas telah
menyetujui bagian pekerjaan tersebut, Kontraktor dapat meneruskan
pekerjaannya.
12.3 Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam dihitung dari jam
diterimanya surat permohonan pemeriksaan (tidak dihitung hari libur/hari
raya) tidak dipenuhi oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat meneruskan
pekerjaannya dan bagian yang harusnya diperiksa dianggap telah disetujui
oleh Konsultan Pengawas. Hal ini dikecualikan bila Konsultan Pengawas
minta perpanjangan waktu.
12.4 Bila Kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, Konsultan Pengawas berhak
menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk
diperbaiki. Biaya pembongkaran dan pemasangan kembali menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
Hal .8 dari 25
Spesifikasi Teknis

12.5 Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi tidak terlihat sebelum
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas. Kontraktor harus
memberikan kesempatan sepenuhnya kepada Pengawas untuk memeriksa.
Apabila surat permohonan pemeriksaan tidak dipenuhi/ditanggapi oleh
Konsultan Pengawas/Owner, maka Kontraktor dapat meneruskan
pekerjaannya dan bagian pekerjaan yang seharusnya diperiksa dianggap
disutujui oleh Konsultan Pengawas/Owner.
12.6 Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor, tetapi
karena bahan/material/komponen jadi, maupun mutu hasil pekerjaan itu
sendiri ditolak oleh Konsultan Pengawas/Owner, harus segera dihentikan dan
selanjutnya dibongkar atas biaya Kontraktor dalam waktu yang ditetapkan
oleh Konsultan Pengawas/Owner.
12.7 Apabila ada bagian pekerjaan yang dilanjutkan sebelum disetujui, tetapi
karena ‘keadaan mendesak’ dilanjutkan oleh Kontraktor, maka Kontraktor
tetap bertanggung jawab atas bagian pekerjaan tersebut maupun akibat yang
ditimbulkan atas bagian pekerjaan sebelumnya terhadap hasil bagian
pekerjaan lanjutannya. Perintah perbaikan atas hasil pekerjaan lanjutan, yang
berakibat pula pada perbaikan pekerjaan sebelumnya yang telah disetujui,
tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.
12.8 Bila Kontraktor melalaikan perintah, Konsultan Pengawas/Owner berhak
untuk membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk
diperbaiki. Biaya pembongkaran dan pemasangan/perbaikan kembali
menjadi tanggungan Kontraktor, dan tidak dapat diklaim sebagai biaya
pekerjaan tambahan, atau sebagai alasan untuk perpanjangan waktu
pelaksanaan.

13.Kualitas Pekerjaan 13.1 Pekerjaan harus dikerjakan dengan kualitas pengerjaannya terbaik dan hanya
tenaga-tenaga kerja terbaik dalam tiap jenis-jenis pekerjaan diijinkan untuk
melaksanakan pekerjaan bersangkutan. Kualitas pekerjaan atau kualitas
hasil pekerjaan yang kurang memenuhi syarat akan ditolak dan dilarang untuk
diteruskan kegiatannya.
13.2 Selama pekerjaan berlangsung Owner berhak sewaktu-waktu
memerintahkan secara tertulis kepada Kontraktor :
a. Untuk menyingkirkan dari tempat pekerjaan, dalam jangka waktu
tertentu, bahan-bahan/material yang dianggap tidak sesuai dengan
kontrak.
b. Penggantian bahan-bahan atau material yang tidak cocok dan sesuai.
c. Pembongkaran serta pembuatan baru yang sesuai (terlepas dari test-
test terdahulu atau pembayaran dimuka) dari sembarang pekerjaan
yang menurut Owner secara material atau keahlian tidak cocok
dengan kontrak.
13.3 Kegagalan Konsultan Pengawas untuk menolak pekerjaan atau material tidak
menutup kemungkinan Owner di kemudian hari menolak suatu pekerjaan
atau material yang dianggap tidak cocok dengan kontrak serta
memerintahkan untuk membongkarnya atas tanggungan Kontraktor.
13.4 Pengujian Hasil Pekerjaan.
Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka semua pekerjaan akan
diuji dengan cara dan tolok ukur pengujian yang dipersyaratkan dalam
referensi yang ditetapkan dalam Bab RKS.
14.Gambar Kerja 14.1 Shop Drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan yang harus
(Shop Drawing) dibuat oleh Kontraktor berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah
disesuaikan dengan keadaan lapangan. Kontraktor wajib membuat shop
drawing pada setiap akan melaksanakan suatu pekerjaan dan untuk
membuat detail khusus yang belum tercakup lengkap dalam Gambar
Kerja/Dokumen Kontrak maupun yang diminta oleh Konsultan Pengawas.
14.2 Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua
data yang diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan,
keterangan produk, cara pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan

Hal .9 dari 25
Spesifikasi Teknis

khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik yang belum tercakup secara lengkap
di dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun dalam buku ini.
14.3 Kontraktor wajib mengajukan shop drawing tersebut sebanyak 3 (tiga)
rangkap atas biaya Kontraktor kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat
persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. Persetujuan tersebut tidak
melepaskan Kontraktor dari tanggung jawab atas kesalahan yang dilakukan
Kontraktor.
14.4 Pelaksanaan pekerjaan fisik dilakukan berdasarkan shop drawing yang telah
disetujui Konsultan Pengawas. Apabila karena metode pelaksanaan, detail
pada shop drawing berbeda dengan yang dimaksud dalam Gambar
Kerja/Dokumen Kontrak, maka untuk perbedaan tersebut akan diminta
persetujuan Konsultan Perencana.

15.Gambar Perubahan 15.1 Gambar Kerja/Dokumen Kontrak hanya dapat berubah atas permintaan
tertulis oleh Pemberi Tugas dan dibuat oleh Konsultan Perencana.
15.2 Perubahan rencana ini harus dibuat gambarnya yang sesuai dengan apa
yang diperintahkan oleh Pemberi Tugas, yang jelas memperlihatkan
perbedaan antara gambar kerja dan perubahan rencana.
15.3 Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) berikut kalkirnya
(gambar asli) dan diberikan kepada Kontraktor melalui Konsultan Pengawas.

16.Gambar Sesuai 16.1 Gambar pelaksanaan adalah gambar yang sesuai dengan apa yang
Kenyataan ( As dilaksanakan, baik karena penyimpangan ataupun tidak, termasuk semua
Built Drawing ) perubahan atas perintah dan persetujuan Konsultan Perencana/Owner, dan
yang tidak terdapat dalam Gambar Kerja.
16.2 Kontraktor harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan apa yang
dilaksanakan. Gambar tersebut memperlihatkan perbedaan antara gambar
rencana dengan pekerjaan yang dilaksanakan, serta harus diserahkan
kepada Konsultan Pengawas sebanyak 3 (tiga) rangkap berikut gambar asli
(kalkir) atas biaya ditanggung Kontraktor.
16.3 Penyerahan gambar pelaksanaan (as built drawing) dilakukan setelah
pekerjaan selesai dan diserah-terimakan.

17.Supplier dan Sub 17.1 Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau Kontraktor bawahan (Sub-
Kontraktor Kontraktor) yang memang sudah ahli dan terbiasa dalam melaksanakan
pekerjaan yang ditawarkan dan dalam hal pengadaan bahan/material dan
pemasangannya, maka Kontraktor wajib memberitahukan terlebih dahulu
kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
17.2 Kontraktor wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas petunjuk
Konsultan Pengawas dengan Kontraktor bawahan atau Supplier bahan.
17.3 Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di lapangan untuk
pekerjaan khusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut
perlu persyaratan khusus sesuai instruksi pabrik.

18.Penjagaan 18.1 Kontraktor diwajibkan menjaga lapangan terhadap barang-barang milik


Keamanan proyek, Konsultan Pengawas dan milik pihak ketiga yang ada di lapangan.
Lapangan
Pekerjaan
18.2 Untuk maksud-maksud tersebut, kontraktor harus membuat pagar pengaman
dari seng dan rangka kayu atau bahan lain yang biayanya menjadi
tanggungan Kontraktor.
18.3 Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui Konsultan
Pengawas, baik yang telah dipasang maupun belum adalah menjadi
tanggung jawab Kontraktor dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya
pekerjaan tambah.
18.4 Apabial terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya, baik
berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa. Untuk itu Kontraktor
diwajibkan menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap dipakai
yang ditempatkan di tempat-tempat yang akan ditetapkan kemudian oleh
Hal .10 dari 25
Spesifikasi Teknis

Konsultan Pengawas dan dianjurkan untuk mengasuransikan pekerjaan


terhadap bahaya kebakaran.
18.5 Kontraktor harus membuat jalan masuk sementara menuju lokasi pekerjaan.
Lokasi dan arah jalan masuk akan ditentukan kemudian oleh Pengawas
Lapangan. Kontraktor juga wajib memasang rambu-rambu peringatan pada
tempat-tempat yang mudah dilihat baik oleh pejalan kaki maupun pengemudi
kendaraan bermotor.

19.Jaminan dan 19.1 Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa
Keselamatan Kerja pemeliharaan, Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan dan
keamanan pekerja, bahan dan peralatan teknis serta konstruksi yang
diserahkan Pemberi Tugas. Dalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan, maka
Kontraktor harus bertanggung jawab memperbaikinya.
19.2 Kontraktor wajib menjamin keselamatan para tenaga kerja yang terlibat dalam
pelaksanaan pekerjaan dari segala kemungkinan yang terjadi dengan
memenuhi aturan dan ketentuan kesehatan dan keselamatan kerja yang
berlaku (Jamsostek).
19.3 Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan
siap digunakan di lapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah
bagi semua petugas dari pekerja lapangan.
19.4 Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan
siap digunakan di lapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah
bagi semua petugas dari pekerja lapangan.
19.5 Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan
siap digunakan di lapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah
bagi semua petugas dari pekerja lapangan.
19.6 Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan
siap digunakan di lapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah
bagi semua petugas dari pekerja lapangan.
19.7 Sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri
Tenaga Kerja Nomor : 30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men/1984 tanggal 27
Januari 1984 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun
1977 Bagi Tenaga Kerja Borongan Harian Lepas Pada Kontraktor Induk
maupun Sub Kontraktor yang melaksanakan Proyek-Proyek Pembangunan,
pihak pemborong yang ikut serta dalam program ASTEK dan
memberitahukan secara tertulis kepada Pemimpin Pelaksana Proyek.

20.Pekerjaan Tambah 20.1 Tata cara pelaksanaan dan penilain perubahan, penambahan dan
Kurang pengurangan pekerjaan disesuaikan dengan Dokumen Kontrak.
20.2 Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/kurang diberitahukan tertulis dalam
buku harian oleh Konsultan Pengawas, serta persetujuan Pemberi Tugas.
20.3 Pekerjaan tambah/kurang hanya berlaku bila memang nyata-nyata ada
perintah tertulis dari Konsultan Pengawas atau persetujuan Pemberi Tugas.
20.4 Biaya pekerjaan tambah/kurang akan diperhitungkan menurut daftar harga
satuan pekerjaan yang dimasukkan oleh Kontraktor yang pembayarannya
diperhitungkan bersama dengan angsuran terakhir.
20.5 Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga
satuan pekerjaan yang dimasukkan dalam penawaran, harga satuannya akan
ditentukan lebih lanjut oleh Konsultan Pengawas bersama-sama Kontraktor
dan persetujuan dari Pemberi Tugas.
20.6 Adanya pekerjaan tambah tidak dapat dijadikan alasan sebagai penyebab
keterlambatan penyerahan pekerjaan, tetapi Pemberi Tugas atas
rekomendasi Konsultan Pengawas dapat mempertimbangkan perpanjangan
waktu karena adanya pekerjaan tambah tersebut.

Hal .11 dari 25


Spesifikasi Teknis

21.Pemeliharaan 21.1 Jangka waktu pemeliharaan adalah : 180 (seratus delapan puluh) hari
Pekerjaan kalender dihitung dari tanggal penyerahan pekerjaan pertama (pekerjaan
selesai 100%). Dalam jangka waktu tersebut, Kontraktor wajib memperbaiki
cacat-cacat tersembunyi, hasil pekerjaan yang tidak baik dan melengkapi
kekurangan-kekurangannya yang dilakukan oleh Kontraktor akibat tidak
baiknya pelaksanaan pekerjaan dan kurangnya mutu bahan seperti tertulis
dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan Berita Acara Rapat
Penjelasan Pekerjaan ini atas biaya Kontraktor.
21.2 Bila dalam jangka waktu pemeliharaan atas perintah Konsultan Pengawas,
Kontraktor tidak melaksanakan pekerjaan perbaikan tersebut, maka Pemberi
Tugas berhak menyuruh pihak ketiga (Kontraktor lain) untuk mengerjakannya
atas beban Kontraktor.
21.3 Penyerahan pekerjaan kedua kalinya (terakhir) harus dilakukan sesudah
habis jangka waktu pemeliharaan, dan sampai berakhirnya pekerjaan
perbaikan yang harus dilaksanakan.

22.Penyerahan 22.1 Pada waktu penyerahan pekerjaan, Kontraktor wajib menyerahkan :


Pekerjaan
 4 (empat) set Gambar As built Drawing, terdiri dari 1 (satu) set asli dan 3 (tiga)
copy.
 Laporan Kegiatan Pelaksanaan.
 Album Photto Kegiatan Pelaksanaan.
 Jaminan kir instalasi yang disetujui oleh lembaga pemerintah yang
berwenang.
22.2 Penyerahan pekerjaan terakhir kepada Pemberi Tugas hanya dapat
dilaksanakan apabila seluruh pekerjaan telah dapat berfungsi secara
sempurna dan dapat diterima oleh Pemberi Tugas. Selain itu seluruh
kewajiban Kontraktor seperti memberi latihan operasi kepada petugas yang
ditunjuk oleh Pemberi Tugas dan kewajiban lainnya telah dilaksanakan dan
dapat diterima oleh Pemberi Tugas.

PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN

Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2.1 Pekerjaan Pembongkaran


2.1.1 Pekerjaan Pembongkaran.
a. Sebelum memulai pekerjaan pembongkaran, pelaksana pekerjaan harus memberitahukan kepada
Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas (MK) dan pihak terkait (Pengelola Gedung) guna
pemeriksaan awal dan ijin pelaksanaan pekerjaan dan dibuatkan Berita Acara Pembongkaran yang
diketahui oleh Konsultan Pengawas Konsultan Perencana, dan Tembusan Kepada Pejabat
Pembuat Komitmen ( PPK ) dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK )
b. Waktu pemberitahuan minimal 2 x 24 jam sebelum memulai pekerjaan.

2.1.2 Pemeriksaan Tempat Kerja.


Pelaksanaan pembongkaran sebelumnya harus yakin akan kesiapan dan segala akibat yang mungkin
dapat timbul dalam proses pelaksanaan pekerjaan pembongkaran. Persetujuan ijin mulai pelaksanaan
pekerjaan adalah setelah dilakukan pemeriksaan kondisi lokasi bersama-sama Konsultan Pengawas
(MK), Perencana dan Pemberi Tugas.

2.1.3 Pengamanan/pemutusan Jalur-jalur Instalasi.


a. Amankan jalur-jalur air, listrik, gas, Air Conditioning (AC) atau instalasi lain dengan menutupnya
dengan bahan yang diijinkan atau disyaratkan oleh Konsultan Pengawas, Pemilik bangunan
(Pengelola gedung) dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Hal .12 dari 25


Spesifikasi Teknis

2.1.4 Pembongkaran
a. Pembongkaran dilakukan dengan alat-alat yang mencukupi, tepat guna dan aman. Pengawasan
agar dilakukan tehadap timbulnya debu, suara dan getaran yang mempengaruhi lingkungan
sekitar/sekelilingnya.
b. Agar diusahakan alat-alat atau cara-cara pengamanan, baik untuk bangunan yang tidak dibongkar
atau kesiapan-kesiapan pekerjaannya
c. Segala kerusakan yang terkadi menjadi Tnggung jawab pelaksana pembongkaran / kontaktor.
d. Puing-puing hasil pembongkaran harus segera dibuang dari lokasi pekerjaan (proyek).
e. Semua bongkaran berupa barang yang masih utuh (seperti lampu, dll) dan dapat digunakan
kembali, disimpan dan diserahkan kepada Pemberi Tugas dengan diketahui oleh Konsultan
Pengawas/MK dengan disertai daftra/list item barangbarang tersebut.

2.2 Pengukuran Kembali .


Sebelum dimulainya pelaksanaan Pekerjaan di lokasi proyek, untuk menyamakan persepsi ukuran ukuran yang
akan dilaksanakan antara gambar perencanaan dengan ukuran sebenarnya di lokasi, perlu dilakukan
pengukuran ulang oleh kontraktor untuk penentuan ukuran-ukuran yang akan dilaksanakan atas dasar hasil
ukuran yang pas dalam setiap ruangan. Hasil pengukuran tersebut harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK
dan Perencana.

PASAL 3
PEKERJAAN TREATMENT DINDING

3.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan Border Dinding dekoratif dengan Tinggi 95 cm dari Permukaan
Lantai yang tertera dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

3.2. Persyaratan Bahan


a. Rangka :
Rangka vertikal dan horizontal dari besi hollow galvanise 2 x 4 cm, tebal pelat minimal 0,3 mm dan diberi
meni. Rangka dibuat modul jarak per-60 cm ( As )
b. Penutup Rangka :
Dibuat Modul jarak per 60 cm sesuai rangka ( As ) menggunakan MDF yang bermutu baik Tebal = 9 mm
dan dilapisi HPL Sekualitas Merk Taco.
Dan khusus untuk Bagian List Border Atas Tinggi – 10 cm digunakan Multiplek yang bermutu baik tebal =
12 mm dan dilapisi HPL Sekualitas Merk Taco.
c. Sambungan/nut Penutup Rangka dibuat space sekitar 0,3 mm dan diberi cat.
d. Kesemua bahan di atas harus disetujui oleh Konsultan Pengawas, Perencana dan Pemberi
Tugas baik Merk, Warna , Jenis dll.

3.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi di lapangan (ukuran dan peil), termasuk mempelajari bentuk, pola lay-out / penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar. Juga terlebih dahulu harus memeriksa untuk
dikoordinasikan dengan pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan pekerjaan yang bersifat custom/dekoratif
.
b. Bahan yang dipasang adalah Bahan yang telah dipilih dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit
sama, tidak ada bagian yang retak, gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
c. Sebelum pemasangan rangka hollow galvanis terhadap satu bidang dinding, dibuat tanda/marking terlebih
dahulu untuk pembagian jarak modul rangka per as 60 cm yang dimulai dari as setiap bidang dinding lalu
diajukan untuk diperiksa terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas dan Perencana.
d. Bahan Penutup Rangka mdf dipotong sesuai dengan modul rangka dan ditempel dengan sekrup khusus
dengan menggunakan alat bor listrik dan setiap pemasangan masing-masing sekrup sejajar minimal
berjarak 300 mm..
e. Rangka besi hollow harus siku, tegak, kaku dan kuat, kecuali bila dinyatakan lain, misal : permukaan
merupakan bidang miring sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.

Hal .13 dari 25


Spesifikasi Teknis

f. Sebelum Pemasangan Lapisan HPL , pastikan permukaan MDF dalam keadaan bersih, rata dan halus
terutama pada bagian bekas potongan.
g. Bahan Perekat yang digunakan untuk menempelkan HPL menggunakan Lem Aibon 168 .
Untuk cara pemasangannya Beri lem terlebih dahulu pada permukaan HPL dan permukaan MDF yang
sudah terpasang , lalu diamkan lem kering terlebih dahulu selama ± 5 menit .Setelah itu teknik untuk
menempelkan HPL dengan cara penempelan dimulai dari kedua sudut atas/bawah lalu diurutkan ke arah
akhir hingga tidak ada udara pada penempelan HPL.
h. Sambungan HPL/Nut diberi space ± 3 – 5 mm dan diwarnai cat
i. Pastikan Hasil Penempelan HPL tidak ada bagian/permukaan cacat atau bergelombang .

PASAL 4
PEKERJAAN BACKDROF

4.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan Backdroff Multipleks Lapis HPL, Backdroff Kamuflase Pintu,
Backdroff Pintu, Backdroff Kamuflase Kolom,Backdroff Autoscreen yang sesuai ditunjukkan dalam gambar dan
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/MK.

4.2. Persyaratan Bahan


a. Bahan pada Backdroff Multi Lapis HPL adalah :
- Multipleks 12 & 9 mm yang bermutu baik sebagai rangka utama
- HPL sekuatias TACO
- Bahan perekat adalah lem aibon.

b. Bahan pada Backdroff Kamuflase Pintu Dekoratif adalah :


- Besi Hollow Galvanis 40x40 mm sebagai rangka utama
- MDF 9 mm yang bermutu baik sebagau penutup rangka hollow
- HPL sekualitas TACO
- Lampu Led Pita
- Bahan perekat adalah lem aibon.

c. Bahan pada Backdroff Autoscreen :


- Multipleks 12 & 9 mm yang bermutu baik sebagai rangka utama
- HPL sekuatias TACO
- Melamik sebagai Finishing Permukaan dalam
- Bahan perekat adalah lem aibon.
- LED Strips sebagai pedaran cahaya dekoratif
- Mika sebagai Penutup Perletakan Lampu LED

4.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Alas/backing/dasar untuk dipasangi Backdroff, harus merupakan permukaan yang bersih dan rata.
b. Bahan Multipleks/MDF harus dipilih kualitas yang baik dan tidak ada cacat serta bebas dari mata kayu.
c. Multipleks / MDF adalah di-finish dengan HPL sekualitas TACO yang bermutu baik dan motif sesuai
persetujuan Perencana dan Pengawas.
d. Panel kayu/plywood setelah selesai di-finish, diberi perlindungan agar tidak rusak/cacat oleh pekerjaan
lainnya.
e. Pekerjaan untuk back-dropped yang bersifat dekoratif harus dikerjakan oleh tenaga yang ahli dan
berpengalamam.

PASAL 5
PEKERJAAN WALLPAPER DINDING

5.1. Lingkup Pekerjaan

Hal .14 dari 25


Spesifikasi Teknis

Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan Wallpaper pada bidang partisi/dinding sesuai yang disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/MK.

5.2. Persyaratan Bahan


a. Bahan wall cover adalah setara Interwall.

5.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Pada permukaan dinding yang akan dilapisi wall covering, permukaannya harus rata, kering dan bersih
(bebas debu dan kotoran lainnya).
b. Harus mengikuti aturan / persyaratan pabrik dalam mencampur dan menggunakan bahan pelapis dan
perekat.
c. Sebelum pemotongan pola dan warna harus diperiksa dan dicocokkan dengan contoh yang telah disetujui
Konsultan Pengawas/MK dan Perencana.
d. Semua bagian wall cover, terutama pada bagian tepi dan antar sambungan vertical dengan wall cover
selanjutnya, terpasang sama rekat dan hasilnya tidak bergelembung.
e. Pemotongan wall cover harus dilakukan secara hati-hati dan rapih dengan menggunakan alat potong
(cutter) yang tajam.
f. Awal pemasangan dan sisa buangan harus dikoordinasikan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK.

PASAL 6
PEKERJAAN GORDEN

6.1. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pelaksanaan pekerjaan pemasangan horizontal dan roll blind hanya pada jendela gedung atau/dan
sesuai yang ditunjukkan pada gambar rencana dan ruang-ruang yang tercakup dalam lingkup renovasi.

6.2 Persyaratan Bahan


a. Horizontal blind terbuat dari bilah-bilah bahan aluminium yang ringan, lebar daun 25mm dengan mekanisme
penggerak khusus di bagian atas, untuk mengatur pencahayaan yang masuk.
b. Roll Blind adalah terbuat dari bahan lembaran, berupa bahan khusus yang tidak mudah sobek. Mempunyai
mekanisme penggerak khusus di bagian atas, berfungsi untuk menggulung roll blind dan mempunyai mekanisme
berhenti yang unik, agar blind yang tergulung tidak jatuh ke bawah atau berhenti pada ketinggian tertentu sesuai
keinginan pemakai. Dan mempunyai model untuk pemakai dapat melihat sesorang/keadaan diluar ruangan
melalui Gorden Roller Blind tetatpi orang yang diluar ruangan tidak bisa melihat dari luar ruangan ke dalam
melalui roller blind ini.
c. Horizontal blind yang disyaratkan adalah ex TOSO Alumunium Horizontal blind atau setara.
d. Roller blind adalah EX. ONNA GOLD CHAIN FULLY DIAMOUT SERIE 20,26,27,50 atau Setara

6.3 Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Kontraktor/ pemborong harus mengajukan data dan spesifikasi produk, cara pemasangan dan pengoperasian
sesuai dengan ketentuan yang diajukan dan mengajukan contoh/ mock up horizontal dan roll blind, yang dapat
memperlihatkan cara kerja dengan baik dan benar.
b. Pelaksanaan
1. Kontraktor/Pemborong harus mengukur di lapangan tempat-tempat/jendela-jendela yang akan
dipasang horizontal blind untuk fabrikasinya.
2. Semua perakitan dilakukan di pabrik/workshop, perubahan-perubahan kecil saja yang bias dilakukan
dilapangan.
3. Posisi penempatan rumah atau penggerak mekanisme horizontal/roll blind harus pada bidang yang
kuat agar tidak ambruk dan harus dikoordinasikan dan disetujui Konsultan Pengawas/MK dan
Perencana. Dihindarkan pemasangan rumah penggerak pada kusen/mullion jendela kaca gedung.
4. Posisi pemasangan tongkat/tuas/rantai penggerak blind harus dikoordinasikan dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas/MK dan Perencana.
5. Apabila ditemukan kejanggalan sebelum pemasangan, harus segera diinformasikan kepada
Konsultan Pengawas.
6. Pemasangan sesuai dengan petunjuk pemasangan dari pabrik.
7. Pemasangan dilakukan dengan mempergunakan sekrup bukan paku.
c. Garansi

Hal .15 dari 25


Spesifikasi Teknis

1. Kontraktor /Pemborong menjamin barang yang dikirim adalah asli dan baru serta belum pernah
dipasang ditempat lain.
2. Kontraktor/Pemborong bertanggung jawab untuk perawatan selama masa garansi masih berlaku.

PASAL 7
PEKERJAAN CUTING STICKER

7.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan Cuting Sticker Pada Kaca Pintu/Jendela sesuai yang disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/MK.

7.2. Persyaratan Bahan


a. Cuting Sticker Sanblast berkualitas baik

7.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Bahan yang akan digunakan agar mendapat persetujuan dari Pngawas/Perencana/Owner baik itu warna,
jenis, dan motif nya.
b. Sebeum pemasangan dimulai pastikan agar permukaan yang akan dipasang sudah rata dan bersih.
c. Pemotongan Cuting Sticker Harus Rapi dan Lurus agar Pekerjaan terlihat sempurna tanpa cacat sedikitpun.

PASAL 8
PEKERJAAN STAGE

8.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini dilakukan meliputi area seluruh lantai karpet parquette/parket sesuai yang disebutkan/ditunjukkan
dalam gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/MK.

8.2. Persyaratan Bahan


a. Bahan yg digunakan adalah :
- Besi Siku 40x40 mm yang bermutu baik
- Laminated Parquet LOKAL ex TEKA LANTEKAYU tipe LINE Kempas atau produk lain yang setara
dan bermutu baik.
- Underlayer menggunakan polyfoam dgn tebal 3mm.
- Bahan perekat adalah lem putih setara Rakol.
b. Warna dan motif akan ditentukan kemudian atau seperti yg ditunjukkan pada detail gambar.
c. Kesemua bahan di atas harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK, Perencana dan Pemberi Tugas

8.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Alas dari parquet harus merupakan permukaan screed yang keras dan diaci halus, dan setelah itu
diberi underlayer berupa polyfoam dengan tebal minimal 3 mm. Underlayer polyfoam tsb. diletakkan di
atas permukaan screed yg sudah halus dan benar-benar rata.
b. Besi Siku 40x40 sebagai rangka struktur stage diberi jarak pembagian 120 x 120 cm dan diberi
perkuatan yang baik.
c. Multipleks 9 mm sebagai penutup rangka dan Alas Lantai Parquet
d. HPL Sebagai Finishing Khusus Pada dinding Stage Trap Tangga
b. Parquet tiles direkatkan langsung di atas permukaan underlayer yg sudah bersih dengan lem putih
setara Rakol.
c. Teknik pemasangan parquet harus diperhatikan dan dikoordinasikan dengan Konsultan Pengawas/MK
dan harus dilakukan oleh ahli yang berpengalaman dalam pemasangan parquet.
d. Awal pemasangan dan sisa buangan harus dikoordinasikan dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas/MK.
e. Bagian ujung/tepi dari lantai parquet yang berbatasan atau bertemu dengan lantai berbahan lain,
dipasang list pancing, berupa profil stainless steel. Ukuran dan bentuk profil ditunjukkan pada gambar
kerja untuk pelaksanaan.
Hal .16 dari 25
Spesifikasi Teknis

PASAL 9
PEKERJAAN KUSEN PINTU & JENDELA

9.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan pembuatan kusen kayu dan daun pintu/jendela meliputi seluruh detail yang dinyatakan / ditunjukkan
dalam gambar.

9.2 Persyaratan Bahan


a. Bahan kusen dari Alumunium 3”
b. Bahan dasar Daun Pintu dari Kayu Meranti
b. Pengawetan kayu Seluruh bahan kayu diawetkan dengan cara-cara yang diusulkan oleh Kontraktor dan
harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas/MK.
c. Ukuran finish kusen sesuai detail gambar.
d. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-retak,
mata kayu dan cacat lainnya.
e. Bahan-bahan penutup daun pintu/jendela adalah :
- Panel penutup daun pintu adalah plywood 6mm dan dilapisi HPL
- Panel Penutup daun pintu atas diberi kaca 6mm dan dilapisi Sanblast ( lihat pasal Cuting stickerr ).
f. Kesemua bahan di atas harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK, Perencana dan Pemberi Tugas.
g. Accessories daun pintu/jendela lihat di pasal pekerjaan Hardware.

9.3 Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, layout / penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
b. Sebelum pemasangan, penimbunan kayu di tempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang / tempat dengan
sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
c. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angker-angker dan penguat lain
yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan / menjaga kerapihan terutama untuk
bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
d. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lain sisisisinya dan dilapangan
sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan / pemasangan, kecuali bila ditentukan lain.
e. Semua ukuran harus sesuai ukuran gambar dan merupakan ukuran jadi. Pemotongan dan pembuatan profil
kayu dilakukan dengan mesin di luar tempat pekerjaan / pemasangan.
f. Kusen yang terpasang harus sesuai petunjuk gambar dan diperhatikan ukuran, bentuk profil, type kusen dan
arah pembukaan pintu / jendela.
g. Detail kusen dan sambungan dengan material lain harus disesuaikan dengan type pintu / jendela yang akan
terpasang.
h. Pembuatan dan penyetelan / pemasangan kusen-kusen harus lurus dan siku, sehingga mekanisme
pembukaan pintu / jendela bekerja dengan sempurna.
i. Kusen tidak diperkenankan dipulas dengan cat, vernis, meni atau finishing lainnya sebelum diperiksa dan
diteliti oleh Konsultan Pengawas/MK.
j. Semua kusen yang melekat pada dinding beton / bata diberi penguat angker diameter minimum 10 mm. Pada
setiap sisi kusen pintu yang tegak dipasang 3 angker dan untuk sisi kusen jendela 2 angker.
k. Setelah kusen dan daun pintu/jendela dipasang, antara kusen dan daun pintu/jendela tidak terjadi gap/jarak
yang besar, maksimal toleransi adalah 2mm.
l. Pola serat decorative plywood adalah sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar kerja.
m. Setelah terpasang perlu diberi pelindung terhadap benturan dan pengotoran dari pelaksanaan pekerjaan lain.
n. Penutup rangka panel pintu menggunakan plywood dengan ketebalan yang diijinkan (6+3mm) pemasangan
menggunakan lem khusus serta bahan pembantu paku yang ditumpulkan ujungnya, kemudian ditutup dengan
dempul. Bahan penutup plywood yang sudah dinyatakan kerataannya baru dilapis cat sesuai spesifikasi dan
setelah disetujui Konsultan Pengawas/MK.

PASAL 10
PEKERJAAN PLAFOND
Hal .17 dari 25
Spesifikasi Teknis

10.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan plafond gypsum board termasuk pemasangan rangkanya dan droff
ceiling sesuai yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/MK.

10.2 Persyaratan Bahan


a. Rangka :
Rangka dari besi hollow 4 x 4 cm/ 2 x 4 cm( Sebagai Rangka Droff ), tebal pelat besi hollow minimal 0,3 mm dan
diberi meni.
b. Penutup langit-langit :
Digunakan Gypsum Board yang bermutu baik produk Jaya Plasterboard atau produk lain yang setara, tebal =
9mm
c. Bahan penutup sambungan plafond : Compound atau bahan plester ex UB400 atau produk lain yg setara. Dan
paper tape yang berpori/berlubang dan bergaris tengah.
d. Kesemua bahan di atas harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK, Perencana dan Pemberi Tugas.

10.3 Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi di lapangan (ukuran dan peil), termasuk mempelajari bentuk, pola lay-out / penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
b. Gypsum board yang dipasang adalah gypsum board yang telah dipilih dengan baik, bentuk dan ukuran
masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak, gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas/MK.
c. Pemasangan rangka plafond besi hollow disesuaikan dengan kondisi ruangan dan dengan pola yang
ditunjukkan / disebutkan dalam gambar dengan memperhatikan modul pemasangan penutup langit-langit yang
dipasangnya
d. Modul rangka besi hollow adalah sesuai maksimal 60x60 cm.
e. Rangka penggantung bisa menggunakan besi hollow 2x4 cm, konstruksi ke pelat dak beton di fisher dan
sekrup atau dengan paku tembak-dyna bolt atau menyambung kepada rangka plafon eksisting.
f. Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata, tidak cembung, kaku dan kuat, kecuali bila
dinyatakan lain, misal : permukaan merupakan bidang miring / tegak sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
g. Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh permukaan rangka harus rata, lurus dan waterpas,
tidak ada bagian yang bergelombang.
h. Bahan penutup langit-langit adalah gypsum dengan mutu bahan seperti yang telah dipersyaratkan dengan
pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar. Plafond gypsum board dipasang dengan sekrup
khusus dan setiap pemasangan masing-masing sekrup sejajar minimal berjarak 300 mm.
i. Hasil pemasangan penutup langit-langit harus rata, tidak melendut.
j. Sambungan plafond gypsum board diberi compound dengan sebelumnya diberi paper tape khusus gypsum.
Setelah compound kering, diamplas sampai rata dan garis sambungan setiap unit gypsum board hilang.
k. Setelah plafond gypsum board terpasang, bidang permukaan langit-langit harus rata, lurus, waterpas dan
antara unit-unit gypsum board tidak terlihat.bergelombang dan sambungan
l. Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole / access panel ukuran 60x60 cm di langit-langit yang
bisa dibuka, diberi engsel tanpa merusak gypsum board disekelilingnya, untuk keperluan pemeriksaan /
pemeliharaan M & E.
m. Pelaksanaan pekerjaan penyetelan level plafond ceiling acoustic harus dilakukan secara hati-hati terhadap
semua komponen yang terdapat di bagian dalam atau dibalik plafond acoustic, yaitu semua komponen instalasi
Mekanikal & Elektrikal existing dan yang baru.
n. Pada Pinggiran Droff Ceilling Plafon diberi tali air sesuai yang ditujukan dalam gambar kerja.

PASAL 11
PEKERJAAN PENGECATAN

Hal .18 dari 25


Spesifikasi Teknis

11.1 Lingkup Pekerjaan.


Definisi pekerjaan cat adalah semua pelapisan permukaan pada berbagai material untuk maksud-maksud
perlindungan, pemberian warna, pemberian teksture.
Penggunaan :
1. Untuk Interior (Permukaan dinding, atau sesuai petunjuk pada gambar kerja).
2. Untuk Plafond dan plester/aci halus (skim coat) yang ditunjukkan dalam gambar kerja.
3. Untuk pengecatan kembali acoustic ceiling exisiting.

11.2 Persyaratan Bahan.


- Bahan yang digunakan adalah cat Emusion Paint water base ex CATYLAC.
- Tipe atau jenis yang dipilih ditentukan kemudian atau yang sudah ditunjukkan pada gambar kerja.
- Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan NI-3 dan NI-4 atau sesuai dengan spesifikasi dari pabrik
cat yang digunakan.
- Standard dari bahan prosedur cat ditentukan pabrik pembuat cat dan kontrak tidak dibenarkan merubah
standar dengan jalan mencampur dan mencairkan yang tidak sesuai dengan instruksi pabrik atau tanpa ijin dari
Konsultan Pengawas.
- Kontraktor diwajibkan membuat mock-up cat yang akan dipakai pada semua penggunaannya , yaitu pada
bidang yang lebih besar di salah satu ruangan proyek. Dan harus diajukan dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas/MK, Perencana dan Pemberi Tugas.

11.3 Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Plamur yang digunakan adalah plamur tembok Danplamur wall putty 550-1967 merk Danapaint.
b. Sebelum dinding plamur, plesteran sudah harus betul-betul kering, tidak ada retak-retak dan Kontraktor
meminta persetujuan kepada Konsultan Pengawas/MK.
c. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis dan lapisan plamur dibuat setipis
mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
d. Sesudah plamur kering, diamplas, kemudian dibersihkan dengan bulu ayam sampai bersih betul. Selanjutnya
dinding dicat dengan menggunakan Roller.
e. Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri-dari 3 (tiga) lapis dengan kekentalan cat sebagai berikut :
- Lapisan I encer yaitu dengan tambahan 20% air bersih.
- Lapisan II dan III kental yaitu dengan tambahan 10% air bersih.
f. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding dan plafond merupakan bidang utuh, rata, licin, tidak ada bagian
yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoranpengotoran.
g. Untuk pengecatan acoustic ceiling existing, kontraktor wajib memperhatikan metode kerja yang akan
digunakan dan sudah disetujui oleh MK. Semua komponen/armatur di luar acoustic yang terdapat pada
permukaan/bidang ceiling harus terhindar dari akibat pekerjaan pengecatan acoustic ceiling.
h. Setelah pekerjaan pengecatan acoustic ceiling selesai, semua komponen/armatur tesebut harus bersih dari
hasil pekerjaan pengecatan. Komponen/armatur tersebut adalah : rangka plafond (main tee dan cross tee),
komponen fire fighting (sprinkler, smoke detector, dsb), armatur penerangan/lighting existing dan baru,
grill/diffuser AC, komponen indoor antenna, dsb.

PASAL 12
PEKERJAAN KACA & CERMIN

12.1 Lingkup Pekerjaan.


Lingkup penggunaan bahan yang dimaksud untuk pelaksanaan sesuai dengan rincian pekerjaan seperti yang
tercantum pada gambar kerja untuk konstruksi dan dengan tata cara penanganan pekerjaan seperti tersebut
pada persyaratan teknis pelaksanaan dokumen teknis

12.2 Persyaratan Bahan.


Bahan yang dipakai adalah :
- Kaca Clear glass 6 mm ( ek.asaimas ).
- Untuk Kaca cermin, pelindung belakang adalah non-paperback, yaitu menggunakan cat bahan tembaga
(copper back)

12.3 Syarat-syarat Pelaksanaan.


1. Batas Toleransi :

Hal .19 dari 25


Spesifikasi Teknis

Untuk kaca lembaran toleransi panjang, lebar, ketebalan, kesikuan dan cacat mengikuti pada Standar Industri
Indonesia (SII – 0891 –78).
2. Untuk cermin, sesuai dengan gambar rencana. Menggunakan bahan perekat khusus (3 m double active
achesive) dan dilaksanakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman.
3. Hasil pemasangan kaca harus dalam alur rangkanya rapat, kuat / tidak goyang dan dijamin kerapihannya.
4. Pertemuan atau sambungan setiap unit kaca, memakai silicone sealant dengan warna ditentukan kemudian.
Atau warna tsb. diajukan terlebih dulu ke Konsultan Pengawas/MK, Perencana dan Pemberi Tugas.
5. Pada pemasangan dinding kaca tanpa kusen atau frameless, bagian tepi menggunakan profil besi galvanized
atau aluminium profil U ukuran lebih besar dari tebal kaca tsb. Ditanam pada bagian konstruksi, dan jarak atau
gap yang terjadi antara metal profil U dengan kaca, diberi silicone sealant warna putih atau bening.
6. Hasil pemasangan kaca (khususnya kaca bening/clear) yang sudah selesai dan sudah diterima oleh
Konsultan Pengawas/MK diberi tanda agar tidak tertabrak oleh pekerja atau orang lain

PASAL 13
PEKERJAAN HARDWARE

13.1 Lingkup Pekerjaan.


Pekerjaan ini meliputi pekerjaan yang berhubungan dengan semua daun pintu/jendela dan furniture yang akan
dipasang dalam proyek ini dan ditunjukkan dalam table/door schedule serta gambar kerja untuk konstruksi.

13.2 Persyaratan Bahan.


Bahan , type dan merk yang digunakan pada proyek ini ditunjukkan oleh Tabel atau Door Schedule.Semua
hardware yang akan digunakan harus diajukan dulu dan dimintakan persetujuannya ke Konsultan
Pengawas/MK, Perencana dan Pemberi Tugas.

13.3 Syarat-syarat Pelaksanaan.


a. Tenaga
Pekerjaan ini harus dilakukan / dikerjakan oleh tenaga-tenaga ahli yang betul-betul berpengalaman dan
menguasai teknologi pemasangan, serta mempunyai keahlian khusus dalam pekerjaannya.
b. Pelaksanaan
1. Hardware harus terpasang dengan baik, sempurna, kokoh dan siku, sesuai dengan yang
dipersyaratkan dan disetujui Konsultan Pengawas. Termasuk pemasangan kunci dan alat-alat bantu
yang digunakannya
2. Beberapa hal yang harus dihindarkan dalam pemasangan lock case yaitu : jangan memasang
spindle dengan cara dipukul dengan palu, jika lubang dead bolt tidak pas, jangan ditekan secara paksa,
jangan melubangi lock case dan jangan memberi beban berlebih pada handel pintu.
3. Seluruh pemasangan Hardware dilaksanakan di lokasi pekerjaan, dengan mempergunakan
peralatan lengkap sesuai untuk pekerjaan tersebut.
4. Semua sistem mekanis dari Hardware harus dapat bekerja dengan baik dan sempurna.
5. Kontraktor harus menjaga pekerjaan Hardware yang sudah selesai dilaksanakan, sehingga terhindar
dari kejadian-kejadian yang bisa menimbulkan kerusakan.
6. Hasil pekerjaan pemasangan Hardware harus dapat berfungsi dengan sempurna dan tidak cacat.

PASAL 14
PEKERJAAN CUSTOM MADE FURNITURE

1. PERSYARATAN UMUM
1.1. Batasan
Lingkup Kerja : Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, disiapkan untuk membuat custommade furniture,
seperti yang dispesifikasikan dan tertera dalam gambar desain.

2. PRODUK
2.1. Bahan / Material
2.1.1. Jenis : jenis bahan / material yang digunakan dalam pembuatan furniture adalah sebagai berikut :
a. Bahan utama 1 : Multipleks minimal 0,9 mm
Hal .20 dari 25
Spesifikasi Teknis

b. Bahan Utama 2 : Kayu sebagai rangka untuk sofa


b. Bahan pengikat & perekat.
c. Bahan finishing 1 : Melamic .
e. Bahan finishing 2 : High Pressure Laminate ( HPL ) .
f. Bahan pelengkap/Hardware.
g. Dan bahan / material lain seperti yang tercantum

2.1.2. Persyaratan : Pemilihan jenis bahan / material dan sumbernya harus sesuai dengan spesifikasi.
2.1.3. Pengajuan Alternatif : Apabila karena suatu hal, Pelaksana akan mengganti jenis bahan / material atau
sumber yang telah dispesifikasikan, pengajuan alternative tersebut harus memenuhi persyaratan yang ada dan
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas/MK dan Perencana.

3. SYARAT PELAKSANAAN
3.1. Multipleks
3.1.1. Persyaratan : Jenis Multipleks minimal 0,9 mm berkualitas baik atau sesuai yang tercantum
dalam gambar desain.
3.1.2. Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar desain adalah ukuran jadi artinya ukuran kayu sesudah
diserut dan diproses atau diberi finishing.
3.1.3. Kedap air : kayu harus melalui proses tertentu supaya mempunyai kedap air yang cukup,
terutama bila digunakan untuk jenis furniture sebagai berikut :
3.1.4. Kualitas / Mutu Kayu : Kayu yang digunakan harus memiliki kualitas / mutu yang sesuai standard
yang ada dan sesuai dengan tujuan penggunaannya.
3.1.5. Kelembaban Kayu : Persyaratan kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi syarat NI-5
(PPKI tahun 1961). Untuk pekerjaan ini, kelembaban kayu yang dijinkan, baik kayu padat maupun kayu
lapis tidak boleh melebihi 12% WMC. Khusus untuk kayu Kamper atau kayu Kapur tidak diperkenankan
melebihi 10% WMC.
3.1.6. Pola Serat Kayu : Harus diperhatikan pola serat kayu pada pekerjaan kayu dekoratif, baik yang
bersifat “veneer matching”, “cross veneer inlay”, ataupun “banding”, harus sesuai dengan desain dan
pola yang tertera pada gambar desain, serta sesuai dengan contoh warna pada Material color board.
Pengerjaan harus dilakukan sebaik-baiknya sehingga menghasilkan permukaan dekoratif yang betul-
betul rata, sejajar, halus dan menghasilkan daerah-daerah pertemuan yang rapi.
3.1.7. Metode : Semua pekerjaan kayu di tempat pengerjaan harus sebaik mungkin, dalam ruang yang
kering, sirkulasi udara baik dan dijaga agar tidak terkena cuaca / udara langsung. Pencegahan
kerusakan oleh benturan amat mutlak, baik sebelum maupun sesudah terpasang.

3.2. Alat Pengikat & Bahan Perekat – Meja & Lemari


3.2.1. Alat Pengikat : Sediakan alat-alat pengikat kayu yang diperlukan seperti paku, sekrup, baut dan
enis lain yang disetujui. Penggunaan pengikat ini harus tampak rapi, tidak menimbulkan keretakan dan
harus menunjang konstruksi furniture agar kuat dan kokoh. Bila perlu kayu harus dibor agar
permukaannya tidak retak.
3.2.2. Metode : Pembuatan, persiapan dan pemasangan alat-alat pengikat yang terbuat dari logam /
“iron mongery” pada kayu harus dikerjakan dengan mesin kayu sehingga tercapai kerapian dan
ketepatan yang setinggi-tingginya.
3.2.3. Bahan Perekat : Perekat yang digunakan harus disetujui dan tidak berpengaruh bagi kesehatan.
Penggunaan perekat ini harus menunjang konstruksi furniture agar kuat dan kokoh, permukaan kayu
harus tampak rapi dan tidak meninggalkan noda (terutama bila di-spesifikasikan bahwa permukaan
kayu diberi “clear / transparent finish”).

3.3. Bahan Finishing 1 - Melamic


3.3.1. Persyaratan : Finishing melamic yang dipakai adalah warna yang sesuai dengan skema warna
dan material yang dikeluarkan oleh Perencana dengan syarat intensitas warna sama antara masing-
masing bagian bidang permukaan kayu/plywood. Contoh warna melamic, harus diajukan terlebih dulu
oleh kontraktor, untuk disetujui Konsultan Pengawas/MK dan Perencana.
3.4. Bahan Finishing 2 - HPL
3.4.1. Persyaratan : High Pressure Laminate ( HPL ) yang dipakai adalah ex TACO motif kayu dan
warna solid atau Setara, warna sesuai dengan skema warna dan material yang dikeluarkan oleh
Perencana.
3.4.2. Tebal HPL yang disyaratkan adalah minimum 0,8 mm. Untuk finishing HPL dengan profil post
forming adalah dengan ketebalan maksimal 0,8 mm.
Hal .21 dari 25
Spesifikasi Teknis

3.4.3. Proses laminasi sebaiknya dipress secara hydrolis (High Pressure system ) di bengkel / work-
shop Kontraktor.
3.4.4. Arah serat dari HPL, sesuai yang ditunjukkan dalam gambar rencana/desain.
3.4.5. Permukaan HPL dilarang keras diamplas.

3.6. Bahan Pelengkap / Hardware


3.6.1. Jenis : Bahan pelengkap / hardware yang digunakan untuk furniture ini adalah produk Hafele ex
Jerman, Blum ex Austria atau Stanley.
3.6.2. Untuk handel laci/pintu lemari digunakan ex Vogel atau setara, metal/besi dengan diameter
handel 12mm panjang + 15 cm, kecuali disebutkan lain dalam gambar rencana/desain ( misal dengan
finger pull, dll ).
3.6.3. Glides untuk kaki meja/kursi/sofa/credenza : Berbahan plastik atau karet keras harus berasal dari
sumber yang disetujui Perencana / KP dan dianggap memenuhi persyaratan penggunaan setelah pihak
Pelaksana mengajukan contohnya.
3.6.4. Tacon : Bila digunakan plastik dalam bentuk Tacon ex Jerman atau setara untuk bahan penutup
permukaan BAGIAN BAWAH meja, lemari simpan dan lain-lain, dipersyaratkan dengan kwalitas yang
baik dan warna merata.
3.6.5. Hardware : Pemasangan rel laci, rel laci, engsel, handel dan kunci dll, harus kuat dan tepat,
sehingga mudah digunakan dan mudah dibuka – tutup.
3.6.6. Elemen Lepasan : Pemasangan elemen lepasan harus tepat dan sesuai dengan ukuran yang
telah ditetapkan. Kesalahan dalam ukuran yang berakibat pada kerapihan bentuk dan desain harus
dihindari. Bila hal itu terjadi, Pelaksana harus mengganti sebagian atau seluruh bagian yang tidak
sesuai.

3.7. Mock Up
3.7.1. Penyerahan : Bila jenis furniture yang dibuat berjumlah 10 (sepuluh) buah / unit atau lebih, maka
dalam pelaksanaannya diwajibkan untuk membuat 1 (satu) contoh / mock up.
3.7.2. Penilaian : Mock up tersebut dinilai dan diuji oleh Perencana dan Konsultan Pengawas/MK. Hasil
penilaian mengikat di dalam proses pengerjaan selanjutnya.
3.7.3. Revisi : Bila diperlukan, maka revisi yang menyangkut pekerjaan konstruksi, metode
pelaksanaan atau ukuran-ukuran masih dapat dilakukan oleh Pelaksana, dengan mempertimbangkan
penilaian dan pengarahan dari Perencana dan Konsultan Pengawas/MK.

3.8. Penyesuaian dan Pembersihan


3.8.1. Penyesuaian : Sebelum dan setelah pengiriman ke site, perlu dilakukan penyesuaian /
penyetelan untuk menguatkan konstruksi furniture yang sudah dibuat.
3.8.2. Pembersihan : Setelah penyetelan selesai dilakukan dan sebelum penyerahan barang,
Pelaksana harus membersihkan seluruh noda, bekas goresan maupun kotoran bekas tangan pekerja.
Penyerahan furniture harus dalam kondisi yang baik dan sempurna.

4. SYARAT PEMELIHARAAN
4.1. Perbaikan : Pelaksana diwajibkan memperbaiki furniture yang rusak, cacat atau ternoda.
4.2. Pengamanan : harus diberi perlindungan agar tidak rusak, karena pekerjaan lain yang mungkin dapat
menyebabkan rusaknya furniture.
4.3. Pelaksana bertanggung jawab untuk menyimpan dan memelihara seluruh furniture, sebelum dilakukan
penyerahan resmi kepada pihak Pemberi Tugas.
4.4. Finishing ulang : adanya perbedaan suhu di bengkel dan di proyek / site akan mempengaruhi kadar
kelembaban dan finishing dari furniture. Apabila setelah ditempatkan di site diperlukan finishing kembali, maka
biaya yang timbul ditanggung oleh Pelaksana.

PASAL 15
PEKERJAAN WORKSTATION

1. PERSYARATAN UMUM

Hal .22 dari 25


Spesifikasi Teknis

1.1. Batasan

1.1.1. Lingkup Kerja : Work station untuk spesifikasi ini termasuk pembuatan workstation meja kerja yang lebih
efisien.
1.1.2. Pelaksanaan : Semua pekerjaan work station dan finishing harus dilaksanakan di luar site (work shop)
hanya pekerjaan perbaikan kecil-kecilan serta penyetelan boleh dilakukan di site.

1.3.1. Teknik Ajuan : Detail data ukuran teknis dan spesifikasi bahan dari semua bagian work station sebagai
berikut :
1.3.1.1. Panel / partisi
1.3.1.2. Rangka
1.3.1.4. Perlengkapan-perlengkapan per satuan work station, seperti meja

2. SYARAT-SYARAT BAHAN :
2.1 Partisi : Menggunakan Besi Hollow Galvanis 40x40 mm
2.2 Penutup Partisi : Menggunakan Multipleks dilapis HPL sek. TACO
2.3 Meja : Menggunakan Bahan utama Multipleks dilapisi HPL sek. TACO.

3. SYARAT PELAKSANAAN
3.1. Panel / Partisi
3.1.1. Rangka dalam panel adalah metal (besi hollow galvanis), yang dipasang sangat kuat antar
sambungan.
3.1.2. Bahan rangka dalam tersebut dan pengikat (sekrup, dll) adalah berbahan metal yang anti
karat/korosi.
3.1.3. Rangka bagian dalam, mempunyai lubang-lubang, sebagai tempat /jalur kabel yang
akan melewatinya baik dari samping, atas dan dari bawah.
3.1.4. Sambungan antara panel harus dengan konstruksi yang baik dan kuat.
3.1.9. Jenis penutup panel yang digunakan adalah : Multipleks dilapisi HPL sek.TACO

3.2. Meja
3.2.1. Work top atau Top table, terbuat dari bahan Multipleks lapis HPL dengan Corak sesuai
persetujuan dari Pengawas/Perencana/Pemberi tugas..
3.2.2. Semua bagian dilapis dengan HPL
3.2.3. HPL yang dipakai adalah ex TACO motif kayu dan warna solid atau setara.
3.2.4. Proses finishing HPL bisa dilihat pada Pasal Treatment dinding.
3.2.6. Pelubangan meja untuk kabel dibuat serapih mungkin dan ditutup dengan cable cap (grommet).
3.3. Mock Up
3.3.1. Pelaksana diwajibkan membuat contoh prototype / mock-up.
3.3.2. Prototipe / mock-up tersebut dibuat berdasarkan spesifikasi dan gambar rencana/desain. Pilihan
tipe work-station untuk dibuat mock-up tersebut akan ditunjukkan oleh Perencana.
3.3.3. Contoh prototype/mock-up tersebut dijadikan standard dalam pemasangan workstation
selanjutnya.

3.4. Tenaga dan Peralatan


3.4.1. Ahli Pemasangan : Pemasangan harus dilakukan oleh tenaga ahli yang berpengalaman dalam
merakit atau memasang work station, dengan menunjukkan hasil pekerjaan yang sudah pernah
dilaksanakan.
3.4.2. Pemasangan harus disesuaikan dengan gambar lay out dan gambar rancangan.
3.4.3. Perakitan harus mengikuti aturan atau persyaratan pabrik pembuatnya.

3.5. Kebersihan
3.5.1. Semua permukaan panel harus bebas dari cacat, goresan dan noda.
3.5.2. Semua panel harus dilindungi dari kotor dan kerusakan sampai pemasangan selesai.
3.5.3. Kotoran-kotoran yang ditimbulkan dari pemsangan work station harus segera dibuang ke luar site
atas tanggungan Pelaksana.

4. SYARAT PEMELIHARAAN
4.1. Perbaikan : Pelaksana wajib memperbaiki pekerjaan work station yang rusak sebelum serah terima
pekerjaan I.
Hal .23 dari 25
Spesifikasi Teknis

4.2. Pengamanan : Work station yang sudah terpasang harus diberi perlindungan agar tidak rusak, karena
pekerjaan lain yang mungkin dapat menyebabkan rusaknya work station
4.3. Pelaksana bertanggung jawab untuk menyimpan dan memelihara seluruh work station yang dibuat sebelum
dilakukan penyerahan resmi kepada Pemberi Tugas.

PASAL 16
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK DAN LAMPU

17.1. Umum.
a. Uraian pekerjaan.
Pekerjaan system listrik ini mencakup persyaratan teknis untuk pelaksanaan pembongkaran dan pemasangan
serta pengujian, perlatan dan tenaga kerja sehingga seluruh system listrik dapat beroperasi dengan sempurna.

b. Lingkup pekerjaan.
Lingkup pekerjaan listrik ini mencakup pengadaan dan pemasangan instalasi listrik dan armature sesuai dengan
gambar.
c. Ketentuan.
􀂉 Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman dan mengerti teknik instalasi
dalam bank, serta pancingan kawat penggantung untuk kabel data sesuai gambar.
􀂉 Kontraktor/ pemborong harus menyediakan peralatan bantu untuk pelaksanaan dan pengujian yang
diperlukan guna kelancaran dan terlaksanya pekerjaan menurut persyaratan yang berlaku.
􀂉 Standar dan referensi yang dipakai adalah :
􀂉 Peralatan umum instalasi listrik (PUIL) tahun 2000, SNI 04-0225-2000 (SK Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No: KEP-174/MEN/2002)
􀂉 Peraturan menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik nomor 023/PRT/1973 tentang Peraturan
Instalasi Listrik (PIL).
􀂉 Peraturan menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik nomor 024/PRT/1973 tentang Syarat-syarat
Penyambungan listrik (SPL).
􀂉 Pelaksanaan teknis. Sebelum melaksanakan pekerjaan-pekerjaan instalasi, kontraktor/ pemborong
harus terlebih dahulu membongkar sebagian atau seluruh instalasi lama sesuai rencana yang berkaitan
dengan penambahan instalasi pengkabelan baru yang tertera pada gambar serta merapikan kembali
sesuai dengan fungsinya masing-masing. Kontraktor/ pemborong listrik harus bekerja sama dengan
kontrakto/ pemborong power untuk komputer yang ada di banking hall dan back office dengan diawasi
oleh pengawas. Pemindahan kabel grounding harus memperhatikan estetika interior.
􀂉 Pengujian.
Sebelum mengoperasikan stop kontak dan instalasi lainnya, kontaktor/ pemborong harus melakukan
pengujian instalasi untuk membuktikan bahwa pekerjaan tersebut sudah memenuhi syarat dan siap
dioperasikan. Pekerjaan tersebut berupa pengukuran tahanan isolasi.
􀂉 Pelaksanaan pemasangan.
Pada prinsipnya pemasangan seluruh instalasi pengkabelan harus dilakukan oleh tenaga ahli listrik
dalam hal ini perusahaan yang memiliki SIKA dan SPI yang dikeluarkan olh instansi yang berwenang.
Selain itu pemasang instalasi dilakukan oleh tenaga ahli yang berpengalaman di bidangnya.

17.2 . Material.
a. Instalasi pengkabelan dari panel menuju stop kontak, saklar, dan untuk instalasi penerangan memakai jenis
kabel NYM 3×2,5 mm dengan arde.
b. Setiap sambungan kabel tidak diperkenankan menggunakan selotip, tetapi harus menggunakan konektor
khusus/ lasdop.
c. Lampu LED Pita sebagai lampu utama pada pekerjaan interior ini
d. Pada setiap cabang pengkabelan harus menggunakan boks lengkap dengan tutupnya.
e. Setiap armature lampu/ saklar/ stop kontak harus menggunakan boks dus dengan mutu yang bagus
sebagaimana standar kelistrikan.
f. Merek kabel yang disyaratkan adalah bahan : Kabelindo, Kabel Metal, Tranka Kabel dan Supreme.
g. Armature lampu sesuai dengan jenis penggunaan, sesuai gambar buatan pabrik Artolite atau Lomm atau
setara.

Hal .24 dari 25


Spesifikasi Teknis

h. Komponen lampu yang digunakan adalah merek Philips atau Osram, atau setara.
i. Saklar lampu sesuai dengan jenis penggunaan sesuai gambar, ada yang tunggal, seri, triple, dan saklar
kelompok. Semua komponen tersebut merek Clipsal atau setara.
j. Stop kontak yang digunakan adalah buatan Clipsal atau setara.
k. Stop kontak normal 2 (dua) gang maupun stop kontak UPS 4 (empat) gang menggunakan merek German.
l. Stop kontak lantai yang digunakan adalah merek Legrand.
m. Out-let telepon buatan Cipsal atau setara.
n. Pipa PVC 20 mm produksi Ega atau Clipsal.
o. Protektor kabel merek Ega atau Clipsal.
p. AC Split yang digunakan adalh merek Panasonic atau Daikin.

PASAL 17
PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN DAN PENGAMANAN SETELAH PEKERJAAN

1.Lingkup Pekerjaan

1.1 Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam Lingkup Pekerjaan
seperti tercantun dalam Gambar Kerja dan terurai dalam buku ini dan semua barang atau bahan
bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi setelah pekerjaan yang menjadi tanggung
jawab kontraktor yang bersangkutan setelah selesai. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor
harus menjaga Keamanan bahan/Material bahan maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai
tahap serah terima.
1.2 Sebelum penyerahan pertama,kontraktor wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang belum
sempurna dan harus segera diperbaiki,semua ruangan harus bersih,halaman harus ditata rapih dan
semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari proyek.Pemberesan halaman ini harus
dilaksanakan sesuai petunjuk konsultan pengawas

PASAL 18
PEKERJAAN LAIN-LAIN

1.Lingkup Pekerjaan
1.1 Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian di lapangan akan
diatur/dibicarakan dilapangan oleh konsultan pengawas dan kontraktor,bila diperlukan akan
dibicarakan dengan konsultan perencana
1.2 Selain persyaratan teknis yang tercantum di atas,pemborong diwajibkan pula mengadakan
pengurusan –pengurusan perizinan antara lain; Surat Bukti Keer Listrik/Pengetesan dari PLN,dan
pengetesan lainnya bila diperlukan.

PASAL 19
PEKERJAAN PENUTUP

1.Lingkup Pekerjaan
1.1 Selama pemeliharaan, pemborong wajib merawat, mengamankan dan memperbaiki segala cacat
yang timbul, sehingga sebelum penyerahan kedua dilaksanakan pekerjaan benar-benar telah
sempurna
1.2 Semua yang belum tercantum dalam peraturan ini (RKS) akan ditentukan kemudian dalam Rapat
Penjelasan(Aanwiijzing),dan akan dituangkan/dimuat dalam Berita Acara Rapat Penjelasan.

Hal .25 dari 25

Anda mungkin juga menyukai