PALKA
faktor dari penentu harga serta kualitas dan mutu dari suatu produk. Untuk
tangkapan. Penanganan ikan di atas kapal perlu diperhatikan dari awal sampai
memperoleh kualitas ikan serta mutu produk yang sesuai dengan standar yang
diinginkan (Tani et al., 2020). Penanganan ikan di atas kapal meliputi tindakan
para pekerja. Penggunaan alat pengolahan yang baik dan sesuai standar mutu
dapat meminimalisir kerusakan fisik, kimia, mikrobiologi dan biokimia serta akan
tangkapan di atas kapal yang utama adalah palka (Ismanto et al., 2013).
maupun tidak permanen (yang dapat di angkat dan diturunkan) dalam lambung
kapal. Dengan kata lain, palka merupakan sebuah ruang penyimpanan yang
menerapkan sistem pendinginan untuk menjaga mutu ikan yang ditangkap. Palka
ikan yang ditangkap, untuk menjaga kualitas ikan agar tetap higienis, sebagai
“ruang apung” apabila sekat dan penutup tertutup rapat, dan menjaga ikan-ikan
biologis, persyaratan biaya, serta persyaratan sanitasi dan higienis di atas kapal.
Ruang palka harus kedap air, tidak mudah terpengaruh panas dari luar sehingga
es yang ada di dalam palka tidak mudah mencair atau suhu yang rendah di
dalam palka tidak mudah berubah naik, selain itu juga apabila panas masuk, hal
tersebut dapat mempengaruhi segi kualitas serta mutu ikan tangkap dan harus
Jenis palka ikan di kapal menurut Astawan (2019), terdapat empat jenis,
yaitu palka berinsulasi, palka yang tidak berinsulasi, palka berinsulasi dengan
a. Palka berinsulasi
banyak ruang untuk keperluan lain dan pengurangan biaya pendinginan. Adanya
palka jenis ini akan dapat menghambat arus panas dari luar palka yang selalu
menerobos masuk ke dalam palka yang dingin. Dalam hal ini, palka seolah-olah
merupakan suatu selubung yang tidak dapat ditembus panas karena memiliki
dan lama operasinya hanya 1-2 hari. Palka ini digunakan karena ketersediaan
ruangan kapal yang sangat terbatas. Konsekuensi penggunaan palka kapal ini
adalah penggunaan es dalam jumlah yang cukup besar untuk menahan panas
yang akan menerobos masuk ke dalam palka. Apabila diinsulasi, ruangan palka
menjadi sempit dan daya muatnya menjadi terbatas. Resiko penggunaaan palka
yang tidak diinsulasi yakni diperlukannya es dalam jumlah lebih banyak sebagai
media pendingin. Es yang digunakan tersebut harus dapat menyerap panas yang
dikeluarkan oleh tubuh ikan dan panas yang masuk ke dalam palka.
Palka jenis ini banyak digunakan pada kapal yang berukuran besar dan
beroperasi selama 1 bulan atau lebih. Daya simpan ikan dalam palka ini lebih
diinsulasi dan direfrigerasi ini dapat meningkatkan perbandingan ikan dengan es.
Artinya es yang digunakan dalam wadah pendinginan lebih sedikit sehingga ikan
yang dimuat lebih banyak. Namun, investasi dan biaya operasionalnya menjadi
besar. Oleh sebab itu, pemakaian jenis palka ini harus benar-benar
kapal, jenis- jenis palka kapal dan persyaratan yang ideal dalam mendesain
konstruksi palka kapal serta cara-cara penyusunan ikan dalam palka kapal.
1. Amati palka pada kapal yang ada di Sendang Biru (palka tradisional dan
modern)
sebagai berikut:
palka tersebut
palka?
3.1 Pembahasan
tradisional yang terdapat pada kapal sekoci. Kapal- kapal nelayan yang terdapat
murah serta tidak memakan tempat yang luas, dibanding memakai palka
mekanik yang biayanya lebih besar serta memerlukan ruang mesin serta
penyimpanan yang luas, Bahan bawah dari pembuatan palka tradisional pada
kapal sekoci merupakan kayu yang berupa box dengan dilengkapi insulasi
Pemilik dari kapal sekoci yang kami amati bernama ibu Lis. Kapal
tersebut memiliki nama Berkah Alam. Bahan dasar yang digunakan dalam
pembuatan kapal ini yaitu kayu. Palka ini berukuran 2m × 1,5m dan terdapat 3
palka dalam kapal sekoci tersebut. Kapasitas dari palka tersebut yakni 1,5 ton.
Pada saat berlayar, ikan yang berada di dalam palka dapat bertahan berkisar 1
minggu. Lama rata-rata kapal Berkah Alam tergantung jenis ikan yang akan
ditangkap. Penindakan yang dicoba oleh nelayan kapal sekoci Berkah Alam saat
sebelum ikan dimasukkan ke dalam palka ialah dengan membuang insang ikan,
kemudian cuci bersih serta setelah itu dimasukkan ke dalam palka. Susunan
penyusun palka yang ada pada kapal sekoci Berkah Alam terdiri atas bagian luar
memakai papan, kemudian pada bagian dalam memakai styrofoam yang dilapisi
dengan seng ataupun spon. Tipe palka yang digunakan pada kapal sekoci
di kapal Bival Putra 05 yang memakai palka modern yang dilengkapi dengan
sebagian tipe kapal buat penangkapan ikan. Namun, tidak terdapat kapal besar
yang nampak di area Pelabuhan tersebut. Tipe palka modern yang terdapat pada
kapal Bival Putra 05 mempunyai total jumlah 4 palka yang bisa menaruh
tangkapan ikan. Ukuran serta kapasitas palka dalam kapal ini memiliki
perbedaan sebab menyesuaikan dengan wujud dari kapal Bival Putra 05 yang
Palka modern pada kapal Bival Putra 05 memakai metode ABF (Air Blast
Freezer) yang dimana ikan dibekukan terlebih dulu dengan hembusan hawa
yang dilewatkan pada pipa- pipa kemudian ditaruh pada bagian depan kapal.
Suhu yang biasa digunakan dalam ABF (Air Blast Freezing) yakni -40℃.
Refrigerant yang digunakan pada kapal ini merupakan CFC (Cloro Floure
membutuhkan biaya lumayan besar tetapi dalam proses perawatnya lebih murah
daripada memakai refrigerant amoniak. Fiber ialah bahan bawah yang digunakan
pada palka, dimana dalam segi ketahanannya yang bisa lebih lama buat
menahan temperatur rendah serta lebih tahan terhadap kebocoran. Daya tahan
dari palka modern kapal Bival Putra 05 kurang lebih merupakan 15 hari. Daya
tahan dari palka modern ini jauh lebih lama dari palka tradisional sebab sudah
memakai refrigerasi mekanik.
3.2 Perbandingan
digunakan pada salah satu kapal di Sendang Biru termasuk dalam palka
atau tempat untuk penyimpanan ikan hasil tangkapan dan terletak pada lambung
kapal, yang nantinya ikan hasil penangkapan akan dibongkar di Zona Area
bertujuan untuk mendinginkan dan mengawetkan ikan agar tetap segar. Di dalam
Sehingga seluruh permukaan tubuh ikan tertutup oleh es. Namun nelayan-
dan perlakuan pada ikan saat berada di atas kapal. Hal ini disebabkan karena
kearifan lokal di daerah setempat. Oleh sebab itu para nelayan tradisional harus
perlakuan pada ikan yang baik. Sehingga palka tradisional tempat penampung
ikan tidak menimbulkan cacat, kuat terhadap guncangan dan benturan, tidak
mengandung racun serta tidak menimbulkan bau, tidak merubah rasa dan warna
pada kebersihan, perlakuan pada ikan dan insulasi yang digunakan saat
panas dari luar kompartemen palka. Pada penelitian ini, pengrajin kapal ikan
tradisional merancang palka dengan insulasi material polyurethane. Polyurethane
termal yang lebih rendah, mudah dalam pemasangan. Namun seperti pada
palka tradisional kapal Sendang Biru yang hanya menggunakan styrofoam, palka
dimana pada insulasi mengandung gas yang merupakan penghantar kalor yang
paling buruk. Oleh sebab itu, pemilihan jenis material ini sebagai insulasi
merupakan pilihan yang terbaik. Namun sebaik apapun material insulasi pada
palka, jika kebersihan dan penanganan ikan tidak sesuai maka akan
digunakan pada salah satu kapal di Sendang Biru adalah palka modern. Palka
modern merupakan tempat penampungan ikan yang sudah lebih maju dari palka
palka. Air pendingin pada mesin pendingin dapat berupa ammonia atau freon
yang akan dialirkan ke pipa-pipa yang ada di palka tempat penampungan ikan.
perlakuan juga harus diperhatikan, agar ikan hasil penangkapan dalam keadaan
segar. Oleh sebab itu setelah ikan dibongkar dari palka, palka harus dibersihkan
berpengaruh pada ikan sehingga meyebabkan permasalahan yang biasa terjadi yaitu
menurunnya kualitas ikan. Palka modren diberi lubang sirkulasi sehingga air laut dapat
bersirkulasi secara alami. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan metode
berbasis simulasi CFD (Computional Fluid Dynamic) dengan membuat model lambung
dan palka kapal. Kemudian dilakukan variasi pelubangan pada palka. Berdasarkan hasil
analisa data dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa aliran yang terjadi di dalam
palka adalah aliran turbulen. Kecepatan arus di dalam palka pada semua variasi
pelubangan berkisar antara 0,05 m/s – 0,33 m/s. Hambatan kapal terkecil yang dihasilkan
yaitu sebesar 26,1 kN. Volume ruang palka semakin kecil akibat pelubangan, yaitu
sebesar 22,9 m3. Ruang palka tersebut dapat diisi ikan kerapu sebanyak 2,08 ton.
Sehingga baik menggunakan sirkulasi air laut, freon, maupun amonnia di mesin
pendingin pada palka modern, ketiganya termasuk media yang baik untuk pengawetan
ikan. Namun, kebersihan pada penanganan ikan di atas kapal merupakan hal yang penting
agar tetap higienis, sebagai “ruang apung” apabila sekat dan penutup
kerusakan.
Palka modern pada kapal Bival Putra 05 memakai metode ABF (Air
pada bagian depan kapal. Refrigerant yang digunakan pada kapal ini
4.2 Saran
banyak sehingga praktikan dapat lebih leluasa mengambil data dan informasi
yang diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, W., Iskandar, B. H., Murdiyanto, B., & Baskoro, M. S. (2014). Efisiensi
Perubahan Kerapatan Material Polyurethane Terhadap Laju Penetrasi
Panas Pada Palka Kapal Ikan Tradisional. Jurnal Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi Kelautan, 11(2), 93-98.
Furkanudin, F. (2014). Desain Palka Kapal Ikan Yang Efisien Guna Melayani
Kebutuhan Pelayaran Di Daerah Zona Ekonomi Eksklusif. Jurnal Teknik
Perkapalan. 2(2), 1-10.
Tani, V., Rasdam, R., & Siahaan, I. C. M. (2020). Teknik Penanganan Ikan Hasil
Tangkapan Di Atas Kapal Purse Seine Pada Km. Asia Jaya Ar 03 Juwana
Pati Jawa Tengah. Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan.
15(1): 63-73.