“LARUTAN”
“2 OKTOBER 2019”
Penyusun :
Dosen :
Asisten Dosen :
LABORATORIUM FARMASI
UNIVERSITAS PAKUAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Larutan atau solutio adalah sediaan cair yang mengandung satu zat aktif
atau lebih yang terlarut didalamnya, biasanya menggunakan air sebagai
pelarut. Perbedaan potio dan larutan (solutio) adalah potio merupakan sediaan
cair untuk konsumsi obat secara oral, sedangkan larutan (solutio) merupakan
sediaan cair yang bisa digunakan secara oral, topikan, parenteral dan
sebagainya (van duin , 1991)
Sirup adalah salah satu bentuk sediaan cair yang dalam dunia farmasi yang
dikenal luas oleh masyarakat. Saat ini, banyak sediaan sirup yang beredar di
pasaran dari berbagai macam merk, baik yang generic maupun yang
paten.Biasanya, orang-orang mengunakan sediaan sirup karena disamping
mudah penggunaannya, sirup juga mempunyai rasa yang manis dan aroma
yang harum serta warna yang menarik sehingga disukai oleh berbagai
kalangan, terutama anak-anak dan orang yang susah menelan obat dalam
bentuk sediaan oral lainnya. Secara umum sirup merupakan larutan pekat dari
gula yang ditambah obat atau zat pewangi dan merupakan larutan jernih
berasa manis. Sirup adalah sediaan cair kental yang minimal mengandung
50% sakarosa (British Pharmacopea, 2009).
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia yang terlarut,
sebagai pelarut digunakan air suling kecuali dinyatakan lain. Larutan terjadi
apabila suatu zat padat bersinggungan dengan suatu cairan, maka zat padat
tadi terbagi secara molecular dalam cairan tersebut, (Syamsuni, 2006)
1. Tidak dapat di buat untuk senyawa obat yang tidak stabil dalam air.
2. Bagi obat yang rasanya pahit atau baunya tidak enak sukar di tutupi.
3. Tidak praktis.
4. Takaran penggunaan obat tidak dalam dosis terbagi, kecuali sediaan
dosis tunggl, dan harus menggunakan alat khusus.
5. Air merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri dan
merupakan katalis reaksi.
6. Pemberian obat harus menggunakan alat khusus atau oleh orang
khusus (sediaan parenteral).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Larutan ( Voigt, 1994 )
Komponen Sirup
Pemanis
Pemanis berungsi untuk memperbaiki rasa dari sediaan. Dilihat
dari kalori yang dihasilkan dibagi menjadi pemanis berkalori tinggi
dan pemanis berkalori rendah. Adapun pemanis berkalori tinggi
misalnya sorbitol, sakarin dan sukrosa sdangkan yang berkalori rendah
seperti laktosa.
Pengawet antimikroba
Digunakan untuk menjaga kestabilan obat dalam penyimpanan
agar dapat bertahan lebih lama dan tidak ditumbuhi oleh mikroba atau
jamur.
Perasa dan Pengaroma
Hampir semua sirup disedapkan dengan pemberi rasa buatan atau
bahan-bahan yang berasal dari alam untuk membuat sirup mempunyai
rasa yang enak. Karena sirup adalah sediaan cair, pemberi rasa ini
harus mempunyai kelarutan dalam air yang cukup. Pengaroma
ditambahkan ke dalam sirup untuk memberikan aroma yang enak dan
wangi. Pemberian pengaroma ini harus sesuai dengan rasa sediaan
sirup, misalkan sirup dengan rasa jeruk diberi aroma citrus.
Pewarna
Pewarna yang digunakan umumnya larut dalam air dan tidak
bereaksi dengan komponen lain dalam sirup dan warnanya stabil
dalam kisaran pH selama penyimpanan. Penampilan keseluruhan dari
sediaan cair terutama tergantung pada warna dan kejernihan. Pemilihan
warna biasanya dibuat konsisen dengan rasa. Juga banyak sediaan
sirup, terutama yang dibuat dalam perdagangan mengandung pelarut-
pelarut khusus, pembantu kelarutan, pengental dan stabilisator.
Stabilitas Kimia
a. Identifikasi
b. Penetapan Kadar
Stabilitas Fisika
Stabilitas fisika adalah tidak terjadinya perubahan sifat fisik dari suatu
produk selama waktu penyimpanan. Stabilitas fisika pada sediaan sirup
dilakukan untuk mempertahankan keutuhan fisik meliputi perubahan
warna, perubahan rasa, perubahan bau, perubahan tekstur atau penampilan.
Stabilitas Farmakologi
Stabilitas farmakologi pada sediaan sirup dilakukan untuk menjamin
identitas, kekuatan, kemurnian,dan parameter kualitas lainnya dalam kurun
waktu tertentu sehingga efek terapi tidak berubah selarna usia guna
sediaan sirup.
Uji stabilitas farmakologi sediaan sirup :
a. Pemerian : warna, bau, rasa
b. Identifikasi
c. Penetapan Kadar
Stabilitas Toksikologi
Stabilitas toksikologi sediaan sirup dilakukan untuk menguji
kemampuan suatu produk untuk bertahan dalam batas yang ditetapkan
sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan, sifat dan
karakteristiknya sarna dengan yang dimilikinya pada saat dibuat
sehigga tidak terjadi peningkatan bermakna dalam toksisitas selama usia
guna.
Uji stabilitas farmakologi sediaan sirup :
a. Pemerian : warna, bau, rasa
b. Identifikasi
c. Penetapan Kadar
BAB II
DATA PREFORMULASI
1. ANTALGIN
Nama lain : Methampiron
Rumus kimia : C13H16N3NaO4S.H2O
Pemerian : Serbuk hablur, putih sampai kuning
Kelarutan : kelarutannya 1:1.5 dalam air, 1:30 dalam alcohol, sedikit
larut dalam kloroform dan tidak larut dalam eter.
BM : 351,37
Titik lebur : 172 oC
Penyimpana : pada suhu kamar (25 o - 30 oC ) dan tempat kering ,
terlindung dari cahaya
Efek samping :
Khasiat : Analgetik kuat
2. GLYCEROL
Nama lain : gliserin, gliserol
Rumus kimia : C3H8O3
Pemerian : cairan seperti sirup, jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
manis diikuti rasa hangat, higroskopik. Jika disimpan beberapa lama pada
suhu rendah dapat memadat membentuk massa hablur tidak berwarna
yang tidak melebur hingga suhu mencapai lebih kurang 20o
Kelarutan : dapat campur dengan air, dan dengan etanol (95%) P,
praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam minyak
lemak.
BM : 92,10
Khasiat : zat tambahan
3. SUKROSA
Nama lain : sucrosum, sakarosa
Rumus kimia : C12H22O11
Pemerian : hablur putih atau tidak berwarna, massa hablur atau
berbentuk kubus, atau serbuk hablur putih, rasa manis, stabil di udara.
Larutannya netral terhadap lakmus.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air
mendidih, sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform dan dalam
eter.
BM : 342,30
Khasiat : pemanis
4. NA. BENZOATE
Pemerian : serbuk hablur , putih, tidak berbau
Kelarutan : pada 25 bagian etanol (95%), 1 bagian dalam sebagian
etanol (90%), 1 bagian dalam 1,8 bagian air, 1 bagian 1,4 bagian air panas.
BM :
Khasiat :
5. PEG 6000 (POLIETILENGLIKOL)
Pemerian : serbuk licin, putih, tidak berwarna, tidak berbau
Kelarutan : mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) dan dalam
kloroform. Praktis tidak larut dalam eter.
BM :
Khasiat :
BAB III
METODE KERJA
3.1 ALAT DAN BAHAN
3.1.1 ALAT
a. Batang pengaduk e. Gelas ukur
b. Beaker glass f. Penangas air
c. Botol 150 ml g. Pipet
d. Erlemeyer h. Vial
3.1.2 BAHAN
a. Antalgin
b. Aquadest
c. Essence
d. Glycerin
e. Na. benzoate
f. Pewarna
g. Sukrosa
3.2 CARA KERJA
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Kalibrasi botol
3. Ditimbang semua bahan obat
4. Dimasukkan PEG 6000 di cawan uap sampai suhu 50o C ad mencair
5. Ditambahkan antalgin kedalam leburan PEG 6000 aduk ad homogeny
6. Ditambahkan gliserin aduk ad homogen (M1)
7. Dilarutkan sukrosa dengan air panas di dalam elemeyer ad larut
8. Dimasukkan kedalam beaker glass
9. Dimasukkan M1 kedalam beaker glass yang berisi larutan sukrosa
10. Aduk ad tercampur
11. Larutkan Na benzoate dengan air panas
12. Dimasukkan ke dalam beaker glass, aduk ad tercampur
13. Dimasukkan larutan kedalam botol 150 ml
14. Ditambahkan pewarna dan essence secukupnya. Aduk ad merata
warnanya
15. Ditambahkan aquadst ad batas kalibrasi
BAB IV
Gliserin 1% 1,5% 2%
Pewarna qs qs qs
Essence qs qs qs
4.1 FORMULA
4.2 PERHITUNGAN
Formula 1
250
Antalgin = x 150 ml = 7500 mg = 7,5 gr
5
5
PEG 6000 = x 150 ml = 7,5 gr
100
1
Gliserin = x 150 ml = 1,5 gr
100
15
Sukrosa = x 150 ml = 22,5 gr
100
0,15
Na Benzoat = x 150 ml = 0,225 gr
100
Formula 2
250
Antalgin = x 150 ml = 7500 mg = 7,5 gr
5
5
PEG 6000 = x 150 ml = 7,5 gr
100
1,5
Gliserin = x 150 ml = 2,25 gr
100
20
Sukrosa = x 150 ml = 30 gr
100
0,15
Na Benzoat = x 150 ml = 0,225 gr
100
Formula 3
250
Antalgin = x 150 ml = 7500 mg = 7,5 gr
5
5
PEG 6000 = x 150 ml = 7,5 gr
100
2
Gliserin = x 150 ml = 3 gr
100
30
Sukrosa = x 150 ml = 45 gr
100
0,15
Na Benzoat = x 150 ml = 0,225 gr
100
Pengujian Hari ke
1 2 3 4 5
Warna +++ +++ +++ +++ +++
Rasa ++ ++ ++ ++ ++
Bau +++ +++ +++ ++ ++
pH 7 7 7 7 7
Tinggi larutan 7,1 cm 7,1 cm 7,1 cm 7,1 cm 7,1 cm
Tinggi endapan - - - - -
Formula 2
Pengujian Hari ke
1 2 3 4 5
Warna +++ +++ +++ +++ +++
Rasa +++ ++ ++ ++ ++
Bau +++ +++ +++ ++ ++
pH 6 7 7 8 8
Tinggi larutan 7,1 cm 7,1 cm 7,1 cm 7,1 cm 7,1 cm
Tinggi endapan - - - - -
Formula 3
Pengujian Hari ke
1 2 3 4 5
Warna +++ +++ +++ +++ +++
Rasa +++ +++ +++ ++ ++
Bau +++ +++ +++ ++ ++
pH 6 6 6 7 8
Tinggi larutan 7,1 cm 7,1 cm 7,1 cm 7,1 cm 7,1 cm
Tinggi endapan - - - - -
Suhu Panas
Formula 1
Pengujian Hari ke
1 2 3 4 5
Warna +++ +++ +++ +++ +++
Rasa +++ +++ +++ ++ ++
Bau +++ +++ +++ +++ +++
pH 6 6 6 6 6
Tinggi larutan 2,3 cm 2,3 cm 2,3 cm 2,3 cm 2,3 cm
Tinggi endapan - - - - -
Formula 2
Pengujian Hari ke
1 2 3 4 5
Warna +++ +++ +++ +++ +++
Rasa +++ +++ +++ +++ +++
Bau ++ +++ +++ ++ ++
pH 6 6 6 6 7
Tinggi larutan 2,5 cm 2,5 cm 2,5 cm 2,5 cm 2,5 cm
Tinggi endapan - - - - -
Formula 3
Pengujian Hari ke
1 2 3 4 5
Warna +++ +++ +++ +++ +++
Rasa ++ ++ ++ ++ ++
Bau ++ ++ ++ ++ ++
pH 6 6 6 6 6
Tinggi larutan 2,8 cm 2,8 cm 2,8 cm 2,8 cm 2,8 cm
Tinggi endapan - - - - -
Suhu Dingin
Formula 1
Pengujian Hari ke
1 2 3 4 5
Warna +++ +++ +++ +++ +++
Rasa +++ +++ +++ +++ +++
Bau +++ +++ +++ ++ ++
pH 6 6 6 6 6
Tinggi larutan 2,6 cm 2,6 cm 2,6 cm 2,6 cm 2,6 cm
Tinggi endapan - - - - -
Formula 2
Pengujian Hari ke
1 2 3 4 5
Warna +++ +++ +++ +++ +++
Rasa ++ ++ ++ ++ ++
Bau +++ +++ +++ +++ ++
pH 6 6 6 6 7
Tinggi larutan 2,6 cm 2,6 cm 2,6 cm 2,6 cm 2,6 cm
Tinggi endapan - - - - -
Formula 3
Pengujian Hari ke
1 2 3 4 5
Warna +++ +++ +++ +++ +++
Rasa ++ ++ ++ ++ ++
Bau +++ +++ +++ +++ +++
pH 6 6 6 6 7
Tinggi larutan 2,6 cm 2,6 cm 2,6 cm 2,6 cm 2,6 cm
Tinggi endapan - - - - -
Freez thaw
Formula 1
Pengujian Siklus
1 2 3
Warna +++ +++ +++
Rasa +++ ++ ++
Bau +++ +++ +++
pH 6 6 7
Tinggi larutan 1-2 cm 1-2 cm 1-2 cm
Tinggi es batu 3 cm 3 cm 4 cm
Tinggi - - -
endapan
Formula 2
Pengujian Siklus
1 2 3
Warna +++ +++ +++
Bau +++ +++ ++
Rasa +++ +++ ++
pH 6 7 7
Tinggi larutan 1-2 cm 1-2 cm 1-2 cm
Tinggi es batu 3 cm 3 cm 4 cm
Tinggi - - -
endapan
Formula 3
Pengujian Siklus
1 2 3
Warna +++ +++ +++
Rasa +++ ++ ++
Bau +++ +++ ++
pH 6 7 7
Tinggi larutan 1-2 cm 1-2 cm 1-2 cm
Tinggi es batu 3 cm 3 cm 4 cm
Tinggi - - -
endapan
Keterangan :
+++ : Sangat baik
++ : Baik
+ : Cukup baik
Uji Viskositas Pada Sirup Larutan Sejati :
Hari Pertama
Cp % Torsi
Rpm
F1 F2 F3 F1 F2 F3
20 6 10 10 0,3% 0,5% 0,5%
50 8 14,4 16,8 0,4% 1,2% 2,1%
100 17,2 20 23,2 4,3% 5% 5,8%
Hari Terakhir
Cp % Torsi
Rpm
F1 F1
20 4 0,2%
50 6 0,3%
100 10 0,5%
4.4 Pembahasan
KESIMPULAN