Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI

(AKTIVITAS ENZIMATIS MIKROORGANISME)

Disusun oleh:

NAMA : LASINRANG ADITIA

NIM : 60300112034

KELAS : BIOLOGI A

KELOMPOK : II (Dua)

LABORATORIUM BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2014

@Copyright Lasinrang Aditia


LEMBAR PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Mikrobiologi dengan judul Aktivitas


Enzimatis Mikroorganisme yang disusun oleh:

Nama : Lasinrang Aditia


Nim : 60300112034
Kelas : Biologi A
Kelmpok : II (dua)

Telah diperiksa oleh Kordinator Asisten / Asisten dan dinyatakan diterima.

Samata-Gowa, Desember 2014

Kordinator Asisten Asisten

(Nabillah Purnawijaya) (Rahmania Sari)


6030111038 60300111056

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

(Eka Sukmawaty, S.Si, M.Si)

@Copyright Lasinrang Aditia


A. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengetahui
beberapa teknik uji aktivitas enzimatik mikroorganisme.
B. Dasar Teori
Identifikasi bakteri dapat dilakukan dengan menguji aktivitas
enzimatisnya. Enzim merupakan katalis dalam sistem biologi atau di sebut pula
dengan biokatalis. Katalis ini berfungsi untuk mempercepat laju reaksi kimia
dengan akhir dari reaksi kimia akan diperoleh kembali katalis tersebut. Uji
aktivitas enzimatis terbagi menjadi dua yaitu uji aktivitas eksoenzim dan uji
aktivitas endoenzim. Uji aktivitas eksoenzim terdiri dari uji amilolitik, proteolitik,
dan lipolitik sedangkan uji aktivitas endoenzim terdiri dari uji katalase dan
oksidase (Volk, 1988).
Aktivitas enzim disebut juga sebagai kinetik enzim. Kinetik enzim adalah
kemampuan enzim dalam membantu reaksi kimia. Kemampuan enzim ini dapat
dihitung dengan mengukur jumlah produk yang terbentuk, atau dengan
menghitung kurangnya substrat dalam satuan waktu tertentu. Selain itu, dapat juga
dihitung dengan peningkatan atau penurunan koenzim. Menghitung jumlah
substrat, produk, atau koenzim di laboratorium tidak mudah karena jumlahnya
yang sangat sedikit. Oleh karena itu, praktik menghitung aktivitas enzim adalah
dengan mengukur perubahan absorbans dalam satuan waktu, pH, dan suhu
tertentu sewaktu reaksi berjalan. Aktivitas enzim dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu suhu, pH, kadar substrat, kadar enzim, inhibitor, dan toksik enzim
(Pelczar, 1986).
Enzim memiliki aktivitas pengatur dan berperan sebagai pemacu atau
pengatur kecepatan reaksi metabolisme. Beberapa enzim pengatur, yang
dinamakan enzim alosterik, diatur kecepatannya oleh pengikat balik non kovalen
molekul modulator atau pengatur spesifik pada sisi alosterik atau sisi pengaturan.
Molekul modulator tersebut dapat merupakan substrat sendiri atau beberapa
senyawa antara metabolik lain. Golongan enzim pengatur yang lain terdiri dari

@Copyright Lasinrang Aditia


enzim- enzim yang diatur oleh modifikasi kovalen beberapa gugus fungsional
yang perlu bagi aktivitasnya. Beberapa enzim terdapat dalam bentuk ganda, yang
disebut isozim yang mempunyai sifat kinetika yang berbeda (Hadioetomo, 1993).
Amilolitik merupakan aktivitas bakteri dalam merombak pati dengan
bantuan enzim amilase. Enzim amilase adalah enzim yang mampu menghidrolisis
pati menjadi senyawa lebih sederhana seperti maltosa dan glukosa. Enzim ini
banyak digunakan untuk keperluan industri. Enzim ini dapat memecah atau
menghidrolisis pati, glikogen, dan turunan polisakarida dengan cara memecah
ikatan glikosidiknya. Enzim amilase dibedakan menjadi 3 golongan yaitu -
amilase yang di sebut juga endoamilase, -amilase yang di sebut juga
eksoamilase, dan glukoaminase (Rehm & Reed, 1987).
Aktivitas proteolitik menghasilkan zona jernih. Bakteri proteolitik adalah
bakteri yang memproduksi enzim protease ekstraseluler, yaitu enzim pemecah
protein yang diproduksi di dalam sel kemudian dilepaskan keluar dari sel. Semua
bakteri mempunyai enzim protease di dalam sel, tetapi tidak semua mempunyai
enzim protease ekstraseluler. Dekomposisi protein oleh mikroorganisme lebih
kompleks daripada pemecahan karbohidrat dan produk akhirnya juga lebih
bervariasi. Hal ini disebabkan struktur protein yang lebih kompleks.
Mikroorganisme melalui suatu sistem enzim yang kompleks, memecah protein
menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana (Durham, 1987).
C. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai
berikut:
Hari/tanggal : Kamis/ 11 November 2014
Waktu : 10.30-12.30 WITA
Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa

@Copyright Lasinrang Aditia


D. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu Biological Safety
Cabinet (BSC), inkubator, mikropipet, pipet ukur, gelas erlenmeyer, tabung
reaksi, cawan petri, bunsen, jarum inokulum, rak tabung reaksi, botol masker,
hand scoon, dan spidol.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu biakan bakteri
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus, media NA + pati, lugols iodin,
media NA + minyak, NA + susu skim, media TSIA (Triple Sugar Iron Agar),
aquadest, plastik, kertas aluminium foil, label, dan tissue.
E. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu sebagai berikut:
1. Uji Amilolitik
a. Menginokulasi nutrient agar yang mengandung pati (2 g/l) dengan E.coli
dan Staphylococcus sp.
b. Menginkubasi selama 48 jam pada suhu 37oC.
c. Setelah selesai diinkubasi, menetesi cawan dengan lugols iodine
secukupnya sehingga seluruh permukaan media terkena.
d. Hidrolisis zat pati terlihat sebagai zona jernih disekeliling koloni, sedangkan
hasil negative ditunjukkan warna koloni tetap biru hitam.
2. Uji Lipolitik
a. Menginokulasi media nutrient agar + minyak dengan E.coli dan
Staphylococcus sp.
b. Menginkubasi selama 48 jam pada suhu 37oC.
c. Reaksi positif ditandai oleh bercak-bercak kuning disekeliling koloni,
sedangkan reaksi negative ditandai oleh bercak-bercak yang tetap berwarna
merah.

@Copyright Lasinrang Aditia


3. Uji Proteolitik
a. Menginokulasi nutrient agar + susu skim dengan E.coli dan Staphylococcus
sp.
b. Menginkubasi selama 48 jam pada suhu 37oC.
c. Aktivitas proteolitik ditunjukkan oleh terbentuknya zona jernih disekeliling
koloni.
4. Uji Triple Sugar Iron Agar (TSIA)
a. Menginokulasi media TSIA dengan E.coli dan Staphylococcus sp.
b. Menginkubasi selama 48 jam pada suhu 37oC.
c. Interpretasikan hasil dengan melihat keterangan dibawah ini:
1) Slant dan butt merah (alkali) atau tidak terjadi perubahan warna.
2) Slant merah (alkali) sedangkan butt kuning (asam) dengan atau tanpa
produksi gas.
3) Slant dan butt kuning (asam) dengan atau tidaka danya gas.
4) Butt berwarna kehitaman.
5) Media pecah atau terangkat.
F. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:

Gambar
No Jenis Uji
E.coli Staphylococcus aureus

1. Uji amilolitik

Negatif (-) Positif (+)

@Copyright Lasinrang Aditia


2. Uji lipolitik

Positif (+) Positif (+)

3. Uji proteolitik

Ada koloni dan zona Ada koloni dan zona


bening bening

Uji Triple Sugar


4.
Iron Agar (TSIA)

Acid, acid, ada gas Alkali acid, ada gas


Slant kuning, Slant merah,
Butt kuning Butt kuning

G. Pembahasan
Mikroba memerlukan nutrisi untuk pertumbuhannya sama halnya dengan
mahluk hidup lainnya. Mikroba memiliki karakteristik dan ciri-ciri yang berbeda-
beda didalam persyaratan pertumbuhannya. Ada mikroba yang bisa hidup pada
media yang mengandung sulfur dan ada juga yang tidak mampu untuk hidup pada
media yang mengandung sulfur. Selain itu ada juga mikroba yang bisa
menghidrolisis pati menjadi glukosa, ada yang mampu menghidrolisis lipid
menjadi asam lemak dan ada juga yang mampu menghidrolisis protein menjadi
asam-asam amino. Untuk menghidrolisis polimer tersebut menjadi bentuk yang

@Copyright Lasinrang Aditia


sederhana, maka dibutuhkan bantuan enzim. Enzim juga yang digunakan berbeda-
beda ada yang khusus untuk polimer pati, polimer protein dan lipid.
Enzim merupakan katalis yang dapat mempercepat reaksi kimiawi yang
dihasilkan oleh sel dimana enzim dapat berfungsi. Ketika sel-sel otot
membutuhkan banyak energi pada saat olahraga, enzim dapat mempercepat
penguraian molekul gula (glukosa), melepaskan energi yang digunakan untuk
bekerja. Sebaliknya, pada saat istirahat, enzim-enzim mempercepat pembentukan
glukosa, yang dapat ditambahkan kedalam cadangan bahan bakar tubuh. Enzim
juga merupakan unit fungsional dari metabolisme sel. Enzim bekerja dengan
urutan yang teratur dan mengkatalisis ratusan reaksi dari reaksi yang sangat
sederhana seperti replikasi kromosom sampai reaksi yang sangat rumit, misalnya
reaksi yang menguraikan molekul nutrient, menyimpan dan mengubah energi
kimiawi. Masing-masing reaksi dikatalisis oleh sejenis enzim tertentu. Enzim
dapat mengenali berbagai isyarat metabolisme yang diterima. Melalui
aktivitasnya, enzim pengatur mengkoordinasi sistem enzim dengan baik, sehingga
menghasilkan hubungan harmonis diantara sejumlah aktivitas metabolis yang
berbeda.
1. Uji amilolitik
Dalam uji ini digunakan pati sebagai nutrisi mikroba tetapi terlebih
dahulu dihidrolisis dulu menjadi bentuk yang sederhana yakni glukosa dengan
bantuan enzim amilase. Enzim amilase memecahkan ikatan glikosidik dari pati
yang terletak di -1.4 rantai glukan pati dari sebelah dalam sehingga
menghasilkan glukosa terlarut yang dapat ditransfer masuk kedalam sel.
Indikator yang digunakan pada uji amilolitik ini adalah lugol iodin, dimana pati
akan bereaksi dengan lugol iodin membentuk kompleks berwarna biru hitam
yang terlihat pada media. Warna biru hitam tersebut terjadi apabila lugol iodin
masuk kedalam bagian kosong pada pati yang berbentuk spiral. Sehingga akan
terlihat sebagian zona jernih di sekitar koloni. Dengan adanya zona bening ini,
menunjukkan adanya aktivitas dari enzim amilase dalam proses menghidrolisis

@Copyright Lasinrang Aditia


pati. Namun pada hasil percobaan yang dilakukan pada biakan bakteri E. coli,
berbeda dengan pernyataan diatas karena hasil yang diperoleh negatif artinya
tidak ada zona bening yang mengelilingi koloni. Ini menandakan bahwa ada
kesalahan dalam melakukan perlakuan tersebut. Sedangkan pada biakan bakteri
Staphylococcus aureus bernilai positif artinya ada zona bening yang
mengelilingi koloni.
2. Uji lipolitik
Uji ini ditujukan untuk mengetahui kemampuan mikroba dalam
menghasilkan enzim lipase dari hasil metabolisme mikroba. Untuk
mendapatkan makanan atau nutrisi dari lipid, terlebih dahulu harus
menghidrolisis atau memotong-motong lipid tersebut menjadi bentuk
sederhana yakni gliserol dan asam lemak. Untuk memperoleh gliserol dan
asam lemak, maka dilakukan pemutusan ikatan ester yang terdapat didalam
lipid. Dalam perlakuan ini terdapat beberapa macam prosedur untuk
mengetahui aktivitas enzim lipase diantaranya adalah menggunakan media
Trybutirin agar, rodhaminer agar dan spiritblue agar.
Dengan adanya atau munculnya bercak-bercak kuning disekeliling
koloni, maka ada aktivitas enzim lipase pada media tersebut. Dan apabila
muncul bercak-bercak yang tetap berwarna merah berarti perlakuan negatif.
Pada hasil percobaan yang dilakukan semua biakan bernilai positif. Uji ini
menggunakan medium NA + minyak.
3. Uji proteolitik
Uji ini berfungsi untuk menentukan atau mengetahui kemampuan
organisme menghasilkan enzim protease. Seperti halnya yang telah dijelaskan
sebelumnya bahwa protein yang digunakan pada perlakuan ini adalah kasein
susu. Proses hidrolisis protein (kasein susu) secara bertahap akan menghasilkan
bentuk yang lebih sederhaan yakni asam-asam amino. Aktivitas proteolitik
dikatakan berhasil apabila ada terbentuk zona jernih atau bening disekitar
koloni. Hal ini sesuai dengan hasil yang diperoleh pada percobaan ini. Pada

@Copyright Lasinrang Aditia


percobaan ini juga pada medianya ada warna yang timbul yakni warna merah
muda. Dengan adanya perubahan dan terbentuknya zona bening di sekitar
koloni, maka perlakuan tersebut positif. Uji ini menggunakan medium NA +
susu skim.
4. Uji Triple Sugar Iron Agar (TSIA)
TSIA adalah uji yang dirancang untuk membedakan beberapa jenis
bakteri yang termasuk kelompok Enterobacteriaceae, yang bersifat gram
negatif dan memfermentasikan glukosa membentuk asam sehingga dapat
dibedakan dengan bakteri gram negatif intestinal lain. Perbedaan ini didasarkan
pada pola fermentasi karbohidrat dan produksi H2S pada tabung reaksi. Untuk
mengamati fermentasi karbohidrat, media TSIA mengandung laktosa dan
sukrosa dengan konsentrasi 1%, dan mengandung glukosa dengan konsentrasi
yang lebih rendah yaitu 0,1%. Konsentrasi ini akan berpengaruh terhadap
penggunaan karbohidrat dan keadaan asam yang terbentuk. Indikator pH
(Phenol Red) ditambahkan untuk menunjukkan adanya perubahan pH akibat
fermentasi karbohidrat. Perubahan warna menjadi kuning menandakan asam,
sedangkan warna menjadi lebih merah menendakan media menjadi basa.
Warna media mula-mula adalah merah-orange. Hasil percobaan menunjukkan
pada biakan E.coli bernilai acid, acid, ada gas Slant kuning, Butt kuning
sedangkan pada biakan Staphylococcus aureus Alkali acid, ada gas Slant
merah, Butt kuning yang berarti bersifat asam tanpa memproduksi gas, hanya
terjadi fermentasi glukosa sedangkan fermentasi laktosa dan sukrosa tidak
terjadi, sel ini lebih memilih untuk mendegradasi glukosa terlebih dahulu
karena glukosa adalah monosakarida yang dapat langsung masuk ke dalam
jalur metabolisme. Media mengandung glukosa sangat sedikit (lebih sedikit
dibanding laktosa dan sukrosa) sehingga jumlah asam pada permukaan hilang
secara cepat menjadi basa, karena pada mulanya bagian Slant telah menjadi
kuning tapi dalam waktu lebih dari 24 jam sel akan kehabisan glukosa dan
memilih untuk memanfaatkan protein sehinggah media menjadi merah.

@Copyright Lasinrang Aditia


H. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah bahwa aktivitas enzimatis
mikroba dapat dengan cara melakukan pengujian terhadap mikroba dengan
memberikan nutrisi polimer yang telah terhidrolisis menjadi bentuk yang lebih
sederhana. Beberapa uji yang dilakukan untuk mengetahui aktivitas enzim suatu
mikroba yaitu uji amilolitik, ujik lipolitik, uji proteolitik, dan uji TSIA. Hasil yang
didapatkan pada percobaan ini yaitu pada uji amilolitik untuk biakan bakteri
Staphylococcus aureus bernilai positif artinya ada zona bening yang mengelilingi
koloni, pada uji lipolitik kedua biakan bakteri bernilai positif karena adanya
bercak-bercak kuning pada sekeliling koloni, pada uji proteolitik pada kedua
biakan bernilai positif adanya perubahan koloni dan terbentuknya zona bening di
sekitar koloni, dan uji TSIA menunjukkan bahwa pada biakan E. Coli, slant dan
butt berwarna kuning dengan adanya gas, pada biakan Staphylococcus aureus,
slant berwarna merah (alkali) dan butt berwarna kuning dengan adanya gas.

DAFTAR PUSTAKA

Durham DR, DB Stewart, EJ Stellwag. Nover alkaline and heat stable serine
proteases from alkalophilic Bacillus sp. strain GX6638. Di dalam J.
Bacteriol. USA: Medline Press, 1987.
Hadioetomo RS. Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi. Jakarta:
Gramedia Pusaka Utama, 1993
Pelczar MJ, ECS Chan. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Imas T, penerjemah; Jakarta:
UI Press. Terjemahan dari: Elements of Microbiology, 1986.
Rehm HJ, G Reed. Biotechnology: Enzyme Technology. Jilid ke-8. Weinhaim:
VCH Verlags Gessel Schaff, 1987.
Volk S. 1988. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga.

@Copyright Lasinrang Aditia

Anda mungkin juga menyukai