Anda di halaman 1dari 20

Upaya Pencegahan Penyakit Menular

ade.heryana24@gmail.com
ade.heryana@alumni.ui.ac.id
Kelas Epidemiologi Penyakit Menular
Universitas Esa Unggul - Jakarta
Diagram Riwayat Alamiah Penyakit
Pencegahan Tingkat Dasar (Primordial Prevention)

• Selain pencegahan primer, sekunder dan tertier terdapat


pencegahan yang lebih awal yang disebut Primordial
Prevention yang pertama kali dikenalkan WHO (Nadjib
Bustan, 2012)
• Adalah usaha mencegah terjadinya risiko atau
mempertahankan keadaan risiko rendah dalam masyarakat
terhadap penyakit secara umum
• Upaya meliputi Pemantapan status kesehatan atau
underlying condition :
– Memelihara dan mempertahankan kebiasaan atau pola hidup
yang sudah ada dalam masyarakat, yang dapat mencegah
terjadinya risiko thd penyakit. Misal: memelihara kebiasaan
mencuci tangan sebelum makan;
– Mencegah timbulnya kebiasaan baru dalam masyarakat yang
menimbulkan risiko timbulnya berbagai penyakit; Misal: perilaku
seks bebas, merokok
• Pada periode Pre-patogenesis atau pada stage of susceptibility;
• Tujuan =
– Memutus mata rantai interaksi “Agent-Host-Environment”
– Mencegah dan menunda kejadian baru penyakit
• Tindakan =
– Modifikasi determinan/faktor risiko/kausa penyakit/Agent
– Promosi kesehatan (pendidikan kesehatan, gizi cukup sesuai perkembangan, konseling
pernikahan, medical check up, air bersih, dsb)
– Perlindungan khusus (imunisasi, PHBS, sanitasi lingkungan, K3, pencegahan kecelakaan umum,
nutrisi khusus, proteksi thd karsinogenik, menghindari zat-zat allergen, dsb)
• Pada periode Patogenesis;
• Tujuan =
– Deteksi dini penyakit dengan skrining dan pengobatan segera;
• Tindakan =
– Memperbaiki prognosis kasus (memperpendek durasi penyakit, dan
memperpanjang usia hidup);
– Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat, pembatasan
ketidakmampuan (disability)
• Pada periode Patogenesis;
• Tujuan =
– Mencegah semakin buruknya kondisi atau menetapnya disabilitas /defect/kerusakan struktural;
– Pengobatan, rehablitasi, pembatasan kecacatan
• Tindakan = rehabilitasi, meliputi:
– Penyediaan fasilitas pelatihan;
– Pendidikan/himbauan kepada masyarakat umum dan industri agar tetap mempekerjakan
mereka yang telah direhabilitasi;
– Penempatan kerja secara selektif;
– Terapi kerja (terapi okupasi) di RS;
– Penggunaan koloni yang terlidung.
Strategi Pencegahan Penyakit

• Taken before the development of Risk Factor


Pencegahan Primordial • Fase penyakit: kondisi yang mengarah penyebab penyakit
(primordial prevention) • Target: Populasi, Kelompok terseleksi

• Taken before the disease is established


Pencegahan Primer • Fase penyakit: faktor-faktor penyebab khusus
(primary prevention) • Target: Total populasi, kelompok terseleksi, individu sehat

• Taken after the disease is established


Pencegahan Sekunder • Fase penyakit: Tahap dini penyakit
(secondary prevention) • Target: pasien

• Taken to prevent complications


Pencegahan Tersier • Fase penyakit: penyakti tahap lanjut (pengobatan & rehabilitasi);
(tertiary prevention) • Target: pasien
Strategi Pencegahan dengan
Health Field Concept
(pada kasus Tuberkulosa Paru)

Tingkat Human Health


Environment Lifestyle
Pencegahan Biology Services

Diet, Hidup Penyuluhan,


Primer Sehat
Rumah sehat ?
vaksinasi BCG

Diet Rumah sehat,


Sekunder Suplements, penyuluhan ? OAT dan DOTS
Hidup sehat keluarga

Diet Monitor
Tersier Supplements
Rumah sehat ?
Kesehatan
Strategi Populasi vs Individu
Strategi Populasi
• Kelebihan
• Radikal, Potensi besar untuk seluruh populasi, Layak diterima (tingkah laku)
• Kelemahan
• Cocok untuk individu, memotivasi subyek, memotivasi dokter, ratio benefit-
risiko lebih baik

Strategi Individu
• Kelebihan
• Benefit untuk individu kecil, motivasi subyek rendah, motivasi dokter rendah,
rasio benefit-risiko rendah
• Kelemahan
• Sulit identifikasi individu risiko tinggi, efek sementara, efek terbatas, kurang
layak dari segi tingkah laku
UU No.82 tahun 2014
• Penanggulangan Penyakit Menular adalah
upaya kesehatan yang mengutamakan aspek
promotif dan preventif yang ditujukan untuk
– menurunkan dan menghilangkan angka kesakitan,
kecacatan, dan kematian,
– membatasi penularan, serta penyebaran penyakit
agar tidak meluas antar daerah maupun antar
negara serta berpotensi menimbulkan kejadian
luar biasa/wabah.
UU No.82 tahun 2014, pasal 6
• Pemerintah/Pemda dapat menetapkan program
penanggulangan penyakit menular sebagai
prioritas nasional/daerah, bila memenuhi kriteria:
– Penyakit endemis lokal;
– Penyakit menular potensial wabah;
– Fatalitas tinggi/angka kematian tinggi;
– Memiliki dampak sosial, ekonomi, politik,ketahanan
yang luas; dan/atau
– Menjadi sasaran reduksi, eliminasi, dan erasikasi
global
UU No.82 tahun 2014, pasal 8

Target program penanggulangan


penyakit menular
Eliminasi, Eradikasi,
Reduksi, upaya pengurangan
penyakit secara
upaya pembasmian
yang dilakukan secara
upaya pengurangan berkesinambungan di berkelanjutan melalui
angka kesakitan wilayah tertentu pemberantasan dan
dan/atau kematian sehingga angka eliminasi untuk
agar secara bertahap kesakitan dapat menghilangkan
menurun ditekan serendah penyakit secara
mungkin permanen
UU No.82 tahun 2014, pasal 10
UPAYA penanggulangan penyakit menular
Pencegahan Pengendalian Pemberantasan

• Memutus mata • Mengurangi • Meniadakan


rantai dan sumber atau
penularan, menghilangkan agen penularan
perlindungan faktor risiko baik secara
spesifik, penyakit fisik, kimiawi,
pengedalian dan/atau biologi
faktor risiko, gangguan
perbaikan gizi kesehatan
masyarakat dan
upaya lain.
UU No.82 tahun 2014, pasal 11
KEGIATAN penanggulangan penyakit menular
• Promosi kesehatan;
• Surveilans kesehatan;
• Pengendalian faktor risiko;
• Penemuan kasus;
• Penanganan kasus;
• Imunisasi;
• Pemberian obat pencegahan secara masal;
• Kegiatan lainnya
Pencegahan Difteria
• Penyuluhan kepada masyarakat terutama
kepada orang tua tentang bahaya Difteria;
• Imunisasi aktif dan massal kepada bayi dan
anak-anak dengan DT (Diphtheria Toxoid);
• Pada bayi (0-1 tahun), imunisasi diberikan 3
kali, dimulai dan diulangi lagi setelah umur 6-7
tahun, melalui program BIASA (Bulan
Imunisasi Anak Sekolah) di SD.
Pencegahan Pertusis
• Penyuluhan kepada masyarakat terutama orang
tua bayi tentang bahaya pertusis dan manfaat
imunisasi;
• Imunisasi dasar direkomendasikan adalah 3 dosis
vaksin;
• Vaksin biasanya dikombinasikan dengan Difteria
dan Tetanus yang diserap dalam garam
alumunium (vaksin jerab)
• Pada KLB, memberikan perlindungan kepada
petugas kesehatan dengan memberikan
Erythromycin selama 14 hari
Pencegahan Tetanus
• Imunisasi aktif dengan toksoid pada Wanita Usia
Subur (WUS) sebanyak 5 kali sebelum hamil, yang
akan memberikan perlindungan 25 tahun;
• Perawatan luka dengan pemberian Hidrogen
Peroksida (H2O2) untuk oksigenisasi luka di
jaringan tubuh;
• Persalinan yang bersih (Bersih tempat, alat, dan
tangan penolong persalinan) dengan perhatian
pada saat pemotongan tali pusat.
Thanks

Anda mungkin juga menyukai