Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

PRAKTIKUM PENCEMARAN AIR

D
I
S
U
S
U
N

OLEH : KELOMPOK 5

1. Meydi Natasya Putri Br Tarigan (P00933121013)


2. Muhammad Raja (P00933121014)
3. Natanael A. Manurung (P00933121015)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN KABANJAHE 2022
LEMBARAN PENGESAHA
LEMBAR PENGESAHAN

MATA KULIAH : PENCEMARAN LINGKUNGAN

JUDUL PRAKTEK :-

Dilaksanakan Pada : 17-Juni-2022

Oleh Kelompok :5

Disahkan tanggal :-

Mengetahui Pembimbing Praktek

:Bpk Nelson Tanjung ,SKM,M.KES :Bpk Mustar Rusli ,SKM,M.Kes

(……………………………………...) (……………………………………...)

:Bpk TH .Teddy Bambang ,SKM,M.Kes :Ibu Deli Syaputri ,SKM,M.Kes

(……………………………………...) (………………………………...)
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air merupakan salah satu komponen lingkungan yang sangat penting bagi kehidupan. Air
merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, karena makhluk hidup di muka bumi
ini tak dapat terlepas dari kebutuhan akan air. Pentingnya peranan air tersebut, sehingga kualitas air
sangat penting untuk diperhatikan. Aktivitas manusia merupakan salah satu faktor yang sangat
mempengaruhi kualitas air karena dampak dari aktivitas manusia yang tidak memperhatikan nilai
konservasi lingkungan menyebabkan fenomena pencemaran air.

Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur, atau komponen lainnya
kedalam air sehingga menyebabkan kualitas air terganggu. Kualitas air yang terganggu ditandai
dengan perubahan bau, rasa, dan warna. Sumber air semakin hari semakin tercemar karena
pengolahannya melebihi kapasitasnya untuk diperbaharui. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan
krisis air sehingga air membutuhkan pengolahan khusus yang membutuhkan biaya tinggi yang
melewati jangkauan sumberdaya ekonomi bagi kebanyakan negara (Midleton, 2004 dalam
Herlambang 2006). Suatu perairan dapat tercemar karena limbah yang bersumber dari limbah
rumah tangga, limbah industri, limbah peternakan maupun pertanian maupun limbah lain hasil
aktivitas manusia.

Sungai, laut merupakan tempat yang padat aktivitas dan berkontak langsung dengan
perairan, sehingga sistem pengolahan limbah sangat penting untuk diperhatikan sehingga
meminimalisir pencemaran yang terjadi pada air. Oleh karena itu praktikum pencemaran air
dilakukan di laut dan sungai yang berada dekat dengan aktivitas masyarakat sehari hari dengan
menggunakan parameter kimia, biologi dan fisik.

Berdasarkan defisini dari pencemaran air, dapat diketahui bahwa penyebab pencemaran air
dapat berupa masuknya makhluk hidup, zat, energi ataupun komponen lain sehingga kualias air
menurundan air pun tercemar. Banyak penyebab pencemaran air, tetapi secara umum dapat
dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu sumber kontaminan langsung dan dan tidak langsung.Sumber
langsung meliputi efluen yang keluar industri, TPA sampah, rumah tangga dan sebagainya. Sumber
tak langsung adalah kontaminan yang memasuki badan air dari tanah, air tanah atau atmosfir
berupa hujan. Pada dasarnya sumber pencemaran air berasal dari industri, rumah tangga
(pemukiman) dan pertanian.Tanah dan air mengandung sisa dari aktifitas pertanian seperti pupuk
dan pestisida. Kontaminan dari atmosfir juga berasal dari aktifitas manusia yaitu pencemaran udara
yang menghasilkan hujan asam.

Pencemaran air berdampak luas, misalnya dapat meracuni sumber air minum, meracuni
makanan hewan, ketidakseimbangan ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan
asam, dan sebagainya. Di badan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat (dari kegiatan pertanian)
telah menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali (eutrofikasi berlebihan).
Ledakan pertumbuhan ini menyebabkan oksigen, yang seharusnya digunakan bersama oleh seluruh
hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang. Ketika tanaman air tersebut mati, dekomposisi mereka
menyedot lebih banyak oksigen.
Pengolahan limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan, dialirkan ke sungai
atau selokan hendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang disediakan, kemudian diolah, agar bila
terpaksa harus dibuang ke sungai tidak menyebabkan terjadinya pencemaran air. Bahkan kalau
dapat setelah diolah tidak dibuang ke sungai melainkan dapat digunakan lagi untuk keperluan
industri sendiri. Sampah padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintetis yang tidak dapat
diuraikan oleh mikroorganisme dipisahkan, kemudian diolah menjadi bahan lain yang berguna,
misalnya dapat diolah menjadi keset. Sampah organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme
dikubur dalam lubang tanah, kemudian kalau sudah membusuk dapat digunakan sebagai pupuk.

Untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air, dalam aktivitas kita dalam memenuhi
kebutuhan hidup hendaknya tidak menambah terjadinya bahan pencemar antara lain tidak
membuang sampah rumah tangga, sampah rumah sakit, sampah/limbah industri secara
sembarangan, tidak membuang ke dalam air sungai, danau ataupun ke dalam selokan. Tidak
menggunakan pupuk dan pestisida secara berlebihan, karena sisa pupuk dan pestisida akan
mencemari air di lingkungan tanah pertanian. Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa
fosfat merupakan makanan bagi tanaman air seperti enceng gondok yang dapat menyebabkan
terjadinya pencemaran air.

Pencemaran air yang telah terjadi secara alami misalnya adanya jumlah logamlogam berat
yang masuk dan menumpuk dalam tubuh manusia, logam berat ini dapat meracuni organ tubuh
melalui pencernaan karena tubuh memakan tumbuh-tumbuhan yang mengandung logam berat
meskipun diperlukan dalam jumlah kecil. Penumpukan logam-logam berat ini terjadi dalam
tumbuh-tumbuhan karena terkontaminasi oleh limbah industri. Untuk menanggulangi agar tidak
terjadi penumpukan logam-logam berat, maka limbah industri hendaknya dilakukan pengolahan
sebelum dibuang ke
lingkungan.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini yaitu bagaimana menganalisis bahan bahan dan
tingkat pencemar air pada daerah aliran sungai ?

1.3. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini yaitu dapat mengetahui bahan-bahan dan tingkat
pencemar air pada daerah aliran sungai dan juga untuk memberitahukan kepada penulis maupun
pembaca apa-apa saja zat zat yang toxic atau pun zat-zat berbahaya yang harus kita ketahui yang
berada disekitaran tempat yang kita tinggali ,serta bagaimana cara mengatasi dan menangani
nya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sifat Air

Secara kimia air terdiri dari unsur H dan O, air memiliki tiga bentuk yaitu padat, cair dan
gas. Umumnya densitas meningkat berkaitan dengan menurunnya temperatur, sampai tercapai
maksimum pada 4oC, apabila temperatur turun lagi, maka densitas akan turun pula, tetapi
temperatur air tidak akan berubah. Spesifik heat air adalah 1/gram/ oC, suatu angka yang sangat
tinggi dibandingkan spesifik heat elemen elemen lain di alam, sehingga transfer panas dan kedalam
air tidak banyak menimbulkan perubahan temperatur. Kapasitas panas yang besar ini menyebabkan
efek stabilitas air badan air terhadap udara sekitarnya. Kondisi ini sangat penting untuk melindungi
kehidupan akuatik yang sangat sensitif terhadap gejolak suhu (Herlambang, 2006).

2.2 Pencemaran Air

Menurut PP No. 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air


didefinisikan sebagai : “Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahlukhidup, zat,
energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiaan manusia sehinggakualitas air turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagisesuai dengan peruntukannya”
(Pasal 1, angka 2). Definisi tersebut mencakup 3 aspek diuraikan sesuai makna pokoknya menjadi
3 (tiga) aspek, yaitu aspek kejadian, aspek penyebab atau pelaku dan aspek akibat (Setiawan, 2001,
dalam Warlina 2004).

Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat-zat atau komponen yang lainnya yang
menyebabkan kualitas air terganggu bahkan menurun. Pencemaran air bersumber dari beberapa hal
yaitu limbah pertanian, limbah rumah tangga, limbah industry dan penangkapan ikan yang tidak
dilakukan dengan semestinya. Akibat dari pencemaran air merusak ekosistem yang di dalam
maupun di luar kehidupan air terganggu. Pencemaran air juga dapat berdampak bagi kehidupan
manusia yang tidak pernah luput dari penggunaan air. Pencemaran air dapat diatasi dengan
berbagai cara baik dari diri sendiri maupun dari instansi pemerintahan (Damaianto dan Masduqi,
2004)

2.3 Parameter Pencemaran Air

Parameter biologi dijadikan salah satu parameter karena hampir semua limbah mengandung
berbagai macam mikroorganisme, air limbah rumah tangga mengandung lebih dari 106
individu/ml. Pengolahan limbah biologi, mikroorganisme dijaga dan dipelihara untuk degradasi
limbah dalam waktu tertentu. BOD (Biological Oxigen Demand) adalah banyaknya oksigen yang
dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan bahan pencemar dalam kondisi baku. COD (Chemical
Oxigen Demand) adalah kebutuhan bahan kimia yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan
pencemar yang ada dalam air. Limbah limbah yang mudah terurai perbandingan nilai BOD dan
COD adalah 1-1,5, tetapi untuk yang sulit terurai secara biologi perbandingannya adalah 2,5-5
(Kuswanto, dkk, 2015)
Parametera warna diamati karena estetika air sering dilihat dari warna, air yang jernih
transparan, segar dan tidak berbau merupakan indikator air bagus secara awam. Hal penting yang
membedakan antara air yang memiliki warna asli akibat material terlarut dan warna semu akibat
zat zat tersuspensi. Warna kuning alami pada air yang berasal dari pegunungan adalah berasal dari
asam asam organik yang tidak berbahaya bagi kesehatan dan warna ini disamakan dengan warna
tanin yang terdapat pada teh (Harmayani dan Konsukartha, 2007).

Parameter suhu berperan penting dalam penentuan karakter limbah, karena menyangkut
kecepatan reaksi dan pengaruhnya terhadap kelarutan suatu gas, bau, dan rasa. Beberapa jenis
bakteri populasinya dipengaruhi oleh suhu dari limbah dan organisme perairan sangat peka
terhadap perubahan suhu air. Pengukuran suhu dapat dipakai termometer khusus yang dapat
dipakai untuk variasi kedalaman (Agustiningsih, dkk, 2012).
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, 16 April 2017 pukul 14.00-16.30 WITA
denganpengambilan sampel air bertempat di Pasar Baru, Teluk Kendari dan Sungai sekitaran
POLDA Kendari dan dilanjutkan analisis sampel di Laboratorium Lanjut dan Laboratorium Unit
Taksonomi & Ekologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Halu Oleo, Kendari.

3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini yaitu untuk mengetahui bahan bahan dan
tingkat pencemar air pada daerah aliran sungai.

3.3 Alat dan Bahan Penelitian

A. Alat Penelitian

Alat yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada tabel 1.


No. Nama Alat Kegunaan
1 Thermometer Untuk mengukur suhu air
2 Handrefractometer Untuk menugukur salinitas air
3 Water multi parameter Untuk mengukur DO air
4 Pipet tetes Untuk mengambil sampel air
5 Botol gelap Sebagai wadah penyimpanan sampel air
6 Kaca objek Sebagai wadah untuk mengamati sampel air
dimikroskop
7 Mikroskop Untuk mengamati plankton
8 Kamera Untuk kegiatan dokumentasi
9 Alat tulis Untuk kegiatan tulis menulis
Tabel 1. Alat dan kegunaan

B. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada tabel 2.
No. Nama Bahan Kegunaan
1 Kertas pH Untuk mengukur pH air
2 Kertas label Sebagai penanda sampel
Tabel 2. Bahan dan kegunaan

3.4 Prosedur Kerja

Anda mungkin juga menyukai