I. PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan ini akan meliputi, namun tidak terbatas pada :
1.1. Pembentukan Tim Engineer
Untuk melaksanakan tujuan Proyek yang ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja
(KAK), kebutuhan tenaga ahli yang diusulkan untuk diterapkan Satu Tim
Perencana berdasarkan KAK yang terdiri dari :
Ahli Arsitek
Sarjana dengan latar belakang pendidikan S-1 Teknik Arsitektur dengan
Pengalaman profesional pada bidang pekerjaan perencanaan arsitek Bangunan
Gedung 3 (tiga) tahun memiliki Sertifikasi SKA Muda Ahli Arsitek (kode 101) yang
masih Berlaku.
Surveyor
Latar belakang pendidikan Minimal Diploma D-3 Teknik Sipil dengan pengalaman
professional 3 tahun dan memiliki sertifikat SKT Juru Ukur/Survey Pemetaan
(TS.004) yang masih berlaku.
TENAGA PENDUKUNG
Cam Operator / Administrasi
Latar belakang pendidikan Minimal SMU / SMK / Sederajat dengan
pengalaman professional 3 tahun.
Disamping itu, Konsultan dapat menyediakan tenaga operator komputer,
Catatan : Sesuai dengan ketentuan, maka Tenaga Ahli diatas harus memiliki
Sertifikat tenaga ahli SKA/SKT dari Asosiasi dan dilengkapi dengan Curiculum
Vitae (pengalaman dilengkapi dengan referensi/surat keterangan) serta ijazah.
Pada prinsipnya suatu pembangunan memiliki suatu tujuan dan tahapan guna
mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan yang diinginkan, akan tetapi dalam
pelaksanaannya yang harus selalu diperhatikan adalah kondisi dari
pembangunan tersebut. Sebab itu peranan Konsultan Perencana sangat
dibutuhkan agar Pembangunan tersebut dapat terarah dan terlaksana dengan
baik. Berikut kami tampilkan alur pikir proses perencanaan.
HASIL
a. Tujuan Pembangunan
1. Bangunan sebagai sarana dan prasarana untuk meningkatkan pelayanan
terhadap masyarakat luas.
2. Dapat dipergunakan sesuai dengan yang direncanakan / Tepat Fungsi.
3. Kokoh, Indah / Memberikan Keindahan bagi Lingkungan di sekitarnya dan
dapat menjadi Refrensi bagi bangunan lain.
4. Mengedepankan kearifan lokal.
5. Dapat memberikan kenyamanan bagi Pengguna / Pemilik.
6. Sesuai dengan Standar yang berlaku.
7. Memenuhi Persyaratan K3 dan Mempunyai Akreditas.
b. Kondisi Pelaksanaan
Hal-hal yang perlu diperhatikan terkait dengan kondisi Pelaksanaan
Perencanaan:
1. Waktu pelaksanaan yang sempit
2. Lokasi pekerjaan yang berada di luar kota
3. Mutu yang dihasilkan.
Secara garis besar Strategi Pendekatan dapat digambarkan seperti pada diagram
berikut ini :
- Membuat tapal batas lokasi rencana lahan dan titik ikat referensi (Patok
BM).
dan telah melalui tahap kalibrasi (Gambar 1), adapun peralatan yang
digunakan berupa:
- Peralatan pendukung.
Patok BM
Patok CP
Keterangan :
Hab =Bt m - Bt b Hba = Bt b – Bt m
Bila tinggi stasion A adalah Ha, maka tinggi stasion B adalah :
Hb = Ha + Hab
Hb = HA + Bt m - Bt b
Hb = T – Bt b
Bila tinggi stasion B adalah Hb, maka tinggi stasion A adalah :
Ha = Hb + Hba
Ha = Hb + Bt b – Bt m
Ha = T – Bt m
5) Pengukuran Situasi
Pengukuran situasi dan detail dilakukan untuk mendapatkan data-data serta
informasi alam serta bangunan-bangunan lainnya. Titik detail yang diambil
adalah yang berada dalam batas areal lokasi survey.
Pengukuran detail situasi dilakukan menggunakan metode ray/grid yang telah
disesuaikan dengan kondisi lapangan dengan persetujuan direksi pekerjaan.
beberapa hal yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
d. Penggambaran
Pekerjaan penggambaran dilakukan setelah pekerjaan hitungan selesai
dilakukan, penggambaran dilaksanakan dalam dua tahap yaitu penggambaran
draft dan penggambaran final. Penggambaran dilakukan dengan
komputerisasi, yakni program MS-Excel dan AutoCAD.
Pada kolom legenda tercantum arah utara, skala garis, tabel koordinat dan
ketinggian dari titik ikat/reference pengukuran (BM), sistem proyeksi UTM.
Legend/notasi obyek dan lain lain lazimnya sebuah lembar peta (Standar BIG).
c. Metode Pemotretan
Pelaksaaan lapangan pemotretan foto udara diuraikan sebagai berikut;
• Penentuan titik Groud Control Point (GCP) mengacu pada titik BM
dan CP minimal 4 titik yang nampak pada saat kegiatan pemotretan
• Penentuan jalur terbang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat
mewakili keseluruhan lokasi survey
• Ketinggian maksimum 120 m yang merupakan batas syarat izin terbang
pesawat UAV
• Kamera diatur tegak lurus terhadap objek foto
• Jarak antara pengambilan gambar diatur secara konstan
Gambar 2.6. Contoh hasil data citra yang dikombinasikan dengan data topografi
lokasi bangunan.
Dalam hal kondisi bangunan gedung tidak dapat memenuhi ukuran dasar ruang yang
memadai, maka perencana konstruksi dapat melakukan penyesuaian ukuran dasar
ruang sepanjang prinsip Desain Universal terpenuhi serta mendapat persetujuan
TABG dan pemerintah daerah sehingga setiap Pengguna Bangunan Gedung dan
Pengunjung Bangunan Gedung masih dapat beraktivitas secara mudah, aman,
nyaman, dan mandiri.
Warna
Ukuran 1 2 3 4 5 6
Kisaran Usia 3 4-5 6-7 8-10 11-13 14-18
Kisaran Tinggi
93 - 115 108-121 119-142 133-159 146-176,5 159-188
Tubuh (cm)
Ketinggian Meja
59 67 76 88 100 106
Berdiri (cm)
Ketinggian Meja
46 53 59 64 71 76
(cm)
Ketinggian
26 31 35 38 43 46
Kursi (cm)
Gambar 1.9. Tampak samping kursi Gambar 1.10. Tampak depan kursi
roda umum roda umum
Gambar 2.1. Lebar efektif pintu serta ruang bebas di dalam ruangan dan di luar
ruangan/koridor/selasar
Gambar 2.3. Jenis pegangan pintu harus Gambar 2.4. Jenis pegangan pintu yang
tidak berupa tuas putar dan tidak licin direkomendasikan
Gambar 2.5. contoh warna kontras atau penanda lain pada pintu kaca
3. Koridor
a. Persyaratan Teknis
1) Koridor harus memiliki lebar efektif yang cukup untuk dilewati oleh
1 orang pengguna kursi roda paling sedikit 92 cm.
2) Koridor harus memiliki lebar efektif yang cukup untuk dilewati oleh
2 orang pengguna kursi roda paling sedikit 184 cm.
3) Koridor harus memiliki lebar efektif yang cukup untuk sirkulasi 1
orang penyandang disabilitas dan 1 orang pejalan kaki paling sedikit 152
cm.
4) Koridor dengan railing harus memiliki lebar efektif yang cukup untuk
dilewati oleh 1 orang pengguna kursi roda paling sedikit 112 cm.
5) Koridor dengan railing harus memiliki lebar efektif yang cukup untuk
dilewati oleh 2 orang pengguna kursi roda yang berpapasan paling sedikit
204 cm.
Gambar 2.9. Lebar efektif koridor yang Gambar 2.10. Lebar efektif koridor
direkomendasikan untuk sirkulasi 1 (satu) dengan pegangan rambat (handrail) yang
orang penyandang disabilitas dan 1 (satu) disarankan
orang pejalan kaki
arah perjalanan.
3) Ubin pengarah (guiding block) dan ubin peringatan (warning block) harus
kepada penggunanya;
dibuat dari material yang kuat, tidak licin, dan diberikan warna yang kontras
dengan warna ubin eksisting seperti kuning, jingga, atau warna lainnya
B. PROGRAM KERJA
I. JENIS PEKERJAAN
Kegiatan pekerjaan ini dapat dibagi atas 4 tahapan sebagai berikut :
SATKER/PPK PERUSAHAAN
AHLI AHLI
DESAIN INTERIOR ARSITEKTUR
Moh. Yunus Bin Parewa, ST. Syamsuddin Mustafa, ST., MT., IAI.
Tenaga Pendukung